026: 2017
Lampiran Keputusan Direksi
PT PLN (PERSERO) PT PLN (PERSERO) No. xxx.K/DIR/2017
PT PLN (PERSERO)
Jl. Trunojoyo Blok M-1/135 Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
STANDAR SPLN D3.026: 2017
Lampiran Keputusan Direksi
PT PLN (PERSERO) PT PLN (PERSERO) No. xxx.K/DIR/2017
PT PLN (PERSERO)
Jl. Trunojoyo Blok M-1/135 Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
SPESIFIKASI FUS E C UTOUT
Disusun oleh:
Diterbitkan oleh:
PT PLN (PERSERO)
Jl. Trunojoyo Blok M-1/135 Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
Pengesahan
Pengesahan
Susunan Kelompok Bidang Distribusi Standarisasi
Keputusan General Manager PT PLN (Persero) Pusat Penelitian dan
Pengembangan (R esearch I nstitute) No. 0439.K/PUSLITBANG/2016
Nara Sumber:
1. M. Solikhudin, ST. MT
2. Satyagraha Abdul Kadir, ST
SPLN D3.026: 2017
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
PRAKATA
SPLN D3.026: 2017 ini merevisi sebagian dari ketentuan pada SPLN 64: 1985
“Petunjuk pemilihan dan penggunaan pelebur pada sistem distribusi tegangan
menengah”. Materi yang direvisi adalah yang berhubungan dengan ketentuan fuse
cutout sebagai suatu produk.
Standar fuse cutout sebagai produk dirasa perlu diterbitkan dalam suatu SPLN
tersendiri. Dengan tumbuhnya pabrikan dalam negeri yang telah memproduksi
peralatan tersebut, diperlukan suatu panduan desain dan ketentuan komponen, agar
diperoleh fuse cutout dengan mutu standar dan cocok digunakan pada instalasi PLN.
Dengan diterbitkannya SPLN D3.026: 2017 maka ketentuan pada SPLN 64: 1985 yang
terkait dengan persyaratan produk fuse cutout dinyatakan tidak berlaku lagi.
SPLN D3.026: 2017
1. Ruang Lingkup
Standar ini menetapkan persyaratan teknis fuse cutout dan fuse link -nya untuk
penggunaan pada saluran udara tegangan menengah dan transformator distribusi.
Fuse cutout merupakan pelebur jenis expulsion, di mana operasi pemutusan dilakukan
dengan pengeluaran gas yang dihasilkan oleh busur listrik.
Kinerja fuse cutout secara keseluruhan ditentukan oleh kombinasi dari fuse base, fuse
carrier dan fuse link yang telah diuji sesuai dengan standar ini.
2. Tujuan
Sebagai ketentuan persyaratan teknis pada pengadaan dan pemesanan bagi unit-unit
PLN, acuan desain dan pembuatan bagi pabrikan serta ketentuan uji bagi pabrikan dan
institusi penguji.
3. Acuan Normatif
Definisi dan istilah yang tidak tercantum di bawah ini mengikuti Term and Definition
pada IEC 60282-2 butir 3.
Bagian tetap dari fuse cutout yang terdiri dari insulator, kontak dan terminal.
Bagian bergerak dari fuse cutout yang didesain untuk memasang fuse-link.
Bagian dari fuse cutout yang harus diganti setelah beroperasi (putus).
4.5 Terminal
Bagian konduktif dari fuse cutout yang berfungsi untuk menghubungkan ke konduktor
eksternal.
Ditunjukkan dengan huruf K atau T, berhubungan dengan rasio antara nilai arus pra-
busur pada dua nilai yang ditentukan dari waktu pra-busur.
CATATAN:
1) Waktu pra-busur dinyatakan untuk 0,1 s dan 300 s (atau 600 s);
2) Fuse link dinyatakan dalam arus pengenal diikuti dengan desain kecepatan pemutusan;
contoh: 125 K adalah fuse link arus pengenal 125 A dengan kecepatan pemutusan K.
Alat yang digunakan untuk membuka fuse cutout dalam kondisi berbeban.
4.9 Galah
Galah insulasi yang berfungsi untuk disambungkan dengan pembawa fuse carrier atau
load buster dalam mengoperasikan fuse cutout .
4.10 Loto
Lock Out Tagout, Pengunci fuse carrier untuk pengamanan agar tidak dioperasikan
saat pemeliharaan.
5. Kondisi Pelayanan
Kondisi pelayanan fuse cutout yang ditetapkan pada standar ini adalah kondisi
pelayanan normal, sebagai berikut:
a) Suhu udara sekitar tidak melebihi 40°C dan suhu harian rata-rata tidak melebihi
35°C;
NOTE 1 Attention is drawn to the fact that the time-current characteristics may be influenced by changes in
ambient temperature.
6. Nilai Pengenal
Nilai pengenal fuse cutout tercantum pada Tabel 1 dan nilai pengenal fuse link pada
Tabel 2.
1. Tegangan pengenal 24 kV
2. Arus pengenal 100 A, 200 A
3. Frekuensi pengenal 50 Hz
4. Tingkat insulasi
a) Tegangan ketahanan impuls 1,2/50 µs 125 kV
1. Tegangan pengenal 24 kV
2. Arus pengenal Lihat Tabel 4 dan Tabel 5
7. Persyaratan Konstruksi
7.1 Umum
③ ③
① ①
②
0
0
Fuse link dipasang di dalam tabung fuse carrier . Bagian kepala fuse link dihubungkan
ke lubang berulir pada arc shortening rod (7.2.4.3), sedangkan bagian ekornya
dihubungkan ke trunnion (0) di bagian terminalnya (mur/baut).
Fuse carrier terhubung dengan fuse base melalui mekanisme kontak. Pada saat fuse
cutout posisi tutup, posisi kontak antara fuse carrier dan fuse base adalah seperti
Gambar 2.
SPLN D3.026: 2017
Kontak atas
Trunnion
Kepala tabung
Kontak bawah
Di bagian atas, mekanisme kontak terjadi antara kepala tabung (7.2.4.3) pada fuse
carrier dengan kontak atas (7.2.2.2) pada fuse base, sedangkan pada bagian bawah
antara trunnion (0) pada fuse carrier dengan kontak bawah (7.2.3.2) pada fuse base.
Kontak bawah (7.2.3.2) terpasang pada engsel (7.2.3.1). Bidang kontak trunnion akan
terhubung dengan kontak bawah pada posisi fuse cutout tertutup dan tidak terhubung
pada posisi terbuka.
Pengoperasian fuse cutout dilakukan dengan bantuan galah ( hot stick ). Jenis-jenis
galah yang dapat digunakan dapat dilihat pada Lampiran A.
Penutupan dilakukan melalui pull ring pada konektor atas (7.2.4.2). Pembukaan dalam
kondisi berbeban harus dilakukan dengan load buster dengan cara mengaitkan terlebih
dahulu ke pengait (7.2.2.3) pada rakitan atas fuse base. Pengait juga berfungsi untuk
memandu arah pemasukan fuse carrier ke fuse base.
Pada penutupan dengan galah tipe 1, pengangkatan fuse carrier untuk dimasukkan ke
engsel (7.2.3.1) pada fuse base dilakukan melalui lubang pada trunnion.
Kontak-kontak pada fuse cutout harus dilapis dengan perak. Daya pegas kontak harus
diperkuat dengan komponen bantu yang dibuat dari stainless steel .
Pelat tembaga yang berfungsi sebagai jalur arus antara terminal ke kontak harus
dilapis perak atau timah.
Komponen yang dibuat dari baja harus dilapis galvanis yang diproses dengan sistem
celup panas ( hot dip). Tebal lapisan harus memenuhi Tabel 3.
SPLN D3.026: 2017
Komponen yang dibuat dari tembaga paduan (kuningan atau perunggu) harus
mempunyai nomor kode komponen ( part number ) atau penandaan merek.
7.2.1 Insulator
Terminal atas
Pegas kontak
Pengait
Kontak atas
CATATAN: Bentuk komponen pada gambar hanya merupakan ilustrasi dan tidak dimaksudkan
untuk penyeragaman.
Terminal atas menggunakan konektor alur paralel ( parallel groove; Gambar 4), yang
terbuat dari tembaga paduan.
Terminal atas harus dapat dipasangi konduktor dengan ukuran:
Arus pengenal 100A : 16 mm 2 – 95 mm2
Arus pengenal 200A : 70 mm 2 – 150 mm 2
Keping konektor yang terpasang di sebelah bawah harus menempel dengan tetap dan
kuat pada pijakannya, sehingga mur dapat dikencangkan dengan hanya satu alat
pengencang.
Sistem mur-baut pada konektor menggunakan ukuran M10.
CATATAN:
Bentuk komponen pada gambar hanya merupakan ilustrasi dan tidak dimaksudkan untuk penyeragaman.
Gambar 4. Terminal
SPLN D3.026: 2017
Kontak atas dibuat dari pelat tembaga dan harus dilapis perak.
Bidang kontak harus dilengkapi dengan pegas yang dibuat dari stainless steel . Pegas
harus dikonstruksi sedemikian sehingga tidak mudah lepas dan selalu berada pada
posisinya.
7.2.2.3 Pengait
Pengait harus didesain sedemikian sehingga fungsi-fungsi tersebut pada 7.1.4 alinea
ke-2 dapat dilakukan dengan baik.
Pengait dibuat dari baja galvanis dengan diameter minimum 8,0 mm.
Konduktor
jalur arus Engsel
Penguat
kontak
CATATAN:
Bentuk komponen pada gambar hanya merupakan ilustrasi dan tidak dimaksudkan untuk penyeragaman.
7.2.3.1 Engsel
Kontak bawah terdiri dari dua buah pelat yang dipasang sejajar pada engsel. Pelat
dibuat dari tembaga dilapis perak.
Pemasangan kontak ke engsel menggunakan paku keling tembaga.
Kontak harus dilengkapi dengan penguat yang dibuat dari pelat stainless steel untuk
menjaga kestabilan daya pegas.
Pulling ring
Flipperspring
Kepala tabung Nightvisionreflector
Trunnion
Konektor atas
Baut/mur terminal
CATATAN:
Bentuk komponen pada gambar hanya merupakan ilustrasi dan tidak dimaksudkan untuk penyeragaman.
7.2.4.4 Trunnion
Trunnion dibuat dari tembaga paduan dilapis perak.
Trunnion harus mempunyai ruang untuk pengoperasian hot stick . Setelah dirakit pada
fuse carrier , ruang tersebut harus bebas dari komponen dan objek lainnya yang dapat
mengganggu masuk-keluarnya bagian pengait ( hook ) dari galah.
Trunnion harus mempunyai baut/mur terminal untuk pemasangan ekor fuse link . Jenis
kepala baut/mur terminal adalah hex-flange dengan ukuran M10. Baut/mur terminal
dibuat dari tembaga atau tembaga paduan.
Trunnion harus dilengkapi dengan flipper spring untuk meningkatkan kecepatan drop-
out dan menjaga kekencangan fuse link terpasang. Flipper spring harus dibuat dari
stainless steel .
7.2.5 Bracket
Dimensi bracket pada Gambar 9.
SPLN D3.026: 2017
7.3.1 Dimensi
Fuse link harus dari jenis removable head dan dilengkapi dengan arc-quenching tube.
Dimensi fuse link pada Gambar 10.
ØA
Ø
C Ø
D Ulir M6 x 1
Arus
A B C D
pengenal [A]
1 – 50 19,0 ± 0,3 ≥ 500 ≤ 5,0 Dapat masuk dengan bebas pada
63 – 100 - ≥ 500 ≤ 8,0 fuse carrier yang mempunyai
diameter dalam:
140 – 200 - ≥ 500 ≤ 9,5
1 A – 50 A : 7,9 mm
63 A – 100 A : 11,1 mm
140 A – 200 A : 17,5 mm
Arus pra-busur
Arus
1) Speed
pengenal 300 s atau 600 s 10 s 0,1 s
ratio
[A]
Min Maks Min Maks Min Maks
Preferred values
2)
6,3 / 6 12,0 14,4 13,5 20,5 72 86 6,0
10 19,5 23,4 22,5 34 128 154 6,6
2)
16 / 15 31,0 37,2 37,0 55 215 258 6,9
25 50 60 60 90 350 420 7,0
40 80 96 96 146 565 680 7,1
2)
63 / 65 128 153 159 237 918 1100 7,2
100 200 240 258 388 1520 1820 7,6
2)
160 / 140 310 372 430 650 2470 2970 8,0
200 480 576 760 1150 3880 4650 8,1
Intermediate values
8 15 18 18 27 97 116 6,5
2)
12,5 / 12 25 30 29,5 44 166 199 6,6
20 39 47 48 71 273 328 7,0
2)
31,5 / 30 63 76 77,5 115 447 546 7,1
50 101 121 126 188 719 862 7,1
80 160 192 205 307 1180 1420 7,4
Low rating
1 2 2,4 - 10 - 58 -
2 4 4,8 - 10 - 58 -
3 6 7,2 - 10 - 58 -
CATATAN:
1) 300 s untuk fuse link dengan arus pengenal ≤ 100 A; 600 s untuk arus pengenal > 100A ;
2) Arus pengenal untuk fuse link yang mengikuti desain IEEE.
SPLN D3.026: 2017
Arus pra-busur
Arus
1) Speed
pengenal 300 s atau 600 s 10 s 0,1 s
ratio
[A]
Min Maks Min Maks Min Maks
Preferred values
2)
6,3 / 6 12,0 14,4 15,3 23,0 120 144 10,0
10 19,5 23,4 26,5 40,0 224 269 11,5
2)
16 / 15 31,0 37,2 44,5 67,0 388 466 12,5
25 50 60 73,5 109 635 762 12,7
40 80 96 120 178 1040 1240 13,0
2)
63 / 65 128 153 195 291 1650 1975 12,9
100 200 240 319 475 2620 3150 13,1
160 / 140 2) 310 372 520 775 4000 4800 12,9
200 480 576 850 1275 6250 7470 13,0
Intermediate values
8 15 18 20,5 31,0 166 199 11,1
2)
12,5 / 12 25 30 34,5 52,0 296 355 11,8
20 39 47 57,0 85,0 496 595 12,7
2)
31,5 / 30 63 76 93 138 812 975 12,9
50 101 121 152 226 1310 1570 13,0
80 160 192 248 370 2080 2500 13,0
Low rating
1 2 2,4 - 11 - 100 -
2 4 4,8 - 11 - 100 -
3 6 7,2 - 11 - 100 -
CATATAN:
1) 300 s untuk fuse link dengan arus pengenal ≤ 100 A; 600 s untuk arus pengenal > 100A ;
2) Arus pengenal untuk fuse link yang mengikuti desain IEEE.
8. Penandaan
8.1 Fuse-base
8.2 Fuse-carrier
8.3 Fuse-link
9. Pengujian
Uji jenis adalah pengujian secara lengkap terhadap sampel prototipe yang mewakili
suatu tipe fuse cutout atau fuse link yang dibuat oleh pabrikan untuk membuktikan
apakah tipe tersebut memenuhi persyaratan yang ditetapkan standar ini. Pengujian
jenis dilakukan sebelum produksi masal.
meliputi: kuat tarik, pemuluran, density , kekerasan dan ketahanan tracking dan
erosi.
Merek dan tipe fuse link .
CATATAN: Data uji karakteristik dapat menggunakan: data uji rutin, sertifikat uji atau katalog
resmi.
SPLN D3.026: 2017
Ketentuan sampel
Jumlah sampel uji
Merek fuse link
Fuse cutout dinyatakan memenuhi uji jenis bila dapat lulus semua mata uji tercantum
pada Tabel 6.
Tabel 7
9. Uji pemutusan IEC 60282-2 sub ayat 8.6
CATATAN
1)
J = Uji jenis ; R = Uji rutin ; S = Uji serah-terima;
2)
Diverifikasi terhadap data pada Laporan Pengujian Jenis
3)
Dilakukan sebanyak 10 kali;
4)
Dilakukan dengan membandingkan nilai uji jenis, maksimum perbedaan 10%;
5)
Dapat menggunakan data Laporan Pengujian Desain produk insulator yang dikeluarkan oleh PLN
Puslitbang.
SPLN D3.026: 2017
Nilai maksimum
No. Komponen
Suhu [°C] Kenaikan suhu [K]
1. Terminal
Terminal atas 7.2.2.1 105 65
Terminal bawah 7.2.3.3 105 65
2. Kontak
Kontak atas 7.2.2.2 105 65
Kepala tabung 7.2.4.3 105 65
Kontak bawah 7.2.3.2 105 65
Trunnion (pada bidang kontak) 7.2.4.4 105 65
3. Komponen lain
Pegas atas 7.2.2.2 - -
Flipper spring 7.2.3.2 - -
1) 1)
Fuse link 7.3
CATATAN:
1) Diperiksa secara visual; tidak boleh terlihat pemburukan.
Dinamis
IEC 60282-2 sub ayat 8.8.2.2
Uji rutin adalah pengujian yang dilakukan oleh pabrikan terhadap fuse cutout dan fuse
link yang diproduksi untuk memisahkan yang cacat atau yang menyimpang dari
persyaratan standar.
Mata uji rutin tercantum pada kolom 5 Tabel 6 dan Tabel 8.
Pabrikan harus mendokumentasikan hasil uji rutin.
Uji serahterima dilakukan terhadap sampel yang mewakili sejumlah fuse cutout yang
akan diserah-terimakan.
Mata uji serah-terima tercantum pada Tabel 6 kolom 6.
Uji serah-terima disaksikan oleh personil PLN yang ditugaskan.
Jumlah sampel dan ketentuan penerimaan tercantum pada Tabel 9.
≤ 15 2 0 0
16 s/d 25 2 0 0
26 s/d 90 3 1 3
91 s/d 150 5 1 5
CATATAN: Bila pada sampel ulang masih terdapat kegagalan, maka dilakukan pengujian
terhadap seluruh sisa barang yang diserahterimakan. Barang yang diterima adalah barang
yang memenuhi persyaratan standar.
SPLN D3.026: 2017
LAMPIRAN A
LAMPIRAN B
Ada dua buah kurva yang perlu diperhatikan pada proteksi transformator, yaitu kurva
ketahanan transformator dan kurva arus operasi peralihan ( transient ) transformator.
1250
t
2
.......................................................................................... (1)
I
Dengan :
t durasi hubung-singkat [detik]
I arus hubung-singkat simetris transformator [pu]
Pada arus gangguan yang lebih rendah, durasi hubung-singkat dapat berlangsung
lebih lama, karena intervensi minyak pendingin akan menghambat kenaikan suhu
belitan yang dibangkitkan arus hubung-singkat. Ketahanan transformator terhadap
arus gangguan yang lebih rendah adalah:
2 pu dengan durasi 30 menit
3 pu dengan durasi 5 menit
4,75 pu dengan durasi 60 detik
Selama operasi transformator, akan timbul arus-lebih yang bersifat peralihan. Arus-
lebih ini harus dapat ditahan oleh pelebur atau proteksi (terutama sisi primer), tanpa
beroperasi memutus.
Arus inrush timbul bila transformator yang tidak terhubung dengan beban mulai diberi
tegangan (enerjais). Besar arus inrush ditentukan oleh residual magnetik pada inti besi
dan nilai tegangan-sesaat pada waktu transformator dienerjais. Efek termal dari arus
inrush terhadap pelebur sisi primer dapat diperhitungkan setara dengan:
25 pu dengan durasi 0,01 detik
12 pu dengan durasi 0,1 detik
Efek termal dari hot load pickup diperhitungan setara dengan 12 s/d 15 kali arus
nominal dengan durasi 0,1 detik.
Bila pasokan daya padam dalam waktu yang cukup panjang, akan timbul fenomena
cold load pickup. Arus peralihan ini cenderung berdurasi panjang dan terjadi pada
transformator yang memasok beban residensial dengan daya terpasang mendekati
atau lebih besar dari kapasitas transformator. Cold load pickup dapat berlangsung
hingga 30 menit, sejak re-enerjais, karena beberapa beban seperti AC, refrigerator dan
heater umumnya dikendalikan secara termostatik dan on-off secara random satu sama
lain. Akibat hilangnya pasokan daya dalam waktu yang cukup lama, kendali peralatan
ini akan keluar dari batas set-point. Setelah pasokan tersedia, termostat kemudian
menghubung dan peralatan segera menyerap daya.
Kurva dari arus-arus peralihan operasi transformator dapat digambarkan seperti kurva
C-D pada gambar A1.
Pemilihan rating arus atau setting proteksi (terutama proteksi sisi primer) dapat
dilakukan dengan mengkaji kurva arus-waktunya. Kurva tersebut harus berada
dibawah kurva A-B dan diatas kurva C-D.
10000
A
1000
100
C
10
B
s
u
a 0,1
w
D
0,01
1 10 100
Arus [pu]
Gambar A1. Kurva ketahanan transformator dan kurva arus operasi peralihan
Kurva proteksi transformator 160 kVA dengan NH fuse link 200 A yang terpasang pada
sisi sekunder, dikoordinasikan dengan pelebur 10 K pada sisi primer, dapat dilihat
pada gambar A2.
SPLN D3.026: 2017
10000
A
1000
gG 200A
75% 10K
K - 10A
100
C
10
B
s
u
a 0,1
w
D
0,01
1 4 10 100
Arus [pu]
Sebagai contoh, fuse link gG 200 A dapat memproteksi transformator dengan menutup
semua garis ketahanan transformator. Keberadaan fuse link ini dapat memperbaiki
cakupan proteksi fuse link pada cutout , yang hanya dapat memproteksi untuk arus
gangguan > 4 I n.
Bila fuse link sisi primer dikoordinasikan dengan fuse link sisi sekunder, kedua kurva
perlu dipisahkan sejauh 25%. Kurva arus-waktu 75% fuse link sisi primer harus lebih
kanan dari kurva fuse link sisi sekunder (gambar A2). Kurva 75% didefinisikan sebagai
kurva waktu rusak pelebur ( time damaging curve). Pemberian jarak 25% dimaksudkan
agar semua gangguan pada JTR, yang telah berhasil diamankan oleh fuse link sisi
sekunder, tidak menimbulkan pengaruh kerusakan pada fuse link sisi primer.
Dengan pola tersebut di atas, arus pengenal fuse link untuk saklar utama ( fuse switch)
pada sisi sekunder dikoordinasikan dengan fuse link sisi primer, dapat menggunakan
Tabel B1.
SPLN D3.026: 2017
Tabel B1. Rating pelebur sisi primer yang dikoordinasi dengan pelebur NH gG/gL
25 2A 1) 2) 3A 1)
50 3A 1) 6,3/6A
100 8A 10A
160 10 A 16/15 A
200 16/15A 20A
250 20A 25A
315 25A 31,5/30A
400 31,5/30A 40A
CATATAN :
1)
perlu dipastikan dengan kurva arus-waktu dari merek pelebur yang akan
digunakan
2) rentan terhadap arus cold-load pickup dan hot-load pickup
LAMPIRAN C
When fuses are required for use above 1 000 m, the rated insulation levels to be
specified should be determined by multiplying the standard insulation levels given in
Tables 4 and 5 by the appropriate correction factors given in Table 1, or reducing
overvoltages by using appropriate overvoltage limiting devices.
The rated current of the equipment or the temperature rise specified in Table 12 can be
corrected for altitudes exceeding 1 000 m by using appropriate factors given in Table 2,
columns 2 and 3 respectively. Use one correction factor from columns 2 or 3, but not
both for any one application.
Pengelola Standardisasi :
PT PLN (Persero) Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan
Jl. Durentiga, Jakarta 12760, Telp. 021-7973774, Fax. 021-7991762,
www.pln-litbang.co.id