Oleh :
Syahreza Saidina Angkasa
140710070013
MENGESAHKAN
Mengetahui,
Dosen Pembimbing Tugas Akhir Mahasiswa
i
ABSTRAK
Syahreza Saidina Angkasa, 14710070043. Geologi dan Karakteristik Mineralogi Intrusi Granit
Daerah Panyabungan, Mandailing Natal, Sumatera Utara.
Penelitian ini mengenai kondisi geologi daerah Panyabungan dan sekitarnya serta studi
mengenai mineralogi batuan granit yang merupakan hasil intrusi berumur Trias-Jura di daerah
Panyabungan. Daerah penelitian berlokasi di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara
dengan letak geografis pada 0°25' – 0°50' Lintang Utara & 99°15'E- 100°12' Bujur Timur Daerah
penelitian termasuk dalam satuan fisiografi Graben Panyabungan yang merupakan bagian Sistem
Patahan Sumatera. Berdasarkan Peta Geologi Regional Lembar Lubuk-Sikaping oleh Rock,
N.M.S., dkk. 1983, Stratigrafi satuan batuan secara berurutan dari tua ke muda adalah Satuan
Granit (PTg), Lava Andesit porfiri (Tlap), Lava Andesit (Tla), Lava Andesit Basaltis (Tlab), Dasit
(Qd), Aliran Piroklastik (Qap), Sedimen (Qs), Lahar Sorik Marapi (Qslh), dan Endapan Aluvium
(Qa). Penelitian ini bertujuan untuk memahami aspek geomorfologi, stratigrafi, struktur geologi,
sejarah geologi dan karakteristik mineralogi granit di daerah penelitian. Metode penelitian yang
akan digunakan adalah studi literatur dan analisis petrografi sampel sayatan tipis batuan yang
diperoleh dari dosen pembimbing. Hasil dari penelitian ini berupa peta geologi, peta
geomorfologi, dan peta persebaran mineral di daerah penelitian.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan
hidayahnya, karenanya penulisan Proposal Tugas Akhir sebagai salah satu persyaratan kelulusan
Sarjana Strata-1 Jurusan Teknik Geologi Universitas Pertamina ini dapat diselesaikan.
Penyusunan Proposal Tugas Akhir Teknik Geologi ini juga tidak terlepas dari dukungan
berbagai pihak. Pada kesempatan ini Peneliti ingin mengucapkan ucapan terima kasih kepada:
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................................................i
ABSTRAK......................................................................................................................................iii
KATA PENGANTAR....................................................................................................................iv
DAFTAR ISI....................................................................................................................................v
I. PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1. Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2. Tujuan...............................................................................................................................1
1.3. Batasan Masalah...............................................................................................................2
1.4. Manfaat Penelitian............................................................................................................2
1.5. Metodologi........................................................................................................................2
1. Tahap Persiapan.................................................................................................................2
2. Tahap Analisis Laboratorium............................................................................................3
3. Tahap Pengolahan Studio..................................................................................................3
1.6. Data...................................................................................................................................3
1.7. Lokasi Penelitian...............................................................................................................4
II. TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................................5
2.1. Geologi Regional..............................................................................................................5
2.2. Geomorfologi....................................................................................................................5
2.3. Stratigrafi Daerah Sampuraga, Panyabungan.................................................................7
2.4. Struktur Geologi..............................................................................................................10
III. METODE PENELITIAN................................................................................................13
3.1. Tahapan Persiapan.........................................................................................................13
3.2. Tahap Analisis Pengolahan Data...................................................................................13
3.3. Tahap Pengolahan Studio...............................................................................................13
3.4. Waktu Pelaksanaan Penelitian.......................................................................................14
IV. DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................15
v
I. PENDAHULUAN
Mineralogi merupakan studi yang mempelajari tentang mineral, proses pembentukan dan
perubahan. Haldar (2014) menjelaskan bahwa mineralogi adalah studi sistematis yang berkaitan
dengan karakteristik mineral. Studi mineralogi menarik dilakukan pada batuan granit karena
batuan granit biasanya berasosiasi dengan cebakan mineral yang ekonomis. Geologi pembentukan
batuan granit merupakan bagian dari proses pembentukan batuan beku, magma yang berasal dari
dapur magma mendapatkan tekanan dan bergerak.
Penelitian ini dilakukan di kabupaten Mandailing Natal dengan kondisi yang tersusun oleh
jenis batuan yang berumur mulai dari Karbon hingga Resen, terdiri dari berbagai jenis litologi
mulai batuan beku, batuan metamorf dan batuan sedimen yang memungkinkan kabupaten ini
memiliki berbagai jenis bahan galian. Terutama non-logam, seperti bahan galian granit, lempung,
batu gamping, sirtu, tras, batu apung, batu sabak dan kuarsit.
Berdasarkan kesebandingan dengan D.T. Aldiss, dkk. Pada tahun 1983, granit pada daerah
penelitian ini merupakan batuan terobosan dari satuan batolit Panyabungan yang berumur Kapur
bagian awal (Early Cretaceous), berdasarkan pentarikhan umur metode K-Ar, yaitu 121+1.
Batuan Terobosan Granit Sibolga yang berumur Permo-Karbon tersebar seluas 180.364,02 Ha
atau (27,24%) dari total luas daerah Madina dengan mayoritas keterdapatan di Kecamatan
Panyabungan, Natal, Siabu, sebagian terdapat di kecamatan Kotanopan dan Kecamatan Muara
Sipongi.
Batuan granit merupakan batuan beku yang berasal dari dalam perut bumi yang berstruktur
granitic dan tekstur holokristalin, yang terdiri dari mineral kuarsa dan feldspar, sedangkan mineral
lainnya dalam jumlah kecil seperti biotit, muskovit, hornblende, dan piroksen (ESDM, 2015).
Dalam bidang industri, pemanfaatan batuan granit banyak dipakai dalam pembuatan keramik (G.
Bayrak, 2013) dan bahan baku pembuatan batu hias, lantai ataupun ornamen dinding.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Melakukan analisis petrografi dan mendokumentasikan mineralogi granit daerah
penelitian.
2. Menghasilkan peta geologi berdasarkan data sayatan tipis yang tersedia di daerah
1
penelitian.
1.5. Metodologi
Pada penelitian Tugas Akhir ini, metode yang digunakan yaitu survei non lapangan dan
pengamatan daerah penelitian melalui pengamatan inderaja, sampel sayatan tipis batuan yang
diperoleh dari dosen pembimbing, analisis data, dan interpretasi data. Ada beberapa tahapan yang
dilakukan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
1.1. Penyusunan Proposal Penelitian
Penyusunan proposal bertujuan sebagai salah satu syarat dalam mengajukan
kegiatan Tugas Akhir
1.2. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan untuk mempelajari geologi daerah penelitian berdasarkan
penelitian terdahulu yang terkait dengan daerah penelitian. Pada tahap ini, penulis
melakukan studi literatur dengan tema yang berhubungan dengan penelitian analisis
2
petrografi yang diambil dari berbagai sumber baik dari laporan penelitian, jurnal, dan hasil
penelitian lainnya.
Studi literatur
Tahap
Pengamatan inderaja
Persiapan
Analisis geomorfologi
Tahap Analisis
Analisis petrografi
Data
Peta Geologi
Peta persebaran mineral
Tahap
Pengolahan Laporan tugas akhir
Studio
3
1.6. Data
Guna tercapainya tujuan, data yang dibutuhkan dari penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu
data primer dan data sekunder berupa data yang dihasilkan dari sampel sayatan tipis batuan dari
lokasi penelitian yang diberikan oleh dosen pembimbing dengan teknik pengambilan
menggunakan prinsip-prinsip geologi. Hasil dari kegiatan ini akan menghasilkan peta geologi,
penampang stratigrafi hingga sejarah geologi.
Gambar 2 Lokasi penelitian Panyabungan, Mandailing Natal, Sumatera Utara berdasarkan citra satelit (google earth), Peta
Administrasi Kab. Mandailing Natal (sumber: madina.go.id). Kotal merah menunjukkan daerah penelitian.
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
II.2. Geomorfologi
Berdasarkan pengamatan bentang alam dan tingkat kemiringan lerengnya, maka
5
geomorfologi daerah penyelidikan dapat dikelompok menjadi tiga satuan geomorfologi yaitu:
satuan perbukitan berlereng terjal, perbukitan bergelombang, dan satuan pedataran.
Geomorfologi Pedataran
Satuan pedataran terdapat di bagian tengah dan utara daerah panas bumi Sampuraga yang
menempati areal sekitar 29% dari luas daerah telitien. Daerah ini berada pada ketinggian antara
200 hingga 250 m di atas permukaan air laut dengan kemiringan lereng antara 0% - 2% . Satuan
ini terhampar sepanjang aliran Sungai Batang Gadis dan Aek Pohan yang merupakan muara dari
Sungai Aek Tolang, Aek sirambas, Aek Garoga, dan Sungai Aek Singolet. Lembah sungainya
lebar dan berbentuk “U'', lereng sungai datar hingga landai dengan bentuk aliran sungai meander,
bahkan di beberapa tempat di daerah Batang Gadis terdapat gundukan pasir. Hal ini menunjukkan
bahwa tahapan erosi pada stadium lanjut, proses erosi dominan ke arah lateral atau dinding
sungai. Satuan ini tersusun oleh satuan batuan sedimen dan endapan permukaan (aluvium) yang
terdiri dari material lepas berupa hasil rombakan batuan di bagian hulu sungai, dengan bentuk
fragmen membundar hingga membundar tanggung.
6
II.3. Stratigrafi Daerah Sampuraga, Panyabungan
Granit
Satuan Granit berada di bagian timur laut daerah panas bumi Sampuraga. Satuan ini terdiri
dari batuan beku jenis granit. Singkapan batuan yang masih segar sangat keras, meskipun di
beberapa tempat telah mengalami pelapukan yang menghasilkan pasir kasar berkomposisi
dominan kursa dan berkembang kekar. Berdasarkan kesebandingan dengan D.T. Aldiss, dkk.
tahun 1983, granit ini merupakan batuan terobosan dari Satuan Batolit Panyabungan yang
berumur Kapur bagian awal (Early Cretaceous), berdasarkan hasil pentarikhan umur metode K-
Ar, yaitu 121+1.
7
Lava Andesit Porfiri
Satuan Lava Andesit Porfiri ini berada di bagian tengah, memanjang dari selatan ke utara
daerah telitian. Satuan ini merupakan satuan batuan vulkanik paling tua yang ada di daerah
telitian, terdiri dari batuan beku andesit dan batusabak. Batuannya merupakan aliran lava yang
berkomposisi andesit. Secara megaskopis lava andesit berwarna abu-abu muda sampai tua,
porfiritik, fenokrisnya terdiri dari plagioklas dan piroksen yang tertanam dalam masadasar
mikrokristalin dan gelas vulkanik. Andesit yang tersingkap merupakan andesit porfiri seperti yang
tersingkap di Sungai Aek Longat, Sirambas, dan Sungai Gatang. Menurut kesebandingan dengan
D.T. Aldiss, dkk. Tahun 1983, batusabak tersebut merupakan anggota dari satuan batuan
metagunungapi hornfels dan batusabak yang berumur Mesozoikum. Satuan Aliran Lava Andesit
Porfiri terkena struktur Sesar Normal Longat yang di lapangan ditemukan zona sesar berupa
hancuran batuan dan kekar. Hancuran batuan didominasi oleh bongkah batuan andesit dan
batusabak, seperti yang terdapat pada dinding Sungai Aek Longat. Kekar umumnya telah terisi
kuarsa. Satuan aliran lava ini diperkirakan berumur Miosen Bawah.
Lava Andesit
Satuan Lava Andesit menempati bagian baratlaut daerah penyelidikan. Satuan batuan ini
disusun oleh aliran lava andesitik. Singkapan batuan yang relatif masih segar terdapat di Sungai
Bargot yang secara megaskopis terlihat berwarna abu-abu tua, bertekstur porfiritik sedang,
fenokrisnya terdiri dari plagioklas yang tertanam pada masadasar mikrokristalin, terkekarkan dan
sebagian kekarnya terisi oleh mineral kuarsa. Satuan Aliran Lava Andesit (Tla) ini diperkirakan
berumur Miosen Tengah.
8
Dasit
Satuan Dasit berada di bagian tengah daerah telitian, tepatnya di Bukit Kemuning, Desa
Sirambas. Satuan ini terdiri dari batuan terobosan berjenis dasit. Singkapan batuan yang masih
segar sangat keras, meskipun di bagian kaki bukit sebelah barat telah mengalami pelapukan dan
hancuran yang menghasilkan pasir kasar berkomposisi dominan kuarsa. Pengamatan megaskopis
di lapangan, batu tersebut berwarna putih - abu-abu keputihan, dan bertekstur faneritik. Dasit ini
diperkirakan sebagai batuan terobosan (intrusi) yang menerobos lava dari Satuan Aliran Lava
Andesit Porfiri pada Kala Plistosen bagian awal.
Lahar Sorikmarapi
Satuan Lahar Sorikmarapi menempati bagian tenggara daerah panas bumi Sampuraga dan
menempati lembah dari morfologi perbukitan bergelombang. Singkapan lahar yang baik terdapat
di Daerah Purba Lama. Secara megaskopik lahar umumnya berwarna abu-abu muda, beberapa
bagiannya berwarna coklat akibat proses oksidasi dan pelapukan, terdiri dari fragmen dan
komponen batuan yang dominan andesit berbentuk menyudut-membundar tanggung dengan
ukuran kerikil-bongkah. Lahar berkomposisi andesit ini diperkirakan bersumber dari Gunung
Sorik Marapi yang berada di bagian selatan, di luar daerah penyelidikan. Satuan ini diperkirakan
berumur Kuarter, sebanding dengan Satuan Batuan Gunungapi Sorik Merapi, yang tersusun oleh
9
lahar andesitik dan breksi gunungapi pada Peta Geologi Lembar Lubuksikaping, Sumatera Utara
(D.T. Aldiss, dkk.; 1983).
Batuan Sedimen
Satuan Sedimen tersebar di bagian tengah dan menyebar ke utara daerah panas bumi
Sampuraga, menempati morfologi pedataran. Merupakan sedimen danau/depresi, terdiri dari
batupasir dan lempung yang berselingan dengan kemiringan lapisan secara umum relatif datar (<
5°). Singkapan yang baik terdapat di Sungai Sirambas dan Batang Gadis. Secara megaskopis
batupasir yang segar berwarna abu-abu sampai abu kecoklatan, ukuran butir pasir sedang-halus,
pemilahan baik, dan dapat diremas sedangkan lempung berwarna kuning kecoklatan-coklat dan
getas dengan Ketebalan bervariasi antara 10 cm sampai dengan 40 cm Batuan sedimen ini
mengisi daerah-daerah rendah sebagai zona depresi di bagian tengah dan utara daerah panas bumi
Sampuraga dan proses pengendapan (sedimentasinya) berlangsung pada Zaman Kuarter
(Plistosen), sebagian menutupi batuan Piroklastika yang sama-sama mengisi zona depresi.
Endapan Aluvium
Endapan Aluvium merupakan endapan sekunder hasil rombakan batuan di permukaan
yang telah terbentuk sebelumnya. Endapan terdiri dari material lepas berupa lempung, pasir,
bongkahan andesit, granit, dan batusabak. Penyebarannya di sepanjang tepi Sungai Batang Gadis,
muara Sungai Sirambas, Aek Sarir, Aek Nagari dan Sungai Aek Pohan, menempati morfologi
pedataran daerah panas bumi Sampuraga. Proses pengendapan material-material tersebut masih
berlangsung sampai sekarang.
normal yang membentuk Graben Panyabungan dan sesar-sesar geser. Sesar normal yang
membentuk Graben Panyabungan berarah baratlaut tenggara, dengan kemiringan (slope) berarah
timurlaut dan baratdaya. Sesar-sesar normal ini menjadi media keluarnya sejumlah mata air panas
di daerah panas bumi Sampuraga.
Gambar 5 Analisis pola kelurusan struktur geologi Daerah Panasbumi Sampuraga menggunakan citra satelit (Sutoyo, 2008)
Sesar Longat
Struktur sesar ini berarah relatif baratlaut – tenggara. Indikasi di lapangan menunjukkan
adanya kelurusan punggungan bukit dan lembah yang memanjang berarah relatif baratlaut -
tenggara, kekar, dan hancuran batuan. Jenis sesar ini diperkirakan sesar normal dimana blok
timurlaut relatif bergerak turun dan bagian baratdaya sebagai blok yang relatif naik. Sesar ini
terjadi akibat gaya yang bersifat tarikan (extension) yang berarah timurlaut - baratdaya. Sesar
Normal Longat memotong batuan vulkanik Lava Andesit Porfiri dan Andesit yang berumur
Miosen.
11
Sesar Panyabungan
Tersebar di bagaian timurlaut daerah panas bumi Sampuraga berarah relatif sama dengan
Sesar Normal Longat, yaitu baratlaut-tenggara. Indikasi lapangan ditemukan adanya kekar dan
dinding bidang sesar yang memanjang. Jenis struktur adalah sesar normal, dimana blok bagian
timurlaut merupakan bagian yang relatif bergerak naik dan blok bagian baratdaya sebagai bagian
yang relatif bergerak turun. Sesar Normal Panyabungan ini diperkirakan membentuk sesar tangga
(step fault) dengan Sesar Normal Longat yang ada di sebelah baratnya. Kedua sesar ini berperan
penting dalam pembentukan zona depresi berupa Graben Panyabungan. Sesar ini memotong
satuan granit Pra Tersier.
Sesar Sirambas
Sesar Sirambas berada di bagian tengah daerah panas bumi Sampuraga, melintasi Desa
Sirambas. Diperkirakan sebagai sesar normal berarah baratlaut-tenggara dimana blok sebelah
baratdaya relatif bergerak naik dan blok sebelah timurlaut relatif bergerak turun. Dijumpai berupa
zona hancuran batuan, kelurusan topografi berupa lembah Sungai Aek Nagari dan dinding sesar
di daerah Aek Ngali sampai ke Lumban Dolok dan indikasi lainnya adalah kelurusan pemunculan
mata air panas, Sampuraga di tengah Desa Sirambas dengan mata air panas Roburan Lombang di
bagian selatan. Sesar tersebut berperan dalam pembentukan Graben Panyabungan dan
pemunculan bukit-bukit memanjang dari tenggara ke baratlaut yang tersusun oleh Satuan Aliran
Piroklastik hasil dari erupsi celah (fissure eruption).
12
III. METODE PENELITIAN
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan dengan tidak melakukan kegiatan lapangan. Metode
penelitian yang digunakan pada tugas akhir ini secara garis besar ialah pengamatan inderaja,
analisis sampel batuan hand specimen dan melakukan analisis laboratorium terhadap sampel
batuan yang diberikan dosen pembimbing. Metode–metode penelitian tersebut merupakan bagian
dari tahapan-tahapan penelitian. Berikut paparan mengenai tahapan-tahapan penelitian yang akan
dilaksanakan :
13
d. Laporan tugas akhir.
14
III.4. Waktu Pelaksanaan Penelitian
Setelah disesuaikan dengan jadwal akademik, pelaksanaan tugas akhir ini direncanakan selama 1 semester , terhitung dari bulan Januari 2021 sampai dengan
bulan Mei 2021 atau pada waktu lain yang dapat berubah dan menyesuaikan.
15
IV. DAFTAR PUSTAKA
Philpotts, A., & Ague, J. (2009). Principles of igneous and metamorphic petrology. Cambridge
University Press.
Rock, N.M.S., dkk. 1983. Peta Geologi Lembar LubukSikaping, Sumatera, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi, Bandung.
Van Bemmelen, R. W., 1949. The Geology of Indonesia vol. 1A, Martinus Nijhof, The Hague,
the Netherland.
16