TEKNIK
TENAGA
LISTRIK
DR. A. ARISMUNANDAR
DR. S. KUWAHARA
I * 1 I Xli
-fl :,iil
.N
? Egilr
,LIS.TAl{4.,{N
URS}FAF{
e l== EErn
t\4/A. TIiWUle
I
BH
T
3
JILID I PEMBANGKITAN
DENGAN
TENAGA AIR
BUKU PEGANGAN
TEKNIK TENAGA LISTRIK
JILID I: PEMBANGKITAN DENGAN
TENAGA AIR
OLEH
Cetakan Kedelapan
PT PRADI{UA BRA}IIIA
# JAKA R TA
7
Penulisan buku ini didorong oleh keinginan penulis untuk ikut mengisi kelangkaan
kepustakaan teknik, khususnya teknik tenaga listrik, dalam bahasa Indonesia. Kelangkaan
(scarcity) ini disebabkan karena berbagai hal, antara lain, karena mereka yang mendalami
persoalannya biasanya terlalu sibuk untuk dapat menyisihkan sebagian waktunya guna
menulis buku, atau karena mereka menganggapnya kurang menguntungkan dilihat dari
segi keuangan. Sebab yang lain adalah terbatasnya pasaran, yang dipengaruhi oleh jumlah
tenaga ahli dan tenaga kejuruan (yang merupakan lingkungan pembaca buku-buku teknik)
yang relatif kecil, serta iklim masyarakat yang memang belum gandrung-buku (book-minded).
Daya beli masyarakat yang masih terbatas juga merupakan faktor yang menentukan.
Berhubung dengan hal-hal di atas, maka penulis bersedia mempertimbangkan tawaran
Tuan Koichi Fukui, Sekretaris Jenderal Badan Promosi Teknik Internasional (AITEP Jepang),
untuk bersama seorang pengarang Jepang menulis sebuah buku pegangan dalam bidang
teknik tenaga listrik. Badan ini merupakan organisasi tanpa-laba (non-profit) yang pembentu-
kannya disahkan oleh Menteri Luar Negeri Jepang pada tanggal 6 Desember 1967. Tujuannya
adalah ikut membantu perkembangan ekonomi wilayah Asia Tenggara dengan cara menerbit-
kan buku-buku pegangan dalam bidang teknik yang ditulis bersama (co-authorship) oleh
pengarang-pengarang Jepang dan penulis-penulis wilayah dalam bahasa tersebut terakhir.
Oleh karena tujuannya yang baik itu serta mengingat akan kekosongan akan kepustakaan
teknik tenaga listrik yang kian hari kian terasa, maka tawaran Tuan Fukui sungguh menarik
bagi penulis ini waktu itu. Namun, bila penulis teringat akan kenyataan bahwa tidak mungkin
merubah jumlah jam dalam sehari serta kesibukan-kesibukan penulis sebagai seorang admi-
nistrator, maka uluran tangan persahabatan itu berat rasanya untuk diterima. Penulis ini
memerlukan waktu berpikir beberapa malam untuk menimbang-nimbang manfaat buku ini
bagi masyarakat luas pada umumnya, dunia teknik tenaga listrik pada khususnya, dibanding-
kan dengan kelipat-gandaan usaha yang harus diberikan oleh penulis untuk menyisihkan
sebagian kecil dari waktunya bagi buku ini. Setelah merundingkan masalahnya dengan atasan-
nya, Ir' Abdul Kadir, Direktur Utama Perusahaan Umum Listrik Negara, serta berkat pe-
ngertian, dorongan dan izin beliau, penulis berketetapan untuk membantu usaha badan pro-
mosi tersebut terdahulu. Demikianlah, maka naskah perjanjian kerjasama ditandatangani
pada tgl 27 September 1971, dua bulan sesudah Tuan Fukui menyodorkannya kepada penulis.
Buku ini didasarkan atas naskah dalam Bahasa Inggeris berjudul ELECTRIC POWER
ENGINEERING HANDBOOK yang ditulis oleh Dr. Susumu Kuwahara, salah seorang
Direktur dari Electric Power Development Company, Ltd. (EPDC), satu-satunya perusahaan
listrik yang dimiliki negara di Jepang. Oleh karena itu, mudah dimengerti mengapa dasar
penulisannya adalah keadaan di Jepang sendiri. Dalam'BUKU PEGANGAN TEKNIK
TENAGA LISTRIK ini dicoba menyesuaikan penulisannya dengan keadaan di Indonesia-
tentu saja dalam batas-batas kemungkinan yang ada-serta melengkapinya dengan keadaan
di negara-negara lain di luar Jepang, baik yang didapat dari kepustakaan, maupun dari pe-
ngalaman kerja penulis ini sendiri di Kanada dan Amerika Serikat. Penyesuaian dengan keada-
an Indonesia tidak mudah karena ketentuan-ketentuan, peraturan-peraturan dan standar-
standar kurang sekali, tidak ada atau belum ada. Lagi pula, konsultasi penulis dengan ling-
kungan teknik yang lebih luas mengenai pengalaman-pengalaman praktis dalam bidang
tenaga listrik di Indonesia dewasa ini belum dimungkinkan. Kekurangan ini diharapkan
r
I
(4) Prakata
Di atas disinggung bahwa pada tahap pertama ini hanya akan diterbitkan sebagian saja
dari bahan-bahan yang seharusnya ada dalam suatu buku pegangan tentang teknik tenaga
listrik. Bagian-bagian yang lain, misalnya yang menyangkut pembangkitan tenaga listrik dari
tenaga termis (uap, diesel, gas, nuklir, panas bumi) serta distribusi tenaga listrik akan diterbit-
kan pada waktunya, bila keadaan telah memungkinkan. Karena berbagai hal, antara lain,
berlakunya Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan, bagian-bagian yang sudah dapat
diterbitkanpun tidak keluar menurut urutan nomor jilidnya. Sangat besar kemungkinannya
bahwa Jilid II akan terbit paling awal.
Buku ini merupakan hasil karya sebuah kelompok Jepang-Indonesia yang terdiri dari Dr.
S. Kuwahara tersebut terdahulu, dibantu oleh Tuan-Tuan Toshiyasu Tako, Hiroshi Horie
dan Bunichi Nishimura, serta pejabat-pejabat Lembaga Masalah Ketenagaan, yakni Ir. Ibnu
Subroto, Ir. Supartomo, Ir. Komari dan penulis sendiri. Tanpa kerjasama yang baik, buku
ini tidak mungkin dapat muncul dalam bentuknya yang sekarang ini. Dalam hal terakhir,
kepercayaan penerbit kepada penulis juga merupakan faktor pendorong yang tak ternilai
artinya. Para penulis sangat berterima-kasih kepada Ir. Abdul Kadir, Direktur Utama Peru-
sahaan Umum Listrik Negara, atas pengertian yang baik, pemberian izin penerbitan serta sam-
butan beliau untuk buku ini; dan kepada Tuan Haruki Watanabe, Penasehat Ahli (Pemerintah
Jepang) pada Lembaga Masalah Ketenagaan, atas bantuan serta jasa-jasanya dalam berbagai
bentuk. Penulis Prakata ini berhutang budi kepada kedua orang tuanya yang telah banyak
memberikan dorongan kepada anak-anak mereka untuk maju dan berguna bagi masyarakat.
Akhirulkalam, penulis ini ingin menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada isteri dan anak-anaknya yang telah banyak mengorbankan jam-jam rekreasi,
hari-hari Minggu dan hari-hari libur untuk kepentingan penulisan buku ini oleh suami dan
ayah mereka; dan khusus kepada isterinya atas pengertiannya yang mendalam serta bantuan-
nya yang tak terhingga dalam pengerjaan gambar-gambar, tabel-tabel dan daftar-daftar.
Jakarta, Agustus 1972.
/'"2>r? J.f
A. AnrsuuNANDAR
j
''l
SAMBUTAN
Buku-buku dalam bidang teknik yang ditulis dalam Bahasa Indonesia sedikit sekali
jumlahnya. Buku-buku dalam bidang teknik tenaga listrik (electric power engineering) pada
umumnya, yang mencakup hal-hal yang perlu diketahui oleh seorang sarjana muda ke atas
pada khususnya, boleh dikatakan tidak ada. Padahal, kebutuhan akan buku-buku tadi makin
hari makin terasa. Betapa tidak. Permintaan masyarakat akan tenaga listrik melonjak dengan
pesat, meskipun kemampuan Negara memenuhinya masih terbatas. Sesudah mengalami masa
suram sebelum tahun 1966, sekarang sudah mulai terlihat titik-titik terang, meskipun belum
sepenuhnya memenuhi harapan masyarakat. Dari Anggaran Pembangunan Lima Tahun
(PELITA) Pertama didapatkan dana untuk menambah kapasitas terpasang sehingga jumlah-
nya pada tahun 1974 akan mencapai kurang lebih I juta kilowatt. Jumlah anggaran yang
disediakan dalam PELITA Kedua diharapkan akan bertambah besar, berhubung dengan
meningkatnya peranan sektor tenaga listrik karena aksentuasi PELITA Kedua, Ketiga, dan
seterusnya, pada industrialisasi secara bertahap. Dengan perkembangan ekonomi sebesar 7 /o
setahun dalam PELITA Kedua, diharapkan akan dicapai laju pertumbuhan sektor tenaga
listrik sebesar 12,5/, setahun, sehingga jumlah daya terpasang pada akhir masa PELITA
tersebut akan mencapai 1,75 juta kilowatt.
Oleh karena itu, kami menyambut dengan gembira terbitnya buku ini di tengah-tengah
kita. BUKU PEGANGAN TEKNIK TENAGA LISTRIK ini berguna sekali bagi mereka
yang ingin mengetahui sedikit-banyak mengenai teknik tenaga listrik, serta bagi para sarjana
dan sarjana muda teknik tenaga listrik yang ingin mempelajari kembali hal-hal yang telah
mereka perdapat di bangku kuliah guna kepentingan kerja praktek mereka sehari-hari.
Meskipun dalam buku ini masih banyak digunakan ketentuan-ketentuan serta norma-norma
luar negeri, tetapi hal ini tidak mengurangi nilainya sebagai buku, karena prinsip-prinsip yang
digunakan tetap berlaku. Penggunaan ketentuan serta norma tadi semata-mata adalah karena
belum adanya ketentuan dan norma Indonesia sendiri. Bila pengaturan di Indonesia kelak
diadakan, maka prinsip yang universil itu tentu saja akan diterapkan pada ketentuan dan
norma Indonesia.
Sekian sambutan kami. Kami ucapkan "Selamat" atas terbitnya buku ini. Semoga buku-
buku lain menyusul.
Jakara, September 1972 PpnusaselN Uuunt LtsrRIrc Necane
Direksi
s I -/,/-lAtr
t1
DAFTAR ISI
PRAKATA (3)
SAMBUTAN ... ,..,.,, (7)
DAFTAR TABEL ,..... (15)
DAFTAR GAMBAR .. (I7)
BAB 1. UMUM
,J
a
4.1 Umum 25
4.2 Bendungan 25
4.2.1 Macam Bendungan 25
4.2.2 Bendungan Gravitas 26
4.2.3 Bendungan Busur . 26
4.2.4 Jenis Bendungan Urugan 29
4.2.5 Bendungan Rongga 33
4.2.6 Bendungan Jenis Lain 33
4.3 Fasilitas-Fasilitas yang bertalian dengan Bendungan 34
4.3.1 Saluran Curam Banjir (Saluran Limpah) 34
4.3.2 Pipa Kuras 35
4.3.3 Pintu dan Katup 35
4.3.4 Fasilitas Tambahan Lainnya 36
4.4 Jalanan Air . . . 36
4.4.1 Bangunan Ambil Air 36
4.4.2 Kolam Pengendap Pasir 38
4.4.3 Saluran Atas . 38
4.4.4 Tangki Pendatar. 39
4.4.5 Saluran Pipa Tekan 4l
4.4.6 Saluran Bawah 45
4"5 Bangunan Sentral 46
4.5.1 Macam Bangunan Sentral 46
4.5.2 Pusat Listrik Bawah-Tanah 47
4.5.3 Pusat-Pusat Listrik Lainnya 49
4.6 Referensi 5l
Bab L Umum
secara jelas seluruh potensi sumber tenaganya. Jumlah potensi tenaga air di permukaan
tanah disebut potensi tenaga air teoritis, sumber-sumber yang dapat dikembangkan
ditinjau dari segi teknis disebut potensi tenaga air teknis, sedangkan sumber-sumber
yang dapat dikembangkan secara ekonomis disebut potensi tenaga ait ekonomis.
Pada umumnya potensi tenaga air ekonomislah yang dianggap sebagai potensi
tenaga air. Namun dengan kemajuan di bidang teknologi dan perubahan konsep tentang
ekonomi potensi tenaga air, maka kategori potensi tenaga air ekonomis dan potensi
tenaga air teknis diperluas hingga meliputi potensi tenaga air teoritis, dan tidak ada
perbedaan yang tegas di antara ketiganya. Perbandingan antara potensi tenaga air
teknis dan ekonomis terhadap potensi tenaga air teoritis diperkirakan, berturut-turut,
adalah 34-40% dan 20-30\, berubah-ubah tergantung pada tingkatan teknik dan
ekonomi setempat. Penyelidikan di Jepang mengenai perubahan potensi tenaga air
diperlihatkan dalam Tabel l. Potensi tenaga air ekonomis dari sebagian besar negara-
negara di dunia diperlihatkan dalam Tabel 2. Dengan kemajuan-kemajuan yang telah
Sudah Belum
Dibangun Jumlah
Dibangun*
Penyelidikan Masa Tahun
(MW) (Mw) (Mw) (Gwh)
dicapai oleh pusat-pusat listrik Tabel 2' Potensi Ekonomis Tenaga Air untuk Listrik
tenaga termis dan nuklir dengan di Beberapa Negara di Dunia
kapasitas yang besar akhir-akhir
Potensi Ekonomis Tenaga
ini, diharapkan akan timbul kele- Negara
Air (Gw)
bihan tenaga listrik pada waktu
tengah malam pada waktu yang Uni Soviet I 1.100
akan datang. Surplus tenaga listrik Amerika Serikat I 648
itu, karenanya dapat dimanfaat- (termasuk Alaska) |
N.
1.3 Pembangkitan Tenaga Air dan Tenaga Termis
Tebel 3. Daya Terposang dan Produksi Listrik di Dunia (1965)
* Data tahun 1972 dari Perusahaan Umum Listrik Negara dan Perusahaan Umum Otorita Jatiluhur
pusat listrik yang lain. Di Jepang dalam tahun 1968, 70fu dali seluruh kapasitas terpa-
sangnya merupakan pusat listrik tenaga termis. Di Indonesia perbandingannya dalam
tahun 1972 adalah PLTA 39,2%, PLT Diesel 27,0%, PLT Uap 28,5% dan pLT Gas
5,3%."
Cara operasi di atas, yaitu yang memanfaatkan keuntungan-keuntungan pembang-
kitan tenaga air dan tenaga termis banyak diterapkan di berbagai negara, terutama di
negara-negarl yang tidak mempunyai sumber-sumber tenaga air yang melimpah-
limpah. Oleh karena itu penerapannya di Indonesia perlu dipelajari lebih mendalam,
mengingat bahwa potensinya diperkirakan mencapai 28.000 MW.2) Teknologi pembang-
kitan tenaga nuklir terus mengalami kemajuan, sehingga mengakibatkan biaya
pembangunan PLTN terus menurun. Untuk unit sebesar 600 MW biaya pembangu-
nannya dapat ditekan menjadi kurang lebih $230/kW.3)Karenaitupembangkitantenaga
nuklir pada waktu ini banyak dibangun di beberapa negara, sehingga dalam waktu
dekat ini dapat diharapkan bahwa pembangkit tenaga nuklir akan merupakan mayoritas
dari pembangkit-pembangkit tenaga yang ada. Jumlah kapasitas PLTN dalam tahun
2000 diperkirakan akan mencapai 50\ dari jumlah kapasitas terpasang di dunia.a)
Sekarang terlihat kecenderungan untuk mempergunakan pembangkit listrik tenaga
nuklir untuk memenuhi beban dasar dan PLTA dipompa (pumped storage) untuk
memenuhi kebutuhan pada waktu beban puncak.
Kecuali itu ada jenis pembangkitan tenaga termis lain, yaitu yang memanfaatkan
tenaga yang berasal dari panas bumi (geothermal energy). Pusat Listrik Tenaga Panas
Bumi (PLTP) memanfaatkan uap atau air panas yang berasal dari dalam bumi secara
langsung atau tidak langsung guna memutar turbo-generator pembangkit tenaga listrik.
PLTP mengkombinasikan keuntungan PLTU yang biaya investasinya relatip murah
dan keuntungan PLTA yang biaya operasinya relatip murah. Penerapannya di lndonesia
dewasa ini sedang dipelajari dengan seksama, mengingat bahwa potensinya diperkirakan
cukup besar (di Jawa saja 7000 Mw).s'}
\
L 5 Perkembangan Pusat Listrik Tenaga Air Dewasa Ini
Lengkung lama beban (load duration curve) dibuat dengan mengatur lagi beban
pada lengkung beban dalam suatu urutan mulai dari yang besar sampai ke yang kecil,
tanpa memperhatikan waktu. Lengkung ini dipergunakan bersama-sama dengan
lengkung beban.
Faktor beban (load, factor) adalah perbandingan antara beban rata-rata dalam
suatu jangka waktu tertentu dan beban maksimum dalam jangka waktu tersebut.
Jangka waktu tersebut mungkin sehari, sebulan ataupun setahun. Dengan demikian
ada faktor beban harian, bulanan, dan tahunan. Faktor beban itu berbeda-beda sesuai
dengan macam beban, musim, situasi sosial pada umumnya, dan lain-lainnya. Faktor
ini sangat penting untuk dapat mengetahui ciri-ciri dari beban. Tabel 4 menunjukkan
faktor beban dari beberapa industri, dan Tabel 5 menunjukkan faktor beban tahunan
di negara-negara besar di dunia.
Tabel 4. Faktor Beban untuk Industri Tabel5. Faktor Beban Tahunan di Bebe-
rapa Negara di Dunia (1964)
Faktor Beban
Industri Bulanan Faktor Beban
Negara
(%) Tahuna'n
Dengan bertambah majunya teknik pekerjaan sipil sebagai akibat mekanisasi maka
proyek-proyek kemudian dikembangkan secara ekstensip dan besar-besaran. Tabel 6
menunjukkan pusat-pusat listrik tenaga air berkapasitas besar yang ada di dunia ini.
Beberapa di antaranya mempunyai kapasitas melebihi 5.000 MW. Sampai beberapa
tahun yang lalu hampir semua bendungan konvensionil adalah dari jenis gaya berat
(gravity type), namun akhir-akhir ini beberapa jenis lain telah digunakan, seperti
bendungan busur (arch dam) dan bendungan urugan batu (rock-fill dam), yang disesuai-
kan dengan keadaan topografi dan geologi setempat dan menghasilkan biaya konstruksi
yang rendah.
Dewasa ini makin banyak terlihat penggunaan PLTA yang airnya dipompa ke atas
waktu bebannya rendah (pumped storage). Sistim ini sangat menguntungkan untuk
memenuhi kebutuhan sistim tenaga listrik; beban dasar dan beban puncak dipenuhi,
masing-masing oleh pembangkit tenaga termis berkapasitas tinggi dan tenaga air.
Dengan demikian, maka kombinasi antara kedua sistim ini dapat dilakukan dengan
stabil dan ekonomis. Tabel T menunjukkan contoh-contoh kombinasi yang terdapat di
Jepang.
Perkembangan lain adalah pembangunan PLTA di bawah tanah. Kadang-kadang
1.5 Perkembangan Pusat Listrik Tenaga Air Dewasa Ini
'tE ddth9h60\o\
h€€\oE€E\O\O\O
'iio-c
.(6
o\ o\ o\ o\ o\ o\ o\ o\ o\ o\
ahts
o o.loottc.lrirt
o
(, h 6h h \o\o
o
xi se
O (5>>
or 6\0 €t o\o hh oo oo o\o\ oo
(t
o
o o> l)2 o> o> o> o> o> o> o> o> o>
Noo*tan-ct
:rE
hn
8EE
o= o
11 E],
88 88 88 83 88 88 Fr 88
6rA d\6\ NN Oo e.lN
E.B FF
Nol
d
t io
N€ ra OO @\t OO OO 6n Oo OO
o0
cl
o
A €i e.t: Q6 c{N OO OO t$ al€ O\O\ r\O
a
na) 6d
nh
-o S.5 = oH NH Ho on rh Oio o\O rj- hr 9@
6l Or N+ OO rr 6€ NO h€ O- 66 6o
a F
,E _b'5
FF NN de.t
o
e rfo. O-O. @.v1 o"qo.o- .\\o- dis"
$:e
O ol.
OO
otN 60\
h$
<r @A rN OO Oa 60 rO\ ra
(E
00
6l FPr Fq tr& Fo. F0. lr 0. Fcr FA F.A F{g t<a |!
s
tr
,ll
a)
o.E
J-LJ t
'=o
LO F+ O- g g (, o e e O g .o
o hz IO >F >L >L >h. >L >h. >ir. >L >4. R
F1 il
."1 a r*
al
0 E
d 6\o\oorNoo b.&
e ,d datr
o d.-
d-x.
too\c)c)\ot\o 6h
t\
ca Y s=
t. o
v ..1 - E{
q)
d doE
6lor€o
hoo6oo6{h
<il
o (€.^
€ohh.lNo\n il>
H e-6
Xa NN
E
.:.,,Ea xR8K8$8€e8 \
ES EE 60Nho \{
iu E>
J
oo=
U,= ^-' hpN-ido.dhh
hhh os
.E b'9 a.l
NOr6NhO\60 il{
d FF C.l
()l
\0.
5:e
aja 60rroooo60
*ho+nhNa.l
N O C.l a.l \o
.+
.a
\!
ss\
e.l
ig
Ir
ci
E EZ a,S
o
!d I6
zd2
*.2*'
f;*'*ii.Hoz €.c, is
E E E E g} i
q,
tr
d
z
2;fiis-gE1xE BEi Rrr
tO
il>
I
Bab 1. Umum
sistim ini merupakan jalan keluar dalam pemilihan jenis-jenis pembangkit tenaga yang
tepat dan ekonomis oleh karena beberapa macam keadaan, misalnya, keadaan geologi,
topografi, cuaca, dan lain-lain. Dalam banyak hal PLTA dipompa ditempatkan di
bawah tanah untuk menghindari timbulnya kavitasi.
Dengan berkembangnya teknik pembuatan dan dengan demikian juga keandalan
hasilnya, maka kapasitas tiap unitnya dapat ditingkatkan. Agar dapat dibangun
pembangkit-pembangkit tenaga secara ekonomis, telah banyak direncanakan unit-unit
yang besar (sampai 500-600 MW).
Dalam pengembangan peralatan telah dapat dikembangkan turbin diagonal dan
turbin-pompa yang dapat dibalik (reversible). Pengaturan dari iauh (remote control)
telah diterapkan, sehingga beberapa PLTA dapat dikontrol dari satu pusat pengatur.
1.6 Referensi
Di dalam Bab ini digunakan referensi terhadap karya-karya (dalam naskah dinya-
takan sebagai angka-angka "superscript") berikut ini:
l) Grafik-Grafik Tahun Kerja 1972, Perusahaan Listrik Negara Pusat, Jakarta, 1973.
Data untuk PLTA ditambah PLTA Juanda sebesar 125 MW.
2) C. S. Hutasoit "sebuah Studi tentang Sumber-Sumber Tenaga di Indonesia",
Publikasi LMK, Mon. No. 06-ER-68, 1968.
3) M. A. Khan, J. T. Roberts, "small and Medium Power Reactors: Technical and
Financial Requirements" Proceedings, Fourth International Conference on the
Peaceful Uses of Atomic Energy, UN and IAEA, 1971, vol. 6,hal. 57.
4) Nuclear Power and the Environment, IAEA and WHO, 1972,hal- 4.
5) H. Tsvi Meidav, Report on Geothermal Prospects of Indonesia, United Nations, New
York, July 1972.
BAB 2. PEMBANGKITAN TENAGA
AIR DAN ALIRAN SUNGAI
Curah hujan dinyatakan dengan tingginya air dalam suatu tabung, biasaya dalam
mm. Untuk mengukur curah hujan digunakan alat ukur hujan (rain gauge); yang
dikenal, antara lain, adalah alat ukur hujan yang dapat mengukur sendiri dan alat
ukur hujan biasa. Alat pengukur hujan biasa, digunakan untuk mengukur curah hujan
dalam satu hari dan kurang tepat untuk mengetahui intensitasnya dan lamanya hujan itu
berlangsung. Alat pengukur hujan yang mencatat sendiri sesuai untuk mengukur
intensitas dan lamanya hujan. Alat ini sangat cocok dan tepat untuk pengukuran hujan
denganjangka waktu yang lama di daerah-daerah pegunungan di mana para pengamat
sulit untuk tinggal lama di daerah itu. Dewasa ini jenis tersebut banyak digunakan di
waduk-waduk besar di hulu sungai. Tabel 8 menunjukkan curah hujan tahunan di
beberapa tempat di dunia.
Yang dimaksud dengan aliran sungai atau debit adalah jumlah air yang mengalir
melalui suatu penampang sungai tertentu per satuan waktu. Debit dipengaruhi oleh
beberapa faktor, misalnya, oleh curah hujan, keadaan geologi, flora, temperatur, dan
lain-lain, di sebelah hulu sungai. Debit selalu berubah dari musim ke musim dan dari
hari ke hari. Kecenderungan karakteristik dan besarnya debit secara kasar dapat di-
ketahui dengan pengamatan dalamjangka waktu yang lama. Pengukuran debit sungai
sangat penting untuk dapat menentukan tenaga yang dihasilkan oleh pusat listrik
tenaga air. Pengetahuan tentang debit pada waktu banjir mutlak diperlukan untuk
keamanan dalam perencanaan dan pembangunan PLTA. Untuk maksud ini sangat
perlu diadakan pengamatan debit banjir untuk jangka waktu yang cukup lama. Di
t0 Bab 2. Pembangkitan Tenga Air Dan Aliran Sungai
Jepang data-data sebagai hasil observasi jangka panjang ini dapat diperoleh mengingat
adanya jaringan observasi di seluruh negara yang berjumlah kira-kira 800 buah. Pada
umumnya hanya data-data lebih dari l0 tahun saja yang dapat dipergunakan untuk
perencanaan PLTA. Apabila data semacam itu tidak dapat diperoleh, maka perlu
dibuat perkiraan atas dasar data-data lainnya, misalnya data-data aliran yang diukur
di tempat lain dengan kondisi yang sama, atau data-data curah hujan.
Sebagian dari air hujan mengalir pada permukaan tanah menuju ke sungai. Yang
lain menguap atau meresap ke dalam tanah dan diisap oleh akar tanaman atau menjadi
air tanah. Hubungan antaru curah hujan dan aliran sungai tergantung dari berbagai
faktor antara lain, sifat menahan air dari tanah (misalnya karena adanya pohon-
pohonan, keadaan tanah pada permukaan, apakah bergunung-gunung atau merupakan
daerah yang telah dikerjakan), keadaan geologi, curah hujan, waktu datangnya hujan,
dan lain-lain. Oleh karenanya sulit sekali untuk menjelaskan hubungan itu dengan cara
yang sederhana. Dalam banyak hal faktor kedap adalah kira-kira di atas 80/" untuk
hujan lebat, dan di bawah 40/o untuk hujan gerimis.
dan debit sungai pada sumbu vertikal, dengan urutan mulai dari yang terbesar sampai
yang terkecil, lihat Gbr. 2. Lengkung ini merupakan data dasar yang penting untuk
merencanakan pusat listrik tenaga air. Tentu saja lengkung debit ini berbeda-beda untuk
setiap sungai. Bahkan untuk sungai yang sama, lengkungnya berbeda untuk tiap tahun.
Pada umumnya lengkung debit itu rata untuk sungai-sungai yang memiliki hutan lebat.
danau dan waduk di sebelah hulunya (contoh dapat dilihat dalam Gbr. 2). Lengkung
debit tahunan rata-rata dari aliran sungai dapat diperoleh dari lengkung debit selama
l0 tahun. Tiga metoda berikut ini digunakan untuk mendapatkan lengkung debit
tahunan rata-rata:
(a) Lengkung debit seri: Debit harian rata-rata
selama sepuluh tahun ditempatkan berurutan dari
yang terbesar sampai yang terkecil. Kekurangan dari
Sungai A
cara ini adalah bahwa debit air waktu banjir dan
pada musim kemarau terlihat secara berkelebihan.
Debit sungai, yang merupakan data pokok untuk perencanaan pusat listrik tenaga
air, harus diukur secara teliti dan dalam jangka waktu yang sepanjang mungkin. Ada
beberapa cara untuk mengukur debit sungai:
(a) kecepatan rata-rata dari aliran sungai pada suatu bagian dari penampangnya
diukur, kemudian dikalikan dengan luas penampang pada bagian itu. Hasil perkalian
luas penampang dengan kecepatan tersebut adalah debit sungai.
(b) debit sungai diperoleh dari pengamatan tinggi permukaan air, dengan memper-
gunakan lengkung debit-tinggi-air di gardu pengukur.
Pada umumnya cara (b) dipergunakan di gardu-gardu pengamatan. Cara lain
adalah yang disebut metoda sekat (weir), yang hanya dipakai pada sungai-sungai yang
kecil. Pengukuran cara (a) dan (b) dilakukan di tempat di mana aliran sungai seragam
dan tidak menyebabkan kerusakan pada stasiun pengamat tersebut. Di Jepang kete-
rangan-keterangan terperinci mengenai instalasi dan cara-cara pengukuran dari stasiun-
stasiun pengamat itu, ditentukan syaratnya dan diuraikan dalam peratwan mengenai
pengukuran debit untuk PLTA. Persiapan dan pengecekan pada lengkung debit-tinggi-
air, yaitu pengukuran debit sungai harus sebanyak mungkin dilakukan pada beberapa
tinggi permukaan air. Dasar sungai mungkin berubah karena adanya banjir dan hal-hal
ini. Karena itu lengkung debit+inggi-muka-air akan berubah pula; karena itu perlu
diadakan pengukuran ulangan untuk merubah lengkung tadi.
Di bawah ini diberikan beberapa cara untuk mengukur kecepatan aliran:
(a) Dengan alat ukur arus (current meter): Di sini kecepatan aliran dihitung dengan
mengukur jumlah putaran alat tersebut dalam suatu satuan waktu. Alat ini mengguna-
Bab 2. Pembangkitan Tenga Air Dan Aliran Sungai
kan baling-baling berbentuk pipih atau lengkung; periksa Gbr. 3. Jumlah putaran
diukur dengan membuka atau menutupnya suatu hubungan listrik atau dengan
tachometer. Alat pengukur aliran tersebut harus ditera paling sedikit sekali setahun.
Untuk mengukur debit, sungai dibagi oleh beberapa garis tegak dengan jarak l-3 m,
tergantung dari lebar penampang melintang aliran. Tiap garis vertikal kemudian dibagi
oleh beberapa garis mendatar. Kecepatan air diukur pada tiap titik potong dari garis-
garis tegak dan mendatar tadi. Dari kecepatan aliran air pada garis tegak dapat dibuat
grafik seperti terlihat pada Ghr. 4; kemudian dapat dihitung kecepatan rata-rata pada
penampang melintang di bagian tegak tersebut. Debit sungai diperoleh dengan men-
jumlah debit dari tiap penampang tegak. Jarak antara titik-titik pengukuran harus
dibuat lebih pendek pada tempat yang dekat dasar sungai dan dinding sungai.
Keceprtan Alirs
Rrtr-Rrt.
Gbr. 3 Alat Ukur Arus. Gbr.4 Pengukuran dengan Alat
Ukur Arus.
Berikut ini adalah cara yang sederhana untuk menghitung kecepatan aliran rata-
rata:
Jika metoda ini yang akan digunakan, maka kecepatan air pada waktu debit biasa dan
seluruh penampang sungai harus diukur dengan alat ukur arus. Dari hasil pengukuran
itu kemudian dapat dihitung kekasapan dasar sungai sehingga dengan demikian dapat
diperoleh hasil pengukuran dengan ketelitian yang tinggi.
2.4 Referensi
Dalam menentukan pilihan proyek Pusat Listrik Tenaga Air, perlu diperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
(a) Besarnya kapasitas tiap proyek harus ditentukan demikian rupa sehingga
tenaga airnya dapat dimanfaatkan dengan effektif.
(b) Penentuan proyek mana yang akan didahulukan pelaksannannya harus
dilakukan sesudah diadakan pertimbangan terhadap kebutuhan secara menyeluruh dan
setempat serta lokasi yang ekonomis, karena lokasi penyediaan tenaga harus disesuaikan
dengan lokasi kebutuhan. Dalam hubungan di atas, perlu diperhitungkan secara
terperinci hal-hal berikut ini:
(1) Keadaan aliran air.
(2) Keadaan geografis, geologis, dan lain-lain.
(3) Hubungan antara penyediaan dan kebutuhan tenaga listrik.
(4) Biaya pembangunan.
(5) Keuntungan dari pembangkitan tenaga.
(6) Hubungannya dengan pengembangan sungai secara menyeluruh.
(7) Pertimbangan dasar penyediaan tenaga, apakah dari tenaga air atau dari
tenaga termis.
(8) Hubungan antara tenaga yang sudah ada dan rencana kemudian.
(9) Beaya untuk penggantian tanah dan bangunan yang sudah ada.
(10) Jangka waktu penyelesaian proyek.
(11) Jaringan transmisi dan peralatan untuk gardu sehubungan dengan daerah
yang membutuhkan tenaga.
(12) Pengangkutan dan pembuatan mesin dan peralatan lainnya.
Untuk ini perlu ditentukan aliran air dan debit di tempat itu serta tinggi jatuh
(head) dan besarnya waduk yang dapat dibangun sesuai dengan keadaan geografisnya.
Dari data ini kemudian ditentukan jumlah dan jenis turbin air serta unit dari generator,
dan tenaga yang dihasilkan tiap tahun. Perlu pula dipertimbangkan dan ditentukan
lokasi dari proyek, jenis dan dimensi konstruksi bangunan sipil, seperti bendungan,
saluran air, dan gedung sentral. Pada pokoknya perlu dibuat terlebih dahulu beberapa
alternatip rencana garis besar untuk dapat menghitung secara kasar biaya konstruksi
dan pembangkitan tenaga. Dengan demikian dapat ditentukan suatu rencana yang
menghasilkan biaya pembangkitan tenaga yang paling rendah.
Lebih lanjut, sangat penting diperhatikan penentuan besarnya kapasitas pem-
bangkit tenaga; hal ini tergantung pada kecenderungan kebutuhan tenaga dalam masa
yang akan datang. Pembangkit-pembangkit tenaga dengan kapasitas yang sama
mungkin berbeda biaya konstruksinya, tergantung dari beberapa keadaan, misalnya,
16 Bab 3. Rencana Pusat Listrik Tenaga Air
letak geografis, keadaan geologis, dan lain-lain.
Dengan pertimbangan seperti tersebut di atas, hal-hal berikut seyogyanya sejauh
mungkin dipenuhi guna memperoleh beaya pembangunan serendah mungkin:
(l) Tinggi enersi (head) yang mudah diperoleh, jumlah air yang berlimpah-limpah
dan keadaan aliran yang bagus.
(2) Letak geografis dan geologis yang baik untuk bendungan, gedung sentral dan
konstruksi lainnya.
(3) Material untuk beton, bendungan, dan lain-lain mudah diperoleh di sekitar
proyek.
(4) Letaknya baik untuk pengangkutan bahan-bahan bangunan dan alat-alat
berat.
(5) Masalah-masalah yang timbul karena adanya proyek tersebut mudah dipe-
cahkan.
(6) Biaya transmisi yang rendah.
Selanjutnya apabila suatu pembangkit tenaga yang menggunakan waduk besar
dibangun di sebelah hulu sungai, di mana sudah ada pembangkit tenaga di sebelah
hilirnya, maka pembuatan waduk besar ini menjadi sangat menguntungkan; karena
akan menambah tenaga yang dihasilkan oleh pembangkit tenaga yang telah ada. Bagi
proyek yang dimaksudkan untuk pengembangan wilayah sungai secara serbaguna,
seperti, untuk pengendalian banjir, irigasi, dan untuk menghasilkan tenaga listrik, maka
penting sekali untuk dapat menentukan dengan tepat kapasitas pembangkit tenaga
listrik, sehingga dengan demikian dapat diperoleh manfaat yang sebesar-besarnya bagi
seluruh proyek. Di samping itu sudah tentu harus selalu diperhatikan perkembangan
teknologi yang ada. Pada pembuatan rencana yang sesungguhnya, perlu diadakan studi
yang teliti dan mendalam.
Untuk dapat menentukan jadwal dan jangka waktu pembangunan proyek tenaga
air perlu dibuat perkiraan tentang ciri-ciri kebutuhan tenaga untuk jangka waktu yang
cukup lama. Untuk itu harus dipilih proyek yang paling ekonomis ditinjau dari biaya
operasi, dibandingkan dengan seluruh sistim tenaga, di mana terdapat pula pembangkit-
pembangkit termis (dan nuklir).
Tinggi jatuh effektif dapat diperoleh dengan mengurangi tinggi jatuh total (dari
permukaan air pada pengambilan sampai permukaan air saluran bawah) dengan
kehilangan tinggi pada saluran air. Tinggijatuh penuh (full head) adalah tinggi air yang
bekerja efektif pada turbin yang sedang berjalan. Untuk jenis saluran air, bila diketahui
permukaan air pada bangunan pengambilan dan pada saluran bawah serta debit air,
maka tinggi jatuh efektif kemudian dapat ditentukan, dengan dasar pertimbangan
ekonomis. Misalnya, bila kehilangan tinggi jatuh air dapat dikurangi dengan memper-
besar penampang saluran air atau memperkecil kemiringannya, maka tinggi jatuh dapat
dimanfaatkan dengan efektif. Dalam hal ini biaya akan bertambah besar, sedang dalam
hal sebaliknya, biayanya lebih rendah, tetapi kehilangan tenaga menjadi lebih besar.
Oleh karena itu, kemiringan saluran air, luas penampang melintangnya dan luas
penampang pipa pesat harus dibandingkan dengan biaya konstruksinya. Dengan
demikian tinggi jatuh efektif ditentukan berdasarkan atas biaya konstruksi yang paling
ekonomis.
Jika naik turunnya permukaan air waduk sudah dapat ditentukan, maka tinggi
jatuh efektif maksimum dan minimum dapat ditentukan seperti diuraikan di atas, sesuai
dengan permukaan air waduk dalam keadaan maksimum dan minimum. Namun
apabila naik-turunnya permukaan air yang ada sangat besar, perlu diperhatikan hal-hal
berikut:
(l) Tinggi jatuh normal: Ini adalah tinggi jatuh efektif yang dipakai sebagai dasar
untuk menentukan tenaga yang dihasilkan atau efisiensi dari tutbin. Pada umumnya
turbin dapat bekerja dengan efisiensi maksimal pada tinggi jatuh ini. Tinggi jatuh normal
tiipilih dengan cara coba-coba, sehingga tenaga yang dihasilkan setahun mencapai
maksimum atas dasar lengkung operasi dari waduk.
(2) Perubahan tinggi jatuh: Kapasitas efektif waduk dan naik turunnya permukaan
air waduk ditentukan berdasarkan atas daya puncak yang dihasilkan dan lamanya hal
ini berlangsung; hal ini disesuaikan dengan hubungan antara penyediaan dan kebutuhan
tenaga, rencbna penyediaan tenaga pada musim kemarau, pemanfaatan air banjir, dan
lain-lain. Jika variasi dari tinggi jatuh menjadi terlalu besar, maka karakteristik turbin
akan menjadi tidak menguntungkan. Oleh karena itu harus diperhatikan hal-haltersebut
terdahulu dalam menentukan naik-turunnya permukaan air
l8 Bab 3. Reircana Pusat Listrik Tenaga Air
faatkan sepanjang tahun. Ini diperoleh dari jumlah air dalam musim kering dikurangi
dengan jumlah air yang dialirkan di bagian hilir untuk keperluan pengairan, perikanan,
pariwisata, dan lain-lain. Untuk jenis waduk, nilainya adalah jumlah air yang dapat
dipakai selama 355 hari dalam setahun, dikurangi dengan jumlah debit air bagi pema-
kaian seperti tersebut di atas; di samping itu diperhatikan pula persediaan air yang dapat
disimpan dalam waduk dalam musim kemrau.
Jika tinggi jatuh efektif maksimum adalah 11(m), debit maksimum turbin adalah
Q (m'ls), efisiensi dari turbin dan generator masing-masing adalah 4, dan 4o, maka
Daya generator umumnya disebut output dari PLTA. Pada PLTA dipompa, jika tinggi
jatuh bersih dari pompa adalah 11 (m), debit pompa adalah Q (mtls\, efisiensi dari
motor-generator dan pompa masing-masing adalah t7, dan 4, maka daya yang masuk
ke dalam pompa (input) adalah
Pada umumnya, daya masuk (input) untuk PLTA dipompa menjadi maksimum
dalam kondisi tinggi jatuh minimum untuk pompa jenis Francis dan kondisi tinggi jatuh
maksimum untuk pompa jenis Kaplan atau propeller.
Tenaga yang dihasilkan adalah tenaga listrik yang dibangkitkan oleh PLTA.
Untuk perencanaan, kemungkinan pembangkitan enersi dalam setahun dihitung, dan
20 Bab 3. Rencana Pussat Listrik Tenaga Air
ini kemudian dikalikan dengan faktor ketersediaan (availability factor) antara 0,95-
0,97 untuk mendapatkan tenaga pembangkitan tahunan (annual generated energy).
Dari harga ini dihitung biaya pembangunan (construction cost) dan biaya pembangkitan
(generation cost) yang digunakan dalam perbandingan ekonomis dari berbagai rencana.
Sesudah efisiensi keseluruhan (overall)
dihitung, dan atas dasar lengkung aliran (flow duration curve), tenaga listrik yang
mungkin dibangkitkan dihitung dari aliran air, tinggi terjun (head) dan jumlah jam
kerja, sesuai dengan aturan (operation rule) dan kebutuhan sistim tenaga listrik.
Adanya pusat listrik di sebelah hilir sangat menguntungkan, karena kenaikan tenaga
listrik yang dibangkitkannya sangat dipengaruhi oleh perbaikan aliran air, misalnya
dengan penggunaan waduk atau kolam pengatur, pusat listrik dipompa. (pumped
storage), dan sebagainya.
Pusat listrik jenis terusan air (water way) adalah pusat listrik yang mempunyai
tempat ambil air (intake) di hulu sungai, dan mengalirkan air ke hilir melalui terusan
air dengan kemiringan (gradient) yang agak kecil. Tenaga listrik dibangkitkan dengan
cara memanfaatkan tinggi terjun dengan kemiringan sungai tersebut.
Jenis bendungan (dam) adalah jenis pusat listrik dengan bendungan yang melintang
sungai guna menaikkan permukaan air di bagian hulu bendungan dan membangkitkan
tenaga listrik dengan memanfaatkan tinggi terjun yang diperoleh antara sebelah hulu
dan hilir sungai.
Pusat listrik jer is bendungan dan terusan air merupakan jenis gabungan dari kedua
jenis tersebut di atas. Jenis ini membangkitkan tenaga listrik dengan menggunakan tinggi
terjun yang didapat dari bendungan dan terusan.
Pusat listrikTenis aliran sungai langsung (run-of-river) kerapkali dipakai pada pusat
listrik jenis saluran air. Jenis ini membangkitkan tenaga listrik dengan memanfaatkan
aliran air sungai itu sendiri secara alamiah.
Pusat listrikTenis dengan kolam pengatur (regllatine pond) mengatur aliran sungai
setiap hari atau setiap minggu dengan menggunakan kolam pengatur yang dibangun
melintang sungai dan membangkitkan tenaga listrik sesuai dengan perubahan beban.
Di samping itu ada lagi jenis lain dengan kolam pengatur yang dibangun di bagian hilir
pusat listrik beban puncak (peaking power plant) dengan waduk berkapasitas besar
atau kolam (pondage), yang mengatur perubahan aliran air waktu beban puncak (peak
water flow) sehingga menjadi aliran air yang konstan. Pusat listrik semacam ini disebut
pusat listrik jenis kolam kompensasi.
Pusat listrik jenis waduk (reservoir) mempunyai sebuah bendungan besar yang
dibangun melintang sungai. Dengan demikian terjadi sebuah danau buatan; kadang-
kadang sebuah danau asli dipakai sebagai waduk. Air yang dihimpun dalam musim
hujan dikeluarkan pada musim kemarau. Jadi, pusat listrik jenis ini sangat berguna
untuk pemakaian sepanjang tahun.
3.7 Waduk dan Kolam Pengatur 2l
Pusat listrik Tenis dipompa (pumped storage) adalah jenis PLTA yang memanfaat-
kan tenaga listrik yang kelebihan pada musim hujan atau pada saat pemakaian tenaga
listrik berkurang pada tengah malam. Pada waktu itu air dipompa kembali oleh pompa
ke atas dan disimpan dalam waduk. Jadi, pusat listrik jenis ini memanfaatkan kembali
air yang didapat untuk membangkitkan tenaga listrik pada beban puncak pada siang
hari (di Indonesia sekarang sekitar jam 19.00).
3.7.1 Waduk
Waduk menghimpun air waktu musim hujan atau selama jam beban kurang untuk
persediaan dan pemakaian air pada musim kemarau atau waktu beban puncak. Waduk
ini digunakan untuk merencanakan penambahan tenaga listrik dari pusat listriknya
sendiri dan pusat listrik lainnya di bagian hilir. Waduk ini memungkinkan pengaturan
aliran air sungai secara musiman dan dapat dibedakan dengan kolam pengatur dari
perbandingan pengaturan tahunan (yearly regulating ratio, yaitu perbandingan dari
jumlah cadangan dan aliran masuk tahunan); atau dari jumlah hari penyediaan air,
yaitu hari-hari kerja dengan beban penuh dimungkinkan.
Lengkung massa (mass curve) dari aliran air alamiah dipakai untuk mempelajari
skala dari waduk. Lengkung massa aliran air sungai untuk jangka waktu tertentu
(setahun, bila dimaksudkan untuk pengaturan tahunan) dan lengkung massa debit
turbin yang perlu untuk menghasilkan.daya (output) pembangkit dilukis pada gambar
yang sama. Bila lengkung massa debit turbin digeser dari titik di mana kemiringan
(gradient) lengkung massa aliran sungai lebih kecil dari kemiringan lengkung massa
debit turbin ke titik di mana kemiringan lengkung massa debit turbin sama atau lebih
besar dari lengkung massa aliran sungai, maka perbedaan pada sumbu longitudinal
dari kedua lengkung ini menyatakan kekurangan aliran air. Jadi, jumlah maksimum
kekurangan air ini adalah kapasitas waduk yang dibutuhkan. Biasanya kapasitas waduk
yang dibutuhkan dinyatakan oleh massa dari perbedaan antara jumlah aliran air sungai
harian dan aliran ah rata-rata untuk waktu tertentu, dan massa dari perbedaan antara
aliran air yang direncanakan dan aliran air rata-rata di atas. Sebenarnya, setelah garis
besarnya dipelajari dari gambar semacam itu, muka air tertinggi (penuh), jumlah air
yang dapat digunakan (draw down), debit turbin maksimum dan hal-hal lain dari
rencana-rencana yang diproyeksikan dipilih untuk diteliti segi ekonomisnya. Kemudian,
setelah biaya konstruksi dan tenaga yang akan dibangkitkan setahunnya diteliti segi
ekonomisnya untuk berbagai rencana tersebut di atas, maka diambil yang paling
ekonomis. Dalam sistim tenaga listrik yang menggunakan tenaga air, pusat listrik jenis
waduk memegang peranan dalam penyediaan air pada musim kemarau. Dalam sistim
tenaga listrik yang menggunakan tenaga termis, tugas pusat listrik jenis waduk adalah
untuk menyediakan daya (kW) secara stabil sepanjang tahun, yaitu guna penyediaan
pada waktu pusat listrik tenaga termis tidak bekerja, guna penyediaan pada waktu
beban puncak, dan lain sebagainya.
Kolam pengatur dapat mengatur aliran air sungai guna keperluan harian atau
mingguan. Pada saat beban puncak aliran air perlu dapat diatur selama kira-kira enam
jam lamanya. Bila kolam pengatur dimaksudkan untuk mengatur air secara harian,
maka jumlah cadangan (reserve) yang dibutuhkan (O) dapat ditentukan berdasarkan
22 Bab 3. Rencana Pussat Listrik Tenaga Air
rumus berikut ini:
Q:(Qr-Q)xrx3600(m3) (l 5)
Pada umumnya, bila jumlah unit utama berkurang maka biaya konstruksi unit
utama, pipa pesat, transformator, pemutus beban dan alat-alat lainnya menurun, luas
bangunan sentral menjadi kecil dan biaya pemeliharaanpun berkurang. Di samping itu,
bita dipilih unit yang berkapasitas besar maka unit ini diharapkan akan dapat bekerja
dengan daya-guna yang tinggi. Karena akhir-akhir ini keandalan (reliability) peralatan
menjadi lebih tinggi, maka tampak adanya gejala pengurangan jumlah unit generator-
turbin, dalam batas-batas sistim tenaga listrik yang diperbolehkan. Namun, bila ada
beberapa unit dalam pusat listrik, maka pembebanan sebagian (partial) dari beberapa
unit dengan daya-guna rendah tidak diperlukan, karena selalu dapat dipilih sejumlah
unit yang dapat memenuhi beban sistim. Jadi, dalam banyak hal, penggunaan beberapa
unit utama dalam pusat listrik jenis aliran sungai langsung yang mempunyai lengkung
aliran yang kurang baik adalah menguntungkan. Pusat listrik yang selalu akan me-
ngeluarkan air dengan jumlah tertentu ke bagian hilir, pusat listrik yang selalu bekerja
dengan beban sebagian (seperti pusat listrik jenis kolam kompensasi) dan pusat listrik
utama dalam sistim tenaga listrik mungkin akan membawa pengaruh yang besar terha-
dap sungai bagian hilir atau terhadap sistim, apabila ada gangguan (interruption) yang
terjadi padanya. Dalam hal-hal tersebut perlu dipertimbangkan untuk pemasangan
paling sedikit dua unit atau lebih dalam pusat-pusat listrik tadi. Di samping itu untuk
setiap proyek perlu sekali diadakan penyelidikan mengenai fasilitas pengangkutan yang
ada dan batasan-batasan dalam pembuatan unit utama.
Jenis turbin yang paling umum dapat ditentukan dari Gbr. 23 (lihat juga 5.1 dan
5.6), berdasarkan daya ke luar (output) dan tinggi terjun turbin air tersebut. Karena
turbin jenis Francis mempunyai konstruksi yang sederhana dan keandalan yang tinggi,
maka pengembangan turbin air jenis ini maju pesat dan berhasil memasuki daerah
tinggi terjun yang besar (daerah turbin Peltcn). Penentuan jenis turbin air yang akan
digunakan untuk daerah batas antara kedua daerah tersebut dilakukan dengan mem-
perhatikan beberapa hal berikut ini:
(a) Pemilihan jenis Pelton atau jenis Francis untuk daerah tinggi terjun yang besar:
3.8 Penentual Jumlah Unit dan Jenis Unit Utama 23
Bila tinggi muka air banjir besar mencapai saluran bawah (tailrace), jenis Pelton
tidak menguntungkan karena tidak dapat rnemanfaatkan tinggi terjun yang terdapat di
bawah elevasi turbin. Turbin Francis mempunyai cepat jenis yang tinggi dan dapat
mencapai kecepatan yang cukup besar. Karenanya harga generator pada umumnya
menjadi rendah. Untuk waktu kerja yang Iama dengan beban sebagian, turbin Peiton
dengan mulut-pancaran ganda (multi-nozzle) menguntungkan dilihat dari sudut
daya-guna. Apabila saluran pipanya panjang dan kemiringannya rendah, turbin
Peltonlah yang menguntungkan karena biaya pipa pesatnya rendah; ini disebabkan
karena kenaikan tekanannya rendah pada penutupan (shut down) dengan mendadak.
Bila air sungai berkwalitas rendah, maka turbin Peltonlah yang menguntungkan karena
pemeriksaan dan perawatan rotornya mudah.
(b) Pemilihan jenis Kaplan atau jenis Francis untuk daerah tinggi terjun yang
rendah: Bila tinggi terjun dan beban sering sekali berubah, maka turbin Kaplan yang
baik. Untuk turbin Kaplan, cepat jenisnya tinggi dan harga generatornya menjadi
rendah. Namun, tinggi isapnya (draft head) perlu diturunkan, hingga pipa lepasnya
menjadi lebih besar dan biaya pekerjaan sipil bertambah. Turbin Francis menguntung-
kan dilihat dari segi perawatannya karena konstruksinya sederhana. Harga mesinnya
rendah dibandingkan dengan turbin Kaplan.
Mengenai jenis generator untuk pusat listrik ienaga air periksa Bab 6 (bagian 6.1
dan 6.2),
Untuk turbin Pelton sampai sekarang jenis poros mendatar (horizontal) banyak
dipakai. Akhir-akhir ini jenis poros tegak (vertical) dengan mulut-pancaran ganda
mulai dibuat untuk turbin berkapasitas besar.
Untuk turbin Francis berukuran kecil, jenis poros mendatar dengan konstruksi
penyangga yang sederhana adalah yang menguntungkan dan mudah perawatannya.
Namun, jenis poros tegak lebih baik untuk mesin berkapasitas besar atau bila muka
air banjir tinggi.
Untuk turbin Kaplan dan turbin baling-baling biasanya dipakai jenis poros tegak
untuk menurunkan tinggi isap (draft head). Untuk mesin berukuran kecil dipakai
turbin jenis poros mendatar atau turbin tabung jenis poros miring (inclined).
Bila daya keluar P (kW), tinggi terjun efektip H (m) dan jenis turbin diberikan
maka kecepatan putar (revolving speed) dapat ditentukan sebagai berikut:
(a) Eatasan cepat jenis (n,) ditentukan dalam hubungan dengan tinggi terjun
efektip untuk tiap jenis turbin:1)
(b) Kecepatan putar n' untuk n, tertentu dan pintu terbuka penuh ditentukan oleh
rumus berikut ini:2)
nt:n,'fuGnml
, Hs/4 r (20)
(c) Kecepatan putar sinkron (n) yang sama atau di bawah n' dapat dicari dari Tabel
l5 atau dari rumus:3)
120 f (21)
n: -----L
p
di mana;f : frekwensi (Hz)
p : jumlah kutub generator
Untuk turbin Pelton titik pusatnya ditentukan l-2 m di atas muka air banjir di
saluran bawah (tailrace). Karena turbin ini umumnya dipakai untuk tinggi terjun yang
besar, maka kerugian tinggi (loss) secara keseluruhan kecil dan tidak berarti.
Untuk turbin Francis dan turbin Kaplan mula-mula nilai r, dihitung, dan koefisien
kavitasi kritis (o,) ditentukan dari Gbr. 41 (lihat Bagian 5.9). Kemudian diperkirakan
suatu kelonggaran tertentu (1,3-1,4 kali o") dan faktor kavitasi (or) waktu operasi
diberikan. Tinggi isap dapat dihitung dengan rumus berikut:a)
3.9 Referensi
4.1 Umum
Fasilitas tenaga air untuk pusat listrik adalah fasilitas yang menyalurkan air dari
sungai, danau dan lain-lainnya, ke turbin air guna membangkitkan tenaga listrik de-
ngan memanfaatkan perbedaan muka air di hulu dan di hilir. Walaupun ada beberapa
perbedaan antara berbagai cara pembangkitan namun fasilitas teknrk sipilnya pada
pokoknya terdiri dari bendungan untuk memasukkan (intake) atau menyimpan air,
saluran-saluran air atas (headrace) dan bawah (tailrace), serta gedung sentral di mana
dipasang turbin air dan generator. Fasilitas teknik sipil ini merupakan bagian terbesar
dari fasilitas-fasilitas tenaga air untuk membangkitkan tenaga listrik. Lebihlebih
dewasa ini, bila suatu pusat listrik tenaga air berkapasitas besar dibangun dengan
bendungan raksasa, maka baik-tidaknya pusat listrik semacam ini tergantung dari
baik-tidaknya fasilitas teknik sipilnya, mengingat skala dan biaya pembangunannya.
4.2 Bendungan
Bendungan busur, dilihat dari struktur dan bentuknya, dapat dibagi dalam jenis
jari-jari (radius) konstan, jenis sudut konstan dan jenis kubah (dome). Setiap jenis
memiliki ciri-ciri khusus dan dapat menahan tekanan air serta kekuatan luar lainnya,
terutama oleh aksi kekuatan busur (arch action), dilihat dari segi dinamikanya. Akhir-
akhir ini bendungan jenis ini banyak dibuat di Jepang. Pada jenis jari-jari konstan
sudut pusat daripada busur pada setiap potongan mendatar konstan; perencanaan dan
pembuatannya mudah. Tetapi karena sudut pusat menjadi kecil pada bagian bawah
bendungan, maka ada kekurangannya, yaitu busurnya akan kurang memiliki efek
membusur. Jadi, bendungan semacam ini cocok untuk lembah yang berbentuk U atau
untuk bendungan rendah, tetapi tidak cocok untuk bendungan yang amat tinggi.
Bendungan jenis sudut konstan menghilangkan kekurangan itu dan dibangun sedemi-
kian rupa sehingga sudut pusat dari setiap unsur busur dibuat besar. Umumnya,
4.2 Bendungan 27
g
c
3
4
E
E
u
e
-o 6
o
E
Ai
u
00
(n
{s
6
(
o
tu
d
d : r
E E
str E
c E GI
a o
g U)
q0)
8
o c
d
,,
a
€
e 8' @
J
E 6
E
A !J
a tr I 56t
e l!r
6 a U)
B
d a a
u r0 E 6
a
E q
j cl
u
e ()
I
I
u 6l
@ a0
(
t
E
E
o 6)
tq
A
6t
d
u
d
\o
F
Ea E
I, I
E
Eg
SR sN t
E I88
o
o
@
e
o
6
o
U)
dd d E E EE
J )J
J
E
()
F
6U U
6E .E
ld A
;! ti 0 g o
^0e
z U
I o 6
E! o u d
&A
aa
E
o
c
E
E
a
z 1
E,{
ov E
6 {E 6
E
E
Fq
6
c U
/ N
x6 !
F
o
E U
r31
! s q q
I
E o c
& U
n E
a
c
8
E 9i
o a
9
e
J
28 Bab 4. Fasilitas Teknik Sipil
.!\ E
<.-\.
:u
<E
5il
!3
A- H
J
,!
'&E
a
c
o
EO
Fr
>F
ol
!r
ira
-.E
.,?;,
lFi
{l
J\
/ --J
I
(- 'r
E
X
g I
d ,
o
N
LjiJllfrH----:::7
lrl llr=--
illil /
i
u
li lr/iu|]ts+ -- ,,
llr, ll,L,'H_
- --=
/ .,'
/ .
w'
tfi)!il., I
A
,,' E
x6 ')t4lt',/'-t u r I*
Lt' t'
/ii,r{
A
e
/i
./llE
'1,'61
g
d
6
./iF.
,'i-
&
d
/'rE
/tE
u H ,/ii
( t!
X 6t
(
1,-
/ /A
d.
e H
I
6l
:./
E]
E
E
6
/A g
{ i b0
cn
0
B
F
lr o
la
€
\0
L.
()
4.2 Bendungan 29
Bendungan yang diurug dengan batu, bendungan tanah dan bendungan campuran
(mixed dam) dari kedua jenis tersebut di atas, secara umum disebut jenis bendungan
urugan (fill type dam). Bendungan macam ini tidak membutuhkan pondasi yang baik,
seperti halnya pada bendungan beton. Bahan-bahan alamiah seperti batu, tanah liat,
pasir, dan sebagainya, merupakan bahan konstruksinya yang utama. Jadi, apabila
bahan-bahan ini dapat diperoleh di sekitar tempat pembangunan bendungan dan pe-
ngerjaannya secara mekanis dimungkinkan, maka bendungan jenis ini sangat ekonomis.
Bendungan urugan batu (llhat Gbr. 8) sebagian besar teidiri dari tubuh utama yang
terdiri dari batu dan dinding yang kedap air (impervious). Dinding kedap air menurut
konstruksinya dapat dibagi menjadi jenis kedap air dengan muka langsung menghadap
air dan jenis dinding kedap air; sedang menurut bahan yang dipakai dapat dibagi
30 Bab 4. Fasilitas Teknik Sipil
.^,
t------\
_/ '\ r-
\\ - --\.=- \
\
"j1, i'li
:N 7(r--.,\
A \\
'\_\ \\
E.;
\ €'F *-
. ?==
u
*.q
d
b---\
\
\
-r
/
/'
I
u
A )
0fu
tr
6 o
E
I ,|{
CI
CI
ll
tr
F
u
,! aa-> 6)
r{
*,\., t\'
L
0
----i\ ':
ce
67--r---
-.-u1- (l
ocz. -7-\ o0
E
@---. q)
tr
uz/-_-. '
c!
r-
4.2 Bendungan ll
(
a
E
lq\ 6
6t
tr
6)
2
.b0
;6
1 Cr.
)o
X
E
F
e
F.
&
ia -a
!tr
HJ
id
H€)
=q
,/l
;s
otr
c!
0)
,.:l
Eb
Fr ;H 0
F- cn
00
€
q)
(.)
F.
6 a
Fgr
.rd n
Fl
o
laF 11
h
32 Bab 4. Fasilitas Teknik SiPil
a
A
E
U
E
o
A
E
0
6
6l
a
E
d
c o
U
d
tr
e
o
d
tr o
d
u a
p d
o0
w
(l
BO
E
a)
rq
!
i
( o
A
U'
,a\ ./\8'. 6
o
o
6
z
Wu' (d
00
E
d D
i( Nu., 6l
UD
6)
E
I €
6
=t) a
';E EII
al.n
!
dx6
I drE o
x
Ii,
s
(lE ,
!l&l*
.E€ E
i Eti
(J trEi
4.2 Bendungan 33
menjadi jenis berdinding beton dan jenis berdinding tanah. Karena tubuh utama yang
dibuat dari batu tak dapat tidak harus tenggelam, maka hanya dinding kedap air yang
bersifat lentur (flexible) yang akan dapat menyesuaikan diri dengan tubuh batu tersebut.
Ini berarti bahwa dinding kedap air dari tanah liatlah yang umum dipergunakan.
Untuk membran yang menghadap ke air biasanya digunakan membran lapisan
beton bertulang, meskipun akhir-akhir ini ada kecenderungan untuk memakai bahan-
bahan yang lentur, seperti aspal dan lain-lain. Dalam perencanaan bendungan perlu
diadakan penyelidikan mengenai stabilitas lereng bendungan, keamanan terhadap
longsoran, tekanan dan tenggelamnya bahan-bahan timbunan, serta perembesan ter-
hadap dinding kedap air. Di samping itu ada beberapa hal lain yang patut diperhatikan,
yaitu bahwa bendungan urugan batu hendaknya dihindarkan dari peluapan waduk,
dan bahwa saluran banjir (flood chute) tidak dapat dibuat pada bendungan ini. Karena
itu, bila dibandingkan dengan bendungan-bendungan jenis lain saluran banjir dan
terowongan darurat merupakan unsur biaya konstruksi yang besar (lihat 4.3.1). Lagi
pula, dari segi ekonomi lebih baik tanah hasil penggalian untuk fasilitas tambahan ini
dan hasil galian terowongan dimanfaatkan sebagai tubuh utama bendungan batu.
Bendungan tanah adalah bendungan yang dibuat dengan cara menimbun tanah.
Bendungan yang dibuat sekarang kebanyakan
Membran Trnah Liat adalah dari jenis dinding halang rembesan (core
wall type); lihat Gbr. 9. Ciri-ciri dan hal-hal
yang perlu dicatat mengenai bendungan tanah
ini sama dengan hal-hal mengenai bendungan
urugan batu. Di Jepang, tidak banyak dibuat
Gbr.9 Bendungan Tanah. bendungan tanah untuk PLTA, tetapi banyak
dibuat untuk keperluan pertanian. Bendungan
jenis ini termasuk yang tertua dalam sejarah.
Bendungan rongga memiliki struktur yang dapat menahan gaya luar, seperti
tekanan air, dan lainJain, pada bidang rata atau busur berganda (multiple arches) dan
menyalurkan gaya ini ke pondasi melalui sangganya (buttress), Bendungan ini umumnya
dibuat dari beton bertulang dan, menurut konstruksi dinding tabirnya, secara garis
besar dapat dibagi menjadi jenis bidang rata (flat deck) dan jenis busur berganda.
Bendungan semacam ini biasanya ekonomis karena lebih sedikit menggunakan bahan-
bahan, tetapi lebih rendah nilainya daripada bendungan gravitas dilihat dari segi
keamanannya karena kurang kokoh. Oleh karenanya, jenis ini kurang cocok untuk
bendungan yang amat tinggi. Bendungan gravitas yang kosong (empty gravity dam)
dengan rongga di bagian tengahnya juga termasuk jenis bendungan ini; akhir-akhir
ini bendungan gravitas semacam ini dibangun juga untuk ketinggian yang cukup besar
(lihat Gbr. 10).
Kelebihan dari bendungan semacam ini adalah karena berkurangnya tekanan
desakan ke atas (uplift pressure) dan mudahnya pengerjaan panas pengerasan beton
(concrete hardening heat). Di samping itu bendungan jenis ini dapat mengurangi voluma
beton sampai 20-30% dibandingkan dengan bendungan gravitas.
Tampak Hilir
.L.
Pada bendungan beton saluran banjir biasanya dibuat pada puncak tanggul dan
dinding arah (guide wall), dibuat di permukaan bagian bawah bendungan, serta dibangun
untuk mengalirkan air ke bawah. Pada bendungan jenis urugan air disalurkan melalui
tempat tertentu pada bendungan, melalui saluran terbuka yang letaknya terpisah sama
sekali dari bendungan, atau melalui terowongan (lihat Gbr. 8). Sebagai pintu saluran
banjir (flood chute gate) yang banyak dipakai adalah pintu air Tainter dan pintu air
limpah silindrik (lihat 4.3.3).
Untuk bendungan yang relatip rendah yang dibangun di sungai-sungai yang mem-
bawa banyak tanah, pasir, batu dan lain-lainnya, maka beberapa tahun sesudah pem-
bangunan selesai bahan-bahan tadi akan terkumpul dalam ruang penampungan ben-
dungan dan kemudian akan turut meluap melalui puncak bendungan pada waktu
banjir, lalu masuk dalam pintu rnasuk (intake). Oleh karena itu diadakan pipa kuras
(scouring sluice) untuk mencegah terjadinya keadaan tersebut. Tempat penguras bia-
sanya dilengkapi dengan pintu (gate).
Ada berbagai macam pintu yang merupakan pelengkap suatu bendungan, yaitu
antara lain, balok tahan (flash board), pintu air tromol (drum gate), pintu air geser-
tegak (sluice gate), pintu air limpah silindrik (roller gate), pintu air Stoney, pintu
Tainter, pintu air guling (rolling gate), pintu air gerigi (caterpillar gate), dan lain
sebagainya. Dari pintu-pintu ini hanya yang banyak digunakan sebagai pelimpah
banjir yang akan dijelaskan lebih lanjut. Balok tahqn dibuat sedemikian rupa sehingga
balok sekat (weir) dan tiang penyangganya dihubungkan melalui sendi yang berputar,
dengan puncak bendungan; balok sekat dapat naik dan turun dengan mengangkat dan
menurunkan tiang penyangganya. Pintu semacam ini adalah pintu air yang sederhana
dan dipasang pada bendungan kecil guna mengatur air pasang atau muka air pada
pintu masuk (intake), atau untuk membuang kayu-kayu yang mengapung, kotoran,
dan lain sebagainya.
Pintu air geser-tegak banyak dipakai apabila bentangan (span), tekanan air, dan
lain sebagainya, relatip kecil. Badan pintu ini naik dan turun sepanjang alur pintu (gate
guide), sedangkan karet penahan air dipasang pada bagian pintu tersebut. Untuk me-
ngangkat pintu dikenal beberapa cara, antara lain, dengan kili-kili datar (winch) yang
ditarik dengan tali kawat.
Pintu air limpah silindrik (periksa Gbr. l2) banyak dipasang pada bendungan untuk
menyalurkan air pasang. Roda (roller) dipasang pada badan pintu untuk mengurangi
gaya gesekan (friction force) pada alur pintu yang terjadi pada waktu pintu tersebut
diangkat atau diturunkan. Pintu jenis ini sangat cocok untuk sungai yang amat lebar
atau bila terdapat tekanan air yang besar, atau bila pintu sering digunakan.
Pintu Tainter (periksa Gbr. 13) banyak dipakai untuk menyalurkan air banjir
terutama pada bendungan yang tinggi. Tekanan air ditahan oleh papan sekat (weir
board) yang berbentuk busur (arch). Papan sekat tersebut ditunjang oleh batang pe-
nyangga berbentuk radial. Kemudian pintu ini dipasang pada bendungan dengan ditahan
oleh dua sen{i. Jika dilihat dari samping bentuknya seperti kipas. Pintu ini dapat
dibangun secara sederhana dengan menggunakan sedikit bahan. Namun, pintu ini
mempunyai kelemahan, yakni kurang kuat terhadap peluapan air dan secara keseluru-
han bentuknya kurang kaku.
36 Bab 4. Fasilitas Teknik Sipil
Pintu air gerigi mempunyai gerigi sebagai ganti roda (roller), dan merupakan
semacam pintu air limpah silindrik. Jenis ini digunakan untuk tekanan air besar dengan
daya angkat yang besar, dan terutama dipakai untuk pintu masuk (intake) pada air
yang dalam.
Katup (valve) yang digunakan sebagai pelengkap suatu bendungan dipasang pada
saluran pembuang pada bendungan tersebut. Macam katup yang dikenal adalah katup
jarum (needle valve), katup pancaran rongga (hollow jet), katup Howell, dan lain
sebagainya; katup-katup ini dapat mengatur debit saluran pembuangan air. Akhir-
akhir ini banyak digunakan jenis katup pancaran rongga dan katup Howell.
Disamping fasilitas tersebut di atas ada pula fasilitas tambahan lainnya, misalnya,
laluan balok kayu (log chute) untuk menyalurkan balok kayu dan rakit yang terapung,
lintasan ikan (fishway) untuk memungkinkan ikan lewat, dan lain-lain. Pada bendungan-
bendungan tinggi dewasa ini diambil langkah-langkah pengamanan tertentu, tanpa
menyediakan fasilitas-fasilitas khusus tersebut tadi.
Bangunan ambil air (intake) adalah fasilitas yang dipakai untuk mengambil air
langsung dari sungai ataudari tempat penyimpanan (waduk) ke dalam saluran air. Ada
sedikit perbedaan dalam perencanaan antara PLTA jenis aliran sungai langsung dan
PLTA jenis waduk. Yang pertama, langsung menerima aliran air sungai dan harus
4.4 Jalanan Air 37
dibangun berdekatan dengan bendungan ambil air (intake dam), dengan memilih dasar
sungai yang stabil dan tempat yang aman terhadap banjir, Pintu masuk harus dibuat
di bawah permukaan ambil air yang terrendah. PLTA jenis waduk mendapatkan air
dari waduk atau kolam (pondage), sehingga bangunan ambil airnya harus merupakan
fasilitas yang memungkinkan masuknya air dari waduk dengan tinggi permukaan
berapapun juga. Pada cara terakhir ini bangunan ambil air dapat dibuat bersambung
dengan atau dekat bendungan, atau terpisah sama sekali, tergantung pada keadaan
geografi atau saluran airnya. Pada pokoknya saluran air yang berhubungan dengan
bangunan ambil air merupakan terowongan tekanan (pressure tunnel), dan bangunan
pelengkapnya, seperti pintu ambil air, saringan, dan lain-lain, biasanya menerima
tekanan air yang kuat. Karena itu konstruksinya perlu diperhatikan secara khusus.
Bangunan ambil air jenis sumur (pit) atau jenis menara (Gbr. l4) dipakai untuk pe-
ngambilan air untuk beberapa bendungan yang mempunyai surut muka air (draw down)
yang besar. Selain pintu air, pada umumnya ada pula saringan yang terbuat dari baja.
Saringan ini mencegah masuknya kotoran, potongan kayu yang hanyut, dan lain-lain
yang terbawa aliran air. Pada bangunan ambil air untuk bendungan waduk, juga dipa-
sang balok (boom) pada permukaan air dekat bangunan tersebut,
rx rY
Ujung Perglihu
Batas
Laluan
-.1Baie
Apabila air dialirkan dari bendungan ambil air (intake dam)-seperti pada pusat
Iistrik jenis aliran sungai langsung atau bendungan ambil air dari saluran air cabang,
38 Bab 4. Fasilitas Teknik Sipil
Brlok Tehan
maka perlu dibangun kolam pengendap pasir (sand settling basin; Gbr. l5) di dekat
bendungan tersebut, untuk menghindarkan masuknya tanah atau pasir ke dalam
saluran air. Akan tetapi, apabila kolam pengendap tidak dapat dibangun di sekitar
bendungan mengingat keadaan geografis atau sebab-sebab lainnya, maka kolam ter-
sebut dapat dibuat sedikit lebih jauh dari bendungan tersebut. Kolam pengendap ini
pada umumnya harus dibangun sedemikian rupa sehingga tanah dan pasir dapat se-
penuhnya mengendap dengan jalan melebarkan penampang saluran air dan membatasi
kecepatan air sampai 20-30 cm/detik. Seringkali dibuat pipa kuras dan dipasang
pintu atau balok tahan (stop log) untuk menguras tanah yang tertimbun dalam kolam
pengendap pasir.
Saluran atas (head race) adalah konstruksi (structure) yang menyalurkan air dari
bangunan ambil air (intake) ke pusat listrik jenis aliran sungai langsung, dan lain seba-
gainya. Biasanya yang dinamakan saluran atas adalah jalanan air (water way) dari
bangunan ambil air sampai tangki pendatar (surge tank), atau tempat mulainya pipa
4.4 Jalanan Air 39
pesat (penstock). Ada berbagai macam saluran atas, antara lain terowongan, saluran
terbuka dan saluran tertutup. Apabila saluran atas harus memotong sungai, lembah,
dan semacamnya, maka dibuatlah bangunan salur air (aqueduct) atau sifon (syphon),
sesuai dengan keadaan setempat (Gbr. l6). Penampang saluran atas lazimnya berbentuk
bulat atau tapal kuda (horse shoe), terutama untuk jenis terowongan; bentuk segi empat
atau bentuk berkaki (pedestal) dipakai pada saluran terbuka dan saluran tertutup.
Terowongan terbagi atas terowongan tekan dan terowongan tanpa tekan. Yang disebut
pertama berpenampang bulat dan dibuat dari beton bertulang. Apabila tekanan air
yang direncanakan relatip kecil, keadaan geologinya baik dan tekanan air di dalam
terowongan dapat dibebankan pada tanah aslinya, maka terowongan tersebut dapat
dibuat dengan beton biasa, dan penampangnya dapat berbentuk sepatu kuda. Dalam
perhitungan hidrolik dari saluran air ini dapat dipakai rumus Manning:a)
V : I R2/3lt/z (23)
4
di mana Z: kecepatan rata-rata
Tangki pendatar atau tangki lepas tekanan mendadak (surge tank) ditempatkan
pada terminal terowongan tekan pada pusat listrik jenis bendungan bersaluran (dam
waterway type), dan bertugas mengatur jumlah air untuk menyerap pukulan air (water
hammer; mengenai hal ini lihat 4.4.5), apabila debit air pada turbin tiba-tiba berubah.
Tetapi tangki air yang ada pada terowongan tanpa-tekan (non-pressure tunnel) disebut
tangki atas, dan bertugas mengatur debit dan membersihkan pasir. Pusat listrik jenis
bendungan biasanya tidak diperlengkapi dengan tangki pendatar karena waduk itu
sendiri bertugas sebagai pelepas tekanan (pressure discharge).
Tangki pendatar yang sederhana (Gbr. 17 a) berbentuk silinder biasa, mempunyai
garis tengah yang besar, serta mempunyai daya hisap pukulan air yang baik. Bentuk
ini jarang dipakai karena membutuhkan kapasitas yang relatip besar dan tidak bkono-
mis.
40 Bab 4. Fasilitas Teknik Sipil
(c) Tangki Pendatar dengan Lubang Terbatas (d) Taneki Pendatar dengan Ruangan
Ruang Atas
Ruang Bawah
Saluran Atas
Saluran Atas
Pada tangki pendatar diferensial (Gbr. l7 b) ada pipa berbentuk silinder, dengan
luas penampang 70-10070 dari penampang saluran, yang dinamakan pembangkit
(riser) dan dipasang dalam tangki air. Pembangkit ini dihubungkan langsung dengan
saluran. Badan tangki air dan saluran dibuat sehingga keduanya dihubungkan melalui
sebuah pintu (lubang kecil). Permukaan air dalam pembangkit akan naik atau turun
dengan cepat sesuai dengan perubahan beban dari turbin air sehingga kecepatan aliran
dalam saluran dapat diatur. Sebaliknya air yang terdapat dalam tangki air utama ber-
tugas untuk menampung debit yang berlebih dan menambah debit yang kurang. Bentuk
ini umumnya banyak dipakai karena luas penampangnya kecil dan mempunl'ai daya
serap gelombang yang besar.
Pada tangki pendatar dengan lubang terbatas (restricted orifice; Gbr. 17 c) ada
iubang antara dasar tangki pendatar sederhana dan salurannya; iadi, bentuknya seperti
tangki pendatar diferensial yang pembangkitnya dihilangkan. Kapasitas tangki air
sama kecilnya seperti padajenis diferensial, akan tetapi di sini banyak kekurangannya,
yaitu karena pukulan air menjadi besar dan daya serap tidak begitu baik.
Tangki pendatar dengan ruangan (chamber surge tank ; Gbr. 17 d) adalah semacam
dengan tangki pendatar sederhana, tetapi ditambah dengan ruangan-ruangan air (water
chambers) di bagian atas dan bawah. Tangki yang berbentuk silinder penampangnya
relatip kecil dan bertugas sebagai pembangkit. Ruangan bagian atas gunanya untuk
menghisap air yang membubung naik, sedangkan ruangan bagian bawah menambahkan
air yang kurang. Bentuk ini dipergunakan apabila surut muka air (draw down) yang
ada besar, sedangkan terowongannya panjang sekali. Untuk keadaan geologis tertentu
bentuk ini ekonomis. Akhir-akhir ini diadakan beberapa perbaikan dengan mengambil
keuntungan yang terdapat pada tangki pendatar diferensial, misalnya, dengan menam-
bahkan pintu antara tangki dan ruangan bagian bawah. Perhitungan hidrolik dari
tangki pendatar harus dipecahkan dengan cara integrasi numerik (numerical integration)
dan dihubungkan dengan persamaan kinetik dan persamaan kontinuitas. Untuk tangki
pendatar sederhana persamaan dasarnya terdiri dari persamaan !kinetik:5)
lda Z +Caz
sdi: ---T-
(24)
4.4 Jalanan Air 4t
r*:Q- fa (2s)
di mana .g
: percepatan gaya tarikan bumi
?, : kecepatan aliran dalam saluran
7: permukaan air dalam tangki pendatar atas dasar keadaan muka air pada
waktu tidak ada beban (arah ke bawah adalah positip)
C: koefisien kehilangan tinggi terjun (loss of head) dalam saluran
.F: luas penampang tangki pendatar
0 : debit turbin air
.f : luas penampang saluran
7: panjang saluran
Metoda-metoda Runge dan Runge-Kutta6) serta metoda yang merupakan perbaikan
dari metoda-metoda tersebut di atas (misalnya metoda Takahata) dipakai untuk per-
hitungan integral numerik. Tetapi cara perhitungan semacam ini sulit; akhir-akhir ini
pemecahannya dilakukan secara grafis dan komputer elektronik.
Pipa tekan yang dipakai untuk mengalirkan air dari tangki atas (head tank) atau
langsung dari bangunan ambil air ke turbin air disebut pipa pesat (penstock). Saluran
pipa tekan adalah nama umum bagi dasar atau terowongan yang dipakai untuk menem-
patkan pipa pesat, blok angker (anchor block) dan pelana (saddle), yang akan menahan
pipa pesat tersebut (Gbr. l8). Apabila suatu pusat listrik dibangun di atas permukaan
tanah, maka pipa pesatnya biasanya dipasang tanpa penutup sepanjang permukaan
tanah. Sesuai dengan keadaan geografis dan geologi setempat pipa pesat ini dapat
dipasang tanpa penutup atau dipasang dengan dibungkus beton dalam terowongan.
Apabila pipa pesat ini dihubungkan dengan pusat listrik bawah tanah (underground),
maka cara ini banyak dipergunakan. Kadang-kadang pipa pesat ini dipasang dalam
tanggul, terutama dalam hal pusat listrik jenis bendungan (Gbr. l9).
Dewasa ini untuk pipa pesat biasanya digunakan pipa baja. Pipa-pipa dengan
panjang 6 m dilas di tempat, kemudian dipasang. Bagian yang dilas harus diperiksa
dengan sinar-X. Sampai sekarang dianut pendapat bahwa pipa baja bertekanan tinggi
cocok untuk suatu rencana (design), meskipun masih ada persoalan mengenai pe-
ngelasannya. Akhir-akhir ini cara ini banyak dipakai karena kemajuan dalam teknik
pengelasan. Bila pipa pesat dipasang dalam terowongan di pegunungan yang berbatu
dasar (bedrock) baik, maka dapatlah dibuat rencana tertentu sehingga pipa baja, batu
dan pembungkus beton merupakan satu kesatuan dalam menahan tekanan air. Karena
itu dewasa ini metoda penanaman pipa seringkali dipakai karena pertimbangan eko-
nomisnya.
Di samping itu ada pula yang disebut pipa pesat yang bersimpai (banded pipe).
Di sini dipakai metoda pemasangan cincin baja dengan cara mengerutkannya pada pipa
baja. Hingga sekarang masih ada kesulitan dalam hal pengerjaan termis (thermal treat-
ment) dari pipa baja jenis ini. Akan tetapi sebagai hasil penyclidikan dan pengemba-
42 Bab 4. Fasilitas Teknik Sipil
I
EE
At:
e c z
{ o *l
E
!1 u d
a d d
d I z :l
E
E-
ia u
kd
<;
c oH
5! {9
t! ,, 2-'v.' , *
,*- n
.J
F\
A9
\.' :
a
.ri
--///
;":i'*p
__.+:- _ < --_ _/--
------------a /- i
X
"+lt '
tr
tr
I
a
Fr
t E
!
o
tr {
a .o
A p
:E
F
3l o
"l M
6 6
u
p
g E
f,i
e:8
66)
3 A
N I EE
z q
6
9- a
u
6 c
ud
i
c
!
(
/ 6
A
F I
,/ /'-\,
U)
u (
E
i( D
u
(
E
a
A
A
o dtiB
\-Y;...i /
YJjz
tr
u
' Fi
6
6
n
E
d 6
&
o
8
6 a
I 6 d
j
6
I A .E
A I
J .E
{ I EB L /8 6
6 Dar E
/ rF Xa
'=d
teh 6e
,
I
!
.:
6
C Fl
4.4 Jalanan Air 43
'>
!
o ..i
(
E
6
,](
d
; E
d
I A
E
B
d : Ir
E c
A
q a 3-
I F
!
i o (
!(
. a
: d E
3 E
E -)
A
sq
6
x 6i
a
d
I
*
BO
E cl
F
Pi
6 F
Fl
A
U
E d
6
Ia o
4 il
d
a
A
o\
ul
!
6
E
I
tr;
Erq
EI
-ri I
dU
t=
!E OE
r.3
EE
J6
Bab 4. Fasilitas Teknik Sipil
ngannya di Perancis, Itali dan negara-negara lain, dewasa ini telah diketemukan cara
yang disebut pipa-pipa yang bersimpai sendiri (self-hooped pipe). caranya adalah
dengan memberikan pra-tegangan (prestress) berupa tekanan (compression) pada pipa
bagian dalam dan pra-tegangan berupa tarikan pada simpai tersebut. Cara ini lazim
dipakai untuk pusat listrik dengan tinggi terjun yang besar.
Dalam perencanaan pipa pesat harus diperhitungkan kemungkinan tekanan air
yang terbesar dengan mengingat akan kenaikan tekanan yang disebabkan oleh gelom-
bang dan pukulan air, di samping tekanan hidrostatis yang ada, Karena itu timbul per-
soalan mengenai besarnya peningkatan tekanan tersebut. Apabila kecepatan rambatan
tekanan adalah a mfs, panjang pipa pesat adalah L (m), waktu yang dibutuhkan untuk
menutup sudu antar (guide vane) adalah 7 detik, maka akan diperoleh rumus-rumus
berikut. Apabila
7 a2J
d,
d,
Ah - _7t (26)
I
Apabila r >21 d,
^o:ry
xla,+zn (27)
,_:9y,L
LUA, es)
di mana Q : debit maksimum (m'/s)
,4, : luas penampang dari setiap bagian pipa (m2)
/, : panjang setiap bagian pipa pesat dengan garis-tengah tertentu (m)
Untuk turbin Francis nilainya adalah nilai pada taraf garis pusat sudu antar dan meru-
pakan nilai yang terbesar. Nilai ini lambat laun berkurang sepanjang pipa pesat hingga
menjadi nol pada tempat tangki pendatar. Di samping perhitungan kenaikan tekanan
air secara grafis, juga dipakai metoda perhitungan numerik, metoda bertahap, dan lain-
lain. Dalam hal pipa cabang terletak jauh dari turbin air atau bila ada tangki pendatar
diferensial atau bila dipakai turbin pompa-balik (reversible pump turbine), maka per-
hitungan akan menjadi sangat sulit. Karena itu dewasa ini untuk perhitungan semacam
itu dipergunakan pemecahan secara grafis dan dengan komputer elektronik.
4.4 Jalanan Air 45
Tebal pipa harus'dihitung dengan memakai tekanan air maksimum pada tempat
tersebut. Dalam hal ini harus ditambahkan 1,5 mm pada tebal pipa mengingat adanya
korosi dan pengikisan (abrasion). Apapun hasil perhitungannya, tebal pipa minimum
harus 6mm. Hubungan antara tegangan tarik karena tekanan dalam dan tebal pipa
untuk pipa yang ditempatkan di luar (exposed) adalah:e)
o:4=-j
HD (30)
':#!d(r - 1) (31)
Blok angker dipasang pada bagian yang melengkung (atau berselang 120-150 m
bila tidak ada bagian yang melengkung). Pelana (dengan jarak 6-12 m) dipasang pada
sela-sela blok angker. Jadi, keduanya menyangga berat pipa dan air. Akhir-akhir ini
dipakai cincin pengaku (stiffener) yang dipasang di sekeliling pipa yang bergaris tengah
besar; pipanya disangga oleh sendi dua-titik (two point hinge). Cara dengan penyangga
cincin pengaman ini sekarang sangat banyak digunakan.
' Fasilitas pipa pesat lainnya adalah katup pintu masuk (inlet valve) dari turbin air
yang dipasang pada ujung pipa pesat; katup udara dan pipa udara untuk menghindarkan
keadaan hampa udara di dalam pipa atau untuk mengalirkan udara yang tinggal di
bagian yang lengkung; lubang kerja (manhole) untuk melakukan pemeriksaan dan
perbaikan pada pipa pesat; serta katup buangan uir (drain valve) atau pipa buangan air
(drain pipe) untuk mengeringkan bocoran air, dan lain sebagainya.
Saluran bawah (tail race) adalah sebuah saluran yang dilalui oleh air yang ke luar
dari turbin air, terus ke sungai atau ke laut. Saluran ini biasanya terdiri dari waduk
awal (forebay) yang dihubungkan dengan pipa lepas (draft tube), saluran bawah dan
pintu keluar (outlet). Namun, bagi pusat listrik bawah-tanah dengan saluran bawah
yang panjang, ruang pendatar (surge chamber) atau tangki pendatar (surge tank) dibuat
di sekitar titik mula terowongan saluran bawah (lihat 4.5.2). Waduk awal hendaknya
dibuat dengan lebar saluran yang cukup besar, sehingga tidak terjadi perubahan per-
mukaan air yang menyolok bila ada perubahan debit yang mendadak. Waduk ini juga
bertugas menyalurkan air ke saluran bawah, setelah aliran air diatur terlebih dahulu
sebelumdialirkankesaluranini'Pintu(gate)pipalera@mnat
-:"*ii
I l"'--ri-;-i; . i
3g3 |
46 Bab 4. Fasilitas Teknik Sipil
pintu keluar pipa lepas atau di bagian pintu masuk (inlet) waduk awal, untuk pemerik-
saan dan perbaikan turbin, pipa lepas dan sebagainya.
Saluran bawah banyak jenisnya, misalnya saluran terbuka, saluran tertutup, tero-
wongan, dan sebagainya. Saluran ini sama dengan atau sedikit lebih besar daripada
saluran atas (headrace), mengingat adanya kemungkinan perubahan mendadak dari
debit turbin air. Dalam hal terowongan tanpa-tekan, digunakan penampang bentuk
tapal kuda yang datar. Pada terowongan bertekan dipakai bentuk yang tidak begitu
datar, tetapi yang bentuknya standar atau yang sejenis. Bila batuannya baik, terowo-
ngannya dapat diberi Iapisan pada lantai dasarnya (invert) atau sama sekali tanpa lapisan.
Pemilihan tempat untuk pintu keluar penting sekali, Bila tempat pintu keluar dibuat di
sungai maka pintu ini harus aman terhadap banjir. Di samping itu harus dipilih tempat
yang tidak akan merubah dasar sungai tersebut dan tidak akan menyebabkan bertim-
bunnya pasir terlalu banyak. Letak pintu keluar harus dipilih baik-baik karena walau-
pun pintu keluar tidak pernah tertimbun pasir seluruhnya, muka air bawah sering
menjadi tinggi dan kehilangan tinggi terjun (loss of head) menjadi besar karena tim-
bunan pasir tersebut.
Bangunan sentral (power house) adalah nama umum bagi fasilitas yang berisikan
turbin air, generator dan mesin-mesin pembantu lainnya. Ada berbagai macam ba-
ngunan sentral menurut bagiannya yang terletak di atas tanah dan menurut bentuk
pondasi turbin air dan generator. Pada umumnya apabila bangunan sentral diren-
canakan pemilihan lokasi dan bentuk bangunan atas-tanahnya (superstructure) penting
sekali. Ini ditentukan setelah dipertimbangkan segala kemungkinannya, seperti, Ietak
geografi, keadaan geologi, kedudukan timbal-balik antara bendungan dan terusannya,
sulit atau mudahnya pembangunannya, pemeliharaannya, dan lain sebagainya.
Menurut bagiannya di atas tanah PLTA dapat dibagi dalam tiga macam, yaitu
jenis pasangan-dalam bangunan (indoor), jenis pasangan-luar (outdoor), jenis pasangan-
setengah-luar, jenis bawah-tanah (underground) dan jenis setengah bawah-tanah (lihat
Bab 7).
Menurut jenis penyangga generatornya dikenal jenis dua-lantai (two floor type),
jenis satu-lantai dan jenis banyakJantai. Pada jenis duaJantai generatbr disangga oleh
balok-balok. Bangunan dibagi menjadi ruangan turbin air dan ruangan generator.
Ruangan bangunan harus cukup luas. Namun, jenis ini tidak tepat untuk generator
berkapasitas besar, karena jenis ini menggunakan balok-balok sebagai penyangga.
Pada jenis tong (barrel type), yang disebut pula jenis satu-lantai, generator disangga
oleh konstruksi berbentuk tong yang penampangnya berbentuk bulat atau poligon
teratur. Walaupun konstruksi ini memiliki stabilitas yang lebih baik, namun ruangan
bangunan tidak cukup luas, karena tidak ada lantai khusus bagi generator. Akhir-akhir
ini untuk pusat-pusat listrik berkapasitas besar banyak dipakai jenis tong yang ber-
lantai dua, dengan memanfaatkan keuntungan-keuntungan jenis tong maupun jenis
dua-lantai.
Umumnya bila dipakai turbin dan generator jenis poros-tegak (vertical shaft),
permukaan lantai generator harus lebih tinggi daripada muka air banjir. Karena itu
jenis banyaklantai dipakai bila muka air banjir sangat tinggi. Namun karena jenis ini
konstruksinya tidak ekonomis, maka dipakai jenis-jenis terdahulu dengan konstruksi
4.5 Bangunan Sentral 47
khusus, seperti dinding halang rembasan (cut-off wall), dan lain sebagainya; akhir-akhir
ini jenis lantai-ganda jarang dipakai.
Pada pusat listrik bawah-tanah lokasi PLTA dapat dipilih tanpa ada hubungan
dengan keadaan geografinya. Maka dari itu saluran tekan relatip pendek, tinggi terjun
dapat diambil secara bebas. Jenis ini tidak terpengaruh oleh longsoran salju, longsoran
tanah dan bencana alam lainnya, atau oleh cuaca. Yang penting adalah bahwa lokasinya
harus mempunyai kondisi tanah yang baik. Bila kondisi tanah tidak baik, maka biaya
konstruksi menjadi sangat tinggi, antara lain karena perlu dibuat jalan masuk (miring
atau tegak) ke dalam sentral, perlu ada perhatian khusus pada persoalan pengeringan
air (drainage), perlu ada pencegahan kelembaban, serta perlu ada aliran udara, pe-
nerangan, dan lain sebagainya. Pusat-pusat listrik Mihoro, Okutadami, Kurobegawa
No. 4 dan Ikehara di Jepang adalah contoh PLTA-PLTA bawah-tanah (Gbr. 20).
PLTA bawah-tanah secara kasar dapat dibagi dalam jenis pembangunan bagian
hulu (head type) dan jenis pembangunan bagiail hilir (tail type). Di samping itu ada dua
macam PLTA, yaitu yang memakai dan yang tanpa ruang pendatar (qt4u tangki pen-
datar), bila dilihat dari segi saluran bawahnya.
Pada PLTA bawah-tanah darijenis hulu (Gbr.2l) bangunan sentralnya dibangun
dekat bendungan atau dekat pintu ambilan air. Jenis ini mempunyai saluran bawah
yang panjang. Waduknya sendiri berperanan sebagai tangki pendatar. Ini adalah sifat
bangunan PLTA tanpa tangki pendatar pada umumnya. Bila saluran bawah panjang,
terowongan tekan dan ruangan pendatar (atau tangki pendatar) harus dibuat di saluran
bawah. Untuk jenis ini, saluran bawah memegang peranan yang khusus dan penting.
Jumlah seluruh biaya konstruksi sangat dipengaruhi oleh biaya konstruksi saluran
bawah ini.
Bangunan PLTA bawah-tanah jenis hilir umumnya dipakai untuk pusat-pusat
listrik dengan tinggi terjun yang tinggi. Kebalikan dari jenis hulu, saluran atas di sini
cukup panjang dan saluran bawahnya pendek. Tangki pendatar dibuat di ujung saluran
atas. Bila saluran bawah merupakan terowongan tekan, ruangan pendatar (atau tangki
pendatar) perlu dibuat di saluran bawah.
Hal yang terpenting dalam perencanaan PLTA adalah pemilihan lokasi dengan
sifat tanah yang baik, kemungkinan penataan yang efisien dari letak mesin dan sedikit
mungkin jumlah penggalian untuk bangunan utama. Penampang konstruksi bangunan
sentral bawah-tanah biasanya berbentuk persegl empat dengan langit-langit berbentuk
busur. Beberapa PLTA berbentuk bundar untuk memperkecil jumlah galian. Bila kon-
disi tanah baik, banyak diterapkan galian tanpa lapis (lining) beton. Di samping itu di
Jepang banyak terdapat contoh-contoh lapis untuk langit-langit berbentuk busur,
dinding samping tanpa lapis, dinding samping dengan beton atau dengan semprotan
adukan (mortar) semen. Bila batuan di sekeliling bangunan sentral tidak begitu baik
dan banyak air yang bocor dari batuan ini, maka dengan sendirinya dinding sampingnya
harus diberi lapisan beton dan, kalau perlu, dinding hias.
Hal lain yang penting dalam perencanaan bangunan sentral bawah-tanah adalah
bahwa lintasan-lintasan dan lubang-lubang darurat yang dibuat pada waktu pekerjaan
pembangunan sedang berjalan harus dipakai sebagai bagian dari konstruksi yang
permanen, seperti untuk lubang kabel, lorong lalu lintas dan lain sebagainya. Pada
PLTA bawah-tanah berkapasitas besar terowongan datar (adit) yang dibuat untuk
pekerjaan konstruksi menjadi besar, sehingga mungkin akan mempengaruhi biaya
konstruksi. Maka dari itu, perlu ada perhatian khusus terhadap hal-hal tersebut di
48 Bab 4. Fasilitas Teknik Sipil
€(E
A
i(U
Fr
2
(l
6,
Fr
I t6l
C!
J
tr
6
() tr
E
:l!
6 E
! !
l-N
c
E
a
Fr
( 6
(J
E
c
E
U
c
tr
d
6
A Er
d
c o
u F{
{
4.5 Bangunan Sentral 49
B: Bangunan Sentral
P: Pipa Paat
SA : Saluan Ates
SB : Saluan Bewah
T : Tangki Peodatar
Jenis Hilir W : Waduk
atas.
Untuk penataan (arrangement) mesin-mesin utama, hal-hal yang harus dipikirkan
yaitu cara pemasangan semua peralatan di bawah tanah terutama turbin air, generator,
panel hubung, transformator, gardu hubung, dan lain sebagainya. Jadi, beberapa ren-
cana harus dibuat sesuai dengan bangunan sentral yang akan dibangun. Kemudian,
rencana yang paling baik dilihat dari segi perawatan dan yang paling ekonomis dipilih.
Pusat listrik deqgan tinggi terjun rendah umumnya dibuat di bagian hilir sungai.
Dalam banyak hal, PLTA semacam ini mengeluarkan air dalam jumlah yang besar dan
dengan tinggi terjun yang rendah. Akhir-akhir ini karena ada kemajuan dalam tek-
nologi pembuatan turbin tabung (tubular turbine) untuk tinggi terjun rendah dengan
debit air yang besar, maka pengembangannya secara ekonomis mulai menjadi ke-
nyataan. Namun penggunaannya sangat sulit bagi sungai-sungai yang sering mengalami
banjir besar dan bagi sungai-sungai yang membawa banyak lumpur, kayu terapung,
dan lain sebagainya.
Muka Aii Baniir yang
DirencaDakan - 6s toi
, r !47
I leq 'uf pr{ l1o
l*"1 n
u i'- -nmE
+ rL--
M.A.T- s6o.oo
IE
{-,o- o,
L 5a6 d
f.
t,
A)
25o_ 2@
Ruang Peogangkat Pintu p)
.1O \ rl
o
Tangki Pendatar Bawah ,f
s'": L--+-- - ---- ,r
\\ l_-'__E (a
\\\ r' u
IP I 'r
\\/
R 15.09 \
TL 6.99 "\
cl- 13.09
Pusat listrik yang air waduknya dipompa (pumped storage) menjadi penting karena
sekarang pusat listrik tenaga termis memegang peranan yang utama, sedangkan PLTA
berkurang peranannya terutama di negara-negara industri. Dengan adanya peralihan
peranan tersebut di atas, pusat listrik tenaga termis sekarang dibuat dengan ukuran
besar. Karena itu timbul gejala untuk membuat PLTA dengan kolam yang airnya
dipompa yang berkapasitas besar dan bertugas untuk memenuhi beban puncak, karena
PLTA bertugas melayani beban dasar. Perbedaan antata fas; ,tas pembangunan PLTA
dipompa dengan PLTA biasa tidak besar. Bila dipakai turbin pompa, rotornya (runner)
perlu diturunkan lebih rendah daripada muka air bawah untuk menghindarkan kavitasi.
Akibatnya, timbullah persoalan-persoalan khusus, karena tekanan air di sebelah
bawah menjadi besar. Karena itu, maka akhir-akhir ini banyak PLTA dipompa yang
merupakan jenis bawah tanah. Contoh PLTA dipompa bawah-tanah dapat dilihat pada
Gbr.22.
Pusat listrik tenaga pasang-surut (tidal power) membangkitkan tenaga listrik dengan
memanfaatkan beda tinggi akibat pasang-surut, yaitu beda tinggi antara pasang naik dan
pasang turun. Bila ada perbedaan yang besar antara pasang naik dan pasang turun,
maka kemungkinan untuk membangun sentral secara ekonomis ada. Dalam tahun 1967
telah dibangun Pusat Listrik Tenaga Pasang-Surut Rance berkapasitas 240 MW di
Perancis.ro) Pembangkit tenaga ini menggunakan beda tinggi pasang-surut 13,5 m,
dengan aliran 18000 m3/s. Meskipun di pantai Barat Kyushu di Jepang terdapat beda
tinggi pasang-surut yang relatip besar, tetapi masih diragukan apakah hal ini ekonomis
atau tidak, karena beda tingginya hanya 4 m. Maka dari itu, sampai sekarang tidak
ada sentral listrik tenaga pasang-surut di Jepang.
Ada dua cara untuk membangun pusat listrik tenaga pasang-surut. Cara pertama
adalah dengan menutup teluk atau tempat air masuk (inlet) dengan sebuah bendungan
sehingga terdapat beda tinggi muka air di lautan. Cara yang lain adalah dengan mem-
buat dua buah waduk seperti pada PLTA dipompa, guna mendapatkan beda tinggi
antara kedua waduk tersebut. Nampaknya akan menguntungkan bila dipakai cara
kolam dipompa yang disesuaikan dengan kebutuhan dan penyediaan beban. Karena
turbin air untuk pusat listrik tenaga pasang-surut harus merupakan jenis tinggi terjun
rendah, maka turbin tabung (tubular turbine) atau turbin pompa tabung (tubular pump
turbine) tepat untuk maksud tersebut di atas.
4.6 Referensi
Dalam Bab ini digunakan referensi terhadap karya-karya tulis berikut ini:
l) The River Law of Japan, Law No. 167,1964, Ministry of International Trade and
Industry, Tokyo, Japan.
2) The Electric Utilily Industry Law of Japan, Law No. 170 (July ll,1964), as amended
by Laws No. 36 (1967) and No. 134 (1970), Ministry of International Trade
and Industry, Tokyo, Japan.
3) Design Criteria of Dams, Japanese National Committee on Large Dams, Tokyo,
July 1971.
4) W. P. Creager, J. D. Justin, Hydroelectric Handbook,2nd edition, John Wiley and
Sons, New York, 1955, hal. 108.
5) Ibid,hal.747-748.
6) F. B. Hildebrand, Introduction to Numerical Analysis, McGraw-Hill Book Com-
pany, New York, 1956, hal. 233-238.
7) Joukovsky, "Water Hammer", Proceedings, American Water ltrorks Association,
1904. hal. 341.
Bab 4. Fasilitas Teknik Sipil
Turbin Pelton (periksa Gbr. 24) dipakai untuk tinggi terjun (head) yahg tinggi.
Sekarang jenis poros mendatar (horizontal) adalah yang paling banyak dipakai. Dahulu,
54 Bab 5. Turbin Air
jenis poros tegaklah (vertical) yang banyak dipakai. Rotornya dilengkapi dengan
ember (buckets) yang dipasang di sekeliling piringannya (disc). Ember-ember tersebut
menerima semprotan air dari mulut-mulut pancaran (nozzles), yang kemudian mengem-
balikan pancaran air ini setelah membaginya ke arah kiri dan kanan dengan bantuan
sebuah punggung (ridge) yang terdapat di tengah ember; ember ini mengalihkan tenaga
impuls yang didapatnya pada piringan. Ada dua macam ember, yaitu yang terpasang
pada piringan dengan baut, dan yang dicor menjadi satu dengan piringnya. Sebuah
jarum dipasang di pusat mulut pancaran untuk mengatur jumlah aliran air, yaitu dengan
menggerakkannya maju dan mundur, dan untuk mengisi lubang ke luar dari mulut
pancaran; ini digerakkan oleh pengatur kecepatan (speed goYernor) sesuai dengan
perubahan beban.
Deflektor (deflector) adalah alat untuk membelokkan pancaran air dan dipasang
antara mulut pancaran dan rotor. Bila beban tiba-tiba dibuang (rejected), deflektor
secara darurat menghalang-halangi pancaran air. Kemudian, tempat ke luar mulut
pancaran dengan perlahanJahan disumbat oleh jarumnya. Kenaikan kecepatan turbin
air dan kenaikan tekanan pada pipa pesat dikendalikan oleh sebuah katup kecil.
Turbin Francis (periksa Gbr. 25) dipakai untuk berbagai keperluan (wide range)
deng,an tinggi terjun menengah (medium head). Rumah siput (scroll case) dibuat dari
plat baja, baja cor atau besi cor, sesuai dengan tinggi terjun dan kapasitasnya dan
bertugas menahan bagian terbesar dari beban tekanan hidrolik yang diterima oleh
turbin. Tekanan selebihnya ditahan oleh sudu kukuh (stay vane) atau cincin kukuh
(stay ring). Sudu-sudu antar (guide vane) diatur di sekeliling luar rotor (runner) dan
mengatur daya-keluar (output) turbin dengan mengubah-ubah bukaannya sesuai dengan
perubahan beban, melalui suatu mekanisme pengatur. Bentuk rotor berbeda-beda,
disesuaikan dengan cepat jenis seperti terlihat pada Gbr. 26.
Turbin ini (periksa Gbr. 27) dipakai untuk tinggi terjun yang tinggi dari turbin
baling-baling sampai batas tinggi terjun menengah dari turbin Francis. Biasanya jenis
ini mempunyai sudu rotor yang dapat digerakkan (diputar menurut sumbu masing-
5.2 Konstruksi Turbin Air 55
masing) seperti turbin baling-baling. Turbin aliran diagonal yang dilengkapi dengan
pengatur bilah (blade) sudu secara otomatis dan hidrolik disebut juga turbin Deriaz.
Konstruksinya sangat mirip dengan turbin baling-baling.
Turbin ini (periksa Gbr. 28) dipakai untuk tinggi terjun yang rendah. Turbin
baling-baling digolongkan menjadi dua menurut konstruksi bilah rotornya, yaitu turbin
baling-baling dengan bilah rotor tetap dan turbin Kaplan dengan bilah sudu yang
dapat digerakkan secara otomatis dan hidrolik. Sudu rotor pada turbin Kaplan
mempunyai konstruksi yang dapat digerakkan (menurut sumbunya) dan dapat merubah
arah sudut bilahnya dengan tangan (manual) atau otomatis sesuai dengan pembukaan
sudu antarnya. Bilah rotor dibuka dan ditutup oleh tekanan minyak melalui katup
pengontrol rotor dari alat pengatur kecepatan. Hubungan antara pembukaan sudu
antar dan sudut bilah rotor biasanya dipertahankan oleh alat penghubung (cam) dari
pengatur kecepatan, agar turbin dapat bekerja dengan daya-guna (efficiency) yang
tinggi.
Ada lagi turbin baling-baling macam lain yang disebut turbin tabung (tubular),
yang dipakai untuk terjun yang rendah sekali. Turbin ini mempunyai rumah (case)
berupa silinder, sehingga aliran air mengalir melalui arah aksial pada selubung silinder.
Turbin jenis ini kebanyakan berjenis poros mendatar dan bagian peralatannya dipasang
pada satu garis mulai dari tempat masuk turbin sampai tempat ke luarnya pada pipa
lepas (draft tube). Katup tempat masuk, rotor dan generatornya dirangkaikan langsung
dengan turbin, pipa lepas dan lain sebagainya. Beberapa dari turbinjenis ini diperleng-
kapi dengan roda gigi percepatan (speed increasing gear) yang terpasang antara kopling
(coupling) turbin air dan generator, untuk memperbesar kecepatan putar generator,
sehingga generator berwujud pampat (compact); periksa Gbr. 29.
a
\to
Xzo
C
e
3to
OJ
Katup tahan (stop valve) yang dipasang di bangunan masuk (inlet) turbin air
dinamai katup pintu masuk (inlet valve). Yang dipakai sebagai katup (pintu) masuk
adalah katup kupu (butterfly valve), katup putar (rgtary valve), katup pintu air (sluice
valve), katup jarum (needle valve) dan katup roto (roto valve).
Pemilihan jenis katup dilakukan dengan bantuan Gbr. 30, dan dengan memper-
hatikan hal-hal berikut ini;
(l) Pada waktu diadakan pemeriksaan (inspection) dan pembongkaran (disas-
semble) turbin air, katup pintu masuk memperpendek waktu berhentinya (interrupting
time) pengaliran air dan tak mengganggu kerjanya turbin-turbin air lainnya, bila dipakai
pipa pesat tunggal.
(2) Bila turbin air berhenti, katup masuk mengurangi bocoran air dari turbin air.
(3) Di dalam hal tekanan minyak hilang dan kesulitan lainnya, katup pintu masuk
dipasang dengan tujuan sebagai pengaman dalam menghentikan turbin air. Maka dari
itu, kebanyakan katup pintu masuk mempunyai kapasitas cukup untuk menyumbat
debit turbin air yang terbesar. Karena katup masuk itu mahal dan untuk beberapa
jenis menyebabkan kerugian daya (power loss) karena hilangnya tinggi terjun waktu
operasi, maka dilihat secara ekonomis dan teknis sebaiknya katup masuk ini sedapat
mungkin ditiadakan. Bila tekanan minyak hilang dan katup pintu masuk tidak dipakai,
sebaiknya digunakan sudu antar jenis menutup sendiri secara hidrolik, untuk memung-
kinkan penutupan sudu antar secepatnya.
Katup kupu (periksa Gbr. 3l) banyak dipakai, karena katup ini cukup murah
harganya dan tidak memakan banyak tempat. Piring katup (valve disc) dan katupnya
sendiri keduanya dibuat dari baja cor atau plat baja yang dibuat di pabrik (fabricated
steel plate).
Katup putar (periksa Gbr. 32) dibuat sehingga dapat memutar sumbat katup (valve
plug), yang merupakan sebuah silinder kosong dalam badan katup. Bila katup mem-
buka, arah aksial dari silinder akan searah dan segaris dengan arah aliran air, dan air
mengalir lewat sun.rbat silinder (cylinder plug). Bila katup tertutup, silinder tersebut
tegak lurus terhadap arah aliran air dan air akan tersumbat oleh bagian luar silinder.
Bocoran air dan kehilangan tinggi terjun sangat kecil bila dipakai katup putar dan
katup pintu air.
Katup pintu arr (periksa Gbr. 33) dipakai untuk aliran air yang kecii dengan tinggi
terjun yang tinggi. Karena katup ini berukuran besar, berat, mahal dan membutuhkan
tempat untuk memasang yang luas, maka katup ini hanya dipakai untuk a.liran yang
kecil.
Tugas-tugas pokok pengatur kecepatan (speed governor) turbin air yang menjalan-
kan generator paralel dengan sistim tenaga listrik adalah sebagai berikut:
(a) Pengaturan kecepatan sebelum kerja paralel.
(b) Pengaturan kecepatan untuk merubah frekwensi dalam keadaan kerja paralel.
(c) Penghentian operasi pada waktu ada gangguan, dan lain sebagainya. Untuk
PLTA jenis aliran sungai langsung (run-of-river) atau untuk PLTA berkapasitas kecil,
hanya pengatur kecepatan yang dapat melakukan gerakan berhenti inilah yang dipakai.
Servomotor
Katup Kupu.
Dudukan Katup
Piring Geser
Badau Katup
'l I
Skema mengenai fungsi pengatur kecepatan mekanis dapat dilihat pada Gbr. 34.
Bila frekwensi sistim turun, batang kecepatan (speed rod) akan naik dan katup pilotpun
akan naik. Minyak di ruangan A menahan katup pilot distribusi sekunder melalui
katup atur (control valve). Karenanya, minyak tekan masuk dalam servomotor sudu
antar, dan sudu antar akan membuka. Pada saat yang sama, "bushing" katup pandu
akan terangkat dan katup pandu akan kembali pada kedudukan netral. Kemudian,
minyak tekan akan berhenti mengalir. Karena torak atur (control piston) berhenti
pada kedudukan yang sesuai dengan perubahan frekwensi, minyak tekan mengalir ke
servomotor dan motor ini terus membuka bagian bukaan. Agar supaya gerakan
servomotor ini tetap stabil, maka dipakai kompensator primer untuk menggerakkan
titik penunjang D dan mengembalikan katup pandu ke tempat kedudukan netral.
Karena generator turbin air mempunyai efek roda gila (flywheel effect) yang besar dan
membutuhkan beberapa detik untuk membuka dan menutup sudu antarnya, sistim
kompensator ganda (double) dengan menggunakan kompensator elastik dipakai ber-
sama.
Batang Kecepatan
Penuas Apung
D
* ll ll Peneaturan
s % ll ll Kecepatan
Minyak Tekan
Katup Distribusi
Pembatas Bebari
Servomotor
rfaenit Permanen
I
EB, Uoit Kontrol
lf
-!mr-
Soleooid
| l-i
_ T)4 Y
Mioyak Tekao frTf I
Motor untuk I
Pembatasan Beban
Katup Distr
Stabilisstor
Untuk Pembatasatr Pardu Katup Darurat
Beban
Untuk Pengaturan Generator
Kecepatan Pembantu
Generator
Miuyak Tekan
Servomotor
h ;-, /
Minyak
T
Alat Penguncl
Katup Pemadam untuk Pengurasan Servomotor
Sisi Terbuka Pembautu
Katup Pemadam mtuk Sisi Tertutup
tabung elektronik dapat dilihat pada Gbr. 35. Pengatur kecepatan elektro-hidrolik
terdiri dari pengatur (regulator), penjalan (actuator) dan katup distribusi (distribution
valve).
Pengatur mendeteksi frekwensi governor yang langsung dirangkaikan dengan
generator turbin air, dan meneruskannya ke servomotor. Pada saat yang sama, berbagai
macam pengontrolan dilakukan pula oleh alat pengatur (regulator).
Detektor frekwensi adalah pendeteksi frekwensi dengan rangkaian (circuit) yang
mengubah frekwensi pengatur generator menjadi tegangan. Rangkaian resonansi
dipasang agar berresonansi pada frekwensi dasarnya. Maka dari itu, arus listrik tidak
mengalir dalam rangkaian primer transformator Tr, dan tegangan terminal pada
kondensor C, dalam rangkaian sekunder adalah nol pada frekwensi dasar. Besarnya
tegangan terminal adalah sebanding dengan dan mengikuti deviasi frekwensi sistim.
Pacia rangkaian pendeteksi fasa (phase detection circuit), tegangan bolak-balik
pada generator pengatur diberikan pada anoda tabung hampa Vt dan V, dengan perbe-
daan fasa satu dengan yang lain sebesar 180'. Arus anoda 1' dan.I, tergantung pada
sudut fasa dan besarnya tegangan masuk (input), yaitu tegangan terminal pada Cr.
Bila tegangan masuk adalah sefasa dengan tegangan anoda, maka arus anoda (output)
besar. Bila ada perbedaan fasa 180" antara tegangan masuk (input) dan tegangan anoda,
maka arus keluar (output) menjadi kecil. Arus 1, dan 1, bekerja secara diferensial pada
kumparan kontrol (control coil). Jadi, bila tegangan terminal padaC2 adalah nol, maka
.I, dan 1, menjadi sama dan kumparan tetap pada kedudukan netral. Bila tegangan
terminal timbul, kumparan kontrol beralih kedudukannya sesuai dengan besarnya
tegangan; arah perpindahannya ditentukan oleh sudut fasa tegangan. Bila frekwensi
turun, sudut fasa tegangan terminal berbeda 180" dari sudut fasa tegangan anoda Vt,
danmenjadi sefasadenganVr.Makadariitu, 1, menjadi lebihkecildarilrdan kumparan
kontrol diturunkan. Bila frekwensi naik, 1, menjadi lebih besar dari I, dan kumpaian
kontrol dinaikkan.
Bila tegangan diterapkan pada rangkaian masuk penguat (amplifier), maka
kumparan kontrol bekerja, Transformator T, dipakai untuk rangkaian pendeteksi fasa,
'I, dipakai untuk rangkaian distribusi beban, dan To dipakai untuk rangkaian pengatur
kecepatan. Kontak geser (sliding contact) dari R, dihubungkan dengan gerakan servo-
motor pembantu; servomotor ini berhenti pada kedudukan di mana tegangan sekunder
To menjadi isometris dan terbalik arahnya terhadap tegangan terminal pada Cr. Bila
kontak geser dari tahanan R, digerakkan untuk merubah daya keluar turbin dalam
rangka mengatur beban, maka servomotor berhenti pada kedudukan di mana tegangan
sekunder Tn kembali pada tegangan semula karena kontak geser tahanan R, dihubung-
kan dengan servomotor pembantu. T, dipakai untuk mengatur frekwensi. Mengubah
frekwensi tertentu pada alat pengatur frekwensi dilaksanakan dengan menggerakkan
kontak geser tahanan Rr. Pada saat itu, servomotor bergerak sedemikian sehingga
jumlah tegangan sekunder T, dan tegangan sekunder To ada dalam keadaan isometris
serta terbalik arah dari tegangan sekunder Tr.
Bila perubahan tegangan terjadi dalam rangkaian kisi (grid circuit) karena peru-
bahan frekwensi, maka rangkaian ini mengambil perubahan tegangan irti dengan
bantuan tahanan R, yang disambungkan dengan servomotor pembantu dan memasuk-
kan isyarat katup yang telah diubah ke rangkaian kisi Iz, dan V, melalui rangkaian CR.
Gerakan R, mencegah larinya (hunting) mesin dengan cara menambah tegangan pada
rangkaian kisi tabung hampa dengan arah yang menahan gerakan servomotor. Rang-
kaian peredam (damping circuit) CR diperlengkapi dengan dua macam rangkaian,
yaitu satu untuk peredaman tanpa beban dan satu lagi untuk peredaman selama layanan
(service damping). Untuk menampung keadaan yang berubah. diadakan rangkaian yang
5.4 Pengatur Kecepatan 6l
mengatur agar katup terpasang pada kedudukan terbaik sebelum dan sesudah kerja
paralel.
Penjaian adalah bagian mekanis yang bertugas mengubah isyarat listrik dari
pengatur ke dalam besaran mekanis, dan dari sini mengirimnya ke servomotor yang
menggerakkan sudu-sudu antar.
Unit kontrol adalah bagian yang merubah isyarat-isyarat listrik ke dalam besaran-
besaran mekanis yang sesuai. Kumparan kontrol ini ditunjang oleh pegas datar dalam
medan magnet permanen. Kumparan dibuat agar dapat dijalankan (actuated) oleh
arus anoda dari penguat (amplifier) tabung hampa dan dapat bergerak ke atas atau ke
bawah dari kedudukan netralnya sesuai dengan intensitas arus. Ujung bawah dari
kumparan kontrol adalah katup pandu. Keseimbangan kemudian dipertahankan antara
minyak tekan di bagian bawah torak (piston) diferensial dan minyak tekan di bagian
atas torak melalui lubang kecil pada torak. Kumparan dan torak diferensial selalu
bekerja sebanding dan dengan hubungan tertentu.
Kecuali kumparan kontrol, penjalan dibantu oleh servomotor pembantu, yakni
suatu alat penguat besaran mekanis yang didapat dari unit kontrol, dan kompensator,
yaitu alat untuk membuat agar sistim pengaturan tetap stabil.
Katup distribasi adalah alat untuk menjalankan servomotor turbin air pada kedudu-
kan tertentu, yang ditetapkan oleh servomotor pembantu.
Alat ini dipakai untuk nrengatur debit turbin air sesuai dengan pemasukan air
(inflow) dari salura;r agar tinggi muka air tangki atas (head tank) tetap pada kedudukan
tertentu. Ada dua jenis alat ini, yaitu jenis mekanis dan listrik. Jenis mekanis meng-
gunakan udara tekan, sedang jenis listrik merubah gerakan naik dan turun dari pelam-
pung yang terdapat dalam tangki atas menjadi tegangan atau arus listrik. Besaran
listrik ini kemudian memberikan isyarat listrik pada alat pembatas beban dan mengatur
bukaan sudu antar dengan bantuan alat pembatas beban tadi.
Beberapa istilah di bawah ini digunakan dalam menilai hasil kerja (performance)
pengatur kecepatan:
(l) Pengaturan kecepatan keadaan tetap (steady-state) dan penurunan kecepatan
(speed droop); Bila beban seimbang dengan daya keluar generator, kecepatan putar turbin
air pun akan stabil. Bila beban bertambah sistim pengatur akan bekerja menaikkan
daya keluar turbin karena frekwensi turun. Sudu antar turbin air direncanakan agar
dapat berubah dari pembukaan penuh hingga penutupan sempurna dengan mengubah
kecepatan putar beberapa persen. Misalkan, kecepatan putar berubah dari n, ke n,
bila beban berubah dari P, ke Pr, dengan kecepatan putar dasar n, dan daya keluar
generator sama dengan daya keluar normal turbin air yaitu P,, maka pengaturan
kecepatan dapat dinyatakan dengan rumus (periksa Gbr. 36):1)
(nz nrll n,
o - (Pt
- (32)
- P)lP^
Misalkan kecepatan putar berubah dari n, ke n2 bila langkah servomotor berubah dari
S, ke Sr, dengan langkah servomotor S, ekivalen dengan kecepatan putar dasar n,,
62 Bab 5. Turbin Air
maka penurunan kecepatan D dapat dinyatakan
dengan rumus (periksa Gbr. 36):2)
z'^-(nr-nr)ln,
- (s[ -3D78 (33)
5.5 PerlengkapanLainnya
Pengatur tekanan (pressure regulator) adalah alat untuk menurunkan tekanan yang
naik karena pukulan air (water hammer); caranya adalah dengan mengeluarkan air yang
berhubungan dengan sudu antar bila sudu antar menutup dengan mendadak karena
pembuangan beban mendadak oleh generator. Dalam hal ini harus diperhatikan
kekuatan pipa pesat, rumah (case), dan lain sebagainya, yang harus tahan terhadap
tekanan yang begitu tinggi, karena gerakan yang tak terkendalikan akibat gangguan
dalam mekanismenya. Namun, faktor keamanan bagi pipa pesat dapat diturunkan
untuk tekanan yang begitu tinggi, bila pengatur tekanan tak dapat dipercaya. Dalam
hubungan ini, maka akhir-akhir ini untuk turbin air yang berkapasitas besar pengatur
tekanan tidak dipakai lagi karena perbaikan kemampuan pengatur tegangan otomatis,
rencana (design) generator, dan lain sebagainya. Juga, karena lubang celah untuk
pengeluaran air yang sekarang direncanakan lebih besar, tempat pemasangan yang lebih
luas dan harganya yang lebih mahal.
(a) Pompa yang biasa dipakai dan penggantinya (spare) dijalankan oleh motor.
(b) Pompa yang biasa dipakai dijalankan oleh motor dan penggantinya dijalankan
oleh turbin air.
(c) Pompa yang biasa dipakai dijalankan oleh motor, sedangkan penggantinya
disimpan dalam gudang.
Kapasitas tangki minyak tekan dan pentingnya pompa minyak tekan dibagi
menurut kelas pusat listriknya; menurut standar Jepang telah ditentukan tiga kelas:3)
Kelas A: Pusat-pusat listrik yang menjalankan tugas pengaturan frekwensi (AFC),
atau pusat-pusat listrik yang dianggap penting dalam sistim tenaga listrik.
Kelas B: Pusat-pusat listrik di luar Kelas A dan C.
Kelas C: Pusat-pusat listrik dengan daya ke luar (output) kurang dari l0 MW
atau yang kurang penting sehingga gangguan terhadapnya tidak akan menyebabkan
kerugian yang besar terhadap sistim tenaga listrik yang bersangkutan.
Bila tidak ada minyak tekan yang disediakan dari pompa minyak tekan, maka
kapasitas tangki minyak tekan harus cukup besar sehingga dapat melayani tugas kerja
tahap pertama dan kedua antara keadaan tekanan minyak biasa yang paling rendah dan
keadaan tekanan minyak yang terrendah yang diperkenankan. Tekanan minyak biasa
yang terrendah adalah tekanan minyak yang cukup besar untuk dapat memasang
kembali (reset) pembuang beban (unloader). Tekanan minyak biasa yang terrendah
yang diperkenankan adalah tekanan yang terrendah yang dapat menjalankan sudu
antar, pengatur tekanan, katup pintu masuk, dan lain sebagainya, dengan kekuatan
tekanan minyak tersebut. Tugas kerja tahap pertama adalah tugas kerja yang di-
perkenankan, yang dilaksanakan selama tekanan minyak biasa yang terrendah dan
permukaan minyak terrendah turun hingga tekanan minyak penutup (shut down oil
pressure). Tugas kerja tahap kedua adalah tugas kerja yang diperkenankan, yang
dilaksanakan selama tekanan minyak penutup turun hingga tekanan minyak kerja
terrendah yang diperkenankan.
Bila sisa minyak dalam tangki sesudah tugas operasi tahap pertama dan kedua
adalah 10/, darijumlah pemakaian minyak selama tugas tersebut, maka kapasitas Z
(l) tangki minyak tekan adalah:3)
V:Vz*V"*0,1(VAlV") (34)
vz: vre'
Pzf
! !,
I
(3s)
Za: voluma penggunaan minyak selama tugas kerja tahap kedua (l)
I/z : voluma udara maksimum (1) pada permulaan tugas kerja tahap kedua.
Pemakaian minyak dapat diperoleh dari Tabel 9, sesuai dengan Kelas pusat listrik yang
bgrsangkutan.
Turbin Aliran
Tugas
Kelas Turbin Francis Diagonal, Turbin Pelton
Operasi
Turbin Kaplan
Tahap
Pertama
3Vo * Va 3Va * Vnx 3VD + VN
A
Tahap
Kedua
Va*Va*Vv Vc -f VnN i Vv VotVN-fVv
Tahap
Pertama
ZVo * 0,5Vn ZVc -f O,5V*N ZVo l0,5Vx
B
Tahap
Kedua
vc+vR+vv VolVaw*Vv Vo*Vn*Vv
Tahap
Pertama
C
Tahap
Kedua
Va*Yn*Vv Va) Vnx*Vv VoIVxlVv
Kapasitas pompa minyak tekan sebaiknya diambil yang lebih besar dari dtra nilai
Q berikut ini, dengan memisalkan bahwa jumlah kebocoran minyak selama operasi
sama dengan l0\ dari jumlah minyak yang dipergunakan selama tugas operasi tahap
pertama dan kedua:
(l) Kapasitas yang dibutuhkan untuk menaikkan tekanan minyak dalam tangki
tekan dengan I kg/cln'z dalam waktu 30 detik dari tekanan minyak terrendah, dapat
dihitung dari jumlah oli yang dibutuhkan yaitlu Q (l/menit):3'}
o:h:(,*ffi) . * (38)
(2) Kapasitas yang dibutuhkan untuk menutup sudu antar yang terbuka penuh
dan bilah rotor dalam waktu l5-20 detik, tanpa penyediaan minyak tekan dari tangki
minyak tekan dapat dihitung sebagai kapasitas pompa (Q dalam l/menit); yaitu:3)
5.6 Karakteristik Turbin Air
a:i
/-t _ 60v, (3e)
Untuk pusat listrik Kelas A dan B tekanan minyak yang diperlukan untuk menghi-
dupkan pompa minyak cadangan ditentukan sebesar 0,5-l kg/cm2 lebih rendah dari
pada nilai po (tekanan minyak terrendah). Untuk pusat listrik Kelas C nilai tersebut
ditentukan 0,5 kg/cm2 lebih rendah dari pada nilai ps. Tekanan minyak untuk tanda
bahaya ditentukan 1,5 kg/cm'?lebih rendah dari pada po untuk Kelas A dan B dan
0,5 kg/cm'z lebih rendah dari po untuli Kelas C.
Kecepatan jenis atau cepat jenis (specific speed) adalah kecepatan turbin model
(turbin dengan bentuk sama tetapi skalanya berlainan), yang bekerja pada tinggi I
satuan tinggi jatuh dan dengan debit 1 satuan debit dan menghasilkan daya (output)
I satuan daya. Rumusnya adalah sebagai berikut:a)
Daya.yang dimaksud dalam hal ini yaitu daya yang ke luar dari setiap rotor (runner)
atau setiap mulut pancaran (nozzle). Pada turbin jenis aliran rangkap, daya tersebut
adalah 112 dari daya satu roda putar. Rumus berikut dipergunakan untuk menentukan
daerah kecepatan jenis :s)
Turbin Pelton: 12
= n, = 23 (41)
Bila diketahui tinggi jatuh air effektif dan debit maksimumnya, maka dapat
diketahui pula daya yang ke luar. Jika kecepatan jenis diketahui, maka dapat dihitung
kecepatan putar ,r, berdasarkan rumus
Hs/4
n: n"Vtn (4s)
66 Bab 5. Turbin Air
5.6,2 Efisiensi
Setiap jenis
turbin setiap dan
kecepatan jenis masing-masing mempunyai
lengkung efisiensi yang berbeda-beda, : 19,5
Gbr' 37
5.6.3 perobahanDebitdanEfisiensidengan #H,,TJ,:-Tt*#rt"f,I
Perobahan Kecepatan Cepat Jenisnya.
5.6,4 Perobahan Debit, Efisiensi dan Daya dengan Perobahan Tinggi Jatuh
Turbin air selalu dibuat demikian rupa sehingga dapat diperoleh efisiensi tertinggi
pada tinggi jatuh air tertentu. Apabila tinggi jatuh bertambah besar, maka kecepatan
putar akan bertambah pula. Demikian pula debit dan daya yang ke luar dari turbin
akan bertambah besar, apabila 11 bertambah besar. Hubungan-hubungan itu dapat
dinyatakan dengan rumus berikut:
n' / Ht\t/z
7: \E/ (46)
Q' /H'1'''
o-\E)
- (47)
P', / Ht\3/2
z: \irl (48)
di mana H, Q, P dan z adalah nilai-nilai sebelum perubahan, H,, e,,p, dan n, adalah
nilai-nilai sesudah perubahan.
I
-/
aEB z. 4, s.\ iie
g
t
2
,l
,z 7
q
I 'z
.\ --'
r$
AO --
100 110
Kcepstrtr (%)
Gbr.38 Efisiensi d"n Debit sebagai 50 60 70 80 90 100 ilo 120 130 140 1s0
Untuk PLTA jenis waduk, perubahan tinggi jatuh sesuai dengan perubahan musim.
Untuk waduk-waduk yang perubahan tinggi permukaan airnya sangat besar, tinggi
jatuhnya akan mengalami perubahan yang besar pula. Debit yang mengalir melalui
rotor berobah sebanding dengan Ht/2 dan daya yang ke luar berobah sebanding dengan
H3/2. Oleh karena itu akan tidak menguntungkan apabila turbin dibuat untuk debit Q
yang paling besar, karena disamping ukurannya akan menjadi sangat besar, dan dengan
demikian menjadi mahal, juga karena penurunan debit akan mengakibatkan penurunan
efisiensi.
Juga tinggi terjun ,Fl harus dipilih sehingga tercapai produksi tenaga tahunan yang
maksimum. Karakteristik dari turbin pada perubahan ,F/ selalu dapat diketahui, karena
perubahan kecepatan putar, debit, dan lain-lain, selalu akan sesuai dengan perubahan
,F/. Gbr. 39 memperlihatkan satu contoh grafik efisiensi sebagai fungsi dari perubahan
tinggi jatuh 11,
Kecepatan lari (runaway speed) suatu turbin adalah kecepatan putar turbin tanpa
beban dengan debit tertentu. Kecepatan maksimum yang mungkin terjadi dinamakan
kecepatan lari maksimum. Pada turbin yang memiliki rotor yang dapat digerakkan,
ini akan terjadi bila kedudukan sudu rotor (runner blade) dan baling-baling antar
(guide vane) yang berbeda-beda dan tak ada hubungannya satu sama lain. Apabila
tinggi jatuh air berobah-obah, maka dipakai kecepatan lari yang terbesar yaitu sesuai
dengan H yang terbesar. Pada umumnya, kecepatan lari adalah 1,85 kali kecepatan
putar normal (kecepatan putar yang direncanakan) untuk turbin Pelton, 1,6-2,2 kali
untuk turbin Francis, 1,8-2,3 kali untuk turbin air diagonal d,an 2,2-3,2 kali untuk
turbin Kaplan.
Apabila pintu turbin tiba-tiba ditutup, maka akan timbul tekanan yang terjadi
karena adanya pukulan air (water hammer). Kenaikan tekanan ini kemudian akan
diteruskan ke rumah turbin dan pipa pesat. Perhitungan perubahan tekanan yang
terjadi hanya sesaat ini oleh Allievi dirumuskan sebagai berikut:6)
AH_n(n+.Jn'*4) (4e)
Ho- 2
n: Laol(gt Ho) (50)
Dalam hal terjadi pengurangan beban, maka tanda di muka tanda akar menjadi *.
Hubungan dalam rumus (49) dapat dilihat dalam Gbr. 40. Apabila diameter dalam dari
pipa pesat di beberapa bagian berbeda-beda, maka nilai E Zo dipergunakan sebagai
pengganti Lao dalam rumus di atas. Panjang L adalah jumlah seluruh panjang pipa
5.8 Perobahau Kecepatan 69
pesat mulai dari masuknya air sampai ke pusat turbin, ditambah dengan panjang dari
pipa lepas (draft tube). Panjang pipa lepas ini sangat besar pengaruhnya pada nilai
tersebut bila pipa pesatnya pendek, seperti pada PLTA dengan bendungan. Untuk
menggampangkan gambaran dari pada kenaikan tekanan, biasanya kenaikan ini
dinyatakan dalam persentase. Namun, perlu juga ada gambaran mengenai nilai tertinggi
tekanan air tadi pada keadaan-keadaan yang sementara sifatnya. Pada umumnya nilai
tersebut dinyatakan dengan kolorn air (m), atau dengan tekanan air maksimum (m).
Perubahan tekanan maksimum yang sifatnya sementara biasanya ada dalam suatu
batasan seperti dinyatakan dalam Tabel 14,
5.8 PerubahanKecepatan
180P(t -r 2c)
^ AA
- nzGD2
(51 )
(s2)
Ar:O+ (53)
5.9 Kavitasi
Jika kavitasi timbul pada turbin yang sedang berjalan, maka akan terjadi gejala-
gejala yang berbahaya terhadap turbin, di antaranya, menurunnya efisiensi, timbulnya
getaran, terdengarnya berisik, dan lainJain. Dalam turbin air, kavitasi terutama terjadi
pada bagian-bagian sudu rotor yang menghisap air, pada ujung sebelah bawah dan atas
dari roda putar, pada pipa isap, pada bagian belakang sudu rotor, dan sebagainya.
Untuk menghindarkan bertambahnya kavitasi perlu:
(a) memilih sudu rotor yang tepat bentuknya, membuatnya secara teliti dan
penyudahan (finishing) permukaannya harus baik;
(b) memasang rotor pada posisi yang rendah terhadap permukaan air sebelah
bawah (tail water);
(c) memilih kecepatan jenis yang kecil;
(d) memberi udara dalam jumlah yang tepat pada bagian atas dari pipa lepas;
(e) melapisi sudu rotor dengan bahan yang tahan terhadap kavitasi, seperti baja
tahan-karat (stainless steel) 13 Cr dan 18-8 Vi-Cr, atau membuatnya seluruhnya dari
bahan-bahan ini.
Faktor kavitasi dari Thoma adalah yang umum dipakai, dan merupakan angka
indeks bertambahnya kavitasi :e)
o:uu*J (5s)
Faktor kavitasi di mana kavitasi bertambah sangat besar dan efisiensi turbin tiba-tiba
menjadi sangat turun disebut faktor kavitasi kritis (o"). Faktor kavitasi ini akan berubah
bila kecepatan jenis turbin berubah. Faktor kavitasi instalasi (o) pada waktu turbin
berjalan dalam keadaan normal, hendaknya mempunyai kelonggaran yang cukup
terhadap o". Hubungan antara kecepatan jenis dan o dapat dilihat dalam Gbr.41.
Hubungan antara tinggi turbin dari permukaan air laut dan tekanan atmosfir dapat
dilihat dalam Gbr.42 (a). Hubungan antara tekanan uap air kenyang dan temperatur
air dapat dilihat dalam Gbr. a2 (b).
I,O
O,E
0.6 o,
0.4
- 6c
0,2
'/
0
50 100 200 300 300 400 500
a, (m-kW) a, (m-kW)
(a) (b)
(b) Gbr.42(a)
I Hubungan antara
I Tinggi di atas Per-
mukaan Iaut dan
? 0,3 Tekanan Atmosfir.
.i
o
e.6 E
a
/
d
< 9,4
'o 0,2
I E
A d
6 ll
r< Gbr.42(b)
O,I Hubungan antara
Suhu Air dan Te.
kanan Uap.
0 200 400 600 800 1.000 1.200 10 20 30
Tincgi di Ates Permukaan Lrut (m) Suhu Air ("C)
Tinggi (m) 0 100 200 300 400 500 600 700 E00 9m t.(m
Tekanm Atmosfu (1) 10,33 10.21 10, l0 9,95 9,8s 9,72 9,62 9,50 9,19 9,28 9,17
(m Kolom Air) (2) 10,01 9,89 9,78 9,63 9,53 9,40 9,30 9,1E 9,VI 8,96 8,85
Tekanan Uap (m Kolom Air) 0,06 0,09 0,13 o,t7 o,u o,32 0,43 0,57
72 Bab 5. Turbin Air
Apabila untuk suatu n', diketahui debit dan daya keluarnya, maka akan dapat
diketahui pula karakteristik turbin prototipnya. Adapun debit dan daya keluar turbin
prototip dapat diketahui dari rumus-rumus berikut:
o : Q'(#)'(#)"' (s7)
, : ,(*)'(#)'''(#) (s8)
Dalam pengujian model, tinggi jatuh efektif dapat dikatakan konstan. Dengan
merubah debit, tinggi jatuh, kecepatan putar dan mengingat pula akan rumus (52),
maka karakteristik turbin prototip dapat diramalkan atau diketahui. Pengujian model
dapat pula dilakukan untuk mengetahui karakteristik turbin terhadap kavitasi. Dalam
pengujian kavitasi dapat dilakukan penelitian tentang efisiensinya, debitnya, daya
keluarnya, dan bertambah besarnya kavitasi, dengan jalan merubah-rubah faktor
kavitasinya. Rumus-rumus Moody dan Ackeret banyak digunakan untuk dapat
meramalkan besarnya efisiensi turbin prototip dari percobaan-percobaan terhadap
model:10)
Contoh-contoh hasil pengujian model dapat dilihat daiam Gbr. 43 dan Gbr. 44.
1,0 1,2
,r' 0,098
\ o
d ?E o.oru
\ d o,oro
\ 0,88
P
+
\- 0
F* h \
i-
r>
F
_t
4
rc. \ E+, 0,8
nn Ol \
tJ s^
o
) 92
!\
o
\ \\o
90
ll
b ,l
s
0,4
88
0,02 0,04 0,06 0,08 0,10
6
5.11.2 Dimensi Kasar Turbin Jenis Aliran Diagonal dan Turbin Baling-Baling
Dimensi rotor untuk turbin jenis aliran diagonal dan baling-baling ditentukan
menurut rumus berikut:1 1)
2,0 5
Z,
0,6 ?
4
fl:50m
,oo\l\L
I
%
o,,J I
I D1 ID, c
a
7/
:0,6
iJ
j a a !1
6
a 1c
BID' t ./
10,, F
t3
I
c.! E
4
0
7
100 200 300 400
E
xAc
I
0,9 ./
,, 7
. r5(m.kW)
0,8
o,7
Gbr.45 Koefisien Dimensi Rotor Turbin 56 8 I0 20 30 405060 80100 200
Francis. Debit (m:/s)
xDt
2,0
\ o
E
N L
.9
/,5 \ c
-c
x
o
d \ 1
-
I,o a
o 100 200 3oo 4oo 5O0
zr(m
- kW)
k, : koefisien yang nilainya dapat dicari dari Gbr. 49, bila Du dan Z
diketahui.
Dimensi luar turbin dapat dicari dari Gbr. 47 dan Gbr. 48.
aC
0,5; E
Q!
tr
0.4
300 4oo 500 600 7oo 800 900 1.000 1 2 3 4 6 8lo 20 3o1o 6o6otoo
a,(m-kW) xtDzkWly'/d_
d: J@
lta o
ur: C"*/IqH
di mana D : diameter rotor (m)
d: diameter pancaran air (m)
r: kecepatan keliling (peripheral) rotor (m/s)
Dimensi diameter luar turbin Pelton vertikal dinyatakan dalam Gbr. 47. Nilai-nilai
dalam Gambar ini merupakan kelipatan dari Dr, Do dan D.
5.12 Referensi
Dalam Bab ini digunakan referensi terhadap karya-karya berikut ini:
1) Japan Electrotechnical Committee, Water Turbines, JEC-l5l (1968), Denki Shoin,
hal.24.
2) Ibid.,hal.25.
Bab 5. Turbin Air
3) Recommendatdon, No. 21.1.1965, Electrical Cooperative Research Association of
Japan.
4) W. P. Creager, J. D. Justin, Hydroelectric Handbook,2nd edition, John Wiley and
Sons, New York, 1955, hal. 825.
5) Water Turbines, op. cit., hal. 15.
6) Allievi, "Theory of Water Hammer" (translated by E. E. Halmos), Transactions
ASME,1929,
7) Publications 41, International Electrotectrnical Commission, Geneve, 1963.
8) Handbook of Electrical Engineering,Instituteof Electrical Engineers of Japan, 1967,
hal. 998.
9) D. Thoma, "Die Experimental forschung in Wasserkraftfach", Z.d.Y.D.I, 14 Maru
1925.
l0) L. F. Moody, The Propeller Type Turbine, Proceedings ASME,1925.
1l) Handbook of Electrical Engineering, op. cit., hal. 999.
BAB 6. PERALATAN DAN
FASILITAS.FASILITAS
LISTRIK
6.1 Generator
Berdasarkan arah porosnya, generator turbin air dibagi dalam golongan poros
datar (horizontal) dan golongan poros tegak (verticat). Golongan poros datar sesuai
untuk mesin-mesin berdaya kecil atau mesin-mesin berputaran tinggi, sedang golongan
poros tegak sesuai untuk mesin-mesin berdaya besar atau mesin-mesin berputaran
rendah. Penggunaan golongan poros tegak sangat baik bagi generator-turbin air,
antara lain, karena golongan poros tegak memerlukan luas ruangan yang kecil diban-
dingkan dengan golongan poros datar. Ditinjau dari letak bantalannya (bearing),
golongan poros tegak ini dibagi pula dalam empat bentuk berikut:
(l) bentuk biasa (conventional), yang dilengkapi dengan bantalan poros-dorong
(thrust bearing) di atas rotor (periksa Gbr. 5l (a));
t.-
[,--_l
1'
I
L]
1I t
I
luar bangunan itu melalui saluran udara itu. Dalam hal pendinginan udara saluran
tertutup, udara dihisap ke dalam dan dikeluarkan lagi dari suatu bangunan melalui
saluran-saluran tersendiri. Mesin-mesin berdaya besar biasanya dilengkapi dengan
tudung dengan sistim peredaran udara tertutup, di mana udara di dalam mesin die-
darkan melalui suatu pendingin udara. Meskipun sistim pendinginan dengan zat air
(hydrogen)juga dikenal, tetapi sistim ini tidak diterapkan pada generator yang diputar
oleh turbin air karena dianggap tidak ekonomis.l)
rlo
rlr
6.1.3 Konstruksi
Generator perlu direncanakan sesuai dengan efek roda gila (flywheel effect) GD2
untuk tubin air. Nilai GDz dari generator yang direncanakan secara ekonomis disebut
CD2 normal dari generator. Sekalipun GD2 normal, tergantung kepada perhitungan
perencana, bahan dan metoda perencanaan, agak berbeda, ada kecenderungan untuk
menggunakan rumus berikut:3)
Bila nilai GD'zdipilih lebih besar dari pada GD2 normal yang dibutuhkan oleh turbin
air, maka berat generator bertambah. Contoh keadaan ini dapat dilihat dalam Gbr. 54.
o 1,o
a 1,4 z
sc l)
c X
d
i 1,0 d
0r 1,0 I,5 2,0 2,5 a
G D2 I G D2 normal
utama atau diputar oleh mesin lain yang terpisah, bergantung pada besarnya putaran
generator utama, kemampuan penguatan dan bekerjanya sistim kontrol.
Pada sistim eksitasi dengan arus bolak-balik, arusnya disearahkan untuk pengua-
tan. Sistim ini dimungkinkan penerapannya karena adanya perkembangan teknologi
penyearah (rectifier) semi-konduktor akhir-akhir ini. Penguatan dengan mesin arus
searah,sbcara konvensionil mempunyai kelemahan dalam hal pemeliharaan sikatnya
(brush) dan reaksi cepat dari penguat. Ada tiga jenis penguatan dengan arus bolak-
balik:
(l) dengan generator arus bolak-balik dengan eksitasi sendiri, di mana sebagian
dari daya arus bolak-balik yang dibangkitkan dipergunakan untuk eksitasi; rangkaian
yang dipergunakan terlihat pada Gbr. 57;
(2) dengan generator arus bolak-balik tanpa sikat, di mana arus bolak-balik dari
generator yang dipergunakan sebagai eksitasi disearahkan dengan penyearahan (atau
rectifier) pada rotor generator utama, langsung dialirkan pada lilitan penguat magnit
tanpa menggunakan cincin selip; rangkaian sistim terlihat pada Gbr. 58;
(3) dengan generator arus bolak-balik majemuk (compound) dengan eksitasi
sendiri (periksa 6.3).
*ffie= Iffifro
Gbr.57
Generator
..{)___)
ffiffi Bolak-Balik
dengan Eksitasi
",ffi* ffiE**
Sendiri.
L'^ '^L
lavn I, UIEI
Gbr.58
mffi*
Generator
@j
ffim**
ffir
Bolak-Balik
Tanpa-Sikat.
(e) Jcnis Shut Tunggrl (b) Jenis Kombimsi ACG : Generetor Bolak-Balik
E, : Peagu.t (Exciter) Utru
SL : Peniuet (Exciter) Prndu (Pilot, Sub-)
Gbr. 56 Penguatan (Excitation) AYR :
:
Autometic Yottage Reguletor
dengan Penguat Searah. MA Penguat (Amplifi*) Megnetis
RA -Pengurt(Anplifier)Putx
Batas kemampuan sebuah penguat harus lebih tinggi sedikit dari pada kebutuhan
untuk menjalankan generator utama pada daya dan faktor daya rlominalnya (Tabel 16).
Di Jepanga) standar tegangan untuk penguat adalah ll0 atau 220Yolt, dan kadang-
kadang juga 440 Yolt untuk generator berdaya besar.
Penguat Penguat
Besaran Catatan: Kapasitas yang sesuai
Utama Pandu
diperlukan untuk operasi pada
Daya tro% t2o% tegangan dan daya dasar dengan
Tegangan t0s% 110% fluktuasi frekwensi-5 l. 100% berarti
daya keluar pada kondisi dasar.
Arus tus% tt0%
kecil tetapi tidak untuk harga tertentu, sedangkanjenis kedua untuk mengatur tegangan
pada harga tertentu dalam batas toleransi tertentu pula. AVR yang bekerja secara
kontinu diterapkan pada generator buatan tahun-tahun terakhir. Selain jenis-jenis
di atas, ada pula jenis tanpa kontak, jenis yang menggunakan tahanan secara langsung
atau tidak langsung, danjenis vibrasi. Jenis tanpa kontak dapat bekerja kontinu tanpa
menggunakan kontak (mekanis), atau operasi mekanisnya dilakukan dengan meng-
gunakan penguat magnetis (magnetic amplifier), penguat berputar (rotating amplifier),
tabung elektronis atau semikonduktor. Jenis yang menggunakan tahanan secara lang-
sung disebut juga jenis berkontak banyak (multicontact type); di sini tahanan yang
dipasang dalam rangkaian medan dari penguat (medan) diatur langsung oleh isyarat
kontrol. Padajenis yang tidak menggunakan tahanan langsung, tahanan yang dipasang
pada rangkaian medan diatur dengan perantaraan motor pengatur atau suatu meka-
nisma hidrolik. Jenis vibrasi menggunakan kontaktor untuk mengatur tegangan pada
harga rata-rata yang konstan dengan menghubungkan atau memutuskan (on-off
operation) sebagian atau seluruh tahanan yang terhubung pada rangkaian medan.
Pada keadaan di mana rangkaian sistim eksitasi harus disesuatkan dengan kondisi
kerja dan penguat bekerja dengan tegangan. E, pada cincin selip pada keadaan tanpa
beban, maka akan terjadi perubahan tegangan pada penguat, bila AVR dikenai variasi
tegangan yang ekivalen dengan perubahan tegangan tiba-tiba pada terminal generator
serempak (synchronous). Di sini E, adalah tegangan pada cincin selip yang diperlukan
oleh generator serempak untuk mencapai kondisi beban kontinu pada suhu lilitan
medan yang nominal. Besarnya kenaikan atau penurunan tegangan ekivalen pada
penguat per satuan waktu (V/s) selama t detik sesudah variasi tegangan diterapkan
pada AVR, dibagi dengan d, dinamakan respon penguat nominal (exciter response);
(^ periksa Gbr. 59.
c Dalam definisi ini ditentukan
4I (kecuali bila dispesifikasikan lain)
fi
I
t
E
bahwa t :0,5 detik dan variasi tega-
c
t ngan ekivalen diterapkan untuk menu-
Lues rbc : Luas edc
u
6
I
Respon Penguat Nomind :74
1cd runkan tegangan terminal generator
E
A sampai 20% di bawah tegangan
E
d
u nominalnya. Selama pengujian semua
q
{
6 mesin yang berputar yang dihubungkan
tr Wektu (s)
pada rangkaian sistim eksitasi akan
Gbr. 59 Respon Penguat Nominal. berputar pada kecepatan dasarnya.
Maksud penggunaan AVR pada generator serempak yang tersambung pada sistim
84 Bab 6. Peralatan dan Fasilitas-Fasilitas Listrik
tenaga. ialah (a) mengatur agar tegangan pada keadaan kerja normal konstan, (b)
mengatur besarnya daya reaktif, (c) mempertinggi kapasitas pemuat (charging capacity)
saluran transmisi tanpa-beban dengan mengontrol eksitasi sendiri, (d) menekan kenai-
kan tegangan pada pembuangan beban (load rejection), dan (e) menaikkan batas daya
stabilitas peralihan. Jatuh tegangan pada sumber tegangan akibat gangguan satu atau
dua fasa terhubung-singkat ke tanah besarnya antara 20-40%.Jatuh tegangan ini
terlalu besar dan AVR akan bekerja dengan efektif sekali. Namun, bila respon penguat
lebih besar dari 1,5, maka batas daya stabilitas peralihan tidak dapat dinaikkan karena
adanya gejala kejenuhan. Karena waktu variasi tegangan cukup iama AVR hampir
tidak mempenga.ruhi stabilitas keadaan tetap. Namun, stabilitas tetap naik bila respon
penguat naik.
lX"l>X6,:Q*o)Xo (70)
di mana lX,l: X" (pu)
Xa: reaktansi serempak pada keadaan jenuh (pu)
Jika dipasang kapasitor kompensasi dan penggunaan kabel tanah untuk transmisi
diperluas, maka faktor daya generator pada pangkal pengiriman sering naik, terutama
jika beban rendah, sehingga sistim perlu bekerja dalam keadaan mendahului (leading).
Dalam keadaan ini, bila arus eksitasi kecil, maka daya sinkronisasi akan turun dengan
akibat stabilitas menjadi rendah. Batas stabilitas keadaan tetap untuk generator kutub-
menonjol (salient) ditentukan oleh persamaan:6)
(#)',* (+ '&t,
, _ X"\' (-&"-')(' + x"
X. )' (#)'
2X, X"/X"
Et
I
T,\7, . #,) ('*e#)' * (#)'
: (' * #,)'#? (71)
Dalam persamaan (71), jika terminal generator diatur sehingga tegangannya e, konstan,
maka batas stabilitas tetap dinyatakan oleh lengkung-lengkung Gbr. 60. Stabilitas ini
dapat dinaikkan dengan mempergunakan pengatur tegangan otomatis jenis kontinu
yang bekerja cepat.
Batas operasi keadaan mendahului ditentukan oleh:
(a) kapasitas dasar generator (batas kenaikan temperatur pada lilitan angker);
(b) kapasitas penguat (exciter);
(c) daya mesin penggerak mula (prime mover);
(d) stabilitas tetap dan dinamis;
Operasi pada
Baktor Dava Dasar
Fasa Membelakangi Daya Dasar
Geoetator
x x
o &
Kapasilas Dasar
Generator
xdlxq :1,5
:1,3
Gbr.61 Batas Daya Keluar Generator.
XdlXq
-
Gbr. 60 Batas Stabilitas Keadaan Tetap
(Tanpa Respon Cepat AVR).
Bab 6. Peralatan dan Fasilitas-Fasilitas Listrik
iX"iL
d
!
a
E
u
a
()
Pada Gbr. 62, Ir" adalah arus medan yang diperlukan untuk menghasilkan tegangan
induksi sebesar 4; arus ini mengalir dari terminal generator melalui reaktor. Tegangan
terminal generator dipertahankan (konstan), artinya tidak dipengaruhi oleh besarnya
arus beban. Dengan menggunakan transformator arus, didapat u.ur i1, yang kemudian
disuperposisikan dengan ir, gana mengkompensasikan penurunan tegangan jX,i,
akibat arus beban. Dari cara ini akan dihasilkan karakteristik generator majemuk;
generator berprinsip demikian disebut generator majemuk eksitasi sendiri. Dalam
kenyataannya, kompensasi arus medan diperlukan juga karena kejenuhan magnetis
dan tahanan tidak dapat diabaikan. Juga karena ada perbedaan antara reaktansi poros-
6.3 Generator Bolak-Balik Majemuk dengan Eksitasi Sendiri 87
langsung dan reaktansi porosJintang pada generator berkutub menonjol. Karena itu
dalam cara ini pengaturan arus !r, dilakukan, sesuai dengan penyimpangan dari tega-
ngan terminal d, dengan menggunakan AVR dengan reaktorjenuh untuk menjaEaagar
tegangan terminal generator sama dengan tegangan perencanaannya. Berbagai jenis
rangkaian sistim ini terlihat pada Gbr. 63.
Sistim Reaktor Seri Sistim Reaktor Paralel Sistim CT Jenuh Sistim Transformator Kombinasi
Bila pada generator yang mempunyai penguat terpisah untuk eksitasinya ada dua
rangkaian medan magnit (untuk generator dan penguat) yang konstanta waktunya
cukup besar, pada generator dengan eksitasi sendiri hanya ada satu lilitan medan yang
konstanta waktunya lebih kecil, sehingga dihasilkan respon yang lebih cepat. Karena
itu perubahan tegangan terminal generator akibat perubahan beban yang mendadak
menjadi kecil dan keadaan dapat dikembalikan.pada harga semula dengan cepat. Ini
dinamakan pengaturan tegangan seketika (instantaneous).
Bila terjadi hubung-singkar tiga-fasa pada terminal generator, maka arus medan
melalui reaktor menjadi nol karena tegangan pada terminal menjadi nol. Tetapi arus
medan yang terjadi karena transformasi oleh transformator arus menjadi besar sekali,
sehingga arus hubung-singkat bertambah besar pula. Untuk proteksi terhadap hal
demikian dipergunakan transformator arus yang direncanakan agar medan magnitnya
akan menjadi jenuh pada arus tertentu. Umumnya kejenuhan ini direncanakan sehingga
arus hubung-singkat dibatasi antara 4 sampai 6 kali arus nominal.
Pengaruh respon yang cepat pada sistim eksitasi generator akan menaikkan stabili-
tas peralihan. Meskipun sukar mendefinisikan hubungan antara stabilitas dan respon
eksitasi secara kwantitatif, tetapi contoh percobaan simulasi transmisi seperti diper-
lihatkan dalam Gbr. 64 dapat digunakan.
Pada mesin-rnesin berkapasitas kecil kenaikan tegangan secara berangsur-angsur
dapat terjadi hanya dengan adanya remanensi magnit pada saat mesin mulai berjalan.
Tetapi untuk generator ukuran menengah atau yang berkapasitas besar perlu diperguna-
kan sumber arus searah pembantu untuk eksitasi awal supaya perkembangan kenaikan
tegangan itu dapat terjadi lebih cepat. Besar arus eksitasi awal ini kira-kira l0\ dari
arus eksitasi pada beban nol.
88 Bab 6. Peralatan dan Fasilitas-Fasilitas Listrik
NGR : 800r)
Pemeliharaan generator jenis ini lebih mudah dibandingkan dengan mesin berputar
(rotary machine) pada umumnya karena sistim eksitasinya yang statis dan fasilitasnya
yang sederhana.
Selain karakteristik seperti diuraikan di atas, gcnerato,r majemuk dengan eksitasi
sendiri mempunyai kelemahan-kelemahan tertentu. Ruang lantai yang ada diperlukan
untuk pemasangan transformator, reaktor dan penyearah. Selain itu karena eksitasi
terbalik tidak ada maka diperlukan sumber tenaga tersendiri untuk pemuatan tanpa-
beban dari saluran transmisi jarak jauh.
6.4 Transformator
6.4.7 Jenis dan Konstruksi Transformator
Kapasitas dasar transformator dipilih sama dengan daya dasar (ratcd output)
generator (kVA). Tegangan primer biasanya dipilih 5% di bawah tegangan dasar
generator. Namun, dalam beberapa hal, khususnya untuk transformator yang dihu-
bungkan dengan kawat transmisi tegangan tinggi sekali (extra-high voltage) maka,
karena faktor daya mungkin sama dengan 1,0 atau bahkan mendahului (lcading),
tegangan primer dipilih sama dengan tegangan generator. Pemakaian sistim pengaturan
tegangan dengan cara mengatur tegangan generator, sebagai pengganti dari perubahan
pcnyadap tanpa-beban (no-load tap-changer) pada sisi sekunder, lebih menguntungkan
karena mengurangi biaya akibat penyederhanaan konstruksi dan peningkatan kean-
dalannya.
Transformator dengan minyak isolasi sintetis yang tak dapat tcrbakar atau trans-
formator jenis kering dipakai sebagai transformator untuk pemakaian sendiri (station
service), terutama guna menghindarkan kebakaran. Pada pusat listrik yang bcrkapasitas
besar yang dihubungkan dengan sistim tenaga listrik yang besar, kadang-kadang
dibutuhkan kapasitas yang luar biasa besarnya dibandingkan dengan arus kerja normal,
karena kapasitas interupsi Ircmutus beban dan arus jangka pendek kabel mclebihi
batas tekniknya, oleh membesarnya arus hubung-singkat dalam rangkaian tcgangan
tinggi dan rendah. Dalam hal semacam ini impedansi dari transformator dapat dipilih
lebih besar dari nilai normalnya.
Sistim unit dan sistim ril dipakai untuk menghubungkan generator dan transfor-
mator pusat listrik tenaga air @LTA). Dalam sistim unit generltor dihubungkan dengan
transformator dan merupakan satu unit. Dalam sistim ril (bus) diadakan sebuah ril
untuk menghubungkan bebcrapa generator dengan satu sisi transformator. Pemilihan
sistim hubungan harus dilakukan dengan mempertimbangkan pentingnya pusat listrik
(power plant) yang bcrsangkutan dan sistim pembangkitannya, jumlah rangkaian
saluran transmisi yang ke luar dari pusat listrik, sistim saluran transmisi kc luar pusat
listrik, kcmungkinan pemuatan saluran tanpa beban, sistim sinkronisasi, sistim pelaya-
naa scndiri (station servicc) dan sistim distribusi langsung.
Bcberapa contoh sistim hubungan rangkaian uuma dapat itilihat padt Gbr. 65,
90 Bab 6. Peralatan dan Fasilitas-Fasilitas Listrik
Untuk perencanaan pusat listrik dapat digunakan gabungan dari sistim-sistim sebagai-
mana tertera dalam contoh di atas.
Tenaga listrik untuk pemakaian sendiri (station service) disediakan dari rangkaian
generator. Penyediaan tenaga cadangan diterima dari interkoneksi saluran distribusi
pusat-pusat listrik yang berdekatan atau dari generator mesin diesel yang dipergunakan
untuk keperluan pada bendungan yang terletak berdekatan dengan pusat listriknya.
Pada pusat listrik yang penting dan berkapasitas besar dipasang generator khusus untuk
pemakaian sendiri. Tegangan tinggi rangkaian pemakaian sendiri di Jepang adalah 6,6
ke Bendungan
6.7 Sistim Kontrol
Ini adalah sistim operasi otomatis yang mengontrol jalannya turbin air secara
otomatis, meliputi operasi dengan keadaan awal yang telah ditentukan, pembebanan
otomatis dan operasi kontinu, serta operasi penghentiannya secara otomatis bila
keadaan menghendaki atau bila terjadi gangguan, tanpa bantuan operator. Sistim ini
tepat untuk pusat listrik berkapasitas kecil yang terletak berdekatan dengan pusat
listrik pengontrolnya. Jadi sistim ini dipakai untuk mesin-mesin berkapasitas kecii dan,
pada umumnya, dengan operasi paralel dengan paksa (forced parallel-in), tanpa alat
sinkronisasi otomatis untuk menyederhanakan instalasi itu sendiri.
Operasi mulai jalan secara otomatis dilakukan oleh rele mulai (starting relay) yang
mendapat tenaga listrik dari penyediaan untuk pemakaian sendiri; caranya-adalah
dengan memberi tegangan pada-saluran transmisi yang terinterkonersikan dengan pusat
listrik pengontrol. Selanjutnya dilakukan pembebanan dengan cara menyesuaikan
pengatul muka air dengan air yang masuk. Operasi penghentian secara otomatis dila-
kukan dengan menjalankan rele arus lemah (low current relay), dengan membuka
saluran transmisi yang terinterkoneksikan dengan pusat listrik pengontrll. Bila terjadi
gangguan, maka penghentian otomatis dilakukan dengan urutan yang sama dengan
menjalankan rele pengaman.
Pada sistim ini seorang operator dapat melakukan operasi mulai, operasi jalan
92 Rab 6. Peralatan dan Fasilitas-Fasilitas Listrik
dan operasi berhenti dari turbin air dan generator serta berbagai pengontrolan lain dan
pengawasan terhadap panel hubung (switch-board). Sistim inijuga diperlengkapi dengan
alat-alat penghentian otomatis atau pemberitahuan tanda bahaya bila ada gangguan.
Sistim ini paling lazim dipakai pada suatu pusat listrik tenaga air. Berikut ini adalah
suatu contoh mengenai sistim ini.
Sebagai ilustrasi diambil sebuah saklar kontrol utama (main control switch),
dengan 6 tingkat hubungan, yaitu untuk operasi berhenti, katup pintu masuk, jalan,
eksitasi, paralel dan pembebanan. Dengan memasang saklar pada salah satu dari 6
tingkat ini, operasinya berlangsung sesuai dengan tingkat yang bersangkutan.
Pada o,rerasi mulai peralatan pembantu dijalankan terlebih dulu sebelum unit
utama mulai dijalankan untuk mempersiapkan tekanan minyak dan untuk mengalirkan
air pendingin dan minyak pelumas. Bila keadaan mulai cukup baik, misalnya, tekanan
minyak cukup, sudu antar dalam keadaan tertutup, pengaliran air pendingin baik, rele
pengaman tidak dalam keadaan kerja, dan lain sebagainya, maka operasi yang lain
dilaksanakan sesuai dengan tingkatan saklar kontrol utama.
Pertama-tama katup simpang (by-pass valve) dibuka; bila rumah turbin (casing)
sudah terisi air, katup pintu masuk dibuka (membuka). Sesudah kunci sudu-sudu antar
dibuka, operasi mulai dilakukan sedikit demi sedikit sampai generator dan turbin
mencapai kecepatan putar dasarnya. Bila kecepatan putarnya mencapai 80\ dari
kecepatan dasar, pemutus beban medan ditutup dan tegangan generator mulai naik.
Bila tegangan sudah mencapai 80\tegangan dasar, pengaturan tegangan dan kecepatan
putar mulai dilakukan dengan memakai penyeimbang tegangan otomatis (automatic
voltage balancer) dan sebuah penyesuai kecepatan otomatis (automatic speed matcher).
Kemudian alat sinkronisasi otomatis melaksanakan operasi paralel sehingga unit yang
bersangkutan mulai bekerja tanpa-beban. Jika dipakai alat pengatur muka air, pembe-
banan otomatis dijalankan sesuai dengan muka air dalam waduk. Bila dipakai pengatur
dengan tangan, pembebanan dilakukan dengan memakai saklar pengatur beban atau
saklar pembatas beban.
Operasi penghentian (stop) digolongkan dalam penghentian normal, cepat dan
darurat. Penghentian normal dilakukan dengan memasang saklar pada kedudukan
berhenti. Generator-turbin air akan berhenti secara otomatis menurut urutan tertentu,
yaitu mulai dari penurunan beban sedikit demi sedikit sampai pada keadaan tanpa-
beban. Pemutus beban paralel membuka. Pemutus beban medan membuka. Sudu antar
menttup sempurna dan mengunci, dan pada saat yang sama katup pintu masuk mulai
menutup. Bila kecepatan menurun sampai 3040% dari kecepatan dasar. rem akan
bekerja secara otomatis atau dijalankan dengan tangan.
Operasi berhenti mendadak dilakukan dengan menjalankan saklar berhenti cepat
yang terdapat pada panel kontrol utama atau dengan menjalankan rele pengaman
berhenti cepat. Generator-turbin air akan berhenti menurut urutan tertentu; mula-mula
sudu antar akan menutup dan bersamaan dengan itu katup pintu masuk mulai menutup.
Bila sudu antar sudah menutup dengan sempurna dan terkunci, pemutus beban paralel
akan membuka. Kemudian, pemutus beban medan membuka. Operasi pengereman
akan berlangsung dengan cara yang sama seperti di atas.
Pada operasi berhenti darurat generator-turbin air berhenti menurut urutan ter-
tentu, dengan mengerjakan rele pengaman berhenti darurat. Pemutus beban paralel dan
pemutus beban medan membuka, dan pada saat bersamaan sudu antar dan katup pintu
masuk mulai menutup. Sudu antar menutup dengan sempurna dan mengunci. Pengere-
man berlangsung dengan cara yang sama seperti pada operasi berhenti normal.
Rele pengamanan (protective relaying) yang dipakai untuk berhenti darurat adalah
rele diferensial generator, rele pengetanahan diferensial generator, rele hubung-singkat
6.8 Panel Hubung, L€mari Hubung dan Ril dalan Kotak Logam 93
lapisan generator dan rele pengetanahan lapisan generator. Untuk operasi berhenti
mendadak dipakai rele kecepatan lebih (over-speed), rele tegangan lebih (over-voltage)
dalam penguat (exciter), rele tekanan minyak rendah, rele kenaikan suhu pada bantalan,
dan rele kesalahan pada alat pengatur (governor). Untuk keadaan kerja tanpa-beban
dan tanpa-eksitasi dipakai rele-rele tegangan-lebih generator, arus-lebih generator,
kerugian eksitasi, rele diferensial transformator dan rele Buchholtz.
Tanda bahaya berbunyi bila tekanan minyak rendah (tahap ke-l), atau dalam hal
berhentinya aliran atau kekurangan air pendingin, berhentinya aliran atau kekurangan
minyak pelumas, kenaikan suhu pada bantalan (tahap ke-1), kenaikan suhu pada tempat
keluar udara pendingin, kenaikan suhu pada tempat ke luar air pendingin, tegangan
searah (DC) rendah dan hubungan-tanah dari rangkaian searah.
Pada sistim ini, sebuah pusat listrik dikontrol oleh pusat listrik yang Iain yang
terletak jauh dari pusat listrik yang dikontrol. Dalam beberapa hal banyak pusat-pusat
listrik yang dikontrol dengan sistim yang terintegrasikan dan terpusat dari pusat listrik
pengontrol. Ini berarti bahwa panel hubung yang harus dipasang di pusat listrik yang
dikontrol dipindahkan ke pusat listrik yang mengontrol. Sistim transmisi isyarat yang
digunakan disesuaikan dengan jarak altara pusat listrik yang dikontrol dan pengontrol,
jumlah bagian yang harus dikontrol, jumlah bagian yang harus ditunjukkan dan jumlah
bagian yang harus diukur datanya dan diawasi; untuk ini dikenal sistim hubungan
langsung, sistim gabungan, sistim frekwensi, sistim sandi (code) dan sistim sinkron.
Di sini operasi mulai jalan (start), putar dan berhenti dari turbin air-generator dan
berbagai operasi pengontrolan lainnya dilakukan dengan tangan dengan perkiraan
operator sendiri. Di luar negeri sistim ini dewasa ini jarang dipakai.
Di sini operasi mulai jalan, putar dan berhenti normal dari generator-turbin air
dikerjakan dengan tangan; penghentian secara otomatis hanya dilakukan bila ada
gangguan. Di luar negeri sistim ini sekarang jarang dipakai lagi.
Di Jepang nomor alat untuk peralatan kontrol otomatis ditentukan oleh Japan
Electric Machine Industry Association (disingkat JEM) seperti tertera pada Tabel 17.8)
Sistim pemberian nomor dengan abjad sedang diselidiki.
6.8 Panel Hubung, Lemari Hubung dan Ril dalam Kotak Logam
Jenis dan pengaturan suatu panel hubung (switch board) ditentukan dengan
memperhatikan jumlah unit dan peralatan, jumlah rangkaian saluran transmisi, sistim
kontrol, jumlah petugas kerja (operating personnel) serta skala dan pentingnya pusat
94 Bab 6. Peralatan dan Fasilitas-Fasilitas Listrik
I Unsur Induk
2 Rele Mulai Waktu-Tertunda atau Rele Penutupan
J Saklar Kerja
4 Kontaktor Induk
5 Alat Penghenti
6 Pemutus Beban atau Kontaktor Mulai
7 Sakiar Pengatur
B Alat Pemisah Daya Kontrol
9 Alat Pembalik Medan
10 Saklar Urutan Unit
ll Saklar Penguji
12 Alat Kecepatan Lebih
13 Alat Kecepatan Sinkron
14 Alat Kecepatan Kurang
15 Alat Penyesuai Kecepatan (Speed-Matching)
16 Rele Monitor Pilot-Kawat
17 Rele Pilot-Kawat
18 Alat Percepatan atau Pengurang Percepatan (Decelerating)
19 Kontaktor Transisi Mulai-Jalan (Starting-to-Run)
20 Katup untuk Mesin Pembantu
2t Katup untuk Unit Utama
22 (Cadangan)
23 Alat Pengatur Suhu
24 Alat Pengubah Sadap
25 Alat Pengecek Sinkronisasi
26 Rele Termis Peralatan Statis
27 Rele Tegangan Kurang Bolak-Balik
28 Pemberi Tanda Bahaya
29 Alat Pemadam Kebakaran
30 Penunjuk Gangguan (Hubung-Singkat)
3t Alat Eksitasi Terpisah
32 Rele Arus Searah Terbalik
JJ Saklar atau Penunjuk Posisi
34 Alat Urutan Induk
35 Alat Penghubung Singkat dengan Sikat atau Cincin Selip
36 Rele Polaritas
JI Rele Arus Kurang
38 Rele Termis Bantalan
39 (Cadangan)
40 Rele Medan
4t Pemutus Beban atau Kontaktor Medan
42 Pemutus Beban atau Kontaktor Jalan
43 Pemindah atau Selektor Rangkaian Kontrol
44 Rele Jarak
45 Rele Tegangan Lebih Searah
46 Rele Arus Fasa-Terbalik atau Fasa-Seimbang
47 Rele Tegangan Fasa-Tak-Lengkap (Incomplete) atau Urutan Terbalik (Reverse
Sequence)
4q Rele Deteksi Gangguan Mulai
l+g Rele Termis Mesin Berputar
6.8 Panel Hubung, kmari Hubung dan Ril dalan Kotak Logam 95
Tabel 17 (Itniutan)
listrik yang bersangkutan. Panel hubung suatu pusat listrik dapat dikelasifikasikan
sebagai tertera pada Tabel 18.
Nama Uraian
Panel hubung terdiri darijenis tegak yang berdiri sendiri, jenis bangku dan gabu-
ngan antarajenis bangku dan jenis tegak berdiri sendiri. Saklar-saklar diatur di atas panel
untuk mempermudah dalam pelayanannya. Instrumen diatur sehingga pembacaannya
dapat dipermudah, sesuai dengan kepentingannya. Yang lazim dipakai adalah instrumen
jenis terpasang (built-in type) dengan sudut lebar (wide angle). Pencatat (recorder),
pencatat gangguan (fault recorder) dan osilograp otomatis banyak dipakai untuk
mencari sebab-sebab gangguan. Penunjuk gangguan (fault indicator) dan penunjuk
operasi juga dipasang untuk mempermudah pengawasan.
Brtrry Ril
B.t !a Xit
Srrrrs
Ia3ea
tertutup dalam kotak logam dapat digolongkan sesuai
dengan konstruksinya menjadi ril dengan fasa yang terpisah, Gbr. 67 RII tlrlam Kotrk
dan ril dengan fasa terisolasikan. l'gln'
6.9 AIat Pelindung 97
Distribusi tegangan yang disebabkan oleh surja (surge) tegangan antara lapisan
dalam lilitan generator menunjukkan nilai yang tertinggi dekat ujung ke luar atau pada
ujung titik netral lilitan. Untuk meratakan muka gelombang tegangan dan menyeragam-
kan distribusi tegangan pada gulungan generator dipasang sebuah kapasitor pelindung
sebesar 0,1-0,5 pF antara setiap terminal dan tanah.
Untuk generator yang dihubungkan langsung dengan saluran transmisi, bila
tegangan yang masuk adalah
p:fie-.,-t frb-f'
- d,.-tt Gbr. 68 Hubungan Kapasitor Pelin-
dung.
-fr.ffip,,,-,,(74)
,:Z - R
" CRZ (7s)
"-Z*R
P- CRZ
(76)
D:__!.^^^_
r(rngKasan
Bentuk Gelombang: E ekivalen dengan
-r1r x 4,0) Ps 1,1 x Tegangan Dasar
R: G#n@) (77)
di mana C : kapasitansi tiap fasa dari rangkaian urutan nol dari generator (generator
zerosequence circuit) (pF)
: ,f frekwensi (Hz)
y: perbandingan lilitan (turn ratio) dari transformator
Bila cara ini dipakai untuk dua generator atau lebih pada ril yang sama, perlu diberikan
perhatian khusus terhadap hal-hal tertentu, antzra lain, behwa pengamanan selektip
terhadap gangguan tidak dimungkinkan, dan bahwa rele pengetanahan mungkin akan
salah-kerja karena satu komponen tegangan urutan nol, yang diterapkan pada sisi
6. l0 Referensi 99
Rele pengaman yang diuraikan dalam 6.7.2 di atas dipakai untuk pengamanan
turbin air dan generator. Untuk pengamanan peralatan lainnya lihat Bab 5 dan Bab 7.
6.10 Referensi
Dalam Bab ini digunakan referensi terhadap karya-karya tulis berikut ini ;
l) L. Baptidanov, V.. Tarasov, Power Stations and Substations, Peace Publishers,
Moscow, hal. 211.
2) Japanese Electrotechnical Committee, Water Turbines, JEC-151 (1968), Denki
Shoin, hal. 36.
3) Handbook of Electrical Engineering,Institute of Electrical Engineers of Japan, 196'/ ,
hal. 1005.
4) Japanese Electrotechnical Committee, D. C. Machines, JEC-54 (1965), Denki Shoin.
5) Handbook of Electrical Engineering, op. cit., hal. 1006.
6) Researches on the Stability of Electric Power Systems, Central Research Institute
of the Electric Power Industry, Japan, 1965.
7) Japanese Electrotechnical Committee, Standard Voltage, JEC-I58, Denki Shoin,
1970; Publications 38, International Electrotechnical Commission, Fourth
Edition, 1967.
8) JEM-1090 (1964) and Letter Symbols for Switchgears and Controlgears, JEM-11l5
(1971), Japan Electric Machine Industry Association.
9) Recommendations on Insulation Coordination at Power Ststions and Substations,
Central Research Institute of the Electric Power Industry (1969).
l0) Application of Surge Protection Equipment for Rotating Machines, Report No.
60025, Central Research Institute of the Electric Power Industry (Japan),
1960, hal. I 1.
ll) Report No. 19-2, Electrical Cooperative Research Association of Japan, 1963.
BAB 7. GEDUNG.GEDUNG DAN
FASILITAS PERLENGKAPANNYA
a.rso ro.oso
J-
Ruang Lemari
RuaDg Geoerator
r 3E8.500
Mesin Pembantu
90 t _ Kran
fransformator Utama
EL.238
15t
Tabir
EL.192,0 Kabel Tenaga dan Ril Terbungkus
E'L.129,0
EL.100,0
Ruang Mesin Pembantu
pembangunannya yang lebih pendek. Tetapi sebaliknya jenis ini merugikan karena
pekerjaan tidak akan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana, terutama di daerah-
daerah yang banyak hujan dan salju.
(c) Gedung sentral pasangan-luar (outdoor): jenis ini tidak mempunyai ba-
ngunan lainnya di sebelah atas lantai generator; bangunan bagian atas ditutup dengan
pelat baja atau beton. Pada jenis ini, keuntungan dan kerugian dari jenis pasangan
setengah-luar dapat lebih jelas dibedakan.
(d) Gedung sentral bawah-tanah (under ground): di sini (lihat Gbr. 7l) bangunan
induk dari gedung sentral dibuat di bawah tanah. Jenis ini dipakai apabila pelaksanaan
pembuatan bangunan utama sangat sukar atau tidak ekonomis karena keadaan topo-
1.2 Ruang-Ruang di Dalan Gedung Sentral 103
Bentaugan
EL 5t6.500
EL 574.000
Ruang
Generator
EL 566.500
r-
1.800 EL 566.500
EL 568.000
EL 551.500
EL 549.500
EL 545.200
grafis (sangat curam) atau karena tanah untuk pondasi sangat lunak; apabila secara
teknis dan ekonomis lebih-menguntungkan karena dapat memperpendek pipa pesat
atau untuk menggunakan tinggijatuh yang besar dengan saluran keluar yang panjang;
apabila diperlukan untuk kepentingan keindahan pemandangan atau untuk menyem-
bunyikan PLTA dari serangan perang; atau apabila diperlukan tinggi hisap (suction
head) yang cukup pada PLTA dipompa.
Yang dimaksudkan dengan ruang generator adalah lantai dekat turbin yang
diperlukan untuk pemasqlgan, pemeliharaan dan, operasi generator dan ruangan di
atasnya di mana dipasang kran-berjalan. Untuk gedung sentral dengan dua lantai,
ruang bawah yang dekat dengan turbin disebut ruangan turbin. Oleh karena ruang
turbin dan ruang generator mengambil tempat yang terbesar dalam gedung sentral,
maka harus diusahakan agar dimensinya dibuat sekecil mungkin sehingga dapat
mengurangi luas dan besarnya gedung tersebut, tanpa mengabaikan jarak antara
mesin-mesin utama dan metoda pemasangannya. Pada jenis pasangan-dalam ruang
pemasangan pada umumnya dibuat sama tinggi dengan jalan masuk sedang pada
jenis setengah-bawah-tanah atau jenis bawah-tanah dibuat sama tinggi dengan ruang
generator. Ruang pemasangan selalu ditempatkan berdekatan dengan ruang generator.
Harus diperhatikan pula tersedianya ruangan yang cukup luas untuk pemindahan
104 Bab 7. Gedung-Gedung dan Fasilitas Perlengkapannya
bagian-bagian mesin yang berat pada waktu pemasangan dan pembongkaran, dengan
memperhatikan daerah kerja dari gerakan kran. Ruangan untuk mesin pelengkap
perlu mendapat perhatian pula mengingat akan adanya kadar kelembaban yang tinggi,
misalnya dengan membuat konstruksi dinding rangkap, ventilasi, dan parit-parit
dengan kemiringan yang cukup.
Dalam keadaan yang tak dapat dihindarkan karena gangguan suara dan keadaan
geografis, kadang-kadang transformator utama ditempatkan di dalam gedung sentral.
Dalam hal ini, perlu diadakan dinding pemisah dengan transformator tersebut untuk
mencegah menjalarnya gangguan yang terjadi, atau pemadam api dengan sistim sem-
buran air. Sakelar, pemutus beban, PT, CT, dan lain-lain, diatur di dalam lemari yang
dipasang dalam suatu ruangan tersendiri atau dalam sebagian ruang generator bersama-
sama dengan ril untuk generator.
7.2.3 Ruang Meja Hubung, Ruang Rele, Ruangsn Peralatan Komunikasi dan Ruang
Kabel
Ruang meja hubung dan ruang rele diatur berdekatan dengan turbin dan ge-
nerator. Jika penjaga selalu menetap, maka perlu diperhatikan adanya penerangan,
peredaran udara, penahanan suara dan cahaya yang cukup.
Untuk ruang rele dan ruang peralatan komunikasi perlu diperhatikan temperatur
ruangan dalam keadaan operasi; jika perlu harus dipasang pesawat pendingin. Ruang
kabel diletakkan di bawah ruang meja hubung; tinggi ruangan ini harus lebih besar
dari 1,8 m.
7.3 Kran
k
a L
i.) ln
! x>
: ,rz n,at'rjorrhoooQo o.l(?r€Ivn
E
o
zv
a q
tr
c!
(da
JI d.=
d
L
ru
B!. ooooooooooQQ
c.t N N c.t N N (\l N N (\1 6t c'.r
8E
V-
hr
c.t Gl c.t c.r ci h r, ririg: R
o sa
tr c
(n
J(
(l se
L oooooooooooa
Ec! () FE
o
BE
&
o
v-
6
6l
a
6) \arr)r rl
o a virjrjr-'OOOr raOeO
ta tr 6la.)
o
6l D
Ea --a.l
C)
x6 sa
(g rrl \o \o
I
6J
v Bts vf,ro.o \o t t + cn ci oioico
I
6! v-
tsE
,j(
o0 E* F-r-OTaTaOOOOOQO
GlNCqmcqrcra
6! zv
a
o d
h
tr
E
6t se
qt v FE CO$rr1 €tr.}C.lr)rO\O\oo
'
a 8E
v- "jjj
N
o
!
ct
ti tr
d
o o o.t c..l c.l N ...1 ol tf t r+ $
HEa a.l c.l N a.l c.! c{ o,l C{ N N N N
Ev" JJJJJJJJJJJJ
(gkE
--dd
o
G)
$" aa
BSa cd (dhnOOOOOOOQ
H
cl !Rl
c.l c.l dr c.r s
fif" oo
dd
)rI a raohooooooooo
A 3{' -NN("ltrA\O@ONv.)O H-i6l
106 Bab 7. Gedung-Gedung dan Fasilitas Perlengkapannya
7.6 Penerangan
Kelas C
Peralatan Listrik, 1. Semburan Bubuk
Ruang Panel Hubung 2. Klorida Arang (Carbon)
Kantor 200-500
Di Lantai 100-200
Dalam
Ruang Generator Permukaan Atas Tudung
Gedung 150-200
Generator
generator, karena langitJangitnya tinggi dipakai lampu fluoresen air raksa, yang
kadang-kadang dilengkapi pula dengan lampu fluoresen pada dinding untuk memper-
besar efek warna. Dalam hal ini perlu diperhatikan pemeliharaan dari lampuJampu
tersebut. Untuk penerangan luar dipakai lampu fluoresen atau lampu pijar; lampu
fluoresen air raksa dipakai untuk daerah yang luas. Dalam sistim penerangan ini pene-
rangan untuk peralatan tertentu dipakai bersama-sama dengan penerangan menyeluruh.
Untuk pekerjaan pada waktu malam perlu pula ada lampu-lampu inspeksi di tempat-
tempat tertentu.
Rangkaian listrik untuk lampu-lampu darurat dipisahkan dari rangkaian untuk
penerangan biasa. Lampu-lampu ini menyala secara otomatis (oleh sumber tenaga
arus searah) pada saat pelayanan dari sentral terganggu; untuk ini dipakai lampu
fluoresen arus searah atau lampu pijar. Kapasitas minimumnya harus cukup, sehingga
dapat dihindarkan kesulitan pada waktu operasi darurat dan guna laluJintas operator
di dalam ruang mej6 hubung, ruang mesin, Bang dan tangga.
7.9 Referensi
Dalam Bab 7 ini digunakan referensi terhadap karya-karya tulis berikut ini:
1) Low-Speed Overhead Travelling Cranes, JIS-8801, Japanese Standards Association.
2) Recommended Intensity of lllumination,J[S-Z-9110, Japanese Standards Association.
BAB 8. PEMBANGUNAN DAN
PEMASANGAN MESIN
Pembangunan pusat listrik tenaga air biasanya dilaksanakan dengan urutan sebagai
berikut:
(1) Menyelesaikan formalitas yang dipersyaratkan oleh pemerintah negara yang
bersangkutan.
(2) Penyelidikan dan perundingan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan
pembangunan dan ganti rugi.
(3) Pembangunan prasarana yang diperlukan untuk pekerjaan pembangunan.
(4) Penyusunan kontrak dan pelaksanaan pekerjaan sipil.
(5) Pembelian mesin-mesin utama dan peralatan Iainnya.
(6) Memulai pekerjaan teknik sipil dan pelaksanaan pembangunannya.
(7) Pemasangan mesin-mesin dan peralatan lainnya.
(8) Percobaan operasi (dengan air).
(9) Mulai operasi komersiil.
Agar pelaksanaan pembangunan dapat diselesaikan dengan lancar dalam waktu
yang telah ditentukan, studi yang cukup dan pengertian yang sempurna dari setiap
tahap tersebut di atas sangat diperlukan. Keadaannya tidak sama untuk setiap negara.
Di Jepang, misalnya, formalitas utama yang diminta adalah izin pelaksanaan hak mema-
kai air berdasarkan Undang-Undang Sungail) dan Undang-Undang Perusahaan
Listrik,2) serta izin pelaksanaan rencana konstruksi. Oleh karena dalam tahun-tahun
terakhir ini perundingan mengenai ganti-rugi tanah cenderung untuk menjadi semakin
sulit, penyelidikan pendahuluan sangat diperlukan. Di Jepang biaya ganti-rugi tanah
ini dapat mencapai jumlah 15l dari seluruh jumlah biaya pembangunan. Prasarana
yang diperlukan, misalnya, adalah jalan, fasilitas penyediaan tenaga dan bangunan
sementara lainnya. Semua ini harus dapat diselesaikan pada saat pekerjaan pemba-
ngunan PLTA akan dimulai. Pembelian dan pemasangan mesin-mesin utama dan
peralatan lainnya akan diterangkan secara terperinci dalam bagian berikut ini.
hubungan tersendiri dengan perusahaan yang khusus melayani pemasangan mesin dan
peralatan, dan perusahaan ini yang melaksanakan pekerjaan pemasangan yang
sebenarnya. Namun, sistim manapun yang dipilih dari keempat cara tersebut di atas,
pengiriman teknisi dari pabrik tetap diperlukan.
Jika perusahaan listrik sendiri mempunyai tenaga ahli dan pekerja dalam jumlah
yang cukup banyak serta peralatan yang memadai untuk pekerjaan pemasangan, maka
cara (l) adalah yang paling menguntungkan. Keuntungan memasang sendiri adalah
bahwa perusahaan dapat melatih teknisi-teknisinya. Meskipun demikian, biasanya
sulit untuk memanfaatkan personil dan peralatannya secara efektif, sehingga pada
waktu ini cara tersebut tidak umum dilaksanakan. Dewasa ini cara (2) dan (3) paling
lazim dipakai. Cara (3) menjadi semakin luas diterapkan; kontrak seperti ini disebut
kontrak gunting-pita (turn-key contract).
Pemasangan mesin-mesin pembantu dan bermacam-macam pekerjaan konstruksi
yang kecil dapat dikerjakan dengan cara (l) sampai (4), tergantung pada keadaan alam
dan waktu penyelesaian dari masing-masing pekerjaan. Pengetanahan dikerjakan dengan
cara (4), sedang pekerjaan hamparan kabel dikerjakan dengan cara (1), (2) atau (3).
Untuk pembelian mesin, peralatan dan material, perusahaan listrik yang bersangku-
tan pertama-tama menyiapkan terlebih dahulu spesifikasi pembelian, dan mengumpul-
kan nama-nama pabrik yang sekiranya dapat memenuhi spesifikasi tersebut. Spesifikasi
pembelian harus menyebutkan dengan jelas faktor-faktor perencanaan, syarat-syarat
konstruksi, syarat-syarat garansi, macam dan jumlah onderdil yang diperlukan, jadwal
kerja, dan sebagainya. Untuk mesin-mesin dan peralatan perlu dibuat diagram rang-
kaian tunggal, tata-ruang mesin, dan sebagainya.
Jika pabrik telah ditentukan, pembeli harus membicarakan sekali lagi dengan
pabrik yang bersangkutan perincian lengkap dari spesifikasi yang telah diberikan.
Pabrik harus mendapat persetujuan dari pembeli mengenai semua gambar yang
diperlukan sebelum barang mulai dibuatnya. Gambar-gambar yang telah disetujui
dinyatakan demikian (approved drawings).
Biasanya pembuatan turbin air dan turbin yang dapat dibalik menjadi pompa
dimulai sesudah didapat penegasan bahwa apa yang dibuat sesuai dengan apa yang
disebutkan dalam spesifikasi; penegasan ini baru dapat dilakukan sesudah pabrik
melaksanakan pengujian model dengan hasil sangat memuaskan. Untuk pipa lepas,
pipa-pipa pembuangan (drain) dan lainJain yang ditanam di dalam pondasi beton,
gambar-gambarnya harus diserahkan kepada pembeli untuk mendapatkan pengesahan.
Pabrik harus membicarakan tentang cara-cara pemasangan, waktu yang diperlukan
dan proses pekerjaan dengan pemborong pekerjaan sipil, karena alat-alat tersebut
sangat erat hubungannya dengan konstruksi bangunan sipil.
tiga sampai empat tahun. Dari semua mesin, turbin dan generator memerlukan waktu
pembuatan yang paling lama, biasanya antaru 12-15 bulan. Sebagai contoh dapat
disebutkan bahwa pembuatan turbin dengan kapasitas lebih dari 100 MW, atau turbin
yang dapat dibalik menjadi pompa (reversible pump-turbine), memerlukan waktu l8
bulan. Waktu yang diperlukan untuk membuat mesin pada umumnya tergantung
sebagian besar oleh kecepatan kerja pabrik.
Waktu yang diperlukan untuk
t1 pemasangan turbin dan generator
13
dapat berubah-ubah tergantung pada
macam turbin, kapasitasnya, jumlah
t2
? unit, cara pemisahan dan pengang-
a lt
le
kutannya, serta cara pemasangannya
a10 di tempat. Contoh jadwal diperlihat-
@
1c
d
kan dalam Gbr. 72. Jumlah hari
Ea tersebut dalam gambar adalah jangka
A
d waktu yang diperlukan mulai dari
a'
6 permulaan pemasangan rumah turbin
e6
il sampai penyelesaiannya, disusul
dengan percobaan operasi dan
sampai dimulainya operasi penjualan
tenaga. Gbr. 73 menunjukkan contoh
jadwal pemasangan mesin-mesin,
1.000 2.000 5.000 10.000 2o.0oo 50.000 seperti turbin, generator, transfor-
kwiy'?7 untuk I Uoit mator dan meja hubung.
Gbr.72 Lamanya Pemasangan Fasilitas PLTA. Beton sekitar pipa lepas dari
sebuah turbin merupakan bagian
dari pekerjaan pondasi untuk gedung PLTA; karena itu pipa lepas biasanya dipasang
beberapa bulan sebelum turbin itu sendiri dipasang.
Jangka waktu pemasangan transformator utama berbeda-beda, tergantung dari
cara pemisahan bagian-bagiannya dan cara pengangkutannya. Karena itu sangat perlu
ditentukan lebih dahulu apakah transformator akan diangkut sebagai mesin yang sudah
dipasang atau yang terpisah-pisah, sesudah dipelajari keadaan jalan, kemampuan
jembatan, ukuran terowongan, dan lain-lain. Pada umumnya dapatlah dikatakan
bahwa jangka waktu pemasangan transformator utama kadang-kadang sangat besar
pengaruhnya terhadap jangka waktu pemasangan PLTA secara keseluruhan, walaupun
bagian-bagiannya dipasang di tempat.
Pemasangan peralatan gardu induk pasangan-luar, meja hubung, lemari hubung,
dan peralatan pembantu lainnya harus direncanakan terlebih dahulu dengan mengi-
ngat proses berlangsungnya pekerjaan sipil, sehingga dengan demikian jadwal para
pekerja pemasang dapat dibuat seimbang.
Jika ada dua unit atau lebih yang akan dipasang, maka pemasangarl bagian-bagian
mesin yang langsung berhubungan dengan pekerjaan beton (misalnya, pipa lepas,
rumah turbin dan lain-lain) dapat dilaksanakan secara berturut-turut atau bersama-
sama. Dengan demikian, maka pemasangan, penyetelan dan operasi percobaan dari
mesin-mesin berikutnya akan tertunda 1-2 bulan.
8.3 PrasaranaPembangunan
I l--]-
PeDBrt.o (CeDterirg)
SiltiD Minyrk
Hidrolik
llF*
(Shinsiog).
|f, x.b.l
Pekerieel
E
ll
Peoyetelu
E Bstse
Penguiian Stetir dal Peyetela!
I
Peuguiirn
Karena pada waktu pekerjaan sudah selesai diperlukan alat-alat kerja untuk
perbaikan dan pemeliharaan mesin-mesin, maka perlu pula dibangun suatu bengkel
mesin selama berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan. Bengkel mesin ini lebih baik
direncanakan pula untuk dipakai guna keperluan pemasangan mesin-mesin di tempat
pekerjaan. Peralatan dan mesin kerja yang perlu ada di bengkel mesin adalah mesin
bubut, mesin bor, mesin gerinda yang dijalankan dengan motor, mesin gergaji, las
listrik dan gas, serta satu set komplit alat-alat tukang besi. Akhir-akhir ini ada kecende-
rungan untuk tidak membangun bengkel mesin, karena pada umumnya perusahaan
yang mengerjakan pemasangan mesin membawa sendiri alat-alat kerja yang diperlukan
di atas ke tempat pekerjaan.
8.3.4 Lain-Lain
Dari beberapa macam bahan, mesin dan peralatan yang dibawa ke tempat pelaksa-
naan pekerjaaan, mesin-mesin listrik biasanya sangat peka terhadap kelembaban
udara. Karena itu perlu dibangun gudang penyimpanan tersendiri untuk menjaga agar
barang-barang tersebut tidak basah. Kantor dan tempat tinggal dibangun sedikit demi
sedikit sesuai dengan kemajuan pekerjaan serta kebutuhan akan tenaga kerja.
sekalipun untuk keperluan itu diperlukan perbaikan jalan, terowongan, jembatan, dan
lain-lain. Di banyak negara pembatasan-pembatasan dijalankan secara ketat, sehingga
perlu direncanakan pemisahan bagian-bagian mesin yang paling sesuai dengan keadaan
pembuatannya. Namun, ada pembatasan voluma dan berat yang disebabkan karena
terbatasnya kapasitas pelabuhan dalam hal besarnya dan kemampuan bongkar-
pasangnya. Oleh karena itu perlu dilakukan penyelidikan pendahuan dalam hal ini.
Sesudah dibongkar dari kapal, mesin-mesin dan peralatan biasanya diangkut ke
tempat pekerjaan dengan kereta-hela (trailer), atau truk; atau dengan roller jika
jaraknya dekat. Jika kapasitas jembatan tidak begitu besar, jembatan ini perlu diperkuat
terlebih dahulu, atau dibuat jalan sementara melalui sungai. Dalam banyak hal mungkin
pula dipergnakan kapal. Jika setasiun kereta api sangat dekat dengan letak pelaksanaan
pekerjaan, dan topografinya menguntungkan, mesin-mesin dapat diangkut dengan
jalan membuat jalan kereta api baru sampai ke tempat pekerjaan. Pengangkutan dari
alat-alat berat membutuhkan keahlian dan teknik yang tinggi; kadang-kadang pe-
ngangkutan berbahaya, sehingga karenanya diperlukan pengawasan yang cukup teliti
dalam pelaksanaannya. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan selama pengangkutan
lebih baik dipakai jaminan asuransi.
8.5.1 UrutanPemasangan
Urutan dan cara pemasangan turbin dan generator mungkin banyak sedikit berbeda,
tergantung pada keadaan gedung sentral, jenis turbin, poros (tegak atau mendatar),
sistim pemasangan, kapasitas mesin, pemisahan bagian-bagian mesin pada waktu
pengangkutan, dan lain-lain. Karena tidak ada perbedaan yang besar dalam hal-hal
pokoknya, di sini akan diberikan contoh pemasangan turbin Francis dengan rumah
(casing) dari pelat baja berbentuk silinder, yang berporos tegak, sebagai berikut:
(l) Pemasangan antar-antar pipa lepas dan hubungan pengetanahan (grounding):
pertama-tama dibuat galian untuk pondasi turbin; lalu, sebelum lantai beton dicor,
pt"t-ptut dan kawat pengetanahan dipasang terlebih dahulu untuk kemudian ditanam
di dalam beton. Tetapi kabel-kabel pengetanahan itu harus tersembul ke atas permukaan
lantai beton agar dapat dihubungkan dengan mesin. Pada umumnya sukar untuk
mendapatkan hubungan pengetanahan yang baik pada suatu PLTA. Karena itu
bendungan, saluran elak (diversion channel) dan gardu induk dipakai pula untuk
pengetanahan disamping dasar pipa lepas sendiri. Sesudah lantai beton dicor, beton
untuk antar-antar (liner) pipa lepas dicor sedikit demi sedikit sampai 3-4 kali, sementara
kait untuk mengangkat mur-sambung tegang (turn buckle) guna memasang pipa lepas
dan pasangan (htting) yang dipakai guna meluruskan pipa yang akan ditanam dicor
bersama-sama dengan beton tersebut'
Karena kran berjalan atas (overhead) biasanya sangat sulit dipakai untuk pema-
sangan antar-antat pengarah pipa lepas, maka dipakai kran kabel atau kran kerek
lderrict< crane) yang sederhana untuk maksud
ini. Sesudah tinggi titik pusat, tinggi
permukaan dan jarak dengan mesin-mesin lainnya ditentukan dengan tepat, kemudian
antar-antar pengarah pipa lepas dipasang kuat-kuat dengan dongkrak dan mur-sambung
tegang sehingga tidak dapat bergerak lagi jika beton dicor. Juga sebuah penguat
ditemlatkan di sebelah dalam antar-antar pengarah pipa lepas agar pasangannya kuat
sekali. Beton untuk mengisi ruangan antara pondasi dan antar-antarnya dituangkan
sedikit demi sedikit (kurang lebih 3 kali), setiap kali dengan pemeriksaan titik
pusat dan
tinggi. Bagian di bawah attar-antar pengarah pipa lepas yang sukar diisi dengan beton,
8. 5 Pemasangan Turbin dan Generator I 15
diisi kemudian dengan adukan encer (grout). Jika pengecoran beton untuk pipa lepas
sudah selesai, kemudian dapat dicor pondasi beton untuk rumah turbin dan dinding
bangunan sekelilingnya. Sesudah itu dapat dilaksanakan pembuatan tiang-tiang untuk
gedung, tiang-tiang penyangga ril untuk kran dan atap gedung sentral. Kait-kait yang
dipakai untuk pemasangan rumah turbin, untuk mengangkat tiang kran dan untuk
pemasangan mesin-mesin pembantu; pasangan untuk meluruskan letak pipa lepas;
ialuran air dan pipa drainasi; pipa untuk kabel penerangbn; pipa-pipa penyangga dan
baut-baut angker untuk pemasangan peralatan pada dinding; semuanya harus terpasang
lebih dahulu sebelum pengecoran beton dilakukan.
(2\ Pemasangan rumah turbin: jika gedung sentral telah diselesaikan dan kran telah
ditempatkan, pemasangan turbin dan generator dapat dimulai. Pertama-tama dipasang
bagian atas dari pipa lepas yang berbentuk kerucut yang mempunyai flens (flange)
lepas pada bagian bawahnya. Flens ini kelak akan dilas dengan bagian atas pipa lepas,
setelah rumah turbin dipasang. Flens pipa lepas dan flens pipa penyambungnya harus
dipasang dengan tepat. Kesalahan kecil pada pengecoran antar-antar pengarah pipa
lepas dapat dihapuskan oleh adanya sambungan antara kedua flens tersebut. Cincin
kecepatan (speed ring) dan rumah turbin dipasang di atas pondasi dasar beton. Karena
flens rumah turbin disambung menjadi satu dengan cincin, maka keduanya dipasang
pada saat yang bersamaan. Bila rumah turbin dipasang dengan las, maka perlu diadakan
pengamatan terus-menerus terhadap pengaruh regangan (strain) yang diakibatkan oleh
panas pengelasan tersebut; sementara pemasangan dan pengelasan dikerjakan' p,enga-
matan dan pengawasan terhadap perubahan ukuranpun harus selalu dikerjakan.
Sesudah pekerjaan las selesai biasanya diadakan pemeriksaan radiografis dan pengujian
hidrolik. Jika rumah turbin telah dipasang selengkapnya, maka selanjutnya dapat
dilakukan pemasangan tutup bawah rumah turbin, baling-baling antar, tutup atas
rumah turbin dan penumpu (pedestal) bantalan. Penetapan letak rumah turbin dilaku-
kan dengan baji-baji dan plat-plat baja yang diletakkan antara rumah turbin dan
pondasi beton. Sesudah itu dipasang pipa-pipa yang akan ditanam di dalam beton dan
disambung kawat-kawat tanah. Langkah berikutnya ialah mematikan letak rumah
turbin dengan dongkrak dan mur-sambung tegang untuk mencegah perubahan letak
disebabkan olehadanyagayaapung(buoyancy), tekanan luar dan gaya karena menge-
rasnya beton, serta memasang suatu penopang di dalam rumah t0rbin untuk mencegah
adanya perubahan bentuk. Jika semuanya telah selesai, beton dicor sedikit demi
sedikit kurang lebih tiga kali, setiap kali diperiksa apakah terdapat penyimpangan letak
pada rumah turbin. Rongga di bawah rumah dan cincin kecepatan yang sulit dicor,
dicor kemudian dengan adukan encer.
Sesudah beton selubung rumah turbin dicor sampai ke titik pusatnya, kemudian
dipasang motor servo untuk baling-baling antar, dan dicor sisa ruangan antzta rumah
turbin dan selubung beton dari rumah turbin, sambil dilakukan perletakan pipa-pipa
yang akan ditanam di dalam beton tersebut.
(3) Pemasangan generator.'rotor dan stator sebuah generator yang diangkut dalam
keadaan terpisah, dihimpun kembali di sentral menurut cara tertentu. Dalam keadaan
tertentu bagian-bagian stator juga diangkut dalam keadaan terpisah-pisah; jika kon-
struksi stator cukup sederhana atau kecil, hanya lilitannya saja yang dilepas dan
diangkut terpisah. Di ruang pemasangan lilitannya dihubung-hubungkan menjadi
kumparan. Dalam pengangkutan bagian rotor dilepasJepaskan sehingga bobot setiap
bagian menjadi ringan, bergantung pada konstruksinya dan kemampuan pengangkutan.
Pasangan susut (shrinkage fitting) dari poros utama dan'rangka penahan poros, pasa-
ngan susut antara rangka utama dan rangka samping serta plat sekat dipasang semuanya.
Kemudian, kutub medan, hubungan dengan lilitan medan dan hubungan dengan
tt6 Bab 8. Pembanguan dan Pemasangan Mesin
gulungan peredam diselesaikan sebagaimana mestinya. Juga cincin pengerem dan kipas
angin dipasang. Pada mesin-mesin model baru porosnya tidaf merupakan satu kesatuan,
tetapi terdiri dari beberapa bagian yang disambung dengan flens dan baut di bagian
dekat rangka samping.
Setelah beton tempat mesin menjadi keras dan diratakan dasarnya, lalu dudukan
stator bagian bawah, statornya sendiri dan dudukan atasnya ditempatkan menurut
posisi tertentu; titik pusatnya ditentukan sesuai dengan kedudukan turbin yang telah
dipasang lebih dulu. Permukaan bagian atas dari penumpu bantalan turbin merupakan
referensi tinggi terhadap dudukan atas dan bawah; ketinggian ini diukur dengan
batang pengukur dari pabrik. Kemudian diletakkan alat sipat datar (level) pada
permukaan dari dudukan bawah dan atas untuk mengetahui apakah permukaannya
benar datar dan rata. Jika titik pusat, tinggi dan permukaan sudah betul, dasarnya
dicor dengan beton dan dipasang baut angker. Jika beton telah mengeras, titik pusat
generator dan turbin diperiksa kembali. Jika posisinya telah benar baut dipasang agar
posisi ini tidak bergeser lagi.
(4) Pemasangan rotor turbin, rotor generator dan pemeriksaan arah poros: mula-
mula penyokong (bracket) atas dan bawah dari generator, penahan bantalan turbin
dan penutup atas dibuka. Kemudian rotor turbin dan poros utama yang telah dipasang
menjadi satu dimasukkan, dilanjutkan dengan memasang penutup atas, dan bantalan
antar (guide bearing) dan penumpu bantalan turbin. Setelah saluran air keluar
diperiksa, kemudian dipasang bantalan turbin dan sekat kedap air (water seal packing).
Untuk turbin Kaplan, penutup atas rotor yang telah dipasang jadi satu dengan rotor
dan poros utama diangkat dengan kran dan ditahan oleh penutup atas. Setelah penyo-
kong bawah dipasang, maka rotor generator diangkht dengan kran dan ditahan pada
penyokong bawah dengan dongkrak; penyokong atas dan bantalan poros-dorong
dipasang sehingga bobot rotor pindah pada bantalan ini. Cara pemasangan generator
jenis payung urutannya berlawanan dengan cara ini. Selanjutnya dipasang bantalan
antar atas atau bantalan sementara, sehingga arah poros dapat diperiksa dan ketidak-
seimbangan ar,tara tinggi bidang bantalan poros-dorong dan rotor dorong (thrust
runner) dari bantalan utama dapat diatur dengan sempurna. Tinggi bidang bantalan
poros-dorong ditentukan oleh berat bagian-bagian yang berputar (rotor turbin, rotor
generator dan poros utama), pengaruh pada poros oleh tekanan air, pelegkungan penyo-
kong atas (penyokong bawah pada generatorjenis payung) dan pengembangan poros
utama karena kenaikan temperatur, sehingga rotor turbin tetap pada posisi yang
normal ketika bekerja. Pada turbin Kaplan harus diperhatikan agar cincin pelepasan
air (discharge ring) tidak bersentuhan dengan baling-baling rotor turbin. Selanjutnya
poros generator dan poros turbin disambung (pengatur baling-baling juga dipasang
pada turbin Kaplan) dan diperiksa arah dan kelurusannya. Akhirnya setiap bantalan
dipasang dan diberi minyak pelumas.
(5) Pemasangan lain-lain: selanjutnya dipasang penguat (exciter), pesawat pen-
dingin, saluran udara, platform dan alat-alat pelengkap lainnya. Kemudian dilaksanakan
pula pemasangan pipa-pipa dan penyambungan kawat-kawat. Bersamaan dengan
kegiatan tadi dilaksanakan pula pemasangan pengatur aliran air masuk (inlet valve),
pengatur kecepatan (governor), instalasi pompa minyak pelumas, serta saluran dan
sistim drainasi.
(6) Penyambungan turbin dengan pipa pesat: turbin dihubungkan dengan pipa
pesat (melalui pipa ujungnya) sesudah pasangan beton selesai. Hubungan ini dilakukan
dengan memasang pipa penyetel (adjustment pipe) pada ujung pipa pesat, sehingga
panjang saluran dan titik pusatnya dapat diatur. Turbin dihubungkan dengan pipa
ujung (end pipe) oleh flens pembongkar (dismantling flange). Karena itu turbin dan
8. 5 Pemasangan Turbin dan Generator ll7
pipa ujung tidak terkena oleh gaya-gaya lebih yang disebabkan oleh pemanjangan,
pengerutan dan pemindahan, karena keduanya tidak berhubungan secara langsung.
Kerapatan terhadap air dijamin oleh sekatan (packing) yang elastis.
(7) Sistim tekanan minyak dan pembersihan: setelah dipasang pipa-pipa minyak
dibersihkan. Minyak pembersih (flushing oil) atau semacam minyak turbin diisikan ke
dalam tangki, dan dialirkan ke dalam saluran pipa yang dibagi ke dalam beberapa seksi
dengan pompa minyak, sambil dipanaskan dengan alat pemanas listrik. Anyaman
kawat dengan ukuran kira-kira 100-mesh dipasang di dekat ujung saluran pipa guna
mengumpulkan kotoran. Sekali-sekali saluran pipa dipukul dengan palu selama
pekerjaan pembersihan berlangsung untuk mempercepat keluarnya kotoran. Suhu
minyak harus dijaga tetap pada kira-kira 50'C. Kotoran yang terkumpul pada anyaman
kawat diperiksa untuk menilai proses pembersihan dan guna menentukan bila pember-
sihan ini harus dihentikan. Gbr. 74 menunjukkan susunan instalasi yang diuraikan di
atas.
Turbin dan generator sudah dipasang lengkap di pabrik, dan di sana diadakan
pemeriksaan dan percobaan. Setelah pasak-pasak (knock pins) dipasang dan tanda-
tanda antara bagian yang berpasangan (mate marks) digores, kemudian dibongkar
kembali dan dibawa ke tempat pemasangan. Pemasangan bantalan turbin dan generator
harus dikerjakan dengan teliti. Bila ukuran ketelitian sebesar l/100 mm tidak terjamin,
maka ini akan menimbulkan kebakaran dan kesulitan-kesulitan lain. Yang terpenting
dalam pelaksanaan pemasangan adalah pemeriksaan dengan teliti titik pusat dan sipat
datar (level) dari tiap mesin.
Hal-hal berikut ini membutuhkan perhatian yang khusus:
(a) Pengecoran beton pondasi dilaksanakan sedapat mungkin menyipat datar.
Dalam hal mesin berporos mendatar, beton pondasi yang akan menahan beban turbin
dan generator tidak boleh dicor berulang kali secara terpisah; bila demikian, permuka-
annya tidak akan tetap sipat datar sesudah bekerja bertahun-tahun karena beban yang
bekerja berlainan dari tempat ke tempat.
(b) Mesin-mesin dihubung-hubungkan dengan pertolongan tanda-tanda pasangan
(mate marks) yang harus tetap tidak terhapus untuk mempermudah pembongkaran dan
pemasangan kembali kelak.
(c) Harus dijaga agar tidak memasang pipa tanpa melepaskan plat penutup ujung
dan material pemeriksa lainnya. Perlu diperhatikan agar bubur beton (concrete milk)
tidak masuk ke dalam tabung-tabung dan pipa-pipa yang terbenam.
(d) Pipa-pipa minyak, tangki-tangki, katup-katup dan alat-alat sistim tekanan
minyak lainnya serta sistim pelumasan harus cukup bersih bagian dalamnya, sehingga
karat, pasir dan kotoran lain tidak tertinggal di dalamnya.
(e) Sementara pelaksanaan pemasangan berjalan, mesin-mesin dan perlengkapan
diperiksa untuk melihat apakah antar-antar tidak bekerja abnormal, apakah perputaran
cukup tercegah, apakah tidak ada bagian yang patah atau rusak, berlubang akibat
pukulan, retak atau berkarat, dan yang terpenting adalah apakah ada hal-hal yang
abnormal karena pengangkutan setelah diperiksa di pabrik.
(f) Barang-barang yang berat memerlukan pelayanan yang khusus. Barang-barang
tersebut harus diangkat dengan tali kawat yang tepat dan dengan menggunakan
pinggiran pelindung yang baik. Harus diperhatikan pula titik berat barang pada waktu
mengangkatnya.
(g) Pengukuran sipat datar, titik pusat dan titik-titik lain yang penting dilaksana-
118 Bab 8. Pembanguan dan Pemasangan Mesin
Pengecoran Beton
Sekitar Pipa Lepas
Pemasangan Penyokong
Bawah, Pemusatan
Pembongkaran Penyokong
dan Tutup Sebelah Dalam
Penghimpunan Penghimpunan
Penyokong Bantalan
Sebelah Atas Poros-Dorong
dan Poros-Turbin
kan oleh lebih dari dua orang secara terpisah untuk menghindarkan kesalahan oleh
satu orang.
(h) Biasanya sipat datar dengan ketelitian sekitar 0,02 mm dipakai sebagai patokan
derajat sipat datar. Bagi suatu mesin besar sukar diperiksa derajat sipat datarnya secara
keseluruhan dengan hanya mengukurnya secara lokal; karena itu dipakailah garis tepi
yang lurus sebagai ukuran. Bila sipat datar air yang dipakai, perlu diperhatikan gerak
perpindahan muka air, perbedaan suhu, dan gelembung-gelembung udara dalam tabung
berhubungan.
8. 6 Pemasangan Kembali dan Pengeringan Transformator 119
&6.1 PemasanganKembali
8.6.2 Pengeringan
8.6.2 Pengeringan
mula dikeringkan dengan cara penyemprotan dengan udara panas sampai derajat
tertentu dan kemudian dikeringkan dengan cara hampa udara. Gbr. 76 memperlihatkan
peralatan yang dipakai dalam cara ini. Bagian luar tangki transformator dibungkus
dengan bahan isolasi panas dan uap dialirkan ke tabung pemanas dari alat pemasak
air melalui pipa pemanas yang dipasang di bagian dalam tangki. Sebaliknya, tangki
dibuat hampa udara di bawah l0 mm Hg dengan menggunakan pompa hampa udara
untuk mempercepat penguapan. Suhu di dalam tangki dipertahankan sekitar 80-90"C
dan voluma kelembaban yang dibuat kondensor diukur. Nilai yang diukur ini, bersama
dengan perubahan tahanan isolasi, merupakan petunjuk sampai berapa jauh penge-
ringan telah berjalan. Kondensasi uap selesai dan tahanan isolasi menjadi konstan
dalam 1-3 minggu, bila pengeringan ini selesai, dan minyak bersih dimasukkan dalam
mesin sementara keadaan hampa udara dipertahankan.
Perangkap Dingin
Pipa Pemanas
Peniup Angin
Lemari Es
Pompa Hampa
Ketel Uap (Boiler)
Perangkap Uap Tangki Pemanasan
: i1111;:H::.ilffi::-#
Gbr. 76 Cara Pengeringan Hampa Udara dengan Sistim Sirkulasi.
8.7 Referensi
Sesudah pintu ambil air (intake gate) dibuka, air dimasukkan sedikit demi sedikit
124 Bab 9. Pengujian Pada Pusat Listrik Tenaga Air
ke dalam terowongan saluran atas (head race), tangki lepas tekanan-mendadak (surge
tank) dan pipa pesat. Ini didiamkan selama kira-kira satu hari untuk meneliti kebocoran
dan kelainan-kelainan yang terjadi.
Sesudah katup masuk (inlet valve) dibuka dan air mulai mengisi rumah siput maka,
untuk menentukan bahwa tak ada kelainan-kelainan, sedikit demi sedikit sudu-sudu
antar dibuka; segera sesudah turbin mulai bergerak, sudu ditutup lagi. Meskipun sudu-
sudu antar sudah ditutup tapat, turbin akan terus berputar dengan kecepatan yang
rendah karena momen kelambanannya. Karena itu sementara turbin berputar, bunyi-
bunyi yang terdengar, sentuhan-sentuhan, arah poros utama dan kelainan lainnya
diteliti. Kemudian sudu-sudu antar dibuka lagi dan kecepatan putar sedikit demi sedikit
diperbesar secara bertahap sampai mencapai kecepatan dasar, bila selama itu tak ada
kesulitan, sambil memperhatikan juga suhu dan getaran bantalan. Sesudah itu turbin
tetap dijalankan dengan kecepatan dasar (rated speed) hingga suhu bantalan mencapai
harga jenuhnya.
Untuk PLTA dipompa (pumped storage), cara tersebut di atas harus diikuti bila
ada turbin air atau motor langsir (pony motor) yang dapat dipakai untuk gerak mula
(start); tetapi bila gerak mula dilakukan dengan gulungan peredam, maka suhu gulu-
ngan harus diawasi.
dan malam bagi kumparan stator yang diisolasikan dengan bahan isolasi damar yang
dipadatkan, dan 3-4 hari siang dan malam untuk kumparan stator yang diberi isolasi
spatu bahan majemuk (compound-impregnated).
Sampai kini belum ada kesimpulan yang tegas mengenai nilai minimum yang dapat
ditoleransikan untuk tahanan isolasi (pada 75'C) kumparan stator suatu generator,
meskipun persamaan berikut dapat dipakai sebagai pedoman (harga perkiraan):')
Persamaan di atas ada kelemahannya, karena nilainya menjadi terlalu kecil untuk
generator berkapasitas besar. Persamaan lain yang memberikan nilai batas minimum
tahanan isolasi dengan memperhatikan tahanan jenis voluma adalah:2)
rv:47ffjffi
Ar
-
tz - tr
(80)
Nilai N menurun bila gulungan menyerap udara lembab dan menaik bila kumparan
sudah mulai memburuk keadaannya dan menjadi kering.
Menurut pengalaman, sebuah kumparan disebut kering normal bila indeks polari-
126 Bab 9. Pengujian Pada Pusat Listrik Tenaga Air
Permulaan Pengeringu
200
100
50
A40
ito
azo
s
9to
e
I
EJ
,1 4
3
2
0ta20301os0607080
Suhu ("C) Tegangan Pesguiian (kV)
Gbr.77 Hubungan antara Tahanan Isolasi Gbr. 78 tan 6 sebagai Fungsi dari
dan Suhu Gulungan. Tegangan Pengujian.
sasinya (ar) lebih dari 1,5 dan sebuah kumparan dianggap basah bila a, lebih rendah
dari 1,5. Indeks polarisasi cenderung untuk naik bila tegangan pengujian dan suhu
kumparan tinggi. Nilai 1,5 diukur pada suhu 20 -! l5"C dan tegangan pengujian pada
1000 V. Indeks polarisasi didefinisikan sebagai:3)
Dalam hal sebuah kumparan mempunyai isolasi yang baik, maka sutlut hilang
dielektriknya (tan d), seperti tertera pada Gbr. 78 (a), hampir konstan di s,;l-itar harga
tegangan dasar, dan kemudian naik sedikit demi sedikit disebabkan oleh griaia korona
(rneskipun pertambahannya kecil). Naiknya lengkung tan d hampir sarri: rierigan
turLlnnya, sesuai dengan naik dan turunnya tegangan pengujian yang diterapkan parla
gulungan; lengkung simpul jarang terjadi. Nilai tan d di bawah tegangan permulaan
korona adalah sekitar 2-8\ pada suhu udara ruangan.
Karena gulungan kebanyakan berisolasikan mika, pengisolasiannya biasanya
dianggap baik bila A tan d, yaitu perbedaan tan d pada tegangan dasar dan pada saat
korona belum timbul bila tegangan diturunkan pada suhu udara ruangan, menunjukkan
harga-harga di bawah ini:3'
Untuk gulungan dengan tegangan dasar ll kV: di bawah6,5\
Untuk gulungan dengan tegangan dasar 6,6 kV (isolasi klas B): di bawah 6,5\
Untuk gulungan dengan tegangan dasar 6,6 kV (isolasi klas A): di bawah 3,5 i{.
Bila bahan isolasinya mengandung kantong hampa (voids), maka tan d kelihatan
konstan bila tegangan yang diterapkan di bawah tegangan mula korona; seperti terlihat
dalam Gbr. 78 (b) ini kira-kira sama dengan tan d dari suatu kumparan yang baik.
Tetapi lengkungnya akan cepat naik pada tegarrgan yang lebih tinggi daripada tegangan
9. 8 Pengujian Rele Pengaman Secara Menyeluruh 127
dasar di atas, dengan hasil terjadinya lengkung simpul (loop) bila tegangan pengujian
d;naikkan dan diturunkan.
Pada kumparan yang sudah memburuk keadaannya, tan d di baweh tegangan mula
korona adalah relatip kecil seperti tertera pada Gbr.78 (c) dan pada tegangsn:dailq
lebih tinggi akan mempunyai gejala yang serupa dengan yang terlihat pada Gbr. 78 (b)"
Adapun untuk kumparan yang basah, tan d pada tegangan yang rendah adalah
besar, dan memperlihatkan gejala seperti terlihat pada Gbr. 78 (d).
Rele diferensial harus diuji bukan hanya hasil-kerjanya sendiri (lifat Jilid III Bab
5.2), tetapi juga kebenaran p€ngawatannya. Jalannya rele pengaman diperiksa dengan
arus sebenarnya pada sisi primer transformator arus (CT) yang bersangkutan dengan
hubungan rangkaian yang sebenarnya pula, sebagai berikut:
(a) Rele diferensial perbandingan (87 T untuk transformator): Rele dipasang pada
setelan (tap) yang terbawah, lalu diadakan hubung-singkat 3-fasa di luar daerah kerja
rele pada sisi tegangan tinggi transformator. Arus listrik dialirkan sampai mencapai
arus dasar dengan menggunakan generator; harus diyakini benar bahwa rele tidak
bekerja dalam keadaan ini. Kemudian diadakan hubung-singkat 3-fasa di dalam daerah
kerja rele pada sisi tegangan rendah, dan dialirkan arus listrik; sekarang harus diyakini
benar bahwa rele bekerja dalam keadaan ini. Arus listrik pada gulungan penghambat
(restraining) dan gulungan kerja (operating) rele pada tiap fasa diukur; lalu dipastikan
benar bahwa rele tidak salah bekerja karena arus hubung-singkat di luar daerah kerja
rele pengaman.
(b) Rele diferensial perbandingan (87-1 untuk generator): Pengujiannya dilaksana-
kan sama seperti pada (a).
(c) Rele arus pengetanahan (87 G untuk generator): Sebuah titik pengetanahan
diadakan di dalam daerah pcngamanan rele, dengan menghubung-singkatkan tahanan
titik netral generator dan menaikkan tegangan generator sedikit demi sedikit; arus kerja
t28 Bab 9. Pengujian Pada Pusat Listrik Tenaga Air
minimum rele diukur. Sekarang titik pengetanahan dialihkan ke luar daerah kerja dan
tegangan sedikit demi sedikit dinaikkan; kini rele tidak boleh bekerja.
Iangkah servomotor
8o 15,76'.%
l64,6rpm o, 31,6
tegangan AYR 5Y
39,6 rpm
tegangan penguat (exciter) 2E0 Y
keceDalan Dular
- 125 rPm
tekaDan pipa pesat 50,9 m
tegilgan geDera -
r3,4 kv
(rpm)
Kecepatan
Buka Sesudah Keadaan Distabilisasikan (rpm)
Putaran
Variasi Sementara
Variasi Tetap
bo I Maksimum
o
pi
(! 'o
k
Tekanan Statis pada Keadaan Diam
j4 F Nilai Variasi Sementara (m)
0)
F,
Tinggi Jatuh Statis pada (m)
waktu Mati
Sudu (s)
Waktu Menutup
Antar
Waktu Pasang Kembali (s)
Alat ukur regangan (strain gauge) jenis kawat tahanan dipakai untuk mencatat
keadaan peralihan dari tekanan hidrolik dalam osilograf. Perlu diperhatikan bahwa
pengukur tekanan hidrolik mudah membuat kesalahan karena denyutan-denyutan
hidrolik. Kedua alat ukur ini harus dikoreksi tekanannya dengan menggunakan alat
ukur standar, paling sedikit sekali sebelum dan sekali sesudah percobaan.
Variasi tekanan hidrolik (d") dapat dicari dari persamaan berikut:
0":'ff
"
P^- n
x t}o% (84)
Bila digunakan lebih dari dua turbin untuk sebuah saluran atas, p,, adalah tekanan
statis bila semua turbin berhenti. Bila sukar mengukur tekanan hidrolik statis dan
tinggi terjun statis dalam keadaan turbin berhenti, nilainya dapat dihitung melalui
132 Bab 9. Pengujian Pada Pusat Listrik Tenaga Air
pengukuran muka air yang sudah distabilkan di kolam pengatur atau di tangki pendatar
sesudah pembuangan beban.
n- - ttr
6^,, _
nn
x rcO% (85)
A
vo_ -v^-v,
v"
v roo"/ (86)
0 Pengujian Daya
waktu bukaan penuh, pada waktu bukaan setengah-penuh dan bila dijalankan dalam
keadaan terhubung dehgan sudu-sudu antar. Katup hisap udara harus dikontrol
sedemikian rupa sehingga turbin dapat bekerja pada daya-guna yang tinggi dengan
memperhatikan getaran dan hal-hal lain yang didasarkan atas hasil-hasil pengujian.
Pada pengujian ini kondisi kerja dari setiap bagian mesin dan peralatan diperiksa
dengan membuat kontak pada rele pengaman yang bersangkutan. Pengukurannya
dilakukan dengan cara yang sama seperti pada pengujian penghentian mendadak.
udara dalam pipa lepas dan tekanan belakang dan samping pada rotor.
(f) Muka air: kolam pengatur atau waduk, tangki pendatar, dan saluran bawah.
9.14 Pengujia4 Daya-Guna Turbin
H:+*a*ry+H,-f* (87)
di mana !- : l.jnilgi terjun tekanan (m kolom air) pada tempat masuk turbin
a: beda tinggi antara tempat pengukuran tekanan hidrolik dan titik pusat
(centre) turbin (m); harganya negatip bila titik pusat turbin letaknya
lebih tinggi daripada tempat pengukuran tekanan hidrolik, dan positip
bila yang disebut terdahulu terletak lebih rendah daripada yang
disebut terakhir
{rr : kecepatan aliran rata-rata (m/s) di tempat masuk turbin
lu2: kec'epatan aliran rata+:zta (m/s) di tempat keluar pipa lepas
g : percepatan gravitasi (m/sz) : 9,3
I{,: beda tinggi muka air dari saluran bawah (tail race) ke titik pusat turbin
(m); harganya positip bila titik pusat turbin terletak lebih titggi dari
muka air saluran bawah
:
,f koefisien rugi (coefficient of loss) pada katup masuk
fu 1l2c
.f untuk katup pintu air geser-tegak (sluice), katup putar (rotary) dan
=Okatup roto
r: tebal piringan katup (m)
d: diameter katup (m)
Tinggi terjun efektip turbin impuls didapat dari rumus berikut ini (Gbr. 8l):5)
H:L*at**z-
y t - ,24,- r!
"h
(88)
di mana Z : tinggi mulai dari pusat turbin sampai titik potong antara lingkaran
pangkal rotor dan garis-tengah pancaran (jet center line) atau tinggi
rata-ratz bila dipakai dua pancaran (m)
H:L+a+ryan',+ffi (8e)
Di antara data yang harus diukur untuk menghitung daya-guna (efficiency) turbin,
debitlah yang paling sukar diukur dengan teliti. Di beberapa negara telah dipakai
berbagai cara pengukuran debit, tetapi tidak satupun dari cara-cara ini yang hasilnya
memuaskan. Cara dengan alat ukur arus (currentmeter method), cara tabung Pitot
(Pitot tube method), cara Gibson (Gibson method) atau cara waktu-tekanan (pressure
time method) dan cara kecepatan aliran garam (salt velocity method) sudah umum
dipakai. Namun, cara yang paling baik dan memenuhi persyaratan saluran air untuk
setiap pusat listrik masih harus dipilih.
es: €^ * €1 (90)
I(N,: N)I x
l'arl roo
'tn - ::-
P (%)
g,gQH x 100 (92)
Bila kondisi pengujian berlainan dengan kondisi yang telah ditetapkan, maka
hasil-hasil pengujian harus disesuaikan dengan kondisi tersebut terakhir. Dalam pengu-
bahan ini ada batasan-batasan berikut ini:
(a) Perbedaan antara satuan kecepatan perputaran waktu pengujian dan satuan
kecepatan perputaran yang telah ditetapkan tidak boleh melebihi *1,5% dan penyim-
pangan dari tinggi terjun efektip yang sudah ditetapkan tidak boleh melebihi 3%,
artinya:s)
9.14 Pengujian Daya-Guna Turbin 137
m
(e4)
W<0,03
(b) Bila satuan kecepatan perputaran waktu pengujian sama dengan satuan kecepa-
tan perputaran yang telah ditetapkan, maka penyimpangan dari tinggi terjun efektip
yang telah ditetapkan boleh berkisar di sekitar 10\, artinya:s)
o: a,(#,)"' (e7)
,: ,r(#), (e8)
4:4r:Sn"'oo (ee)
Cara ini dipakai untuk mendapatkan daya-guna turbin secara langsung, yaitu
dengan mengukur perubahan suhu air yang disebabkan karena hilang tenaga hidrolik
dalam turbin. Air di tempat masuk turbin disadap dengan tabung Pitot dan kemudian
disalurkan ke dalam alat reduksi (reducing device) melalui tabung karet guna menjamin
pencegahan pertukaran panas. Jadi, air dalam pipa pesat dapat dimasukkan ke dalam
alat reduksi tanpa merubah tenaganya. Suhu air diukur dengan detektor suhu dari kawat
138 Bab 9. Pengujian Pada Pusat Listrik Tenaga Air
Sebaliknya, tenaga air di tempat keluar pipa lepas diukur dengan cara di atas
dinyatakan dengan rumus berikut ini:
Jadi, tenaga air yang dipakai dengan efektip oleh turbin adalah selisih antara
persamaan (100) dan (l0l); bila tinggi terjun efektip adalah H", maka daya-guna turbin
dapat dinyatakan dengan rumus berikut:
Dengan menjalankan katup pengatur tekanan yang halus, perubahan suhu dapal:
diperoleh sesuai dengan perubahan tekanan. Dalam hal ini, kawat tahanan platina
pengukur suhu air yang dipasang di tempat masuk dan tempat keluar harus dihubung-
kan dengan rangkaian jembatan (bridge circuit); jembatan dibuat seimbang dengan
mengatur tekanan pada ruangan reduksi (reducing chamber) sehingga kedua suhu air
menjadi sama dengan hasil
(ai - uDl2.S cukup kecil sehingga dapat diabaikan bila dibandingkan dengan .I{,.,
Karena H, adalah tekanan atmosfir, maka
Hz:0 (r04)
Tinggi terjun efektip H" dapat diperoleh dengan mengukur tekanan hidrolik Hl dalam
ruang reduksi, dengan menutup rapat katup tahan (stop valve) di tempat keluar ala!
reduksi, dan menambahkan selisih antara permukaan tempat terpasangnya detektor
suhu berkawat tahanan platina dan permukaan air saluran bawah (tailrace), yaitu
(2, - Zr). Karena itu maka
jenis (specific volume) air dan pada tenaga dalam yang disebabkan oleh suhu dan
tekanan air pada saat itu. Karena itu maka daya guna turbin dapat dihitung dari rumus
berikut:
4: Hr(l
- d)- * (Zr Z,\
Hit-p)+(2,-2,) (106)
R: L (r07)
Pa
di mana p : tahanar spesifik air (O-cm)
7: jarak antara kutub (cm)
I : luas permukaan elektroda yang masuk dalam air (cm2)
Untuk elektroda silinder berkutub tiga (Gbr.82) maka tahanan antara fasa adalah
Tetapi dalam cara ini, elektroda harus direncanakan sedemikian rupa sehingga me-
menuhi persyaratan
2D-^ (loe)
;.4a
Untuk elektroda datar paralel berkutub tiga (Gbr. 82 b) persamaan (107) dapat
dipakai untuk semua fasa.
Tahanan jenis air bersih pada 20'C biasanya berkisar antata 2.000-5.000 Q cm;
perubahan tahanan jenis karena kenaikan suhu adalah
Hubungan antara kadar garam dan tahanan jenis dapat dilihat pada Tabel 25.
Bila kepadatan arus pada permukaan elektroda adalah kira-kira 0,6 A/cm2 atau
lebih, maka akan terjadi busur api (arcs) untuk air yang bersih sekali. Demi keamanan
kepadatan arus perlu dikurangi di bawah harga 0,15 Alcmz untuk air yang biasa
didapat. Tetapi bila kecepatan air cukup besar, batasan ini dapat dinaikkan tiga kali
(lebih tinggi).
5 14,9 -0,o22
10 8,25 -o,o2l
15 6,09 -0,021
20 5, l0 -0,022
25 4,68 -0,o23
9.17 Referensi
Karya-karya tulis yang digunakan sebagai referensi dalam Bab 9 ini adalah sebagai
berikut:
l) Archer E. Knowlton (ed.), Standard Handbook for Electrical Engineers,8th edition,
McGraw-Hill Book Company, New York, 1949,hat.682.
2) Wiesman, AIEE Transactions,'New York, vol' 53, 1934, hal' 1010. Rumus (79)
dapat dibandingkan dengan apa yang tertera pada halaman 683, Referensi (l).
3) S. Hoki, Judgement of Insulation of Electric Apparatus, Ohm Company, Ltd., 1953.
4) Act 61, Ministry of International Trade and Industry, Tokyo, Japan, 1965, Clause 15.
5) Water Turbines: Definition and Tests, IEC-|IT,Institute of Electrical Engineers of
Japan.
6) Archer E. Knowlton, op. cit.,hal.612.
7) Water Power Report, No. 63003, Central Research Institute of the Electric Power
Industry (Japan).
BAB 10. OPERASI DAN PEMELIHARAAN
1Q.1 Operasi
Pekerjaan operasi suatu PLTA, meliputi operasi sistim dan mesin-mesin, pengatu-
ran daya (output) dan tenaga reaktip, pengawasan kondisi mesin, pencatatan, pelaporan
dan penghubungan berbagai bagian PLTA, operasi darurat pada saat ada gangguan,
pengamatan meteorologis, dan lain sebagainya. Dari semua ini, operasi sistim dan
mesin-mesin utama serta pengaturan daya (output) dilaksanakan oleh pusat pembagian
beban.
Bila akan mulai menjalankan generator turbin air yang sudah lama tidak bekerja
atau berhenti selama lebih dari seminggu karena ada pemeriksaan atau perbaikan,
operator harus selalu mengadakan pemeriksaan secara sepintas lalu, seperti pemeriksaan
dari Iuar untuk memeriksa absorpsi kelembaban generator dan kemungkinan masuknya
kotoran waktu generator dalam keadaan berhenti, kesalahan menyambung waktu
pemasangan, kesalahan menempatkan alat-alat, dan lain sebagainya.
Operator diharuskan (a) mengukur tahanan isolasi setiap rangkaian, (b) memeriksa
kondisi sikat, (c) memeriksa tinggi permukaan minyak pada bantalan dan kemungkinan
adanya minyak yang bocor, (d) memeriksa alat ventilasi dan sistim air pendingin, (e)
menentukan kedudukan normal pengatur medan (field), dan (f) melihat keadaan pe-
142 Bab 10. Operasi dan Pemeliharaan
Pengontrolan kecepatan adalah cara yang paling umum dipakai untuk mengontrol
daya keluar (output) dan frekwensi. Bilamana frekwensi sistim berubah karena beru-
bahnya beban, maka pengatur kecepatan (governor) mulai bekerja, sehingga dengan
segera terjadi pengurangan atau penambahan daya keluar dalam usaha membuat fre-
kwensi konstan. Karena pengatur kecepatan mempunyai sifat tidak dapat mengem-
balikan frekwensi pada nilai asalnya, maka akan timbul perbedaan frekwensi yang
sebanding dengan berubahnya beban. Sistim pengontrolan frekwensi otomatis (AFC :
automatic frequency control system) mampu mengetahui perubahan ini. PLTA yang
diatur dengan AFC (akan diuraikan dalam paragrap berikut) daya keluarnya dapat
diatur dan frekwensinya dijaga agar tetap konstan.
Operasi AFC, yang dipasang di dalam gedung sentral atau di stasiun pusat pe-
ngontrol, dilakukan dengan mengontrol daya secara otomatis, karena kemampuannya
mengontrol oleh adanya perubahan frekwensi; perubahan frekwensi ini menjadi isyarat
kontrol pada motor pengatur kecepatan dari suatu alat pengatur kecepatan.
Program operasi adalah salah satu cara menyesuaikan beban generator secara
otomatis dengan sesuatu pola di mana daya harian tiap satuan jam telah ditetapkan
lebih dahulu.
Operasi mengatur permukaan alr dilakukan dengan mengatur daya sesuai dengan
10.2 Operasi Khusus 143
debit sungai yang masuk untuk menjaga agar perrnukaan air di tangki atas tetap
konstan.
Operasi efisiensi tegangan tinggi dimaksudkan untuk memberikan efisiensi tertinggi
yang dimungkinkan pada beberapa generator dan distribusi bebannya. Jika generator-
generator yang ada mempunyai efisiensi yang sama, dan mereka diberi beban yang
sama, maka akan didapat efisiensi yang lebih tinggi. Untuk turbin Pelton dengan pan-
caran (jet) banyak, maka jumlah pancaran harus ditentukan sesuai dengan bebannya.
Cara bekerja dengan tegangan konstan merupakan metoda yang umum diperguna-
kan untuk memperoleh tegangan hampir konstan pada terminal generator; dalam cara
ini digunakan pengatur tegangan otomatis (AVR). Jika beban atau komposisi sistim be-
rubah secara menyolok, maka untuk menjaga agar tegangan konstan, eksitasi generator
akan besar berubahnya; ini dapat menimbulkan eksitasi lebih atau eksitasi kurang.
Dalam keadaan demikian operator diperingatkan oleh tanda bahaya (alarm). Dapat
juga dipakai pembatas arus yang telah distel pada batas tertentu atau pengatur faktor-
daya otomatis (APR : automatic power-factor regulator).
Untuk operasi denganfaktor-daya konstan arvs medan diatur sehingga perbandingan
antara daya reaktif (kVAR) dan daya nyata (kW) menetap pada suatu harga tertentu
tanpa terpengaruh oleh besarnya beban dan tegangan; untuk ini dipergunakan pengatur
faktor-daya otomatis (APR). Metoda ini dipergunakan di sentral-sentral kontrol jarak
jauh (remote-control) atau sentral kecil yang bebas dari kemungkinan arus lebih, eksitasi
lebih dan eksitasi kurang meskipun beban atau komposisi sistim berubah. Cara pe-
nguatan (amplifier) dan pengaturan sama seperti pada AVR, tetapi alat deteksi yang
digunakan untuk mengukur deviasi antara faktor daya sebenarnya dan faktor daya
yang ditentukan berbeda.
Untuk operasi dengan pengatur daya reaktif
otomatis (automatic reactive power regulator: AQR)
arus medan diatur secara otomatis, sehingga dapat
diperoleh daya reaktif (Q) yang merupakan suatu
fungsi dari daya nyata (P) yang dibangkitkan, misalnya,
Q: q + bP + cP2. Tujuan bekerja dengan cara ini
adalah untuk mengurangi hilang-daya transmisi atau
untuk menghasilkan daya reaktif yang sewajarnya.
Bekerjanya adalah dengan cara menerapkan deviasi
antara faktor daya yang nyata dan faktor daya yang
ditetapkan pada rangkaian deteksi tegangan dari AVR,
yang kemudian mengatur tegangan terminal generator
sehingga daya reaktif berubah. Rangkaiannya terlihat
Gbr. 83 Pengatur Daya Reaktif pada Gbr. 83. Jika terjadi penjatuhan beban atau
Otomatis (AQR). gangguan hubung-singkat alat ini akan bekerja sebagai
AVR. Jika eksitasi terlalu besar atau terlalu kecil alat ini akan bekerja hampir seperti
AVR.
Dalam operasi sebagai kondensator berputar generator dikerjakan sebagai sebuah
kondensator yang berputar, dengan kapasitas membelakangi (lagging capacity) kira-
kira (0,8-0,9) x (perbandingan hubung-singkat) x (kVA dasar), dan kapasitas men-
dahului (leading capacity) antara 5U60%. Makin kecil perbandingan hubung-singkat
makin besar kapasitas mendahuluinya. Penjelasan terperinci dapat dilihat dalam Bab 6
(bagian 6.2.7).
144 Bab 10. Operasi dan Pemeliharaan
10.3 Pemeliharaan
10.3.1 Pekerjaan Pemeliharaan
Pekerjaan pemeliharaan PLTA antara lain terdiri dari inspeksi, perbaikan penyem-
purnaan, penyetelan, pengujian, dan lain-lain. Dalam pekerjaan inspeksi termaSuk
inspeksi harian, inspeksi berkala dan inspeksi darurat. Dalam pekerjaan perbaikan dan
penyempurnaan termasuk yang dilakukan waktu inspeksi dan waktu mengatasi gang-
guan yang timbul. Sesudah inspeksi dan perbaikan, kemudian dilakukan penyetelan
dan pengujian, sehingga mesin kembali siap dipakai.
Inspeksi harian dilakukan selama mesin-mesin berjalan. Semuanya diperiksa dari
luar untuk mengetahui apakah ada sesuatu yang kurang beres, dan jika ternyata ada
kemudian diperbaiki. Hasil inspeksi tersebut dicatat dalam suatu laporan tertentu
sesuai dengan aturan yang telah dibuat sebelumnya; di dalamnya dimuat waktu, lintasan
ronda, serta bagian-bagian yang diperiksa dan diperbaiki. Frekwensi yang diperlukan
untuk inspeksi harian adalah satu kali sehari untuk PLTA yang dijaga orang dan satu
atau dua kali seminggu untuk PLTA kontrol jarak-jauh.
Inspeksi, pengukuran dan pengujian berkala perlu dilakukan untuk mencegah tim-
bulnya gangguan dan untuk mengetahui sebelumnya keadaan yang diharapkan akan
menimbulkan kerugian. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan firasat operator,
atau dengan alat-alatukur, alat-alat penguji, dan lain-lainnya. Jika diketemukan hal-hal
yang memerlukan perbaikan sebagai hasil inspeksi, maka ini harus dilakukan dengan
segera tanpa menunda-nundanya lagi. Frekwensi inspeksi berkala tidak mudah diten-
tukan karena hal ini sebagian besar tergantung pada macam mesin dan berapa umurnya'
Tabel26 memperlihatkan contoh frekwensi inspeksi berkala untuk turbin dan generator.
Inspeksi berkala perlu pula dihadiri oleh petugas dinas gangguan, agar gangguan pada
jalannya operasi penyediaan tenaga listrik dapat dibuat sekecil mungkin.
Inspeksi dqrurat dilakukan, apabila diketemukan sesuatu yang tidak normal pada
pemeriksaan dari luar, apabila pihak pimpinan memerintahkannya, apabila mesin telah
dipakai dalam keadaan berat (severe), atau bila terjadi gangguan pada mesin lain dengan
jenis yang sama.
Pada inspeksi turbin perlu diperhatikan antara lain getaran dan bunyi, kebocoran,
rumah turbin, dan tekanan minyak. Karena getaran dan bunyi tak dapat dihindarkan
selama turbin berjalan, maka perlu untuk diketahui dengan tepat keadaan pada waktu
jalannya normal. Apabila ada kelainan maka akan terjadi getaran dan bunyi pada poros
utama dan penutup. Karena itu harus dilakukan pengukuran pada bagian-bagian
tersebut. Perlu pula dilakukan pengamatan terhadap kemungkinan kebocoran pada
kedap air poros utama; kehilangan air diganti dengan air bersih dan diperiksa apakah
ada kebocoran lainnya. Sering kali perlu diadakan penggantian kedap deugan yang
baru. Kavitasi yang terjadi selama operasi harus diperiksa dengan mendengarkan
bunyi-bunyi yang ada. Juga sebelah dalam rumah turbin perlu diperiksa sekali setahun
untuk mengetahui keausan rotor dan baling-baling antar serta kebocoran pada kran
pemasukan air. Sistim tekanan minyak harus diperiksa bila ada kelainan. Minyak
yang sudah terpakai kadang-kadang berubah warnanya menjadi hitam. Hal ini mungkin
disebabkan karena adanya proses kompresi adiabatis dari minyak, yang sampai saat
ini tidak ada cara pencegahannya yang pasti. Ada beberapa cara untuk mencegah hal
itu, misalnya dengan pemakaian alat tertentu (dengan bubbler), merendahkan tekanan
10.3 Pemeliharaan 145
Tabel 2,6. Contoh Frekwensi Inspeksi dan Perbaikan Turbin Air dan Generator pada PLTA
Turbin Air
Pemeriksaan bagian dalam turbin Setiap tahun Pengecekan rotor dan
Francis sudu antar dan pengu-
kuran celah-celah.
Pemeriksaan bagian dalam turbin Setiap tahun
Pelton
Pemeriksaan bagian dalam turbin Setiap tahun Pengecekan sesudah plpa
Kaplan lepas dikeringkan.
Pembongkaran dan pemeriksaan Setiap 4 tahun
pengatur kecepatan dan pengatur
muka air
Pembongkaran pengatur tekan Setiap 4 tahun
dan pemeriksaannya
Pembongkaran bantalan dan Setiap 5 tahun
pemeriksaannya
Pembongkaran katup masuk dan Setiap 5 tahun Setiap 4 tahun untuk
pemeriksaannya jenis yang pengaturannya
hidrolik.
Pembongkaran peralatan kontrol Setiap 3 tahun
dan operasi serta pemeriksaannya
Pembongkaran peralatan minyak Setiap 3 tahun Juga untuk generator.
tekan dan pemeriksaannya
Minyak mesin
Pemeriksaan kwalitas Setiap tahun Pengujian oksidasi
minyak
Penyaringan minyak tekan atau Setiap tahun
penggantiannya
Penyaringan minyak pelumas atau Setiap tahun
penggantiannya
Pembongkaran bermacam-masam Setiap tahun Mutlak diperlukan
saringan, pemeriksaan dan sesudah banjir
pembersihannya
Pemeriksaan ban dan gigi-gigi Setiap bulan Setiap kali sesudah ada
gangguan
Pemeriksaan katup-katup Setiap tahun
Pemeriksaan pompa pengeringan Setiap 6 bulan Percobaan jalan setiap
kali sesudah banjir
Penggantian (change-over) dan Setiap bulan
pemeriksaan bagian pengganti turbin
penguat
Penggantian (change-over) dan Setiap bulan
pemeriksaan turbin pembantu
Pembongkaran kompresor udara Setiap 3 bulan
dan pemeriksaannya.
Generator, Pengrrat dan Rotor
Pemeriksaan presisi dan perbaikannya.
Rotor dikeluarkan dan dibersihkan. Setiap 5 tahun
Pemeriksaan cincin selip dan Setiap bulan
sikat komutator.
Pemeriksaan gulungan angker. Setiap tahun
Pemeriksaan lilitan medan. Setiap tahun
t46 Bab 10. Operasi dan Pemeliharaan
tidak sesuai. Karena itu, perlu dilakukan pengujian mutu dan penyaringan minyak
pelumas, disamping pemeriksaan kebocoran minyak dan air. Tindakan cepat harus
diambil terhadap kebocoran minyak karena ini mengotori gulungan dalam bentuk
kabut dan dapat menyebabkan pemanasan lebih dan pemburukan isolasi. Dalam hal
pendinginan dengan udara harus dicegah pengumpulan endapan dan karat pada mulut
pipa air pendingin, karena ini menyebabkan pengurangan voluma air yang mengalir
dan yang akhirnya menaikkan temperatur. Tergantung dari kwalitas air, bagian dalam
pipa air akan mengalami korosi dan akhirnya retak, sehingga menimbulkan gangguan.
Karena itu bagian dalam ini harus dibersihkan dan diperiksa setiap kali mesin dibongkar
(overhaul). Bila perlu, bahan pipa harus diganti bila mutu air kurang baik'
Setiap kali pemeriksaan dan perbaikan selesai, hal-hal yang penting harus dicatat
dalam buku catatan pemeliharaan. Kepala PLTA dan Kepala Bagian Pemeliharaan
yang bertugas harus memperhatikan betul-betul agar karyawan yang bertugas dalam
keadaan sehat dan dalam kondisi psikologis yang baik. Karyawan-karyawan harus
memakai pakaian kerja yang memenuhi persyaratan keamanan dan efisiensi.
Semua karyawan harus melaksanakan pekerjaan dengan penuh tanggung jawab
dan selalu ada di bawah pengawasan Kepala Bagian Pemeliharaan yang sedang bertugas.
Sebelum mulai bekerja Kepala Bagian Pemeliharaan harus dapat menguasai semua
karyawan dan menjelaskan tentang tujuan, ruang lingkup, urutan pekerjaan dan pem-
bagian tugas bagi masing-masing karyawan. Terutama dalam hal ada saluran bertega-
ngan pada bagian yang berdekatan atau apabila pekerjaan dapat membahayakan, harus
ditempatkan seorang pengawas.
Sesudah semua pekerjaan sblesai, karyawan yang bertanggung ja.wab atas pekerjaan
tersebut harus memeriksa apakah semua pekerjaan telah dikerjakan dengan baik, serta
memeriksa peralatan dan material yang dipergunakan. Semua tanda dan kawat pe-
ngetanahan darurat harus diambil. Kemudian ia harus melakukan pengujian tahanan
peralatan antara tiap fasa dan tanah serta antara fasa-fasa, dengan megger, guna
memastikan bahwa tidak ada hal-hal yang terlupakan dan hal-hal yang tidak normal
yang masih perlu dikoreksi. Perlu pula diadakan absensi dari semua karyawan yang
melakukan pekerjaan tersebut sesudah seluruh pekerjaan selesai.
Gbr. 84 menunjukkan data terakhir biaya perbaikan mesin dan peralatan di Jepang.
Contoh ini dapat dipakai guna perbandingan di Indonesia.
148 Bab 10. Operasi dan Pemeliharaan
E
E
1) Biava perbaikan u6s6 : iumlah biaya perbaikan kecil untuk
pekenaan pemeliharaan
t_ 2) Biaya oerbaiken umum dengan iumlah 2 (dua) juta Yen dihitug
E 100%.
3)
A6 ngil::-. r menuoiukkau lamanya operasi di bawah
r.-.:...'..;........r... 1
5 tahun
A ramanva operasi antara
d
W77777VV77 Bitiillf"'
mcnmiukkan lamanva ooerasi lebih dari
€ N|
30 40 50 60 70 80 90 100
Kapasitas PLTA
TURBIN
Tubuh Turbin Bantalan Utama Untuk 1 perangkat Termasuk bantalan
Pasak Titik Lemah Untuk l/2 perangka poros dorong dalam hal
Sudu Antar poros mendatar
Sekat Kedap Air Untuk I perangkat
Rotor Untuk I perangkat
Sudu Antar Untuk I perangkat Dipasang pada waktu
Ujung Mulut Untuk I perangkat perbaikan
Pancaran
Ujung Jarum Untuk I perangkat
Pengatur Kecepatan Motor Pengontrol I unit Hanya 1 motor pengontrol
yang perlu dikontrol jarak-
jauh dari panel pengatur
kecepatan dan beban
Bermacam-macam Masing-masing un- Pegas pelat sudah termasuk
Pegas tuk 1 perangkat
Ban Penggerak Untuk I perangkat
Kumparan Gerak Ibuah
Penyearah Semi- Masing-masing 1
Konduktor
Tabung Hampa Masing-masing I
Tahanan Geser Masing-masing I Hanya dipasang untuk
yang frekwensi gesernYa
tinggi (tidak termasuk jenis
takik) dan lekas rusak
(misalnya sebagai tahanan
pengontrol, tahanan Penga'
tur kecepatan dan tahanan
pengatur beban).
10.6 Onderdil Serep 149
PERALATAN
HUBUNG
Pemutus Beban Bushing (Pemutus Untuk I fasa Tidak diperlukan bila
Beban Minyak) ada onderdil serep yang
dapat dipakai (bersama
dengan PLTA atau gardu
induk lain)
Kontaktor Gerak Untuk I fasa
atau Stasioner
Kumparan Buka- Masing-masing I
Tutup
Pemisah Kumparan Buka- Masing-masing I Untuk pengendalian
Tutup dari jauh
Peralatan Udara Katup Pelepas Masing-masing I Hanya dipasang bila
Tekan onderdil serep tidak ada
yang cocok. Tidak
diperlukan bila ada onderdil
serep yang dapat dipakai
(bersama dengan sentral
atau gardu induk lain)
150 Bab 10. Operasi dan Pemeliharaan
PANEL HUBUNG
Rangkaian Utama Transformator Arus Masing-masing Tidak diperlukan bila ada
Generator (untuk Tiap Jenis) onderdil serep yang dapat
dipakai (bersama dengan
sentral atau gardu induk
lain)
Transformator Masing-masing I
Tegangan (untuk
Tiap Jenis)
Penyearah Tabung Penyearah I buah
Air Raksa
Penyearah Semi- I buah
Konduktor
22
20
E
t8
! I6
14
X 12
t0
I
E 6
4
2
0
0 20406080100 150 200 250 300 350 400
Kapasitas (MW)
Dalam rangka pembinaan bahasa nasional dalam buku ini diusahakan sebanyak
mungkin penggunaan istilah-istilah dalam Bahasa Indonesia, baik yang sudah lazim
dipakai, maupun yang di sana-sini baru kadang-kadang saja digunakan oleh para
teknisi. Oleh sebab itu, apa yang tertera di bawah ini baru merupakan usul atau
sumbangan pikiran bagi perbendaharaan istilah teknik untuk digunakan bila benar,
atau diganti kalau dianggap salah. Apabila pembakuan (standardization) istilah teknik
iistrik sudah menjadi kenyataan kelak, maka penulis akan mematuhinya secara
konsekwen.
Dalam Daftar Istilah Jilid I ini dicantumkan juga istilah-istilah yang terdapat
dalam Jilid-Jilid II dan III, karena Jilid I ini terbit paling akhir. Kamus-kamus yang
digunakan sebagai referensi dalam penyusunan Daftar ini adalah:
1. Panitia P.U.T.-U.G .M., Buku Istilah Teknik, Teknik-Sipil, Inggris-Indonesia,
Badan Penerbit Pekerjaan lJmum, Kebayoran Bagu, 1972.
2. Prof. Drs. S. Wojowasito, et. al., Kamus (Jmum Inggris Indonesia, Penerbit
Tiara, Jakarta, 1970.
3. John N,I. Echols, Hassan Shadily, An Indonesian-English Dictionary, Bhratara,
Jakarta, 1970.
INDONESIA TNGGRIS
(A)
admitansi admittance
adukan mortar
adukan encer grout
air bawah tailwater
air raksa mercury
air sulingan distilled water
alat device, tool, instrument
alat kerja tool
alat pelindung protective device
alat penderu buzzer
alat saring filter
alat sipat datar level
alat ukur gauge, meter
alat ukur apung float, surface float
alat ukur arus current meter
alat ukur celah gap gauge
alat ukur hujan rain gauge
alat ukur regangan strain gauge
alat ukur tekanan pressure gauge
aliran sungai langsung run-of-river
aliran udara draft
152 Daftar Istilah
alur slot
alur pintu gate guide
ambil air intake
analisa tegangan stress analysis
andongan sag
antar-antar liner
areal aliran catchment area
arus current
arus bolak-balik, arus tukar alternating current (A.C.)
arus dinamik dynamic current
arus pelepasan discharge current
arus pembangkit, arus penguat excitation current
arus pemuat charging current
arus pemutusan dasar rated interrupting current
arus searah direct current (D.C.)
arus serbu inrush current
arus susulan follow current
arus yang diperbolehkan allowable current
asimetris asymmetrical
atenuasi attenuation
awan petir thunder cloud
(B)
badan katup valve body
bagan pembantu auxiliary
bagian pengganti lihat "onderdil"
bagian penguat bracing member
baja las welded steel
baja tempa forged steel
baja tuang cast steel
baji wedge
baling-baling propeller
baling-baling antar guide vane
balok beam
balok angkat lifting beam
balok tahan flash board, stop log
ban belt
bangunan structure, building
bangunan atas-tanah superstructure
bangunan masuk inlet
bangunan salur air aqueduct
bangunan sentral power house
bantalan bearing
bantalan antar guide bearing
bantalan jenis engsel pivot-type bearing
bantalan jenis pegas spring-type bearing
bantalan poros-dorong thrust bearing
barang besi hardware
batang rod
batang kecepatan speeder rod
Daftar Istilah 153
(c)
cadangan back-up
cepat jenis specific speed
cincin kukuh stay ring
cincin pelepasan air discharge ring
cincin pengaku stiffener ring
cincin selip slip ring
154 Daftar Istilah
(D)
daya power
daya angkat lifting main
daya guna efficiency
debit discharge
deflektor deflector
denyut korona corona pulse
deteksi detection
dinamika strukturil structural dynamics
dinding arah guide wall
dinding halang rembasan core wall, cut-off wall
ditalakan in tune
dudukan katup valve seat
(E)
efek kulit skin effect
efek roda gila fly-wheel effect
efisiensi lihat "daya guna"
efisiensi keseluruhan overall efficiency
ekor gelombang wave tail
eksitasi lihat "penguatan"
elemen katup valve element
elemen sela gap element
elevator elevator
ember bucket
(r)
faktor beban load factor
faktor daya power factor
faktor hilang tahunan annual loss factor
faktor kavitasi cavitation factor
faktor kavitasi instalasi plant cavitation factor
faktor kavitasi kritis critical cavitation factor
faktor keamanan safety factor
faktor kedap run-off coefficient
faktor ketersediaan availability factor
faktor pusat listrik plant factor
faktor tegangan lebih overvoltage factor
flens flange
flens pembongkar dismantling flange
frekwensi frequency
(c)
gangguan radio radio interference (RI)
gardu induk substation
gardu induk penaik tegangan stepup substation
gardu induk penurun tegangan step-down substation
gardu jenis peti box-type substation
Daftar Istilah 155
(H)
hari guruh thunderstorm day
hembusan magnetis magnetic blow-out
hilang daya transmisi Iihat "rugi daya transmisi"
hilang kebocoran leakage loss
hilang korona corona loss
hilang tenaga energy loss
hubung singkat short-circuit
hubungan tunggal solid connection
(r)
impedansi impedance
impedansi surja surge impedance
induktansi inductance
inspeksi inspection
isolator gantung suspension insulator
isolator jenis batang-panjang long-rod insulator
isolator jenis pasak pin-type insulator
isolator jenis pos-saluran line-post insulator
156 Daftar Istilah
(J)
jalanan air water way
jalur magnit (-maknit, -magnet) yoke
jam ekivalen tahunan annual equivalent hour
jangkauan range
jarak aman yang diPerbolehkan allowable access distance
jarak bebas clearance
jarak bocor leakage distance
jari-jari girasi radius of gyration
jari-jari hidrolik hydraulic mean dePth
jatuh trip out
jatuh tegangan voltage drop
jebakan saluran line trap
jenis terpasang built-in type
jenjang tap
jumlah air pasti firm water quantitY
(K)
kabel kontrol control cable
kait hook
kaitan coupling
kampuh seam
kantong hamPa void
kapasitansi capacitance
kapasitansi sasar (tersebar) stray capacitance
kapasitas pembawa arus current-carrying caPacitY
kapasitas pemutusan interrupting caPacitY
kapasitor capacitor
kapasitor pelindung protective caPacitor
katup valve
katup atur control valve
katup buangan air drain valve
katup hisap udara air suction valve
katup jarum needle valve
katup kuPu butterfly valve
katup (pintu) masuk inlet valve
katup pandu pilot valve
katup pemadam throttle valve
katup putar rotary valve
katup simpang by-pass valve
katup tahan stop valve
kawat conductor, wire
kawat berkas bundled conductor
kawat berlilit stranded conductor
kawat camPuran alloy conductor
kawat komPonen component wire
kawat padat solid conductor
kawat paduan composite conductor
kawat pelindung shield wire
kawat penahan guy wire, staY wire
Daftar Istilah 157
(L)
laba-laba (rotor) spider
laluan balok kayu log chute
lampu pandu lihat "lampu pilot"
lampu pilot pilot lamp
lampu sorot spot-light
lantai dasar invert
lapis (-an) lining
lapisan lamination
lebar kaki menara stance of tower
lemari cubicle
lemari hubung cubicle
lembar catatan log sheet
lembar kontrol control slip
lembar studi perencanaan design study sheet
lengkung aliran flow-duration curve
lengkung beban load curve
lengkung debit duration curve
lengkung lama beban load-duration curve
lengkung massa mass curve
lenturan bending
lepas sinkron loss of synchronism
Daftar Istilah 159
(M)
majemuk compound
meja penghubung (-hubung) lihat ,.panel hubung"
menangani to handle
menara tower
menara penegang tension tower
menara singgung tangent tower
menara sudut angle tower
menara ujung dead-end tower
menyimpangi to by-pass
mesin pengangkat winch
mesin serempak (, -sinkron) synchronous machine
metal duduk stationary metal
metal jalan poros-dorong rotating thrust runner
mistar ukur staff gauge
momen tekukan bending moment
motor langsir pony motor
muatan charge
muatan terjkat bound charges
muka gelombang wave front
mulai start
mulut pancaran nozzle
mur-sambung tegang turn buckle
(N)
nilai sesaat instantaneous value
(o)
onderdil spare parts
oto-transformator auto-transformer
(P)
palang cross-arm
pampat compact
panas jenis specific heat
panas spesifik lihat ..panas jenis"
pancang pile
pancaran propagation, jet
pancaran rongga hollow jet
pandu pilot
panel hubung switchboard
panel jenis pasangan plug-in type panel
t60 Daftar Istilah
penunjuk indicator
penunjuk gangguan fault indicator
penunjukan indication
penuntun gelombang wave guide
penurunan kecepatan speed droop
penutup cepat high-speed recloser
penyaring lihat "alat saring"
penyearah rectifier
penyeimbang balancer
penyesuai matcher
penyetelan adjustment
penyokong bracket
lperalatan hubung (-penghubung) switch gear
peralatan pengait line coupling equipment
peralatan pengubah AC ke DC conYerter
peralatan pengubah DC ke AC inverter
peralatan perisaian shielding device
peralihan transient
perancangan planning
perbandingan hubung-singkat short-circuit ratio
perbandingan kerampingan slenderness ratio
perbandingan lilitan turn ratio
perbandingan mati dead band
perbandingan pengaturan tahunan yearly regulating ratio
perbandingan tingkat pelepasan discharge level ratio
percabangan branching
percikan sparkover
peredam damper
peredaman Iihat "atenuasi", damping
peredaman selama layanan service damping
perencanaan design
perentang spacer
perisaian shielding
perlindungan protection
perlindungan cadangan back-up protection
permitivitas permittivity
perolehan daya power gain
pesawat pendingin air conditioner
pintu air gerigi caterpillar gate
pintu air geser-tegak sluice, sluice gate
pintu air guling rolling gate
pintu air limpah-silindrik roller gate
pintu air tromol drum gate
pintu ambil air intake gate
pipa air hydrant
pipa bersimpai banded pipe
pipa buangan air drain pipe
pipa keliling by-pass pipe
pipa lepas draft tube
pipa kuras scouring sluice
Daftar Istilah 163
(R)
rambatan propagation
rangkaian circuit
rangkaian ganda double circuit
rangkaian kisi grid circuit
rangkaian monitor penghambat delay monitor circuit
rangkaian peredam damping circuit
rangkaian penghubung link circuit
rangkaian tunggal single circuit
reaktansi reactance
reaktansi poros-langsung direct-axis reactance
reaktansi porosJintang quadrature-axis reactance
regangan strain
regu bergilir shift
regulasi tegangan voltage regulation
rele aliran flow relay
rele arah directional relay
rele arus kurang undercurrent relay
rele arus lebih overcurrent relay
rele daya power relay
rele detekii detecting relay
tu Daftar Istilah
(s)
sadap tap
saklar switch
saklar beban load switch
saklar kerja operating switch
saklar pengalih diverter switch
saklar pengatur regulating switch
saling-mengunci interlock
saluran angin air vent
saluran bawah tail race
saluran bawah-tanah underground line
saluran bertegangan hot line
saluran curam banjir flood chute
saluran elak diversion channel
saluran ganda double-circuit transmission line
saluran komunikasi communication channel
saluran panas lihat "saluran bertegangan"
saluran penghubung feeder line, link line
saluran tertutup loop transmission line
saluran transmisi transmission line
saluran udara overhead line
sambungan cor construction joint
sambungan muai contraction joint
sandi code
saringan strainer
sarung (kabel) (cable) sheath
sekat weir
sekat kedap air water seal packing
sekatan packing
sekring fuse
sekunder secondary
sel cell
sela batang rod gap
sela pelindung protective gap
selang hose
semburan spray, blast
semburan bubuk pow.der spray
semburan gelembung bubble spray
semburan udara air-blast
semu appearance
sendi hinge
sentral listrik lihat "pusat listrik"
serba-guna multi-purpose
setengah timbul half-flush
sifon syphon
166 Daftar Istilah
sikat brush
siku elbow, angle
siku pelindung mulching angle
simpangan by-pass
sipat datar level
sirkit lihat "rangkaian"
sisi induk parent side
sisi pembantu subsidiary side
sistim banyak-terminal multi-terminal system
sistim berturutan tandem system
sistim jaringan spot-network system
sistim rangkaian tertutup loop system
stabilitas peralihan transient stability
stabilitas tetap steady-state stability
stasiun induk master station
stasiun jinjingan portable station
stasiun mobil portable station
stasiun pangkalan base station
stasiun tetap fixed station
struktur pasak pin structure
sudu antar lihat "baling-baling antar"
sudu kukuh stay vane
sudu rotor runner blade
sudut ayun swing angle
sumbat katup valve plug
sumbat silinder cylinder plug
sumbu bendungan axis ofdam
surja surge
surja hubung switching surge
surut muka air draw down
survey garis pusat centre-line survey
survey lokasi menara tower-site survey
survey profil profilc survey
survey tampak atas plan survey
suseptansi susceptance
susunan kapasitor capacitor bank
cr)
tahan kecemaran contamination proof
tahan suara noise proof
tahanan resistance
tahanan jenis lihat "resistivitas"
takik notch
tala, menala to tune
talam kabel cable tray
tanda pasangan mate mark
tanda jatuh drop target
tanduk (busur) api arcing horn
tangkai operasi operating shaft
tangki atas head tank
Daftar Istilah
167
tangki lepas tekanan-mendadak
tangki pendatar surge tank
tapal kuda lihat,.tangki lepas tekanan-mendadak,,
tata horse shoe
tata ruang Iay out, arrangement
tegangan lay-out
tegangan dasar voltage, stress
tegangan harian rated voltage
tegangan kejut everyday stress (EDS)
pulse voltage
tegangan keluk
tegangan kembali buckling stress
tegangan kehhanan recovery voltage
tegangan kontak withstand voltage
tegangan langkah contact voltage
tegangan lebih step voltage
tegangan Iebih-dalam overvoltage
tegangan lentur
internal overvoltage
tegangan lompatan balik bending stress
tegangan lumer back-flashover voltage
tegangan patah
yielding stress
tegangan perencanaan breaking strength
tegangan pikul design stress
tegangan pindah bearing stress
tegangan potong transfer voltage
tegangan pukul shearing stress
tegangan serat restriking voltage
tegangan tarik fibre stress
tegangan tekan tensile stress
tekanan desakan ke atas compression stress
tenaga uplift pressure
tenaga pembangkitan tabunan energy
tercemar annual generated energy
terdahulu contaminated
terbelakang leading
terowongan lagging
terowongan datar tunnel
terowongan elak adit
terputus-putus diversion tunnel
tersier
intermittent
terusan air tertiary
tinggi enersi water way
tinggi hisap Iihat ,.tinggi jatuh,,
tinggi isap suction head
tinggi jatuh draft head
tinggijatuh bersih head
tinggi terjun net head
titik lebur lihat ..tinggi jatuh,,
titik simpul melting point
tiupan magnetis nodal point
tonggak magnetic blow
pike
168 Daftar Istilah
tonggok stub
tongkat ukur apung rod float
torak atur control piston
trafo lihat "transformator"
transformator transformer
transformator ukur (instrumen) instrument transformer
travers lihat "palang"
tumpuan abutment
turbin aliran diagonal diagonal-flow turbine
turbin baling-baling propeller turbine
turbin impuls impulse turbine
turbin reaksi reaction turbine
turbin tabung tubular turbine
(u)
udara tekan compressed air
ujung penerimaan receiving end
unting-unting plummet
urutan sequence
urutan negatip negative sequence
urutan nol zero sequence
urutan positip positive sequence
(v)
ventilasi ventilation
ventilasi paksaan forced ventilation
voluma jenis specific volume
(tY)
waduk reservoir
waduk awal forebay
waktu mati dead time
waktu pasang kembali resetting time
waktu membuka opening time
waktu menutup making time
(z)
zat air hydrogen