Anda di halaman 1dari 9

JURNAL FASILKOM, VOL. 5, NO.

2, September 2016ISSN : 2089-3353

PENERAPAN SISTEM STOP SIGN PADA PERTIGAAN JALAN BERBASIS


SENSOR PHOTOELECTRIC
STUDI KASUS PADA PT.CHEVRON PACIFIC INDONESIA

Kadirun, Hasanuddin, dan Aryanto


Fakultas Ilmu Komputer Universitas Muhammadiyah Riau

Abstrak –Kendaraan merupakan sarana percontohan yang sangat tertib dalam


transportasi yang sangat dibutuhkan mematuhi rambu-rambu lalu lintas.
masyarakat. Dimana dengan adanya Biasanya pada saat jam-jam lalu lintas
sarana transportasi dapat memudahkan padat, yaitu pagi hari disaat jam masuk
masyarakat untuk mencapai lokasi yang kerja dan sore hari saat jam pulang kerja
dituju dengan waktu yang singkat. Fungsi pihak security bagian patrol melakukan
kendaraan sebagai sarana transportasi pengawasan langsung dan berjaga
kadang disalah gunakan oleh sebagian dipersimpangan atau pertigaan jalan
orang, seperti mengendarai kendaraan tempat peneliti melakukan penelitian
tidak berhenti pada tanda stop dipertigaan untuk mengatur lalu lintas jalan. Namun,
jalan. Seperti pertigaan jalan yang ada pihak security tidak dapat setiap saat
pada PT. Chevron Pasific Indonesia. Hal berjaga dan mengawasi setiap
ini tentu melanggar peraturan yang ada persimpangan atau pertigaan jalan yang
pada PT. Chevron Pasific Indonesia . ada di lingkungan PT. Chevron Pasific
Untuk itulah penulis mencoba membuat Indonesia.
sistem stop sign kendaraan, dimana sistem
ini diharapkan dapat membantu instansi 2. LANDASAN TEORI
securitysebagai petugas lalu lintasyang
ada pada PT. Chevron Pasific Indonesia. a. Sensor Photoelectric
PLC Omron CP1E-E10DR-Adigunakan
untuk pemproses program yang di set dari Sensor photoelectric adalah alat
komputer. SensorPhotoelectric Optex fa yang digunakan untuk mendeteksi
VD-300digunakan untuk mendektesi keberadaan suatu objek yang biasanya
kendaraan yang melewati pertigaan berbentuk padat. Alat ini menggunakan
jalan.Kamera axis Q1614 digunakan untuk energi cahaya yang berasal dari energi
merekam pelanggaran yang terjadi di listrik sebagai penginderanya.
pertigaaan jalan.Hasil penelitian Berdasarkan prinsip kerjanya,
menunujukkan alat yang dibuat dapat secara umum alat ini dibagi ke dalam dua
berfungsi dengan baik dan dapat jenis. Jenis yang pertama ialah jenis
dikembangkan untuk skala yang lebih refleksi, pada jenis ini alat pengirim cahaya
besar. (transmitter) dan penerima cahaya
(receiver) berada pada satu tempat.
Kata Kunci : PLC Omron CP1E-E10DR- Apabila ada benda pada posisi yang
A,Sensor Photoelectric Optex fa VD- dideteksi maka cahaya yang di kirimkan
300,Kamera axis Q1614. oleh sensor ini akan dipantulkan kembali
ke arah sensor itu dengan sudut yang
1. PENDAHULUAN berbeda tetapi masih dalam sumbu yang
sama. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat
Jalur lalu lintas yang ada di PT. pada gambar 2.1
Chevron Pacific Indonesia merupakan

1
JURNAL FASILKOM, VOL. 5, NO.2, SEPTEMBER 2016ISSN : 2089-3353

Gambar 1 Prinsip Kerja Sensor


Photoelectric Tipe Refleksi.

Jenis yang ke dua ialah


penetrasi, pada jenis ini transmitter dan
receiver tidak berada pada suatu tempat.
Pada saat tidak ada benda pada posisi
yang dideteksi maka cahaya yang ( Sumber : http://www.optex-fa.com/ )
dikrimkan akan diterima oleh receiver, Gambar 3 Sensor Photoelectric Optex fa
demikian sebaliknya jika benda ada pada VD-300.
posisi yang dideteksi maka cahaya
yang di b. Programmable Logic Controller atau
PLC.
kirimkan tidak sampai kepada receiver.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Programmable Logic Controller
Gambar 2.2 atau PLC adalah sebuah alat yang
digunakan untuk menggantikan rangkaian
sederetan relay yang ada pada sistem
kontrol konvensional. PLC bekerja
dengan cara mengamati masukan (melalui
sensor), kemudian melakukan proses dan
melakukan tindakan sesuai yang
dibutuhkan, berupa menghidupkan atau
mematikan keluaran. Program yang
Gambar 2 Prinsip Kerja Sensor digunakan adalah berupa ladder diagram
Photoelectric Tipe Penetrasi yang kemudian harus dijalankan oleh
PLC. Dengan kata lain PLC menentukan
aksi apa yang harus dilakukan pada
instrument keluaran yang berkaitan
dengan status suatu ukuran atau besaran
yang diamati. Proses yang di kontrol ini
dapat berupa regulasi variabel secara
kontinyu seperti pada sistem - sistem
servo, atau hanya melibatkan kontrol dua
keadaan (on/off) saja, tetapi dilakukan
secara berulang-ulang seperti umum
dijumpai pada mesin pengeboran, sistem
konveyor dan lain sebagainya.

2
JURNAL FASILKOM, VOL. 5, NO.2, SEPTEMBER 2016ISSN : 2089-3353

PLC secara bahasa berarti yang dibuat dan kemampuannya


pengontrol logika yang dapat diprogram, dalam hal memori program yang
tetapi pada kenyataannya, PLC secara telah dibuat.
fungsional tidak lagi terbatas pada fungsi- b. Logic yaitu menunjukkan
fungsi logika saja. Sebuah PLC dewasa ini kemampuannya dalam memproses
juga dapat melakukan perhitungan- input secara aritmatik (ALU) dengan
perhitungan aritmatika yang relatif melakukan proses membandingkan,
kompleks, fungsi komunikasi, menjumlahkan, mengkalikan,
dokumentasi dan lain sebagainya. PLC membagi, dan mengurangi.
banyak digunakan pada aplikasi-aplikasi c. Controller yaitu menunjukkan
industri, misalnya pada proses kemampuannya dalam mengontrol
pengepakan, perakitan otomatis dan lain-
lain. Hampir semua aplikasi kontrol listrik
membutuhkan PLC. Alasan utama
perancangan PLC adalah untuk
menghilangkan beban ongkos perawatan
dan penggantian sistem kontrol mesin
berbasis relay. Adapun ciri atau
karateristik PLC memiliki beberapa aspek
sebagai berikut :
a. PLC sebenarnya suatu sistem berbasis
mikroprosesor yang memiliki fungsi - Gambar 4 : Skema PLC Omron CP1E-
fungsi dan fasilitas utama dari sebuah E10DR-A
mikro komputer.
c. Kamera Axis Q1614
b. PLC diprogram melalui programming
unit yang bisa berupa terminal Kamera yang di gunakan adalah
komputer dengan VDU (Video type IP kamera yang sering digunakan
Display Unit) dan keyboard atau untuk CCTV yaitu kamera Axis Q1614.
dengan terminal portabel khusus Fitur yang digunakan adalah berupa
(mirip kalkulator dengan tampilan rekaman video yang diperintah melalui
LCD). Pada saat ini PLC dapat di external input dari PLC berupa contact
program melalui PC. output PLC yang diterima kamera sebagai
inputan melalui port I/O pada port 1 dan
c. PLC mengontrol suatu alat 3. Kemudian kamera akan menganalisa dan
berdasarkan status masukan/keluaran memberikan perintah untuk merekam
suatu alat dan program. kejadian yang ditangkap kamera dengan
settingan system 3 detik sebelum terjadi
Sehingga pengertian PLC yang contact dan 5 detik selama contact terjadi
awalnya berfungsi menggantikan peran atau yang disebut dalam hal ini
relay, dapat diartikan sesuai kata (pelanggaran), setelah perintah merekam
penyusunnya adalah sebagai berikut : ini selesai maka akan disimpan melalui
penyimpanan SD card yang ada pada
a. Programmable yaitu menunjukkan kamera.
kemampuannya yang dapat dengan
mudah diubah-ubah sesuai program

3
JURNAL FASILKOM, VOL. 5, NO.2, SEPTEMBER 2016ISSN : 2089-3353

Metode pengerjaan dilakukan secara


berurutan dengan langkah–langkah yang
digunakan untuk membahas permasalahan
yang diambil dalam penelitian. Adapun
aturan pengerjaan skripsi ini digambarkan
pada sebuah kerangka penelitian seperti
pada gambar 3.1

Gambar 5 Rangkaian Kamera Axis


Q1614

d. Battery BSB 12V 7,2Ah

Power supply yang digunakan


pada prototipe ini menggunakan battery
BSB 12V 7,2Ah. Berikut spesifikasi
dari battery BSB 12V 7,2Ah : Gambar 7 Flowchart Kerangka Penelitian

b. Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan


proses pengadaan data primer untuk
keperluan penelitian. Pengumpulan data
merupakan langkah yang amat penting
dalam metode ilmiah, karena pada
umumnya data yang dikumpulkan
Gambar 6 Rangkaian Kamera Axis digunakan untuk menguji hipotesis yang
Q1614 telah dirumuskan. Data yang dikumpulkan
harus cukup valid untuk yang digunakan
(Nazir,2005).
d. Battery BSB 12V 7,2Ah Adapun metode yang gunakan
dalam pengumpulan data adalah sebagai
3. METODE PENELITIAN berikut:

a. Kerangka Penelitian 1. Wawancara


4
JURNAL FASILKOM, VOL. 5, NO.2, SEPTEMBER 2016ISSN : 2089-3353

(banner) tersebut tidak banyak membantu


Wawancara adalah salah satu dan terlihat hanya sebagai gambar saja.
metode penelitian yang meliputi
pengumpulan data melalui interaksi verbal
secara lansung antara pewawancara dan
responden (Sevilla, Et al, 1993).
Pada tahap ini wawancara yang
dilakukan adalah proses tanya jawab dalam
penelitian yang berlangsung secara lisan
dengan pihak- pihak yang berkompeten.
Wawancara dilakukan terhadap informasi
yang telah ditentukan untuk mendapatkan
informasi yang lebih jelas dan mendalam
tentang berbagai hal yang diperlukan,
yang berhubungan dengan masalah
penelitian, juga untuk merespon berbagai
pendapat untuk meningkatkan kinerja yang
akan datang. Adapun yang menjadi
narasumber untuk diwawancara yaitu dari
pihak PT. Chevron Pacific Indonesia Gambar 8 Foto Spanduk / Banner
bagian IT / Telnet selaku badan yang Tanda Stop
mengawasi dan menangani area tempat
peneliti melakukan penelitian dan Security 3. Studi Literatur
sebagai petugas lalu lintas di area
lingkungan PT. Chevron Pacific Indonesia. Studi Literatur meliputi
pengidentifikasian secara sistematis,
2. Pengamatan penemuan, dan analisis dokumen-
dokumen yang informasi yang berkaitan
Pengamatan dalam istilah dengan masalah penelitian (Sevilla, Et al,
sederhana adalah proses dimana peneliti 1993).
atau pengamat melihat situasi penelitian Pada tahap studi literatur ini
(Sevilla, Et al, 1993). mengambil referensi - referensi dari
Pada tahap ini yang diamati berbagai sumber yaitu buku yang
adalah pertigaan jalan yang menjadi tempat membahas tentang fungsi dan kegunaan
peneliti melakukan penelitian, yaitu pada Programmable Logic Controller (PLC),
satu tempat pertigaan jalan yang ada di PT. media internet, dan jurnal. Jurnal yang
Chevron Pacific Indonesia. Pada pertigaan jadi acuan adalah jurnal-jurnal yang
jalan tersebut sudah ada tanda stop sign dan membahas masalah-masalah sensor
spanduk (banner) yang bergambarkan photoelectric dan Programmable Logic
security sedang memegang tanda stop sign Controller (PLC). Studi literatur
yang diletakkan tepat di depan pertigaan tersebutlah yang menjadi pedoman untuk
jalan. Spanduk (banner) berfungsi agar perancangan sistem yang di usulkan
setiap pengendara yang melewati pertigaan dalam pembuatan dan perancangan
jalan melihat bahwa dipertigaan jalan prototipe ini.
tersebut ada tanda stop dan mengharuskan
pengendara berhenti sejenak sebelum c. Analisis
melanjutkan perjalanan. Namun, spanduk
5
JURNAL FASILKOM, VOL. 5, NO.2, SEPTEMBER 2016ISSN : 2089-3353

Menganalisis kebutuhan dari thosiba L840D sebagai interface dari


sistem kerja prototipe alat yang akan prototipe yang dibuat.
dibuat. Serta menganalisis sistem prototipe
alat yang sudah ada sebelumnya. f. Tahap Pengujian
Mendefinisikan kebutuhan-kebutuhan dari
prototipe alat yang akan dirancang, Pada tahap pengujian ini prototipe
mengumpulkan data, evaluasi data yang akan diujikan dalam bentuk simulasi,
dilakukan dengan cara menetapkan data sedangkan tempat pengujian dilakukan
mana yang dipakai dan bila terjadi pada suatu tempat dimana simulasi yang
kekurangan data dapat dilakukan dibuat sedemikian rupa agar prototipe
penambahan maupun perbaikan. dapat memberitahu pengendara yang
melanggar rambu-rambu tanda stop.
d. Perancangan Simulasi yang dibuat berupa
memasang 2 buah sensor pada simulator
Pada tahap perancangan akan pertigaan jalan, dimana kendaraan yang
dilakukan rancangan perngkat lunak dan datang dan berhenti pada garis stop akan
perangkat keras terhadap sistem yang terbaca oleh sensor 1. Bila kendaraan
akan dibuat. Alat bantu yang digunakan tersebut berhenti pada garis stop selama 3
dalam perancangan adalah data flow detik, lalu baru melanjutkan perjalanan
diagram, blok diagram serta rangkaian sensor 2 tidak akan merespon karena
fisik dari alat yang dibuat. pengendara tidak melakukan pelanggaran.
Sebaliknya, apabila pengendara tidak
e. Tahap Implementasi berhenti pada garis stop dan langsung
melanjutkan perjalanan, maka setelah
Tahap implementasi merupakan terbaca oleh sensor 1 kendaraan akan
tahap penyusunan perangkat lunak sistem langsung terbaca oleh sensor 2 dan sistem
(coding), tahap perakitan perangkat keras, akan membaca pengendara tersebut
dan pengujian (testing) apakah sistem melakukan pelanggaran.
dapat berjalan sesuai kebutuhan. Untuk Selanjutnya kamera yang dipasang
mengimplementasikan aplikasi ini maka akan merekam secara otomatis ketika
dibutuhkan perangkat pendukung. apabila ada pengendara yang melakukan
Perangkat tersebut berupa perangkat keras pelanggaran. Untuk mendapatkan hasil
dan perangkat lunak. yang optimal sensor 1 diletakkan pada
rambu-rambu stop tepat pada garis
Adapun modul yang digunakan berhenti kendaraan pada pertigaan jalan,
untuk pembuatan sistem adalah PLC sedangkan sensor 2 diletakkan
Omron CP1E-E10DR-A yang telah disampingnya dengan jarak 20 cm pada
terkombinasi menjadi hardware dengan simulator pertigaan jalan.
bahasa pemrograman ladder, sensor
photoelectric optex-fa VD-300 sebagai alat 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
untuk mendeteksi kendaraan, kamera axis
Q 1614 sebagai alat perekam untuk a. Analisis Sistem
mengetahui pengendara yang melanggar
rambu-rambu tanda stop, kabel serial Sistem alat yang akan di buat
sebagai perangkat tambahan untuk berupa prototipe miniatur jalan pada suatu
menghubungkan PLC dan kamera ke persimpangan pertigaan jalan. Sensor
dalam perangkat komputer. Dan laptop diletakkan disamping jalan atau trotoar
6
JURNAL FASILKOM, VOL. 5, NO.2, SEPTEMBER 2016ISSN : 2089-3353

persimpangan jalan dengan mengunakan Kebutuhan perangkat lunak


dua sensor. Sensor #1 diletakkan ditrotoar (software) merupakan kebutuhan bersifat
dibelakang garis stop sekitar 3cm dan program aplikasi yang digunakan untuk
sensor #2 diletakkan ditrotoar didepan memprogram dan mengendalikan
garis stop sekitar 1cm pada miniatur jalan. perangkat keras yang ada pada prototipe
Sensor akan mengirimkan signal ke PLC alat, agar semua alat dapat menjalankan
sebagai controller yang telah diprogram tugas sesuai dengan perintah yang
untuk menentukan pengendara melanggar diberikan. Kebutuhan perangkat lunak
atau tidak dipersimpanganpetigaan jalan. yang dibutuhkan oleh sistem dapat dilihat
PLC akan mengirimkan perintah ke pada tabel 4.1 :
kamera untuk merekam pelanggaran yang
terjadi, sehingga pihak security dapat
mempunyai data kongkrit tentang
pelanggaran di persimpangan tersebut.

b. Analisis Kebutuhan Fungsional

Analisis kebutuhan ini merupakan


aktivitas-aktivitas apa saja yang dapat
dilakukan oleh prototipe alat yang akan
dirancang, berikut ini kebutuhan
fungsional yang diperlukan dalan
perancangan prototipe alat.
1. Sensor photoelectric harus bisa
membaca kendaraan yang melewati
sensor dan memberi inputan ke
controller.
2. PLC (Programe Logic Control) harus
memastikan sensor sudah bekerja d. Analisis Kebutuhan Perangkat Keras
dengan benar sehingga dapat Sedangkan kebutuhan pangkat
memproses semua aktivitas dari input keras (hardware) merupakan kebutuhan
yang diterima sesuai dengan program berupa alat yang secara fisik dapat kita
yang telah dibuat. gabungkan dan berjalan sesuai dengan
3. PLC (Programe Logic Control) dapat perintah yang telah diprogram oleh
memberikan perintah ke kamera perangkat lunak. Jika diumpamakan
untuk merekam ketika terjadi seperti manusia perangkat lunak
pelanggaran. merupakan urutan pekerjaan yang harus
4. Kamera harus bisa merekam dikerjakan oleh alat sesuai dengan
pelanggaran ketika mendapatkan fungsinya, sementara itu perangkat keras
perintah Input dari PLC sebagai merupakan indera yang dapat bergerak,
controller. merasakan situasi lingkungan dan
5. Micro SD harus bisa menyimpan file berjalan, seperti tangan kaki penglihatan
rekaman pelanggaran yang terjadi dan pendengaran manusia. Sehingga
semua perangkat keras dan perangkat
c.Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak lunak dapat bermanfaat untuk membantu
banyak pekerjaan manusia sesuai yang
diinginkan. Adapun kebutuhan perangkat

7
JURNAL FASILKOM, VOL. 5, NO.2, SEPTEMBER 2016ISSN : 2089-3353

keras yang digunakan untuk merancang 3. Dari hasil pengujian sensor


prototipe alat ini dapat dilihat pada tabel photoelectric Optex fa VD-300 dapat
4.2. mendeteksi kendaraan yang berbelok
kekiri maupun kekanan dengan baik.
4. Sistem membaca pengendara
melakukan pelanggaran apabila tidak
berhenti pada sensor 1 (dibelakang
garis tanda stop) kurang dari 3 detik.
5. Hasil pengujian sensor menunjukkan
bahwa sensor photoelectric Optex fa
VD-300 dapat membaca setiap benda
(padat), hewan dan manusia yang
melintas di daerah pembacaan sensor.
6. Sistem merekam secara continue
setiap ada pelanggaran dan
menyimpan hasil rekaman kedalam
sd card yang ada pada kamera axis
Q1614.
7. Untuk mendapatkan view yang
diinginkan yaitu pembacaan plat
kendaraan, kamera axis Q1614 harus
diletakkan tepat di depan pertigaan
5. PENUTUP jalan.
8. Sistem stop sign dilengkapi dengan
a. Kesimpulan aplikasi rekapitulasi pelanggaran.
Sehingga apabila ingin mengetahui
Dari hasil perancangan dan berapa banyak pelanggaran yang
Penerapan Sistem Stop Sign Pada terjadi dalam sehari, sebulan, maupun
Pertigaan Jalan Berbasis Sensor setahun dapat diketahui dengan
Photoelectric Pada PT. Chevron Pasific mudah.
Indonesia serta hasil pembahasan yang
telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, b. Saran
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut: Untuk melanjutkan penelitian ini,
peneliti mempunyai beberapa saran
1. Sistem stop sign menggunakan pengembangan penelitian yaitu:
modul PLC Omron CP1E-E10DR-A
sebagai otak keseluruhan sistem 1. Untuk mendapatkan pembacaan
untuk menentukan pembacaan sensor sensor yang akurat kita dapat
photoelectric Optex fa VD-300 mengganti sensor dengan sensor yang
apakah kendaraan melanggar atau hanya mendeteksi kendaraan saja.
tidak. Apabila sensor membaca 2. Pemindahan data rekaman dari
pelanggaran maka PLC akan kamera laptop masih dilakukan
memerintahkan sistem mengaktifkan dengan manual. Diharapkan adanya
2. kamera axis Q1614 untuk merekam suatu sistem yang dapat langsung
pelanggaran yang terjadi. mengambil data dari kamera sehingga
secara otomatis dapat melakukan
8
JURNAL FASILKOM, VOL. 5, NO.2, SEPTEMBER 2016ISSN : 2089-3353

rekapitulasi file rekaman Iwan, S. 2006. Programmable Logic


pelanggaran. Controller dan Teknik Perancangan
Sistem Kontrol. Andi offset :
Yogyakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Malvino & Albert, P. 1979. Prinsip-
PrinsipElektronika. Erlangga :
AASHTO. 2001. A Policy On Geometric Jakarta. Malvino & Hanafi, G. 1999.
Design of Hightways And Prinsip-Prinsip Electronika. Ed 2.
Streets.Washington, D.C. Erlangga : Jakarta

Achmad, K. dan Purnawarman, M. Moh. Nazir. 2005, Metode Penelitian.


2008.Robot Penghindar Objek Ghalia Indonesia : Bogor.
Menggunakan Sensor Photoelectric.
Penulisan Ilmiah. Fakultas Ilmu Omron. 2009. Instruction Reference
Komputer Universitas Gunadarma. Manual CP1E CPU Unit. Omron
Corporation : Tokyo Japan.
Agus, M. C. 2007. Perancangan
Pengendalian Mesin Penyemprot Dan Otto, M., A. 2008. Penggunaan Sensor
Pengering Cat Berbasis PLC. Unika Photoelectric Untuk Pengawasan
Soegijapranata. Semarang Distribusi Alumina (Aplikasi PT.
Inalum). Universitas Sumatra Utara.
Bishop & Owen. 2004. Dasar-dasar
Elektronika. Erlangga : Jakarta. Puslitbang Jalan dan Jembatan. 2007.
Monitoring Teknologi
Directorat Jendral Bina Marga & Keselamatan Jalan. Laporan Akhir.
Direktorat Bina Jalan Kota Bandung.
(BINKOT). 1997. Manual Kapasitas
Jalan Indonesia (MKJI). Samuel, C., S., Budi, S., Erdhi, W.
Perancangan Pengaturan Sistem
Djodi, A. 2012. Lampu Pengatur Rambu Traffic Light Dengan CCTV Dinamis
Lalu Lintas Portable dengan : Deteksi Kepadatan Jalan Denagn
Menggunakan Kendali Logika Citra Digital Pada Meket Jalan
Terprogram. Jurusan Teknik Elektro Simpang Empat. Teknik Elektro
Politeknik Negeri. Semarang. Universitas Katolik Soegijapranata.
Semarang.
Hendri, A., Nandang, T., Decy N.
2013.Perancangan Simulator Sistem Sevilla, C. Et al. 1993. Pengantar Metode
Pengepakan dan Penyortiran Barang Penelitian. Universitas Indonesia
berbasis PLC Twido Press
TWDLMDA20DTK. Jurusan Teknik
Elektro Institut Teknologi Nasional.
Bandung.

Hendarto, S., L. dkk. 2001. Dasar Dasar


Transportasi. ITB : Bandung.

Anda mungkin juga menyukai