Anda di halaman 1dari 21

Perkembangan konsep genesa

dan klasifikasi endapan mineral

SUTARTO/SUPRAPTO
GEOLOGI UPN

Perkembangan konsep dan klasifikasi


endapan mineral
Terdapat klasifikasi yang didasarkan pada
genesanya, ada juga klasifikasi secara
diskriptif,
misal
berdasarkan
komoditi
logamnya, atau berdasarkan
batuan yang
ditempatinya (host rocks-nya)

Pengelompokan yang sering digunakan oleh


para ahli geologi, umumnya berdasarkan pada
bentuk endapannya, wall rocknya, atau control
strukturnya.

Bateman (1950) dalam bukunya Economic


Mineral
Deposit
mengelompokkan
bijih
berdasarkan control strukturnya, diantaranya
bijih yang terbentuk pada sesar, pada lipatan,
pada kontak batuan beku, diseminasi dan lain
sebagainya

Masalahnya terdapat juga bijih yang terbentuk


pada lipatan yang tersesarkan, atau diseminasi
sepanjang kontak batuan beku

Sehubungan dengan munculnya teori tektonik


lempeng yang dapat menjelaskan proses
magmatisme dan keberadaan endapan bijih,
maka klasifikasi secara genetic makin sering
digunakan.

Tokoh penting yang memulai membangun


konsep dan klasifikasi endapan mineral
adalah Waldemar Lindgren (1860-1939).
Lindgren (1911) secara garis besar membagi
endapan mineral menjadi dua macam yaitu
a). endapan oleh proses mekanik dan
b). endapan oleh proses kimiawi

Klasifikasi Lindgren (1911)


I. ENDAPAN OLEH PROSES MEKANIK
I. ENDAPAN OLEH PROSES KIMIAWI
Oleh reaksi

0-70 C

P
menengahtinggi

A Evaporasi
1. KONSENTRASI KOMPONEN YANG BERASAL DARI
TUBUH BATUAN SENDIRI
a. Oleh pelapukan

0-100
C

P menengah

b. Oleh air tanah

0-100
C

P menengah

c. Oleh metamorfosa

0-400
C

P tinggi

2. PENAMBAHAN KOMPONEN DARI LUAR


a. TANPA AKTIVITAS 0-100
BATUAN BEKU
C
B

p menengah

b. BERHUBUNGAN DENGAN AKTIVITAS BATUAN


BEKU
1) KARENA NAIKNYA AIR
Hypothermal

500-600
C

P tinggi

Mesothermal

150-300
C

P tinggi

Epitermal

50-150 C

P menengah

2). OLEH EMANASI LANGSUNG BATUAN BEKU


Pyrometasomatic

500-800 C

P tinggi

Sublimates

100-600 C

P rendahmenengah

Ciri-ciri umum endapan hipotermal (dari Lingren 1933)

Kedalaman
3000- 15000 m
Temperatur
300-600
Pembentukan Pada atau dekat batuan plutonik
asam.Pada umumnya pada batuan
prakambrium,
jarang
pada
batuan
muda.Sering ditemukan pada sesar naik
Zona bijih
Fracture-filling dan replacement, tubuh
bijih umumnya tidak beraturan, kadang
tabular. Kadang terdapat ore disseminated
pada batuan samping
Logam bijih
Au, Sn, Mo,W,Cu,Pb,Zn,As
Mineral bijih
Magnetit, spekularit, pirhotit, kasiterit,
arsenopirit, molibdenit, bornit, kalkopirit,
wolframit, scheelite, pirit,galena, sfaleritFe.
Mineral
Garnet, plagioklas,biotit, muskovit, topas,
penyerta
tormalin,
epidot,
kuarsa,
kloorit-fe,
(gangue)
karbonat
Ubahan batu Albitisasi,
tourmalinisasi,
kloritisasi,
samping
seritisasi pada batuan silikaan
Tekstur
dan Kristal kasar, kadang berlapis, inklusi
struktur
fluida hadir pada kuarsa
Zonasi
Tekstur dan mineralogy makin kedalam
berubah secara gradual, Au telurida
kadang hadir sebagai bonanza.

Ciri-ciri umum endapan mesotermal (dari Lingren 1933)

Kedalaman
Temperatur
Pembentukan

Zona bijih

Logam bijih
Mineral bijih

1200-4500 m
200-300
Umumnya pada atau di dekat batuan beku
intrusive. Mungkin berasosiasi dengan rekahan
tektonik regional. Umum pada sesar normal
maupun sesar naik
Sebagai endapan replacement yang luas dan
fracture-infilling. Batas tubuh bijih bergradasi
dari massif ke diseminasi.Seing membentuk
bijih tabular, stockwork, pipa, saddle-reefs,
bedding-surface. Strike dan dip Fissure agak
teratur.

Au,Ag,Cu,As,Pb,Zn,Ni,Co,W,Mo,U, dll
Native Au, Ag, kalkopirit, bornit, pirit, sfalerit,
galena enargit, kalkosit, bournonite, argentite,
pitchblende,
niccolite,cobaltite,
tetrahedritesulphosalt,
Mineral penyerta Mineral temperature tinggi jarang (garnet,
(gangue)
tourmaline, topas dll), albit, kuarsa serisit, klorit,
karbonat, siderite, epidot, monmorilonit.
Ubahan
batu Kloritisasi intens, karbonisasi atau seritisasi.
samping
Tekstur
dan Kristal lebih halus dibamding hipotermal, pirit
struktur
jika hadir sangat halus, lensa yang besar
bisanya massif.
Zonasi
Gradual, secara pasti terjadi perubahan
mineralogy kearah kedalaman

Ciri-ciri umum endapan epitermal (dari Lingren 1933)

Kedalaman

Permukaan hingga 1500 m

Temperatur

50-200

Pembentukan

Pada batuan sedimen atau batuan beku,


terutama yang berasosiasi dengan batuan
intrusiv dekat permukaan atau ekstrusiv,
biasanya disertai oleh sesar turun, kekar dsb.

Zona bijih

urat-urat yang simpel, beberapa tidak beraturan


dengan pembentukan kantong-kantong bijih,
juga seringkali terdapat pada pipa dan
stockwork.
Jarang terbentuk sepanjang permukaan lapisan,
dan
sedikit
kenampakan
replacement
(penggantian)

Logam bijih

Pb, Zn, Au, Ag, Hg, Sb, Cu, Se, Bi, U

Mineral bijih

Native Au, Ag, elektrum, Cu, Bi


Pirit, markasit, sfalerit, galena, kalkopirit,
Cinnabar, jamesonite, stibnite, realgar, orpiment,
ruby silvers, argentite, selenides, tellurides

Mineral
penyerta
(gangue)

kuarsa, chert, kalsedon, ametis, serisit, klorit


rendah-Fe, epidot, karbonat, fluorit, barite,
adularia, alunit, dickite, rhodochrosite, zeolit

Ubahan
samping

batu sering
sedikit,
chertification
(silisifikasi),
kaolinisasi, piritisasi, dolomitisasi, kloritisasi

Tekstur
struktur

dan Crustification (banding) sangat umum, sering


sebagai fine banding, cockade, vugs, urat
terbreksikan.
Ukuran butir(kristal) sangat
bervariasi

Zonasi

Makin ke dalam akin tidak beraturan, seringkali

Niggli
(1929)
menyampaikan
konsep
pengelompokan
mineral,
menggabungkan
konsep stadia magmatisme dengan jenis-jenis
komoditi logamnya. Kelompok pertama adalah
endapan endapan yang terkait dengan batuan
plutonik, yang kemudian dibagi menjadi
Kelompok
Orthomagmatik,
Kelompok
Pneumatolitik-Pegmatik,
dan
kelompok
Hidrotermal.

Klasifikasi endapan bijih Niggli (1929)


I. PLUTONIK ATAU INTRUSIV
A. Orthomagmatic
1. Intan, platinum-kromium
2. Titanium-besi-nikel-tembaga
B. Pneumatolytic sampai pegmatitic
1. Logam berat, alkaline earths,
fosforus-titanium
2.Silikon-alkali-fluorin-boron-tinmolibdenum-tungsten
3Tormalin-asosiasi kuarsa
C. Hydrothermal
1. Besi-tembaga-emas-arsenik
2. Lead-Zinc-silver
3. Nikel-kobal-arsenik-perak
4. Karbonat-oksida-sulfat-fluorida
I. VOLKANIK ATAU EKSTRUSIV
A. Tin-perak-bismut
B. Logam-logam berat
C. Emas-peral
D. Antimoni-merkuri
E. Tembaga murni (native)
F. Endapan subaquatic-volcanic and
biochemical

Pengertian
Pneumatolitik
yang
disampaikan Niggli (1929) adalah stadia
magmatisme yang didominasi oleh fase
gas, sedangkan hidrotermal didominasi
oleh fase cair.
Pada kenyataannya sulit dibedakan
kenampakan hasil ubahan atau endapan
mineral yang disebabkan oleh proses
pneumatolitik dengan hidrotermal.
Belakangan, para ahli geologi banyak
menggunakan istilah fluida hidrotermal
(hydrothermal fluid) untuk mewakili baik
fase gas pneumatolitik maupun fase cair
hidrotermal.

Graton (1933) mengusulkan istilah teletermal,


untuk endapan mineral pada daerah dangkal,
yang terbentuk jauh dari sumbernya (T dan P
rendah). Sedangkan Buddington (1935),
mengenalkan
istilah
xenotermal,
untuk
endapan pada daerah dangkal tetapi terbentuk
pada temperatur tinggi (T tinggi P rendah). Hal
ini disebabkan oleh adanya intrusi pluton
didekat permukaan.

Klasifikasi Lindgren (1933) yang dimodifikasi oleh Graton (1933) dan Buddington (1935)
I. ENDAPAN YANG DIHASILKAN OLEH PROSES KIMIAWI
700-1500 C

P sangat tinggi

T sdang-tinggi

P sangat tinggi

Volkanogenik subaerial asosiasi


dengan volcanic piles

100-600 C

P atm-menengah

Dari tubuh
fumarola

sublimasi,

100-600 C

P atmosfer

endapan

500-800 C

P sangat tinggi

Hypothermal, sangat dalam

300-500 C

P sangat tinggi

Mesothermal, kedalaman sedang

200-300 C

P tinggi

Epitermal, dangkal

50-200 C

P menengah

Telethermal, dekat perm, saluran

T rendah

P rendah

Xenothermal, dangkal

T ting-rendah

P sdg-atmosfer

Endapan
magmatik
segregasi , injeksi, )
A

(proper/komplit,

Pegmatik
KOMPONEN EPIGENETIK
KARENA ERUPSI BATUAN BEKU

efusif,

Dari
tubuh
intrusi;
metamorfik batuan beku

KARENA NAIKNYA AIR MAGMATIK

KARENA SIRKULASI AIR METEORIK DI ZONE DANGKAL-MENENGAH


T 100 C
P menengah
KOMPONEN TERKANDUNG DALAM BATUAN ITU SENDIRI, EPIGENETIK
ATAU SINGENETIK
Metamorfosa regional dan dinamik

400 C

P tinggi

Sirkulasi air tanah bagian dalam

0-100 C

P menengah

0-100 C

P menengah-atm

Volcanogenic berasoiasi volkanisme

T tinggi

P rendah-men

Interaksi banyak larutan


a. Reaksi inorganik

0-70 C

P menengah

T rendah

P rendah, di
permukaan

Peluruhan
batuan
dan
pelapukan dekat permukaan

residu

b. Reaksi organik
Evaporasi zat terlarut
II. ENDAPAN YANG
PROSES MEKANIK

DIHASILKAN

OLEH

Endapan Telletermal Graton (1933)

Kedalaman
Temperatur
Pembentukan
Zona bijih

Dekat permukaan
100
Pada batuan sedimen, lava. Sering terbentuk
pada wilayah yang tidak ditemukan batuan
plutonik
Dalam rekahan terbuka, cavities, kekar,
fissure. Tidak ditemukan replacement.

Logam bijih
Mineral bijih

Pb,Zn,Cd,Ge
Galena(miskin Ag), sfalerit (miskin Fe,
mungkin kaya Cd), markasit, pirit, Cinabar

Mineral
penyerta
(gangue)
Ubahan
samping

Kalsir, dolomite miskin Fe, dll

Tekstur
struktur
Zonasi

batu Dolomitisasi, chertification


dan Seperti epitermal
-

Endapan yang didasarkan pada


batuan samping (Stanton 1972)

Bijih pada batuan beku


Bijih berasosiasi dengan mafik dan
ultramafik
Bijih berasosiasi dengan felsik
Bijih yang berafiliasi batuan sedimen
Konsentrasi bijih besi
Konsentrasi bijih mangan
Strata-bound
Stratiform sulpide yang berasosiasi
dengan volkanik laut
Bijih berasosiasi dengan urat
Bijih
berasosiasi
dengan
batuan
metamorf

Endapan yang didasarkan pada


Lingkungan tektonik (Mitchel dan Garson,
1981)

1. Endapan di Continental Hot Spots, Rifts dan


Aulacogens
2. Endapan pada Passive Continental Margins
dan Interior Basins
3. Endapan pada lingkungan Oceanic
4. Endapan pada lingkungan subduksi
5. Endapan pada lingkungan yang terkait
dengan collision
6. Endapan pada Transform Faults dan
lineamentnya pada Continental

Klasifikasi endapan bijih Lindgren, di modifikasi tahun 1985 (Guilbert dan Park, 1986)
I. ENDAPAN YANG DIHASILKAN OLEH PROSES KIMIAWI
Segregasi magmatik, injeksi, intrusi mafik berlapis
700-1500 C

P sangat tinggi

Endapan logam dasar porphyry in part

T sedang

P sedang

Pegmatik

T sdg-tinggi

P tinggi

Volkanogenik subaerial asosiasi dengan


volcanic piles

100-1200 C

P atmosfer-menengah

Sublimasi, fumarola

100-600 C

P atmosfer

200-800 C

P menengah

Karbonatit, kimberlit
Anortosit, gabro

KOMPONEN EPIGENETIK
KARENA ERUPSI BATUAN BEKU

KARENA NAIKNYA LARUTAN HIDROTERMAL


Logam dasar porfir
Urat Cordilleran

dangkal-men

Batuan metamorfik

300-800 C

P rendah-men

Epitermal

50-300 C

P rendah-men

KARENA REMOBILISASI LARUTAN, SIRKULASI AIR METEORIK


Mississipi Valley

25-200 C

P rendah

Western state uranium

25-75 C

P rendah

25-350 C

P rendah

KARENA SIRKULASI AIR LAUT


Endapan-endapan kerak samodra,smokers, red
Sea
Volcanic exhalites in part
KOMPONEN TERKANDUNG DALAM BATUAN ITU SENDIRI, EPIGENETIK ATAU SINGENETIK
Metamorfosa regional dan dinamik

25-600 C

P tinggi

Sirkulasi air tanah bagian dalam; contoh: Athabasca


uranium

0-150 C

P menengah

Peluruhan batuan dan residu pelapukan dekat


permukaan

25-50 C

P atmosfer

Volcanogenic asoiasi volkanisme, end. kerak samodra.


a. Massive sulfide-Cyprus
b.Manganese-nickel-copper nodules

25-350 C

P hydrospheric

Volcanogenic asosiasi sedimen


a. Black shale hosted?

25-75 C

P hydrospheric

Interaksi banyak larutan


a. Reaksi inorganik
b. Reaksi organik

0-70 C

P menengah

Evaporasi

25-75 C

P atmosfir

Sedimentasi kimiawi ,
a. Logam dasar
b. Fosfat

25-75 C

P rendah

T rendah

P rendah, di permukaan

II. ENDAPAN YANG DIHASILKAN OLEH PROSES MEKANIK


III. ENDAPAN YANG DIHASILKAN OLEH PENGARUH METEORIT

Sejalan dengan berkembangnya konsep


tektonik lempeng pada dasa warsa 6070an,
beberapa
istilah
yang
dikemukakan oleh Lindgren, Graton, dan
Buddington, Guilbert dan Park, jarang
digunakan

Istilah-istilah yang banyak digunakan


dalam eksplorasi endapan mineral
sekarang ini adalah klasifikasi yang
didasarkan pada pembentukan serta
tatanan geologinya, seperti:
endapan porfir (porphyry deposit),
endapan greisen,
massive sulphide deposit,
skarn,
epitermal (low sulphidation dan high
sulphidation) dll.

Klasifikasi secara genetik


(disarikan dari Hutchison, 1983, Evans 1993)
1. Proses magmatik
a. Proses kristalisasi (diseminasi), intan pada kimberlit
b. Proses segregasi (kumulat, gravity settling),
kromit, magnetit, platinum
c. Liquid immiscibility
d. Pegmatik
2. Proses hidrotermal
a. Berhubungan dengan batuan beku
Porfir, greisen
Epitermal (low and high sulphidation , Carlyn type)
b. Tidak berhubungan dengan batuan beku
Lateral secretion (Missisippi valley type)
3. Proses metamorfik
a. Kontak pirometasomatik (skarn)
b. Metamorfosa menyebabkan bijih terkonsentrasi
4. Proses permukaan
a. Akumulasi mekanik (placer)
b. Presipitasi (evaporasi garam, fosforit, pembentukan
besi berlapis)
c. Residual (Pembentukan bauksit dan laterit nikel )
d. Pengkayaan supergen
e. Volcanic-exhalative (massive sulphide)
Black smokker,Kuroko type, Cyprus type, Beshi type

Terimak
asih

Obrigado

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai