1.2. Tujuan
Tujuan dari pengukuran ini adalah untuk mengukur kelembapan relatif
udara dibawah pohon, tempat terbuka dan dalam ruangan.
BAB 2
METODELOGI
Kegiatan Praktikum ini dilaksanakan di tiga tempat dengan tiga waktu yang
berbeda yakni:
a. Ruangan BWPI Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya pada waktu pagi
(09.45 WIB), siang (14.24 WIB) dan Sore (17.17 WIB) tanggal 22 Oktober
2018.
b. Halaman Samping kantin jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian,
Universitas Sriwijaya, pada waktu pagi (09.00 WIB), siang (14.31 WIB) dan
Sore (17.05 WIB) tanggal 22 Oktober 2018.
c. Di bawah pohon depan jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian,
Universitas Sriwijaya, pada waktu pagi (08.45 WIB), siang (14.18 WIB) dan
Sore (17.00 WIB) tanggal 22 Oktober 2018.
3.1 Hasil
Pagi
W (Rasio H,
Lokasi
Kelembab- Volume ental
Pengu- Tbk, Tbb, RH, Tembun,0
an) spesifik, phy,
kuran 0C 0C % C
,kgH2O/kg m3/kguk kJ/kg
uk uk
Siang
W H,
Lokas
(Rasio enta
i Volume
Tembun, Kelem lphy
Pengu Tbk, C Tbb, C RH, % spesifik,
C baban) ,
kuran m3/kguk
,kgH2 kJ/k
O/kguk guk
Di 35,1 29 64,2104 27,1695 0,0232 0,9061 94,7
bawah 09
pohon 35,2 29 63,7012 94,7
27,1395 0,0231 0,9063
043
35,4 29,2 63,6741 95,6
27,34 0,0234 0,9073
464
Di 38 29,3 52,8 26,7 0,0225 0,913 95,9
tempat 38 29,3 52,8 26,7 0,0225 0,913 95,9
terbuk 38 29,3 52,8 26,7 0,0225 0,913 95,9
a
Di 30,5 27 76,9354 25,9471 0,0214 0,8902 85,4
dalam 489
ruang 30,5 27 76,9354 25,9471 0,0214 0,8902 85,4
10 489
30,6 27,2 77,578 26,1774 0,0217 0,8909 86,3
877
Sore
W H,
Lokas
(Rasio enta
i Volume
Tembun, Kelem lphy
Pengu Tbk, C Tbb, C RH, % spesifik,
C baban) ,
kuran m3/kguk
,kgH2 kJ/k
O/kguk guk
33,9 29 69,7578 27,5296 0,0237 0,9033 94,7
656
Dibaw
34 29 69,2767 94,7
ah 27.4996 0,0236 0,9035
609
pohon
34,1 29,1 69,322 95,2
27,5998 0,0238 0,904
32
Di 92,2
36 28,5 57,4963 26,248 0,0218 0,9009
tempat 922
terbuk 92,2
36 28,5 57,4963 26,248 0,0218 0,9009
a 922
93,7
36,3 28,8 57,5657 26,5488 0,0223 0,9084
018
85,4
30 27 80,2026 26,0975 0,0216 0,889
Di 707
dalam 85,4
30 27 80,2026 26,0975 0,0216 0,889
ruang 707
6 85,4
30 27 80,2026 26,0975 0,0216 0,889
707
3.2 Pembahasan
Psychrometer putar (whirling) atau sling psikometer merupakan alat
pengukur kelembaban relatif yang menggunakan pengukuran suhu bola basah dan
bola kering. Pada alat tersebut terpasang 2 alat termometer yaitu termometer bola
basah dan termometer bola kering. Pengukuran dilakukan dengan memutar
psychrometer dengan kecepatam 2 putaran per detik pada waktu satu menit.
Kemudian pembacaan hasil pengukuran dilakukan dengan cepat selama 3 kali
pengulangan pada pengukuran dilakukan agar data yang dihasilkan akurat.
Pengukuran dilakukan di 3 tempat berbeda yaitu di bawah pohon jurusan
teknologi Pertanian fakultas pertanian Univeritas Sriwijaya, di tempat yang
terbuka yaitu di samping kantin Faperta Universitas Sriwijaya, di dalam ruangan
yaitu ruang BWPI Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya.
Pengukuran yang telah dilakukan memperoleh hasil yang berbeda-beda,
sebagai berikut :
1. Di bawah Pohon
Di bandingkan ke dua tempat lainnya Kelembaban pada daerah ini lebih
rendah dikarenakan banyaknya vegetasi pada daerah tersebut, serta faktor dari
cuaca akhir –akhir ini sering hujan yang membuat tanah mengandung banyak air,
dan lembab serta penyinaran matahari yang terhalangi oleh dedauanan pohon.
2. Di tempat Terbuka
Kelembaban relatif udara yang diperoleh pada percobaan di lapangan
terbuka pada sling psychrometer ini lebih tinggi disebabkan oleh faktor
penyinaran matahari langsung sehingga cahaya akan langsung mengenai alat saat
pengukuran karena umumnya ditempat ini tidak terlalu banyak vegetasi yang
tumbuh rimbun dan tidak banyak penyerapan air yang terjadi sehingga membuat
daerah tersebut agak kering.
3. Di dalam Ruangan
Kelembaban relatif udara yang diperoleh pada percobaan di dalam ruangan
cukup tinggi. Hal ini dimungkinkan karena dalam ruangan tersebut tertutup
sehingga terjadi sedikit penguapan, tidak ada pergerakan angin dan dalam ruangan
juga terdapat kipas angin dan juga AC, kondisi dalam ruangan relatif tetap
sehingga dalam udara terkandung banyak uap air.
Kelembaban pada suatu tempat dapat diketahui dengan melihat hasil
pengukuran suhu pada suatu tempat dan waktu tersebut dikarenakan nilai
kelembaban berbanding terbalik dengan suhu. Semakin rendah suhu maka
kelembaban akan semakin tinggi. Tinggi rendahnya kelembaban dipengaruhi oleh
cuaca, cuaca yang redup akan mempengaruhi jumlah uap air yang tinggi sehingga
kelembaban tersebut akan tinggi dan suhu udara akan semakin rendah. Jika cuaca
panas, kelembaban di tempat tersebut akan rendah akibat suhu udara tinggi. pada
saat yang berbeda kelembaban relatif juga akan berbeda yang disebabkan
penyinaran matahari. Faktor yang mempengaruhi kelembaban relativ udara pada
tempat yang berbeda yaitu kualitas penyinaran matahari, vegetasi, kecepatan
angin, suhu dan ketersediaan uap air.
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada praktikum kali ini antara lain :
1. Semakin rendah suhu maka kelembaban akan semakin tinggi.
2. Beberapa faktor yang mempengaruhi kelembaban yaitu kualitas
penyinaran matahari, vegetasi, kecepatan angin, suhu dan ketersediaan uap
air.
3. Kelembaban relatif udara yang tinggi dibawah pohon dipengaruhi oleh
adanya vegetasi yang mengandung banyak air dan pohon yang
menghalangi penyinaran matahari.
4. Kelembaban relatif udara di tempat terbuka dipengaruhi oleh kandungan
air yang sedikit pada daerah tersebut karna tidak ada vegetasi dan cahaya
Matahari yang mengenai alat secara langsung.
5. Kelembaban relatif udara di dalam ruangan Sekretariat LDF BWPI
kondisinya tinggi relatif tetap karna penggunaan kipas angin yang
memberikan hembusan udara dingin di ruangan.
LAMPIRAN
3. Sore Hari
4. Pagi Hari Di ruang
terbuka
samping
kantin
FAPERTA
universitas
Sriwijaya
5. Siang Hari
6. Sore Hari
9. Sore Hari