Anda di halaman 1dari 22

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PERBAIKAN DRAFT DOKUMEN RENCANA ZONASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-


PULAU KECIL (RZWP3K)
PEKERJAAN PENYUSUNAN DOKUMEN AKHIR RENCANA ZONASI WILAYAH PESISIR
DAN PULAU-PULAU KECIL (RZWP3K) PROVINSI JAWA BARAT
1. Latar Belakang Kegiatan Penyusunan dokumen rencana zonasi wilayah pesisir dan
pulau-pulau kecil (RZWP-3-K) merupakan implementasi dari
amanat undang-undang Nomor 27 tahun 2007, Tentang
Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil.
Rencana zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil berisikan
arahan tentang alokasi ruang dalam rencana kawasan
pemanfaatan umum, rencana kawasan konservasi, rencana
kawasan strategis nasional tertentu, dan rencana alur; keterkaitan
antar ekosistem pesisir dan pulau-pulau kecil dalam satu
bioekoregion.
Kondisi geografis wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil Jawa
Barat terdiri dari 11 (sebelas) kabupaten/kota, terbentang dari
Pantai Selatan yang terdiri dari Kabupaten Ciamis, Tasikmalaya,
Garut, Cianjur, dan Sukabumi; dan Pantai Utara yang terdiri dari
Kabupaten Bekasi, Karawang, Subang, Indramayu, Cirebon dan
Kota Cirebon. Adapun pulau-pulau kecil sebanyak 19 (Sembilan
belas) buah, berada di Kabupaten Tasikmalaya sebanyak 2 (dua)
buah, Ciamis 7 (tujuh) buah, Sukabumi 5 (lima) buah,Garut 2 (dua)
buah, dan Indramayu 3 (tiga) buah.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat ke depan masih akan terus
melakukan pengembangan dan pembangunan di wilayah pesisir
Jawa Barat. Pada saat ini potensi sumberdaya pesisir telah
dimanfaatkan oleh berbagai pemangku kepentingan, diantaranya
masyarakat pesisir, LSM, kelompok tani, kelompok pemerhati
lingkungan dan OPD, seperti lingkungan hidup, pertambangan,
pekerjaan umum, perhubungan, pertanian, peternakan, kelautan
dan perikanan, PSDA, kehutanan, pariwisata dll. Dengan telah
dimanfaatkannya wilayah pesisir oleh berbagai sub sektor,
berdampak pada cepatnya terdegradasi, namun demikian banyak
potensi-potensi yang belum tereksploitasi, terutama di wilayah
Pantai Selatan.
Issue dan permasalahan yang ada di wilayah pesisir ini adalah
bahwa kawasan pesisir Jawa Barat, merupakan wilayah yang
relatife sudah tergegradasi, hal ini disebabkan oleh: 1)
Pemanfaatan Berlebihan (over exploitation); 2) Penggunaan teknik
dan peralatan penangkap ikan yang merusak lingkungan; 3)
Penggunaan bahan peledak beracun yang dapat merusak
terumbu karang dan ikan karang; 4) Perusakan fisik dan habitat
(penambangan karang, pasir dan reklamasi); 5) Polusi dan
sedimentasi; 6) Introduksi species asing; 7) Perubahan
iklim/Bencana alam (coral bleaching); 8) Konversi lahan yang
kurang bijaksana; dan 9) Pemahaman hukum dan perundang-
undangan yang masih rendah. Upaya pengelolaan kawasan
konservasi laut dan kawasan perairan tawar dan payau secara
berkelanjutan akan terus dilakukan oleh pemerintah, sehingga
jumlah kawasan konservasi dan jenis biota perairan yang dilindungi
dapat terus dikembangkan, diidentifikasi dan dapat dipetakan
secara akurat, diantaranya dengan penyusunan RZWP-3-K ini.
2. Maksud dan Tujuan Tujuan dari kegiatan penyusunan dokumen rencana zonasi wilayah
pesisir dan pulau-pulau kecil di Jawa Barat adalah menyusun dan
menetapkan arah pemanfaatan ruang pesisir provinsi, yang sesuai
dengan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007, Tentang
Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil; serta Permen
Nomor PER 16/MEN/2008, Tentang Perencanaan Pengelolaan
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, yang memuat informasi
tentang:
1. Peta dengan skala 1 : 50.000 terdiri dari Citra satelit, Batimetri,
Permukaan air, Turbiditas, Salinitas, sebaran klorofil, Sebaran
sumberdaya pesisir, Zona Terlarang, Zona Provinsi.
2. Biogeofisik umum (geomorfologi, geologi, dan oseanografi
umum),
3. Ekosistem pesisir,
4. Penggunaan lahan (land use),
5. Penggunaan perairan (sea use), dan
6. Kesesuaian lahan (land suitability)
7. Naskah akademik RZWP3K Provinsi Jawa Barat.
8. Rancangan peraturan daerah tentang rencana zonasi wilayah
pesisir dan pulau-pulau kecil provinsi Jawa Barat
3. Target/Sasaran RZWP-3-K Provinsi Jawa Barat mencakup wilayah perencanaan
daratan dari kecamatan pesisir sampai wilayah perairan paling
jauh 12 (dua belas) mil laut diukur dari garis pantai kearah laut
lepas dan/atau kearah perairan kepulauan dalam satu hamparan
ruang yang saling terkait antara ekosistem daratan dan perairan
lainya.
Sasaran dari penyusunan RZWP-3-K Wilayah pesisir Jawa Barat
adalah:
1. Pansela meliputi a). Kabupaten Ciamis, b). Kabupaten
Tasikmalaya, c). Kabupaten Garut, d) Kabupaten Cianjur, dan
e). Kabupaten Sukabumi.
2. Pantura meliputi a). Kabupaten Bekasi, b). Kabupaten
Karawang, c). Kabupaten Subang, d). Kabupaten Indramayu,
e). Kabupaten Cirebon, dan f) Kota Cirebon.
3. Pulau-pulau kecil sebanyak 19 (Sembilan belas) buah
tersebar di Jawa Barat.
Output yang diharapkan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah,
tersusunnya dokumen Rencana Zonasi Wilayah Pesisir Dan Pulau-
Pulau Kecil Provinsi Jawa Barat untuk kurun waktu 20 (dua puluh)
tahun dan akan ditinjau kembali setiap 5 (lima) tahun. Adapun
kriteria dari RZWP-3-K ini adalah sebagai berikut:
1. Pengalokasian ruang dalam kawasan pemanfaatan umum,
kawasan konservasi, kawasan strategi nasional tertentu, dan
alur laut.
2. Keterkaitan antara ekosistem darat dan ekosistem laut dalam
suatu bioekoregional;
3. Penetapan pemanfaatan ruang laut; dan
4. Penetapan prioritas kawasan laut untuk tujuan konservasi,
sosial budaya, ekonomi, transportasi laut, industri strategis,
serta pertahanan dan keamanan.
5. Naskah akademik rencana zonasi wilayah pesisir dan pulau-
pulau kecil.
4. Nama Organisasi
Pengadaan
Barang/Jasa
a. Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat
b. Satker Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat (07)
c. PPK Satker Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat
(07)
5. Sumber dana dan
perkiraan biaya
a. DIPA Satker Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat
(07) Tahun Anggaran 2012
b. Rp 367.359.300,00. (Tiga ratus enam puluh tujuh juta tiga ratus
lima puluh sembilan ribu tiga ratus rupiah)
6. ruang lingkup fasilitas
pengadaan/lokasi dan
data dan penunjang
Isi dari dokumen rencana zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau
kecil memuat pembahasan substansi mengenai : 1) tujuan,
kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah pesisir dan pulau-
pulau kecil Provinsi Jawa Barat, 2) Rencana Struktur ruang wilayah
pesisir dan pulau-pulau kecil Provinsi Jawa Barat, serta 3) rencana
Pola Ruang wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil Provinsi Jawa
Barat 4) Penataan Kawasan Strategir wilayah pesisir dan pulau-
pulau kecil Provinsi Jawa Barat, 5) Arahan Pemanfaatan ruang
wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil Provinsi Jawa Barat, 6)
Indikator Program Utama 7) rekomrendasi tehadap rencana tata
ruang wilayah Provinsi Jawa Barat, 8) Ketentuan Pengendalian
pemanfaatan ruang kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil Provinsi
Jawa Barat, 9) Gambar-gambar, dan 10) Lampiran-lampiran.
7. Produk yang
dihasilkan
Jenis data dasar dan peta yang dihasilkan dalam kegiatan
penyusunan zonasi ini adalah Table 1. dan Table 2. di bawah ini:
Table 1. Jenis data dasar RZWP-3-K Provinsi
No Data Bentang
alam
Kedalaman sumber
1 Peta rupa
bumi
Skala 1 : 50.000
Kedalaman informasi:
Batas administrasi sampai
kecamatan, gedung dan bangunan,
jaringan jalan, pemanfaatan lahan
exsisting
BIG
2 Peta system
lahan dan
kesesuaian
lahan
(landsystem
and
landsuitability)
Skala 1 : 50.000
Kedalaman informasi:
System lahan terdiri dari:
Pantai, rawa pasang surut, daratan
alluvial, jalur kelokan, rawa-rawa,
lembah alluvial, kipas dan lahar,
teras-teras, daratan.
Bentuk lahan terdiri dari:
Kemiringan relief, lebar puncak,
lembah-lembah, jenis batuan/mineral
dominan, daerah iklim, kesesuaian
lahan.
BIG
3 Citra satelit Sesuai dengan resolusi yang
dibutuhkan.
Kedalaman informasi:
Kerapatan vegetasi, penggunaan
lahan pesisir, garis pantai,
kelerengan pantai, tipe pantai,
material pantai
Data
sekunder
(hasil
pengolahan
citra)
4 RTRW
provinsi
Skala 1: 50.000
Kedalaman informasi:
1. Pola ruang
2. Struktur ruang
3. Arahan pemanfaatan ruang
Bappeda
provinsi
Tabel 2. Jenis Data Dasar RZWP-3-K Provinsi
NO
Data Bentang
Alam Laut
(Seascape)
Kedalaman Informasi Sumber
1 Peta
Lingkungan
Laut Nasional
(LLN) dan
Lingkungan
Perairan
Indonesia (LPI)
Skala 1 : 50.000
Kedalaman Informasi :
Garis Pantai, Batu Karang,
Terumbu, Beting
Karang, Tempat Berlabuh,
Menara Suar,
Dilarang Berlabuh, Garis
Cakupan 12 mil
laut, Stasiun Radar, Kerangka
Berbahaya,
Kabel Dalam Air, Pipa Dalam Air,
Sistem
Pemisahan Lalulintas, Batas
Sektor, Daerah
Latihan, Daerah Larangan,
Terlarang,
Pelampung.
BIG
2 Peta Laut Skala 1 : 50.000
Kedalaman Informasi :
Kedalaman, Pasut, Arus, Garis
Pantai, Batu
Karang, Terumbu, Beting Karang,
Tempat
Berlabuh, Menara Suar, Dilarang
Berlabuh,
Stasiun Radar, Kerangka
Berbahaya, Kabel
Dalam Air, Pipa Dalam Air, Sistim
Pemisahan Lalulintas, Batas
Sektor, Daerah Latihan, Daerah
Larangan, dll
DISHIDROS
TNI AL
3 Citra Satelit Sesuai dengan resolusi yang Hasil
dibutuhkan.
Kedalaman Informasi :
Arah Arus, Suhu Permukaan,
Kecerahan,
Terumbu Karang, Klorofil,
Kedalaman,
Budidaya.
Pengelolaan
Citra
4 RZWP-3-K
Provinsi
Skala 1 : 50.000
Kedalaman Informasi :
1. Pola Ruang
2. Struktur Ruang
3. Arahan Pemanfaatan
Ruang
Dinas Kelautan
Perikanan atau
nama lainnya
8. Waktu pelaksanaan
yang diperlukan
Kegiatan penyusunan RZWP-3-K ini direncanakan selesai selama
5 (lima) bulan
9. Tenaga ahli yang
dibutuhkan
Tenaga ahli yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini adalah tenaga
ahli planologi yang bersertifikat dan telah berpengalaman lebih dari
8 tahun sebagai site planner, selengkapnya seperti terlihat pada
Tabel 6. Dibawah ini:
Tabel Daftar Tenaga Ahli dan Tenaga Ahli lain yang Diperlukan
No. Uraian Jumlah Kuali
fikasi
Pengal
aman
1.
Ahli Planologi/Perencana
Wilayah/Site Planner
(bersertifikat)
1 org
S2 5 th
S1 7 th
2. Ahli GIS/Remote Sensing 1 org
S2 5 th
S1 7 th
3.
Ahli Sumberdaya
Kelautan
1 org
S2 5 th
S1 7 th
4. Ahli Perikanan 1 org
S2 5 th
S1 7 th
5.
Ahli Kebijakan Publik
(bersertifikat)
1 org
S2 5 th
S1 7 th
6. Operator Komputer 2 org D3 2 th
Tugas dan tangung jawab masing-masing personil untuk
Pekerjaan Penyusunan Rencana Zonasi WP3K Provinsi Jawa
Barat adalah sebagai berikut :
1. Kebutuhan Tenaga Ahli
a. Ahli Perencanaan Wilayah Team Leader
Tugas dan Tanggung Jawab :
1) Memimpin pelaksanaan pekerjaan dari sejak
perencanaan sampai terselesaikannya pekerjaan
hingga diterima dengan baik oleh pemberi pekerjaan
2) Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas masing-
masing tenaga ahli sehiigga tercipta suasana
pekerjaan yang harmonis dan efektif
3) Bersama tenaga ahli lainnya menyusun rencana
kerja dan kerangka laporan serta
mendistribusikannya dengan baik kepada para ahli
dan staf pendukung
4) Menyusun masukan kepada setiap tenaga ahli
dalam menyusun rencana survey memenuhi aspek-
aspek pengembangan wilayah
5) Menyusun konsep pengembangan wilayah Pantura
dan Pansela Jawa Barat dan sekitarnya
6) Dibantu oleh tenaga ahli lainnya untuk menformulasi
seluruh masukan dari tenaga ahli sehingga menjadi
rencana zonasi
b. Ahli Sumberdaya Kelautan
Tugas dan tanggung jawab :
1) Sesuai dengan bidang keahliannya bertanggung
jawab dalam pelaksanaan pekerjaan, sejak
perencanaan sampai penyelesaiannya hingga
diterima dengan baik oleh pemberi pekerjaan
2) Bekerjasama dengan tenaga ahli lainnya, dibawah
koordinasi Tim Leader (TL) guna menciptakan
suasana kerja yang harmonis dan efektif.
3) Dibawah koordinasi TL, bekerjasama dengan tenaga
ahli lainnya menyusun rencana kerja dan kerangka
laporan.
4) Mempelajari dokumen yang terkait dengan kegiatan
serta memberikan analisa terhadap aspek-aspek
kelautan
5) Menetapkan kerangka studi yang menjadi acuan
kerja tenaga ahli lainnya.
6) Memberi masukan kepada setiap tenaga ahli dalam
menyusun rencana survey memenuhi aspek-aspek
kelautan.
7) Bersama-sama ahli perikanan bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan survey biogeofisik dan
sosbud masyarakat pesisir
8) Memberi masukan kepada Team Leader dalam
menyusun data potensi perairan untuk
pengembangan kawasan pariwisata
9) Bekerjasama denlan teniga ahli lainnya dalam
menyusun potensi sumberdaya kelaritan, serti
memberi masukan pertimbangan untuk membuat
zonasi
c. Ahli Perikanan.
Tugas dan tanggung jawab :
1) Sesuai dengan bidang keahliannya bertanggung
jawab dalam pelaksanaan pekerjaan, sejak
perencanaan sampai penyelesaiannya hingga
diterima dengan baik oleh pemberi pekerjaan.
2) Bekerjasama dengan tenaga ahli iainnya, dibawah
koordinasi Tim Leader (TL) guna mencipiakan
suasana kerja yang harmonis dan efektif.
3) Di bawah koordinasi TL, bekerjasama dengan
tenaga ahli lainnya menyusun rencana kerja dan
kerangka laporan.
4) Mempelajari dokumen yang terkait dengan kegiatan
serta memberikan analisa terhadap aspek-aspek
perikanan.
5) Menetapkan kerangka studi yang menjadi acuan
kerja tenaga ahli lainnya.
6) Memberi masukan kepada setiap tenaga ahli dalam
menyusun rencana survey memenuhi aspek-aspek
perikanan.
7) Bersama-sama ahli perikanan bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan survey biogeofisik dan
sosbud masyarakat pesisir.
8) Memberi masukan kepada Team Leader dalam
menyusun konsep pengembangan wilayah pesisir
dan pulau-pulau kecil sesuai keahliannya.
9) Bekerjasama dengan tenaga ahli lainnya dalam
menyusun potensi sumberdaya kelautan, serta
memberi masukan pertimbangan untuk membuat
zonasi .. kawasan minapolitan.
d. Ahli Sistem lnformasi Geografis
Tugas dan Tanggung Jawab
1) Sesuai dengan bidang keahliannya bertanggung
jawab dalam pelaksanaan pekerjaan diri sejak
perencanaan sampai penyelesaiannya hingga
diterima dengan baik oleh pemberi pekerjaan.
2) Bekerjasama dengan tenaga ahli lainnya di bawah
koordinasi Ketua Tim guna menciptakan suasana
kerja yang harmonis dan efektif dibawah koordinasi
Ketua Tim bekerjasama dengan tenaga ahli lainnya
menyusun rencana kerja dan kerangka laporan.
3) Melakukan interpretasi citra
4) Melakukan koordinasi dan asistensi dengan pemberi
pekerjaan sesuai dengan bidang keahliannya.
5) Meripelajari dokumen yang ada kaitannya dengan
proyek serta memberikan analisa terhabap aspek-
aspek lingkungan ekosistem pesisir.
6) Memberikan masukan dalam menyusun kerangka
Rencana Zonasi serta memberikan kontribusi
pemikiran dari aspek-aspek ekosistem pesisir,
sosial, kependudukan dan ekonomi
7) Menyusun kerangka survey dan Peta Kerja serta
melakukan analisa terhadap data aspek ekosistem
pesisir dan laut berdasarkan data hasil survey
lapangan.
8) Memberikan analisa terhadap aspek lingkungan fisik
pada setiap dokumen laporan
9) Turut bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
survey ekosistem pesisir dan laut.
Ahli Kebijakan publik
Tugas dan Tanggung Jawab
1) Sesuai dengan bidang keahliannya bertanggung
jawab dalam pelaksanaan pekerjaan dari sejak
perencanaan sampai penyelesaiannya hingga
diterima dengan baik oleh pemberi pekerjaan
2) Bekerjasama dengan tenaga ahli lainnya di bawah
koordinasi Ketua Tim guna menciptakan suasana
kerja yang harmonis dan efektif
3) Melakukan koordinasi dan asistensi dengan pemberi
pekerjaan sesuai dengan bidang keahliannya
4) Mempelajari dokumen yang terkait dengan kegiatan
serta memberikan analisa terhadap aspek-aspek
perekonomian.
5) Membantu penyusunan kerangka survey dan peta
kerja serta melakukan analisa terhadip data aspek
ekonomi regional berdasarkan data hasil survey.
6) Memberikan analisa terhadap aspek setiap dokumen
laporan ekonomi regional perikanan pada setiap
dokumen laporan.
7) Memberikan masukan kepada Ahli GlS, Perikanan
dan Perencana Wilayah dalam menyusun Rencana
Zonasi
8) Memberi masukan kepada Team Leader dalam
menyusun konsep pengembangan wilayah pesisir
dan pulau-pualu kecil sesuai keahliannya.
9) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan survey
ekonomi regional dan kelembagaan Perikanan.
2. Tenaga Pendukung
a. Tenaga Administrasi/Operator Komputer
Tugas dan Tanggung Jawab
1) Membantu menyusun dokumen laporan dan
dokumen pertanggungjawaban kegiatan.
2) Membantu tenaga ahli dalam merencanakan
pelaksanaan kegiatan di pusat dan daerah.
Membantu dalam bidang administrasi kegiatan surat menyurat dan
lain-lain.
10. Pendekatan dan
Metodologi
Metodologi penyusunan dokumen RZWP-3-K dengan yuridis
empiric dan bukan yuridik normative, memuat:
1. Deskripsi tahapan-tahapan perencanaan
2. Tata cara pengambilan data dan informasi
3. Pendekatan ilmiah dalam pengolahan data serta analisis
data dan informasi
Jenis data dasar dan peta yang dihasilkan dalam kegiatan
penyusunan zonasi ini adalah Table 1. dan Table 2. di bawah ini:
Table 1. Jenis data dasar RZWP-3-K Provinsi
No Data Bentang
alam
Kedalaman sumber
1 Peta rupa bumi Skala 1 : 50.000
Kedalaman informasi:
Batas administrasi sampai
kecamatan, gedung dan
bangunan, jaringan jalan,
pemanfaatan lahan exsisting
BIG
2 Peta system
lahan dan
kesesuaian
lahan
(landsystem
and
landsuitability)
Skala 1 : 50.000
Kedalaman informasi:
System lahan terdiri dari:
Pantai, rawa pasang surut,
daratan alluvial, jalur kelokan,
rawa-rawa, lembah alluvial,
kipas dan lahar, teras-teras,
daratan.
Bentuk lahan terdiri dari:
Kemiringan relief, lebar puncak,
lembah-lembah, jenis
batuan/mineral dominan, daerah
iklim, kesesuaian lahan.
BIG
3 Citra satelit Sesuai dengan resolusi yang
dibutuhkan.
Kedalaman informasi:
Kerapatan vegetasi,
penggunaan lahan pesisir, garis
pantai, kelerengan pantai, tipe
pantai, material pantai
Data
Sekunder
(hasil
pengolah
an citra)
4 RTRW provinsi Skala 1: 50.000
Kedalaman informasi:
1. Pola ruang
2. Struktur ruang
3. Arahan pemanfaatan
ruang
Bappeda
provinsi
Tabel 2. Jenis Data Dasar RZWP-3-K Provinsi
NO
Data
Bentang
Alam Laut
(Seascape)
Kedalaman Informasi Sumber
1 Peta
Lingkungan
Laut
Nasional
(LLN) dan
Lingkungan
Perairan
Indonesia
Skala 1 : 50.000
Kedalaman Informasi :
Garis Pantai, Batu Karang,
Terumbu, Beting
Karang, Tempat Berlabuh,
Menara Suar,
Dilarang Berlabuh, Garis
Cakupan 12 mil
BIG
(LPI) laut, Stasiun Radar,
Kerangka Berbahaya,
Kabel Dalam Air, Pipa Dalam
Air, Sistem
Pemisahan Lalulintas, Batas
Sektor, Daerah
Latihan, Daerah Larangan,
Terlarang,
Pelampung.
2 Peta Laut Skala 1 : 50.000
Kedalaman Informasi :
Kedalaman, Pasut, Arus,
Garis Pantai, Batu
Karang, Terumbu, Beting
Karang, Tempat
Berlabuh, Menara Suar,
Dilarang Berlabuh,
Stasiun Radar, Kerangka
Berbahaya, Kabel
Dalam Air, Pipa Dalam Air,
Sistim Pemisahan Lalulintas,
Batas Sektor, Daerah
Latihan, Daerah Larangan,
dll
DISHIDROS
TNI AL
3 Citra Satelit Sesuai dengan resolusi yang
dibutuhkan.
Kedalaman Informasi :
Arah Arus, Suhu Permukaan,
Kecerahan,
Terumbu Karang, Klorofil,
Kedalaman,
Budidaya.
Hasil
Pengelolaan
Citra
4 RZWP-3-K
Provinsi
Skala 1 : 50.000
Kedalaman Informasi :
1. Pola Ruang
2. Struktur Ruang
3. Arahan Pemanfaatan
Ruang
Dinas
Kelautan
Perikanan
atau nama
lainnya
11. Spesifikasi Teknis 1. Survey Lapangan
Survei lapangan dilaksanakan dalam rangka pengumpulan data
sekunder dan primer yang belum tersedia dalam rangka
penyusunan katalog informasi sumberdaya (sumberdaya alam,
sumberdaya fisik/buatan, sumberdaya social dan sumberdaya
manusia), dengan menggunakan medoda uridis empirik dan
bukan yuridik normatif, dengan mengacu kepada Undang-
Undang No `12 Tahun 2012. Survey lapang ini dilaksanakan dalam
rangka melakukan verifikasi terhadap data sekunder yang sudah
terkumpul sebelumnya serta melakukan pengumpulan data primer.
Adapun jenis data yang akan dikumpulkan meliputi:
a. Jenis Data Sekunder
Data sekunder yang akan dikumpulkan dalam survey lapang akan
meliput kebijakan, kondisi fisik wilayah, kondisi sosial budaya,
kondisi ekonomi, kondisi pemanfaatan ruang eksisting, kondisi
ekologi serta rencana/ studi terkait lainnya.
1) Kebijakan meliputi RTRW Provinsi, RPJM Provinsi, Renstra
Provinsi dan kebijakan lain yang terkait.
2) Kondisi fisik, menyangkut kondisi geologi/tatanan tektonik (jalur
gempa, jenis tanah dan jenis batuan), morfologi pantai (bentuk
permukaan pulau, evolusi pantai, bentuk dan tipe pantai),
hidro-oceonografi (arus pasang surut, bathimetri, kecepatan
arus permukaan, Iklim dan cuaca), keterdapatan pulau kecil
(paparan benua, kelanjutan benua) dan lokasi/posisi (pulau
perbatasan, pulau tertular, pulau di perairan pedalaman)
3) Kondisi Sosial Budaya, menyangkut sebaran dan jumlah
penduduk, interaksi penduduk, budaya & adat istiadat, sejarah
sosial dan issue permasalahan sosial budaya
4) Kondisi Ekonomi, menyangkut PDRB, PAD, sebaran potensi
ekonomi, basis ekonomi lokal, keterkaitan ekonomi dan skala
ekonomi (produksi dan pemasaran).
5) Kondisi Pemanfaatan Ruang Eksisting, menyangkut
penggunaan ruang wilayah pesisir dan laut masing-masing
sektor dan komoditi serta aspek permasalahannya.
6) Kondisi Ekologi, menyangkut sebaran biota (endemik, langka,
hampir punah, invansi), jenis dan sebaran ekosistem
(mangrove, terumbu karang, pantai berbatu) dan kondisi
sumberdaya alam (pencemaran perairan, kerusakan terumbu
karang, kerusakan mangrove).
7) Rencana/studi terkait lainnya, menyangkut daya dukung
pengembangan komoditi dan kawasan, kriteria pemanfaatan
wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.
b. jenis data primer
Pengumpulan data primer merupakan kegiatan pengumpulan data
yang dilakukan secara sistematis, melalui perekaman data
(observasi, pengambilan sampling, penghitungan, pengukuran,
wawancara, kuesioner atau focus group discussion) langsung dari
sumber pertama (fenomena/objek yang diamati). Adapun jenis data
primer yang akan dikumpulkan meliputi (kejelasan cara
pengambilan data untuk setiap kelompok data).
1) Adapun pengklasifikasian jenis data dalam kegiatan survey
lapangan disajikan dalam Table 3.
Komponen
Data
Jenis Data
Sumber
Data
Teknik
Pengambi
lan Data
Prime
r
Sekund
er
Kebijakan
RTRW Sekund
er
Instansi Studi
Pustaka
RPJM dan
Renstra
Sekund
er
Instansi Studi
Pustaka
Isu dan
Masalah
Sekund
er
Instansi Studi
Pustaka
Studi Terkait Sekund Instansi Studi
er Pustaka
Kondisi Fisik Wilayah
Geografis
dan
Administratif
Sekund
er
Instansi Studi
Pusaka
Geologi dan
Morfologi
Sekund
er
Instansi Studi
Pustaka
Topografi Sekund
er
Instansi Studi
Pustaka
Iklim dan
Cuaca
Sekund
er
Instansi Studi
Pustaka
Hidro-Oceanografi
Pasut Sekund
er
Instansi Studi
Pustaka
Bathimetri Sekund
er
Instansi Studi
Pustaka
Arus Sekund
er
Instansi Studi
Pustaka
Angin dan
Gelombang
Sekund
er
Instansi Studi
Pustaka
Kualitas Air
Laut
Primer Pengukura
n
Observasi
Bio-Ekologi
Sebaran
Biota
(Endemik,
langka,
hampir
punah,
invasi)
Primer Sekund
er
Responden
,
Instansi
Wawancar
a,
Observasi,
Studi
Pustaka
Kondisi
Ekosistem
Pesisir
(Mangrove,
Terumbu
Karang,
lamun, lahan
basah)
Primer Sekund
er
Responden
,
Pengukura
n
Instansi
Wawancar
a
Observasi,
Studi
Pustaka
Kondisi
Sumberdaya
Pesisir
(pencemaran
, degradasi,
isu dan
masalah
Primer Sekund
er
Responden
Instansi
Wawancar
a,Studi
Pustaka
Sosial, Ekonomi dan Budaya
Kependuduk
an
Primer Sekund
er
Responden
,
Instansi
Wawancar
a,Studi
Pustaka
Budaya dan
Adat Istiadat
Primer Sekund
er responden,
Instansi
Wawancar
a,Studi
Pustaka
Perekonomia
n
Primer Sekund
er
Responden
,
Instansi
Wawancar
a,Studi
Pustaka
Sarana dan
Prasarana
Primer Sekund
er
Responden
,
Instansi
Wawancar
a,Studi
Pustaka
Pemanfaatan
Ruang
Eksisting
Primer Sekund
er
Responden
,
Instansi
Wawancar
a,Studi
Pustaka
2. Identifikasi Potensi Wilayah
Berdasarkan survei lapangan pada tahap sebelumnya, selanjutnya
dilakukan identifikasi potensi wilayah yang meliputi:
a. Identifikasi jenis dan jumlah sumberdaya;
b. Identifikasi pemanfaatan sumber daya pesisir dan pulau-pulau
kecil; dan
c. Identifikasi potensi perkembangan.
12. Laporan Setelah draft rencana zonasi disepakati oleh semua pihak maka
disusunlah dokumen final (akhir) dari rencana zonasi wilayah
pesisir dan pulau-pulau kecil yang merangkum keseluruhan
rangkaian proses, data dan informassi, analisis yang dilakukan
sejak awal serta rencana zonasi yang telah dibuat dalam tiga buku,
yakni :
3. Perbaikan draft Dokumen RZWP3K
Dokumen awal Rencana Zonasi berisikan tentang:
a. Analisis Data : Analisis kebijakan, Kewilayahan, Sosial
Ekonomi, Potensi Sumber Daya, Pemanfaatan Sumber Daya,
Pemanfaatan Ruang, Kesesuaian Ruang, dan Daya Dukung,
b. Matriks Keterkaitan Antar Zona, dan
c. Draft Dokumen Awal Rencana Zonasi dan Album Peta.
Adapun isi dokumen awal yang akan disusun meliputi :
a. Analisis Data, terdiri atas :
1) Analisis Kebijakan
Analisis Kebijakan digunakan untuk melihat kedudukan wilayah
perencanaan terhadap kebijakan rencana tata ruang
nasional/provinsi/kab/kota, dan menyesuaikan perencanaan yang
dibuat dengan kebijakan pembangunan daerah, dengan tujuan agar
tidak terjadi tumpang tindih kegiatan. Disamping itu, analisis yang
didasarkan pada kebijakan pembangunan nasional, termasuk
kebijakan geopolitik dan pertahanan keamanan.
2) Analisis Kewilayahan
Analisis kewilayahan merupakan analisis untuk melihat
kecenderungan perkembangan kawasan di wilayah perencanaan
berdasarkan potensi fisik wilayah dan kondisi ekonomi, sosial-
budaya yang ada. Analisis kewilayahan akan dapat mengeluarkan
rekomendasi bagi skala pengembangan kawasan yang diharapkan
dan arahnya.
3) Analisis Sosial Ekonomi
Analisis sosial ekonomi dilakukan untuk melihat kondisi sosial
ekonomi dan strukturnya di wilayah perencanaan. Analisis sosial
ekonomi menyangkut sebaran dan jumlah penduduk, interaksi
penduduk, budaya & adat istiadat, sejarah sosial dan issue
permasalahan sosial budaya, sebaran potensi ekonomi, basis
ekonomi lokal, keterkaitan ekonomi dan skala ekonomi (produksi
dan pemasaran)
4) Analisis Daya Dukung
Analisis daya dukung wilayah pesisir meliputi daya dukung fisik
lingkungan (geografi, geo-morfologi, hidrologi, eko-biologis dan
hidrooseanografi) dan daya dukung sosial, ekonomi, budaya dan
politik.
5) Analisis Kesesuaian Pemanfaatan Ruang
Analisis kesesuaian pemanfaatan ruang merupakan analisis yang
melihat pada potensi wilayah pesisir berdasarkan kriteria-kriteria
teknis kegiatan pemanfaatan ruang yang direncanakan. Analisis ini
menggunakan metode overlay peta untuk masing-masing variabel
fisik, sosial, ekonomi, dan budaya berdasarkan kriteria kegiatan.
Dari hasil analisis ini akan dihasilkan kesesuaian lahan
pemanfaatan ruang dalam bentuk peta kesesuaian pemanfaatan
ruang, yang antara lain akan meliputi kesesuaian pemanfaatan
ruang untuk kawasan lindung (konservasi), kawasan pemanfaatan
umum, zona alur dan kawasan strategis.
6) Naskah Akademik RZWP3K
Naskah akademik dipergunakan dalam pembahasan dalam
penyusunan peraturan daerah bersama dewan. Naskah akademik
yang disusun mengacu kepada Undang-undang 12 Tahun 2012
yang melatarbelakangai alasan-alasan kenapa RZWP3K harus
disusun, isu-isu strategis, permasalahan di wilayah pesisir dan laut,
solusi tindak lanjut dari permasalahan yang ada, dll.
b. Matrik Keterkaitan Antar Zona
Matrik keterkaitan antar zona menguraikan hubungan antar
zona/sub zona dalam suatu wilayah perencanaan untuk melihat
harmonisasi antar zona/sub zona. Matrik ini berisi susunan
aktifitas/nilai untuk tujuan komersial, industrial, lingkungan, tempat
tinggal, dan tempat rekreasi umum dan berfungsi untuk
menjelaskan susunan aktifitas yang dapat diterapkan di dalam
masing-masing peruntukan zona/sob-zona.
Draft awal rencana zonasi disusun berdasarkan proses
pengambilan keputusan atas alokasi ruang dan kondisi
pemanfaatan ruang yang ada. Untuk RZWP-3-K Provinsi draft peta
zonasi disusun dengan skala 1 : 50.000 Draft peta rencana zonasi
dibuat dengan sistim referensi geografis grid UTM (Universal
Tranverse Mercantor) dan sistim proyeksi WGS 84.
Draft dokumen awal RZWP-3-K Provinsi terutama memuat jenis
kawasan, zona dan sub zona yang diusulkan untuk dijadikan
dokumen awal rencana zonasi. Adapun pembagian masing-masing
kawasan zona dapat dilihat seperti pada Table 4. berikut.
Tabel 4. Pembagian Kawasan dan Arahan Zona dalam RZWP-
3-K
KAWASAN
ARAHAN PEMANFAATAN
ZONA
1.
PEMANFAATAN
UMUM
Perikanan Budidaya
Permukiman
Industri
Pariwisata
Pelabuhan
Pertanian
Hutan
Pertambangan
2. KONSERVASI Konservasi Perairan
Konservasi Pesisir dan Pulau-Pulau
Kecil
Konservasi Maritim
Sempadan Pantai
Mitigasi Bencana Alam
3. ALUR Alur Pipa dan Kabel
Alur Pelayaran
Alur Migrasi Biota
4. KSNT Instalasi Militer
Perbatasan dan PPK terluar
Situs Warisan Dunia
Habitat Biota Endemik
4. Konsultasi Publik
Konsultasi publik dilakukan untuk mensosialisasikan hasil-hasil
penyusunan rencana zonasi sampai pada tahap Laporan Awal,
dimana sosialisasi ini dimaksudkan untuk menjaring masukan
dan perbaikan data maupun informasi mengenai draft rencana
zonasi yang telah disusun.
Dokumen awal RZWP-3-K provinsi sebagaimana dimaksud
selanjutnya wajib dilakukan konsultasi publik untuk mendapatkan
masukkan, tanggapan atau saran perbaikan dari pemerintah,
SKPD/Instansi terkait, LSM dan/atau ORMAS guna menghasilkan
dokumen antara.
Pendekatan konsultasi publik pada tingkat provinsi ditekankan pada
upaya untuk menginisiasi draft peta rencana zonasi yang telah
disusun kepada masyarakat dan institusi pemerintah daerah
provinsi. Kegiatan pelibatan memerlukan metoda, sarana atau
media partisipasi yang tepat untuk melakukan konsultasi dan
menghimpun berbagai pelaku pembangunan dalam suatu forum
yangbertujuan mulai dari memberikan informasi, memperoleh
masukan, berdiskusi, memecahkan masalah bersama,
bekerjasama, resolusi konflik, negosiasi, mediasi, hingga
mengambil keputusan bersama. Terdapat beragam metoda yang
dapat digunakan, masing-masing memiliki kelebihan dan
kekurangan serta akan tergantung pada bentuk dan tingkat
keterlibatan yang akan dilaksanakan.
5. Penyusunan Dokumen Antara
Dokumen antara merupakan revisi atas dokumen awal yang telah
dikonsultasikan kepada publik, oleh sebab itu dokumen antara
merupakan dokumen awal yang telah diperbaiki berdasarkan
masukan dan informasi yang diperoleh dari berbagai pemangku
kepentingan di daerah atas wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau
kecil di wilayahnya. Pada tahap penyusunan dokumen antara ini
dapat saja dilakukan pengumpulan data kembali dan proses
pengolahan data kembali jika memang dibutuhkan untuk
menginformasikan tematik atau kondisi lapangan yang belum
terangkum di dalam laporan awal.
6. Konsultasi Publik
Konsultasi publik pada tahap ini dilakukan dengan maksud untuk
memverifikasi atau memastikan kembali bahwa data dan informasi
tematis yang menjadi masukan publik pada tahap konsultasi
sebelumnya telah dirangkum dengan baik dan benar dalam draft
rencana zonasi yang disusun, sehingga darft rencana zonasi dapat
disepakati oleh semua pemangku kepentingan daerah.
Konsultasi publik yang dilakukan pada tahap ini hampir tidak
berbeda dengan pendekatan pada konsultasi publik sebelumnya,
hanya saja lingkup publik yang dilibatkan dipersempit, terutama
pemangku kepentingan yang memberikan masukan terhadap draft
rencana zonasi. Namun demikian konsultasi publik kedua ini masih
membuka kesempatan untuk memberikan masukan atas
perbaikan/penyempurnaan yang dilakukan.
7. Penyusunan Dokumen Final
Setelah draft rencana zonasi disepakati oleh semua pihak maka
disusunlah dokumen final (akhir) dari rencana zonasi wilayah
pesisir dan pulau-pulau kecil yang merangkum keseluruhan
rangkaian proses, data dan informassi, analisis yang dilakukan
sejak awal serta rencana zonasi yang telah dibuat dalam tiga buku,
yakni :
a. Dokumen final, tediri dari:
1) Buku data dan analisis
2) Buku rencana zonasi
b. Album foto
c. Naskah akademik
d. Rancangan peraturan daerah tentang rencana zonasi
wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil provinsi Jawa Barat
Dokumen final yang telah disusun dan disepakati selanjutnya
diajukan kepada institusi pemerintah pusat (Kementerian
Kelautan dan Perikanan) dan Provinsi, serta instansi pemerintah
lainnya yang memiliki kepentingan dengan sumberdya di
wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, seperti telihat pada Tabel
5. Berikut ini:
Table 5. Sistematika dokumen final rencana zonasi dapat
dilihat pada table dibawah ini
BA
B
URAIAN ISI KETERANGAN
I Pendahuluan 1. Landasan
hukum
penyusunan
RZWP-3-K
2. Deskripsi
umum
wilayah
provinsi
Deskripsi:
Penjabaran terhadap
letak geografis wilayah,
kondisi demografi,
sosial ekonomi makro,
arah kebijakan
pembangunan provinsi,
kontribusi sektoral
terhadap PAD, arahan
struktur dan pola ruang
provinsi.
- Orientasi
wilayah provinsi
- Sebaran
kepadatan
penduduk per
kecamatan
- Rencana pola
ruang dalam
RT/RW provinsi
- Rencana
struktur ruang
dalam RTRW
provinsi
3. Maksud dan
tujuan
4. Tinjauan
kebijakan di
wilayah
pesisir dan
pulau-pulau
kecil
Deskripsi:
Penjabaran terhadap
arah kebijakan tata
ruang wilayah povinsi
terkait dengan wilayah
pesisir, rencana strategi
pengelolaan pesisir dan
pulau-pulau kecil,
kebijakan sektoral lain
yang terkait dengan
kewenangannya di
wilayah pesisir dan
pulau-pulau kecil.
II Profil wilayah
pesisir dan
pulau-pulau
kecil provinsi
jawa barat
1. Gambaran
umum
wilayah
pesisir dan
pulau-pulau
kecil
Deskripsi:
Luas perairan, panjang
garis pantai, jumlah
pulau-pulau kecil,
jumlah administrasi
kecamatan pesisir,
luasan wilayah pesisir
dan pulau-pulau kecil,
pulau yang
berpenghuni,
pemanfaatan ruang
saat ini di wilayah
pesisir dan pulau-pulau
kecil.
Disertai dengan peta-
peta yang dilampirkan
dalam album peta:
- Garis pantai dan
batas laut
kewenangan
provinsi
- Batas
administrasi
kecamatan
pesisir
- Sebaran pulau-
pulau kecil
(dapat
diklasifikasikan
berdasarkan
terhuni/tidak
berpenghuni)
- Pemanfaatan
ruang wilayah
pesisir dan
pulau-pulau kecil
- Peta rawan
bencana
2. Sumberdaya
wilayah
pesisir dan
pulau-pulau
kecil
Deskripsi:
penjabaran terhadap
kondisi hidro
oceanografi seperti luas
perairan (yang memiliki
kedalaman < 10 m, 10-
20 m, 20-30m), tipe
pantai dan sedimen
dasar perairan
berdasarkan
kedalaman, luas,
sebaran dan kondisi
ekosistem pesisir
(mangrove, padang
lamun, terumbu karang
dan estuary); disertai
dengan peta-peta yang
dilampirkan dalam
album peta:
- Batimetri
- Pola dan arah
arus
- Sebaran
ekosistem
pesisir
3. Potensi
wilayah
pesisir dan
pulau-pulau
kecil
Deskripsi:
Penjabaran terhadap
jumlah, luas dan
sebaran potensi
sumberdaya alam,
sumberdaya manusia
dan lingkungan binaan
yang memiliki nilai
ekonomis untuk dapat
dikembangkan lebih
optimal untuk kegiatan
perikanan, pariwisata,
dan industri lainnya;
disertai dengan peta-
peta yang dilampirkan
dalam album peta:
- Sebaran
sumberdaya
pesisir dan PPK
- Infrastruktur
wilayah pesisir
4. Isu-isu
strategis
pengelolaan
wilayah
pesisir dan
PPK
Deskripsi:
Penjabaran terhadap
isu-isu yang bersifat
global, nasional,
regional, maupun lokal
yang mempengaruhi
arah kebijakan
pembangunan di
provinsi pada umumnya
dan wilayah pesisir laut
pada khususnya,
seperti pemanasan
global, tumpahan
minyak, kerjasama
pengelolaan terumbu
karang, tsunami dll.;
III Darft rencana
zonasi
Disertai dengan
- Matrik
keterkaitan
- Tabel-tabel
koordinat batas
zonasi
- Tabel-tabel
pernyataan
maksud
pengelolaan
Draft peta rencana
zonasi
IV Rencana
struktur ruang
1. Rencana
system alur
pelayaran
2. Rencana
system alur
kabel bawah
laut
3. Rencana
system alur
pipa air bersih
4. Rencana
system alur
pipa minyak
Disertai dengan peta
rencana struktur ruang
V Rencana pola
ruang
1. Rencana pola
ruang
kawasan
pemanfaatan
umum
2. Rencana pola
ruang
kawasan
konservasi
3. Rencana pola
ruang
kawasan
strategis
nasional
tertentu
Disertai dengan peta
rencana pola ruang
VI Arahan
pemafaatan
ruang
1. Arahan
pemanfaatan
ruang
kawasan
pemanfaatan
umum
2. Arahan
pemanfaatan
ruang
kawasan
konservasi
3. Arahan
pemanfaatan
ruang alur
4. Arahan
pemanfaatan
ruang
kawasan
strategis
nasional
tertentu
Disertai dengan tabel-
tabel indikasi program
dan tabel-tabel
pernyataan maksud
pengelolaan.
A. TINGKAT KEDALAMAN PETA
1. Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
a. Provinsi skala peta 1 : 50.000
2. Album peta meliputi :
a. Peta Orientasi Wilayah Perencanaan
b. Peta Rencana Struktur dan Pola Ruang Wilayah
Provinsi/Kabupaten/Kota
c. Peta Topografi dan Bathimetri
d. Peta Geologi dan geomorfologi
e. Peta Penggunaan Eksisting Pemanfaatan Daerah Pesisir
dan Perairan
f. Peta Status Lahan (Kementerian Kehutanan)
g. Peta Kondisi Ekosistem Pesisir (Mangrove, Terumbu
Karang, Padang Lamun, Estuari, dll)
h. Peta Analisis Kesesuaian Perairan untuk Budidaya
Perikanan dan Kelautan
i. Peta Analisis Struktur Ruang Laut dan Pesisir
j. Peta Analisis Pemanfaatan Ruang Pesisir dan Laut
k. Peta Analisis Kependudukan dan Sosial ekonomi
l. Peta Analisis Kebutuhan Infrastruktur Wilayah
m. Peta Analisis Kegiatan Usaha Budidaya Perikanan
n. Peta Analisis Kesesuaian Zona Fungsional Kawasan Pesisir
o. Peta Analisis Kerentanan Bencana (Rawan dan Resiko
Bencana)
p. Peta Draft Rencana Zonasi untuk Zona dan Sub Zona
Bahan Konsultasi Publik :
q. Peta Rencana Struktur Ruang
r. Peta Rencana Pola Ruang
Peta Draft Rencana Zonasi untuk Zona dan Sub Zona
Hasil Konsultasi Publik
Matriks Rencana Pengembangan Kegiatan pada Zona
dan Sub Zona Hasil Konsultasi Publik
B. KETENTUAN PRODUK PETA
1. Dokumen Cetak (Hardcopy)
a. Album peta
1) Dicetak berwarna
2) Ukuran A1
3) Memiliki koordinat/Grid
b. Draft Laporan
1) Dicetak berwarna
2) Ukuran A3
3) Memiliki koordinat/Grid
2. File Digital (Softcopy)
File Digital Pemetaan dalam bentuk Sistem Informasi Geografis
dengan format vektor seperti SHP dan Lyr (ESRI Product) dan
dalam bentuk raster seperti JPEG dan PNG. Peta disajikan
dalam 3 (bentuk) geometri yaitu:
a. Fiture Titik/Point disajikan oleh lokasi diskret yang
menentukan obyek peta yang batas atau bentuknya terlalu
kecil untuk ditunjukkan sebagai fiture garis atau area.
Menyajikan titik yang tidak mempunyai area, seperti Lokasi
Pelabuhan dll
b. Fiture Garis/Line Merupakan kumpulan koordinat berurutan
yang bila dihubungkan akan menyajikan bentuk linier dari
obyek yang terlalu sempit untuk ditampilkan sebagai area.
Atau, berupa fiture yang tidak mempunyai lebar, seperti
garis kontur, seperti Garis Pantai, Kontur Laut, Alur
Pelayaran dll
Fiture Area / Polygon merupakan bentuk gambar tertutup yang
batasnya melingkupi area homogen, seperti Danau, Kawasan
Pemukiman, Lapangan, Kawasan Lindung dll.
Bandung, 23 April 2012
Pejabat Pembuat Komitmen,

Anda mungkin juga menyukai