001-2: 2012
Lampiran Keputusan Direksi
PT PLN (PERSERO) PT PLN (PERSERO) No. 565.K/DIR/2012
MASTER STATION:
SPESIFIKASI TEKNIS
FUNGSI EMS DAN DMS
PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo Blok M-1/135 Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
i
STANDAR SPLN S3.001-2: 2012
Lampiran Keputusan Direksi
PT PLN (PERSERO) PT PLN (PERSERO) No. 565.K/DIR/2012
MASTER STATION:
SPESIFIKASI TEKNIS
FUNGSI EMS DAN DMS
PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo Blok M-1/135 Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
MASTER STATION:
SPESIFIKASI TEKNIS
FUNGSI EMS DAN DMS
Disusun oleh :
Diterbitkan oleh :
PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo Blok M - 1/135, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
Susunan Kelompok Bidang SCADA Standardisasi
Keputusan Direksi PT PLN (Persero):
No. 277. K/DIR/2012
Daftar Isi
i
SPLN S3.001-2: 2012
ii
SPLN S3.001-2: 2012
iii
iv
SPLN S3.001-2: 2012
Prakata
Standar SCADA ini merupakan uraian lebih lanjut dari SPLN S3.001-2:2011 tentang
Peralatan SCADA Sistem Tenaga Listrik.
Standar ini mencakup definisi, spesifikasi teknis perangkat keras, dan spesifikasi teknis
perangkat lunak yang digunakan dalam master station fungsi SCADA, Energy
Management System (EMS) dan Distribution Management System (DMS).
Standar ini dapat menjadi acuan dalam setiap perencanaan, pembangunan, operasi dan
pemeliharaan sistem SCADA di PT PLN (Persero) secara nasional.
v
SPLN S3.001-2: 2012
Master Station:
Spesifikasi Teknis Fungsi EMS Dan DMS
1 Ruang Lingkup
Standar ini dimaksudkan untuk menetapkan standar spesifikasi teknis master station
fungsi EMS dan DMS di setiap unit PLN.
Standar ini, berlaku untuk sistem SCADA:
a. National Control Center, disingkat NCC;
b. Inter Regional Control Center, disingkat IRCC;
c. Regional Control Center, disingkat RCC;
d. Inter Distribution Control Center, disingkat IDCC;
e. Distribution Control Center, disingkat DCC.
2 Tujuan
Standar ini ditujukan untuk memberikan pedoman yang terarah dan seragam dalam
penerapan standar spesifikasi teknis master station SCADA yang mengutamakan mutu,
keandalan dan ekonomi. Standar ini merupakan acuan dalam pembangunan sistem
SCADA baru, pengembangan sistem SCADA yang telah ada, dan penggantian sistem
SCADA. Kebutuhan kelengkapan fitur EMS dan DMS di tiap Control Center harus
disesuaikan dengan Level Master Station sebagaimana diatur dalam SPLN S3.001:2008
tentang Peralatan SCADA Sistem Tenaga Listrik butir 6.3.30 (Perangkat Lunak RCC &
IRCC, Tabel 2) dan butir 6.3.31 (Perangkat Lunak DCC & IDCC Tabel 3).
3 Acuan normatif
1
SPLN S3.001-2: 2012
4.1 Alarm
Perubahan kondisi dari peralatan atau sistem yang telah terdeteksi sebelumnya karena fungsi
yang tidak dilakukan oleh operator/dispatcher, atau kegagalan peralatan untuk merespon
secara benar. Indikasi alarm berupa audible atau visual, atau keduanya.
4.2 Aplikasi
Fungsi-fungsi yang mencakup kebutuhan khusus dari proses dimana sistem telekontrol
atau SCADA diterapkan.
4.3 Buffer
Saklar yang menghubungkan dan memutuskan sirkit tenaga listrik yang bertegangan
dalam kondisi operasi normal dan mampu memutuskan arus beban dan arus hubung
singkat.
4.5 Commissioning
Prosesor yang berperan sebagai interface antara master station dengan remote station
dan berfungsi menyediakan media penyimpanan sementara (buffer) dan
mengkomunikasikan pertukaran data antara master station dan remote station.
Pusat kendali pengoperasian sistem tenaga listrik dimana master station ditempatkan.
2
SPLN S3.001-2: 2012
Saklar yang menghubungkan dan memutuskan sirkit tenaga listrik dalam keadaan
bertegangan namun tidak berbeban.
4.11 Dispatcher
4.13 Penyulang
4.14 Gateway
Simpul rele (relay node) jaringan data dimana jalur transmisi dengan definisi protokol yang
berbeda dari semua tujuh layer protokol terinterkoneksi oleh konversi protokol.
4.16 Injection
3
SPLN S3.001-2: 2012
4.20 Interface
Batasan atau titik umum untuk dua atau lebih sistem atau entitas berseberangan dalam
informasi atau tempat dimana energi mengalir.
4.21 Interoperability
Kemampuan untuk pertukaran data yang diperlukan untuk operasi secara online,
umumnya dilakukan dengan hanya menggunakan standar data dan definisi obyek yang
umum, protokol standar pada semua layer yang relevan.
Saklar yang menghubungkan dan memutuskan sirkit pada jaringan distribusi tenaga listrik
dalam kondisi berbeban.
Dua atau lebih pusat kendali yang hanya memiliki satu jenis database master.
Pusat kendali yang terhubung dengan beberapa inter regional control center.
4
SPLN S3.001-2: 2012
4.27 Obsolete
Peralatan listrik seperti Circuit Breaker, Disconnecting Switch, Load Break Switch,
Recloser, Current Transformer dan Voltage Transformer.
4.29 Protokol
Sekumpulan semantik dan aturan cara penulisan (sintaksis) yang menentukan cara unit
fungsional dalam berkomunikasi. [ISO/IEC 2382-9]
Konfigurasi telekontrol dimana satu stasiun terhubung ke stasiun lain dengan hubungan
transmisi khusus (dedicated transmission link). [IEV 371-06-06]
Sirkit yang menghubungkan antara peralatan listrik seperti Circuit Breaker, Disconnecting
Switch, Load Break Switch, Recloser, Current Transformer dan Potential Transformer.
4.33 Recloser
Saklar yang menghubungkan dan memutuskan jaringan distribusi tenaga listrik yang
bertegangan dalam kondisi operasi normal dan mampu memutuskan arus hubung singkat
serta dapat melakukan restorasi secara otomatis setelah terjadi gangguan sementara.
5
SPLN S3.001-2: 2012
Stasiun yang dipantau, atau diperintah dan dipantau oleh master station, yang terdiri dari
gateway, IED, local HMI, RTU, dan meter energi.
4.37 Server
Sistem yang mengawasi dan mengendalikan peralatan proses yang tersebar secara
geografis. [ IEC 870-1-3 ]
4.40 Switch
4.41 Telesignal
Pengawasan status dari peralatan operasional dalam jarak tertentu dengan menggunakan
teknik telekomunikasi seperti kondisi alarm, posisi switch atau posisi katup. [IEV 371-01-
04]
4.42 Telemetering
Transmisi nilai variabel yang diukur dengan menggunakan teknik telekomunikasi. [IEV
371-01-03]
4.43 Transformer
Peralatan yang menghubungkan sistem jaringan listrik yang berbeda level tegangannya.
6
SPLN S3.001-2: 2012
Bagian ini menguraikan fungsi-fungsi yang harus dipenuhi oleh Sistem Pengatur Beban
dan Penyaluran PLN. Fungsi ini secara langsung terkait dengan fungsi EMS dan operasi
sistem tenaga listrik di setiap Pengatur Beban dan Penyaluran PLN yang memiliki
kemampuan berinteraksi dengan Pengatur sejenis lainnya.
Kebutuhan umum berikut berlaku bagi EMS, fungsi operasi sistem tenaga listrik dan
semua fungsi lainnya.
Seluruh perhitungan aplikasi jaringan harus menggunakan data sistem tenaga listrik
lengkap dan aplikasi pertukaran data hasil proses real time antar masing masing RCC
dengan IRCC harus tersedia.
Database master EMS harus dipersiapkan untuk mengelola pemutakhiran input data
sistem dalam rangka perluasan jaringan (gardu induk baru, pembangkit, perubahan
jaringan).
EMS dapat diimplementasikan di Inter Regional Control Center (IRCC) dan Regional
Control Center (RCC). Pembagian tanggung jawab antara kedua level ini didukung oleh
aplikasi yang harus tersedia di kedua level tersebut.
Aplikasi EMS yang tersedia di IRCC harus memiliki kemampuan sebagai berikut :
a. Memantau dan mengendalikan pembangkit, dan jaringan tegangan ekstra tinggi
b. Memantau jaringan tegangan tinggi.
c. Memelihara model lengkap sistem tenaga listrik yang berada dibawah cakupan
wilayahnya.
d. Mengatur frekuensi sistem, pembangkitan dan pembebanan.
e. Mengoperasikan konfigurasi sistem interkoneksi yang aman
f. Berkoordinasi dengan RCC untuk pelaksanaan outages pada level tegangan tinggi.
g. Menghitung dan menyampaikan perintah LFC/AGC ke pembangkit.
h. Mempertahankan tegangan sistem pada tingkat optimal.
i. Menghitung unit commitment sistem pembangkit.
j. Membuat jadwal pemeliharaan dan perencanaan operasi
k. Meminimalkan rugi - rugi sistem.
Aplikasi EMS yang tersedia di RCC harus memiliki kemampuan sebagai berikut :
a. Memantau dan mengendalikan jaringan tegangan tinggi.
b. Mempersiapkan strategi operasi untuk jaringan.
c. Mempertahankan tegangan sistem pada tingkat optimal.
d. Meminimalkan rugi rugi sistem
e. Meminimalkan waktu outages
f. Membuat jadwal pemeliharaan dan perencanaan operasi
7
SPLN S3.001-2: 2012
Aplikasi analisa jaringan harus dapat dijalankan dengan model jaringan yang lengkap
maupun menggunakan rangkaian pengganti dan harus memberikan hasil yang akurat,
baik dalam kondisi normal maupun kondisi darurat
Aplikasi analisa jaringan menyediakan model sistem tenaga yang menyajikan solusi
mengenai analisis kontingensi, analisis hubung singkat, dan analisa aliran daya optimal.
Aplikasi analisa jaringan harus menyediakan suatu model utuh sistem tenaga yang akurat
agar hasil bisa diterima untuk mengatur kepadatan transmisi. Suatu model utuh sistem
tenaga harus lebih akurat menyajikan solusi mengenai analisis kontingensi, analisis
hubung singkat, dan analisa aliran daya optimal.
Untuk kebutuhan fungsi EMS, harus tersedia data tambahan yang diperlukan untuk
memenuhi fungsi yang ditetapkan serta melengkapi dan menentukan ukuran D yang
terkait.
Data-Data parameter yang diperlukan untuk keperluan database EMS meliputi :
- Busbar
- Penghantar (transmission line)
- Trafo berikut tipenya
- Generator
- Beban (load)
- Reaktor dan Kapasitor (shunt)
- Injection
- Rangkaian Pengganti (Equivalent Branch)
EMS harus menyediakan kemampuan untuk menampilkan penyebaran data sesuai SPLN
S3.001:2008 tentang peralatan SCADA sistem Tenaga Listrik butir 6.3.1.4
EMS harus menyediakan parameter yang dapat diatur sesuai SPLN S3.001:2008 tentang
peralatan SCADA sistem Tenaga Listrik butir 6.3.1.1
8
SPLN S3.001-2: 2012
Harus tersedia fasilitas keluaran untuk EMS sesuai SPLN S3.001:2008 tentang peralatan
SCADA sistem Tenaga Listrik butir 6.2
Semua data masukan dan parameter, apakah dikumpulkan secara otomatis atau
dimasukkan oleh pengguna, harus dicek untuk kepentingan reasonabilitas dan ditolak jika
tidak benar.
Ketika hasil atau data masukan yang tidak benar dideteksi, akan dihasilkan pesan
diagnostik, yang dengan jelas menguraikan masalah tersebut. Semua program dan
semua sistem komputer akan melanjutkan operasinya di tengah adanya data yang tidak
benar.
Harus tersedia akses fungsi untuk EMS sesuai SPLN S3.001:2008 tentang peralatan
SCADA sistem Tenaga Listrik butir 6.3.3.1
EMS harus dirancang untuk memastikan bahwa fungsi kritis yang memproses data real-
time dari Remote Station, link komunikasi data, dan masukan pengguna selalu beroperasi
dalam kondisi semua sistem dibebani, walaupun kinerja dari fungsi kritis ini menurun.
Selama terjadi kondisi pembebanan berlebih yang dapat mengancam operasi fungsi kritis,
sistem harus pindah ke dalam keadaan failsoft yang kebutuhan kinerjanya diperlonggar
untuk mengoptimalkan sistem sumber daya. Satu pendekatan yang bisa diterima oleh
implementasi failsoft adalah berupa penurunan derajat data scanning untuk memastikan
sumber yang cukup tersedia untuk pengolahan data dan penanganan alarm antar waktu
scan.
EMS harus menyiapkan semua data yang diperoleh untuk digunakan oleh fungsi operasi
sistem tenaga listrik Jaringan Transmisi PLN. Kebutuhan ini berlaku untuk semua data
yang dikumpulkan dari semua sumber yang ditetapkan.
Database Master EMS harus sesuai SPLN S3.001:2008 tentang peralatan SCADA sistem
Tenaga Listrik butir 6.3.1.1 dan butir 6.3.1.2.
9
SPLN S3.001-2: 2012
Harus tersedia operasi jaringan untuk kebutuhan EMS sesuai dengan SPLN S3.001:2008
tentang peralatan SCADA sistem Tenaga Listrik butir 6.3.2 mengenai Human Machine
Interface, butir 6.3.3.1 mengenai hak akses fungsi.
Harus tersedia data analog untuk kebutuhan EMS sesuai dengan SPLN S3.001:2008
tentang Remote Terminal Unit butir 7.3.4.
Kebutuhan Pendeteksian Drift EMS harus sesuai dengan SPLN S3.001:2008 tentang
Modul IO butir 7.4.3 tabel 4.
Konversi ke Satuan Engineering EMS harus sesuai dengan SPLN S3.001:2008 tentang
Telemetering butir 4.6.0 (IEV 371-01-03)
Semua nilai analog harus dibandingkan terhadap batas reasonabilitas yang rendah
maupun yang tinggi. Perbandingan tersebut dilakukan pada tingkat scan dari nilai analog.
Batas reasonabilitas harus menghasilkan pengukuran yang valid untuk nilai point ekstrim.
Alarm dihasilkan pertama kali saat pelampauan batas reasonabilitas dideteksi. Nilai
variabel valid yang terakhir harus dipertahankan dalam database dan ditandai dengan
kode kualitas yang mengindikasikan gangguan batas reasonabilitas. Ketika data kembali
ke suatu nilai yang layak, nilai yang baru akan diterima dan dihasilkan suatu pesan return-
to-normal. Batas reasonabilitas harus dapat diatur oleh enjiner.
Kebutuhan Limit Monitoring untuk EMS harus sesuai dengan SPLN S3.001:2008 tentang
Alarm Limit Pengukuran butir 6.3.16
Perjanjian tanda berikut adalah untuk tampilan, masukan data, dan pelaporan aliran daya
nyata dan reaktif yang harus digunakan secara luas oleh semua fungsi EMS :
a. Unit Pembangkit : Aliran daya real dan reaktif dari generator menuju bus adalah
positif
b. Beban : Aliran daya keluar real dan reaktif dari bus menuju beban adalah positif
c. Trafo Unit Pembangkit : Aliran daya real dan reaktif dari bus tegangan rendah
menuju bus tegangan tinggi adalah positif
10
SPLN S3.001-2: 2012
d. Trafo Jaringan : Aliran daya real dan reaktif dari bus tegangan tinggi menuju bus
tegangan rendah adalah positif
e. Shunt Capacitor : Aliran daya reaktif dari kapasitor ke bus adalah positif
f. Shunt Reactor : Aliran daya reaktif dari reaktor ke bus adalah negatif.
g. Tanda panah MW dan MVar agar dibedakan
Kebutuhan Data Digital Input EMS harus sesuai dengan SPLN S5.001:2008 tentang
Status Peralatan atau Alarm di Lampiran poin G.
Data Penghimpun Pulsa EMS harus sesuai dengan SPLN S3.001:2008 tentang Modul
Pulse Counter
Data Perhitungan EMS harus sesuai dengan SPLN S3.001:2008 tentang Jenis Data butir
6.3.1.4
Setiap EMS harus dilengkapi dengan fungsi pengolah status jaringan yang sesuai dengn
SPLN S3.001:2008 butir 4.5.9 tentang Telesignal.
Setiap EMS harus dilengkapi dengan fungsi kode kualitas yang sesuai dengn SPLN
S3.001:2008 butir 6.3.5 tentang Jenis Data.
Perekaman Urutan Kejadian untuk EMS harus sesuai dengan SPLN S3.001:2008 butir
7.5
Kendali Pengawasan EMS harus sesuai dengan SPLN S3.001:2008 tentang peralatan
SCADA sistem Tenaga Listrik butir 6.3.3.
Kendali pengawasan EMS juga mencakup kendali peralatan switching kapasitor/reaktor
bank, ataupun tap transformator.
11
SPLN S3.001-2: 2012
Setiap EMS harus dilengkapi dengan fungsi monitor tindak pengendalian yang sesuai
dengn SPLN S3.001:2008 butir 6.3.4 tentang Alarm.
Penyimpanan dan Perolehan Kembali Informasi untuk EMS harus sesuai dengan SPLN
S3.001:2008 tentang peralatan SCADA sistem Tenaga Listrik butir 6.3.4
Penyimpanan Data Gangguan harus sesuai dengan SPLN S3.001:2008 tentang peralatan
SCADA sistem Tenaga Listrik butir 6.3.1.5
Aplikasi OM menyediakan informasi bagi dispatcher secara kontinyu dan akurat, berupa
kondisi pembebanan sistem yang berada dalam areanya.
OM akan menghasilkan tayangan informasi (angka dan trendnya) dan rekaman historis.
Semua daftar berikut ini harus dikalkulasi dan dimonitor baik di IRCC maupun di RCC,
yang hanya menghasilkan informasi di area kewenangannya. Periode refresh dari
kalkulasi tersebut minimal dapat diatur enjiner mulai dari 10 detik sampai dengan 60 detik
dengan step 10 detik.
a. Frekuensi sistem tenaga listrik dari setiap island dan perbatasan dengan region lain.
Harga instantaneous dan rata-rata (minimal setiap 15 menit)
b. Pembangkitan MW aktual
Total untuk IRCC dan atau RCC
Total untuk setiap Island
c. Beban MW aktual (termasuk rugi transmisi)
Total untuk IRCC dan atau RCC
Total untuk setiap Island
12
SPLN S3.001-2: 2012
RCC akan melaporkan setiap perubahan yang terjadi pada unit pembangkitnya ke IRCC
dan akan menjaga informasi kondisi unit pembangkit di daerahnya.
Kebutuhan data sinyal dari unit pembangkit/ sistem untuk fasilitas LFC adalah sebagai
berikut:
1. Sinyal Input :
a. Status Remote/ Local Pembangkit
b. Status Operasi Pembangkit
13
SPLN S3.001-2: 2012
2. Sinyal Output :
a. Setpoint pembangkit yang dituju (MW)
b. Kenaikan/ Penurunan MW (optional)
14
SPLN S3.001-2: 2012
b. Operating high limit : Suatu batas dikirim dengan analog input menunjukan output
tertinggi yang dapat dipertahankan unit dengan peralatan “in service” pada saat
tersebut.
c. Operating low limit : Suatu batas dikirim oleh operator unit dengan analog input
menunjukan output terendah yang dapat dipertahankan unit dengan peralatan “in
service” pada saat tersebut.
d. Low capability : Suatu batas diisi oleh dispatcher menunjukan output minimal yang
dapat dipertahankan
e. Response : suatu batas diisi oleh dispatcher merepresentasikan perubahan rata-rata
output maksimum yang ditopang untuk unit tersebut.
Suatu pemeriksaan harus diselenggarakan pada batasan 1 sampai 4 untuk
menentukan nilai tersebut adalah konsisten satu dengan lainnya. Suatu alarm harus
dimunculkan apabila mereka tidak konsisten dan kendali terhadap unit pembangkit
yang terpengaruh akan ditunda sampai batasan diperbaiki.
Harga mutlak ACE harus dievaluasi terhadap tiga “engineer adjustable limit” untuk
menentukan tipe kontrol yang dipakai. Apabila ACE dibawah batasan pertama, maka tidak
ada “Control Signal” harus dikirim. Jika ACE diantara batasan pertama dan kedua, maka
LFC harus menggunakan “command control” dan mengatur unit pembangkit ke beban
yang diizinkan tidak terpengaruh oleh tanda dari ACE. Apabila ACE diantara batas kedua
dan ketiga, LFC akan menggunakan “permisive control” dan mengatur unit menuju beban
yang diinginkannya jika, dan hanya jika, pergerakan adalah dalam arah mengurangi ACE.
Emergency Assist Action, yang mem”by pass” pertimbangan ekonomis dan membiarkan
seluruh unit “on control” bergerak untuk memperkecil ACE, akan digunakan apabila ACE
melewati batasan ketiga. Batasan tersebut harus diperiksa alasannya untuk memverifikasi
hubungan yang tepat diantara mereka dan ditolak apabila tidak konsisten. Engineer
specified dead bands harus disiapkan untuk setiap batasan untuk secepatnya
menghindari perubahan yang berlebihan dari tipe kontrol jika ACE berada diatas batas.
Pembebanan pembangkit yang diinginkan untuk setiap unit pembangkit akan dihitung
menggunakan “Units base generation”, faktor keekonomian unit, perubahan dalam total
pembangkitan sejak eksekusi terakhir dari fungsi Economic Dispatch (ED), faktor
partisipasi pengaturan dan PACE sebagai berikut :
Dimana :
UDG = Unit's Desired Generation
UBG = Unit's Base Generation (Economic Desired Generation or
manually-entered base point)
UEPF = Unit's Economic Participation Factor
dG = Change in total actual analog inputed generation since the last
execution of ED
URPF = Unit's Regulating Participation Factor
PACE = Processed Area Control Error.
Pembangkitan ekonomis dan faktor keekonomian normal harus dihitung oleh ED. Semua
nilai tersebut harus bisa didownload dari program ED internal dan/atau eksternal.
15
SPLN S3.001-2: 2012
Walaupun aplikasi ED di luar lingkup kontrak, untuk keperluan kalkulasi tersebut, Suplier
harus menggunakan program ED atau program lainnya yang serupa, tetapi tidak
menyediakan perangkat keras dan perangkat lunak di unit pembangkit. Faktor pengaturan
harus dihitung sesuai dengan porsi kecepatan respon unit terkait. Akan tetapi, dispatcher
akan dapat mem-by pass perhitungan ini dan mengisi manual faktor pengaturan. Semua
faktor pengaturan harus dinormalisasikan berdasar pada unit dalam sub modes fixed load
with regulation dan automatic with regulation.
Pembebanan unit pembangkit yang diinginkan dan semua istilah komponennya harus
dapat ditayangkan. Unit pembangkit harus dapat disetir pada pembebanan yang
diinginkan dalam keadaan konsisten dengan titik kontrol dan mode kontrol unit dan
batasan karakteristik respon dari setiap unit harus dimodelkan menjadi :
a. Mengantisipasi respons unit
b. Meminimasi “control action” yang harus dikirimkan ke setiap unit
c. Menghindari overshoot
d. Menetapkan apabila suatu unit gagal merespons
Model respons harus menyertakan efek energi yang tersimpan seperti membiarkan unit
tertentu bergerak lebih cepat daripada batasan kecepatan responsnya untuk periode yang
singkat.
“Unit dead bands” dan logik lain harus digunakan untuk menghindari “control signal” yang
sedang dikirim lebih kecil daripada resolusi kontrol dari unit sambil menjamin bahwa
“control error” tidak terakumulasi.
Sebagian besar unit harus dikontrol oleh pulsa naik/turun dengan panjang bervariasi
merepresentasikan perubahan di dalam pembebanan yang dituju dari unit tersebut.
Pembebanan yang dituju untuk setiap macam unit yang “on control “ harus dihitung satu
kali setiap siklus alokasi kontrol dan satu pulsa naik atau turun dikirimkan ke RTU unit
pembangkit jika diinginkan adanya suatu perubahan. Sebagian unit pembangkit akan
dikontrol dengan “setpoint” merepresentasikan pembebanan yang dituju. Satu “set point “
untuk setiap macam unit “ on control” harus dihitung satu kali setiap siklus alokasi kontrol
dan harus dikirim ke RTU unit pembangkit jika diinginkan adanya suatu perubahan.
Informasi yang berhubungan dengan tipe control (setpoint atau naik/turun) untuk setiap
unit harus di persiapkan selama tahap desain.
Bila ED akan dicoba diimplementasikan secara online, Supplier harus berperan aktif untuk
menentukan jika perangkat keras atau perangkat lunak unit pembangkit memerlukan
suatu penyesuaian untuk mengoperasikan generating unit control signal dengan LFC dan
untuk menyediakan macam informasi tersebut
Jika data tidak dapat dikumpulkan dari unit pembangkit atau jika satu unit tidak menjawab
selama perioda “engineer adjustable”, unit akan dialihkan menjadi Off control dan muncul
alarm.
Deviasi berlebihan dari frekuensi atau ACE akan menyebabkan suatu “pengambangan”
dalam output kontrol ke semua unit sampai frekuensi dan ACE normal. Batas
penyimpangan dapat diubah oleh engineer. LFC akan “didiamkan” jika pengukuran dari
frekuensi utama gagal. LFC juga akan didiamkan jika terjadi keadaaan “Islanding” yang
16
SPLN S3.001-2: 2012
sedang dideteksi oleh “Network status Processor”. Jika LFC mendiamkan kontrol melebihi
“Engineer adjustable time periode” LFC akan trip (misalnya :output kontrol kesemua unit
akan berhenti), dengan demikian perlu intervensi normal untuk mengembalikan kontrol.
Jika pengukuran yang terganggu telah pulih sebelum periode waktu, atau jika dispatcher
memasukan harga pengganti, atau jika memindahkan sumber frekuensi sebelum
kesempatan habis, atau jika harga yang berlebihan kembali ke daerah batas sebelum
kesempatan habis, LFC harus merangkum dan mempersiapkan berita terkait yang
menguraikan kejadian tersebut.
Operator harus dapat mentripkan LFC setiap waktu. Jika LFC didiamkan atau trip untuk
alasan tertentu, semua perhitungan termasuk ACE harus tetap berlanjut. Semua tindakan
yang menyebabkan terdiamnya atau trip harus dialarmkan dengan berita yang
mengidentifikasi alasan untuk bertindak.
Kinerja control harus diawasi melalui kriteria kinerja yang direkomendasikan yang ada
didalam versi saat ini dari NERC manual. Statistik harus dipertahankan sesuai dengan
keperluannya untuk melengkapi the NERC Control Performance Criteria Survey yang
didefinisikan dalam manual. Statistik harus dijaga untuk presentasi pada layar atau output
ke sebuah printer
17
SPLN S3.001-2: 2012
Faktor penalti yang digunakan ED real time dapat diturunkan dari faktor sensitivitas yang
dihitung periodik oleh fungsi “Transmission Loss Sensitivity Factor”. Bagaimanapun faktor
penalti yang dipakai apakah real time, study, atau isian manual akan dapat diindikasikan
oleh dispatcher. Apabila faktor penalti studi yang dipakai, kumpulan yang pantas dapat
dipilih berdasarkan pada “Total control area load”
ED real time akan menghasilkan “economic base point” dan faktor keekonomian untuk
semua unit pembangkit di dalam mode automatic without regulation atau automatic with
regulation. Data ini dapat digunakan AGC untuk perhitungan pembebanan yang dituju.
Perhitungan “base point” akan menyentuh batas operasi atas atau bawah dan batas
respons dari unit tersebut. Dapat juga menyentuh pembebanan aktual semua unit
pembangkit yang selainnya. ED dapat bertentangan dengan dispatcher jika diperlukan,
untuk menjaga jumlah yang ditetapkan oleh dispatcher mengenai cadangan putar dan
margin pengaturan. ED manual dapat diselenggarakan pada beberapa kali eksekuisi ED
real time sesuai spesifikasi engineer. Dalam hal ini, “Economic base point” dapat dihitung
untuk semua unit pembangkit kecuali unit dengan mode Not Available, Offline, atau Plant
control.
Batas operasi unit yang dijumpai dalam ED real time seharusnya dijumpai juga dalam
manual dispatch. Biaya incremental dan “base point” unit pembangkit harus dapat
ditayangkan. Hanya base point yang dihasilkan oleh ED real time yang dapat digunakan
oleh AGC untuk kontrol.
Kurva IHR untuk setiap unit pembangkit harus dapat direpresentasikan ulang dengan
suatu fungsi kenaikan kontinu dan monoton ditentukan oleh 6 titik mendefisikan 5
segment garis lurus.
Hingga 10 kurva IHR dapat dipertahankan untuk setiap unit. Dispatcher akan dapat
memilih kurva IHR aktif. Dispatcher akan dapat pula memasukan biaya bahan bakar untuk
setiap bahan bakar yang dipakai dan nilai efisiensi untuk setiap unit.
Minimal tipe unit berikut harus diikutkan :
Unit combined cycle
Unit panas bumi
Unit diesel
Unit yang digerakkan oleh uap dan turbin gas
Pada saat undangan pelalangan, setiap tipe lain dari unit yang harus diikutkan harus
didefinisikan.
Fungsi reserve monitoring (RM) secara periodik (harga awal setiap 5 menit) harus dapat
menghitung jumlah dari kapasitas pembangkit yang tersedia untuk mengantisipasi
18
SPLN S3.001-2: 2012
gangguan, pengaturan dan kesalahan peramalan beban. Periode waktu dapat diatur oleh
enjiner mulai dari 5 menit hingga 30 menit dengan step setiap 5 menit. Semua hasil
perhitungan tersebut harus tersedia sesuai permintaan. Cadangan tersebut harus dihitung
untuk sistem , setiap area dan setiap individu untuk pembangkit.
RM harus dapat menghitung nilai berikut untuk setiap area dan seluruh sistem
a. Total available generating capacity : jumlah dari output MW maksimum yang dapat
dibangkitkan di dalam kendala operasi yang ada terkait dengan unit-unit tersebut.
b. Spinning reserve : Jumlah pembebanan sinkron yang belum dibangkitkan dapat
tersedia dalam 10 menit. Jumlah pembebanan yang belum dibangkitkan tersedia dari
setiap unit pembangkit dan pusat listrik yang terdaftar dapat dihitung dari pembebanan
unit dan pusat listrik, kontribusi cadangan maksimum, batas atas operasi dan batas
respons.
c. Non spinning reserve : cadangan ini terdiri dari kapasitas pembebanan istirahat dan
pengurangan beban dengan pengurangan tegangan atau pelepasan beban. Hanya
sumber daya yang dapat tersedia selama 10 menit diangggap sebagai bagian dari
cadangan ini.
d. Operating reserve : jumlah dari spinning reserve dan non spinning reserve
Nilai cadangan sistem dan area yang dihitung harus dibandingkan terhadap keperluan
cadangan yang secara kuantiti dapat diisi dan dimodifikasi oleh dispatcher . Ketentuan
harus dibuat untuk menghitung keperluan cadangan seluas sistem dan area sebagai
fungsi dari beban sistem dan area dan unit terbesar on-line mengikuti permintaan
dispatcher.
Cadangan reaktif yang tersedia dari setiap pembangkit baik arah leading atau lagging
harus dihitung berdasarkan pada output reactive aktual dari pembangkit dan batas daya
reaktive. Batas daya reaktiv dapat didasarkan pada kurva kapabilitas unit dan output daya
nyata unit. Kurva kapabilitas menentukan batas daya reaktiv sebagai fungsi dari output
daya nyata aktual, tegangan terminal dan “power factor” unit tersebut.
Operation Scheduling harus terdiri dari fungsi berikut, seperti yang tercantum dibawah ini :
a. Load forecasting (LF)
b. Unit Commitment (UC)
c. Hydro Scheduling (HS)
d. Hydro-Thermal Coordination (HTC)
e. Current Operating Plant (COP)
f. Outage Scheduler (OS)
19
SPLN S3.001-2: 2012
Fungsi-fungsi tersebut harus dapat dieksekusi atas permintaan untuk mendukung aktivitas
berikut yang menyertakan perioda peramalan dan penjadwalan hingga 8 hari kedepan :
Menetapkan peramalan beban sistem dan peramalan masing-masing area.
Menetapkan penjadwalan untuk semua unit-unit dan IPP yang siap (hidro dan
termal) misalnya : dengan menerapkan, studi-studi UC, HS dan HTC.
Menetapkan biaya marginal untuk unit hidro
Mempertahankan “Current operating plan” sistem, termasuk jadwal unit
pembangkit dan pembebanannya.
Mempertahankan penjadwalan “outages” untuk semua unit pembangkit dan IPP
Beban MW dari sistem (Beban pada 50 Hz sebelum adanya pelepasan beban) harus
dapat diramal untuk sampai 8 hari (192 jam) kedepan. Peramalan beban individual area
harus dibuat tersedia pada setiap control center yang relevan.
Pemakai harus dapat menyimpan setiap hasil peramalan dari 4 output “save case” untuk
penggunaan dimasa datang. Satu dari “save case” harus dapat ditandai sebagai
peramalan beban yang aktif untuk dipakai oleh fungsi “power system operation” lainnya.
Sebagai tambahan, pemakai harus dapat mencetak dan menayangkan hasil-hasil pilihan
baik dalam bentuk tabular maupun grafikal yang memperlihatkan beban versus waktu
jam-jamaan secara instan.
Pemakai harus mempunyai kemampuan untuk membuat pengaturan dinamis “enabled”
dan “disabled” terhadap peramalan beban yang berlangsung hari ini.
Pengaturan-pengaturan tersebut harus didasarkan pada derajat sejauh mana LF
menentukan bahwa peramalan tersebut tidak cocok dengan beban aktual pada satu atau
beberapa jam sebelumnya. Jika penyimpangan melebihi “user adjustable thershold” , LF
akan menentukan dan membuat pengaturan yang perlu ke seluruh nilai jam-jam ke depan
dari peramalan “current day” secara otomatis.
Peramalan beban “similar day” harus disediakan berdasarkan kepada nilai beban terbatas
jam-jaman yang dinormalkan dihitung secara aktual dan disimpan untuk masing-masing
dari ketujuh tipe hari yang berbeda yang ditetapkan pemakai selama dua puluh lima bulan
kebelakang. Setiap nilai yang dinormalkan membentang dari nol ke satu dimana satu
menggambarkan beban puncak sistem hari itu.
Pemakai harus dapat memasukan sampai tujuh variabel “user defined” yang menguraikan
kondisi cuaca ramalan untuk tiga waktu yang ditetapkan sebelumnya dari hari ramalan
beban, seperti temperatur, tekanan udara, kelembaban udara relativ, ketinggian curah
hujan, kecepatan angin, arah angin dan tingkat penerangan cahaya. Peramalan beban
“similar day” kemudian akan mencari data 25 bulan kebelakang untuk mendapatkan
paling banyak 4 hari yang sama tipe harinya sebagai hari peramalan beban beserta
variable kondisi cuaca yang paling cocok dengan variable yang diprediksikan tersebut.
LF akan memperbolehkan pemakai tersebut untuk membatasi pencarian ke seluruh hari
dibelakang berhubung dengan adanya :
20
SPLN S3.001-2: 2012
Setiap peramalan beban “paling pas” akan menyertakan error penyimpangan antara
variabel kondisi cuaca aktual dan yang diprediksi. Pemakai harus dapat memilih dan
merubah peramalan yang mana saja untuk membuat, sebagai contoh, peramalan beban
aktif. Hal ini harus termasuk kemampuan untuk membuat skala bahwa bagian dari
peramalan tersebut yang sesuai dengan beban “user-entered peak MW” dan kemampuan
untuk mengatur nilai per jam secara individual untuk menghitung pengaruh beban yang
tidak sesuai. Pemakai harus dapat membuat peramalan “multy-days” dengan menentukan
data input untuk setiap hari peramalan beban sebelum mengeksekusi peramalan beban
“similar day”. Dengan demikian memungkinkan untuk mem-bya-pass semua faktor cuaca
tersebut dan menggunakan peramalan “similar day” tersebut sebagai peramalan beban
yang aktif.
Statistik error harus dipelihara berdasar pada perbedaan antara beban terbatas yang
sedang meramalkan enam jam kedepan (bisa diatur engineer) dan beban terbatas aktual
yang berhubungan tersebut jika tersedia. Statistik tersebut harus menyertakan error
dalam setiap variabel kondisi cuaca yang diprediksi dengan error beban terbatas untuk
setiap jam pada bulan berjalan dan bulan lewat. Hal tersebut juga akan menghiutng harga
rata-rata dan standar deviasi dari setiap error.
Unit commitment (UC) harus memilih kombinasi unit pembangkit (termasuk IPP) yang
dapat mensuplai beban prakiraan sampai dengan 8 hari (192 jam ) kedepan. Penjadwalan
sumber daya harus terlaksana bila diminta pemakai dalam upaya untuk mensuplai
prakiraan beban sistem untuk setiap jam dari periode studi yang ditetapkan tersebut. UC
harus dapat diinisialisasi oleh pemakai. Objektivitas dari UC harus dapat meminimalkan
total biaya produksi sistem selama tenggang waktu studi dengan memperhatikan kendala
sistem hidro dan termal dan keperluan cadangan sistem. Biaya produksi unit termal harus
dapat dihitung menggunakan biaya bahan bakar, startup dan biaya shutdown, dan biaya
operasi dan pemeliharaan. Jadwal pembangkitan hidro diberikan dalam kasus ini. Dua
mode UC berikut harus tersedia :
Thermal Unit commitment : Diberikan penjadwalan dari unit hidro, UC (atau TUC) akan
menentukan komitmen dari unit termal yang gmeminimalkan biaya produksi keseluruhan
dan juga seluruh biaya.
Fixed Unit commitment : Diberikan jadwal komitment unit (up-down status), UC (atau
FUC) akan menghitung jadwal pembebanan yang biayanya dan biaya produksinya
terkecil.
UC harus sesuai model dari pusat listrik termal dengan cukup mendetail untuk
menghitung jadwal operasi harian dan mingguan. Umumnya, model pusat listrik termal
UC harus dapat mampu menyertakan elemen-elemen berikut :
a. Pusat listrik Minyak, batu bara, gas (termasuk unit combined cycle).
21
SPLN S3.001-2: 2012
Pemakai harus dapat mengulang dan merubah semua data masukan sebelum
menginisialisasi suatu solusi UC. Tayangan pengendalian suatu eksekusi UC harus
membolehkan pemakai untuk men-set up- kondisi untuk menajalankan suatu studi dan
untuk memilih kendali tambahan dari program.
Nilai “default” untuk data terpilih harus merupakan “user defined” untuk meminimalkan
tindakan yang diperlukan untuk mensetup sebuah kasus UC.
Seperti diperlukan, UC harus dapat mampu menyertakan data masukan berikut :
5.3.2.4 Kendala UC
22
SPLN S3.001-2: 2012
Nilai “default” untuk semua data diatas tersebut harus dapat didefinisikan oleh engineer.
Semua data harus dapat ditampilkan dan diubah oleh pemakai. Kendala secara luas
harus dikelompokkan kedalam kendala “hard” dan “relaxable” Hal ini juga memungkinkan
menjadi “soften” atau “ignore” suatu kendala “relaxable” tergantung pada apakah ya atau
tidak sebuah penalti berhubungan dengan penyimpangan dari kendala setelah ia
dijalankan. Kendala “hard” dan “relaxable” tersebut akan diidentifikasi selama tahap
desain. Bobot penalti “default” untuk kendala “softened” harus bisa diatur engineer.
UC harus dapat menyertakan penayangan yang menampilkan data output berikut per
“increment” waktu dari periode studi :
a. Output pusat listrik dan unit
b. Cadangan unit pusat listrik, area dan sistem.
c. Biaya bahan bakar unit, pusat listrik, area dan sistem dalam rupiah.
d. Biaya operasi dan pemeliharaan unit, pusat listrik, area, sistem dalam rupiah.
e. Biaya startup dan shutdown unit, pusat listrik, area dan sistem dalam rupiah.
f. Biaya produksi (jumlah dari d,e, dan f)
g. Pemakaian bahan bakar setiap bahan bakar yang dipakai oleh unit, pusat listrik, area
dan sistem dalam Joules.
h. Faktor efisiensi dan faktor ketersediaan unit dan pusat listrik
23
SPLN S3.001-2: 2012
Tayangan harus merangkum hasil hitungan UC dalam basis harian dan perioda studi
sebelumnya. Rincian mengenai kendala yang berjalan untuk mencapai sebuah solusi
yang diikuti pemberitahuan menguraikan alasan terhadap kegagalan konvergensi harus
tersedia. Pemakai harus dapat mengarahkan semua atau sebagian dari hasil UC untuk
dicetak.
Pemakai harus dapat membuat satu “save case” untuk pemakaian sementara dan untuk
menyimpan sampai dengan 20 kasus input untuk penggunaan berikutnya. Hal ini harus
dapat memungkinkan untuk menyimpan hasil UC dalam file yang sama sebagai data
input. Mungkin saja untuk menggunakan hasil dari UC sebagai bagian dari data input
untuk HTC. Satu dari file yang tersimpan dapat ditandai sebagai file komitmen aktif dan
dapat berisi jadwal yang sedang berjalan dari unit pembangkit untuk digunakan oleh
fungsi EMS lainnya (lihat 2.9.6). Pemakai harus dapat melihat dan mengedit isi dari setiap
“save case”.
Pemakai harus dapat memilih dua “save case” dan mengarahkan bahwa keduanya
diperbandingkan untuk jangka waktu bersamaan. Hasilnya harus dapat merangkum
perbedaannya dalam data input dan output dan tersedia untuk dilihat dan dicetak.
PLN mempunyai dua tipe unit hidro, tipe “run of the river” dan tipe waduk. Unit “run off
river” diperlakukan sebagai unit “must run” dan unit waduk digunakan untuk “peak
shaving”. Air dan energi yang tersedia dari unit ditetapkan oleh departemen selain PLN.
Maka, apa yang dibutuhkan PLN untuk menetukan adalah distribusi dari energi untuk
waduk tersebut untuk “peak shaving”. Supplier diharapkan untuk dapat mengajukan satu
algoritma yang menjalankan pendistribusian dari energi hidro sekaligus dengan
perhitungan untuk biaya energi hidro tersebut.
Hidro Thermal Coordination diperlukan untuk menjadwalkan sistem kombinasi hidro dan
thermal yang kompleks. Hidro thermal Coordination akan mengeksekusi Hidro
Scheduling untuk menentukan jadwal awal unit hidro sambil merespon semua kendali
relevan yang berasal dari pusat listrik hidro dan sistem hidro. Bermodalkan penjadwalan
hidro dan kontribusi hidro tersebut ke cadangan sistem sebagai input, HTC harus juga
mengeksekusi UC untuk menentukan penjadwalan unit termal sambil merespon semua
kendali relevan yang berasal dari pusat listrik termal dan sistem tenaga.
HTC kemudian harus dapat berinteraksi antara HS dan UC secara dinamis
memperbaharui biaya maksimal dari unit hidro (sebagaimana diperlukan HS) dan
penjadwalan hidro dan kontribusi hidro kepada cadangan sistem (sebagaimana
diperlukan UC), sampai dicapai konvergen. Kemampuan dari pemakai untuk menandai
persentase cadangan sistem tenaga yang dialokasikan ke unit hidro (dan juga termal)
harus disiapkan tersedia. Periode waktu untuk fungsi HTC harus 192 jam.
24
SPLN S3.001-2: 2012
COP harus berisi perencanaan operasi sistem daya aktif. COP harus berisi perencanaan
operasi sistem daya aktif. COP harus berisi informasi dalam basis minimal per ½ jam
untuk periode waktu berikut : (1) hari sebelum , (2) hari berjalan, dan (3) tujuh hari ke
depan.
Informasi berikut harus dapat disertakan dalam perencanaan operasi :
a. Peramalan beban aktif.
b. Komitmen unit akhir termasuk penjadwalan hidro
c. Penjadwalan pemeliharaan.
Perencanaan operasi harus dapat langsung dilihat oleh setiap pemakai yang berwenang
tanpa memerlukan akses ke dalam fungsi penjadwalan operasi lainnya yang membuat
informasi tersebut. Perencanaan operasi harus dapat langsung diakses oleh fungsi EMS
yang lainnya. Tidaka da data didalam perencanaan tersebut yang dapat diatur secara
manual. Semua masukan manual dan perubahan akan diselenggarakan didalam fungsi
yang mensuplai datanya.
Hal ini harus dapat memungkinkan untuk memasukan penjadwalan sampai dengan satu
tahun kedepan. Penjadwalan historikal harus dapat diatur online untuk satu bulan.
Penjadwalan pemeliharaan untuk peralatan yang dimodelkan didatabase analisa sistem
tenaga dan penjadwalan operasi harus dapat digunakan oleh fungsi EMS lainnya,seperti
halnya UC dan Optimal Power Flow untuk hari dan waktu kedepan yang ditandai, setiap
fungsi EMS harus dapat memanggil dan menggunakan status dari peralatan tersebut
dalam jadwal yang cocok dengan keperluannya. Contohnya, unit commitment harus dapat
memanggil dan menggunakan jadwal tersebut untuk unit pembangkit sedangkan optimal
power flow harus dapat memanggil jadwal tersebut untuk semua peralatan. Penjadwalan
pemeliharaan untuk peralatan yang bukan merupakan bagian dari suatu analisa atau
databasepenjadwalan harus dapat dipertahankan sedemikain untuk tujuan perekaman.
OS akan memvalidasi semua masukan untuk memeriksa bahwa tingkat waktu adalah
valid, status peralatan adalah valid dan lengkap, dan bahwa jadwal terbaru tidak
bertentangan dengan satu pun penjadwalan aktif yang pre-existing. OS juga kan
memeriksa identifikasi peralatan dibandingkan dengan peralatan yang dikenal EMS dan
harus dapat memberitahukan pemakai apabila ciri-ciri peralatan tidal diketemukan.
Pemakai harus dapat menayangkan penjadwalan untuk peralatan yang dipilih selama
25
SPLN S3.001-2: 2012
periode waktu yang ditetapkan. Pemakai harus dapat juga merubah dan menghapus yag
mana saja atau penjadwalan yang dikelola oleh OS.
26
SPLN S3.001-2: 2012
27
SPLN S3.001-2: 2012
e. Mengirim (upload) model sistem tenaga listrik lengkap dari IRCC ke RCC setiap saat
(yang akan ditetapkan selama tahap desain) atau atas permintaan
Semua fungsi NA harus mampu bekerja dalam mode realtime yang menggunakan nilai
data base SCADA. Aplikasi NA akan dieksekusi berdasarkan prioritas berikut :
a. Perubahan topologi sistem
b. Permintaan pengguna
c. Periodik
Suatu model sistem tenaga yang konsisten harus dapat dipergunakan untuk semua fungsi
NA. Model tersebut terdiri dari area observable dan unobservable yang perbatasannya
akan berubah berdasarkan pada telemetri yang tersedia.
Control Center harus “on demand” mempersiapkan model sistem tenaga dalam format
seperti halnya format “power flow” IEEE dan DVGN, dan dapat diimport ke program
analisa jaringan off-line dengan hasil yang sama dengan di on-line.
28
SPLN S3.001-2: 2012
Model sistem tenaga yang akan dipakai oleh SE dan kalkulasi aliran daya lainnya harus
mencerminkan kondisi saat ini sebagaimana dilaporkan oleh Remote Station dan
sebagaimana diisi oleh pengguna. Fungsi Power System Model Update (PSMU) harus
terdiri dari fitur berikut :
29
SPLN S3.001-2: 2012
Topologi jaringan yang berlaku harus dapat ditentukan dari status semua peralatan
switching yang mempengaruhi topologi model jaringan tersebut. Topologi ini dan
parameter model yang terkait harus dapat didasarkan pada (1) status peralatan switching
yang diupdate oleh Remote Station (2) status peralatan switching yang diisi manual, (3)
Isian manual dengan penempatan in-service atau out service untuk elemen-elemen mode
bus-oriented (contoh transmisi) dimana switch tidak direpresentasikan, (4) OLTC dan
posisi tap phase shifter
Untuk area yang un-observable beban GI terkait harus dapat dihitung dari model sistem
tenaga dengan memakai perhitungan Bus Scheduler (butir 5.10.10).
Harus ada satu model sistem tenaga listrik gabungan yang berisi :
a. Jaringan yang meliputi seluruh level tegangan yang ada
b. Semua pembangkit yang terhubung ke sistem tenaga listrik
c. Beban konsumen
Beban dan pembangkitan tenaga listrik yang berada dibawah cakupan wilayahnya yang
non analog input harus dapat dihitung dan diisi secara manual. Staf PLN harus dapat
memakai IRCC dan atau RCC development system untuk membangun dan menguji
model tenaga listrik yang berada dibawah cakupan wilayahnya yang dipakai saat ini.
Network Reduction (NR) atau Pemodelan Jaringan Terpisah adalah fungsi yang
mengurangi dimensi suatu jaringan besar menjadi suatu jaringan pengganti sebagai solusi
penyederhanaan perhitungan fungsi applikasi jaringan. Jaringan pengganti digunakan
untuk memodelkan pengaruh jaringan eksternal (unobservable) terhadap jaringan internal
(observable).
30
SPLN S3.001-2: 2012
Pemodelan Jaringan Terpisah off line menghitung semua bagian jaringan eksternal jauh
yang memiliki pengaruh kecil terhadap jaringan internal.
Input data diterima dalam format file ASCII berisi data jaringan eksternal jauh didalam
format rangkaian pengganti yang terdiri dari :
a. File teks
Suatu file teks yang menjelaskan bagian jaringan eksternal jauh, contohnya
parameter transmisi, topologi jaringan, injeksi droop, busbar tegangan terkontrol dan
sebagainya.
b. GI perbatasan
Gardu induk ini merupakan interface antara jaringan eksternal jauh dan jaringan
yang dimodelkan secara lengkap.
Sesuai permintaan, jaringan pengganti yang dihitung oleh fungsi Pemodelan Jaringan
Terpisah offline dapat ditambahkan secara otomatis ke dalam model jaringan on line
Fungsi Pemodelan Jaringan Terpisah off line dijalankan dengan permintaan operator.
31
SPLN S3.001-2: 2012
Aktivasi dari Pemodelan Jaringan Terpisah on-line dikerjakan otomatis bersama dengan
urutan start NA real time maupun mode studi, apabila diperlukan (contohnya dalam kasus
perubahan topologi pada jaringan eksternal dekat).
Kumpulan pengukuran untuk state Estimator tidak selalu terdiri dari pengukuran yang
lengkap untuk mengestimasi status keseluruhan model. Maka, model estimasi harus
direduksi secara dinamis sampai ke batas observabilitasnya akibat adanya kekosongan
pengukuran, kehilangan pengukuran dan anomali yang dideteksi. Bagian dari model yang
unobservable harus dapat diselesaikan baik secara conjunction atau secara bagian
observable atau dengan subsequent execution yang diperoleh dari algoritma state
Estimator berdasarkan model yang lengkap. Penggunaan algoritma aliran daya untuk
memecahkan bagian unobservable dari model tanpa memperhatikan penyimpangan
boundary observable/unobservable adalah tidak dapat diterima.
32
SPLN S3.001-2: 2012
a. Bagian unobservable daripada model harus dapat dibagi kedalam area, masing-
masing merepresentasikan baik bagian observable atau unobseravable dari satu
area.
b. Untuk setiap area, besaran beban dan pembangkitan harus dapat ditentukan.
Ketetapan perlu dibuat untuk nilai-nilai tersebut agar data analog dapat diupdate
Remote Station. Cara lain, besaran beban area harus dapat dihitung berdasarkan
pada beban total serta rasio beban yang ditetapkan sebelumnya (predetermined)
IRCC dan atau RCC dan demikian juga besaran pembangkitan harus dapat dihitung
dari beban.
c. Pseudomeasurements untuk beban pada setiap bus harus dapat dihitung
berdasarkan pada beban area dan faktor distribusi beban bus yang telah disimpan
sebelumnya. Ketetapan harus termasuk memakai beberapa set factor distribusi
beban bus berdasarkan pada waktu dari hari, tipe hari, dan bulan
d. Pseudomeasurement untuk pembangkitan pada setiap bus harus dihitung
berdasarkan pada status setiap unit dan komitmentnya dan cara men-dispatch unit
berdasarkan pada perintah merit
e. Pseudomesurment untuk tegangan bus yang dapat diatur dan unobservable harus
didasarkan pada fungsi beban area-nya tempat bus berlokasi atau dari suatu fungsi
waktu dalam satu hari. Ketentuan harus dibuat untuk fungsi liniear sampai tiga
segment dari tegangan versus beban pada setiap bus yang diatur.
f. Apabila beban tap (aftak) tanpa pengukuran muncul pada line transmisi dimana
aliran diketahui pada kedua ujung, pseudomeasurement harus didasarkan pada “net
flow” ke dalam transmisi tersebut dan faktor distribusi beban bus.
g. Apabila diperlukan, pseudomeasurement untuk tegangan bus yang diatur harus
dapat dihitung sebagai titik tengah antara batas tegangan bus terendah dan tertinggi
h. Apabila analog input tersedia maka pseudomeasurement diabaikan.
33
SPLN S3.001-2: 2012
i. Mengestimasi posisi tap yang dianalog input dan yang tidak dianalog input untuk
transformer tegangan dan phase shifter
j. Menghitung dan menayangkan confidence factor berdasarkan pada “covariance of
residual” dari setiap kuantitas yang terukur. Confidence factor harus dapat dihitung
setiap saat perubahan topologi jaringan atau kumpulan pengukuran dan akan
tersedia untuk ditayangkan
k. Membolehkan pengguna mengontrol parameter kontrol eksekusi SE seperti toleransi
konvergensi dan jumlah maksimum iterasi
l. Mengizinkan pengguna untuk memilih atau tidak memilih dalam basis individual
terhadap penggunaan nilai analog input oleh SE tersebut
Output state Estimator terdiri dari hasil perhitungan tegangan komplex, aliran tranmisi,
dan injeksi untuk seluruh model jaringan, termasuk bagian observable maupun non
observable. Daftar bad measurement harus merupakan bagian dari output SE.
Hasil perhitungan fungsi state Estimator tersebut harus tersedia untuk ditayangkan dalam
bentuk tabular maupun line diagram dalam format yang serupa dengan format yang
ditayangkan untuk data real time. Diagram satu garis harus secara jelas mengidentifikasi
“the make up of any island” yang muncul dan memperlihatkan status dari seluruh
transmisi. Hasil perhitungan SE harus tersedia untuk pencetakan pada printer yang dipilih
oleh pengguna.
Hasil perhitungan state Estimator harus dapat disimpan oleh pengguna sebagai “base
cases” untuk fungsi NA yang lainya. Hasil perhitungan state Estimator harus dapat
disimpan dalam format IEEE yang tersimpan di Server Offline Database yang selanjutnya
dapat digunakan/dioperasikan oleh program analisa jaringan offline dan hasil simulasi
harus sama dengan real time.
Sebuah Loadflow interaktif akan menghitung aliran daya aktif dan reaktif dan besar sudut
tegangan bus untuk model sistem tenaga Load flow akan mempersiapkan input/output
dengan “display based”.
34
SPLN S3.001-2: 2012
f. Sekumpulan batasan serupa, monitor batas, harus dapat digunakan untuk monitor
beban dan tegangan lebih.
g. Tegangan sebuah bus akan reser apabila pengguna menjalankan kasus pengganti
dari suatu aliran daya yang sudah diselesaikan.
h. Pembatasan daya reaktif pembangkit harus dapat diatur oleh pengguna.
i. Mode Single Slack ataupun Distributed Slack dapat dipilih oleh pengguna.
j. Pengguna dapat menentukan batasan pelanggaran operasi yang akan ditampilkan,
baik dari sisi level tegangan maupun tingkat pembebanan peralatan.
k. Load Flow dapat dieksekusi dari Study Mode.
Penggunaan dari “saved base case” harus dapat ditetapkan oleh pengguna sebagai input
untuk menginisialisasi status peralatan switching yang diperoleh dari database real time.
Fungsi Load Flow akan menghasilkan suatu pentabelan dari data masukan yang lengkap
terdiri dari berikut ini :
a. Deskripsi kasus
b. Parameter program
c. Data transmisi
d. Data bus
e. Data area
Output Load Flow harus dalam besaran “engineering” (seperti MW, MVAr, dan kV) bukan
dalam per unit. Kemampuan keluaran berikut ini harus tersedia :
a. Keluaran harus terdiri dari identifikasi bus, besarnya tegangan dalam kV, dan sudut
dalam derajat, MW, MVAr, dan MVA dari seluruh pembangkit, beban, dan peralatan
shunt, dan aliran pada setiap terminal dari semua transmisi
b. Sebuah rangkuman yang memperlihatkan ketidaksesuaian bus terhitung,
ketidaksesuaian bus maksimum dan cadangan putar
c. Sebuah rangkuman pembangkitan harus tersedia – berisi tegangan individual bus,
MW dan MVAr, tegangan yang diinginkan, batas MVAr, dan data tegangan dari bus
yang dikontrol secara remote
d. Sebuah rangkuman transformator OLTC harus tersedia berisi posisi tap, tegangan,
tegangan yang diinginkan, dan rasio tap maksimum dan minimum
e. Sebuah rangkuman harus berisi diagnosa penyelesaian (seperti ketidaksesuaian
MW dan MVAr), toleransi, iterasi, jumlah perubah tap, rugi total, pembangkitan total,
beban total dan jumlah transmisi total
f. Sebuah rangkuman harus berisi pelanggaran operasi yang pembatasannya bisa
ditentukan oleh pengguna (misalnya tegangan bus dan tingkat pembebanan
peralatan)
g. Sebuah rangkuman yang menampilkan rugi-rugi jaringan (MW dan MVAr)
h. Catatan judul sampai dengan 600 karakter harus diperbolehkan pada awal dari
setiap kasus
i. Hasil perhitungan Load Flow harus dapat disimpan dalam format IEEE yang
tersimpan di Server Off line Database yang selanjutnya dapat
digunakan/dioperasikan oleh program DigSilent dan atau PSS/E dan hasil simulasi
harus sama dengan real time.
35
SPLN S3.001-2: 2012
Semua data masukan dan keluaran harus dapat ditayangkan pada display tabular dan
diagram satu garis. Diagram satu garis tersebut secara esensial harus sama dengan yang
dipakai untuk fungsi-fungsi real time dan hasil State Estimator.
Security-Check Switching (SCS) adalah Study mode yang bekerja secara otomatis untuk
menunjang operator dalam tugasnya mempertimbangkan pengaruh rencana
pengoperasian switching pada jaringan berkenaan dengan pelanggaran batas operasi.
Sistem tranmisi secara periodik harus dianalisa oleh fungsi Contingency Analysis (CA)
untuk memprediksi masalah yang potential apabila elemen terpilih dari sistem tenaga
dikeluarkan (out of service). Fungsi CA harus menggunakan hasil hitungan state
Estimator sebagai “base case” dan memeriksa kasus kontingensi tertentu untuk
menetapkan apakah ada overload yang potensial atau masalah tegangan yang muncul.
Fungsi CA harus menstudi dapat sampai dengan 200 kasus kontingensi, termasuk
didalamnya kasus-kasus “dynamically created”.
Outages cascade harus dapat dimodelkan atau di-customized. Area akan mendefiniskan
transmisi terpilih sebagai peralatan outages sekunder. Setiap peralatan outages sekunder
harus terkait dengan titik pemantauan outages sekunder.
36
SPLN S3.001-2: 2012
Setelah seluruh kasus kontingensi, studi “full AC Analysis” harus dapat dilakukan untuk
sepuluh kasus yang paling jelek. CA akan berisi daftar penyimpangan untuk sekumpulan
aliran transmsisi dan tegangan bus. Untuk tegangan bus, harus ada satu set batasan
penyimpangan antara tegangan sebelum kontingensi dengan tegangan setelah
kontingensi pada bus yang ditentukan pengguna
5.4.9.5 CA Output
Untuk setiap elemen yang menyimpang, output harus mengidentifikasi nama, nilai
parameter dan batasan yang berkenaan dengannya, dan nilai parameter dalam base
case. Output CA harus juga menyertakan kondsi awal peralatan outages.
Optimal Power Flow adalah aplikasi jaringan lanjut diaktifkan pada mode studi. Ini meliputi
kemampuan aliran daya, dan sebagai tambahan, mempunyai kemampuan secara
otomatis dan sistematis menyesuaikan variabel kendali pada objektif dan constraint
spesifikasi pengguna.
Fungsi dari Optimum Power Flow (OPF) / Aliran Daya Optimum adalah mengoptimisasi
sebuah fungsi objektip tergantung pada sebuah set of constraints. Fungsi objektif tipikal
adalah:
a. Meminimalkan biaya pembangkitan,
b. Meminimalkan kehilangan pengiriman daya aktif,
c. Meminimalkan deviasi didalam variable operasi dari jadwal nominal waktu
mengeliminasi constraint violations.
Aliran Daya Optimum akan dirancang untuk studi seperti:
a. Security constrained MW dispatch yang menetapkan jadwal pembangkitan daya nyata
dan meminimalkan biaya produksi dan menjaga batas aliran cabang tidak dilanggar.
b. Security constrained voltage/VAr dispatch yang menetapkan optimal seting untuk
generator, transformator, dan kapasitor/reaktor. Meminimalkan kehilangan MW dan
meyakinkan bahwa batas tegangan, VAr, aliran dan batas tap tidak dilanggar.
c. Security constrained, kombinasi P/Q dispatch yang menetapkan optimal seting untuk
kendali daya nyata dan reaktif. Meminimalkan biaya produksi dan menjaga tidak
dilanggarnya batas tegangan, VAr, aliran cabang. Integrasi P/Q dispatch adalah
penting, sebagai contoh untuk pengalamatan (addressing) masalah-masalah
tegangan, Var disebabkan oleh transfer MW yang eksesif.
37
SPLN S3.001-2: 2012
Input tegangan dan topologi dalam perhitungan Short Circuit Analysis dapat dipilih user
berdasarkan :
a. Output state estimator.
b. Output Power Flow.
c. Saved cases.
d. Tegangan nominal Busbar.
e. Status PMT yang diubah oleh user.
f. Semua jenis skenario manual yang ditentukan user.
38
SPLN S3.001-2: 2012
Diagram satu garis harus menampilkan nilai arus gangguan simetris maupun a-simetris
dari semua bus dalam sistem sebagaimana dipilih oleh dispatcher, semua arus gangguan
yang melampaui rating line transmisi dan pemutus daya yang beroperasi harus
ditampilkan berbeda.
Daftar tabular yang ditentukan oleh pengguna untuk pemutus daya yang akan ditinjau.
Daftar tabular pemutus daya yang terkendala.
Laporan detil dalam file teks.
Pengguna dapat mengetahui batas voltage stability dalam beberapa kondisi, yaitu :
- Kondisi pembebanan optimal, yaitu kondisi dimana pembangkitan masih dapat
mengakomodir beban system.
- Kondisi pembebanan marginal, yaitu kondisi dimana kondisi pembebanan hampir
mencapai titik yang sama dengan ketersediaan pembangkitan.
- Kondisi pembebanan critical, yaitu kondisi dimana pembangkitan sudah tidak mampu
mengakomodir beban system sehingga menyebabkan system collapse.
6.1 Overview
39
SPLN S3.001-2: 2012
Karena DMS menggunakan data pengukuran yang terintegrasi dengan SCADA serta
parameter jaringan dari aplikasi data induk jaringan, maka ketersediaan data tersebut
merupakan persyaratan mutlak agar DMS menghasilkan perhitungan dan analisa yang
valid. Data dan parameter jaringan harus selalu dalam kondisi update untuk menjamin
output aplikasi mendekati kondisi real di jaringan. Bilamana karena kondisi tertentu, belum
semua data dan parameter keseluruhan sistem dapat terjamin kebenarannya, minimal
harus tersedia data sebesar 50 % untuk bisa mengaplikasikan DMS secara benar.
Setelah itu data dan parameter keseluruhan sistem harus segera dilengkapi agar DMS
dapat digunakan keseluruhan sistem.
catatan : tambahkan syarat bahwa DMS diadakan jika sudah tersedia data sistem yang valid
Dengan persyaratan yang terpenuhi tersebut, maka DMS minimum berfungsi secara tepat
dalam hal :
a. Sebagai simulasi atas rencana operasi yang akan dilaksanakan sehingga mutu,
keandalan dan keamanan operasi lebih terjamin.
b. Mengevaluasi alternatif manuver beban dispatcher dapat menampilkan perkiraan
keamanan manuver beban dari satu penyulang ke penyulang yang lain
c. Hasil aplikasi memberi pertimbangan kepada dispatcher untuk langkah terbaik
pemulihan beban setelah gangguan secara cepat, tepat, dan optimal.
d. Memberikan pengamanan terhadap ancaman sistem yang dikarenakan beban lebih
atau tegangan di bawah standar sehubungan dengan kapasitas jaringan maupun
trafo.
e. Meningkatkan power factor dan menurunkan losses dengan pengaturan tegangan dan
daya reaktif.
f. Mengevaluasi dampak dari setting dan rating perlengkapan proteksi dalam konfigurasi
penyulang.
g. Sebagai bahan analisa teknis yang tepat dalam rangka rekonfigurasi serta
perencanaan perluasan jaringan.
Hasil perhitungan DMS harus dapat diperbandingkan dan dikalibrasi dengan hasil
perhitungan yang menggunakan metode berbeda yang sudah diakui ketepatannya, atau
dengan pengukuran langsung.
Berdasarkan time frame, maka DMS harus dapat dioperasikan dalam kerangka waktu
pengoperasian, yaitu :
a. Mode real-time, menggunakan data sistem yang berasal langsung dari parameter dan
telemetering akuisisi dari sistem SCADA.
b. Mode studi (study mode), menggunakan copy dari data realtime dengan melakukan
penambahan atau pengurangan yang dimasukkan atau data yang dibangun secara
terpisah dan tidak bergantung kepada sistim realtime atau kombinasi dengan
beberapa data yang dibuat secara terpisah / diinput oleh pengguna.
40
SPLN S3.001-2: 2012
Sedangkan menurut mode pelaksanaan, aplikasi DMS dapat dijalankan dengan fungsi
online dan fungsi off line.
a. Fungsi online, dioperasikan secara langsung di konsol dalam lingkup jaringan LAN
control center yang sedang beroperasi, baik dalam kerangka waktu real-time ataupun
study mode
b. Fungsi off line, dioperasikan pada konsol yang berbeda, dan tidak terhubung / tidak
akan terpengaruh dengan sistem on-line.
Fungsi DMS yang tersedia harus bisa melakukan tugas teknik dalam keperluan distribusi
secara praktis dalam 4 (empat) mode aplikasi, yakni :
a. Pengaturan operasi
b. Perencanaan operasi
c. Pendukung perencanaan pengembangan
d. Simulasi, analisa dan training
Fungsi Network Model digunakan untuk memproses data yang disimpan dalam database
untuk dapat ditransfer ke dalam model matematik yang penting untuk dipergunakan dalam
seluruh perhitungan jaringan distribusi.
Network Model harus dibuat sedemikian rupa sehingga memungkinkan user untuk
mengedit topologi dan parameter dari elemen jaringan, serta memungkinkan penggunaan
line section editor untuk mendifinisikan topologi lebih detail didalam sistem.
Data pada network model terdiri dari tiga grup utama yaitu:
k. Data statik (panjang jaringan,parameter element distribusi dll)
41
SPLN S3.001-2: 2012
l. Data dinamik yang berubah secara insidentil (status switching CD/LBS/recloser, posisi
tap trafo dll)
m. Data dinamik yang berubah secara periodik (data metering)
Network model adalah fungsi dasar yang penting untuk dapat menjalankan semua fungsi-
fungsi lain di dalam DMS dan dapat digunakan dalam aplikasi real time dan study mode
Topology Analyzer adalah fungsi topologi yang berdasarkan network model. Topology
analyzer harus bisa mengkalkulasikan rangkaian dari line section berdasarkan topologi
jaringan dan kondisi beban berdasarkan posisi dari peralatan switching. Untuk wilayah
yang di energize, topology analizer juga mengindikasikan dimana jaringan dipararel atau
di loop. Status dari line section ditampilkan dalam single line diagram maupun
geographical dengan kode pewarnaan (color coding), memungkinkan dispatcher
membedakan suplay penyulang dengan warna yang berbeda secara bersamaan.
Dalam inisialisasi sistem, setelah membuat indikasi dari semua remote, program
menguraikan topologi dari seluruh substation untuk membuat model jaringan.
Bila terjadi perubahan status pemutus atau pemisah selama operasi, program harus
mengecek dan memperbaharui perubahan-perubahan tersebut dan disesuaikan dengan
topologi sistem. Lalu, beberapa perbedaan dalam struktur node akan memodifikasi
struktur jaringan yang menjadi acuan untuk memproses pengukuran.
State Estimator adalah dasar yang paling penting dari fungsi DMS yang diterapkan untuk
pengujian dan analisa kondisi jaringan distribusi yang dipilih.
State Estimator menyediakan pengujian-estimasi dari normal operasi simetris perphasa
dan asimetris tiga phasa jaringan distribusi. Ini dimaksudkan sebagai pengujian nilai
beban seluruh simpul jaringan.
Masukan data state Estimator berasal dari:
42
SPLN S3.001-2: 2012
a. Historikal data beban harian, mingguan, atau bulanan ( besaran arus dan factor daya,
daya aktif dan reaktif ).
b. Beban puncak untuk seluruh trafo distribusi ( puncak arus dan atau puncak daya )
c. Energi listrik bulanan yang ditranfer ke seluruh trafo distribusi, ataupun penyulang.
Output dari aplikasi ini menyediakan perkiraan beban dari seluruh cabang jaringan dan
semua variable arus phasor dari semua segmen penyulang dan trafo, rugi daya aktif dan
reaktif dalam seluruh segmen penyulang dan trafo
Aliran daya adalah salah satu model matematis untuk menghitung besaran-besaran listrik
yang ada dalam satu jaringan.
Besaran-besaran tersebut antara lain ; arus, tegangan, daya aktif (Watt), daya reaktif
(Var), drop tegangan, dan power factor.
Aliran daya adalah dasar pertama dalam fungsi analisis. Aliran daya seringkali
diaplikasikan secara langsung, walaupun aliran daya adalah fungsi dasar untuk dapat
bekerjanya secara praktis fungsi analisis yang lain.
Secara umum model aliran daya/beban dari sistem distribusi mempresentasikan diskripsi
matematika daya aktif dan reaktif yang mengalir di jaringan untuk kondisi tegangan
tertentu.
Program aliran daya dieksekusi atas kebutuhan dispatcher atau pengguna lain dalam “
study mode “.
a. Mengolah kasus yang disimpan, Distribution Load Flow (DLF) dapat dijalankan
dengan menggunakan realtime atau dapat menggunakan database dengan model
jaringan yang tidak mempunyai hubungan dengan sistem realtime
b. Pengguna tidak harus mencari lewat display untuk menentukan hasil yang abnormal,
tetapi otomatis ditampilkan dalam display.
c. System harus dapat meng-copy sejumlah pengolahan DLF untuk diinstall secara
bersamaan. Setiap copy dapat diaktifkan tanpa saling bergantung dengan tidak ada
kemungkinan saling berinterferensi. Komunikasi diantara copy dapat dilakukan lewat
kasus-kasus yang tersimpan.
d. DLF sepenuhnya berinteraksi via monitor. Perubahan konfigurasi jaringan dapat
dimasukan dengan mengubah status PMT dari diagram satu garis. Hasil dari aliran
daya dapat ditayangkan dalam diagram satu garis dan juga dalam tabel.
43
SPLN S3.001-2: 2012
Konfigurasi sistem dalam single line diagram yang ditampilkan seharusnya sama dengan
yang digunakan dalam data operasi real time maupun modul analisa jaringan yang lain.
Untuk memudahkan penggunaan aplikasi aliran daya tersebut, harus memenuhi beberapa
syarat kemampuan aplikasi sebagai berikut :
a. Dapat disesuaikan dengan tingkat toleransi perhitungan dan parameter-parameter
program lain yang terkait.
b. Kemampuan mengatur tegangan dengan keluaran trafo tenaga melalui pengaturan
dengan tap changer.
c. Memungkinkan untuk memblok seluruh tap changer dan kapasitor atas dasar posisi
kasus dengan satu operator.
d. Memungkinkan untuk menspesifikasikan posisi maksimal, minimal dan inisial posisi
tap changer.
e. Memungkinkan untuk melakukan pembatasan range maksimal dan minimal untuk
beban trafo maupun busbar.
f. Memungkinkan perubahan batas semua alarm.
g. Memungkinkan untuk menspesifikasikan keluaran dari suatu generator,
mendefinisikan sumber daya sebagai PV bus atau PQ bus
h. Kemampuan untuk mendisain tap changing trafo sebagai control besaran tegangan
dengan merubah posisi tap selama waktu eksekusi dan memberi posisi baru dalam
laporan output
Aplikasi aliran daya dapat di operasikan dengan menggunakan data real time dan data
simulasi. Aplikasi aliran daya harus dapat dieksekusi secara:
a. Periodik menurut jadwal yang ditentukan
b. Di-trigger melalui event seperti energize busbar, trip PMT, atau perubahan status
lainnya.
c. Atas kebutuhan dari fungsi lain dalam DMS
d. Atas kebutuhan dispatcher dan pengguna lainnya.
Dalam kondisi ini, data yang dibutuhkan dari real time :
a. Tegangan node dan busbar
b. Beban dan posisi tap changer trafo daya
c. Status dan tegangan regulator AVR
d. Status dan tegangan kapasitor
e. Arus penyulang tiap segmen
44
SPLN S3.001-2: 2012
DATA DINAMIK
- Tegangan node dan busbar
- Posisi tap changer trafo daya
- Status dan tegangan regulator AVR
- Status dan tegangan kapasitor
- Arus penyulang tiap segmen
b. Besaran arus setiap fasa dari setiap segmen saluran dan semua peralatan
yang terhubung seri dihitung baik untuk dari dan ke ujung saluran atau
peralatan yang terhubung seri.
c. Aliran daya real dan reaktif per fasa dari setiap segmen saluran dan
perlatan yang terhubung seri lainnya dihitung dari dan ke ujung saluran
atau peralatan yang terhubung seri.
45
SPLN S3.001-2: 2012
e. Aliran daya real dan reaktif total dan per fasa dari setiap peralatan yang terhubung
shunt.
DLF juga punya kemampuan untuk menghitung aliran daya tiga fasa tidak seimbang dan
memodelkan komponen jaringan baik yang radial maupun loop:
a. Saluran satu fasa, dua fasa dan tiga fasa dengan atau tanpa
kawat netral termasuk kopling mutual dan pengisian saluran.
Perhitungan hubungan singkat adalah aplikasi yang digunakan untuk mengevaluasi efek
dari keadaan abnormal atau terganggu yang hasilnya dapat menampilkan arus gangguan
yang terjadi sehingga kita dapat merencanakan koordinasi sistem proteksi dan
kemampuan peralatan menahan hubung singkat.
Aplikasi perhitungan hubung singkat dapat di operasikan dengan menggunakan data real
time dan data simulasi.
Data yang diperlukan :
a. Jenis Jaringan
b. Panjang jaringan
c. Impedansi jaringan (Z0, Z1,.Z2)
d. Tipe konduktor
e. Kapasitansi (tergantung panjang jaringan)
f. Konektivitas ( titik manuver)
g. Data trafo tenaga di GI
h. Sistem dan besar pentanahan netral trafo
Aplikasi perhitungan hubung singkat harus dapat menghitung studi hubung singkat
simetris dan hubung singkat tidak simetris. Output perhitungan hubung singkat
ditampilkan dalam bentuk data di gambar skematik jaringan dan tabel.
Aplikasi ini melakukan perhitungan hubung singkat dengan cara menghitung arus dan
tegangan setelah terjadinya gangguan simetris dan tidak simetris.
Fungsi analisa hubung singkat harus memberi informasi kepada enjiner operasi dalam
menilai apakah rating peralatan sistem eksisting dilampaui sewaktu kontingensi tinjauan
diterapkan pada kasus-kasus yang dipilih oleh enjiner.
Dimungkinkan menyelenggarakan studi arus hubung singkat yang berawal dari solusi
State Estimator dan Distribution Load Flow real time maupun dari kasus-kasus yang
tersimpan. Analisa hubung singkat harus mempunyai fasilitas bagi engineer untuk dapat
mengubah kondisi masukan pada kondisi awal studi (base case), misalnya melakukan
46
SPLN S3.001-2: 2012
manuver jaringan distribusi. Kondisi awal studi (base case) yang telah diubah dapat
disimpan oleh engineer menjadi kondisi hasil manipulasi (save case). Hasil studi yang
telah disimpan sebelumnya, bisa dijadikan template untuk studi berikutnya.
Simulasi gangguan harus dapat dilakukan pada semua segmen jaringan untuk memeriksa
besarnya arus gangguan dikaitkan dengan setting peralatan rele proteksi.
Aplikasi perhitungan losses jaringan untuk menghitung losses pada sistem dengan
berbagai arah supply atau konfigurasi jaringan yang digunakan sebagai pertimbangan
pengoperasian jaringan dengan losses teknis yang minimal. Aplikasi perhitungan losses
jaringan dapat di operasikan dengan menggunakan data real time dan data simulasi.
Fungsi ini menyediakan suatu aplikasi untuk memperbaiki konfigurasi jaringan. Titik awal
dari studi ini harus dimulai dari sebuah kasus jaringan yang disimpan atau konfigurasi
realtime yang sedang berlangsung. Fungsi ini harus menentukan posisi-posisi alternatif
untuk peralatan switching dalam rangka meminimalkan rugi-rugi daya aktif dalam suatu
jaringan distribusi, dan juga memungkinkan untuk membatasi fungsi agar hanya
digunakan untuk peralatan switching yang dapat dikontrol jarak jauh.
Data yang diperlukan :
a. Konfigurasi / model Jaringan
b. Panjang jaringan
c. Tipe penghantar
d. Impendansi tipe penghantar
e. Konektivitas ( titik manuver)
f. Power factor di titik beban distribusi
g. Kapasitas trafo tenaga di GI
h. Kurva beban
Konfigurasi jaringan yang baru, disajikan dalam tampilan tabulasi, memperlihatkan hasil
perhitungan seperti rugi teknis dalam kW dan dalam % terhadap beban, rugi-rugi yang
dapat direduksi / diminimalkan, dan uraian dari peralatan switching yang harus
dipindahkan dari konfigurasi eksisting. Pemodelan dari alat studi ini harus diturunkan dari
model jaringan DMS secara otomatis.
47
SPLN S3.001-2: 2012
berikutnya dilepas. Fungsi ini harus secara otomatis pindah ke grup selanjutnya sesuai
urutan rotasi bila periode pelepasan telah selesai.
Pesan kejadian harus dihasilkan pada waktu sebuah grup beban dilepas atau
dimasukkan. Jika titik kontrol tidak merespon pada saat diminta maka pesan alarm harus
dihasilkan.
Proses pelepasan dan pemasukkan ini harus berjalan terus menerus sampai operator
mematikan fungsi ini. Setelah fungsi ini dimatikan, LS menyimpan kembali sekumpulan
titik kontrol yang belum dilaksanakan dalam periode yang ditentukan. Fungsi ini juga
menunjukkan posisinya dalam urutan rotasi grup beban dan saat nanti LS diaktifkan, grup
beban tersimpan harus pertama yang dilepas.
Note : bekerja berdasarkan indikasi fault indikator, bukan besarnya arus hubung singkat.
Memuat rekomendasi, jakur yang diubah, berdasarkan perhitungan losses.
Aplikasi Fault Detection Insulation dan Restoration (FDIR) bekerja atas perhitungan
berdasarkan besarnya arus gangguan yang mengalir pada impedansi jaringan untuk
prediksi titik lokasi gangguan di jaringan. Aplikasi ini harus bisa memberikan semacam
panduan kepada operator untuk menangani suatu gangguan yang terjadi. Informasi
kepada operator meliputi dimana lokasi gangguan terjadi. Kemudian memberikan
informasi yang optimum bagaimana cara melakukan isolasi gangguan tersebut serta
melakukan penyelesaian (re-energize) penyulang yang mengalami gangguan tersebut.
Hal ini akan membantu dalam mengurangi waktu pemadaman yang diakibatkan
gangguan yang terjadi.
Aplikasi FDIR akan digunakan efektif untuk kebutuhan operasi pada konfigurasi jaringan
spindle, atau jaringan yang bisa disuplay melalui proses manuver lebih dari satu sumber.
Sistem aplikasi FDIR harus menyediakan kemampuan untuk membantu operator system
distribusi dalam memperkirakan lokasi gangguan dan memberikan saran untuk
melakukan switching yang akan mengisolasi gangguan dan mengirim tegangan kembali
ke segmen jaringan yang telah terbebas dari akibat gangguan sehingga wilayah yang
padam akan minimal.
Fungsi penentuan lokasi gangguan harus menggunakan data yang berasal dari telemetri
dan relay proteksi, dan mempunyai kemampuan menganalisa informasi adanya petunjuk
kelompok pelanggan yang padam. Tahap isolasi dan pemulihan harus menunjukkan LBS
mana yang dibuka untuk mengisolasi gangguan dan LBS mana yang dapat dimasukan
untuk memasok kembali tegangan ke bagian jaringan yang telah terbebas dari gangguan
dengan cara menata kembali topologi hubungan kelistrikan dari jaringan baik dalam
penyulang itu sendiri ataupun diantara beberapa penyulang dalam konfigurasi jaringan
distribusi spindle secara khusus.
Aplikasi perhitungan titik lokasi gangguan dapat di operasikan dengan menggunakan data
real time. Metode yang digunakan bisa berdasarkan arus gangguan, impedansi, dan
statistik gangguan.
Fitur yang harus dicakup juga harus meliputi perhitungan besar beban yang hilang akibat
terjadinya gangguan dan memperkirakan besarnya beban yang dapat dipulihkan oleh
pengaturan kembali jaringan (rekonfigurasi yang direkomendasikan).
Data yang diperlukan :
a. Panjang jaringan
b. Impedansi jaringan
c. Tipe penghantar
48
SPLN S3.001-2: 2012
Output berupa jarak titik gangguan dari pangkal penyulang dalam tabel.
49
SPLN S3.001-2: 2012
a. Pemotongan, baik secara sengaja atau tidak sengaja suatu saluran dapat diinterupsi.
Sebagai hasil dari operasi ini saluran tersebut akan terbagi menjadi dua bagian secara
logika dan karenanya status topologi akan terupdate .
b. Pentanahan, dalam rangka melindungi peralatan atau petugas yang sedang bekerja
dilapangan, terminal peralatan dapat ditanahkan. Sebagai hasil dari pengoperasian
ini, status pentanahan akan terpropagasi kebagian penyulang yang terhubung
keterminal pentanahan tersebut.
c. Jumper, sebagai contoh saluran sementara atau kabel dapat ditambahkan sebagai
penghubung dari pemutus yang gagal. Sebagai hasil dari pengoperasian ini peralatan
dapat dikeluarkan dari jaringan dan status topologi akan terupdate karena itu.
d. Penarikan, sebuah peralatan seperti trafo beban atau pemutus dapat dikeluarkan
sementara dari jaringan apabila terjadi kegagalan. Status topologi akan terupdate
karenanya.
e. Tampilan tabulasi yang sesuai harus disediakan untuk memberikan daftar dari semua
modifikasi sementara yang dilakukan pada peralatan kelistrikan dan catatan
kronologis dari setiap pengoperasian.
Perhitungan lama dan kali gangguan digunakan untuk menganalisa keandalan jaringan
distribusi. Perhitungan dilakukan untuk pemadaman akibat gangguan di tegangan
menengah 20 kV yang melebihi batas waktu pemadaman temporer yang telah ditetapkan.
Perhitungan ini harus mampu mencakup semua segmen di titik manuver yang dilakukan
oleh pengatur jaringan.
Data yang diperlukan :
a. Single line diagram
b. Status switching
c. Telesignal
d. Topologi pewarnaan
e. Jumlah pelanggan per gardu dan total unit
f. Waktu padam dan nyala
Aplikasi ini berisi data dan informasi yang dapat membantu dispatcher untuk
mengoperasikan jaringan dengan benar antara lain berupa :
a. Data teknis peralatan jaringan
b. Data beban
c. Skema loadshedding
d. SOP per jenis jaringan
e. Data lokasi dan topologi pasokan VIP
f. Jadwal pemeliharaan atau pemadaman
Aplikasi ini menyediakan cara yang fleksibel untuk mengelola perintah kerja yang
mencakup pekerjaan dan pembangunan jaringan kelistrikan secara otomatis. Formulir
kerja ini harus mendukung:
50
SPLN S3.001-2: 2012
51
SPLN S3.001-2: 2012
Model penyediaan data dalam aplikasi DMS mengintegrasikan data dari parameter
jaringan, baik sebagai database dalam DMS server maupun dari server lain seperti server
aplikasi data induk jaringan, data operasi dari hystorical maupun data real time yang
52
SPLN S3.001-2: 2012
diambil sesaat, serta data yang berasal dari modifikasi serta masukan pengguna aplikasi.
Untuk tingkat yang lebih lanjut, DMS bisa dilengkapi sarana geographical editor, untuk
melakukan perubahan atau modifikasi untuk kebutuhan simulasi dari DMS dengan
beberapa kondisi yang dibuat berbeda. Geographical Editor digunakan untuk pembuatan
dan pengeditan skema geografis jaringan distribusi. Arsitekturnya harus terbuka sehingga
memungkinkan memasukan dan menggambar skema jaringan dari berbagai sumber.
53
Pengelola Standardisasi :