Anda di halaman 1dari 4

INDEPENDEN

Definisi
Indepedensi dalam KBBI dapat berarti yang berdiri sendiri, yang berjiwa bebas, tidak terikat,
merdeka dan berdiri sendiri.

Menurut Halim (2008:46), independensi merupakan suatu cerminan sikap dari seorang auditor
untuk tidak memilih pihak siapapun dalam melakukan audit. Independensi adalah sikap mental
seorang auditor dimana ia dituntut untuk bersikap jujur dan tidak memihak sepanjang
pelaksaan audit dan dalam memposisikan dirinya dengan auditee-nya. ( Halim, Abdul. 2008.
Auditing (Dasar-dasar Audit Laporan Keuangan).Jilid 1.Edisi Keempat.Yogyakarta: UPP STIM
YKPN. )
Standar profesional akuntan publik mengharuskan auditor bersikap independen artinya auditor
tidak mudah dipengaruhi, tidak dibenarkan memihak kepada kepentingan siapapun dalam
rangka melaksanakan tugasnya. Dengan indepedensi ini diharapkan auditor dapat
mempertahankan kebebasan pendapatnya.

Independensi seorang Auditor mencakup 3 aspek yaitu :

- Independence in fact (independensi dalam fakta)

Artinya auditor harus mempunyai kejujuran yang tinggi, keterkaitan yang erat dengan
objektivitas.

Contoh ; ketika auditor tersebut melaksanakan pemeriksaan secara sesuai dengan kode etik
sesuai dengan prosedur opini yang dihasilkan sesuai dengan kondisi yang sesungguhnya dan
tentunya tanpa ada paksaan dari pihak manapun

- Independence in appearance (independensi dalam penampilan),

Artinya pandangan pihak lain terhadap diri auditor sehubungan dengan pelaksanaan audit.
Contoh ; ketika seorang auditor memutuskan untuk menerima tawaran untuk melakukan audit
terhadap perusahaan yang dimiliki oleh keluarganya sendiri, pihak lain akan mengatakan kalau
hasil auditnya bias. Sehingga  untuk menjaga indenpendensinya auditor tersebut lebih baik
menolak tawarannya itu. Dalam hal ia menemui kondisi tersebut ketika melakukan proses
audit, dia dapat menolak pemberian pendapat dalam laporan auditnya atau yang di istilahkan
DISCLAIMER.

- Independence in competence (independensi dari sudut keahliannya)


Independensi dari sudut pandang keahlian terkait erat dengan kecakapan profesional auditor.
Independensi akuntan publik merupakan dasar utama kepercayaan masyarakat pada profesi
akuntan publik dan merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk menilai mutu jasa
audit.

Independensi akuntan publik mencakup dua aspek, yaitu :

1. Independensi sikap mental

Independensi sikap mental berarti adanya kejujuran di dalam diri akuntan dalam
mempertimbangkan fakta-fakta dan adanya pertimbangan yang obyektif tidak memihak di
dalam diri akuntan dalam menyatakan pendapatnya

2. Independensi penampilan

Independensi penampilan berarti adanya kesan masyarakat bahwa akuntan publik bertindak
independen sehingga akuntan publik harus menghindari faktor-faktor yang dapat
mengakibatkan masyarakat meragukan kebebasannya. Independensi penampilan berhubungan
dengan persepsi masyarakat terhadap independensi akuntan publik

Pentingnya independensi pada profesi akuntan khususnya akuntan publik, sebagai berikut ;
1. Independensi merupakan syarat yang penting bagi profesi akuntan publik untuk menilai
kewajaran informasi yang disajikan oleh manajemen kepada pemakai informasi
2. Indepensi diperlukan oleh akuntan publik untuk memperoleh kepercayaan dari klien
untuk masyarakat khususnya para pemakai laporan keuangan Independensi diperoleh
agar dapat menambah kredibilitas laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen
3. Jika akuntan publik tidak independen, maka pendapat yang dia berikan tidak
mempunyai arti atau tidak mempunyai nilai. Independensi merupakan martabat
penting akuntan publik yanng secara berkesinambungan harus dipertahankan

KODE ETIK
Definisi :
Etika profesi adalah sebuah panduan profesionalisme dalam dunia kerja.
Kode etik adalah suatu sistem norma, nilai & juga aturan profesional tertulis yang secara tegas
menyatakan apa yang benar & baik & apa yang tidak benar & tidak baik bagi profesional.
Kode etik suatu profesi berupa norma-norma yang harus diindahkan oleh setiap anggota profesi
didalam melaksanakan tugas profesinya dan dalam hidupnya di masyarakat. Norma-norma
tersebut berisi petunjuk bagi para anggota profesi tentang bagaimana mereka harus
menjalankan profesinya dan larangan-larangan, yaitu ketentuan-ketentuan tentang apa yang
tidak boleh diperbuat atau dilaksanakan oleh mereka, tidak saja dalam menjalankan tugas
profesi mereka, melainkan juga menyangkut tingkah laku anggota profesi pada umumnya
dalam pergaulannya sehari-hari di dalam masyarakat.
Tujuan Kode Etik Profesi :
1. Menjaga martabat professional
Dalam hal ini yang dijaga adalah “image” dari pihak luar atau
masyarakat agar jangan sampai “orang luar” memandang rendah atau
“remeh” profesi tersebut. Oleh karena itu setiap kode etik suatu profesi
akan melarang berbagai bentuk yang dapat mencemarkan nama baik
profesi terhadap dunia luar. Dari segi ini, kode etik juga mendapat nama
atau disebut “kode kehormatan”.
2. Menjaga kesejahteraan anggota
Yang dimaksud kesejahteraan disini ialah berupa kesejahteraan berupa materill dan spiritual
atau mental. Dalam hal kesejahteraan materill para anggota profesi, kode etik umumnya
mengadakan larangan-larangan kepada para anggotanya untuk melakukan perbuatan-
perbuatan yang merugikan kesejahteraan para anggotanya.

Misalnya dengan menetapkan tarif-tarif minimun bagi honorarium anggota profesi dalam
melaksanakan tugasnya, sehingga siapa-siapa yang mengadakan tarif I bawah minimum akan
dianggap tercela karena tidak patut, merugikan terhadap rekan-rekan profesinya.

Dalam hal kesejahteraan spiritual atau mental para anggota profesi, kode etik umumnya meberi
petunjuk kepada para anggotanya untuk melaksanakan tugas profesinya. Selain itu juga kode
etik mengadakan larangan-larangan kepada para anggotanya untuk tidak melakukan perbuatan-
perbuatan yang menyangkut hal-hal yang oleh masyarakat dianggap sebagai perbuatan tercela.

Kode etik juga mengadakan peraturan-peraturan yang ditujukan kepada pembatasan tingkah
laku yang tidak pantas atau tidak jujur bagi para anggota profesi dalam hal interaksinya dengan
sesama reka-rekan anggota profesi.
3. Meningkatkan mutu profesi

Untuk meningkatkan mutu profesi, kode etik juga memuat norma-norma tentang anjuran agar para
anggota profesi selalu berusaha meningkatkan mutu para anggotanya sesuai dengan bidang
pengabdiannya. Disamping itu, kode etik juga mengatur bagaimana cara memelihara dan meningkatkan
mutu organisasi profesi. Dari penjelasaan diatas, jelas bahawa kini tujuan suatau profesi menyusun kode
etik adalah untuk menjunjung tinggi martabat profesi, menjaga dan memelihara kesejahteraan para
anggota, meningkatkan pengabdian anggota profesi, dan meningkatka mutu profesi serta untuk
meningkatkan organisasi profesi.

Referensi : https://www.jojonomic.com/blog/kode-etik-profesi/ &


https://www.dosenpendidikan.co.id/kode-etik/
Ada tiga hal pokok yang merupakan fungsi dari kode etik profesi:

 Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang
prinsip profesionalitas yang digariskan. Maksudnya bahwa dengan kode etik
profesi, pelaksana profesi mampu mengetahui suatu hal yang boleh dilakukan
dan yang tidak boleh dilakukan.
 Kode etik profesi merupakan sarana control social bagi masyarakat atas profesi
yang bersangkutan. Maksudnya bahwa etika profesi dapat memberikan suatu
pengetahuan kepada masyarakat agar juga dapat memahami arti pentingnya
suatu profesi,  sehingga memungkinkan pengontrolan terhadap para pelaksana
di lapangan kerja (kalanggan social).
 Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi
tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Arti tersebut dapat
dijelaskan bahwa para pelaksana profesi pada suatu instansi atau
perusahaanyang lain tidak boleh mencampuri pelaksanaan profesi dilain instansi
atau perusahaan

Pada Kode Etik Akuntan Profesional ini terdiri atas tiga bagian yaitu:
• Bagian A: Prinsip Dasar Etika;
• Bagian B: Akuntan Profesional di Praktik Publik;
• Bagian C: Akuntan Profesional di Bisnis.
 
Bagian A berisi prinsip dasar etika yaitu integritas, objektivitas, kompetensi dan kehati-hatian
profesional, kerahasiaan, dan perilaku profesional. Bagian A juga memberikan suatu kerangka
konseptual dalam mengidentifikasi dan mengevaluasi ancaman terhadap prinsip dasar etika,
serta menerapkan perlindungan untuk menghilangkan atau mengurangi ancaman sampai pada
tingkat yang dapat diterima.
 
Bagian B menjelaskan bagaimana penerapan prinsip dasar etika di Bagian A bagi Akuntan
Profesional yang memberikan jasa profesional kepada publik (praktik publik).
 
Bagian C menjelaskan bagaimana penerapan prinsip dasar etika di Bagian A bagi Akuntan
Profesional di organisasi tempatnya bekerja (bisnis).

Referensi : https://tirzarest.wordpress.com/2014/03/17/profesionalisme-dan-kode-etik-
profesional/
iaiglobal.or.id/v03/berita-kegiatan/detailberita-967=kode-etik-akuntan-profesional

Anda mungkin juga menyukai