net/publication/312039671
CITATIONS READS
0 660
5 authors, including:
All content following this page was uploaded by Daniel Adipradipto on 03 January 2017.
Abstrak
Bandung sebagai Ibukota Provinsi Jawa Barat memiliki populasi penduduk yang padat. Selain
menyimpan banyak keindahan alam, Bandung juga dikenal memiliki potensi wisata yang menarik.
Namun hal yang kurang diperhatikan adalah Bandung juga memiliki potensi bencana. Di Bandung
terdapat suatu patahan aktif yang dikenal sebagai Sesar Lembang yang keberadaannya dekat
pemukiman warga merupakan sebuah ancaman karena dapat memicu terjadinya bencana alam, yaitu
gempa bumi dan longsor. Maka diperlukan suatu penelitian sebagai upaya mitigasi untuk
mengurangi resiko bencana tersebut. Objek yang menjadi bahan penelitian adalah struktur dan
perlapisan batuan di bawah permukaan bumi. Untuk itu perlu dilakukan pengukuran metode
geofisika, salah satunya yaitu Electrical Resistivity Tomography. Pada penelitian ini, pengukuran
aktif dilakukan dengan menginjeksikan arus listrik dan mengukur beda potensial yang terjadi,
kemudian nilai resistivitas dapat dihitung. Pengukuran dilakukan secara mapping (2D) pada hanging
wall sesar. Berdasarkan variasi resistivitas yang diperoleh, ditemukan kontras nilai resistivitas secara
lateral. Hal tersebut mengindikasikan adanya perbedaan litologi yang dibatasi oleh suatu bidang di
bawah permukaan yang merupakan kemenerusan bidang patahan sesar. Selain itu, sebagai validasi
dilakukan juga pengukuran sounding (1D) pada foot wall sesar untuk melihat korelasi litologi antara
keduanya. Ditemukan kecocokan antara hanging wall dan foot wall sesar yang menunjukkan bahwa
keduanya memiliki litologi dan perlapisan yang sama, namun terdeformasi akibat pergerakan sesar.
Ini membuktikan keberadaan Sesar Lembang yang membawa ancaman, sehingga diperlukan upaya
mitigasi lebih lanjut untuk mengurangi resiko bencana yang mungkin terjadi.
Kata kunci: Metode Electrical Resistivity Tomography, mitigasi bencana, gempa bumi, longsor,
Sesar Lembang.
Pendahuluan Sesar Lembang merupakan
Bandung adalah salah satu kota di patahan aktif yang terletak di daerah
Indonesia dengan populasi penduduk utara Bandung yang membentang
yang cukup banyak, yakni mencapai sepanjang 29 km, dengan titik nol
sekitar 8 juta jiwa. Bagi kebanyakan kilometer berada di daerah Padalarang
orang, Bandung dikenal memiliki dan memanjang ke arah timur hingga
banyak lokasi yang dapat dijadikan berada di antara Bukit Lonceng dan
potensi wisata, salah satunya adalah gunung Manglayang. Sesar ini
daerah Lembang di Kabupaten dikategorikan sebagai sesar normal
Bandung Barat. Tetapi di balik yang masih aktif bergerak dan
keberagaman wisata yang dimilikinya, diperkirakan menyimpan energi yang
Bandung juga sebenarnya rawan cukup besar. Jika sewaktu-waktu
terhadap bencana yang mengancam, stress yang terakumulasi dilepaskan
diantaranya gempa bumi dan longsor. secara mendadak, maka dapat
Hal ini dikarenakan adanya Sesar menimbulkan gempa besar yang dapat
Lembang. membahayakan penduduk sekitarnya.
Pergerakannya juga sesekali dapat
menyebabkan munculnya gempa- Sounding (VES) atau pengukuran
gempa kecil. resistivitas secara 1D pada foot wall
sesar sebagai validasi untuk melihat
korelasi litologi antara keduanya dan
membuktikan keberadaan sesar.
Dasar Teori
Metode geofisika yang digunakan
dalam penelitian ini adalah geolistrik.
Geolistrik pada dasarnya adalah suatu
Gambar 1. Sesar Lembang dengan gawir metode eksplorasi untuk menyelidiki
yang terjal ke arah utara keadaan bawah permukaan dengan
Selain itu, pergerakan sesar ini menggunakan sifat-sifat kelistrikan
mengakibatkan batuan bagian utara batuan, antara lain tahanan jenis atau
sesar bergerak relatif turun sedangkan resistivitas. Namun perlu diingat
bagian selatan terangkat dan bahwa nilai resistivitas yang diperoleh
tersingkap di permukaan. Litologi dari pengukuran geolistrik bukan nilai
Sesar Lembang yang didominasi resistivitas sebenarnya, melainkan
lapisan tanah gambut dengan nilai resistivitas semu atau apparent
kemiringan lereng yang cukup terjal, resistivity yang telah mendapat
disertai curah hujan yang tinggi pada pengaruh dari batuan lain di
musim hujan, membuatnya berpotensi sekitarnya.
menimbulkan longsor juga yang
sewaktu-waktu dapat menimpa
pemukiman penduduk. Kurangnya
pengetahuan masyarakat sekitar Sesar
Lembang mengenai keberadaan sesar
ini dan potensi becana yang
dimilikinya, serta daerah rawan
bencana yang justru dijadikan tempat
pemukiman meningkatkan resiko
terjadinya bencana.
Untuk itu diperlukan suatu upaya
mitigasi untuk mengurangi resiko
yang timbul akibat bencana tersebut.
Kami melakukan penelitian dengan
tujuan mengidentifikasi struktur
Gambar 2. Nilai resistivitas batuan
bawah permukaan Sesar Lembang
Metode geolistrik yang digunakan
sehingga dapat ditentukan bidang
dalam penelitian ini yaitu pengukuran
patahan sesar yang berpotensi menjadi
secara 2D (mapping) atau dikenal juga
pusat terjadinya gempa. Kami
dengan Electrical Resistivity
melakukan pengukuran metode
Tomography dan 1D (sounding) atau
geofisika Electrical Resistivity
dikenal juga dengan Vertical
Tomography atau pengukuran
Electrical Sounding.
resistivitas secara 2D pada hanging
Electrical Resistivity Tomography
wall sesar untuk mengidentifikasi
Untuk mengidentifikasi
struktur tersebut. Selain itu, kami juga
keberadaan sesar, digunakan metode
menggunakan Vertical Electrical
Electrical Resistivity Tomography
atau pengukuran resistivitas secara 2 Selain pengukuran pada hanging
dimensi (mapping). Metode ini dipilih wall, diperlukan juga pengukuran pada
karena sensitif terhadap perbedaan foot wall untuk mengkonfirmasi
jenis batuan. Prinsip yang digunakan keberadaan sesar (memastikan bahwa
dalam metode ini adalah Hukum Ohm. dahulu foot wall dan hanging wall
𝑅 = 𝑉. 𝐼 (1) merupakan lapisan yang sama) dan
Di mana R adalah hambatan (ohm), V mencari korelasi antara lapisan batuan
adalah beda potensial (volt), dan I pada hanging wall dan foot wall.
adalah arus listrik (ampere). Pengukuran yang dilakukan pada foot
Electrical Resistivity Tomography wall atau bagian atas sesar adalah
memanfaatkan perbedaan sifat pengukuran dengan metode Vertical
resistivitas untuk membedakan jenis Electrical Sounding (VES) secara 1D.
batuan. Arus listrik diinjeksikan ke Metode VES ini diterapkan agar
bawah permukaan dengan dua didapatkan penetrasi yanag lebih
elektroda dan diterima di dua dalam dengan konfigurasi
elektroda lainnya sehingga didapatkan Schlumberger. Pengukuran dilakukan
beda potensial antar elektroda. Sesuai pada satu titik tetap dengan spasi
dengan persamaan Hukum Ohm, dapat elektroda yang bervariasi. Hasil yang
dihitung nilai hambatan atau resistansi diperoleh berupa kurva nilai
batuan di bawah permukaan. Nilai resistivitas sebagai fungsi spasi
resistivitas kemudian dapat ditentukan elektroda yang berubah terhadap
berdasarkan persamaan 𝜌 = 𝑘. 𝑅 di kedalaman, sehingga didapat
mana R adalah hambatan dan k adalah gambaran jumlah lapisan di bawah
faktor geometri yang bergantung pada permukaan dengan ketebalan dan nilai
konfigurasi elektroda yang digunakan. resistivitas tertentu.
Variasi nilai resistivitas yang
diperoleh menggambarkan persebaran
litologi batuan sehingga dapat
diidentifikasi keberadaan bidang
patahan Sesar Lembang. Pengukuran
dilakukan pada hanging wall Sesar
Lembang dengan konfigurasi dipol-
dipol. Spasi lateral diubah-ubah untuk
memperoleh variasi lateral pada Gambar 4. Ilustrasi pengukuran Vertical
kedalaman yang berbeda. Hasil yang Electrical Sounding
diperoleh adalah penampang yang
menggambarkan persebaran nilai Metodologi Penelitian
resistivitas batuan di bawah Secara umum penelitian ini
permukaan dalam 2 dimensi. dilakukan melalui beberapa tahapan
utama, diantaranya:
Kesimpulan
1. Hasil pengolahan data ERT pada
Gambar 15. Interpretasi data ERT hanging wall sesar menunjukkan
Sedangkan model resistivitas 1D adanya batas kontras nilai
didapat dari pengolahan data hasil resistivitas akibat perbedaan
pengukuran VES pada foot wall sesar litologi secara lateral yang
(Gambar 2). Pada model tersebut, nilai dianalogikan sebagai bidang
resistivitas cenderung turun seiring patahan sesar. Bidang patahan
tersebut terletak di bawah lokasi
pengukuran yang juga dekat peraturan untuk tidak mendirikan
dengan pemukiman warga. bangunan di dekat Sesar Lembang,
2. Korelasi hasil pengolahan data membuat petunjuk jalur evakuasi
ERT di hanging wall dan data VES jika terjadi bencana, memperkuat
di foot wall menunjukkan adanya struktur bangunan pada daerah
korelasi litologi dan lapisan yang rawan bencana, dsb.
serupa, namun tidak menerus. Hal
ini dikarenakan hanging wall dan Pustaka
foot wall sebelumnya merupakan Hidayat, Edi. Analisis Morfotektonik
lapisan yang sama, namun akibat Sesar Lembang, Jawa Barat.
pergerakan sesar terjadi pemisahan Kebumen: LIPI.
abtara hanging wall (di bawah) dan
foot wall (di atas) sehingga terjadi Rasmid. 2014. Aktivitas Sesar
ketidakmenerusan lapisan. Artinya Lembang Di Utara Cekungan
telah divalidasi bahwa pada lokasi Bandung. Bandung: BMKG
penelitian tersebut terdapat Sesar
Lembang. Muljo, Agus, Faisal Helmi. 2007.
3. Lokasi Sesar Lembang yang berada Sesar Lembang dan Resiko
dekat pemukiman dan berpotensi Kegempaan. Bulletin of Scientific
menimbulkan bencana seperti Contribution Vol.5 No.2 hal:94-98
gempa bumi dan longsor dapat
menjadi sebuah ancaman sehingga www.bandungbaratkab.go.id (diakses
perlu dilakukan upaya mitigasi 11 November 2016)
bencana lebih lanjut. Hasil
penelitian ini dapat disosialisasikan Houghton Mifflin Company. The
kepada warga sekitar yang tinggal American Heritage. 2002. Houghton
di daerah rawan bencana agar dapat Mifflin Company.
meningkatkan taraf
kewaspadaannya. Selain itu hasil Ferry Rahman & Fahdi Maula (2014).
penelitian ini juga dapat menjadi "Mengenal Eksplorasi Geolistrik"
bahan pertimbangan bagi
pemerintah setempat untuk Suhendra Vebrianto (2016).
membuat kebijakan sebagai upaya "Eksplorasi Metode Geolistrik:
mitigasi yang dapat mengurangi Resistivitas, Polarisasi Terinduksi, dan
resiko bencana, seperti membuat Potensial Diri". UB Press Malang