007-1: 2017
Lampiran Peraturan Direksi
PT PLN (Persero) No. 0031.P/DIR/2018
PT PLN (PERSERO)
SPESIFIKASI
TRANSFORMATOR TENAGA
Bagian 1: Transformator 66/22kV
PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo Blok M-1/135 Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
i
STANDAR SPLN T3.007-1: 2017
Lampiran Peraturan Direksi
PT PLN (Persero) No. 0031.P/DIR/2018
PT PLN (PERSERO)
SPESIFIKASI
TRANSFORMATOR TENAGA
Bagian 1: Transformator 66/22 kV
PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo Blok M-1/135 Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
SPESIFIKASI
TRANSFORMATOR TENAGA
Bagian 1: Transformator 66/22 kV
Disusun oleh :
Diterbitkan oleh:
PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo Blok M - 1/135, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
Kelompok Bidang Transmisi Standardisasi
dengan Keputusan
General Manager PT PLN(Persero) Pusat Penelitian dan
PengembanganKetenagalistrikan
(Research Institute)
No. 0027.K/GM/2017
Nara sumber:
- Ir. Johan Mass Inaray
SPLN T3.007-1: 2017
Daftar Isi
ii
SPLN T3.007-1: 2017
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Gambar 1. Layout terminal untuk transformator fase tiga ................................................. 13
Daftar Lampiran
iii
SPLN T3.007-1: 2017
Prakata
iv
SPLN T3.007-1: 2017
1. Ruang Lingkup
Standar ini berlaku untuk transformator tenaga pasangan luar 66/22 kV yang digunakan
pada Gardu Induk 66 kV untuk memasok jaringan distribusi 20 kV di lingkungan PLN.
2. Tujuan
Sebagai pedoman umum dalam menetapkan persyaratan spesifikasi teknis pada proses
enjiniring, pengadaan, instalasi pemasangan, pengujian dan komisioning bagi unit-unit
PLN dan acuan desain pembuatan dan pengujian bagi pabrikan.
3. Acuan Normatif
Kecuali ditetapkan secara khusus pada standar ini, maka ketentuan mengikuti standar
berikut. Dalam hal terjadi revisi pada standar tersebut maka acuan mengikuti edisi
terakhirnya.
a. IEC 60076-1: 2011, Power transformers- Part 1: General;
b. IEC 60076-2: 2011, Power transformers - Part 2: Temperature rise for liquid-
immersed transformers;
c. IEC 60076-3: 2013 + AMD1: 2018, Power transformers - Part 3: Insulation levels,
dielectric tests and external clearances in air;
d. IEC 60076-4: 2002, Power transformers - Part 4: Guide to the lightning impulse and
switching impulse testing - Power transformers and reactors;
e. IEC 60076-5: 2006, Power transformers - Part 5: Ability to withstand short circuit;
f. IEC 60076-7-2018: Power Transformer-Part 7: Loading Guide for Oil-immersed
Power Transformers;
g. IEC 60076-10: 2001, Power transformers - Part 10: Determination of sound levels;
h. IEC 60076-18: 2012, Power transformers - Part 18: Measurement of frequency
response;
i. IEC 60214-1: 2014, Tap-changers - Part 1: Performance requirements and test
methods;
j. IEC 60296: 2012, Fluids for electrotechnical applications – Unused mineral insulating
oils fortransformers and switchgears;
k. IEC 60422: 2013, Mineral insulating oils in electrical equipment - Supervision and
maintenance guidance;
l. IEC 60599: 2015, Mineral oil filled electrical equipment in service - Guidance on the
interpretation of dissolved and free gases analysis;
m. IEC 60567: 2011, Oil-filled electrical equipment - Sampling of gases and analysis of
free and dissolved gases – Guidance;
n. IEC 60450: 2004 + AMD1: 2007,Measurement of the average viscometric degree of
polymerization of new and aged cellulosic electrically insulating material;
o. IEC 60616: 1978, Terminal and tapping markings for power transformers;
p. IEC 60137: 2017, Insulated bushings for alternating voltages above 1000 V;
q. ISO 12944-5: 2007, Paint and Varnishes – Corrosion protective of steel structures by
protective paint systems Part 5: Protective paint systems
1
SPLN T3.007-1: 2017
Istilah dan definisi mengacu ayat Terms and Definitions pada standar IEC serial 60076
terkait.
Tegangan r.m.s fasa ke fasa pada sistem fasa 3 sesuai desain tingkat isolasi belitan
transformator.
Tegangan yang diaplikasikan atau timbul pada kondisi tanpa beban, antara terminal
transformator yang tidak di sadap, atau pada suatu sadapan yang terhubung dengan
belitan utama, untuk belitan fasa 3 adalah tegangan antar fasa.
5. Kondisi Pelayanan
Kondisi pelayanan pada butir 5.1 merupakan kondisi normal operasi transformator yang
dispesifikasi oleh standar ini. Kondisi pelayanan di luar lingkup kondisi tersebut
memerlukan pertimbangan khusus dalam desain transformator (lihat butir 5.2).
2
SPLN T3.007-1: 2017
Pemasangan transformator pada lokasi dengan ketinggian lebih dari 1.000 m dpl,
penambahan ketinggian terhadap karakteristik transformator harus mempertimbangkan:
a. Minimum jarak bebas (clearance) insulasi eksternal mengikuti ketentuan IEC
60076-3, butir 16;
b. Batas kenaikan suhu mengikuti ketentuan IEC 60076-2, butir 6.3.2.
c. Untuk lokasi pemasangan yang mempunyai aktivitas seismik lebih tinggi dari
ketentuan kondisi pelayanan normal, desain transformator harus menggunakan
parameter yang sesuai
Semua kondisi khusus di atas harus dinyatakan pada dokumen lelang.
Pabrikan harus mencantumkan pada papan nama untuk setiap kondisi khusus yang
diterapkan.
3
SPLN T3.007-1: 2017
1 2 3
1 2 3
Tap HV[V] LV[V]
1 72600 22000
2 71775 22000
3 70950 22000
4 70125 22000
5 69300 22000
6 68475 22000
7 67650 22000
8 66825 22000
9 66000 22000
10 65175 22000
11 64350 22000
12 63525 22000
13 62700 22000
14 61875 22000
15 61050 22000
16 60225 22000
17 59400 22000
Sadapan ditempatkan pada belitan primer sisi netral dengan tegangan sadapan sisi
primer adalah 66+8×1,25 %
-8×1,25 %
kV.
Penomoran sadapan dimulai dari nomor 1 sampai dengan 17.
Posisi tap pengenal nomor 9.
4
SPLN T3.007-1: 2017
1 2 3 4
Um LI AC
Terminal
[kV] [kV] [kV]
Primer 72,5 325 140
Netral primer 72,5 325 140
Sekunder 24 125 50
Netral sekunder 24 125 50
Rugi-rugi dan arus tanpa beban tercantum pada Tabel 4, kolom 2 dan 3.
Rugi berbeban dan impedans hubung-singkat pada kondisi ONAF tercantum pada Tabel
4, kolom 4, 5 dan 6.
1 2 3 4 5 6
Rugi-rugi berbeban merupakan rugi-rugi pada sadapan utama dan dua sadapan ekstrim
dengan formula sebagai berikut:
1
PLL = ×(PMax +2×PNom +PMin )
4
5
SPLN T3.007-1: 2017
Dimana:
PMax : rugi berbeban pada sadapan nomor 1;
PNom : rugi berbeban pada sadapan nomor 9;
PMin : rugi berbeban pada sadapan nomor 17.
Spesifikasi dari lengkapan yang digunakan harus sesuai dengan nilai pengenal dan
kondisi pelayanan yang tercantum pada butir 5 dan 6.
Transformator harus dibuat dari bahan baku dan lengkapan yang sama sekali baru.
Semua bagian logam yang berada pada bagian luar harus diproteksi terhadap korosi.
Permukaan luar tangki dan konservator harus dicat sesuai kategori very high corrosivity
category (industrial) (C5I) dengan high durability rating mengacu pada ISO 12944 warna
RAL 7032. Permukaan luar tangki dan konservator harus dicat dengan marine coated
paint (C5M) warna RAL 7032 mengacu pada ISO 12944 dengan ketebalan cat rata-rata
mininum 80 µm. Ketentuan ini berlaku untuk marshalling kiosk (7.15), panel OLTC (7.9)
dan bagian lengkapan yang terbuat dari logam.
Sebelum pengecatan, tangki harus diproses sand blasting.
Bagian-bagian yang dapat dilepas untuk maksud kemudahan: transportasi, penggantian
maupun pemeliharaan (seperti: bushing, flange, manhole dan tutup tangki), harus diberi
perapat (gasket, seal) yang tahan suhu tinggi, minyak dan cuaca. Jenis bahan perapat
adalah fluoro carbon rubber type 1 FKM ISO 1629.
Merek dan tipe dari bahan baku dan lengkapan yang akan digunakan harus melalui
persetujuan PLN (Lihat Lampiran A).
6
SPLN T3.007-1: 2017
Transformator harus didesain tahan terhadap pengaruh termal dan pengaruh gaya
elektrodinamik dari arus gangguan hubung-singkat yang terjadi di terminal keluarannya.
Belitan harus mampu menahan gaya tekan dalam semua kondisi, terutama karena gaya
hubung-singkat antar terminal atau antara terminal dan bumi, dengan tegangan penuh
yang dipertahankan pada semua belitan lain yang dimaksudkan untuk hubungan ke
sumber suplai eksternal.
Pembuktian terhadap ketahanan termal dan dinamik hubung-singkat dilakukan melalui
kalkulasi berdasarkan IEC 60076-5, dan apabila diperlukan pengujian, harus disepakati
sebelumnya antara PLN dengan Pabrikan disertakan pada dokumen lelang.
Semua belitan didesain dengan asumsi bahwa titik netral dibumikan tanpa tahanan
(solidly grounded).
Kemampuan termal untuk menahan arus hubung-singkat pada masing-masing belitan,
suhu rata-ratanya tidak melebihi 200 oC dengan durasi arus hubung-singkat simetris 4
detik.
Kalkulasi ketahanan arus hubung singkat dinamik menggunakan faktor k√2 ≥ 2,55.
Sistem preservasi minyak menggunakan tipe bladder, tipe conservator dimana ekspansi
volume udara pada tekanan atmosfer berada di atas minyak namun dicegah dari kontak
langsung dengan minyak oleh bladder (rubber bag). Moisture-removing breather harus
dipasang pada koneksi ke atmosfer.
Tangki dan konservator harus dibuat dari pelat baja minimal JIS G3101 SS400.
Tangki harus dilengkapi:
a. Skid pada bagian bawah tangki, dilengkapi pengunci ke pondasi;
b. Rak penyangga kabel 20 kV sisi sekunder.
7
SPLN T3.007-1: 2017
OLTC (on-load tap changer) dikonstruksi di dalam tangki utama dengan minyak yang
terpisah.
Tebal minimum dari pelat tangki untuk pelat baja JIS G3101 SS400 adalah :
a. Atas 16 mm;
b. Bawah 12 mm;
c. Dinding 10 mm.
Bila pelat baja menggunakan kelas yang lebih tinggi, tebal minimum pelat dapat
disesuaikan.
Tangki harus diberi penandaan angka seri dengan permanen timbul (dapat dengan cara
dilas, paku keling atau metode lain) pada bagian sekitar jacking pad dan lifting lug.
Transformator dapat menggunakan jenis konstruksi cover type atau bell type.
Pemasangan tutup tangki dilakukan dengan pengelasan.
Lubang manhole di dinding tangki utama pada daerah samping atas OLTC yang
memudahkan untuk keperluan inspeksi.
Lubang handhole untuk kebutuhan koneksi lead bushing HV dan LV.
Ada fasilitas akses koneksi konduktor bushing primer untuk memudahkan konstruksi dan
pemeliharaan.
Tangki harus memenuhi:
a. Uji bocor (IEC 60076-1, butir 11.8), dengan tekanan uji ≥ 35 kPa diatas tekanan
normal selama 24 jam;
b. Uji vakum (IEC 60076-1, butir 11.9), untuk transformator yang harus diuji vakum ≤
0.133 kPa, di lokasi pemasangan atau transformator yang proses transportasinya
tanpa minyak. Defleksi permanen yang diijinkan pada pelat di antara stiffner
berdasarkan jarak antar stiffner adalah sebagai berikut :
o Kurang dari 1300 mm maksimum defleksi permanen adalah 3 mm
o 1300 – 2500 mm maksimum defleksi permanen adalah 8 mm
o Lebih dari 2500 mm maksimum defleksi permanen adalah 12,7 mm
7.4.1.1 Konservator
Konservator untuk tangki utama dan tangki OLTC merupakan satu kesatuan konstruksi
dan masing-masing dilengkapi dengan indikator level minyak jenis magnetik yang dapat
terbaca dengan mudah dari bawah transformator.
Konservator berbentuk silindris dan harus dilengkapi dengan bladder/rubber bag hanya
untuk tangki utama.
Konservator harus dapat dilepas untuk kemudahan transportasi.
Tebal minimum pelat konservator adalah 8 mm. Jika pelat yang digunakan lebih tinggi
dari JIS G3101 SS400, ketebalan dapat disesuaikan dan disertai kalkulasinya.
8
SPLN T3.007-1: 2017
Diameter
Fungsi Jenis
nominal
Pocket untuk sensor suhu minyak atas harus diletakan pada posisi terpanas sesuai
review desain minimum 2 buah.
Sirkuit magnetik harus didesain sedemikian sehingga mencegah timbulnya muatan listrik
statik, pembentukan jalur hubung-singkat internal atau ke klem struktur, dan produksi
komponen fluks normal ke bidang laminasi.
Sirkit magnetik harus diinsulasi terhadap klem strukturnya dan tahan terhadap tegangan
uji 2,5 kV-DC selama 1 menit.
Bahan inti besi adalah grain oriented silicon steel, tipe Hi-B, laser atau non laser steel.
Karakteristik bahan inti besi sebagai berikut:
a. Ketebalan: 0,23 mm atau 0,27 mm;
b. Polarisasi magnetik minimum 1,85 Tesla pada 800 A/m;
c. Maximum specific core loss 0,95 W/kg pada 1,7 Tesla dan 50 Hz.
Inti besi harus didesain dengan rapat fluksi ≤ 1,7 Tesla pada daya pengenal kontinu dan
≤1,88 Tesla pada kondisi darurat terberat.
Bagian inti harus dirakit dan diikat secara kuat, sehingga mampu menjamin kekuatan
mekanis kumparan dan untuk mencegah terjadi pergeseran selama pengiriman, operasi,
gangguan hubung singkat, dan juga mengurangi getaran dan atau kebisingan selama
operasi.
9
SPLN T3.007-1: 2017
7.6 Belitan
Konduktor belitan adalah kawat tembaga yang dibalut insulasi kertas jenis thermal
upgraded paper. Degree of polymerization (DP) dari kertas insulasi setelah proses
pemanasan (oven) terakhir harus ≥ 900, nilai yang lebih kecil dari 900 mengikuti
ketentuan pada Lampiran C.
Pengambilan sampel untuk uji DP harus disaksikan PLN.
Urutan struktur belitan dari arah dalam keluar adalah belitan sekunder, belitan primer, dan
belitan sadapan. Direkomendasikan menggunakan lapisan kertas insulasi tambahan
sebagai layer terluar untuk menjaga kertas insulasi dari cacat akibat proses pengepresan.
Kerapatan arus (current density) maksimum 2,5 A/mm2 untuk belitan primer dan
sekunder.*)
Spacer yang digunakan pada belitan primer dan sekunder memiliki ketebalan minimum 3
mm untuk radial ducting cooling system.
Stick atau Klakban yang digunakan memiliki ketebalan minimum 6 mm untuk axial ducting
cooling system.
Belitan harus dibuat sedemikian sehingga:
a. Distribusi stres tegangan di setiap lilitan/disk terdistribusi merata di setiap belitan dan
setiap fase;
b. Transfer tegangan ke belitan lain tidak melampaui kemampuan ketahanan
insulasinya;
c. Perbedaan resistans setiap fase ≤ 3 %;
d. Tahan terhadap pengaruh termal dan mekanis arus hubung singkat.
Tidak diizinkan memasang ZnO pada belitan.
*)
CATATAN: untuk perhitungan kerapatan arus belitan sekunder menggunakan arus dengan
referensi daya pengenal (Sr) pada tegangan 20 kV.
Kipas pendingin harus mempunyai cadangan minimum 1 (satu) buah yang terinstalasi
untuk siap operasi.
Operasi kipas pendingin dikendalikan oleh suhu belitan (WTI) dengan setting berdasarkan
data hot spot hasil uji jenis.
Masa pakai motor kipas pendingin minimum 30.000 jam dibuktikan dengan rekomendasi
pabrikan kipas pendingin atau katalog.
Motor kipas pendingin dapat menggunakan fase tunggal atau fase tiga, dengan catu daya
230/400 VAC.
Daya total yang diserap oleh semua kipas pendingin harus memenuhi butir 6.11.
10
SPLN T3.007-1: 2017
7.8 Radiator
Radiator harus dibuat dari pelat baja dengan lapisan hot dip galvanized dengan ketebalan
minimum 70 µm. Permukaan luar radiator harus dicat dengan warna RAL 7032.
Radiator harus mempunyai 1 buah cadangan yang harus terinstalasi untuk siap operasi.
Setiap buah radiator dilengkapi hook untuk memudahkan pemasangan atau pelepasan
dan fasilitas draining untuk mengosongkan minyak di radiator, serta fasilitas untuk proses
venting.
Intake radiator menggunakan desain leher angsa yang dipasang lebih tinggi dari tangki
utama. Posisi outlet main tank diatas komponen aktif, agar terjadi sirkulasi minyak insulasi
yang lebih baik.
Untuk menghindari udara terjebak pada radiator disarankan melakukan proses venting
pada saat pemasangan, dan penambahan minyak.
OLTC yang dapat digunakan adalah vacuum type dan harus memenuhi persyaratan IEC
60214-1: 2014.
Ketentuan konstruksi tangki dan konservator OLTC mengikuti butir 7.4.1.dan 7.4.1.1.
Karakteristik OLTC adalah:
a. Memiliki sadapan sesuai butir 6.6;
b. Harus dapat dioperasikan melalui AVR (automatic voltage regulator) dan secara
local/remote melalui telemetering dan telesignal sistem SCADA PLN;
c. Dilengkapi fasilitas untuk mengetahui posisi sadapan (tap) dan coupling relay.
Keluaran dari indikator posisi yaitu tap-to-mA transducer, tap-to-binary code, dan
kontak bebas tegangan (dry contact);
d. Mekanisme penggerak: manual dan motorized. Motor menggunakan catu daya
230/400 VAC dan dilengkapi proteksi beban lebih;
e. Catu daya dari kontrol OLTC adalah 110 V-DC ;
f. Selungkup kompartemen penggerak mekanisme harus memenuhi IP 55.
g. Kompartemen OLTC harus dilengkapi tombol emergency stop, agar dapat dihentikan
darurat dari luar.
Minyak insulasi harus memenuhi persyaratan SPLN T5.004-2:2016 atau IEC 60296:2012,
dibuktikan dengan Laporan Uji dari Laboratorium PLN.
Jenis minyak insulasi yang digunakan adalah Uninhibited Naphthenic Based Mineral Oil.
Minyak pada tangki OLTC harus dari merek dan tipe yang sama dengan minyak pada
tangki utama.
11
SPLN T3.007-1: 2017
7.11 Terminal
Primer Sekunder
Parameter
Fasa Netral1) Fasa Netral
Arus pengenal 800 A min 800 A min 2500 A min 2500 A min
1 2
Dimensi
Komponen
(mm)
CT Space 300
Flange to bottom end nut 450 s.d. 480
Diameter flange 250
Bushing harus memenuhi persyaratan IEC 60137: 2017, dibuktikan dengan sertifikat uji
jenis dari laboratorium independen.
Bushing kondenser menggunakan jenis RIP (resin impregnated paper) kelas E dengan
insulasi luar porselin atau polimer.
Bushing non-kondenser menggunakan jenis porselin atau polimer.
Untuk penggunaan jenis polimer harus disetujui Lembaga Penguji PLN.
Untuk menghindari efek kimiawi bimetal, terminal outer rod bushing pada transformator
menggunakan silver coated copper.
Karakteristik bushing primer dan sekunder tercantum pada Tabel 8.
12
SPLN T3.007-1: 2017
Primer Sekunder
Parameter
Fasa Netral Fasa Netral
Faktor disipasi (tan delta) ≤ 0,5% ≤ 0,5% Tidak ada Tidak ada
Fasilitas test tap Ada Ada Tidak ada Tidak ada
Fasilitas proteksi sela batang Ada Ada Ada Ada
Jika keterbatasan ruang instalasi transformator, maka desain berikut dapat dipilih.
Jenis bushing adalah oil to oil atau oil to gas.
Ketinggian flange terminal HV cable sealing end pada cable box atau gas insulated line
menyesuaikan kondisi eksisting.
Jika tidak terdapat kendala ruang instalasi transformator disarankan pada HV dan LV
bushing menggunakan tipe oil to air.
Pada instalasi cable box sisi sekunder menggunakan minyak yang sama dengan tangki
utama.
13
SPLN T3.007-1: 2017
Keterangan gambar:
1. HV Bushing;
2. HVN Bushing;
3. LV Bushing;
4. LVN Bushing;shing;
5. Marshalling Kiosk;
6. Conservator;
7. Tap Changer;
8. Tap Changer Motor Drive Unit;
9. Radiator;
10. Fire Prevention facilities;
CATATAN: Pabrikan bisa menggunakan turret untuk mengurangi ketinggian bushing. Posisi letak
dari bushing, radiator, dan konservator menyesuaikan dengan gambar.
Penandaan dilakukan dengan pengelasan (embossed) dan mudah terlihat.
Untuk transformator yang akan dipasang sebagai pengganti, urutan penandaan terminal
dapat mengikuti urutan penandaan transformator yang digantikannya.
Fungsi proteksi: melindungi OLTC dan transformator pada saat terjadi malfungsi di dalam
OLTC pada saat operasi.
Indeks pengaman selungkup IP65, sedangkan untuk relay and terminals: IP66.
Dilengkapi dengan tudung penutup, kontak dan microswitches kedap air, dan katup
pemeliharaan pada kedua sisi.
Pemasangan saluran kabel masuk melalui bagian bawah terminal box, menggunakan
kabel gland yang sesuai dengan ukuran penampang luar kabel dan terpasang kedap air
14
SPLN T3.007-1: 2017
Fungsi proteksi: gas accumulation, insulation liquid loss, dan insulation liquid flow surge.
Indeks pengaman selungkup IP65, sedangkan untuk relay and terminals: IP66.
Dilengkapi dengan tudung penutup, kontak dan microswitches kedap air, katup
pemeliharaan pada kedua sisi, dan satu set pipa gas collector.
Pemasangan saluran kabel masuk melalui bagian bawah terminal box, menggunakan
kabel gland yang sesuai dengan ukuran penampang luar kabel dan terpasang kedap air.
Temperature monitor:
a. Minyak : OTI output signal untuk SCADA (4-20mA);
b. Belitan : WTI output signal untuk SCADA (4-20mA);
c. Hot spot : menggunakan Fiber Optic (hanya untuk unit type test).
7.17 Lengkapan
Setiap transformator dapat dilengkapi lengkapan lengkapan yang dapat dibongkar pasang
disesuaikan dengan kebutuhan dilapangan, meliputi:
a. supporting struktur/serandang 20 kV;
b. support CT sisi Netral HV/LV;
c. support LA sisi 66 kV;
d. rak kabel 20 kV;
e. Support struktur shock recorder yang dapat dibongkar pasang.
Tidak dipersyaratkan kecuali atas kebutuhan pengguna namun disiapkan fasilitas flange
dan valve.
Penerapan fire prevention mengikuti ketentuan pada SPLN T5. 009: 2015.
Tidak dipersyaratkan kecuali atas kebutuhan pengguna, namun disiapkan fasilitas flange
dan valve.
8. Transportasi
8.2 Assembled
16
SPLN T3.007-1: 2017
9. Pengujian
Audit kelayakan dilakukan oleh PLN dalam rangka due-diligence sebelum pabrikan
memulai pembuatan suatu prototipe transformator.
Tujuan dan lingkup audit adalah memastikan bahwa:
a. Pabrikan menerapkan sistem mutu, lingkungan dan SMK3 dan sertifikasinya masih
berlaku;
b. Sarana dan prasarana produksi (jenis, jumlah, kapasitas dan metode) serta
kompetensi SDM yang diperlukan untuk membuat tipe transformator dimaksud dapat
terpenuhi;
c. Desain (termasuk perangkat lunaknya), material dan lengkapan (termasuk sistem
rantai pasoknya) yang digunakan oleh pabrikan sesuai dengan spesifikasi yang
ditetapkan PLN;
d. Semua sistem pengukur dikalibrasi secara periodik. Pabrikan harus memberikan
salinan (copy) sertifikat kalibrasi sebelum pengujian dimulai;
e. Semua hal yang dibutuhkan untuk pelaksanaan uji rutin terpenuhi, seperti: suplai
daya listrik, peralatan uji, koneksi, dan lain-lain;
f. Tangki transformator sesuai dengan persyaratan SPLN ini.
Dalam hal suatu merk transformator mempunyai beberapa lokasi produksi (production
plant) maka audit kelayakan dilakukan untuk setiap lokasi produksi.
17
SPLN T3.007-1: 2017
Uji jenis adalah pengujian yang dilakukan pada prototipe transformator untuk mewakili
transformator lain yang sejenis untuk menunjukan bahwa transformator tersebut sesuai
dengan spesifikasi yang tidak tercakup dalam uji rutin. Transformator disebut identik jika
dibuat dengan desain, teknik dan material yang sama dan dibuat di pabrik yang sama.
Uji jenis terhadap suatu prototipe transformator hanya dapat dilakukan setelah pabrikan
dinyatakan memenuhi audit kelayakan untuk tipe transformator dimaksud (9.1.1).
Uji jenis disaksikan oleh PLN dan dilakukan di laboratorium pabrik pembuat.
Sampel uji jenis harus telah terpasang lengkap termasuk sensor optik untuk suhu hot spot
dan sistem monitoringnya. Jumlah minimal sensor optik yang diperlukan:
a. Belitan primer: 3 buah per fase;
b. Belitan sekunder: 3 buah per fase;
c. Inti besi: 1 buah;
18
SPLN T3.007-1: 2017
Pengujian dapat dimulai pada saat suhu minyak di dalam tangki sudah sesuai dengan
suhu lingkungan dan sekurang-kurangnya 1x24 jam sejak proses pengisian minyak
selesai.
Transformator dinyatakan memenuhi uji jenis bila dapat memenuhi semua persyaratan
mata uji yang tercantum pada Tabel 9
Laporan pengujian jenis hanya berlaku untuk tipe transformator identik sesuai butir 9.2.2.
Prototipe yang telah lulus uji jenis tersebut merupakan desain acuan untuk memproduksi
Transformator dengan tipe yang sama. Deviasi hasil produksi terhadap karakteristik
Transformator prototipe mengacu pada ketentuan keidentikan.
19
SPLN T3.007-1: 2017
Tabel 12.
Uji serah terima dilakukan di lokasi pabrik pembuat dan disaksikan oleh perwakilan dari
PLN.
Uji serah terima dilakukan untuk setiap transformator yang akan diserahterimakan.
Uji serah terima hanya dapat dilakukan bila:
a. Tipe transformator yang telah lulus uji jenis ;
b. Lengkapan telah terpasang pada tempatnya.
Mata uji serah terima sama dengan mata uji rutin sesuai Tabel 10.
Kriteria penerimaan transformator:
Transformator dinyatakan diterima bila memenuhi semua persyaratan mata uji pada
20
SPLN T3.007-1: 2017
c. Tabel 12;
d. Transformator dinyatakan dapat diterima dengan kompensasi penalti rugi-rugi bila
rugi-rugi melebihi ketentuan Tabel 9. Perhitungan kompensasi penalty rugi-rugi
mengacu kepada lampiran B.
e. Transformator dinyatakan dapat diterima dengan kompensasi penalti umur operasi
bila nilai derajat polimerisasi kurang dari 900 namun tidak kurang dari 700.
Perhitungan kompensasi penalty umur operasi mengacu kepada lampiran C.
f. Transformator dinyatakan ditolak bila rugi berbeban atau rugi tanpa beban melebihi
15%; atau rugi-rugi total (rugi tanpa beban ditambah rugi berbeban) 10%; atau nilai
DP kurang dari 700.
Uji serah terima di lapangan dilakukan pada transformatordalam kondisi setelah sampai di
lokasi-pemasangan (pre-assembled) dan setelah komponen dan lengkapan dipasang
kembali (assembled).
Uji serah terima di lapangan disaksikan oleh petugas PLN yang berwenang.
Mata uji tercantum pada Tabel 11 kolom 3 dan 4.
21
SPLN T3.007-1: 2017
1 2 3 4
1 Derajat polimerisasi kertas insulasi IEC 60450 2007 ≥900 setelah proses penge-
ringan terakhir
2 Karakteristik minyak IEC 60422 Semua karakteristik harus
memenuhi ketentuan IEC
60422
3 Rasio tegangan dan kelompok IEC 60076-1, butir 11.3 ± 0,5%
vector
4 Kinerja on-load tap changer IEC 60076-1, butir 11.7 Bekerja dengan baik
5 Resistans belitan IEC 60076-1, butir 11.2 Perbedaan nilai resistans
setiap fase ≤ 3%
6 Rugi dan arus tanpa beban 5) IEC 60076-1 butir 11.5 Memenuhi ketentuan IEC
Dilakukan pada 90% Ur, 60076-1 Tabel 1
100% Ur, 110% Ur
Dilakukan pengukuran
harmonisa arus
7 Rugi berbeban dan impedansi 5) IEC 60076-1, butir 11.4 Memenuhi ketentuan IEC
Dilakukan pada sadapan 60076-1 Tabel 1
utama dan kedua sadapan
ekstrim
8 Resistans insulasi
Belitan IEEE C57.12.90, butir 10.11
Indeks polarisasi IEEE C57.152-2013 ayat ≥ 1,25
7.2.13.4
22
SPLN T3.007-1: 2017
1 2 3 4
23
SPLN T3.007-1: 2017
1 2 3 4
CATATAN:
1)
Mata uji ketahanan hubung singkat dinamik dapat dipertimbangkan PLN sebagai mata uji jenis;
2)
Bila pengujian kenaikan suhu dan dielektrik dilakukan berurutan, dapat menggunakan hasil uji
DGA setelah uji kenaikan suhu;
3)
Data keluaran dalam format spreadsheet dan grafik;
4)
Apabila ada;
5)
Rugi total adalah jumlah dari rugi tanpa beban dan rugi berbeban, tidak termasuk rugi-rugi kipas
pendingin. Mekanisme perhitungan penalti rugi-rugi pada Lampiran C;
6)
Dihitung ulang dari hasil ukur hot spot melalui fiber optik, digunakan untuk keperluan setting
WTI.
24
SPLN T3.007-1: 2017
1 2 3 4
25
SPLN T3.007-1: 2017
1 2 3 4
26
SPLN T3.007-1: 2017
CATATAN:
1)
Pengambilan sampel harus disaksikan PLN dan dibuat berita acara;
2)
Data keluaran dalam format spreadsheet dan grafik;
3)
Pilihan tambahan.
27
SPLN T3.007-1: 2017
1 2 3 4 5 6
assembeled
Assembled
Pre-
No. Jenis pegujian/pengukuran Metode uji Kriteria
28
SPLN T3.007-1: 2017
1 2 3 4 5 6
assembeled
Assembled
Pre-
No. Jenis pegujian/pengukuran Metode uji Kriteria
ayat 7.2.13.4
Antara inti besi dan tangki IEC 60076-1, butir
11.12
Sirkit bantu ANSI/NETA ATS 25 Mohm dengan tegangan
2013 uji 500 Vdc
9. Kapasitansi dan tan delta
a. Belitan IEEE C57.12.90, butir ≤ 0,5%
10.10
b. Bushing kondenser IEC 60137 ≤ 0,5%
10. Analisis respon frekuensi IEC 60076-18 butir NCEPRI atau DL T9/11
(SFRA) SFRA saja
11. Uji fungsi
a. WTI (temperature setting, Harus dapat bekerja sesuai
alarm, trip). fungsinya
b. OTI (temperature setting,
fan, alarm, trip).
c. Hot spot monitoring
system
d. OLTC
e. Bucholz
f. Pressure Relief Device
tangki utama
g. Protective relayOLTC
h. Pressure Relief
DeviceOLTC
i. Oil Level Indicator
j. Operasi kipas pendingin
k. Panel Kontrol
l. Dehydrating Breather
m. On-Line Monitoring
system3)
12. Uji bertegangan tanpa beban5) Dapat dilakukan dengan:
1. Ketahanan tegangan induksi sebesar
80%x(1,58xUr) selama 1 menit dan tanpa
pengukuran PD; atau
2. Enerjais pada tegangan sistem selama 24 jam
CATATAN:
1)
Bila data rekaman melebihi 3g, dievaluasi menggunakan Lampiran D;
2)
Dilakukan pada minyak baru yang akan ditambahkan ke dalam tangki transformator;
3)
Pilihan tambahan.
4)
Pengambilan sampel dilakukan sebelum pengujian butir 4 dan sesudah pengujian butir 12.
29
SPLN T3.007-1: 2017
5)
Hanya dilakukan jika bay transformator sudah tersedia atau peralatan tersedia. Pabrikan wajib
mensupervisi pengujian ini. (antara lain: kesiapan trafo sebelum di uji tegangan).
30
SPLN T3.007-1: 2017
Informasi tambahan berikut harus diberikan jika spesifikasi tertentu diperlukan oleh
pembeli:
a) Jika uji tegangan impuls petir diperlukan, apakah mencakup gelombang terpancung
(chopped waves).
b) Diperlukan stabilizing winding dan, metode pembumian.
A
SPLN T3.007-1: 2017
B
SPLN T3.007-1: 2017
12) Kondisi tegangan yang tidak biasa termasuk tegangan lebih transien, resonansi,
switching surge, dll yang mungkin memerlukan pertimbangan khusus dalam
desain isolasi;
13) Kondisi medan magnet luar biasa kuat;
14) Transformator besar dengan pengaturan busbar arus tinggi;
15) Operasi parallel;
16) Frekuensi enerjais rutin yang lebih dari 24 kali per tahun;
17) Hubung singkat yang sering terjadi.
t) kondisi lingkungan fisik yang tidak biasa
1) Ketinggian di atas permukaan laut, jika lebih dari 1000 m (3300 ft);
2) Kondisi suhu media pendingin eksternal khusus, di luar kisaran normal atau
pembatasan sirkulasi udara pendingin;
3) Aktivitas seismik di lokasi instalasi yang membutuhkan pertimbangan khusus;
4) Asap uap, debu yang berlebihan atau abrasif, ledakan campuran debuatau gas,
uap, semprotan garam, kelembaban yang berlebihan, atau menetes air, dll;
5) Getaran yang abnormal getaran, tilting, atau shock.
C
SPLN T3.007-1: 2017
B1. Pelelangan dengan pemilihan pemenang menggunakan evaluasi life cycle cost
Rugi-rugi yang dikenakan penalti adalah selisih antara rugi-rugi aktual (hasil uji) dan nilai
rugi-rugi yang ditawarkan pabrikan/vendor saat pelelangan.
Contoh :
Nilai yang ditawarkan
Hasil uji
saat pelelangan
- Rugi tanpa beban 28 kW 30 kW
- Rugi berbeban 115 kW 117 kW
- Rugi kipas pendingin 2 kW 3 kW
Maka:
Rugi-rugi yang kena penalti :
- Selisih rugi tanpa bebanNL = 30kW – 28kW = 2kW
- Selisih rugi berbeban LL = 117 kW – 115 kW = 2 kW
- Selisih rugi kipas FL = 3 kW – 2 kW = 1 kW
Deviasi Fk
2% 1
5% 1.1
7% 2
>10% Ditolak1)
CATATAN: 1) Tidak termasuk penalti rugi kipas; untuk rugi kipas jika deviasi > 10%, fk = 3
B2. Pelelangan dengan pemilihan pemenang tanpa mengevaluasi life cycle cost
Rugi-rugi yang dikenakan penalti adalah selisih antara rugi-rugi aktual (hasil uji) dan batas
maksimum yang ditetapkan pada Tabel 4 dan butir 6.11 SPLN ini.
D
SPLN T3.007-1: 2017
Contoh :
Persyaratan pada
Hasil uji
SPLN ini
- Rugi tanpa beban 28 kW 30 kW
- Rugi berbeban 115 kW 117 kW
- Rugi kipas pendingin 2 kW 3 kW
Maka:
Losses yang kena penalti :
- Selisih rugi tanpa bebanNL = 30 kW – 28 kW = 2 kW
- Selisih rugi berbeban LL = 117 kW – 115 kW = 2 kW
- Selisih rugi kipas FL = 3 kW – 2 kW = 1 kW
Biaya rugi-rugi dikalkulasi dengan nilai net present value (NPV) biaya pokok produksi
tenaga listrik (BPP):
n
BPP × (1 + k)n−1
Biaya rugi tanpa beban 8760 × ∑ ( )
(1 + i)n
n=1
n
BPP × (1 + k)n−1
Biaya rugi berbeban 8760 × ∑ ( ) × LSF
(1 + i)n
n=1
n
BPP × (1 + k)n−1
8760 × ∑ ( ) × FF × Ldf
Biaya rugi kipas (1 + i)n
n=1
E
SPLN T3.007-1: 2017
Contoh:
Perhitungan berdasarkan data asumsi 2016
BPP = Rp. 890,- /kWh
k = 1%
i = 10%
FF = 50%
25
890 × (1 + 0.01)𝑖−1
𝑁𝑃𝑉 = ∑ = 8959.97
(1 + 0.1)𝑖
𝑖=1
F
SPLN T3.007-1: 2017
Lampiran C – Penalti DP
Gambar C1. Penuaan dipercepat pada sealed tube dalam minyak mineral 150 oC.
Apabila dioperasikan pada suhu 98 oC (sesuai dengan yang ditetapkan oleh SPLN
ini), maka umur teknis transformator adalah 232.197 jam atau 26,7 tahun. SPLN ini
selanjutnya menetapkan umur teknis transformator 25 tahun.
G
SPLN T3.007-1: 2017
Faktor penuaan (V) dari transformator yang menggunakan kertas tersebut dapat
ditentukan dengan formula berikut:
15000 15000
( − )
V=e 110+273 θh +273
DP
ωDP = 1 − δ = 1 −
DP0
3. Penalti
Pada SPLN ini persyaratan nilai DP minimum setelah VPD terakhir ditetapkan 900.
Nilai pada rentang 700 ≤ DP < 900, pada dasarnya masih dapat dinyatakan baik,
namun mengingat degradasi pada rantai selulosa menyebabkan berkurangnya umur
teknis, maka harus diperhitungkan dengan penalti life cycle cost.
1 2 3 4
Nilai DP 700 merupakan batas minimum yang dapat ditoleransi, sehingga bila nilai
terukur lebih kecil dari 700, maka transformator dinyatakan ditolak.
CATATAN:
a. Sampel uji menggunakan kertas insulasi konduktor dari transformator yang diuji, atau
sampel kertas identik yang dimasukan bersama-sama dengan bagian aktif ke dalam oven
untuk proses VPD;
b. Nilai minimum DP 900 ditetapkan berdasarkan kisaran hasil uji DP dari pabrik trafo di
Indonesia.
H
SPLN T3.007-1: 2017
4. Formula penalti DP
Penalti akibat penurunan umur teknis (P) adalah:
P = T x U x WACC
Contoh:
Transformator 60 MVA, 150/20 kV
Tahun produksi: 2014
Nilai DP terukur: 700
Harga: Rp 2.203.005.464 dan USD 544.612 (kurs saat kontrak Rp. 13.120/US$)
P = T x U x WACC
= Rp 9.348.314.904 x 5,6 x 0,096
= Rp 5.025.654.092,-
I
SPLN T3.007-1: 2017
D1. Pendahuluan
J
SPLN T3.007-1: 2017
Jika bola baja keras dan kecil membentur dinding yang sama dengan kecepatan awal
yang juga sama, durasi benturan akan jauh lebih pendek, tetapi akselerasi maksimum
akan lebih besar (kurva hijau). Ini berarti bahwa untuk energi yang sama, massa yang
lebih kecil menghasilkan akselerasi dengan amplitudo lebih tinggi dan periode lebih
singkat atau frekuensi yang lebih tinggi (f = 1/T). Inilah sebabnya mengapa transformator
besar (> 100 T) akan rusak pada akselerasi antara 2,5-5,0 g (2 - 20 Hz), sementara
peralatan kecil seperti laptop mengalami kerusakan antara 37 sampai 50 g (2- 250Hz).
K
SPLN T3.007-1: 2017
L
SPLN T3.007-1: 2017
Perubahan kecepatan, atau luasan di bawah kurva akselerasi, dianggap sebagai energi
yang terkandung dalam hentakan. Semakin tinggi perubahan kecepatan semakin tinggi
kandungan energinya. Ada batas minimum dari perubahan kecepatan yang harus dicapai
sebelum kerusakan terjadi pada transformator. Batas ini disebut batas perubahan
kecepatan kritis.
Nilai di bawah batas perubahan kecepatan kritis, tidak menimbulkan kerusakan karena
pada dasarnya, tidak ada energi hentakan yang cukup membahayakan transformator.
Nilai yang melebihi batas perubahan kecepatan kritis, tidak selalu berarti terjadi
kerusakan. Bila batas akselerasi kritis tidak terlampaui, maka perubahan kecepatan yang
besar dapat terjadi tanpa menyebabkan kerusakan. Namun, jika batas kecepatan kritis
dan batas percepatan kritis terlampaui, maka kerusakan dapat terjadi.
Pada gambar D3 di atas:
Vibrasi normal jalur kereta api yang diwakili gelombang warna biru sebesar
2000g@0.1 ms, artinya:
Amplitudo = 2000g
Durasi = 0.1 ms,
Frekuensi 500Hz
Hal ini tidak menyebabkan kerusakan karena ΔV kritis tidak terlampaui.
Sedangkan jika transformator mengalami jatuh setinggi beberapa centi meter
(tergantung dari berat dan volume trafo), dapat menyebabkan hentakan sebesar
7g@50ms yang diwakili gelombang warna merah, artinya:
Amplitudo = 7g
Durasi = 50 ms
Frekuensi = 10 Hz
Hal ini dapat menyebabkan kerusakan karena ΔV kritis terlampaui. Jadi amplitudo
bukan merupakan satu-satunya faktor yang menyebabkan kerusakan, tetapi durasi
atau frekuensi dari pada gelombang hentakan.
D4. Batasan
Batasan kritis hentakan (NOSS = non operating shock specification) yang digunakan
untuk mengevaluasi proses transportasi:
a. Amplitudo <7g dan durasi <50 ms, atau;
b. Amplitudo <7g dan frekuensi >10 Hz, atau;
c. Amplitudo <7g dan perubahan kecepatan < 2,18 m/s.
Matriks yang dapat digunakan untuk mengevaluasi hasil rekaman hentakan tercantum
pada Tabel D1.
Batasan Kritis
No A t f V Kesimpulan
(<7g) (<50ms) (>10Hz) (<2,18m/s)
1 < < > < A
2 > < > < A
3 < > > < A
4 < < < < A
5 < < > > A
M
SPLN T3.007-1: 2017
Batasan Kritis
No A t f V Kesimpulan
(<7g) (<50ms) (>10Hz) (<2,18m/s)
6 > > > < B
7 > < < < B
8 > < > > B
9 > > < < B
10 > < < > B
11 > > > > B
12 > > < > B
CATATAN:
A = aman, dapat dilanjutkan dengan pengujian lapangan selanjutnya
B = kembali ke pabrikan
N
SPLN T3.007-1: 2017