002-1: 2022
Lampiran Keputusan Direksi
PT PLN (PERSERO) PT PLN (Persero) No. 0434.K/DIR/2022
PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo Blok M-1/135 Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
STANDAR SPLN T4.002-1: 2022
Lampiran Keputusan Direksi
PT PLN (PERSERO) PT PLN (Persero) No. 0434.K/DIR/2022
PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo Blok M-1/135 Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
©PT PLN (Persero) 2023
PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo Blok M-1/135 Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
KONSTRUKSI GARDU INDUK
TEGANGAN TINGGI
Bagian 1: Konfigurasi Sistem Peralatan
Elektromekanik
Disusun oleh:
Diterbitkan oleh :
PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo Blok M - 1/135, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
Susunan Kelompok Bidang Standardisasi Transmisi
Surat Keputusan Direksi PT PLN (Persero)
No. 0133.K/DIR/2022
Narasumber:
- Nana Mulyana, S.T., M.Sc.
- Hadi Prayitno, S.T.
- Kurniawan Danu D., S.T., M.T.
- Billy Ashar Triawan, S.T.
- Zakarya Nugraha, S.T.
- Rohmat Budisetiawan, S.T.
SPLN T4.002-1: 2022
Daftar Isi
i
SPLN T4.002-1: 2022
ii
SPLN T4.002-1: 2022
Daftar Gambar
iii
SPLN T4.002-1: 2022
Daftar Tabel
iv
SPLN T4.002-1: 2022
Prakata
SPLN T4.002-1: 2022 Konstruksi Gardu Induk, Bagian 1: Konfigurasi Sistem Peralatan
Elektromekanik merupakan bagian serial SPLN T4.002.
Standar ini disusun dengan mempertimbangkan masukan unit operasional dan beberapa
standar sebelumnya. Standar ini diberlakukan untuk pembangunan gardu induk baru.
Dengan ditetapkannya SPLN T4.002-1, maka ketentuan dalam SPLN T5.001-1: 2008 yang
bertentangan dengan SPLN ini dinyatakan tidak berlaku.
v
SPLN T4.002-1: 2022
1 Ruang lingkup
Standar ini meliputi desain konfigurasi jaringan, konfigurasi peralatan elektromekanik dan
jarak aman minimum antar peralatan pada gardu induk tegangan tinggi dengan level
tegangan 150 kV dan 66 kV untuk jenis gardu induk konvensional.
Standar ini digunakan sebagai pedoman dalam pembangunan gardu induk baru PLN.
Untuk pekerjaan perluasan (extension) dan penggantian peralatan terpasang (uprating)
di gardu induk dapat menggunakan SPLN ini. SPLN ini berlaku sejak diterbitkan dan tidak
mengikat pada desain konstruksi gardu induk sebelumnya.
SPLN ini tidak berlaku untuk gardu induk digital, gardu induk dengan insulasi gas (GIS)
dan gardu induk hibrida (hybrid).
2 Tujuan
3 Acuan normatif
Ketentuan yang digunakan dalam SPLN ini mengikuti standar dan referensi berikut,
kecuali ditetapkan secara khusus. Dalam hal terjadi revisi pada standar dan referensi
tersebut, maka ketentuannya mengikuti edisi terakhirnya.
1
SPLN T4.002-1: 2022
2
SPLN T4.002-1: 2022
dd. SPLN S3.002-4: 2013, Spesifikasi Telekomunikasi Bagian 4: Power Line Carier dan
Teleproteksi Frekuensi Audio;
ee. SPLN S3.002-5: 2013, Spesifikasi Telekomunikasi Bagian 5: PABX, Router, Modem
dan Catu Daya
ff. SPLN T3.003-1: 2011, Pedoman Pemilihan Transformator Arus (CT) untuk Sistem
Transmisi;
gg. SPLN T3.010: 2020, Peralatan Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB)
Pada Tegangan Tinggi/Tegangan Ekstra Tinggi (TT/TET);
hh. SPLN S4.005-2: 2014, Konstruksi Peralatan SCADA, Bagian 2: Remote Station;
ii. SPLN S4.002: 2011, Interoperability Protokol IEC 60870-5-101;
jj. SPLN S4.003: 2011, Interoperability Protokol IEC 60870-5-104;
kk. SPLN S4.005-3: 2014, Konstruksi Peralatan SCADA, Bagian 3: Telekomunikasi;
ll. SPLN T3.011-1 : 2021, Pemilihan Peralatan Sakelar pada Jaringan Transmisi,
Bagian 1: Circuit Breaker / Pemutus Sirkuit;
mm. SPLN T3.011-2 : 2021, Pemilihan Peralatan Sakelar pada Jaringan Transmisi,
Bagian 2: Disconnecting Switch/Pemisah;
nn. SPLN T3.012 : 2021, Pemilihan Surge Arrester Pada Jaringan Transmisi;
oo. SPLN T3.007-1: 2017, Spesifikasi Transformator Tenaga, Bagian 1: Transformator
66/22 kV;
pp. SPLN T3.007-2: 2016, Spesifikasi Transformator Tenaga, Bagian 2: Transformator
150/22/10 kV;
qq. SPLN T3.007-4: 2017, Spesifikasi Transformator Tenaga, Bagian 4: Transformator
150/66/10 kV;
rr. SPLN T5.014-1: 2021, Kriteria Desain Saluran Udara Tegangan Tinggi dan Saluran
Udara Tegangan Ekstra Tinggi, Bagian-1: Tower Rangka Baja (Latticed Steel
Tower);
ss. SPLN T5.002: 2021, Pola Proteksi Saluran Transmisi;
tt. SPLN T5.003-1: 2010, Pola Proteksi Transformator Tenaga, Bagian 1: Interbus
500/150 kV, 275/150 kV, 150/66 kV, 150/20 kV dan 66/20 kV;
uu. SPLN T6.001: 2013, Tegangan-Tegangan Standar;
vv. SPLN T5.012: 2020, Pembumian Pada Gardu Induk dan Jaringan Transmisi;
ww. SPLN U1.008-6: 2022, Sistem Proteksi Kebakaran pada Instalasi Ketenagalistrikan
Bagian 6: Gardu Induk (GI);
3
SPLN T4.002-1: 2022
4.1
Arus bolak balik (A.B.)
Arus listrik yang merupakan fungsi periodik waktu dengan komponen searah nol atau,
dengan perluasan, komponen langsung yang dapat diabaikan.
4.2
Arus searah (A.S)
Arus listrik yang tidak bergantung waktu atau, dengan perluasan, arus periodik yang
komponen langsungnya sangat penting.
4.3
Bay
Bagian dari gardu induk yang seluruh peralatan serandang hubung dan peralatan
kontrol/proteksi terhubung pada suatu rangkaian.
4.4
Busbar
Konduktor impedansi rendah tempat beberapa rangkaian listrik dapat disambungkan
secara terpisah. Pada busbar terpasang beberapa bay yang fungsinya disesuaikan
dengan kebutuhan sistem.
4.5
Bay kopel
Bay peralatan serandang hubung yang menghubungkan dua busbar yang berada dalam
satu gardu induk. Bay kopel hanya terdapat pada konfigurasi jaringan double busbar.
4.6
Bus section
Bay peralatan serandang hubung yang membagi suatu busbar menjadi dua bagian.
4.7
Diameter
Peralatan pada busbar pada one and half breaker.
4
SPLN T4.002-1: 2022
4.8
Double busbar
Sebuah gardu dimana beberapa bay dihubungkan melalui dua busbar dengan
menggunakan pemisah (PMS).
4.9
Fire wall
Dinding yang berfungsi untuk menahan radiasi panas dari api dan gelombang tekanan
dari ledakan transformator, jika terjadi kebakaran sehingga melokalisir efek kebakaran.
4.10
Gardu induk konvensional/Air Insulated Substation (AIS)
Suatu sistem peralatan listrik hubung-bagi tegangan tinggi dengan insulasi udara yang
berfungsi untuk menyalurkan dan mengendalikan daya listrik dengan menggunakan
peralatan antara lain busbar, transformator, PMT, PMS, CT, VT, SA dan sarana
pendukung lainnya termasuk penyulang 20 kV.
Pada standar ini penggunaan istilah gardu induk merujuk pada definisi ini.
4.11
Gardu induk berinsulasi gas/Gas Insulated Substation (GIS)
Gardu induk dalam selungkup dengan media insulasi gas SF6.
4.12
Gardu induk hybrid
Gardu induk yang menggunakan teknologi dari kombinasi antara gardu induk
konvensional dan GIS dengan desain yang ringkas dan modular yang meliputi beberapa
fungsi yang berbeda dalam satu modul.
4.13
Gardu induk existing
Gardu Induk yang sudah beroperasi atau yang sudah ada tetapi tidak beroperasi.
4.14
Jarak aman minimum peralatan bertegangan
Jarak insulasi udara bebas yang diperlukan untuk mencegah terjadinya busur listrik pada
peralatan insulasi di tempat kerja ketika terjadi tegangan lebih transient maksimum yang
diantisipasi.
5
SPLN T4.002-1: 2022
4.15
Jarak aman minimum personel
Jarak insulasi udara bebas yang diperlukan untuk mencegah terjadinya busur listrik pada
bagian tubuh manusia di tempat kerja ketika terjadi tegangan lebih transient maksimum
yang diantisipasi.
4.16
Jarak aman minimum peralatan
Jarak bebas antar peralatan yang diperlukan untuk melakukan inspeksi dan pemeliharaan
peralatan.
4.17
Jarak aman minimum vertikal
Jarak terpendek yang diizinkan secara vertikal antara peralatan yang bertegangan
dengan permukaan bumi atau benda di atas permukaan bumi yang tidak boleh kurang
dari jarak yang telah ditetapkan demi keselamatan manusia, makhluk hidup dan benda
lainnya serta keamanan operasi.
4.18
Line trap (LT)
Alat yang digunakan sebagai perangkap gelombang frekuensi yang kemudian akan
menahan frekuensi tinggi agar tidak memasuki daerah gardu induk dan meloloskan
frekuensi rendah yang akan digunakan untuk penyaluran arus listrik.
4.19
Neutral current transformator (NCT)
CT yang dipasang di netral sistem transformator.
4.20
Pemisah (PMS)
Peralatan sistem tenaga listrik yang berfungsi sebagai saklar pemisah rangkaian listrik
dalam kondisi bertegangan atau tidak bertegangan tanpa arus beban.
4.21
Pemutus tenaga (PMT)
Peralatan saklar/switching mekanis, yang mampu menutup, mengalirkan, dan memutus
arus beban dalam kondisi normal sesuai dengan kapasitas hantar arus serta mampu
menutup, mengalirkan (dalam periode waktu tertentu), dan memutus arus beban dalam
spesifik kondisi abnormal/gangguan sesuai dengan kapasitas pemutus.
6
SPLN T4.002-1: 2022
4.22
Perangkat hubung-bagi tegangan menengah (PHBTM)
Peralatan yang digunakan untuk melakukan pengontrolan, pengukuran, proteksi, dan
pendistribusian di gardu induk sisi 20 kV.
4.23
Remote station
Stasiun yang dipantau atau diperintah oleh master station, yang terdiri dari gateway, IED,
HMI lokal, RTU, dan meter energi.
4.24
One and half breaker
Gardu induk dengan dua busbar dimana terdapat dua bay dengan tiga pemutus tenaga
(PMT) yang terhubung secara seri di antara dua busbar, masing-masing bay terhubung
pada tiap sisi di tengah PMT. Koneksi antara dua busbar disebut diameter.
4.25
Single busbar
Sebuah gardu dimana beberapa bay dihubungkan hanya dengan satu busbar saja.
4.26
Surge arrester (SA)
Peralatan yang berfungsi untuk melindungi peralatan listrik lain dari tegangan surja (baik
surja hubung maupun surja petir).
4.27
Serandang (gantry)
Konstruksi rangka yang berfungsi untuk menyangga busbar, crossbar, maupun konduktor
dari saluran transmisi dan transformator tenaga.
4.28
Switchyard
Area (lahan) tempat terpasangnya peralatan listrik gardu induk pasangan luar (outdoor)
antara lain busbar, transformator tenaga, PMT, PMS, CT, VT, SA, MK, serandang, dan
peralatan pendukung lainnya.
7
SPLN T4.002-1: 2022
4.29
Tegangan ketahanan impuls petir
Tegangan impuls petir yang dapat ditahan oleh insulator dalam keadaan kering pada
kondisi uji yang ditentukan.
4.30
Tegangan ketahanan frekuensi daya
Tegangan yang dapat ditahan oleh insulator pada frekuensi kerja dalam keadaan basah
pada kondisi uji yang ditentukan.
4.31
Trafo arus/current transformator (CT)
Peralatan yang digunakan untuk melakukan pengukuran besaran arus pada intalasi
tenaga listrik di sisi primer (TET, TT, dan TM) yang berskala besar dengan melakukan
transformasi dari besaran arus yang besar menjadi besaran arus yang kecil secara akurat
dan teliti untuk keperluan pengukuran dan proteksi.
4.32
Transformator tegangan/voltage transformator (VT)
Peralatan yang mentransformasi tegangan sistem yang lebih tinggi ke suatu tegangan
sistem yang lebih rendah untuk kebutuhan peralatan indikator, alat ukur/meter, dan relai.
Berdasarkan cara kerja transformator tegangan dibagi menjadi 2, yaitu capacitive voltage
transformer (CVT) dan inductive voltage transformer (IVT).
5 Persyaratan minimal
Pendekatan umum dalam pemilihan teknologi gardu induk harus memenuhi persyaratan
keselamatan, keandalan, kesehatan dan efisiensi serta memenuhi kebutuhan untuk
mengoptimalkan biaya investasi, kebutuhan ruang yang terbatas serta kebutuhan
redudansi dalam tata ruang bangunan.
8
SPLN T4.002-1: 2022
Kondisi lapangan memberikan informasi tentang lokasi gardu induk sehingga gardu induk
dapat beroperasi secara optimal. Untuk kondisi khusus di luar kriteria yang telah
ditentukan agar dilakukan pertimbangan lain sesuai standar yang berlaku.
Gardu induk konvensional dapat diterapkan pada daerah yang memiliki kondisi pelayanan
yang dapat dilihat pada Tabel 1.
Karakteristik Spesifikasi
Karakteristik wilayah Tropis – sinar matahari intens – hujan lebat
Suhu udara minimum dan maksimum 10 oC sampai 40 oC
Suhu rata-rata tahunan ambien 27 oC
Suhu rata-rata dalam satu hari Tidak melebihi 35oC
Curah hujan rata-rata tahunan 2.300 mm/100 hari
Kelembaban relatif rata-rata 70% - 100%
Tingkat isokeraunik rata-rata 100 hari/tahun
Ketinggian sampai 1000 meter di atas permukaan laut
Sedang atau Tinggi atau Sangat Tinggi
Tingkat polusi
(Berdasarkan pada lokasi gardu induk)
Kondisi seismik
Kondisi seismik mengacu kepada SNI 1726-2019, Tata Cara Perencanaan Ketahanan
Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Nongedung.
Kondisi angin
Kondisi kecepatan angin mengacu kepada SPLN T5.014-1: 2021. Kondisi kecepatan
angin diperoleh dari stasiun BMKG terdekat dan dihitung dengan menggunakan metode
perhitungan yang mengacu pada IEC 60826, kecepatan angin yang digunakan untuk
perhitungan tidak boleh kurang dari 18 m/s dengan minimum periode ulang 50 tahun.
Tegangan sistem mengacu pada SPLN T6.001: 2013, IEC 61936-1, dan SNI 0225 dengan
tegangan ketahanan impuls petir dan tegangan ketahanan frekuensi daya minimal sesuai
pada Tabel 2.
9
SPLN T4.002-1: 2022
Jarak aman minimum peralatan bertegangan untuk tegangan menengah dan tinggi dapat
dilihat pada Tabel 3.
Jarak aman minimum personel mengacu pada SPLN T3.010: 2020 dan SPLN D5.008-1:
2020.
10
SPLN T4.002-1: 2022
Tegangan nominal (kV) Jarak minimum horizontal personel antar fase (mm)
20 600
66 2500 a)
150 3000
CATATAN:
a) Jarak horizontal ini digunakan untuk pembangunan gardu induk 66 kV yang dapat dilakukan
pemeliharaan oleh tim pekerjaan dalam keadaan bertegangan (PDKB) tanpa padam. Jarak
aman minimum personel horizontal untuk gardu yang pemeliharaannya tanpa PDKB (harus
padam) dapat menyesuaikan kondisi berdasarkan standar yang berlaku.
Jarak aman minimum horizontal untuk personel antar fase peralatan digunakan untuk
peralatan yang berdiri pada strukturnya sendiri (Independent) seperti surge arrester (SA),
current transformer (CT), capacitive voltage transformer (CVT) dll, sedangkan jarak
minimum peralatan yang menjadi satu kesatuan pada fase-fasenya mengikuti ketentuan
jarak bebas minimum peralatan contohnya pemisah (PMS), pemutus (PMT) tripole,
bushing transformer dll.
Jarak aman minimum horizontal untuk personel antar peralatan yang berbeda fase pada
peralatan dapat dilihat pada Tabel 4.
Jarak aman minimum vertikal untuk personel dari konduktor busbar pada serandang
dengan ujung peralatan yang berbeda fase yang berada di bawah konduktor dijelaskan
pada Tabel 5. Jarak ini mengakomodir pemeliharaan dengan metode PDKB yang
menggunakan jarak aman antar fase bagi personel sebagaimana diatur pada SPLN
T3.010: 2020. Pada Tegangan tinggi jarak aman minimum vertikal diperoleh dari jarak
aman antar fase bagi personel ditambah dengan tinggi peralatan kerja PDKB (scaffolding)
sepanjang 1 m yang ditempatkan pada titik tertinggi peralatan dan dipersyaratkan orang
harus tetap berada di dalam scaffolding.
Jarak aman minimum vertikal untuk personel dari bagian bertegangan dengan peralatan
dapat dilihat pada Gambar 1.
11
SPLN T4.002-1: 2022
Jarak minimum transformator dengan fire wall mengacu pada SPLN U1.008-6: 2021.
Jarak minimum transformator tenaga dengan fire wall sebesar 1,5 meter dan ketinggian
minimum 1 meter dari titik tertinggi transformator seperti konservator atau bushing. Fire
wall harus dipasang untuk setiap transformator yang memiliki jarak kurang dari 15 meter
terhadap instalasi lain (gedung kontrol, pemukiman/bangunan dan bahan yang mudah
terbakar di lingkungan sekitar) atau transformator lain dan disesuaikan dengan lokasi.
Jarak aman minimum reaktor dan kapasitor dengan pagar dapat dilihat pada Tabel 6.
12
SPLN T4.002-1: 2022
Jarak minimum peralatan horizontal di dalam gedung dapat dilihat pada Tabel 7.
CATATAN:
a) Panel 20 kV dengan internal arc classification (IAC) A-FLR (Authorized for Front,
Lateral, Rear).
Single busbar
Dalam konfigurasi single busbar, line dan transformator dihubungkan menggunakan satu
peralatan pemisah (PMS) dan satu peralatan pemutus tenaga (PMT) yang terhubung
pada satu busbar. Umumnya konfigurasi ini digunakan pada daerah dengan pertumbuhan
daya yang sangat rendah untuk gardu induk 66 kV dan 150 kV dimana gardu tersebut
adalah gardu induk akhir dan tidak akan dikembangkan lagi.
13
SPLN T4.002-1: 2022
Konfigurasi ini adalah yang paling sederhana, termurah, dan paling mudah dioperasikan.
Namun, memiliki fleksibilitas dan tingkat keamanan terendah. Gangguan pada busbar,
peralatan pemisah (PMS), atau pada peralatan pemutus tenaga (PMT) menyebabkan
hilangnya pasokan daya pada keseluruhan bay di gardu induk.
Double busbar
Untuk konfigurasi double busbar ini dapat digunakan pada gardu induk 66 kV dan 150 kV.
Konfigurasi one and half breaker dapat digunakan untuk gardu 150 kV yang terhubung
langsung dengan pembangkit yang dianggap menjadi sumber utama suatu daerah
sehingga membutuhkan keandalan yang tinggi dan juga fleksibilitas operasi yang baik.
Gardu Induk dengan outlet pembangkit berkapasitas total paling kecil 100 MW harus
mempunyai konfigurasi one and half breaker.
14
SPLN T4.002-1: 2022
a. One and half breaker dengan 3 PMT b. One and half breaker dengan 2 PMT
Konfigurasi Penggunaan
Single busbar Gardu induk 66 kV dan 150 kV a)
Double busbar Gardu induk 66 kV dan 150 kV
One and half breaker 1. Gardu induk 150 kV dengan outlet pembangkit
berkapasitas total paling kecil 100 MW
2. Gardu induk 150 kV dengan outlet pembangkit
berkapasitas total lebih kecil dari 100 MW b)
CATATAN:
a) Diperlukan kajian untuk penggunaan single busbar sesuai kebutuhan item 5.4.1
b) Diperlukan kajian untuk penggunaan one and half breaker sesuai kebutuhan item
5.4.3
6 Peralatan utama
Peralatan utama yang digunakan pada gardu induk tegangan tinggi harus sesuai dengan
standar yang berlaku. Spesifikasi peralatan utama pada standar ini dijelaskan pada
Tabel 9.
15
SPLN T4.002-1: 2022
Konfigurasi penomoran pada serandang di dalam gardu induk berdasarkan koordinat bay
dimaksudkan sebagai nomor yang diberikan sebagai koordinat atau urutan bay. Urutan
koordinat bay ditentukan sebagai berikut:
Gedung kontrol/proteksi agar sejajar dengan busbar di serandang. Dari gedung kontrol
harus terlihat seluruh switchyard.
Konfigurasi urutan fase pada satu bay dimulai dari kiri ke kanan dan pada satu busbar
dimulai dari yang terdekat dari gedung kontrol. Berdasarkan putaran jarum jam.
16
SPLN T4.002-1: 2022
Perubahan konfigurasi urutan bay dan fase yang tidak sesuai dengan kaidah di atas dapat
dilakukan jika terdapat masalah jarak aman akibat letak tower dead end atau kondisi-
kondisi tertentu yang tidak memungkinkan untuk mengikuti konfigurasi pada Gambar 5.
Pada tiap bay, sirkuit, fase dan peralatan dilengkapi dengan penamaan yang dapat dilihat
dengan jelas. Penamaan bay dan sirkuit dapat dipasang pada gantry, support peralatan
dan tiang sendiri. Penamaan dan penandaan fase dipasang pada tiap support peralatan,
gantry dan dicat pada tiap pondasi peralatan.
7.2 Busbar
Kapasitas busbar pada gardu induk dapat dipilih untuk 2000 A atau 4000 A. Busbar pada
gardu induk harus dilengkapi dengan VT (Voltage Transformer). VT pada busbar dipasang
pada tiap fase disesuaikan dengan kebutuhan proteksi dan operasi.
17
SPLN T4.002-1: 2022
7.3 Diameter
Diameter digunakan untuk konfigurasi one and half breaker antara busbar A dan busbar
B.
7.4 Bay
Bay penghantar
Bay yang terhubung dengan saluran transmisi dapat berupa saluran udara dan/atau
saluran kabel tegangan tinggi.
Pada suatu bay penghantar harus terdapat pemutus (PMT), pemisah (PMS) pada busbar,
pemisah dengan pembumian (PMS+ES), current transformer (CT), voltage transformer
(VT), dan surge arrester (SA), serta peralatan pengukuran, proteksi dan kontrol sehingga
terbentuk suatu kesatuan sistem.
18
SPLN T4.002-1: 2022
Pada suatu bay penghantar harus terdapat pemutus (PMT), pemisah (PMS) pada busbar,
pemisah dengan pembumian (PMS+ES), current transformer (CT), voltage transformer
(VT), dan surge arrester (SA), serta peralatan pengukuran, proteksi dan kontrol sehingga
terbentuk suatu kesatuan sistem.
Pada suatu bay penghantar harus terdapat pemutus (PMT), pemisah (PMS) pada busbar,
pemisah dengan pembumian (PMS+ES), current transformer (CT), voltage transformer
(VT), dan surge arrester (SA), serta peralatan pengukuran, proteksi dan kontrol sehingga
terbentuk suatu kesatuan sistem.
19
SPLN T4.002-1: 2022
Bay transformator
Bay yang terhubung dengan trafo tenaga atau trafo generator. Koneksi dari trafo ke bay
transformator atau bay trafo dapat berupa saluran udara atau saluran kabel tegangan
tinggi.
Suatu bay trafo 150/20 kV dan 66/20 kV pada sisi 150 kV dan 66 kV harus terdapat
pemutus (PMT), pemisah (PMS) pada busbar, current transformer (CT), surge arrester
(SA), neutral current transformer (NCT), serta peralatan pengukuran, proteksi dan kontrol
sehingga terbentuk suatu kesatuan sistem. Sedangkan pada sisi incoming 20 kV harus
terdapat pemutus (PMT), current transformer (CT), voltage transformer (VT), earthing
switch (ES), serta peralatan pengukuran, proteksi dan kontrol sehingga terbentuk suatu
kesatuan sistem.
Suatu bay trafo 150/66 kV pada sisi 150 kV harus terdapat pemutus (PMT), pemisah
(PMS) pada busbar, current transformer (CT), surge arrester (SA), neutral current
transformer (NCT), serta peralatan pengukuran, proteksi dan kontrol sehingga terbentuk
suatu kesatuan sistem. Sedangkan pada sisi 66 kV harus terdapat pemutus (PMT),
pemisah (PMS) pada busbar, current transformer (CT), voltage transformer (VT), surge
arrester (SA), neutral current transformer (NCT), serta peralatan pengukuran, proteksi dan
kontrol sehingga terbentuk suatu kesatuan sistem.
20
SPLN T4.002-1: 2022
Gambar 11. Bay trafo 150/20 kV atau 66/20 kV pada single busbar
Suatu bay trafo 150/20 kV dan 66/20 kV pada sisi 150 kV dan 66 kV harus terdapat
pemutus (PMT), pemisah (PMS) pada busbar, current transformer (CT), surge arrester
(SA), neutral current transformer (NCT), serta peralatan pengukuran, proteksi dan kontrol
sehingga terbentuk suatu kesatuan sistem. Sedangkan pada sisi incoming 20 kV harus
terdapat pemutus (PMT), current transformer (CT), voltage transformer (VT), earthing
switch (ES), serta peralatan pengukuran, proteksi dan kontrol sehingga terbentuk suatu
kesatuan sistem.
21
SPLN T4.002-1: 2022
Suatu bay trafo 150/66 kV pada sisi 150 kV harus terdapat pemutus (PMT), pemisah
(PMS) pada busbar, current transformer (CT), surge arrester (SA), neutral current
transformer (NCT), serta peralatan pengukuran, proteksi dan kontrol sehingga terbentuk
suatu kesatuan sistem. Sedangkan pada sisi 66 kV harus terdapat pemutus (PMT),
pemisah (PMS) pada busbar, current transformer (CT), voltage transformer (VT), surge
arrester (SA), neutral current transformer (NCT), serta peralatan pengukuran, proteksi dan
kontrol sehingga terbentuk suatu kesatuan sistem.
Gambar 13. Bay trafo 150/20 kV atau 66/20 kV pada double busbar
22
SPLN T4.002-1: 2022
Suatu bay trafo 150/20 kV pada sisi 150 kV harus terdapat pemutus (PMT), pemisah
(PMS), pemisah dengan pembumian (PMS+ES), current transformer (CT), surge arrester
(SA), neutral current transformer (NCT), serta peralatan pengukuran, proteksi dan kontrol
sehingga terbentuk suatu kesatuan sistem. Sedangkan pada sisi incoming 20 kV harus
terdapat pemutus (PMT), current transformer (CT), voltage transformer (VT), earthing
switch (ES), serta peralatan pengukuran, proteksi dan kontrol sehingga terbentuk suatu
kesatuan sistem.
Suatu bay trafo 150 kV ke arah trafo pembangkit, pada 150 kV harus terdapat pemutus
(PMT), pemisah (PMS), pemisah dengan pembumian (PMS+ES), current transformer
(CT), voltage transformer (VT), surge arrester (SA), serta peralatan pengukuran, proteksi
dan kontrol sehingga terbentuk suatu kesatuan sistem. Sedangkan desain konstruksi
pada bay trafo di sisi pembangkit masuk dalam lingkup konstruksi pembangkit.
23
SPLN T4.002-1: 2022
Gambar 16. Bay trafo ke arah pembangkit pada one and half breaker
Bay kopel
Pada suatu bay kopel harus terdapat pemutus (PMT), pemisah (PMS), current transformer
(CT), serta peralatan pengukuran, proteksi dan kontrol sehingga terbentuk suatu kesatuan
sistem.
Bus section
Pada suatu bus section bay harus terdapat pemutus (PMT), pemisah (PMS), current
transformer (CT), serta peralatan pengukuran, proteksi dan kontrol sehingga terbentuk
suatu kesatuan sistem.
Bus section digunakan untuk memisahkan busbar yang berbeda subsistem, misalnya
busbar untuk outlet IBT 1 dan 2 dipisah dari busbar untuk outlet IBT 3 dan 4.
24
SPLN T4.002-1: 2022
Bay reaktor
Bay yang terhubung dengan reaktor. Koneksi dapat berupa saluran udara atau saluran
kabel tegangan tinggi.
Pada suatu bay reaktor harus terdapat pemutus (PMT) dengan switching controller,
pemisah (PMS), current transformer (CT), surge arrester (SA), neutral current transformer
(NCT), serta peralatan pengukuran, proteksi dan kontrol sehingga terbentuk suatu
kesatuan sistem.
Pada suatu bay reaktor harus terdapat pemutus (PMT) dengan switching controller,
pemisah (PMS), current transformer (CT), surge arrester (SA), neutral current transformer
(NCT), serta peralatan pengukuran, proteksi dan kontrol sehingga terbentuk suatu
kesatuan sistem.
25
SPLN T4.002-1: 2022
Bay kapasitor
Bay yang terhubung dengan kapasitor. Koneksi dapat berupa saluran udara atau saluran
kabel tegangan tinggi.
Pada suatu bay kapasitor harus terdapat pemutus (PMT) dengan switching controller,
pemisah (PMS), current transformer (CT), surge arrester (SA), earthing switch (ES),
current limiting reactor, neutral current transformer (NCT), current transformer/voltage
transformer (CT/VT)1) yang menyesuaikan konfigurasi kapasitor, serta peralatan
pengukuran, proteksi dan kontrol sehingga terbentuk suatu kesatuan sistem.
26
SPLN T4.002-1: 2022
Pada suatu bay kapasitor harus terdapat pemutus (PMT) dengan switching controller,
pemisah (PMS), current transformer (CT), surge arrester (SA), earthing switch (ES),
current limiting reactor, neutral current transformer (NCT), current transformer/voltage
transformer (CT/VT)1) yang menyesuaikan konfigurasi kapasitor, serta peralatan
pengukuran, proteksi dan kontrol sehingga terbentuk suatu kesatuan sistem.
CATATAN: 1) Memilih salah satu dari CT atau VT sesuai dengan konfigurasi kapasitor.
Peralatan-peralatan yang dibutuhkan untuk suplai catu daya tegangan rendah adalah
sebagai berikut:
27
SPLN T4.002-1: 2022
Catu daya bantu tegangan rendah arus bolak balik (A.B) menggunakan sumber daya yang
berasal dari transformator pemakaian sendiri (trafo PS).
Jaringan distribusi 20 kV terdekat dapat digunakan sebagai sumber daya jika pada gardu
induk tidak terdapat transformator tenaga dengan syarat tegangan tidak melebihi 10% dan
tidak kurang dari 5 % dari tegangan sistem 20 kV. Selain itu gardu induk 150 kV yang
menggunakan jaringan 20 kV sebagai sumber catu daya A.B tegangan rendah harus
dilengkapi genset sebagai cadangan.
Untuk gardu induk 150 kV dan 66 kV minimal terdapat 1 sumber catu daya, misalnya
didapatkan dari transformator pemakaian sendiri.
Peralatan pengaman tegangan lebih pada catu daya untuk peralatan remote station
mengacu pada SPLN S3.005-1: 2021.
Spesifikasi transformator pemakaian sendiri harus mengikuti SPLN D3.002-1: 2020. Total
kapasitas daya trafo PS agar disesuaikan dengan kebutuhan daya yang ada di gardu
induk dengan kebutuhan kapasitas minimmal per trafo PS untuk 8 bay mengikuti Tabel
10.
28
SPLN T4.002-1: 2022
Genset
Genset digunakan pada gardu induk 66 kV atau 150 kV yang menggunakan jaringan 20
kV sebagai sumber catu daya A.B.
Genset dapat digunakan pada gardu induk yang terdapat outlet pembangkit, jalur line
charging, atau gardu induk yang telah ditentukan oleh pengelola operasi. Daya nominal
genset disesuaikan dengan kebutuhan untuk gardu induk, dengan minimum daya nominal
genset sebesar 100 kW. Contoh diagram sistem penggunaan genset dan trafo PS dapat
dilihat pada Gambar 23.
Panel hubung A.B tegangan rendah harus memenuhi IEC 61439-1 dan IEC 61439-2.
Panel hubung harus menggunakan busbar tunggal dioperasikan untuk sistem 400/230 V,
3 fase 4 kawat 50 Hz dengan fase netral dibumikan langsung.
29
SPLN T4.002-1: 2022
Setiap transformator pemakaian sendiri dilengkapi dengan panel hubung A.B, jika
terdapat minimal 2 panel hubung A.B tegangan rendah maka antar panel hubung A.B
tersebut dihubungkan oleh moulded-case circuit breaker (MCCB) yang dilengkapi
automatic change over switching/automatic transfer switch (ACOS/ATS). Spesifikasi
MCCB yang digunakan mengacu pada IEC 60947-2 dan IEC 60947-6-1.
Kebutuhan catu daya tegangan A.S 110 V dan 48 V disesuaikan dengan kebutuhan
peralatan gardu induk. Kebutuhan catu daya tegangan A.S 110 V dan 48 V untuk
peralatan remote station mengacu pada SPLN S3.005-1: 2021. Untuk kebutuhan di luar
peralatan remote station agar disesuaikan dengan peralatan yang akan dipasang sesuai
dengan masing-masing spesifikasi yang diatur di SPLN terkait.
30
SPLN T4.002-1: 2022
Panel hubung A.S tegangan rendah 110 V digunakan untuk menyuplai peralatan bantu
(auxiliary services) antara lain gateway, IED kontrol, IED proteksi, IED meter/kWh meter,
switch, disturbance fault recorder (DFR), dan fault locator.
Peralatan sistem tegangan 110 V A.S harus redundant untuk sistem A dan sistem B serta
pada panel hubung A dan panel hubung B dihubungkan oleh MCCB yang dilengkapi
sakelar/sekering pemindah otomatis (automatic change over switch).
Jika terjadi kehilangan daya dari suplai tegangan A.B, suplai daya dari baterai harus cukup
untuk pengoperasian gardu induk selama periode minimal 8 jam secara terus-menerus
dan handal.
31
SPLN T4.002-1: 2022
Panel hubung A.S tegangan rendah 48 V digunakan untuk menyuplai peralatan bantu
(auxiliary services) antara lain:
1. charger 48 V A.S;
2. baterai 48 V A.S;
3. panel hubung 48 V A.S; dan
4. semua peralatan terkait seperti kabel, MCCB, peralatan ukur, dan peralatan bantu.
32
SPLN T4.002-1: 2022
Peralatan sistem tegangan 48 V A.S harus redundant untuk sistem A dan sistem B serta
pada panel hubung A dan panel hubung B dihubungkan oleh MCCB yang dilengkapi
sakelar/sekering pemindah otomatis (automatic change over switch).
Jika terjadi kehilangan daya dari suplai tegangan A.B, suplai daya dari baterai harus cukup
untuk pengoperasian gardu induk selama periode minimal 8 jam secara terus menerus
dan andal.
Kebutuhan catu daya tegangan A.B 230 V dari UPS mengacu pada SPLN S3.005-1: 2021.
Panel Hubung A.B dari UPS digunakan untuk menyuplai peralatan PC gateway, server,
HMI, router, CCTV, dan semua peralatan bantu lain yang harus disuplai selama
kehilangan suplai daya.
33
SPLN T4.002-1: 2022
Pada gardu induk harus terdapat 2 (dua) UPS untuk menyuplai beban di atas. Masing-
masing UPS harus memiliki panel hubung A.B UPS sendiri. Panel hubung A.B UPS A dan
panel hubung A.B UPS B dihubungkan oleh MCCB yang dilengkapi sakelar/sekering
pemindah otomatis (automatic change over switch).
Kemampuan UPS adalah minimal dua kali kapasitas beban total. UPS menggunakan
baterai eksternal dengan kapasitas energi dapat bertahan selama 10 (sepuluh) jam
beroperasi penuh dengan baterai dan memiliki kemampuan switching ke bypass input
dengan proses switching time kurang dari 4 (empat) ms.
Kebutuhan sistem proteksi saluran transmisi dan perangkat bantu analisis gangguan
(disturbance fault recoder dan fault locator) yang diperlukan untuk skema proteksi saluran
transmisi berdasarkan level tegangan mengacu pada Permen ESDM Nomor 20: 2020
Appendix Connection Code CCA1 2.3, subpasal 6 dan subpasal 7 - SPLN T5.002: 2021.
Kebutuhan sistem proteksi mekanik dan elektrik transformator tenaga mengacu pada
SPLN T5.003-1: 2010 Bagian 1.
Gardu Induk Tegangan Tinggi harus dilengkapi dengan proteksi bus differential.
Berdasarkan Permen ESDM Nomor 20, proteksi kegagalan PMT eksternal harus
disediakan untuk gardu induk tegangan tinggi dengan konfigurasi one and half breaker.
Kebutuhan sistem metering di gardu induk mengacu pada Permen ESDM Nomor 20
subpasal Metering Code 1 Kriteria Pengukuran dan Metering Code 2 Persyaratan
Peralatan Meter.
Persyaratan umum sistem otomasi gardu induk mengacu pada SPLN S3.005-1 subpasal
6.2.
Gardu induk dilengkapi GPS untuk sinkronisasi waktu peralatan proteksi, kontrol, dan
meter.
Konstruksi remote station sebagai peralatan SCADA di gardu induk mengacu pada SPLN
S4.005-2: 2014.
Semua peralatan remote station harus lulus pengujian jenis sesual SPLN S3.005-1
subpasal 14.1.
Spesifikasi peralatan station level (gateway, human machine interface, server) dan
peralatan bay level (IED BCU, IED I/O, IED proteksi, IED AVR, IED meter) mengacu pada
SPLN S3.005-1 subpasal 9.3, 10.2, 11.2, dan Pasal 12.
Spesifikasi peralatan global positioning system (GPS) dan switch mengacu pada SPLN
S3.005-1 subpasal 13.2 dan 13.10.
34
SPLN T4.002-1: 2022
Konstruksi peralatan SCADA di gardu induk mengacu pada SPLN S4.005-3: 2014.
Spesifikasi serat optik sebagai media telekomunikasi di gardu induk mengacu pada SPLN
S3.002-1: 2013.
Spesifikasi perangkat radio dan microwave sebagai media telekomunikasi di gardu induk
mengacu pada SPLN S3.002-2: 2013.
Spesifikasi power line carier dan teleproteksi frekuensi audio sebagai media
telekomunikasi di gardu induk mengacu pada SPLN S3.002-4: 2013.
Spesifikasi perangkat PABX, router, modem dan catu daya sebagai media telekomunikasi
di gardu induk mengacu pada SPLN S3.002-5: 2013.
CCTV berfungsi untuk mengawasi dan merekam segala bentuk aktifitas yang terjadi di
area gardu induk. Konstruksi sistem CCTV terdiri dari:
1. colour video camera berbasis IP camera dengan jenis kamera pan tilt zoom (PTZ)
dan fix camera;
2. video management system;
3. storage penyimpanan minimal untuk 14 hari; dan
4. terhubung ke jaringan intranet;
5. workstation untuk operator dan security;
6. switch untuk jaringan CCTV;
7. camera housing & mount dan tiang penyangga kamera;
8. speed dome controller/PTZ controller; dan
9. overvoltage arrester.
35
SPLN T4.002-1: 2022
Area yang harus dapat dipantau oleh peralatan CCTV dan jenis pemantauan dapat dilihat
pada Tabel 11.
Catu daya peralatan CCTV (server, workstation, kamera, dan switch) menggunakan sumber
dari UPS yang ada di gardu induk. Gambar Jaringan CCTV dapat dilihat pada Lampiran B
Gambar B 4.
9.1 Umum
Perangkat hubung bagi tegangan menengah (panel 20 kV) mengacu kepada SK.Dir
Nomor 216.K/DIR/2013 dan SPLN D3.020-1: 2019. Jenis-jenis PHBTM yang digunakan
dalam gardu induk adalah panel incoming, panel outgoing, panel bus section, panel bus
riser, panel trafo PS, dan panel VT bus dan SA. Kabel tray untuk SCADA pada PHBTM
mengacu pada SPLN S4.005-2: 2014.
Panel incoming digunakan sebagai penerima energi listrik dari trafo tenaga GI sisi 20 kV
dan disalurkan ke busbar utama. Suatu panel incoming harus terdapat PMT (pemutus),
VT (voltage transformer), CT (current transformer), ES (earthing switch), serta peralatan
pengukuran, proteksi dan kontrol sehingga terbentuk suatu kesatuan sistem.
36
SPLN T4.002-1: 2022
Panel outgoing digunakan untuk menyalurkan energi listrik dari busbar utama ke SUTM
(saluran udara tegangan menengah) dan/atau ke SKTM (saluran kabel tegangan
menengah).
37
SPLN T4.002-1: 2022
Panel bus section digunakan untuk menghubungkan busbar utama ke busbar sirkuit
PHBTM lain yang tidak memiliki panel incoming melalui kabel tegangan menengah tanpa
melalui proses sinkronisasi.
Suatu panel bus section harus terdapat PMT (pemutus), VT (voltage transformer), CT
(current transformer), ES (earthing switch), serta peralatan pengukuran, proteksi dan
kontrol sehingga terbentuk suatu kesatuan sistem.
38
SPLN T4.002-1: 2022
Panel bus riser tanpa menggunakan pemisah, disebut juga interface digunakan untuk
menghubungkan bus pada sirkuit PHBTM yang berbeda tanpa menggunakan kabel
tegangan menengah dan dapat digunakan tanpa panel bus section.
Panel bus tie digunakan untuk menghubungkan busbar utama ke busbar sirkuit PHBTM
lain yang memiliki panel incoming tanpa melalui kabel tegangan menengah dengan
melalui proses sinkronisasi.
Suatu panel bus tie harus terdapat PMT (pemutus), VT (voltage transformer), CT (current
transformer), ES (earthing switch), serta peralatan pengukuran, proteksi dan kontrol
sehingga terbentuk suatu kesatuan sistem.
39
SPLN T4.002-1: 2022
Panel transformator pemakaian sendiri digunakan sebagai sumber untuk trafo distribusi
pemakaian sendiri (local distribution transformer) di gardu induk.
Suatu panel transformator pemakaian sendiri harus terdapat pemisah, fuse, serta
peralatan pengukuran, proteksi dan kontrol sehingga terbentuk suatu kesatuan sistem.
Panel VT bus dan SA digunakan sebagai penghubung dari busbar utama ke SA dan VT.
Suatu panel VT bus dan SA harus terdapat VT (voltage transformer), SA (surge arrester),
fuse, serta peralatan pengukuran, proteksi dan kontrol sehingga terbentuk suatu kesatuan
sistem.
40
SPLN T4.002-1: 2022
10 Sistem pembumian
Konstruksi sistem pembumian pada gardu induk mengacu pada SPLN T5.012: 2020.
Koneksi sistem pembumian dari peralatan atau gedung ke mesh grounding mengacu
pada SPLN T5.012: 2020 Pasal 5.
Pembumian netral sistem adalah suatu hubungan antara titik netral sistem ke tanah
(ground) baik langsung atau melalui resistans.
Pada sistem 150 kV yang terhubung ke trafo tenaga, pembumian netral hanya
menggunakan pembumian netral sistem langsung.
41
SPLN T4.002-1: 2022
Persyaratan sistem proteksi kebakaran pada gardu induk mengacu pada SPLN U1.008-
6: 2022. Untuk lokasi dan jenis peralatan proteksi kebakaran yang harus disediakan di
gardu induk dapat dilihat pada Lampiran A SPLN U1.008-6: 2022.
12 Komisioning
Pelaksanaan komisioning di gardu induk diatur oleh peraturan dan standar sebagai
berikut:
Tahapan pelaksanaan dan tata cara pelaksanaan sertifikasi laik operasi yang mengacu
pada Permen ESDM No. 12 Tahun 2021 tentang Klasifikasi, Kualifikasi, Akreditasi, dan
Sertifikasi Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik adalah sebagai berikut:
a. pemeriksaan dokumen;
b. design review;
c. pemeriksaan visual;
d. pengujian karakteristik individual peralatan;
e. pengujian subsistem;
f. pengujian sistem;
42
SPLN T4.002-1: 2022
a. bay transformator;
b. bay penghantar;
c. bay kopel;
d. bay reaktor; dan
e. bay kapasitor.
43
SPLN T4.002-1: 2022
Lampiran A
(Informatif)
Konfigurasi peralatan elektromekanik di gardu induk
44
SPLN T4.002-1: 2022
45
SPLN T4.002-1: 2022
46
SPLN T4.002-1: 2022
47
SPLN T4.002-1: 2022
48
SPLN T4.002-1: 2022
49
SPLN T4.002-1: 2022
50
SPLN T4.002-1: 2022
51
SPLN T4.002-1: 2022
Gambar A 9. Contoh general layout gardu induk 150 kV tipe fish bone
52
SPLN T4.002-1: 2022
Gambar A 10. Potongan A-A gardu induk 150 kV tipe fish bone
53
SPLN T4.002-1: 2022
Gambar A 11. Potongan B-B (bay penghantar) gardu induk 150 kV tipe fish bone
54
SPLN T4.002-1: 2022
Gambar A 12. Potongan C-C (coupler bay) gardu induk 150 kV tipe fish bone
55
SPLN T4.002-1: 2022
Gambar A 13. Potongan D-D (bay trafo) gardu induk 150 kV tipe fish bone
56
SPLN T4.002-1: 2022
Lampiran B
(Informatif)
Sistem telekomunikasi dan jaringan CCTV
57
SPLN T4.002-1: 2022
58
Pengelola Standardisasi: