Anda di halaman 1dari 33

STANDAR OPERASI

PROSEDUR SCADA DI
PENYULANG SEBLANGA
GARDU INDUK PEMECUTAN
APD BALI

AMALIA ALMIRA NUGRAHENI


3.39.16.0.04
PENGERTIAN

SCADA  adalah sebuah singkatan yang memiliki


kepanjangan pengawasan (Supervisory), pengendalian
(Control), dan pengambilan data (Data
Acquisition). Jadi SCADA adalah suatu sistem
pengolahan data terintegrasi yang berfungsi
mensupervisi, mengendalikan dan mendapatkan data
lebih akurat secara real time. 
LATAR BELAKANG PENGGUNAAN
SCADA APD BALI
Sebelum SCADA diterapkan pada jaringan distribusi
tegangan menengah 20 kV, APD BALI menggunakan
sistem konvensional dimana segala informasi yang ada di
dalam gardu induk (GI) maupun aktifitas lain yang
berhubungan dengan jaringan dilakukan secara manual
melalui bantuan operator yang ditempatkan di tiap-tiap
gardu induk dengan media komunikasi berupa radio HT
(Handie Talkie), telepon PLC (Power Line Carrier), dan
telepon kabel.
Sistem konvensional ini digunakan dalam kurun waktu
yang lama dan dirasa kurang efisien sehingga
diterapkannya sistem SCADA dengan tujuan agar segala
aktifitas yang berhubungan distribusi jaringan 20 kV dapat
dilakukan secara terpusat melalui master station/ruang
DCC (Distribution Control Center)
Sehubungan dengan bertambahnya jaringan dan
kebutuhan akan kehandalan dalam penyaluran tenaga
listrik, selain SCADA yang mengatur gardu induk untuk
incoming dan out going penyulang 20 kV, saat ini APD
BALI juga memasang sistem SCADA di jaringan Saluran
Udara Tegangan Menengah (SUTM) 20 kV yang dapat
mengontrol maupun memonitor perangkat LBS motorized
dan Recloser. Tujuan utamanya adalah untuk
memudahkan manuver beban dan dapat mempercepat
pemulihan (restorasi) gangguan.
PRINSIP UTAMA SCADA
1. Telemetering ( Pengukuran jarak jauh / TM ) adalah
fasilitas dalam sistem SCADA yang berfungsi untuk
memantau besaran-besaran pengukuran yang ada di gardu
induk atau pembangkit dari control center.

2. Telesignaling ( Signal jarak jauh / TS ) adalah fasilitas


dalam sistem SCADA yang berfungsi untuk memantau
status/indikasi peralatan sistem tenaga listrik yang ada di
gardu induk atau pembangkit dari control center.

3. Telecontrol ( Perintah jarak jauh / TC ) atau Remote


Control (Pengendalian jarak jauh / RC) adalah fasilitas
dalam sistem SCADA yang berfungsi untuk melakukan
eksekusi (buka / tutup) peralatan sistem tenaga listrik yang
ada di gardu induk atau pembangkit dari control center.
SECARA UMUM SYSTEM SCADA
DIGUNAKAN DALAM DISTRIBUSI
TENAGA LISTRIK
1. Mengetahui posisi saklar LBS ( terbuka / tertutup ).
2. Mengetahui posisi saklar PMT ( terbuka / tertutup).
3. Mengetahui posisi Recloser ( terbuka / tertutup).
4. Perintah untuk membuka atau menutup PMT.
5. Perintah untuk membuka / menutup LBS.
6. Perintah untuk membuka / menutup Recloser.
7. Mengetahui besaran-besaran pengukuran
tegangan, arus, frequency, faktor daya.
8. Mengetahui lokasi daerah yang mengalami
gangguan listrik.
9. Mengetahui kurva beban.
FUNGSI UMUM SCADA DI PT. PLN
PERSERO

1. Mengumpulkan data-data di sisi proses


(pembangkit / gardu induk).
2. Mengirimkan data ke master (pusat
pengatur / control centre).
3. Mengolah data untuk berbagai aplikasi
pengaturan dan manajemen (kelistrikan).
4. Mendistribusikan informasi ke komputer /
master lain melalui local area networks.
PERAN SCADA YANG
DITERAPKAN APD BALI PADA
PROSES DISTRIBUSI LISTRIK
1. Memonitor parameter terukur pada tiap penyulang (arus,
tegangan, frekuensi, daya reaktif, daya nyata, dan lain-lain).
Parameter ini digunakan sebagai laporan, analisa beban serta
acuan dalam pengambilan keputusan untuk pengendalian
jaringan 20 kV seperti pada gambar 4.4.
2. Mengetahui status dan mengontrol peralatan dari peralatan
yang terdapat pada jaringan distribusi (PMT,LBS,Recloser, dan
lain-lain)
3. Memberikan informasi /peringatan mengenai gangguan yang
terjadi di jaringan (event/alarm logger).
4. Menyimpan data historical mengenai gangguan yang pernah
terjadi pada jaringan.
JENIS-JENIS SCADA
 Basic SCADA
SCADA dasar ini umumnya hanya terdiri dari 1 proses
mesin saja. Jumlah PLC dan MTU yang digunakan juga
hanya 1 buah.
 Integrated SCADA
Sistem ini terdiri dari beberapa PLC (RTU)
 Networked SCADA
Sistem ini terdiri dari beberapa SCADA yang saling
terhubung
JENIS SCADA
 Scada ROPO
 Scada Survalent
 Scada IDAS (Intelegen Distribution
System)
SCADA ROPO
SCADA ROPO ini adalah salah satu
kebanggan Bangsa Indonesia, karena
system scada ini dibuat dan
dikembangkan oleh anak negeri sendiri.
SCADA ROPO dibuat oleh kerjasama
antara PT.PLN (persero) dengan Institut
Teknologi Bandung (ITB).
Multidrop RS CS ROPO
485

RTU TS/TC RTU TS/TC RTU TS/TC


Fiber Optic
Kubikel 1 Kubikel 2 Kubikel 3

RTU TM Kubikel RTU TM Kubikel RTU TM Kubikel Cloud ICON+


1 2 3

Server ROPO
SCADA SURVALENT
Scada Survalent pada mulanya diterapkan di wilayah APJ
Semarang saja. Dibangun pertama tahun 2004 untuk 6
GI 53 Penyulang, 15 Recloser Pengembangan kedua
tahun 2006 untuk 7 GI, 36 Penyulang, Pengembangan
ketiga tahun 2008 untuk 11 Penyulang Latar belakang :
mendukung perbaikan SAIDI & Citra PLN
Multidrop RS
485 RTU
Concentrator
Converter to
RS 232
IED Relay
Kubikel 2
Multidrop RS
485
Converter to Fiber Optic
RS 232
IED Meter
Kubikel 1

Digital
Input/Output Cloud ICON+

Ethernet

Server
Survalent
SCADA IDAS
Scada IDAS merupakan Grant (bantuan hibah) dari
pemerintah Korea Selatan melalui KEPCO.(Korea Elektric
Power Corporation). Sistem otomatisasi distribusi (DAS)
dari Korea telah diperkenalkan sebagai pilot project di
Vietnam, Cina dan Indonesia di Asia Timur 2007-2010.
KEPCO menyediakan satu master station, semua otomatis
switchgeards, semua reclosers, semua feeder RTUs, semua
perangkat grounding, semua perangkat komunikasi optic
dan meter elektronik dengan fungsi DAS untuk outgoing
feeder di gardu. Utilitas Indonesia harus mempersiapkan
jaringan komunikasi, fasilitas ruang kontrol, instalasi
switchgear dan FTUs dengan power supply dan kabel di
gardu.
Fiber Optic

RTU Keypoint

Fiber Optic Cloud ICON+

RTU Keypoint

Fiber Optic

Ethernet
RTU Keypoint

Server IDAS
SKEMA SISTEM SCADA
PUSAT KONTROL (MAIN CONTROL)
Pada main control terdapat main computer yang biasanya berjumlah 2 buah. Hal ini
dimaksudkan untuk membentuk dual sistem (Master/Slave) sehingga sistem tidak
bergantung hanya pada 1 main komputer saja. Hal ini dimungkinkan karena jika
terjadi gangguan pada komputer master, aplikasi komputer master secara otomatis
akan stop, dan komputer slave secara otomatis akan menggantikannya sebagai
master sehingga ketersediaan sistem secara keseluruhan lebih terjamin.

Fungsi utama dari main computer adalah untuk :


a. Mengatur komunikasi antara dirinya sendiri dengan RTU
b. Mengirim dan merima data dari RTU kemudian menterjemahkankannya
kedalam bentuk informasi yang dapat dimengerti oleh user
c. Mendistribusikan informasi tersebut ke MMI, Mimic Board dan Printer
d. Logger dan mem-file informasi tersebut
e. Memanagement semua peralatan pusat kontrol yg lain
Selain 2 buah main komputer, biasanya Pusat Kontrol
juga dilengkapi dengan komponen lain yang bersama-
sama dengan main komputer terhubung dalam suatu
jaringan lokal (LAN).
MEDIA TRANSMISI
Sebagai media untuk komunikasi data antara Main
Komputer di Pusat Kontrol dengan RTU yang dipasang di
gardu-gardu PLN, dapat dipergunakan :

a. Kabel Telepon
b. Frekuensi Radio
c. Fiber Optic
A. KABEL TELEPON

Agar saluran telekomunikasi baik yang berupa


saluran dari Perusahaan Umum Telekomunikasi,
PLC atau saluran radio dapat dimanfaatkan oleh
sebanyak mungkin orang, maka pada ujung-ujung
saluran ini dipasang Sentral Telepon Lokal
Otomatis (STLO).
B. FREKUENSI RADIO

Sistem frekuensi radio banyak dipakai untuk


keperluan komunikasi Operasi Sistem Tenaga
Listrik. Sistem frekuensi radio yang banyak dipakai
adalah :
• Sistem simplek
• Sistem duplex
• Sistem Single Side Band (SSB)
C. FIBER OPTIK
Dengan adanya teknologi fiber optik (FO), perusahaan listrik
menggunakan saluran FO untuk keperluan operasinya, karena bisa
dipasang dalam kawat tanah pelindung sambaran petir dari saluran
transmisi. Pada saluran transmisi yang sudah beroperasi tetapi
belum ada saluran FO-nya, saluran FO bisa diberikan pada kawat
tanah dalam keadaan operasi atau dipasang di bawah kawat fasa.
Fiber Optic yang digunakan dengan cara menyewa pada PT
ICON+. Spesifikasi dari Transmisi data WAN APD ke GI yang
digunakan adalah:
• Teknologi Clear Channel dengan kecepatan data 2 Mbps untuk
komunikasi antar master station
• Teknologi IP VPN dengan kecepatan data 512 kbps untuk
komunikasi RTU dengan master station
REMOTE TERMINAL UNIT
Agar semua kejadian yang terjadi di gardu PLN, baik Gardu Induk (GI),
Gardu Hubung (GH) dan Gardu Tengah (CDS) dapat dipantau dan
dikontrol dari Pusat Kontrol, maka di setiap gardu tersebut harus dipasang
alat yang dapat melaksanakan fungsi Tele Status (TS), Tele Control (TC)
dan Tele Meter (TM). Alat tersebut adalah RTU (Remote Terminal Unit).
RTU sebenarnya sama saja dengan sebuah komputer, hanya saja tidak
dilengkapi dg monitor.

Fungsi utama dari suatu RTU adalah :


a. Mendeteksi perubahan posisi saklar (Open/Close/Invalid)
b. Mengetahui besaran tegangan, arus dan frekwensi (di Gardu Induk)
c. Menerima perintah Remote Control dari Pusat Kontrol untuk
membuka atau menutup.
d. Mengirim data dan informasi ke Pusat Kontrol yang terdiri atas :
• Status saklar (Open/Close/Invalid) jika ada
• Hasil eksekusi Remote Control
• Nilai besar tegangan, arus dan frekwensi
ASET JARINGAN PADA AREA
BALI
• Jumlah GI beroperasi = 60 GI
• Jumlah penyulang beroperasi = 1519 feeder
• Jumlah bay beroperasi ( kopel, seksi & interface ) = 1800
bay
• Panjang JTM 20 kV : 11.835, 725 km
– SUTM 2.447,161 km
– SKTM 9.838,564 km
• Jumlah gardu hubung : 173 buah
• Jumlah gardu distribusi : 11.274 buah ( 5.581 ,475 kVA )
• Panjang JTR : 25.825,321 km
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai