Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

SCADA (Supervisory Control and Data Aquisition) pada PT. PLN (Persero)

dan Penerapan Pada Area Pelayanan Jaringan (APJ) Purwokerto

Dosen Pembimbing : Yusnan Badruzzaman, S.T., M.Eng.

Disusun Oleh :

Sharfina Arindriarsya

3.39.17.0.23

LT-3D

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK LISTRIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Energi listrik adalah salah satu energy yang sangat penting bagi manusia, karena hampir
semua kegiatan manusia pada saat sekarang ini menggunakannya. Pada system tenaga lisrik,
energi ini dihasilkan oleh sebuah generator yang digerakkan oleh penggerak mula sehingga
bisa menghasilkan energy listrik. Penggerak tersebut bisa berasal dari air, uap, panas bumi
dan lainnya.
Penerapan sistem SCADA pada sistem kelistrikan akan secara otomatis meningkatkan
tingkat pemahaman para dispatcher, mengenai sistem kelistrikan. Dalam hal untuk
mendapatkan system pengoperasian yang optimum, maka di atas perangkat – perangkat
SCADA diimplentasikan fungsi – fungsi perangkat lunak baik untuk keperluan energy
managemen sistem untuk sistim transmisi, distribution management.

1.2 Tujuan
1. Menyelesaikan tugas mata kuliah SCADA.
2. Mengetahui sistem SCADA di PT. PLN (Persero) dan penerapannya pada Area Pelayanan
Jaringan (APJ) Purwokerto.

1.3 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, diantaranya adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan SCADA?
2. Apa fungsi dari SCADA?
3. Apa saja komponen dari SCADA?
4. Bagaimana peran dari sistem SCADA?
5. Bagaimana penerapan sistem SCADA di PT. PLN (Persero)?

1.4 Batasan Masalah


Penulisan makalah ini dibatasi mengenai sistem SCADA di PT. PLN (Persero) dan penerapan
sistem SCADA pada Area Pelayanan Jaringan (APJ) Purwokerto.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Umum


SCADA secara harfiah berarti pengawasan (Supervisory), pengendalian (Control), dan
pengambilan data (Data Acquisition).
SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition) merupakan suatu sistem
komputerisasi dan sistem komunikasi terintegrasi yang berfungsi melakukan pengawasan,
pengendalian serta akuisisi data dari peralatan proses secara real time dari jarak jauh. Sistem
ini telah mengalami perkembangan pesat, yang memungkinkan untuk dapat melakukan
komunikasi jarak jauh, sehingga dimungkinkan untuk melakukan pengendalian peralatan
proses yang tersebar secara geografis.
Dengan kompleksifitas fungsi dari SCADA, maka sistem ini banyak digunakan dalam
berbagai macam aktifitas dunia industri, antara lain sebagai berikut :
1. Pengaturan lalu lintas kereta api
2. Pengaturan penerbangan dari bandara
3. Pendistribusian air minum
4. Operasional industri
5. Monitoring operasional pembangkit listrik
6. Pengaturan jaringan listrik pada area yang luas

2.2 Penerapan SCADA dalam PT.PLN (Persero)


2.2.1 Penggunaan SCADA
Salah satu perusahaan besar di Indonesia yang bergerak di bidang kelistrikan adalah
PT. PLN (Persero). Perusahaan ini membutuhkan dukungan sistem telekomunikasi yang
handal, efisien, aman dan mampu mencakup seluruh wilayah operasinya. SCADA
(Supervisory Control and Data Acquisition) merupakan sistem pendukung utama dalam
sistem pengendalian tenaga listrik.
Beberapa kelebihan sistem SCADA yaitu memudahkan dispatcher untuk memantau
keseluruhan jaringan distribusi tanpa harus melihat langsung ke lapangan. Pengontrolan
dan pengawasan seluruh sistem pada kawasan ini dapat dilakukan secara terintegrasi pada
suatu tempat. Sistem SCADA sangat bermanfaat terutama pada saat pemeliharaan dan
penormalan jika terjadi gangguan.
Suatu sistem SCADA modern terdiri beberapa komponen yaitu
a. Sejumlah RTU (Remote Terminal Unit),
b. Satu unit MTU (Master Terminal Unit)
c. Media jaringan telekomunikasi data
d. Perangkat-perangkat di lapangan dan perangkat lunak atau HMI (Human Machine
Interface).

Gb.1 SCADA sederhana

Tujuan dari sistem SCADA ini adalah mengumpulkan data dari plant yang lokasinya
berada di tempat yang jauh dari MTU, mengirimkan data tersebut ke RTU, menampilkan
data pada monitor atau master computer di ruang kontrol, menyimpan data ke hard drive
dari master computer dan melakukan kontrol serta monitoring terhadap plant dari ruang
kontrol melalui HMI.
HMI merupakan perangkat dan sarana yang sangat penting pada suatu pusat sistem
pengendalian tenaga listrik yang diperlukan sebagai media komunikasi antara operator
dengan komputer untuk memanfaatkan data dari sistem real time.
2.2.2 Ruang Lingkup
Ruang lingkup SCADA yang diterapkan di Indonesia secara cakupan wilayahnya
dibagi menjadi beberapa pengatur, yaitu :
a. Pengaturan Beban
Pengendalian sistem tenaga listrik dengan memperhatikan besaran ukur listrik,
indikasi/status peralatan listrik, peralatan bantu lainnya, serta melakukan kendali jauh
terhadap peralatan pada sistem tenaga listrik.
b. Pengatur Antar Regional
Pengatur yang melaksanakan fungsi pengaturan beban pada suatu sistem
pembangkitan, penyaluran, dan mensupervisi beberapa Pengatur Regional / Wilayah
yang secara organisatoris berada di bawah hirarkinya.
c. Pengatur Wilayah
Pengatur yang melaksanakan fungsi pengaturan beban pada suatu sistem
pembangkitan, penyaluran dan distribusi di suatu daerah kerja wilayah.
d. Pengatur Regional
Pengatur yang melaksanakan fungsi pengaturan beban pada suatu bagian dari
sistem pembangkit, penyaluran dibawah supervisi Pengatur Antar Regional yang
bersangkutan.
e. Pengatur Subregional
Pengatur yang melaksanakan fungsi pengaturan beban pada suatu bagian dari daerah
kerja Pengatur Regional.
f. Pengatur Distribusi
Pengatur yang melaksanakan fungsi pengaturan beban pada suatu sistem distribusi.
(SPLN 109-1:1996 Bab 2, Pengatur)
Selain hierarki mengenai sistem pengatur yang sudah ada pada sistem SCADA
yang diterapkan di Indonesia
2.2.3 Fungsi SCADA
Fungsi penerapan system SCADA umumnya antara lain :
a. Telekontrol
Telekontrol adalah kendali peralatan operasional jarak jauh menggunakan
transmisi informasi dengan teknik telekomunikasi. [IEV 371-01-01].
Degan fungsi ini maka dengan menggunakan remote sudah dapat mengendalikan
alat-alat yang ada di lapangan.
b. Telesignal
Pengawasan status dari peralatan operasional dalam jarak tertentu dengan
menggunakan teknik telekomunikasi seperti kondisi alarm, posisi switch atau posisi
katup. [IEV 371-01-04]
Keadaan peralatan dilapangan dapat diketahui keadaanya apakah masih normal
atau terjadi gangguan hanya dengan melihatnya di ruang dispatcher.
c. Telemetering
Transmisi nilai variabel yang diukur dengan menggunakan teknik telekomunikasi.
[IEV 371-01-03]
Pengukuran-pengukuran dari variabel yang terkait dengan data yang dibutuhkan
dapat dilihat dan diukur dari pusat kantor pengatur.

Gb.2 Ruang Pemantauan Telekontrol, Telesignal dan Telemetering


Namun kegunaan khusus dari sistem SCADA adalah sebagai berikut:
a. Akuisisi Data
Informasi pengukuran dari sistem tenaga listrik seperti tegangan, daya aktif, dan
frekuensi disimpan dan diproses secara real time, sehingga setiap ada perubahan nilai
dari pengukuran dapat langsung dikirim ke master station.
b. Konversi Data
Data pengukuran dari sistem tenaga listrik seperti tegangan, daya aktif, dan
frekuensi yang diperoleh tranducer awalnya berupa data analog untuk kemudian data
tersebut dikirim oleh tranduser ke RTU. Oleh RTU data yang awalnya berupa data
analog diubah menjadi data digital. Sehingga data yang dikirimkan ke master station
berupa data digital.
c. Pemrosesan Data
Setiap data yang dikirim oleh RTU akan diolah di master station, sehingga data
tersebut bisa langsung ditampilkan ke layar monitor dan dispatcher bisa membaca
data-data tersebut
d. Supervisory Data
Dispatcher dapat mengawasi dan mengontrol peralatan sistem tenaga listrik.
Supervisory control selau menggunakan operasi dua tahap untuk meyakinkan
keamanan operasi, yaitu pilihan dan tahap eksekusi.
e. Pemrosesan Event dan Alarm
Event adalah setiap kejadian dari kerja suatu peralatan listrik yang dicatat oleh
SCADA. Misalnya, kondisi normally close (N/C) dan kondisi normally open (N/O).
Sedangkan alarm adalah indikasi yang menunjukkan adanya perubahan status di
SCADA. Semua status dan alarm pada telesinyal harus diproses untuk mendeteksi
setiap perubahan status lebih lanjut untuk event yang terjadi secara spontan atau
setelah permintaan remote control yang dikirim dari control center.
f. Tagging (Penandaan)
Tagging adalah indikator pemberi tanda, seperti tanda masuk atau keluar. Tagging
sangat bermanfaat untuk dispatcher di control center. Tagging digunakan untuk
menghindari beroperasinya peralatan yang diberi tanda khusus, juga untuk memberi
peringatan pada kondisi yang diberi tanda khusus.
g. Post Mortem Review
Melakukan rekonstruksi bagian dari sistem yang dipantau setiap saat yang akan
digunakan untuk menganalisa setelah kejadian. Untuk melakukan hal ini, control
center mencatat terus menerus dan otomatis pada bagian yang telah didefinisikan dari
data yang diperoleh. Post mortem review mencakup dua fungsi, yaitu pencatatan dan
pemeriksaan.

2.2.4 Peran SCADA


Peran SCADA dalam antara lain :
a. Memonitor parameter terukur pada tiap penyulang (arus, tegangan, frekuensi, daya
reaktif, daya nyata, dan lain-lain). Parameter ini digunakan sebagai laporan, analisa
beban serta acuan dalam pengambilan keputusan untuk pengendalian jaringan 20 kV
seperti pada gambar 4.4.
b. Mengetahui status dan mengontrol peralatan dari peralatan yang terdapat pada jaringan
distribusi (PMT,LBS, Recloser, dan lain-lain)
c. Memberikan informasi /peringatan mengenai gangguan yang terjadi di jaringan
(event/al arm logger).
d. Menyimpan data historical mengenai gangguan yang pernah terjadi pada jaringan.

2.2.5 Komponen SCADA


Komponen utama sistem SCADA yaitu :
a. RTU (Remote Terminal Unit)
RTU atau Remote Terminal Unit merupakan sebuah alat yang diletakkan di site
(remote area) yang ingin diintegrasikan dengan sistem SCADA, misalnya Switchyard,
Gardu Listrik ataupun Relay Room. Di dalam RTU terdapat seperangkat CPU yang telah
terprogram sehingga mampu meneruskan perintah dari Control Center ke peralatan
maupun mengirimkan sinyal-sinyal alarm dan besaran-besaran (V, I, freq) dari peralatan
ke Control Center. Didalam CPU tersebut terdapat perangkat seperti modem, memory
(ROM) dan processor.

Gb.3 Remote Terminal Unit


Fungsi utama dari suatu RTU adalah:
1) Mendeteksi perubahan posisi saklar (Open/Close)
2) Mengetahui besar tegangan, arus, dan frekuensi (di Gardu Induk)
3) Menerima perintah remote control dari pusat kontrol untuk membuka atau menutup

b. Media Telekomunikasi
Media telekomunikasi, sebagai media untuk menyampaikan pesan/sinyal antara
RTU dengan Control Center dan sebaliknya. Media komunikasi bisa berupa media
kabel, power line carrier, serat optik maupun frekuensi radio.

Gb.4 Kabel dan Kabel Optik

c. Master Terminal Unit (MTU) / Control Center


Control Center merupakan tempat dimana Dispatcher mampu melakukan semua
fungsi SCADA dan memanfaatkan perangkat-perangkat IT seperti Main Computer
(server), Man Machine Interface (MMI), WS Programing dan peripheral lainnya yang
terdiri dari dua buah yang berfungsi sebagai redundat master/slave, sehingga akan tetap
beroperasi meskipun komputer master terjadi gangguan.

Fungsi utama dari main komputer adalah:


1) Mengatur komunikasi antara dirinya sendiri dengan RTU
2) Mengirim dan menerima data dari RTU kemudian menerjemahkannya ke dalam bentuk
yang dapat dimengerti oleh user
3) Mendistribusikan informasi tersebut ke MMI, mimic Board, dan printer Logger dan
mendokumentasikan informasi tersebut
Ketiga komponen utama sistem SCADA di atas berkonfigurasi membentuk sistem
SCADA seperti gambar di bawah ini.
Gb.5 Konfigurasi SCADA

2.2.6 Jenis-jenis SCADA


Menurut sistem master stationnya, scada dibagi menjadi 3 jenis :
a. Scada ROPO (Remote Operating Penyulang Outgoing)
Scada ROPO ini adalah salah satu kebanggan Bangsa Indonesia, karena system scada
ini dibuat dan dikembangkan oleh anak negri sendiri. Scada ROPO dibuat oleh kerjasama
anatara PT.PLN (persero) dengan Institut Teknologi Bandung (ITB).

Gb. 6 Konvigurasi SCADA ROPO

ROPO dibangun pertama tahun 2005 (3 APJ, 11 GI, 63 Penyulang). Pembangunan


kedua tahun 2008 (4 APJ, 21 GI, 122 Penyulang).
Gb. 7 Salah satu Panel SCADA ROPO

b. Scada Survalent
Scada Survalent memeiliki kontrol real-time dan akuisisi data untuk operasi utilitas
yang meliputi: tidak ada batas untuk poin status, titik kontrol, poin analog, atau jalur
komunikasi.

Gb. 8 Konvigurasi SCADA Survalent

Pada mulanya Diterapkan di wilayah APJ Semarang saja. Dibangun pertama tahun
2004 untuk 6 GI 53 Penyulang, 15 Recloser. Pengembangan kedua tahun 2006 untuk 7
GI, 36 Penyulang, Pengembangan ketiga tahun 2008 untuk 11 Penyulang Latar belakang
: mendukung perbaikan SAIDI & Citra PLN.
Gb. 9 Salah satu panel SCADA Survalent

c. Scada IDAS (intelegen Distribution System)


Scada IDAS merupakan grant (bantuan hibah) dari pemerintah Korea Selatan melalui
KEPCO (Korea Elektric Power Corporation). (Suryo Sardi Atmojo, Makalah Seminar
Kerja Praktik)

Gb. 10 Konvigurasi SCADA IDAS

Scada IDAS untuk sekarang hanya diterapkan di wilayah APJ Semarang. Dibangun
pertama pada tahun 2007 (3 recloser, 15 LBS).
GB. 11 SALAH SATU PANEL SCADA IDAS
2.3 SCADA Pada APJ Purwakarta
2.3.1 Area Pelayanan Jaringan Purwakarta
APJ Purwokerto merupakan bagian dari PT.PLM (Persero) yang memiliki wilayah kerja
sekarisidenan Banyumas ditambah Wonosobo.

Gb. 12 Kantor APJ Purwokerto


Jl. Jend. Sudirman 141 Purwokerto
Keterangan lebih lanjut tentang APJ Purwokerto adalah sebagai berikut :
 Luas wilayah kerja = 11.118 km2
 Gardu induk = 6 unit
 Penyulang = 41 unit
Data Recloser, LBS dan RTU pada wilayah kerja APJ Purwokerto:
 Peralatan manuver jaringan
(Recloser dan LBS) = 167 unit
 RTU = 61 unit
Dari sejumlah perangkat manuver yang sudah dapat teremote SCADA sebanyak 50
unit.
Gb. 13 Peta wilayah APJ Purwokerto

APJ Purwokerto membawahi tujuh UPJ antara lain:


a. UPJ Purwokerto Kota
b. UPJ Purbalingga
c. UPJ Banyumas
d. UPJ Wangon
e. UPJ Ajibarang
f. UPJ Wonosobo
g. UPJ Banjarnegaara
Selain itu gardu induk yang ada di APJ Purwokerto :
a. Gardu induk Rawalo
b. Gardu induk Wonosobo
c. Gardu induk Dieng,
d. Gardu induk Kalibakal
e. Gardu induk Mrica
f. Gardu induk Purbalingga.
Gb. 14 Sigle Line Diagram APJ Purwokerta

2.3.2 Penerapan Sistem SCADA


a. Jenis SCADA
Seperti materi yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa SCADA terdidri dari
beberapa jenis, yaitu SCADA ROPO, Survalent dan IDAS. Pada APJ Purwakarta
ini menggunakan SCADA jenis Survalent.

Gb. 15 Sistem SCADA Survalent


Sistem SCADA Survalent dapat memberikan kontrol real-time dan akuisisi data
untuk operasi utilitas yang meliputi: tidak ada batas untuk poin status, titik kontrol,
poin analog, atau jalur komunikasi.
Konfigurasi survalent memiliki kelebihan yaitu:
1) Fully distributed
2) Sesuai standar internasional (ISO, IEC);
3) Arsitektur software modular (API – application program interface);
4) Hardware dan fasilitas lain mudah dicari dipasaran;
5) Aplikasi SMS Gateway, Historical Server, Offline database;
6) Subsistem komunikasi yang multi protokol (IEC 101, IEC 104, DNP 3.0, Modbus)
dan mampu berkomunikasi dengan RTU eksisting ataupun peralatan data acquisition
7) Kecepatan komunikasi data minimum:Antar Master Station 64 Kbps, Master Station
- RTU 1200 bps.

d. Alat-alat Pendukung
Pada system SCADA Survalent ini, menggunakan perrangat SCADA seperti biasa,
meliputi MTU, RTU, Perangkat komunikasi serta peralatan—peralatan kelistrikan di
lapangan.
RTU yang dipakai pada sistem SCADA di APJ Purwokerto adalah RTU yang
memiliki merk Moksa. Untuk sistem komunikasi yang dipakai sebagai penghubung
Mater Unit ke RTU menggunakan kabel fiber optic.

Gb. 16 Kabel Optik untuk Komunikasi


Kelebihan system komunikasi menggunakan kabel fiber optic:
1) Dapat menjangkau sampai puluhan bahkan ratusan kilometer.
2) Tahan terhadap interferensi gelombang elektromagnetik.
3) Kapasitas transmisinya sangat besar.
4) Kualitasnya lebih bagus dari sistem komunikasi lainnya.
5) Material dasar kabel optik relatif lebih murah dari kabel tembaga.
Kekurangan system komunikasi menggunakan kabel fiber optic:
1) Sulit membuat terminal pada kabel serat
2) Penyambungan serat harus menggunakan teknik dan ketelitian yang tinggi
3) Akan ada kemungkinan kehilangan sinyal, pengiriman ke tujuan yang berbeda-beda
dapat mempengaruhi besarnya informasi yang dikirimkan
4) Fiber masih sulit untuk disatukan dan ketika telah mencapai titik akhir maka fiber
harus diterima secara akurat untuk menghasilkan transmisi yang jernih
5) Komponen FO masih sangat mahal
e. Analisis penggunaan SCADA pada APJ Purwakerta
Penggunaan jenis SCADA Survalent di APJ Purwakerta yang dikombinasikan
dengan sistem komunikasi menggunakan fiber optik membuat sistem lebih handal. Hal
itu karena SCADA Survalent sendiri yang merupakan program SCADA Internasional
yang teruji kehandalanya serta sifat dari kabel optik yang memiliki berbagai kelebihan
seperti yang telah disebutkan tadi.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition) merupakan suatu sistem


komputerisasi berfungsi melakukan pengawasan, pengendalian serta akuisisi data dari
peralatan proses secara real time dari jarak jauh.
2. Sistem SCADA sangat dibutuhkan PLN untuk memantau keseluruhan jaringan
distribusi tanpa harus melihat langsung ke lapangan
3. Pada APJ Purwokerto penggunaan SCADA Survalent menjadi pilihan karena
memberikan kontrol real-time dan akuisisi data untuk operasi utilitas yang meliputi:
tidak ada batas untuk poin status, titik kontrol, poin analog, atau jalur komunikasi.
DAFTAR PUSTAKA

[1] SPLN S3.001: 2008 Lampiran Surat Keputusan Direksi PT PLN (PERSERO) No:
166.K/DIR/2009
[2] Wirabuana, Cakra. 2010. Motor Sinkron. Universitas Indonesia.
[3] Ir.Sampurno Sp.Mt, Ir.Wahyudi S.N. Mt. Sasaran Dan Penerapan Scada :Stt-Ypln
[4] Andika Hasan Ghozali.2011.Makalah Kerja Praktek RTU560 Pada Sistem Scada PT. PLN
(Persero) Penyaluran Dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali Region Jawa Tengah Dan DIY:
Universitas Diponegoro
[5] Agung Triatmojo.2014.Makalah Scada Dan DCS : Pliteknik Negeri Sriwijaya.
[6] Herdyno Anggarifkyandi,Hermawan, Dr. Ir. DEA..Operasi Sistem Distribusi dengan
SCADA di PT. PLN ( Persero )APD Semarang: Universitas Diponegoro.
[7] PT. PLN (Persero) APJ. Purwokerto.
[8] https://www.scribd.com/document_downloads
/direct/199562686?extension=pptx&ft=1417648617&lt=1417652227&user_id=136410959
&uahk=X/y5W0aaIu6EwVmmc7e0ZZIGhRM
[9] http://s3.amazonaws.com/pptdownload/
konfigurasiapdsemarang2012-120417063105-phpapp02.pptx?response-contentdisposition
=attachment&Signature=TVo3fxleiChl1%2Bd8Pb8QHwjwHpQ%3D&Expires=141766871
3&AWSAccessKeyId=AKIAI6DXMWX6TBWAHQCQ

Anda mungkin juga menyukai