PEMBAHASAN
1.1 Enegi panas matahari
Energi surya adalah energi yang berupa sinar dan panas dari matahari. Energi ini dapat
Teknologi energi surya secara umum dikategorikan menjadi dua kelompok, yakni teknologi
pemanfaatan pasif dan teknologi pemanfaatan aktif. Pengelompokan ini tergantung pada proses
penyerapan, pengubahan, dan penyaluran energi surya. Contoh pemanfaatan energi surya secara
aktif adalah penggunaan panel fotovoltaik dan panel penyerap panas. Contoh pemanfaatan energi
surya secara pasif meliputi mengarahkan bangunan ke arah matahari, memilih bangunan dengan
massa termal atau kemampuan dispersi cahaya yang baik, dan merancang ruangan dengan
Energi surya merupakan salah satu energi yang sedang giat dikembangkan saat ini oleh
pemerintah Indonesia karena sebagai negara tropis, Indonesia mempunyai potensi energi
surya yang cukup besar. Berdasarkan data penyinaran matahari yang dihimpun dari 18 lokasi
untuk kawasan barat dan timur Indonesia dengan distribusi penyinaran di Kawasan Barat
Indonesia (KBI) sekitar 4,5 kWh/m 2 /hari dengan variasi bulanan sekitar 10%; dan di
Kawasan Timur Indonesia (KTI) sekitar 5,1 kWh/m 2 /hari dengan variasi bulanan sekitar
9%. Dengan demikian, potesi penyinaran matahari rata-rata Indonesia sekitar 4,8 kWh/m 2 /hari
dengan variasi bulanan sekitar 9%.Matahari adalah sumber energi utama yang memancarkan
energi yang luar biasa besarnya ke permukaan bumi. Pada keadaan cuaca cerah, permukaan
bumi menerima sekitar 1000 watt energi matahari per-meter persegi. Kurang dari 30 %
digunakan untuk seluruh sirkulasi kerja yang terdapat di atas permukaan bumi, sebagaian
kecil 0,25 % ditampung angin, gelombang dan arus dan masih ada bagian yang sangat
akhirnya digunakan dalam proses pembentukan batu bara dan minyak bumi (bahan bakar
fosil, proses fotosintesis yang memakan jutaan tahun) yang saat ini digunakan secara ekstensif
dan eksploratif bukan hanya untuk bahan bakar tetapi juga untuk bahan pembuat plastik,
formika, bahan sintesis lainnya.Sehingga bisa dikatakan bahwa sumber segala energi adalah
energi surya. Energi surya sangat luar biasa karena tidak bersifat polutif, tidak dapat habis,
dapat dipercaya dan tidak membeli. Kejelekannya dari energi surya ini adalah sangat halus
dan tidak konstan. Arus energi surya yang rendah mengakibatkan dipakainya system dan
kolektor yang luas permukaannya besar untuk mengumpul dan mengkonsentrasikan energi itu.
Sistem kolektor ini berharga cukup mahal dan ada masalah lagi bahwa system-sistem di bumi
tidak dapat diharapkan akan menerima persediaan yang terus menerus dari energy surya. Hal
ini berarti diperlukan semacam system penyimpanan energi atau konversi lain diperlukan untuk
menyimpan energi pada malam hari serta pada saat cuaca mendung. Energi surya atau matahari
telah dimanfaatkan di banyak belahan dunia dan jika dieksplotasi dengan tepat, energi ini
berpotensi mampu menyediakan kebutuhan konsumsi energi dunia saat ini dalam waktu
yang lebih lama. Matahari dapat digunakan secara langsung untuk memproduksi listrik
atau untuk memanaskan bahkan untuk mendinginkan. Potensi masa depan energi surya hanya
Konektor panas adalah alat untuk menghantarkan energi panas matahari menjadi energi
listrik. Ada banyak cara untuk memanfaatkan energi dari matahari. Tumbuhan mengubah
sinar matahari menjadi energi kimia dengan menggunakan fotosintesis. Kita memanfaatkan
energi ini dengan memakan dan membakar kayu. Bagimanapun, istilah “tenaga surya”
mempunyai arti mengubah sinar matahari secara langsung menjadi panas atau energi
Rahasia dari proses ini adalah penggunaan bahan semi konduktor yang dapat disesuaikan
untuk melepas elektron, pertikel bermuatan negative yang membentuk dasar listrik.
Untuk memanfaatkan potensi energi surya tersebut, ada 2 (dua) macam teknologi yang sudah
diterapkan, yaitu:
Energi surya fotovoltaik digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik, pompa air, televisi,
Energi surya termal pada umumnya digunakan untuk memasak (kompor surya), mengeringkan
hasil pertanian (perkebunan, perikanan, kehutanan, tanaman pangan) dan memanaskan air.
A. Teknologi Energi Surya Fotovoltaik
Salah satu cara penyediaan energi listrik alternatif yang siap untuk diterapkan
secara masal pada saat ini adalah menggunakan suatu sistem teknologi yang diperkenalkan
sebagai Sistem Energi Surya Fotovoltaik (SESF) atau secara umum dikenal sebagai
merupakan istilah yang telah dibakukan oleh pemerintah yang digunakan untuk
mengidentifikasikan suatu sistem pembangkit energi yang memanfaatkan energi matahari dan
umumnya, SESF terkesan rumit, mahal dan sulit dioperasikan. Namun dari pengalaman
lebih dari 15 tahun operasional di beberapa kawasan di Indonesia, SESF merupakan suatu
sistem yang mudah didalam pengoperasiannya, handal, serta memerlukan biaya pemeliharaan
dan operasi yang rendah menjadikan SESF mampu bersaing dengan teknologi
konvensional pada sebagian besar kondisi wilayah Indonesia yang terdiri atas pulau - pulau
kecil yang tidak terjangkau oleh jaringan PLN dan tergolong sebagai
kawasan terpencil. Selain itu SESF merupakan suatu teknologi yang bersih dan tidak
mencemari lingkungan. Beberapa kondisi yang sesuai untuk penggunaan SESF antara lain
dan lain sebagainya, baik untuk penerangan rumah maupun untuk fasilitas umum. Akan tetapi
sesuai dengan perkembangan jaman, pada saat ini di negara-negara maju penerapan SESF telah
banyak digunakan untuk suplai energi listrik di gedung-gedung dan perumahan di kota-kota
besar. Pada umumnya modul fotovoltaik dipasarkan dengan kapasitas 50 Watt-peak (Wp)
atau kelipatannya. Unit satuan Watt-peak adalah satuan daya (Watt) yang dapat dibangkitkan
oleh modul fotovoltaik dalam keadaan standar uji (Standard Test Condition - STC).Efisiensi
pembangkitan energi listrik yang dihasilkan modul fotovoltaik pada skala komersial saat ini
adalah sekitar 14 - 15 %. Komponen utama suatu SESF adalah sel fotovoltaik yang
Teknologi sel fotovoltaik yang banyak dikembangkan dewasa ini pada umumnya merupakan
jenis teknologi kristal yang dibuat dengan bahan baku berbasis silikon. Produk akhir dari
milimeter. Kemudian ada Balance of System (BOS) yang meliputi controller, inverter ,
kerangka modul,peralatan listrik, seperti kabel, stop kontak, dan lain-lain. Ada juga unit
penyimpan energi (baterai) dan peralatan penunjang lain seperti inverter , sistem terpusat,
Selama ini, pemanfaatan energi surya termal di Indonesia masih dilakukan secara
tradisional. Para petani dan nelayan di Indonesia memanfaatkan energi surya untuk
pemanfaatan energi surya termal untuk aplikasi skala rendah (temperature kerja lebih kecil atau
hingga 60 o C) dan skala menengah (temperatur kerja antara 60 hingga 120 o C) telah
umum, teknologi surya termal yang kini dapat dimanfaatkan termasuk dalam teknologi
sederhana hingga madya. Beberapa teknologi untuk aplikasi skala rendah dapat dibuat oleh
bengkel pertukangan kayu/besi biasa. Untuk aplikasi skala menengah dapat dilakukan oleh
industri manufaktur nasional. Beberapa peralatan yang telah yang mengguanakan energy
• Pemasak/oven.
• Sterilisator surya.
Listrik yang dihasilkan oleh tenaga surya akan disimpan dalam accumulator melalui sebuah charger
controller. Charger controller inilah yang mengatur tegangan dan arus yang masuk ke accumulator.
Beban adalah perangkat elektronik yang memerlukan supply AC, sehingga diperlukan inverter untuk
mengubah tegangan DC dari accumulator menjadi sebuah tegangan AC. Pengubah tegangan ini disebut
Inverter,
Sel Surya Charge Controller adalah peralatan elektronik yang digunakan untuk mengatur arus searah
yang ditambahkan ke batere dan diambil dari batere ke beban. Sel surya charge controller juga
overcharging (kelebihan pengisian - karena batere sudah 'penuh') dan kelebihan voltase dari panel
surya, dimana akan mengurangi umur batere. Sel surya charge controller menerapkan teknologi Pulse
width modulation (PWM) untuk mengatur fungsi pengisian batere dan pembebasan arus dari batere ke
beban. Beberapa fungsi detail dari sel surya charge controller adalah sebagai berikut:
Mengatur arus yang dibebaskan/ diambil dari batere agar batere tidak 'full discharge', overloading.
Monitoring temperatur batere Untuk membuat charge controller perlu diperhatikan karakteristik
sel surya dan accumulator.
Dalam penelitian ini digunakan 2 modul sel surya, dengan masing-masing modul memiliki tegangan
keluaran maksimal 21,5 volt dan arus maksimal 4,7 A. accumulator yang digunakan memiliki tegangan
maksimal 13,5 volt. Sehingga dirancang charger dengan karakteristik sebagai berikut:
Arus maksimal 5 A.
Seperti yang telah disebutkan di atas solar charge controller yang baik biasanya mempunyai
kemampuan mendeteksi kapasitas baterai. Bila baterai sudah penuh terisi maka secara otomatis
pengisian arus dari panel sel surya berhenti. Accumulator charger digunakan rangkaian seperti gambar
di bawah ini.
Solar Charge Controller terdiri dari : 1 input (2 terminal) yang terhubung dengan output panel sel
surya, 1 output (2 terminal) yang terhubung dengan baterai / aki dan 1 output (2 terminal) yang
terhubung dengan beban ( load ). Arus listrik DC yang berasal dari baterai tidak mungkin masuk ke panel
sel surya karena ada 'diode protection' yang hanya melewatkan arus listrik DC dari panel sel surya ke
baterai, bukan sebaliknya.