019-2: 2021
Lampiran Keputusan Direksi
PT PLN (PERSERO) PT PLN (PERSERO) No. 0077.K/DIR/2021
PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo Blok M-1/135 Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
i
STANDAR SPLN D3.019-2: 2021
Lampiran Keputusan Direksi
PT PLN (PERSERO) PT PLN (PERSERO) No. 0077.K/DIR/2021
PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo Blok M-1/135 Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
SPESIFIKASI TIANG LISTRIK DAN
LENGKAPANNYA
Bagian 2: Tiang Beton Pratekan
Disusun oleh :
Diterbitkan oleh :
PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo Blok M - 1/135, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
Sk Dir
Susunan Kelompok Bidang Standardisasi Distribusi
Keputusan Direksi PT PLN (Persero)
No. 0013.K/DIR/2020
Daftar Isi
xii
SPLN D3.019-2: 2021
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Gambar 1. Konstruksi Konduktor Pembumian dan Terminal Pembumian pada Tiang .....11
Gambar 3. Terminal pembumian .....................................................................................12
Gambar 4. Contoh penandaan tiang beton ......................................................................15
Gambar 5. Pengujian kelurusan .......................................................................................19
Gambar 6. Rancang bangun pondasi umpak bertulang baja............................................25
Gambar 7. Rancang bangun pondasi umpak bertulang baja (lanjutan) ............................26
Gambar 8. Pondasi Bertulang (minipile)...........................................................................27
SPLN D3.019-2: 2021
Prakata
Standar ini merupakan revisi dari SPLN D3.019-2: 2013. Lingkup revisi yang dilakukan
pada standar ini meliputi:
a. Penyesuaian jenis tiang beton berdasarkan dimensi tiang;
b. Penempatan terminal pembumian pada tiang untuk mempermudah pemasangan
aksesoris tambahan;
c. Kode warna pada penandaan pengenal tiang;
d. Penempatan ground wire clamp pada tutup atas tiang;
e. Penandaan pembumian.
Selain ketentuan tersebut di atas, revisi juga mencakup redaksional mengenai susunan
standar.
Dengan ditetapkannya standar ini, maka SPLN D3.019-2:2013 dinyatakan tidak berlaku
lagi.
xiv
SPLN D3.019-2: 2021
1 Ruang Lingkup
Standar ini menetapkan spesifikasi tiang beton pratekan berpenampang bulat untuk
penggunaan pada saluran udara distribusi tegangan menengah dan tegangan rendah di
lingkungan PLN.
Standar ini juga mencakup tiang segmental untuk penggunaan khusus pada daerah dengan
daya dukung tanah rendah (gambut/rawa) dan untuk kemudahan transportasi.
2 Tujuan
Sebagai pedoman untuk pengadaan tiang beton pratekan serta petunjuk teknis pemakaian
bagi unit-unit PLN, ketentuan desain, pembuatan dan pengujian untuk pabrikan, lembaga
penguji dan lembaga sertifikasi produk.
Dalam penggunaan yang bersifat khusus, PLN dapat menetapkan spesifikasi lebih lanjut
sesuai dengan kebutuhan dan pengalaman, namun tetap memperhatikan ketentuan desain
yang ditetapkan oleh standar ini.
3 Acuan Normatif
Kecuali ditetapkan secara khusus pada standar ini, ketentuan mengikuti standar dan
referensi berikut. Dalam hal terjadi perubahan, maka ketentuan dapat mengikuti edisi
terakhir.
a SNI 07-1050-1989, Baja Tulangan untuk Konstruksi Beton Pratekan;
b SNI 07-1051-1989, Kawat Baja Karbon Tinggi untuk Konstruksi Beton Pratekan;
c SNI 7974: 2013, Spesifikasi air pencampur yang digunakan dalam produksi beton
semen hidraulis (ASTM C1602-06, IDT);
d SNI 2049: 2015, Semen Portland;
e SNI 1155: 2016, Kawat baja tanpa lapisan untuk konstruksi beton pratekan
(PC wire/KBjP);
f SNI 8321: 2016, Spesifikasi agregat beton (ASTM C33/C33M - 13, IDT);
g SNI 2052: 2017, Baja Tulangan Beton;
h SPLN 102: 1993, Elektroda Bumi Jenis Batang Bulat Berlapis Tembaga.
1
SPLN D3.019-2: 2021
Istilah umum
• Tiang listrik
Komponen dari saluran udara tegangan rendah atau saluran udara tegangan menengah
yang mempunyai fungsi utama menyangga konduktor listrik.
• Tiang beton
• Tiang segmental
Tiang beton yang terdiri dari beberapa segmen yang disambungkan menjadi satu kesatuan
tiang.
• Tiang awal
Tiang yang dipasang pada permulaan penarikan konduktor, dimana gaya yang bekerja
adalah gaya tarik dari satu arah dan gaya dari berat konduktor.
• Tiang akhir
Tiang yang dipasang pada akhir penarikan konduktor, dimana gaya yang bekerja adalah
gaya tarik dari satu arah dan gaya dari berat konduktor.
• Tiang penyangga
Tiang yang dipasang pada jaringan lurus yang berfungsi menyangga konduktor, dimana
gaya yang bekerja hanya berasal dari berat konduktor.
• Tiang sudut
Tiang dimana arah saluran konduktor membelok sehingga gaya tarik bekerja dari dua arah
yang membentuk sudut kurang dari 180º. Gaya yang bekerja adalah dari tarikan konduktor
dan gaya berat konduktor.
2
SPLN D3.019-2: 2021
• Tiang penegang
Tiang yang dipasang pada jaringan lurus yang dimaksudkan untuk memberikan
penegangan pada saluran konduktor. Gaya yang bekerja berasal dari dua arah berlawanan.
• Tiang penopang
Tiang yang digunakan untuk menyangga tiang awal, tiang akhir, tiang sudut dan tiang
penegang untuk mencegah tiang menjadi miring akibat gaya tarik konduktor.
• Pengujian jenis
Pengujian yang bertujuan untuk memeriksa kesesuaian suatu tipe tiang yang diproduksi
oleh suatu pabrikan terhadap pemenuhan seluruh ketentuan yang ditetapkan standar ini.
• Pengujian rutin
Pengujian yang dilakukan oleh pabrikan untuk tiang yang diproduksinya dalam rangka
memisahkan produk yang cacat.
Pengujian yang dilakukan secara sampling terhadap sejumlah tiang tipe tertentu dalam
rangka serah terima barang.
• Beban rencana
• Beban patah
• Titik tumpu
3
SPLN D3.019-2: 2021
• Titik angkat
Titik pada tiang untuk dilakukan pengangkatan pada saat proses pendirian tiang.
• Beton
Bahan yang diperoleh dengan mencampurkan agregat halus, agregat kasar, semen
portland dan air dengan atau tanpa bahan campuran tambahan.
• Beton bertulang
• Beton pratekan
Beton bertulang dimana telah diberikan tegangan-dalam untuk mengurangi tegangan tarik
potensial di dalam beton akibat pemberian beban yang bekerja.
• Baja spiral
Baja lunak (mild steel) yang dipakai untuk memberikan bentuk penampang dan sebagai
pengikat tendon tiang beton.
• Baja tulangan
Baja jenis lunak (mild steel) yang dipakai untuk tulangan beton yang memenuhi persyaratan
standar ini.
Baja berkekuatan tinggi (high tensile strength) yang memenuhi ketentuan standar ini.
• Tipe tiang
Tipe dari tiang yang dikenali dari kode pengenal tiang beton yang merupakan notasi dari
panjang dalam meter (mtr), beban kerja dalam Newton (daN) dan diameter atas dalam
milimeter (mm).
4
SPLN D3.019-2: 2021
• Batas tanam
Batas dimana bagian bawah dari batas tersebut harus tertanam di dalam tanah pada saat
tiang terpasang.
• Beban kerja
Beban yang diijinkan bekerja terus menerus pada suatu tiang sehingga tiang tersebut
mampu mendukung dan menahan beban pada arah tegak lurus sumbu tiang.
5 Persyaratan Bahan
Mutu beton
Beton dalam pembuatan tiang harus mempunyai kekuatan tekan setelah berumur 28 hari
dengan ketentuan sebagai berikut :
- Benda uji bentuk silinder diameter 15 cm, tinggi 30 cm : minimum 415 daN/cm 2;
- Benda uji bentuk kubus ukuran 15 cm x 15 cm x 15 cm : minimum 500 daN/cm 2.
- Untuk umur beton kurang dari 28 hari harus memenuhi faktor pengali seperti yang
tercantum pada Tabel 1.
Pabrikan harus melakukan pengujian terhadap agregat halus dan agregat kasar yang
digunakan untuk beton tersebut, meliputi:
- Dimensi agregat;
- Kadar lumpur;
- Dan informasi lain sesuai ketentuan SNI terkait.
Air
Air untuk adukan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali,
garam, bahan-bahan organis atau bahan lain yang melebihi batas yang dapat merusak
beton dan atau baja tulangan.
5
SPLN D3.019-2: 2021
Air untuk adukan dan perawatan beton adalah air bersih dan dibuktikan dengan sertifikat
hasil uji dari laboratorium independen yang terakreditasi.
Air pencampur yang di dalamnya tertanam logam aluminium, termasuk air bebas yang
terkandung dalam agregat, tidak boleh mengandung ion klorida dalam jumlah yang
membahayakan sesuai dengan SNI 7974: 2013.
Semen
Semen portland jenis 1 (tipe semen yang digunakan untuk konstruksi umum), yang harus
memenuhi syarat mutu sesuai dengan SNI 2049 2015.
Baja tulangan
Baja tulangan harus terbuat dari baja lunak (mild steel) BJTP 24 sesuai SNI 2052 2017
dengan kuat tarik 39 kg/mm2, pemuluran minimum 20%.
Baja beton pratekan adalah baja berkekuatan tarik tinggi (high tensile steel) BJTPD 130/145
sesuai SNI 07-1050-1989 dengan kuat tarik minimum 145 kg/mm2 dan pemuluran minimum
5%.
Penyimpanan bahan-bahan
Dalam pengangkutan semen ke gudang penyimpanan harus dijaga agar semen tidak
menjadi lembab. Semen harus disimpan di dalam gudang, sedemikian sehingga terjamin
tidak rusak dan atau tercampur dengan bahan-bahan lain.
Pada pemakaian semen bungkusan, penyimpanan semen yang baru didatangkan tidak
boleh ditempatkan di atas timbunan semen yang sudah ada dan pemakaian semen harus
dilakukan menurut urutan pengirimannya.
Apabila semen telah disimpan lama dan atau mutunya diragukan maka sebelum dipakai
harus dibuktikan terlebih dahulu bahwa semen tersebut masih memenuhi syarat sesuai
butir 5.3.
Agregat harus disimpan sedemikian sehingga pengotoran oleh bahan-bahan lain dan
pencampuran satu sama lain dapat dicegah. Penyimpanan harus menggunakan bak
berlantai untuk mencegah terbawanya tanah bawah pada saat pengambilan agregat.
Pada proses produksi, agregat harus selalu di bawah pengawasan seorang petugas
laboratorium lapangan sejak dari tempat pengambilan dan tempat penimbunan sampai
dengan pemakaiannya dengan membuat laporan harian.
6
SPLN D3.019-2: 2021
Baja tulangan harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah. Batang-batang tulangan
harus diberi tanda yang jelas dan terpisah jenis satu dengan lainnya agar tidak saling
tertukar. Penempatan batang-batang tulangan di udara terbuka tidak diperbolehkan.
6 Persyaratan Mutu
Sifat tampak
Permukaan tiang beton harus terlihat baik, lurus dan tidak retak serta dilengkapi dengan
penandaan sesuai persyaratan pada butir 8.
Bagian-bagian tiang yang terbuat dari logam harus tertutup atau dilapisi bahan anti karat
sedemikian sehingga terhindar dari korosi.
Tiang harus dilengkapi konduktor pembumian yang terpasang kokoh dan terbuat dari
logam.
Dimensi tiang
Dimensi tiang harus memenuhi ketentuan Tabel 2 dengan toleransi sesuai Tabel 3.
7
SPLN D3.019-2: 2021
Persyaratan mekanikal
Tiang patah minimum pada 200% beban kerja pada uji patah.
7 Persyaratan Konstruksi
Panjang tiang utuh harus sesuai dengan Tabel 2 kolom 3. Panjang pada Tabel ini
ditetapkan sebagai panjang dasar tiang pada standar ini.
Panjang yang lebih tinggi dari ketentuan Tabel 2 dapat diusulkan sepanjang tiang dapat
memenuhi persyaratan mutu pada butir 6 dan mendapat persetujuan dari pihak-pihak PLN
yang berkepentingan.
8
SPLN D3.019-2: 2021
Tiang tersegmental menjadi 2 segmen atau lebih dengan panjang total dari semua segmen
tiang harus memenuhi ketentuan Tabel 2.
Ketentuan konstruksi sama dengan tiang utuh dengan panjang dasar (lihat sub pasal 7.1).
Penyambungan antar bagian segmen menggunakan pelat sambung (joint plate) yang
dihubungkan dengan cara pengelasan melingkar atau mur-baut.
Bidang luar pelat sambung setelah tiang terpasang harus dilapisi dengan cat anti karat
(Zinc-chromate) dengan tebal lapisan cat minimum 50 µm.
Tiang terdiri dari segmen atas dengan panjang dasar 12 meter tersebut pada Tabel 2 dan
segmen dasar yang merupakan tiang pancang.
Ketentuan konstruksi segmen atas sama dengan tiang utuh dengan panjang dasar (lihat
butir 7.1), sedangkan segmen dasar mengikuti ketentuan tiang pancang.
Penyambungan antar bagian segmen menggunakan pelat sambung (joint plate) yang
dihubungkan dengan cara pengelasan melingkar.
Bidang luar pelat sambung setelah tiang terpasang harus dilapisi dengan cat anti karat
(Zinc-chromate) dengan tebal lapisan cat minimum 50 µm.
9
SPLN D3.019-2: 2021
Notasi panjang dinyatakan dengan tinggi tiang dari tanah bila tiang telah terpasang:
Tipe Tinggi tiang dari tanah
13 EXT 10 meter s/d 13 meter
14 EXT 14 meter
15 EXT 15 meter
Cara-cara pemasangan tiang pada tanah dengan daya dukung rendah dapat dilihat pada
LAMPIRAN D.
Kelurusan
Garis sumbu tiang harus dalam satu garis lurus. Deviasi kelurusan tiang maksimum 0,2 %
panjang tiang
Fasilitas Pembumian
Tiang beton harus dilengkapi dengan fasilitas pembumian berupa konduktor pembumian
dan terminal pembumian sesuai dengan Tabel 2.
Konduktor Pembumian
Konduktor pembumian harus ditempatkan lebih dalam dari pada tiang tulangan beton (tidak
diperbolehkan pada selimut luar beton dan harus tembus keluar di tengah-tengah tutup
tiang bawah (lihat Gambar 1).
Bila tulangan baja konstruksi difungsikan juga sebagai konduktor pembumian, penggunaan
baja lunak yang lebih kecil dari 16 mm diperbolehkan, sepanjang nilai resistansi dari
gabungan baja lunak dan tulangan konstruksi tersebut tidak melebihi batas ketentuan di
atas.
10
SPLN D3.019-2: 2021
200
Terminal Pembumian
Terminal Pembumian
Panjang Tiang
Baja Beton
Pratekan
Baja Spiral
Konduktor
Pembumian
6000
Terminal Pembumian
1000
Batas Tanam
300
Terminal Pembumian
Min. 100
Konduktor
Pembumian
11
SPLN D3.019-2: 2021
Terminal Pembumian
Tiang jaringan tegangan menengah dilengkapi dengan empat buah terminal pembumian,
sedangkan tiang jaringan tegangan rendah (9/200 daN; 9/350 daN) dilengkapi dengan dua
buah terminal yang ditempatkan sesuai pada poin a dan d. Terminal pembumian terbuat
dari baja dengan ukuran M12 (Metric) dan lubang untuk pemasangan bautnya diisi dengan
gemuk (grease).
KETERANGAN:
A: Baut
B: Lubang baut terminal pembumian
Baja beton pratekan dan baja tulangan harus diatur pemasangannya sehingga letaknya
simetris dan terbagi rata pada penampang tiang beton.
Bila ada penambahan baja tulangan sebagai penahan gaya pada tiang beton pratekan,
maka batang baja tulangan itu harus dipasang secara teratur dan konsentris.
Jarak antara baja beton pratekan yang berdekatan maupun antara baja beton pratekan
dan baja tulangan harus lebih besar dari diameter maksimum agregat kasar.
12
SPLN D3.019-2: 2021
Baja Spiral
Baja spiral harus dipasang di sekeliling luar baja pratekan dan baja tulangan. Diameter baja
spiral tidak boleh kurang dari 2,7 mm dan jaraknya (pitch) tidak melebihi 150 mm.
Tebal lapisan beton antara permukaan luar tiang dan baja beton pratekan (selimut luar
beton) minimum 15 mm.
Tutup atas tiang dianjurkan dipasang sebelum proses putar atau getar. Ujung batang
baja beton pratekan yang terlihat harus dilindungi dengan lapisan anti karat.
Tutup atas tiang yang dipasang sesudah proses putar tebalnya tidak boleh melebihi 30
mm.
Ground wire clamp pada tutup atas tiang harus ditentukan sebelum pemesanan. Untuk
contoh tiang dengan tutup tiang menggunakan ground wire clamp dapat dilihat pada
SPLN Konstruksi Distribusi D5.008-1: 2020.
Lubang Tembus
Jumlah dan posisi lubang tembus harus ditentukan sebelum pemesanan dan agar
diperhitungkan sedemikian sehingga tidak mengurangi kekuatan tiang.
8 Penandaan
Penandaan tiang
13
SPLN D3.019-2: 2021
AA/BBB (CCC)
EEE/xxxx
Keterangan:
AA = Tipe tiang
Untuk tiang segmental dengan panjang dasar, panjang dinyatakan dalam
x+x
Untuk tiang segmental dengan panjang ekstensi, panjang
BBB = beban kerja dalam daN
CCC = diameter atas dalam mm
EEE = tanggal produksi (dd-mm-yyyy)
xxxxx = nomor seri produksi
CONTOH:
12/200 (190) 6+6/200 (190)
29-05-2013/001 29-05-2013/13-001
Jenis tiang harus dibedakan dengan kode warna pada semua huruf tanda pengenal kecuali
merek perniagaan sesuai dengan Tabel 4.
Khusus untuk tiang segmental dengan panjang ekstensi, tipe tiang ditambahkan notasi EXT
setelah notasi beban kerja.
14
SPLN D3.019-2: 2021
Terminal Pembumian
Terminal Pembumian
12/200 (190)
29-05-2013/001
Titik Angkat
Terminal Pembumian
Batas Tanam
Terminal Pembumian
15
SPLN D3.019-2: 2021
Penandaan batas tanam tiang berupa garis lurus tebal warna hitam melingkari setengah
lingkaran.
Untuk tiang dengan panjang dasar, batas tanam adalah 1/6 panjang tiang dari bagian
pangkal tiang.
Khusus untuk tiang segmental dengan panjang ekstensi, batas tanam ditetapkan
berdasarkan hasil evaluasi.
Penandaan titik angkat berupa garis lurus tebal melingkari setengah lingkaran.
Penandaan pembumian
Penandaan pembumian harus ditempatkan pada terminal pembumian dengan diberi tanda
lingkaran dengan warna kuning dan lambang pembumian yang mudah terlihat saat tiang
terpasang. Penandaan dengan cara dicat.
9 Pengujian
Pengujian jenis
Pengujian jenis dilakukan oleh Laboratorium PT. PLN (Persero) atas permintaan pabrikan
dan dilakukan di lokasi pabrikan.
Pabrikan harus memiliki fasilitas uji untuk semua pengujian yang tercantum pada Tabel 6.
Suatu tipe tiang dinyatakan lulus pengujian jenis, jika ketiga sampel tersebut di atas dapat
memenuhi semua persyaratan pengujian yang tercantum pada Tabel 6 kolom 5.
Untuk keperluan pengujian jenis, pabrikan tiang harus menyerahkan kepada Laboratorium,
dokumen mengenai:
1. Gambar desain tiang;
2. Hasil uji bahan (air, semen, agregat halus, agregat kasar, baja tulangan dan baja beton
pratekan);
3. Mutu beton;
4. Sertifikat kalibrasi dari alat-alat ukur (dinamo meter, mistar ukur, jangka sorong, dll);
5. Laporan uji jenis dari tiang 12 meter untuk tipe EXT;
6. Tipe dan jumlah baja beton pratekan.
16
SPLN D3.019-2: 2021
Sertifikat pengujian jenis hanya berlaku untuk tipe tiang yang diuji dan tidak berlaku untuk
tipe lainnya.
Pengujian rutin
Tiang dinyatakan lulus pengujian rutin jika memenuhi persyaratan yang tercantum pada
Tabel 6 kolom 4.
Pengujian serah terima dilakukan dan atau disaksikan oleh petugas PT. PLN (Persero).
Sampel diambil secara acak (random) dari kelompok tipe tiang yang sama dengan jumlah
sesuai Tabel 5.
Tiang yang akan diserahterimakan dinyatakan memenuhi persyaratan standar jika seluruh
sampel yang diuji lulus pengujian yang tercantum pada Tabel 6 kolom 6.
Seluruh tiang tersebut dinyatakan diterima jika semua tiang lulus uji sesuai Tabel 6
kolom 6 dan memenuhi persyaratan sebagai berikut:
- Jika satu sampel uji dari setiap sampel jenis tiang mengalami kegagalan, maka dapat
diambil satu buah sampel uji baru untuk diuji ulang, dan harus lulus uji. Jika sampel dari
setiap sampel tiang itu mengalami kegagalan, tiang beton dinyatakan ditolak/tidak lulus
dan tidak ada uji ulang;
- Jika pengujian tekan benda uji kubus/silinder beton tidak memenuhi persyaratan,
dilakukan pengujian patah satu tiang yang diambil dari jumlah tiang terbanyak. Hasil uji
patah harus memenuhi persyaratan.
- Pengujian patah pada pengujian serahterima dilaksanakan pada sample tipe terpanjang
17
SPLN D3.019-2: 2021
18
SPLN D3.019-2: 2021
LAMPIRAN A
Metode Uji Mekanikal
(Normatif)
- Dynamo meter
- Alat penarik (tirfor atau takel)
- Penjepit tiang dengan pondasi yang kuat
- Mistar pengukur
- Jarum penunjuk simpangan
- Rol penyangga tiang
- Waterpass
Tiang dipasang seperti pada gambar di atas. Bagian di bawah batas tanam dijepit pada
pondasi. Rol penyangga tiang diatur sehingga sumbu tiang horizontal (waterpass) dan
beban gesekan antara rol dan landasannya sekecil mungkin. Pada ujung tiang, segaris
dengan sumbu tiang, dipasang jarum penunjuk simpangan. Jarum harus menunjuk pada
titik nol mistar pengukur.
Setelah itu tiang diputar untuk diperiksa dengan penglihatan pada sisi kiri atau sisi kanan
tiang yang menunjukkan penyimpangan kelurusan. Pada sisi dengan penyimpangan
maksimum tersebut ditarik benang dengan kedua ujung benang menempel pada kedua
ujung tiang.
Hasil pengukuran maksimum antara bagian luar tiang dan benang adalah besarnya
penyimpangan kelurusan.
19
SPLN D3.019-2: 2021
Titik penarikan adalah pada titik tangkap 250 mm dari ujung tiang. Tiang ditarik secara
horizontal dan tegak lurus terhadap sumbu tiang secara perlahan dari posisi 60%, 80% dan
100% beban kerja tiang.
Pada saat dynamo meter menunjukkan beban kerja, periksa keretakan yang terjadi pada
tiang.
Setelah pengujian tersebut di atas, tiang dibebani dari nol sampai 150% beban kerja dan
ditahan pada beban itu selama 2 menit kemudian beban dibebaskan.
Penyimpangan ujung atas tiang menunjukkan lenturan permanen pada 150% beban kerja.
Setelah selesai pengujian lentur, tiang dibebani dari nol sampai 120% beban kerja dan
kemudian dinaikkan secara perlahan dengan penambahan 10% beban kerja sampai
mencapai 200% beban kerja.
Besar lenturan sesaat pada setiap prosentase pembebanan dicatat dan beban dinaikkan
lagi sampai tiang patah atau telah mencapai 200% beban kerja.
Beban maksimum yang ditunjukkan oleh dynamo meter adalah beban patah tiang.
20
SPLN D3.019-2: 2021
LAMPIRAN B
Karakteristik Agregat
(Informatif)
Agregat halus dapat berupa pasir alam atau pasir buatan yang diperoleh dari alat pemecah
batu.
Agregat halus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras. Butir-butir agregat halus bersifat
kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca, seperti terik
matahari dan hujan.
Agregat halus harus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% berat kering. Yang
dimaksud dengan lumpur adalah material yang lolos saringan 0,075 mm (No. 200). Apabila
melampaui 5 % maka agregat halus harus dicuci.
Agregat halus harus memenuhi spesifikasi yang disyaratkan pada SNI 8321-2016. Agregat
halus harus terdiri dari butir-butir yang apabila diayak harus memenuhi syarat- syarat
berikut:
Agregat kasar dapat berupa kerikil sebagai hasil desintegrasi alami dari batuan-batuan atau
berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu.
Agregat kasar tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton, seperti zat-zat
yang reaktif alkali.
Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori. Butir-butir agregat
kasar harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca
seperti terik matahari dan hujan.
21
SPLN D3.019-2: 2021
Agregat kasar harus tidak mengandung lumpur lebih dari 1% (terhadap) berat kering. Yang
dimaksud dengan lumpur adalah material yang lolos saringan 0,075 mm (No. 200). Apabila
melampaui 1% maka agregat tersebut terlebih dahulu harus dicuci sebelum digunakan.
Kekerasan dari butir-butir agregat kasar diperiksa dengan bejana uji dari Rudeloff dengan
beban penguji 20 ton, dan memenuhi syarat-syarat berikut:
- Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9,5 - 19 mm lebih dari 24% berat;
- Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19 - 30 mm lebih dari 22%.
Atau dengan mesin pengaus Los Angeles, tidak boleh terjadi kehilangan berat lebih dari
50%.
Agregat kasar harus memenuhi spesifikasi yang disyaratkan pada SNI 8321-2016. Agregat
kasar harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya dengan ukuran agregat
kasar tidak boleh melebihi 25 mm (1”). Apabila diayak agregat kasar serta harus memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut:
22
SPLN D3.019-2: 2021
LAMPIRAN C
Cara Pembuatan Tiang
(Informatif)
Sebelum baja beton pratekan dan baja tulangan dirakit dengan cara dijepit dan di ikat pada
kedudukan yang tepat, harus dibersihkan terlebih dahulu dari lapisan karat, minyak dan
kotoran lain yang mengganggu merekatnya campuran beton pada rakitan tersebut.
Sebelum tiang beton dicetak, dilakukan pemasangan baja beton pratekan dan baja
tulangan didalam cetakan dan kemudian beton dipadatkan dengan gaya putar. Sebelum
pengecoran beton dilaksanakan, baja beton pratekan harus diberi tegangan.
3.2. Beton
Perbandingan campuran bahan dasar beton harus ditentukan sedemikian rupa sehingga
dihasilkan beton yang menghasilkan suatu hasil yang baik ditinjau dari cara pengerjaan
beton (campuran, penuangan, perataan dan pemadatan), mudah dimasukkan ke dalam
acuan dan ke sekitar tulangan, tanpa menimbulkan kemungkinan terjadi pemisahan antara
agregat kasar dengan pasta semen beton (segregasi) dan atau terpisahnya air dari semen
(bleeding).
Perbandingan campuran beton termasuk faktor air semen, harus ditentukan berdasarkan
pengalaman lapangan dan atau campuran percobaan dengan bahan-bahannya akan
digunakan dilapangan.
Campuran beton harus diaduk sedemikian rupa sehingga tercapai adukan yang homogen
dan semua beton dikeluarkan sebelum mesin pengaduk diisi kembali.
23
SPLN D3.019-2: 2021
Baja beton pratekan harus diatur dan ditegangkan pada kedudukan yang tepat dan kedua
ujung baja beton pratekan harus benar-benar teguh sehingga pada waktu diberi pratekan
akan menerima tegangan yang sama.
Besarnya gaya tarikan awal harus sama dengan gaya yang diperlukan untuk memperoleh
pratekan yang efektif dan tidak melebihi 0,74 kali beban patah dari baja beton pratekan
atau tidak melebihi 0,82 kali beban leleh dari baja beton pratekan.
Kuat tekan beton pada saat pemindahan gaya pratekan harus lebih kecil dari 1,7 kali
tegangan tekan beton akibat gaya pratekan pada titik beban dan harus lebih besar dari 1,3
kali tegangan tekan beton akibat gaya pratekan pada titik beban dan harus tidak boleh lebih
kecil dari 250 kg/cm2.
Tiang beton harus dirawat dengan cara yang dapat memberikan hasil yang baik. Perawatan
dengan uap air pada tekanan normal biasanya harus memenuhi persyaratan sebagai beri-
kut :
- Uap harus dialirkan kedalam ruang perawatan sehingga suhu akan naik sama rata di
segala penjuru.
- Perawatan dengan uap air dilaksanakan paling lambat dua jam setelah beton diputar.
- Suhu didalam ruang perawatan harus dinaikkan dengan kecepatan kurang dari
20 oC /jam sampai mencapai suhu 75 oC, kemudian suhu dibiarkan turun secara
bertahap sampai mencapai suhu sekitar.
Tiang beton kemudian dikeluarkan dari ruang perawatan sesudah suhu ruang perawatan
turun kembali mendekati suhu sekitar.
24
SPLN D3.019-2: 2021
LAMPIRAN D
Pemasangan Pada Tanah dengan Daya Dukung Rendah
(Informatif)
Dalam pemasangan pondasi diperlukan data sondir sehingga dapat menentukan pilihan
metode pemasangannya.
Pada daerah yang daya dukung tanahnya (bearing capacity) rendah, tiang beton segmental
tipe EXT pancang dipasang/disambungkan pada tiang pancang. Tiang pancang
ditanamkan hingga mencapai tanah keras, sehingga jumlahnya tergantung pada
kedalaman tanah keras.
Cara umpak diperoleh dengan membuat fondasi khusus dengan memasang kayu sebagai
cerucuk penumpu umpak. Kayu yang yang digunakan adalah jenis kayu tahan air dengan
panjang minimal 4 meter (lihat gambar 5).
Bahan umpak terbuat dari beton bertulang, dengan mengikuti ukuran sesuai kondisi
lapangan.
25
SPLN D3.019-2: 2021
26
SPLN D3.019-2: 2021
Pemasangan cara ini dengan memasang fondasi khusus yang terbuat dari beton bertulang
berpenampang kecil (minipile). Dalam pemasangan tiang tumpu, panjang yang dianjurkan
adalah sampai dengan diperoleh daya dukung dan friksi yang ditentukan (lihat gambar 7).
Setelah terpasang minipile pada bagian atas dibuat pile cap dari beton bertulang, ukuran
tersebut mengikuti dimensi dari jenis tiang beton pratekan yang akan dipasang.
27
SPLN D3.019-2: 2021
LAMPIRAN E
Batasan Kimiawi Tambahan untuk Air Pencampuran Kombinasi
(SNI 7974: 2013)
(Normatif)
28
Pengelola Standardisasi:
PT PLN (Persero) Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan
Jl. Durentiga, Jakarta 12760, Telp. 021-7973774, Fax. 021-7991762,
www.pln-litbang.co.id
2