Anda di halaman 1dari 29

Laporan Praktikum Mekanika Fluida

BAB I
TUMBUKAN AKIBAT PANCARAN FLUIDA
1.1

Pendahuluan
Pada praktikum ini , dibahas mengenai tumbukan akibat pancaran fluida.

Fluida yang digunakan pada praktikum ini adalah air. Dengan alat pancaran yang
digerakkan oleh bangku hidrolik, air dipancarkan melalui nozzle dan kemudian
bertumbukan dengan piringan yang diletakkan di atasnya. Tumbukan tersebut akan
menimbulkan gaya dorong yang menyebabkan piringan bergerak ke atas.
Terjadinya gaya yang bekerja pada fluida disebabkan oleh gaya yang bekerja
pada fluida itu sendiri. Hukum-hukum dasar tentang gaya dapat dapat diterapkan
pada masalah-masalah fisik yang nyata dari aliran fluida. Gaya ini diakibatkan oleh
adanya momentum pada saat terjadinya tumbukan. Besarnya gaya bergantung pada
besarnya debit air yang memancar dari nozzle dan pada bentuk piringan, dalam
percobaan ini digunakan piringan cekung dan piringan datar.
Besarnya gaya pada percobaan ini dapat dihitung dengan memakai prinsipprinsip mekanika, yaitu:
a. Persamaan momentum
b. Keseimbangan momen
c. Persamaan gerak lurus beubah beraturan
Besarnya gaya pancaran dapat diperoleh dengan dua cara, yaitu:
a. Cara pengukuran
b. Cara perhitungan
Pada cara perhitungan , digunakan prinsip persamaan garis lurus dan
persamaan momentum untuk mencari gaya pancaran. Pada cara pengukuran, besar

PpPPFFDkfnisfainsai

Laporan Praktikum Mekanika Fluida

gaya diperoleh dengan memakai prinsip kesetimbangan momen. Dari kedua cara
tersebut didapatkan perbandingan antara besarnya gaya yang diperoleh dengan cara
pengukuran dan perhitungan dan akan diperoleh nilai atau harga efisiensi untuk
piringan cekung dan piringan datar.
1.2 Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah :
1. Mengamati dan mempelajari pengaruh tumbukan pancaran fluida pada suatu
permukaan piringan yang dapat menghasilkan suatu energi mekanis.
2. Mengukur dan menghitung besarnya gaya yang diperoleh dari tumbukan pada
dua macam piringan yaitu plat datar dan plat cekung.
3. Mengamati hubungan antara besarnya debit yang keluar dengan gaya yang
ditimbulkan hasil perhitungan.
4. Menentukan besarnya efisiensi masing-masing piringan.

1.3 Alat dan Gambar Praktikum


Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Bangku hidrolis dengan beban
2. Jet Impact Apparatus
3. Stop watch
4. Thermometer

PpPPFFDkfnisfainsai

Laporan Praktikum Mekanika Fluida

Data-data alat:

Diameter Nozzle

= 10

mm

Luas penampang nozzle

= 78,5

mm2

Massa beban pemberat

= 0,610 kg

Jarak as piringan ke engsel tuas

= 0,1525 m

Jarak nozzle ke piringan

= 37 mm

Gambar 2.1 Spesifikasi Jet Impact

1.4 Dasar Teori dan Penurunan Rumus

PpPPFFDkfnisfainsai

Laporan Praktikum Mekanika Fluida

a. Menentukan besarnya debit ( Q )


L

3L

BEBAN

AIR

Gambar 2.2: Bangku Hidraulik

=0

Wxgx 3 L=MxgxL

3 xW= xV

3 xW= xQxt

Q=

3 W m3
t s

Dengan :
W :massa beban ( kg )
M : Massa air ( kg )
t : Selang waktu ( s )
: massa jenis air ( kg/m3 )

PpPPFFDkfnisfainsai

Laporan Praktikum Mekanika Fluida

Q : debit air (m3/s )


b. Menentukan Fpengukuran
Kondisi pertama :

Gg

Berlaku :

Gambar 2.3 : Keadaan Awal Jet


Impact
MA 0

Kx G.g.L M alat

Kondisi kedua :
L

Air
Gambar 2.4 : Keadaan Jet Impact Setelah
Nozzle Dinyalakan

X
Gg

PpPPFFDkfnisfainsai

Laporan Praktikum Mekanika Fluida

Berlaku :

MA 0
K .x F .L G.g.( L y ) M alat 0

Dari kedua kondisi di atas diperoleh hubungan gaya sebagai berikut :

K .x G.g .L M alat K .x F .L G.g.( L y ) M alat

G.g. y 0,610.g . y 4 g . y

0,1525
L

dengan :
K : Gaya pegas
F : Gaya yang terjadi
G : Massa yang terjadi
L : Jarak antara sendi dan piringan
g : percepatan gravitasi ( 9,8 m/s2 )
c. Menentukan Fperhitungan
Mencari kecepatan air yang keluar melalui Nozzle:

PpPPFFDkfnisfainsai

Laporan Praktikum Mekanika Fluida

v=

Qm
A s

Hingga pada akhirnya

di P ( piringan ) kecepatan menjadi v0. Maka

berdasarkan Hukum Kekekalan Energi berlaku :


EK A EPA EK B EPB
1 mvo 2 0 1 mv 2 mgs
2
2
2
2
v o v 2 gs
2

v o v 2 2 gs
2

v o v 2 2.(9,81).( 0,037)
2

v o v 2 0,687

dengan :
EK : energi kinetik
EP : energi potensial
v0 : Kecepatan ketika menumbuk piringan
v : Kecepatan pada saat dipancarkan nozzle
g : percepatan gravitasi
Di titik P pancaran air membelok terhadap sumbu vertikal
( membentuk sudut terhadap arah vertikal ). Sudut yang dibentuk besarnya
tergantung pada jenis piringan yang dipakai. Kecepatan air berubah menjadi
v1 cos . Jika dianggap bahwa dalam hai ini berlaku Hukum Kontinuitas
A v = tetap

PpPPFFDkfnisfainsai

Laporan Praktikum Mekanika Fluida

dan A tetap maka v = v0


Berdasarkan Hukum Kekekalan Momentum maka :

Piringan

Vo
Vo

V
Gambar 1.5: Tumbukan Fluida Pada Piringan

Tumbukan fluida pada piringan


f dt m dv
Ft mv
m.(v 0 v )
m.(v 0 v 0 cos )
m.v 0 (1 cos )
m
v 0 (1 cos )
t
F W .v 0 (1 cos )
F

Untuk piringan datar diperoleh:


PpPPFFDkfnisfainsai

Laporan Praktikum Mekanika Fluida

= 900
Fd W .v0 (1 cos 90 0 )
Fd W .v0

Untuk piringan cekung diperoleh:

180 0
Fd W .v 0 (1 cos 180 0 )
Fd 2.W .v0

d. Menentukan Efisiensi pengukuran

Fpengukuran
Fperhitungan
Fpengukuran
W .v0

1.5 PROSEDUR PERCOBAAN


1. Kedudukan Jet Impact diatur supaya jalur pancaran tegak lurus terhadap
bidang datar permukaan
2. Piringan di pasang pada Jet Impact
3. Neraca pengukur gaya dikalibrasikan, dengan cara lengan neraca dibuat
menjadi dalam keadaan mendatar
4. Pompa dihidupkan
PpPPFFDkfnisfainsai

Laporan Praktikum Mekanika Fluida

10

5. Posisi pemberat digeser sampai lengan meraca seimbang.


6. Simpangan pemberat terhadap posisi semula (y) dicatat.
7. Debit air diukur.
8. Dilakukan percobaan yang sama untuk macam posisi pemberat lainnya.
9. Dengan percobaan yang sama, percobaan (langkah 2-8) dilakukan untuk
piringan cekung.
1.6 DATA DAN CONTOH PERHITUNGAN

1. Data Percobaan
a. Piringan Datar
Percobaan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

t (s)
14,49
14,648
15,099
15,319
15,828
31,609
30,082
29,911
30,855
31,872

b. Piringan Cekung

PpPPFFDkfnisfainsai

W (kg)
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
5
5
5
5
5

y (mm)
66,5
66
68
65
67,5
67
67,5
67
67
65,5

Laporan Praktikum Mekanika Fluida

Percoba
an

t (s)
14,9
96
14,7
97
15,5
51
15,6
84
14,1
44
30,6
33
30,3
87
30,0
56
29,4
61
30,0
96

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

W
(kg)

11

y (mm)

2,5

130,5

2,5

129

2,5

131,5

2,5

133,5

2,5

129,5

131,5

130

132

132

134

2. Contoh Perhitungan
Di bawah ini disajikan contoh perhitungan data untuk memperjelas
perhitungan sebelum perhitungan tabel disajikan.
a. Piringan Datar
Diketahui data percobaan satu adalah sebagai berikut:
W = 2,5 kg
air = 1000 kg/m3

g = 9,78 m/s2
t = 14,49 s
y = 66,5 mm

Perhitungan Debit Air


Q=

3W
3 x 2,5
m3
=
=0.00052
t 1000 x 14,49
s

Perhitungan kecepatan air (v) saat keluar dari nozzle


PpPPFFDkfnisfainsai

Laporan Praktikum Mekanika Fluida

v =12,75 x Q x 1000

12

kg
m3

v =12,75 x 0.00052 x 1000=6.599

m
s

Perhitungan kecepatan air (vo) saat menumbuk piringan


Vo= V 2 0,726
6.599 20,726

Vo=
Pergitungan Fhitung
F hitung=W x vo

F hitung=Q x air x vo
F hitung=0,00052 x 1000 x 6,544=3.4 N

Perhitungan Fukur
F ukur=4 x g x y
F ukur=4 x 9.78 x 0,0665=2.601 N

Perhitungan efisiensi () piringan datar

Fukur
2,601
x 100

x 100
Fhitung
3,4

Pengukuran Debit
N
o

t (s)

W
(kg)

14.4
9

2.5

Q
(m3/s)
0.0005
2

PpPPFFDkfnisfainsai

= 76,5%

y
(m
m)

v
(m/s)

Vo
(m/
s)

F
hitu
ng
(N)

F
uku
r
(N)

(%)

66.5

6.599

6.54
4

3.38
7

2.60
1

76.5

Laporan Praktikum Mekanika Fluida

14.6
48
15.0
3
99
15.3
4
19
15.8
5
28
31.6
6
09
30.0
7
82
29.9
8
11
30.8
9
55
1
31.8
0
72
RataRata
2

2.5
2.5
2.5
2.5
5
5
5
5
5

0.0005
1
0.0005
0
0.0004
9
0.0004
7
0.0004
7
0.0005
0
0.0005
0
0.0004
9
0.0004
7

13

66

6.528

68

6.333

65

6.242

67.5

6.042

67

6.050

67.5

6.358

67

6.394

67

6.198

65.5

6.001

6.47
2
6.27
6
6.18
4
5.98
1
5.99
0
6.30
0
6.33
7
6.14
0
5.94
0

3.31
4
3.11
7
3.02
8
2.83
4
2.84
3
3.14
2
3.17
8
2.98
5
2.79
5

2.58
2
2.66
0
2.54
3
2.64
1
2.62
1
2.64
1
2.62
1
2.62
1
2.56
2

77.91
1
85.33
7
83.98
9
93.17
2
92.20
4
84.05
4
82.47
7
87.81
6
91.66
2
85.51
2

b. Piringan Cekung
Diketahui data percobaan satu adalah sebagai berikut:
W = 2,5 kg
air = 1000 kg/m3

PpPPFFDkfnisfainsai

g = 9,78 m/s2
t = 14,996 s
y = 130,5 mm

Perhitungan Debit Air


3W
3 x 2,5
m3
Q=
=
=0.0005
t 1000 x 14,996
s
Perhitungan kecepatan air (v) saat keluar dari nozzle
v =12,75 x Q x 1000

kg
m3

v =12,75 x 0.0005 x 1000=6.375

m
s

Perhitungan kecepatan air (vo) saat menumbuk piringan


Vo= V 2 0,726
6.375 20,726

Vo=
Pergitungan Fhitung
F hitung=W x 2 vo
F hitung=Q x air x 2 vo

F hitung=0,0005 x 1000 x 2 x 6,318=6,318 N


Perhitungan Fukur
F ukur=4 x g x y
F ukur=4 x 9.78 x 0,1305=5.105 N
Perhitungan efisiensi () piringan cekung

Fukur
x 100
Fhitung

Pengukuran Debit
N
o
1

t (s)
14.996

W (kg)
2.5

Q (m3/s)
0.00050

5,105
x 100
6,318

y
(mm
)

v
(m/s)

130.

6.37

= 80,8%

Vo
(m/s)

6.320

v1
m/s

F
hitun
g (N)

F
ukur
(N)

(%)

6.321

5.105

80.76

5
2

14.797

2.5

0.00051

15.551

2.5

0.00048

15.684

2.5

0.00048

14.144

2.5

0.00053

30.633

0.00049

129
131.
5
133.
5
129.
5
131.
5

30.387

0.00049

130

30.056

0.00050

132

29.461

0.00051

132

10

30.096

0.00050

134

F vs W
Piringan Cekung

W=Q x

0.50013
337
0.50685
95
0.48228
41
0.47819
434
0.53026
018
0.48966
801
0.49363
215
0.49906
841
0.50914
769
0.49840
51

F
ukur
(N)
5.105
16
5.046
48
5.144
28
5.222
52
5.066
04
5.144
28
5.085
6
5.163
84
5.163
84
5.242
08

7
6.46
2
6.14
9
6.09
7
6.76
1
6.24
3
6.29
4
6.36
3
6.49
2
6.35
5

6.406
6.090
6.037
6.707
6.185
6.236
6.306
6.435
6.297

6.320
6.406
6.090
6.037
6.707
6.185
6.236
6.306
6.435
6.297

6.494

5.046

5.874

5.144

5.774

5.223

7.113

5.066

6.057

5.144

6.156

5.086

6.294

5.164

6.553

5.164

6.277

5.242

2
77.71
1
87.57
7
90.45
1
71.22
4
84.93
0
82.60
6
82.04
3
78.79
9
83.51
0

Rata2

81.96

Piringan Datar
W= Q
x
0.5175
98
0.5120
15
0.4967
22
0.4895
88
0.4738
44
0.4745
48
0.4986
37
0.5014
88
0.4861
45
0.4706
33

F ukur
(N)
2.60148
2.58192
2.66016
2.5428
2.6406
2.62104
2.6406
2.62104
2.62104
2.56236

1.7 GRAFIK DAN ANALISA


Piringan Datar

F ukur vs F hitung
2.700

f(x) = 0.85x
R = 1

2.600

F ukur

F ukur (N)
Linear (F ukur (N))

2.500
2.400
2.000 2.500 3.000 3.500

F hitung

Grafik 1.1 : F-ukur vs F-hitung Piringan Datar

F vs W
2.7
2.65

f(x) = 5.3x
R = 1

2.6

2.55
2.5
2.45
0.46

0.47

0.48

0.49

0.5

0.51

Grafik 1.2: F vs W Piringan Datar

Piringan Cekung

0.52

0.53

F ukur vs F hitung
5.300

f(x) = 0.81x
R = 1

5.250
5.200
5.150

F ukur 5.100
5.050
5.000
4.950
4.900
5.000

5.500

6.000

6.500

7.000

7.500

F hitung

Grafik 1.3: Grafik F-ukur vs F-hitung Piringan Cekung

F vs W
5.3
5.2
F 5.1
5
4.9
0.46

f(x) = 10.29x
R = 1

0.48

0.5

0.52

0.54

Grafik 1.4: F vs W Piringan Cekung

Grafik 1.1 Fukur VS Fhitung

menunjukkan hubungan antara F pengukuran

terhadap F perhitungan piringan datar sementara Grafik 1.2 menunjukkan hubungan F


pengukuran terhadap F perhitungan untuk piringan cekung.Pada kondisi idealnya besar F
hitung dan F ukur akan sama sehingga menghasilkan garis y=x serta efisiensinya pun
100%. Pada grafik Fukur vs Fhitung piringan datar, terlihat bahwa Fukur dan Fhitung
memiliki nilai sedikit berbeda.

Dari table pun kita dapatkan nilai efisiensi yang berada dalam rata-rata 85% untuk
piringan datar dan 82% untuk piringan cekung. Hal ini dikarenakan, ada hal-hal yang
diabaikan dalam praktikum ini seperti diabaikannya gesekan udara serta hilangnya energy
yang terkonversi menjadi energy bunyi akibat tumbukan dengan piringan. Sedangkan
untuk piringan cekung, grafik Fukur dan Fhitung yang dihasilkan cenderung berbentuk
linear.
Grafik di atas menggambarkan hubungan antara Fukur dengan W piringan datar dengan
piringan cekung. Fukur adalah Nilai F yang dihasilkan jet impact yang dihitung dengan
pengukuran. Sementara W adalah volume air persatuan waktu yang didapat dengan mengalikan
Q dengan Masa jenisnya. Grafik piringan datar dan piringan cekung di atas membentuk
hubungan yang linear, semakin besar nilai w, semakin besar Fukur yang dihasilkan

1.8 SIMPULAN DAN SARAN


1.8.1 Simpulan
a. Tumbukan pancaran fluida pada suatu piringan dapat menghasilkan suatu energi
mekanis yang terlihat dalam perubahan kecepatan yang terjadi sesaat meninggalkan
noozle dan saat menumbuk piringan.
b. Terdapat keterkaitan dengan F hitung untuk piringan datar dan F hitung piringan
cekung. F hitung piringan cekung sama dengan dua kali F hitung piringan datar.
c. Efisiensi piringan dapat dicari dengan membagi F ukur dengan F hitung lalu
dikalikan 100%. Dalam praktikum kali ini, didapat efisiensi rata-rata untuk piringan
datar 85.512% dan piringan cekung yakni 81.961%.

d. Debit yang keluar memiliki hubungan dengan gaya yang didapat dari hasil
perhitungan. Semakin besar debit yang keluar maka semakin besar pula gaya pada
perhitungan.

1.8.2. Saran
Percobaan tumbukan akibat pancaran fluida ini membutuhkan alat dengan
ketelitian yang tinggi. Hal ini dikarenakan apabila ketelitian alatnya kurang maka, akan
menyebabkan kesalahan besar pada perhitungan.
1.9 Referensi
Panduan praktikum mekanika fluida
sipil.ft.unand.ac.id/laboratorium (diakses pada tanggal 10 November 2014

pukul 21.00)
Streeter, Victor L., E. Benjamin Wylie. Fluid Mechanics. 1985. Mc Graw Hill.

BAB II
ALIRAN MELALUI VENTURIMETER
2.1 Pendahuluan
Debit dan kecepatan aliran penting untuk diketahui besarnya dalam melakukan
penelitian fluida. Untuk itu, digunakan alat untuk mengukur debit cairan bernama
venturimeter, yang menggunakan pengaplikasian prinsip-prinsip Bernoulli dan kontinuitas
pada pipa tertutup. Dengan demikian, venturimeter adalah alat untuk mengukur debit fluida
yang melalui pipa tertutup.
Fluida mengalir dari ujung pipa yang berukuran sama. Fluida kemudian mengalir
melalui bidang kontraksi pada tenggorokan tersebut yang luas penampangnya lebih kecil

daripada pipa yang digunakan. Pengecilan luas penampang mengakibatkan kecepatan aliran
akan lebih besar daripada sebelumnya. Peningkatan kecepatan ini mengakibatkan perubahan
tekanan yang terjadi akibat perubahan laju air, sehingga dengan mengukur perubahan
tekanan, debit dapat dihitung. Tekanan meningkat sebanding dengan penurunan kecepatan.
2.2 Tujuan
1. Menentukan pengaruh perubahan penampang terhadap tinggi garis hidraulik pada
masing-masing manometer
2. Menentukan koefisien pengaliran pada alat venturimeter yang digunakan

2.3 Alat-Alat Percobaan


a. Alat Venturimeter
b. Stopwatch
c. Bangku hidraulik
d. Beban counterweight pada bangku hidraulik
2.4 Dasar Teori dan Penurunan Rumus
2.4.1 Dasar Teori
Venturimeter menggunakan prinsip Bernoulli dan kontinuitas dengan mengandalkan
perbedaan luas penampang yang dapat mengakibatkan perbedaan kecepatan. Perbedaan luas
penampang dari diameter yang lebih besar menjadi lebih kecil kemudian membesar lagi
dilakukan seperlahan atau seideal mungkin untuk menghindari terjadinya kehilangan tinggi
tekan akibat ekspansi atau kontraksi tiba-tiba. Jika dipasang piezometer pada bagian-bagian
penampang yang berbeda-beda, akan terlihat perbedaan ketinggian sebagai wujud dari
perbedaan tekanan air yang melewati penampang.

2.4.2

Penurunan Rumus

Penampang pada bagian upstreamakan dinamakan a1, pada bagian leher disebut a2,
dan pada bagian selanjutnya (bagian ke-n) disebut an. Ketinggian atau head pada pembuluh
piezometer akan disebut h1, h2, hn. Dalam kasus ini diasumsikan tidak terjadi kehilangan
energi sepanjang pipa, dan kecepatan head piezometrik (h) konstan sepanjang bidang
tertentu.
Lalu dari persamaan Bernoulli dan hukum kontinuitas, akan dapat diperoleh
persamaan untuk menghitung debit (Q) dan koefisien pengaliran pada alat venturimeter (C)
Berdasarkan persamaan kontinuitas didapat :
A 1 v 1= A 2 v 2
v 1=v 2

A2
( 1 )
A1

Persamaan Bernoulli :
v 12 P 1
v2 P
+ + z1 = 2 + 2 + z2 (2)
2g
2g
Substitusi persamaan (1) ke dalam persamaan (2) :
( P1P2 ) v 22 v 12
=

2g
( P1P2 )
=

A
v v2 2
A1
2
2

( )
2g

( P1P2 )
=

[ ( )]

v 22 1

A2
A1

2g
( P1P2 )

Dapat diketahui bahwa

merupakan perbedaan tekanan antara pipa 1 dan pipa 2

pada venturimeter. Ketika venturimeter berada dalam keadaan horizontal, perbedaan ini
menunjukkan perbedaan tinggi pipa 1 dan pipa 2 pada venurimeter. Sehingga persamaan
tersebut dapat diubah menjadi:
2 g (h1h 2)=v 2

v 2=

[ ( )]
A
1 2
A1

2 g (h1h 2)
A2
A1

( )

Tetapi persamaan di atas hanya berlaku untuk keadaan ideal, sedangkan pada percobaan di
laboratorium akan didapat suatu kesalahan/ penyimpangan yang memerlukan suatu faktor
koreksi. Maka dari itu, didefinisikan suatu koefisien pengaliran yang disebut dengan C. C
adalah perbandingan antara debit aktual (pengukuran bangku hidraulik) dan debit yang
diukur melalui perbedaan tinggi tekan.
C=

Q
A 2 v2

C=
A2

2 g(h 1h2 )
1

A2
A1

( )

Jadi persamaan debit pada venturimeter adalah :

Q=C A 2

2 g( h1h2 )
1

A2
A1

( )

2.5 Prosedur Percobaan


1. Skala piezometer dikalibrasi dengan cara membuka kran kontrol aliran dan kran suplai
air beberapa saat, lalu ditutup perlahan-lahan sehingga terjadi peningkatan tekanan yang
menyebabkan air mengalir melalui pipa piezometer menunjukkan nilai yang sama.
Apabila belum mencapai muka air yang sama, maka digunakan katup udara yang
terdapat di atas piezometer.
2. Debit dialirkan pada bukaan yang menghasilkan perbedaan antara h 1 dan h2 (h1=
ketinggian air di pipa A, h2 = ketinggian air di pipa D)
3. Debit diukur berdasarkan prinsip bangku hidraulik
4. Skala piezometer dibaca untuk masing-masing pipa
5. Percobaan dilakukan 8 kali untuk 8 nilai debit yang berbeda-beda
2.6 Contoh Perhitungan
2.6.1 Perhitungan debit air

2.6.2

Q=

3W
t

Q=

32,5
m3
=0.000246
100030,5
s

Perhitungan luas penampang aliran

D
A 1= x 1
2

( )

A 1= x

0,026
2

A 1=0,000 530929 m2

A 2= x

A 2= x

D2
2

( )

0,016
2

A 2=0,000 201062 m2

2.6.3

Perhitungan koefisien pengaliran


Q

C=
A2

C=

2 g(h 1h2 )
1

A2
A1

( )

0.000246
0,000201062 29,81 (0.0250,0081)

201062
( 0,000
0,000 530929 )

C= 0.785215

2.7 Data Pengamatan


No
.

Beb
an
(kg)

2.5

Kalibr
asi
(mm)
115

Wakt
u (s)
30.5

De
bit

Ketinggian (mm)
A
25

C
20

D
-

-81

E
-75

G
-

H
-

-8

K
0

L
5

0.0002

160

38.2

-30

-35

110

185

-35

-37

170

43.3

-10

-15

220

28.1

21

10

210

29

25

16

200

68

-7

220

58.9

16

90

107

15

10

10

215

46

33

21

11

140

75

22

15

12

210

65

-2

15
66
44
36
56
34
45
39
14
47
20
40

-120

115

-55

-55

-77

-75
111
103
105
110

-122
-114
-112
-120
-55
-164

-52
145

-80

-75

-110

-93

37
85
46
52
63
57
67
63
30
81
40
62

20
70
44
41
41
34
49
42
18
50
22
42

60
42
32
25
30
29
28
10
28
12
30

55
41
28
14
10
23
17

50
40
26

46
0.0001
96
4.05E05
0.0001
73
0.0002
67
0.0002
59
0.0002
21
0.0002
55
0.0001
4
0.0003
26

-46
-38
-20

-3

-8
20

-5
-18

-9

-8

-5
13

-1

-3

-5
25

0
15

0.0002
0.0002
31

-13

Data alat : Venturimeter


No. Tabung
Piezometer

A (h1)

D
(h2)

Diameter

26.00

23.20

18.40

16.00

16.80

18.47

20.16

21.84

23.53

25.24

26.00

Debit
0.000246
0.000196
4.05E-05
0.000173
0.000267
0.000259
0.000221
0.000255
0.00014
0.000326
0.0002
0.000231

h1-h2

(mm)

2.8 Grafik dan Analisis

c
0.106
0.09
0.02
0.067
0.143
0.139
0.112
0.136
0.07
0.197
0.102
0.117

0.785215
0.678955
0.297609
0.694568
0.733753
0.721936
0.686261
0.718583
0.549902
0.763292
0.650783
0.701819

Grafik Debit terhadap nilai c

Q vs C
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5

c 0.4
0.3
0.2
0.1
0

Grafik tersebut menggambarkan hubungan antar debit pengaliran terhadap


konstanta pengaliran pada venturimeter yang digunakan. Idealnya nilai koefisien
aliran (C) pada suatu alat venturimeter haruslah memiliki nilai yang konstan di
setiap debit yang berbeda. Pada grafik, Dapat dilihat pada grafik kami C hampir
selalu konstan (dengan nilai berkisar di 0,7) pada debit yang berbeda. Hal ini
menunjukkan C merupakan sebuah tetapan yang tidak dipengaruhi oleh debit.
Dari grafik tersebut dapat dilihat koefisien pengaliran pada venturimeter yang
kami gunakan, yaitu berkisar antara 0,295 hingga 0,785 dengan relatif berada
pada nilai 0,7

Grafik Tinggi Bacaan Piezometer

Grafik Tinggi Bacaan Piezometer


50
0

H(mm)

10

11

12

-50
-100
-150
-200

Titik
A

Grafik ini berguna untuk melihat profil ketinggian air pada pipa pizometer di
suatu venturimeter. Dapat dilihat dari grafik, pada titik 1 dan 2, ketika melalui pipa
dengan diameter yang besar, kecepatan air di titik tersebut relatif kecil sehingga dengan
hukum bernoulli, tekanan di titik tersebut akan relatif besar yang menyebabkan
ketinggian air akan lebih tinggi. Sedangkan pada titik 3-6, ketika melalui pipa dengan
diameter yang lebih kecil maka kecepatan air akan membesar yang juga mengakibatkan
penurunan tekanan di titik tersebut sehingga ketinggian air pada piezometer akan
menjadi lebih rendah. Lalu pada titik 6-12, kecepatan air akan mengecil lagi saat
melewati pipa dengan diameter yang lebih besar, yang diikuti dengan kenaikan tekanan
dan menyebabkan ketinggian air pada piezometer lebih tinggi.
Pada keadaan ini berlaku persamaan Bernoulli. Ketika air memasuki pipa
venturimeter dengan diameter yang cukup besar, kecepatan air akan mengecil sehingga
terdapat kenaikan tekanan yang menyebabkan ketinggian air yang lebih tinggi. Begitu
pula sebaliknya, pada saat memasuki pipa dengan diameter yang kecil (kontraksi) maka
kecepatan air akan besar sehingga akan terdapat penurunan tekanan yang menyebabkan
ketinggian pada piezometer akan lebih rendah

2.9 Kesimpulan dan Saran


2.9.1 Kesimpulan

Semakin besar diameter penampang suatu objek yang dilalui suatu fluida, maka
semakin kecil kecepatan aliran fluida pada penampang dan semakin tinggi

bacaan piezometer yang disambungkan kepada penampang tersebut.


b C adalah koefisien pengaliran pada venturimeter yang merupakan bilangan tanpa
dimensi yang menyatakan perbandingan antara debit aktual dengan debit yang
dihitung melalui tinggi tekan. Nilai C yang kami dapat berkisar di antara 0,40,95. Pada percobaan, idealnya akan diperoleh nilai C yang relatif konstan pada
debit yang berbeda karena C konstan tersebut akan menjadi nilai koefisien
pengaliran dari alat venturimeter tersebut.
2.9.2 Saran
a Kalibrasikan alat venturimeter dengan baik untuk mendapatkan data yang akurat
b Lakukan percobaan dengan seteliti mungkin
c Sebaiknya dilakukan pengambilan data yang cukup banyak agar range data
d

menjadi lebar sehingga hasil yang diperoleh mendekati ideal.


Selalu pastikan tidak ada udara yang menganggu ketinggian air pada selang

2.10 Referensi
Munson, Bruce R. 2002. Mekanika Fluida Jilid 2 Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga.
Streeter, Victor L., E. Benjamin Wylie. 1985. Fluids Mechanics. New York: McGraw
Hill.
Syahril.2011. Mekanika Fluida dan Hidraulika. Bandung: Penerbit ITB.

Anda mungkin juga menyukai