The identification of iron ore distribution in Pancuma village, Tojo district using geoelectric
resistivity Method
Abstrak
Telah dilakukan penelitian di Desa Pancuma Kecamatan Tojo yang betujuan untuk mengidentifikasi sebaran
bijih besi di bawah permukaan tanah.Penelitian ini menggunakan metode geolistrik hambatan jenis konfigurasi
schlumberger. Hasil pengolahan 6 titik duga yang tersebar di daerah penelitian menggunakan perangkat lunak
Progress diperoleh nilai hambatan jenis lapisan yang diduga mengandung bijih besi berkisar antara 50,5 m
80,8 m dengan ketebalan lapisan maksimal mencapai 50,1 meter dan ketebalan minimal 0,7 meter. Penyebaran
lapisan yang diduga mengandung bijih besi diperkirakan lebih tebal pada bagian selatan lokasi penelitian dan
lebih tipis pada bagian utara.
The identification of iron ore distribution under surface in Pancuma village, Tojo district, using the geoelectric
resistivity of schlumberger configuration has been conducted. Results of the data processing at 6 estimation
points in study area using Progress software indicate that the estimated layer type contained iron ore which had
the resistivity values of 50.5 m80.8m with the maximum layer thickness of 50.1 m and the minimum layer
thickness of 0.7 m. The distribution of the estimated layers has thicker layer in southern part and thinner layer in
northern part in study area.
dapat digunakan adalah metode geolistrik a. Peta Geologi Lembar Poso, skala 1 :
hambatan jenis. 50.000
b. Peta Rupa Bumi Lembar Tongku,
Metode geolistrik merupakan salah satu skala 1 : 50.000
metode eksplorasi geofisika yang
menggunakan sifat kelistrikan batuan untuk Pengambilan data menggunakan
mempelajari keadaan bawah permukaan.Di metode geolistrik hambatan jenis dengan
antara fenomena sifat listrik pada batuan beberapa peralatan sebagai berikut :
adalah sifat hambatan jenis.Setiap batuan
memiliki nilai hambatan jenis yang berbeda- a. Satu set alat ukur geolistrik
beda.Dengan menggunakan metode ini, resistivitimeter.
diharapkan dapat diperoleh gambaran b. Elektroda 4 Buah
sebaran bijih besi di wilayah tersebut c. Sumber arus listrik (Accu)
berdasarkan nilai hambatan jenisnya. d. Kabel penghubung arus dan
potensial 2 pasang
Sebelumnya, metode geolistrik e. GPS dan Kompas
hambatan jenis untuk mengetahui nilai f. Palu Geologi
hambatan jenis bijih besi serta sebaran dan
volumenya di bawah permukaan bumi juga Proses pengambilan data di lapangan
telah dilakukan di Desa Uekuli, yaitu desa dilakukan pada 6 titik duga dimulai dengan
yang bersebelahan dengan Desa Pancuma menentukan posisi titik ukur. Kemudian
(Bahri, 2010). Dari hasil penelitian tersebut, menentukan arah bentangan dengan
diperoleh nilai hambatan jenis dari bijih besi menggunakan kompas geologi.
berkisar antara 47,8 m 100,8 m. Membentangkan elektroda arus AB/2,
diawali dengan jarak 1,5 sampai dengan
2. Metode Penelitian jarak 200 m elektroda potensialnya MN/2
masing-masing 0,5 m untuk bentangan AB/2
Penelitian dilakukan di Desa Pancuma dari 1,5 15 m, 5 m ( 15 75 ) m dan 25 m
Kecamatan Tojo, Kabupaten Tojo Unauna, (75 200) m. Data yang diperoleh di
Provinsi Sulawesi Tengah.Letak geografis lapangan yaitu nilai arus, potensial dan
lokasi penelitian berada pada 1o1300 hambatan jenis semu.
1o1600 LS dan 121o1200 121o1500
BT. Dari data tersebut, kemudian
dimasukkan ke dalam kertas bilog untuk
Pengambilan data dilapangan, dimulai melihat adanya loncatan data.
dengan survei pendahuluan untuk
memberikan gambaran kondisi geologi dan
topografi lokasi penelitian serta untuk
menentukan luasan cakupan daerah, lintasan
dan titik pengukuran. Survei pendahuluan
menggunakan beberapa data-data penunjang
yaitu :
20
Gravitasi Vol. 14 No.1 (Januari-Juni 2015) ISSN: 1412-2375
Gambar 2. Peta Geologi Lokasi Penelitian Hasil pengolahan data titik duga 1 di
Gambar 3 menunjukkan nilai hambatan
3.2. Hasil Pengolahan Data jenis berkisar antara 11,53 m 152,60 m
dan kedalaman lapisan lebih dari 110 m
Hasil pengolahan data dari titik duga 1 dengan tingkat kesalahan lebih kecil dari
diperoleh hasil berikut: 3%.
3.3. Pembahasan
Penampang A
22
Gravitasi Vol. 14 No.1 (Januari-Juni 2015) ISSN: 1412-2375
Gambar 5. Penampang B
Penampang C
Penampang C (Gambar 6) berarah N
0
160 E merupakan korelasi titik duga yang
dimulai dari titik duga 6, titik duga 5 ke titik
duga 4.Panjang penampang 1765 m
Gambar 4. Penampang A dengan topografi berada pada ketinggian
328 m (titik duga 6) naik ke arah tenggara
Penampang B mencapai ketinggian 491 m (titik duga 5)
Penampang B (Gambar 5) berarah N dan menurun pada ketinggian 487 m (titik
1600 E merupakan korelasi antara titik duga duga 4). Dari penampang tersebut diperoleh
1 dan titik duga 2.Panjang penampang 4 susunan lapisan dengan nilai hambatan
1007 m dengan topografi berada pada jenis yang bervariasi berkisar antara 0,45
ketinggian 123 m (titik duga 1) naik ke m 538,4 m mencapai kedalaman 140
arah tenggara mencapai ketinggian 230 m m bmt.
(titik duga 2).Dari penampang tersebut
diperoleh 6 susunan lapisan dengan nilai
hambatan jenis yang bervariasi berkisar
antara 3,23 m 152 m mencapai
kedalaman 120 m bmt.
23
Gravitasi Vol. 14 No.1 (Januari-Juni 2015) ISSN: 1412-2375
ketebalan lapisan yang di duga mengandung Penampang B atau di sebelah selatan lokasi
bijih besi pada titik duga 4 dan tidak penelitian dibandingkan pada Penampang C
terdapat lapisan yang diduga mengandung atau di sebelah utara lokasi penelitian. Nilai
bijih besi pada titik duga 6. hambatan jenis lapisan yang diduga
mengandung bijih besi pada daerah tersebut
Dari ketiga penampang tersebut, terlihat diperkirakan berkisar antara 50,5 m 80,8
sebaran lapisan yang diduga mengandung m dengan ketebalan lapisan maksimal
bijih besi pada Penampang A menebal ke mencapai 50,1 meter dan ketebalan minimal
arah timur dan pada Penampang B menebal 0,7 meter pada titik duga 2.
ke arah tenggara. Pada Penampang C,
terlihat lebih tebal pada titik duga 5 namun 4.2. Saran
semakin ke arah tenggara yaitu pada titik
duga 4 ketebalannya berkurang. Jika Agar sebaran bijih besi di bawah
dibandingkan antara Penampang A, permukaan pada daerah tersebut dapat
Penampang B dan Penampang C, terlihat tercakup secara keseluruhan, maka titik
bahwa sebaran lapisan yang diduga pengukuran perlu diperbanyak.Selain itu,
mengandung bijih besi, lebih tebal pada metode yang digunakan juga perlu
Penampang A dan Penampang B atau di ditambahkan agar hasil yang diperoleh lebih
sebelah selatan lokasi penelitian baik.
dibandingkan pada Penampang C atau di
sebelah utara lokasi penelitian.
Lampiran
Gambar 7. Hasil Pengolahan VES Titik Gambar 8. Hasil Pengolahan VES Titik
Duga 2 Duga 3
26
Gravitasi Vol. 14 No.1 (Januari-Juni 2015) ISSN: 1412-2375
Gambar 9. Hasil Pengolahan VES Titik Gambar 11. Hasil Pengolahan VES Titik
Duga 4 Duga 6