DASAR TEORI
Berdasarkan laporan dari Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tangerang Provinsi Banten
tahun 2012, Keadaan goelogis Kabupaten Tangerang menurut jenis tanahnya secara keseluruhan
terdiri dari aluvial kelabu, aluvial kelabu tua, asosiasi latosol merah dan latosol merah
kecoklatan, sehingga jenis tanah demikian memungkinkan untuk pengembangan pertanian dan
budidaya. Desa cikuya memiliki luas wilayah 750 Ha dan terletak di sebelah Timur kota
Kecamatan Solear. Sehingga menurut keadaan geologis wilayah Cikuya disusun oleh batuan
perselingan, batu pasir, dan batu lempung serta memiliki jenis tanah alluvial dan tanah latasol.
Tanah alluvial adalah tanah endapan yang masih muda, terbentuk dari endapan lempung,
debu dan pasir. Umumnya terbentuk karena adanya endapan sungai atau danau di dataran rendah
yang memiliki tingkat kesuburan sedang-tinggi dan cocok untuk lahan pertanian. Tanah Latosal
coklat kemerahan, tanah yang belum begitu lanjut perkembangannya, terbentuk akibat pelapukan
batuan tufa vulkanik asam dan batu pasir, tingkat kesuburannya rendah-cukup, mudah
meresapkan air, tahan terhadap erosi, tekstur halus.
Metode geolistrik merupakan metode geofisika yang digunakan untuk pendugaan
keadaan bawah permukaan serta untuk mengetahui jenis bahan penyusun batuan berdasarkan
pengukuran sifat-sifat kelistrikan batuan. Prinsip kerja metode geolistrik dilakukan dengan cara
menginjeksikan arus listrik ke permukaan tanah melalui sepasang elektroda dan mengukur beda
potensial dengan sepasang elektroda yang lain. Bila arus listrik diinjeksikan ke dalam suatu
medium dan diukur beda potensialnya, maka nilai hambatan dari medium tersebut dapat
diperkirakan.
Resistivitas adalah kemampuan suatu material untuk menghambat mengalirnya arus listrik.
suatu lapisan batuan atau material berbeda – beda. Faktor – faktor yang mempengaruhi
perbedaan nilai resistivitas suatu batuan adalah kandungan air, porositas, kepadatan dan
permeabilitas dari batuan itu sendiri.
Tabel. Nilai Resistivitas Tanah/Batuan.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah metode geolistrik resistivitas untuk
mendapatkan nilai resistivitas setiap batuan dan kedalaman masing-masing lapisan sehingga
akan didapatkan model struktur bawah permukaan. Akuisisi data ini menghasilkan 7 lintasan
dengan menggunakan dua konfigurasi yang berbeda, yakni konfigurasi schlumberger dan dipole-
dipole. Untuk konfigurasi Schlumberger ini menghasilkan 4 lintasan yang masing-masing
lintasannya sepanjang 100 m dan untuk konfigurasi dipole-dipole ini menghasilkan 3 lintasan
yang masing-masing lintasannya sepanjang 200 m. Adapun Peralatan yang di gunakan pada
tahap akuisisi data lapangan diantaranya adalah Resistivitymeter OYO type mcohm-el model
2119D dengan jumlah Elektroda logam sebanyak 4 buah, SYSCAL Junior Switch IRIS dengan
jumlah Elektroda logam sebanyak 11 buah, Accu, Kabel Penghubung sebanyak 4 buah, Meteran
100 m sebanyak 2 buah, Palu sebanyak 3 buah, Kertas Pengambilan Data, Handy talky (HT).
Pengolahan data geolistrik mapping menggunakan sistem komputerisasi yang diawali
dengan pengolahan data untuk mencari resistivitas semu, kemudian diolah menggunakan
software RES2DINV untuk memperoleh penampang 2D. Software RES2DINV menggambarkan
harga resistivitas dari hasil perhitungan di lapangan sehingga dihasilkan gambaran pelapisan
batuan, berupa nilai resistivitas. Untuk pengolahan data geolistrik sounding menggunakan
software IPI2WIN untuk memperoleh nilah rho, kedalaman serta ketebalan lapisan seperti
gambar contoh dibawah ini.