1
Departemen Geografi, FMIPA UI, Kampus UI Depok 16424
Muhammad.arief92@ui.ac.id
Abstrak
Air tanah merupakan salah satu sumber daya alam paling penting yang mendukung kesehatan manusia, perkembangan ekonomi,
dan keanekaragaman ekologi. Penggunaan air tanah terus meningkat disebabkan oleh faktor-faktor seperti kemudahan
mendapatkannya, kualitas yang baik, dan biaya yang murah. Kebutuhan air tanah di Cekungan Air Tanah (CAT) Bogor cukup
besar karena tingginya jumlah penduduk dan industri. Mengingat pentingnya peran air tanah maka pengetahuan tentang
keberadaan air tanah sangat diperlukan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi spasial tingkat potensi air tanah
berdasarkan analisis fisik berupa geologi, geomorfologi, lereng, penggunaan tanah, kerapatan aliran, tekstur tanah, dan curah
hujan dengan menggunakan teknik Sistem Informasi Geografi, Penginderaan Jauh, dan Analytic Hierarchy Process (AHP). Hasil
penelitian menunjukkan variabel yang memiliki pengaruh paling besar adalah penggunaan lahan. CAT Bogor memiliki potensi air
tanah yang baik di bagian utara dan kurang baik di bagian selatan.
Abstract
Groundwater is one of the most important resource that support human health, economy development, and diversity of ecology.
Groundwater using increase because of many factors, such as : easy in exploitation, good in quality, and low in cost. Requirement
of groundwater in Bogor basin is high because of high population and industry. Considering the importance of groundwater, the
knowledge about existence of groundwater is needful. The purpose of this research is acquiring the spatial information about level
of groundwater potential based physic analysis those are geology, geomorphology, slope, land use, drainage density, soil texture,
and annual rainfall using Geography Information System, Remote Sensing, and Analytic Hierarchy Process (AHP). The result of
this research shows that landuse is the most influent parameter. Groundwater potential in the southern of Bogor Basin is enough
good and in the northern is not enough good.
Air tanah merupakan salah satu sumber daya SIG bermanfaat untuk mengidentifikasi wilayah
alam paling penting yang mendukung kesehatan kedap air untuk eksplorasi dan pengembangan
manusia, perkembangan ekonomi, dan sumber air tanah melampaui hasil dari bidang
keanekaragaman ekologi. Penggunaan air tanah terus hidrogeologi (Kaliraj 2012). Metode yang cukup
meningkat disebabkan oleh faktor-faktor seperti mudah dan murah untuk mengidentifikasi air tanah
kemudahan mendapatkannya, kualitas yang baik, dan adalah gabungan teknik PJ dan SIG yang sangat
biaya yang murah (Todd dan Mays, 2005). Dengan bermanfaat untuk studi air tanah (Arkoprovo et al,
aktivitas manusia pada air tanah menjadi semakin GIS dan PJ untuk mendeliniasi potensi air tanah,
Sebagian besar air tawar yang ada di bumi memprediksi wilayah yang baik, namun seluruh
merupakan air tanah, jumlah air permukaan hanya analisa tergantung pada pembobotan untuk peta yang
sebanyak 0,3 % dari air tawar yang ada di bumi (Lee, berbeda (Kaliraj, 2012). Teknik Analytical Hierarchy
2011). Mengingat pentingnya peran air tanah maka Process (AHP) menganalisis banyak dataset dengan
pengetahuan tentang keberadaan air tanah sangat membandingkan metriks, yang digunakan untuk
diperlukan. Menurut Akoprovo (2012) kejadian air menghitung geometric mean dan normalized weight
tanah di suatu tempat merupakan akibat dari interaksi of parameters (Chowdhury et al. 2010 dalam Kaliraj
faktor iklim, geologi, hidrologi, fisiografi, dan 2012). Awawdeh et al. (2009) dalam memetakan
ekologi, sehingga perbedaan kondisi fisik antar potensi air tanah menggunakan delapan peta tematik
wilayah ikut menentukan keberadaan air tanah di yaitu geomorfologi, tekstur tanah, litologi, lereng,
Ketersediaan air tanah dapat berkurang karena kerapatan struktur, yang kemudian dikombinasikan
eksploitasi yang berlebihan dan karena kurangnya dengan weight index overlay method yang ditetapkan
pendekatan yang dapat digunakan untuk Detail spesifik dari sistem sumber air termasuk
mengidentifikasi potensi air tanah di suatu wilayah pola aliran, orde sungai, struktur penyimpanan air,
diantaranya hidrogeologi, penginderaan jauh (PJ), dan dan asosiasi fitur-fitur geografinya dapat disatukan
sistem informasi geografi (SIG). Kerumitan untuk memperoleh kesimpulan yang dapat dipercaya
lingkungan bawah tanah dikombinasikan dengan untuk menghasilkan kebijakan alternatif yang relatif
batasan area yang ditentukan dan diasosiasikan bermanfaat (Georgakakos dan Graham, 2008 dalam
permukaan dan pengeboran membutuhkan banyak Cekungan Air Tanah (CAT) Bogor merupakan
waktu dan biaya yang sangat mahal, didukung dengan suatu batas hidrogeologis yang terletak di sebelah
2. Wilayah Penelitian
Dimana :
DD = Drainage Density / Kerapatan Aliran
L = Panjang aliran dalam satu glid
A = Luas grid
Dari perhitungan tersebut diperoleh nilai
panjang aliran per km2. Nilai kerapatan aliran
yang diperoleh dalam tiap grid kemudian
dikelaskan dan grid dengan kelas kerapatan
yang sama digabungkan.
Lereng didapatkan diolah dari kontur interval
12,5 m peta topografi RBI Bakosurtanal dengan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini skala 1 : 25.000 dengan menggunakan software
adalah AHP, yaitu untuk mendapatkan hierarki dan arcGIS 9.3. lereng diklasifikasikan menjadi lima
menentukan bobot berdasarkan tingkat prioritas dari kelas, yaitu: 0-2o, 2-8o, 8-15o, 15-40o, dan > 40o.
masing-masing variabel yang mempengaruhi. Bobot Curah hujan tahunan diolah dari peta curah
yang diperoleh digunakan untuk melakukan overlay hujan Bakosurtanal tahun 2004 dengan hasil
dengan bantuan SIG sehingga diperoleh tingkat interpolasi data curah hujan tahunan dari
potensi air tanah. stasiun-stasiun curah hujan di sekitar CAT
Jenis dan sumber data penelitian: Bogor yaitu stasiun Cibinong, Dramaga, Atang
Sangat tinggi 85-100 % variasi litologi yang beragam endapan hasil rombakan
Tinggi 70-85 % gunung api dan sedimen tersier yang terdiri dari batu
Sedang 60-70 % lempung, batu lempung tufan, batu pasir, batu pasir
tufan, konglomerat, breksi, dan tuf batu apung. Secara
Rendah 45-60 %
hidrogeologis merupakan daerah dengan aliran air
Sangat rendah < 45 %
permukaan agak tinggi (Harnandi dan Pasaribu,
(Sumber: Gumma, 2012)
2009).
4. Hasil Dan Pembahasan
Geologi
Terjadinya bentuk-bentuk medan dengan
masing-masing karakteristik sangat erat hubungannya
terutama dengan jenis batuan yang menutupi daerah
tersebut (Harnandi dan Pasaribu, 2009). Menurut Van
Bemmelen (1949) cekungan ini secara fisiografi dan
geologi termasuk ke dalam Zona Bogor, merupakan
Gbr 2. Litologi CAT Bogor
sebuah zona yang dibentuk oleh sejumlah kelompok
perbukitan dan pegunungan yang membentang Morfologi
dengan arah relatif barat-timur.
Morfologi atau bentang alam suatu daerah
Litologi yang menutupi CAT Bogor tersusun
merupakan perwujudan daerah tersebut yang
dari batuan yang berumur tua hingga muda(Harnandi
dicerminkan oleh bentuk-bentuk medan (roman muka
dan Pasaribu, 2009)
bumi) yang biasanya didasarkan atas ketinggian,
Bagian utara CAT Bogor batuan penyusunnya
kemiringan, timbulan, dan lekukan seperti yang
terdiri dari material endapan gunung api terutama
tercermin pada peta topografi atau kenampakan
terdiri dari breksi, tufa, batupasir, lava, dan
lapangan.
konglomerat. Secara hidrogeologis ditafsirkan
CAT Bogor bagian utara hampir seluruhnya
sebagai daerah imbuhan air tana, setempat air tanah
berupa gabungan kipas aluvial, bagian tengah terdiri
mulai terbentuk, pada daerah-daerah tertentu muncul
atas dataran tufa vulkanik, lereng lahar dan aliran
sebagai mata air (Harnandi dan Pasaribu, 2009).
lava, bagian barat didominasi oleh punggung gunung
Bagian tengah batuan penyusunnya terutama
dengan sedikit bukit curam dan dataran banjir, bagian
terdiri dari endapan hasil rombakan gunung api
selatan didominasi oleh gunung berapi dan aliran lava
terutama berupa material lepas, yakni pasir, kerikil,
serta punggung gunung dibagian timurnya.
dan material padu terdiri dari braksi, tuf, dan
konglomerat. Secara hidrologis umumnya ditafsirkan
Sedang 393,9 30,05 Gbr 10. Grafik Tinggi Debit Sumur Bor
Tinggi 197,5 15,07 Tabel 5. Jumlah dan Rata-Rata Debit Sumur Bor
Sangat Tinggi 5,2 0,39
Potensi Jumlah Sumur Rata-Rata Debit
Bor (l/dtk)
Tinggi 14 0,27
Perbandingan Dengan Data Debit Sumur Bor
Sedang 5 0,24
Data pengukuran produktivitas diambil dari sampel Rendah 4 0,192
sumur bor yang sebagaimana dapat dilihat pada
gambar berikut:
Kesimpulan