BAB I
TUMBUKAN AKIBAT PANCARAN FLUIDA
1.1
Pendahuluan
Pada praktikum ini , dibahas mengenai tumbukan akibat pancaran fluida.
Fluida yang digunakan pada praktikum ini adalah air. Dengan alat pancaran yang
digerakkan oleh bangku hidrolik, air dipancarkan melalui nozzle dan kemudian
bertumbukan dengan piringan yang diletakkan di atasnya. Tumbukan tersebut akan
menimbulkan gaya dorong yang menyebabkan piringan bergerak ke atas.
Terjadinya gaya yang bekerja pada fluida disebabkan oleh gaya yang bekerja
pada fluida itu sendiri. Hukum-hukum dasar tentang gaya dapat dapat diterapkan
pada masalah-masalah fisik yang nyata dari aliran fluida. Gaya ini diakibatkan oleh
adanya momentum pada saat terjadinya tumbukan. Besarnya gaya bergantung pada
besarnya debit air yang memancar dari nozzle dan pada bentuk piringan, dalam
percobaan ini digunakan piringan cekung dan piringan datar.
Besarnya gaya pada percobaan ini dapat dihitung dengan memakai prinsipprinsip mekanika, yaitu:
a. Persamaan momentum
b. Keseimbangan momen
c. Persamaan gerak lurus beubah beraturan
Besarnya gaya pancaran dapat diperoleh dengan dua cara, yaitu:
a. Cara pengukuran
b. Cara perhitungan
Pada cara perhitungan , digunakan prinsip persamaan garis lurus dan
persamaan momentum untuk mencari gaya pancaran. Pada cara pengukuran, besar
PpPPFFDkfnisfainsai
gaya diperoleh dengan memakai prinsip kesetimbangan momen. Dari kedua cara
tersebut didapatkan perbandingan antara besarnya gaya yang diperoleh dengan cara
pengukuran dan perhitungan dan akan diperoleh nilai atau harga efisiensi untuk
piringan cekung dan piringan datar.
1.2 Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah :
1. Mengamati dan mempelajari pengaruh tumbukan pancaran fluida pada suatu
permukaan piringan yang dapat menghasilkan suatu energi mekanis.
2. Mengukur dan menghitung besarnya gaya yang diperoleh dari tumbukan pada
dua macam piringan yaitu plat datar dan plat cekung.
3. Mengamati hubungan antara besarnya debit yang keluar dengan gaya yang
ditimbulkan hasil perhitungan.
4. Menentukan besarnya efisiensi masing-masing piringan.
PpPPFFDkfnisfainsai
Data-data alat:
Diameter Nozzle
= 10
mm
= 78,5
mm2
= 0,610 kg
= 0,1525 m
= 37 mm
PpPPFFDkfnisfainsai
3L
BEBAN
AIR
=0
Wxgx 3 L=MxgxL
3 xW= xV
3 xW= xQxt
Q=
3 W m3
t s
Dengan :
W :massa beban ( kg )
M : Massa air ( kg )
t : Selang waktu ( s )
: massa jenis air ( kg/m3 )
PpPPFFDkfnisfainsai
Gg
Berlaku :
Kx G.g.L M alat
Kondisi kedua :
L
Air
Gambar 2.4 : Keadaan Jet Impact Setelah
Nozzle Dinyalakan
X
Gg
PpPPFFDkfnisfainsai
Berlaku :
MA 0
K .x F .L G.g.( L y ) M alat 0
G.g. y 0,610.g . y 4 g . y
0,1525
L
dengan :
K : Gaya pegas
F : Gaya yang terjadi
G : Massa yang terjadi
L : Jarak antara sendi dan piringan
g : percepatan gravitasi ( 9,8 m/s2 )
c. Menentukan Fperhitungan
Mencari kecepatan air yang keluar melalui Nozzle:
PpPPFFDkfnisfainsai
v=
Qm
A s
v o v 2 2 gs
2
v o v 2 2.(9,81).( 0,037)
2
v o v 2 0,687
dengan :
EK : energi kinetik
EP : energi potensial
v0 : Kecepatan ketika menumbuk piringan
v : Kecepatan pada saat dipancarkan nozzle
g : percepatan gravitasi
Di titik P pancaran air membelok terhadap sumbu vertikal
( membentuk sudut terhadap arah vertikal ). Sudut yang dibentuk besarnya
tergantung pada jenis piringan yang dipakai. Kecepatan air berubah menjadi
v1 cos . Jika dianggap bahwa dalam hai ini berlaku Hukum Kontinuitas
A v = tetap
PpPPFFDkfnisfainsai
Piringan
Vo
Vo
V
Gambar 1.5: Tumbukan Fluida Pada Piringan
= 900
Fd W .v0 (1 cos 90 0 )
Fd W .v0
180 0
Fd W .v 0 (1 cos 180 0 )
Fd 2.W .v0
Fpengukuran
Fperhitungan
Fpengukuran
W .v0
10
1. Data Percobaan
a. Piringan Datar
Percobaan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
t (s)
14,49
14,648
15,099
15,319
15,828
31,609
30,082
29,911
30,855
31,872
b. Piringan Cekung
PpPPFFDkfnisfainsai
W (kg)
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
5
5
5
5
5
y (mm)
66,5
66
68
65
67,5
67
67,5
67
67
65,5
Percoba
an
t (s)
14,9
96
14,7
97
15,5
51
15,6
84
14,1
44
30,6
33
30,3
87
30,0
56
29,4
61
30,0
96
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
W
(kg)
11
y (mm)
2,5
130,5
2,5
129
2,5
131,5
2,5
133,5
2,5
129,5
131,5
130
132
132
134
2. Contoh Perhitungan
Di bawah ini disajikan contoh perhitungan data untuk memperjelas
perhitungan sebelum perhitungan tabel disajikan.
a. Piringan Datar
Diketahui data percobaan satu adalah sebagai berikut:
W = 2,5 kg
air = 1000 kg/m3
g = 9,78 m/s2
t = 14,49 s
y = 66,5 mm
3W
3 x 2,5
m3
=
=0.00052
t 1000 x 14,49
s
v =12,75 x Q x 1000
12
kg
m3
m
s
Vo=
Pergitungan Fhitung
F hitung=W x vo
F hitung=Q x air x vo
F hitung=0,00052 x 1000 x 6,544=3.4 N
Perhitungan Fukur
F ukur=4 x g x y
F ukur=4 x 9.78 x 0,0665=2.601 N
Fukur
2,601
x 100
x 100
Fhitung
3,4
Pengukuran Debit
N
o
t (s)
W
(kg)
14.4
9
2.5
Q
(m3/s)
0.0005
2
PpPPFFDkfnisfainsai
= 76,5%
y
(m
m)
v
(m/s)
Vo
(m/
s)
F
hitu
ng
(N)
F
uku
r
(N)
(%)
66.5
6.599
6.54
4
3.38
7
2.60
1
76.5
14.6
48
15.0
3
99
15.3
4
19
15.8
5
28
31.6
6
09
30.0
7
82
29.9
8
11
30.8
9
55
1
31.8
0
72
RataRata
2
2.5
2.5
2.5
2.5
5
5
5
5
5
0.0005
1
0.0005
0
0.0004
9
0.0004
7
0.0004
7
0.0005
0
0.0005
0
0.0004
9
0.0004
7
13
66
6.528
68
6.333
65
6.242
67.5
6.042
67
6.050
67.5
6.358
67
6.394
67
6.198
65.5
6.001
6.47
2
6.27
6
6.18
4
5.98
1
5.99
0
6.30
0
6.33
7
6.14
0
5.94
0
3.31
4
3.11
7
3.02
8
2.83
4
2.84
3
3.14
2
3.17
8
2.98
5
2.79
5
2.58
2
2.66
0
2.54
3
2.64
1
2.62
1
2.64
1
2.62
1
2.62
1
2.56
2
77.91
1
85.33
7
83.98
9
93.17
2
92.20
4
84.05
4
82.47
7
87.81
6
91.66
2
85.51
2
b. Piringan Cekung
Diketahui data percobaan satu adalah sebagai berikut:
W = 2,5 kg
air = 1000 kg/m3
PpPPFFDkfnisfainsai
g = 9,78 m/s2
t = 14,996 s
y = 130,5 mm
kg
m3
m
s
Vo=
Pergitungan Fhitung
F hitung=W x 2 vo
F hitung=Q x air x 2 vo
Fukur
x 100
Fhitung
Pengukuran Debit
N
o
1
t (s)
14.996
W (kg)
2.5
Q (m3/s)
0.00050
5,105
x 100
6,318
y
(mm
)
v
(m/s)
130.
6.37
= 80,8%
Vo
(m/s)
6.320
v1
m/s
F
hitun
g (N)
F
ukur
(N)
(%)
6.321
5.105
80.76
5
2
14.797
2.5
0.00051
15.551
2.5
0.00048
15.684
2.5
0.00048
14.144
2.5
0.00053
30.633
0.00049
129
131.
5
133.
5
129.
5
131.
5
30.387
0.00049
130
30.056
0.00050
132
29.461
0.00051
132
10
30.096
0.00050
134
F vs W
Piringan Cekung
W=Q x
0.50013
337
0.50685
95
0.48228
41
0.47819
434
0.53026
018
0.48966
801
0.49363
215
0.49906
841
0.50914
769
0.49840
51
F
ukur
(N)
5.105
16
5.046
48
5.144
28
5.222
52
5.066
04
5.144
28
5.085
6
5.163
84
5.163
84
5.242
08
7
6.46
2
6.14
9
6.09
7
6.76
1
6.24
3
6.29
4
6.36
3
6.49
2
6.35
5
6.406
6.090
6.037
6.707
6.185
6.236
6.306
6.435
6.297
6.320
6.406
6.090
6.037
6.707
6.185
6.236
6.306
6.435
6.297
6.494
5.046
5.874
5.144
5.774
5.223
7.113
5.066
6.057
5.144
6.156
5.086
6.294
5.164
6.553
5.164
6.277
5.242
2
77.71
1
87.57
7
90.45
1
71.22
4
84.93
0
82.60
6
82.04
3
78.79
9
83.51
0
Rata2
81.96
Piringan Datar
W= Q
x
0.5175
98
0.5120
15
0.4967
22
0.4895
88
0.4738
44
0.4745
48
0.4986
37
0.5014
88
0.4861
45
0.4706
33
F ukur
(N)
2.60148
2.58192
2.66016
2.5428
2.6406
2.62104
2.6406
2.62104
2.62104
2.56236
F ukur vs F hitung
2.700
f(x) = 0.85x
R = 1
2.600
F ukur
F ukur (N)
Linear (F ukur (N))
2.500
2.400
2.000 2.500 3.000 3.500
F hitung
F vs W
2.7
2.65
f(x) = 5.3x
R = 1
2.6
2.55
2.5
2.45
0.46
0.47
0.48
0.49
0.5
0.51
Piringan Cekung
0.52
0.53
F ukur vs F hitung
5.300
f(x) = 0.81x
R = 1
5.250
5.200
5.150
F ukur 5.100
5.050
5.000
4.950
4.900
5.000
5.500
6.000
6.500
7.000
7.500
F hitung
F vs W
5.3
5.2
F 5.1
5
4.9
0.46
f(x) = 10.29x
R = 1
0.48
0.5
0.52
0.54
Dari table pun kita dapatkan nilai efisiensi yang berada dalam rata-rata 85% untuk
piringan datar dan 82% untuk piringan cekung. Hal ini dikarenakan, ada hal-hal yang
diabaikan dalam praktikum ini seperti diabaikannya gesekan udara serta hilangnya energy
yang terkonversi menjadi energy bunyi akibat tumbukan dengan piringan. Sedangkan
untuk piringan cekung, grafik Fukur dan Fhitung yang dihasilkan cenderung berbentuk
linear.
Grafik di atas menggambarkan hubungan antara Fukur dengan W piringan datar dengan
piringan cekung. Fukur adalah Nilai F yang dihasilkan jet impact yang dihitung dengan
pengukuran. Sementara W adalah volume air persatuan waktu yang didapat dengan mengalikan
Q dengan Masa jenisnya. Grafik piringan datar dan piringan cekung di atas membentuk
hubungan yang linear, semakin besar nilai w, semakin besar Fukur yang dihasilkan
d. Debit yang keluar memiliki hubungan dengan gaya yang didapat dari hasil
perhitungan. Semakin besar debit yang keluar maka semakin besar pula gaya pada
perhitungan.
1.8.2. Saran
Percobaan tumbukan akibat pancaran fluida ini membutuhkan alat dengan
ketelitian yang tinggi. Hal ini dikarenakan apabila ketelitian alatnya kurang maka, akan
menyebabkan kesalahan besar pada perhitungan.
1.9 Referensi
Panduan praktikum mekanika fluida
sipil.ft.unand.ac.id/laboratorium (diakses pada tanggal 10 November 2014
pukul 21.00)
Streeter, Victor L., E. Benjamin Wylie. Fluid Mechanics. 1985. Mc Graw Hill.
BAB II
ALIRAN MELALUI VENTURIMETER
2.1 Pendahuluan
Debit dan kecepatan aliran penting untuk diketahui besarnya dalam melakukan
penelitian fluida. Untuk itu, digunakan alat untuk mengukur debit cairan bernama
venturimeter, yang menggunakan pengaplikasian prinsip-prinsip Bernoulli dan kontinuitas
pada pipa tertutup. Dengan demikian, venturimeter adalah alat untuk mengukur debit fluida
yang melalui pipa tertutup.
Fluida mengalir dari ujung pipa yang berukuran sama. Fluida kemudian mengalir
melalui bidang kontraksi pada tenggorokan tersebut yang luas penampangnya lebih kecil
daripada pipa yang digunakan. Pengecilan luas penampang mengakibatkan kecepatan aliran
akan lebih besar daripada sebelumnya. Peningkatan kecepatan ini mengakibatkan perubahan
tekanan yang terjadi akibat perubahan laju air, sehingga dengan mengukur perubahan
tekanan, debit dapat dihitung. Tekanan meningkat sebanding dengan penurunan kecepatan.
2.2 Tujuan
1. Menentukan pengaruh perubahan penampang terhadap tinggi garis hidraulik pada
masing-masing manometer
2. Menentukan koefisien pengaliran pada alat venturimeter yang digunakan
2.4.2
Penurunan Rumus
Penampang pada bagian upstreamakan dinamakan a1, pada bagian leher disebut a2,
dan pada bagian selanjutnya (bagian ke-n) disebut an. Ketinggian atau head pada pembuluh
piezometer akan disebut h1, h2, hn. Dalam kasus ini diasumsikan tidak terjadi kehilangan
energi sepanjang pipa, dan kecepatan head piezometrik (h) konstan sepanjang bidang
tertentu.
Lalu dari persamaan Bernoulli dan hukum kontinuitas, akan dapat diperoleh
persamaan untuk menghitung debit (Q) dan koefisien pengaliran pada alat venturimeter (C)
Berdasarkan persamaan kontinuitas didapat :
A 1 v 1= A 2 v 2
v 1=v 2
A2
( 1 )
A1
Persamaan Bernoulli :
v 12 P 1
v2 P
+ + z1 = 2 + 2 + z2 (2)
2g
2g
Substitusi persamaan (1) ke dalam persamaan (2) :
( P1P2 ) v 22 v 12
=
2g
( P1P2 )
=
A
v v2 2
A1
2
2
( )
2g
( P1P2 )
=
[ ( )]
v 22 1
A2
A1
2g
( P1P2 )
pada venturimeter. Ketika venturimeter berada dalam keadaan horizontal, perbedaan ini
menunjukkan perbedaan tinggi pipa 1 dan pipa 2 pada venurimeter. Sehingga persamaan
tersebut dapat diubah menjadi:
2 g (h1h 2)=v 2
v 2=
[ ( )]
A
1 2
A1
2 g (h1h 2)
A2
A1
( )
Tetapi persamaan di atas hanya berlaku untuk keadaan ideal, sedangkan pada percobaan di
laboratorium akan didapat suatu kesalahan/ penyimpangan yang memerlukan suatu faktor
koreksi. Maka dari itu, didefinisikan suatu koefisien pengaliran yang disebut dengan C. C
adalah perbandingan antara debit aktual (pengukuran bangku hidraulik) dan debit yang
diukur melalui perbedaan tinggi tekan.
C=
Q
A 2 v2
C=
A2
2 g(h 1h2 )
1
A2
A1
( )
Q=C A 2
2 g( h1h2 )
1
A2
A1
( )
2.6.2
Q=
3W
t
Q=
32,5
m3
=0.000246
100030,5
s
D
A 1= x 1
2
( )
A 1= x
0,026
2
A 1=0,000 530929 m2
A 2= x
A 2= x
D2
2
( )
0,016
2
A 2=0,000 201062 m2
2.6.3
C=
A2
C=
2 g(h 1h2 )
1
A2
A1
( )
0.000246
0,000201062 29,81 (0.0250,0081)
201062
( 0,000
0,000 530929 )
C= 0.785215
Beb
an
(kg)
2.5
Kalibr
asi
(mm)
115
Wakt
u (s)
30.5
De
bit
Ketinggian (mm)
A
25
C
20
D
-
-81
E
-75
G
-
H
-
-8
K
0
L
5
0.0002
160
38.2
-30
-35
110
185
-35
-37
170
43.3
-10
-15
220
28.1
21
10
210
29
25
16
200
68
-7
220
58.9
16
90
107
15
10
10
215
46
33
21
11
140
75
22
15
12
210
65
-2
15
66
44
36
56
34
45
39
14
47
20
40
-120
115
-55
-55
-77
-75
111
103
105
110
-122
-114
-112
-120
-55
-164
-52
145
-80
-75
-110
-93
37
85
46
52
63
57
67
63
30
81
40
62
20
70
44
41
41
34
49
42
18
50
22
42
60
42
32
25
30
29
28
10
28
12
30
55
41
28
14
10
23
17
50
40
26
46
0.0001
96
4.05E05
0.0001
73
0.0002
67
0.0002
59
0.0002
21
0.0002
55
0.0001
4
0.0003
26
-46
-38
-20
-3
-8
20
-5
-18
-9
-8
-5
13
-1
-3
-5
25
0
15
0.0002
0.0002
31
-13
A (h1)
D
(h2)
Diameter
26.00
23.20
18.40
16.00
16.80
18.47
20.16
21.84
23.53
25.24
26.00
Debit
0.000246
0.000196
4.05E-05
0.000173
0.000267
0.000259
0.000221
0.000255
0.00014
0.000326
0.0002
0.000231
h1-h2
(mm)
c
0.106
0.09
0.02
0.067
0.143
0.139
0.112
0.136
0.07
0.197
0.102
0.117
0.785215
0.678955
0.297609
0.694568
0.733753
0.721936
0.686261
0.718583
0.549902
0.763292
0.650783
0.701819
Q vs C
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
c 0.4
0.3
0.2
0.1
0
H(mm)
10
11
12
-50
-100
-150
-200
Titik
A
Grafik ini berguna untuk melihat profil ketinggian air pada pipa pizometer di
suatu venturimeter. Dapat dilihat dari grafik, pada titik 1 dan 2, ketika melalui pipa
dengan diameter yang besar, kecepatan air di titik tersebut relatif kecil sehingga dengan
hukum bernoulli, tekanan di titik tersebut akan relatif besar yang menyebabkan
ketinggian air akan lebih tinggi. Sedangkan pada titik 3-6, ketika melalui pipa dengan
diameter yang lebih kecil maka kecepatan air akan membesar yang juga mengakibatkan
penurunan tekanan di titik tersebut sehingga ketinggian air pada piezometer akan
menjadi lebih rendah. Lalu pada titik 6-12, kecepatan air akan mengecil lagi saat
melewati pipa dengan diameter yang lebih besar, yang diikuti dengan kenaikan tekanan
dan menyebabkan ketinggian air pada piezometer lebih tinggi.
Pada keadaan ini berlaku persamaan Bernoulli. Ketika air memasuki pipa
venturimeter dengan diameter yang cukup besar, kecepatan air akan mengecil sehingga
terdapat kenaikan tekanan yang menyebabkan ketinggian air yang lebih tinggi. Begitu
pula sebaliknya, pada saat memasuki pipa dengan diameter yang kecil (kontraksi) maka
kecepatan air akan besar sehingga akan terdapat penurunan tekanan yang menyebabkan
ketinggian pada piezometer akan lebih rendah
Semakin besar diameter penampang suatu objek yang dilalui suatu fluida, maka
semakin kecil kecepatan aliran fluida pada penampang dan semakin tinggi
2.10 Referensi
Munson, Bruce R. 2002. Mekanika Fluida Jilid 2 Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga.
Streeter, Victor L., E. Benjamin Wylie. 1985. Fluids Mechanics. New York: McGraw
Hill.
Syahril.2011. Mekanika Fluida dan Hidraulika. Bandung: Penerbit ITB.