Anda di halaman 1dari 12

ORBITH VOL. 19 NO.

2 Juli 2023 : 121 - 132

RANCANG BANGUN KENDALI ALAT PERAGA “MODULAR


PRODUCTION SYSTEM UNTUK INSPECTION PROCESS”
MENGGUNAKAN KONTROLLER ARDUINO NANO

Oleh: Sihono1, Kusno Utomo 2 Bangun Krishna 3, Tulus Pramuji 4, Adi Wisaksono 5,
Achmad Fahrul Aji 6
Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Semarang
Jl. Prof. Sudarto, Tembalang, Kec. Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah
E-mail: sihono@polines.ac.id, pramuji_63@yahoo.com,

Abstrak

Modular Production System merupakan alat peraga praktikum otomatisasi proses produksi di sebuah
industri yang terdapat di Laboratorium Mekatronika Program Studi Teknik Elektronika Politeknik Negeri
Semarang. Sebagai sistem kendali MPS digunakan Programmable Logic Controller (PLC), untuk
menunjang praktikum mikrokontroller yang merupakan salah satu matakuliah di Prodi Elektronika
Politeknik Negeri Semarang maka MPS dikembangkan pada sistem kendali menggunakan sistem
Arduino Nano yang diajarkan di prodi elektronika Politeknik Negeri Semarang menggantikan sistem
PLC yang sudah digunakan sebelumnya . Pada Inspection Procces yaitu proses pengujian benda kerja
berdasarkan ketebalannya digunakan potensiometer linear sebagai sensor, apabila ketebalan benda
kerja tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan maka sistem MPS akan memisahkan benda kerja ke
bagian benda rusak untuk tidak diteruskan ke proses produksi berikutnya. Proses mekanis pada MPS
digunakan sistem Pneumatics yang dilengkapi dengan berbagai jenis sensor masukan yang berupa ,
sensor reed switch, proximity induktif, photoelectric, sensor tekanan, dan sensor fiber optic. Sedangkan
untuk perangkat keluarannya diantaranya berupa motor dc, silinder aktuator, lampu indikator, tower
light, dan buzzer. Utuk menjalankan kendali sistem Arduino maka perlu dibuat program dengan Bahasa
pemrogramman C.

Kata kunci : MPS, Arduino Nano, PLC, Inspection process, Pneumatics.

Abstract

The Modular Production System is a practicum tool for production process automation in an industry
located in the Mechatronics Laboratory of the Electronics Engineering Study Program, Semarang State
Polytechnic. As the MPS control system, a Programmable Logic Controller (PLC) is used, to support the
microcontroller practicum which is one of the courses at the Electronics Study Program, Semarang State
Polytechnic, so the MPS is developed on a control system using the Arduino Nano system which is taught
in the electronics study program, Semarang State Polytechnic, replacing the existing PLC system. used
before. In the Inspection Process, namely the process of testing the workpiece based on its thickness, a
linear potentiometer is used as a sensor, if the thickness of the workpiece is not in accordance with the
standards set, the MPS system will separate the workpiece into damaged parts so that it is not forwarded
to the next production process. The mechanical process in MPS uses a Pneumatics system which is
equipped with various types of input sensors in the form of reed switch sensors, inductive proximity,
photoelectric, pressure sensors, and fiber optic sensors. As for the output devices, they include dc motors,
actuator cylinders, indicator lights, tower lights, and buzzers. To control the Arduino system, it is
necessary to create a program using the C programming language.

Keywords : MPS, Arduino Nano, Inspection process, Pneumatics.

1. Pendahuluan sebagai media pembelajaran praktikum


Modular Production System (MPS) untuk mahasiswa yang berguna untuk
adalah sebuah perangkat proses produksi mensimulasikan suatu proses produksi
terintegrasi yang tersusun secara modular dalam dunia industri. Sehingga Modular
terdiri dari berbagai proses diantaranya Production System (MPS) ini penting untuk
berupa komponen pneumatik dan elektrik dipelajari dalam rangka memenuhi salah
dengan pengendali Programmable Logic satu kompetensi bagi mahasiswa teknik
Controller (PLC). MPS sendiri digunakan

121
RANCANG BANGUN ……… Sihono1, Kusno U2 Bangun K3, Tulus P4, Adi W5, Achmad F A 6

elektro untuk menghadapi dunia kerja 1.1 Tinjauan Pustaka


terutama pada bidang industri. Catu daya atau power supply adalah
Modular Production System yang sebuah perangkat yang memasok listrik
berada di Laboraturium Mekatronika energi untuk satu atau lebih beban listrik.
Program Studi Teknik Elektronika Catu daya menjadi bagian yang penting
Politeknik Negeri Semarang memiliki dalam elektronika yang berfungsi sebagai
beberapa unit proses produksi industri sumber tenaga listrik[1]. Pada tugas akhir ini
diantaranya pada inspection process dan menggunakan catu daya jenis SMPS
assembly process. Pada inspection process (Switch Modular Power Supply) dengan
dilakukan penyeleksian benda kerja tegangan keluaran sebesar 24VDC.
berdasarkan ketebalannya menggunakan
sensor potensiometer linear untuk
menyeleksi benda sesuai ukuran benda
yang telah ditentukan sebelumnya.
Sedangkan, untuk assembly process
dilakukan proses pelobangan benda kerja
menggunakan bor otomatis untuk
melubangi benda. Kedua sistem otomasi ini
akan bekerja secara kontinyu, sehingga
dihasilkan produksi yang sesuai target yang Gambar 1 Rangkaian Diagram Blok SMPS
telah ditentukan dengan hasil yang tepat,
sehingga proses produksi menjadi lebih Potensiometer adalah perangkat
optimal dan dapat memberikan solusi elektronika sejenis variable resistor yang
permasalahan dalam industri. dapat berubah-ubah nilai resistansinya
Berdasarkan permasalahan diatas, ketika tuas pengaturnya berpindah secara
maka dirancang sebuah “Alat Peraga linear maupun melingkar[2]. Potensiometer
Modular Production System untuk yang digunakan memiliki tuas pengatur
Inspection Process dan Assembly Process yang berpindah secara linear.
menggunakan Arduino Nano”. Pada alat
peraga Modular Production System yang
berada di Laboraturium Mekatronika
sebelumnya menggunakan Programmable
Logic Controller (PLC) sebagai
pengendalinya. Maka pada penelitian ini
dilakukan pengembangan kendali alat Gambar 2 Bentuk Potensiometer Linear
peraga tersebut menggunakan
mikrokontroler Arduino Nano pada unit Sensor photoelectric adalah sensor
inspection process dan assembly process. yang berprinsip kerja berdasarkan pantulan
Arduino Nano digunakan karena disamping karena perubahan posisi/jarak suatu sumber
harganya yang relatif murah dan memiliki sinar (inframerah atau laser) ataupun target
ukuran yang ringkas, Arduino Nano lebih pemantulnya, yang terdiri dari pasangan
mudah diprogram dan merupakan salah satu sumber cahaya dan penerima[3].
matakuliah yang ada pada laboratorium
Mikrokontroler. Sistem kendali dapat
digunakan secara bergantian antara Arduino
Nano dan PLC sehingga tidak meniadakan
sistem kendali yang sudah ada yaitu kendali
PLC.
Gambar 3 Sensor Photoelectric NPN
BPS3M-TDT

122
ORBITH VOL. 19 NO. 2 Juli 2023 : 121 - 132

Gambar 7 Sensor Tekanan PSA-V01


Gambar 4 Sensor Photoelectric BR100-
DDT Sensor fiber optik merupakan saluran
transmisi terbuat dari kaca yang digunakan
Proximity sensor merupakan perangkat untuk mentransmisikan data melalui media
yang mendeteksi keberadaan dan kedekatan berupa cahaya dari suatu tempat ke tempat
objek baik berupa logam maupun non lain dengan waktu yang sangat cepat dan
logam. Proximity untuk logam biasanya data yang sangat besar.
disebut proximity induktif[4]. Sensor
proximity induktif merupakan sensor
elektronik yang mampu mendeteksi objek
(bahan logam) di sekitarnya tanpa adanya
sentuhan fisik. Gambar 8 Sensor Fiber Optic

Step down ini berupa modul dengan


menggunakan komponen utama IC
LM2596, dimana IC LM2596 merupakan
sirkuit terpadu yang berfungsi untuk
Gambar 5 Sensor Proximity Induktif penurun tegangan dengan arus 3A.

Reed switch atau sensor magnet adalah


alat yang terpengaruh medan magnet dan
memberikan perubahan kondisi pada
keluaran[5]. Cara kerja dari sensor ini Gambar 9 Modul Step Down LM2596
adalah ketika ada medan magnet mengenai
bagian depan sensor, maka sensor bekerja Arduino Nano adalah board
sehingga menghubungkan kontaknya. microcontroller yang berukuran kecil,
lengkap, dan salah satu board yang
menggunakan IC ATmega328P (Arduino
Nano V3) [7]. Arduino Nano memiliki 14
pin digital yang dapat digunakan sebagai
masukan atau luaran. Pin D0 dan D1
Gambar 6 Simbol Sensor Reed Switch
berfungsi sebagai pin TX dan RX untuk
komunikasi data serial. Pin D2 dan D3
Sensor tekanan memiliki transduser
berfungsi sebagai pin untuk interupsi
yang mengukur ketegangan kawat, dimana
eksternal. Pin D4, D5, D6, D9, D10 dan
mengubah tegangan mekanis menjadi
D11 dapat digunakan sebagai PWM (Pulse
sinyal listrik[6].
Width Modulator). Pin D10, D11, D12 dan
D13 digunakan untuk komunikasi mode
SPI. Pin D13 terhubung ke sebuah LED.
Arduino Nano juga dilengkapi dengan
8 pin analog, yaitu pin A0, A1, A2, A3, A4,
A5, A6 dan A7. Pin analog ini terhubung ke
ADC (analog to digital converter) internal
yang terdapat dalam mikrokontroler.

123
RANCANG BANGUN ……… Sihono1, Kusno U2 Bangun K3, Tulus P4, Adi W5, Achmad F A 6

Sedangkan, pada pin A4 (SDA) dan A5


(SCL) berfungsi untuk komunikasi IIC.

Gambar 13 Tower Light


Gambar 10 Arduino Nano
Prinsip kerja sistem pneumatik adalah
MCP23017 berupa modul yang dapat merubah energi yang terdapat pada udara
mengubah data paralel 16-bit menjadi data bertekanan menjadi energi gerak, baik
serial melalui komunikasi serial IIC atau gerak translasi melalui silinder pneumatik,
Inter-Intergrated Circuit. Pada tugas akhir maupun gerak rotasi pada motor
ini, Modul MCP23017 berfungsi untuk pneumatik[9]. Media penggerak yang
memperbanyak pin I/O Arduino nano digunakan pada sistem pneumatik adalah
dengan memanfaatkan komunikasi IIC udara, semua gerakan yang dihasilkan
sehingga hanya menggunakan 2 pin pada dilakukan dengan mengontrol keluar
Arduino (SCL dan SDA), dan untuk masuknya udara dengan mengatur buka
mengatur alamat IIC menggunakan A0-A2 tutup aliran udara.
pada modul MCP23017. Kompresor berfungsi untuk
membangkitkan atau menghasilkan udara
bertekanan dengan cara menghisap dan
memampatkan udara tersebut kemudian
disimpan di dalam tangka udara kempa
untuk disuplai kepada pemakai (sistem
pneumatik). Kompresor dilengkapi dengan
Gambar 11 MCP23017
tabung untuk menyimpan udara
bertekanan[10].
Motor DC merupakan suatu mesin
yang berfungsi mengubah tenaga listrik
arus searah menjadi gerak atau energi
mekanik[8]. Motor DC menghasilkan
putaran per menit atau dikenal dengan
istilah RPM (revolusi per menit).

Gambar 14 Kompresor

FRL Unit atau unit pelayanan udara


Gambar 12 Motor DC berfungsi untuk mencegah agar partikel
asing seperti kotoran karat, dan partikel
Tower light berfungsi sebagai indikator debu tidak memasuki ruang pemampatan.
untuk mengetahui jalannya proses koneksi
yang terjadi. Pada tugas akhir ini, tower
light yang digunakan jenis PLDMF-302-
RYG yang memiliki 3 warna yaitu merah,
kuning, dan hijau.
Gambar 15 FRL Unit

124
ORBITH VOL. 19 NO. 2 Juli 2023 : 121 - 132

Solenoid valve merupakan katup yang


dikendalikan dengan arus listrik AC
maupun DC melalui kumparan/ solenoida.
Prinsip kerja Solenoid valve yaitu katup
listrik yang mempunyai koil sebagai
penggeraknya dimana ketika koil mendapat Gambar 19 Silinder Kerja Tunggal
supply tegangan maka koil tersebut berubah
menjadi medan magnet sehingga
Silinder kerja ganda mendapat suplai
menggerakan plunger pada bagian
udara kempa dari dua sisi. Konstruksinya
dalamnya. Ketika plunger berpindah posisi
hamper sama dengan silinder kerja tunggal.
maka pada lubang keluaran dari pneumatik
Keuntungannya adalah silinder ini dapat
solenoid valve keluar udara bertekanan
memberikan tenaga kepada dua belah
yang berasal dari supply[11].
sisinya[13].

Gambar 20 Silinder Kerja Ganda


Gambar 16 Single Solenoid Valve 5/2
Motor pneumatik berupa piston
Ejector digunakan untuk memindahkan translasi kemudian dikonversi menjadi
udara atau gas gas yang tidak dapat gerakan berputar/rotasi dimana udara
dikondensasikan ditempat vakum. Ejector bertekanan dialirkan melalui torak atau
dapat merupakan jenis kompresor, dalam baling-baling yang terdapat pada
hal ini tekanan tinggi yang dialirkan porosnya[14].
melalui sebuah nozzle yang mengakibatkan
pengembangan dan menyebabkan
timbulnya vakum.

Gambar 21 Simbol Motor Pneumatik

Relay merupakan saklar yang


Gambar 17 Simbol Vacuum Ejector dioperasikan menggunakan listrik yang
secara mekanis mengontrol perhubungan
Vacuum pad terbuat dari karet dan rangkaian listrik. Relay memiliki dua
digunakan untuk mencekam atau menahan bagian utama yaitu elektromagnet (coil) dan
objek datar vertikal dan objek datar kontak saklar.
horizontal.

Gambar 18 Simbol Vacuum Pad

Silinder kerja tunggal mendapat suplai


udara hanya dari satu sisi saja. Untuk
Gambar 22 Simbol Relay HR710
mengembalikan ke posisi semula biasanya
digunakan pegas. Silinder kerja tunggal
IC ULN2803 merupakan komponen
hanya dapat memberikan tenaga pada satu
dengan delapan NPN Transistor yang
sisi saja[12].

125
RANCANG BANGUN ……… Sihono1, Kusno U2 Bangun K3, Tulus P4, Adi W5, Achmad F A 6

dikemas di dalam satu komponen atau


integrated circuit (IC) yang mempunyai 18
pin. Setiap pin keluaran IC ULN2803
adalah open-collector dan bersambung free
wheeling dioda. IC ULN2803 pada tugas
akhir ini digunakan untuk mengubah sinyal
tingkat rendah dari mikrokontroler yaitu
Gambar 25 Modul RS-485
3,3V-5V ke luaran yang aktif menggunakan
Buzzer adalah sebuah komponen
sinyal tingkat lebih tinggi yaitu 24V.
elektronika yang berfungsi untuk mengubah
getaran listrik menjadi getaran suara.

Gambar 26 Buzzer
Push button merupakan saklar
sederhana yang berfungsi untuk
menghubungkan atau memutuskan aliran
Gambar 23 Konfigurasi Pin IC ULN2803 arus listrik dengan sistem kerja tekan
unlock.
Optocoupler merupakan rangkaian
integrated circuit yang memungkinkan
untuk menghubungkan dua buah rangkaian
elektrik yang berbeda tanpa koneksi listrik.
Biasanya difungsikan sebagai switch listrik.
Bagian dalam optocoupler terdiri atas dua
bagian yaitu transmisi dan receiver; Gambar 27 Push Button
transmisi berupa LED sebagai pemancar
cahaya, dan receiver berupa transistor atau 2. Isi
triac sebagai pendeteksi cahaya[15]. 2.1. Metodologi Penelitian
Alat Peraga Modular Production
System untuk Inspection Process dan
Assembly Process Menggunakan Arduino
Nano dirancang dengan sistem yang terdiri
dari tiga bagian utama yaitu masukan,
proses dan luaran. Komponen masukan
Gambar 24 Konfigurasi Pin Optocoupler yang digunakan pada alat ini yaitu reed
PC817 switch, photoelectric, proximity induktif,
fiber optic, potensiometer linear, push
RS-485 merupakan protokol button, interface input/output MCP23017
komunikasi serial asinkron yang tidak dan optocoupler PC817. Kemudian pada
membutuhkan pulsa clock. Komunikasi ini bagian proses atau pengolah data
menggunakan metode sinyal diferensial menggunakan mikrokontroler berupa
untuk mentransfer data digital dari satu Arduino Nano. Untuk bagian luaran
perangkat ke perangkat lainnya. menggunakan relay untuk menggerakkan
motor DC, tower light untuk indikator
sistem, solenoid valve untuk menggerakkan
pneumatik, dan buzzer.

126
ORBITH VOL. 19 NO. 2 Juli 2023 : 121 - 132

memindahkan benda ke atas palet.


Selanjutnya pneumatik pada konveyor
kembali pada posisi semula sehingga palet
meninggalkan unit ini menuju assembly
process. Apabila terdapat kejadian yang
mengharuskan menghentikan alat secara
spontan, maka dapat menekan PB
emergency. Alat berhenti dan buzzer
menyala.
Mulai Sistem dimulai

Inisialisasi pin yang Konveyor On


digunakan
Tidak
IP 1 On
Tower Light RY On Ya
Penguncian Palet
Posisi Awal
Tower Light G On

Push Button Home Ya


Posisi Home Tidak
ON Photoelectric 1 On
Tidak Ya
Gambar 28 Diagram Blok Inspection Push Button Estop Ya
Sistem Berhenti Darurat
Pengambilan Objek
ON
Process Tidak Photoelectric 2 On
Ya
Tidak

Ya
Untuk cara kerja pada inspection Push Button Mode
ON
Sistem Mengirim Data Lifter Naik
Tidak
process sebagai berikut. Untuk Push Button Start Ya
Sistem dimulai
Pembacaan kedalaman

Tidak

menjalankan sistem putar saklar power ON


Tidak
Sesuai
Ya
Ya Push Button Reset
pada kondisi ON. Ubah PB mode ke bagian ON
Lifter Turun

Tidak Pengembalian objek ke palet


local untuk dapat menjalankan alat. Untuk Push Button Stop Tidak
Pengunjian Palet dibuka
ON
memastikan alat siap digunakan tekan PB Ya
Selesai
home. Nyala tower light menunjukkan
Posisi Home
apakah alat siap digunakan atau belum. Lifter Turun

Tower Light Y On
Tekan PB start untuk menjalankan alat. Objek di buang

Motor rotary ke kiri


Konveyor atas dan bawah bergerak. Palet Slider ke belakang
Memasukan stok ke inspeksi

Lifter Naik
dari unit sebelumnya masuk ke bagian Aktuator drill motor ke atas
proses ini.
Palet berjalan, ketika sensor proximity Gambar 29 Diagram Alir Inspection Process
induktif bagian depan mendeteksi palet,
pneumatik mengunci palet. Sensor
photoelectric juga mendeteksi adanya
benda diatas palet, maka motor pneumatik
memindahkan benda dari atas konveyor ke
tempat lifter pengukuran. Setelah benda
diletakkan di tempat lifter pengukuran,
photoelectric mendeteksi adanya benda,
kemudian pneumatik bergerak ke atas dan
diukur dengan menggunakan sensor
potensiometer linear. Setelah diukur
bendanya, pneumatik lifter pengukuran
turun. Perubahan posisi dideteksi oleh reed
switch sensor. Apabila ukuran benda tidak
sesuai, benda didorong ke samping Gambar 30 Diagram Blok Assembly
menggunakan pneumatik. Kemudian ada Process
benda yang didorong ke luar dari silinder Untuk menjalankan sistem putar saklar
oleh pneumatik. Perubahan posisi dideteksi power pada kondisi ON. Ubah PB mode ke
reed switch dan dilakukan lagi pengukuran bagian local untuk dapat menjalankan alat.
bendanya. Kemudian ketika ukuran benda Untuk memastikan alat siap digunakan
sesuai, maka motor pneumatik kembali tekan PB home. Nyala tower light

127
RANCANG BANGUN ……… Sihono1, Kusno U2 Bangun K3, Tulus P4, Adi W5, Achmad F A 6

menunjukkan apakah alat siap digunakan 3. Hasil Penelitian dan Pembahasan


atau belum. Tekan PB start untuk Pada tahap akan ini diuraikan
menjalankan alat. Konveyor atas dan bawah mengenai pengujian pada sensor
bergerak. Palet dari unit sebelumnya masuk potensiometer linear dan aktuator tentang
ke bagian proses ini. ketepatan waktu pengerjaan pada setiap
Palet berjalan, ketika sensor inductive proses.
proximity bagian depan mendeteksi palet,
pneumatik mengunci palet. Sensor a) Pengujian Potensiometer Linier
photoelectric juga mendeteksi adanya Pengujian sensor potensiometer linear
benda diatas palet, maka motor pneumatik pada inspection process yang membantu
memindahkan benda dari atas konveyor ke menyeleksi benda berdasarkan pengukuran
dudukan depan bagian pengeboran. Setelah ketebalan dimensi benda.
benda diletakkan di dudukan bagian depan, Tabel 1 Hasil pengujian Kinerja Sensor
pneumatik menggeser tepat dibawah bor. Potensiometer Linear pada benda kerja
Perubahan posisi dideteksi oleh sensor reed Tin Pemba Pemba
Kete
switch. Bor turun, dan motor dc N Jenis ggi caan caan
rang
o Benda (m Sensor Sensor
menggerakkan bor untuk melakukan proses m) (Volt) (ADC)
an
pengeboran. Setelah selesai, bor naik dan GO
pneumatik menggerakkan kembali ke posisi 250 3,5 359
OD
semula. Perubahan posisi dideteksi sensor 1.
Alumu NO
reed switch, motor pneumatik kembali nium T
270 3,7 373
memindahkan benda ke atas palet. GO
OD
Selanjutnya pneumatik pada konveyor GO
kembali pada posisi semula sehingga palet 250 3,5 359
OD
meninggalkan unit ini. Apabila terdapat Warna NO
2.
kejadian yang mengharuskan menghentikan Biru T
270 3,7 373
alat secara spontan, maka dapat menekan GO
OD
PB emergency. Alat berhenti dan buzzer GO
menyala. 250 3,5 359
OD
Sistem dimulai
Warna NO
Konveyor On 3.
Putih T
IP 1 On
Tidak 270 3,7 376
Mulai Ya
GO
Inisialisasi pin yang
Penguncian Palet
OD
digunakan
Tower Light G On

Tidak
Pada kinerja sensor potensiometer
Tower Light RY On

Posisi Awal
Photoelectric 1 On
Ya
linear yang terdapat bagian inspection
Pengambilan Objek
process ini, berfungsi sebagai penyeleksi
Push Button Home Ya Pembawa Objek ke belakang
Posisi Home
ON
Tidak Drill turun
jenis benda bagus/tidak bagus berdasarkan
Push Button Estop
ON
Ya
Sistem Berhenti Darurat Drill naik
tinggi dan kedalaman benda. Jenis benda
Tidak
Ya
Pembawa Objek ke depan
yang diseleksi terdiri dari benda logam
Push Button Mode
ON
Tidak
Sistem Mengirim Data
Pengembalian objek ke palet (alumunium) dan non logam (warna
Push Button Start Ya
Sistem dimulai Penguncian Palet dibuka biru/putih).
ON
Tidak
Ya Push Button Reset Posisi Home
ON
Tidak Tower Light Y On

Push Button Stop Tidak


Motor rotary ke kiri
ON
Ya
Selesai Slider ke belakang

Aktuator drill motor ke atas

Gambar 31 Diagram Alir Assembly Gambar 32 Serial Monitor Benda Bagus


Process
Jenis benda yang termasuk benda
bagus memiliki spesifikasi sebagai berikut.

128
ORBITH VOL. 19 NO. 2 Juli 2023 : 121 - 132

1. Benda yang termasuk benda bagus N Nama Lama


Tugas
memiliki tinggi sekitar 250 mm. o Aktuator Kinerja
2. Benda yang termasuk benda bagus Aktuator Bergerak 0,5s =
memiliki tegangan 3,5 volt ketika dibaca silinder turun turun
sensor potensiometer linear. kerja ketika 0,5s =
3. Benda yang termasuk benda bagus ganda, aktif dan naik
memiliki pembacaan ADC sekitar 350- single naik
360. 2.
solenoid ketika
valve (2) tidak
(Bagian aktif.
konveyor
akhir).
Rotary Bergerak 3s = ke
actuator, ke kanan arah kanan
double saat aktif. (konveyor
solenoid Dan )
3.
Gambar 33 Hasil data Serial Monitor valve (3) berhenti
Benda Tidak Bagus (Ke arah ketika
konveyor).telah
Jenis benda yang termasuk benda tidak sampai.
bagus memiliki spesifikasi sebagai berikut. Rotary Bergerak 3s = ke
1. Benda yang termasuk benda tidak bagus actuator, ke kiri arah kiri
memiliki tinggi sekitar 270 mm. double saat aktif. (dudukan
2. Benda yang termasuk benda tidak bagus solenoid Dan bagian
4.
memiliki tegangan 3,7 volt ketika dibaca valve (3) berhenti depan)
sensor potensiometer linear. (Ke arah ketika
3. Benda yang termasuk benda tidak bagus dudukan). telah
memiliki pembacaan ADC sekitar 360- sampai.
380. Aktuator Bergerak 3s =
silinder menyedot menyedot
b) Pengujian Kinerja Aktuator kerja ketika 3s =
Pengujian kinerja actuator dilakukan ganda, aktif dan melepas
untuk melihat kinerjanya sesuai atau tidak. single melepas (palet dan
Pada bagian ini pengujian dilakukan 2 kali 5. solenoid ketika dudukan)
yakni pada inspection proses dan assembly valve and tidak
process. suction aktif.
Tabel 2 Hasil Kinerja Aktuator pada vacuum
Inspection Process (4)
N Nama Lama (vacuum).
Tugas Aktuator Bergerak 1s = ke
o Aktuator Kinerja
Aktuator Bergerak 0,5s = silinder dari arah atas
silinder naik naik kerja bawah ke (sensor
kerja ketika 0,5s = ganda, atas potensiom
ganda, aktif dan turun 6. double ketika eter
single turun solenoid aktif dan linear)
1. valve (5) berhenti
solenoid ketika
valve (1) tidak (Bagian ketika
(Bagian aktif. dudukan) sampai.
konveyor Aktuator Bergerak 1s = ke
7.
awal). silinder dari atas arah

129
RANCANG BANGUN ……… Sihono1, Kusno U2 Bangun K3, Tulus P4, Adi W5, Achmad F A 6

N Nama Lama N Nama Lama


Tugas Tugas
o Aktuator Kinerja o Aktuator Kinerja
kerja ke bawah bawah kerja ketika aktif 0,5s =
ganda, ketika ganda, dan naik naik
double aktif dan single ketika
solenoid berhenti solenoid tidak aktif.
valve (5) ketika valve (2)
(Bagian sampai. (Bagian
dudukan) konveyor
Aktuator Bergerak 1s = ke akhir).
silinder dari arah depan Rotary Bergerak 3s = ke
kerja belakang 1s = ke actuator, ke kanan arah
ganda, ke depan arah double saat aktif. kanan
single ketika belakang 3. solenoid Dan (konvey
solenoid aktif dan valve (3) berhenti or)
8.
valve (6) kembali (Ke arah ketika telah
(Bagian ketika conveyor). sampai.
pendorong tidak Rotary Bergerak 3s = ke
benda aktif. actuator, ke kiri saat arah kiri
dalam double aktif. Dan (duduka
tabung) 4. solenoid berhenti n bagian
Aktuator Bergerak 1s = ke valve (3) ketika telah depan)
silinder dari arah depan (Ke arah sampai.
kerja belakang 1s = ke dudukan).
ganda, ke depan arah Aktuator Bergerak 3s =
single ketika belakang silinder menyedot menyedo
solenoid aktif dan kerja ketika aktif t
9.
valve (7) kembali ganda, dan 3s =
(Bagian ketika single melepas melepas
5.
pendorong tidak solenoid ketika (palet
benda aktif. valve and tidak aktif. dan
salah/not suction dudukan
good) vacuum (4) depan)
(vacuum).
Tabel 3 Hasil Kinerja Aktuator pada Aktuator Bergeser 2s = ke
Assembly Process silinder dari arah kiri
N Nama Lama kerja belakang (vaccum)
Tugas
o Aktuator Kinerja ganda, ke depan
Aktuator Bergerak 0,5s = 6. double ketika aktif
silinder naik ketika naik solenoid dan
kerja aktif dan 0,5s = valve (5) berhenti
ganda, turun turun (Ke arah ketika
single ketika vacuum) sampai.
1.
solenoid tidak aktif. Aktuator Bergeser 2s = ke
valve (1) silinder dari depan arah
(Bagian kerja ke kanan
konveyor 7. ganda, belakang (motor
awal). double ketika aktif DC drill)
Aktuator Bergerak 0,5s = solenoid dan
2.
silinder turun turun valve (5) berhenti

130
ORBITH VOL. 19 NO. 2 Juli 2023 : 121 - 132

N Nama Lama melubangi benda kerja dengan proses


Tugas
o Aktuator Kinerja pengeboran menggunakan motor DC
(Ke arah ketika dilengkapi dengan sistem pneumatic
motor DC sampai. dapat beroperasi dengan baik.
drill) d. Komunikasi antar Arduino Nano sebagai
Aktuator Bergerak 1s = ke sistem kendali antara inspection
silinder turun arah process dan assembly process dilakukan
kerja ketika aktif bawah dengan komunikasi serial UART atau
ganda, dan (duduka Universal Asynchronous Receiver-
double berhenti n Transmitter.
8. 4.2 Saran
solenoid ketika belakang
valve (6) sampai. ) Berdasarkan hasil penelitian yang
(Bagian telah dilakukan, maka masih diperlukan
motor DC pengembangan selanjutnya. Untuk itu perlu
drill turun) dilakukan beberapa pengembangan agar
Aktuator Bergerak 1s = ke sistem dapat bekerja lebih maksimal dengan
silinder naik ketika arah atas cara beberapa pengembangan berikut:
kerja aktif dan (duduka 1. Diperlukankan tambahan perangkat
ganda, berhenti n lunak seperti LabView untuk
double ketika belakang memvisualisasikan kinerja MPS
9. sehingga dapat memonitoring dan
solenoid sampai. )
valve (6) mengontrol kinerja alat dari komputer,
(Bagian sehingga kinerja dapat lebih optimal
motor DC lagi.
drill naik) 2. Dibutuhkan Arduino Nano tambahan
yang digunakan sebagai master untuk
4. Kesimpulan dan saran memonitoring dan mengontrol pada
4.1 Kesimpulan setiap proses/slave yang sedang berjalan.
Dari pelaksanaan penelitian “Alat
Peraga Modular Production System untuk DAFTAR PUSTAKA
Inspection Process dan Assembly Process Anggara Trisna Nugraha dan Rachma
Menggunakan Arduino Nano”, dapat Prilian Eviningsih. Penerapan Sistem
disimpulkan sebagai berikut: Elektronika Daya: AC Regulator, DC
a. Pada penelitian ini untuk inspection Chopper, dan Inverter, (Yogyakarta:
process dan assembly process berhasil DEEPUBLISH, 2022), Hal 93
dibuat program dengan menggunakan Muhammad Rizal. PENGUKURAN
perangkat lunak bernama Arduino IDE TEKNIK: Dasar dan Aplikasi, (Banda
dengan bahasa pemrograman C. Aceh: Syiah Kuala University Press,
b. Pada Arduino Nano dengan keterbatasan 2020), Hal. 41
pin masukan/keluaran dapat diperbanyak Ekojono dkk, Pemograman Spreadsheet
menggunakan komunikasi serial IIC untuk Pemodelan Kontrol Rangkaian
atau Inter Integrated Circuit Elektronika, (Malang: POLINEMA
menggunakan modul MCP23017. PRESS, 2019) hal 19
c. Modular Production System (MPS) pada Ibid hal 16
unit inspection process dapat beroperasi Abadi Jading dkk, Buku Ajar Pengukuran
untuk menginspeksi benda kerja dan Instrumentasi, (Sleman:
berdasarkan ketebalanya menggunakan DEEPUBLISH, 2020) hal 106
tranduser potensiometer linear dan Ekojono dkk, Pemograman Spreadsheet
dengan sistem pneumatik. Pada unit untuk Pemodelan Kontrol Rangkaian
assembly process yang berfungsi untuk

131
RANCANG BANGUN ……… Sihono1, Kusno U2 Bangun K3, Tulus P4, Adi W5, Achmad F A 6

Elektronika, (Malang: POLINEMA


PRESS, 2019) hal 22
I Gede Suputra Widharma dan Lalu Febrian
Widharma, MIKROKONTROLER
DAN APLIKASI, (Banyumas:
Wawasan Ilmu, 2022) hal 46
Ekojono dkk, Pemograman Spreadsheet
untuk Pemodelan Kontrol Rangkaian
Elektronika, (Malang: POLINEMA
PRESS, 2019) hal 32-33
Wirawan Sumbodo, Pneumatik dan
Hidrolik, (Sleman: DEEPUBLISH,
2017) hal 1
Ibid hal 9
Ibid hal 30
Ibid hal 37
Ibid hal 38
Ibid hal 39
Yuwono Marta Dinata, Arduino Itu Pintar,
(Jakarta: PT Elex Media Komputindo,
2016), Hal. 137

132

Anda mungkin juga menyukai