Anda di halaman 1dari 20

IDENTIFIKASI BAWAH PERMUKAAN

SITUS MAELANG, BANYUWANGI, JAWA


TIMUR DENGAN METODE RESISTIVITAS
Pieter E. Waruwu 12015056
Ibnu Syukron A. 12015064
Rifata H Agna 12015074
Pendahuluan
Latar Belakang
• Banyak ditemukan situs bersejarah di Kabupaten Banyuwangi,
sebanyak 79 telah teridentifikasi oleh Balai Arkeologi Jogja
• Salah satu sumber daya arkeologi berada di Desa Watukebo
tepatnya di Dusun Tangkub dan Dusun Maelang
• Situs Maelang telah diteliti terlebih dahulu oleh masyarakat dan
kondisi yang tampak saat ini di permukaan diduga hanya sebagian
kecil dari situs Maelang
• Penerapan metode resistivitas dalam mengetahui kondisi bawah
permukaan situs Maelang.
Tujuan
• Menerapkan metode resistivitas dalam mengetahui kondisi bawah
permukaan situs Maelang
• Mengetahui artefak/peninggalan sejarah yang ada di situs Maelang

Metode
Metoda penulisan yang digunakan adalah Studi Literatur. Studi literatur
adalah cara yang dipakai untuk menghimpun data-data atau sumber-
sumber yang berhubungan dengan topik yang diangkat dalam suatu
penelitian. Studi literatur bisa didapat dari berbagai sumber, jurnal,
buku dokumentasi, internet dan pustaka.
Geologi Regional
Lokasi penelitian situs Maelang memiliki litologi secara umum
tergolong dalam batuan gunung api merapi (Qvm), berbatasan dengan
batuan gunung api baluran (Qhvb) di sebelah utara, batuan gunung api
ijen tua (Qpvi) di sebelah barat, dan selat bali dengan sedikit batuan
aluvium (Qa) di sebelah timur.
Kondisi Saat Ini Situs Maelang
Lokasi situs Maelang: Lat : 7°56'6.98"S, Long : 114°20'39.38"E

Kawasan sekitar situs dimanfaatkan masyarakat untuk bercocok


tanam, seperti tanaman jagung. Secara geometri situs Maelang
memiliki bentuk seperti dua buah setengah lingkaran yang disambung
dengan panjang sekitar 150 meter dan luas sekitar 0.5 hektar.
Beberapa batuan penyusun goa ini antara lain ada batupasir, batu lempung,
batuan karbonat, andesit, fosil kayu, campuran semen, sedikit campuran bata
merah, dan beberapa batuan yang seperti mengandung silika.
Bagian dinding luar dari goa tampak susunan balok – balo batuan yang
tertata rapi dan juga tatanan batuan secara horizontal.

Dinding Bagian Luar Goa


Bagian depan goa ditemukan adanya relief menyerupai buaya. Lalu di
bagian dalam goa terisi tanah yang tebal dan ada banyak lubang yang
berwarna hitam pekat dibagian atas dan mulut lubang.

Bagian Depan dan Dalam Goa


Penerapan Metode Resistivitas

Metoda resistivitas merupakan metoda yang bersifat aktif


dengan mengalirkan arus listrik ke dalam lapisan bumi melalui dua
elektroda arus, sedangkan potensialnya diukur melalui dua buah
elektroda potensial atau lebih.

Diagram konsep resistivitas 2D


Penerapan Metode Resistivitas

Konfigurasi yang digunakan pada penelitian ini yaitu konfigurasi


Wenner-Schlumberger dan dipole-dipole. Konfigurasi Wenner-
Schlumberger merupakan perpaduan konfigurasi wenner dan
schulmberger dimana konfigurasi wenner n=1 dan konfigurasi
schlumberer n=2,3,4, dan seterusnya

Elektroda pada konfigurasi Wenner-Schlumberger


Penerapan Metode Resistivitas

Pada konfigurasi dipole-dipole merupakan gabungan dari Teknik


profiling dan depth sounding. Pada konfigurasi ini kedua elektroda arus
dan elektroda potensial terpisah dengan jarak a, sedangkan elektroda
arus dan elektroda potensial bagian dalam terpisah sejauh na

Elektroda pada konfigurasi dipole-dipole


Penerapan Metode Resistivitas

Konfigurasi dipole-dipole digunakan pada lintasan 1 dan 2 sedangkan


konfigurasi wenner-schlumberger digunakan pada lintasan 3,4,5.
Target yang ingin dicari yaitu bidang batas goa yang tertutup oleh
tumbuhan jagung

Perbandingan Konfigurasi Wenner-Schlumberger dan dipole-dipole


Penerapan Metode Resistivitas

Peta Lintasan Pengukuran Resistivitas


Penggabungan penampang resistivitas lintasan 1 dan lintasan 2 terlihat
sangat jelas ada kemenerusan lapisan yang ditandai dengan warna
kuning yang bernilai 90–200 Ωm. Tanda panah menunjukkan keadaan
di lapangan pada bagian atap goa yang tersusun oleh batuan beku
andesit.
Pengukuran pada lintasan 3 diletakkan di lereng depan mulut goa yang
juga masih merupakan lahan yang ditumbuhi tanaman jagung.

Penampang Resistivitas lintasan 3


Lintasan 4 diletakkan di dalam goa dengan panjang lintasan 14 meter.

Penampang Resistivitas lintasan 4

Dari hasil penampang resistivitas ternyata ditemukan dua anomali


dengan nilai resistivitas tinggi sampai 5820 Ohm meter pada
kedalaman 0.7 samapai 2 meter dibawah permukaan. Nilai resistivitas
yang sangat tinggi dibanding yang lain ini diidentifikasi sebagai ruang
kosong di bawah permukaan goa.
Lintasan 5 untuk pengukuran resistivitas di situs Maelang diletakkan
pada bagian terluar sebelah barat situs.

Penampang Resistivitas lintasan 5

Nilai resistivitas tertinggi pada penampang ke 5 yaitu 215 Ohm meter,


rentang nilai tersebut sama dengan pengukuran di lintasan 1 dan 2
yang diidentifikasi sebagai batuan penutup goa. Batuan ini diidentifikasi
pada kedalaman 0.5 sampai 3 meter dibawah permukaan.
Kesimpulan
• Lintasan 1,2, dan 5 memiliki nilai resistivitas 90-215 Ohm
meter yang menunjukkan batuan penutup goa dibawah
top soil dengan ketebalan kurang lebih 1 meter pada
lintasan 5 dengan kedalaman 0,5-3 meter.
• Lintasan 3 dan 4 memiliki anomaly resistivitas yang tinggi
sebesar 1418-3836 Ohm meter pada line 3 dan hingga
5820 Ohm meter pada lintasan 4. Anomali ini diduga
sebagai ruang kosong di bawah permukaan
• Dari hasil peta bawah permukaan situs Maelang ini
didominasi oleh batuan volkanik pada batuan penyusun
terluarnya.
Saran
• Pada penelitian selanjutnya perlu ditambahkan analisa
petrografi dan carbon dating untuk meneliti usia batuan.
• Perlu ditambahkan data hasil bor untuk melihat litologi di
kawasan situs Maelang
• Perlu ditambahkan jumlah lintasan geolistrik terutama
pada area perbukitan yang ditanami jagung
Referensi
• Dwiharto, Mochammad Fauzan (2017) Identifikasi Bawah
Permukaan Situs Maelang Dusun Maelang Desa
Watukebo Kelurahan Bajulmati Kecamatan Wongsorejo
Kabupaten Banyuwangi Dengan Metode Geolistrik.
• Syamsudin, R., & Lantu. (2012). Identifikasi Benda
Arkeologi di Kecamatan Makassar dengan Metode
Geolistrik Konfigurasi Wenner Schlumberger. Universitas
Hasanudin, Makassar.
• Reynolds, J. M. (2011). An Introduction to Applied and
Environmental Geophysics. Chichester: Wiley-Blackwell.

Anda mungkin juga menyukai