Anda di halaman 1dari 9

Green Mining Journal

Volume x, Nomor x, Bulan 20xx : x - xx

PENGARUH PERTAMBANGAN SIRTU TERHADAP POLA


ALIRAN AIRTANAH DANGKAL DISEKITAR SUNGAI PROGO
THE EFFECT OF SIRTU MINING ON SHALLOW GROUNDWATER FLOW
PATTERNS AROUND THE PROGO RIVER

Fajar Fahreza. S 1, a) Ika Arsi Anafiati 2, b) Asri Fridayanda3, c

1 Nama institusi/jurusan, e-mail


2 Nama institusi/jurusan, e-mail

a)
Nama koresponden: your@ity.ac.id (menggunakan email institusi)
b)
anotherauthor@ity.ac.id

ABSTRAK
Sirtu merupakan kepanjangan dari pasir dan batu, yang berasal dari material hasil dari kegiatan gunung
api yang tidak teruraikan, tercampur dari beberapa ukuran mulai dari ukuran pasir sampai bongkah yang
berada di dataran rendah akibat poses pengendapan. Wilayah dengan potensi sirtu di Daerah Istimewa
Yogyakarta adalah Kabupaten Bantul. Salah satunya terletak di sepanjang aliran sungai Progo. Adapun
Proses penambangan sirtu dilakukan dengan sistem tambang terbuka. Sistem penambangan terbuka
memiliki banyak dampak terhadap lingkungan, terutama merubah bentuk bentang alam. Penelitian ini
bertujuan mengetahui potensi perubahan pola aliran airtanah akibat aktivitas pertambangan sirtu dengan
menggunakan analisis pemodelan airtanah numerik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa akuifer daerah
penelitian dibagi menjadi 2 yaitu, Akuifer atas bersifat tak-tertekan (akuifer dangkal), sedangkan akuifer
bawah bersifat semi-tertekan. pola aliran airtanah di daerah penelitian mengarah dari Barat dan Timur
menuju ke Bagian Tengah dan terus mengalir mengikuti aliran Sungai Progo kearah Selatan. Aktivitas
penambangan sirtu memberikan dampak penurunan muka airtanah, yaitu penurunan tertinggi terdapat
pada sumur OBS-6 sebesar 1,018 m sedangkan penurunan terendah terdapat pada sumur OBS-7 sebesar
0,018 m, dengan pola aliran dari Barat dan Timur menuju ke Bagian Tengah dan terus mengalir
mengikuti aliran Sungai Progo kearah Selatan.
Kata Kunci: Sirtu, Pertambangan Terbuka, dan Pemodelan Airtanah

ABSTRACT
Sand and rock are materials resulting from volcanic activity that cannot be decomposed, mixed from
several sizes ranging from sand size to boulders located in the lowlands due to depositional processes.
The area with the potential for sirtu. One of them is located along the Progo river. The sand and stone
mining process is carried out using an open pit mining system. Open pit mining systems have many
impacts on the environment, especially changing the shape of the landscape. This study aims to determine
the potential changes in groundwater flow patterns due to sand and stone mining activities in the Progo
river, Srandakan District, Bantul Regency by using numerical groundwater modeling analysis. The
results showed that the aquifer in the study area was divided into 2, namely, the upper aquifer is
unconfined (shallow aquifer), while the lower aquifer is semi-stressed. The pattern of groundwater flow
in the study area leads from the West and East to the Central Part and continues to flow following the
flow of the Progo River towards the South. Sirtu mining activities have an impact on groundwater level
decline, namely the highest decrease is found in the OBS-6 well of 1.018 m while the lowest decrease is
found in the OBS-7 well of 0.018 m, with a flow pattern from the West and East to the Central Part and
continues to flow following the flow. Progo River towards the South.
Keywords: sand and stone, Open Pit Mining, and Groundwater Modeling

Naskah masuk : , revisi : , diterima : , dipubilkasi : . 1


Green Mining Journal
Volume x, Nomor x, Bulan 20xx : x - xx

PENDAHULUAN
Sirtu merupakan kepanjangan dari pasir dan batu, yang berasal dari material hasil dari
kegiatan gunung api yang tidak teruraikan, tercampur dari beberapa ukuran mulai dari ukuran
pasir sampai bongkah yang berada di dataran rendah akibat poses pengendapan. Wilayah
dengan potensi sirtu di Daerah Istimewa Yogyakarta adalah Kabupaten Bantul. Salah satunya
terletak di Kecamatan Srandakan yang tersebar di sepanjang aliran sungai Progo. Adapun
Proses penambangan sirtu dilakukan dengan sistem tambang terbuka menggunakan peralatan
seperti cangkul, mesin sedot/jet pump serta peralatan sederhana lainnya sampai menggunakan
alat berat exavator. Sistem penambangan terbuka memiliki banyak dampak terhadap
lingkungan, terutamanya merubah bentuk bentang alam.
Telah banyak penelitian – penelitian yang mengangkat tema tentang dampak
pertambangan sirtu terhadap lingkungan sekitar, namun masih sedikit yang meneliti tentang
dampak tambang sirtu terhadap kondisi airtanah, sehingga perlu dilakukannya pemetaan pola
aliran airtanah yang nantinya bisa digunakan untuk mengetahui kuantitas maupun kualitas
airtanah.
Siklus hidrologi memegang peranan penting dalam penelusuran asal muasal air tanah.
Sumber daya air tanah bersifat dapat diperbaharui secara alami, karena air tanah merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari siklus hidrologi di bumi. Kejadian dan pergerakan air tanah
bergantung pada kondisi fisik dan geologi setempat. Aliran air tanah merupakan salah satu
bagian dari siklus hidrologi yang komplek. Dalam kenyataannya terdapat faktor pembatas yang
mempengaruhi pemanfaatannya, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Dari segi kuantitas,
air tanah akan mengalami penurunan kemampuan penyediaan apabila jumlah yang diturap
melebihi umpan (ketersediaannya).
Curah hujan merupakan sumber utama dari air tanah selain sumber-sumber yang lain. Air
hujan yang jatuh di permukaan bumi tidak seluruhnya mengalir sebagai aliran permukaan yang
menuju ke sungai akan tetapi sebagian akan meresap ke dalam tanah melalui infiltrasi atau
perkolasi sebagai umpan air tanah. Jumlah bagian air hujan yang masuk ke dalam tanah
dipengaruhi oleh kondisi geologi, topografi, penggunaan lahan dan penutup lahan serta faktor
lainnya. Oleh karena itu curah hujan bukan merupakan faktor utama yang mementukan potensi
air tanah. Dengan kata lain daerah yang curah hujannya tinggi belum tentu mempunyai potensi
air tanah yang tinggi pula.
Dari uraian diatas maka pada penelitian ini difokuskan untuk melihat pola aliran airtanah
sekitar aktivitas pertambangan sirtu di sungai Progo, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul
dengan menggunakan pemetaan pola aliran airtanah.

METODE
Kegiatan pemetaan diawali dengan menganalisis data yang telah didapatkan pada tahap
persiapan dan kegiatan investigasi lapangan kemudian dilanjutkan dengan melakukan pemetaan
aliran airtanah. Adapun tahapan dalam melakukan pemetaan, sebagai berikut: dari data
pengukuran muka airtanah pada sumur – sumur warga kemudian dilakukan pemetaan kontur
muka airtanah menggunakan aplikasi MODFLOW, analisis data primer dan sekunder, hasil
analisis dari beberapa data tersebut digunakan untuk memahami sistem alamiah daerah
pemodelan, yang mana sistem alamiah ini merupakan dasar dari pembuatan model konseptual,
analisis data hidrologi dan data meteorologi diolah untuk mendapatkan nilai parameter
evapotranspirasi, limpasan, dan imbuhan airtanah. Nilai evapotranspirasi dihitung dengan
metode Thornthwaite (Seiler & Gat, 2007), dan nilai limpasan dihitung menggunakan
persamaan empiris dari Departemen Pertanian India (Haq dkk., 2011), serta nilai imbuhan

Naskah masuk : , revisi : , diterima : , dipubilkasi : . 2


Green Mining Journal
Volume x, Nomor x, Bulan 20xx : x - xx

airtanah dihitung menggunakan rumus Lerner (1990), kemudian dari data – data tersebut
digunakan dalam pembuatan peta pola akiran airtanah menggunakan software MODFLOW.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hidrostratigrafi
Dari hasil kolerasi antar litologi, unit hidrostratigrafi diklasifikasikan berdasarkan tingkat
kemampuannya dalam menyimpan dan meloloskan airtanah. Jenis lapisan batuan yang memiliki
sifat hidrolika yang sama akan diklasifikasikan kedalam satu unit hidrostratigrafi. Satuan
hidrostratigrafi daerah penelitian disajikan pada Gambar 1.

: Soil

: Pasir

: Lempung

Sumber: Pengolahan data bor (2022)


Gambar 1.
Diagram Fence

Daerah penelitian dibagi menjadi 2 unit hidrostratigrafi yakni akuifer dan akuitard.
1. Lapisan pasir di daerah penelitian diklasifikasikan sebagai akuifer 1 dan akuifer 2, karena
memiliki nilai konduktivitas hidrolik dan porositas efektif yang besar sehingga bisa
menyimpan dan meloloskan air atau bersifat impermeable.
2. Lapisan lempung di daerah penelitian diklasifikasikan sebagai akuitard 1 dan akuitard 2,
karena memiliki nilai konduktivitas hidrolik dan porositas efektif yang kecil sehingga
kurang menyimpan dan meloloskan air atau bersifat permeable.

Konseptual Model
Konseptual model merupakan gambaran dari kondisi daerah yang akan dimodelkan dan
memperlihatkan gambaran sistem aliran airtanah di daerah penelitian. Tujuan pembuatan model
konseptual untuk penyederhanaan permasalahan lapangan yang kompleks. Model konseptual
aliran airtanah daerah penelitian disajikan dalam diagram blok (Gambar 3). Berdasarkan kondisi
hidrogeologi, Akuifer di daerah penelitian terbagi dua yaitu akuifer bebas dan akuifer semi-
tertekan. Kedua akuifer tersebut dibatasi oleh lapisan lempung sebagai akuitard. Kondisi batas
hidrolika pada model yaitu Sungai Progo dan Kali Bedog sebagai batas sungai (river boundary),
serta batas imbuhan airtanah yang digunakan sebesar 1.645,4 mm/tahun.

Naskah masuk : , revisi : , diterima : , dipubilkasi : . 3


Green Mining Journal
Volume x, Nomor x, Bulan 20xx : x - xx

Akuitard 2 Soil

Akuifer 1
Akuifer 2
Akuitard 1

Sumber: Pengolahan data (2022)


Gambar 3
Konseptual Model

Pemetaan Muka Airtanah


Pengukuran muka airtanah dari 42 sumur – sumur warga kemudian di input kedalam
software MODFLOW. Pengolahan data dilakukan interpolasi dari 42 titik pengukuran sumur
sehingga membentuk kontur ketinggian airtanah di daerah penelitian, dimana elevasi muka
airtanah tertinggi yaitu 85,54 mdpl yang berada pada bagian barat daerah penelitian yang
merupakan daerah perbukitan dengan elevasi permukaan tanah sekitar 80 – 100 mdpl.
Sedangkan elevasi muka airtanah terendah yaitu 17,88 mdpl yang berada pada bagian barat daya
daerah penelitian yang merupakan daerah muara sungai Progo dengan elevasi permukaan tanah
sekitar 20 – 30 mdpl. Dibagian barat daerah penelitian memiliki kontur muka airtanah yang
lebih tinggi dibanding dengan bagian timur yang relatif landai dikarenakan pengaruh topografi
dibagian barat yang merupakan daerah perbukitan sedangkan di daerah timur merupakan daerah
dengan kemiringan topografi yang landai. Peta kontur muka airtanah di daerah penelitian bisa
dilihat pada Gambar 4.
Pola aliran airtanah didaerah penelitian mengikuti kontur permukaan yaitu mengarah dari
Barat dan Timur menuju ke Bagian Tengah dan terus mengalir mengikuti aliran Sungai Progo
kearah Selatan (Gambar 4.10). Adanya aktivitas Pertambangan sirtu membuat perubahan arah
aliran airtanah dibuktikan dari banyaknya arah panah aliran yang menuju Boundary IUP
pertambangan Sirtu. Hal tersebut menunjukkan adanya pengaruh penggalian dan penyedotan
Sirtu di sekitar Sungai Progo terhadap kondisi pola aliran airtanah.
Ketika muka air sungai lebih rendah dari muka airtanah maka airtanah akan menyuplai
sungai sehingga akan berpengaruh pada kuantitas dari sumur – sumur warga yang berada di
sekitar aktivitas pertambangan sirtu. Penggalian pasir dan batu di pinggiran Sungai Progo akan
merubah bentukan topografi permukaan tanah yang dapat memotong lapisan akuifer sehingga
akan mengakibatkan rembesan airtanah yang akan masuk kedalam lubang galian, sedangkan
penyedotan pasir di dasar sungai mengakibatkan pendalaman dasar sungai yang berakibat
penurunan muka air sungai. Dampak dari penggalian tersebut bisa langsung berpengaruh
terhadap penurunan muka airtanah di daerah sekitar pertambangan karena adanya relasi antara
air sungai dan airtanah.

Naskah masuk : , revisi : , diterima : , dipubilkasi : . 4


Green Mining Journal
Volume x, Nomor x, Bulan 20xx : x - xx

Gambar 4.
Peta Kontur Muka Airtanah

Naskah masuk : , revisi : , diterima : , dipubilkasi : . 5


Green Mining Journal
Volume x, Nomor x, Bulan 20xx : x - xx

Pemetaan Pola Aliran Airtanah


Dari data hidrologi dan hidrogeologi didaerah penelitian diolah menggunakan software
MODFLOW untuk mendapatkan pola aliran airtanah di daerah penelitian. Dimana pola aliran
akan mengikuti garis kontur muka airtanah.

Gambar 5.
Peta Pola Aliran Airtanah

Naskah masuk : , revisi : , diterima : , dipubilkasi : . 6


Green Mining Journal
Volume x, Nomor x, Bulan 20xx : x - xx

Kondisi Hidrogeologi Daerah Penelitian


Berdasarkan data litologi dari salah satu sumur bor di lokasi penelitian, satuan pasir dapat
memeliki ketebalan mulai dari ± 3-13 yang disebut juga akuifer atas dan satuan pasir di bawah
lapisan lempung atau bisa disebut juga akuifer bawah terletak pada kedalaman ±18-28 m
dengan karakteristik pasir, berwarna abu-abu terang hingga kecoklatan, bertekstur pasir kasar
dan gampingan lunak. Sementara satuan lempung pada kedalam ± 13-18 m atau dapat dikatakan
sebagai lapisan akuitard atas, terletak pada kedalaman ± 28-35 m diklasifikasikan sebagai
akuitard bawah dengan karakteristik lempung dan berwarna abu-abu gelap. Lapisan pasir
merupakan lapisan pembawa airtanah dangkal di daerah penelitian dimana sumber airtanah bagi
sumur – sumur warga daerah sekitar.
Berdasarkan posisi dan sifat hidrolika masing-masing perlapisan batuan, maka akuifer
daerah penelitian dibagi menjadi 2 yaitu, Akuifer atas bersifat tak-tertekan (akuifer dangkal),
sedangkan akuifer bawah bersifat semi-tertekan. Kondisi ini juga bersesuaian dengan kondisi
hasil penelitian sebelumnya mengenai kondisi hidrostratigrafi Kota Yogyakarta oleh Putra dkk.
(2013). Dari hasil pengukuran 42 sumur warga dan dicocokkannya dengan simulasi komputer
menunjukkan pola aliran airtanah di daerah penelitian mengarah dari Barat dan Timur menuju
ke Bagian Tengah dan terus mengalir mengikuti aliran Sungai Progo kearah Selatan. Pola aliran
dan kecepatan aliran airtanah sangat dipengarui oleh jenis batuan penyusun akuifer, kondisi
hidrologi, serta bentuk topografi daerah penelitian.
Dari hasil simulasi kontur muka airtanah menunjukkan bahwa Sungai Progo bersifat
Effluen Stream/Gaining Stream, yaitu suatu relasi antara air tanah dan air permukaan (Sungai
Progo), dimana pada kondisi ini air tanah yang mengisi air permukaan yang disebabkan muka
air tanah lebih tinggi dibanding air permukaan. Akibatnya air yang muncul ke permukaan akan
keluar dalam bentuk mata air atau rembesan.

KESIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan dan hasil analisis yang telah diperoleh maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut Berdasarkan posisi dan sifat hidrolika masing-masing
perlapisan batuan, maka akuifer daerah penelitian dibagi menjadi 2 yaitu, Akuifer atas bersifat
tak-tertekan (akuifer dangkal), sedangkan akuifer bawah bersifat semi-tertekan. pola aliran
airtanah di daerah penelitian mengarah dari Barat dan Timur menuju ke Bagian Tengah dan
terus mengalir mengikuti aliran Sungai Progo kearah Selatan. Aktivitas pertambangan Sirtu
dapat merubah pola aliran airtanah yang berada pada sekitar boundary IUP Sirtu

UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis menyampaikan terimakasih kepada Institut Teknologi Yogyakarta yang telah
memberikan bantuan teknis, supervisi, dan nonteknis untuk operasional penelitian lapangan,
sehingga penelitian ini selesai sesuai dengan target rencana yang diharapkan.

Naskah masuk : , revisi : , diterima : , dipubilkasi : . 7


Green Mining Journal
Volume x, Nomor x, Bulan 20xx : x - xx

DAFTAR PUSTAKA

Adhikari, K., & Mal, U. (2021). Evaluation of contamination of manganese in


groundwater from overburden dumps of Lower Gondwana coal
mines. Environmental Earth Sciences, 80(1), 1-15.
Alwi, I. (2015). Kriteria empirik dalam menentukan ukuran sampel pada pengujian hipotesis
statistika dan analisis butir. Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA, 2(2).Adrian Sutedi
(2011). Hukum Pertambangan. Jakarta: Sinar Grafika, halaman 103.
Anderson, M. P., Woessner, W. W., & Hunt, R. J. (1992). Applied groundwater
modeling: Simulation of flow and advective transport. Academic Press Inc.,
San Diego, CA. Journal of Hydrology, 140, 393-395.
Batu, V. (2005). Applied flow and solute transport modeling in aquifers:
fundamental principles and analytical and numerical methods. CRC Press.
Cahyadi, T. A., (2010). Pemodelan Penyebaran Air Lindi untuk Pengelolaan
Temapat Penimbuanan Sampah Sementara di Tambakboyo, Seleman, di
Yogyakarta. In Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi
(SNAST) Periode II (pp. 100-107). STTNAS.
Devy, Dina S., Heru, H., & Putra Eka, P. D. (2014, October). Pemodelan Air Tanah Daerah
Penambangan Batubara Pit Terbuka di Muara Lawa, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan
Timur. In Prosiding Seminar Nasional Kebumian Ke-7.
Domenico, P.A. dan M.D. Mifflin. (1965). Water from low-permeability sediments
and land subsidence. Water Resources Research, vol. 1, no. 4., pp. 563-576.
Dwi Septian 2020. Pemodelan Air Tanah Dengan Finite Difference Method Pada Tambang
Batubara Pit PDL Handak Pt Tanito Harum Tenggarong Kutai Kartanegara Kalimantan
Timur. Skripsi. Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Yogyakarta.
Dzikril Hakim 2009. Studi Sistem Hidrogeologi Dalam Kaitan nya dengan Penambangan Open
Pit Emas-Tembaga di PT. NNT Batu Hijau, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Tesis. Program
Studi Rekayasa Pertambangan Institut Teknologi Bandung.
Fetter, C.W. 2001. Applied Hydrogeology 4th Edition. University of Wiconsin-Oskosh. Upper
Saddle River, New Jersey. Prentince-Hall.
Freeze, R.A. and Cherry, J.A. (1979) Groundwater. Prentice-Hall Inc., Englewood
Cliffs, Vol. 7632, 604.
Haq, S., Prakasa, D., Putra, E., Hendrayana, H., & Igarashi, T. (2011).
Hydrogeology of an Open-pit Coal Mine in Tamiang Layang Central
80 Kalimantan Indonesia: a Preliminary Groundwater Flow Modeling. Indonesian
Association Geologists, 1-20.
Hendrayana, H., 1994, Pengantar Model Aliran Airtanah, Fakultas Teknik
Universitas Gadjah Mada, Yoyakarta, Tidak dipublikasikan.
Herniti, D., & Kiky, P. (2018). Variasi Penutup Lahan Pasca Penambangan Pasir Batu (Sirtu)
Sebagai Pembeda Sifat Fisik, Kimia Dan Biologi Tanah. Jurnal
Rekayasa Lingkungan, 18(2).

Naskah masuk : , revisi : , diterima : , dipubilkasi : . 8


Green Mining Journal
Volume x, Nomor x, Bulan 20xx : x - xx

Kresic, Neven. 2009. Groundwater Resources-Sustainability, Management and Restoration.


New York: The McGraw Hill Companies, Inc. Mardiana.
Lerner, D.N., 1990, Groundwater recharge in Urban Areas, Hydrological
Processes and Water Management in Urban Area, Proceedings of the
Duisberg Symposium, April 1990, IAHS Publ., No. 198.
Muhammad Iqbal Ansori 2021. Pemodelan Air Tanah Dengan Metode Finite Difference Pada
Tambang Batubara Terbuka di Kecamatan Meureubo, Kabupaten Aceh Barat Nanggroe
Aceh Darusalam. Skripsi. Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Yogyakarta.
Ma, C. A., Li, K. M., & Zhao, S. P. (2012). Study on the Solute Transport Modeling
of Opencast Mine Groundwater. In Advanced Materials Research (Vol.
356, pp. 1699-1703). Trans Tech Publications Ltd.
Putra. D.P.E. Iqbal. M. Hendrayana. H. Putranto. T.T. 2013. Assessment Of Optimum Yield Of
Groundwater Withdrawal In The Yogyakarta City. Indonesia. J. SE Asian Appl. Geol.. Jan–
Jun 2013. Vol. 5(1). pp. 41–49.
Rahman, H. A., Putra, D. P. E., & Hendrayana, H. (2018). Pemodelan Pergerakan
Pencemar Airtanah oleh Hidrokarbon di Kelurahan Jlagran Kota
Yogyakarta. Jurnal Geosains dan Teknologi, 1(3), 81-88.
Satria Fitrio. 2021. Pemodelan Aliran Air Tanah Menggunakan Metode Finite Difference Pada
kab Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta (Studi Kasus : Kecamatan Bantul, Kecamatan
Jetis, Kecamatan Bambanglipuro dan Kecamatan Pandak). Tesis. Yogyakarta: Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.
Seiler, K. P., & Gat, J. R. (2007). Groundwater recharge from run-off, infiltration
and percolation (Vol. 55). Springer Science & Business Media.
Syaifulloh, A. K. (2021). Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Penambangan Pasir Merapi di
Klaten. Jurnal Penegakan Hukum dan Keadilan, 2(2), 147-161.
Ta, D., Cao, S., Steyl, G., Yang, H., & Li, Y. (2019). Prediction of groundwater
inflow into an iron mine: a case study of the Thach Khe iron mine,
Vietnam. Mine Water and the Environment, 38(2), 310-324.
Todd, D. K. Mays, L. W. 2005. Groundwater Hydrology Third Edition: Wiley. New Jersey.
Widiyanto, K., Puswanto, E., Raharjo, P. D., & Winduhutomo, S. (2013). Dampak Aktivitas
Penambangan Pasir Di Sungai Lukulo Terhadap Airtanah Dangkal Di Pesanggrahan
Karangsambung, Kebumen, Jawa. Prosiding Geoteknologi LIPI.
Xie, W., Ren, B., Hursthouse, A. S., Wang, Z., & Luo, X. (2021). Simulation of
Manganese Transport in Groundwater Using Visual MODFLOW: a Case
Study from Xiangtan Manganese Ore Area in Central China. Polish Journal
of Environmental Studies, 30(2).

Naskah masuk : , revisi : , diterima : , dipubilkasi : . 9

Anda mungkin juga menyukai