Anda di halaman 1dari 7

GEOLOGI, ALTERASI HIDROTERMAL, DAN

MINERALISASI DI DAERAH PROSPEK KANCANA,


JAWA BARAT

USULAN TESIS

Oleh
DENI MILDAN
NIM: 22016312
(Program Studi Teknik Geologi)

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG


Juli 2018
1. Latar Belakang
Seiring dengan peningkatan aktivitas manusia dan perkembangan kegiatan
industri di Indonesia, kebutuhan terhadap pasokan sumber daya mineral
khususnya mineral logam semakin besar. Di lain pihak, endapan mineral dengan
volume besar dan kadar tinggi semakin jarang ditemukan. Meski begitu,
perkembangan teknologi saat ini memungkinkan studi mengenai karakteristik
endapan mineral dilakukan secara lebih detil dan komprehensif sehingga
eksplorasi dan eksploitasi pada endapan mineral akan menjadi lebih optimal.

Karakteristik endapan mineral direpresentasikan oleh bentuk endapan, mineralogi,


tekstur, dan zona alterasi di daerah tersebut (Silitoe, 1977 dalam Hedenquist,
1995). Karakteristik tersebut dapat diketahui melalui beberapa pendekatan, di
antaranya pemetaan geologi permukaan, analisis petrografi, analisis mineragrafi,
analisis X-Ray Diffraction (XRD), dan identifikasi tekstur urat. Selain itu, dapat
ditentukan juga paragenesis mineral alterasi dan mineral bijih sehingga dapat
diketahui tahapan dan kondisi lingkungan pembentukannya.

Jawa Barat yang berada pada busur Sunda bagian timur memiliki potensi bahan
galian mineral logam maupun non logam yang cukup besar. Secara umum daerah
ini ditempati oleh berbagai batuan sedimen vulkanik yang berumur Tersier hingga
Kuarter serta beberapa batuan terobosan batuan beku yang menyebabkan
terjadinya proses ubahan batuan hidrotermal dan termineralisasi pada beberapa
tempat (Simanjuntak dkk, 2002). Sistem endapan mineral yang terbentuk
umumnya berupa tipe endapan porfiri dan epitermal (Maryono dkk, 2014).

Meski begitu, penelitian mengenai alterasi hidrotermal dan mineralisasi di Jawa


Barat masih belum menyeluruh. Studi detil mengenai karakteristik endapan
mineral di beberapa lokasi yang semula dianggap kurang prospektif sangat
diperlukan, khususnya di daerah prospek Kancana. Oleh karena itu penulis
melakukan penelitian mengenai geologi, alterasi, dan mineralisasi di daerah
prospek Kancana, Jawa Barat.
2. Rumusan Masalah
Penelitian ini memiliki beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana kondisi geologi daerah penelitian?
b. Bagaimana karakteristik alterasi hidrotermal di daerah penelitian?
c. Bagaimana karakteristik mineralisasi di daerah penelitian berdasarkan
mineralogi, tekstur, zona alterasi, dan tekstur uratnya?
d. Bagaimana paragenesa mineral alterasi dan mineralisasi di daerah
penelitian?
e. Bagaimana gambaran sistem dan model pembentukan mineralisasi daerah
penelitian?

3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini di antaranya sebagai berikut:
a. Mengetahui kondisi geologi daerah penelitian.
b. Mengetahui karakteristik alterasi hidrotermal di daerah penelitian.
c. Mengetahui karakteristik minieralisasi di daerah penelitian berdasarkan
mineralogi, tekstur, zona alterasi, dan tekstur urat.
d. Mengetahui paragenesa paragenesa mineral alterasi dan mineralisasi di
daerah penelitian.
e. Mengetahui gambaran sistem dan model pembentukan mineralisasi daerah
penelitian.

4. Lokasi Penelitian
Secara administratif, lokasi penelitian berada di daerah prospek Kancana, Jawa
Barat (Gambar 1). Lokasi penelitian memiliki luas 16,73 km 2. Lokasi penelitian
berjarak 77 km dari Kota Bandung dan dapat dijangkau dengan perjalanan darat
selama ±3 jam .

5. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Proses alterasi dan mineralisasi di daerah prospek Kancana terjadi dalam
beberapa tahap.
b. Endapan mineral yang terbentuk di daerah prospek Kancana merupakan tipe
endapan epitermal low-sulfidation.

Gambar 1 Lokasi penelitian

6. Metodologi Penelitian
Secara garis besar penelitian dibagi menjadi beberapa tahap (Gambar 2), yaitu:
a. Tahap persiapan
Tahap persiapan meliputi studi literatur dari penelitian-penelitian terdahulu
untuk mendapatkan gambaran umum kondisi geologi, alterasi hidrotermal,
dan mineralisasi di daerah penelitian. Adapun literatur yang digunakan
berupa buku teks, jurnal, prosiding, maupun laporan penelitian.
b. Tahap pengumpulan data
Data yang digunakan dalam penelitian dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu
data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari kegiatan
pemetaan geologi permukaan meliputi data litologi, struktur geologi, sampel
batuan, dan sampel urat. Data sekunder diperoleh dari literatur yang terkait
dengan daerah penelitian.
c. Tahap analisis
Tahap analisis merupakan langkah lanjut setelah terkumpulnya data
lapangan. Analisis petrografi dilakukan terhadap sampel batuan untuk
mengetahui komposisi mineralogi, baik mineral primer maupun ubahan dan
tekstur. Analisis XRD dilakukan untuk membantu mengidentifikasi mineral
pada batuan yang tidak dapat diobservasi melalui pengamatan megaskopis
maupun mikroskopis terutama pada batuan yang mengandung mineral
lempung (Srodon dkk, 2001). Tekstur urat dapat diidentifikasi melalui
pengamatan megaskopis. Analisis mineragrafi dilakukan terhadap beberapa
sampel urat untuk mengetahui keterdapatan dan hubungan potong
memotong mineral bijih sehingga dapat ditentukan paragenesis mineralnya.

Data litologi, struktur geologi, dan hasil analisis petrografi sampel batuan
selanjutnya digunakan dalam analisis studio untuk membuat peta geologi
daerah penelitian. Analisis studio juga dilakukan terhadap hasil analisis
petrografi batuan dan analisis XRD untuk selanjutnya dibuat peta zona
alterasi. Paragenesa mineral diperoleh dari hasil analisis mineragrafi pada
mineral bijih dan identifikasi tekstur urat.

7. Jadwal Kegiatan Penelitian


Penelitian direncanakan berlangsung selama 6 bulan. Penelitian akan
dimulai pada bulan Juli 2018 sampai dengan Desember 2018 (Tabel 1).
Tabel 1 Jadwal kegiatan penelitian
Bulan
No. Kegiatan
7 8 9 10 11 12
1 Tahap persiapan
2 Tahap pengumpulan data
3 Tahap analisis
4 Konsultasi dan bimbingan tesis
5 Seminar dan sidang
Gambar 2 D
DAFTAR PUSTAKA

Hedenquist, J. (1995): Epithermal gold deposits, styles, characteristics, and


exploration, SEG Newsletter, 23, 9-13.
Maryono, A., Setijadji, L. D., Arif, J., Harrison, R., dan Soeriaatmadja, E. (2014):
Gold, silver, and copper metallogeny of the eastern Sunda magmatic arc
Indonesia, Majalah Geologi Indonesia, 29, 85-99.
Simanjuntak, S., Tampubolon, A., Sudarya, S., dan Kisman. (2002): Inventarisasi
dan evaluasi mineral logam di daerah Kabupaten Cianjur dan Kabupaten
Sukabumi, Provinsi Jawa Barat, Kolokium Direktorat Inventarisasi Sumber
Daya Mineral TA. 2002, 15-1 – 15-14.
Srodon, J., Drits, V. A., McCarty, D. K., Hsieh, J. C. C., dan Eberl, D. D. (2001):
Quantitative X-ray diffraction analysis of clay-bearing rocks from random
preparations, Clays and Clay Minerals, 49, 514-528

Anda mungkin juga menyukai