Anda di halaman 1dari 9

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/312039671

Identifikasi Bidang Patahan Sesar Lembang dengan Metode Electrical Resistivity


Tomography untuk Mitigasi Bencana Gempa Bumi dan Longsor

Conference Paper · December 2016

CITATIONS READS

0 660

5 authors, including:

Sevi Maulinadya Daniel Adipradipto


Bandung Institute of Technology Bandung Institute of Technology
1 PUBLICATION   0 CITATIONS    1 PUBLICATION   0 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Daniel Adipradipto on 03 January 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Identifikasi Bidang Patahan Sesar Lembang dengan
Metode Electrical Resistivity Tomography untuk Mitigasi
Bencana Gempa Bumi dan Longsor
Muhamad Lutfi Ramadhan1, Sevi Maulinadya Prawita1, Nanda Wening Fatmasari1,
David Pinehas1, Daniel Adipradipto2
1
Tenkik Geofisika, FTTM, Institut Teknologi Bandung, Indonesia
2
Teknik Geologi, FITB, Institut Teknologi Bandung, Indonesia
Email: ramadhanmlutfi@gmail.com

Abstrak
Bandung sebagai Ibukota Provinsi Jawa Barat memiliki populasi penduduk yang padat. Selain
menyimpan banyak keindahan alam, Bandung juga dikenal memiliki potensi wisata yang menarik.
Namun hal yang kurang diperhatikan adalah Bandung juga memiliki potensi bencana. Di Bandung
terdapat suatu patahan aktif yang dikenal sebagai Sesar Lembang yang keberadaannya dekat
pemukiman warga merupakan sebuah ancaman karena dapat memicu terjadinya bencana alam, yaitu
gempa bumi dan longsor. Maka diperlukan suatu penelitian sebagai upaya mitigasi untuk
mengurangi resiko bencana tersebut. Objek yang menjadi bahan penelitian adalah struktur dan
perlapisan batuan di bawah permukaan bumi. Untuk itu perlu dilakukan pengukuran metode
geofisika, salah satunya yaitu Electrical Resistivity Tomography. Pada penelitian ini, pengukuran
aktif dilakukan dengan menginjeksikan arus listrik dan mengukur beda potensial yang terjadi,
kemudian nilai resistivitas dapat dihitung. Pengukuran dilakukan secara mapping (2D) pada hanging
wall sesar. Berdasarkan variasi resistivitas yang diperoleh, ditemukan kontras nilai resistivitas secara
lateral. Hal tersebut mengindikasikan adanya perbedaan litologi yang dibatasi oleh suatu bidang di
bawah permukaan yang merupakan kemenerusan bidang patahan sesar. Selain itu, sebagai validasi
dilakukan juga pengukuran sounding (1D) pada foot wall sesar untuk melihat korelasi litologi antara
keduanya. Ditemukan kecocokan antara hanging wall dan foot wall sesar yang menunjukkan bahwa
keduanya memiliki litologi dan perlapisan yang sama, namun terdeformasi akibat pergerakan sesar.
Ini membuktikan keberadaan Sesar Lembang yang membawa ancaman, sehingga diperlukan upaya
mitigasi lebih lanjut untuk mengurangi resiko bencana yang mungkin terjadi.
Kata kunci: Metode Electrical Resistivity Tomography, mitigasi bencana, gempa bumi, longsor,
Sesar Lembang.
Pendahuluan Sesar Lembang merupakan
Bandung adalah salah satu kota di patahan aktif yang terletak di daerah
Indonesia dengan populasi penduduk utara Bandung yang membentang
yang cukup banyak, yakni mencapai sepanjang 29 km, dengan titik nol
sekitar 8 juta jiwa. Bagi kebanyakan kilometer berada di daerah Padalarang
orang, Bandung dikenal memiliki dan memanjang ke arah timur hingga
banyak lokasi yang dapat dijadikan berada di antara Bukit Lonceng dan
potensi wisata, salah satunya adalah gunung Manglayang. Sesar ini
daerah Lembang di Kabupaten dikategorikan sebagai sesar normal
Bandung Barat. Tetapi di balik yang masih aktif bergerak dan
keberagaman wisata yang dimilikinya, diperkirakan menyimpan energi yang
Bandung juga sebenarnya rawan cukup besar. Jika sewaktu-waktu
terhadap bencana yang mengancam, stress yang terakumulasi dilepaskan
diantaranya gempa bumi dan longsor. secara mendadak, maka dapat
Hal ini dikarenakan adanya Sesar menimbulkan gempa besar yang dapat
Lembang. membahayakan penduduk sekitarnya.
Pergerakannya juga sesekali dapat
menyebabkan munculnya gempa- Sounding (VES) atau pengukuran
gempa kecil. resistivitas secara 1D pada foot wall
sesar sebagai validasi untuk melihat
korelasi litologi antara keduanya dan
membuktikan keberadaan sesar.

Dasar Teori
Metode geofisika yang digunakan
dalam penelitian ini adalah geolistrik.
Geolistrik pada dasarnya adalah suatu
Gambar 1. Sesar Lembang dengan gawir metode eksplorasi untuk menyelidiki
yang terjal ke arah utara keadaan bawah permukaan dengan
Selain itu, pergerakan sesar ini menggunakan sifat-sifat kelistrikan
mengakibatkan batuan bagian utara batuan, antara lain tahanan jenis atau
sesar bergerak relatif turun sedangkan resistivitas. Namun perlu diingat
bagian selatan terangkat dan bahwa nilai resistivitas yang diperoleh
tersingkap di permukaan. Litologi dari pengukuran geolistrik bukan nilai
Sesar Lembang yang didominasi resistivitas sebenarnya, melainkan
lapisan tanah gambut dengan nilai resistivitas semu atau apparent
kemiringan lereng yang cukup terjal, resistivity yang telah mendapat
disertai curah hujan yang tinggi pada pengaruh dari batuan lain di
musim hujan, membuatnya berpotensi sekitarnya.
menimbulkan longsor juga yang
sewaktu-waktu dapat menimpa
pemukiman penduduk. Kurangnya
pengetahuan masyarakat sekitar Sesar
Lembang mengenai keberadaan sesar
ini dan potensi becana yang
dimilikinya, serta daerah rawan
bencana yang justru dijadikan tempat
pemukiman meningkatkan resiko
terjadinya bencana.
Untuk itu diperlukan suatu upaya
mitigasi untuk mengurangi resiko
yang timbul akibat bencana tersebut.
Kami melakukan penelitian dengan
tujuan mengidentifikasi struktur
Gambar 2. Nilai resistivitas batuan
bawah permukaan Sesar Lembang
Metode geolistrik yang digunakan
sehingga dapat ditentukan bidang
dalam penelitian ini yaitu pengukuran
patahan sesar yang berpotensi menjadi
secara 2D (mapping) atau dikenal juga
pusat terjadinya gempa. Kami
dengan Electrical Resistivity
melakukan pengukuran metode
Tomography dan 1D (sounding) atau
geofisika Electrical Resistivity
dikenal juga dengan Vertical
Tomography atau pengukuran
Electrical Sounding.
resistivitas secara 2D pada hanging
Electrical Resistivity Tomography
wall sesar untuk mengidentifikasi
Untuk mengidentifikasi
struktur tersebut. Selain itu, kami juga
keberadaan sesar, digunakan metode
menggunakan Vertical Electrical
Electrical Resistivity Tomography
atau pengukuran resistivitas secara 2 Selain pengukuran pada hanging
dimensi (mapping). Metode ini dipilih wall, diperlukan juga pengukuran pada
karena sensitif terhadap perbedaan foot wall untuk mengkonfirmasi
jenis batuan. Prinsip yang digunakan keberadaan sesar (memastikan bahwa
dalam metode ini adalah Hukum Ohm. dahulu foot wall dan hanging wall
𝑅 = 𝑉. 𝐼 (1) merupakan lapisan yang sama) dan
Di mana R adalah hambatan (ohm), V mencari korelasi antara lapisan batuan
adalah beda potensial (volt), dan I pada hanging wall dan foot wall.
adalah arus listrik (ampere). Pengukuran yang dilakukan pada foot
Electrical Resistivity Tomography wall atau bagian atas sesar adalah
memanfaatkan perbedaan sifat pengukuran dengan metode Vertical
resistivitas untuk membedakan jenis Electrical Sounding (VES) secara 1D.
batuan. Arus listrik diinjeksikan ke Metode VES ini diterapkan agar
bawah permukaan dengan dua didapatkan penetrasi yanag lebih
elektroda dan diterima di dua dalam dengan konfigurasi
elektroda lainnya sehingga didapatkan Schlumberger. Pengukuran dilakukan
beda potensial antar elektroda. Sesuai pada satu titik tetap dengan spasi
dengan persamaan Hukum Ohm, dapat elektroda yang bervariasi. Hasil yang
dihitung nilai hambatan atau resistansi diperoleh berupa kurva nilai
batuan di bawah permukaan. Nilai resistivitas sebagai fungsi spasi
resistivitas kemudian dapat ditentukan elektroda yang berubah terhadap
berdasarkan persamaan 𝜌 = 𝑘. 𝑅 di kedalaman, sehingga didapat
mana R adalah hambatan dan k adalah gambaran jumlah lapisan di bawah
faktor geometri yang bergantung pada permukaan dengan ketebalan dan nilai
konfigurasi elektroda yang digunakan. resistivitas tertentu.
Variasi nilai resistivitas yang
diperoleh menggambarkan persebaran
litologi batuan sehingga dapat
diidentifikasi keberadaan bidang
patahan Sesar Lembang. Pengukuran
dilakukan pada hanging wall Sesar
Lembang dengan konfigurasi dipol-
dipol. Spasi lateral diubah-ubah untuk
memperoleh variasi lateral pada Gambar 4. Ilustrasi pengukuran Vertical
kedalaman yang berbeda. Hasil yang Electrical Sounding
diperoleh adalah penampang yang
menggambarkan persebaran nilai Metodologi Penelitian
resistivitas batuan di bawah Secara umum penelitian ini
permukaan dalam 2 dimensi. dilakukan melalui beberapa tahapan
utama, diantaranya:

Gambar 3. Ilustrasi pengukruan


Electrical Resistivity Tomography
Vertical Electrical Sounding
2) Perencanaan
Perencanaan dilakukan agar
penelitian berjalan dengan efektif,
efisien, dan tepat sasaran.
Perencanaan diawali dengan
menentukan metode geofisika yang
tepat untuk memperoleh objek
target sesuai dengan hasil studi
pendahuluan. Berdasarkan target
yang diinginkan, yaitu bidang
patahan sesar yang kemungkinan
dicirikan dengan batas perbedaan
litologi secara lateral sehingga
mengakibatkan kontras nilai
parameter fisis pada kedalaman 10-
50 meter, maka pengukuran metode
Gambar 5. Diagram alir penelitian geolistrik cocok untuk dilakukan.
1) Studi Pendahuluan
Studi pendahuluan dilakukan
sebagai langkah awal untuk
mengetahui kondisi umum objek
penelitian. Tahapan ini meliputi
penggalian informasi mengenai Gambar 7. Sketsa Sesar Lembang
Sesar Lembang, seperti kondisi pada lokasi pengukuran
geologi dan singkapan, serta Untuk mendeteksi bidang patahan
mencari rencana lokasi penelitian. Sesar Lembang yang ditunjukkan
Pada penelitian ini, studi pada gambar 4, perlu dilakukan
pendahuluan dilakukan melalui pengukuran secara mapping pada
studi literatur dan survei lapangan. hanging wall sesar agar diperoleh
Berdasarkan hasil studi penampang yang menggambarkan
pendahuluan, ditemukan bahwa persebaran nilai resistivitas batuan
lokasi yang cocok untuk dijadikan secara 2 dimensi. Metode tersebut
tempat penelitian adalah daerah di dikenal juga dengan Electrical
Sesar Lembang bagian barat. Resistivity Tomography.
Lokasi tersebut dekat dengan Untuk mendesain survei dan
pemukiman penduduk dan restoran menentukan parameter-parameter
The Peak yang terletak di Desa akuisisi yang akan digunakan
Karyawangi, Kecamatan Lembang, seperti panjang lintasan,
Kabupaten Bandung Barat seperti konfigurasi elektroda, spasi antar
ditunjukkan oleh gambar 6. elektroda, dsb maka dilakukan
forward modeling terlebih dahulu.
Forward modelling atau
pemodelan ke depan adalah proses
memodelkan bumi berdasarkan
kondisi sebenarnya di lapangan,
untuk kemudian mendapatkan
gambaran atau prediksi respon
Gambar 6. Denah lokasi pengukuran yang didapat dari hasil pengukuran.
Pada penelitian ini, forward dilakukan juga simulasi
modeling dilakukan menggunakan pengukuran menggunakan software
software Res2Dmod. AGISSAdmin.

Gambar 9. Simulasi pengukuran


Dengan parameter pengukuran
tersebut, akan diperoleh sebanyak
66 datum point.
Selain pengukuran secara
Gambar 8. Hasil forward modeling mapping pada hanging wall sesar,
Model bumi dibuat akuisisi data juga dilakukan pada
berdasarkan hasil studi foot wall sesar secara 1 dimensi
pendahuluan. Lapisan paling atas yaitu dengan Vertical Electrical
adalah top soil dengan resistivitas Sounding (VES) untuk memperoleh
50 Ωm dan kedalaman 0-7,5 meter, variasi perubahan resistivitas
diikuti lapisan sedimen batupasir terhadap kedalaman. Konfigurasi
dengan resistivitas 200 Ωm dan elektroda yang digunakan adalah
kedalaman bervariasi hingga 45 Schlumberger agar mendapatkan
meter, kemudian lapisan tuf pasiran penetrasi yang lebih dalam, dengan
dengan resistivitas 1000 Ωm dan pertambahan jarak AB/2 sebesar 2
kedalaman seterusnya. meter dan MN/2 menyesuaikan
Berdasarkan hasil forward (0,5-2 meter).
modeling, untuk memperoleh target 3) Akuisisi data
bidang patahan sesar yang Akuisisi data adalah tahap
diinginkan, konfigurasi elektroda pengambilan data di lapangan.
yang sebaiknya digunakan adalah Akuisisi data dilakukan sesuai
dipol-dipol. Pertimbangannya yaitu dengan desain survei yang telah
penetrasinya yang lebih dalam direncanakan sebelumnya.
dibandingkan konfigurasi lain dan Pengambilan data ERT
lebih sensitif terhadap perubahan dilakukan pada tanggal 7 Oktober
bentuk. Selain itu, konfigurasi 2016. Lintasan pengukuran berada
dipol-dipol relatif mudah diantara lahan pertanian warga,
pengoperasiannya di lapangan. dengan orientasi lintasan U-S tegak
Dengan menggunakan 14 buah lurus terhadap struktur (jurus sesar)
elektroda, spasi elektroda (a) 11 agar anomali dapat terbaca. Alat
meter dan panjang n bervariasi dari ukur yang digunakan saat
1 sampai 11 sehingga panjang pengambilan data adalah OYO
bentangan total 143 meter, McOHM dengan konfigurasi
diperoleh penetrasi kedalaman elektroda dipol-dipol. Parameter
sekitar 26 meter dan itu cukup pengukuran dapat dilihat pada
untuk meresolusi perbedaan nilai Tabel 1.
resistivitas secara lateral akibat
perbedaan litologi karena
keberadaan sesar. Selanjutnya
Tabel 1. Parameter akuisisi ERT Data pengukuran mapping (2D)
Parameter Jumlah diolah menggunakan software
Panjang Lintasan 143 m Res2Dinv sehingga menghasilkan
Jumlah Elektroda 14 buah penampang di bawah ini:
Spasi antar Elektroda 11 m

Gambar 12. Hasil pengolahan data


ERT
Hasil tersebut diperoleh lewat
Gambar 10. Sketsa akuisisi data ERT proses perhitungan inversi least-
Pengambilan data VES square dengan iterasi sebanyak 6
dilakukan sehari setelahnya, yaitu kali dan error RMS yang diperoleh
pada tanggal 8 Oktober 2016. sebesar 59,1%.
Lintasan pengukuran berada di Sedangkan data pengukuran
tengah lahan perumahan warga, sounding (1D) diolah
dengan orientasi lintasan U-S. Alat menggunakan software IPI2Win
ukur yang digunakan saat sehingga menghasilkan kurva di
pengambilan data adalah OYO bawah ini:
McOHM dengan konfigurasi
elektroda Schlumberger. Parameter
pengukuran dapat dilihat pada
Tabel 2.
Tabel 1. Parameter akuisisi VES
Parameter Jumlah
Panjang Lintasan 132 m
Jumlah Elektroda 4 buah
Spasi antar Elektroda Gambar 13. Hasil pengolahan data
1-132 m
Arus VES
Spasi antar Elektroda Hasil tersebut diperoleh dengan
0,5-2 m
Potensial memplot data hasil pengukuran
pada grafik log resistivitas terhadap
log AB/2 kemudian membuat kurva
yang sesuai dengan jumlah,
ketebalan lapisan, dan nilai
resistivitas tertentu.
5) Interpretasi
Interpretasi dilakukan untuk
Gambar 11. Sketsa akuisisi data VES membaca mendefinisikan arti dari
4) Pengolahan data hasil data yang diperoleh dari hasil
Setelah diperoleh data nilai akuisisi dan pengolahan ke dalam
resistivitas hasil pengukuran di ke dalam bahasa geologi.
lapangan, selanjutnya data diolah Interpretasi dari hasil penelitian ini
agar kemudian dapat diinterpretasi. akan dibahas lebih lengkap pada
bagian selanjutnya.
bertambahnya kedalaman. Jumlah
Pembahasan lapisan, ketebalan, dan nilai
resistivitasnya dapat dilihat di Tabel 3.
Tabel 3. Data lapisan hasil VES

Gambar 14. Interpretasi data ERT


Penampang persebaran
resistivitas 2D didapat dari
pengolahan data hasil pengukuran Berdasarkan nilai resistivitasnya,
ERT pada hanging wall sesar (Gambar lapisan ke-3 merupakan lapisan
1). Terlihat bahwa terdapat lapisan sedimen yang mirip dengan lapisan
dengan resistivitas rendah pada
sedimen pada hanging wall. Adapun
kedalaman ±18 m dan anomali lapisan ke-1 dan ke-2 pada foot wall
resistivitas tinggi pada kedalaman ±10 dengan nilai resistivitas lebih tinggi
m di selatan dengan kemiringan ke kemungkinan merupakan sedimen
arah utara penampang. Anomali yang telah mengalami proses
kontras nilai resistivitas tersebut
kompaksi. Kemungkinan lain adalah
menunjukkan ketidakmenerusan lapisan dengan resistivitas lebih tinggi
lapisan horizontal yang disebabkan pada hanging wall telah tererosi
oleh perbedaan litologi akibat sesar. sehingga tidak ditemukan lagi.
Bidang batas antara kedua nilai Sedangkan lapisan ke-4 dengan
resistivitas mengindikasikan letak
resistivitas tinggi dianggap mirip
bidang sesar. Lapisan resistivitas dengan lapisan ke-2 pada hanging
rendah di atasnya diperkirakan lapisan wall. Artinya terdapat korelasi antara
top soil dan sedimen batupasir, litologi pada hanging wall dan foot
sedangkan lapisan resistivitas tinggi di wall yang menandakan bahwa dahulu
bawahnya merupakan endapan keduanya merupakan suatu lapisan
vulkanik seperti tuf pasiran yang
yang sama, kemudian terdeformasi
resistif. akibat pergerakan sesar. Korelasi
tersebut ditunjukkan oleh gambar.

Gambar 16. Korelasi hasil pengukuran


ERT dan VES

Kesimpulan
1. Hasil pengolahan data ERT pada
Gambar 15. Interpretasi data ERT hanging wall sesar menunjukkan
Sedangkan model resistivitas 1D adanya batas kontras nilai
didapat dari pengolahan data hasil resistivitas akibat perbedaan
pengukuran VES pada foot wall sesar litologi secara lateral yang
(Gambar 2). Pada model tersebut, nilai dianalogikan sebagai bidang
resistivitas cenderung turun seiring patahan sesar. Bidang patahan
tersebut terletak di bawah lokasi
pengukuran yang juga dekat peraturan untuk tidak mendirikan
dengan pemukiman warga. bangunan di dekat Sesar Lembang,
2. Korelasi hasil pengolahan data membuat petunjuk jalur evakuasi
ERT di hanging wall dan data VES jika terjadi bencana, memperkuat
di foot wall menunjukkan adanya struktur bangunan pada daerah
korelasi litologi dan lapisan yang rawan bencana, dsb.
serupa, namun tidak menerus. Hal
ini dikarenakan hanging wall dan Pustaka
foot wall sebelumnya merupakan Hidayat, Edi. Analisis Morfotektonik
lapisan yang sama, namun akibat Sesar Lembang, Jawa Barat.
pergerakan sesar terjadi pemisahan Kebumen: LIPI.
abtara hanging wall (di bawah) dan
foot wall (di atas) sehingga terjadi Rasmid. 2014. Aktivitas Sesar
ketidakmenerusan lapisan. Artinya Lembang Di Utara Cekungan
telah divalidasi bahwa pada lokasi Bandung. Bandung: BMKG
penelitian tersebut terdapat Sesar
Lembang. Muljo, Agus, Faisal Helmi. 2007.
3. Lokasi Sesar Lembang yang berada Sesar Lembang dan Resiko
dekat pemukiman dan berpotensi Kegempaan. Bulletin of Scientific
menimbulkan bencana seperti Contribution Vol.5 No.2 hal:94-98
gempa bumi dan longsor dapat
menjadi sebuah ancaman sehingga www.bandungbaratkab.go.id (diakses
perlu dilakukan upaya mitigasi 11 November 2016)
bencana lebih lanjut. Hasil
penelitian ini dapat disosialisasikan Houghton Mifflin Company. The
kepada warga sekitar yang tinggal American Heritage. 2002. Houghton
di daerah rawan bencana agar dapat Mifflin Company.
meningkatkan taraf
kewaspadaannya. Selain itu hasil Ferry Rahman & Fahdi Maula (2014).
penelitian ini juga dapat menjadi "Mengenal Eksplorasi Geolistrik"
bahan pertimbangan bagi
pemerintah setempat untuk Suhendra Vebrianto (2016).
membuat kebijakan sebagai upaya "Eksplorasi Metode Geolistrik:
mitigasi yang dapat mengurangi Resistivitas, Polarisasi Terinduksi, dan
resiko bencana, seperti membuat Potensial Diri". UB Press Malang

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai