Anda di halaman 1dari 2

UAS GEOFISIKA PERTAMBANGAN

RESUME MATERI PRESENTASI

ARIN SUKMA ERA HAPSARI

185090707111019

RESUME KELOMPOK 6

“GEOLOGI BATU MARMER DAN EKSPLORASINYA DENGAN METODE GEOFISIKA”

1. Pendahuluan
● Batuan marmer ialah salah satu jenis batuan metamorf atau malihan, dimana proses
terbentuknya itu sendiri diakibatkan oleh proses metamorfosis batu kapur atau batu gamping.
● Batu marmer dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan eksterior dan interior rumah,
perkantoran, dan hotel.
● Penentuan Kualitas marmer dapat dilihat prosesnya dari karakteristik marmer di daerah
penambangan, proses penambangan, serta pengolahannya.
● Pada penambangan batuan marmer dapat digunakan beberapa metode geofisika antaranya
yaitu metode geolistrik dan metode GPR.

2. Proses Terbentuknya
 Transformasi batu kapur menjadi marmer biasanya terjadi pada batas lempeng konvergen di
mana sebagian besar kerak bumi terkena panas dan tekanan metamorfisme regional.
 Pengaruh temperatur dan tekanan yang dihasilkan oleh gaya endogen menyebabkan terjadinya
kristalisasi kembali pada batuan tersebut membentuk berbagai foliasi mapun non foliasi.

3. Lokasi Pembentukan
 Marmer merupakan hasil metamorfosa dari batu kapur atau yang sering disebut dengan
gamping. Batu kapur ini mengalami rekristalisasi, yang lama- kelamaan akan berubah menjadi
batu marmer tersebut.

4. Potensi Cadangan
 Marmer banyak terdapat di Trenggalek, Jawa Timur dan daerah Jawa Tengah. Indonesia
memiliki potensi dan cadangan bahan galian nonlogam cukup besar yang menyebar hampir
merata di seluruh wilayah, antara lain marmer 7,15 miliar ton.

5. Pengaplikasian Metode Geofisika


 Metode geolistrik yang sering digunakan dalam survei geofisika untuk eksplorasi yang relatif
dangkal salah satunya untuk eksplorasi bahan bahan tambang adalah metode geolistrik
resistivitas. Hal ini diesebabkan karena dapat memberikan informasi yang tidak mungkin
diberikan oleh metode lain yaitu nilai variasi tahanan jenis (resistivitas) dari setiap lapisan
batuan. Prinsip dasar dari metode resistivitas ini adalah kemampuan dari suatu mineral dialiri
oleh arus listrik. Mineral mineral yang mudah dialiri oleh arus listrik berarti memiliki resistivity
yang rendah, kebalikannya mineral mineral yang sulit dialiri oleh listrik berarti memiliki
resistivity yang tinggi.
 Selain metode resistivitas, terdapat pula metode GPR, dengan penetrasi kedalaman rendah,
untuk mendapatkan informasi yang lebih mendetail. Khususnya, untuk mendeteksi perubahan
vertikal dan lateral dari facies dalam marbel dan juga anisotropi pada batuan (rekahan atau
lubang).

6. Studi Kasus
Judul:
Identifikasi Zona Prospek Mineral Logam Menggunakan Metode Induksi Polarisasi Daerah
Fatunisuan Kecamatan Miomaffo Barat Nusa Tenggara Timur

Metode Penelitian:
Metode induksi polarisasi merupakan salah satu bagian dari geolistrik yang sering digunakan
dalam eksplorasi mineral logam. Lintasan yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 12
lintasan pengukuran dengan arah lintasan N 55° E (Barat daya-Timur laut). Panjang lintasan rata-
rata 2000 meter dengan spasi pengukuran 20 meter dengan faktor pengali kedalaman (n) 8.
Konfigurasi yang digunakan dalam pengambilan data adalah konfigurasi Dipole-Dipole.

Hasil dan Pembahasan:


Berdasarkan pada hasil penelitian tersebut, dapat diketahui bahwa mineral logam berasosiasi
dengan satuan Bancuh (Kompleks Bobonaro) yang terdiri atas batuan campur aduk yang
tersusun atas batuan metamorf, lava, dan batuan sedimen berupa Batugamping, dengan
Batulempung “Scaly Clay” sebagai masa dasar. Selain hal tersebut, ditemukan pula banyaknya
jebakan mineral logam yang ditemua dimana berasosiasi dengan bongkah batugamping dan
batu rijang yang penyebarannya secara acak.

Anda mungkin juga menyukai