41-47
p-ISSN 1858-3075 | e-ISSN 2527-6131
Abstrak — Pulau Flores merupakan salah satu pulau di Indonesia yang kaya akan potensi bahan tambang termasuk
emas. Secara umum, potensi pertambangan di Pulau Flores cukup besar yang meliputi berbagai jenis galian Golongan
A, B dan C. Untuk jenis galian Golongan A (emas), baru merupakan perkiraan karena belum dilakukan penelitian
secara seksama. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui potensi endapan emas yang berasosiasi dengan struktur
geologi. Metode yang digunakan berupa orientasi litologi dan struktur geologi, analisis XRF (X - Ray Fluoroscence)
dari sampel RC (Rock Chip) dan SS (Stream Sediment). Hasil pemrosesan data geokimia batuan dari data XRF terdiri
dari unsur utama, unsur jejak, dan unsur tanah jarang memperlihatkan prospek mineral logam yang relatif kecil dengan
mineral Au yang berkisar antara <0,005-0,011 ppm, yang cukup jauh dari nilai cut off grade Au. Sedangkan dari hasil
orientasi litologi dan struktur geologi diduga model mineralisasinya adalah tipe epithermal vein system. Sistem ini
dikontrol oleh struktur patahan dan kekar.
Kata kunci — Emas, struktur geologi, Ende.
Abstrak — Flores Island is one of the islands in Indonesia that is rich in potential mining materials including gold. In
general, the mining potential on Flores Island is quite large, which includes various types of excavations, Group A, B
and C. For types of Group A (gold) excavation, this is only an estimate because careful research has not been done. The
purpose of this study is to know the potential of gold deposits associated with geological structures. The method used is
in the form of lithology orientation and geological structure, XRF (X-Ray Fluoroscence) analysis of RC (Rock Chip)
and SS (Stream Sediment) samples. The results of the processing of rock geochemical data from XRF data consisting of
the main elements, trace elements, and rare earth elements show the prospect of relatively small metal minerals with Au
minerals ranging from <0.005-0.011 ppm, which is quite far from the cut off grade Au. Whereas from the results of
lithology orientation and geological structure it is assumed that the mineralization model is an epithermal vein system
type. This system is controlled by fracture and rigid structures.
Key Word — Gold, geological structure, Ende.
41
DINAMIKA REKAYASA Vol. 16 No. 1 (2020)
p-ISSN 1858-3075 | e-ISSN 2527-6131 | http://dinarek.unsoed.ac.id
Indonesia. Kegiatan eksplorasi emas terus dilakukan 1999 dan tahun 2002 [5]. Hasil dari penelitian
di Indonesia karena masih banyak daerah yang menyimpulkan bahwa daerah Wai Wajo
belum terjamah Pulau Flores merupakan salah satu mengindikasikan adanya zona-zona mineralisasi.
pulau di Indonesia yang kaya akan potensi bahan Indikasi ini diperoleh dari hasil analisis kimia batuan
tambang termasuk emas. Secara umum, potensi yang menunjukkan kandungan terbaiknya untuk
pertambangan di Pulau Flores cukup besar yang logam Cu: 98480 ppm; Pb: 114 ppm; Zn: 18980 ppm;
meliputi berbagai jenis galian Golongan A, B dan C. Mn: 2129 ppm; Mo: 20 ppm; Au: 530 ppb; Ag: 12
Untuk jenis galian Golongan A (emas), baru ppm dan As: 530 ppm. Selain itu hasil dari parit uji
merupakan perkiraan karena belum dilakukan sepanjang 50 meter di Lowo Deba menunjukkan
penelitian secara seksama. kadar 1 m @ 50 ppb Au; 6980 ppm Cu dan di parit
Kabupaten Ende adalah sebuah kabupaten di uji Lowo Diang Gajah menunjukkan kadar untuk 1
Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur, m @ 28 ppb Au dan 9391 ppm Cu. Berdasarkan
Indonesia. Merupakan satu dari 20 kabupaten/kota hasil geokimia tanah yang diambil pada punggungan
yang terbagi menjadi 20 kecamatan. Secara dan spur-spurnya di daerah Feondari dan sekitarnya
astronomis, Kabupaten Ende terletak pada pada tahun 2002, bahwa ada zona anomali logam
8°26’24,71”LS – 8°54’25,46”LS dan 121°23’40,44” dasar dan emas di sekitar Lowo Deba, Feondari dan
BT – 122°1’33,3” BT (Gambar-1). Bagian Utara Lia Kutu (lowo Diang Gajah) dengan nilai Au: 3 ppb
Kabupaten Ende berbatasan dengan Laut Flores di dan Cu: 28,7 ppm. Berdasarkan hasil-hasil temuan
Nangaboa dan Ngalu Ijukate, sebelah selatan tersebut, dari tatanan tektonik dan geologi yang
Kabupaten Ende berbatasan dengan Laut Sawu, saling berdekatan, memungkinkan prospek yang
Nangaboa dan di Ngalu Ijukate, serta sebelah timur sama terdapat pada daerah Lio Timur Kabupaten
Kabupaten Ende berbatasan dengan Kabupaten Ende. Sumber mineral berasal dari unsur-unsur
Sikka. dalam kerak bumi atau dapat juga berasal dari reaksi
antara mineral di bawah keseimbangan heterogen [6].
II. TINJAUAN PUSTAKA Di daerah mineralisasi akan ada hubungan spasial
antara struktur mayor dengan proses mineralisasi
Daerah Wai Wajo Kabupaten Sikka terletak di yang terjadi. Secara regional suatu sistem struktur di
sebelah timur kabupaten Ende telah banyak diteliti daerah magmatic arcs akan terbentuk adanya intrusi-
oleh Direktorat Sumberdaya Mineral pada tahun intrusi baik yang mengisi daerah bukaan-bukaan
42
DINAMIKA REKAYASA Vol. 16 No. 1 (2020)
p-ISSN 1858-3075 | e-ISSN 2527-6131 | http://dinarek.unsoed.ac.id
yang ada maupun membentuk bukaan yang baru [7], Sedangkan untuk analisis XRF (X - Ray
menyatakan bahwa urat hasil tegasan dan urat hasil Fluorescence) dari sampel RC (Rock Chip) dan SS
tarikan di lapangan dapat dibedakan, yaitu urat (Stream Sediment) adalah sebagai berikut:
kuarsa hasil tegasan memiliki ciri pecah-pecah pengambilan sampel stream sediment (SS) dilakukan
(breciciated), kristal tidak baik, biasanya terbentuk pada sungai-sungai yang mengandung endapan
mineral di bagian tengah atau tepinya dan urat hasil sedimen lepas. Untuk pengambilan sampel RC dan
tarikan memiliki ciri kristal baik, membentuk RF lebih diutamakan pada singkapan batuan yang
struktur sisir (comb structure). memperlihatkan adanya indikasi alterasi dan
mineralisasi. Sehingga sampel yang dibawa akan
III. METODE lebih spesifik dan efektif untuk analisis laboratorium
nantinya.
Metode yang digunakan berupa orientasi litologi
dan struktur geologi antara lain: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
1) Menentukan jenis dan penyebaran satuan
batuan serta batuan ubahannya atau jenis A. Geologi Daerah Penelitian
alterasinya. Magmatik daerah Flores memperlihatkan bahwa
2) Menentukan struktur geologi terkait dengan Pulau Flores merupakan suatu pulau yang muda
keberadaan urat kuarsa (quartz vein) yang yang diperkirakan terbentuk pada Miosen Tengah -
mengisi struktur-struktur rekahan (fracture) Oligosen Atas [8].
yang terbentuk yang terdapat di daerah Mengacu pada data lapangan yang diperoleh
penelitian. selama kegiatan lapangan berlangsung dan
3) Menentukan karakteristik dari mineralisasi dituangkan pada peta geologi (Gambar-2), daerah
mineral logam, khususnya emas dan tembaga Wololele’a, Kecamatan Lio Timur, Kabupaten Ende,
melalui identifikasi tekstur dari urat yang Propinsi Nusa Tenggara Timur, dapat diketahui
terbentuk, identifikasi batuan serta terdapat satu satuan batuan yaitu Satuan Diorit.
mineraloginya dan analisis geokimia dari Berdasarkan Peta Geologi Regional Lembar Ende
batuan (rock chip) pada urat kuarsa yang [9], satuan tersebut disebandingkan dengan
terpilih atau batuan teralterasi yang dianggap Granodiorit (Tmg) berumur Miosen Tengah yang
memiliki kandungan mineral ekonomis untuk menerobos Formasi Tanahau yang terdiri dari lava
dianalisis di laboratorium. dasit, breksi tuf, lava riolit, tuf kaca.
(a) (b)
Gambar-3 (a) dan (b) Singkapan diorit dengan kondisi altered-weathered yang tersingkap di sepanjang
jalan Detupera-Wololele’a (Satuan ini memiliki penyebaran cukup luas).
Kenampakan satuan diorit di lapangan memiliki kompak sedang, teroksidasi minor oleh limonit-
kondisi berbeda dilihat dari derajat pelapukan dan hematit, mengalami alterasi silisifikasi dan
tipe alterasi yang terdapat pada batuan. Diorit yang propilitik. Dijumpai adanya vein dan veinlet kuarsa
terdapat di daerah penelitian dengan kondisi altered- yang mengisi kekar. Di beberapa stasiun pengamatan
weathered (Gambar-3) memiliki penyebaran yang tersingkap Satuan Diorit menerobos lava. Lava yang
cukup luas, terutama di wilayah permukiman memiliki kesebandingan dengan Formasi Tanahau
penduduk (Dusun Tebolaka, Dusun Wolobheto, dan tersebut memiliki penyebaran yang setempat
Desa Wololele’a) yang relatif berada pada area (spotted) saja, dikarenakan seluruh batuan yang
dengan elevasi tinggi yang juga tersingkap di terbentuk sebelumnya berupa lava sudah terintrusi
sepanjang jalan dari Detupera menuju Wololele’a, oleh diorit dan kemudian terubahkan.
serta pada Sungai Lowogomo. Satuan diorit tidak hanya menerobos lava saja,
Diorit tersebut memiliki kenampakan warna putih tetapi juga menerobos tuf yang masih merupakan
kekuningan-kecokelatan, tekstur fanerik, kompak bagian dari Formasi Tanahau. Hanya saja
sedang-lapuk, terdapat batuan yang terlapukkan keterdapatan tuf disini hanya sebatas rock float yang
menjadi lempung, sebagian besar teroksidasi oleh ditemukan di sepanjang Sungai Lowogomo dan
limonit-hematit, mengalami alterasi silisifikasi dan tidak tersingkap secara baik.
argilik. Dijumpai adanya veinlet kuarsa yang Satuan diorit yang menerobos Formasi Tanahau
mengisi kekar (Gambar-4). diduga memiliki lebih dari satu kali periode intrusi.
Singkapan diorit dengan derajat pelapukan Dari kenampakan di lapangan, intrusi yang terjadi
rendah (fresh) tersingkap di sepanjang Sungai berikutnya adalah berupa intrusi granit yang
Wolobheto. Diorit tersebut memiliki kenampakan memiliki bentuk berupa dike. Intrusi granit tersebut
warna abu-abu terang, tekstur fanerik, kompak- tersingkap di Sungai Wolobheto dan diduga menjadi
44
DINAMIKA REKAYASA Vol. 16 No. 1 (2020)
p-ISSN 1858-3075 | e-ISSN 2527-6131 | http://dinarek.unsoed.ac.id
45
DINAMIKA REKAYASA Vol. 16 No. 1 (2020)
p-ISSN 1858-3075 | e-ISSN 2527-6131 | http://dinarek.unsoed.ac.id
yang lapuk dan teroksidasi oleh limonit atau hematit pada alterasi silisifikasi [13]. Larutan hidrotermal
sehingga tidak tampak terlalu jelas mineralisasi yang naik ke permukaan secara umum
logam. Urat kuarsa pada prinsipnya terbentuk oleh memperlihatkan proses mineralisasi yang relatif
larutan yang mengisi rekahan, oleh sebab itu urat kecil, dibuktikan juga dengan tidak dijumpainya
kuarsa akan mengikuti pola rekahan, bentuk urat dan mineral Pb, Zn, dan As. Sedangkan untuk mineral
impergensi digolongan dalam cavity filling. Au, hasil analisis memperlihatkan kadar Au yang
Sedangkan pada cebakan yang mengisi rongga sangat kecil, hanya berkisar antara <0,005-0.011
terjadi 2 proses yaitu pembentukan rongga dan ppm. Nilai cut off grade dari Au bervariasi, untuk
pengisian larutan [11]. Pada batuan yang lebih segar, tipe porfiri cut off grade-nya ada pada kadar 1,2 - 1,5
hanya terlihat mineralisasi logam berupa ppm atau 1,2 – 1,5 gr/ton batuan, sedangkan untuk
disseminated pyrite, yaitu pada batuan diorit yang tipe epitermal berada pada kisaran 3,0 gr/ton batuan.
tersingkap di Sungai Wolobheto, lalu mineralisasi Jika melihat pada kadar ekonomis Cu-Au untuk
logam berupa spotted pyrite dan spotted chalcopyrite ditambang, maka kadar Cu-Au pada Desa
yang terdapat pada batuan diorite tersilisifikasi yang Wololele’a, Kecamatan Lio Timur, jauh dari batas
tersingkap di Sungai Lowogomo. Proses yang cut off grade. Secara umum dapat disimpulkan
menyebabkan terbentuknya alterasi ini dapat ditinjau bahwa pada area ini tidak memiliki atau kecil sekali
pada jenis alterasi yang dijumpai di lapangan serta potensi logamnya, khususnya emas dan tembaga.
tipe batuan terobosan yang menyertainya.
Dengan demikian, proses penyebab alterasi lebih V. PENUTUP
mengarah kepada alterasi dengan proses hidrotermal
A. Kesimpulan
dengan temperatur menengah hingga rendah, atau
disebut juga tipe epitermal. Cebakan Cu-Au tipe 1) Hasil analisis geokimia dan hasil pemetaan
epitermal biasanya berasosiasi dengan zona struktur geologi permukaan, dapat diduga model
baik berupa kekar maupun sesar. Larutan mineralisasinya adalah tipe epithermal vein
hidrotermal pada tipe ini dapat bersirkulasi system. Sistem ini dikontrol oleh struktur
sepanjang bidang lemah dan mengisi patahan dan patahan dan kekar.
kekar yang ada (Gambar-4). Batuan yang mengalami 2) Hasil analisis geokimia memperlihatkan
patahan dapat menjadi host rock yang baik yang prospek mineral logam yang relatif kecil
dapat menjadi cebakan mineral di sepanjang zona dengan mineral Au yang berkisar antara
patahan dan kekar tersebut. Proses hidrotermal yang <0,005-0.011 ppm, yang cukup jauh dari
terjadi dapat dijelaskan dalam Tabel Corbett & nilai cut off grade Au. Akan tetapi, hasil ini
Leach yang menghubungkan antara mineral alterasi tidak cukup mewakili keseluruhan area
yang terdapat pada batuan, tipe alterasi dan penelitian karena berbagai keterbatasan, baik
temperatur serta pH yang mengarah kepada tipe dari perencanaan, luasan area, maupun
cebakan Cu-Au yang terdapat di daerah penelitian kedalaman analisis.
[12].
B. SARAN
Dari hasil analisis geokimia (Tabel-1) pada
Melakukan penelitian yang lebih detail dari
sampel-sampel di daerah penelitian, proses naiknya
segi geologi struktur dan alterasi mineralisasi
larutan hidrotermal terlihat cukup intensif,
dengan perencanaan yang lebih baik.
dibuktikan dengan kadar SiO2 (lebih dari 55%) yang
cukup tinggi, yang kenampakan di lapangan terlihat
46
DINAMIKA REKAYASA Vol. 16 No. 1 (2020)
p-ISSN 1858-3075 | e-ISSN 2527-6131 | http://dinarek.unsoed.ac.id
47