Anda di halaman 1dari 40

STANDAR SPLN D3.

016-2: 2018
Lampiran Peraturan Direksi
PT PLN (PERSERO) PT PLN (PERSERO) No. 0171.P/DIR/2019

PERANGKAT HUBUNG BAGI


TEGANGAN RENDAH
Bagian 2: Pasangan Dalam

PT PLN (PERSERO)
Jl. Trunojoyo Blok M-1/135, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160

i
STANDAR SPLN D3.016-2: 2018
Lampiran Peraturan Direksi
PT PLN (PERSERO) PT PLN (PERSERO) No. 0171.P/DIR/2019

PERANGKAT HUBUNG BAGI


TEGANGAN RENDAH
Bagian 2: Pasangan Dalam

PT PLN (PERSERO)
Jl. Trunojoyo Blok M-1/135, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
PERANGKAT HUBUNG BAGI
TEGANGAN RENDAH
Bagian 2 : Pasangan Dalam

Disusun oleh:

Kelompok Bidang Distribusi Standardisasi


dengan Keputusan General Manager
PT PLN (Persero) Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan
(Research Institute)
No. 0083.K/GM/2018

Kelompok Kerja Standardisasi


Revisi Peralatan Hubung Bagi Tegangan Rendah
dengan Keputusan General Manager
PT PLN (Persero) Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan
(Research Institute)
No. 0329.K/GM/2018

Diterbitkan oleh:

PT PLN (Persero)
Jl Trunojoyo Blok M - 1/135, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
*

PLN
PT PLN (PERSERO)

PERATURAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)

NOMOR: 0171.P/D|R/2019

TENTANG

SPLN D3.016-2:2018
PERANGKAT HUBUNG BAGI TEGANGAN RENDAH
BAGIAN 2: PASANGAN DALAIII

DIREKSI PT PLN {PERSERO)

Menimbang a. bahwa untuk kepentingan keselamatan kerja serta kemudahan


dalam perencanaan dan pengorganisasian sistem dan peralatan
tenaga listrik, dipandang perlu untuk menerbitkan SPLN D3.016-
2: 2018 Perangkat Hubung Bagi Tegangan Rendah Bagian 2:
Pasangan Dalaml
b. bahwa setelah dilakukan pembahasan dan diperoleh
persetujuan Direksi, Dra[ Standar Final (DSF) SPLN 03.016-2:
2018 yang disusun oleh Kelompok Bidang Oistribusi
Standardisasi, dipandang telah memenuhi syarat untuk
disahkan menjadi SPLN D3.016-2: 2018;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan b, maka perlu menetapkan Peraturan Direksi
PT PLN (Persero) tentang SPLN D3.016-2: 2018 Perangkat
Hubung Bagi Tegangan Rendah Bagian 2: Pasangan Dalam.

Mengingat Undang-Undang Republik lndonesia Nomor 8 Tahun 1999


tentang Perlindungan Konsumen;
2 Undang-Undang Republik lndonesia Nomor 19 Tahun 2003
tentang Badan Usaha Milik Negara;
3 Undang-Undang Republik lndonesia Nomor 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas;
4 Undang-Undang Republik lndonesia Nomor 30 Tahun 2009
tentang Ketenagalistrikan;
5 Peraturan Pemerintah Republik lndonesia Nomor 23 Tahun
'1994 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (Perum)
Listrik Negara menjadi Perusahaan Perseroan (Persero);
6 Peraturan Pemerintah Republik lndonesia Nomor 45 Tahun
2005 tentang Pendirian, Pengurusan, Pengawasan dan
Pembubaran Badan Usaha Milik Negara;
7 Peraturan Pemerintah Republik lndonesia Nomor 14 Tahun
2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 23 Tahun 2014;
8 Peraturan Pemerintah Republik lndonesia Nomor 62 Tahun
2012 tentang Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik;
9 Anggaran Dasar PT PLN (Persero);

'1 dari 3

Parcl tr
+
*

PLN
'10. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku Rapat
Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Perusahaan Listrik Negara Nomor SK-272IMBU12nU4
tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota-anggota
Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik
Negara;
1'1. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku Rapat
Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Perusahaan Listrik Negara Nomor SK-211/MBUI1012015
tentang Pengangkatan Anggota-anggota Direksi Perusahaan
Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara;
12. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku Rapat
Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Perusahaan Listrik Negara Nomor SK-138/MBUI0712017
tentang Pemberhentian, Perubahan Nomenklatur Jabatan,
Pengalihan Tugas, dan Pengangkatan Anggota-anggota Direksi
Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik
Negara;
13. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku Rapat
Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Perusahaan Listrik Negara Nomor SK-l09/MBU/05/2019
tentang Pemberhentian, Pengalihan Tugas, dan Pengangkatan
Anggota-anggota Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Perusahaan Listrik Negara;
14. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku Rapat
Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Perusahaan Listrik Negara Nomor SK-169iMBU/08/2019
tentang Pemberhentian Anggota Direksi Perusahaan Perseroan
(Persero) PT Perusahaan Listrik Negarai
15. Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 033.1(DlR/2005
lentang Penetapan PT PLN (Persero) Penelitian dan
Pengembangan Ketenagalistikan sebagai Penanggung Jawab
Kegiatan Standardisasi di Lingkungan PT PLN (Persero);
16. Keputusan Oireksi PT PLN (Persero) Nomor 304.1(DlR/2009
tentang Batasan Kewenangan Pengambilan Keputusan di
Lingkungan PT PLN (Persero) sebagaimana telah beberapa kali
diubah, terakhir dengan Peraturan Oireksi PT PLN (Persero)
Nomor 0297.P/DlR/20'16:
17. Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 0051.P/D|R/2018
tentang Organisasi dan Tata Keria PT PLN (Persero)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Direksi PT PLN
(Persero) Nomor 0101. P/DlR/2019.

IvIEMUTUSKAN:

Menetapkan PERATURAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) TENTANG SPLN


D3.016-2: 2018 PERANGKAT HUBUNG BAGI TEGANGAN RENDAH
BAGIAN 2: PASANGAN DALAM,

PERTAMA Mengesahkan SPLN D3.016-2: 2018 Perangkat Hubung Bagi


Tegangan Rendah Bagian 2: Pasangan Dalam sebagaimana
tercantum dalam Lampiran Peraturan ini.

2 dari 3

Paraf 4Yz"

s
*

PLN
KEDUA SPLN D3.016-2: 2018 sebagaimana dimaksud dalam Diktum
PERTAMA diberlakukan di lingkungan PT PLN (Persero) dan Anak
Perusahaan PT PLN (Persero) berdasarkan Keputusan Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) Anak Perusahaan.

KETIGA Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, ketentuan-ketentuan lain yang
bertentangan dengan Peraturan ini dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.

Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal05 November 20L9
R UTAUA,

CAHAYANI

3 dari 3

?/ 4)
q
Paraf
Susunan Kelompok Bidang Standardisasi Distribusi
Keputusan General Manager PT PLN (Persero) PUSLITBANG Ketenagalistrikan
(Research Insitute)
No. 0083.K/GM/2018

1. Ir. Rudy Setyobudi, M.T. : Sebagai Ketua merangkap Anggota


2. Buyung S. Munir, S.T., M.Sc. : Sebagai Sekretaris merangkap Anggota
3. Ir. I Ketut Gede Agus Sutopo : Sebagai Anggota
4. Ir. Muhammad Rusli, M.M., M.T. : Sebagai Anggota
5. Ir. Indradi Setiawan, M.M. : Sebagai Anggota
6. Ir. Imam Agus Prayitno : Sebagai Anggota
7. Hery Santoso, S.T. : Sebagai Anggota
8. Faisol, S.T. : Sebagai Anggota
9. Riam Agus Wibowo, S.T. : Sebagai Anggota
10. Iman Faskayana, S.T. : Sebagai Anggota
11. Edi Junaidi, S.T. : Sebagai Anggota
12. Akiman Nainggolan, S.T., M.Sc. : Sebagai Anggota
Susunan Kelompok Kerja Standardisasi
Peralatan Hubung Bagi Tegangan Rendah
Keputusan Direksi PT PLN (Persero)
No.0447.K/DIR/2013

1. Ir. Christiana Samekta : Sebagai Ketua merangkap Anggota


2. Hendi Wahyono, S.T. : Sebagai Sekretaris merangkap Anggota
3. Ir. Yuniarto Kurniawan : Sebagai Anggota
4. Ir. Rachmat Heru Basuki : Sebagai Anggota
5. Satyagraha Abdul Kadir, S.T. : Sebagai Anggota
6. Ir. Salmin Letto : Sebagai Anggota
7. Ir. Adi Priyanto : Sebagai Anggota
8. Tri Wahyudi, S.T. M.M. : Sebagai Anggota

Revisi Peralatan Hubung Bagi Tegangan Rendah


Keputusan General Manager PT PLN (Persero) PUSLITBANG Ketenagalistrikan
(Research Insitute)
No.0329.K/GM/2018

1. Sriyono, S.T., M.T. : Sebagai Ketua merangkap Anggota


2. RM. Hilman Ardikoesmana, S.T. : Sebagai Sekretaris merangkap Anggota
3. Dody Suhendra, S.T. : Sebagai Anggota
4. Puput Tri Wijayanto, S.T. : Sebagai Anggota
5. Zulkarnain, S.T. : Sebagai Anggota
6. Firman Sadikin, S.T. : Sebagai Anggota
7. Ir. R. Mirwanto : Sebagai Anggota
8. Ir. Setiawan : Sebagai Anggota
9. Ir. Salmin Letto : Sebagai Anggota
10. Mudjianto, S.T. : Sebagai Anggota
11. Ir. Efi Kusaefi : Sebagai Anggota
12. Ahmad Jumaidi, S.T. : Sebagai Anggota
SPLN D3.016-2: 2018

Daftar Isi

Daftar Isi ............................................................................................................................. i


Daftar Tabel ........................................................................................................................ii
Daftar Gambar ....................................................................................................................ii
Prakata .............................................................................................................................. iii
1 Ruang Lingkup ............................................................................................................. 1
2 Tujuan .......................................................................................................................... 1
3 Acuan Normatif ............................................................................................................. 1
4 Istilah dan Definisi ........................................................................................................ 2
4.1 PHB-TR ............................................................................................................... 2
4.2 Tegangan Pengenal ............................................................................................ 2
4.3 Tipe ..................................................................................................................... 2
4.4 Arus Pengenal ..................................................................................................... 2
4.5 PHB-TR Pasangan Dalam ................................................................................... 2
4.6 Kabel Eksternal ................................................................................................... 3
4.7 Sakelar Utama ..................................................................................................... 3
4.8 Pengaman Jurusan.............................................................................................. 3
4.9 Fuse Switch ......................................................................................................... 3
4.10 Busbar ................................................................................................................. 3
4.11 Sistem Busbar ..................................................................................................... 3
4.12 Busbar Hubung .................................................................................................... 3
4.13 Terminal Netral .................................................................................................... 4
4.14 Terminal Pembumian........................................................................................... 4
4.15 Bagian Bertegangan ............................................................................................ 4
5 Kondisi Pelayanan ........................................................................................................ 4
6 Tipe dan Nilai Pengenal................................................................................................ 4
7 Komponen .................................................................................................................... 6
7.1 Persyaratan umum .............................................................................................. 6
7.2 Sakelar Utama ..................................................................................................... 6
7.3 Pengaman Jurusan.............................................................................................. 7
7.4 NH Fuse link ........................................................................................................ 8
7.5 Komponen Lainnya .............................................................................................. 9
8 Konstruksi .................................................................................................................. 10
8.1 Rangka .............................................................................................................. 10
8.2 Sakelar utama ................................................................................................... 10
8.3 Fuse switch........................................................................................................ 11
8.4 Busbar Hubung .................................................................................................. 11
8.5 Terminal ............................................................................................................ 12
8.5.1 Terminal Masukan .................................................................................. 12
8.5.2 Terminal keluaran................................................................................... 12
8.5.3 Terminal netral ....................................................................................... 12
8.5.4 Terminal pembumian .............................................................................. 12
8.6 Instalasi Internal ................................................................................................ 12
8.7 Papan Instrumen ............................................................................................... 13
9 Pelat Nama................................................................................................................. 13

i
SPLN D3.016-2: 2018

10 Pengujian .................................................................................................................... 14
10.1 Pengujian Jenis .................................................................................................. 14
10.2 Pengujian rutin ................................................................................................... 14
10.3 Pengujian serah terima ...................................................................................... 15
10.3.1 Prosedur uji serah terima ........................................................................ 15
10.3.2 Penilaian uji serah terima ........................................................................ 16
10.4 Pengujian pengawasan ...................................................................................... 16
Lampiran A Proteksi Pada PHB-TR .................................................................................. 18

Daftar Tabel

Tabel 1. Tipe PHB-TR Pasangan Dalam ......................................................................... 5


Tabel 2. Batas kenaikan suhu ......................................................................................... 6
Tabel 3. Karakteristik Sakelar Utama .............................................................................. 7
Tabel 4. Karakteristik fuse switch .................................................................................... 7
Tabel 5. Karakteristrik NH Fuse link ................................................................................ 8
Tabel 6. Disipasi daya NH fuse link ................................................................................. 9
Tabel 7. Lubang baut pada terminal masukan ............................................................... 12
Tabel 8. Pelat nama ...................................................................................................... 13
Tabel 9. Jumlah Sampel Uji Serah Terima .................................................................... 15
Tabel 10. Daftar mata uji ................................................................................................. 17

Daftar Gambar

Gambar 1. Pengaman Jurusan.......................................................................................... 8


Gambar 2. Kontruksi PHB-TR ......................................................................................... 10

ii
SPLN D3.016-2: 2018

Prakata

Standar ini merupakan revisi dari SPLN D3.016-2: 2013, Perangkat Hubung Bagi
Tegangan Rendah Bagian 2 : Pasangan Dalam

Lingkup perubahan yang dilakukan meliputi:

a. Penambahan parameter pada arus jurusan sehingga memiliki dua parameter, yaitu:
arus nominal jurusan dan arus maksimal jurusan;
b. Perubahan nomenklatur tipe PHB-TR terkait penggunaan fuse system NH2 pada tipe
baru dengan arus maksimum jurusan sampai dengan 250 A;
c. Penambahan mata uji;
d. Perbaikan spesifikasi komponen.

Dengan ditetapkannya standar ini, maka SPLN D3.016-2: 2013 dinyatakan tidak berlaku
lagi.

iii
SPLN D3.016-2: 2018

Perangkat Hubung Bagi Tegangan Rendah


Bagian 2: Pasangan Dalam

1 Ruang Lingkup

Standar ini menetapkan persyaratan perangkat hubung bagi tegangan rendah


pasangan dalam untuk gardu distribusi pada pelanggan umum.

Untuk selanjutnya, perangkat hubung bagi tegangan rendah disebut dengan PHB-TR.

Pada pengoperasiannya, kinerja PHB-TR ditentukan juga oleh mutu NH fuse link,
sehingga NH fuse link yang digunakan harus memenuhi ketentuan standar ini.

2 Tujuan

Sebagai pedoman perencanaan, pengadaan dan pemesanan PHB-TR bagi unit-unit


PT PLN (Persero), serta ketentuan desain pembuatan dan pengujian untuk pabrikan
dan lembaga penguji.

3 Acuan Normatif

Dokumen-dokumen berikut terkait dengan standar ini. Dalam hal terjadi perubahan
pada dokumen tersebut, maka dapat mengikuti edisi terakhir.

a. IEC 61439-1 (2011) Low voltage switchgear and control gear Low voltage
switchgear and control gear – Part 1 : General rules
b. IEC 60947-2 (2016-06) Low-voltage switchgear and controlgear – Part 2: Circuit
breakers.
c. IEC 60947-3 (2015-07) Low-voltage switchgear and controlgear – Part 3: Switches,
disconnectors, switch-disconnectors, and fuse combination units.
d. IEC 60269-1 (2014-06) Low voltage fuses – Part 1: General requirements.
e. IEC 60269-2 (2016-08) Low-voltage fuses – Part 2: Supplementary requirements
for fuses for use by authorized persons (fuses mainly for industrial application) –
Examples of standardized systems of fuses A to K.
f. SNI 04-6629-2006 Kabel berinsulasi PVC dengan tegangan pengenal sampai
dengan 450/750 V, Bagian 3.2 Kabel tanpa selubung untuk pengawatan
pemasangan tetap (magun) butir 5: Tabel inti tunggal tanpa selubung dengan
konduktor fleksibel untuk pemakaian umum.
g. SNI IEC 60502-1: 2009, Kabel daya dengan insulasi terekstrusi dan lengkapannya
untuk voltase pengenal dari 1 kV (Um = 1,2 kV) sampai dengan 30 kV (Um = 36
kV). Bagian 1: Kabel untuk voltase pengenal 1 kV (Um = 1,2 kV) dan 3 kV (Um =
3,6 kV).

1
SPLN D3.016-2: 2018

h. SNI 04-3892.1: 2006, Tusuk-kontak dan kotak-kontak untuk keperluan rumah-


tangga dan sejenisnya - Bagian 1 : Persyaratan umum.
i. SPLN D3.014-1: 2009, Spesifikasi Transformator instrumen untuk jaringan
distribusi, Bagian 1 : Transformator arus.
j. SPLN D3.010-1 : 2014, Spesifikasi Kabel Tegangan Rendah, Bagian 1: Kabel Pilin
Saluran Udara
k. SPLN D3.010-2 : 2014, Spesifikasi Kabel Tegangan Rendah, Bagian 2: Kabel
Tenaga Tanpa Perisai Mekanis;
l. SPLN D3.010-3 : 2014, Spesifikasi Kabel Tegangan Rendah, Bagian 3: Kabel
Tenaga Berperisai Mekanis;

4 Istilah dan Definisi

4.1 PHB-TR

Perangkat hubung-bagi (PHB) yang berfungsi menghubung-bagi energi listrik tegangan


rendah (TR) keluaran dari transformator distribusi.

4.2 Tegangan Pengenal

Nilai tegangan rms fase-fase dimana PHB-TR dirancang berdasarkan tingkat


insulasinya.

4.3 Tipe

Notasi yang menggambarkan jenis pemasangan, arus pengenal, jumlah jurusan dan
jenis sakelar utama PHB-TR.

4.4 Arus Pengenal

Arus yang dapat dilalukan pada PHB-TR secara kontinyu, tanpa menyebabkan
kenaikan suhu yang melebihi batas yang ditetapkan dalam standar ini pada seluruh
komponen terpasang.

4.5 PHB-TR Pasangan Dalam

PHB-TR yang berfungsi untuk menghubung-bagi daya listrik pada gardu tembok. PHB-
TR pasangan dalam pada standar ini didesain tanpa menggunakan selungkup.

2
SPLN D3.016-2: 2018

4.6 Kabel Eksternal

Kabel daya yang masuk dan keluar dari PHB-TR.

Kabel masuk adalah kabel yang menghubungkan terminal sekunder transformator


distribusi dengan terminal masuk PHB-TR.

Kabel keluar adalah opstijg (jenis NYY atau NYFGbY), yang menghubungkan terminal
keluaran PHB-TR dengan kabel JTR.

4.7 Sakelar Utama

Sakelar yang berfungsi sebagai pemutus aliran daya ke PHB-TR. Sakelar utama dapat
berfungsi sebagai proteksi transformator dan pemutus beban atau hanya pemutus
beban saja.

4.8 Pengaman Jurusan

Pengaman berupa fuse switch yang dilengkapi dengan NH fuse link terpasang setelah
sakelar utama yang berfungsi mengamankan setiap jurusan dan setiap fase jaringan
tegangan rendah.

4.9 Fuse Switch

Fuse holder set tipe vertikal tempat terpasangnya NH fuse link yang dapat difungsikan
untuk membuka dan menutup beban per fase atau tiga fase sekaligus melalui
mekanisme tuas operasinya.

4.10 Busbar

Konduktor dengan impedansi rendah berpenampang persegi empat.

4.11 Sistem Busbar

Sistem yang terdiri dari satu atau tiga busbar yang diberi jarak sesuai dengan jarak
bebas yang ditetapkan pada standar ini dan disangga dengan bahan insulasi dengan
jarak rambat yang ditetapkan pada standar ini.

4.12 Busbar Hubung

Sistem busbar yang menghubungkan sakelar utama dengan pengaman jurusan.

3
SPLN D3.016-2: 2018

4.13 Terminal Netral

Sistem busbar yang diperuntukkan untuk hubungan dengan netral kabel masukan dan
netral kabel keluaran.

4.14 Terminal Pembumian

Terminal yang terpasang pada rangka PHB-TR untuk dihubungkan ke sistem


pembumian gardu distribusi.

4.15 Bagian Bertegangan

Konduktor atau bagian konduktif lainnya yang akan bertegangan dalam kondisi
operasi, termasuk konduktor netral, tetapi tidak termasuk konduktor pembumian.

5 Kondisi Pelayanan

Kondisi pelayanan normal dari PHB-TR:

a. Suhu udara sekitar tidak melebihi 40 ºC dan suhu rata-ratanya sepanjang 24 jam
tidak melebihi 35 ºC.
b. Kelembapan relatif tertinggi 100 %.
c. Ketinggian tempat pemasangan tidak melebihi 2000 meter dari permukaan laut.

6 Tipe dan Nilai Pengenal

Tipe PHB-TR dinotasikan sebagai berikut:

PD atau PD2 - BBBB - C - DDDD

PD : Pasangan dalam dengan pengaman jurusan fuse NH 1


PD2 : Pasangan dalam dengan pengaman jurusan fuse NH 2
BBB : Arus pengenal dalam satuan Ampere
C : Jumlah jurusan
DDDD : Jenis sakelar utama (LBS atau MCCB)

4
SPLN D3.016-2: 2018

CONTOH :

PD-630-4-LBS

Menyatakan: PHB-TR pasangan dalam dengan arus pengenal 630 A yang


memiliki sirkit keluaran 4 jurusan, dengan jenis sakelar utama pemutus beban
(LBS).

PD2-1000-5-LBS

Menyatakan: PHB-TR Pasangan Dalam dengan arus pengenal 1000 A yang


memiliki sirkit keluaran 5 jurusan dengan ukuran fuse NH2, dengan jenis sakelar
utama pemutus beban (LBS).

Nilai pengenal dari tipe PHB-TR adalah:

a. Tegangan pengenal : 400 V


b. Frekuensi pengenal : 50 Hz
c. Tegangan ketahanan impuls : 6 kV/1,2 x 50 µdet
d. Tegangan ketahanan frekuensi daya : 3 kV
e. Ketahanan hubung singkat (Icw) : Lihat Tabel 1 kolom 7
f. Batas kenaikan suhu : Lihat Tabel 2.

Tabel 1. Tipe PHB-TR Pasangan Dalam

Arus pengenal [A] Kapasitas


Ketahanan
Jumlah transformator
Tipe Jurusan hubung-singkat
jurusan maksimum
PHB-TR 1 detik [kA]
Nominal Maksimum 1) [kVA] 2)

1 2 3 4 5 6 7

PD-630-4-DDDD 4 630 160 200 400 ≥ 16


PD2-1000-5-DDDD 5 1000 200 250 630 ≥ 25
PD-1000-6-DDDD 6 1000 160 200 630 ≥ 25
PD-1000-8-DDDD 8 1000 125 160 630 ≥ 25
PD2-1600-8-DDDD 8 1600 200 250 1000 ≥ 31,5

CATATAN:
1) Arus maksimum jurusan per fase, namun total arus pada semua jurusan harus tidak
melebihi arus pengenal PHB TR pada kolom 3.
2) Saklar MCCB harus dapat memproteksi transformator. Tipe PL-630-4-MCCB
menggunakan saklar MCCB tipe adjustable.

5
SPLN D3.016-2: 2018

Tabel 2. Batas kenaikan suhu

Bagian yang diukur Kenaikan suhu [K]

Terminal pada Sakelar Utama 70


Kabel uji
35
(diukur 5 cm di atas pangkal sepatu kabel)
Tuas peralatan yang dioperasikan manual
a) Bahan logam 15
b) Bahan non-logam 25

Rangka struktur
30
Sambungan busbar – busbar
60
Sambungan busbar - fuse switch
Kontak fuse 60

CATATAN: Pengujian kenaikan suhu menggunakan dummy NH-fuse link dengan disipasi
daya mengacu pada rated acceptable dissipation power pada fuse base yang disesuaikan
dengan besaran arus uji yang digunakan.

7 Komponen

7.1 Persyaratan umum

Jarak bebas dan jarak rambat pada sistem busbar dan komponen:

a. Jarak bebas minimal 5,5 mm


b. Jarak rambat minimal 6,3 mm

Tegangan pengenal dan tegangan impuls pengenal dari semua komponen terpasang
harus sesuai dengan tegangan operasi PHB-TR yang tercantum pada butir 6.

Berdasarkan kebutuhan, PLN dapat memesan PHB-TR tanpa perangkat pengukur


arus.

7.2 Sakelar Utama

Jenis sakelar utama PHB TR adalah sakelar pemutus beban (LBS) atau Molded Case
Circuit Breaker (MCCB). Karakteristik masing-masing sakelar utama tercantum pada
Tabel 3.

6
SPLN D3.016-2: 2018

Tabel 3. Karakteristik Sakelar Utama

Karakteristik Persyaratan
Arus pengenal PHB-TR 630 A 1000 A 1600 A
LBS (Sakelar Pemutus Beban)
Standar desain IEC 60947-3
Kategori utilisasi AC-22 atau AC-23 pada tegangan pengenal
Arus pengenal ≥ 800 A ≥ 1200 A ≥ 2000 A
Ketahanan hubung-singkat ≥ 16 kA ≥ 25 kA ≥ 31,5 kA
Fasilitas pengunci Pada posisi terbuka dapat dikunci
Bahan isolasi Tahan panas dan memadamkan-sendiri nyala api
Bahan pelapis kontak Silver plated
Bahan pelapis terminal Silver plated
MCCB
Standar desain IEC 60947-2
Arus pengenal 630 A 1000 A 1600 A
Kemampuan pemutusan hubung-
≥ 16 kA ≥ 25 kA ≥ 31,5 kA
singkat
Fasilitas pengunci -
Bahan isolasi Tahan panas dan memadamkan-sendiri nyala api
Bahan pelapis terminal Silver plated

7.3 Pengaman Jurusan

Karakteristik fuse switch tercantum pada Tabel 4.

Tabel 4. Karakteristik fuse switch

Karakteristik Persyaratan
Standar desain IEC 60947-3
Posisi pemasangan Vertikal
Arus pengenal 250 A 400 A
Ukuran Size 1 Size 2
Rated acceptable power dissipation 32 W 45 W

Kemampuan pemutusan hubung- ≥ 50 kA ≥ 50 kA


singkat kondisional (Icc)
Kategori utilisasi AC-22 atau AC-23 pada tegangan pengenal
Arah koneksi kabel keluar Dari bawah
▪ Bagian dasar : DMC atau BMC; Flammability: V0
Bahan insulasi ▪ Bagian penutup : material dengan karakteristik
flammability: V0 atau V1
Bahan pelapis : Silver plated
Kontak Kontak harus mempunyai pegas penguat dari bahan
stainless steel
Bahan pelapis terminal Tin plated atau Silver plated
Sistem buka-tutup 1 or 3 pole switching
Fasilitas pengunci Pada posisi terbuka dapat dikunci
Lengkapan minimum ▪ Selungkup terminal keluaran
▪ M-terminal dengan ukuran baut M12

7
SPLN D3.016-2: 2018

Fuse Rail Fuse Switch

Gambar 1. Pengaman Jurusan

7.4 NH Fuse link

Karakteristik NH Fuse link pada fuse switch tercantum pada Tabel 5. Ukuran (size) NH
fuse link yang akan digunakan pada PHB TR harus sesuai dengan ukuran fuse switch
terpasang. Pemilihan arus pengenal NH fuse link dapat dilihat pada Lampiran.

Tabel 5. Karakteristrik NH Fuse link

Karakteristik Persyaratan

Standar desain IEC 60269-1 dan IEC 60269-2


Kelas gG atau gL
Arus pengenal 50 ; 63 ; 80 ; 100 ; 125 ; 160 ; 200 ; 224 ; 250
Bahan cover atas dan bawah Aluminium
Bahan pelapis kontak (blade) Silver plated

Panjang pisau (blade) kontak Size 1 135 ± 2.5 mm


Size 2 150 ± 2.5 mm
Disipasi daya maksimum Lihat Tabel 6

8
SPLN D3.016-2: 2018

Tabel 6. Disipasi daya NH fuse link

Arus NH 1 NH 2
pengenal
[A] [W] [W]

50 5,5 5,7
63 7,1 7,1
80 8,4 8,5
100 9,2 9,7
125 12,4 12,8
160 15,3 15,7
200 18,3 18,3
224 - 19,2
250 - 21,0

7.5 Komponen Lainnya

Persyaratan komponen lain:

a) Transformator arus
Kelas akurasi : 0,5
Standar desain : SPLN D3.014-1: 2009
b) Ampere-meter
Jenis : Maximum demand indicator
Julat arus : Sesuai dengan rasio transformator arus yang digunakan.
Jarum indikator dapat di-reset dari luar.
c) Kabel pengawatan
Jenis : NYAF 2,5 mm²
Warna : Instalasi internal: merah, kuning dan hitam (fase), biru
(netral), hijau kuning (pembumian).
Standar desain : SNI 04-6629-2006
d) Kotak kontak
Jenis : 1P+GND
Arus pengenal : 16 A
Standar desain : SNI 04-3892.1-2006

9
SPLN D3.016-2: 2018

8 Konstruksi

PHB-TR pasangan dalam didesain tanpa selungkup.

Bagian-bagian PHB-TR dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Kontruksi PHB-TR

8.1 Rangka

Rangka terbuat dari besi/pelat siku dengan ukuran 50 x 50 x 5 mm.

Semua bagian rangka harus dicat dengan powder coating in textured warna abu-abu
RAL 7032 dengan ketebalan minimum 80 µm.

8.2 Sakelar utama

Tinggi tangkai operasi / tuas (handel) adalah 135 cm (untuk LBS/ MCCB) dari dasar
PHBTR, sehingga mudah dioperasikan petugas.

10
SPLN D3.016-2: 2018

8.3 Fuse switch

Satu unit fuse switch melayani satu jurusan JTR.

Fuse switch dipasang secara vertikal pada rangka, ketinggian pemasangan adalah
sedemikian sehingga ketinggian terminal keluaran fuse switch dari dasar PHBTR 400
mm.

Urutan fase pada satu unit fuse switch adalah :

a. Fase R : atas
b. Fase S : tengah
c. Fase T : bawah

Setiap unit fuse switch harus dilengkapi dengan label penanda jurusan.

8.4 Busbar Hubung

Busbar hubung berfungsi menghubungkan sakelar utama dengan fuse rail.

Busbar menggunakan tembaga C11000 ETP (Electrolytic tough pitch) dengan


konduktivitas minimum 100% IACS (resistivitas 17,241 nΩ.m).

Busbar dilapis dengan timah dengan metode electroplating.

Busbar harus memiliki dimensi dengan ketentuan besar arus pengenal PHBTR dibagi
dengan luas penampang, maksimum 2,1 A/mm2.

Penyambungan antar busbar hanya dapat dilakukan dengan mur-baut dari baja
galvanis.

Penyambungan antara busbar dengan terminal sakelar utama dan fuse switch harus
menggunakan baut asli dari komponen tersebut.

Pabrikan harus mendokumentasi torsi pengencangan baut (dalam Nm) pada setiap
sambungan busbar gambar konstruksi.

Busbar harus terpasang kuat dan disangga dengan insulator sehingga tahan terhadap
gaya dinamik dari arus gangguan hubung singkat. Insulator tidak boleh difungsikan
sebagai media penyambungan busbar.

Konstruksi busbar harus dirancang sedemikian hingga memudahkan pemasangan


atau penggantian transformator arus.

Busbar harus diberi identifikasi fase dengan huruf L1, L2, L3 untuk fase R, S, T.

11
SPLN D3.016-2: 2018

8.5 Terminal

8.5.1 Terminal Masukan

Terminal masukan PHB TR adalah sistem busbar yang terhubung dengan terminal
sakelar utama. Terminal dilengkapi dengan lubang baut sesuai Tabel 7.

Tabel 7. Lubang baut pada terminal masukan

Arus Pengenal PHB-TR Jumlah Lubang Ukuran Lubang Baut

250 A 1 M 12
400 A 2 M 12
630 A 2 M 12
1000 A 4 M 12
1600 A 4 M 12

8.5.2 Terminal keluaran

Terminal keluaran fuse switch berfungsi sebagai terminal keluaran dari fase PHB-TR.

8.5.3 Terminal netral

Terminal netral adalah suatu sistem busbar dengan ketentuan yang sama dengan
busbar hubung.

Busbar diberi penandaan dengan huruf N.

CATATAN: Kabel netral masukan dihubungkan dengan terminal netral.

8.5.4 Terminal pembumian

Terminal pembumian adalah baut kuningan ukuran M14 yang dipasang pada rangka
bagian bawah PHB-TR dan diberi simbol pembumian.

8.6 Instalasi Internal

PHB-TR harus dilengkapi dengan kotak-kontak dan lampu indikator. Sumber daya
kotak-kontak diambil dari masukan sakelar utama, sedangkan lampu indikator diambil
dari keluaran sakelar utama. Kotak-kontak dan lampu indikator dipasang pada papan
instrumen.

12
SPLN D3.016-2: 2018

Terminal pembumian kotak-kontak harus terhubung ke sirkit pembumian PHB-TR.

Instalasi diproteksi dengan pelebur HRC 10 A dengan kapasitas pemutusan


kondisional (Icf) minimum 40 kA yang ditempatkan pada posisi yang mudah dijangkau
bila diperlukan penggantian.

Setiap kabel harus diberi identifikasi fase. Rangkaian kabel harus diikat dengan spiral
pengikat yang terpasang ketat pada rangka.

Fasilitas pengukuran arus menggunakan satu set transformator arus yang


dipasangkan pada busbar hubung.

8.7 Papan Instrumen

Papan instrumen adalah tempat kedudukan dari kotak-kontak, lampu indikator dan
ampere-meter.

Papan instrumen terbuat dari pelat baja dengan ketebalan 2 mm atau pelat aluminium
alloy dengan ketebalan 3 mm.

9 Pelat Nama

PHB-TR harus dilengkapi dengan pelat nama yang terbuat dari logam dan dipasang
pada papan instrumen.

Semua informasi pada pelat nama harus mudah terbaca dan tidak mudah terhapus.

Pelat nama harus ditulis dalam bahasa Indonesia, dengan jenis informasi tercantum
pada Tabel 8.

Tabel 8. Pelat nama

Jenis informasi Contoh penulisan

Nama pabrikan dan atau logo


No. seri poduksi 20xx-xxxx
(diawali dengan 4 digit tahun pembuatan)
Nomor SPLN SPLN D3.016-2 : 2018
Tegangan pengenal 400 V
Arus pengenal 630 A atau 1000 A
Arus maksimum per jurusan 160 A atau 200 A atau 250 A
Tipe PD-630-4-LBS (lihat tabel 1)
Ukuran NH Fuse Size ....

13
SPLN D3.016-2: 2018

10 Pengujian

10.1 Pengujian Jenis

Pengujian secara lengkap terhadap sampel prototipe yang mewakili suatu tipe PHB-TR
yang disiapkan oleh pabrikan untuk membuktikan apakah tipe tersebut memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dalam standar ini. Pengujian jenis dilakukan oleh
Laboratorium PLN.

Untuk keperluan pengujian jenis, pabrikan harus menyampaikan dokumen dan


informasi yang terkait dengan sampel prototipe PHB-TR yang akan diuji, antara lain:

a. Laporan uji jenis dari laboratorium independen atau informasi bahwa komponen
7.2; 7.3; 7.4; dan 7.5 telah terdaftar pada direktori Sistem Pengawasan Mutu (SPM)
PLN;
b. Mill certificate busbar yang diterbitkan pabrik pembuat busbar;
c. Laporan pengujian flammability fuse rail dari laboratorium independen;
d. Data (laporan pengujian atau katalog atau brosur) mengenai merek dan tipe
insulator penyangga busbar;
e. Gambar konstruksi, diagram pengawatan, dan nilai-nilai torsi pengencangan baut;
f. Kurva arus waktu untuk saklar utama MCCB dan NH fuse link;
g. Dokumen kurva koordinasi proteksi transformator untuk saklar utama MCCB.

PHB-TR dinyatakan lulus pengujian jenis bila sampel uji dapat memenuhi seluruh mata
uji pada Tabel 10 kolom 4.

Perubahan komponen pada PHB-TR yang telah lulus uji jenis:

1. Penggunaan merk atau tipe lain pada sakelar utama, pengaman jurusan (fuse rail
atau fuse switch), busbar-hubung, dan insulator penyangga busbar.
2. Penggantian ukuran busbar-hubung.

dilakukan melalui uji verifikasi di laboratorium PLN. Mata uji verifikasi ditentukan
berdasarkan pengaruh perubahan terhadap mutu PHB-TR.

Merek dan tipe komponen lainnya dapat diubah tanpa uji verifikasi, sepanjang
komponen pengganti telah lulus uji jenis atau terdaftar pada direktori Sistem
Pengawasan Mutu (SPM).

10.2 Pengujian rutin

Pengujian rutin adalah pengujian yang dilakukan oleh pabrikan terhadap PHB-TR yang
diproduksi untuk memastikan bahwa kualitasnya identik dengan sampel uji jenis.

Mata uji rutin tercantum pada Tabel 10 kolom 5 dan dilakukan oleh pabrikan.

14
SPLN D3.016-2: 2018

Pabrikan harus mendokumentasikan hasil uji rutin.

Kriteria penilaian mengikuti nilai-nilai pada laporan uji jenis terkait.

10.3 Pengujian serah terima

Pengujian serah terima adalah pengujian yang dilakukan terhadap sampel yang
diambil secara acak dari sejumlah PHB-TR yang akan diserahterimakan ke PLN.

Mata uji serah terima tercantum pada Tabel 10 kolom 6, dengan catatan PLN dapat
menambah mata uji lainnya berdasarkan evaluasi terhadap permasalahan baik pada
proses pengujian serah terima maupun yang terjadi di lapangan. Item pengujian yang
dilakukan terhadap masalah tersebut berdasarkan kajian teknis baik pihak PLN
maupun pabrikan.

10.3.1 Prosedur uji serah terima

Uji serah terima hanya dapat dilakukan bila:

a. PHB-TR yang akan diserah-terimakan harus telah lulus uji jenis dan identik dengan
PHB-TR yang diuji jenis;
b. PHB-TR yang akan diserah-terimakan harus lulus uji rutin dan dilengkapi dengan
laporan pengujiannya;
c. Pengujian serah terima disaksikan oleh PT PLN;
d. Jumlah sampel dan ketentuan penerimaan tercantum Tabel 9.

Tabel 9. Jumlah Sampel Uji Serah Terima

Jumlah yang Jumlah maksimum kegagalan


Jumlah sampel
diserahterimakan yang dapat diterima

1 2 3

2 s/d 15 2 0
16 s/d 25 3 0
26 s/d 90 5 0
91 s/d 150 8 0
151 s/d 280 13 1
281 s/d 500 20 1
501 s/d 1200 32 2
1201 s/d 3200 50 3

15
SPLN D3.016-2: 2018

10.3.2 Penilaian uji serah terima

a. Sampel PHB-TR dinyatakan baik, jika hasil pengujian dari seluruh mata uji pada
Tabel 10 kolom 6 berhasil baik;
b. Seluruh PHB-TR yang akan diserahterimakan dinyatakan diterima jika semua
sampel yang diuji hasilnya baik sesuai ketentuan jumlah pada Tabel 9.
Sampel yang gagal harus dikeluarkan dari kelompok yang diserahterimakan.
c. Bila sampel gagal melebihi nilai pada Tabel 9 kolom 3 maka seluruh PHB-TR
dinyatakan ditolak.

10.4 Pengujian pengawasan

Pengujian pengawasan mutu dilakukan terhadap sejumlah sampel PHB-TR yang


diambil oleh PLN untuk melihat kesesuaian mutunya.

Mata uji pengujian pengawasan dapat diambil dari mata uji jenis atau pengujian lain
dalam rangka memverifikasi kualitas PHB-TR dan komponennya, menyesuaikan
dengan kebutuhan di lapangan.

16
SPLN D3.016-2: 2018

Tabel 10. Daftar mata uji

Serah
No Mata uji Metode uji/persyaratan Jenis Rutin
Terima
1 2 3 4 5 6
1. Pemeriksaan visual dan
▪ Butir 9   
penandaan
2. Pemeriksaan komponen dan ▪ Butir 7 dan Butir 8
 
konstruksi ▪ Laporan uji jenis
3. Uji kekencangan baut ▪ Spesifikasi pabrikan
  
▪ Laporan uji jenis
4. Jarak rambat dan jarak bebas ▪ Butir 7.1

▪ IEC 61439-1 sub butir 10.4
5. Uji kenaikan suhu ▪ Tabel 2

▪ IEC 61439-1 sub butir 10.10
6. Uji tahanan insulasi ▪ IEC 61439-1 sub butir 11.9
  
▪ 1000 Vdc / 1 menit
7. Uji impuls ▪ Butir 6

▪ IEC 61439-1 sub butir 10.9.3
8. Uji tegangan ▪ Butir 6
▪ IEC 61439-1 sub butir 10.9.2
  
▪ Sirkit utama : 3 kV/1 menit
▪ Sirkit bantu : 2 kV/1 menit
9. Uji hubung-singkat ▪ Tabel 1

▪ IEC 61439-1 sub butir 10.11
10. Uji kontinuitas pengawatan dan ▪ Butir 8.6 dan 8.7
  
operasi elektrikal ▪ IEC 61439-1 sub butir 10.7
11. Uji operasi mekanis IEC 61439-1 sub butir 10.13   
12. Proteksi terhadap kejut listrik
▪ IEC 61439-1 butir 10.5   
dan integritas sirkit proteksi
13. Evaluasi proteksi transformator ▪ Kurva arus-waktu dari
pada sakelar utama 1) pabrikan terkait 
▪ Lampiran A
14. Ketahanan panas abnormal dan
IEC 60695-2-11 
api 2)
15. Cross Hatch Test ISO 2409  
16. Verifikasi disipasi daya NH Fuse ▪ Tabel 6
link Nilai maksimum disipasi daya  
sesuai nilai pada tabel 6

CATATAN:
1) Hanya untuk sakelar utama jenis MCCB.
2) Hanya untuk komponen plastik.

17
SPLN D3.016-2: 2018

Lampiran A
Proteksi Pada PHB-TR

A.1 Proteksi transformator distribusi dengan sakelar utama

Sakelar utama PHB-TR dari jenis fuse switch atau MCCB dapat difungsikan untuk
proteksi transformator distribusi, melengkapi proteksi pada sisi primer yang dilakukan
oleh pelebur expulsion yang terpasang pada fuse cutout.

Ada dua kurva yang perlu diperhatikan pada proteksi transformator, yaitu kurva
ketahanan transformator dan kurva arus operasi peralihan (transient) transformator.

Ketahanan transformator distribusi terhadap arus hubung-singkat yang terjadi pada


terminal busing sekunder adalah 2 detik. Untuk transformator dengan tegangan
impedans 4% (≤ 630 kVA), arus hubung-singkat yang mengalir pada belitan primer dan
sekunder adalah 25 kali (pu) arus nominal transformator. Dengan durasi 2 detik, maka
ketahanan belitan transformator (didefinisikan sebagai I²t) adalah 1250. Nilai 1250 ini
berlaku untuk arus gangguan s/d 6,3 In, sehingga durasi ketahanan hubung-singkat
dapat mengikuti persamaan:

1250
t= .......................................................................................... (1)
I2

Dengan :

t durasi hubung-singkat [detik]


I arus hubung-singkat simetris transformator [pu]

Pada arus gangguan yang lebih rendah, durasi hubung-singkat dapat berlangsung
lebih lama, karena intervensi minyak pendingin akan menghambat kenaikan suhu
belitan yang dibangkitkan arus hubung-singkat. Ketahanan transformator terhadap
arus gangguan yang lebih rendah adalah:

▪ 2 pu dengan durasi 30 menit


▪ 3 pu dengan durasi 5 menit
▪ 4,75 pu dengan durasi 60 detik
Dari nilai-nilai arus-waktu di atas, kurva ketahanan transformator dapat digambarkan
dengan kurva A-B pada gambar B1 dan berlaku untuk transformator s/d 630 kVA.

Selama operasi transformator, akan timbul arus-lebih yang bersifat peralihan. Arus-
lebih ini harus dapat ditahan oleh pelebur atau proteksi (terutama sisi primer), tanpa
beroperasi memutus.

18
SPLN D3.016-2: 2018

a) Arus awal (inrush ; magnetization inrush current)

Arus inrush timbul bila transformator yang tidak terhubung dengan beban mulai diberi
tegangan (enerjais). Besar arus inrush ditentukan oleh residual magnetik pada inti besi
dan nilai tegangan-sesaat pada waktu transformator dienerjais. Efek termal dari arus
inrush terhadap pelebur sisi primer dapat diperhitungkan setara dengan:

▪ 25 pu dengan durasi 0,01 detik


▪ 12 pu dengan durasi 0,1 detik
Arus inrush jenis ini tidak mempengaruhi proteksi pada PHB-TR.

b) Arus beban peralihan

Arus inrush jenis lainnya adalah hot load pickup yang timbul bila pasokan daya pada
transformator yang sedang beroperasi, padam akibat gangguan temporer dan
kemudian re-close. Pada kasus ini arus inrush akan terdiri dari dua komponen yaitu
arus inrush magnetisasi dan arus peralihan dari beban terhubung (load inrush current).
Efek termal dari hot load pickup diperhitungan setara dengan 12 s/d 15 kali arus
nominal dengan durasi 0,1 detik.

Bila pasokan daya padam dalam waktu yang cukup panjang, akan timbul fenomena
cold load pickup. Arus peralihan ini cenderung berdurasi panjang dan terjadi pada
transformator yang memasok beban residensial dengan daya terpasang mendekati
atau lebih besar dari kapasitas transformator. Cold load pickup dapat berlangsung
hingga 30 menit, sejak re-enerjais, karena beberapa beban seperti AC, refrigerator dan
heater umumnya dikendalikan secara termostatik dan on-off secara random satu sama
lain. Akibat hilangnya pasokan daya dalam waktu yang cukup lama, kendali peralatan
ini akan keluar dari batas set-point. Setelah pasokan tersedia, termostat kemudian
menghubung dan peralatan segera menyerap daya.

Efek termal dari arus cold load pick-up diperhitungkan setara dengan :

▪ 6 pu dengan durasi 1 detik


▪ 3 pu dengan durasi 10 detik

Kurva dari arus-arus peralihan operasi transformator dapat digambarkan seperti kurva
C-D pada gambar A1.

Pemilihan rating arus atau setting proteksi (terutama proteksi sisi primer) dapat
dilakukan dengan mengkaji kurva arus-waktunya. Kurva tersebut harus berada lebih
kiri dari kurva A-B dan lebih kanan dari kurva C-D.

19
SPLN D3.016-2: 2018

10000

1000

100

C
10

B
waktu [s]

0,1

D
0,01
1 10 100

Arus [pu]

Gambar A1. Kurva ketahanan transformator dan kurva arus operasi peralihan

Kurva proteksi transformator 160 kVA dengan NH fuse link 200 A yang terpasang pada
fuse switch PHB-TR, dikoordinasikan dengan pelebur 10 K pada sisi primer, dapat
dilihat pada gambar A2.

10000

1000
gG 200A
75% 10K
K - 10A

100

C
10

1
B
waktu [s]

0,1

D
0,01
1 10 100
4
Arus [pu]

Gambar A2. Kurva proteksi transformator 160 kVA

20
SPLN D3.016-2: 2018

Sebagai contoh, fuse link gG 200 A dapat memproteksi transformator dengan menutup
semua garis ketahanan transformator. Keberadaan fuse link ini dapat memperbaiki
cakupan proteksi fuse link pada cutout, yang hanya dapat memproteksi untuk arus
gangguan > 4 In.

Bila fuse link sisi primer dikoordinasikan dengan fuse link sisi sekunder, kedua kurva
perlu dipisahkan sejauh 25%. Kurva arus-waktu 75% fuse link sisi primer harus lebih
kanan dari kurva fuse link sisi sekunder (gambar A2). Kurva 75% didefinisikan sebagai
kurva waktu rusak pelebur (time damaging curve). Pemberian jarak 25% dimaksudkan
agar semua gangguan pada JTR, yang telah berhasil diamankan oleh fuse link sisi
sekunder, tidak menimbulkan pengaruh kerusakan pada fuse link sisi primer.

Dengan pola tersebut di atas, arus pengenal fuse link untuk sakelar utama (fuse
switch) pada PHB-TR yang dikoordinasikan dengan fuse link sisi primer, dapat
menggunakan Tabel A1.

Penentuan rating fuse link di atas, lebih mudah dilakukan bila menggunakan fuse link
tipe gTr, jenis yang khusus diperuntukkan bagi proteksi transformator. Rating fuse link
jenis ini dinotasikan identik dengan kapasitas transformator (contoh: gTr 100 kVA)

Tipe MCCB yang dapat digunakan sebagai pengaman transformator dapat dipilih
dengan pola yang sama seperti di atas, yaitu dengan cara mengkaji kurva arus-
waktunya.

Tabel A1. Rating pelebur sisi primer yang dikoordinasi dengan pelebur NH gG/gL

Kapasitas Rating pelebur primer


Rating pelebur
transformator
gG/gL
[KVA] Minimum Maksimum
25 40A 2A 1) 2) 3A 1)
50 80A 3A 1) 6,3/6A
100 125A 8A 10A
160 200A 10 A 16/15 A
200 250A 16/15A 20A
250 315A 20A 25A
315 400A 25A 31,5/30A
400 500A 31,5/30A 40A

CATATAN :
1) perlu dipastikan dengan kurva arus-waktu dari merek pelebur yang akan
digunakan
2) rentan terhadap arus cold-load pickup dan hot-load pickup

21
SPLN D3.016-2: 2018

A.2 Proteksi JTR dengan fuse link pada fuse rail

Fuse link pada fuse rail bertujuan untuk memproteksi kabel JTR dari arus beban lebih
dan arus gangguan hubung-singkat. Arus-lebih yang mengalir pada konduktor kabel
dapat menyebabkan suhu tinggi yang merusak insulasi kabel, sambungan dan tap
konektor yang terpasang pada jurusan JTR tersebut.

Fuse link tersebut dapat memproteksi kabel JTR terhadap beban-lebih bila memenuhi
dua kondisi berikut :

▪ IB ≤ In ≤ Iz
▪ If ≤ 1,45 Iz
dengan :
IB = arus operasi kabel
Iz = kemampuan hantar arus (KHA) kabel (lihat Tabel A2)
In = arus pengenal fuse link gG
If = arus fusing konvensional dari fuse link gG (lihat Tabel A3)

Jika fuse link dapat memenuhi ketentuan di atas, maka secara praktis dapat
memproteksi kabel terhadap arus gangguan hubung singkat.

CATATAN: Pemutusan fuse link didefinisikan dengan arus dan waktu konvensional seperti
tercantum pada Tabel A3. Nilai pada tabel merupakan konvensi dari arus yang harus dapat
diputus dan arus yang harus dapat ditahan oleh fuse link tanpa beroperasi memutus, serta
waktu yang dikonvensikan.
Sebagai contoh : fuse link dengan arus pengenal (In) = 100 A, harus dapat memutus arus
sebesar 160 A (1,6 In) dalam waktu 2 jam, namun fuse link tersebut harus dapat menahan arus
125 A (1,25 In) selama 2 jam, tanpa beroperasi memutus.
Bila sakelar utama menggunakan LBS, jumlah dari arus pengenal setiap jurusan harus
diperhitungkan agar tidak melebihi arus pengenal transformator.

Berdasarkan ketentuan di atas, arus pengenal maksimum dari fuse link jurusan yang
terpasang pada fuse rail, dapat ditentukan seperti pada Tabel A2.

Tabel A2. Kemampuan hantar arus (KHA) kabel NFA2X-T

Ukuran kabel Arus pengenal


KHA pada suhu
maksimum fuse
[mm²] 35°C [A]
link [A]
3x35+35 125 100
3x50+50 154 125
3x70+70 196 160
3x95+95 242 200
3x120+95 296 250

22
SPLN D3.016-2: 2018

Tabel A3. Arus dan waktu konvensional fuse link gG

Arus pengenal Waktu Arus konvensional


fuse link (In) konvensional Non fusing Fusing
[A] [jam] (Inf) (If)

16 ≤ In ≤ 63 1
63 < In ≤ 160 2
1,25 In 1,6 In
160 < In ≤ 400 3
In > 400 4

23
Pengelola Standardisasi:

PT PLN (Persero) Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan


Jl. Duren Tiga, Jakarta 12760, Telp. 021-7973774, Fax. 021-7991762,
www.pln-litbang.co.id
Pengelola Standardisasi:

PT PLN (Persero) Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan


Jl. Duren Tiga, Jakarta 12760, Telp. 021-7973774, Fax. 021-7991762,
www.pln-litbang.co.id

Anda mungkin juga menyukai