Anda di halaman 1dari 11

Potensi Air Tanah Di Cekungan Air Tanah Bogor

Berdasarkan Metode Analytic Hierarchy Process (AHP)

Muhammad Arief Rakhman1

1
Departemen Geografi, FMIPA UI, Kampus UI Depok 16424
Muhammad.arief92@ui.ac.id

Abstrak
Air tanah merupakan salah satu sumber daya alam paling penting yang mendukung kesehatan manusia, perkembangan ekonomi,
dan keanekaragaman ekologi. Penggunaan air tanah terus meningkat disebabkan oleh faktor-faktor seperti kemudahan
mendapatkannya, kualitas yang baik, dan biaya yang murah. Kebutuhan air tanah di Cekungan Air Tanah (CAT) Bogor cukup
besar karena tingginya jumlah penduduk dan industri. Mengingat pentingnya peran air tanah maka pengetahuan tentang
keberadaan air tanah sangat diperlukan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi spasial tingkat potensi air tanah
berdasarkan analisis fisik berupa geologi, geomorfologi, lereng, penggunaan tanah, kerapatan aliran, tekstur tanah, dan curah
hujan dengan menggunakan teknik Sistem Informasi Geografi, Penginderaan Jauh, dan Analytic Hierarchy Process (AHP). Hasil
penelitian menunjukkan variabel yang memiliki pengaruh paling besar adalah penggunaan lahan. CAT Bogor memiliki potensi air
tanah yang baik di bagian utara dan kurang baik di bagian selatan.

Abstract
Groundwater is one of the most important resource that support human health, economy development, and diversity of ecology.
Groundwater using increase because of many factors, such as : easy in exploitation, good in quality, and low in cost. Requirement
of groundwater in Bogor basin is high because of high population and industry. Considering the importance of groundwater, the
knowledge about existence of groundwater is needful. The purpose of this research is acquiring the spatial information about level
of groundwater potential based physic analysis those are geology, geomorphology, slope, land use, drainage density, soil texture,
and annual rainfall using Geography Information System, Remote Sensing, and Analytic Hierarchy Process (AHP). The result of
this research shows that landuse is the most influent parameter. Groundwater potential in the southern of Bogor Basin is enough
good and in the northern is not enough good.

Keywords: Potential, Groundwater, GIS, Remote Sensing

Potensi air..., Muhammad Arief Rakhman, FMIPA UI, 2013


1. Pendahuluan penggunaan satelit. Banyak studi telah menunjukkan
integrasi peta multitematik melalui aplikasi PJ dan

Air tanah merupakan salah satu sumber daya SIG bermanfaat untuk mengidentifikasi wilayah

alam paling penting yang mendukung kesehatan kedap air untuk eksplorasi dan pengembangan

manusia, perkembangan ekonomi, dan sumber air tanah melampaui hasil dari bidang

keanekaragaman ekologi. Penggunaan air tanah terus hidrogeologi (Kaliraj 2012). Metode yang cukup

meningkat disebabkan oleh faktor-faktor seperti mudah dan murah untuk mengidentifikasi air tanah

kemudahan mendapatkannya, kualitas yang baik, dan adalah gabungan teknik PJ dan SIG yang sangat

biaya yang murah (Todd dan Mays, 2005). Dengan bermanfaat untuk studi air tanah (Arkoprovo et al,

semakin berkembangnya industri serta permukiman 2012).

dengan segala fasilitasnya, maka ketergantungan Sekalipun kebanyakan peneliti menggunakan

aktivitas manusia pada air tanah menjadi semakin GIS dan PJ untuk mendeliniasi potensi air tanah,

terasakan (Asdak, 2004). penggunaan beberapa peta tematik berhasil untuk

Sebagian besar air tawar yang ada di bumi memprediksi wilayah yang baik, namun seluruh

merupakan air tanah, jumlah air permukaan hanya analisa tergantung pada pembobotan untuk peta yang

sebanyak 0,3 % dari air tawar yang ada di bumi (Lee, berbeda (Kaliraj, 2012). Teknik Analytical Hierarchy

2011). Mengingat pentingnya peran air tanah maka Process (AHP) menganalisis banyak dataset dengan

pengetahuan tentang keberadaan air tanah sangat membandingkan metriks, yang digunakan untuk

diperlukan. Menurut Akoprovo (2012) kejadian air menghitung geometric mean dan normalized weight

tanah di suatu tempat merupakan akibat dari interaksi of parameters (Chowdhury et al. 2010 dalam Kaliraj

faktor iklim, geologi, hidrologi, fisiografi, dan 2012). Awawdeh et al. (2009) dalam memetakan

ekologi, sehingga perbedaan kondisi fisik antar potensi air tanah menggunakan delapan peta tematik

wilayah ikut menentukan keberadaan air tanah di yaitu geomorfologi, tekstur tanah, litologi, lereng,

wilayah-wilayah tersebut. curah hujan tahunan, kerapatan aliran, ketinggian, dan

Ketersediaan air tanah dapat berkurang karena kerapatan struktur, yang kemudian dikombinasikan

eksploitasi yang berlebihan dan karena kurangnya dengan weight index overlay method yang ditetapkan

manajemen air tanah (Kaliraj, 2012). Ada beberapa dengan AHP.

pendekatan yang dapat digunakan untuk Detail spesifik dari sistem sumber air termasuk

mengidentifikasi potensi air tanah di suatu wilayah pola aliran, orde sungai, struktur penyimpanan air,

diantaranya hidrogeologi, penginderaan jauh (PJ), dan dan asosiasi fitur-fitur geografinya dapat disatukan

sistem informasi geografi (SIG). Kerumitan untuk memperoleh kesimpulan yang dapat dipercaya

lingkungan bawah tanah dikombinasikan dengan untuk menghasilkan kebijakan alternatif yang relatif

batasan area yang ditentukan dan diasosiasikan bermanfaat (Georgakakos dan Graham, 2008 dalam

dengan data lapangan yang diperoleh dari survey Kaliraj, 2012).

permukaan dan pengeboran membutuhkan banyak Cekungan Air Tanah (CAT) Bogor merupakan

waktu dan biaya yang sangat mahal, didukung dengan suatu batas hidrogeologis yang terletak di sebelah

Potensi air..., Muhammad Arief Rakhman, FMIPA UI, 2013


utara Gunung Salak dan Gunung Gede-Pangrango, tiga wilayah kabupaten/kota, yaitu Kota Bogor,
meliputi wilayah Kota Bogor, sebagian Kabupaten Kabupaten Bogor, dan Kota Depok di Provinsi Jawa
Bogor dan Kota Depok. Berdasarkan karakteristik Barat.
fisiknya wilayah ini sangat bervariatif sehingga CAT Bogor dibatasi oleh batas batas sebagai
potensi air tanahnya juga bervariatif mulai dari yang berikut:
tinggi hingga rendah. Di bagian utara adalah batas tidak ada aliran
Sementara itu kebutuhan air tanah di CAT ini eksternal yang menempati daerah antara Parung
cukup besar karena tingginya jumlah penduduk dan Depok
industri. Menurut Badan Pendukung Pengembangan Di bagian timur dibatasi oleh batuan kedap air
Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM, 2010) yaitu batu lempung dan napal berumur tersier
jumlah pelanggan PDAM Kabupaten Bogor hanya 8 yang merupakan batas tidak ada aliran eksternal
% dari total jumlah penduduk, sedangkan menurut dan punggungan Gunung Kencana yang
Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bogor, pada tahun merupakan batas pemisah air tanah yang
2010 jumlah pelanggan PDAM Kota Bogor hanya berimpit dengan batas utama air permukaan.
sekitar 37 % rumah tangga yang memanfaatkan air Di bagian barat dibatasi oleh batuan kedap air
dari PDAM. Hal ini memperlihatkan masih tingginya yaitu batu lempung dan napal berumur tersier
tingkat ketergantungan penduduk pada air tanah yang merupakan batas tidak ada aliran eksternal.
khususnya di wilayah Kabupaten Bogor. Kebutuhan Di bagian selatan dibatasi oleh punggungan
air semakin meningkat seiring dengan bertambahnya Gunung Kendang, Gunung Perbakti, Gunung
jumlah penduduk dan industri di daerah tersebut, Salak, dan Gunung Gede-Pangrango yang
belum lagi untuk keperluan lain seperti sekolah, merupakan batas pemisah air tanah yang
rumah sakit, perkantoran dll. berimpit dengan batas pemisah utama air
Atas dasar itulah penelitian berjudul Potensi permukaan.
Air Tanah Di Cekungan Air Tanah Bogor Batas vertikal bagian bawah atau alas adalah batas
Berdasarkan Metode Analytic Hierarchy Process tanpa aliran internal yang merupakan persentuhan
(AHP) ini dilakukan, untuk memperoleh informasi akuifer utama dan batuan berumur tersier dan bersifat
spasial potensi air tanah di Cekungan Air Tanah lempungan yang secara nisbi bersifat kedap air yaitu
Bogor sehingga nantinya dapat menunjang batuan penyusun formasi Jatiluhur.
mengelolaan sumber daya air.

2. Wilayah Penelitian

Wilayah penelitian ini adalah cekungan air tanah


(CAT) Bogor, secara geografis daerah penelitian
terletak pada koordinat 1060 28 30 1060 59 4
Bujur Timur dan 060 24 45 060 46 51 Lintang
Gbr 1. Peta Letak dan Batas CAT Bogor
Selatan, dengan luas kurang lebih 1.311 km2, meliputi

Potensi air..., Muhammad Arief Rakhman, FMIPA UI, 2013


Penggunaan tanah tahun 2012, Didapatkan dari
Overlay (tumpang-susun) dari Peta Penggunaan
Tanah Badan Pertanahan Nasional tahun 2006

3. Metode Penelitian dengan hasil interpretasi Citra Landsat ETM+


30 m tahun 2012 dengan menggunakan software
arcGIS 9.3.
Penelitian dirumuskan untuk memperoleh
Jenis batuan, bersumber dari Peta Geologi Pusat
variasi spasial tingkat potensi air tanah dengan
Survey Geologi Bandung.
menganalisis karakteristik fisik wilayah. Berdasarkan
Bentuk lahan bersumber dari Peta Landsistem
penelitian terdahulu, maka karakteristik fisik yang
Bakosurtanal.
mempengaruhi potensi air tanah adalah geomorfologi,
Kerapatan aliran diolah dari data jaringan sungai
geologi, penggunaan tanah, hidrologi permukaaan,
Peta RBI Bakosurtanal dengan software arcGIS
lereng, iklim dan kondisi tanah. Sebagai indikator
9.3. Kerapatan aliran dapat dihitung dengan cara
bentuk lahan untuk variabel geomorfologi, litologi
meng-overlay peta jaringan sungai dengan peta
untuk variabel geologi, kerapatan aliran untuk
grid ukuran 1 km x 1 km. Kemudian dihitung
variabel hidrologi permukaan, curah hujan untuk
panjang aliran dalam setiap grid dengan
variabel iklim, dan tekstur tanah untuk variabel
persamaan:
kondisi tanah.

Dimana :
DD = Drainage Density / Kerapatan Aliran
L = Panjang aliran dalam satu glid
A = Luas grid
Dari perhitungan tersebut diperoleh nilai
panjang aliran per km2. Nilai kerapatan aliran
yang diperoleh dalam tiap grid kemudian
dikelaskan dan grid dengan kelas kerapatan
yang sama digabungkan.
Lereng didapatkan diolah dari kontur interval
12,5 m peta topografi RBI Bakosurtanal dengan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini skala 1 : 25.000 dengan menggunakan software
adalah AHP, yaitu untuk mendapatkan hierarki dan arcGIS 9.3. lereng diklasifikasikan menjadi lima
menentukan bobot berdasarkan tingkat prioritas dari kelas, yaitu: 0-2o, 2-8o, 8-15o, 15-40o, dan > 40o.
masing-masing variabel yang mempengaruhi. Bobot Curah hujan tahunan diolah dari peta curah
yang diperoleh digunakan untuk melakukan overlay hujan Bakosurtanal tahun 2004 dengan hasil
dengan bantuan SIG sehingga diperoleh tingkat interpolasi data curah hujan tahunan dari
potensi air tanah. stasiun-stasiun curah hujan di sekitar CAT
Jenis dan sumber data penelitian: Bogor yaitu stasiun Cibinong, Dramaga, Atang

Potensi air..., Muhammad Arief Rakhman, FMIPA UI, 2013


Sanjaya, Ciawi, Katulampa, Gunung Mas, Gunung Api S 3
Kebun Raya, Cibodas, Cihideung, Cikasungka, Tufa S 3
Empang, dan Pondok Gedeh tahun 1998-2008 < 0,1 ST 5
dengan menggunakan software arcGIS 9.3. 0,1 - 0,2 T 4
Kerapatan
Tekstur tanah bersumber dari peta kemampuan Aliran 0,2 - 0,3 S 3
tanah Balai Penelitian Tanah Bogor. 0,3 - 0,4 R 2

Debit sumur bor bersumber dari data Pusat > 0,4 SR 1

Sumber Daya Air Tanah dan Geologi Badan air ST 5


Sawah S 3
Lingkungan
Tegalan T 4
Tabel 1. Kriteria dan Skala Unit Variabel
Pengguna Perkebunan / Kebun T 4
an Tanah Semak / Sabana S 3
Variabel Unit Variabel Kriteria Skala

Kipas aluvial ST 5 Hutan T 4

Dataran banjir ST 5 Tanah Rusak / Tandus R 2

Dataran tufa vulkanik T 4 Lahan Terbangun R 2

Dataran berbukit kecil S 3 > 5000 S 5

Lereng lahar S 3 4000-5000 T 4


Curah
Bukit rendah R 2 Hujan 3000-4000 S 3
Bentuk 2000-3000 R 2
Lahan Aliran lava S 3
Gunung berapi S 3 < 2000 SR 1

Bukit curam SR 1 Badan Air ST 5

Bukit agak curam SR 1 Kasar ST 5

Punggung gunung SR 1 Tekstur Agak Kasar T 4


Tanah Sedang S 3
Punggung bukit curam SR 1
Karst ST 5 Agak halus R 2

Endapan Aluvium ST 5 Halus SR 1

Kipas aluvium ST 5 0-2 ST 5


Lava G. Endut- 2-8 T 4
Prabakti SR 1 Lereng 8-25 S 3
Endapan G. Gede-
S 3 25-40 R 2
Pangrango
Endapan G. Kencana >40 SR 1
S 3
dan G. Limo Ket:
Litologi Endapan G. Salak S 3
ST: Sangat Tinggi, T: Tinggi, S: Sedang, R: Rendah,
Lava gunung S 3 SR: Sangat Rendah
Formasi Batuan G.
Endut SR 1 (Sumber : Gumma, 2012; Harnandi,dan Manaris,
Formasi Jatiluhur R 2 2009)
Formasi Bojongmanik R 2
Formasi R 2
Breksi S 3

Potensi air..., Muhammad Arief Rakhman, FMIPA UI, 2013


sebagai daerah akumulasi air tanah yang terbentuk
pada bagian puncak dan lereng gunung (Harnandi dan
Tabel 2. Tingkat Potensi Air Tanah
Pasaribu, 2009).

Tingkat Nilai Piksel Bagian selatan batuan penyusun terdiri dari

Sangat tinggi 85-100 % variasi litologi yang beragam endapan hasil rombakan

Tinggi 70-85 % gunung api dan sedimen tersier yang terdiri dari batu

Sedang 60-70 % lempung, batu lempung tufan, batu pasir, batu pasir
tufan, konglomerat, breksi, dan tuf batu apung. Secara
Rendah 45-60 %
hidrogeologis merupakan daerah dengan aliran air
Sangat rendah < 45 %
permukaan agak tinggi (Harnandi dan Pasaribu,
(Sumber: Gumma, 2012)
2009).
4. Hasil Dan Pembahasan

Geologi
Terjadinya bentuk-bentuk medan dengan
masing-masing karakteristik sangat erat hubungannya
terutama dengan jenis batuan yang menutupi daerah
tersebut (Harnandi dan Pasaribu, 2009). Menurut Van
Bemmelen (1949) cekungan ini secara fisiografi dan
geologi termasuk ke dalam Zona Bogor, merupakan
Gbr 2. Litologi CAT Bogor
sebuah zona yang dibentuk oleh sejumlah kelompok
perbukitan dan pegunungan yang membentang Morfologi
dengan arah relatif barat-timur.
Morfologi atau bentang alam suatu daerah
Litologi yang menutupi CAT Bogor tersusun
merupakan perwujudan daerah tersebut yang
dari batuan yang berumur tua hingga muda(Harnandi
dicerminkan oleh bentuk-bentuk medan (roman muka
dan Pasaribu, 2009)
bumi) yang biasanya didasarkan atas ketinggian,
Bagian utara CAT Bogor batuan penyusunnya
kemiringan, timbulan, dan lekukan seperti yang
terdiri dari material endapan gunung api terutama
tercermin pada peta topografi atau kenampakan
terdiri dari breksi, tufa, batupasir, lava, dan
lapangan.
konglomerat. Secara hidrogeologis ditafsirkan
CAT Bogor bagian utara hampir seluruhnya
sebagai daerah imbuhan air tana, setempat air tanah
berupa gabungan kipas aluvial, bagian tengah terdiri
mulai terbentuk, pada daerah-daerah tertentu muncul
atas dataran tufa vulkanik, lereng lahar dan aliran
sebagai mata air (Harnandi dan Pasaribu, 2009).
lava, bagian barat didominasi oleh punggung gunung
Bagian tengah batuan penyusunnya terutama
dengan sedikit bukit curam dan dataran banjir, bagian
terdiri dari endapan hasil rombakan gunung api
selatan didominasi oleh gunung berapi dan aliran lava
terutama berupa material lepas, yakni pasir, kerikil,
serta punggung gunung dibagian timurnya.
dan material padu terdiri dari braksi, tuf, dan
konglomerat. Secara hidrologis umumnya ditafsirkan

Potensi air..., Muhammad Arief Rakhman, FMIPA UI, 2013


kasar tekstur tanah, maka tingkat infiltrasi semakin
tinggi sehingga potensi air tanah juga semakin tinggi.

Gbr 3. Landform CAT Bogor


Wilayah bagian selatan merupakan daerah yang
curam berupa lereng gunung dengan kemiringan rata- Gbr 5. Kerapatan Aliran CAT Bogor
rata diatas 8 o semakin ke utara kemiringan cenderung Wilayah dengan kerapatan aliran rendah berada
semakin landai, bagian utara merupakan bagian yang di bagian selatan, timur dan barat, sedangkan wilayah
o
landai dengan kemiringan rata-rata di bawah 2 . dengan kerapatan tinggi berada pada bagian tengah
Bagian barat dan timur memiliki kemiringan di atas dan utara, dimana di wilayah tersebut mengalir tiga
o
8. sungai besar yang memiliki banyak anak sungai yaitu
Pada lahan dengan kemiringan besar, aliran Ciliwung, Cisadane, dan Cianten.
permukaan mempunyai kecepatan besar sehingga air Wilayah dengan kerapatan aliran tinggi
kekurangan waktu untuk infiltrasi. Akibatnya meningkatkan aliran permukaan dibandingkan pada
sebagian besar air hujan menjadi aliran permukaan. area yang kerapatannya rendah (Arkoprovo et al.,
Sebaliknya, pada lahan yang datar air menggenang 2012). Sehingga semakin tinggi kerapatan aliran
sehingga mempunyai waktu cukup banyak untuk maka potensi air tanah semakin rendah (Gumma,
infiltrasi (Triatmodjo, 2009). Sehingga semakin tinggi 2012).
kemiringan maka potensi air tanahnya semakin
rendah.

Gbr 6. Kerapatan Aliran CAT Bogor


Klimatologi
Curah hujan tahunan rata-rata bagian utara
Gbr 4. Tekstur Tanah CAT Bogor
cenderung lebih rendah daripada bagian selatan dan
Tanah bertekstur halus mendominasi bagian
bagian timur cenderung lebih rendah daripada bagian
barat, tengah dan selatan. Tanah bertekstur agak halus
barat. Bagian utara memiliki curah hujan antara 3000
berada di bagian utara dan timur wilayah. Semakin
4000 mm pertahun, sedangkan bagian selatan

Potensi air..., Muhammad Arief Rakhman, FMIPA UI, 2013


memiliki curah hujan antara 4000 5000 mm dataran banjir dan aliran bawah tanah sehingga
pertahun, curah hujan tertinggi berada pada bagian memiliki potensi air tanah yang sangat tinggi
barat daya dengan curah hujan antara 4500 5000 (Gumma, 2012). Sedangkan lahan terbangun
mm pertahun. memiliki potensi air tanah yang rendah (Agarwal,
Jika intensitas hujan lebih kecil dari kapasitas 2011)
infiltrasi, maka laju infiltrasi aktual adalah sama
dengan intensitas hujan. Apabila intensitas hujan
lebih besar dari kapasitas infiltrasi, maka laju
infiltrasi aktual sama dengan kapasitas infiltrasi
(Triatmodjo, 2009). Sehingga wilayah dengan curah
hujan yang lebih tinggi memiliki potensi air tanah
yang lebih tinggi. Wilayah dengan persebaran curah
hujan yang merata sepanjang tahan memiliki potensi
kekeringan lebih rendah daripada wilayah dengan
Gbr 8. Penggunaan Lahan Tahun 2012 CAT Bogor
curah hujan yang kurang merata.

Hasil pengolahan persepsi para pakar ditampilkan


dalam tabel bobot seperti pada tabel berikut:
Tabel 3. Pembobotan Variabel
Variabel Bobot
Litologi 0,147
Landform 0,151
Kerapatan Aliran 0,047
Gbr 7. Curah Hujan Tahunan CAT Bogor Lereng 0,155
Penggunaan Tanah Penggunaan Tanah 0,27
Lahan terbangun sebagian besar terletak di Curah Hujan 0,098
bagian selatan dan barat, hutan sebagian besar Tekstur Tanah 0,131
terletak di bagian selatan tepatnya di lereng gunung,
kebun campuran sebagian besar terletak di bagian Hasil dari analisis weighted sum overlay
tengah dan barat, sedangkan sisanya berupa sawah, berdasarkan bobot dan kriteria yang telah ditetapkan
tegalan, dan perairan darat tersebar merata. menghasilkan peta potensi air tanah di CAT Bogor
Banyaknya tanaman yang menutupi permukaan sebagaimana dapat dilihat pada Gambar berikut ini:
tanah, seperti rumput atau hutan, dapat menaikkan
kapasitas infiltrasi tanah tersebut. Kapasitas
infiltrasinya bisa jauh lebih besar daripada tanah yang
tanpa penutup tanaman (Triatmodjo, 2009). Sehingga
lahan bervegetasi memiliki potensi air tanah yang
cukup tinggi. Lahan irigasi erat kaitannya dengan

Potensi air..., Muhammad Arief Rakhman, FMIPA UI, 2013


Hasil perbandingan antara pengukuran
produktivitas air tanah dari sampel sumur bor yang
diukur oleh Badan Geologi dengan peta potensi air
tanah dapat dilihat pada Gambar 5.18. Sebagaimana
dilihat pada Tabel 5.10, dari 24 sampel, 15 sumur bor
terletak di wilayah potensi air tanah tinggi dengan
rata-rata debit sebesar 0,27 l/dtk, 5 terletak di wilayah
sedang dengan rata-rata debit sebesar 0,24 l/dtk, dan
4 terletak di wilayah rendah dengan rata-rata debit

Gbr 9. Potensi Air Tanah CAT Bogor sebesar 0,192 l/detik.

Berikut ini disajikan tabel luasan potensi air tanah di


CAT Bogor: Qs
(l/dtk)
Tabel 4. Luasan Potensi Air Tanah di CAT Bogor
Klasifikasi Luas (km2) Persentase

Sangat Rendah 62,8 4,73 Sampel


Rendah Sedang Tinggi
Rendah 652,3 49,76

Sedang 393,9 30,05 Gbr 10. Grafik Tinggi Debit Sumur Bor

Tinggi 197,5 15,07 Tabel 5. Jumlah dan Rata-Rata Debit Sumur Bor
Sangat Tinggi 5,2 0,39
Potensi Jumlah Sumur Rata-Rata Debit
Bor (l/dtk)
Tinggi 14 0,27
Perbandingan Dengan Data Debit Sumur Bor
Sedang 5 0,24
Data pengukuran produktivitas diambil dari sampel Rendah 4 0,192
sumur bor yang sebagaimana dapat dilihat pada
gambar berikut:
Kesimpulan

Potensi air tanah di CAT Bogor secara umum


mengelompok kecuali potensi sangat tinggi. Potensi
tinggi hingga sangat tinggi secara geografis terletak di
Kota Bogor bagian utara, Kota Depok, Cibinong,
Citeureup, dan Parung, dengan litologi berupa batuan
gunung api muda dan kipas aluvial, penggunaan
tanah berupa perairan darat, tegal, sawah dan
Gbr 10. Lokasi Sampel Sumur Bor terbangun, tekstur tanah agak halus curah hujan

Potensi air..., Muhammad Arief Rakhman, FMIPA UI, 2013


antara rendah, kerapatan aliran sedang hingga rendah, and Research Publications, Volume 2, Issue 12,
lereng landai, dan bentuk lahan berupa kipas aluvial. December 2012.
Potensi sangat rendah secara geografis terletak di
BPS Prov. Jawa Barat. 2010. Jawa Barat dalam
Nanggung, Leuwiliang, dan Gununggeulis, dengan
Angka 2010.
litologi berupa gunungapi endut dan lava gunung
kencana, bentuk lahan berupa punggung gunung dan Gumma, Murali Krishna., Pavelic, Paul. 2012.
bukit agak curam, lereng curam, serta penggunaan Mapping of groundwater potential zones across
tanah berupa padang dan lahan terbangun. Ghana using remote sensing, geographic information
systems, and spatial modeling. Environ Monit Assess
DOI 10.1007/s10661-012-2810-y.
Daftar Acuan
Harnandi, Dadi, Manaris, Pasaribu. 2009.
Agarwal, Rajat, Garg, P. K., Garg, R. D. 2012. Penyelidikan Konservasi Cekungan Air Tanah Bogor
Remote Sensing and GIS Based Approach for Provinsi Jawa Barat. Bandung : Pusat Lingkungan
Identification of Artificial Recharge Sites. Water Geologi.
Resour Manage DOI 10.1007/s11269-013-0310-7.
Jasrotia, A.S. et al. 2011. Remote Sensing and GIS
Arkoprovo, Biswas, Adarsa, Jana, Prakash, Sharma Approach for delineation of Groundwater Potential
Shashi. 2012. Delineation of Groundwater Potential and Groundwater Quality Zones of Western Doon
Zones using Satellite Remote Sensing and Valley, Uttarakhand, India. J Indian Soc Remote
Geographic Information System Techniques: A Case Sens DOI 10.1007/s12524-012-0220-9.
study from Ganjam district, Orissa. India: India
Kaliraj, S., Chandrasekar, N., Magesh, N. S. 2012.
Department of Geology and Geophysics, Indian
Identification of potential groundwater recharge
Institute of Technology Kharagpur, WB721302.
zones in Vaigai upper basin, Tamil Nadu, using GIS-
Asdak, Chay. 2004. Hidrologi dan Pengelolaan based analytical hierarchical process (AHP)
Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta : Gadjah Mada technique. Arab J Geosci DOI 10.1007/s12517-013-
University Press. 0849-x.

Awawdeh, Muheeb M., Al-Mohammed, Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 26


Mohammaed. 2009. Integrated GIS and Remote Tahun 2011 Tentang Penetapan Cekungan Air Tanah.
Sensing for Mapping Groundwater Potential Zones in
Kodoatie, Robert J., Sjarief. Roestam. 2010. Tata
Tulul al Ashaqif Highlands, NE Jordan. Prosiding
Ruang Air. Jogjakarta: Penerbit Andi.
International Symposium Geotunis 2009. Jordan.
Lee, Saro, et al. 2012. Regional Groundwater
Bera, Kartic, Bandyopadhyay, Jatisankar. 2012.
Productivity Potential Mapping Using A Geographic
Ground Water Potential Mapping in Dulung
Information. DOI 10.1007/s10040-012-0894-7.
Watershed using Remote Sensing & GIS technique,
West Bengal India. International Journal of Scientific

Potensi air..., Muhammad Arief Rakhman, FMIPA UI, 2013


Nagarajan, M., Singh, Sujit. 2009. Assessment of
Groundwater Potential Zones using GIS Technique.
J. Indian Soc. Remote Sens. (March 2009) 37:6977.

Napolitano, P., Fabri, A.G. 1996. Single parameter


Sensitivity analysis for aquifer vulnerability
assessment using DRASTIC & SINTACS, Hydro GIS
96. Application of Geographic Information Systems
in Hydrology and Water Resources Management,
Vienna, IAHS Publ.,235 (1996) 559-566.

Saaty, Thomas L. 2008. Decision Making With The


Analytic Hierarchy Process. Int. J. Services Sciences,
Vol. 1, No. 1, 2008.

Seyhan, Ersin. 1990. Dasar-Dasar Hidrologi.


Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

SNI. 2005. Penyelidikan Potensi Air Tanah Skala


1:100.000 atau Lebih Besar. SNI 13-7121-2005.

Talabi, Abel O., Tijani, Moshood N. 2011. Integrated


remote sensing and GIS approach to groundwater
potential assessment in the basement terrain of Ekiti
area southwestern Nigeria. RMZ Materials and
Geoenvironment, Vol. 58, No. 3, pp. 303328, 2011.

Todd, David Keith, Mays, Larry W. 2005.


Groundwater Hydrology. Wiley, Hoboken.

Triatmodjo, Bambang. 2009. Hidrologi Terapan.


Yogyakarta: Beta Offset.

Potensi air..., Muhammad Arief Rakhman, FMIPA UI, 2013

Anda mungkin juga menyukai