JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2012
Resistivity Page 0
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena berkat kehendak
dan ridhonya kami kelompok tiga praktikum geolistrik program studi Geofisika jurusan Fisika
dapat menyelesaikan laporan ini . Kami juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada
seluruh pihak yang telah membantu jalannya penulisan laporan, khususnya dosen mata kuliah
ini.
Penulis juga berbesar hati jika para pembaca dan penyimak memberi kritik dan saran
pada laporan ini. Sehingga jika suatu saat penulis berkesempatan lagi menulis sebuah laporan,
penulis dapat memperbaikinya. Akhir kata, apabila terdapat kesalahan penulisan dan tata
bahasa, penulis mohon maaf.
Hormat Kami,
Penulis
Resistivity Page 1
BAB I
PENDAHULUAN
Resistivity Page 2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3 Dasar Teori
Geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang mempelajari sifat
aliran listrik bumi dengan menginjeksikan arus listrik ke dalam bumi.
Berdasarkan tujuan pengukuran di lapangan, metode geolistrik dibagi menjadi
dua (Telford,1976), yaitu :
1. Metode resistivitas jenis Sounding
Metode ini bertujuan untuk menyelidiki perubahan tahanan jenis bawah
permukaan ke arah vertikal yaitu dengan cara pada titik ukur tetap, jarak
elektroda arus dan tegangan diubah-ubah sehingga semakin besar jarak antar
elektroda maka akan tampak efek dari material yang lebih dalam, seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 1
Resistivity Page 3
Hasil pengukuran arus dan beda potensial untuk setiap jarak elektroda tertentu
digunakan untuk menentukan variasi harga hambatan jenis masing-masing
lapisan di bawah titik ukur (titik sounding).
Metode geolistrik resistivitas didasarkan pada kenyataan bahwa sebagian dari
arus listrik yang diberikan pada lapisan tanah, menjalar ke dalam tanah pada
kedalaman tertentu dan bertambah besar dengan bertambahnya jarak antar
elektroda. Dalam pengukuran geolistrik resistivitas jika sepasang elektroda
diperbesar, distribusi potensial pada permukaan bumi akan semakin membesar
dengan nilai resistivitas yang bervariasi (Vingoe, 1972).
Menurut Robinson (1988), terdapat beberapa asumsi dasar yang digunakan
dalam metode geolistrik resistivitas, yaitu.
1. Bawah permukaan tanah terdiri dari beberapa lapisan yang dibatasi oleh
bidang batas horisontal serta terdapat kontras resistivitas antara bidang
batas perlapisan tersebut.
2. Tiap lapisan mempunyai ketebalan tertentu, kecuali untuk lapisan
terbawah ketebalannya tak terhingga.
3. Tiap lapisan dianggap bersifat homogen isotropik.
4. Tidak ada sumber arus selain arus yang diinjeksikan di atas permukaan
bumi.
5. Arus listrik yang diinjeksikan adalah arus listrik searah.
Metode ini lebih efektif jika digunakan untuk eksplorasi yang sifatnya
dangkal, jarang memberikan informasi lapisan di kedalaman lebih dari 1000
atau 1500 feet. Oleh karena itu metode ini jarang digunakan untuk eksplorasi
minyak tetapi lebih banyak digunakan dalam bidang engineering
geology seperti penentuan kedalaman batuan dasar, pencarian reservoir air, juga
digunakan dalam eksplorasi geothermal. Berdasarkan letak (konfigurasi)
elektroda-elektroda potensial dan elektroda-elektroda arus, dikenal beberapa
jenis metode resistivitas tahanan jenis yaitu antara lain :
1.1 Metode schlumberger
Resistivity Page 4
2.1 Metode Wenner
gambar 5. Pola aliran arus dan bidang ekipotensial antara dua elektroda arus dengan polaritas
berlawanan
Beda potensial yang terjadi antara MN yang diakibatkan oleh injeksi arus
padaAB:
Resistivity Page 5
mineral logam, harga resistivitas berkisar antara 10-8 ohmmeter hingga 107
ohmmeter. Begitu juga pada batuan-batuan lain, dengan komposisi yang
bermacam-macam akan menghasilkan range resistivitas yang bervariasi pula.
Sehingga range sensitivitas maksimum yang mungkin adalah dari 1.6 x 10-8
ohmmeter (perak asli) hingga 1016 ohmmeter (belerang murni).
Konduktor biasanya didefinisikan sebagai bahan yang memiliki resitivitas
kurang dari 10-8 ohmmeter, sedangkan isolator memiliki resistivitas lebih dari
107 ohmmeter. Dan di antara keduanya adalah bahan semikonduktor. Sedangkan
Isolator dicirikan oleh ikatan ionik, sehingga elektron-elektron valensi tidak
bebas bergerak. Kebanyakan mineral membentuk batuan penghantar listrik yang
tidak baik walaupun beberapa logam asli dan grafit menghantarkan listrik.
Resistivitas yang terukur pada material bumi utamanya ditentukan oleh
pergerakan ion-ion bermuatan dalam pori-pori fluida. Air tanah secara umum
berisi campuran terlarut yang dapat menambah kemampuannya untuk
menghantarkan listrik, meskipun air tanah bukan konduktor listrik yang baik.
Variasi resistivitas material bumi ditunjukkan dalam Tabel 1 Nilai tahanan jenis
batuan bergantung dari macam-macam materialnya, densitas, porositas, ukuran,
dan bentuk pori-pori batuan, kandungan air, kualitas dan suhu.
Asumsi yang selalu digunakan dalam metode geolistrik resistivitas adalah bumi
bersifat homogen isotropis. Ketika arus diinjeksikan ke dalam bumi, pengaruh
dalam bentuk beda potensial yang diamati secara tidak langsung adalah
Resistivity Page 6
hambatan jenis suatu lapisan bumi tertentu. Namun nilai ini bukanlah nilai
hambatan jenis yang sesungguhnya. Hambatan jenis ini merupakan besaran yang
nilainya tergantung pada spasi elektroda yang dipakai. Padahal kenyataannya
bumi terdiri dari lapisan-lapisan dengan nilai resistivitas yang berbeda-beda,
sehingga potensial yang diukur merupakan pengaruh dari lapisan-lapisan
tersebut. Hambatan jenis ini disebut hambatan jenis (resistivitas) semu.
Resistivitas semu dirumuskan dengan:
(2.1)
(2.2)
Bumi merupakan medium berlapis dengan masing-masing lapisan mempunyai
harga resistivitas yang berbeda-beda. Resistivitas semu merupakan suatu konsep
abstrak yang di dalamnya terdapat keterangan tentang kedalaman dan sifat suatu
lapisan tertentu. Sebagaimana disajikan dalam gambar 6 dimisalkan bahwa
medium yang ditinjau terdiri dari 2 lapis dan mempunyai nilai resistivitas yang
berbeda (ρ1 dan ρ2). Dalam pengukuran, medium ini akan dianggap sebagai 1
lapisan yang homogen dan mempunyai 1 harga resistivitas yaitu ρa (Apparent
Resistivity) atau resistivitas semu.
Resistivity Page 7
elektroda arus). Untuk jarak antar elektroda arus yang kecil akan memberikan ρa
yang harganya mendekati ρ batuan di dekat permukaan. Sedang untuk jarak
bentangan yang besar, ρa yang diperoleh akan mewakili harga ρ batuan yang
lebih dalam.
Resistivity Page 8
BAB III
METODOLOGI
V
C1 P1 P2 C2
a pusat
A s s B
Gambar 3 1 susunan elektroda dan arus konfigurasi schlumberger
Keterangan : C1 dan C2 adalah elektroda arus (A dan B)
P1 dan P2 adalah elektroda potensial Semua komponen untuk pengukuran ini harus
dipastikan berfungsi dengan baik dan juga terpasang dengan benar, mulai dari
pengecekan alat, setting frekuensi, arus dan tegangan yang akan digunakan, keadaan
kabel, elektroda yang masih dalam keadaan baik, dan sebagainya.
Tahap pelaksanaan yang dilakukan dalam kegiatan ini meliputi beberapa
tahapan, antara lain: tahap akuisisi data lapangan dan juga tahap pengolahan data di
lapangan (berupa pengeplotan titik dari data yang sudah diambil). Untuk tahap akuisisi
Resistivity Page 9
data lapangan meliputi pengukuran data di lapangan dengan metode geolistrik dengan
menggunakan konfigurasi schlumberger dengan jarak spasi 25 meter dan 50 meter. Data
yang sudah dimasukkan ke dalam tabel pengukuran selanjutnya diplot titik-titiknya
secara manual sebelum diolah lebih lanjut.
Untuk pengukuran data pada metode geolistrik dengan menggunakan
konfigurasi schlumberger dengan spasi 2 meter dan 1 meter dalam jangkauan bentangan
kurang lebih 12 meter. Dipilihnya spasi tersebut untuk memperoleh gambaran keadaan
bawah permukaan yang semakin detail. Dan juga agar memperoleh data yang akurat
sehingga kedalaman air bawah permukaan dapat ditentukan dengan tepat. Untuk metode
konfigurasi wenner antara jarak spasi potensial dan arus adalah sama.
Data yang diperoleh dari akusisi ini berupa arus (I) dan tegangan (V),
sedangkan nilai hambatan jenis (ρ) di hitung secara manual. Selanjutnya data ini akan
diolah dalam software ip2win agar dapat diketahui seberapa besar errornya. Jika nilai
error yang didapatkan dari hasil pengolah data IP2Win besar, maka error harus diperkecil
dengan cara diselarasakannya garis hitam dengan garis merah.
AKUISISI DATA
PLOTTING DATA
PENGOLAHAN DAN
ANALISA DATA
INTERPRETASI DATA
KESIMPULAN
Resistivity Page 10
3.3.2 Pengolahan Data Software
1) Software IPI2Win
Tampilan pertama dari layar IPI2win dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Resistivity Page 11
Simpan data worksheet kemudian klik “OK”. Kemudian akan muncul kurva seperti di
bawah ini
Samakan kurba antara garis merah, biru dan hitam hingga didapatkan nilai error yang
kecil
Resistivity Page 12
Setelah itu akan muncul nilai sumur kedalaman schlumberger
2) Software Res2Div
Software Res2Div ini yang kemudian akan digunakan sebagai pengolah data
konfigurasi wenner. Dengan software ini dapat diketahui kesuluruhan nilai atau
gambaran resistivitas pada masing-masing kedalaman atau lapisan batuan di bawah
permukaan tanah baik Pseudodepth dan Pseudosectionnya. Berikut adalah prosedur
digunakannya software Res2Div
1.1 Sebelum dibuka software Res2Div maka buka dulu program Ms.Excel. setelah itu
masukan data Konfigurasi wenner. Carilah nilai distance (rho) dan K dengan
digunakannya program pengolah angka yang ada di system.
Resistivity Page 13
2.1 Kemudian pindahkan data tersebut ke notepad untuk dikonvert ke pengolah res2div
dengan diberi format awal dan akhir “konfigurasi wenner (enter) 1 (enter)10 (enter)
22 (enter) 0. Dan format akhir ketik 0 (eter) selama 3 kali. Atur desimalisasi angka.
3.1 Kemudian simpan data hasil pengolahan notepad dan setelah itu buka software
Res2Div pilih file pada menu bar kemudian klik “read data file”. Pilihlah data
konfigurasi wenner yang akan digunakan.
Sehingga akan muncul data resistivity yang dapat digunakan untuk interpretasi
data.
Resistivity Page 14
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Analisa Hasil
Gambaran mengenai keadaan bawah permukaan atau persebaran batuan secara
vertikal, dapat diperoleh dari data pengukuran dan analisis data geolistrik. Berdasarkan
gambaran ini dapat diketahui litologi batuan penyusun, letak dan persebarannya. Litologi
batuan daerah penelitian sangat terkait dengan kondisi geologi. Berdasarkan litologi
batuan yang telah diketahui, maka zona akuifer daerah penelitian dapat diketahui.
Pada tahap akhir adalah dengan mengkorelasikan hasil interpretasi data dengan
analisa geologi dan hidrogeologi daerah penelitian sehingga nantinya dapat diketahui arah
aliran air di bawah permukaan tanah berdasarkan nilai resistivitas sebenarnya.
Dari tampilan nilai resistivitas semu dan kedalaman serta pemodelannya
menggunakan program PROGRESS dapat diinterpretasi bahwa pada area survey
geolistrik resistivity terlihat adanya 5 lapisan batuan bawah permukaan dengan
karakteristik yang berbeda-beda. Munculnya perbedaan ini tidak lain disebabkan adanya
sedikit perbedaan nilai resistivitas (Rho) untuk setiap lapisan.
Lapisan pertama didapatkan nilai resistivitas sebesar 25,02 Ωm pada kedalaman 1.86 m.
Lapisan kedua didapatkan nilai resistivitas sebesar 0.51 Ωm pada kedalaman 10.15 m.
Lapisan ketigadidapatkan nilai resistivitas sebesar 0.21 Ωm pada kedalaman 13.54 m.
Lapisan keempatdidapatkan nilai resistivitas sebesar 0.12 Ωm pada kedalaman 27.17 m.
Lapisan kelima didapatkan nilai resistivitas sebesar 0.37 Ωm pada kedalaman 67.92 m.
Berdasarkan hasil yang diperoleh, analisa software data pengolahan tampilan grafik
sudah hampir mendekati kebenaran dengan error yang sangat kecil sekali yaitu sebesar
0.967 % sehingga interpretasi yang dilakukan dapat dikatakan mendekati kebenaran.
Dengan menghubungkan antara nilai resistivitas yang telah didapatkan dari hasil
pengolahan data maka dapat dilakukan analisa dengan membandingkan nilai reistivitas
Resistivity Page 15
yang didapatkan dan referensi acuan yang ada (tabel resistivitas),dengan menggunakan
bantuan tabel resistivitas mineral maka hasil pengolahan data dapat di interpretasikan
sebagai berikut:
Dengan nilai rho 25.02 m yang dapat dianalisa bahwa jenis mineralnya berupa
bismuthinite (Bi2S3), nilai rho 0.51 m , 0.12 m, 0.37 m dan 0.21 m dapat dianalisa
mengandung mineral pyrolusite (MnO2), karena dari tabel pada range 0.005 m hingga
10m merupakan jenis mineral pyrolusite. Akan tetapi pada nilai pengolahan data sebesar
Resistivity Page 16
0.21 dapat dianalisa juga termasuk mengandung mineral cassiterite SnO2, karena pada
nilai resistivity rata-rata sebesar 0.2 yang mengandung mineral cassiterite SnO2.
Kemudian , pada pengukuran dengan wenner , diperoleh sebuah data dengan
bentuk penampang , dengan menggunakan softwere res2div. Hasil dari pengukuran
yang dilakukan di lapangan , diperoleh sebuah penampang seperti pada gambar di
bawah ini :
Resistivity Page 17
Dari data tersebut dapat dianalisa bahwa kedalaman yang mampu terdeteksi dari 0.5-
4.98 m, dengan nilai resistivitas 4.06-1700 m. Dimana warna-warna pada gambar tersebut
menunjukkan variasi kandungan dari suatu lapisan dengan nilai dari resistivitas tertentu.
Misalnya air tanah, ataupun jenis-jenis dari suatu batuan. Nilai resistivity pada lapisan
tersebut dapat dilihat pada perbedaan warna yang berada pada bagian bawah hasil data. Untuk
lebih jelasnya dapat dilohat pada gambar dibawah ini :
Resistivity Page 18
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang mempelajari sifat aliran listrik
bumi dengan menginjeksikan arus listrik ke dalam bumi. Berdasarkan tujuan pengukuran di
lapangan, metode geolistrik dibagi menjadi dua yaitu mapping dan sounding. Dalam
permukaan tanah terdapat bermacam – macam mineral yang tersebar. Mineral – mineral
tersebut dapat kita ketahui dengan menggunakan pengukuran restivity pada geolistrik. Pada
metode ini , digunakan suatu alat yang dimana di injeksikan arus kedalam tanah yang
nantinya akan diketahui beberapa data yang diperoleh, setelah itu data yang diperoleh di olah
dalam suatu program seperti contihnya res2div , dalam pengolahan ini kita dapat melihat
lapisan – lapisan yang ada pada permukaan tanah serta mineral – mineral apa saja yang berada
pada bawah oermukaan tanah tersebut. Selain kita dapat mengetahui mineral – mineral yang
ada kita juga dapat mengetahui apa saja uang berada dalam permukaan tanah tersebut, seperti
contohnya air atau fluida.
5.2. Saran
Sebaiknya percobaan atau praktikum ini dilaksanakan pada pertengahan semester atau
awal semester , karena jika akhir semester seperti pada minggu tenang , maka akan
mengganggu waktu tenang mahasiswa untuk menghadapi ujian akhir semester.
Resistivity Page 19
DAFTAR PUSTAKA
Alile, O. M., Molindo, W. A., and Nwachokor, M.A. 2007. Evaluation of Soil Profile on
Aquifer Layer of Three. Location in Edo State. International Journal of Physical Sciences.
2 (9) : 249-253.
Blaricom, Richard Van. 1988. Practical Geophysics for The Exploration Geologist.
Northwest Mining Association. USA.
Robinson, Coruh. 1988. Basics Exploration Geophysics. Canada : John Willey And Son Inc.
Staf Fisika Bumi LFN-LIPI.1984. Interpretasi Curve Matching Metode Schlumberger.
Bandung : LIPI.
Suciningtyas, I. K. L. N. 2010. Pendugaan Daerah Resapan Mata Air di Kecamatan Ngantang
dengan Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas. Skripsi. Universitas Brawijaya.
Malang
nd
Telford, Geldart and Sheriff. 1976. Applied Geophysics, 2 edition, Cambridge University
Press, New York.
Vingoe, P. 1972. Electrical Resistivity Surveying. Geophysical Memorandum.
Waluyo.2001. Panduan Workshop Eksplorasi Geofisika : Metode Resistivitas. Yogyakarta :
Laboratorium Geofisika UGM
Resistivity Page 20
LAMPIRAN
1. Data hasil percobaan
SCHLUMBERGER
AB (m) MN (m) K R p
4 2 10.99 2.0285 22.29322
6 2 10.99 0.7105 7.808395
8 2 10.99 0.39325 4.321818
10 2 10.99 0.269 2.95631
12 2 10.99 0.19075 2.096343
14 2 10.99 0.14675 1.612783
16 2 10.99 0.125 1.37375
18 2 10.99 0.095 1.04405
20 2 10.99 0.08 0.8792
22 2 10.99 0.071 0.78029
24 2 10.99 0.06175 0.678633
26 2 10.99 0.053 0.58247
28 2 10.99 0.04675 0.513783
30 2 10.99 0.0415 0.456085
32 2 10.99 0.03675 0.403883
34 2 10.99 0.0345 0.379155
Resistivity Page 21
wenner
n A K R P
1 2 12.56 0.721 9.05576
1 2 12.56 0.61475 7.72126
1 2 12.56 0.7355 9.23788
1 2 12.56 0.697 8.75432
1 2 12.56 0.737 9.25672
1 2 12.56 0.6715 8.43404
1 2 12.56 0.6445 8.09492
1 2 12.56 0.685 8.6036
1 2 12.56 0.645 8.1012
1 2 12.56 0.6625 8.321
2 4 50.24 0.42275 21.23896
2 4 50.24 0.4235 21.27664
2 4 50.24 0.43625 21.9172
2 4 50.24 0.43 21.6032
2 4 50.24 0.4055 20.37232
2 4 50.24 0.31985 16.06926
2 4 50.24 0.422 21.20128
3 6 113.04 0.337 38.09448
3 6 113.04 0.33 37.3032
3 6 113.04 0.33375 37.7271
3 6 113.04 0.336 37.98144
4 8 200.96 0.36525 73.40064
Resistivity Page 22
2. Anggota kelompok 3:
1. Cherma Manggala Laksono (115090707111003)
2. M. Rizqi Ridha (115090707111004)
3. Dipika Anggun Ardianti (115090707111005)
4. Hendy Afifudin S (115090707111006)
5. Barqi Muhammad Irsyad (115090707111008)
6. Akbar Putra Wijaya (115090707111011)
7. Rif’atul Imaniyah (115090707111012)
8. Emanuel Grace M (115090707111013)
9. Teuku Muda Rabian H (115090707111014)
10. Dwi Wahyu P (115090707111015)
11. Devita Sari Putri (115090707111016)
12. Rya Yudi Astuti (115090713111001)
13. I Ketut Wahyu NP (115090713111002)
Resistivity Page 23