Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN


SEMESTER GANJIL 2018/2019

PENGUKURAN SIFAT UDARA MENGGUNAKAN SLING


PSIKROMETER

Edo Saputra Koreta Mayang Sari Sela Angraini


05021181621023 05021181621021 05021181621086

Raka Pradana Nico Leonardo Simbolon


05021281621030 05021281621044
Kelompok 5

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2018
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kelembaban udara merupakan tingkat kebasahaan udara karena dalam
udara, air selalu terkandung dalam bentuk uao air. Kandungan uap air dalam udara
hangat lebih banyak daripada kandungan uap air dalam udara dingin. Jika udara
banyak mengandung uap air maka suhu udara tersebut akan turun dan udara tidak
akan menahan lagi uap air sebanyak itu. Suhu menentukan kemampuan suatu
benda dan dapat memindahkan perpindahan panas dari benda satu ke benda lain.
Kelembaban udara disuatu tempat berbeda-beda, tergantung pada tempatnya. Hal
ini disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya, diantaranya: Jumlah
radiasi yang dipancatkan matahari yang diterima bumi, pengaruh daratan atau
lautan, pengaruh ketinggian (altitude) dan pengaruh angin (Handoko, 1994).
Kelembaban relatif merupakan perbandingan jumlah air yang terkandung di
uap air dan di udara pada suhu yang sama. Kelembaban relatif dapat dihitung
dengan menggunakan berbagai metode dan instrumen. Perhitungan tersebut untuk
mengetahui berapa gram uap air dapat diadakan pada suhu tertentu. Biasanya
udara, hangat, kapasitas yang semakin tinggi untuk menahan uap air. Setiap suhu
tertentu memiliki batas memegang air, dan jumlah aktual air diselenggarakan di
udara pada saat pengukuran dapat direpresentasikan dalam persentase.
Sling Psychrometer atau psychrometer putar Psychrometer ini terdiri dari
dua buah thermometer air raksa, yaitu Thermometer Bola Kering merupakan
tabung air raksa dibiarkan kering sehingga akan mengukur suhu udara
sebenarnya. Thermometer Bola Basah merupakan tabung air raksa dibasahi agar
suhu yang terukur adalah suhu saturasi/ titik jenuh, yaitu suhu yang diperlukan
agar uap air dapat berkondensasi.Suhu udara didapat dari suhu pada termometer
bola kering, sedangkan kelembaban dapat diketahui dari diagram psikrometri

1.2. Tujuan
Tujuan dari pengukuran ini adalah untuk mengukur kelembapan relatif
udara dibawah pohon, tempat terbuka dan dalam ruangan.
BAB 2
METODELOGI

2.1. Waktu dan Tempat

Kegiatan Praktikum ini dilaksanakan di tiga tempat dengan tiga waktu yang
berbeda yakni:
a. Ruangan BWPI Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya pada waktu pagi
(09.45 WIB), siang (14.24 WIB) dan Sore (17.17 WIB) tanggal 22 Oktober
2018.
b. Halaman Samping kantin jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian,
Universitas Sriwijaya, pada waktu pagi (09.00 WIB), siang (14.31 WIB) dan
Sore (17.05 WIB) tanggal 22 Oktober 2018.
c. Di bawah pohon depan jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian,
Universitas Sriwijaya, pada waktu pagi (08.45 WIB), siang (14.18 WIB) dan
Sore (17.00 WIB) tanggal 22 Oktober 2018.

2.2.Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan praktikum ini adalah
sling psikrometer.

2.3. Cara Kerja


Cara mengukur suhu dan kelembaban menggunakan Sling Psychrometer :
a) Basahi kain kasa pada thermometer secukupnya dengan air akuadest. Jaga
jangan sampai bola kering thermometer bola kering sampai terkena air. Untuk
mengukur kelembaban relatif udara (setelah kain kasa dibasahkan) putar
psikrometer diatas kepala dengan kecepatan 2 (dua) putaran per detik selama
satu menit (120 putaran). Pastikan pada waktu memutar psikrometer tidak
menabrak benda lain. Setelah itu segera baca suhu bola basah dan kering.
Pembacaan mesti dilakukan dengan cepat agar tidak terjadi perobahan suhu.
b) Lakukan pengukuran sebanyak minimal 3 (tiga) ulangan pada setiap tempat
pengukuran
c) Ukur kelembaban udara di bahwa pohon, lapangan terbuka dan dalam
ruangan pada pagi, siang dan sore hari (sekitar jam 5 sore).
d) Analisis data yang didapat dan diskusikan perbedaan dari masing-masing
data.
BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil
Pagi
W (Rasio H,
Lokasi
Kelembab- Volume ental
Pengu- Tbk, Tbb, RH, Tembun,0
an) spesifik, phy,
kuran 0C 0C % C
,kgH2O/kg m3/kguk kJ/kg
uk uk

Di 31 28,2 81,308 27,3589 0,0234 0,8944 91,09


bawah 31 28 80,069 27,0986 0,0231 0,8939 90,15
pohon 31,1 28 79,440 27,0686 0,023 0,8942 90,14
Di 35,9 28,5 57,944 26,278 0,0219 0,9067 92,29
tempat 8 69
terbuka 35,9 28,5 57,944 26,278 0,0219 0,9067 92,29
8 69
36 28,7 58,435 26,5086 0,0222 0,9074 93,24
1 11
Di 29 26,8 84,7 26,1 0,0217 0,886 84,5
dalam 29 26,8 84,7 26,1 0,0217 0,886 84,5
ruangan 29 27 86,1 26,4 0,0221 0,886 85,5

Siang
W H,
Lokas
(Rasio enta
i Volume
Tembun, Kelem lphy
Pengu Tbk, C Tbb, C RH, % spesifik,
C baban) ,
kuran m3/kguk
,kgH2 kJ/k
O/kguk guk
Di 35,1 29 64,2104 27,1695 0,0232 0,9061 94,7
bawah 09
pohon 35,2 29 63,7012 94,7
27,1395 0,0231 0,9063
043
35,4 29,2 63,6741 95,6
27,34 0,0234 0,9073
464
Di 38 29,3 52,8 26,7 0,0225 0,913 95,9
tempat 38 29,3 52,8 26,7 0,0225 0,913 95,9
terbuk 38 29,3 52,8 26,7 0,0225 0,913 95,9
a
Di 30,5 27 76,9354 25,9471 0,0214 0,8902 85,4
dalam 489
ruang 30,5 27 76,9354 25,9471 0,0214 0,8902 85,4
10 489
30,6 27,2 77,578 26,1774 0,0217 0,8909 86,3
877

Sore
W H,
Lokas
(Rasio enta
i Volume
Tembun, Kelem lphy
Pengu Tbk, C Tbb, C RH, % spesifik,
C baban) ,
kuran m3/kguk
,kgH2 kJ/k
O/kguk guk
33,9 29 69,7578 27,5296 0,0237 0,9033 94,7
656
Dibaw
34 29 69,2767 94,7
ah 27.4996 0,0236 0,9035
609
pohon
34,1 29,1 69,322 95,2
27,5998 0,0238 0,904
32
Di 92,2
36 28,5 57,4963 26,248 0,0218 0,9009
tempat 922
terbuk 92,2
36 28,5 57,4963 26,248 0,0218 0,9009
a 922
93,7
36,3 28,8 57,5657 26,5488 0,0223 0,9084
018
85,4
30 27 80,2026 26,0975 0,0216 0,889
Di 707
dalam 85,4
30 27 80,2026 26,0975 0,0216 0,889
ruang 707
6 85,4
30 27 80,2026 26,0975 0,0216 0,889
707

3.2 Pembahasan
Psychrometer putar (whirling) atau sling psikometer merupakan alat
pengukur kelembaban relatif yang menggunakan pengukuran suhu bola basah dan
bola kering. Pada alat tersebut terpasang 2 alat termometer yaitu termometer bola
basah dan termometer bola kering. Pengukuran dilakukan dengan memutar
psychrometer dengan kecepatam 2 putaran per detik pada waktu satu menit.
Kemudian pembacaan hasil pengukuran dilakukan dengan cepat selama 3 kali
pengulangan pada pengukuran dilakukan agar data yang dihasilkan akurat.
Pengukuran dilakukan di 3 tempat berbeda yaitu di bawah pohon jurusan
teknologi Pertanian fakultas pertanian Univeritas Sriwijaya, di tempat yang
terbuka yaitu di samping kantin Faperta Universitas Sriwijaya, di dalam ruangan
yaitu ruang BWPI Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya.
Pengukuran yang telah dilakukan memperoleh hasil yang berbeda-beda,
sebagai berikut :
1. Di bawah Pohon
Di bandingkan ke dua tempat lainnya Kelembaban pada daerah ini lebih
rendah dikarenakan banyaknya vegetasi pada daerah tersebut, serta faktor dari
cuaca akhir –akhir ini sering hujan yang membuat tanah mengandung banyak air,
dan lembab serta penyinaran matahari yang terhalangi oleh dedauanan pohon.
2. Di tempat Terbuka
Kelembaban relatif udara yang diperoleh pada percobaan di lapangan
terbuka pada sling psychrometer ini lebih tinggi disebabkan oleh faktor
penyinaran matahari langsung sehingga cahaya akan langsung mengenai alat saat
pengukuran karena umumnya ditempat ini tidak terlalu banyak vegetasi yang
tumbuh rimbun dan tidak banyak penyerapan air yang terjadi sehingga membuat
daerah tersebut agak kering.
3. Di dalam Ruangan
Kelembaban relatif udara yang diperoleh pada percobaan di dalam ruangan
cukup tinggi. Hal ini dimungkinkan karena dalam ruangan tersebut tertutup
sehingga terjadi sedikit penguapan, tidak ada pergerakan angin dan dalam ruangan
juga terdapat kipas angin dan juga AC, kondisi dalam ruangan relatif tetap
sehingga dalam udara terkandung banyak uap air.
Kelembaban pada suatu tempat dapat diketahui dengan melihat hasil
pengukuran suhu pada suatu tempat dan waktu tersebut dikarenakan nilai
kelembaban berbanding terbalik dengan suhu. Semakin rendah suhu maka
kelembaban akan semakin tinggi. Tinggi rendahnya kelembaban dipengaruhi oleh
cuaca, cuaca yang redup akan mempengaruhi jumlah uap air yang tinggi sehingga
kelembaban tersebut akan tinggi dan suhu udara akan semakin rendah. Jika cuaca
panas, kelembaban di tempat tersebut akan rendah akibat suhu udara tinggi. pada
saat yang berbeda kelembaban relatif juga akan berbeda yang disebabkan
penyinaran matahari. Faktor yang mempengaruhi kelembaban relativ udara pada
tempat yang berbeda yaitu kualitas penyinaran matahari, vegetasi, kecepatan
angin, suhu dan ketersediaan uap air.
BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada praktikum kali ini antara lain :
1. Semakin rendah suhu maka kelembaban akan semakin tinggi.
2. Beberapa faktor yang mempengaruhi kelembaban yaitu kualitas
penyinaran matahari, vegetasi, kecepatan angin, suhu dan ketersediaan uap
air.
3. Kelembaban relatif udara yang tinggi dibawah pohon dipengaruhi oleh
adanya vegetasi yang mengandung banyak air dan pohon yang
menghalangi penyinaran matahari.
4. Kelembaban relatif udara di tempat terbuka dipengaruhi oleh kandungan
air yang sedikit pada daerah tersebut karna tidak ada vegetasi dan cahaya
Matahari yang mengenai alat secara langsung.
5. Kelembaban relatif udara di dalam ruangan Sekretariat LDF BWPI
kondisinya tinggi relatif tetap karna penggunaan kipas angin yang
memberikan hembusan udara dingin di ruangan.
LAMPIRAN

NO. Waktu Tempat Gambar


Pengukuran Pengukuran
1. Pagi Hari Di bawah
Pohon
depan
Jurusan
Teknologi
Pertanian
Universitas
Sriwijaya.
2. Siang Hari :

3. Sore Hari
4. Pagi Hari Di ruang
terbuka
samping
kantin
FAPERTA
universitas
Sriwijaya
5. Siang Hari

6. Sore Hari

7. Pagi Hari Ruang


BWPI
Fakultas
Pertanian
Universitas
Sriwijaya
8. Siang Hari

9. Sore Hari

Anda mungkin juga menyukai