Anda di halaman 1dari 2

TUGAS RESUME MATA KULIAH KAPITA SELEKTA GEOFISIKA Kelompok JUDUL : AJI TRIYANTO (H1E007022) dan DESI ARI

RAHMAWATI () : IDENTIFIKASI PENYEBARAN AIR TANAH MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS

Tempat Pembuangan sampah di Desa Kurup, Kecamatan Lubuk Batang, menyebabkan pencemaran didaerah sekitarnya. Untuk memastikan dampaknya dilakukan studi hidrologi dan hidrogeologi . Dua jenis penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi kondisi air tanah, terutama air yang dihasilkan dari air hujan, dan air tanahnya. Jurnal ini fokus pada studi hidrogeologi berdasarkan data kondisi air tanah di daerah Kurup. Penelitian ini menggunakan metode 1 D geolistrik resistivitas. Hasil penelitian dapat digunakan untuk mencari posisi dan gambaran aliran air tanah untuk melindungi daerah ini dari banjir. Penelitian ini menggunakan metode Geolistrik konfigurasi Schlumberger. Konfigurasi schlumberger merupakan metode yang cocok untuk penelitian ini karena dapat menjangkau sampai jauh bawah permukaan tanah. Pengambilan data dilakukan di 3 titik pengukuran dengan memasang 2 elektroda arus, dan 2 elektroda potensial. Hasil pengambilan data berupa nilai besarnya arus dan beda potensial di titik pengukuran, yang selanjutnya data diolah menggunakan persamaan tahanan jenis yang nantinya akan menghasilkan nilai resistivitas semu. Dari hasil perhitungan nilai resistivitas semu hasilnya diolah menggunakan Software Resty dan |P| WIN program. Hasil dari pengolahan menggunakan software tersebut menghasilkan Grafik nilai resistivitas batuan terhadap kedalaman yang selanjutnya akan di interpretasi berdasarkan tabel resistivitas batuan. Berdasarkan hasil interpretasi tersebut dapat diketahui nilai kedalaman dan jenis-jenis lapisan batuannya yang selanjutnya akan diketahui letak lapisan akuifer. Berdasarkan hasil penelitian, topografi daerah ini bervariasi dengan kemiringan lahan 3 - 12%. Daerah ini merupakan dataran rendah dengan ketinggian 10 - 20 m. Pemetaan tanah menunjukkan bahwa kedalaman efektif kawasan ini 90 cm, tekstur tanah sedang, dengan tidak ada banjir atau erosi. Kondisi alam didaerah ini didominasi oleh batuan. Struktur fisik dan kandungan lapisan batuan terdiri dari komposisi mineral dan butiran batuan yang terjadi akibat proses sedimentasi. Struktur Stratigrafi menunjukan usia lapisan batuan dan proses pembentukannya. Rekahan dan lipatan menunjukkan karakteristik geometris dari sistem geologi yang dihasilkan dari deformasi, pengendapan, kristalisasi dan semuanya itu memiliki peran penting dalam keseimbangan struktur geologi di daerah ini. Akuifernya terdiri dari dua Jenis yaitu akuifer dangkal dan akuifer dalam. Akuifer dangkal di Desa Kurup mencapai kedalaman 5 m dan Akuifer dalam mencapai kedalaman 19 m sampai 24.7m. Akuifer ini pada dasarnya terdiri dari butiran pasir dicampur dengan tanah liat. Berdasarkan hasil pengujian, kualitas air sungai didaerah ini kurang dari normal, terdiri dari kotoran, berwarna agak kuning. Dari hasil Grafik Variasi kedalaman terhadap nilai Resistivitas batuan hasilnya dibandingkan dengan tabel nilai resistivitas batuan untuk mengetahui jenis-jenis lapisan batuan tersebut . Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan nilai-nilai resistivitas secara signifikan dari masingmasing titik pengukuran. misalnya, pada titik pengukuran 3 pada kedalaman 19 m dengan nilai resistivitas 116 m Ohm merupakan lapisan pasir kasar, kerikil, tanpa lempung dan pada titik pengukuran 2 pada kedalaman 24,9 m dengan nilai resistivitas 16,5 Ohm m merupakan lapisan tanah pasir, kerikil

dengan campuran lempung. Kualitas air di titik pengukuran 3 menunjukan kualitas yang lebih baik jika dibandingkan dengan titik pengukuran 1 dan 2. Dari hasil yang telah dicapai didapat beberapa hal yang mempengaruhi nilai tahanan jenis batuan, diantaranya Batuan yang dihasilkan dari sedimentasi longgar menunjukkan nilai resistivitas rendah bila dibandingkan dengan batuan padat. Batuan beku dan batuan methamorph (batuan kering) memiliki nilai resistivitas yang tinggi. Batuan basah adalah batuan yang banyak mengandung air dan memiliki nilai resistivitas rendah. komposisi mineral di daerah sekitar batuan mempengaruhi nilai resistivitas batuan tersebut. Faktor-faktor lain seperti kabel, elektroda batang, dan kondisi topografi juga mempengaruhi nilai resistivitas dari batuan yang diukur di lapangan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dicapai dapat diambil beberapa kesimpulan diantaranya. Ada 2 jenis akuifer di Desa Kurup, yaitu akuifer dangkal dan akuifer dalam. Air sungai di desa ini kurang dari normal. Hal ini ditunjukan oleh warna air yang kuning dan mengandung bahan kotoran dan limbah. Akuifer dangkal berada pada kedalaman sekitar 4,38 m dengan nilai resistivitas 4,22 m Ohm (di sounding titik 2), Sedangkan akuifer dalam berada pada kedalaman 19 m dengan nilai resistivitas 116 m Ohm (disounding titik 3). Pada titik Sounding 1 akuifer berada di kedalaman sekitar 24,7 m dengan nilai resistivitas 16,5 Ohm m. Variasi nilai tahanan jenis di lokasi terdapatnya air menunjukkan bahwa variasi aliran air berada dalam kisaran medium tipe seragam .

Anda mungkin juga menyukai