Anda di halaman 1dari 3

SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition) merupakan suatu sistem komputerisasi dan sistem

komunikasi terintegrasi yang berfungsi melakukan pengawasan, pengendalian serta akuisisi data dari
peralatan proses secara real time dari jarak jauh. Cangkupan operasional dari sistem SCADA di APD Jatim
dapat dilihat pada gambar 4.1.

APD Jawa Timur, merupakan salah satu unit di bawah PT PLN Distribusi Jawa Timur yang bertanggung
jawab dalam pengaturan sistem tenaga listrik 20 kV di wilayah Jawa Timur. Latar belakang
diterapkannya sistem SCADA karena adanya kebutuhan untuk melakukan pengawasan terhadap
penyaluran tenaga listrik dengan melakukan pengumpulan informasi keadaan peralatan di lapangan
serta mengambil tindakan atas dasar informasi tersebut secara jarak jauh, real time dan terpusat
sehingga kehandalan system distribusi listrik tenaga listrik sangat bergantung pada keandalan dari
sistem SCADA itu sendiri.

Keandalan sistem SCADA bergantung pada keandalan masingmasing komponen atau sub sistemnya,
yaitu master station, RTU, dan sistem telekomunikasi. Sistem SCADA yang handal akan membantu dalam
mengoptimalkan sistem distribusi listrik secara keseluruhan terutama membantu dalam kemudahan
pengoperasian sistem tenaga listrik dan kecepatan pemulihan gangguan.

Sebelum SCADA diterapkan pada jaringan distribusi tegangan menengah 20 kV, APD Jatim menggunakan
sistem konvensional dimana segala informasi yang ada di dalam gardu induk (GI) maupun aktifitas lain
yang berhubungan dengan jaringan dilakukan secara manual melalui bantuan operator yang
ditempatkan di tiap-tiap gardu induk dengan media komunikasi berupa radio HT (Handie Talkie), telepon
PLC (Power Line Carrier), dan telepon kabel. Sistem konvensional yang ditunjukkan gambar 4.2 ini
digunakan dalam kurun waktu yang lama dan dirasa kurang efisien sehingga diterapkannya sistem
SCADA dengan tujuan agar segala aktifitas yang berhubungan distribusi jaringan 20 kV dapat dilakukan
secara terpusat melalui master station/ruang DCC (Distribution Control Center) seperti yang ditunjukkan
gambar 4.3.
Sehubungan dengan bertambahnya jaringan dan kebutuhan akan kehandalan dalam penyaluran tenaga
listrik, selain SCADA yang mengatur gardu induk untuk incoming dan out going penyulang 20 kV, saat
ini APD Jatim juga memasang sistem SCADA di jaringan Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) 20
kV yang dapat mengontrol maupun memonitor perangkat LBS motorized dan Recloser. Tujuan
utamanya adalah untuk memudahkan manuver beban dan dapat mempercepat pemulihan (restorasi)
gangguan.

Fungsi utama SCADA yang diterapkan APD Jatim pada sistem distribusi listrik antara lain :

a. Telekontrol Merupakan fungsi dimana SCADA dapat melakukan kontrol terhadap peralatan
listrik secara jarak jauh.
b. Telemetering Merupakan fungsi dimana SCADA dapat melakukan pengukuran terhadap
parameter besaran listrik yang ada pada gardu induk dan jaringan SUTM 20kV secara jarak jauh.
c. Telesignal Merupakan fungsi dimana SCADA dapat mengetahui status dari peralatan listrik yang
diamati secara jarak jauh.

Peran SCADA yang diterapkan APD Jatim pada proses distribusi listrik antara lain :

a. Memonitor parameter terukur pada tiap penyulang (arus, tegangan, frekuensi, daya reaktif,
daya nyata, dan lain-lain). Parameter ini digunakan sebagai laporan, analisa beban serta acuan
dalam pengambilan keputusan untuk pengendalian jaringan 20 kV.
b. Mengetahui status dan mengontrol peralatan dari peralatan yang terdapat pada jaringan
distribusi (PMT,LBS, Recloser, dan lain-lain)
c. Memberikan informasi /peringatan mengenai gangguan yang terjadi di jaringan (event/al arm
logger).
d. Menyimpan data historical mengenai gangguan yang pernah terjadi pada jaringan.
Sistem SCADA tidak dapat berdiri sendiri, namun harus didukung oleh beberapa komponen seperti
terlihat pada Gambar 4.5, yaitu :

a. Master Station
b. Sistem Telekomunikasi
c. Remote Terminal Unit (RTU) dan Peripheral

Master Station/ DCC APD Jatim Master station merupakan ruang kontrol utama dimana terdapat
peralatan komputer terintegasi yang berfungsi untuk :

1. Mengolah data dan informasi dari semua remote station di lapangan kemudian menampilkan
informasi kepada operator/dispatcher melalui mimic board/monitor. Data dan informasi tersebut
merupakan status open/close perangkat remote (PMT, LBS, Recloser) serta parameter terukur berupa
arus,tegangan,daya, dan power factor dari tiap penyulang di semua gardu induk .

2. Memberikan perintah ke RTU/LBS Motorize/Recloser untuk diteruskan ke peralatan mekanik maupun


elektrik untuk memutus atau menyambung PMT pada jaringan 20 kV.

3. Menyimpan event logger dari semua gangguan yang terjadi pada jaringan 20 kV area Jawa Timur.
Software SCADA yang digunakan di PLN APD Jatim adalah Survalent. Sofware ini mempunyai beberapa
keunggulan, salah satunya adalah mendukung multi protokol komunikasi seperti ditunjukkan oleh
gambar 4.6 (IEC 101, IEC 104, DNP 3.0, Modbus) sehingga mampu berkomunikasi dengan RTU eksisting
ataupun peralatan akuisisi data.Penggunaan protokol ini disesuaikan dengan spesifikasi protokol yang
didukung oleh RTU yang terhubung.

Fitur SCADA Survalent yang sudah digunakan saat ini antara lain:

a. Data beban incoming transformator dan penyulang.


b. Event Historical.
c. SMS gateway (down, manuver oleh DCC, Communication Fail/Normal, dan RTU Fail/Normal).
d. Disaster Recovery.

Anda mungkin juga menyukai