PENDAHULUAN
Kebutuhan dan permintaan akan hasil tambang emas dari tahun ke tahun
ini harus diimbangi dengan eksplorasi dan penemuan baru cadangan yang
ekonomis.
besar dan dipandang sebagai salah satu aktor utama industri mineral dunia. Hal
sabuk gunung api (ring of fire) dengan tatanan tektonik utama berupa subduksi.
Proses subduksi antar lempeng tersebut memicu terjadinya proses magmatisme dan
vulkanisme. Kedua proses inilah yang menjadi dasar dari adanya sistem hidrotermal
Menurut Van Leeuwen, et al. (2022), salah satu tipe endapan mineral bijih hasil
proses hidrotermal yang ekonomis di Indonesia bagian timur adalah endapan emas
1
2
Gambar 1.1 Persebaran endapan porfiri – epitermal sulfidasi Tinggi Indonesia Bagian
Timur (Van Leeuwen, et al.,2022).
penelitian berada di area Main Ridge dan Osela, Distrik Bakan, Desa Motandoi,
Sulawesi Utara (Gambar 1.1). Pada Distrik Bakan berkembang endapan epitermal
sulfidasi tinggi, terdapat beberapa area prospek yang diberi nama area Durian,
Osela Utara (atau Osela), Osela Selatan, Villa, Main Ridge, Jalina, Tengkorak,
Pada area Main Ridge dan Osela, silisifikasi dan mineralisasi terjadi pada
urat halus silika dan urat sulfida terutama pada area Osela. Asosiasi mineral sulfida
dangkal pada area Main Ridge. Pada area Osela mineralisasi yang terbentuk berupa
kedalaman dalam. Kadar logam mulia dan dasar pada area Osela relatif lebih tinggi
jika dibandingkan dengan area Main Ridge, hal tersebut konsisten dengan
perlu untuk dilengkapi untuk analisis dan interpretasi yang komprehensif dari data-
data struktur geologi, litologi, alterasi dan mineralisasi daerah tersebut. Sehingga
yang berkembang pada Endapan Sulfidasi Tinggi pada prospek Bakan. Oleh karena
itu, hal ini menimbulkan ketertarikan untuk di teliti lebih lanjut pada prospek
cadangan terbukti suatu endapan mineral, dan semakin tingginya resiko eksplorasi
dan eksploitasi mineral saat ini, mengharuskan bahwa sumber daya manusia harus
memiliki ilmu, pengetahuan, kemampuan, dan pengalaman yang tinggi untuk dapat
untuk memahami bagaimana ilmu dan pengetahuan yang selama ini didapatkan di
bangku kuliah dapat diaplikasikan di industri serta sebagai langkah awal sehingga
sehingga mahasiswa ketika lulus, siap dalam berkontribusi dan berpartisipasi dalam
kegiatan industri.
diharapkan penelitian ini bisa memfokuskan metode penelitian yang tepat dalam
mencari jawaban atas pertanyaan tersebut. Permasalahan yang akan dibahas yaitu:
mineralisasi.
proses mineralisasi.
mineralisasi.
5
penelitian.
penelitian
7
3. Data dan fakta yang dihasilkan dari penelitian dapat dimanfaatkan oleh
Paragenesis Mineral dan Inklusi Fluida Pada Endapan Epitermal, Area Main
Ridge dan Osela, Distrik Bakan, Sulawesi Utara”. Pada area Main Ridge dan
acak (disseminated), sebagian terkonsentasi di dalam urat halus silika dan urat
sulfida terutama pada area Osela. Asosiasi mineral sulfida berupa pirit,
Main Ridge. Pada area Osela mineralisasi yang terbentuk berupa pirit,
kedalaman dalam. Kadar logam mulia dan dasar pada area Osela relatif lebih
tinggi jika dibandingkan dengan area Main Ridge, hal tersebut konsisten
meliputi 3 tahap, yaitu: (1). Tahap Studi Literatur; (2). Tahap Pekerjaan
Batugamping; dan (3). Satuan Dataran Aluvial. Pola aliran sungai yang
litologi yang homogen. Tatanan batuan dari tua ke muda adalah: (1). Satuan
Batuan Breksi, Tufa dan Lava (Batuan Gunungapi Belungala yang berumur
struktur kekar dan sesar. Adapun kekar-kekar yang dijumpai berupa kekar
9
Kekar tarik berarah Utara - Selatan. Struktur patahan yang dijumpai berupa
Sesar Geser Jurus Tangagah-1, Sesar Geser Jurus Tangagah-2; Sesar Geser
Jurus Tangagah-3, Sesar Geser Jurus Dudepo, Sesar Geser Jurus Ponii.
Keseluruhan struktur geologi yang ada terjadi pada kala Pliosen - Plistosen.
dikelompokan menjadi 2 (dua) zona, yaitu: (1). Zona Ubahan Silisifikasi dan
penelitian bertipe endapan epithermal dan terjadi pada purna magmatik (post-
terjadi berulang kali. Andesit, batuan klastika gunung api, dan dasit yang
berumur lebih tua diintrusi oleh kompleks ini. Selanjutnya, tufa dasitik,
tiga sesar utama yang telah diukur dan dipetakan, berarah timur laut-barat
daya yang terpotong oleh sesar barat-timur dan terakhir sesar barat laut-
hidrotermal tahap akhir terdiri atas alterasi argilik, argilik lanjut, dan silika-
mineral ubahan seperti kuarsa, alunit, kaolinit, dickit, smectit, illit, klorit,
oksida seperti hematit, magnetit dan limonit, yang disertai oleh pola dan
tekstur mineralisasi berupa breksiasi, vuggy, silika masif, banded dan urat