BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Kabupaten Jepara setiap orang adalah 120 liter/hari, maka diperkirakan jumlah
kebutuhan air bersih pada CAT Lokal Kabupaten Jepara adalah sekitar
16,3 juta m3/Tahun. Menurut Dinas Energi Sumber Daya Mineral (Dinas ESDM)
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013, CAT Lokal Kabupaten Jepara menjadi 4
wilayah potensi airtanah, yakni: potensi airtanah sedang pada akuifer bebas dan
tinggi pada akuifer tertekan, potensi airtanah sedang pada akuifer bebas dan
akuifer tertekan, potensi airtanah rendah pada akuifer bebas dan sedang pada
akuifer tertekan dan potensi airtanah nihil pada akuifer bebas dan sedang pada
akuifer tertekan. Jika penggunaan airtanah di wilayah CAT tidak seimbang antara
pemanfaatan dan jumlah ketersediaannya serta tidak memperhatikan faktor
lingkungan, maka hal tersebut dapat menimbulkan dampak kerusakan kondisi dan
lingkungan airtanah seperti penurunan kualitas airtanah, penurunan muka airtanah
yang berakibat terjadinya potensi negatif yang ditimbulkan akibat pengambilan
airtanah yang berlebihan (Saxena, 2010).
Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk menanggulangi dan
mengantisipasi terjadinya degradasi lingkungan lebih lanjut dengan melakukan
penzonasian wilayah konservasi dan pemanfaatan airtanah di wilayah CAT
(Bisri, 2012). Penentuan zona pemanfaatan dan konservasi meliputi aman, rawan,
kritis, dan rusak berdasarkan parameter kerusakan berupa penurunan kualitas
airtanah dan penurunan muka airtanah, potensi airtanah serta ada tidaknya
amblesan tanah pada wilayah CAT (Danaryanto, 2005). Dari hasil penyusunan
zona konservasi dan pemanfaatan ini diharapkan dapat membantu dalam
melindungi airtanah pada wilayah CAT agar airtanah tetap seimbang. Dalam
upaya konservasi yang dilakukan pada daerah imbuhan sangat diperlukan
gambaran berdasarkan kondisi yang sebenarnya, hidrogeologi serta tata guna
lahan terutama pada kawasan lindung, selain itu juga mempertimbangkan daerah
resapan air, rencana tata ruang wilayah, keberadaan mata air untuk pengembangan
airtanah yang lebih baik.
software Surfer 8, Ms. Excel dan ArcGIS 10, analisis kimia dan fisik airtanah
untuk keperluan air minum berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 492
Tahun 2010, Pengambilan data litologi dilakukan secara umum dan dengan
deskripsi megaskopis, pengamatan morfologi dilakukan secara langsung dan
perhitungan morfometri. Pembahasan penelitian dibatasi mengenai kondisi
litologi dan morfologi secara umum, hasil analisis sifat kimia airtanah berdasarkan
data laboratorium dan data lapangan, penentuan zona pemanfaatan dan konservasi
airtanah pada akuifer tertekan, penentuan rekomendasi batas debit airtanah
berdasarkan potensi airtanah CAT Lokal Kabupaten Jepara 2016, serta
menyesuaikan peta zona pemanfaatan dan konservasi airtanah dengan Rencana
Tata Ruang Wilayah daerah CAT Lokal Kabupaten Jepara.