Anda di halaman 1dari 7

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Cekungan airtanah (CAT) adalah tempat terjadinya proses-proses
hidrogeologis, tempat terjadinya proses pengimbuhan, pengaliran, dan pelepasan
airtanah (Permen ESDM 2017 ). Batas CAT Lokal Kabupaten Jepara ditentukan
berdasarkan Peraturan Menteri ESDM No. 2 Tahun 2017 yang memuat tentang
cekungan airtanah. Daerah penelitian secara administrasi terletak di sebagian
wilayah Kabupaten Jepara yang meliputi 9 Kecamatan yaitu Kecamatan
Donorojo, Kecamatan Keling, Kecamatan Kembang, Kecamatan Bangsri,
Kecamatan Batealit, Kecamatan Pakisaji, Kecamatan Mlonggo, Kecamatan
Jepara, dan Kecamatan Tahunan. Batas CAT penelitian secara hidrogeologi
termasuk ke dalam tipe batas pemisah airtanah (Groundwater divide), yaitu batas
pemisah dua aliran airtanah dengan arah berlawanan secara lateral dan bagian
Barat-Utara termasuk kedalam tipe batas muka air permukaan eksternal yaitu
berupa airlaut (Bonstra and Ridder, 1981). Batas ini terdapat di bagian Tenggara
CAT yaitu dari puncak Gunung Muria memanjang ke arah Utara sampai daerah
pantai di Donorojo, serta di bagian Selatan CAT dari puncak Gunung Muria
memanjang ke arah Barat sampai daerah pantai di Teluk Awur.
CAT Lokal Kabupaten Jepara memiliki luas wilayah sekitar 545 km2 (Peta
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2029).
Seiring dengan semakin pesatnya pembangunan di wilayah CAT, pertumbuhan
penduduk juga mengalami peningkatan, hal ini menyebabkan kebutuhan air bersih
untuk berbagai keperluan juga mengalami peningkatan. Salah satu cara untuk
memenuhi kebutuhan air bersih adalah dengan memanfaatkan airtanah.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Jepara Tahun 2013, jumlah
penduduk yang termasuk ke dalam wilayah CAT Lokal Kabupaten Jepara
sebanyak 563.866 jiwa. Dengan perkiraan kebutuhan air bersih menurut
Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun 1996 untuk wilayah CAT Lokal

1
2

Kabupaten Jepara setiap orang adalah 120 liter/hari, maka diperkirakan jumlah
kebutuhan air bersih pada CAT Lokal Kabupaten Jepara adalah sekitar
16,3 juta m3/Tahun. Menurut Dinas Energi Sumber Daya Mineral (Dinas ESDM)
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013, CAT Lokal Kabupaten Jepara menjadi 4
wilayah potensi airtanah, yakni: potensi airtanah sedang pada akuifer bebas dan
tinggi pada akuifer tertekan, potensi airtanah sedang pada akuifer bebas dan
akuifer tertekan, potensi airtanah rendah pada akuifer bebas dan sedang pada
akuifer tertekan dan potensi airtanah nihil pada akuifer bebas dan sedang pada
akuifer tertekan. Jika penggunaan airtanah di wilayah CAT tidak seimbang antara
pemanfaatan dan jumlah ketersediaannya serta tidak memperhatikan faktor
lingkungan, maka hal tersebut dapat menimbulkan dampak kerusakan kondisi dan
lingkungan airtanah seperti penurunan kualitas airtanah, penurunan muka airtanah
yang berakibat terjadinya potensi negatif yang ditimbulkan akibat pengambilan
airtanah yang berlebihan (Saxena, 2010).
Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk menanggulangi dan
mengantisipasi terjadinya degradasi lingkungan lebih lanjut dengan melakukan
penzonasian wilayah konservasi dan pemanfaatan airtanah di wilayah CAT
(Bisri, 2012). Penentuan zona pemanfaatan dan konservasi meliputi aman, rawan,
kritis, dan rusak berdasarkan parameter kerusakan berupa penurunan kualitas
airtanah dan penurunan muka airtanah, potensi airtanah serta ada tidaknya
amblesan tanah pada wilayah CAT (Danaryanto, 2005). Dari hasil penyusunan
zona konservasi dan pemanfaatan ini diharapkan dapat membantu dalam
melindungi airtanah pada wilayah CAT agar airtanah tetap seimbang. Dalam
upaya konservasi yang dilakukan pada daerah imbuhan sangat diperlukan
gambaran berdasarkan kondisi yang sebenarnya, hidrogeologi serta tata guna
lahan terutama pada kawasan lindung, selain itu juga mempertimbangkan daerah
resapan air, rencana tata ruang wilayah, keberadaan mata air untuk pengembangan
airtanah yang lebih baik.

1.2 Rumusan Masalah


Permasalahan yang terdapat di lokasi penelitian ini meliputi:
1. Bagaimana kondisi geologi dan hidrogeologi daerah penelitian?
3

2. Bagaimana kualitas airtanah pada CAT Lokal Kabupaten Jepara?


3. Bagaimana dampak pemanfaatan airtanah pada CAT Lokal Kabupaten
Jepara?
4. Bagaimana konservasi pada CAT Lokal Kabupaten Jepara?
5. Bagaimana kesesuaian Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Jepara?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian


1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini antara lain :
1. Melakukan pengamatan litologi secara umum, morfologi daerah penelitian
dan melakukan pengambilan data muka air tanah, debit mataair, pengukuran
derajat Keasaman (pH) dan pengukuran daya hantar listrik (DHL).
2. Melakukan uji sifat kimia dan fisik (warna, bau, rasa, kesadahan, Ca2+,
Mg2+, Fe3+, Mn2+, K+, dll) sampel airtanah daerah penelitian untuk
peruntukan air minum berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No.492
Tahun 2010.
3. Melakukan pembuatan peta pemanfaatan airtanah dan peta konservasi
airtanah pada daerah penelitian.
4. Melakukan penyesuaian hasil peta zonasi konservasi dengan peta potensi
airtanah 2016.
5. Melakukan evaluasi peta zonasi konservasi dengan peta RTRW.

1.3.2 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini antara lain:
1. Mengetahui kondisi geologi dan kondisi hidrogeologi daerah penelitian
seperti pola dan arah aliran airtanah bebas dan tertekan.
2. Mengetahui kualitas airtanah untuk keperluan air minum pada daerah
penelitian.
3. Mengetahui kondisi pemanfaatan airtanah dan zona konservasi airtanah pada
daerah penelitian.
4. Menentukan rekomendasi batas debit airtanah pada zona konservasi
berdasarkan peta potensi airtanah 2016.
4

5. Mengetahui kesesuaian rencana tata ruang wilayah dengan daerah


konservasi.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian yang dilakukan terbagi menjadi dua, manfaat untuk
masyarakat, dan manfaat bagi instansi terkait. Manfaat tersebut antara lain:
1. Manfaat bagi masyarakat.
a. Untuk penyediaan salah satu informasi airtanah yang dapat digunakan
untuk masyarakat (pemanfaatan dan perlindungan).
2. Manfaat bagi instansi terkait.
a. Dapat digunakan pemerintah kabupaten untuk mengevaluasi perencanaan
tata ruang wilayah Jepara dan sekitarnya.
b. Dapat digunakan sebagai dasar pengelolaan, pemantauan airtanah oleh
pemerintah Kabupaten Jepara.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian


1.5.1 Lingkup Spasial
Lokasi penelitian dilaksanakan di daerah cekungan airtanah Lokal
Kabupaten Jepara dan secara administratif terletak di Kabupaten Jepara, Provinsi
Jawa Tengah (Gambar 1.1). Pembuatan peta-peta dasar dalam penelitian
menggunakan sistem proyeksi Universal Transverse Mercator (UTM) dengan
datum World Geodetic Sistem (WGS) Tahun 1984. Daerah penelitian terletak
pada koordinat antara 459000-492000 mT dan 9265000-9292000 mU dimana
wilayah penelitian termasuk dalam zona 49 Southern Hemisphere. Akses ke
daerah penelitian memerlukan waktu sekitar 2-3 jam dari kota Semarang ke arah
Timurlaut dengan menggunakan kendaraan roda dua.
1.5.2 Lingkup Substansial
Pada lingkup ini kegiatan penelitian ini mencakup pengambilan data
hidrogeologi yang dilakukan pada bulan Juli-Agustus 2016 berupa pengambilan
sampel airtanah bebas dan tertekan, pengukuran muka airtanah dangkal,
pengukuran debit mataair, pengukuran pumping test, pengukuran DHL (Daya
Hantar Listrik), dan derajat keasaaman (pH), pengolahan data menggunakan
5

Gambar 1.1 Peta Administrasi.


6

software Surfer 8, Ms. Excel dan ArcGIS 10, analisis kimia dan fisik airtanah
untuk keperluan air minum berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 492
Tahun 2010, Pengambilan data litologi dilakukan secara umum dan dengan
deskripsi megaskopis, pengamatan morfologi dilakukan secara langsung dan
perhitungan morfometri. Pembahasan penelitian dibatasi mengenai kondisi
litologi dan morfologi secara umum, hasil analisis sifat kimia airtanah berdasarkan
data laboratorium dan data lapangan, penentuan zona pemanfaatan dan konservasi
airtanah pada akuifer tertekan, penentuan rekomendasi batas debit airtanah
berdasarkan potensi airtanah CAT Lokal Kabupaten Jepara 2016, serta
menyesuaikan peta zona pemanfaatan dan konservasi airtanah dengan Rencana
Tata Ruang Wilayah daerah CAT Lokal Kabupaten Jepara.

1.6 Penelitian Terdahulu


Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan di daerah penelitian maupun
berkaitan dengan kajian penelitian antara lain:
1. Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah (2013),
melakukan penelitian tentang survei potensi airtanah di wilayah cekungan
airtanah Jepara. Potensi airtanah dibagi menjadi tiga wilayah potensi yaitu
potensi airtanah sedang pada akuifer tidak tertekan dan akuifer tertekan,
potensi airtanah rendah pada akuifer tidak tertekan dan sedang pada akuifer
tertekan, potensi airtanah rendah pada akuifer tidak tertekan dan akuifer
tertekan.
2. Suwarti dan Wikarno (1992) Peta Geologi Regional Lembar Kudus berisi
tentang 3 (tiga) Formasi batuan yaitu Formasi Tufa Muria yang terdiri dari
litologi tufa, tufa pasiran, dan lahar. Formasi Lava Muria terdiri dari lava
basal, andesit, sienit. Formasi Aluvium terdiri dari krikil, lanau, lempung, sisa
tumbuhan.
3. Said dan Sukrisno (1988) Peta Hidrogeologi Regional Jawa Tengah berisi 3
(tiga) satuan akuifer yaitu : akuifer dengan aliran melalui ruang antar butir,
akuifer dengan aliran melalui celah dan ruang antar butir, akuifer dengan
aliran melalui rekahan.
7

1.7 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan tugas akhir ini terdiri dari lima bab dengan perincian
sebagai berikut:
1. BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang penelitian, rumusan
masalah, maksud dan tujuan, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian,
batasan masalah, penelitian terdahulu, dan sistematika penulisan.
2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menjelaskan mengenai kondisi geologi regional daerah penelitian,
kondisi hidrogeologi regional, penggunaan lahan, daerah imbuhan dan
lepasan, sistem bukaan akuifer, jenis batuan pembawa airtanah, kualitas
airtanah, serta penentuan zona pemanfaatan dan konservasi airtanah.
3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menjelaskan mengenai metode yang dipakai dalam melakukan
penelitian, alat dan bahan yang digunakan, tahapan penelitian, dan diagram
alir.
4. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi hasil penelitian dari aspek geologi dan hidrogeologi meliputi
kondisi aliran MAT pada daerah penelitian, hasil analisis kimia airtanah untuk
keperluan air minum, penentuan zona pemanfaatan dan konservasi airtanah,
serta kesesuaian zona pemanfaatan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah
daerah penelitian.
5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan hasil penelitian, saran serta rekomendasi bagi
peneliti yang akan melakukan penelitian lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai