Anda di halaman 1dari 1

Tambah follower Anda di

TikTok Buka
Beriklanlah di TikTok dan raih keuntungan
sebanyak-banyaknya TikTok for Business

Geologinesia

Home Batuan Geologi Umum Mineral Mineralisasi …

Mineralisasi Dan Alterasi Pada Batuan


Metamorf

Geologinesia
3 Oktober 2015
Telegram

-20%

Mineralisasi pada batuan metamorf sangat menarik


untuk di investigasi. Komplesitas yang
mempengaruhinya merupakan sebuah tantangan
tersendiri untuk memecahkan mekanisme
pembentukan dan keberadaanya. Banyak faktor yang
berperan untuk menghasilkan mineralisasi yang
bernilai ekonomis pada batuan metamorf,
diantaranya adalah tektonik dan fasies metamorf itu
sendiri. yang perlu digarisbawahi disini adalah
apakah mineralisasi yang terjadi merupakan produk
sebelum, bersamaan, ataukah sesudah batuan
metamorf itu terbentuk. Dibawah ini saya sajikan
sebuah ringkasan hasil investigasi lapangan yang di
"compile" dengan beberapa teori, walaupun sangat
singkat (mempertimbangkan privasi data
perusahaan), diharapkan ini dapat membantu kita
dalam menganalisa mineralisasi yang bernilai
ekonomis pada batuan metamorf (Orogenic Minerals
Deposite).

Teori Mineralisasi pada Batuan


Metamorf
Sabuk metamorfik adalah daerah kompleks dimana
terdapat akresi dan kolisi dan melibatkan kerak
benua. Proses tektonik yang terjadimerupakan skala
litosferik, keterlibatan temperatur dan tekanan,
dikarenakan oleh proses magmatik pada busur
depan dengan asosiasi prisma akresi dan cekungan
ekstensional pada bagian busur belakang, deformasi
dan metamorfosa umumnya berasosiasi dengan
magmatisme granitoid plutonik, dan pengangkatan
serta erosi yang diikuti pembentukan cekungan
dimana material sedimen dapat terakumulasi.

Endapan emas dapat terbentuk pada berbagai


tingkat dari evolusi orogenik, sehingga muncul sabuk
metamorfik yang mengandung bermacam-macam
tipe endapan yang dapat saling sejajar atau
memotong. Groves et al. (2003) membedakan
endapan emas yang terbentuk pada sabuk
metamorfik selama proses orogen pada fase
kompresi berdasar genesa dan bentuk geometri.
Tipe-tipe endapan tersebut antara lain, endapan
emas orogenik, endapan emas yang berasosiasi
dengan intrusi, dan endapan emas yang berasosiasi
dengan logam dasar.

Mineralogi, Geokimia, dan Tatanan


Tektonik
Keseluruhan Daerah penelitian mempunyai litologi
batuan metamorf yang terdiri atas Satuan Batuan
Schist dan Satuan Batuan Gneiss. Batuan asal ini
mengindikasikan telah terjadinya akresi dan koalisi
yang melibatkan kerak benua akibat aktivitas tektonik
yang melibatkan temperatur dan tekanan pada skala
litosferik.

Grand Luley Manado Pesan


Sekarang
Manado

Rp644rb
Samosir Villa Resort
Kodisi geologi di daerah penelitian yang tersusun
atas batuan schist dan gneiss terbentuk akibat
metamorfisme regional. Terdapat kontrol struktur
yang kuat terhadap proses mineralisasi dengan skala
yang bervariasi. Struktur yang dijumpai di lapangan
diantaranya :

1. Patahan brittle hingga ductile dengan zona


hancuran yang intensif akibat sesar regional,
dan pergerakan bidang sesar geser

2. Zona breksiasi pada batuan

3. Zona foliasi, rekahan yang terbentuk akibat


tekanan dan terisi oleh mineral silika

Berdasarkan kenampakan diatas serta berbagai


aspek geologi yang mempengaruhinya maka bentuk
mineralisasi di daerah penelitian adalah Veins Filling
Faults. Bentukan mineralisasi seperti ini sebenarnya
sangat prospek terhadap cebakan emas, akan tetapi
karena keterdapatannya pada skala struktur yang
lokal tingkat stadia daerah yang muda, serta intensif
weathering pada batuan asal menyebabkan endapan
emas sulit dijumpai.

Fasies Metamorf dan Alterasi


Batuan Samping
Endapan emas pada batuan metamorf tentunya
berkaitan dengan proses metamorfosa yang
menghasilkan batuan metamorf. Endapan emas di
daerah penelitian berasal dari batuan asal yang
terbentuk karena proses metamorfosa regional
membentuk batuan metamorf Fasies Sekis Hijau,
dimana derivite pelitiknya berasal dari batuan schist
yang tercirikan oleh sekistositas karena orientasi
terpilih atau terarah dari mineral mika dan khlorit.

Di daerah penelitian, batuan metamorf menunjukkan


zonasi lateral pada fase alterasi dari proksimal yang
mencapai skala endapan yang tidak terlalu luas.
Alterasi yang dapat terlihat di daerah penelitian
adalah kloritisasi (lihat gambar 1b). Diperkirakan
zona alterasi terbentuk pada fase awal zona sesar
lokal dan dikontrol struktur skala besar (Sesar
Kolaka). Kehadiran metasomatisme alkali
menyebabkan proses serisitisasi sulit dijumpai.
Kloritisasi Klorit muncul hadir bersama-sama dengan
kuarsa dalam bentuk kumpulan mineral.
Perkembangan mineral klorit dapat dihasilkan dari
alterasi mineral mafik yang ada pada batuan asal
atau dari magnesium dan besi yang ada sebelumnya.

Samosir Villa Resort Pesan


Sekarang
Danau Toba

Rp509rb
Grand Luley Manado
Endapan emas di daerah penelitian kemungkinan
dicirikan dengan sistem urat dominan kuarsa. Mineral
mika dan klorit sering menjadi pengotor pada urat
yang ditemukan pada batuan pembawa fasies sekis
hijau. Oleh karena dipengaruhi oleh struktur yang
lokal maka sistem urat tidak terlihat pada dimensi
yang besar sehingga keterdapatan cebakan emas
juga hanya sedikit. Perbandingan emas dengan bijih
yang terdapat pada urat dan pada batuan samping
belum bisa diperoleh, karena belum dilakukan
pengiriman sampel untuk analisa mineralogi.
Berdasarkan megaskopis mineralogi sementara dari
hasil sample stream dan "sample chips",
memperlihatkan adanya mineral berat seperti
Ilmenite, Chromite, Arsenopirit, Au, dan Pb.

Berdasarkan dari parameter diatas maka dapat


digolongkan bahwa tipe dari endapan emas di
daaerah penelitian adalah Endapan Emas Orogenik
Lokal yang terbentuk akibat kontrol metamorfosa
regional terhadap struktur lokal. Berdasarkan dari
fasies metamorfisme batuan pembawa emas maka
zona endapan emas di daerah penelitian masuk
dalam zona Mesozonal pada kedalaman 6-12 Km
dengan temperatur 300-475 C (lihat gambar 1d).

Gambar 1. Penyelidikan endapan emas orogenik, (a) foliasi schist, (b) batuan
fasies sekis hijau,
(c) pan concentrate, (d) zona endapan emas orogenik, Gebre Mariam et al, 1995).

Berdasarkan dari hasil survey potensi emas


metamorfik di daerah penelitian maka diperoleh
kesimpulan sebagai berikut :

1. Litologi penyusun daerah penelitian terbagi atas


2 satuan batuan yaitu Satuan Batuan Schist dan
Satuan Batuan Gneiss. Struktur Geologi yang
berkembang di daerah penelitian terdiri atas
Struktur Sesar Normal, Sesar Geser, dan
Lipatan.

2. Ditemukan zona mineralisasi hanya pada


daerah sepanjang sesar geser dengan arah
relatif tenggara barat laut, sepanjang sungai X.
Secara megaskopis hasil sample stream
sedimen dan "sample chips", endapan emas
terlihat dalam jumlah yang tidak terlalu
signifikan. Mineral yang terlihat diantaranya
adalah Ilmenite, Chromite, Arsenopirit, Au, dan
Pb.

3. Tipe endapan emas yang dijumpai merupakan


Endapan Emas Orogenik Lokal yang terbentuk
akibat kontrol metamorfosa regional terhadap
struktur lokal (Sesar Geser). Fasies metamorfik
yang terjadi tergolong dalam fasies sekis hijau
dimana berada pada zona ”mesozonal” dengan
kedalaman 6-12 Km dengan temperatur 300-
475 C. Alterasi batuan samping yang dapat
terlihat di daerah penelitian hanya berupa
kloritisasi. Kloritisasi hadir bersama-sama
dengan kuarsa dalam bentuk kumpulan mineral.

Secara umum potensi emas pada daerah ini kurang


prospek untuk dilakukan pengcoveran wilayah IUP,
hal ini dikarenakan tipe emas seperti ini cenderung
mempunyai deposit yang bagus pada kontrol struktur
yang regional. Sedangkan di daerah penelitian
kontrol struktur yang terjadi hanya bersifat lokal.
Untuk prospek tambang berskala menengah sampai
tinggi, lahan ini tidak di rekomendasikan. Perlu
dilakukan pencarian lahan yang sekiranya lebih dekat
dengan jalur stuktur regional dengan jenis batuan
metamorf yang bertekstur schistose, dimana
keduanya ini sangat mempengaruhi keterdapatan
endapan emas metamorfik yang lebih prospek.

Telegram

Flysh Geost 3 Oktober 2015 Tags: Batuan, Geologi Umum, Mineral

ARTIKEL TERKAIT

Mineral adalah Padatan Apa itu Limonit ?


Senyawa Kimia Pengertian,
Anorganik, Ini Pengertian Pembentukan, dan
Lengkapnya Pemanfaatannya

Mineral Piroksen Deskripsi Mineral Augit


(Pyroxene Group) (Augite)

Sulfur (Belerang) Deskripsi Mineral


Menurut Perspektif Andalusit
Geologi

Zeolit Menurut Perspektif Deskripsi Mineral Anhidrit


Geologi

Lihat Komentar

Artikel Random

Macam-macam Jenis Batuan Beku dan


Contohnya

Pengertian, Jenis, dan Kegunaan Batu


Gamping (Batu Kapur)

Macam-Macam Simbol Warna pada Peta


Lengkap dengan Artinya

Batu Marmer (Pualam) : Ciri-Ciri, Jenis,


Pemanfaatan dan Proses Terbentuknya

Batu Pasir dan Proses Pembentukannya

4 Contoh Dataran Rendah di Indonesia,


Dari Pulau Sumatera Hingga Kalimantan

Tanah Podsolik : Pengertian, Ciri-Ciri,


Pemanfaatan dan Persebarannya

Kategori

Afrika Amerika Amerika Serikat Angin Asia

Atmosfer Australia Batuan Bentang Alam

Benua Brunei Darussalam Dataran Eropa

Fakta Dunia Filipina Flora Fauna Hutan

Iklim Indonesia Jawa Jepang Kalimantan

Kamboja Kondisi Geografis Laos Laut

Lembah Letak Benua Letak Negara Limbah

Malaysia Myanmar Negara Peta Planet

Pulau Sains SIG Singapura Sulawesi

Sumatera Sumber Daya Alam Sungai Tanah

Thailand Timah Vietnam

About Contact

Sitemap Privacy Policy

Copyright © 2021 | Template Modify By Geologinesia

Anda mungkin juga menyukai