Anda di halaman 1dari 64

SiTANTTIAFI sIrLN 77 :1StA7

LampiranSuratKeputusanDireksiPLN
PERUSAHAANUMUM LISTRIK NEGARA No.064/DIFV87,
tanggal4 Juli 1987

Transfo r.rrtato r Tegangan

D E P A R T E M E T .P
I E R T A M B A N G A N D A N E N E R G I

PERUSAHAANUMUM LISTRIK NEGARA


JALAN TRUNOJOYOBLOK M I/135 KEBAYORAN BARU JAKARTA
SPLN 7Vzl9t7

TR ANSFORMATORTEGANGAN

R U J U K A N

Standar ini diangkat seutuhnyadan diterjemahkan ke dalam BahasaIndonesia


dari IEC Publication l36 (1987)z Voltage Transformers"*)

Bilamana ditemukan hal-hal yang meragukanagar merujuk kembali Publikasi


IEC tersebut di atas.

*) Bilamana dianggapperlu dapat ditambahkan: rf, kecuali ditambahkan


catatan mentenai pembatasan berlakunya di Indonesia di bawah
Ayat o...o..o.o.....t|.
SPLN 7721987

TRANSFORMATOR TEGANGAN

Disusun oleh :
l. Kelompok Fernbakuan Bidang Distribusi
dengan Surat Keputusan Direksi Perusa-
haan Umum Listrik Negara No.:l2llDIR/
85 tanggal 23 Agustus t985 dan diper -
baharui dengan SK Direksi PLN No.:Ot4/
DIR/S6 tanggal 19 November 1986;
2" Kelompok Kerja Transformator
dengan Surat Keputusan Kepala Pusat
Penyelidikan Masalah Kelistrikan No.:
Ot3lLtilKl86 tanggat I ON<tober19t6.

Diterbidcan oleh:
DEPARTEMEN PERTAMBANGAN DAN ET.IERGI
PERTJSAHAAN UMI-IM LISTRIK NEGARA
Jln.Trunoioyo Blok M Vl35 Kebayoran Bam
JAKARTA
t987
SPLN TTzl9tT

SUSUNAN ANrcTA KELOMFOK PEMBAKUAN BTDANG DISTRIBUSI


BerdasarkanSurat Keputusan Direksi PerusahaanUmum Listrik Negara
No.: I 2 I /DIR /8 5 tang gal 23 A gustus I 985
l. Kepala Dinas Fembakuan,Pusat Penyetidikan Masalah Kelistrikan
(ex-officio) *) : Ketua
merangkaPAnggota TetaP
2. Ir.Soenarjo Sastrosewojo : SebagaiKetua I'{arian
merangkaPAnggota TetaP
? Ir, Hoedojo : SebagaiSekretaris
merangkap Anggota TetaP
4 . Ir. Achmad Sudjana : SebagaiWakil Sekretaris
merangkap Anggota TetaP
5. Ir. Moeljadi Oetji : Sebagai Anggota TetaP
6. Ir. Komari : Sebagai Anggota TetaP
7. Ir. SarnbcdhoSumani : Sebagai Anggota TetaP
8. Ir. Ontowirjo Suwarno : Sebagai Anggota TetaP
9. Ir. Soernarto Soedirman : Sebagai Anggota TetaP
1 0 . Ir. R.Soedarjo : Sebagai Anggota TetaP
I l . Ir. Adiwardojo Warsito : Sebagai Anggota TetaP
12. Ir. Soejoko Hardjodirono : SebagaiAnggota TetaP
t3. Ir. J.Soekarto : Sebagai Anggota TetaP
1 4 .Masgunarto'Budiman M.Sc : SebagaiAnggota TetaP
1 5 . Ir. Rosid : Sebagai Anggota TetaP
1 6 . Ir. Wardhani : Sebagai Anggota TetaP

Surat Keputusan tersebut diperbaharui dengan:


Surat Keputusan Direksi PerusahaanUmum Listrik Negara
No.: 0S4/DIR/86 tanggal 19 November 1986

l. Kepala Dinas Pernbakuan,Pusat Penyelidikan Masalah Kelistrikan


(ex_officio) *) : Ketua
merangkap Anggota TetaP
2. Ir.Soenarjo Sastrosewoio SebagaiKetua Harian
merangkap Anggota TetaP
3- lr. Hoedojo Sebagai Sekretaris
merangkap Anggota TetaP
4. Ir.Achmad Sudiana Sebagai Wakil Sekretaris
merangkap Anggota TetaP
5. Ir. Moeljadi Oetji Sebagai Anggota TetaP
6. Ir. SambodhoSumani Sebagai Anggota TetaP
7. lr. Ontowinjo Suwarno Sebagai Anggota TetaP
8. Ir. Soemarto Soedirman Sebagai Anggota TetaP
9. Ir. R. Soedarjo Sebagai Anggota TetaP
10. Ir. Adiwardojo Warsito Sebagai Anggota TetaP
ll. Ir. SoeiokoHardjodirono Sebagai Anggota TetaP
12. lr. J. Soekarto Sebagai Anggota TetaP
13, MasgunartoBudiman M"Sc. Sebagai Anggota TetaP
14. Ir. Rosid Sebagai Anggota TetaP
15. Ir. Wardhani SebagaiAnggota TetaP
16. SudijonoBEE Sebagai Anggota TetaP

*) Ir. Mahmud Junus

- lll -
SPLN 7721987

SUSUNANANGGOTA KELOMPOK KERJA TRANSFORMATOR


Surat Keputusan Kepala Pusat Penyelidikan Masalah Kelistirkan
No.: 033lLMKl86 tanggal I Oktober 1986

l. Ir.Mahmud Junus Ketua


merangkap Anggota
2. Ir.Hentiono Hendardji Sekretaris
merangkap Anggota
3. Ir.Achmad Sudjana Anggota
4. Wirawan BE Anggota
5. Ir.Moh. Hasan Anggota
6. Ir.Johan Mas Inaray Anggota
7. Thomas S.NapitupuluBE Anggota
8. Achmad Riandi BE Anggota
9. Aryadi SuparmanBE Anggota

-iv-
SPLN 77zl9t7

Daftar Isi
Halaman:

BAB I - PERSYARATANUMUM BERLAKU UNTUK SEMUA


TRANSFORMATORTEGANGAN
Pasal Satu - Umum t - 6
l. Ruang Lingkup
2, Persyaratan Umum
3" Kondisi Kerja
4. Definisi
Pasal Dua - Persyaratan Nilai Pengenaldan Unjuk-kerja
yang berlaku bagi semua Transformator tegangan 6 - t 6
5. Nilai standar tegangan pengenal
6. Nilai standar keluaran pengenal
7. Nilai standar faktor tegangan pengenal
8. Batas kenaikan suhu
9. Persyaratanisolasi
9(bis). Kemampuanketahanan hubung-singkat
Pasal Tiga - Pengujian umum 1 5- 1 8
10. Klasifikasi pengujian
Pasal Empat - Uii Jenis 18-22
ll. Pengujiankenaikan suhu untuk membuktikan kesesuaian
terhadap Ayat 8
l?. l"nsujian kemampuanketahanan hubung-singkat
13. Pengujian impuls pada belitan primer
14. Pengujian basah untuk transformator tegangan jenis
pasanganluar
Pasal Lima Uji Rutin 22-25
15. Pemeriksaanpenandaanterminal
16. Pengujian f rekuensi kerja (-:o nz) pada belitan primer
{an pe.lgukuran lepasan parsial
17. Pengujian.frekuensikerji antara seksi dan pada
belitan sekunder
Pasal Enam - Uji khusus 25
18. Pengujian impuls petir terpancung
Pasal Tujuh - Penandaan 25-26
I 9. Penandaanpelat pengenal
Pasal Delapan - PenandaanTerminal untuk Transformator 26
Tegangan
2t. Umum
21. Penandaan

B A B I I - P E R S Y A R A T A NT A M B A H A N U N T U K T R A N S F O R M A T O R
T E G A N G A NF A S A T U N G G A L U N T U K P E N G U K U R A N
PasalSembilan-Umum 27
22. RuangLingkup
23. Definisi
Pasal Sepuluh- PersyaratanKetelitian 27 -28
24. Desainkelas ketelitian
25. Batas kesalahantegangandan pergeseranfasa

a
r

SPLN 7721987

Halaman:

Pasal Sebelas - Pengujian Ketelitian 28


26. Uji jenis
26.a Uji rutin
Pasal Duabelas- Fenandaan 29
27. Penandaanpelat pengenaldari transformator tegangan
untuk pengukuran

BAB III - PERSYARATANTAMBAHAN UNTUK TRANSFORMATOR


TEGANGAN FASA TUNGGAL YANG DIGUNAKAN
UNTUK PENGAMAN
PasalTigabelas-Umum 3A
28. Ruang Lingkup
29. Definisi
Pasal Empatbelas- Persyaratan Ketelitian 30 - 3l
30. Desain kelas ketelitian
31. Batas kesalahantegangan dan pergeseranfasa
Pasal Limabelas - Fersyare"tanuntuk belitan sekunderyang
dimaksudkanuntuk menghasilkantegangan
3t-32
,"u""il? pengenal
32. Tegerngan
33. Keluaran pengenal
34. Kelas ketelitian
Pasal Enambelas- Pengujian Ketelitian 32 - 33
35. Uii jenis
36.' Uji rutin
Pasal Tujuhbelas- Penandaan 33
37. Penandaanpada pelat pengenal transformator tegangan
untuk pengaman t
BAB IV - PERSYARATANTAMBAHAN UNTUK TRANSFORMATOR
TEGANGAN KAPASITOR
P a s a lD e l a p a n b e l a s -U m u m 34-36
38. Ruang lingkup
39. Persyaratan umum
40. Definisi
Pasal Sembilanbelas- Persyaratan nilai pengenaldan
unjuk kerja 36 - 37
41. Julat referensi standar dari frekuensi
42. Nilai standar dari keluaran pengenal
Pasal Duapuluh- Persyaratan Ketelitian 37
43. Kelbs ketelitian standar
44. Batas kesalahan tegangan dan pergeseran fasa
'
Pasal Duapuluh satu - Pengaruh Transien 37 - 38
45. Resonansbesi (ferro resonance)
46. TanBBaptransien

- v l -
SPLN 77s1987

Halaman:

Pasal Duapuluhdua - Peralatan gandeng 38


47" Peralatan gan,:Jeng
pembawa frekuensi
Pasal Duapuluh tiga - Fengujian 38-39
48"Umum

Pasal Duapuluh empat- Uii jenis 39-41


49. Pengujian kenaikan suhu
50, Pengujianimpuis
51" Pengujian resonansbesi (ferro resonance)
52. Pengujian tanggap transien
53. Pengujian ketelitian
. Pasal Duapuluh lima - Uji rutin 42-43
54. Pengujian frekuensi kerja
55. Pengujian ketelitian

Pasal Duapuluhenam - Penandaan 43-47


56. Penandaandari pelat pengenaltransformator tegangan
kapasitor

LAMPIRAN-LAMPIRAN:
Lampiran A - Jenis dan Diagram ekuivalen untuk Transforrnator
tegangan kapasitor 48-49
Lampiran B - Kondisi Lita,rraFrengi,rllan
pada Sirkit ekuivalen 50
Lampiran.C - Beban untuk Pentgujiantanggap transien 5l
Lampiran D - PenggunaanSirkit Ekuivalen untuk Ketelitian Uji rutin 52
Lampiran E - Daftar Usulan Istilah Baku Standar Transformator 53
Te-gangan

-vii-
SPLN 77zl9BT

TR.AF.ISFOR
MATOR TEGANGAN

BAB I
PERSYARATANUMUM
BHRLAKU Uf{T"I.JKSEMUATRANSFORMATORTEGANGAN

Pasal Satu
U m u m

l. Ruang Lingkup
Standar ini diterapkan pada transformator tegangan yang baru, yang diguna-
kan bersama-samadengan instrumen ukur listrik dan peralatan pengamanlistrik pada
frekuensi dari 15 -Hz sampai 100 Hz.
Persyaratan umum dari bab ini berlaku untuk semua transformator tegangan, tetapi
untuk jenis-jenis tertentu, misatnya transformator tegangan jenis kapasitor,
persyaratan tersebut mengikuti modifikasi yang ditetapkan di dalam bagian yang
sesuai. Meskipun persyaratan ini pada dasarnya berhubungandengan transformator
tegangan dengan belitan terpisah, namun bila sesuai, berlaku,',pula pada oto
\
transfornnatortegangan.
Standar ini tidak berlaku bagi transformator tegangan yang digunakan di dalam
I-aboratorium- laboratori um.

Catatan: Pgrsyaratan spesifik untuk transformator tegangan fasa-tiga tidak termasuk


di dalam standar ini, tetapi sejauh persyaratan terseb-ut sesuai dengan
persyaratan pada Bab I, berlaku bagi transformator tegangan ini dan
beberapaacuan termasuk di dalam,Bab I (lihat Sub-ayat4.ddai 5.1, Ayat
6r,

2" Fersyaratan alnnurn


Semua transforrnator tegangnn harus bisa digunakan untuk pengukuran dan sebagai
tambahan untuk jenis-ienis tertentu boleh digunakanuntuk pengamanan.
Transformator tegangan untuk 2 mdcam pemakaian yaitu untuk pengukuran dan
pengamananharus memenuhi persyaratan sesuai Bab I, II, III dan IV dari standar ini.

3. Kcndisi kerja
Bila tidak ditentukan lain, standar ini berlaku untuk kondisi kerja sbb.:

- l
SPLN 7721987

Catatan : FaL;rikan ha.rus memberikan keterangan jika kondisi kerja transformator


t e r s r : b r r t m e l i p u t i k o n d i s i p a d a .w a k t u t r a n s p o r t a s i b e r b e d a d e n g a n k o n d i s i
kerja :rrangditetapkan pada standar ini.
3.L Suhu sekitar
- Maksimal +40oC
- Rata-rata hariiln, tidal< rnelebihi +3ooC
oC
- Untuk jenis pasangan dalarrr min. - 5
- Untuk jenis pasanganluar oC
min. - 25

3,2 Ketinggieri
Sampai 1000 rneter (f;nO kaki) di atas permukaan laut
3.3 Kondisi atmosfiris
Atmosfiris yarrg tidak berpelusi berat
3.4 Sistem pentanahan
l" Sistem rretral terisciasi (liirat Sub-ayat 4"20 \
2. Sistem pentanahan beresonansi (lihat Sub,ayat 4.21 )
3. Sistem netral ditanahkarr(lihat Sub-ayat 4.23 \
a. Sistem netra.l ditanahkan efektif
b. Sistern netral ditanahkan non-efektif

4. Definisi
U n t u k p e n g g u n a a ns t a n d a r i n i , d i g u n a k a n d e f i n i s i s b b . :
Beberapa definisi sesuai atau sama dengan definisi dari IEC Publication 50(321),
International F.lectrotechnical Vocabulary (lEV), Bab 3?-l: Instrumen Transformers,
Hal ini ditunjukan oleh nomor-nomor acuan dalam tanda l<urung dari IEV yang sesuai.

4.1 Transformator instnlmen


Suatu transformator untuk mensuplai instrumen ukur, meter-meter, rele-rele
d a n p e r a l a t a n l a . i n ; , i a n gs e j e n i s O Z t - 0 1 - 0 1 d i u b a h ) "

4.2 Transformator tegallgai-i


Transformator instrlrm(:n )/ang tegangan sekundernya, dalam pemakaian kondisi
nonmal, sebanciing dengan tegangan primernya dan berbeda fasa dengan sudut
yang rnr:ndeki*ti nol untuk arah hubungan yang sesuai (lZt-03-0i).

4,3 Transformator tegarrgan yang, tidak ditarrahl<an


Transforrnatr:r tegangan yang semua bagian dari belitan primer, termasuk
terminal-terminatrdiisolasika.nterhaciaptanah sarrrpaitingkat yang sesuaidengan
tingkat isolasi pengenalnya.

* 2 -
SPLN 7721987

4.4 Transformator tegangan yang ditanahkan


Transformator tegangan fasa-tunggal yang satu ujung belitan primernya ditanah-
kan langsung atau transformator tegangan fasa tiga yang titik bintang belitan
primernya ditanal"rkanlangsung.

4.5. Belitan primer


Belitan yang mentransformasikan tegangan yang diterapkan.

4.6 Belitan sekunder


Belitan yang mensuplai sirkit tegangan dari instrumen ukur, meter-rneter,
rele-rele atau peralatan yang sejenis.

4.7 Sirkit sekunder


Sirkit luar yang disuplai oleh belitan sekunderdari transformator.

4.8 Teganganprimer pengenal


Nilai tegangan primer yang tampak pada desain dan karakteristiknya didasarkan
pada nilai ini (lZt-01- l2 cJiubah).

4.9 Tegangalrsekurrderpengenal
Nilai tegangan seliunder yang tampak pada desain dan karakteristiknya
didasarkanpada nilai ini (:Zl-01-16 diubah).

4.10 Rasio tegangan sebenarnya


Rasib tegangan primer sebenarnya terhadap tegangan sekunder sebenarnya
(J.zt-ol- l8 diubah).

4.Il Rasio teganlan pengenal


Rasio tegangan primer pengenal terhadap tegangan sekunder pengenal
t32l-01-20 dirlbah).

4.12 Kesalahantegangan(kesalahanrasio tegangan)


Kesalahan yang timbul pada waktu transformator tegangan digunakan untuk
pengtrkuran tegangan di mana rasio tegangan sebenarnya tidak sarna dengan
rasio teganganpengenal(32bAbZZ diubah).
Kesalahantegangan, dinyatakan dalam persen, diberikan dalam rumus:
K x U - U
Kesalahantegangan(%) =#x 100
p

di mana: K = Rasio tegangan pengenal


n
Up = Teganganprimer sebenarnya
U = Tegangan sekunder sebenarhyeriika UO diterapkan pada kondisi
S
pengukuran.

- 3 -
SPLN 77:1987

4.13 Pergeseranfqsa
Perbedaan fasa antara vektor-vektor tegangan primer dan tegangansekunder,arah
dari vektor-vektor tersebut dipilih sehingga sudutnya sama dengan nol untuk
transformator tegangansempurna(3Zl-01-23 diubah).
Pergeseranfasa tersebut positif jika vektor tegangan sekundermendahuluivektor
tegangan primer. Biasanyadinyatakan dalam menit atau sentiradian.
Catatan: Definisi ini benar hanya untuk teganganyang sinusoidal.

4.14 Kelas ketelitian


Desain yang ditetapkan terhadap transformator tegangan sehingga kesalahannya
masih dalam batas yang disyaratkan pada kondisi pemakaianyang ditetapkan.

4.15 Beban
Admitans dari sirkit sekunder, dinyatakan dalam Siemens dan faktor-kerja
(menyusulatau mendahului).
Catatan: Beban biasanya clinyatakan sebagai daya semu dalam voltampere, yang
diseraf pada fuktor-kerja yang disyaratkan dan pada tegangan sekundei
p€hg€rr&i.

4,16 Beban pengenal


Nitai beban yang didasarkanpada persyaratan ketelitian dari spesifikasi ini.

4.17 Keiuaranpengenal
Nilai dari daya nyata (dalam voltampere padafaktor-kerja yang disya.ratkan)pada
keadaan tra-nsformator tegangan mensuplaisirkit sekunderpada tegangan sekunder
pengenaldan beban pengenal terhubung kepadanyaOZt-I|-Zl diubah).

4.18 Tegangantertinggi untuk perlengkapan


Nilai F.tn"s.tegangan fasa-fasa tertinggi yang mana transformator didesain sesuai
denganisolasinya.

4.19 Tingkat isolasi pengenal


Kombina.sinilai-nitai tegangan yang menyatakan karakteristik isolasi transformator
dengan memperhatikan kemampuannyamenahantekanan dielektrik.

4,20 Sistem netral terisolasi


Suatu sistem yang tidak mempunyai hubungan langsungke tanah, kecuali melalui
peralatan penunjuk, perala,tan pengukur atau peralatan proteksi yang mempunyai
impedanstinggi.

- 4 -
SPLN 77zl9ET

4,2L Sistem pentanahanberesonansi[(sistem pentanahanmelalui belitan pemadam


busur api {ar* suppressioncoil)l
Suatu sistem yang ditanahkan melalui reaktor yang mempunyai reaktans tertentu
sedemikian rupa sehingga selama terjadi gangguan satu f asa ke tanah, arus
induktif frekuensi-kerja yang melalui reaktor ini menetralisir komponen kapasitif
frekuensi-kerja dari arus gangguantanah.
Catatan: Dengan pentanahan beresonansi dari sistem, arus sisa pada. Sangguan
dibatasi sehingga meluasnya gangguan busur api (arcing fault) di udara
dipadamkansendiri.

4.22 Faktor pentanahan


Faktor pentanahan pada tempat tertentu pada sistem fasa tiga (umumnya titik
pemasangan perlengkapan), untuk tata tetak dari sistem yang diberikan adalah
. rasio antara nilai F.rr.s. tegangan frekuensi-kerja fasa tanah tertinggi pada fasa
yang sehat pada tempat tersebut selama terjadinya BanSSuan ke tanah
(mempengaruhi satu fasa atau lebih pada beberapa titik)r terhadap nilai F.trt.s.
tegangan fasa-fasa frekuensi kerja r.rn.s, jika gangguan hilangr yang dinyatakan
dalam persen.

4.23 Sistem netral ditanahkan


Suatu sistem yang netralnya dihubungkan ke tanah, baik langsung atau melalui
resistans atau melalui reaktans dengan nilai yang cukup rendah untuk mengurangi
osilasi transien dan memberikan arus yang cukup untuk memProteksi gangguan
tanah yang selektif.
-efektif . pada lokasi tertentu adalah
a. Sistem fasa tiga dengan pentanahannetral
sistem ylng dicirikan oleh faktor pentanahan pada titik tersebut tidak melebihi
80%.
Catatan: Kondisi ini diperoleh jika (secara pendekatan)untuk semua konfigurasi
sistem, rasio reaktans urutan nol, terhadap reaktans ,urutan positif
tebih kecil dari 3 dan hasil bagi tahanan urutan nol terhadap reaktans
urutan positif tebih kecil dari l.
b. Sistem 3 fasa dengan pentanahannetral non efektif pada lokasi tertentu adalah
sistem yang dicirikan oleh faktor pentanahanpada titik ini dapat melebihi 80%.

4"24 Instalasi terbuka (exposedinstallation)


Suatu instalasi yang peralatannya dipengaruhioleh teganganlebihyang berasal dari
atmosfir.
'Instalasi
Catatan: yang demikian biasanya dihubungkan ke jaringan transmisi
hantaran udara, baik langsungmauPunmelalui kabel pendek.

4.25 Instalasi tak terbuka (non exposedinstallation)


Suatu instalasi yang aparatnya tidak dipengaruhi oleh teganganlebihyang berasal
dari atmosfir.
- 5 -
SPLN 77zl9t7

Catatan: Suatu instalasi yang biasanya dihubungkan ke iaringan kabel bawah


tanah.

4.26 Frekuensi pengenal


Nilai frekuensi yang didasarkanpada persyaratan-persyaratandalam standar ini.

4.27 Faktor tegangan pengenal


Faktor pengali yang diterapkan pada tegangan primer pengenal untuk
menentukan tegangan maksimum di mana transformator tegangan harus
memenuhi persyaratan termis yang sesuai untuk waktu tertentu dan batas
ketelitian yang sesuai dengan persyaratan.

Pasal Dua
Persyaratan nilai pengenal dan unjuk kerja yant berlaku
bagi semua Trandormator Tegangan
5. Nilai standar tegangan pengenal
5.1 Teganganprimer .pengenal
Nilai standar tegangan primer penBenal transformator tegangan fasa tiga dan
fasa tunggal untuk digunakanpada sistem fasa tunggal atau antar fasa pada
sistem fasa tiga salah satu dari nilai tegangan nominal sistem harus sama seperti
yang ditunjukkan seperti nilai-nilai yang umum dipakai pada IEC Publication 38.
Nilai-nilai standar tegangan primer pengenal
_dari transformator tegangan fasa
tunggal yang dihubungkanantara salah satu fasa dan ianah pada sistem fasa tiga
atau antarar titik netral sistem dan tanah harus merupakan I 16 kali salah
satu nilai tegangan nominal sistem.
catatan'
y"l,l;l-l,"il '?::1i:?;:T.'"?llf;,?)
'"J"x??JJl"TiJ*:n:"(";
:ill
tggangan primer pengenal, oleh karena itu tingkat isolasi pengenal
-
didasarkan pada salah satu tegangan sistem tertinggi piOa IEC
Publication 38.

5.2 Tegangansekunder pengenal


Tegangan sekunder pengenal harus dipilih menurut kebiasaan di tempat di mana
transformator tegangan tersebut akan dipakai. Nilai-nilai yang diberikan di bawah
ini dianggap nilai standar untuk transformator tegangan fasa tunggal di dalam
sistem fasa tunggal clihubungkanfasa ke fasa pada sistem fasa tiga dan untuk
transformator tegangan fasa tiga.
a. Berdasarkanpada kebiasaannegara-negaraEropa :
- 100 V dan I l0 V; dan
- 240 V untuk perluasansirkit sekunder

- 6 -
SPLN 7721987

b. Berdasarkankebiasaandi Amerika Serikat dan Kanada:


l2A V untuk sistem distribusi
I l5 V untuk sistem transmisi
- 230 V untr-rkperluasansirkit sekunder
Catatan; Butir b tensebut di atas tiCak digunakandi lingkunganPLN"
Untuk transformator tegangan fasa-tunggal yang akan dipakai untuk fasa ke tanah
pada sistem f asa tiga yang tegangan pengenal primernya adalah suatu bilangan
dibagi Y3, maka tegangan sekunder pengenalnya harus merupakan salah satu
nilai yang disebutkan dimuka dibagi fr, sehinggarasio tegangannyatetap.
Catatan: l. Tegangan sekunder pengenal untuk belitan-belitan yang menghasilkan
tegangan sisa sekr.lnderrnasih dalam pertimbangan.
2. Kalau mungkin, rasio tegangan pengenal adalah nilai yang sederhana.
Jika salah satu dari nilai-nilai berikut: 10-12-15-20-25-30-40-50dan
pengali, desimalnya digunakan untuk rasio tegangan pengenalnya
bersama-samadengan salah satu dari tegangansekunderpengenaldari
sub-ayat ini, maka sebagianbesar nitai-nilai standar tegangan nominal
sistem pada IEC Publication 38 akan tercakup.

Nilai standar keluaran pengenal


Nilai standar keluaran pengenalpada faktor daya 0,8 menyusul,dinyatakan dalam
v o l t a m p e r e ,1 0 , 1 5 , 2 5 r 3 0 , 5 Q , 7 5 , 1 0 0 , 1 5 0 ,? 0 0 r 3 A A r4 0 0 , 5 0 0 V A "
Nilai-nilai yang di garis bawahi adalah nilai-nilai yang lebih disukai. Keluaran
Pengenal"dari transformator tegangan fasa tiga haruslah merupakankeluaran pengenal
per fasa.
Catatan: Untuk transformator tegangan tertentur yang ditengkapi dengan salah satu
nilai keluaran pengenal standar dan sesuai dengan kelas ketelitian standar,
pernyataan keluafan pengenal lain, yang mungkin bukan nilai standar tetapi
sesuai dengan kelas ketelitian standar yang lain, tidak dilarang.

7. Nilai standar faktor tegangan pengenai


Faktor tegangan ditentukan oleh tegangan-kerja maksimum yang tergantung pada
sistem dan kondisi pentanahanbeiitan primer transformaton tegangan"
Fakton tegangan standar yang sesuai dengan kondisi pentanahandiberikan pada Tabel I
di bawah ini, bersama-samadengan Lamanyategangan-kerjamaksimum yang diizinkan
(yaitu waktu pengenal),
SPLN 7721987

Tabel I
Nilai Standar Faktor Tegangan Pengenal

Faktor
tegangan Waktu MetocJapenyambunganbelitan primer dan
pengenal pengenal kondisi pentanahansistem

\,2 Kontinyu Antar fasa pada tiap jaringan


Antara titik bintang transformator dan
tanah pada tiap jaringan

l12 Kontinyu
Antara fasa dan tanah pada sistenn
pentanahannetral efektif (Sub-
l15 30 detik
ayat 4.23 a\

t12 Kontinyu Antara fasa dan tanah pada sistem penta-


nahan netral non efektif (Sub-ayat4.23 b)
L19 30 detik dengan pemutus gangguantanah otomatis.

l12 Kontinyu Antara fasa dan tanah pada sistem netral


terisolasi tanpa pemutus gangguantanah
l19 8 jam otomatis (Sub-ayat 4,20) atau sistem pen-
tanahan beresonansi(Sub-ayat 4.21)
tanpa pemutus gangguantanah otomatis.

Catatan: Penguranganwaktu pengenal diizinkan dengan persetujuan antara fabrikan


' dan pemakai.

8. Batas kenaikan srihu


'di
Blla tidak ditentukan lain bawah ini, kenaikan suhu dari transformator tegangan
pada tegangan yang disyaritkan, pada frekuensi pengenal dan pada beban pengenal
atau pada beban pengenal tertinggi jika ada beberapa beban pengenal, pada faktor-kerja
antara 0r8 terbelakang dan satu, tidak boleh melebihi nilai yang diberlkan pada Tabel
IL
Tegangan yang diterapkan pada trarrsformetor tegangan harus sesuai dengan butir
a), b) atau c) berikut:
a. Semua transformator tegangan yang mengabaikan faktor tegangan dan waktu
pengenal harus diuji pada lr2 kali tegangan primer pengenal. Pengujian dilakukan
kontinu samFai suhu transformator mencapai nilai ajek (steady state).
b. Transformator tegangan yang mempunyai faktor tegangan 1,5 dengan waktu pengenal
30 detik atau lr9 untuk 30 detik harus diuji pada masing-masing faktor tegangan
selama 30 detik dimulai sesudah penerapan lr2 kali tegangan pengenal untuk waktu
yang cukup mencapai kondisi suhu yang aiek.

- 3
SPLN 7721987

Kenaikan suhu tidak beleh melebihi t 0 K dari nilai-nilai yang disyaratkan pa-
da Tabel II" Cara lain transforrnator tegangan di atas boleh diuji pada
masing-masing f ai.rtor tegangan selama 30 detik dirnulai dari kondisi dingin"
Kenaikan suhu beliten tidak boleh melebihi l0 K,
Catatan: Pengujian ini dapat ditiadakan jika dengan suatu cara lain dapat
diperlihatkan bahwa transformator tegangan tersebut memenuhi kondisi
ini.

c" Transformator tegangan yeng mempunyai f aktor tegangan | ,9 dengan waktu


pengenal 8 jam harus diuji pada lr9 kali tegangan pengenal selama 8 jam dlmulai
. sesudahpemberian l12 kali tegangan sampai rnencapaisuhu yang ajek.
Kenaikan suhu tidak boleh melebihi l0 K dari nilai yang dispesifikasikan pada
Tabel II.
Nilai-nilai pada Tabel II didasarkanpada kondisi kerja yang diberikan pada Ayat 3.

Jika suhu sekitar rnelepoirrnilai yang clisyaratkanpada Sub-ayat 3.1 maka kenaikan
suhu ya!!g diizinkan pada Tabel II harus dikurangi dengan kelebihan suhu sekitar,
Jika transformator tegangan disyaratkan untuk bekerja pada ketinggian lebih dari
1000 meter dan diuji pada ketinggian di bawah 1000 meter batas kenaikan suhu yang
diberikan dalarn Tabel II harus dikurangi dengan harga berikut ini untuk tiap
ketebihan'100 meter.
a. 0r4% untuk transformator tegangan terendam minyak
b" 0r5%untuk transformator tegangan kering.
Kenaikan suhu belitan dibatasi oleh kelas isolasi terendah, baik untuk belitannya
sendiri ataupun untuk media sekitar yang mengelilinginya.
Kenaikan suhu maksimum kelas-kelas isolasi diberikan pada Tabel II.

Jika transformator tegangan dilengka.pidengan tangki konservator atau mempunyai


ruang udara di atas oli atau jenis hermetis, maka kenaikan suhu minyak pada bagian
atas tangki tidak bolel-rnrelebihi i5 Y".
Jika transfsnmatsr tegengan tidak dilengkapi seperri tersebut di atas, rnaka kelaikan
suhu minyak pada bagian atas tangki tidak boleh meiebihi i0 K.
Kenaikan suhu diukun paCa perrnukaan luar inti transformator dan bagian-bagian
metal lain yang berhubungan atau berdekatan dengan isolasi" Kenaikan suhu tidak
boleh melebihi nilai yang diberikan pada Tabel II.

* 9 -
SPLN 7721987

Tabel II
Batas Kenaikan Suhu Belitan

Kelas Isolasi Kenaikan Suhu


(sesuai dengan IEC Publication Si) *) Maksimal(K)

Semua kelas, terendam minyak


Semua kelas terendam dalam oli dan tertutup
hermetis
Semua kelas, terendam dalam kompon aspal
(bituminous compound)
Kelas-kelas yang tidak terendam minyak
atau kompon aspal

Catatan: Untuk beberapabahan (misatnya resin) fabrikan harus


mensyaratkankelas isolasi yang sesuai.
*) IEC Publication 85 : Thermal Evaluation and Classification
of
Electrical Insulation.

9. Persyaratan isotasi

9.1 Tingkat isolasi pengenalbelitan primer


Pemilihan tingkat isolasi untuk transformator tegangan yang mempunyai
tegangan tertinggi untuk perlengkapan sama dengan atau di atas 316 kV harus
dibuat sesuaidenganIEC Publication 7l: Insulation Coordination.
Untuk transformator
tegangan yang mempunyai tegangan tertinggi untuk
perlengkaPandi bawah 316kV tingkat isolasi ditentukan oleh tegangan ketahanan
singkat frekuensi-kerja pengenal.
9. l.l Untuk belitan yang mempunyai tegangan tertinggi untuk perlengkapan
dalam julat ukur 316kV ( Um < 300 kV, tingkat isolasi pengenal,dibatasi oleh
impuls petir Pengenaldan teganganketahananpengenalfrekuensi-kerjapengenal, $
harus merupakansalah satu dari nitai-nilai yang diberikan dalam Tabel IIIA atau t

iiIB.

- 1 0-
SPLN 77tl9t7

g.L.Z Untuk belitan yang mempunyai tegangan tertinggi untuk perlengkaPan

Um
petir dan impuls hubung, harus merupakan salah satu dari nilai-nilai yang

diberikan dalam Tabel IIIC.

Catatant Dalam julat ukur tegangan ini, dipakai bahwa impuls hubung seharusnya
prioritas dalam pemilihan tingkat isolasi.

912 Persyaratan lain untuk isolasi belitan primer

9.2.I Teganganketahanan frekuensi-kerja


Belitan yang mempunyai tegangan tertinggi untuk pertengkaPan Um )7 300 kV
iuga harus mampu tahan uji frekuensi-kerja yang disyaratkan.
Ada dua aliernatif metoda yang disyaratkan dalam standar ini untuk belitan
dalam katagori itti.
Metoda ini didasarkan pada perbedaan persyaratan tegangan uii dan prosedur uji.
Metoda I : Belitan harus tahan tegangan ketahanan singkat frekuensi-keria
tergantung pada pemilihan tegangan ketahanan impuls petir Pen8enal seperti
diberikan dalam Tabel IIID.

Metode II: Belitan harus tahan uii frekuensi-kerja dengan waktu lebih lama pada
tingkat tegangan' lebih rendah dari pada uii singkat, digabungkan dengan
persyaratan-uji lepasari parsial.
Tegangan uii, tergantung kepada tegangan tertinggi untuk perlengkaPan
Um, diberikan dalam Tabel IIIE.
Metoda I harus digunakanbila tidak ditentukan lain.
Adopsi Metoda II memerlukan perjanlian khususantara fabrikan dan pemilik.

Catatan: Pengujian Metoda II boleh didahului oleh yii imputs petir dalam hal
melengkapi uji rutin dielektris dari belitan primer..
Jika Metoda I diangkat, uji impuls petir harus dipakai sebagai uii ienis'

ll

E--
SPLN 7721987

Tabel IIIA
Tingkat Isolasi pengenaluntuk belitan primer transforrnator tegangan yang
mempunyai tegangan tertinggi untuk perlengkapandi bawah 300 kV

Tegangantertinggi Tegangan ketahanan impuls Ketahanan singkat


untuko.;nultuapanU petir pengenal frekuensi-kerja pengenal
(puncak) (rms)

3
6
l0
l0
20
20
28
28
38
38
5A
50
70
70
95
140
185
230
275
325

360
395
460

\
SPLN 77zl9t7

Tabel IIIB
Tingkat Isolasi pengenaluntuk belitan primer transformator tegangan yang
mempunyai tegangan tertinggi untuk perlengkapandi bawah 52 kV
(Berdasarkankebiasaanpraktis di USA danbeberapa negara lainnya)

Teganganketahanan impuls Tegangan ketahanan


Tegangan tertinggi petir pengenal (puncak) singkat frekuensi-kerja
untuk perlengkapan Um pengenal
Sistem tenaga
( rms ) .<500kvA | >,sookvA (rms)
KV KV KV KV

4r40 60 75 T9
131201
13197| 95 ll0 34
14,52J

26r! 150 50
36r5 200 70

Tabel IIIC
Tingkat isolasi pengenaluntuk belitan primer transformator tegangan yang
. mernpunyai tegangan tertinggi untuk perlengkapan
lebih besar atau sama dengan 300 kV

i Tegangan tertinggi Teganganketahanan impuls Teganganketahanan impuls


imtd< perlengkapan U hubung pengenal petir pengenal
: (rms) (puncak) (puncak)
KV KV

300 750 950


850 I 050
850 l 050
362 950 tI7 5
420 950 tt7 5
I 050 I 300
I 050 r425
1050 t425
?,, tl7 5 1550
I 300 r 800
765 1425 2t00
I 550 2400

Catatan: Sebagai tegangan uji untuk Um = 765 kV belum selesai ditetapkan, beberapa
perubahanantara tingkat uji impuls hubung dan impuls.petir dapat dianggap
perlu.

t3-
SPLN 77tl9t7

Tabel IIID
Metode I : Teganganketahananfrekuensi-kerja untuk belitan primer
transformator tegangan yang mempunyai tegangan tertinggi untuk perlengkapan
lebih besar dari atau sama dengan 300 kV

Teganganketahanan impuls Tegangan ketahanan singkat frekuensi-


petir pengenal (puncak) kerja (ims)
KV KV
950 395
I 050 460
tt7 5 510
1300 570
l4?5 630
1550 680
I 800 790
2t00 880
2400 975

Tabel IIIE
Metoda II : Teganganuji frekuensi-kerja untuk belitan primer
transformator tegangan yang mempunyai tegangan tertinggi untuk perlengkapan
lebih besar dari atau sama dengan 300 kV

Tegangan tertinggi Teganganpra-tekan frekuensi- Teganganuji 'lepasan


mttJ< perfeng[<apanUn kerja l0 detik parsial 5 menit
(rms, (rms) (rms)
KV KV KV

300 395 225


362 460 270
420 510 3t5
525 630 395
765 7901880*) 575

*) Ditentukan oleh tegangan ketahanan impuls petir pengenal (Lihat Tabel IIID)

Catatan: Harga tegangan yang disyaratkan adalah sementara dan boleh diubah menurut
pengala,mandan perubahan dari IEC Publication 44-42Instruments transformers,
Part 4 - Measurementof Partial Discharge.
Tingkat tegangan lainnya boleh digunakan karena kondisi jarlngan dan
membutuhkanperjanjian khususantara fabrikan dan pemilik.

1 4-
SPtN TVel9tT

9"2"2 Teganganketahanan frekuensi-kerja untuk terminal yang ditanahkan


Terminal belitan primer yang akan ditanahkan, jika terisolasi dari kotak
atau rangka, harus mampu tahan terhadap tegangan ketahanan singkat fre-
kuensi-kerja, sebesar3 kV selama I menit.

9.2,3 Lepasan parsial


Besaran lepasanparsial yang diperbolehkandan persyaratan untuk
pengukurannyadiberikan dalam IEC Fublication 44-4. Standar itu berlaku untuk
semua transformator tegangan kecuali transformator tegangan yang mempunyai
Um ) 300 kV dan memerlukan pengangkatanMetoda II (tihat Sub-ayat 16"3).

9.2"4 Impuls petir, terpancung


lika ada syarat tambahan, belitan primer juga harus mampu tahan terhadap
tegangan impuls petir terpancung yang mempunyai harga puncak yang sama
seperti tegangan impuls petir penuh.

9.3 Persyaratan isolasi antar bagian


Untuk belitan sekunder yang dibagi dalam dua bagian atau lebih, isolasi antar
bagian harus mampu tahan terhadap tegangan ketahanan singkat frekuensi-kerja
3 kV rms selama I menit.

9.4 Persyaratan isolasi untuk belitan sekunder


Isolasi belitan sekunder harus mampu tahah terhadap tegangan ketahanan
singkat frekuensi-k'erja3 kV rms selama I menit,

9.5 Jarak rayap


Untuk isolasi pasanganluar yang mudah kena kontaminasi dibutuhkan pengukuran
jarak rayap minimum pada permukaan isolasi dibedakandalam Tabe} IV.
Sebagai tambahan rasio antara jarak rayap minimr:m totat dan jarak busur
umumnya tidak boleh melampaui 3r5 : I

Tabel IV

Jarak rayap spesifik nominal minimum


Tingkat polusi
antara fasa dan tanah
(mm/fasa-fasa kV)

I Kecil l6
il Sedang 20
m Berat 25
IV Sangat berat 3l

L 5-
SPLN 7721987

Catatan: L Definisi berbagai kelas polusi masih dalam pertimbangan.


Diketahui bahwa unjuk kerja dan permukaan isolasi umumnya
dipengaruhioleh bentuk isolator.
2. Pengujian polusi buatan diuraikan dalam IEC Publication
507(report)-Artificial Pollution Tests on High Voltage Insulation to
be used on AC systems, tidak termasuk dalam standar ini.
Pengalaman lain dibutuhkan sebelum syarat pengujian berdasarkan
pada laporan ini dapat dikeluarkan.

9.6 Ketinggian
Lepasan yang bersifat merusak isolasi luar tegantung pada pengaruh kondisi
atmosfiris. Untuk menjamin bahwa tegangan ketahanan dari isolasi luar
transformator tegangan, yaitu selama operasi pada ketinggian melampaui 1000
m di atas permukaan laut adalah cukup, jarak busur normal ditambah.
Untuk pedoman umum, tegangan ketahanan pengenal pada jarak busur
harus ditambah dengan l% untuk tiap 100 m melampaui dari 1000 m di atas
permukaan laut"

9(bis). Kemamprnn ketaharnn hubung-sirEkat


Transformator tegangan harus didesain dan konstruksinya tahan tanpa kerusakan,
jika pada tegantan pengenal, diberi pengaruh termis dan dinamis hubung-singkat
luar selama I detik.

Pasal Tiga
Pengujian Umum

10. Klasifikasi penguiian


Pengujian yang ditentukan di dalam standar ini diklasifikasikan sebagai uji jenis, uji
rutin dan uji khusus.

Uji jenis
Pengujian yang dilakukan pada setiap jenis transformator untuk menunjukkanbahwa
semua transformator yang dibuat dengan spesifikasi yang sama memenuhi
persyaratan-persyaratanyang tidak teriiput oleh uji rutin.

Catatan : Pengujian jenis dapat pula dipertimbangkan berlaku apabila pengujian


tersebut dilakukan terhadap suatu transformator yang mempunyai
penyimpangan kecil. Penyimpangan yang demikian harus memperhatikan
persetujuanantara fabrikan dan pemilik.

t6-
SPLN T7zl987

Uji rutin
Pengujian yang dilakukan terhadap setiap transformator.

Uji khusus
Pengujianselain uji jenis atau uji rutinr yang disetujui oleh fabrikan dan pemilik"

l0.l Uji jenis


Pengujian-pengujianberikut di bawah ini adalah uji jenis:
Rincian, rujukan harus rnengikuti ayat yang berkaitan :
a) Pengujiankenaikansuhu (tinat Ayat ll)
b) Pengujian impuls-petir (lihat Ayat l3)
c) Pengujian impuls-hubung(linat Ayat l3)
d) Pengujian basah untuk transformator jenis pasanganluar (tinat Ayat 14)
e) Penentuan kesalahan (tihat Ayat 26 dan 35)
f) Pengujian kemampuanketahanan terhadap hubung-singkat(lihat Ayat 12)
-jenis
Pengujian dielektrik harus dilakukan terhadap transformator yang sama,
jika tidak ada .ketentuan lain.
Setelah transformator mengalami pengujian jenis dietektrik sesuai Sub-ayat
10.1, transformator harus mengalami semua uji rutin sesuai Sub-ayat L0"2.

L0.2 Uji rutin


Pengujian-pengujianberikut di bawah ini adalah uji rutin.
Rlncian, rujukan harus mengikuti ayat yang berkaitair:
a) Pemeriksaanterhadap penandaanterminat (tinat Ayat 15)
b) Fengujian ketahanan terhadap frekuensi-kerja $O tlz\ pada belitan sekunder
(tinat Ayat 17).
c) Pengulian ketahanan terhadap frekuensi-kerja (:O Hz) antara seksi-seksi
(tinat Ayat 17)
d) Pengujian ketahandn terhadap frekuensi-kerja (fO Hz) pada belitan primer
(lihat Aya'i t 6]
e) Pengukuranlepasanparsial (tifrat Ayat 16)
f) Penerrtuankesalahan (lihat Ayat 26.1 dan 36).
Selain daripada pengujian penentuan kesalahan butir f ) yang harus dilakukan
setelah pengufian butir b), c) dan d) aturan atau kemungkinan kombinasi
pengujian*pengujianlainnya tidak distandarisir.
Pengujian ulang frekuensi-kerja pada belitan primer harus dilakukan pada 80%
dari nilai tegangan yang ditentukan, kecuali bila Metoda II telah diangkat.

L7-
SPLN 77zl98V

10.3 Uji khusus


Pengujianberikut ini adalah uji khusus.
Rincian, rujukan harus mengikuti ayat yang berkatian:
a) Pengujian impuls-petir terpancung (tinat Ayat l8).

Fasal Ernpat
Uji Jenis
:
ll. Pengujian kenaikan suhu untlk membuktikan kesesraian terhadap persyaratan Ayat t

Maksud daripada pengujian ini, transforrnator tegangan dianggap telah mencapai


'suhu
yang ajek jika nilai kenaikan suhu tidak melampaui I K per-jam. Suhu seki-
tar ternpat pengujian harus antara l0 "C dan 30 "C.
Jika terdapat lebih dari satu belitan sekunder pengujian harus dilakukan dengan
beban pengenal_ sesuai yang terhubung ke tiap belitan sekunder. Jika tidak ada
perjanjian antara fabrikan dan pemilik.
Untuk pengujian ini transformator harus dipasangseperti pada waktu pernakaian.
Kenaikan suhu dari belitan harus diukur dengan metoda pertambahanresistans.
Kenaikan suhu bagian-bagianlain daripada belitan boleh diukur dengan termometer
atau termokopel.

12. Pengujian kemampuam Ete'trrlulnanterhadap hubung-cingkat .


Pengujian ini dilaksanakanuntuk rnembuktikankesesuaiannyadengan Sub-ayat 9.7.
Untuk pengujian ini, transformator mula-mula harus berada pada suhu antara l0 oC
dan 30 oC.
Transformator legangan harus diberi tegangan dari sisi primer dan hubung-singkat
diterapkan antara terminal sekunder.
Satu kali hubung-singkatharus diterapkan selama I detik.
Catatan: Persyaratan ini dipakai juga apabila pengaman lebur menjadi satu bagian
dengan transformator,

Selama hubung-singkat, nilai tegangan r"m.s yang diberikan pada terminal


transformator tidak boleh kurang dari tegangan pengenal.
Apabila transformator terdiri lebih dari satu belitan sekunderatau seksi atau dengan
sadapan,hubunganrangkaian pengujian harus berdasarkanperjanjian antara fabrikan
dan pemilik.

Catatan; Untuk transformator jenis induktif, pengujian tersebut Uotefrdilaksanakan


dengan rnemberikan tegangan pada belitan sekunder dan hubung-singkat
dilaksanakanantara terminal primer.

1 8-
SPLN 77el9t7

Transformator harus dinyatakan lulus pengujlan ini jika sesudah mengalami


pendinginan mencapai suhu sekitar, memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a) tidak tampak adanya kerusakan
b) Kesalahannya tidak menyimpang dari hasit pengukuran yang tercatat sebelum
pengujian lebih daripada setengah dari batas kesalahan di dalam kelas
ketelitiannya.
c) Tahan terhadap pengujian dielektrik seperti yang ditentukan pada Ayat 16 dan 17,
akan tetapi tegangan ujinya dikurangi sampai 90|tr tegangan uji yang seharusnya
diberikan.
d) Pada pengujian, isolasi yang berdekatan dengan permukaan belitan primer dan
sekunder tldak menperllhatkan pemburukan yang berarti (misalnya pengkarbonan).

Pengujian pada butlr d) tidak diperlukan apabila kemampuan hantar arus dari belitan
tidak melampaui 160 A/mm, di mana belitan adalah darl tembaga dengan
konduktivitas tidak kurang darl 97% dari nilai yang diberikan pada IEC Publicatlon
2E: Internatlonal'Standard of Resistance foi Copper.
Kemampuan hantar arus didasarkan kepada arus hubung-singkat r.m.s simetris yang
diukur pada belitan sekunder (dibagi dengan rasio transformasi jika diukur pada sisi
prlmer).

13. Fcrguitan imprls pada bclitan prtmcr

l3.l Umum
Pengujian impuls harus d akukan sesuai dengan IEC publication 60: High
Voltage Test Techniques.
Penguiian impuls umumnya terdirl dari penerapan tegangan pada tingkat
rujukan dan tegantan pengenal. Tegangan impuls rujukan harus bernllai di
antara 50% dan 75% dari ketahanan tegangan impuls pengenal. N ai puncak dan
bentuk gelombang tegangan impuls harus dlcatat.
Fernbuktian kegagalan isorasi di daram pengujian dapat diperlihatkan dengan
variasi besar (nilai yang terekam pada tegangan rujukan dan ketahanan
tegangan pengenal).

13.2 Pengujian impuls-petir


Tegangin uji harus mempunyai nilai yang diberikan pada Tabel IIIA, UIB atau
IIIC, tergantung kepada tegangan tertinggi untuk perlengkapan dan tingkat isolasl
yang diientukan. Pengujian tegangan harus diterapkan antara masing-masing
terminal fasa dari belitan primer dan tanah. Terminal belitan primer yang
ditanahkan atau terminal fasa yang tidak diuji dalam hal transformator

19-
SPLN 7721987

ditanahkan, rangka, kotak (Uita ada) dan inti (Uita


tegangan yang tidak
dimaksudkanuntuk ditanahkan harus ditanahkan selama Penguiian.
Untuk rnemperbaiki pendeteksiankegagalan,jumlah tambahan harus direkam.
Terserah kepada f abrikan, hubungan tanah dapat dibuat melalui alat perekam
arus yang cocok. Terminal sekunder boleh dihubungkanbersama dan ditanahkan
atau boleh dihubungkan bersama dan ditanahkan atau boleh dihubungkanke alat
yang cocok untuk merekarn getombang tegangan yang timbul melalui belitan
sekunderselama pengujian.

13.2.1 Belitan yang mempunyai Um < 300 kV


Pengujianharus dilakukan dengan polaritas positip dan negatip. Lima
belas tegangan impuls secara berturutan dari masing-masingpolaritasr tanpa
dikoreksi terhadap kondisi atmosfiris harus diterapkan.
Transformator lulus pengujian impuls, bila untuk masing-masingpolaritas :
- Tidak terjadi lepasan yang merusak di dalam isolasi dalam yang tidak pulih
sendiri (non self-restoring internal insulation).
- Tidak terjadi, loncatan listrik sepanjang isolasi luar yang tidak pulih sendiri
(non self-restoring ex'ternal insulation).
- Tidak terjadi lebih dari dua kali loncatan listrik melalui isolasi luar pulih
sendiri (tne self-restoring external insulation).
- Tidak ada tanda-tanda kegagalan isolasi lain yang dideteksi (yaitu variasi
bentuk gelombangdari besaran yang direkam).

Untuk transfof niator tegangan yang tidak ditanahkan, kira-kira setengah dari
jumlah impuls harus diterapkan kepada masing-masing terminal f asa, secara
bergilir dengan terminal fasa lain yang dihubungkanke tanah.
'
Catatan: Penerapan 15 impuls positip dan l5 impuls negatip ditentukan untuk
pengujian isolasi luar. Jika ada perjanjian antara f abrikan dan
pemilik untuk mengecek isolasi luar, jumlah irnpuls petir harus
dikurangi menjadi 3 impuls untuk setlap polaritas tanpa dikoreksi
dengan kondisi atmosfiris.

13.2.2 Belitan yang mempunyai Um > 300 kV


Pengujian harus dilakukan dengan polaritas positip dan negatip. Tiga
impuls berturutan dari masing-masing polaritas tanpa koreksi terhadap
i<ondisiatmosfiris harus diterapkan.
Transformator lulus pengujian jika:
- Tidak terjadi lepasan yang merusak
- Tidak ada tanda kegagalan isolasi yang dideteksi (yaitu variasi bentuk
gelombang besaran yang direkam)"

-20-
SPLN T7=19t7

13.3 Pengujian impuls-hubung


Tegangan uii harus sesuai dengan nilai-nilai yang diberikan pada Tabel IIIC,
bergantung kepada tegangan tertinggi untuk perlengkapandan tingkat isolasi
yan8 ditentukan. Tegangan uii tersebut harus diterapkan antara terminal fasa
belitan primer dan tanah. Terminal tanah dari belitan prirner, satu terminal
belitan sekunder, rangka, kotak (Uita ada) dan inti (Uita dimaksudkan untuk
ditanahkan) harus dihubungkan ke tanah.
Terserah kepada kebiiaksanaan fabrikan, hubungan tanah dapat dibuat melalui
alat rekam arus yang sesuai.
Terminal sekunder yang tidak ditanahkan boleh terbuka atau dihubungkan
kepada alat berimpedans tinggi untuk merekarn gelombang tegangan yang
timbul melalui belitan sekunderserama pengujian.
Pengujian harus dilakukan dengan polaritas positip dan negatip. Lima belas
impuls berturutan harus dl.rier;rpkan deniian dikoreksi terhadap kondisi
atmosfiris.

Cata tanl Untuk me,rghindari pengaruh kejenuharo inti, diperbolehkan untuk


merubah status maknetis inti dengan prosedur yang iesuai.

Transformator jenis pasanganluar harus mengalami pengujian basah. pengujian


kering tidak diperlukan.
Transformator dinyatakan lulus pengujian jika untuk
.setiap polaritas:

- Tidak tei;aOi loncatan listrik sepanjangisolasi luar yang


tidak putih sendiri.
- Tidak terjadi lebih dua loncatan listrik melalui isolasi
luar pulih sendiri.
- fi&k ada tanda kegagalan isolasi tain yang dideteksi (yaitu
variasi gelombang
dari besaran yang direkam).

14. Penguiian basah untuk transforrnatorlenis pasangan lgar


Dalam rangka unttlk memeriksa kebenaran unjuk-kerja isolasi luar terhadap
transformator jenis pasanganluar harus dilakukan pengujian basah.
Prosedur pembasahanharus sesuai sub-ayat 8.1 IEC Publication 60-lt High voltage
Test Techniquesr Part I - General Definitions and Test Requirements.

l4.l Belitan yang mempunyaiUm < 300 kV


Pengujian harus dilakukan sesuai Sub-ayat 16.l dan 16.2 dengan tegangan
frekuensi'kerja yang dikoreksi terhadap kondisi atmosfiris.

-21
SPLN 7721987

I4.2 Beli"ran yerrg ffi*rnpr"ri'iil*i["]:n + -i{iil }{li


Pengujian harL.:s cjii;:uui<an cir:nga;r cr:io;,pr**r, irr,;:uls hubung sesuai dengan
Sub*ayat ].3.3"

Fase$ tr-,isma
Uii $?utem
15. Fernerika,an pnane$aaam
t"errnsna.fl
ternrinalnya bener (litrat Ayat 2l).
Transformaton harus dir:*rikse balrwa !:e'nancfaan

16. Pengullan frekuqe"reni*{qe{'34 q:,i*ru


#ui }'d:;:i;:aii-; l:x'!itii*n gru-iamer grcnguxrlrarl
lepasan parsial

16.l Urnunl
PengujianJrekuensi-kerja i'1,:r"us
dil*!";r;l<an
s*suai IHC Publication 60"
Untuk pengujian ketahanan dengan surnber terpisahularnanvaharus I menit.
Untuk pengujian ke'Lahanantegangan iebih induksi, frekuensi tegangan ufi dapat
dinaikkan di atas nilai pengenal untuk mencegah kejenuhan inti. Lama
pengujianharus I lnenit.
Tetapi jika frekuensi uji rnelarnpeuiducnkali frekuensi pengenal,lama pengujian
boleh dikurangi dari ! nrrenitseperti d! !:awah ini:

(r!*tik) = duil-ffiP9lgqqel
nengujian x 60 detik
far*a
dengan lalna rnlnirnurn l5 dl*tik.

. Apabila Metoda II diangkat, tihat, Sub-ayaT.16,3"2,


Pengukuranlepasanparsial hrarusrjilakukan sesuai IEC Pubtication 44-4.
Besarnya ukuran rninirnr,rrrn
aklba,t gangsuan atau kepekaan sirkit'yang ctipakai
secara urnurn harus lebill r,:rrdah dariBada setengah ketentuan besaran yang
dilzinkan"

g..!tzi{ }i;ti isv


16.2 Belitan ,r/-angfi1*sft[]ne11y,&i
Tegangan uji rtntuk L'elli*n ya:"r.;!j ri'$e,"rirlurry'*i
rji':: { 3t}fl kt/ hapus sesuai dengan
'taLlei
nilai-llilai ]ailS eiii:*riii:;"'r,r:
;,.r-r,c.in {trlA atar.: iii$, h:ergantung kepada tegangan
tertinggi untuk penler"lgkefi&il1"
Apablla terdapat penbeda;rn a;rtana tegengan rer tinggi untuk perlengkapan
'{.Jrr"r
yang ditentr.rkan rjen t*ryer,g.,*nprlrrrer pengenal yang dltentukan, besarnya
tegangan ind,:i,:si ir.t,r-i'i,i;,t;;:'tri:;lii:r,"r-iliii.i
iiria kaii tegangan primer perrgenai.

' 1 ) -
L L
SPLN 77tl9t7

L6.2.1 Transformator tegangan tanpa pentanahan


Terhadap transformator tanpa pentanahan harus dilakukan pengujian
berikut:
a) Pengujian ketahanan tegangan dengan sumber terpisah
Pengujian tegangan harus diterapkan selama I menit antara terminal tanah
dan semua terminal dari belitan primer yang dihubungkanbersama. Rangka,
penutup, inti besi (jitca hendak ditanahkan) dan semua terminal belltan
sekunderharus dihubungkanbersama dan ke tanah.

b) Pengujianketahanan tegangan lebih induksi


Pada kebljaksanaan pabrik pembuat, pengujian harus dilakukan dengan
penguatan belitan sekunder dengan tegangan yang cukup besar untuk
menginduksikan tegangan uii yang ditentukan dalam belitan primer, atau
oleh penguatanbelitan primer langsung pada persyaratan tegangan uji.
Tegangan uii harus diukur pada sisi tegangan tinggi dalam tiap hal. Rangka,
penutup, inti (jitca hendak ditanahkan) dan satu terminal tiap belitan
sekunderdan satu terrninal dari belitan primer dihubungkanbersama dan ke
tanah,

Catatan: Pengujian dapat dilakukan dengan memakai tegangan uii ke


masing-masing terminal f asa selama setengah dari waktu yang
disyaratkan dengan minimum l5 detik untuk masing-masingterminal.

16.2.2 Transformator tegangan yang ditanahkan


Transformator tegangan yang ditanahkan harus mengalami pengujian
sebagai berikut:
a) Pengujianketahanan tegangan sumber terpisah, jika diperlukan.
Tegangan uii narus mempunyai nilai yang diberikan sesuai Sub-ayat 9.2.2
dan harus diterapkan selama I rnenit antara terminal belitan primer yang
hendak ditanahkan dan tanah, rangka, penutup (Uita ada), inti (Uita hendak
ditanahkan) dan sem!-!aterminal belitan sekunderharus dihubungkanbersama
dan ke tanah.

b) Pengujian tegangan lebih induksi


Pengujian harus dilakukan seperti yang ditentukan dalam Sub-ayat 16"2"1"
Terminal belitan primer yang hendak ditanahkan di dalam pernakaianharus
dltanahkan selamq pengujian"

- 2 3 -
SPLN 7721987

L6.3 Belitan yang mempunyai Um > 3OOkV


Transformator harus mengalami pengujian sebagaiberikut:
a) Pengujian ketahanan tegangan sumber terpisah, jika diperlukan
Tegangan uji harus mempunyai nilai yang sesuai dengan yang diberikan dalam
Sub-ayat 9.2"2 dan pengujian harus dilakukan seperti yang ditentukan dalam
Sub-ayat 16.2.2.

b) Pengujian ketahanan tegangan lebih induksi


Pengujian ketahanan tegangan tebih induksi untuk belitan yang mempunyai
Um >/ 300 kV harus dilakukan sesuai dengan salah satu metoda yang
dltunjukkan seperti Metoda I dan Metoda II dalam paragrap
berikut.
Transformator yang diuji harus dihubungkan dan tegangan diukur
menurut
ketentuan dalam Sub-ayat 16.2.2. Metoda I harus dipakai jika tidak
ada
ketentuan lain. Penggunaan Metoda II harus merupakan perjanjian antara
fabrikan-dan pemilik.

16.3.1 Metoda.I
Teganganuji harus mempunyai nilai yang sesuaidengan nilai yang
diberikan dalam Tabel IIID' bergantung pada ketahanan impuls petir
pengenal.
Lama pengujian harus sesuai dengan sub-ayat 16.1.

16.3.2 Metoda II
Tegangan uii harus mempunyai nilai yang sesuai dengan
nilai yang
diberikan dalam Tabel IIIEr bergantung kepada tegangan
tertinggi untuk
perlengkaPan. Tanpa,bergantung kepada frekuensi uji, prosedur
pengujian dengan
Metoda II harus terdiri dari penerapan waktu singkat
I O detik pada tegangan
' pratekan f rekuensi-kerja. Tegangan
pratekan kemudian diturunkan sampai
tegangan uji lepasan parsial, tanpa selang dan dipertahankan
pada tingkat ini
selama 5 menit
Besar maksimum lepasan parsial yang diizinkan dan
diukur selama menit
terakhir pada tegangan uji lepasan parsial yang disyaratkan
harus l0 pC.

17' Peigujian frekuensl-keriaantara seksi dan pada belitan selamder


Tegangan uji' harus mempunyai nilai sesuai dengan nilai yang
diberikan masing-masing
dalam Sub-ayat 9'3 dan 9.4. Teganganuji harus diterapkan
selama I menit bergiliran
antara terminal dari masing-rnasingbelitan sekunder atau seksi
dan tanah.
Rangka, penutup ( uita ada), inti (bila hendak ditanahkan)
dan semua terminal belitan
lainnya harus dihubungkanbersama dan ke tanah.

-24-

t
SPLN 77zl9t7

Pasal Enalt
Uii Xlrurs

It. perguiian irnpls petir terpancung


Pengujian harus dilakukari hanya dengan polaritas n(gatip dan dikornbinasikan
dengan pengujian impuls petir penuh polaritas netatip sepcrti dalam uraian dl
bawah ini.
Impuls petir standar harus dipancung setelah 2 sampai 5 mikrodetik sirklt
pemancungErn harus disusun sedemikian hingga jumtah ayunan lebih (overswing)
untuk polaritas yang berlawanan dari impurs yang direkam harus dibatasi sampai
mencapai 30s dari impuls terpancung. Urutan penerapanimpuls harus dilakukan
sbb.:
a) Betitan y.rng mempunyaiUm ( 300 kV
- satu l00X- impuls penuh
- dua 100li impuls terpa.ncung
- empat belas 100%impuls penuh
b) Belitan yang mempunyaiUm ) 300 kV
- satu 100* impuls penuh
- dua 100%impuls terparrcung
- dua l00S impuls penuh

Perbedaan dalam bentuk gelombang penuh impurs yang diterapkan seberumdan


sesudahimpuls dipancungmemberikantanda gangguarrdalam.
Lon@tan listiik selama diberikan impuls terpancung sepanjanglsotasl luar pulih
sendiri.tidak perlu diperhatikan dalam penilaian sifat isolasi luar.

Pasal Tuiuh
Fenandaan
19- Penandaanpelat pengmal
semua trarsformator tegangan harus memuat paling sedikit penandaansebagai
berikut:
a) Nama pabrik pembuat atau simbot lain yang mudahdikenal
b) Nomor seri atau tipe, lebih disukai kedua-duanya
c) Teganganpengenalprimer dan sekunder(misal 66/0,11 kV)
d) Frekuensipengenal(misal 50 Hz)
e) Keluaran pengenaldan kelas ketelitian yang bersesuaian(misal 50 VA kelas 1,0).

-25-
SPLN 7721987

catatan: Bila transformator mempunyai dua belitan sekunder terpisah, penandaan


harus menunjukkan pelat keluaran dari setiap belitan sCkundei di dalam
VA kelas ketelitian yang sesuai dan tegangan pengenal setlap belitan.
f) Tegangansistem tertinggi (misal 7215kV)
g) Tingkat isotasi pengenal (misal l4|lj25 kV).
catatan: Butir f) 9l1 .d dapat digabung dalam satu penandaan (misalnya
72,51t4O1325
kvl:
Semuainformasi harus dicantumkandenganbaik sehinggatidak mudah
hilang/terhapus pada transformator tegangannya sendiri ?au pada pelat
pengenal yang dipasangkan pada transformator dengan kuat.
Sebagai tambahan, keterangan berikut harus diberi tanda:
h) Faktor tegangan pengenal dan waktu pengenal yang sesuai.
i).Kelas isolasi jika bukan kelas isolasi A.
catatan: Bila beberapa kelas bahan isolasi digunakan salah satu yang membatasi
kenaikan suhu belitan harus dicantumkan.
j) Pada transformator yang belitan sekundernya lebih dari satu, penggunaan setiap
. belitan dan terminalnya yang bersesuaian.

Pasal Delapan
Penardaan Terminal untuk Transformatd Tetangan
20. Umum
Penandaan ini digunakan untuk transformator tegangan fasa tunggal dan beberapa
buah transformator yang dirakit
sebagai satu unit dan dihubungkan sebagai suatu
transformator tegantan fasa tiga, atau transformator tegangan yang mempr"rnyaiinti
bersama untuk fasa tiga.

21. Penandaan
2l.l Penandaanterininal
Penandaanhaius sesuai dengan Gambar I s/d 10.
Huruf kapital A' B, c dan N menunjukkan terminal belttan prlmcr dan huruf
kecil a, b, c dan n, menunjukkan terminat belitan sekunder.
Huruf A, B, C menunjukkan terminal terrsolasi penuh dan huruf N menunjukkan
terminal untuk dltanahkan dan isolasinya lebih rendah dari terminal-terminat
lainnya.
Huruf da dan dn berarti terminar-terminar beritan untuk mensuprar tegangan
sisa.
21.2 Polaritas relatif
Terminal-terminal yang mempunyai penandaan huruf besar dan kecil yant sama
harus mempunyai polaritas yang sama pada saat yang bersamaan.

-26-
SPLN 77zl9t7

BAB N
PERSYAR,ATANTAMBAHAN UNTUK TRANSFORUATM, TEGANGAN
FASA TUNGGAL UNTI,JKPEITGI.'KTJRAN

Pasal Sembilan
U m u m
22. Rtnrg lingkup
Bab II terdiri dari persyaratan dan pengujian sebagai tambahanterhadap Bab I,
yang diperlukan untuk transformator teganganfasa tunggal untuk pengukuran.

23. Definisi
23.1 Transformator teganganuntuk pengukuran
Transformator tegangan yang dimaksudkanuntuk mensuplaialat_alat penunjuk,
meter integral dan peralatan yang sejenis.

Pasal Sepulrtr
Pcrsyaratan Ketelitian
24. Ilesatn kelas keElitian
untuk transformator tegangan untuk pengukuran,kelas ketelitian didesain dengan
persentasekesalahantegangan tertinggi yang diperbolehkanpada tegangan dan beban
pengenal,sesuaidengankelas ketelitian yant ditentukan.

24.1 Kelas ketelitian standar


Kelas keteitian standar untuk transformator tegangan fasa tunggal untuk
pengukuranialah :
orl - 0,2 - 0r5.- I,O - '0.

2r. Batas kcsalahan tegangan dan pcrgeseran fasa


Kesalahantegan8andan pergeseranfasa pada frekuensi pengenaltidak boleh melebihi
nilai-nilai yang diberikan pada Tabel IV padap berbagainilai teganganantara g0lXdan
120%tegangan pengenaldan denganbebanantara 25% dan 100%bebanpengenar,pada
faktor-kerja 0r8 menyusul.
Kesalahanharus ditentukan pada terminal transformator dan harus termasuk pengaruh
yang diberikan oleh sekring atau resistans sebagai bagian yang bersatu dengan
transformator.

- 2 7-
SPLN 7721.987

Tabel V
Batas Kesalahan tegangan dan pergeseran fasa

Persentase kesalahan Pergeseranfasa(f)


Kelas
tegangan (rasio)
(r) Menit i centiradian
I

0'l 0rl /5 0 -t5


"tr

012 012 l0 ,t 0 '. 3


I
015 015 20 | 0,6
I
lr0 l'0 40 | 1,2
3ro 3ro Tidak disyaratkan

Catatan: Dalam pemesanantransformator yang mempunyaidua belitan


sekunder yang terpisah, karena saling bergantunganpemakai
harus menentukan kedua julat keluarannya untuk
masing-trrasing
-disesuaikan belitan, batas lebih setiap julat keluaran
dengan nilai keluaran pengenal standar.
Masing-masingbelitan harus memenuhi persyaratanketelitian
di tJalam julat keluaranhydr sambil pada waktu yang sama
belitan yang lain mempunyai beberapa nilai keluaran dari
nol sampai 100% batas lebih dari julat keluaran yang
ditentukan untuk belitan lainnya. Di dalam membuktikan
kesesuaiannya terhadap persyaratan ini, cukup untuk ditest
hanya pada nilai ekstrimnya saja. Apabila tidak diberikan
, spesifikasi julat keluaran, julat-julat ini dianggap dari 25%
sampai 100% dari keluaran pengenal untuk masing-masing
belitan.

Pasal Sebelas
Penguiian Ketelitian

26. lJii jenis


Untuk membuktikankesesuaianclari Ayat 25, ulr jenis harus ditakukanpada
80%r 100% dan 120%dari tegangan pengenal,pada frekuensi pengenaldan
pada 25% dan 100%bebranpengenal.
26.a Uji rutin
Uii rutin untuk ketelitian pada prinsipnyasama denganuji jenis pada
Ayat 26 tetapi pada uii rutin penguranganjumlah butir uji tegangan
dan atau beban diizinkan, karena pengujian telah ditunjukkan oleh uji
jenis terhadap transformator yang sama sehingga berkurangnya
jumlah pengujian telah cukup untuk membuktikan kesesuaiandari
Ayat 25.

- 2 8 -
SPLN 77zl9t7

Pasal fhnbelas
Penandaan

27. Penandaan pelat pengenrl dari trandormator tegangan untuk pengulalran

Pelat pengenalharus memuat informasi yang sesuai dengan Ayat 19.


Kelas ketelitian harus diikuti oleh keluaran pengenalyang sesuai (misal 100 VA'
kelas 0r5).

Catatan: Pelat pengenal boleh berisi informasi mengenai kombinasi


beberapa keluaran dan kelas ketelitian yang sesuai untuk
transformator tersebut.

-29-
SPLN 77zl9t7

BAB TTI
PERSYARATAN TAMBAHAN UNTUK TRANSFORMATOR TEGANGAN
FASA TUNGGAL YANG DIGUNAKAN UNTT.JKPENGAMAN

Pasal Tigabelas
U m u m
28. Ruang lingkup
Bab III mencakup persyaratan dan pengujian, sebagai tambahan pada Bab I dan II
yan8 penting untuk transformator tegangan fasa tunggal yang digunakan untuk
pengaman.
Persyaratan pada Bab III khususnya diterapkan pada transformator tegangan yang
membutuhkan ketelitian yang cukup untuk mengerjakan sistem pengaman pada
tegangan yang terjadi pada waktu gangguan.

29. Definisi
. .Iegan5-iar,,
29,1 Transformq"i-.r. r:nt*ik penqarnan
Transformator tegangan yang digurnakanuntuk rnensuprlairele-rele pengaman.
29.2 Belitan tegangan sisa
Belitan dari transformator tegangan fasa tunggal yang dibentuk transformator
tegangan fasa tiga untuk hubungandelta terbuka yang menghasilkantegangan
sisa pada kondisi gangguantanah.

Pasal Empatbelas
Persyaratan Ketelitian
. 70. Desain kelas ketelitian
Semua transformator tegangan yang digunakan untuk pengaman, kecuali belitan
tegangan sisa, harus ditunjukkan kelas ketelitian pengukuransesuai dengan Ayat 24
dan 25, Sebagai tambahan transformator tersebut harus ditunjukkan salah satu kelas
ketelitian yang ditetapkan pada Sub-ayat 30.1.
Kelas ketelitian transformator tegangan untuk pengamanditunjukkan oleh prosentase
kesalahantegangan tertinggi yang diizinkan untuk kelas ketelitian yang sesuai, mulai
dari 5% tegangan Pengenal sampai suatu tegangan yang sesuai dengan faktor
tegangan pengenal(lihat Sub-ayat 4.27,).
Nilai ini diikuti dengan huruf tfP'fo
30.1 Kelas ketelitian standar
Kelas ketelitian standar transformator tegangan untuk pengaman adalah ft3p'l
dan tt6Prrrdan batas kesalahan tegangan dan pergeseranf asa yang sama akan
normal bila diterapkan keduanyapada 5% tegangan pengenaldan pada tegangan

-30-
SPLN 77zl9t7

y"nF sesuai dengan faktor tegangan pengenal.Pada 2% tegangan pentenal batas


kesalahan akan 2 kali lebih tinggi bita dibandingkanpada 5% teganganpengenal
Jika transformator tegangan terendah (SX tegangan pengenal)dan pada batas
tegangan tertinggi (yaitu tegangan yang sesuai untuk faktor tegangan pengenal:
lr2, 1,5 atau l19) maka harus ada persetujuanantara fabrikan dan pemilik,

31. Batas kesalahan tegangan dan pergeseran fasa


Kesalahan tegangan dan pergeseran fasa pada frekuensi pengenaltidak boleh melebihi
nilai-nilaidalam Tabel VI pada 5% tegangan pengenal, dan tegangan pengenal
dikalikan dengan faktor tegangan pengenal (lr2; lr5i atau 1,9) dengan beban antara
25% sampai 100%beban pengenalpada faktor-kerja 0,8 menyusul.
Pada 2% tegangan per,genal,batas kesalahandan pergeseranfasa dengan beban antara
25% dan 100% beban pengenal padafaktor-kerja 0r8 menyusul akan 2 kali lebih
tinggi dibandingkanyang diberikan dalam Tabel VI.

Tabel VI
Batas kesalahantegangan dan pergeseranfasa

Persentase kesalahan Pergeseranfasa


Kelas tegangan (rasio) + atau -
+ atau -
Menit Sentiradian
3P 3ro 120 315
6P 6r0 240 7r0

Catatan: Jika pemesanan transformator yang rnempunyai dua belitan sekunder yang
terpisah, karena saling tergantung, maka pemakai harus mensyaratkan dua
julat ki:luaran, satu untuk tiap belitan, batas atas untuk tiap julat keluaran
sesuai dengan nilai keluaran pengenal standar. Tiap belitan harus memenuhi
. masing-masingpersyaratan ketelitiannya di dalam julat keluarannyadan pada
waktu yang sama belitan lainnya mempunyai nilai keluaran O% s/O 100%
batas atas dari julat keluaran yang disyaratkan untuk belitan yang lainnya.
'membuktikan
Untuk pelaksanaandari persyaratan ini cukup menguji hanya
pada nilai-nilai ekstrimnya. Jika tidak ada persyaratan dari julat keluaran
yang disuplai maka julatnya dianggap 25% s/a 100% dari keluaran pengenal
untuk tiap belitan.

Pasal Limabelas
. Persyaratan untuk belitan sekunder yang dimaksudkan
untuk menghasilkan tegangan sisa

32. Tegang:rn sekunder pengenal


Tegangan sekunder pengenal dari belitan yang hendak dihubungkandelta terbuka
denganbelitan yang sama untuk menghasilkantegangansisa diberikan dalam Tabel VII.
-31
SPLN 77zl9t7

Ta-bel VIf

Tegangan sekunder pengenal

Nilai y a n g d i s u kai Nilai prlihan (tidak disukai)

V v

IOO IOO 200


Loa//3 LLa/ /3 2oo//3
loo tlo 200
3 3 l

Catatan: Jika kondisi sistem sedemikian rupa sehingga nilai tegangan


sekunder pengenal yang disukai akan menghasilkantegangan sisa
yang terlalu kecil, maka bisa digunakan nilai yang tidak disukai,
tetapi perlu perhatian pada kebutuhan tindakan pencegahanuntuk
maksudkeamanan.

33. Keluaran pengenal


Keluaran pengenal dari belitan-belitan yang hendak dihubungkandelta terbuka dengan
belitan yan$ sama untuk menghasilkantegangan sisa harus disyaratkan dalam voltam-
perer dan nilai tersebut harus dipilih dari nilai-nilai yang disyaratkan pada Ayat 6.

Catatan: Untuk admitans sirkrit sekunder tertentu, daya yang diberikan oleh belitan
ini dalam kondisi yang disyaratkan pada ayat ini, normalnya akan berbeda
dengan daya yang diberikan pada saat gangguan terjadi jika berhubungan
dengandua belitan lain yang sama pada sistem-tasa-tiga.

34. Kelas ketelitian


Kelas. ketelitian untuk belitan tegangan sisa harus seperti yang ditentukan pada Sub-
ayat 30.1 dan Ayat 31.

Pasal Enambelas
Pengujian Ketelitian
35. Uii jenis
Untuk membuktikan pelaksanaanAyat 31, uji jenis harus dilakukan pada 2%, 5% dan
100% tegangan Pengenaldan pada tegangan pengenaldikalikan dengan faktor tegangan
Pengenalpada 25% dan 100%beban pengenalpada faktor-kerja 0r8 menyusul.

- 3 2 _
36. Uii rutin
Pengujian ketelitian pada uji rutin prinsipnya sama dengan pada uji jenis dalam Ayat
35, tetapi pada uii rutin pengurangan besar tegangan dan/atau besar beban
diperbolehkan, pengujian selengkapnya telah diperlihatkan pada uii jenis pada
transforrnator tegangan yang setna, dengan demikian pengurangan besar tegangan dan
treban pada pengujian ini cukup untuk membuktikan pelaksanaan Ayat 31.

Pasal Tufrftbelas
Penandan

37. Penandaan pada pelat pengenal ffi tegangarr untr.ilt peryaman


Fetat pgrgerlal harus memuat keterangan yang seswri dengan Ayat 19.
Kelas ktelitian harus dlruri-iur<ken$floudoh i.eiui:r'alr pengenalnya. Suatu ienis pelat
pgngenal $periihatxan pada Gambar ll.
,

-?3-
i
r
SPLN TIzl9tT

BAB TV
. PERSYARATAN TAIIBATIAN UNTT'K
TRANSFORIIATOR TEGANGAN KAPASITOR,

Pasal Delapanbelas
U m u m

3t. Ruarg Lingtcup


Bab IV rnencakup persyaratan dan pengujian, sebagai tambahan terhadap Bab Ir II
dan III, yang diperlukan untuk transformator tegangan kapasitor yang dipasang
antara saluran dan tanah yang terdiri dari sebuah pembagi tegangan kapasitor dan
l

sebuah unit elektromagnetis yang di,interkoneksikan dengan diagram diperlihatkan


. dalam Gambar Al, pada Lampiran A,
Bab IV tidak berlaku untuk transformator tegangan kapasitor yang mempunyai
kapasitans dari kapasitor tegangan tingginya sedemikian rupa sehingga keluaran
tidak dapat menqSpai l0 VA, meskipun beberapa ayat membolehkan untuk digunakan
pada peralatan demikian.

39. Persyaratan umum


Bila tidak ditentukan lain dalam bab ini, semua transformator tegangan kapasitor
harus sesuai dengan persyaratan yang relevan dalam Bab IrII dan III.
Sebagai- tambahan, kapasitor harus mernakai persyaratan dari IEC Publication 3582
Coupling capacitors and capacitor deviders. -

40. Definisi
Untuk penggunaan bab ini dipakai definisi sebagai berikut:
40.1 Transform.a!-ortegangan kapasitor
Suatu transformator tegangan yang terdiri dari sebuah unit pembagi tegangan
kapasitor' dan sebuah unit elektromagnetis yang didesain dan diinterkoneksikan
bahwa tegangan sekunder dari unit elektromagnetis sesungguhnyaseimbang dan
sefasa dengan tegangan primer yang dipakai ke unit pembagi tegangan
kapasitor.

40.2 Pembagi tegangan


Suatu . peralatan terdiri dari tahanan, kapasitor atau induktor yang
l
memungkinkan untuk memperoleh antara dua titik suatu tegangan yang I

i
seimbang terhadap tegangan yang diukur (ZO-lO-teO).

40.2.1 Pembagi tegangan kapasitor


Suatu pembagi tegangan yang hanya terdiri dari kapasitor.

-34-
SPLN 77zl9t7

40.2.2 Terminal atau saluran tegangan tinggi


Terminal yang dihubungkanpada saluran tenaga.
40.2.3 Terminal tegangan rendah
Terminal yang dihubungkanpada sirkit saluran pembawafrekuensi atau
ke terminal tanah.
Contoh: Terminal tegangan tinggi dan tegangan rendah adalah terminal
primer.
40,2.4 Terminal tengah (tegangan)
Terminal yang dihubungkanpada sirkit tengah, sebagaiunit
elektromagnetis dari sebuah transformator tegangan kapasitor.

4Q.3 Kapasitor tegangan tinggi (Cr)


Hubungen:rapa,i'Lr.li r ::isi trgangan tinggi dan terminal tegangan tengah.
Lt,'lft.i,

40.4 Kapasitor tegarigan t€.$ga! (Cr)


Hubungan kapasitor antara terminal tegangan tengah dan tegangan rendah atau
terminal tanah.

40.5 Unit elektromagnetis


Komponen dari transformator tegangan kapasitor, dihubungkan antara terminal
tengah dan terminal tanah dari pembagi tegangan kapasitor (atau bila mungkin
dihubungkan langsung ke tanah jika sebuah peralatan gandeng pembawa frekuensi
digunakan) yang mensuplai tegangan sekunder.
ca'fa'1""';;l':['i:l'tfl'Truff:T"i#?',":fu'lt]
inil:
frekuensi pengenal terhadap reaktans kapasitif dari dua bagian pembagi
tegangan dihubungkan paralel (C, + C"). Reaktans induktii Uotefrsama
sekali disatukan atau terpisah dafam tr6nsformator.

40.6 Tegangan tengah


Teganganke tanah padp terminal tegangan tengah dari unit pembagi tegangan
kapasitor jika tegangan prirner diterapkan antara primer dan terminal tanah.

4A.7 Raslo tegangan (dari suatu unit pembagi tegangan kapasitor)


Rasio antara ium lah kapasitans dari kapasitor tegangan tinggi dan tegangan
tengah dan kapasitans kapasitor tegangan tinggi:
Ct*Cz
T
Catatan: l. C, dan C, termasuk kapasitanssasar yang umumnya diabaikan
2. Rasio ini tergantung juga kepada rasio tegangan primer terhadap
tegangan tengah pada sirkit terbuka.

-35-
SPLN 77zl9S7

40.8 Tegangantengah pada sirkit terbuka


Tegangan antara kapasitor tegangan tengah ketika suatu tegangan diterapkan
antara terminal tegangan tinggi dan tegangan rendah, tidak ada impedansyang
dihubungkanparalel dengan kapasitor tegangan tengah.
Catatan: Tegangan ini sama dengan tegangan terapan (teganganprimer) dibagi
dengan rasio tegangan.

40.9 Tegangantengah pengenalpada sirkit terbuka


Tegangan antara kapasitor tegangan tengah ketika tegangan pengenal
diterapkan antara terminal tegangan tinggi dan tegangan rendah dan kedua
tegangan tinggi dan kapasitor tegangan tengah mempunyai harga kapasitans
sesuai dengan desainnya.

40.10 Julat referens frekuensi


Jutat nilai f rekuensi dalam suatu transformator tegangan kapasitor sesuai
dengan persyaratan ketelitian yang relevan.

4O.lI Julat referens suhu


Julat nilai suhu sekitar dalam suatu transformator tegangan kapasitor sesuai
dengan persyaratan ketelitian yang rele'ran (tinat juga Catatan 2 pada Ayat
44).

40.12 Alat pengaman


Suatu alat yang bersatu dalam suatu transformator tegangan kepasitor yang
gunanya sebagai pembatas tegangan lebih yang mungkin timbul melalui satu
atau lebih dari komponen-komponennya dan atau untuk mencegahresonansbesi
yang bertahan(tak teredam) [sustainedferro resonance].
Catatan: Peralatan meliputi suatu celah percikan (spark gaP) dan boleh
diletakkan dalam beberapa tempat yang berbeda menurut
pembawanya.

40.L3 Alat gandengpembawa frekuensi


Suatu elemen sirkit untuk memperbolehkan menginjeksi pembawa f rekuensi
yang dihubungkan antara terminal tanah dari unit pembagi tegangan kapasitor
dan tanah, yang mempunyai sebuah impedans yang tidak berarti pada frekuensi
kerja tetapi kelihatan pada frekuensi pembawa.

Pasal Sembilanbelas
Persyaratan nilai pengenal dan uniuk keria

41. Juliat referens standar dari frekuensi


Julat referens stanclardari frekuensi harus dari 99% sampai dengan l0l% frekuensi

-36-
SPLN 77zl9t7

pengenal untuk kelas ketelitian sebagai pengukurandan dari 96% sampai dengan lO2%
untuk kelas ketelitian sebagai pengaman.

42. Nilai standar dari keluaran pengenal


Nilai standar dari keluaran pengenaladalah sesuai persyaratandalam Ayat 6.
Catatan: Perlu diperhatikan bahwa pada kenyataannyabeban yang dipakai oteh sebuah
tahanan atau reaktor yang dihubungkan secara permanen ke terminal
sekunder dan membentuk suatu kesatuan dari unit elektromagnetis tidak
dianggap sebagai bagian dari keluaran pengenal.

Pasal Duaplluh
Persyaratan Ketelitian

43. Kelas ketelitian standar


Kelas ketelitian stanCaruntuk tra,rsformator tegangan kapasitor adalah:
- Untuk pengukuran!0r2; 0r5i lr0; 3r0
- Untuk pengaman:3P dan 5P
(Juga lihat Bab Ii dan III)

44. Batas kesalahan tegangan dan pergeseran fasa


Kesalahan tegangan dan pergeseran fasa tidak melampaui nilai-nilai yang diberikan
dalam Ayat 25 dan Ayat 3l untuk kelas ketelitian yang sesuai, pada kondisi yang
disyaratkan di situ dan juga untuk setiap nilai suhu dan frekuensi dalam julat referens
(tinat Sub-ayat3.1 dan Ayat 4l di atas).
-dentan
Catatan: l. Untuk transformator tegangan kapasitor unit elektromagnetis yang
mempunyai dua belitan sekunder terpisah referens dibuai terhadap
catatan pada Ayat 25 atau Ayat 31.
2. Bilamana suhu sekitar dalam julat referens , maka pengujian perlu
dilakukan pada kondisi suhu yang ajek.

Pasal Duaprluhsatu
Pengaruh Transien

45. Resonans besi (ferro resonance)


a) lit<a transformator tegangan kapasitor, disuplai pada 120%tegangan pengenaldan
dengan beban sama dengan nol di mana terminal sekundernyadihubungsingkatdan
hubung-singkattiba-tiba dibuka, tegangan puncak dari sekunderakan kembali pada
sebuahnilai yang tidak berbeda lebih besar dari t0% dari nilai pada keadaannormal
setelah sepuluh siklus pada frekuensi pengenal.
U) fila transformator tegangan kapasitor, disuplai pada tegangan sesuai dengan faktor
tegangan pengenalnya dan dengan beban sama dengan nol, di mana terminal
sekundernya dihubungsingkat, dan hubung- singkat tiba-tibra dibuka, resonans besi
tidak boleh bertahan selama lebih dari 2 detik.

-37-
SPLN 77:19t7

'46. Tanggap transien

Suatu hubungsingkat berikut dari suplai antara terminal tegangan tinggi dan
terminal tegangan rendah dihubung ke tanah, tegangan keluaran sisi sekunder dari
transformator tegangan kapasitor akan turun, dalam satu siklus frekuensi pengenal
ke sebuahharga kurang dari I 0% dari harga puncak sebelum hubungsingkat.
Catatan: Pengaruh tanggap transien pada sifat dari pengaman jaringan adalah
kejadian yang sangat komplek dan ini tidak mungkin memberi nilai yang
berlaku untuk semua keadaan. Pengaruh pada rele tidak hanya bergantung
pada amplitudo tetapi iuga f rekuensi dari transien. Nilai yang diberikan
diperbolehkan dan memberikan sif at kerja yang benar terhadap rele
pengaman elektromekanik untuk panjang saluran biasa dan arus
hubungsingkat.
Untuk rei-e berkecepatan tinggi (misalnya rele solid state) atau saluran
sangat pendek, atau arus hubungsingkatyang kecil, tanggap transien harus
merupakan bagian dari perjanjian antara pemilik dan fabrikan dari rele
pengamanjaringan transformator tegangan kapasitor.

Pasal Duapuluhdua
Peralatan gandeng

47. Peralatan gandeng pembawa frekuemi


Jika peralatan gandeng pembawa f rekuensi dihubungkan oleh f abrikan ke kawat
hubung tanah dari kapasitor tegangan tengah, ketelitian dari transformator tegangan
kapasitor harus tetap dalam kelas yang disyaratkan.

Pasal Duapuluhtiga
Penguiian
I
4t. Umum
Uji jenis dan rutin _padatransformator tegangan kapasitor sesungguhnyasama dengan
yang disyaratkan dalam Bab I, II dan III dengan pengecualiandiberikan'di bawah ini.
Uii jenis harus dilakukan s.esuaidengan Ayat 49, 50, 51, 52 dan 53 dan uii rutin
sesuai dengan Ayat 54 dan 55. Persyaratan pengujian dalam Ayat 51, 52, 53 dan 55
adalah pengujian langsung pada transformator tegangankapasitor (Gambar A I ,
Lampiran A) atau pengujian pada sirkit ekuivalent(Gambar A2, Lampiran A) sebagai
persyaratanbermacam-macamayat.
Kondisi utama mengizinkan pengujian pada sirkit ekivalen, diberikan dalam Lampiran
B.
Semua pengujian harus dilakukan dengan unit elektromagnetis yang sebenarnyadan
bukan dengan sebuah model. Pada keadaan sebaliknya kapasitans ekivalen yang
dibuat khusus dengan harga kapasitans Ct + CZ boleh digunakan dalam tempat
pembagi tegangan kapasitor.
Sirkit yang digunakanuntuk tiap-tiap pengujianditunjukkan pada laporan Pengujian.
-38-
SPLN 7721987

Catatan; Kapasitor harus diuji sesuai dengan IEC Publication 358, sejauh mungkin
dengan memperhitungkan pengambilan ke dalam fungsi lainnya yaitu bahwa
kapasitor dapat melakukan pekerjaan tambahan dalam operasinya sebagai
pembagi tegangan dari transformator tegangan kapasitor.

Pasal Duaplluhempat
Uji Jenis
49. Penguiian kenaikan zuhu
Pengujian kenaikan suhu harus dilakukan sesuai denganAyat ll dan boleh dilakukan
pada unit elektromagnetisitu sendiri.

50. Pengujian imptrls


Pengujian impuls dilakukan, tebih disukai pada transformator tegangankapasitor yang
komplit, sesuaidenganAyat 13 tetapi menBgunakanimpuls lr2 s/a 5140 sampai
dengan 60 us, atau pembagi tegangan kapasitor boleh diuji sesuai IEC Publication 358,
dan unit elektromagnetis dilakukan pengujian impuls terpisah, sesuai dengan
persyaratan pada Ayat 13, bedanya hanya pada besaran teganganuji, yang mana harus
dikurangi sesuaidengan hasil bagi tegr.n;an da:'i unit pembagi tegangan kapasitor.
Catatan: Bila sela pengaman yang m"-lintant ..rnit elektromagnetis disatukan harus
dicegah bekerjanya selama pengufianini. Tiap sela pengamanyang melintang
peralatan gandengpembawa arus harus dihubungsingkatselama pengujian.

51. Pengujian resonans besi (ferro resonarrce)


Pengujian-pengujianberikut dilakukan pada transformator tegangan kepasitor yang
komplit atau pada sirkit ekuivalen, hubunganselengkapnyadiberikan dalam Lampiran
B adalah mernenuhiuntuk membuktikan pelaksanaariAyat 45.
Pengujian dilakukan dengan menghubungsingkatterminal sekunder selama paling
sedikit 0rl detik', kemudian hubung-singkatdibuka dengan sebuahperalatan pengaman
(misalnya sekering lebur, pemutus beban dsb) dipilih untuk penggunaanini dengan
perjanjian antara fabrikan dan pemilik.
Jika tidak dibuat perjanjian pemilihan oleh fabrikan.
Beban dari transformator tegangan kapasitor setelah hubungsingkatdihilangkan harus
hanya dibebani oleh alat perekam dan tidak melampaui 5 VA. Tegangan sekunder
tenaga (pada terminal tegangan tinggi), tegangan sekunder dan arus hubungsingkat
selama penguiian harus direkam dan osilogram harus merupakan bagian dari laporan
pengujian.
Selama hubungsingkat,tegangan sumber tenaga tidak boleh berbeda lebih dari l0%
dari tegangan sebelum hubungsingkatdan berbentuk sinusoidal. Rugi tegangan dari
rangkaian tertutup hubungsingkat (termasuk tahanan kontak dari kontaktor tertutup)
diukur langsung pada terminal sekunder dari transformator tegangan kapasitor, harus
kurang dari l0% dari tegangan pada terminal yang sama sebelum hubungsingkat.

-39-
SPLN 7721987

.a) Pengujian harus dilakukan minimum 3A kali pada l2A% dari tegangan primer
pengenal.
b) Pengujian harus diulang l0 kali pada tegangan primer sesuai faktor tegangan.

Catatan: l. Jika diketahui bahwa kejenuhan beban yang akan digunakan, perjaniian
dibuat fabrikan dan pemilik membuat persetujuan mengenai
pengujian-pengujianyang dilakukan pada atau dekat beban tersebut.
2. Untuk menjamin bahwa tegangan sumber tenaga tidak berbeda selama
hubungsingkat lebih dari t OX dari tegangan sebelum hubungsingkat,
impedlns hubungsingkat dari sirkit suplai harus rendah. Jika penguiian
dilakukan pada tlaniformator tegangan kapasitor yang komplit, kondisi ini
umumnya memenuhi karena arus relatif besar pada pembagi tegangan
kapasitor. Pada keadaan sebaliknyasirkit ekivalen harus dipakait sumber
impedans lebih kecil dari pada bahwa akan putus hanya perlu untuk
pengukuranketelitian.

Fengujian tanggap transien


Pengujian untuk membuktikan pelaksanaan Ayat 46 harus dilakukan pada
transformator tegangan kapasitor komplit atau pada sirkit ekivalen hubungan
selengkapnya diberikan dalam Lampiran B, adalah memenuhi. Dengan
menghubungsingkatterminal tegangan tinggi dari terminal tegangan rendah
ditanahkan sementara transformator tegangan kapasitor sedang beroperasi pada
teganganprimer pengenalpada 25% dan 100%beban pengenal.
Beban harus salah satu dari dua kemungkinanberikut:
a) Beban seri terdiri dari sebuah tahanan murni dan sebuah reaktans induktif
dihubungkanseri.
b) Beban seri paralel terdiri dari dua impedans dihubungkanparalel serta impedans
adalah tahananmurni dan satu lagi mempunyai faktor daya 0,5.
Diagram sirkit dari nilai-nilai komponenkedua beban diberikan dalam Lampiran C.
Jika belum ada persetujuan,pemilihan beban a) atau b) ditentukan oleh fabrikan.
Turunnya tegangan sekunder harus direkam dengan sebuah oscilograph dan
oscilogram merupakanbagian dari laporan pengujian.
Pengujian harus dilakukan salah satu selama l0 kali secara.acak atau dua kali pada
tegangan primer puncak dan dua kali pada harga tegangan primer harus tidak
berbeda lebih dari dari ! 20 derajat listrik dari puncak dan no[,

53" Penguiian ketelitian


Pengujian harus dilakukan pada frekuensi pengenal,pada suhu ruang dan pada kedua
suhu ekstrim pada sebuahtransformator tegangan kapasitor komplit, atau pada sirkit
ekuivalen untuk kelas I atau lebih.
Untuk kelas 0,5 dan 0r2 penggunaansirkit ekuivalenatar perhitungan dari pengaruh
suhu harus disetujui antara pemilik dan fabrikan.

-40-
SPLN T7zl9t7

Catatan: Pengujian pada suhu ekstrim pada sebuah transformator tegangan kapasitor
kornplit adalah lebih keras dari pada penguJian-pengujian pada sirkit
ekuivalen atau dari pada perhitungan dari pengaruh suhu, tetapi sangat sullt
untuk dilaksanakan dan mahal. Pengujian-pengujian pada transformator
tegangan komplit memberikan juga kemungkinan penunjukkan mengenai
kesalahan pengukuran terbaik yang akan tampak dalam bekerjanya karena
perubahan dalam suhu sekitar.

Jika sirkit
ekuivalen diguhakan, dua pengukuran pada kondisi tegangan, beban,
frekuensi dan suhu yang identik dalam julat referensi standar dilakukan sekali pada
peralatan (aparat) yang komplit dan sekali pada sirkit ekivalen.
Perbedaan antara hasil-hasil dua pengukuran ini harus tidak melampaui 50% dari kelas
ketelitian (misalnya 0125%dan l0 menit untuk kelas ketetitian 0r5) dan harus, tentu
saja diperhitungkan dalam menentukan kesalahan transformator tegangan kapasitor
'komplit
pada batas-batassuhu dan frekuensi.
Karakteristik suhu yang diberikan oleh pembagi tegangan kapasitor telah diketahui
dalam julat referensi dari suhu, kesalahan pada nilai suhu ekstrim boleh ditentukan
dengan perhitungan berdasarkan pada hasil pengukuran pada satu suhu dan koefisien
suhu ruang boleh dilakukan pada sirkit ekuivalen jika kapasitans ekuivalen (misal -
nya kapasitor dibudt khusus untuk penggunaan ini) diambil harga kapasltans sesuai
harga ekstrim suhu dengan memperhitungkan koefisien suhu dari pembagl tegangan
kapasltor sebenarnya.Pengujian pada nilai suhu yang ajek dilakukan pada nilai ekstrim
dari frekuensi. Harga sebenarnya dari frekuensi uri dan suhu uil harus merupakan
bagian dari laporan pengujian.

Catatan: l. Pengukuranlgn_asitansdan koefisien ruhu dari kapasitor adalah bagian dari


persyaratan IEC Publication 358.
2. PenguJianmemperlihatkan pengaruh beban, tegangan dan frekuensi seperti
halnya penga.ruh suhu pada kapasitans ekuivalen C, + C-,. Fiarus
- diperhatikan kenyataannya bahwa akibat suhu pada reafttans i#auttit dan
p"9" tahanan belitan dari unit elektromagnetis dapat ditentirkan hanya jika
'
unit elektromagnetis sebenarnya dipengaruhi suhu ekstrim. Sebagai
petuniuk rnengenai perubahan pada rasio pembagi tegangan kapasiior
disebabkan oleh suhu, ini direkomendasikan untu[ mengu[ur kejalahan
tegangan dan pergeseran fasa sebelum dan langsung sesudah atau selama
pengujian kenaikan suhu pada Ayat 46 dilaklanJkan seperti -ini, pengujian
_
langsungpada transformator tegangan kapasitor. Dalam hal penguluran
seperti halnya kenaikan suhu tidak dapat dilaksanakan pada sirkit eklivalen
atau pada unit elektromagnetis sendiri.
3. Pengalaman sekarang telah mempertihatkan bahwa transformasi tegangan
kapasitor boleh digunakan sesuai dengan kelas ketelitian 0r5. PacJasiat ini
tidak myngkin merekomendasipengujian, yang menghasilkankesimpulan
yang baik mengenai pengaruh perubahan suhu secara ttba-tlba, biasanya
kondisi cuaca, kapasitans sasar dan arus boeor pada kesalahantegangan
dan pergeseranfasa. Pengaruhini hanya dapat dievaluasi secara teori.-

- 4t
SPLN 77zl9t7

Pasal Duapuluhlima
Uii rutin

54. Pengujian frekuensi-kerja

54.L Pembagi tegangan kapasitor


Pengujian pada pembagi tegangan kapasitor harus dilakukan sesuai IEC
Publication 358.

54.2 Terminal tegangan rendah dari pembagi tegangan kapasitor


Pembagi tegangan kapasitor dengan terminal tegangan rendah harus diuji pada
tegangan uji selama I menit antara terminal tegangan rendah dan terminal
tanah.
Tegangan uii harus tegangan bolak-balik l0 kV (R MS). Jika terminal
tegangan rendah tertutup terhadap cuaca atau jika peralatan gandengfrekuensi
..")ngan pengaman tegan .:rn [s,,ih I "rerupakan bagian dari transformator
tedarrgan kapasitor, nitai yang lebih rendah dari tegangan uii (misalnya 4 kV)
boleh disetujui antara f abrikan dan pemilik.
,
54.3 Unit elektromagnetis
Untuk pengujian ini, unit elektromagnetis boleh dilepaskan dari pembagi
tegangan kapasitor. Tegangan uji boleh diterapkan antara terminal tegangan
tengah dan tanah atau diterapkan dari kumparan sekunder. Dalam salah satu
hal, harus mempunyai sebuah nilai yang sama dengan tegangan uii untuk
pembagi tegangan kapasitor dibagi dengan rasio tegangannya.
Frekuensi- boleh dinaikkan untuk mencegah kelebihan arus magnetisasi dan
pengujian harus diterapkan selama waktu sesuai dengan Sub ayat 16.1.
catat""' "1",' "Jl "g:;,l;
lifd:l:
pengaman
f;
l?"J :: il?io ?
J,1"",.H'j;:"::,
"*', i:fl
ffiIl
sela yang melintang peralatan gandengpembawa arus harus
dihubungsingkatselama pengujian.

55. Penguilan ketelitian


Pengujian ketelitian harus dilakukan pada transformator tegangan kapasitor komplit
atau pada sirkit ekuivalen pada satu harga frekuensi dalam julat referensi standar
frekuensi, dan pada satu harga suhu dalam julat referensi standar suhu. Harga
sebenarnyadari frekuensi uji dan suhu uji merupakanbagian dari laporan pengujian.
Catatan: Pengujian pada sirkit ekuivalen kurang akurat dari pada pengujian pada
sirkit yang komplit.

-42-
SPLN 7ht987

' Uii rutin pada sebuah pengurangannilai tegangan dan atau beban diizinkan, tetapi
harus diperlihatkan uii jenisnya pada transformator tegangan kapasitor yang sejenis
bahwa pengurangan jum lah pengujian cukup untuk membuktikan pelaksanaan dari
persyaratan ketelitian.
Pengujian pada sirkit ekuivalen dapat dilakukan jika:
a) U;i jenis menurut Ayat 53 telah memperlihatkan bahwa perbedaan antara harga
yan8 diukur pada sirkit komplit dan sirkit ekuivalen lebih kecil dari 20% dari kelas
ketelitian, sebagai contoh lebih kecil daripada O12%dan 8 menit untuk kelas
ketelitian l.
b) fetiOaktelitian dalam menentukanrasio pembagi tegangankapasitor, sebagaicontoh
oleh pengukuran tiap kapasitor tegangan tengah c2), adalah rebih kecir dari zo%
dari kelas ketelitian l.
c) Uli jenis menurut Ayat 53 telah diperlihatkan bahwa batas kesalahandari kelas
ketelitian tidak akan dilampaui sebagai akibat gabungandari beban frekuensi, suhu
dan ketidaktelitian yang disebutkan terdahulu pada a dan b.

Untuk lebih terinci mengenaipenggunaansirkit ekuivalen lihat Lampiran D.

Pasal Duapuluhenam
Penandaan
56. Penandaandari pelat pengenaltransformator tegangan kapasitor
Transformator tegangan kapasitor (atau unit elektromagnetis jika terpisah) harus
diadakanpenambahaninformasi berikut pada pelat pengenal:
a) Kata-kata tttransformator tegangan kapasitorrratau referensi yang sejenis.
b) Kapasitanspengenalantara terminal tegangan tinggi dan terminal tegangan rendah.
c) Keterangan jumlah kapasitor yanS terpasangpada transformator tegangankapasitor
(Uita jumlah kapasitor lebih dari satu).
d) Hanya dalam hal di mana terminal tengah masih mudah disentuhjika transformator
tegangan kapasitor dirakit secara komplit

Cl xC2
't -N = e I+e
- Tegangantengah pengenalsirkit terbuka, dalam volt atau kilovolt
- Rasio tegangan pengukuran
Contoh jenis dari petat pengenaldiberikan dalam Gambar ll.
Unit pembagi kapasitor tegangan kapasitor harus diberi penandaansesuai dengan IEC
Publication 358.
Catatan: Keteranga-ntersebut di atas boleh ditunjukkan pada dua petat pengenal,satu
untuk bagian magnetis dan satu untuk bagian kapasitif.

-43-
SPLN TTzl9tT

a n

Gb.l: Transformator fasa-tuntgat Gb- 2: Transformator fasa -


dengan terminal terisolasi tunggal dengan terminal
penuh dan sisi sekunder netral primer mempu -
tunggal nyai pengurantan isolasi
dan sisi sekunder tunggal

J
----l
I
I
I
I
t
n

Gb. Transformator fasa-tiga dengan sisi


sekunder tunggal

-44-
SPLN 7721987

atau N
\

LJ
J J ]
l i J
i i 1
Ib atau In ; " ; I ;

2a 2b atau.2n

G b . 4 : Transformator fasa- Transformator fasa-tiga


tunggal dengan dua dengan dua sisi sekunder
sisi sekunder

I
I
I
l
al a2 a3 b atau n
a l b l c l n
Gb. 6: Transformator fasa-tungtal Gb. 7: Transformator fasa-tiga dengan
dengan satu sisi sekunder sisi sekunder berterminal ganda
bertermina I ganda

-45-
SPLN 7721987

A B atau N
1 T
t l
L*^.J

ZaL 2a2 2b atau 2N

Cb- 8: Transformator fasa-tunggal


dengan dua sisi sekunder berterminal ganda

nil
da dn da dn

Gb. 9: Transformator fasa - G b . l 0 : Transformator fasa-tiga dengan


tunggal dengan satu satu belitan tegangan sisa
belitan tegangan sisa.
-46-
SPLN T7zl9tl

Transformator tegangan atau


Transformator tegangan kapasitor A -N 22O.O0O , /Z V

Namapabrik pembuat Ia fn ( 2ti -2n) da-&r

No. 57/ IIO: /3 IlO:3

Jenis 50 Hz VA:25 50 25

2 4 5 /4 6 O /L O5 O k v 1,9 th 30 cietik . C l : O , 5 3P 5P
Unit kapasrtor * C2 .p
lfo. Serl : .. .,.. ..

*) Hanya untuk transformator tegangan kapasltor.

Gambar l l : Contoh jenis pelat pengenal

-47-
SPLN 7721987

LAMPIRANA

JENISDAN DIAGRAM EKUIVALEN


UNTUK TRANSFORMATORTEGANGAN KAPASITOR

PEMBAGIANT'EGANGANKAPASITOR

Ter:udnal te-
gangan tinggi

Kapasitor te-
gangtut tinggi

Unit elektrornagnetis

Te:4inal te- Reaktans induktif


g€rngan tengah
L
o
Ihpasitor te-
gangan tengah
#
rU
E
L.
o
ttr sekunde

L
r|.a
u,
c(It
L
lry"t
Up Tenninal te- F
gangan rendah

\
I
La.,-----'O

!?i cr
5l lSl
3,i$
f-
I
\
- - JJ
\------0
l

Peralatan gandeng
I?
pe$awa frekuensi
?
I

-o-.- = Tanpa peralatan gandeng


-------- = Fngan peralatan gandeng

Cnmbar All Contoh diagram untuk transformator tegangan kapasitor

- 4 8 -
SPLN 77zl9t7

LAMPIRAN A (lanjutan)

. Unit, elektrcuragnetis

( C1+C2 ) Reaktans indttk tif


Teninal te-
ganqtan tilggi

Terminal
tegangan
tengatr lil-'
lB rerminar sekunder
fg__*
Terminal ee-
ui=(brSOr gangan rendalr

Gambar A2: Diagram sirkit ekuivalen untuk transformator tetantan kapasitor.

-49-
SPLN TIzl9tT

LAMPIRAN B

KONDISI UTAMA PENGUJIAN PADA SIRKIT EKUIVALEN

Kondisi utama pengujian pada sirkit ekuivalen menurut


Gambar A2, Lampiran ,q adalah
hubungan:
Ll xCl =L2xC2
dan
RlxCl=R2xC2

adalah memenuhi untuk pembagi tegangan kapasitor.

Dalam hubungan ini, cr, Lr dan Rt adarah kapasitans,


induktans seri dan rugi tahanan
seri dari kapasitor tetantan tengah C2.

Hubuntan ini meliputi keharusan bahwa kapasitor cl


dan c2 dari pembagi tetangan
berkonstruksi sama dan mempunyai nilai faktor
disipasi dielektris yant tidak
berbeda/menyimpant satu sama yant lain lebih besar
dari 3.10-4.

Hubungan mengenai induktans seri tidak memFrnyai pengaruh


praktis pada kebanyakan
pembagi tegangan kapa.sitor yant mempunyai
frekuensi 100 KHz atau lebih.
Jika sebuah tahanan tambahan dihubungkan daram
seri dengan salah satu dari kapasitor
cl atau c2, pengujian pada sirkit ekuivalen
masing-masint penguiian tidak memberikan
hasil yang sebenarirya dari penguiian langsung
dalam hal ini sirkit ekuivalen harus dipakai
dengan tindakan .pence6ahan.

-50-
SPLN 77zl9t7

L A M P I R A NC
TANGGAP TRANSIEN
LINTUK PE.NGUJIAN
BEtsAT*i

D ra o ra m sir{.1_t ii.::'r dua kern.l.xrr:klnan ber:an eii}rtrrrk.rn rialam

riitai-rfilai komi:ont:npya ja;-'rm'f.rbeI CI.


gambar CI dan i n e n u r u t .
i?'
[,
*****pj67a_. - ----Lii-i-u$U"L*,------€

a ) ireban se rr
Ls Rjj
.--rffir-6 ?-dT-\***-:-rJ U {.jI
r*
I
I
+ i
i
I
F-o
.

t =.----'--.;lIiltILP--

b) beban serl Paralel

Garnbar CI : Diagrain srikrt beban .urtuk pengulran tanq<;aP

iransien.

,TAbC L CI"

ciar:i ireban seri murn; dan frebam seri p.rra.l'.el trntuk


Harga imp-edens

pengujian tanggap transien -

Senar;. c ) (se ri Parale I)

"iL :- r , i i n s l l * t t
- l - +

IOO* Sn C,3 ,Znl


l
:,o r Z nt '
l
2,2 rZni a , 7 2i z " l L , 2 5 |z " I
I

25?. Zn 3,2 \r"l \ z,-l,2., i E,8lz"i lz,ae ttz"l s lz"l

= dal-a;r'. 'ir.rii.-iiYrDt'rc
Sn Behan rxin,r-Er'di

U n = T e g a n g a n sekun& r dal am. vcl t

u2n r-. i
Zn = , lani cia.l.am cl'ir-fi
*

Catatans
l) Beban total yang diberikan r:leh nitrai-nilailni mernpunyaifaktor-kerja (CosO 0 ' 8
2) Reaktans induktif harus lirrier, sebagaicontolr jenis inti udara. Tahananseri
disusun dari tahanan seri ekuirralerrdari reaktans induktif (tahanan belitan
ditambah tahanan seri ckuivalci: dani rugi-rugi besi) dan sebuah tahanan
terpisah.
3) Kesalahanbeban hanus ticlak kurang t 5% untuk Zn dan lebih kecil dari + 0103
untuk faktor-kerja {Cr:s.fi}"
SPLN 7721987

L A M P I R A ND

PENGGUNAANSIRKIT EKUIVALEN
UNTUK KETELITIAN UJI RUTIT.{

Keadaanteknologi sekarang,sirkit ekuivalen boleh digunakanuntuk uji rutin tanpa


kesulitan untuk ketelitian sampai dengankelas l.
Untuk kelas ketelitian lebih tinggi, sirkit ekuivalen boleh digunakan setelah adanya
persetujuanantara fabrikan dan pemitik.
Kesalahanyan$ diakibatkanoleh pengujianpada sirkit ekuivalenadalah akibat kumulatif
dari faktor-faktor berikut:
a) Penentuan rasio pembagi tegangan kapasitor (penyebab utama dari kesalahan),
kesalahandisebabkanoleh:
- Ketidak telitian pengukuran,sebagaicontoh tiap kapasitansdiukur terpisah.
- Pengaruhkapasitanssasar:
Catatan; Pengaruhini dapat dikurangi dengan mengukurnilai-nitai kapasitansCl dan
cZ pada pembagi tegangan kapisitor komplit dan tidak pada tiap unit
kapasitor.
b) Penentuan kapasitans ekuivalen, sebagai penjum lahan kapasitans C I dan CZ yang
diukur dan dibuat kapasitansekuivalenkhususjika digunakan.
Catatan: l) Teknologi sekarang untuk pengukuran kapasitans memberikan suatu
ketelitian untuk kapasitans ekuivalen dan ini hanya akan menambah
kesalahanyang kecil (kira-kira I menit).
2) Penggunaanpembagi tegangan kapasitor sebenarnyadalam sirkit ekuivalen
boleh mempunyai kesalahan karena kapasitans sasar karena hubungan
suplemen.
c) Perbedaan antara tangen sudut rugi-rugi dari kapasitans Cl dan C2 dan dibuat
kapasitansekuivalen khususjika digunakan.
Catatan: Perb-gdaantangen sudut rugi-rugi dari kapasitans ini (Ct dan C2) kurang dari
'
3.10 mempunyaipengaruhyang dapat diabaikan.

d) Variasi dari kapasitans dan laktor dissipasi dielektris dalam Cl dan CZ karena
perubahanteganganrkhusttsnyakarena tegangan antara kapasitansekuivalen umumnya
jauh lebih kecil dari tegangannormal cz dan khususnyacl.
Catatan: Kapasitans yang dibuat khusus yang dihubungkan dalam sirkit ekuivalen
beroperasi dalam iutat tegangan yang kecil dan hanya mempunyai perubahan
kapasitans dan. rugi-rugi yang t<etit karena tegangan yang ierpasang.
Karenanya perubahanini mempunyai pengaruh yang ?"p-"t OiiUaiftanterhadap
kesalahanyang diukur dari transformator teganganlapasitor itu.
Kapasitans ekuivalen harus selalu disesuaikin rlengan tepat pada nilai
pengukuran C I dan CZ guna menghindarkanmasuknyJ kesalahan baru sesuai ,
butir b) di ata's.
:

-52-
sPILILZaI-2EZ

L A M P I R A NE

DAFTAR USULAN ISTILAH BAKU


STANDAR TRANSFORMATORTEGANGAN

Bahasa Indonesia Bahasa InKrris

I Acuan, rujukan, referens - Reference


2 Alat - Device
3 Alat pengaman - Protective device
4 Ayat - Clause
5 Bagian - Part
6 Batas kenaikansuhu - Limit of temperature rise
7 Beban - Burden
8 Belitan - Winding
9 Belitan primer - Primary winding
t0 Belitan sekunder - Secondarywinding
n Celah percikan' - Spark gap
L2 Diagram - Vector diagram
T3 Disipasi - Dissipation
l4 Fabrikan - Manufacturer
l5 Faktor disipasi - Dissipation factor
T6 Faktor kerja satu - Unity power factor
t7 Faktor pentanahan - Earthing factor
\
l8 Frekuensi-.kerja - Power freguency
l9 Hermetis - Hermetically
20 Impuls hubung,impuls switcing - Switching impulse
2l Impuls terpancung - Choppedimpulse
22 Instalasi tak terbuka - Non-exposedinstallation
23 Instalasi terbuka - Exposedinstallation
24 Instrumen ukur - Measuringinstrument
25 Isolasi kurang - Reduced insulation
26 Isolasi penuh - Full insulation
27 Isolasi pulih-sendiri - Self-restoring insulation
28 Isolasi tak pulih-sendiri - Non self-restoring insulation
29 Kesalahan komposit - Composite error
30 Kesalahan tegangan - Voltage error

-53_
SPLN 7721987

LAMPIRAN E (lanjutan)

No Batnsa Indonesia Bahasa Inggris

3l Keluaran pengenal - Rated output


32 Kelas ketelitian - Accuracy class
33 Kelas ketelitian standar - Standard accuracy class
34 Kelasifikasi uji - Classification of test
35 Ketinggian - Altitude
36 Kompon aspal - Bitumiuous compound
37 Komposit, paduan - Composite
38 Kondisi atmosfiris - Atmospheric conditions
39 Kondisi gangguan - Fault condition
40 Kondisi kerja - Service condition
4l Kondisi utama - Main condition
42 Lepasan merusak - Disruptive discharge
43 Nilai - Value
44 Nilai pengenal dinamis - Dynamic rating
45 Nilai pengenal termis - Thermal rating
46 Oto-transf ormator - Auto-transformer
47 Pasangandalama - Indoor
48 Pasanganluar - Outdoor
49 Pelat pengenal - Rating ptate
50 Pemilik, pembeli - Purchaser
:
5l Pengujian,uji - Test
52 Pengujian langsung - Direct test
53 Pengujianimpuls petir - Lightning impulse test
54 Pengujian impuls hubung - Switching imputse test
55 Pengukuran lepasan parsial - Partial discharge measurement
56 Penunjukankelas ketelitian - Accuracy class designation
57 Pentanahansistem - System earthing
58 Pergeseran fasa - Phase displacement
59 Persyaratan,syarat - Requirement
60 Persyaratan nilai pengenal - Rating and Performance
dan unjuk-kerja requirements
6l Rasio lilitan - Turn ratio

- 5 4 -
SPLN 7721987

LAMPIRAN E (lanjutan)

No Sahasa Erndonesia Qeh-aqqinggniq

62 Rasio transformasipengenal - Rated transformation ratio


63 Reaktans - Reactance
64 Rugi tegangan - Voltage drop
65 Sasar - Stray
66 Sebenarnya - ,{ctual
67 Sirkit sekunder - Secondarycircuit
68 Sistem ditanahkan beresonansi * Resonantearthed system
69 Sistem netral ditanahkan - Earttred neutral system
70 Sistem netral terisolasi - Isolated neutral system
7l Sr-rb-ayat - Sub-clause
72 Suhusekitar - Ambient temperature
73 Suplai(sistem),pasok(barang) - Supply
74 Tanggaptransien - Transient response
75 Tangki konservator - Conservator tank
76 Teganganketahanansingkat - Rated power frequency short
frekuensi-kerjapengenal duration withstand voltage
77 Tertutup hermetis, tertutup kedap-udara - Hermetically sealed
78 Tegangantertinggi untuk perlengkapan - Highest voltage for equipment
(Tegangan
-*) (Highest **)
79 Tingkat isolasi pengenat - Rated insulation level
80 Transfonrnatorinstrumen - instrument transformator
8l Tnansforrriaton
tegangan - Voltage trirnsformer
82 Transforrnator terendam-minyak - Oil-imrnersed transformer
83 Uji rutirr * Ro::tirie 'cest
84 ijji jenis - Type test
85 Unjuk*kerja - Ferf<lrrRarlce
86 Perubahantegangan temporer - Temporary voltage variation
87 Verifikasi, pemeriksaan - Verification

-55-

Anda mungkin juga menyukai