ABSTRAK
Batu kapur tersebar dibeberapa daerah salah satunya kabupaten Malang khususnya bagian selatan.
Pertambangan yang dilakukan penduduk setempat dan pengelola hanya berdasarkan daerah yang tersingkap. Pola
sebaran batu kapur yang tidak terdeteksi dengan baik menyebabkan kurang efisien dan dapat merusak alam.
Memanfaatkan metode geolistrik konfigurasi Dipole-Dipole telah didapatkan nilai resistivitas bawah permukaan.
Hasil interpretasi bawah permukaan didapatkan melalui pengolahan data menggunakan software Res2Dinv.
Sehingga dugaan pola sebaran batu kapur dapat diketahui. Hasil dalam penelitian menunjukkan bahwa pola sebaran
batu kapur dapat ditemukan mulai dari timur laut hingga barat daya.
PENDAHULUAN
Batuan Kapur (limestone) merupakan batuan sebagai bahan campuran beton non-pasir
yang termasuk dalam bahan galian sebagai sumber (Misdarpon,2007). Sehingga dapat dikatakan bahwa
mineral cadangan yang banyak ditemui didaerah-daerah dengan manfaat batu kapur yang relatif banyak maka
sekitar pantai. Menurut beberapa sumber, batuan kapur nilai ekonomis batu kapur juga relatif besar.
dapat ditemukan dibeberapa daerah di Indonesia, seperti Batu gamping (batu kapur) memiliki jumlah
Jawa (Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur), yang cukup besar dan tersebar di daerah Kalipare,
Sumatera (Jambi, Bengkulu, Aceh, dll.), Kalimantan kecamatan Pagak, kecamatan Sumbermanjing Wetan,
(Barito, Kutai, Kalimantan Tengah, dll.), Sulawesi kecamatan Bantur, kecamatan Gedangan dan kecamatan
(Tonasadan Ujung Pandang), Nusa Tenggara (Timor Donomulyo. Batu gamping didaerah kabupaten Malang
dan Sumbawa), Maluku serta Papua (Kota Baru). lebih sering digunakan sebagai bahan bangunan,
Menurut Aulia, ketersediaan batuan kapur yang perkerasan jalan dan pemutih oleh penduduk setempat.
melimpah dapat dikatakan 3,5% -4% elemen di bumi Komposisi kimia batu gamping dikabupaten Malang
adalah kalsium dan 2% terdiri dari magnesium. secara umum sebargai berikut SiO2 2,26% , Al2O3
Ketersediaan batuan kapur yang melimpah ini 1,10% , Fe2O 0,98%, CaO 50,92% , MgO 0,74% dan
merupakan potensi yang besar terhadap pengembangan HD 42,67% (ESDM,2014).
industri lebih lanjut. Selain itu dimungkinkan juga Penduduk desa Segaran kecamatan Gedangan
bahwa 50% gas dan minyak bumi terjebak dibawah kabupaten Malang beberapa diantaranya bermata
permukaan batuan kapur. pencaharian sebagai tenaga pertambangan batu kapur.
Batu kapur memiliki nilai ekonomi yang Hasil eksplorasi batu kapur dapat dimanfaatkan melalui
tinggi. Di beberapa daerah Indonesia terdapat pabrik berbagai cara. Pemanfaatan terbanyak adalah menjual
yang memproduksi batu kapur dalam jumlah yang hasil eksplorasi kesuatu pabrik untuk diolah kembali.
relatif besar. Salah satunya yaitu PT. Gunung Kawi Selain itu hasil eksplorasi juga didistribusikan langsung
yang berada di Padalarang, Jawa Barat mampu ke toko bangunan dan beberapa diantaranya juga diolah
menghasilkan 320 ton batu kapur. Selain itu terdapat sendiri pihak pertambangan. Berdasarkan hasil
daerah yang telah menjalin kerja sama dalam wawancara harga jual batu kapur didaerah tersebut
pemanfaatan batu kapur. Salah satu daerah di Indonesia relatif tinggi, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai
tersebut adalah kota Padang Panjang yang pernah mata pencaharian.
bekerja sama dengan PT. Riau Andalan Pulp dan Paper Sayangnya, masyarakat setempat tidak
(RAPP) (Verinita,2009). Secara umum kegunaan batu mengetahui pola sebaran batu kapur di wilayahnya.
gamping yaitu sebagai bahan baku semen, pembuatan Akibatnya, eksplorasi batu kapur dilakukan dengan cara
kapur tohor, pengolahan karet, pasta gigi, bahan mencari daerah-daerah singkapan. Selain itu pencarian
pemutih, bahan pengisi industri cat, penetrasi tanah dan daerah singkapan ini salah satunya juga dari info turun-
pembuatan beton. Salah satu penelitian menunjukkan temurun. Cara seperti ini dianggap kurang efisien,
bahwa limbah dari batu kapur juga dapat dimanfaatkan karena kemungkinan adanya potensi batu kapur yang
lebih banyak tidak dapat terdeteksi dan dapat merusak Set Alat Resistivitymeter
kestabilan lingkungan. Tongkat elektroda
Ada beberapa metode yang telah digunakan Kabel Rol
oleh beberapa peneliti untuk menentukan pola sebaran Palu
batuan kapur. Metode yang digunakan adalah (1) Meteran
Pemanfaatan HCl, pemanfaatan ini dapat digunakan Accu
dalam mendeteksi kadar CaCO3 pada suatu batuan.
Alat Tulis
Semakin banyak kadar CaCO3, maka reaksi kimia yang
GPS
ditunjukkan juga semakin terlihat. (rujukan (2) metode
Berikut merupakan rancangan penelitian yang
geolistrik, pada tahun 2005 Badmus dan Ayolabi
dilakukan
menggunakan metode geolistrik konfigurasi
Schlumberger untuk mengetahui sebaran batuan kapur
secara vertikal (sounding). Metode geolistrik resistivitas
sounding bertujuan untuk mempelajari variasi
resistivitas batuan dipermukaan bumi secara vertical
dan memberikan informasi secara 1D
(Maryanto,dkk,2014). Sehingga jika ingin mencari
persebaran secara horizontal kurang bagus.
Selanjutnya, penelitian ini dikembangkan lagi pada
tahun 2009 untuk mengetahui sebaran batuan kapur
secara horizontal (mapping) dengan tempat penelitian
yang sama yaitu Southwestern Nigeria (Badmus,2009).
Metode resistivitas yang bertujuan untuk mempelajari
variasi resistivitas lapisan tanah bawah permukaan
secara horizontal dan memberikan informasi secara 2D
(Maryanto,dkk,2014). Konfigurasi dipole-dipole adalah
metode dalam pencarian variasi nilai resistivitas secara
vertikal maupun horizontal. Namun kekurangan
konfigurasi ini adalah kurang sensitif dalam pembacaan
variasi resistivitas secara vertikal.
Memanfatkan metode Geolistrik konfigurasi
dipole-dipole diharapkan dapat diketahui pola sebaran
yang lebih berpotensi untuk batuan kapur. Tujuan dari Prosedur penelitian yang dilaksanakan dalam
survey menggunakan metode listrik yaitu untuk penelitian ini dikelompokkan menjadi tiga. Metode
menentukan distribusi resistivitas lapisan bawah yang dilakukan adalah observasi, pengambilan data dan
permukaan dengan membuat pengukuran dipermukaan analisis data. Dalam proses pengambilan data prosedur
tanah, dari pengukuran ini nilai resistivitas sebenarnya yang dilakukan adalah sebagai berikut:
dari lapisan bawah permukaan dapat diperkirakan Mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan
(Jatau,2014: 38). Metode geolistrik telah banyak Menentukan panjang lintasan yang merupakan
digunakan dalam pemetaan batuan kapur, prosedur lintasan pengambilan data dan memberi tanda
sounding-mapping juga banyak dilakukan. pada setiap jarak 10 m sebagai titik peletakan
Berdasarkan permasalahan diatas maka elektroda.
dilakukan penelitian dengan judul ‘Pola Sebaran Batu Meletakkan masing – masing elektroda pada titik-
Kapur dengan Menggunakan Metode Geolistrik titik dengan urutan C2 , C1, P1 dan P2 dimulai
Konfigurasi Dipole-Dipole: Studi Kasus Desa Segaran dari titik 0 m.
Kecamatan Gedangan Kabupaten Malang’. Diharapkan Mengukur koordinat dan elevasi dari setiap titik
dengan adanya penelitian ini dapat lebih mengetahui sepanjang lintasan menggunakan GPS.
keadaan geologi sekitar pertambangan dan dapat Mengatur peralatan sesuai dengan konfigurasi
menjadi rujukan dalam pengembangan daerah maupun Dipole-Dipole, kabel-kabel dipasang sesuai
peneliti selanjutnya. dengan susunan elektroda pada Gambar 3.2.
Menghidupkan alat resistivitymeter, kemudian
METODE EKSPERIMEN dilakukan penembakan arus kedalam bumi dengan
Pengambilan data dilakukan pada tanggal 7-8 menekan tombol enter.
Maret 2015 dan daerah penelitian berada pada sekitar Selanjutnya akan muncul nilai beda potensial
titik koordinat S 08o 14’ 91.1” E 112o 38’ 22.3”. Berikut (mV), nilai arus (mA) dan resistivitas semu (R)
merupakan peralatan yang dibtuhkan selama penelitian: pada display alat resistivitymeter.
selain itu batuan kapur yang terdapat pada lapisan
tersebut masih tercampur oleh clay sehingga terkadang
batuan kapur yang dijumpai pada lapisan tersebut
berwarna agak coklat dan mudah lapuk. Pada lapisan ini
dapat diperkirakan kadar CaCO3 yang terkandung
relatif sedikit dan batu kapur yang diperoleh harus
melalui proses pengolahan untuk mendapatkan batu
kapur dengan kadar CaCO3 yang dibutuhkan.
Gambar 1 Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole \ Bentangan warna untuk hasil interpretasi
selanjutnya dapat dikatakan memiliki nilai resistivitas
tinggi. Bentangan nilai tersebut memiliki nilai
resistivitas antara 1244 - 7704 .m. , perbedaan nilai ini
HASIL DAN PEMBAHASAN dapat diindikasikan bahwa batuan kapur yang terdapat
A. Hasil Penelitian dilapisan tersebut memiliki formasi yang semakin
1. Data Lintasan Singkapan kompak untuk lapisan yang mendekati warna ungu dan
Lintasan singkapan (Lintasan 3) digunakan dimungkinkan adanya pengotor yang memasuki lapisan
sebagai lintasan acuan dikarenakan pada lintasan tersebut.
ini terdapat anomali yang muncul dipermukaan,
lintasan ini terbentang sepanjang 150 m dengan 2. Data Lintasan 1
spasi elektroda 10 m terdapat pada koordinat S 8° Lintasan 1 terbentang sepanjang 130 m dengan
14' 59.6" E 112° 38' 10.2" sampai S 8° 14' 57.3" spasi elektroda yaitu 10 m terdapat pada koordinat
E 112° 38' 6.1". Hasil interpretasi lintasan yang S 8° 15' 1.3" E 112° 38' 11.9" sampai S 8° 15'
menggunakan software Res2Dinv dan titik 5.5" E 112° 38' 11.7". Hasil analisis lintasan 1
singkapan pada line 3 dapat dilihat pada Gambar 2 yang menggunakan software Res2Dinv dapat
dilihat pada Gambar 3
RUJUKAN
Andriyani,S.,Ramelan,A.H., & Sutarno.2010. Metode
Geolistrik Imaging Konfigurasi Dipole-
Dipole Digunakan Untuk Penelusuran
Sistem Sungai Bawah Tanah Pada Kawasan
Karst Di Pacitan, Jawa Timur, II(1):46-54.
Jatau,B.S.&E.Vincen,O.2014.Subsurface
Geophysical Mapping And Drilling Of
Aba Isu Limestone Deposit (Sheet 156e),
South-Eastern, Nigeria, 2(1): 38-47.
Maryanto,Sukir,dkk.2014.Pedoman Praktikum
Workshop Geofisika.Malang:UB.