Anda di halaman 1dari 6

Endapan Mineral

KLASIFIKASI ENDAPAN MINERAL

Oleh :

MUH. SYAIFULLAH SAIDA

471 417 018

Dosen pengampu :

Muhammad Kasim, S.T, M.T

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2020
1. Terdapat klasifikasi yang berdasarkan genesanya, ada juga secara deskriptif berdasarkan batuan
yang ditempati (host rocks) atau berdasarkan komoditi logamnya. Tokoh penting yang memulai
membangun konsep dan klasifikasi endapan mineral adalah Waldemar Lindgren (1860-1939).
Lindgren (1911) secara garis besar membagi endapan mineral menjadi dua macam, yaitu endapan
oleh proses mekanik dan endapan oleh proses kimiawi.

Pada tahun 1933 lindgren mengeluarkan ciri tabel klasifikasi endapan oleh proses kimiawi. Endapan
hipotermal, endapan yang terbentuk pada keladalaman yang cukup dalam dan temperatur yang panas.

Endapan mesotermal, terbentuk di antara kedalaman dan temperatur endapan epitermal dan hipotermal.
Sedangkan yang terakhir adalah endapan epitermal, terbentuk dekat permukaan dengan kondisi
temperatur yang rendah.

Graton (1933) mengusulkan istilah teletermal, untuk endapan mineral pada daerah dangkal, yang
terbentuk jauh dari sumbernya (T dan P rendah). Sedangkan Buddington (1935), memperkenalkan
istilah xenotermal, untuk endapan pada daerah dangkal tetapi terbentuk pada temperature tinggi (T
tinggi P rendah). Hal ini disebabkan oleh adanya intrusi pluton didekat permukaan.
Sejalan dengan berkembangnya konsep tektonik lempeng pada dasa warsa 60-70an, beberapa istilah
yang dikemukakan oleh Lindgren, Graton, dan Buddington, Guilbert dan Park, jarang digunakan.
Istilah-istilah yang banyak digunakan dalam eksplorasi endapan mineral sekarang ini adalah klasifikasi
yang didasarkan pada pembentukan serta tatanan geologinya, seperti endapan porfiri, endapan greisen,
massive sulfida deposit, skarn, ephitermal (low suphidation and high sulphidation).
2. Endapan magmatik adalah mineral bijih yang terbentuk bersamaan mineral olivine, piroksin, Ca-
Plagioklas pada fase awal diferensiasi magma. Contohnya seperti magnetit, ilmenit dan kromit.
3. Review jurnal endapan mineral

Judul MINERALISASI EMAS EPITERMAL DI DAERAH SAKO


MERAH DAN MANAU, JAMBI

Jurnal ENDAPAN MINERAL

Volume dan
Halaman Vol. 13, No. 2

Tahun 2011

Penulis Rosana, Sunarie, Hartono DKK

Reviewer Muh. Syaifullah Saida

Tanggal 5 Maret 2020

Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui asosiasi mineral logam,
mengidentifikasi karakteristik urat (vein) kuarsa sebagai pembawa
mineralisasi emas dan mineral logam, mengetahui paragenesa
pembentukan mineralisasi vein kuarsa pembawa emas.

Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah potensi sumberdaya logam mulia dan logam
dasar di daerah Sako Merah dan Manau, Kabupaten Merangin, Provinsi
Jambi.
Metode Metode yang digunakan adalah analisis petrografi, analisis
Penelitian mineragrafi, analisis kimia unsur dengan metode AAS,
analisis inklusi fluida dengan mikroskop polarisasi dan
interpretasi model zonasi mineralisasi urat kuarsa.

Definisi Variabel depeden adalah variabel yang terikat yang dimana variabel
Operasional tersebut sudah ditentukan dan tidak dapat berubah lagi. Adapun
Variabel Depeden variabel depeden dalam penelitian ini yaitu alterasi hidrotermal
berupa batuan yang terdapat pada zona hidrotermal sekitar.

Cara dan alat Alat yang digunakan berupa kompas digunakan untuk mengukur
ukur mengukur struktur maupun arah, palu digunakan untuk mengambil sampel batuan
variabel depeden pada singkapan, mikroskop polarisasi digunakan menganalisis
petrografi batuan, dan instrument AAS PIMA digunakan untuk
analisis kimia unsur.
Definisi Variabel independent yaitu variabel bebas atau boleh berubah dalam
Operasional penelitian ini. Adapun variabel independent dalam penelitian ini yaitu
Variabel waktu yang digunakan untuk melakukan setiap langkah penelitian.
independent
Langkah- 1. Studi literatur, melakukan kajian pada studi para peneliti
langkah pada terdahulu.
penelitian 2. Survey geologi, merupakan kegiatan lapangan dalam
pengambilan data.
3. Analisis laboratorium, kegiatan dalam ruangan yang berupa
meneliti tipe batuan pada zona alterasi.
4. Pengolahan data, tahap terakhir setelah data yang diperoleh
telah lengkap.

Hasil Penelitian Alterasi dan mineralisasi emas Daerah Sako Merah terdapat dalam
batuan vulkanik berupa vitric tuf, Kristal tuf, lapilli tuf, breksi tuf,
diorite, dasit dan andesit yang termasuk dalam formasi Hulu
Simpang. Sedangkan Daerah Manau terdapat pada batuan tuf terubah
berupa vitric tuf dan lapilli tuf yang termasuk dalam formasi Batuan
Gunungapi Rhio-andesit. Jenis mineral alterasi yang ditemukan
berupa propilitisasi (klorit-feldspar-epidot-karbonat), sub-
propilitisasi (klorit-kuarsa-kalsit/dolomit). Berdasarkan karakteristik
alterasi hidrotermal, tekstur kuarsa, dan mineral bijih, daerah
termineralisasi emas Sako Merah dan Manau memperlihatkan adanya
indikasi jenis epitermal sulfidasi rendah.

Kelebihan Kelebihan penelitian ini adalah mengetahui daerah prospek baru


Penelitian dalam eksploitasi akan sumberdaya mineral, khususnya logam mulia
dan logam dasar.

Kekurangan Dikarenakan penelitian ini merupakan penelitian alterasi maka bahan


Penelitian dan alat yang digunakan mempunyai harga yang cukup mahal.

Anda mungkin juga menyukai