Anda di halaman 1dari 183

BUKU PEGANGAN

TEKNIK
TENAGA
LISTRIK
DR. A. ARISMUNANDAR
DR. S. KUWAHARA

I * 1 I Xli
-fl :,iil
.N
? Egilr
,LIS.TAl{4.,{N
URS}FAF{
e l== EErn
t\4/A. TIiWUle
I
BH
T

3
JILID I PEMBANGKITAN
DENGAN
TENAGA AIR
BUKU PEGANGAN
TEKNIK TENAGA LISTRIK
JILID I: PEMBANGKITAN DENGAN
TENAGA AIR

OLEH

Dn. AnroNo ArusuuNaNDAR, M.A.Sc.


Direktur Lembaga Masalah Ke t enagaan
Perusahaan Umum Listrik Negara

Dn. Susuuu Kuw.lnau


Executive Director, Electric Power Development Co., Ltd. (EPDC)
Tokyo, Japan

Cetakan Kedelapan

PT PRADI{UA BRA}IIIA
# JAKA R TA
7

Perputakaan Nasional : katalog dalam terbitan 6Df)


Arismunandar, Artono

Buku pegangan teknik tenaga listrik / Artono Aris-


munandar, Susumu Kuwahara. - Cet. 8 - Jakarta : Pradnya
Paramita ,2004
3Jil.:26cm.
Isi : Jil I Pembangkitan dengan tenaga3ir :
Jil.[ . Saluran transmisi ; Jil. Itr. Gardu Induk.
rsBN 979-408-176-0 (Ji1.1)
rsBN 979-408-177 -9 (Jil.2)
rsBN 979-408 -178-7 (Jil.3)
1. Listrik, Tenaga . I.Judul. II. Kuwahara, Susumu.
621.31

,4\. szt- 1BR" i P Pnta

BUKU PEGANGAN TEHNIK TENAGA LISTRIK I


Oleh : DR. Artono Arismunandar M.A.Sc.
DR. Susumu Kuwahara

CI Association For lnternational Technical Promotion

O Hak Cipta dilindungi oleh Undang - undang

Diterbitkan oleh : PT Pradnya Paramita


Jalan Bunga 8 -8 A
Jakarta 13140
Anggota IKAPI
Cetakankedelapan :2004
Dicetak oleh : PT Penebar Swadaya Jakarta
PRAKATA

Penulisan buku ini didorong oleh keinginan penulis untuk ikut mengisi kelangkaan
kepustakaan teknik, khususnya teknik tenaga listrik, dalam bahasa Indonesia. Kelangkaan
(scarcity) ini disebabkan karena berbagai hal, antara lain, karena mereka yang mendalami
persoalannya biasanya terlalu sibuk untuk dapat menyisihkan sebagian waktunya guna
menulis buku, atau karena mereka menganggapnya kurang menguntungkan dilihat dari
segi keuangan. Sebab yang lain adalah terbatasnya pasaran, yang dipengaruhi oleh jumlah
tenaga ahli dan tenaga kejuruan (yang merupakan lingkungan pembaca buku-buku teknik)
yang relatif kecil, serta iklim masyarakat yang memang belum gandrung-buku (book-minded).
Daya beli masyarakat yang masih terbatas juga merupakan faktor yang menentukan.
Berhubung dengan hal-hal di atas, maka penulis bersedia mempertimbangkan tawaran
Tuan Koichi Fukui, Sekretaris Jenderal Badan Promosi Teknik Internasional (AITEP Jepang),
untuk bersama seorang pengarang Jepang menulis sebuah buku pegangan dalam bidang
teknik tenaga listrik. Badan ini merupakan organisasi tanpa-laba (non-profit) yang pembentu-
kannya disahkan oleh Menteri Luar Negeri Jepang pada tanggal 6 Desember 1967. Tujuannya
adalah ikut membantu perkembangan ekonomi wilayah Asia Tenggara dengan cara menerbit-
kan buku-buku pegangan dalam bidang teknik yang ditulis bersama (co-authorship) oleh
pengarang-pengarang Jepang dan penulis-penulis wilayah dalam bahasa tersebut terakhir.
Oleh karena tujuannya yang baik itu serta mengingat akan kekosongan akan kepustakaan
teknik tenaga listrik yang kian hari kian terasa, maka tawaran Tuan Fukui sungguh menarik
bagi penulis ini waktu itu. Namun, bila penulis teringat akan kenyataan bahwa tidak mungkin
merubah jumlah jam dalam sehari serta kesibukan-kesibukan penulis sebagai seorang admi-
nistrator, maka uluran tangan persahabatan itu berat rasanya untuk diterima. Penulis ini
memerlukan waktu berpikir beberapa malam untuk menimbang-nimbang manfaat buku ini
bagi masyarakat luas pada umumnya, dunia teknik tenaga listrik pada khususnya, dibanding-
kan dengan kelipat-gandaan usaha yang harus diberikan oleh penulis untuk menyisihkan
sebagian kecil dari waktunya bagi buku ini. Setelah merundingkan masalahnya dengan atasan-
nya, Ir' Abdul Kadir, Direktur Utama Perusahaan Umum Listrik Negara, serta berkat pe-
ngertian, dorongan dan izin beliau, penulis berketetapan untuk membantu usaha badan pro-
mosi tersebut terdahulu. Demikianlah, maka naskah perjanjian kerjasama ditandatangani
pada tgl 27 September 1971, dua bulan sesudah Tuan Fukui menyodorkannya kepada penulis.
Buku ini didasarkan atas naskah dalam Bahasa Inggeris berjudul ELECTRIC POWER
ENGINEERING HANDBOOK yang ditulis oleh Dr. Susumu Kuwahara, salah seorang
Direktur dari Electric Power Development Company, Ltd. (EPDC), satu-satunya perusahaan
listrik yang dimiliki negara di Jepang. Oleh karena itu, mudah dimengerti mengapa dasar
penulisannya adalah keadaan di Jepang sendiri. Dalam'BUKU PEGANGAN TEKNIK
TENAGA LISTRIK ini dicoba menyesuaikan penulisannya dengan keadaan di Indonesia-
tentu saja dalam batas-batas kemungkinan yang ada-serta melengkapinya dengan keadaan
di negara-negara lain di luar Jepang, baik yang didapat dari kepustakaan, maupun dari pe-
ngalaman kerja penulis ini sendiri di Kanada dan Amerika Serikat. Penyesuaian dengan keada-
an Indonesia tidak mudah karena ketentuan-ketentuan, peraturan-peraturan dan standar-
standar kurang sekali, tidak ada atau belum ada. Lagi pula, konsultasi penulis dengan ling-
kungan teknik yang lebih luas mengenai pengalaman-pengalaman praktis dalam bidang
tenaga listrik di Indonesia dewasa ini belum dimungkinkan. Kekurangan ini diharapkan
r
I

(4) Prakata

dapat diatasi pada edisi berikutnya.


Buku. pegangan (handbook) yang lengkap mengenai teknik tenaga listrik seharusnya
memuat segala aspek pembangkitan (generation), transformasi, penyaluran (transmission)
dan distribusi tenaga listrik. Namun, karena berbagai hal, pada tahap pertama ini hanya
akan diterbitkan tiga jilid, yakni:
I. Pembangkitan dengan Tenaga Air.
II. Saluran Transmisi.
III. Gardu Induk
Jilid I memuat hal-hal yang berhubungan dengan berbagai aspek pembangkitan tenaga listrik
dari tenaga air, mulai dari prinsip-prinsipnya, hubungannya dengan aliran sungai, perencana-
an pusat listrik tenaga air (PLTA), bangunan sipilnya, turbin air, pembangkit, pembangunan
dan pengujiannya bila selesai, sampai kepada operasi serta pemeliharaannya. Jilid II berisi
berbagai aspek penyaluran tenaga listrik, antara lain tentang penghantar, isolator, bangunan
penopang, karakteristik listrik, gangguan-gangguan dan pengamanannya, perencanaan dan
konstruksinya, serta penyaluran bawah-tanah. Jilid II menyangkut alat-peralatan serta hal-
ikhwal dalam gardu induk, misalnya tentang peralatan listrik yang ada, rangkaiannya, isolasi,
dan sebagainya. Karena sifat penerbitannya sebagai satu buku, tetapi yang terbagi menjadi
tiga jilid agar dapat dicapai oleh daya-beli masyarakat, maka apa yang sudah diuraikan dalam
jilid yang satu tidak akan dibahas lagi dalam jilid yang lain. Contohnya, koordinasi isolasi
yang dibahas dalam Jilid III tidak akan diungkapkan lagi dalam jilid-jilid yang lain, meskipun
ceritanya berlaku pula di sana.
Buku ini ditujukan kepada masyarakat luas yang ingin mengetahui sedikit-banyak tentang
teknik tenaga listrik. Namun, pemanfaatannya secara optimal baru akan terasa bila pembaca
memiliki pengetahuan sekurang-kurangnya sederajat dengan pengetahuan sarjana muda teknik
tenaga listrik. Dalam rangka partisipasi penulis dalam pembinaan bahasa nasional, maka
dalam buku ini diusahakan sebanyak mungkin psnggunaan istilah-istilah Bahasa Indonesia,
baik yang sudah lazim dipakai, maupun yang di sana-sini baru kadang-kadang saja digunakan
oleh para teknisi Indonesia. Apabila dalam hal terakhir ini penulis dianggap terlalu berani,
maka penulis bersedia menerima kecaman yang membangun dari para pembaca. Yang penting
adalah bahwa dari kecaman-kecamau ini akan lahir istilah-istilah yang definitip, sehingga
lambat-laun Bahasa Indonesia dapat berkembang menjadi bahasa teknik dan ilmu pengetahu-
an setaraf dengan bahasa-bahasa lain di dunia. Seperti telah disinggung di atas, buku ini
masih jauh dari sempurna. Sebabnya adalah waktu persiapannyayangterlalu singkat, sehingga
kurang kesempatan untuk melihat sampai di mana kondisi-kondisi yang berlaku di luar
negeri (terutama Jepang dan Amerika Serikat) dapat diterapkan di Indonesia. Tetapi penulis
beserta rekan-rekannya bersedia mencantumkan nama mereka pada buku ini karena mereka
yakin bahwa adanya sesuatu pegangan, standar atau ketentuan, lebih baik dari pada ketiadaan
pegangan sama sekali. Yang jelas, di dalam buku ini ada satu pegangan yang menurut penda-
pat penulis penting artinya bagi kaum teknisi Indonesia, yaitu adanya uraian tentang pemeli-
haraan (maintenance) dalam tiap-tiap jilid. Mudah-mudahan dari satu segi ini saja buku ini
sudah boleh dikatakan ada gunanya.
Sebagai buku pegangan, presentasi dalam buku ini ditekankan pada pokok-pokok yang
diperlukan dalam praktek teknik tenaga listrik sehari-hari. Oleh sebab itu di sini akan lebih
banyak terlihat tabel-tabel dan gambar-gambar dari pada rumus-rumus yang rumit; apabila
persamaan-persamaan diperlukan juga, maka p€nurunannya tidak diberikan oleh karena hal
ini sudah ada dalam karya yang direferensikan. Dalam penentuan bahan referensi, yang
dipertimbangkan adalah kebenaran isi dan kepentingannya. Meskipun penulis sudah berusaha
untuk memasukkan semua karya asli yang penting sebagai referensi dalam buku ini, masih
ada kemungkinan bahwa beberapa di antaranya belum tersebut. Bila yang terakhir ini terjadi,
penulis mohon dimaafkan.
Prakata (5)

Di atas disinggung bahwa pada tahap pertama ini hanya akan diterbitkan sebagian saja
dari bahan-bahan yang seharusnya ada dalam suatu buku pegangan tentang teknik tenaga
listrik. Bagian-bagian yang lain, misalnya yang menyangkut pembangkitan tenaga listrik dari
tenaga termis (uap, diesel, gas, nuklir, panas bumi) serta distribusi tenaga listrik akan diterbit-
kan pada waktunya, bila keadaan telah memungkinkan. Karena berbagai hal, antara lain,
berlakunya Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan, bagian-bagian yang sudah dapat
diterbitkanpun tidak keluar menurut urutan nomor jilidnya. Sangat besar kemungkinannya
bahwa Jilid II akan terbit paling awal.
Buku ini merupakan hasil karya sebuah kelompok Jepang-Indonesia yang terdiri dari Dr.
S. Kuwahara tersebut terdahulu, dibantu oleh Tuan-Tuan Toshiyasu Tako, Hiroshi Horie
dan Bunichi Nishimura, serta pejabat-pejabat Lembaga Masalah Ketenagaan, yakni Ir. Ibnu
Subroto, Ir. Supartomo, Ir. Komari dan penulis sendiri. Tanpa kerjasama yang baik, buku
ini tidak mungkin dapat muncul dalam bentuknya yang sekarang ini. Dalam hal terakhir,
kepercayaan penerbit kepada penulis juga merupakan faktor pendorong yang tak ternilai
artinya. Para penulis sangat berterima-kasih kepada Ir. Abdul Kadir, Direktur Utama Peru-
sahaan Umum Listrik Negara, atas pengertian yang baik, pemberian izin penerbitan serta sam-
butan beliau untuk buku ini; dan kepada Tuan Haruki Watanabe, Penasehat Ahli (Pemerintah
Jepang) pada Lembaga Masalah Ketenagaan, atas bantuan serta jasa-jasanya dalam berbagai
bentuk. Penulis Prakata ini berhutang budi kepada kedua orang tuanya yang telah banyak
memberikan dorongan kepada anak-anak mereka untuk maju dan berguna bagi masyarakat.
Akhirulkalam, penulis ini ingin menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada isteri dan anak-anaknya yang telah banyak mengorbankan jam-jam rekreasi,
hari-hari Minggu dan hari-hari libur untuk kepentingan penulisan buku ini oleh suami dan
ayah mereka; dan khusus kepada isterinya atas pengertiannya yang mendalam serta bantuan-
nya yang tak terhingga dalam pengerjaan gambar-gambar, tabel-tabel dan daftar-daftar.
Jakarta, Agustus 1972.

/'"2>r? J.f
A. AnrsuuNANDAR

j
''l
SAMBUTAN

Buku-buku dalam bidang teknik yang ditulis dalam Bahasa Indonesia sedikit sekali
jumlahnya. Buku-buku dalam bidang teknik tenaga listrik (electric power engineering) pada
umumnya, yang mencakup hal-hal yang perlu diketahui oleh seorang sarjana muda ke atas
pada khususnya, boleh dikatakan tidak ada. Padahal, kebutuhan akan buku-buku tadi makin
hari makin terasa. Betapa tidak. Permintaan masyarakat akan tenaga listrik melonjak dengan
pesat, meskipun kemampuan Negara memenuhinya masih terbatas. Sesudah mengalami masa
suram sebelum tahun 1966, sekarang sudah mulai terlihat titik-titik terang, meskipun belum
sepenuhnya memenuhi harapan masyarakat. Dari Anggaran Pembangunan Lima Tahun
(PELITA) Pertama didapatkan dana untuk menambah kapasitas terpasang sehingga jumlah-
nya pada tahun 1974 akan mencapai kurang lebih I juta kilowatt. Jumlah anggaran yang
disediakan dalam PELITA Kedua diharapkan akan bertambah besar, berhubung dengan
meningkatnya peranan sektor tenaga listrik karena aksentuasi PELITA Kedua, Ketiga, dan
seterusnya, pada industrialisasi secara bertahap. Dengan perkembangan ekonomi sebesar 7 /o
setahun dalam PELITA Kedua, diharapkan akan dicapai laju pertumbuhan sektor tenaga
listrik sebesar 12,5/, setahun, sehingga jumlah daya terpasang pada akhir masa PELITA
tersebut akan mencapai 1,75 juta kilowatt.
Oleh karena itu, kami menyambut dengan gembira terbitnya buku ini di tengah-tengah
kita. BUKU PEGANGAN TEKNIK TENAGA LISTRIK ini berguna sekali bagi mereka
yang ingin mengetahui sedikit-banyak mengenai teknik tenaga listrik, serta bagi para sarjana
dan sarjana muda teknik tenaga listrik yang ingin mempelajari kembali hal-hal yang telah
mereka perdapat di bangku kuliah guna kepentingan kerja praktek mereka sehari-hari.
Meskipun dalam buku ini masih banyak digunakan ketentuan-ketentuan serta norma-norma
luar negeri, tetapi hal ini tidak mengurangi nilainya sebagai buku, karena prinsip-prinsip yang
digunakan tetap berlaku. Penggunaan ketentuan serta norma tadi semata-mata adalah karena
belum adanya ketentuan dan norma Indonesia sendiri. Bila pengaturan di Indonesia kelak
diadakan, maka prinsip yang universil itu tentu saja akan diterapkan pada ketentuan dan
norma Indonesia.
Sekian sambutan kami. Kami ucapkan "Selamat" atas terbitnya buku ini. Semoga buku-
buku lain menyusul.
Jakara, September 1972 PpnusaselN Uuunt LtsrRIrc Necane
Direksi

s I -/,/-lAtr

ln. Asour KloIn


Direktur Utama,

t1
DAFTAR ISI

PRAKATA (3)
SAMBUTAN ... ,..,.,, (7)
DAFTAR TABEL ,..... (15)
DAFTAR GAMBAR .. (I7)

BAB 1. UMUM

1.1 Prinsip Pembangkitan Tenaga Air .. I


1.2 Potensi Tenaga Air I
1.3 Pembangkitan Tenaga Air dan Tenaga Termis )
1.4 Karakteristik Beban dan Faktor Pusat Listrik 4
1.5 Perkembangan Pusat Listrik Tenaga Air Dewasa Ini .. . 6
1.6 Referensi 8

BAB 2. PEMBANGKMAN TENAGA AIR DAN ALIRAN SUNGAI

2.1 CurahHujandanAliranSungai ....... 9


2.1.1 Curah Hujan 9
2.1.2 Pengukuran Curah Hujan 9
2.1.3 Aliran Sungai (Debit) 9
2.1.4 Hubungan antara Curah Hujan dan Aliran Sungai 10
2.2 kngkung Debit . 10
2.2.1 Hidrograf 10
2.2.2 Lengkung Debit. l0
2.3 PengukuranDebitSungai ... ll
2.4 Referensi 13

BAB 3. RENCANA PUSAT LISTRIK TENAGA AIR

3.1 Pemilihan Proyek Pusat Listrik Tenaga Air . . 15


3.1.1 Kapasitas Proyek 15
3.1.2 Jadwal Pembangunan Proyek t6
3.2 Pemilihan Lokasi Pusat Listrik Tenaga Air . . l6
3.3 Penentuan Tinggi Jatuh Efektif .. . . t7
3.3.1 Jenis Saluran Air l7
3.3.2 Jenis Waduk atau Vy'aduk Pengatur t7
3.4 Penentuan Debit Turbin .. . . l8
3.4.1 Debit Maksimum . l8
3.4.2 Jumlah Air Pasti l8
3.5 Daya yang Dihasilkan oleh Pusat Listrik Tenaga Air . . . l9
3.5.1 Macam Daya yang Dihasilkan l9
3.5.2 Perhitungan Daya . l9
3.5.3 Perhitungan Tenaga yang Dibangkitkan t9

,J
a

(10) Daftar Isi

3.6 Jenis-Jenis Pusat Listrik Tenaga Air . . 20


3.6.1 Penggolongan berdasarkan Tinggi Terjun yang Ada 20
3.6.2 Penggolongan menurut Aliran Air . . . 20
3.7 Waduk dan Kolam Pengatur 2t
3.7.1 Waduk 2t
3.7.2 Kolam Pengatur 2t
3.7.3 Kolam Kompensasi 22
3.8 Penentuan Jumlah Unit dan Jenis Unit Utama ))
3.8.1 Penentuan Jumlah Unit 22
3.8.2 Penentuan Jenis Unit ., ..:. 22
3.8.3 Penentuan Jenis Poros Tegak atau Mendatar . . 23
3.8.4 Penentuan Kecepatan Putar 23
3.8.5 Penentuan Elevasi Turbin. 24
3.9 Referensi 24

BAB 4. FASILITAS TEKNIK SIPIL

4.1 Umum 25
4.2 Bendungan 25
4.2.1 Macam Bendungan 25
4.2.2 Bendungan Gravitas 26
4.2.3 Bendungan Busur . 26
4.2.4 Jenis Bendungan Urugan 29
4.2.5 Bendungan Rongga 33
4.2.6 Bendungan Jenis Lain 33
4.3 Fasilitas-Fasilitas yang bertalian dengan Bendungan 34
4.3.1 Saluran Curam Banjir (Saluran Limpah) 34
4.3.2 Pipa Kuras 35
4.3.3 Pintu dan Katup 35
4.3.4 Fasilitas Tambahan Lainnya 36
4.4 Jalanan Air . . . 36
4.4.1 Bangunan Ambil Air 36
4.4.2 Kolam Pengendap Pasir 38
4.4.3 Saluran Atas . 38
4.4.4 Tangki Pendatar. 39
4.4.5 Saluran Pipa Tekan 4l
4.4.6 Saluran Bawah 45
4"5 Bangunan Sentral 46
4.5.1 Macam Bangunan Sentral 46
4.5.2 Pusat Listrik Bawah-Tanah 47
4.5.3 Pusat-Pusat Listrik Lainnya 49
4.6 Referensi 5l

BAB 5. TURBIN AIR

5.1 Jenis Turbin Air dan Penggunaannya... 53


5.1.1 Jenis Turbin 53
5.1.2 Penggunaan Turbin 53
Daftar Isi (l l)
Konstruksi Turbin Air . . 53
5.2.1 Konstruksi Turbin Pelton. 53
5.2.2 Konstruksi Turbin Francis 54
5.2.3 Konstruksi Turbin Aliran Diagonal 54
55
5.2.5 Pipa Lepas 56
5.3 Katup Pintu Masuk 57
5.4 Pengatur Kecepatan 57
5.4.1 Pengatur Kecepatan yang Mekanis. . . . . 57
5.4.2 Pengatur Kecepatan Elektro-Hidrolik 58
5.4.3 Pengatur Muka Air 6l
5.4.4 Peristilahan Hasil Kerja Pengatur Kecepatan 6t
5.5 Perlengkapan Lainnya 62
5.5.1 Pengatur Tekanan 62
5.5.2 Sistim Penyediaan Minyak Tekan 62
Karakteristik Turbin Air .. 65
5.6.1 Kecepatan Jenis . 65
5.6.2 Efisiensi 66
5.6.3 Perubahan Debit dan Efisiensi dengan Perubahan Kecepatan 66
5.6.4 Perubahan Debit, Efisiensi dan Daya dengan Perubahan Tinggi Jatuh 67
5.6.5 Kecepatan Lari . 68
5.7 Perubahan Tekanan 69
5.8 Perubahan Kecepatan 70
5.9 Kavitasi 11
5. l0 Pengujian Model 1a
5.11 Dimensi dan Berat Turbin 72
5.11.1 Dimensi Kasar Turbin Francis 72
5.11.2 Dimensi Kasar Turbin Jenis Aliran Diagonal dan Turbin Baling-Baling. . . . 73
5.11.3 Dimensi Kasar Turbin Pelton 74
5.11.4 Berat Turbin Air 75
5.12 Referensi 75

BAB 6. PERALATAN DAN FASILITAS-FASILITAS LISTRIK

6.1 Generator ....... 77


6.1.1 Kelasifikasi Generator 77
6.1.2 Satuan Dasar . 78
6.1.3 Konstruksi ....... 79
6.1.4 Efek Roda Gila .. 80
6.1.5 Berat Generator Turbin Air 81
6.1.6 Batas-Batas Pembuatan Generator 8l
Penguatan dan Pengatur Tegangan Otomatis 8l
6.2.1 Sistim Penguatan 8l
6.2.2 Kemampuan dan Tegangan Penguat 82
6.2.3 Pengatur Tegangan Otomatis 82
6.2.4 ResponPenguatNominal. ....... 83
6.2.5 Hubungan antara Sistim Tenaga dan Respon Penguat 83
6.2.6 Pemuatan Saluran 84
6.2.'l Keadaan Operasi Mendahului 84
(r2) Daftar Isi

6.3 Generator Bolak-Balik Majemuk dengan Eksitasi Sendiri 86


6.3.1 Prinsip Generator dengan Eksitasi Sendiri 86
6.3.2 Karakteristik Generator Majemuk dengan Eksitasi Sendiri 87
6.4 Transformator 88
6.4.1 Jenis dan Konstruksi Transformator ... . 88
6.4.2 Pengenal Transformator .. . 89
6.4.3 Transformator Pemakaian Sendiri 89
6.5 Sistim Hubungan Rangkaian Utama 89
6.5.1 Pemilihan Sistim Hubungan. 89
6.5.2 Contoh Sistim Hubungan 89
6.6 Rangkaian untuk Pemakaian Sendiri 90
6.7 Sistim Kontrol 9t
6.7.1 Sistim Kontrol yang Otomatis Sepenuhnya . . . 9l
6.7.2 Sistim Kontrol yang Dijalankan oleh Satu Orang 9l
6.7.3 Sistim Kontrol Pengawasan Jarak Jauh 93
6.7.4 Sistim Kontrol dengan Tangan 93
6.7.5 Sistim Kontrol Setengah-Otomatis 93
6.7.6 Nomor Alat untuk Peralatan Kontrol Otomatis 93
6.8 Panel Hubung, Lemari Hubung dan Ril dalam Kotak Logam 93
6.8.1 Panel Hubung..... 93
6.8.2 Lemari Hubung 96
6.8.3 Ril dalam Kotak Logam 96
6.9 Alat Pelindung 97
6.9.1 Perlindungan Generator terhadap Petir 97
6.9.2 Pengetanahan Titik Netral 98
6.9.3 Rele Pengaman . .. 99
6.10 Referensi .. . . 99

BAB 7. GEDUNG.GEDUNG DAN FASILITAS PERLENGKAPANNYA

7.1 MacamdanJenisBangunanAtas-Tanah ...... l0l


7.1.1 MacamBangunanAtas-Tanah ....... l0l
7.1.2 Jenis Bangunan Atas-Tanah.... ....... l0l
7.2 Ruang-RuangdiDalamGedungSentral ..... 103
7.2.1 Ruang Turbin, Ruang Generator, Ruang Pemasangan dan Ruang
Peralatan Pelengkap Turbin 103
7.2.2 Ruang Transformator dan Ruang-Ril r04
7.2.3 Ruang Meja Hubung, Ruang Rele, Ruangan Peralatan Komunikasi
dan Ruang Kabel . 104
7.3 Kran r04
7.4 Sistim Penyediaan Air dan Drainasi .... 106
SistimPenyediaanAir..
7.4.1 .. 106
SistimDrainasi
7.4.2 .... 106
7.5 Pemadam Kebakaran .... 106
7.6 Penerangan ,.106
7.7 Ventilasi dan Pendinginan ...... 108
7.8 Sistim Penyediaan Tenaga untuk Peralatan Pembantu .. . . .. 108
7.9 Referensi .... 108
Daftar Isi (13)

BAB 8. PEMBANGUNAN DAN PEMASANGAN MESIN

8.1 Persiapan Pembangunan . . .. 109


8.1.1 Beberapa Cara Pemasangan Mesin dan Peralatan Lainnya r09
8.1.2 Pembelian Mesin dan Peralatan Lainnya 110
8.2 Jadwal Pembangunan .. . 110
8.3 Prasarana Pembangunan .. .. nl
8.3.1 Prasarana Tenaga Listrik tt2
8.3.2 Prasarana Komunikasi l13
8.3.3 Bengkel Mesin l13
8.3.4 Lain-Lain l13
8.4 Alat-Alat Berat dan Prasarana Pengangkutan ... . lt3
8.5 Pemasangan Turbin dan Generator l4
8.5. I
Urutan Pemasangan n4
8.5.2 Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pekedaan Pemasangan u6
8.6 Pemasangan Kembali dan Pengeringan Transformator lt9
8.6.1 PemasanganKembali ll9
8.6.2 Pengeringan 120
8.7 Referensi t2t

BAB 9. PENGUJIAN PADA PUSAT LISTRIK TENAGA AIR

9.1 Pokok-Pokok Pengujian 123


9.2 Pengujian Pendahuluan 123
9.3 Pemeriksaan Sesudah Air Dimasukkan ke Dalam Pipa Pesat r23
9.4 Pemutaran Percobaan 124
9.5 Pemutaran Pengeringan 124
9.6 Pengukuran Tahanan Isolasi 125
9.6.1 Nilai Minimum Tahanan Isolasi 125
9.6.2 Penentuan Mutu Isolasi dengan Pengujian Arus Searah 125
9.6.3 Penentuan Mutu Isolasi dari Sudut Hilang Dielektrik 126
9.7 Pengujian Kuat Dielektrik 127
9.8 Pengujian Rele Pengaman Secara Menyel uruh.. 127
9.9 Pengujian Pembuangan Beban 128
9.9.1 Pengukuran Variasi Tekanan Hidrolik . ' l3l
9.9.2 Pengukuran Pengaturan Kecepatan .. .. 132
9.9.3 Pengukuran Pengaturan Tegangan .. .. . . 132
9.10 Pengujian Daya .. . . 132
9.11 Pengujian Penghentian Cepat .... 133
9.12 Pengujian Penghentian Darurat serta Pengujian Tanpa-Beban dan Tanpa
Eksitasi 133
9.13 Pengujian Beban. 133
9.14 Pengujian Daya-Guna Turbin 134
9.14.1 Pengukuran Tinggi Terjun Efektif 134
9.14.2 Pengukuran Debit 135
9.14.3 Pengukuran Daya 135
9.14.4 Perhitungan Daya-Guna Turbin 136
9.74.5 Caru Termodinamika 137
9.15 Pengujian Daya Pusat Listrik 139
I

(14) Daftar Isi

9.16 Perencanaan Tahanan Air 139


9.17 Referensi.... 140

BAB 10. OPERASI DAN PEMELIHARAAN

l0.l Operasi .'.' l4l


10.1.1 JenisPekerjaanOperasi .."" l4l
l}.l.2 Peraturan Umum Operasi ' ' " l4l
10.1.3 Pemeriksaan sebelum Mulai. ' ' ' i4l
10.1.4 Petunjuk-Petunjuk Operasi " ' 142
10.1.5 Petunjuk-Petunjuk dalam Penghentian Operasi " " 142
lO.2 Operasi Khusus '" " " 142
lO.2.l Pengontrolan Daya Keluar dan Frekwenst 142
10.2.2 Pengaturan Tegangan dan Daya Reaktif 143
10.3 Pemeliharaan 144
10.3.1 Pekerjaan Pemeliharaan . . . 144
10.3.2 Beberapa Petunjuk untuk Inspeksi Peralatan PLTA t44
10.4 Peraturan Kerja (Umum) t47
10.4.1 Cara Melaksanakan Pekerjaan dalam Keadaan Gangguan 147
10.4.2 Petunjuk-Petunjuk selama Pekerjaan Berlangsung 147
10.5 Biaya Pemeliharaan 147
10.6 Onderdil Serep . 148
10.7 Personil Operasi dan Pemeliharaan . 150

DAFTAR ISTILAH 151


DAFTAR TABEL

I Sejarah Penyelidikan Potensi Tenaga Air untuk Listrik di Jepang


)
,)
Potensi Ekonomis Tenaga Air untuk Listrik di Beberapa Negara di Dunia
)
3 Daya Terpasang dan Produksi Listrik di Dunia (1965) 3
4 Faktor Beban untuk Industri 5
5 Faktor Beban Tahunan di Beberapa Negara di Dunia (1964) 5
6 Pusat Listrik Tenaga Air dengan Kapasitas Besar 6
7 Pusat Listrik Tenaga Air Dipompa di Jepang 7
8 Curah Hujan Tahunan Beberapa Kota di Dunia 10
9 Kapasitas Tangki Minyak Tekan 64
l0 Efisiensi Turbin Pelton 66
ll Efisiensi Tambahan untuk Turbin Pelton 66
t2 Efisiensi Turbin Francis dan Kaplan 66
13 Efisiensi Tambahan untuk Turbin Francis dan Kaplan 66
t4 69
l5 Kecepatan Putar Sinkron dari Generator (rpm) 78
l6 Kelebihan Kapasitas Penguat 83
t7 Daftar Nomor Alat.. 94
18 Jenis-Jenis Panel Hubung untuk PLTA .. 96
t9 Contoh Pengujian Impuls pada Generator. . . 98
20 Contoh Karakteristik Arester untuk Generator. . . 98
2l Standar Jepang untuk Kran Gerak Atas Kecepatan Rerrdah 105
22 Contoh Peralatan Pemadam Kebakaran untuk PLTA r07
23 Contoh Rekomendasi Intensitas Penerangan 107
24 Lembar Catatan Percobaan Pembuangan Beban 129
25 Hubungan antara Kadar Garam dan Tahanan Jenis 140
26 Contoh Frekwensi Inspeksi dan Perbaikan Turbin Air dan Generator pada PLTA 145
27 Onderdil Serep untuk PLTA 148
DAFTAR GAMBAR

1 Lengkung Beban Harian 4


2 Contoh Lengkung Debit ll
3 Alat Ukur Arus t2
4 Pengukuran dengan Alat Ukur Arus . t2
5 Pengukuran dengan Alat Ukur Apung t3
6 (a) Bendungan Gravitas Sakuma (Penampang) 27
(b) Bendungan Gravitas Sakuma (Tampak Hilir) 28
(c) Bendungan Gravitas Sakuma 29
(a) Bendungan Busur Ikehara (Tampak Atas) . 30
(b) Bendungan Busur Ikehara (Tampak Hilir dan Penampang Melintang) 3l
(c) Bendungan Busur Ikehara 3r
8 (a) Bendungan Urugan Mihoro (Penampang) .... 32
(b) Bendungan Urugan Mihoro 32
9 Bendungan Tanah 33
l0 Bendungan Gravitas Rongga (Hatanage No.l) . 34
ll Saluran Curam Banjir pada Bendungan Beton (Taki) . 34
t2 Pintu Air Limpah Silindrik (Taki) 36
13 Pintu Tainter (Tagokura) .... 36
t4 Bangunan Ambil Air Jenis Menara 37
15 Kolam Pengendap Pasir 38
r6 Bangunan Salur Air 39
t7 Tangki Pendatar 40
18 Pipa Pesat 42
t9 Pipa Pesat PLTA Tagokura 43
20 PLTA Bawah Tanah Mihoro 48
2t Beberapa Macam PLTA Bawah Tanah 49
22 PLTA Dipompa Bawah Tanah (Nagano) 50
23 Pemilihan Jenis Turbin Air 53
24 Konstruksi Turbin Pelton 54
25 Konstruksi Turbin Francis 55
26 Bentuk Sudu-Antar Turbin Francis 55
27 Konstruksi Turbin Aliran Diagonal. 55
28 Konstruksi Turbin Kaplan 55
29 Turbin Tabung (Turbin Kaplan Jenis Poros Mendatar) 56
30 Pemilihan Jenis Katup (Pintu) Masuk 56
3l Katup Kupu. 58
32 Katup Putar 58
33 Katup Pintu Air 58
34 Ilustrasi Fungsi Pengatur Kecepatan Mekanis 59
35 Susunan Pengatur Kecepatan Elektro-Hidrolik Jenis Tabung Elektronik 59
36 Hubungan antara Pengaturan Kecepatan dan Penurunan Kecepatan .... 62
37 Bentuk Lengkung Efisiensi menurut Jenis Turbin dan Cepat Jenisnya 66
38 Efisiensi dan Debit sebagai Fungsi Perobahan Kecepatan 67
(l 8) Daftar Gambar

39 Efisiensi, Debit dan Daya ke Luar sebagai Fungsi perubahan Tinggi 67


40 Perubahan Tekanan sebagai Fungsi n 69
4t Hubungan antara o dan n, untuk 7t
(a) Turbin Francis 7l
(b) Turbin Kaplan 71
42 (a) Hubungan antara Tinggi di atas Permukaan Laut dan Tekanan Atmosfir 7t
(b) Hubungan antara Suhu Air dan Tekanan Uap . 7t
43 Contoh Hasil Pengujian Efisiensi pada Model 73
M Contoh Hasil Pengujian Kavitasi pada Model 73
45 Koefisien Dimensi Rotor Turbin Francis 74
46 Diameter Rotor Turbin Francis di Tempat Air Keluar (Dr) . 74
47 Koefisien Dimensi Utama 74
48 Koefisien Dimensi Rumah Siput . 74
49 Koefisien Dimensi Turbin Kaplan dan Jumlah Bilah Rotor 75
50 Berat Turbin Air. . . 75
51 Kelasifikasi Generator menurut Posisi Bantalannya 77
(a) Jenis Biasa 71
(b) Jenis Payung 77
(c) Jenis Setengah-Payung. .
(d) Jenis Penunjang Bawah 77
52 Generator-Turbin Air Jenis Poros Tegak 79
53 Contoh Karakteristik Generator dengan Belitan Tunggal 79
54 Hubungan antara GDz dan Berat Generator 8l
55 Batas Pembuatan Generator . . . 8l
56 Penguatan (Excitation) dengan Penguat Searah 82
Tunggal.....
(a) Jenis Shunt g2
(b) Jenis Kombinasi Z2
57 Generator Bolak-Balik dengan Eksitasi Sendiri 82
58 Generator Bolak-Balik Tanpa-Sikat 82
59 Respon Penguat Nominal 83
60 Batas Stabilitas Keadaan Tetap (Tanpa Respon Cepat AVR) 85
6t Batas Daya Keluar Generator 85
62 Generator Bolak-Balik Majemuk dengan Eksitasi Sendiri 86
63 Berbagai Sistim Generator Bolak-Balik Majemuk dengan Eksitasi Sendiri 87
64 Contoh Percobaan Simulasi Transmisi 88
65 Contoh Sistim Hubungan Rangkaian Utama. 90
66 Contoh Rangkaian Pemakaian Sendiri 9t
67 Ril dalam Kotak Logam 96
68 Hubungan Kapasitor Pelindung 97
69 Gedung Sentral Pasangan Dalam 102
70 Gedung Sentral Pasangan Setengah-Luar ... ... lO2
7t GedungSentralBawah-Tanah.... ...... I03
72 LamanyaPemasanganFasilitasPlTA .. lll
73 Contoh Jadwal Pemasangan Peralatan PLTA .. llz
74 UrutanPekerjaanPemasanganpadaPLTA .... llg
75 Cara Pemusatan . ... ll9
76 Cara Pengeringan Hampa Udara dengan Sistim Sirkulasi .... l2l
77 Hubungan antara Tahanan Isolasi dan Suhu Gulungan . . .. .. 126
78 tan d sebagai Fungsi dari Tegangan Pengujian .. n6
79 Osilogram Pengujian Pembuangan Beban ...... lZ8
Daftar Gambar (le)
80 Tinggi Terjun Efektif suatu Turbin Reaksi 134
81 Tinggi Terjun Efektif suatu Turbin Impuls 134
82 Tahanan Air... 139
83 Pengatur Daya Reaktif Otomatis (AQR) 143
84 Biaya Perbaikan Umum untuk Peralatan PLTA 148
85 Hubungan antara Kapasitas PLTA dan Jumlah Karyawan yang Diperlukan .. .. . . 150
BAB 1. UMUM
1.1 Prinsip Pembangkitan Tenaga Air
Pembangkitan tenaga air adalah suatu bentuk perubahan tenaga dari tenaga air
dengan ketinggian dan debit tertentu menjadi tenaga listrik, dengan menggunakan
turbin air dan generator. Daya (power) yang dihasilkan dapat dihitung berdasarkan
rumus berikut:
P: 9,8 r10 GW) (l)
di mana P : tenaga yang dikeluarkan secara teoritis
11 : tinggi jatuh air efektif (m)
0: debit air (m3/s)
Daya yang keluar dari generator dapat diperoleh dari perkalian efisiensi turbin dan
generator dengan daya yang keluar secara teoritis.
Sebagaimana dapat dipahami dari rumus tersebut di atas, daya yang dihasilkan
adalah hasil kali dari tinggi jatuh dan debit air; oleh karena itu berhasilnya pembangkit-
an tenaga air tergantung daripada usaha untuk mendapatkan tinggi jatuh air dan debit
yang besar secara efektif dan ekonomis. Pada umumnya debit yang besar membutuhkan
fasilitas dengan ukuran yang besar untuk, misalnya, bangunan ambil air (intake),
saluran air dan turbin; oleh karena itu tinggijatuh yang besar dengan sendirinya lebih
murah. Di hulu sungai di mana pada umumnya kemiringan dasar sungai lebih curam
akan mudah diperoleh tinggi jatuh yang besar. Sebaliknya di sebelah hilir sungai, tinggi
jatuh rendah dan debit besar. Oleh karena itu bagian hulu sungai lebih ekonomis,
sedangkan bagian hilirnya kurang ekonomis mengingat tinggi jatuh yang kecil dan
debit yang besar tadi. Lagi pula di bagian hilir tersebut penduduknya padat, sehingga
akan timbul masalah pemindahan penduduk, dan karena itu dalam banyak hal tak
dapat dihindari tambahnya biaya untuk konstruksi. Akhir-akhir ini giat dilakukan
pengembangan sungai secara serba-guna (multipurpose) dan serentak di daerah hilir
sungai. Bangunan-bangunan air semacam itu pada umumnya dipergunakan untuk
berbagai kepentingan, misalnya, untuk pengaturan banjir, perairan kota, industri,
pengairan dan pembangkitan tenaga. Jika biaya pembangunannya dapat dipikul
bersama oleh karena digunakan untuk banyak tujuan, maka mungkin untuk meman-
faatkan sumber-sumber alam itu secara ekonomis; sebaliknya, biaya tersebut akan
menjadi mahal kalau dipergunakan hanya untuk satl tujuan saja, misalnya untuk
pembangkitan tenaga listrik.

1.2 Potensi Tenaga Air


Sebagaimana disebutkan di atas, pembangkitan tenaga air tergantung pada kondisi
geografis, keadaan curah hujan dan areal (penampungan) aliran (catchment area). Jadi,
pembangunan pembangkit tenaga air dapat dilaksanakan di banyak daerah dengan skala
kapasitas yang bermacam-macam. Di Kanada, Norwegia dan Swedia, misalnya, tenaga
air merupakan sumber tenaga utama. Ditinjau dari segi luasnya daerah, Jepang dan
Indonesia dikaruniai dengan kekayaan akan sumber-sumber tenaga air yang besar.
Untuk mengembangkan sumber-sumber tenaga air secara wajar, perlu diketahui
'tF

Bab L Umum

secara jelas seluruh potensi sumber tenaganya. Jumlah potensi tenaga air di permukaan
tanah disebut potensi tenaga air teoritis, sumber-sumber yang dapat dikembangkan
ditinjau dari segi teknis disebut potensi tenaga air teknis, sedangkan sumber-sumber
yang dapat dikembangkan secara ekonomis disebut potensi tenaga ait ekonomis.
Pada umumnya potensi tenaga air ekonomislah yang dianggap sebagai potensi
tenaga air. Namun dengan kemajuan di bidang teknologi dan perubahan konsep tentang
ekonomi potensi tenaga air, maka kategori potensi tenaga air ekonomis dan potensi
tenaga air teknis diperluas hingga meliputi potensi tenaga air teoritis, dan tidak ada
perbedaan yang tegas di antara ketiganya. Perbandingan antara potensi tenaga air
teknis dan ekonomis terhadap potensi tenaga air teoritis diperkirakan, berturut-turut,
adalah 34-40% dan 20-30\, berubah-ubah tergantung pada tingkatan teknik dan
ekonomi setempat. Penyelidikan di Jepang mengenai perubahan potensi tenaga air
diperlihatkan dalam Tabel l. Potensi tenaga air ekonomis dari sebagian besar negara-
negara di dunia diperlihatkan dalam Tabel 2. Dengan kemajuan-kemajuan yang telah

Tabet 1. Sejarah Penyelidikan Potensi Tenaga


Air untuk Lishik di Jepang

Sudah Belum
Dibangun Jumlah
Dibangun*
Penyelidikan Masa Tahun
(MW) (Mw) (Mw) (Gwh)

Pertama 1910-191 3 480 2.940 3.420


Kedua t9t8-1922 1.030 6.400 7.430
Ketiga 1937-1941 6.566 13.474 20.040
Keempat 1956-1959 t4.116 21.254 35.370 130.000

+ Termasuk yang sedang dibangun

dicapai oleh pusat-pusat listrik Tabel 2' Potensi Ekonomis Tenaga Air untuk Listrik
tenaga termis dan nuklir dengan di Beberapa Negara di Dunia
kapasitas yang besar akhir-akhir
Potensi Ekonomis Tenaga
ini, diharapkan akan timbul kele- Negara
Air (Gw)
bihan tenaga listrik pada waktu
tengah malam pada waktu yang Uni Soviet I 1.100
akan datang. Surplus tenaga listrik Amerika Serikat I 648
itu, karenanya dapat dimanfaat- (termasuk Alaska) |

kan untuk memompa air ke atas Kanada I zr a

kembali ke kolam tando(pumped-


Jepang i 130

storage), untuk digunakan kee-


Norwegia I tOS
Swedia I 85
sokan harinya. Karena itu hal Perancis I 76
itu perlu diselidiki penerapannya Italia I 60
lebih lanjut, juga dengan memakai Austria Iql
air laut dan dalam hubungannya SwisIff
dengan pengembangannya secara Jerman Barat
I 25
serba-guna, sehingga dengan
demikian potensi tenaga air ekonomis dapat dipastikan akan menjadi lebih besar.

1.3 Pembangkitan Tenaga Air dan Tenaga Termis


Jumlah kapasitas terpasang dari peralatan pembangkit tenaga dan jumlah
pembangkitan tenaga listrik di berbagai negara di dunia diperlihatkan dalam Tabel 3.

N.
1.3 Pembangkitan Tenaga Air dan Tenaga Termis
Tebel 3. Daya Terposang dan Produksi Listrik di Dunia (1965)

Daya TerpasanS (MW)


Produksi
Negara Tenaga Tenaga Jumlah 006 kwh)
Air Termis

Jepang 16.301 24.948 41.005 192.123


Amerika Serikat 4.492 zto.o28 254.520 1.157.583
Uni Soviet 22.24 92.74 I14.988 s06.709
Inggris t.7Q 47.58t 49.341 196.027
Jerman Barat 4.O72 36.562 q.$4 t723N
Kanada 2t.771 7.577 29.348 144.274
Perancis 12.683 t5.526 28.209 101.255
Italia 14.297 I1.057 2s.354 82.968
Swedia 9.070 2.245 11.315 49.093
India 3.570 3.955 8.397 35.980
Swis 8.120 380 8.500 24.462
Indonesia* 309 480 789 2.498

* Data tahun 1972 dari Perusahaan Umum Listrik Negara dan Perusahaan Umum Otorita Jatiluhur

Di Jepang, sebegitu jauh pembangkitan tersebut ditekankan pada pembangkitan tenaga


air. Pemikirannya di Jepang waktu itu adalah agar sumber-sumber teflaga air dapat
dimanfaatkan dengan baik, dipakai debit yang lebih besar dari aliran air sungai sebagai
debit maksimum dari Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA). Pusat Listrik Tenaga Termis
(PLTT) waktu itu dianggap lebih ekonomis untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga
pada waktu musim kemarau dan pada waktu beban puncak.
Untuk membangun PLTA diperlukan beaya yang besar dan waktu yang lama,
tetapi sesudah selesai biaya operasinya rendah. Selama tekno-ekonomis memungkinkan,
kiranya akan lebih menguntungkan untuk terus membangun PLTA, oleh karena
pembangkitan tenaga termis, walaupun lebih murah pembangunannya, tetapi tidak
tahan lama dan tambahan lagi masih memerlukan bahan bakar sehinggabiaya opera-
sinya mahal.
Keuntungan-keuntungan dari kedua macam pembangkit tenaga hendaknya dapat
dikombinasikan, sehingga dengan demikian dapat dimanfaatkan secara effektif sumber-
sumber tenaga air yang ada. Namum dalam tahun-tahun terakhir ini lokasi yang
menguntungkan bagi pusat listrik tenaga air lebih sulit diperoleh di Jepang, sehingga
mengakibatkan harga listrik per kWh menjadi lebih tinggi. Sebaliknya teknologi
pembangkitan tenaga termis telah mengalami kemajuan yang pesat. Dengan memakai
mesin-mesin dengan temperatur dan tekanan tinggi, kapasitas tiap unit pembangkit
tenaga termis menjadi semakin tinggi. Jadi, efisiensi pembangkit tenaga termis dapat
dipertinggi dan biaya konstruksinya terus menurun. Namun demikian alat-alat
bertekanan dan bersuhu tinggi tidak sesuai untuk operasi "start-and-stop" yang sering
harus dilakukan dan variasi beban secara cepat.
Oleh karena itu akhir-akhir ini di luar negeri ada kecenderungan untuk membangun
PLTT dengan beban yang tetap, untuk memikul beban dasar; sedangkan untuk
memenuhi beban puncak dipergunakan PLTA dengan waduk atau sistim kolam tando
yang dapat diatur. Untuk dapat memanfaatkan sumber-sumber tenaga air yang sangat
terbatas tadi dengan efektif, waduk itu dibuat sebesar-besarnya. Karena kapasitas tiap
unit dari PLTT juga menjadi semakin besar, maka secara keseluruhan prosentase
kapasitas terpasang PLTT menjadi semakin tinggi dibanftngkan dengan jenis-jenis
Bab L Umum

pusat listrik yang lain. Di Jepang dalam tahun 1968, 70fu dali seluruh kapasitas terpa-
sangnya merupakan pusat listrik tenaga termis. Di Indonesia perbandingannya dalam
tahun 1972 adalah PLTA 39,2%, PLT Diesel 27,0%, PLT Uap 28,5% dan pLT Gas
5,3%."
Cara operasi di atas, yaitu yang memanfaatkan keuntungan-keuntungan pembang-
kitan tenaga air dan tenaga termis banyak diterapkan di berbagai negara, terutama di
negara-negarl yang tidak mempunyai sumber-sumber tenaga air yang melimpah-
limpah. Oleh karena itu penerapannya di Indonesia perlu dipelajari lebih mendalam,
mengingat bahwa potensinya diperkirakan mencapai 28.000 MW.2) Teknologi pembang-
kitan tenaga nuklir terus mengalami kemajuan, sehingga mengakibatkan biaya
pembangunan PLTN terus menurun. Untuk unit sebesar 600 MW biaya pembangu-
nannya dapat ditekan menjadi kurang lebih $230/kW.3)Karenaitupembangkitantenaga
nuklir pada waktu ini banyak dibangun di beberapa negara, sehingga dalam waktu
dekat ini dapat diharapkan bahwa pembangkit tenaga nuklir akan merupakan mayoritas
dari pembangkit-pembangkit tenaga yang ada. Jumlah kapasitas PLTN dalam tahun
2000 diperkirakan akan mencapai 50\ dari jumlah kapasitas terpasang di dunia.a)
Sekarang terlihat kecenderungan untuk mempergunakan pembangkit listrik tenaga
nuklir untuk memenuhi beban dasar dan PLTA dipompa (pumped storage) untuk
memenuhi kebutuhan pada waktu beban puncak.
Kecuali itu ada jenis pembangkitan tenaga termis lain, yaitu yang memanfaatkan
tenaga yang berasal dari panas bumi (geothermal energy). Pusat Listrik Tenaga Panas
Bumi (PLTP) memanfaatkan uap atau air panas yang berasal dari dalam bumi secara
langsung atau tidak langsung guna memutar turbo-generator pembangkit tenaga listrik.
PLTP mengkombinasikan keuntungan PLTU yang biaya investasinya relatip murah
dan keuntungan PLTA yang biaya operasinya relatip murah. Penerapannya di lndonesia
dewasa ini sedang dipelajari dengan seksama, mengingat bahwa potensinya diperkirakan
cukup besar (di Jawa saja 7000 Mw).s'}

1,4 Karakteristik Beban dan Faktor Pusat Listrik


Mengingat bahwa tenaga listrik tak dapat disimpan, maka perlu dijamin agar daya
yang dibangkitkan oleh generator sama dengan kebutuhan (beban). Pada umumnya
beban selalu berubah sehingga daya yang dihasilkan
oleh generator selalu harus disesuaikan dengal s0ao

beban yang berubah-rubah tersebut' Beberapa /wu


karakteiistik beban dan faktor pusat listrik (plant
factor) akan dijelaskan lebih lanjut. 6000
Lengkung beban (load curve) menunjukkan
variasi dari beban setiap saat. Bentuk lengkung ^ 5000

boban tersebut tergantung dari jenis beban yang 'i 4@0


ada. Dalam banyak hal dipergunakan lengkung
't'
.E
beban untuk 24 jam dalam sehari dan disebut 3000
lengkung beban harian. Demikian pula dipakai
lengkung beban bulanan dan tahunan. Lengkung
beban ini merupakan unsur dasar yang penting,
bukan saja untuk operasi sistim tenaga, tetapi juga
sebagai bahan perancangan, pertimbangan-pertim-
bangan ekonomis pembangkitan, dan sebagainya. o 6L2IE21
Sesuatu contoh lengkung beban dapat dilihat dalam Jritr

Gbr. 1. Gbr. 1 kngkung Bebetr II$irD.

\
L 5 Perkembangan Pusat Listrik Tenaga Air Dewasa Ini

Lengkung lama beban (load duration curve) dibuat dengan mengatur lagi beban
pada lengkung beban dalam suatu urutan mulai dari yang besar sampai ke yang kecil,
tanpa memperhatikan waktu. Lengkung ini dipergunakan bersama-sama dengan
lengkung beban.
Faktor beban (load, factor) adalah perbandingan antara beban rata-rata dalam
suatu jangka waktu tertentu dan beban maksimum dalam jangka waktu tersebut.
Jangka waktu tersebut mungkin sehari, sebulan ataupun setahun. Dengan demikian
ada faktor beban harian, bulanan, dan tahunan. Faktor beban itu berbeda-beda sesuai
dengan macam beban, musim, situasi sosial pada umumnya, dan lain-lainnya. Faktor
ini sangat penting untuk dapat mengetahui ciri-ciri dari beban. Tabel 4 menunjukkan
faktor beban dari beberapa industri, dan Tabel 5 menunjukkan faktor beban tahunan
di negara-negara besar di dunia.
Tabel 4. Faktor Beban untuk Industri Tabel5. Faktor Beban Tahunan di Bebe-
rapa Negara di Dunia (1964)
Faktor Beban
Industri Bulanan Faktor Beban
Negara
(%) Tahuna'n

Tambang Batubara 60-70 Amerika Serikat 64,2


Makanan 50-6s Perancis 66,2
Tekstil 55-85 Austria 75,5
Kertas 70-80 Belgia 63,7
Kimia 70-90 Jerman Barat 59,4
Pengilangan Italia 68,5
75-80
Minyak Inggris 50,2
Keramik @-85 Jepang 66,9
Besi dan Baja 40-65
Aluminium 90-95
Mesin 20-50

Faktor pusat listrik (plantfactor) adalah perbandingan antara dayaruta-rata dalam


jangka waktu tertentu (biasanya setahun) dan jumlah kapasitas terpasang pada suatu
pusat listrik. Faktor pusat listrik menunjukkan bagaimana peralatan listrik telah
dimanfaatkan; faktor ini dipakai sebagai standar dalam membuat penilaian ekonomis
dari pusat listrik. Faktor ini dapat dipakai juga untuk menunjukkan dan menentukan
ketepatan kapasitas dari peralatan. Nilainya sekarang menjadi semakin kecil, karena
banyak PLTA yang kini hanya bertugas memenuhi kebutuhan beban puncak. Sebagai
contoh dapat dikemukakan bahwa pada PLTA pompa perbandingannya kadang-
kadang tidak lebih dari l0l.
Beban pada suatu sistim tenaga terjadi karena adanya permintaan tenaga yang
sifatnya berbeda-beda. Karenanya karakteristik beban tergantung dari permintaan ini
dan beberapa kondisi lainnya, misalnya, cuaca, musim, situasi sosial dan keadaan
ekonomi. Dalam suatu sistim tenaga di mana kebutuhan listrik untuk penerangan besar,
variasi beban dalam satu hari juga besar, dengan puncaknya pada waktu petang hari.
Lengkung beban akan menunjukkan garis yang hampir datar, apabila langganan
kebanyakan adalah industri listrik dan kimia. Variasi karena musim lain lagi sifatnya;
pada musim panas umumnya beban rendah, sedangpada musim dingin besar. Walaupun
tidak sama untuk tiap negara, namum pada umumnya beban puncak maksimum dalam
satu tahun terjadi dalam bulan Desember. Di Jepang akhir-akhir ini beban puncak
maksimum terjadi dalam bulan Agustus, karena permintaan untuk pendinginan (air
conditioning) menunjukkan kenaikan yang sangat tajam.
6 Bab I. Umum

1.5 Perkembangan Pusat Listrik Tenaga Air Dewasa Ini


Pembangkitan tenaga air akhir-akhir ini menunjukkan ciri-ciri pengembangannya
secara besar-besaran, konstruksi dam yang tinggi, kapasitas unit yang makin besar dan
penggunaan teknologi terbaru. Juga terlihat peningkatan kecenderungan dalam
pembangunan pembangkit tenaga yang digabungkan dengan keperluan irigasi atau
pengendalian banjir (proyek serba-guna).

Tabel 6. Pusat Listrik Tenaga Air dengan Kapasitas Besar

Daya TerpasanC (MU/)


P.L.T.A. Negara Mulai Beroperasi
Keadaan Keadaan
Akhir Sekarang

Krasnoyarsk Uni Soviet 6.000 6.000 Sedang dibangun


Bratsk Uni Soviet 4.500 oy t96t
Solteira Island Brasil 3.200 Sedang dibangun
Amerika
Day 2.700 r.350
Serikat -il-
Nurek Uni Soviet 2.7W _il_
Volgograd Uni Soviet 2.576 2.576 1958
High Aswan Mesir 2.M 2.m Sedang dibangun
Kuibyshev Uni Soviet 23W 2.3W 1955
Portage Mountain Kanada 2.300 1.150 Sedang dibangun
Amerika
Iron Gate 2.050 1962
Serikat
Amerika
Grand Coulee
Serikat
1.974 1.974 t94t
Robert Moses, Amerika
1.950 1.950 1961
Niagara Serikat
St. Laurence Kanada t.824 l.8vt 1958
Guri Yenesuela 1.754 527 Sedang dibangun
Amerika
Dalles 1.749 1.1 19 1959
Serikat

Dengan bertambah majunya teknik pekerjaan sipil sebagai akibat mekanisasi maka
proyek-proyek kemudian dikembangkan secara ekstensip dan besar-besaran. Tabel 6
menunjukkan pusat-pusat listrik tenaga air berkapasitas besar yang ada di dunia ini.
Beberapa di antaranya mempunyai kapasitas melebihi 5.000 MW. Sampai beberapa
tahun yang lalu hampir semua bendungan konvensionil adalah dari jenis gaya berat
(gravity type), namun akhir-akhir ini beberapa jenis lain telah digunakan, seperti
bendungan busur (arch dam) dan bendungan urugan batu (rock-fill dam), yang disesuai-
kan dengan keadaan topografi dan geologi setempat dan menghasilkan biaya konstruksi
yang rendah.
Dewasa ini makin banyak terlihat penggunaan PLTA yang airnya dipompa ke atas
waktu bebannya rendah (pumped storage). Sistim ini sangat menguntungkan untuk
memenuhi kebutuhan sistim tenaga listrik; beban dasar dan beban puncak dipenuhi,
masing-masing oleh pembangkit tenaga termis berkapasitas tinggi dan tenaga air.
Dengan demikian, maka kombinasi antara kedua sistim ini dapat dilakukan dengan
stabil dan ekonomis. Tabel T menunjukkan contoh-contoh kombinasi yang terdapat di
Jepang.
Perkembangan lain adalah pembangunan PLTA di bawah tanah. Kadang-kadang
1.5 Perkembangan Pusat Listrik Tenaga Air Dewasa Ini

'tE ddth9h60\o\
h€€\oE€E\O\O\O
'iio-c
.(6
o\ o\ o\ o\ o\ o\ o\ o\ o\ o\
ahts

o o.loottc.lrirt
o

(, h 6h h \o\o
o
xi se
O (5>>
or 6\0 €t o\o hh oo oo o\o\ oo
(t
o
o o> l)2 o> o> o> o> o> o> o> o> o>
Noo*tan-ct
:rE
hn
8EE
o= o
11 E],
88 88 88 83 88 88 Fr 88
6rA d\6\ NN Oo e.lN
E.B FF
Nol
d
t io
N€ ra OO @\t OO OO 6n Oo OO
o0
cl
o
A €i e.t: Q6 c{N OO OO t$ al€ O\O\ r\O
a
na) 6d

nh
-o S.5 = oH NH Ho on rh Oio o\O rj- hr 9@
6l Or N+ OO rr 6€ NO h€ O- 66 6o
a F
,E _b'5
FF NN de.t
o
e rfo. O-O. @.v1 o"qo.o- .\\o- dis"
$:e
O ol.
OO
otN 60\
h$
<r @A rN OO Oa 60 rO\ ra

(E
00
6l FPr Fq tr& Fo. F0. lr 0. Fcr FA F.A F{g t<a |!
s
tr
,ll
a)

o.E
J-LJ t
'=o
LO F+ O- g g (, o e e O g .o
o hz IO >F >L >L >h. >L >h. >ir. >L >4. R
F1 il

."1 a r*
al
0 E
d 6\o\oorNoo b.&
e ,d datr
o d.-
d-x.
too\c)c)\ot\o 6h
t\
ca Y s=
t. o
v ..1 - E{
q)
d doE
6lor€o
hoo6oo6{h
<il
o (€.^
€ohh.lNo\n il>
H e-6
Xa NN
E
.:.,,Ea xR8K8$8€e8 \
ES EE 60Nho \{
iu E>
J
oo=
U,= ^-' hpN-ido.dhh
hhh os
.E b'9 a.l
NOr6NhO\60 il{
d FF C.l
()l
\0.
5:e
aja 60rroooo60
*ho+nhNa.l
N O C.l a.l \o
.+
.a
\!
ss\
e.l
ig
Ir
ci
E EZ a,S
o
!d I6
zd2
*.2*'
f;*'*ii.Hoz €.c, is
E E E E g} i
q,
tr
d
z
2;fiis-gE1xE BEi Rrr
tO
il>
I
Bab 1. Umum

sistim ini merupakan jalan keluar dalam pemilihan jenis-jenis pembangkit tenaga yang
tepat dan ekonomis oleh karena beberapa macam keadaan, misalnya, keadaan geologi,
topografi, cuaca, dan lain-lain. Dalam banyak hal PLTA dipompa ditempatkan di
bawah tanah untuk menghindari timbulnya kavitasi.
Dengan berkembangnya teknik pembuatan dan dengan demikian juga keandalan
hasilnya, maka kapasitas tiap unitnya dapat ditingkatkan. Agar dapat dibangun
pembangkit-pembangkit tenaga secara ekonomis, telah banyak direncanakan unit-unit
yang besar (sampai 500-600 MW).
Dalam pengembangan peralatan telah dapat dikembangkan turbin diagonal dan
turbin-pompa yang dapat dibalik (reversible). Pengaturan dari iauh (remote control)
telah diterapkan, sehingga beberapa PLTA dapat dikontrol dari satu pusat pengatur.

1.6 Referensi

Di dalam Bab ini digunakan referensi terhadap karya-karya (dalam naskah dinya-
takan sebagai angka-angka "superscript") berikut ini:
l) Grafik-Grafik Tahun Kerja 1972, Perusahaan Listrik Negara Pusat, Jakarta, 1973.
Data untuk PLTA ditambah PLTA Juanda sebesar 125 MW.
2) C. S. Hutasoit "sebuah Studi tentang Sumber-Sumber Tenaga di Indonesia",
Publikasi LMK, Mon. No. 06-ER-68, 1968.
3) M. A. Khan, J. T. Roberts, "small and Medium Power Reactors: Technical and
Financial Requirements" Proceedings, Fourth International Conference on the
Peaceful Uses of Atomic Energy, UN and IAEA, 1971, vol. 6,hal. 57.
4) Nuclear Power and the Environment, IAEA and WHO, 1972,hal- 4.
5) H. Tsvi Meidav, Report on Geothermal Prospects of Indonesia, United Nations, New
York, July 1972.
BAB 2. PEMBANGKITAN TENAGA
AIR DAN ALIRAN SUNGAI

2.1 Curah Hujan dan Aliran Sungai

2,1.1 Curah Hujan


Angin yang mengandung uap air dan naik ke atas, karena suhu yang makin
rendah, kemudian mengembun dan berkumpul. Kumpulan embun tersebut membentuk
awan. Kumpulan embun ini bergabung menjadi titik-titik air dan kemudian jatuh ke
tanah.
Pada umumnya, jatuhnya titik-titik air ini disebut hujan, dan jumlah hujan yang
jatuh disebut curah hujan (precipitation). Salju, badai, dan lainJain, yang telah berubah
menjadi air harus.ditambahkan pada curah hujan. Sebagian dari curah hujan tadi
menghilang karena menguap atau karena meresap ke dalam tanah. Sebagian lagi
mengalir pada permukaan tanah menuju ke sungai-sungai. Ada hubungan tertentu
antara curah hujan dan aliran sungai, meskipun hal ini tergantung kepada keadaan
geologis dan hutan di sekitar sungai. Perbandingan antara curah hujan dan aliran
sungai disebut faktor kedap (run-off coefficient).

2.1.2 Pengukuran Curah Hujan

Curah hujan dinyatakan dengan tingginya air dalam suatu tabung, biasaya dalam
mm. Untuk mengukur curah hujan digunakan alat ukur hujan (rain gauge); yang
dikenal, antara lain, adalah alat ukur hujan yang dapat mengukur sendiri dan alat
ukur hujan biasa. Alat pengukur hujan biasa, digunakan untuk mengukur curah hujan
dalam satu hari dan kurang tepat untuk mengetahui intensitasnya dan lamanya hujan itu
berlangsung. Alat pengukur hujan yang mencatat sendiri sesuai untuk mengukur
intensitas dan lamanya hujan. Alat ini sangat cocok dan tepat untuk pengukuran hujan
denganjangka waktu yang lama di daerah-daerah pegunungan di mana para pengamat
sulit untuk tinggal lama di daerah itu. Dewasa ini jenis tersebut banyak digunakan di
waduk-waduk besar di hulu sungai. Tabel 8 menunjukkan curah hujan tahunan di
beberapa tempat di dunia.

2,1.3 Aliran Sungai (Debit)

Yang dimaksud dengan aliran sungai atau debit adalah jumlah air yang mengalir
melalui suatu penampang sungai tertentu per satuan waktu. Debit dipengaruhi oleh
beberapa faktor, misalnya, oleh curah hujan, keadaan geologi, flora, temperatur, dan
lain-lain, di sebelah hulu sungai. Debit selalu berubah dari musim ke musim dan dari
hari ke hari. Kecenderungan karakteristik dan besarnya debit secara kasar dapat di-
ketahui dengan pengamatan dalamjangka waktu yang lama. Pengukuran debit sungai
sangat penting untuk dapat menentukan tenaga yang dihasilkan oleh pusat listrik
tenaga air. Pengetahuan tentang debit pada waktu banjir mutlak diperlukan untuk
keamanan dalam perencanaan dan pembangunan PLTA. Untuk maksud ini sangat
perlu diadakan pengamatan debit banjir untuk jangka waktu yang cukup lama. Di
t0 Bab 2. Pembangkitan Tenga Air Dan Aliran Sungai

Tabel E. Ctrah Hujan Tahnnan Beberapa Kota di Dunia

Curah Hujan Curah Hujan


Tempat Tempat
Tahunan (mm) Tahunan (mm)
Bandung (1962) 2.399 New York 1.068
Bangkok 1.247 Peking 586
Berlin 587 Rangoon 2.812
Bogor (1964) 3.592 Roma 828
Denver 361 San Francisco 521
Jakarta (1967) r.899 San Paolo o'r,
Kairo 28 Shanghai 1.134
Karaci 207 Stockholm 548
Melboume 652 Surabaya (1967) 1.197
Moskow 34 Taipei 1.778
Znrich t.044

Jepang data-data sebagai hasil observasi jangka panjang ini dapat diperoleh mengingat
adanya jaringan observasi di seluruh negara yang berjumlah kira-kira 800 buah. Pada
umumnya hanya data-data lebih dari l0 tahun saja yang dapat dipergunakan untuk
perencanaan PLTA. Apabila data semacam itu tidak dapat diperoleh, maka perlu
dibuat perkiraan atas dasar data-data lainnya, misalnya data-data aliran yang diukur
di tempat lain dengan kondisi yang sama, atau data-data curah hujan.

2,1.4 Hubungan antara Curah Hujan dan Aliran Sungai

Sebagian dari air hujan mengalir pada permukaan tanah menuju ke sungai. Yang
lain menguap atau meresap ke dalam tanah dan diisap oleh akar tanaman atau menjadi
air tanah. Hubungan antaru curah hujan dan aliran sungai tergantung dari berbagai
faktor antara lain, sifat menahan air dari tanah (misalnya karena adanya pohon-
pohonan, keadaan tanah pada permukaan, apakah bergunung-gunung atau merupakan
daerah yang telah dikerjakan), keadaan geologi, curah hujan, waktu datangnya hujan,
dan lain-lain. Oleh karenanya sulit sekali untuk menjelaskan hubungan itu dengan cara
yang sederhana. Dalam banyak hal faktor kedap adalah kira-kira di atas 80/" untuk
hujan lebat, dan di bawah 40/o untuk hujan gerimis.

2.2 Lengkung Debit


2,2.1 Hidrograf
Hidrograf adalah lengkung yang menunjukkan aliran air sehari-hari, diukur pada
suatu titik pengamatan tertentu selama jangka waktu 365 hari dalam setahun. Harinya
dinyatakan pada sumbu horisontal dan aliran air pada sumbu vertikal. Hidrograf ini
sebaiknya dibuat sesuai dengan bentuk tertentu. Pada hidrografitu cuaca, temperatur,
curah hujan dan permukaan air pada alat pengukurjuga dicatat.

2.2.2 kngkung Debit


Untuk menyelidiki aliran sungai, maka lengkung debit (duration curve) harus
dibuat berdasarkan hidrograf agar dapat diketahui dengan jelas kondisi dari aliran
sungai tersebut. Hal ini diperlukan untuk mengetahui aliran sungai yang dapat diguna-
kan dalam 365 hari. Lengkung debit mempunyai jumlah hari 365 pada sumbu horisontal
2.3 Pengukuran Debit Sungai 11

dan debit sungai pada sumbu vertikal, dengan urutan mulai dari yang terbesar sampai
yang terkecil, lihat Gbr. 2. Lengkung ini merupakan data dasar yang penting untuk
merencanakan pusat listrik tenaga air. Tentu saja lengkung debit ini berbeda-beda untuk
setiap sungai. Bahkan untuk sungai yang sama, lengkungnya berbeda untuk tiap tahun.
Pada umumnya lengkung debit itu rata untuk sungai-sungai yang memiliki hutan lebat.
danau dan waduk di sebelah hulunya (contoh dapat dilihat dalam Gbr. 2). Lengkung
debit tahunan rata-rata dari aliran sungai dapat diperoleh dari lengkung debit selama
l0 tahun. Tiga metoda berikut ini digunakan untuk mendapatkan lengkung debit
tahunan rata-rata:
(a) Lengkung debit seri: Debit harian rata-rata
selama sepuluh tahun ditempatkan berurutan dari
yang terbesar sampai yang terkecil. Kekurangan dari
Sungai A
cara ini adalah bahwa debit air waktu banjir dan
pada musim kemarau terlihat secara berkelebihan.

Sungai S (b) Lengkung debit paralel: Di sini untuk setiap


tahun selama sepuluh tahun dibuat lengkung debit
bulanan. Kemudian harga rata-rata dari sepuluh tahun
95 t85 275 355 tersebut dihitung untuk satu bulan tertentu dari tiap-
Hari tiap tahun. Kekurangan menurut cara ini adalah
Gbr. 2 Contoh Lengkung Debit. bahwa debit air pada waktu banjir dan musim kemarau
dinilai terlalu kecil.
(c) Lengkung debit seri-paralel: Di sini untuk menghindari kekurangan dari kedua
cara tersebut di atas, lengkung debit disusun atas dasar harga rata-rata dari pada nilai
rata-rata tahunan dan bulanan dari Iengkung debit yang dibuat dengan kedua cara
tersebut di atas.

2.3 Pengukuran Debit Sungai

Debit sungai, yang merupakan data pokok untuk perencanaan pusat listrik tenaga
air, harus diukur secara teliti dan dalam jangka waktu yang sepanjang mungkin. Ada
beberapa cara untuk mengukur debit sungai:
(a) kecepatan rata-rata dari aliran sungai pada suatu bagian dari penampangnya
diukur, kemudian dikalikan dengan luas penampang pada bagian itu. Hasil perkalian
luas penampang dengan kecepatan tersebut adalah debit sungai.
(b) debit sungai diperoleh dari pengamatan tinggi permukaan air, dengan memper-
gunakan lengkung debit-tinggi-air di gardu pengukur.
Pada umumnya cara (b) dipergunakan di gardu-gardu pengamatan. Cara lain
adalah yang disebut metoda sekat (weir), yang hanya dipakai pada sungai-sungai yang
kecil. Pengukuran cara (a) dan (b) dilakukan di tempat di mana aliran sungai seragam
dan tidak menyebabkan kerusakan pada stasiun pengamat tersebut. Di Jepang kete-
rangan-keterangan terperinci mengenai instalasi dan cara-cara pengukuran dari stasiun-
stasiun pengamat itu, ditentukan syaratnya dan diuraikan dalam peratwan mengenai
pengukuran debit untuk PLTA. Persiapan dan pengecekan pada lengkung debit-tinggi-
air, yaitu pengukuran debit sungai harus sebanyak mungkin dilakukan pada beberapa
tinggi permukaan air. Dasar sungai mungkin berubah karena adanya banjir dan hal-hal
ini. Karena itu lengkung debit+inggi-muka-air akan berubah pula; karena itu perlu
diadakan pengukuran ulangan untuk merubah lengkung tadi.
Di bawah ini diberikan beberapa cara untuk mengukur kecepatan aliran:
(a) Dengan alat ukur arus (current meter): Di sini kecepatan aliran dihitung dengan
mengukur jumlah putaran alat tersebut dalam suatu satuan waktu. Alat ini mengguna-
Bab 2. Pembangkitan Tenga Air Dan Aliran Sungai

kan baling-baling berbentuk pipih atau lengkung; periksa Gbr. 3. Jumlah putaran
diukur dengan membuka atau menutupnya suatu hubungan listrik atau dengan
tachometer. Alat pengukur aliran tersebut harus ditera paling sedikit sekali setahun.
Untuk mengukur debit, sungai dibagi oleh beberapa garis tegak dengan jarak l-3 m,
tergantung dari lebar penampang melintang aliran. Tiap garis vertikal kemudian dibagi
oleh beberapa garis mendatar. Kecepatan air diukur pada tiap titik potong dari garis-
garis tegak dan mendatar tadi. Dari kecepatan aliran air pada garis tegak dapat dibuat
grafik seperti terlihat pada Ghr. 4; kemudian dapat dihitung kecepatan rata-rata pada
penampang melintang di bagian tegak tersebut. Debit sungai diperoleh dengan men-
jumlah debit dari tiap penampang tegak. Jarak antara titik-titik pengukuran harus
dibuat lebih pendek pada tempat yang dekat dasar sungai dan dinding sungai.

Keceprtan Alirs
Rrtr-Rrt.
Gbr. 3 Alat Ukur Arus. Gbr.4 Pengukuran dengan Alat
Ukur Arus.

Berikut ini adalah cara yang sederhana untuk menghitung kecepatan aliran rata-
rata:

metoda 3-titik: V^: (Vo,z * 2Vo.n + Voil4 (2)


metoda 2-titik: V^: (Vo,, + Voilz (3)
metoda l-titik: V^: Yo.o (4)
metoda permukaan: Y^: 0,8 x (kecepatan aliran pada permukaan) (5)
metoda ganda: Alat ukur arus dibenamkan ke dalam air dengan kecepatan
seragam tertentu sampai mencapai dasar sungai, dan kemudian
diangkat lagi sampai mencapai permukaan air; kecepatan
aliran rata-rata dihitung dari jumlah putaran dan waktu selama
alat dibenamkan. (6)

di mana V^: kecepatan aliran tata-rata,


Vo,r, Vo,r, Vo,c : kecepatan aliran air pada kedalaman berturut'tutut 201,
N%,60% dari permukaan air.
(b) Dengan alat ukur apung (float): Ada dua macam alat: alat ukur apung (surface
float) dan tongkat ukur apung (rod float). Dalam metoda ini alat apung dihanyutkan di
bagian sungai yang lurus untuk mengetahui kecepatannya. Kemudian kecepatan aliran
rata-rata pada tiap penampang dihitung. Seperti pada metoda pengukuran dengan
meter, pengukuran dilaksanakan dengan membagi penampang melintang sungai
menjadi beberapa bagian oleh garis-garis tegak. Kecepatan aliran rata-rata dihitung
(periksa Gbr. 5):

V^: 0,8 x (kecepatan aliran dari pelampung) (7)


2.4 Referensi l3

Pengukuran dengan alat ini cukup memadai


apabila permukaan air tinggi pada waktu
banjir, atau jika permukaan air berubah
dengan cepat sehingga memerlukan pengu-
kuran dalam waktu yang singkat.
(c) Dengan rumus: Pertama-tama diukur
kemiringan dari permukaan air; kemudian Gbr. 5 Pengukuran dengan Alat
kecepatan aliran dihitung berdasarkan rumus Ukur Apung.
seperti di bawah. Pengukuran ini digunakan
bila alat'ukur arus atau alat ukur apung tidak dapat digunakan, misalnya karena
banjir, dan lain-lain. Alat untuk mengukur kemiringan permukaan air sungai harus
dijaga supaya tetap dalam keadaan baik pada waktu pengukuran dilakukan dalam
keadaan banjir. Rumus-rumus yang digunakan adalah:')

Rumus Manning: V^: LP't'1't' (8)

RumusKutter: ,^:ffi(.23 ) l/r -L- 0,00155lDJN (e)

di mana V^: kecepatan air (aliran) rata-rata


R- jari-jari hidrolik
1: kemiringan (gradient) permukaan air sungai
n: koeffisien kekasapan (roughness)

Jika metoda ini yang akan digunakan, maka kecepatan air pada waktu debit biasa dan
seluruh penampang sungai harus diukur dengan alat ukur arus. Dari hasil pengukuran
itu kemudian dapat dihitung kekasapan dasar sungai sehingga dengan demikian dapat
diperoleh hasil pengukuran dengan ketelitian yang tinggi.

2.4 Referensi

Dalam Bab ini digunakan referensi terhadap karya tulis berikut:


l) W. P. Creager, J. D. Justin, Hydroelectric Hqndbook, John Wiley & Sons, New
York, Second Edition, 1955, hal. 108.
BAB 3. RENCANA PUSAT LISTRIK
TENAGA AIR

3.I Pernilihan Proyek Pusat Listrik Tenaga Air

Dalam menentukan pilihan proyek Pusat Listrik Tenaga Air, perlu diperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
(a) Besarnya kapasitas tiap proyek harus ditentukan demikian rupa sehingga
tenaga airnya dapat dimanfaatkan dengan effektif.
(b) Penentuan proyek mana yang akan didahulukan pelaksannannya harus
dilakukan sesudah diadakan pertimbangan terhadap kebutuhan secara menyeluruh dan
setempat serta lokasi yang ekonomis, karena lokasi penyediaan tenaga harus disesuaikan
dengan lokasi kebutuhan. Dalam hubungan di atas, perlu diperhitungkan secara
terperinci hal-hal berikut ini:
(1) Keadaan aliran air.
(2) Keadaan geografis, geologis, dan lain-lain.
(3) Hubungan antara penyediaan dan kebutuhan tenaga listrik.
(4) Biaya pembangunan.
(5) Keuntungan dari pembangkitan tenaga.
(6) Hubungannya dengan pengembangan sungai secara menyeluruh.
(7) Pertimbangan dasar penyediaan tenaga, apakah dari tenaga air atau dari
tenaga termis.
(8) Hubungan antara tenaga yang sudah ada dan rencana kemudian.
(9) Beaya untuk penggantian tanah dan bangunan yang sudah ada.
(10) Jangka waktu penyelesaian proyek.
(11) Jaringan transmisi dan peralatan untuk gardu sehubungan dengan daerah
yang membutuhkan tenaga.
(12) Pengangkutan dan pembuatan mesin dan peralatan lainnya.

3.1.1 Kapasitas Proyek

Untuk ini perlu ditentukan aliran air dan debit di tempat itu serta tinggi jatuh
(head) dan besarnya waduk yang dapat dibangun sesuai dengan keadaan geografisnya.
Dari data ini kemudian ditentukan jumlah dan jenis turbin air serta unit dari generator,
dan tenaga yang dihasilkan tiap tahun. Perlu pula dipertimbangkan dan ditentukan
lokasi dari proyek, jenis dan dimensi konstruksi bangunan sipil, seperti bendungan,
saluran air, dan gedung sentral. Pada pokoknya perlu dibuat terlebih dahulu beberapa
alternatip rencana garis besar untuk dapat menghitung secara kasar biaya konstruksi
dan pembangkitan tenaga. Dengan demikian dapat ditentukan suatu rencana yang
menghasilkan biaya pembangkitan tenaga yang paling rendah.
Lebih lanjut, sangat penting diperhatikan penentuan besarnya kapasitas pem-
bangkit tenaga; hal ini tergantung pada kecenderungan kebutuhan tenaga dalam masa
yang akan datang. Pembangkit-pembangkit tenaga dengan kapasitas yang sama
mungkin berbeda biaya konstruksinya, tergantung dari beberapa keadaan, misalnya,
16 Bab 3. Rencana Pusat Listrik Tenaga Air
letak geografis, keadaan geologis, dan lain-lain.
Dengan pertimbangan seperti tersebut di atas, hal-hal berikut seyogyanya sejauh
mungkin dipenuhi guna memperoleh beaya pembangunan serendah mungkin:
(l) Tinggi enersi (head) yang mudah diperoleh, jumlah air yang berlimpah-limpah
dan keadaan aliran yang bagus.
(2) Letak geografis dan geologis yang baik untuk bendungan, gedung sentral dan
konstruksi lainnya.
(3) Material untuk beton, bendungan, dan lain-lain mudah diperoleh di sekitar
proyek.
(4) Letaknya baik untuk pengangkutan bahan-bahan bangunan dan alat-alat
berat.
(5) Masalah-masalah yang timbul karena adanya proyek tersebut mudah dipe-
cahkan.
(6) Biaya transmisi yang rendah.
Selanjutnya apabila suatu pembangkit tenaga yang menggunakan waduk besar
dibangun di sebelah hulu sungai, di mana sudah ada pembangkit tenaga di sebelah
hilirnya, maka pembuatan waduk besar ini menjadi sangat menguntungkan; karena
akan menambah tenaga yang dihasilkan oleh pembangkit tenaga yang telah ada. Bagi
proyek yang dimaksudkan untuk pengembangan wilayah sungai secara serbaguna,
seperti, untuk pengendalian banjir, irigasi, dan untuk menghasilkan tenaga listrik, maka
penting sekali untuk dapat menentukan dengan tepat kapasitas pembangkit tenaga
listrik, sehingga dengan demikian dapat diperoleh manfaat yang sebesar-besarnya bagi
seluruh proyek. Di samping itu sudah tentu harus selalu diperhatikan perkembangan
teknologi yang ada. Pada pembuatan rencana yang sesungguhnya, perlu diadakan studi
yang teliti dan mendalam.

3,1.2 Jadwal Pembangunan Proyek

Untuk dapat menentukan jadwal dan jangka waktu pembangunan proyek tenaga
air perlu dibuat perkiraan tentang ciri-ciri kebutuhan tenaga untuk jangka waktu yang
cukup lama. Untuk itu harus dipilih proyek yang paling ekonomis ditinjau dari biaya
operasi, dibandingkan dengan seluruh sistim tenaga, di mana terdapat pula pembangkit-
pembangkit termis (dan nuklir).

3,2 Pemilihan Lokasi Pusat Listrik Tenaga Air

Macam bangunan PLTA berbeda-beda tergantung dari jenis pembangkit tenaga


yang dipergunakan. Bangunan ini biasanya terdiri dari:
(l) Tempat penampungan air dan bangunan ambil-air, seperti, bendungan,
waduk, dan lainJain.
(2) Jalan air, seperti, terowongan tekan, pipa pesat (penstock), dan lainJain.
(3) Pusat tenaga, termasuk gedung-gedung dan gardu induk.
(4) Saluran bawah, dan lain-lain.
Dalam memilih lokasi proyek perlu diperhatikan hal-hal sebagaimana diuraikan
dalam 3.l.l. Untuk maksud tersebut setiap lokasi harus direncanakan pada suatu peta
topografi dengan skala l:1000-2000. Kemudian dengan mempelajari biaya konstruksi
dan keandalannya, dapat dipilih satu lokasi yang mudah dilihat dari segi pembangunan,
pemeliharaan dan operasi PLTA itu. Hal-hal berikut ini perlu diperhatikan secara
seksama:
(l) Pondasi dasar yang baik: Apabila tanah pondasinya lemah, maka akan
3.3 Penentuan Tinggi Jatuh Efektif l7

dibutuhkan biaya yang amat besar untuk pekerjaan pondasi tersebut. Di


samping itu keandalannya akan menurun, mengingat kemungkinan adanya
penurunan pondasi, perembesan air, dan lain-lain.
(2) Kondisi geologis yang baik di tempat di mana PLTA itu dibangun.
(3) Permukaan air yang rendah pada waktu banjir.
(4) Mesin-mesin dan alat-alat dapat dengan mudah diangkut.
(5) Tanah untuk gedung (perumahan pegawai, gedung tempat kerja, gudang, dan
lain-lain) dan gardu induk dapat diperoleh di sekitar proyek itu.
(6) Pipa pesat dapat diperpendek untuk tinggijatuh yang sama.

3.3 Penentuan Tinggi Jatuh Efektif

3.3.1 Jenis Saluran Air

Tinggi jatuh effektif dapat diperoleh dengan mengurangi tinggi jatuh total (dari
permukaan air pada pengambilan sampai permukaan air saluran bawah) dengan
kehilangan tinggi pada saluran air. Tinggijatuh penuh (full head) adalah tinggi air yang
bekerja efektif pada turbin yang sedang berjalan. Untuk jenis saluran air, bila diketahui
permukaan air pada bangunan pengambilan dan pada saluran bawah serta debit air,
maka tinggi jatuh efektif kemudian dapat ditentukan, dengan dasar pertimbangan
ekonomis. Misalnya, bila kehilangan tinggi jatuh air dapat dikurangi dengan memper-
besar penampang saluran air atau memperkecil kemiringannya, maka tinggi jatuh dapat
dimanfaatkan dengan efektif. Dalam hal ini biaya akan bertambah besar, sedang dalam
hal sebaliknya, biayanya lebih rendah, tetapi kehilangan tenaga menjadi lebih besar.
Oleh karena itu, kemiringan saluran air, luas penampang melintangnya dan luas
penampang pipa pesat harus dibandingkan dengan biaya konstruksinya. Dengan
demikian tinggi jatuh efektif ditentukan berdasarkan atas biaya konstruksi yang paling
ekonomis.

3.3.2 Jenis Waduk atau Waduk Pengatur

Jika naik turunnya permukaan air waduk sudah dapat ditentukan, maka tinggi
jatuh efektif maksimum dan minimum dapat ditentukan seperti diuraikan di atas, sesuai
dengan permukaan air waduk dalam keadaan maksimum dan minimum. Namun
apabila naik-turunnya permukaan air yang ada sangat besar, perlu diperhatikan hal-hal
berikut:
(l) Tinggi jatuh normal: Ini adalah tinggi jatuh efektif yang dipakai sebagai dasar
untuk menentukan tenaga yang dihasilkan atau efisiensi dari tutbin. Pada umumnya
turbin dapat bekerja dengan efisiensi maksimal pada tinggi jatuh ini. Tinggi jatuh normal
tiipilih dengan cara coba-coba, sehingga tenaga yang dihasilkan setahun mencapai
maksimum atas dasar lengkung operasi dari waduk.
(2) Perubahan tinggi jatuh: Kapasitas efektif waduk dan naik turunnya permukaan
air waduk ditentukan berdasarkan atas daya puncak yang dihasilkan dan lamanya hal
ini berlangsung; hal ini disesuaikan dengan hubungan antara penyediaan dan kebutuhan
tenaga, rencbna penyediaan tenaga pada musim kemarau, pemanfaatan air banjir, dan
lain-lain. Jika variasi dari tinggi jatuh menjadi terlalu besar, maka karakteristik turbin
akan menjadi tidak menguntungkan. Oleh karena itu harus diperhatikan hal-haltersebut
terdahulu dalam menentukan naik-turunnya permukaan air
l8 Bab 3. Reircana Pusat Listrik Tenaga Air

3.4 Penentuan Debit Turbin


3.4.1 Debit Maksimum
Untuk jenis dengan aliran sungai langsung (run-of-river) debit maksimum turbin
ditentukan demikian rupa sehingga biaya konstruksinya menjadi minimum berdasarkan
lengkung debit sepuluh tahun terakhir atau lebih. Nilainya pada umumnya dua kali
debit dalam musim kemarau. Jika sekiranya juga dipertimbangkan faktor-faktor
habisnya sumber-sumber tenaga air dalam masa yang akan datang, penyediaan tenaga
dalam musim kemarau dengan sumber-sumber tenaga bentuk lain, perbaikan pusat-
pusat listrik tenaga termis waktu jumlah air banyak, dan lain-lain, maka nilai tersebut
di atas dapat diperbesar sampai tiga atau empat kali. Jika debit maksimum diperbesar
maka biaya konstruksi per kW menjadi lebih murah; sebaliknya biaya konstruksi per
kWh menjadi lebih mahal. Demikianlah maka akan terjadi hal-hal yang tidak mengun-
tungkan, yaitu bahwa tenaga yang dihasilkan rata-rata menjadi berkurang dan waktu
operasi dengan beban tidak penuh menjadi lebih lama. Sebaliknya jika debit maksimum
diperkecil maka tenaga yang dihasilkan oleh pusat tenaga air tersebut sepanjang tahun
dapat diharapkan akan sama dengan tenaga nominalnya. Dalam musim dengan banyak
hujan lebat, air yang melimpas akan bertambah besar dan pemanfaatannya akan
beikurang. Hal ini mengakibatkan biaya per kW akan naik.
Untuk PLTA dengan kolam pengatur (regriating pond) air sungai disimpan pada
waktu malam waktu bebannya minimum (di Indonesia tidak demikian), dan digunakan
pada waktu beban puncak untuk beberapa jam waktu siang hari. Dengan demikian
debit alamiah dari sungai, baik harian maupun mingguan, diatur oleh kolam pengatur
ini. Oleh karena itu debit sungai ditentukan sesuai dengan kondisi beban harian ataupun
mingguan yang akan dicapai untuk penyediaan tenaga. Karena itu perlu diketahui
beban yang akan terjadi. Ada beberapa cara untuk mengetahui beban yang akan terjadi
tersebut. Satu cara di antaranya adalah dengan memperkirakan dan menjumlah beban
harian dalam satu tahun operasi. Cara lain adalah dengan memperkirakan dan menghi-
tung lengkung beban yang lazim setiap bulan, baik dalam musim hujan, ataupun dalam
musim kemarau. Di Jepang, pada umumnya lengkung beban harian dibagi dalam tiga
perioda, yaitu waktu beban puncak, beban kurang (off-peak) dan beban tengah-malam.
Pada umumnya air yang disimpan digunakan pada waktu beban pqncaknya kontinu
(umirmnya 6-8 jam) dalarn musim kemarau. Di samping mempelajari hal-hal tersebut
di atas, perlu juga dipelajari jumlah unit turbo-generatornya. Penentuan debit maksimum
dibatasi juga oleh adanya pemakaian air sungai di bagian hilir. Di samping itu apabila
di sebelah hulu sungai direncanakan pembuatan sebuah waduk, maka hal ini memung-
kinkan direncanakannya sebuah proyek yang lebih besar dengan memakai debit yang
lebih besar dalam waktu yang lebih lama, oleh karena adanya waduk tersebut.
Untuk jenis waduk, waduknya digunakan untuk menyimpan dan rnelepaskan
simpanan air sepanjang tahun, guna memenuhi kebutuhan pada waktu beban puncak.
Debit air maksimum ditentukan oleh jumlah air yang dapat diatur selama beban puncak
dalam musim kemarau. Hal ini dapat dihitung dari kondisi beban dalam musim
kemarau, jum.lah air yang tersimpan di dalam waduk untuk persediaan pada hari-hari
kering dan debit alamiah dari sungai pada waktu musim kemarau. Para umumnya,
besarnya debit maksimum adalah sekitar 3-4 kali jumlah debit rata-rata dari waduk
dalam musim kemarau dan debit alamiah dari sungainya sendiri.

3.4.2 Jumlah Air Pasti


Jumlah air pasti (firm water quantity) adalah jumlah ak yang pasti dapat diman-
I
l

3. 5 Daya yang Dihasilkan oleh Pusat Listrik Tenaga Air 19

faatkan sepanjang tahun. Ini diperoleh dari jumlah air dalam musim kering dikurangi
dengan jumlah air yang dialirkan di bagian hilir untuk keperluan pengairan, perikanan,
pariwisata, dan lain-lain. Untuk jenis waduk, nilainya adalah jumlah air yang dapat
dipakai selama 355 hari dalam setahun, dikurangi dengan jumlah debit air bagi pema-
kaian seperti tersebut di atas; di samping itu diperhatikan pula persediaan air yang dapat
disimpan dalam waduk dalam musim kemrau.

3.5 Daya yang Dihasilkan oleh Pusat Listrik Tenaga Air

3.5.1 Macam Daya yang Dihasilkan

Di Jepang daya yang dihasilkan dapat digolongkan sebagai berikut:


(l) Daya maksimum, yaitu daya maksimum yang dapat dibangkitkan oleh PLTA.
Pada umumnyayang disebut output dari PLT.d adalah daya maksimum ini.
(2) Daya pasli (firm output), yaitu daya yang dibangkitkan selama 355 hari dalam
setahun untuk PLTA jenis aliran sungai langsung, dan 365 hari dalam setahun untuk
PLTA jenis waduk.
(3) Daya puncak, yaita hasil yang dibangkitkan selama jam-jam tertentu setiap hari
(umumnya lebih dari 4 jam) yang meliputi 355 hari selama setahun.
(4) Daya puncak khusus, yaitu daya yang dihasilkan setiap hari, tanpa pembatasan
jam operasi dalam musim hujan, dikurangi dengan daya pasti.
(5) Daya penyediaan (supply output), yaitu hasil yang dapat dibangkitkan dalam
musim kemarau, dengan mempergunakan simpanan air dalam waduk yang dikumpulkan
selama musim hujan, dikurangi dengan daya pasti.
(6) Daya penyediaan puncak dan daya waduk.

3.5.2 Perhitungan Daya

Jika tinggi jatuh efektif maksimum adalah 11(m), debit maksimum turbin adalah
Q (m'ls), efisiensi dari turbin dan generator masing-masing adalah 4, dan 4o, maka

Daya teoritis : 9,8 QH (kW) (10)


Daya turbin :9,8 q, QH (kW) (l l)
Daya generator : 9,8 qrlc 8H (kW) (12)

Daya generator umumnya disebut output dari PLTA. Pada PLTA dipompa, jika tinggi
jatuh bersih dari pompa adalah 11 (m), debit pompa adalah Q (mtls\, efisiensi dari
motor-generator dan pompa masing-masing adalah t7, dan 4, maka daya yang masuk
ke dalam pompa (input) adalah

Pt:9,8 QHIOt*ttr) ( l3)

Pada umumnya, daya masuk (input) untuk PLTA dipompa menjadi maksimum
dalam kondisi tinggi jatuh minimum untuk pompa jenis Francis dan kondisi tinggi jatuh
maksimum untuk pompa jenis Kaplan atau propeller.

3.5.3 Perhitungan Tenaga yang Dibangkitkan

Tenaga yang dihasilkan adalah tenaga listrik yang dibangkitkan oleh PLTA.
Untuk perencanaan, kemungkinan pembangkitan enersi dalam setahun dihitung, dan
20 Bab 3. Rencana Pussat Listrik Tenaga Air

ini kemudian dikalikan dengan faktor ketersediaan (availability factor) antara 0,95-
0,97 untuk mendapatkan tenaga pembangkitan tahunan (annual generated energy).
Dari harga ini dihitung biaya pembangunan (construction cost) dan biaya pembangkitan
(generation cost) yang digunakan dalam perbandingan ekonomis dari berbagai rencana.
Sesudah efisiensi keseluruhan (overall)

|ra: 4r4a (14)

dihitung, dan atas dasar lengkung aliran (flow duration curve), tenaga listrik yang
mungkin dibangkitkan dihitung dari aliran air, tinggi terjun (head) dan jumlah jam
kerja, sesuai dengan aturan (operation rule) dan kebutuhan sistim tenaga listrik.
Adanya pusat listrik di sebelah hilir sangat menguntungkan, karena kenaikan tenaga
listrik yang dibangkitkannya sangat dipengaruhi oleh perbaikan aliran air, misalnya
dengan penggunaan waduk atau kolam pengatur, pusat listrik dipompa. (pumped
storage), dan sebagainya.

3.6 Jenis-Jenis Pusat Listrik Tenaga Air


3.6.1 Penggolongan berdasarkan Tinggi Terjun yang Ada

Pusat listrik jenis terusan air (water way) adalah pusat listrik yang mempunyai
tempat ambil air (intake) di hulu sungai, dan mengalirkan air ke hilir melalui terusan
air dengan kemiringan (gradient) yang agak kecil. Tenaga listrik dibangkitkan dengan
cara memanfaatkan tinggi terjun dengan kemiringan sungai tersebut.
Jenis bendungan (dam) adalah jenis pusat listrik dengan bendungan yang melintang
sungai guna menaikkan permukaan air di bagian hulu bendungan dan membangkitkan
tenaga listrik dengan memanfaatkan tinggi terjun yang diperoleh antara sebelah hulu
dan hilir sungai.
Pusat listrik jer is bendungan dan terusan air merupakan jenis gabungan dari kedua
jenis tersebut di atas. Jenis ini membangkitkan tenaga listrik dengan menggunakan tinggi
terjun yang didapat dari bendungan dan terusan.

3.6.2 Penggolongan menurut Aliran Air

Pusat listrikTenis aliran sungai langsung (run-of-river) kerapkali dipakai pada pusat
listrik jenis saluran air. Jenis ini membangkitkan tenaga listrik dengan memanfaatkan
aliran air sungai itu sendiri secara alamiah.
Pusat listrikTenis dengan kolam pengatur (regllatine pond) mengatur aliran sungai
setiap hari atau setiap minggu dengan menggunakan kolam pengatur yang dibangun
melintang sungai dan membangkitkan tenaga listrik sesuai dengan perubahan beban.
Di samping itu ada lagi jenis lain dengan kolam pengatur yang dibangun di bagian hilir
pusat listrik beban puncak (peaking power plant) dengan waduk berkapasitas besar
atau kolam (pondage), yang mengatur perubahan aliran air waktu beban puncak (peak
water flow) sehingga menjadi aliran air yang konstan. Pusat listrik semacam ini disebut
pusat listrik jenis kolam kompensasi.
Pusat listrik jenis waduk (reservoir) mempunyai sebuah bendungan besar yang
dibangun melintang sungai. Dengan demikian terjadi sebuah danau buatan; kadang-
kadang sebuah danau asli dipakai sebagai waduk. Air yang dihimpun dalam musim
hujan dikeluarkan pada musim kemarau. Jadi, pusat listrik jenis ini sangat berguna
untuk pemakaian sepanjang tahun.
3.7 Waduk dan Kolam Pengatur 2l

Pusat listrik Tenis dipompa (pumped storage) adalah jenis PLTA yang memanfaat-
kan tenaga listrik yang kelebihan pada musim hujan atau pada saat pemakaian tenaga
listrik berkurang pada tengah malam. Pada waktu itu air dipompa kembali oleh pompa
ke atas dan disimpan dalam waduk. Jadi, pusat listrik jenis ini memanfaatkan kembali
air yang didapat untuk membangkitkan tenaga listrik pada beban puncak pada siang
hari (di Indonesia sekarang sekitar jam 19.00).

3.7 Waduk dan Kolam Pengatur

3.7.1 Waduk
Waduk menghimpun air waktu musim hujan atau selama jam beban kurang untuk
persediaan dan pemakaian air pada musim kemarau atau waktu beban puncak. Waduk
ini digunakan untuk merencanakan penambahan tenaga listrik dari pusat listriknya
sendiri dan pusat listrik lainnya di bagian hilir. Waduk ini memungkinkan pengaturan
aliran air sungai secara musiman dan dapat dibedakan dengan kolam pengatur dari
perbandingan pengaturan tahunan (yearly regulating ratio, yaitu perbandingan dari
jumlah cadangan dan aliran masuk tahunan); atau dari jumlah hari penyediaan air,
yaitu hari-hari kerja dengan beban penuh dimungkinkan.
Lengkung massa (mass curve) dari aliran air alamiah dipakai untuk mempelajari
skala dari waduk. Lengkung massa aliran air sungai untuk jangka waktu tertentu
(setahun, bila dimaksudkan untuk pengaturan tahunan) dan lengkung massa debit
turbin yang perlu untuk menghasilkan.daya (output) pembangkit dilukis pada gambar
yang sama. Bila lengkung massa debit turbin digeser dari titik di mana kemiringan
(gradient) lengkung massa aliran sungai lebih kecil dari kemiringan lengkung massa
debit turbin ke titik di mana kemiringan lengkung massa debit turbin sama atau lebih
besar dari lengkung massa aliran sungai, maka perbedaan pada sumbu longitudinal
dari kedua lengkung ini menyatakan kekurangan aliran air. Jadi, jumlah maksimum
kekurangan air ini adalah kapasitas waduk yang dibutuhkan. Biasanya kapasitas waduk
yang dibutuhkan dinyatakan oleh massa dari perbedaan antara jumlah aliran air sungai
harian dan aliran ah rata-rata untuk waktu tertentu, dan massa dari perbedaan antara
aliran air yang direncanakan dan aliran air rata-rata di atas. Sebenarnya, setelah garis
besarnya dipelajari dari gambar semacam itu, muka air tertinggi (penuh), jumlah air
yang dapat digunakan (draw down), debit turbin maksimum dan hal-hal lain dari
rencana-rencana yang diproyeksikan dipilih untuk diteliti segi ekonomisnya. Kemudian,
setelah biaya konstruksi dan tenaga yang akan dibangkitkan setahunnya diteliti segi
ekonomisnya untuk berbagai rencana tersebut di atas, maka diambil yang paling
ekonomis. Dalam sistim tenaga listrik yang menggunakan tenaga air, pusat listrik jenis
waduk memegang peranan dalam penyediaan air pada musim kemarau. Dalam sistim
tenaga listrik yang menggunakan tenaga termis, tugas pusat listrik jenis waduk adalah
untuk menyediakan daya (kW) secara stabil sepanjang tahun, yaitu guna penyediaan
pada waktu pusat listrik tenaga termis tidak bekerja, guna penyediaan pada waktu
beban puncak, dan lain sebagainya.

3.7,2 Kolam Pengatur

Kolam pengatur dapat mengatur aliran air sungai guna keperluan harian atau
mingguan. Pada saat beban puncak aliran air perlu dapat diatur selama kira-kira enam
jam lamanya. Bila kolam pengatur dimaksudkan untuk mengatur air secara harian,
maka jumlah cadangan (reserve) yang dibutuhkan (O) dapat ditentukan berdasarkan
22 Bab 3. Rencana Pussat Listrik Tenaga Air
rumus berikut ini:

Q:(Qr-Q)xrx3600(m3) (l 5)

di mana Or : debit turbin per hari (m'/s)


Qz: debit turbin pada saat beban puncak (m'/0
t: lamanya beban puncak
3.7.3 Kolam Kompensasi
Apabila sebuah kolam pengatur atau waduk dibangun melintang sungai dan debit
turbin berubah-ubah sesuai dengan perubahan beban, maka pengairan, perikanan dan
lain-lainnya yang terdapat di hilir sungai, akan terganggu. Dalam hal demikian ini,
kolam pengatur dibangun di bagian terbawah aliran sungai sehingga aliran air dari
kolam konstan. Kolam pengatur semacam ini disebut kolam kompensasi.

3.8 Penentuan Jumlah Unit dan Jenis Unit Utama

3.8.1 Penentuan Jumlah Unit

Pada umumnya, bila jumlah unit utama berkurang maka biaya konstruksi unit
utama, pipa pesat, transformator, pemutus beban dan alat-alat lainnya menurun, luas
bangunan sentral menjadi kecil dan biaya pemeliharaanpun berkurang. Di samping itu,
bita dipilih unit yang berkapasitas besar maka unit ini diharapkan akan dapat bekerja
dengan daya-guna yang tinggi. Karena akhir-akhir ini keandalan (reliability) peralatan
menjadi lebih tinggi, maka tampak adanya gejala pengurangan jumlah unit generator-
turbin, dalam batas-batas sistim tenaga listrik yang diperbolehkan. Namun, bila ada
beberapa unit dalam pusat listrik, maka pembebanan sebagian (partial) dari beberapa
unit dengan daya-guna rendah tidak diperlukan, karena selalu dapat dipilih sejumlah
unit yang dapat memenuhi beban sistim. Jadi, dalam banyak hal, penggunaan beberapa
unit utama dalam pusat listrik jenis aliran sungai langsung yang mempunyai lengkung
aliran yang kurang baik adalah menguntungkan. Pusat listrik yang selalu akan me-
ngeluarkan air dengan jumlah tertentu ke bagian hilir, pusat listrik yang selalu bekerja
dengan beban sebagian (seperti pusat listrik jenis kolam kompensasi) dan pusat listrik
utama dalam sistim tenaga listrik mungkin akan membawa pengaruh yang besar terha-
dap sungai bagian hilir atau terhadap sistim, apabila ada gangguan (interruption) yang
terjadi padanya. Dalam hal-hal tersebut perlu dipertimbangkan untuk pemasangan
paling sedikit dua unit atau lebih dalam pusat-pusat listrik tadi. Di samping itu untuk
setiap proyek perlu sekali diadakan penyelidikan mengenai fasilitas pengangkutan yang
ada dan batasan-batasan dalam pembuatan unit utama.

3.8.2 Penentuan Jenis Unit

Jenis turbin yang paling umum dapat ditentukan dari Gbr. 23 (lihat juga 5.1 dan
5.6), berdasarkan daya ke luar (output) dan tinggi terjun turbin air tersebut. Karena
turbin jenis Francis mempunyai konstruksi yang sederhana dan keandalan yang tinggi,
maka pengembangan turbin air jenis ini maju pesat dan berhasil memasuki daerah
tinggi terjun yang besar (daerah turbin Peltcn). Penentuan jenis turbin air yang akan
digunakan untuk daerah batas antara kedua daerah tersebut dilakukan dengan mem-
perhatikan beberapa hal berikut ini:
(a) Pemilihan jenis Pelton atau jenis Francis untuk daerah tinggi terjun yang besar:
3.8 Penentual Jumlah Unit dan Jenis Unit Utama 23

Bila tinggi muka air banjir besar mencapai saluran bawah (tailrace), jenis Pelton
tidak menguntungkan karena tidak dapat rnemanfaatkan tinggi terjun yang terdapat di
bawah elevasi turbin. Turbin Francis mempunyai cepat jenis yang tinggi dan dapat
mencapai kecepatan yang cukup besar. Karenanya harga generator pada umumnya
menjadi rendah. Untuk waktu kerja yang Iama dengan beban sebagian, turbin Peiton
dengan mulut-pancaran ganda (multi-nozzle) menguntungkan dilihat dari sudut
daya-guna. Apabila saluran pipanya panjang dan kemiringannya rendah, turbin
Peltonlah yang menguntungkan karena biaya pipa pesatnya rendah; ini disebabkan
karena kenaikan tekanannya rendah pada penutupan (shut down) dengan mendadak.
Bila air sungai berkwalitas rendah, maka turbin Peltonlah yang menguntungkan karena
pemeriksaan dan perawatan rotornya mudah.
(b) Pemilihan jenis Kaplan atau jenis Francis untuk daerah tinggi terjun yang
rendah: Bila tinggi terjun dan beban sering sekali berubah, maka turbin Kaplan yang
baik. Untuk turbin Kaplan, cepat jenisnya tinggi dan harga generatornya menjadi
rendah. Namun, tinggi isapnya (draft head) perlu diturunkan, hingga pipa lepasnya
menjadi lebih besar dan biaya pekerjaan sipil bertambah. Turbin Francis menguntung-
kan dilihat dari segi perawatannya karena konstruksinya sederhana. Harga mesinnya
rendah dibandingkan dengan turbin Kaplan.
Mengenai jenis generator untuk pusat listrik ienaga air periksa Bab 6 (bagian 6.1
dan 6.2),

3.8.3 Penentuan Jenis Poros Tegak atau Mendatar

Untuk turbin Pelton sampai sekarang jenis poros mendatar (horizontal) banyak
dipakai. Akhir-akhir ini jenis poros tegak (vertical) dengan mulut-pancaran ganda
mulai dibuat untuk turbin berkapasitas besar.
Untuk turbin Francis berukuran kecil, jenis poros mendatar dengan konstruksi
penyangga yang sederhana adalah yang menguntungkan dan mudah perawatannya.
Namun, jenis poros tegak lebih baik untuk mesin berkapasitas besar atau bila muka
air banjir tinggi.
Untuk turbin Kaplan dan turbin baling-baling biasanya dipakai jenis poros tegak
untuk menurunkan tinggi isap (draft head). Untuk mesin berukuran kecil dipakai
turbin jenis poros mendatar atau turbin tabung jenis poros miring (inclined).

3.8.4 Penentuan Kecepatan Putar

Bila daya keluar P (kW), tinggi terjun efektip H (m) dan jenis turbin diberikan
maka kecepatan putar (revolving speed) dapat ditentukan sebagai berikut:
(a) Eatasan cepat jenis (n,) ditentukan dalam hubungan dengan tinggi terjun
efektip untuk tiap jenis turbin:1)

Turbin Pelton: 12'< n" 3 23 (16)

Turbin Francis: r, <ffi + ro (17)

Turbin aliran diagonal: ,, <


ffi -f +o (18)

Turbin baling-baling : n,Sffi, * ,O (le)


24 Bab. 3 Rencana Pusat Listrik Tenaga Air

(b) Kecepatan putar n' untuk n, tertentu dan pintu terbuka penuh ditentukan oleh
rumus berikut ini:2)

nt:n,'fuGnml
, Hs/4 r (20)

(c) Kecepatan putar sinkron (n) yang sama atau di bawah n' dapat dicari dari Tabel
l5 atau dari rumus:3)
120 f (21)
n: -----L
p
di mana;f : frekwensi (Hz)
p : jumlah kutub generator

3.8.5 Penentuan Elevasi Turbin

Untuk turbin Pelton titik pusatnya ditentukan l-2 m di atas muka air banjir di
saluran bawah (tailrace). Karena turbin ini umumnya dipakai untuk tinggi terjun yang
besar, maka kerugian tinggi (loss) secara keseluruhan kecil dan tidak berarti.
Untuk turbin Francis dan turbin Kaplan mula-mula nilai r, dihitung, dan koefisien
kavitasi kritis (o,) ditentukan dari Gbr. 41 (lihat Bagian 5.9). Kemudian diperkirakan
suatu kelonggaran tertentu (1,3-1,4 kali o") dan faktor kavitasi (or) waktu operasi
diberikan. Tinggi isap dapat dihitung dengan rumus berikut:a)

H,: Ho - H" - oo'H (22)

di mana Ho: tekanan atmosfir (m); Iihat Gbr. 42


H,: tekanan uap jenuh (m); lihat Gbr. 42
H : tinggi terjun efektiP (m)

Elevasi titik pusat turbin air didapat


dengan menambahkan H, pada muka air
saluran bawah terendah yang telah ditentukan.

3.9 Referensi

Dalam Bab 3 ini digunakan referensi terhadap karya-karya berikut ini:


1) Water Turbines, JEC-151 (1968), Institute of Electrical Engineers of Japan, hal.
t+16.
2) W. p. Creager, J. D. Justin, Hydroelectic Handbook,2nd edition, John Wiley and
Sons, New York, 1955, hal' 825.
3) Ibid.,hal.839.
4) Water Turbiner, op. cit., hal. 13.
BAB 4, FASILITAS TEKNIK SIPIL

4.1 Umum
Fasilitas tenaga air untuk pusat listrik adalah fasilitas yang menyalurkan air dari
sungai, danau dan lain-lainnya, ke turbin air guna membangkitkan tenaga listrik de-
ngan memanfaatkan perbedaan muka air di hulu dan di hilir. Walaupun ada beberapa
perbedaan antara berbagai cara pembangkitan namun fasilitas teknrk sipilnya pada
pokoknya terdiri dari bendungan untuk memasukkan (intake) atau menyimpan air,
saluran-saluran air atas (headrace) dan bawah (tailrace), serta gedung sentral di mana
dipasang turbin air dan generator. Fasilitas teknik sipil ini merupakan bagian terbesar
dari fasilitas-fasilitas tenaga air untuk membangkitkan tenaga listrik. Lebihlebih
dewasa ini, bila suatu pusat listrik tenaga air berkapasitas besar dibangun dengan
bendungan raksasa, maka baik-tidaknya pusat listrik semacam ini tergantung dari
baik-tidaknya fasilitas teknik sipilnya, mengingat skala dan biaya pembangunannya.

4.2 Bendungan

4,2,1 Macam Bendungan

Bendungan dapat digolong-golongkan menurut strukturnya, bahan-bahan kon-


struksinya, tujuan kegunaannya, prinsip perencanaannya, tingginya, dan lain seba-
gainya. Penggolongan bendungan menurut bahan konstruksi dan prinsip perencanaan
(design) yang umum dipakai adalah sebagai berikut:

Bendungan gravitas (gravity dam)


Bendungan beton Bendungan busur (arch dam)
Bendungan rongga (hollow dam atau buttress
dam)
Bendungan Bendungan urugan
JBendungan urugan batu (rock fill dam)
(fill type dam) IBendungan tanah (earth dam)
Bendungan kerangka baja (steel frame dam)
Bendungan kayu (timber dam)

Di samping itu bendungan dapat pula digolong-golongkan sesuai dengan tujuan


penggunaannya, misalnya, bendungan pemasukan {intake dam), bentiungan penyimpan
(storage dam), bendungan pengatur (regulating dam) dan bendungan penyimpan dipompa
(pumped storage dam). Pada umumnya bendungan pemasukan menampung aliran air
sungai untuk PLTA jenis aliran sungai langsung. Bendungan-bendungan penyimpan
dan pengatur membendung air sungai guna memperoleh tinggi terjun buatan (artificial).
Di samping itu bendungan-bendungan ini menampung, menyimpan dan memasukkan
air ke turbin sesuai dengan kebutuhan. Bendungan penyimpan dipompa adalah bendu-
ngan yang dibuat untuk menyimpan air hasil pemompaan dari pusat listrik dipompa
(pumped storage power plant). Di samping itu, dilihat dari segi tujuan penggunaan air
yang disimpan, bendungan dapat digolong-golongkan dalam berbagaijenis bendungan
26 Bab 4. Fasilitas Teknik Sipil

tanggul (embankment dam) untuk pengendalian banjir dan pengairan, pembangkitan


tenaga listrik, penyediaan air untuk pelayanan umum, penyediaan air untuk industri,
pelayaran, dan sebagainya. Dari sekian banyak tujuan penggunaan bendungan dengan
dua kegunaan atau lebih disebut bendungan serba-guna (multi-purpose). Bila dilihat
dari tingginya, maka di Jepang bendungan yang tingginya di atas 15 m termasuk
bendungan tinggi dan harus mengikuti undang-undang persungaian,r) undang-undang
perusahaan umum tenaga listrik2)dan undang-undang serta peraturan-peraturan lainnya
yang berlaku. Di samping itu bendungan jenis ini harus mengikuti standar perencanaan
bendungan besar, yang ditetapkan oleh Komite Nasional Jepang untuk Bendungan
Besar.3)

4.2.2 Bendungan Gravitas

Bendungan gravitas (lihat Gbr. 6) menahan kekuatan-kekuatan luar, seperti


tekanan air dan lain sebagainya, dengan beban matinya (dead weight). Kebanyakan
bendungan yang ada di Jepang adalah dari jenis ini. Bendungan gravitas memiliki
beberapa kelebihan dibandingkan dengan jenis lainnya, seperti teori perencanaannya
yang sederhana, pembangunannya yang mudah, pemasangan fasilitas-fasilitas tam-
bahannya dapat dilakukan dengan baik, dan derajat keamanannya yang tinggi. Namun,
bendungan semacam ini ada pula kekurangan-kekurangannya yaitu, misalnya, per-
syaratan agar batuan pondasinya benar-benar baik harus ditaati, kwantitas kerja
pembuatannya besar dan untuk itu dibutuhkan sejumlah besar bahan-bahan bangunan.
Selain itu biaya pengangkutan, biaya pembuatan fasilitas-fasilitas darurat dan seba-
gainya mahal, sehingga seluruh biaya konstruksi bendungan menjadi mahal.
Dalam perencanaan bendungan gravitas, segi-tiga teoretis (biasanya gradien
(batter) di hulu adalah 0-0,3 dan gradien di bagian hilir adalah 0,75-0,85) harus diten-
tukan untuk memenuhi tiga kondisi stabil untuk kompresi, keruntuhan dan kelongsoran
terhadap kekuatan luar, seperti tekanan hidrostatik, tekanan desakan ke atas (uplift),
gaya gempa, tekanan dinamik gempa bumi, tekanan lumpur, tekanan es, dan lain
sebagainya. Kemudian analisa dua-dimensi harus pula dilakukan. Namun, demikian,
akhir-akhir ini dipakai juga teori perencanaan bendungan busur dan analisa tegangan
(stress analysis) tiga-dimensi dengan metoda beban percobaan (lihat Seksi 4.2.3). Lagi
pula, dengan sendirinya tegangan dalam (inner) bendungan yang dihitung dengan
analisa tegangan tidak boleh melebihi tegangan yang diperbolehkan untuk bahan-bahan
tanggul dan batu pondasi.

4.2.3 Bendungan Busur

Bendungan busur, dilihat dari struktur dan bentuknya, dapat dibagi dalam jenis
jari-jari (radius) konstan, jenis sudut konstan dan jenis kubah (dome). Setiap jenis
memiliki ciri-ciri khusus dan dapat menahan tekanan air serta kekuatan luar lainnya,
terutama oleh aksi kekuatan busur (arch action), dilihat dari segi dinamikanya. Akhir-
akhir ini bendungan jenis ini banyak dibuat di Jepang. Pada jenis jari-jari konstan
sudut pusat daripada busur pada setiap potongan mendatar konstan; perencanaan dan
pembuatannya mudah. Tetapi karena sudut pusat menjadi kecil pada bagian bawah
bendungan, maka ada kekurangannya, yaitu busurnya akan kurang memiliki efek
membusur. Jadi, bendungan semacam ini cocok untuk lembah yang berbentuk U atau
untuk bendungan rendah, tetapi tidak cocok untuk bendungan yang amat tinggi.
Bendungan jenis sudut konstan menghilangkan kekurangan itu dan dibangun sedemi-
kian rupa sehingga sudut pusat dari setiap unsur busur dibuat besar. Umumnya,
4.2 Bendungan 27

g
c
3
4
E
E
u
e
-o 6
o
E
Ai
u
00
(n
{s
6
(
o
tu
d
d : r
E E
str E
c E GI
a o
g U)
q0)
8
o c
d
,,
a

e 8' @
J
E 6
E
A !J
a tr I 56t
e l!r
6 a U)
B
d a a
u r0 E 6
a
E q
j cl
u
e ()
I
I
u 6l
@ a0
(
t
E
E
o 6)
tq
A
6t
d
u
d
\o
F
Ea E
I, I
E
Eg
SR sN t
E I88
o
o
@
e
o
6
o
U)
dd d E E EE
J )J
J
E
()
F

6U U
6E .E
ld A
;! ti 0 g o
^0e
z U
I o 6
E! o u d
&A
aa
E
o
c
E
E
a
z 1
E,{
ov E
6 {E 6
E
E
Fq

6
c U
/ N
x6 !
F
o
E U
r31

! s q q
I
E o c
& U
n E
a
c
8
E 9i
o a
9
e
J
28 Bab 4. Fasilitas Teknik Sipil

.!\ E
<.-\.
:u
<E
5il
!3
A- H
J
,!
'&E
a
c
o

EO
Fr

>F
ol
!r
ira
-.E

.,?;,
lFi
{l
J\
/ --J
I

(- 'r

E
X
g I
d ,
o
N
LjiJllfrH----:::7
lrl llr=--
illil /
i
u
li lr/iu|]ts+ -- ,,
llr, ll,L,'H_
- --=
/ .,'
/ .

w'
tfi)!il., I
A
,,' E
x6 ')t4lt',/'-t u r I*
Lt' t'
/ii,r{
A
e
/i
./llE
'1,'61
g
d
6
./iF.
,'i-
&
d
/'rE
/tE
u H ,/ii
( t!
X 6t
(
1,-
/ /A
d.
e H
I
6l
:./
E]
E
E
6
/A g
{ i b0
cn

0
B
F
lr o
la

\0
L.
()
4.2 Bendungan 29

bendungan jenis inilati yang


banyak dibuat. Bendungan jenis
kubah terutama banyak dikem-
bangkan di Eropa; setiap
bagiannya mengalami penyem-
purnaan bentuk busur. Jenis
ini memiliki ciri-ciri tertentu
sehingga dimungkinkan penye-
suaian dengan keadaan geografis
setempat; lagipula derajat ber-
juntainya (overhang) besar. Pada
Gbr. 7 tampak contoh bendu-
ngan busur jenis kubah.
Mula-mula bendungan bu-
sur dibuat di tempat di mana pe-
nampang lembah sungai sem-
pit dan batuan dasarnya baik. Gbr. 6(c) Bendungan Gravitas Sakuma.
Akan tetapi, karena tempat yang baik untuk kondisi semacam ini sukar diperoleh, rr(al(a
akhir-akhir ini ada kecenderungan untuk membangun juga bendungan busur, mes-
kipun batuan dasarnya tidak begitu baik, yaitu dengan jalan memperbaiki pondasinya.
Dibandingkan dengan bendungan gravitas, bendungan busur mempunyai per-
mukaan (feature) yang luas karena penampangnya tipis, sehingga dalam bentuk ini
bendungan menjadi lebih ekonomis. Namun, bendungan semacam ini mempunyai
beberapa kekurangan, yaitu perencanaan dan pekerjaan konstruksinya rumit, perbai-
kan batuan pondasinya harus dilakukan, fasilitas tambahan seperti saluran curam
banjir (flood chute) sulit memasangnya, dan lain sebagainya.
Mula-mula bendungan busur direncanakan berdasarkan rumus silinder yang seder-
hana. Dengan makin berkembangnya teori perencanaan bendungan ini direncanakan
dengan menggunakan metoda beban percobaan (trial load method). Menurut metoda
ini pelenturan (deflection) dari unsur busur berimpit dengan unsur konsol (cantilever),
sehingga beban terbagi pada kedua unsur ini.. Cara ini harus dipergunakan untuk
membangun bendungan yang tingginya lebih dari 60 m. Sekarang perhitungan analisa
tegangan yang pelik untuk bendungan busur dilakukan dengan komputer elektronik.
Bila ternyata bentuk kubah dan sebagainya menjadi sangat pelik, maka biasanya
dilakukan percobaan dengan model yang terbuat dari gips, karet, damar sintetis, dan
lain-lain.

4.2.4 Jenis Bendungan Urugan

Bendungan yang diurug dengan batu, bendungan tanah dan bendungan campuran
(mixed dam) dari kedua jenis tersebut di atas, secara umum disebut jenis bendungan
urugan (fill type dam). Bendungan macam ini tidak membutuhkan pondasi yang baik,
seperti halnya pada bendungan beton. Bahan-bahan alamiah seperti batu, tanah liat,
pasir, dan sebagainya, merupakan bahan konstruksinya yang utama. Jadi, apabila
bahan-bahan ini dapat diperoleh di sekitar tempat pembangunan bendungan dan pe-
ngerjaannya secara mekanis dimungkinkan, maka bendungan jenis ini sangat ekonomis.
Bendungan urugan batu (llhat Gbr. 8) sebagian besar teidiri dari tubuh utama yang
terdiri dari batu dan dinding yang kedap air (impervious). Dinding kedap air menurut
konstruksinya dapat dibagi menjadi jenis kedap air dengan muka langsung menghadap
air dan jenis dinding kedap air; sedang menurut bahan yang dipakai dapat dibagi
30 Bab 4. Fasilitas Teknik Sipil

.^,
t------\
_/ '\ r-
\\ - --\.=- \
\
"j1, i'li
:N 7(r--.,\
A \\
'\_\ \\
E.;
\ €'F *-
. ?==
u
*.q
d
b---\
\
\
-r
/

/'
I
u
A )
0fu
tr
6 o
E

I ,|{
CI

CI
ll
tr
F
u
,! aa-> 6)
r{
*,\., t\'
L
0
----i\ ':

ce
67--r---
-.-u1- (l
ocz. -7-\ o0

E
@---. q)
tr
uz/-_-. '

c!
r-
4.2 Bendungan ll

(
a
E

lq\ 6
6t
tr

6)
2
.b0
;6
1 Cr.

)o
X
E
F

e
F.
&
ia -a
!tr
HJ

id
H€)

=q

,/l
;s
otr
c!
0)
,.:l
Eb
Fr ;H 0

F- cn
00

q)

(.)
F.

6 a
Fgr
.rd n
Fl
o
laF 11

h
32 Bab 4. Fasilitas Teknik SiPil

a
A
E
U
E
o
A
E
0

6
6l
a
E
d
c o
U
d
tr
e
o
d
tr o
d
u a
p d
o0

w
(l
BO

E
a)
rq
!
i
( o
A
U'
,a\ ./\8'. 6
o
o
6
z
Wu' (d
00
E
d D
i( Nu., 6l
UD

6)
E
I €
6
=t) a
';E EII
al.n
!
dx6
I drE o
x
Ii,
s
(lE ,
!l&l*
.E€ E
i Eti
(J trEi
4.2 Bendungan 33

menjadi jenis berdinding beton dan jenis berdinding tanah. Karena tubuh utama yang
dibuat dari batu tak dapat tidak harus tenggelam, maka hanya dinding kedap air yang
bersifat lentur (flexible) yang akan dapat menyesuaikan diri dengan tubuh batu tersebut.
Ini berarti bahwa dinding kedap air dari tanah liatlah yang umum dipergunakan.
Untuk membran yang menghadap ke air biasanya digunakan membran lapisan
beton bertulang, meskipun akhir-akhir ini ada kecenderungan untuk memakai bahan-
bahan yang lentur, seperti aspal dan lain-lain. Dalam perencanaan bendungan perlu
diadakan penyelidikan mengenai stabilitas lereng bendungan, keamanan terhadap
longsoran, tekanan dan tenggelamnya bahan-bahan timbunan, serta perembesan ter-
hadap dinding kedap air. Di samping itu ada beberapa hal lain yang patut diperhatikan,
yaitu bahwa bendungan urugan batu hendaknya dihindarkan dari peluapan waduk,
dan bahwa saluran banjir (flood chute) tidak dapat dibuat pada bendungan ini. Karena
itu, bila dibandingkan dengan bendungan-bendungan jenis lain saluran banjir dan
terowongan darurat merupakan unsur biaya konstruksi yang besar (lihat 4.3.1). Lagi
pula, dari segi ekonomi lebih baik tanah hasil penggalian untuk fasilitas tambahan ini
dan hasil galian terowongan dimanfaatkan sebagai tubuh utama bendungan batu.
Bendungan tanah adalah bendungan yang dibuat dengan cara menimbun tanah.
Bendungan yang dibuat sekarang kebanyakan
Membran Trnah Liat adalah dari jenis dinding halang rembesan (core
wall type); lihat Gbr. 9. Ciri-ciri dan hal-hal
yang perlu dicatat mengenai bendungan tanah
ini sama dengan hal-hal mengenai bendungan
urugan batu. Di Jepang, tidak banyak dibuat
Gbr.9 Bendungan Tanah. bendungan tanah untuk PLTA, tetapi banyak
dibuat untuk keperluan pertanian. Bendungan
jenis ini termasuk yang tertua dalam sejarah.

4.2.5 Bendungan Rongga

Bendungan rongga memiliki struktur yang dapat menahan gaya luar, seperti
tekanan air, dan lainJain, pada bidang rata atau busur berganda (multiple arches) dan
menyalurkan gaya ini ke pondasi melalui sangganya (buttress), Bendungan ini umumnya
dibuat dari beton bertulang dan, menurut konstruksi dinding tabirnya, secara garis
besar dapat dibagi menjadi jenis bidang rata (flat deck) dan jenis busur berganda.
Bendungan semacam ini biasanya ekonomis karena lebih sedikit menggunakan bahan-
bahan, tetapi lebih rendah nilainya daripada bendungan gravitas dilihat dari segi
keamanannya karena kurang kokoh. Oleh karenanya, jenis ini kurang cocok untuk
bendungan yang amat tinggi. Bendungan gravitas yang kosong (empty gravity dam)
dengan rongga di bagian tengahnya juga termasuk jenis bendungan ini; akhir-akhir
ini bendungan gravitas semacam ini dibangun juga untuk ketinggian yang cukup besar
(lihat Gbr. 10).
Kelebihan dari bendungan semacam ini adalah karena berkurangnya tekanan
desakan ke atas (uplift pressure) dan mudahnya pengerjaan panas pengerasan beton
(concrete hardening heat). Di samping itu bendungan jenis ini dapat mengurangi voluma
beton sampai 20-30% dibandingkan dengan bendungan gravitas.

4,2.6 Bendungan Jenis Lain

Kecuali bendungan-bendungan yang telah disebutkan di ai.as ada pula jenis-jenis


lain. Bendungan kerangka baja terbuat dari baja. Bendungan kayu dibuat dari susunan
34 Bab 4. Fasilitas Teknik Sipil

Tampak Hilir

.L.

Gbr. 10 Bendungan Gravitas Rongga (Hatanage No. I).

kayu. Bendungqn majemak (compound) adalah bendungan yang bagian tengahnya


merupakan bendungan gravitas, sedangkan kedua sisinya merupakan bendungan uru-
gan. Bendungan-bendungan tersebut di atas hampir tidak digunakan untuk PLTA.
Bendungan majemuk banyak dibuat di Amerika Serikat karena jenis ini mempunyai
kelebihan dibandingkan dengan bendungan gravitas dan bendungan urugan. Belaka-
ngan ini di Jepang terlihat kecenderungan untuk memakai jenis tersebut untuk bendu-
ngan yang relatip rendah.

4.3 Fasilitas-Fasilitas yang bertalian dengan Bendungan

4.3.1 Saluran Curam Banjir (Saluran Limpah)

Saluran curam banjir (flood chute)


atau saluran limpah (spillway) biasanya
dibangun dalam bendungan untuk
mengalirkan air yang berlebih, seperti
waktu banjir, dan Iain sebagainya
(periksa Gbr. ll). Bangunan ini harus
dibuat cukup sempurna sehingga debit
air pasang yang fatal (1,2 kali debit
banjir yang direncanakan) dapat di-
salurkan dengan baik. Perlu diperhati-
kan bahwa peluapan tidak boleh ter-
jadi sama sekali pada bendungan jenis
urugan. Karena itu untuk bendungan
beton debit banjir objektip adalah 1,2
kali debit banjir yang diperkirakan Gbr. 11 Saluran Curam Banjir pada
akan terulang dalam 100 tahun, sedang- Bendungan Beton (TakD.
kan untuk jenis bendungan urugan debit banjir objektip adalah 1,2 kali debit banjir
yang diperkirakan akan terulang dalam 200 tahun.
4.3 Fasilitas-Fasilitas yang bertalian dengan Bendungan 35

Pada bendungan beton saluran banjir biasanya dibuat pada puncak tanggul dan
dinding arah (guide wall), dibuat di permukaan bagian bawah bendungan, serta dibangun
untuk mengalirkan air ke bawah. Pada bendungan jenis urugan air disalurkan melalui
tempat tertentu pada bendungan, melalui saluran terbuka yang letaknya terpisah sama
sekali dari bendungan, atau melalui terowongan (lihat Gbr. 8). Sebagai pintu saluran
banjir (flood chute gate) yang banyak dipakai adalah pintu air Tainter dan pintu air
limpah silindrik (lihat 4.3.3).

4.3.2 Pipa Kuras

Untuk bendungan yang relatip rendah yang dibangun di sungai-sungai yang mem-
bawa banyak tanah, pasir, batu dan lain-lainnya, maka beberapa tahun sesudah pem-
bangunan selesai bahan-bahan tadi akan terkumpul dalam ruang penampungan ben-
dungan dan kemudian akan turut meluap melalui puncak bendungan pada waktu
banjir, lalu masuk dalam pintu rnasuk (intake). Oleh karena itu diadakan pipa kuras
(scouring sluice) untuk mencegah terjadinya keadaan tersebut. Tempat penguras bia-
sanya dilengkapi dengan pintu (gate).

4.3.3 Pintu dan Katup

Ada berbagai macam pintu yang merupakan pelengkap suatu bendungan, yaitu
antara lain, balok tahan (flash board), pintu air tromol (drum gate), pintu air geser-
tegak (sluice gate), pintu air limpah silindrik (roller gate), pintu air Stoney, pintu
Tainter, pintu air guling (rolling gate), pintu air gerigi (caterpillar gate), dan lain
sebagainya. Dari pintu-pintu ini hanya yang banyak digunakan sebagai pelimpah
banjir yang akan dijelaskan lebih lanjut. Balok tahqn dibuat sedemikian rupa sehingga
balok sekat (weir) dan tiang penyangganya dihubungkan melalui sendi yang berputar,
dengan puncak bendungan; balok sekat dapat naik dan turun dengan mengangkat dan
menurunkan tiang penyangganya. Pintu semacam ini adalah pintu air yang sederhana
dan dipasang pada bendungan kecil guna mengatur air pasang atau muka air pada
pintu masuk (intake), atau untuk membuang kayu-kayu yang mengapung, kotoran,
dan lain sebagainya.
Pintu air geser-tegak banyak dipakai apabila bentangan (span), tekanan air, dan
lain sebagainya, relatip kecil. Badan pintu ini naik dan turun sepanjang alur pintu (gate
guide), sedangkan karet penahan air dipasang pada bagian pintu tersebut. Untuk me-
ngangkat pintu dikenal beberapa cara, antara lain, dengan kili-kili datar (winch) yang
ditarik dengan tali kawat.
Pintu air limpah silindrik (periksa Gbr. l2) banyak dipasang pada bendungan untuk
menyalurkan air pasang. Roda (roller) dipasang pada badan pintu untuk mengurangi
gaya gesekan (friction force) pada alur pintu yang terjadi pada waktu pintu tersebut
diangkat atau diturunkan. Pintu jenis ini sangat cocok untuk sungai yang amat lebar
atau bila terdapat tekanan air yang besar, atau bila pintu sering digunakan.
Pintu Tainter (periksa Gbr. 13) banyak dipakai untuk menyalurkan air banjir
terutama pada bendungan yang tinggi. Tekanan air ditahan oleh papan sekat (weir
board) yang berbentuk busur (arch). Papan sekat tersebut ditunjang oleh batang pe-
nyangga berbentuk radial. Kemudian pintu ini dipasang pada bendungan dengan ditahan
oleh dua sen{i. Jika dilihat dari samping bentuknya seperti kipas. Pintu ini dapat
dibangun secara sederhana dengan menggunakan sedikit bahan. Namun, pintu ini
mempunyai kelemahan, yakni kurang kuat terhadap peluapan air dan secara keseluru-
han bentuknya kurang kaku.
36 Bab 4. Fasilitas Teknik Sipil

Gbr. 13 Pintu Tainter (Tagokura).

Gbr. 12 Pintu Air Limpah Silindrik


(Taki).

Pintu air gerigi mempunyai gerigi sebagai ganti roda (roller), dan merupakan
semacam pintu air limpah silindrik. Jenis ini digunakan untuk tekanan air besar dengan
daya angkat yang besar, dan terutama dipakai untuk pintu masuk (intake) pada air
yang dalam.
Katup (valve) yang digunakan sebagai pelengkap suatu bendungan dipasang pada
saluran pembuang pada bendungan tersebut. Macam katup yang dikenal adalah katup
jarum (needle valve), katup pancaran rongga (hollow jet), katup Howell, dan lain
sebagainya; katup-katup ini dapat mengatur debit saluran pembuangan air. Akhir-
akhir ini banyak digunakan jenis katup pancaran rongga dan katup Howell.

4.3.4 Fasilitas Tambahan Lainnya

Disamping fasilitas tersebut di atas ada pula fasilitas tambahan lainnya, misalnya,
laluan balok kayu (log chute) untuk menyalurkan balok kayu dan rakit yang terapung,
lintasan ikan (fishway) untuk memungkinkan ikan lewat, dan lain-lain. Pada bendungan-
bendungan tinggi dewasa ini diambil langkah-langkah pengamanan tertentu, tanpa
menyediakan fasilitas-fasilitas khusus tersebut tadi.

4,4 Jalanan Air

4.4.1 Bangunan Ambil Air

Bangunan ambil air (intake) adalah fasilitas yang dipakai untuk mengambil air
langsung dari sungai ataudari tempat penyimpanan (waduk) ke dalam saluran air. Ada
sedikit perbedaan dalam perencanaan antara PLTA jenis aliran sungai langsung dan
PLTA jenis waduk. Yang pertama, langsung menerima aliran air sungai dan harus
4.4 Jalanan Air 37

dibangun berdekatan dengan bendungan ambil air (intake dam), dengan memilih dasar
sungai yang stabil dan tempat yang aman terhadap banjir, Pintu masuk harus dibuat
di bawah permukaan ambil air yang terrendah. PLTA jenis waduk mendapatkan air
dari waduk atau kolam (pondage), sehingga bangunan ambil airnya harus merupakan
fasilitas yang memungkinkan masuknya air dari waduk dengan tinggi permukaan
berapapun juga. Pada cara terakhir ini bangunan ambil air dapat dibuat bersambung
dengan atau dekat bendungan, atau terpisah sama sekali, tergantung pada keadaan
geografi atau saluran airnya. Pada pokoknya saluran air yang berhubungan dengan
bangunan ambil air merupakan terowongan tekanan (pressure tunnel), dan bangunan
pelengkapnya, seperti pintu ambil air, saringan, dan lain-lain, biasanya menerima
tekanan air yang kuat. Karena itu konstruksinya perlu diperhatikan secara khusus.
Bangunan ambil air jenis sumur (pit) atau jenis menara (Gbr. l4) dipakai untuk pe-
ngambilan air untuk beberapa bendungan yang mempunyai surut muka air (draw down)
yang besar. Selain pintu air, pada umumnya ada pula saringan yang terbuat dari baja.
Saringan ini mencegah masuknya kotoran, potongan kayu yang hanyut, dan lain-lain
yang terbawa aliran air. Pada bangunan ambil air untuk bendungan waduk, juga dipa-
sang balok (boom) pada permukaan air dekat bangunan tersebut,

rx rY

Ujung Perglihu

Batas
Laluan
-.1Baie

Gbr. 14 ' Bangunan Ambit Air Jenis Menara.

4.4.2 Kolam Pengendap Pasir

Apabila air dialirkan dari bendungan ambil air (intake dam)-seperti pada pusat
Iistrik jenis aliran sungai langsung atau bendungan ambil air dari saluran air cabang,
38 Bab 4. Fasilitas Teknik Sipil

Brlok Tehan

Gbr. 15 Kolam Pengendap Pasir.

maka perlu dibangun kolam pengendap pasir (sand settling basin; Gbr. l5) di dekat
bendungan tersebut, untuk menghindarkan masuknya tanah atau pasir ke dalam
saluran air. Akan tetapi, apabila kolam pengendap tidak dapat dibangun di sekitar
bendungan mengingat keadaan geografis atau sebab-sebab lainnya, maka kolam ter-
sebut dapat dibuat sedikit lebih jauh dari bendungan tersebut. Kolam pengendap ini
pada umumnya harus dibangun sedemikian rupa sehingga tanah dan pasir dapat se-
penuhnya mengendap dengan jalan melebarkan penampang saluran air dan membatasi
kecepatan air sampai 20-30 cm/detik. Seringkali dibuat pipa kuras dan dipasang
pintu atau balok tahan (stop log) untuk menguras tanah yang tertimbun dalam kolam
pengendap pasir.

4,4.3 Saluran Atas

Saluran atas (head race) adalah konstruksi (structure) yang menyalurkan air dari
bangunan ambil air (intake) ke pusat listrik jenis aliran sungai langsung, dan lain seba-
gainya. Biasanya yang dinamakan saluran atas adalah jalanan air (water way) dari
bangunan ambil air sampai tangki pendatar (surge tank), atau tempat mulainya pipa
4.4 Jalanan Air 39

pesat (penstock). Ada berbagai macam saluran atas, antara lain terowongan, saluran
terbuka dan saluran tertutup. Apabila saluran atas harus memotong sungai, lembah,
dan semacamnya, maka dibuatlah bangunan salur air (aqueduct) atau sifon (syphon),
sesuai dengan keadaan setempat (Gbr. l6). Penampang saluran atas lazimnya berbentuk
bulat atau tapal kuda (horse shoe), terutama untuk jenis terowongan; bentuk segi empat
atau bentuk berkaki (pedestal) dipakai pada saluran terbuka dan saluran tertutup.
Terowongan terbagi atas terowongan tekan dan terowongan tanpa tekan. Yang disebut
pertama berpenampang bulat dan dibuat dari beton bertulang. Apabila tekanan air
yang direncanakan relatip kecil, keadaan geologinya baik dan tekanan air di dalam
terowongan dapat dibebankan pada tanah aslinya, maka terowongan tersebut dapat
dibuat dengan beton biasa, dan penampangnya dapat berbentuk sepatu kuda. Dalam
perhitungan hidrolik dari saluran air ini dapat dipakai rumus Manning:a)

V : I R2/3lt/z (23)
4
di mana Z: kecepatan rata-rata

4: koefisien kekasapan (coefficient of roughness)


R: jari-jari hidrolik
7: gradien hidrolik

Saluran Baja dalam


Terowongan Terowongan (Tepi Kanan)
No. I
Paniang Merdatar Panjang Pipa
:l
:l
,*) o'"r* r*J, Saluran Baie
-l
-l Pipa Baia dalam Terowongrn (Tepi Kiri)
:l
,-] oro oM
s1
ol
M.A.T-lM.A.N.

Gbr. 16 Bangunan Salur Air.

4.4.4 Tangki Pendatar

Tangki pendatar atau tangki lepas tekanan mendadak (surge tank) ditempatkan
pada terminal terowongan tekan pada pusat listrik jenis bendungan bersaluran (dam
waterway type), dan bertugas mengatur jumlah air untuk menyerap pukulan air (water
hammer; mengenai hal ini lihat 4.4.5), apabila debit air pada turbin tiba-tiba berubah.
Tetapi tangki air yang ada pada terowongan tanpa-tekan (non-pressure tunnel) disebut
tangki atas, dan bertugas mengatur debit dan membersihkan pasir. Pusat listrik jenis
bendungan biasanya tidak diperlengkapi dengan tangki pendatar karena waduk itu
sendiri bertugas sebagai pelepas tekanan (pressure discharge).
Tangki pendatar yang sederhana (Gbr. 17 a) berbentuk silinder biasa, mempunyai
garis tengah yang besar, serta mempunyai daya hisap pukulan air yang baik. Bentuk
ini jarang dipakai karena membutuhkan kapasitas yang relatip besar dan tidak bkono-
mis.
40 Bab 4. Fasilitas Teknik Sipil

(a) Tangki Pendatar Sederhana (b) Tangki Pendatar Diferensial

(c) Tangki Pendatar dengan Lubang Terbatas (d) Taneki Pendatar dengan Ruangan

Ruang Atas

Ruang Bawah

Saluran Atas
Saluran Atas

Gbr. 17 Tangki Pendatar.

Pada tangki pendatar diferensial (Gbr. l7 b) ada pipa berbentuk silinder, dengan
luas penampang 70-10070 dari penampang saluran, yang dinamakan pembangkit
(riser) dan dipasang dalam tangki air. Pembangkit ini dihubungkan langsung dengan
saluran. Badan tangki air dan saluran dibuat sehingga keduanya dihubungkan melalui
sebuah pintu (lubang kecil). Permukaan air dalam pembangkit akan naik atau turun
dengan cepat sesuai dengan perubahan beban dari turbin air sehingga kecepatan aliran
dalam saluran dapat diatur. Sebaliknya air yang terdapat dalam tangki air utama ber-
tugas untuk menampung debit yang berlebih dan menambah debit yang kurang. Bentuk
ini umumnya banyak dipakai karena luas penampangnya kecil dan mempunl'ai daya
serap gelombang yang besar.
Pada tangki pendatar dengan lubang terbatas (restricted orifice; Gbr. 17 c) ada
iubang antara dasar tangki pendatar sederhana dan salurannya; iadi, bentuknya seperti
tangki pendatar diferensial yang pembangkitnya dihilangkan. Kapasitas tangki air
sama kecilnya seperti padajenis diferensial, akan tetapi di sini banyak kekurangannya,
yaitu karena pukulan air menjadi besar dan daya serap tidak begitu baik.
Tangki pendatar dengan ruangan (chamber surge tank ; Gbr. 17 d) adalah semacam
dengan tangki pendatar sederhana, tetapi ditambah dengan ruangan-ruangan air (water
chambers) di bagian atas dan bawah. Tangki yang berbentuk silinder penampangnya
relatip kecil dan bertugas sebagai pembangkit. Ruangan bagian atas gunanya untuk
menghisap air yang membubung naik, sedangkan ruangan bagian bawah menambahkan
air yang kurang. Bentuk ini dipergunakan apabila surut muka air (draw down) yang
ada besar, sedangkan terowongannya panjang sekali. Untuk keadaan geologis tertentu
bentuk ini ekonomis. Akhir-akhir ini diadakan beberapa perbaikan dengan mengambil
keuntungan yang terdapat pada tangki pendatar diferensial, misalnya, dengan menam-
bahkan pintu antara tangki dan ruangan bagian bawah. Perhitungan hidrolik dari
tangki pendatar harus dipecahkan dengan cara integrasi numerik (numerical integration)
dan dihubungkan dengan persamaan kinetik dan persamaan kontinuitas. Untuk tangki
pendatar sederhana persamaan dasarnya terdiri dari persamaan !kinetik:5)
lda Z +Caz
sdi: ---T-
(24)
4.4 Jalanan Air 4t

dan persamaan kontinuitas:

r*:Q- fa (2s)

di mana .g
: percepatan gaya tarikan bumi
?, : kecepatan aliran dalam saluran
7: permukaan air dalam tangki pendatar atas dasar keadaan muka air pada
waktu tidak ada beban (arah ke bawah adalah positip)
C: koefisien kehilangan tinggi terjun (loss of head) dalam saluran
.F: luas penampang tangki pendatar
0 : debit turbin air
.f : luas penampang saluran
7: panjang saluran
Metoda-metoda Runge dan Runge-Kutta6) serta metoda yang merupakan perbaikan
dari metoda-metoda tersebut di atas (misalnya metoda Takahata) dipakai untuk per-
hitungan integral numerik. Tetapi cara perhitungan semacam ini sulit; akhir-akhir ini
pemecahannya dilakukan secara grafis dan komputer elektronik.

4.4.5 Saluran Pipa Tekan

Pipa tekan yang dipakai untuk mengalirkan air dari tangki atas (head tank) atau
langsung dari bangunan ambil air ke turbin air disebut pipa pesat (penstock). Saluran
pipa tekan adalah nama umum bagi dasar atau terowongan yang dipakai untuk menem-
patkan pipa pesat, blok angker (anchor block) dan pelana (saddle), yang akan menahan
pipa pesat tersebut (Gbr. l8). Apabila suatu pusat listrik dibangun di atas permukaan
tanah, maka pipa pesatnya biasanya dipasang tanpa penutup sepanjang permukaan
tanah. Sesuai dengan keadaan geografis dan geologi setempat pipa pesat ini dapat
dipasang tanpa penutup atau dipasang dengan dibungkus beton dalam terowongan.
Apabila pipa pesat ini dihubungkan dengan pusat listrik bawah tanah (underground),
maka cara ini banyak dipergunakan. Kadang-kadang pipa pesat ini dipasang dalam
tanggul, terutama dalam hal pusat listrik jenis bendungan (Gbr. l9).
Dewasa ini untuk pipa pesat biasanya digunakan pipa baja. Pipa-pipa dengan
panjang 6 m dilas di tempat, kemudian dipasang. Bagian yang dilas harus diperiksa
dengan sinar-X. Sampai sekarang dianut pendapat bahwa pipa baja bertekanan tinggi
cocok untuk suatu rencana (design), meskipun masih ada persoalan mengenai pe-
ngelasannya. Akhir-akhir ini cara ini banyak dipakai karena kemajuan dalam teknik
pengelasan. Bila pipa pesat dipasang dalam terowongan di pegunungan yang berbatu
dasar (bedrock) baik, maka dapatlah dibuat rencana tertentu sehingga pipa baja, batu
dan pembungkus beton merupakan satu kesatuan dalam menahan tekanan air. Karena
itu dewasa ini metoda penanaman pipa seringkali dipakai karena pertimbangan eko-
nomisnya.
Di samping itu ada pula yang disebut pipa pesat yang bersimpai (banded pipe).
Di sini dipakai metoda pemasangan cincin baja dengan cara mengerutkannya pada pipa
baja. Hingga sekarang masih ada kesulitan dalam hal pengerjaan termis (thermal treat-
ment) dari pipa baja jenis ini. Akan tetapi sebagai hasil penyclidikan dan pengemba-
42 Bab 4. Fasilitas Teknik Sipil

I
EE
At:
e c z
{ o *l
E
!1 u d
a d d
d I z :l
E
E-
ia u
kd
<;
c oH
5! {9
t! ,, 2-'v.' , *
,*- n
.J
F\
A9
\.' :
a
.ri

--///
;":i'*p
__.+:- _ < --_ _/--
------------a /- i

X
"+lt '
tr
tr

I
a
Fr
t E
!
o
tr {
a .o
A p
:E
F
3l o
"l M
6 6
u
p
g E

f,i
e:8
66)
3 A
N I EE
z q
6
9- a
u
6 c
ud
i
c
!
(
/ 6
A
F I
,/ /'-\,
U)
u (
E
i( D
u
(
E
a

A
A
o dtiB
\-Y;...i /
YJjz
tr
u
' Fi
6
6
n
E
d 6
&
o
8
6 a
I 6 d
j
6
I A .E
A I
J .E
{ I EB L /8 6
6 Dar E

/ rF Xa
'=d

teh 6e
,
I
!
.:
6
C Fl
4.4 Jalanan Air 43

'>

!
o ..i
(
E
6
,](
d
; E
d
I A
E
B
d : Ir
E c
A
q a 3-
I F
!
i o (
!(
. a
: d E
3 E
E -)
A
sq
6
x 6i

a
d
I
*
BO
E cl
F
Pi
6 F
Fl
A
U
E d
6
Ia o
4 il
d
a
A
o\

ul
!
6
E
I
tr;
Erq
EI
-ri I
dU
t=
!E OE
r.3
EE
J6
Bab 4. Fasilitas Teknik Sipil

ngannya di Perancis, Itali dan negara-negara lain, dewasa ini telah diketemukan cara
yang disebut pipa-pipa yang bersimpai sendiri (self-hooped pipe). caranya adalah
dengan memberikan pra-tegangan (prestress) berupa tekanan (compression) pada pipa
bagian dalam dan pra-tegangan berupa tarikan pada simpai tersebut. Cara ini lazim
dipakai untuk pusat listrik dengan tinggi terjun yang besar.
Dalam perencanaan pipa pesat harus diperhitungkan kemungkinan tekanan air
yang terbesar dengan mengingat akan kenaikan tekanan yang disebabkan oleh gelom-
bang dan pukulan air, di samping tekanan hidrostatis yang ada, Karena itu timbul per-
soalan mengenai besarnya peningkatan tekanan tersebut. Apabila kecepatan rambatan
tekanan adalah a mfs, panjang pipa pesat adalah L (m), waktu yang dibutuhkan untuk
menutup sudu antar (guide vane) adalah 7 detik, maka akan diperoleh rumus-rumus
berikut. Apabila

7 a2J
d,

maka, menurut Joukovsky,T) peningkatan tekanan adalah (m):

d,
Ah - _7t (26)
I
Apabila r >21 d,

maka: menurut Allievi

^o:ry
xla,+zn (27)

di mana * :l*rbl' (28)

g : percepatan gaya tarikan bumi (m/sr)


iI : tekanan statis (m)
o. : kecepatan aliran rata-rata dalam pipa pesat (m/s)

Apabila garis-tengah pipa pesat itu berbeda-beda maka:

,_:9y,L
LUA, es)
di mana Q : debit maksimum (m'/s)
,4, : luas penampang dari setiap bagian pipa (m2)
/, : panjang setiap bagian pipa pesat dengan garis-tengah tertentu (m)

Untuk turbin Francis nilainya adalah nilai pada taraf garis pusat sudu antar dan meru-
pakan nilai yang terbesar. Nilai ini lambat laun berkurang sepanjang pipa pesat hingga
menjadi nol pada tempat tangki pendatar. Di samping perhitungan kenaikan tekanan
air secara grafis, juga dipakai metoda perhitungan numerik, metoda bertahap, dan lain-
lain. Dalam hal pipa cabang terletak jauh dari turbin air atau bila ada tangki pendatar
diferensial atau bila dipakai turbin pompa-balik (reversible pump turbine), maka per-
hitungan akan menjadi sangat sulit. Karena itu dewasa ini untuk perhitungan semacam
itu dipergunakan pemecahan secara grafis dan dengan komputer elektronik.
4.4 Jalanan Air 45

Tebal pipa harus'dihitung dengan memakai tekanan air maksimum pada tempat
tersebut. Dalam hal ini harus ditambahkan 1,5 mm pada tebal pipa mengingat adanya
korosi dan pengikisan (abrasion). Apapun hasil perhitungannya, tebal pipa minimum
harus 6mm. Hubungan antara tegangan tarik karena tekanan dalam dan tebal pipa
untuk pipa yang ditempatkan di luar (exposed) adalah:e)

o:4=-j
HD (30)

di mana o : tegangan (kg/cmr)


11: tekanan air maksimum di tempat yang mendapat tekanan (kg/cmr)
2: garis tengah bagian cialam dari pipa (cm)
,: tebal pipa (cm)
r: cadangan tebal untuk korosi dan pengikisan (cm)

Untuk pipa yang ditanam hubungan itu dinyatakan oleh

':#!d(r - 1) (31)

di mana l. : konstanta yang ditentukan oleh modulus elastisitas, koefisien tegangan,


' dan lainJain dari pipa pesat beton, batu, serta tebal dan garis tengah
bagian dalam dari pipa pesat.

Blok angker dipasang pada bagian yang melengkung (atau berselang 120-150 m
bila tidak ada bagian yang melengkung). Pelana (dengan jarak 6-12 m) dipasang pada
sela-sela blok angker. Jadi, keduanya menyangga berat pipa dan air. Akhir-akhir ini
dipakai cincin pengaku (stiffener) yang dipasang di sekeliling pipa yang bergaris tengah
besar; pipanya disangga oleh sendi dua-titik (two point hinge). Cara dengan penyangga
cincin pengaman ini sekarang sangat banyak digunakan.
' Fasilitas pipa pesat lainnya adalah katup pintu masuk (inlet valve) dari turbin air
yang dipasang pada ujung pipa pesat; katup udara dan pipa udara untuk menghindarkan
keadaan hampa udara di dalam pipa atau untuk mengalirkan udara yang tinggal di
bagian yang lengkung; lubang kerja (manhole) untuk melakukan pemeriksaan dan
perbaikan pada pipa pesat; serta katup buangan uir (drain valve) atau pipa buangan air
(drain pipe) untuk mengeringkan bocoran air, dan lain sebagainya.

4.!.6 Saluran Bawah

Saluran bawah (tail race) adalah sebuah saluran yang dilalui oleh air yang ke luar
dari turbin air, terus ke sungai atau ke laut. Saluran ini biasanya terdiri dari waduk
awal (forebay) yang dihubungkan dengan pipa lepas (draft tube), saluran bawah dan
pintu keluar (outlet). Namun, bagi pusat listrik bawah-tanah dengan saluran bawah
yang panjang, ruang pendatar (surge chamber) atau tangki pendatar (surge tank) dibuat
di sekitar titik mula terowongan saluran bawah (lihat 4.5.2). Waduk awal hendaknya
dibuat dengan lebar saluran yang cukup besar, sehingga tidak terjadi perubahan per-
mukaan air yang menyolok bila ada perubahan debit yang mendadak. Waduk ini juga
bertugas menyalurkan air ke saluran bawah, setelah aliran air diatur terlebih dahulu
sebelumdialirkankesaluranini'Pintu(gate)pipalera@mnat
-:"*ii
I l"'--ri-;-i; . i
3g3 |
46 Bab 4. Fasilitas Teknik Sipil

pintu keluar pipa lepas atau di bagian pintu masuk (inlet) waduk awal, untuk pemerik-
saan dan perbaikan turbin, pipa lepas dan sebagainya.
Saluran bawah banyak jenisnya, misalnya saluran terbuka, saluran tertutup, tero-
wongan, dan sebagainya. Saluran ini sama dengan atau sedikit lebih besar daripada
saluran atas (headrace), mengingat adanya kemungkinan perubahan mendadak dari
debit turbin air. Dalam hal terowongan tanpa-tekan, digunakan penampang bentuk
tapal kuda yang datar. Pada terowongan bertekan dipakai bentuk yang tidak begitu
datar, tetapi yang bentuknya standar atau yang sejenis. Bila batuannya baik, terowo-
ngannya dapat diberi Iapisan pada lantai dasarnya (invert) atau sama sekali tanpa lapisan.
Pemilihan tempat untuk pintu keluar penting sekali, Bila tempat pintu keluar dibuat di
sungai maka pintu ini harus aman terhadap banjir. Di samping itu harus dipilih tempat
yang tidak akan merubah dasar sungai tersebut dan tidak akan menyebabkan bertim-
bunnya pasir terlalu banyak. Letak pintu keluar harus dipilih baik-baik karena walau-
pun pintu keluar tidak pernah tertimbun pasir seluruhnya, muka air bawah sering
menjadi tinggi dan kehilangan tinggi terjun (loss of head) menjadi besar karena tim-
bunan pasir tersebut.

4.5 Bangunan Sentral

Bangunan sentral (power house) adalah nama umum bagi fasilitas yang berisikan
turbin air, generator dan mesin-mesin pembantu lainnya. Ada berbagai macam ba-
ngunan sentral menurut bagiannya yang terletak di atas tanah dan menurut bentuk
pondasi turbin air dan generator. Pada umumnya apabila bangunan sentral diren-
canakan pemilihan lokasi dan bentuk bangunan atas-tanahnya (superstructure) penting
sekali. Ini ditentukan setelah dipertimbangkan segala kemungkinannya, seperti, Ietak
geografi, keadaan geologi, kedudukan timbal-balik antara bendungan dan terusannya,
sulit atau mudahnya pembangunannya, pemeliharaannya, dan lain sebagainya.

4.5.1 Macam Bangunan Sentral

Menurut bagiannya di atas tanah PLTA dapat dibagi dalam tiga macam, yaitu
jenis pasangan-dalam bangunan (indoor), jenis pasangan-luar (outdoor), jenis pasangan-
setengah-luar, jenis bawah-tanah (underground) dan jenis setengah bawah-tanah (lihat
Bab 7).
Menurut jenis penyangga generatornya dikenal jenis dua-lantai (two floor type),
jenis satu-lantai dan jenis banyakJantai. Pada jenis duaJantai generatbr disangga oleh
balok-balok. Bangunan dibagi menjadi ruangan turbin air dan ruangan generator.
Ruangan bangunan harus cukup luas. Namun, jenis ini tidak tepat untuk generator
berkapasitas besar, karena jenis ini menggunakan balok-balok sebagai penyangga.
Pada jenis tong (barrel type), yang disebut pula jenis satu-lantai, generator disangga
oleh konstruksi berbentuk tong yang penampangnya berbentuk bulat atau poligon
teratur. Walaupun konstruksi ini memiliki stabilitas yang lebih baik, namun ruangan
bangunan tidak cukup luas, karena tidak ada lantai khusus bagi generator. Akhir-akhir
ini untuk pusat-pusat listrik berkapasitas besar banyak dipakai jenis tong yang ber-
lantai dua, dengan memanfaatkan keuntungan-keuntungan jenis tong maupun jenis
dua-lantai.
Umumnya bila dipakai turbin dan generator jenis poros-tegak (vertical shaft),
permukaan lantai generator harus lebih tinggi daripada muka air banjir. Karena itu
jenis banyaklantai dipakai bila muka air banjir sangat tinggi. Namun karena jenis ini
konstruksinya tidak ekonomis, maka dipakai jenis-jenis terdahulu dengan konstruksi
4.5 Bangunan Sentral 47

khusus, seperti dinding halang rembasan (cut-off wall), dan lain sebagainya; akhir-akhir
ini jenis lantai-ganda jarang dipakai.

4.5.2 Pusat Listrik Bawah-Tanah

Pada pusat listrik bawah-tanah lokasi PLTA dapat dipilih tanpa ada hubungan
dengan keadaan geografinya. Maka dari itu saluran tekan relatip pendek, tinggi terjun
dapat diambil secara bebas. Jenis ini tidak terpengaruh oleh longsoran salju, longsoran
tanah dan bencana alam lainnya, atau oleh cuaca. Yang penting adalah bahwa lokasinya
harus mempunyai kondisi tanah yang baik. Bila kondisi tanah tidak baik, maka biaya
konstruksi menjadi sangat tinggi, antara lain karena perlu dibuat jalan masuk (miring
atau tegak) ke dalam sentral, perlu ada perhatian khusus pada persoalan pengeringan
air (drainage), perlu ada pencegahan kelembaban, serta perlu ada aliran udara, pe-
nerangan, dan lain sebagainya. Pusat-pusat listrik Mihoro, Okutadami, Kurobegawa
No. 4 dan Ikehara di Jepang adalah contoh PLTA-PLTA bawah-tanah (Gbr. 20).
PLTA bawah-tanah secara kasar dapat dibagi dalam jenis pembangunan bagian
hulu (head type) dan jenis pembangunan bagiail hilir (tail type). Di samping itu ada dua
macam PLTA, yaitu yang memakai dan yang tanpa ruang pendatar (qt4u tangki pen-
datar), bila dilihat dari segi saluran bawahnya.
Pada PLTA bawah-tanah darijenis hulu (Gbr.2l) bangunan sentralnya dibangun
dekat bendungan atau dekat pintu ambilan air. Jenis ini mempunyai saluran bawah
yang panjang. Waduknya sendiri berperanan sebagai tangki pendatar. Ini adalah sifat
bangunan PLTA tanpa tangki pendatar pada umumnya. Bila saluran bawah panjang,
terowongan tekan dan ruangan pendatar (atau tangki pendatar) harus dibuat di saluran
bawah. Untuk jenis ini, saluran bawah memegang peranan yang khusus dan penting.
Jumlah seluruh biaya konstruksi sangat dipengaruhi oleh biaya konstruksi saluran
bawah ini.
Bangunan PLTA bawah-tanah jenis hilir umumnya dipakai untuk pusat-pusat
listrik dengan tinggi terjun yang tinggi. Kebalikan dari jenis hulu, saluran atas di sini
cukup panjang dan saluran bawahnya pendek. Tangki pendatar dibuat di ujung saluran
atas. Bila saluran bawah merupakan terowongan tekan, ruangan pendatar (atau tangki
pendatar) perlu dibuat di saluran bawah.
Hal yang terpenting dalam perencanaan PLTA adalah pemilihan lokasi dengan
sifat tanah yang baik, kemungkinan penataan yang efisien dari letak mesin dan sedikit
mungkin jumlah penggalian untuk bangunan utama. Penampang konstruksi bangunan
sentral bawah-tanah biasanya berbentuk persegl empat dengan langit-langit berbentuk
busur. Beberapa PLTA berbentuk bundar untuk memperkecil jumlah galian. Bila kon-
disi tanah baik, banyak diterapkan galian tanpa lapis (lining) beton. Di samping itu di
Jepang banyak terdapat contoh-contoh lapis untuk langit-langit berbentuk busur,
dinding samping tanpa lapis, dinding samping dengan beton atau dengan semprotan
adukan (mortar) semen. Bila batuan di sekeliling bangunan sentral tidak begitu baik
dan banyak air yang bocor dari batuan ini, maka dengan sendirinya dinding sampingnya
harus diberi lapisan beton dan, kalau perlu, dinding hias.
Hal lain yang penting dalam perencanaan bangunan sentral bawah-tanah adalah
bahwa lintasan-lintasan dan lubang-lubang darurat yang dibuat pada waktu pekerjaan
pembangunan sedang berjalan harus dipakai sebagai bagian dari konstruksi yang
permanen, seperti untuk lubang kabel, lorong lalu lintas dan lain sebagainya. Pada
PLTA bawah-tanah berkapasitas besar terowongan datar (adit) yang dibuat untuk
pekerjaan konstruksi menjadi besar, sehingga mungkin akan mempengaruhi biaya
konstruksi. Maka dari itu, perlu ada perhatian khusus terhadap hal-hal tersebut di
48 Bab 4. Fasilitas Teknik Sipil

€(E
A
i(U
Fr

2
(l
6,
Fr

I t6l
C!

J
tr
6
() tr
E
:l!
6 E
! !
l-N

c
E
a
Fr
( 6
(J
E
c
E
U
c
tr
d
6
A Er
d
c o
u F{
{
4.5 Bangunan Sentral 49

(i) Jair Hulu

B: Bangunan Sentral

P: Pipa Paat
SA : Saluan Ates
SB : Saluan Bewah
T : Tangki Peodatar
Jenis Hilir W : Waduk

Gbr. 21 Beberapa Macam PLTA Bawah Tanah.

atas.
Untuk penataan (arrangement) mesin-mesin utama, hal-hal yang harus dipikirkan
yaitu cara pemasangan semua peralatan di bawah tanah terutama turbin air, generator,
panel hubung, transformator, gardu hubung, dan lain sebagainya. Jadi, beberapa ren-
cana harus dibuat sesuai dengan bangunan sentral yang akan dibangun. Kemudian,
rencana yang paling baik dilihat dari segi perawatan dan yang paling ekonomis dipilih.

4.5.3 Pusat-Pusat Lishik Lainnya

Pusat listrik deqgan tinggi terjun rendah umumnya dibuat di bagian hilir sungai.
Dalam banyak hal, PLTA semacam ini mengeluarkan air dalam jumlah yang besar dan
dengan tinggi terjun yang rendah. Akhir-akhir ini karena ada kemajuan dalam tek-
nologi pembuatan turbin tabung (tubular turbine) untuk tinggi terjun rendah dengan
debit air yang besar, maka pengembangannya secara ekonomis mulai menjadi ke-
nyataan. Namun penggunaannya sangat sulit bagi sungai-sungai yang sering mengalami
banjir besar dan bagi sungai-sungai yang membawa banyak lumpur, kayu terapung,
dan lain sebagainya.
Muka Aii Baniir yang
DirencaDakan - 6s toi
, r !47
I leq 'uf pr{ l1o
l*"1 n
u i'- -nmE
+ rL--
M.A.T- s6o.oo

.Pintu Ambil Air


s

IE
{-,o- o,
L 5a6 d
f.
t,
A)

25o_ 2@
Ruang Peogangkat Pintu p)
.1O \ rl
o
Tangki Pendatar Bawah ,f
s'": L--+-- - ---- ,r
\\ l_-'__E (a
\\\ r' u
IP I 'r
\\/

R 15.09 \
TL 6.99 "\
cl- 13.09

Gbt.22 PLTA Dipompa Bawah Tanah (Nagano).


4.6 Referensi 5l

Pusat listrik yang air waduknya dipompa (pumped storage) menjadi penting karena
sekarang pusat listrik tenaga termis memegang peranan yang utama, sedangkan PLTA
berkurang peranannya terutama di negara-negara industri. Dengan adanya peralihan
peranan tersebut di atas, pusat listrik tenaga termis sekarang dibuat dengan ukuran
besar. Karena itu timbul gejala untuk membuat PLTA dengan kolam yang airnya
dipompa yang berkapasitas besar dan bertugas untuk memenuhi beban puncak, karena
PLTA bertugas melayani beban dasar. Perbedaan antata fas; ,tas pembangunan PLTA
dipompa dengan PLTA biasa tidak besar. Bila dipakai turbin pompa, rotornya (runner)
perlu diturunkan lebih rendah daripada muka air bawah untuk menghindarkan kavitasi.
Akibatnya, timbullah persoalan-persoalan khusus, karena tekanan air di sebelah
bawah menjadi besar. Karena itu, maka akhir-akhir ini banyak PLTA dipompa yang
merupakan jenis bawah tanah. Contoh PLTA dipompa bawah-tanah dapat dilihat pada
Gbr.22.
Pusat listrik tenaga pasang-surut (tidal power) membangkitkan tenaga listrik dengan
memanfaatkan beda tinggi akibat pasang-surut, yaitu beda tinggi antara pasang naik dan
pasang turun. Bila ada perbedaan yang besar antara pasang naik dan pasang turun,
maka kemungkinan untuk membangun sentral secara ekonomis ada. Dalam tahun 1967
telah dibangun Pusat Listrik Tenaga Pasang-Surut Rance berkapasitas 240 MW di
Perancis.ro) Pembangkit tenaga ini menggunakan beda tinggi pasang-surut 13,5 m,
dengan aliran 18000 m3/s. Meskipun di pantai Barat Kyushu di Jepang terdapat beda
tinggi pasang-surut yang relatip besar, tetapi masih diragukan apakah hal ini ekonomis
atau tidak, karena beda tingginya hanya 4 m. Maka dari itu, sampai sekarang tidak
ada sentral listrik tenaga pasang-surut di Jepang.
Ada dua cara untuk membangun pusat listrik tenaga pasang-surut. Cara pertama
adalah dengan menutup teluk atau tempat air masuk (inlet) dengan sebuah bendungan
sehingga terdapat beda tinggi muka air di lautan. Cara yang lain adalah dengan mem-
buat dua buah waduk seperti pada PLTA dipompa, guna mendapatkan beda tinggi
antara kedua waduk tersebut. Nampaknya akan menguntungkan bila dipakai cara
kolam dipompa yang disesuaikan dengan kebutuhan dan penyediaan beban. Karena
turbin air untuk pusat listrik tenaga pasang-surut harus merupakan jenis tinggi terjun
rendah, maka turbin tabung (tubular turbine) atau turbin pompa tabung (tubular pump
turbine) tepat untuk maksud tersebut di atas.

4.6 Referensi

Dalam Bab ini digunakan referensi terhadap karya-karya tulis berikut ini:
l) The River Law of Japan, Law No. 167,1964, Ministry of International Trade and
Industry, Tokyo, Japan.
2) The Electric Utilily Industry Law of Japan, Law No. 170 (July ll,1964), as amended
by Laws No. 36 (1967) and No. 134 (1970), Ministry of International Trade
and Industry, Tokyo, Japan.
3) Design Criteria of Dams, Japanese National Committee on Large Dams, Tokyo,
July 1971.
4) W. P. Creager, J. D. Justin, Hydroelectric Handbook,2nd edition, John Wiley and
Sons, New York, 1955, hal. 108.
5) Ibid,hal.747-748.
6) F. B. Hildebrand, Introduction to Numerical Analysis, McGraw-Hill Book Com-
pany, New York, 1956, hal. 233-238.
7) Joukovsky, "Water Hammer", Proceedings, American Water ltrorks Association,
1904. hal. 341.
Bab 4. Fasilitas Teknik Sipil

8) W. P. Creager, J. D. Justin, op. cit, hal. 713-719'


9) Ibid.,hal.640.
l0) "World's First Tidal Power Project in France", IEEE Spectrzrz, New York, April
1966, hal. 144-7.
BAB 5. TURBIN AIR

5.1 Jenis Turbin Air dan Penggunaannya


5.1.1 Jenis Turbin

Macam-macam turbin air yang dikenal adalah sebagai berikut:


(l) Turbin impuls: Turbin ini dibuat sedemikian sehingga rotor (runner) bekerja
karena aliran air; di sini beda tinggi diubah menjadi kecepatan karena perbedaan
tinggi. Yang khas dari jenis ini adalah turbin Pelton, dengan pasangan ember-ember
(buckets) pada keliling luar rotor yang bekerja karena pancaran air (jet discharge) dari
mulutnya (nozzle).
(2) Turbin reaksi: Turbin jenis ini dibuat sedemikian sehingga rotor bekerja karena
aliran air dengan tinggi terjun karena tekanan. Yang termasuk jenis ini adalah turbin
Francis, turbin aliran diogonal (diagonal flow), dan turbin baling-baling (propeller
turbine). Turbin Francis adalah turbin di mana air mengalir ke rotor dengan arah
radial dan keluar dengan arah aksial;
perubahan arah terjadi sambil melewati
rotor. Turbin aliran diagonal adalah
turbin di mana air melewati rotor
dengan arah diagonal menuju ke poros.
Turbin baling-baling adalah turbin di
mana air melewati rotor dengan arah
?
E l', IAliren
..' Turbio I aksial. Turbin reaksi yang dapat dipakai
sebagai pompa dengan membalik arah
!q
putaran rotor dinamakan turbin pompa
t balik (reversible pump turbine). Turbin
@
u jenis ini terbagi lagi atas jenis Francis,
F jenis aliran diagonal dan jenis baling-
baling, sesuai dengan konstruksi
rotornya.

5.1.2 Penggunaan Turbin


56 810 2 3 4 56 8102 2
Jenis-jenis turbin air seperti diurai-
Dgya Keluar (MW)
kan di atas secara kasar ada dalam
Gbr. 23 Pemilihan Jenis Turbin Air. batas-batas yang tertera pada Gbr. 23.

5.2 Konstruksi Turbin Air

5.2.1 Konstruksi Turbin Pelton

Turbin Pelton (periksa Gbr. 24) dipakai untuk tinggi terjun (head) yahg tinggi.
Sekarang jenis poros mendatar (horizontal) adalah yang paling banyak dipakai. Dahulu,
54 Bab 5. Turbin Air

(e) Jenis Poros Mendatar (b) Jenis Poros Tegak

I :Ember 2:Rumh 3:MulutPencaran 4 : Jarum 5 :DeIlektor 6 :MulutPengeremPancarau

Gbr. A Konstruksi Turbin Pelton.

jenis poros tegaklah (vertical) yang banyak dipakai. Rotornya dilengkapi dengan
ember (buckets) yang dipasang di sekeliling piringannya (disc). Ember-ember tersebut
menerima semprotan air dari mulut-mulut pancaran (nozzles), yang kemudian mengem-
balikan pancaran air ini setelah membaginya ke arah kiri dan kanan dengan bantuan
sebuah punggung (ridge) yang terdapat di tengah ember; ember ini mengalihkan tenaga
impuls yang didapatnya pada piringan. Ada dua macam ember, yaitu yang terpasang
pada piringan dengan baut, dan yang dicor menjadi satu dengan piringnya. Sebuah
jarum dipasang di pusat mulut pancaran untuk mengatur jumlah aliran air, yaitu dengan
menggerakkannya maju dan mundur, dan untuk mengisi lubang ke luar dari mulut
pancaran; ini digerakkan oleh pengatur kecepatan (speed goYernor) sesuai dengan
perubahan beban.
Deflektor (deflector) adalah alat untuk membelokkan pancaran air dan dipasang
antara mulut pancaran dan rotor. Bila beban tiba-tiba dibuang (rejected), deflektor
secara darurat menghalang-halangi pancaran air. Kemudian, tempat ke luar mulut
pancaran dengan perlahanJahan disumbat oleh jarumnya. Kenaikan kecepatan turbin
air dan kenaikan tekanan pada pipa pesat dikendalikan oleh sebuah katup kecil.

5.2.2 Konstruksi Turbin Francis

Turbin Francis (periksa Gbr. 25) dipakai untuk berbagai keperluan (wide range)
deng,an tinggi terjun menengah (medium head). Rumah siput (scroll case) dibuat dari
plat baja, baja cor atau besi cor, sesuai dengan tinggi terjun dan kapasitasnya dan
bertugas menahan bagian terbesar dari beban tekanan hidrolik yang diterima oleh
turbin. Tekanan selebihnya ditahan oleh sudu kukuh (stay vane) atau cincin kukuh
(stay ring). Sudu-sudu antar (guide vane) diatur di sekeliling luar rotor (runner) dan
mengatur daya-keluar (output) turbin dengan mengubah-ubah bukaannya sesuai dengan
perubahan beban, melalui suatu mekanisme pengatur. Bentuk rotor berbeda-beda,
disesuaikan dengan cepat jenis seperti terlihat pada Gbr. 26.

5.2.3. Konstruksi Turbin Aliran Diagonal

Turbin ini (periksa Gbr. 27) dipakai untuk tinggi terjun yang tinggi dari turbin
baling-baling sampai batas tinggi terjun menengah dari turbin Francis. Biasanya jenis
ini mempunyai sudu rotor yang dapat digerakkan (diputar menurut sumbu masing-
5.2 Konstruksi Turbin Air 55

zs :50 2s=100 zs:150

1 :Rotor 2 :PorosUtama 3 :SuduAntar


4 : Tutup 5 : Bantalan 6 : Cincin Kukuh Gbr.26 Bentuk Sudu-Antar Turbin Francis.
7 : Rumah Siput E : Pipa Lepas
Gbr. 25 Konstruksi Turbin Francis.

masing) seperti turbin baling-baling. Turbin aliran diagonal yang dilengkapi dengan
pengatur bilah (blade) sudu secara otomatis dan hidrolik disebut juga turbin Deriaz.
Konstruksinya sangat mirip dengan turbin baling-baling.

5.2.4 Konstruksi Turbin Baling-Baling

Turbin ini (periksa Gbr. 28) dipakai untuk tinggi terjun yang rendah. Turbin
baling-baling digolongkan menjadi dua menurut konstruksi bilah rotornya, yaitu turbin
baling-baling dengan bilah rotor tetap dan turbin Kaplan dengan bilah sudu yang
dapat digerakkan secara otomatis dan hidrolik. Sudu rotor pada turbin Kaplan
mempunyai konstruksi yang dapat digerakkan (menurut sumbunya) dan dapat merubah
arah sudut bilahnya dengan tangan (manual) atau otomatis sesuai dengan pembukaan
sudu antarnya. Bilah rotor dibuka dan ditutup oleh tekanan minyak melalui katup
pengontrol rotor dari alat pengatur kecepatan. Hubungan antara pembukaan sudu

I :RumahSiput 2:SuduAntar 3:Rotor 1 :RumehSiput 2:SuduAntr 3:Rotor


4:PipaLeprs 5 :PorosUtsma 6:Bantelen 4 : Poros Rotor 5 : Pipe Lepes 6 : Poros Utema
7 : Servomotor Sudu 8 : Tutup Atas 9 : Ciucin Pelepes Air 7 : Butelu E : Tutup Ates 9 : Circir Pelepes Air

Gbr.27 Konstruksi Turbin Aliran Diagonal. Gbr. 28 Konstruksi Turbin Kaplan.


56 Bab 5. Turbin Air

antar dan sudut bilah rotor biasanya dipertahankan oleh alat penghubung (cam) dari
pengatur kecepatan, agar turbin dapat bekerja dengan daya-guna (efficiency) yang
tinggi.
Ada lagi turbin baling-baling macam lain yang disebut turbin tabung (tubular),
yang dipakai untuk terjun yang rendah sekali. Turbin ini mempunyai rumah (case)
berupa silinder, sehingga aliran air mengalir melalui arah aksial pada selubung silinder.
Turbin jenis ini kebanyakan berjenis poros mendatar dan bagian peralatannya dipasang
pada satu garis mulai dari tempat masuk turbin sampai tempat ke luarnya pada pipa
lepas (draft tube). Katup tempat masuk, rotor dan generatornya dirangkaikan langsung
dengan turbin, pipa lepas dan lain sebagainya. Beberapa dari turbinjenis ini diperleng-
kapi dengan roda gigi percepatan (speed increasing gear) yang terpasang antara kopling
(coupling) turbin air dan generator, untuk memperbesar kecepatan putar generator,
sehingga generator berwujud pampat (compact); periksa Gbr. 29.

a
\to
Xzo
C
e
3to
OJ

Gbr. 29 Turbin Tabung (Turbin


Kaplan Jenis Poros Menda-
tar). 5 t0 20 30 50 100 200 1000

Tingei Jrtuh Bersih (m)


Gbr. 30 Pemilihan Jenis Katup
(Pintu) Masuk.

5.2.5 Pipa Lepas

Pipa lepas (draft tube) turbin reaksi dipakai untuk:


(a) memanfaatkan tinggi terjun antara rotor dan muka air bawah (tailwater)
secara efisien; dan
(b) mendapatkan kembali (recover) dan memanfaatkan enersi kinetik air yang
keluar.
Secara umum, dilihat dari penggunaannya pipa lepas dapat dibagi dalam dua
golongan, yaitujenis kerucut (conical type) danjenis siku (elbow type). Pipa lepasjenis
kerucut terbuat dari baja dan kebanyakan dipakai untuk turbin jenis poros mendatar
dengan kapasitas kecil. Pada pipa lepas jenis siku, lapisan plat baja dipasang hingga
ujung bagian yang bengkok dan terbenam dalam beton, dan bagian sisanya yaitu dari
bagian yang bengkok hingga tempat keluar (outlet) biasanya dibuat dari beton tanpa
lapisan baja.
5.4 Pengatur Kecepatan

5.3 Katup Pintu Masuk

Katup tahan (stop valve) yang dipasang di bangunan masuk (inlet) turbin air
dinamai katup pintu masuk (inlet valve). Yang dipakai sebagai katup (pintu) masuk
adalah katup kupu (butterfly valve), katup putar (rgtary valve), katup pintu air (sluice
valve), katup jarum (needle valve) dan katup roto (roto valve).
Pemilihan jenis katup dilakukan dengan bantuan Gbr. 30, dan dengan memper-
hatikan hal-hal berikut ini;
(l) Pada waktu diadakan pemeriksaan (inspection) dan pembongkaran (disas-
semble) turbin air, katup pintu masuk memperpendek waktu berhentinya (interrupting
time) pengaliran air dan tak mengganggu kerjanya turbin-turbin air lainnya, bila dipakai
pipa pesat tunggal.
(2) Bila turbin air berhenti, katup masuk mengurangi bocoran air dari turbin air.
(3) Di dalam hal tekanan minyak hilang dan kesulitan lainnya, katup pintu masuk
dipasang dengan tujuan sebagai pengaman dalam menghentikan turbin air. Maka dari
itu, kebanyakan katup pintu masuk mempunyai kapasitas cukup untuk menyumbat
debit turbin air yang terbesar. Karena katup masuk itu mahal dan untuk beberapa
jenis menyebabkan kerugian daya (power loss) karena hilangnya tinggi terjun waktu
operasi, maka dilihat secara ekonomis dan teknis sebaiknya katup masuk ini sedapat
mungkin ditiadakan. Bila tekanan minyak hilang dan katup pintu masuk tidak dipakai,
sebaiknya digunakan sudu antar jenis menutup sendiri secara hidrolik, untuk memung-
kinkan penutupan sudu antar secepatnya.
Katup kupu (periksa Gbr. 3l) banyak dipakai, karena katup ini cukup murah
harganya dan tidak memakan banyak tempat. Piring katup (valve disc) dan katupnya
sendiri keduanya dibuat dari baja cor atau plat baja yang dibuat di pabrik (fabricated
steel plate).
Katup putar (periksa Gbr. 32) dibuat sehingga dapat memutar sumbat katup (valve
plug), yang merupakan sebuah silinder kosong dalam badan katup. Bila katup mem-
buka, arah aksial dari silinder akan searah dan segaris dengan arah aliran air, dan air
mengalir lewat sun.rbat silinder (cylinder plug). Bila katup tertutup, silinder tersebut
tegak lurus terhadap arah aliran air dan air akan tersumbat oleh bagian luar silinder.
Bocoran air dan kehilangan tinggi terjun sangat kecil bila dipakai katup putar dan
katup pintu air.
Katup pintu arr (periksa Gbr. 33) dipakai untuk aliran air yang kecii dengan tinggi
terjun yang tinggi. Karena katup ini berukuran besar, berat, mahal dan membutuhkan
tempat untuk memasang yang luas, maka katup ini hanya dipakai untuk a.liran yang
kecil.

5.4 Pengatur Kecepatan

Tugas-tugas pokok pengatur kecepatan (speed governor) turbin air yang menjalan-
kan generator paralel dengan sistim tenaga listrik adalah sebagai berikut:
(a) Pengaturan kecepatan sebelum kerja paralel.
(b) Pengaturan kecepatan untuk merubah frekwensi dalam keadaan kerja paralel.
(c) Penghentian operasi pada waktu ada gangguan, dan lain sebagainya. Untuk
PLTA jenis aliran sungai langsung (run-of-river) atau untuk PLTA berkapasitas kecil,
hanya pengatur kecepatan yang dapat melakukan gerakan berhenti inilah yang dipakai.

5.4.1 Pengatur Kecepatan yang Mekanis


58 Bab 5. Turbin Air

Servomotor

Katup Kupu.

Air Tekan Pengedap

Dudukan Katup

Piring Geser
Badau Katup

'l I

Badan Katup Gbr. 33 Katup Pintu Air.


Sumbat Katup

Gbr. 32 Katup Putar.

Skema mengenai fungsi pengatur kecepatan mekanis dapat dilihat pada Gbr. 34.
Bila frekwensi sistim turun, batang kecepatan (speed rod) akan naik dan katup pilotpun
akan naik. Minyak di ruangan A menahan katup pilot distribusi sekunder melalui
katup atur (control valve). Karenanya, minyak tekan masuk dalam servomotor sudu
antar, dan sudu antar akan membuka. Pada saat yang sama, "bushing" katup pandu
akan terangkat dan katup pandu akan kembali pada kedudukan netral. Kemudian,
minyak tekan akan berhenti mengalir. Karena torak atur (control piston) berhenti
pada kedudukan yang sesuai dengan perubahan frekwensi, minyak tekan mengalir ke
servomotor dan motor ini terus membuka bagian bukaan. Agar supaya gerakan
servomotor ini tetap stabil, maka dipakai kompensator primer untuk menggerakkan
titik penunjang D dan mengembalikan katup pandu ke tempat kedudukan netral.
Karena generator turbin air mempunyai efek roda gila (flywheel effect) yang besar dan
membutuhkan beberapa detik untuk membuka dan menutup sudu antarnya, sistim
kompensator ganda (double) dengan menggunakan kompensator elastik dipakai ber-
sama.

5.4,2 Pengatur Kecepatan Elektro-Hidrolik

Ada bermacam-macam pengatur kecepatan elektro-hidrolik, yaitu jenis tabung


elektronik, jenis penguat (amplifier) magnetik, dan lain sebagainya. Komposisi jenis
5.4 Pengatur Kecepatan 59

Batang Kecepatan

Penuas Apung

Katup Pilot (Pandu)


Torak Atur

D
* ll ll Peneaturan
s % ll ll Kecepatan

Minyak Tekan

Katup Distribusi

Pembatas Bebari

Servomotor

Gbr.34 Ilustrasi Fungsi Pengatur


Kecepatan Mekanis.

Untuk Peagaturan Frekwensi

Peuyetel Penurunan Kecepatan Peoguat Tabung Hampa

Rangkaian Peredam CR Detektor Frekwensi Kumparan Kontrol


EB,

rfaenit Permanen
I
EB, Uoit Kontrol
lf

-!mr-
Soleooid
| l-i
_ T)4 Y
Mioyak Tekao frTf I
Motor untuk I
Pembatasan Beban
Katup Distr
Stabilisstor
Untuk Pembatasatr Pardu Katup Darurat
Beban
Untuk Pengaturan Generator
Kecepatan Pembantu

Generator

Miuyak Tekan
Servomotor

h ;-, /
Minyak
T
Alat Penguncl
Katup Pemadam untuk Pengurasan Servomotor
Sisi Terbuka Pembautu
Katup Pemadam mtuk Sisi Tertutup

Gbr. 35 Susunan Pengatur Kecepatan Elektro-Hidrolik Jenis Tabung Elekhonik.


Bab 5. Turbin Air

tabung elektronik dapat dilihat pada Gbr. 35. Pengatur kecepatan elektro-hidrolik
terdiri dari pengatur (regulator), penjalan (actuator) dan katup distribusi (distribution
valve).
Pengatur mendeteksi frekwensi governor yang langsung dirangkaikan dengan
generator turbin air, dan meneruskannya ke servomotor. Pada saat yang sama, berbagai
macam pengontrolan dilakukan pula oleh alat pengatur (regulator).
Detektor frekwensi adalah pendeteksi frekwensi dengan rangkaian (circuit) yang
mengubah frekwensi pengatur generator menjadi tegangan. Rangkaian resonansi
dipasang agar berresonansi pada frekwensi dasarnya. Maka dari itu, arus listrik tidak
mengalir dalam rangkaian primer transformator Tr, dan tegangan terminal pada
kondensor C, dalam rangkaian sekunder adalah nol pada frekwensi dasar. Besarnya
tegangan terminal adalah sebanding dengan dan mengikuti deviasi frekwensi sistim.
Pacia rangkaian pendeteksi fasa (phase detection circuit), tegangan bolak-balik
pada generator pengatur diberikan pada anoda tabung hampa Vt dan V, dengan perbe-
daan fasa satu dengan yang lain sebesar 180'. Arus anoda 1' dan.I, tergantung pada
sudut fasa dan besarnya tegangan masuk (input), yaitu tegangan terminal pada Cr.
Bila tegangan masuk adalah sefasa dengan tegangan anoda, maka arus anoda (output)
besar. Bila ada perbedaan fasa 180" antara tegangan masuk (input) dan tegangan anoda,
maka arus keluar (output) menjadi kecil. Arus 1, dan 1, bekerja secara diferensial pada
kumparan kontrol (control coil). Jadi, bila tegangan terminal padaC2 adalah nol, maka
.I, dan 1, menjadi sama dan kumparan tetap pada kedudukan netral. Bila tegangan
terminal timbul, kumparan kontrol beralih kedudukannya sesuai dengan besarnya
tegangan; arah perpindahannya ditentukan oleh sudut fasa tegangan. Bila frekwensi
turun, sudut fasa tegangan terminal berbeda 180" dari sudut fasa tegangan anoda Vt,
danmenjadi sefasadenganVr.Makadariitu, 1, menjadi lebihkecildarilrdan kumparan
kontrol diturunkan. Bila frekwensi naik, 1, menjadi lebih besar dari I, dan kumpaian
kontrol dinaikkan.
Bila tegangan diterapkan pada rangkaian masuk penguat (amplifier), maka
kumparan kontrol bekerja, Transformator T, dipakai untuk rangkaian pendeteksi fasa,
'I, dipakai untuk rangkaian distribusi beban, dan To dipakai untuk rangkaian pengatur
kecepatan. Kontak geser (sliding contact) dari R, dihubungkan dengan gerakan servo-
motor pembantu; servomotor ini berhenti pada kedudukan di mana tegangan sekunder
To menjadi isometris dan terbalik arahnya terhadap tegangan terminal pada Cr. Bila
kontak geser dari tahanan R, digerakkan untuk merubah daya keluar turbin dalam
rangka mengatur beban, maka servomotor berhenti pada kedudukan di mana tegangan
sekunder Tn kembali pada tegangan semula karena kontak geser tahanan R, dihubung-
kan dengan servomotor pembantu. T, dipakai untuk mengatur frekwensi. Mengubah
frekwensi tertentu pada alat pengatur frekwensi dilaksanakan dengan menggerakkan
kontak geser tahanan Rr. Pada saat itu, servomotor bergerak sedemikian sehingga
jumlah tegangan sekunder T, dan tegangan sekunder To ada dalam keadaan isometris
serta terbalik arah dari tegangan sekunder Tr.
Bila perubahan tegangan terjadi dalam rangkaian kisi (grid circuit) karena peru-
bahan frekwensi, maka rangkaian ini mengambil perubahan tegangan irti dengan
bantuan tahanan R, yang disambungkan dengan servomotor pembantu dan memasuk-
kan isyarat katup yang telah diubah ke rangkaian kisi Iz, dan V, melalui rangkaian CR.
Gerakan R, mencegah larinya (hunting) mesin dengan cara menambah tegangan pada
rangkaian kisi tabung hampa dengan arah yang menahan gerakan servomotor. Rang-
kaian peredam (damping circuit) CR diperlengkapi dengan dua macam rangkaian,
yaitu satu untuk peredaman tanpa beban dan satu lagi untuk peredaman selama layanan
(service damping). Untuk menampung keadaan yang berubah. diadakan rangkaian yang
5.4 Pengatur Kecepatan 6l

mengatur agar katup terpasang pada kedudukan terbaik sebelum dan sesudah kerja
paralel.
Penjaian adalah bagian mekanis yang bertugas mengubah isyarat listrik dari
pengatur ke dalam besaran mekanis, dan dari sini mengirimnya ke servomotor yang
menggerakkan sudu-sudu antar.
Unit kontrol adalah bagian yang merubah isyarat-isyarat listrik ke dalam besaran-
besaran mekanis yang sesuai. Kumparan kontrol ini ditunjang oleh pegas datar dalam
medan magnet permanen. Kumparan dibuat agar dapat dijalankan (actuated) oleh
arus anoda dari penguat (amplifier) tabung hampa dan dapat bergerak ke atas atau ke
bawah dari kedudukan netralnya sesuai dengan intensitas arus. Ujung bawah dari
kumparan kontrol adalah katup pandu. Keseimbangan kemudian dipertahankan antara
minyak tekan di bagian bawah torak (piston) diferensial dan minyak tekan di bagian
atas torak melalui lubang kecil pada torak. Kumparan dan torak diferensial selalu
bekerja sebanding dan dengan hubungan tertentu.
Kecuali kumparan kontrol, penjalan dibantu oleh servomotor pembantu, yakni
suatu alat penguat besaran mekanis yang didapat dari unit kontrol, dan kompensator,
yaitu alat untuk membuat agar sistim pengaturan tetap stabil.
Katup distribasi adalah alat untuk menjalankan servomotor turbin air pada kedudu-
kan tertentu, yang ditetapkan oleh servomotor pembantu.

5.4.3 Pengatur Muka Air

Alat ini dipakai untuk nrengatur debit turbin air sesuai dengan pemasukan air
(inflow) dari salura;r agar tinggi muka air tangki atas (head tank) tetap pada kedudukan
tertentu. Ada dua jenis alat ini, yaitu jenis mekanis dan listrik. Jenis mekanis meng-
gunakan udara tekan, sedang jenis listrik merubah gerakan naik dan turun dari pelam-
pung yang terdapat dalam tangki atas menjadi tegangan atau arus listrik. Besaran
listrik ini kemudian memberikan isyarat listrik pada alat pembatas beban dan mengatur
bukaan sudu antar dengan bantuan alat pembatas beban tadi.

5.4.4 Peristilahan Hasil Kerja Pengatur Kecepatan

Beberapa istilah di bawah ini digunakan dalam menilai hasil kerja (performance)
pengatur kecepatan:
(l) Pengaturan kecepatan keadaan tetap (steady-state) dan penurunan kecepatan
(speed droop); Bila beban seimbang dengan daya keluar generator, kecepatan putar turbin
air pun akan stabil. Bila beban bertambah sistim pengatur akan bekerja menaikkan
daya keluar turbin karena frekwensi turun. Sudu antar turbin air direncanakan agar
dapat berubah dari pembukaan penuh hingga penutupan sempurna dengan mengubah
kecepatan putar beberapa persen. Misalkan, kecepatan putar berubah dari n, ke n,
bila beban berubah dari P, ke Pr, dengan kecepatan putar dasar n, dan daya keluar
generator sama dengan daya keluar normal turbin air yaitu P,, maka pengaturan
kecepatan dapat dinyatakan dengan rumus (periksa Gbr. 36):1)

(nz nrll n,
o - (Pt
- (32)
- P)lP^

Misalkan kecepatan putar berubah dari n, ke n2 bila langkah servomotor berubah dari
S, ke Sr, dengan langkah servomotor S, ekivalen dengan kecepatan putar dasar n,,
62 Bab 5. Turbin Air
maka penurunan kecepatan D dapat dinyatakan
dengan rumus (periksa Gbr. 36):2)

z'^-(nr-nr)ln,
- (s[ -3D78 (33)

(2) Waktu mati (dead time) adalah waktu


yang telah berjalan mulai dari saat perubahan
kecepatan hingga gerak permulaan pintu turbin
air. Waktu sampai permulaan gerak servomotor
Tertutup RrDat Terbuka penuh
pembantu dinamai waktu mati untuk pengatur
kecepatan. Gbr.36 Hubungan antara Pengaturau
(3) Perbandingan mati (dead band) adalah Kecepatan dan Penurunan
perbandingan antara perubahan maksimum dari KecePatan.
kecepatan dan kecepatan putar dasar; di anta-
ranya tak ada gerakan yang dapat diukur pada kedudukan pintu turbin dalam kondisi
normal. Perbandingan antara variasi kecepatan dan gerakan servomotor pembantu
disebut perbandingan mati pengatur kecepatan.
(4) Waktu membuka (opening time) adalah waktu minimum untuk membuka pintu
turbin dari pembukaan tanpa-beban sampai ke pembukaan sesuai dengan daya keluar
turbin. Waktu menutup (closing time) adalah waktu minimum untuk menutup pintu
turbin dari kedudukan sesuai dengan daya keluar turbin pada saat itu sampai ke
kedudukan menutup dengan sempurna.

5.5 PerlengkapanLainnya

5.5.1 Pengatur Tekanan

Pengatur tekanan (pressure regulator) adalah alat untuk menurunkan tekanan yang
naik karena pukulan air (water hammer); caranya adalah dengan mengeluarkan air yang
berhubungan dengan sudu antar bila sudu antar menutup dengan mendadak karena
pembuangan beban mendadak oleh generator. Dalam hal ini harus diperhatikan
kekuatan pipa pesat, rumah (case), dan lain sebagainya, yang harus tahan terhadap
tekanan yang begitu tinggi, karena gerakan yang tak terkendalikan akibat gangguan
dalam mekanismenya. Namun, faktor keamanan bagi pipa pesat dapat diturunkan
untuk tekanan yang begitu tinggi, bila pengatur tekanan tak dapat dipercaya. Dalam
hubungan ini, maka akhir-akhir ini untuk turbin air yang berkapasitas besar pengatur
tekanan tidak dipakai lagi karena perbaikan kemampuan pengatur tegangan otomatis,
rencana (design) generator, dan lain sebagainya. Juga, karena lubang celah untuk
pengeluaran air yang sekarang direncanakan lebih besar, tempat pemasangan yang lebih
luas dan harganya yang lebih mahal.

5.5.2 Sistim Penyediaan Minyak Tekan

Sistim ini menyediakan minyak tekan yang dibutuhkan untuk menjalankan


pengatur kecepatan, katup pintu masuk, pengatur tekanan, alat kontrol operasi, dan
lainJain. Ada dua macam yang dikenal: sistim unit dan sistim bersama (common).
Sistim unit mempunyai seperangkat alat minyak tekan untuk satu turbin air, sedangkan
sistim bersama mempunyai satu atau dua perangkat alat minyak tekan untuk beberapa
turbin air. Ada beberapa cara menjalankan poi'npa minyak tekan tersebut:
5.5 Perlangkapan Lainnya 63

(a) Pompa yang biasa dipakai dan penggantinya (spare) dijalankan oleh motor.
(b) Pompa yang biasa dipakai dijalankan oleh motor dan penggantinya dijalankan
oleh turbin air.
(c) Pompa yang biasa dipakai dijalankan oleh motor, sedangkan penggantinya
disimpan dalam gudang.
Kapasitas tangki minyak tekan dan pentingnya pompa minyak tekan dibagi
menurut kelas pusat listriknya; menurut standar Jepang telah ditentukan tiga kelas:3)
Kelas A: Pusat-pusat listrik yang menjalankan tugas pengaturan frekwensi (AFC),
atau pusat-pusat listrik yang dianggap penting dalam sistim tenaga listrik.
Kelas B: Pusat-pusat listrik di luar Kelas A dan C.
Kelas C: Pusat-pusat listrik dengan daya ke luar (output) kurang dari l0 MW
atau yang kurang penting sehingga gangguan terhadapnya tidak akan menyebabkan
kerugian yang besar terhadap sistim tenaga listrik yang bersangkutan.
Bila tidak ada minyak tekan yang disediakan dari pompa minyak tekan, maka
kapasitas tangki minyak tekan harus cukup besar sehingga dapat melayani tugas kerja
tahap pertama dan kedua antara keadaan tekanan minyak biasa yang paling rendah dan
keadaan tekanan minyak yang terrendah yang diperkenankan. Tekanan minyak biasa
yang terrendah adalah tekanan minyak yang cukup besar untuk dapat memasang
kembali (reset) pembuang beban (unloader). Tekanan minyak biasa yang terrendah
yang diperkenankan adalah tekanan yang terrendah yang dapat menjalankan sudu
antar, pengatur tekanan, katup pintu masuk, dan lain sebagainya, dengan kekuatan
tekanan minyak tersebut. Tugas kerja tahap pertama adalah tugas kerja yang di-
perkenankan, yang dilaksanakan selama tekanan minyak biasa yang terrendah dan
permukaan minyak terrendah turun hingga tekanan minyak penutup (shut down oil
pressure). Tugas kerja tahap kedua adalah tugas kerja yang diperkenankan, yang
dilaksanakan selama tekanan minyak penutup turun hingga tekanan minyak kerja
terrendah yang diperkenankan.
Bila sisa minyak dalam tangki sesudah tugas operasi tahap pertama dan kedua
adalah 10/, darijumlah pemakaian minyak selama tugas tersebut, maka kapasitas Z
(l) tangki minyak tekan adalah:3)

V:Vz*V"*0,1(VAlV") (34)

vz: vre'
Pzf
! !,
I
(3s)

tl'' V, lV" (36)


/P'+11"t''-,
\r; +l/
pz: (pt + D(+,
+ y,)''' - r (37)

di mana pr: tekanan minyak biasa terrendah (kg/cm'z)


pz: tekanan minyak (kg/cm'z) pada permulaan tugas kerja tahap kedua
(tugas kerja tahap pertama berakhir)

pr : tekanan minyak terrendah yang diperkenankan (kg/cm')


I/r : voluma udara (l) dalam tangki tekanan pada tekanan minyak biasa
terrendah
I/; : voluma penggunaan minyak selama tugas kerja tahap pertama (I)
64 Bab 5. Turbin Air

Za: voluma penggunaan minyak selama tugas kerja tahap kedua (l)
I/z : voluma udara maksimum (1) pada permulaan tugas kerja tahap kedua.

Pemakaian minyak dapat diperoleh dari Tabel 9, sesuai dengan Kelas pusat listrik yang
bgrsangkutan.

Tabel 9. Kapasitas Tangki Minyak Tekan

Turbin Aliran
Tugas
Kelas Turbin Francis Diagonal, Turbin Pelton
Operasi
Turbin Kaplan

Tahap
Pertama
3Vo * Va 3Va * Vnx 3VD + VN

A
Tahap
Kedua
Va*Va*Vv Vc -f VnN i Vv VotVN-fVv
Tahap
Pertama
ZVo * 0,5Vn ZVc -f O,5V*N ZVo l0,5Vx
B
Tahap
Kedua
vc+vR+vv VolVaw*Vv Vo*Vn*Vv
Tahap
Pertama
C
Tahap
Kedua
Va*Yn*Vv Va) Vnx*Vv VoIVxlVv

Zo : Voluma Servomotor vv : Voluma Servomotor


Sudu Antar Katup Pintu Masuk
Z,rN : Voluma Servomotor VD : Voluma Servomotor
Bilah Rotor Deflektor
Ze : Voluma Servomotor VN : Voluma Servomotor
Pengatur Tekanan Jarum

Kapasitas pompa minyak tekan sebaiknya diambil yang lebih besar dari dtra nilai
Q berikut ini, dengan memisalkan bahwa jumlah kebocoran minyak selama operasi
sama dengan l0\ dari jumlah minyak yang dipergunakan selama tugas operasi tahap
pertama dan kedua:
(l) Kapasitas yang dibutuhkan untuk menaikkan tekanan minyak dalam tangki
tekan dengan I kg/cln'z dalam waktu 30 detik dari tekanan minyak terrendah, dapat
dihitung dari jumlah oli yang dibutuhkan yaitlu Q (l/menit):3'}

o:h:(,*ffi) . * (38)

di mana po : tekanan drinyak biasa terrendah (kg/cm'z)


Zo : voluma udara (l), bila tekanan minyak po

(2) Kapasitas yang dibutuhkan untuk menutup sudu antar yang terbuka penuh
dan bilah rotor dalam waktu l5-20 detik, tanpa penyediaan minyak tekan dari tangki
minyak tekan dapat dihitung sebagai kapasitas pompa (Q dalam l/menit); yaitu:3)
5.6 Karakteristik Turbin Air

a:i
/-t _ 60v, (3e)

di mana untuk turbin Kaplan: V,: Vo 0)


untuk turbin Pelton: V,: Vd(l)
untuk pusat listrik Kelas A dan B: T : l5 detik
untuk pusat listrik Kelas C: T : 20 detik

Untuk pusat listrik Kelas A dan B tekanan minyak yang diperlukan untuk menghi-
dupkan pompa minyak cadangan ditentukan sebesar 0,5-l kg/cm2 lebih rendah dari
pada nilai po (tekanan minyak terrendah). Untuk pusat listrik Kelas C nilai tersebut
ditentukan 0,5 kg/cm2 lebih rendah dari pada nilai ps. Tekanan minyak untuk tanda
bahaya ditentukan 1,5 kg/cm'?lebih rendah dari pada po untuk Kelas A dan B dan
0,5 kg/cm'z lebih rendah dari po untuli Kelas C.

5.6 Karakteristik Turbin Air


5.6.1 Kecepatan Jenis

Kecepatan jenis atau cepat jenis (specific speed) adalah kecepatan turbin model
(turbin dengan bentuk sama tetapi skalanya berlainan), yang bekerja pada tinggi I
satuan tinggi jatuh dan dengan debit 1 satuan debit dan menghasilkan daya (output)
I satuan daya. Rumusnya adalah sebagai berikut:a)

,": nffi (40)

di mana ,x: putaran turbin (rpm)


P: dayd yang ke luar (kW)
11 : tinggi jatuh effektif (m)

Daya.yang dimaksud dalam hal ini yaitu daya yang ke luar dari setiap rotor (runner)
atau setiap mulut pancaran (nozzle). Pada turbin jenis aliran rangkap, daya tersebut
adalah 112 dari daya satu roda putar. Rumus berikut dipergunakan untuk menentukan
daerah kecepatan jenis :s)

Turbin Pelton: 12
= n, = 23 (41)

Turbin Francis: r, : ffi + :O (42)

Turbin aliran diagonal: n, : ,ffi + +o (43)

Turbin baling-baling i n,: ffi + so (44)

Bila diketahui tinggi jatuh air effektif dan debit maksimumnya, maka dapat
diketahui pula daya yang ke luar. Jika kecepatan jenis diketahui, maka dapat dihitung
kecepatan putar ,r, berdasarkan rumus

Hs/4
n: n"Vtn (4s)
66 Bab 5. Turbin Air

5.6,2 Efisiensi

Setiap jenis
turbin setiap dan
kecepatan jenis masing-masing mempunyai
lengkung efisiensi yang berbeda-beda, : 19,5

seperti terlihat dalam Gbr. 37. Tabel 10 4


dar. 12memperlihatkan lengkung efisiensi Aliran Diagonal a, : 26O
(untuk setiap roda putar pada turbin td

Francis dan satu mulut pancaran pada


turbin Pelton),dengan daya ke luar masing-
masing 2.500 kW dan 10.000 kW. Pada
turbin dengan kapasitas yang lebih besar,
maka dapat ditambahkan efisiensi tamba-
han seperti yang diperlihatkan dalam 40 50 60 70 80 90 t00

Tabel ll dan 13. Deya Kelurr ( %)

Gbr' 37
5.6.3 perobahanDebitdanEfisiensidengan #H,,TJ,:-Tt*#rt"f,I
Perobahan Kecepatan Cepat Jenisnya.

Untuk turbin Pelton, perubahan kecepatan tidak akan mempengaruhi debitnya.


Hal ini disebabkan karena kecepatan aliran pada mulut pancaran akan berobah sesuai
dengan berobahnya kecepatan. Pada turbin Francis, perubahan kecepatan akan sedikit
mempengaruhi debitnya. Perubahan debit yang sangat kecil ini sesuai dengankecepatan
jenis dari turbin. Untuk turbin aliran diagonal dan turbin jenis baling-baling
Tebel 10. Efisiensi Turbin Pelton

Diameter Total/Diameter Pancaran 8 l0 t2 t6


Pada Daya Maksimum (/") 85 87 87,5 87,5

Pada Efisiensi Maksimum (%) 86 88,5 89,5 89,5

Tabel 11. Efisiensi Tambahan untuk Turbin Pelton

Daya Maksimum (kW) per Mulut


500 1.000 2.5N 5.000 10.000 30.000
Pancaran

Efisiensi Tambahan (l) -1,0 -0,5 0 +0,5 +1,0 +1,5

Tabel 12. r'.ffsiensi Turbin Francis dan Kaplan

4, 60 yJ 120 I50 190 250 300 350 400 450 5@ 6@


Pada Daya Maksimum ( %) 86,5 88 88,5 89 89,2 88,5 87,5 88 88,s 88,8 89 87,5
Pada Efisiensi Maksimum (f) 89 90 90,5 91 91,2 91 90,5 90 90,5 90,8 91 90

Tabel 13. Efisiensi Tambahan untuk Turbin Franeis dan Kaplan

Daya Maksimum (kW)


per Mulut Pancaran
1000 25W 50@ 10000 30000 6flm r00000

Efisiensi Tambahan (%) -2,5 - I,5 -0,5 0 +0,5 +I,0 +1,5


5. 6 Karakteristik Turbin Air 67

(propeller) perubahan kecepatan sangat besar pengaruhnya pada debit. Perubahan


kecepatan akan mempengaruhi besarnya efisiensi turbin. Oleh karena itu turbin selalu
dibuat demikian rupa sehingga dicapai efisiensi yang tertinggi pada kecepatan yang
telah ditetapkan. Bertambah atau berkurangnya efisiensi karena perubahan kecepatan
diperlihatkan dalam Gbr. 38.

5.6,4 Perobahan Debit, Efisiensi dan Daya dengan Perobahan Tinggi Jatuh

Turbin air selalu dibuat demikian rupa sehingga dapat diperoleh efisiensi tertinggi
pada tinggi jatuh air tertentu. Apabila tinggi jatuh bertambah besar, maka kecepatan
putar akan bertambah pula. Demikian pula debit dan daya yang ke luar dari turbin
akan bertambah besar, apabila 11 bertambah besar. Hubungan-hubungan itu dapat
dinyatakan dengan rumus berikut:

n' / Ht\t/z
7: \E/ (46)

Q' /H'1'''
o-\E)
- (47)

P', / Ht\3/2
z: \irl (48)

di mana H, Q, P dan z adalah nilai-nilai sebelum perubahan, H,, e,,p, dan n, adalah
nilai-nilai sesudah perubahan.

I
-/
aEB z. 4, s.\ iie
g
t

2
,l

,z 7
q

886 \ G80 r")


frl 1. Frmcis z, : 150
2. Frucia r, : 196 N $il
3. Frucis n. : 300 - \ e70
t
I $S,\'
82 4. P€lton n, :19,1 iao
e
-
5. Krplu ,r :390
f, 120 ^{
.)\
E
I I
_-t4
IJ 3 4

I 'z
.\ --'
r$

AO --
100 110

Kcepstrtr (%)

Gbr.38 Efisiensi d"n Debit sebagai 50 60 70 80 90 100 ilo 120 130 140 1s0

Fungsi Perubahan Kecepa- Tinggi Jrtuh Bereih (%)


tan. Gbr.39 Efisiensi, Debit rtan Daya Keluar
sebagai Fungsi Perubaban Tinggi
Jatult.
68 Bab 5. Turbin Air

Untuk PLTA jenis waduk, perubahan tinggi jatuh sesuai dengan perubahan musim.
Untuk waduk-waduk yang perubahan tinggi permukaan airnya sangat besar, tinggi
jatuhnya akan mengalami perubahan yang besar pula. Debit yang mengalir melalui
rotor berobah sebanding dengan Ht/2 dan daya yang ke luar berobah sebanding dengan
H3/2. Oleh karena itu akan tidak menguntungkan apabila turbin dibuat untuk debit Q
yang paling besar, karena disamping ukurannya akan menjadi sangat besar, dan dengan
demikian menjadi mahal, juga karena penurunan debit akan mengakibatkan penurunan
efisiensi.
Juga tinggi terjun ,Fl harus dipilih sehingga tercapai produksi tenaga tahunan yang
maksimum. Karakteristik dari turbin pada perubahan ,F/ selalu dapat diketahui, karena
perubahan kecepatan putar, debit, dan lain-lain, selalu akan sesuai dengan perubahan
,F/. Gbr. 39 memperlihatkan satu contoh grafik efisiensi sebagai fungsi dari perubahan
tinggi jatuh 11,

5.6.5 Kecepatan Lari

Kecepatan lari (runaway speed) suatu turbin adalah kecepatan putar turbin tanpa
beban dengan debit tertentu. Kecepatan maksimum yang mungkin terjadi dinamakan
kecepatan lari maksimum. Pada turbin yang memiliki rotor yang dapat digerakkan,
ini akan terjadi bila kedudukan sudu rotor (runner blade) dan baling-baling antar
(guide vane) yang berbeda-beda dan tak ada hubungannya satu sama lain. Apabila
tinggi jatuh air berobah-obah, maka dipakai kecepatan lari yang terbesar yaitu sesuai
dengan H yang terbesar. Pada umumnya, kecepatan lari adalah 1,85 kali kecepatan
putar normal (kecepatan putar yang direncanakan) untuk turbin Pelton, 1,6-2,2 kali
untuk turbin Francis, 1,8-2,3 kali untuk turbin air diagonal d,an 2,2-3,2 kali untuk
turbin Kaplan.

5.7 Perubahan Tekanan

Apabila pintu turbin tiba-tiba ditutup, maka akan timbul tekanan yang terjadi
karena adanya pukulan air (water hammer). Kenaikan tekanan ini kemudian akan
diteruskan ke rumah turbin dan pipa pesat. Perhitungan perubahan tekanan yang
terjadi hanya sesaat ini oleh Allievi dirumuskan sebagai berikut:6)

AH_n(n+.Jn'*4) (4e)
Ho- 2
n: Laol(gt Ho) (50)

di mana Ho: tinggi jatuh air efektif (m)


AH: bertambah atau berkurangnya tekanan air (m)
r_ L- panjang pipa pesat (m)
g: gravitas (m/s')
uo: perubahan kecepatan aliran di dalam pipa pesat (m/s)
t: waktu menutup dan membukanya pintu (s)

Dalam hal terjadi pengurangan beban, maka tanda di muka tanda akar menjadi *.
Hubungan dalam rumus (49) dapat dilihat dalam Gbr. 40. Apabila diameter dalam dari
pipa pesat di beberapa bagian berbeda-beda, maka nilai E Zo dipergunakan sebagai
pengganti Lao dalam rumus di atas. Panjang L adalah jumlah seluruh panjang pipa
5.8 Perobahau Kecepatan 69

Tabel 14. Batasan Variasi Tekanan

Turbin Pelton t0%


Turbin-Turbin Francis, diagonal
dan Kaplan 30
dengan Pengatur Tekanan 1s-30% 20
tanpa Pengatur Tekanan; dan 10
tinggi terjun kurang dari: 0
25m 30-60%
50m 2s-s0% n: Lvol(ud|.
100 m 2s-4% Gbr. 40 PerubahanTekanan
200 m , <_1< o./
sebagai Fungsi z

pesat mulai dari masuknya air sampai ke pusat turbin, ditambah dengan panjang dari
pipa lepas (draft tube). Panjang pipa lepas ini sangat besar pengaruhnya pada nilai
tersebut bila pipa pesatnya pendek, seperti pada PLTA dengan bendungan. Untuk
menggampangkan gambaran dari pada kenaikan tekanan, biasanya kenaikan ini
dinyatakan dalam persentase. Namun, perlu juga ada gambaran mengenai nilai tertinggi
tekanan air tadi pada keadaan-keadaan yang sementara sifatnya. Pada umumnya nilai
tersebut dinyatakan dengan kolorn air (m), atau dengan tekanan air maksimum (m).
Perubahan tekanan maksimum yang sifatnya sementara biasanya ada dalam suatu
batasan seperti dinyatakan dalam Tabel 14,

5.8 PerubahanKecepatan

Yang dimaksud dengan perubahan kecepatan pada turbin adalah perbandingan


perubahan kecepatan putar terhadap kecepatan putar dasar (rated). Perubahan
kecepatan ini biasanya di bawah 351, tetapi akhir-akhir ini ada kecenderungan untuk
menaikkan nilainya sampai di bawah 40\, karena turbo-generator memang dibuat
untuk menahan kekuatan mekanis bila terjadi kenaikan kecepatan sampai 401.
Namun, ada mesin-mesin pembantu yang tidak kuat menahan kenaikan kecepatan
sampai 401, yang ditimbulkan oleh kenaikan frekwensi sumber tenaga. Disamping
itu, perlu diperlihatkan pula pengaruh dari terlalu kecilnya G Dz terhadap stabilitas
peralihan dari sistim transmisi tegangan tinggi. Untuk keperluan ini diperlukan peneli-
tian teknis yang cukup mendalam terhadap masalah tersebut.
Bila daya ke luar dari turbin berbanding lurus dengan membuka dan menutupnya
pintu pemasukan air pada turbin, dan bila berubahnya tekanan air pada pipa pesat dan
kecepatan putar tidak dihitung, maka perubahan kecepaian dapat dinyatakan dengan
rumus berikut:?)

180P(t -r 2c)
^ AA
- nzGD2
(51 )

di mana P: perubahan beban (kW)


n: kecepatan putar dasar (rpm)
GDz : -
efek roda gila (tm,)
I: waktu menutup dan membukanya pintu turbin
?: waktu yang diperlukan dari keadaan terbuka penuh sampai menu-
tupnya pintu turbin
Bab 5. Turbin Air
Namum, gejala yang terjadi sebetulnya sangat kompleks, karena pengaruh perubahan
tekanan, perubahan kecepatan dan lainJain tersebut. Dengan demikian, maka sukar
sekali untuk menghitung perubahan kecepatan dengan perhitungan yang sederhana.
Karena itu untuk memperoleh hasil perhitungan yang teliti, perlu digunakan komputer
elektronik, dengan memerinci satu persatu pengaruh perobahan kecepatan dan waktu
yang diperlukan untuk membuka dan menutup pengatur kecepatan'
Dengan memperhitungkan pula pengaruh pelepasan beban, perubahan tekanan air
dan kecepatan, maka jika kecepatan lari adalah n,, hatga An dapat dihitung dari per'
samaan berikut:8)

(s2)

Ar:O+ (53)

An:n' n- ' (54)

l(: 0,8 - 0,9

di mana n, : kecepatan lari (rpm)

5.9 Kavitasi

Jika kavitasi timbul pada turbin yang sedang berjalan, maka akan terjadi gejala-
gejala yang berbahaya terhadap turbin, di antaranya, menurunnya efisiensi, timbulnya
getaran, terdengarnya berisik, dan lainJain. Dalam turbin air, kavitasi terutama terjadi
pada bagian-bagian sudu rotor yang menghisap air, pada ujung sebelah bawah dan atas
dari roda putar, pada pipa isap, pada bagian belakang sudu rotor, dan sebagainya.
Untuk menghindarkan bertambahnya kavitasi perlu:
(a) memilih sudu rotor yang tepat bentuknya, membuatnya secara teliti dan
penyudahan (finishing) permukaannya harus baik;
(b) memasang rotor pada posisi yang rendah terhadap permukaan air sebelah
bawah (tail water);
(c) memilih kecepatan jenis yang kecil;
(d) memberi udara dalam jumlah yang tepat pada bagian atas dari pipa lepas;
(e) melapisi sudu rotor dengan bahan yang tahan terhadap kavitasi, seperti baja
tahan-karat (stainless steel) 13 Cr dan 18-8 Vi-Cr, atau membuatnya seluruhnya dari
bahan-bahan ini.
Faktor kavitasi dari Thoma adalah yang umum dipakai, dan merupakan angka
indeks bertambahnya kavitasi :e)

o:uu*J (5s)

: tinggr jatuh air efektif (m)


Ff
Ho: tekanan uap air di sebelah bawah sudu rotor atau pada bagian atas pipa
lepas (m)

H,: tir'ggt isap (m)


H": tekanan atmosfir (m)
5. 9 Kavitasi 7t

Faktor kavitasi di mana kavitasi bertambah sangat besar dan efisiensi turbin tiba-tiba
menjadi sangat turun disebut faktor kavitasi kritis (o"). Faktor kavitasi ini akan berubah
bila kecepatan jenis turbin berubah. Faktor kavitasi instalasi (o) pada waktu turbin
berjalan dalam keadaan normal, hendaknya mempunyai kelonggaran yang cukup
terhadap o". Hubungan antara kecepatan jenis dan o dapat dilihat dalam Gbr.41.
Hubungan antara tinggi turbin dari permukaan air laut dan tekanan atmosfir dapat
dilihat dalam Gbr.42 (a). Hubungan antara tekanan uap air kenyang dan temperatur
air dapat dilihat dalam Gbr. a2 (b).

I,O

O,E

0.6 o,
0.4
- 6c
0,2
'/
0
50 100 200 300 300 400 500

a, (m-kW) a, (m-kW)
(a) (b)

Gbr.41 Hubungan antara 6 dan z, untuk.


(a) Turbin Francis
(b) Turbin Kaplan

(b) Gbr.42(a)
I Hubungan antara
I Tinggi di atas Per-
mukaan Iaut dan
? 0,3 Tekanan Atmosfir.
.i
o
e.6 E
a
/
d

< 9,4
'o 0,2
I E
A d
6 ll
r< Gbr.42(b)
O,I Hubungan antara
Suhu Air dan Te.
kanan Uap.
0 200 400 600 800 1.000 1.200 10 20 30
Tincgi di Ates Permukaan Lrut (m) Suhu Air ("C)

Tinggi (m) 0 100 200 300 400 500 600 700 E00 9m t.(m
Tekanm Atmosfu (1) 10,33 10.21 10, l0 9,95 9,8s 9,72 9,62 9,50 9,19 9,28 9,17

(m Kolom Air) (2) 10,01 9,89 9,78 9,63 9,53 9,40 9,30 9,1E 9,VI 8,96 8,85

(1) Tekm etmcfu rtrn&r prde 0"C


(2) Nilri yuc mirus 0,32mterhedep tekm uep dogu cuhu dr25.C

Suhu Air ('C) 0 l0 15 20 25 30 35

Tekanan Uap (m Kolom Air) 0,06 0,09 0,13 o,t7 o,u o,32 0,43 0,57
72 Bab 5. Turbin Air

5.10 Pengujian Model


Pengujian model turbin dilakukan dengan maksud untuk meramalkan karakteri-
stik hidrolik dari turbin yang bersangkutan. Model turbin mempunyai persamaan
geometris dengan turbin yang sesungguhnya. Bagian-bagian dari turbin yang mempunyai
pengaruh terhadap karakteristik hidroliknya, seperti misalnya rotor, baling-baling
antar, rumah siput (scroll case), pipa lepas, dan lain-lain, diuji dalam keadaan yang
sama pada modei turbin. Untuk model turbin air, ukuran diarneter rotornya biasanya
di atas 350 mm, sedang untuk turbin pompa yang dapat dibalik (reversible) diameternya
adalah 250 rnm. Diameter rotor untuk turbin Francis adalah diameter pada tempat
keluarnya air, untuk turbin baling-baling diameter luar dari rotor, dan untuk turbin
aliran diagonal diameter standarnya. Tinggi jatuh air efektif, debit, kecepatan putar,
diameter rotor, dan efisiensi dari turbin prototip dinyatakan berturut-turut oleh H, Q,
n, D dan rr, sedangkan untuk turbin model dinyatakan dengan H', Q',n', D' danq'.
Dengan demikian, maka, apabila turbin model dijalankan dalam keadaan yang sama
dengan turbin prototip, berlaku hubungan:

n' : n(*)(#)"' (s6)

Apabila untuk suatu n', diketahui debit dan daya keluarnya, maka akan dapat
diketahui pula karakteristik turbin prototipnya. Adapun debit dan daya keluar turbin
prototip dapat diketahui dari rumus-rumus berikut:

o : Q'(#)'(#)"' (s7)

, : ,(*)'(#)'''(#) (s8)

Dalam pengujian model, tinggi jatuh efektif dapat dikatakan konstan. Dengan
merubah debit, tinggi jatuh, kecepatan putar dan mengingat pula akan rumus (52),
maka karakteristik turbin prototip dapat diramalkan atau diketahui. Pengujian model
dapat pula dilakukan untuk mengetahui karakteristik turbin terhadap kavitasi. Dalam
pengujian kavitasi dapat dilakukan penelitian tentang efisiensinya, debitnya, daya
keluarnya, dan bertambah besarnya kavitasi, dengan jalan merubah-rubah faktor
kavitasinya. Rumus-rumus Moody dan Ackeret banyak digunakan untuk dapat
meramalkan besarnya efisiensi turbin prototip dari percobaan-percobaan terhadap
model:10)

q-t ,t-r')(#) (se)

4: t - 1t2(t -- n'){r + (g)"'(#)""\ (60)

Contoh-contoh hasil pengujian model dapat dilihat daiam Gbr. 43 dan Gbr. 44.

5.11 Dirnensi dan Berat Turbin

5.11.1 Dimensi Kasar Turbin Francis


5. I I Dimensi dan Berat Turbin 73

1,0 1,2

,r' 0,098
\ o
d ?E o.oru
\ d o,oro
\ 0,88
P

+
\- 0

F* h \
i-
r>
F
_t
4
rc. \ E+, 0,8
nn Ol \
tJ s^
o
) 92

!\
o
\ \\o
90
ll

b ,l
s
0,4
88
0,02 0,04 0,06 0,08 0,10
6

Gbr.44 Contoh Hasil Pengujian Kavitasi


80 10o 120 140 160 t80 200 220 pada Model.
rr (rpm)

Gbr.43 Contoh Hasil Pengujian Efisiensi


pada Model.

Dimensi rotor ditentukan menurut rumus berikut:r1)

o, : 6ok' JIttH : 84,6k, ^/ H (61)


nnn
B: Q _ (62)
nDp^1*/29H
n_ 4Q 0,2880
"'z- (rEc;@)"- CJFI''' (63)

di mana H : tinggi jatuh efektif (m)


Q: debit (m3/s)
r: kecepatan putar (rpm)
D,: garis-tengah rotor di tempat masuknya air (inlet) (m)
D,: garis-tengah rotor di tempat keluarnya air (outlet) (m)
B: tinggi pemasukan air di rotor (m)
kr,C^r, Cz: Gbr.45. Apabila
koefisien yang nilainya dapat dicari dalam
D, dari rotor diberikan berdasarkan rumus (63) atau Gbr.
46,maka dimensi turbin dicari dari Gbr.47 dan Gbr.48.

5.11.2 Dimensi Kasar Turbin Jenis Aliran Diagonal dan Turbin Baling-Baling

Dimensi rotor untuk turbin jenis aliran diagonal dan baling-baling ditentukan
menurut rumus berikut:1 1)

D": 60k.N/W : g4,6k.J H (64)


ftn n
74 Bab 5. Turbin Air

2,0 5
Z,
0,6 ?
4
fl:50m
,oo\l\L
I
%
o,,J I
I D1 ID, c
a
7/
:0,6
iJ
j a a !1
6
a 1c
BID' t ./
10,, F
t3
I
c.! E
4

0
7
100 200 300 400
E
xAc
I
0,9 ./
,, 7
. r5(m.kW)
0,8
o,7
Gbr.45 Koefisien Dimensi Rotor Turbin 56 8 I0 20 30 405060 80100 200
Francis. Debit (m:/s)

Gbr. 45 Diameter Rotor Turbin Francis di


Ternpat Air Keluar (D2).

xDt

2,0
\ o
E
N L
.9
/,5 \ c

-c
x
o
d \ 1
-
I,o a
o 100 200 3oo 4oo 5O0
zr(m
- kW)

Gbr.47 Koefisien Dimensi Utama. Gbr.48 Koefisien Dimensi Rumah Siput.

di mana D, : diameter luar atau diameter standar dari rotor (m)


Dr : diameter poros dari rotor (m)
7: jumlah bilah rotor

k, : koefisien yang nilainya dapat dicari dari Gbr. 49, bila Du dan Z
diketahui.

Dimensi luar turbin dapat dicari dari Gbr. 47 dan Gbr. 48.

5.11.3 Dimensi Kasar Turbin Pelton


II)
Dimensi rotor turbin Pelton dapat dicari dengan mempergunakan rumus berikut:
5.12 Referensi 75

aC
0,5; E
Q!

tr
0.4

300 4oo 500 600 7oo 800 900 1.000 1 2 3 4 6 8lo 20 3o1o 6o6otoo
a,(m-kW) xtDzkWly'/d_

Gbr.49 Koefisien Dimensi Turbin Kaplan Gbr. 50 Berat Turbin Air.


dan Jumlah Bilah Rotor.

p_ 60k, J1-gH : e6 _ 40) "/F (65)


ltn n

d: J@
lta o

ur: C"*/IqH
di mana D : diameter rotor (m)
d: diameter pancaran air (m)
r: kecepatan keliling (peripheral) rotor (m/s)

0: debit tiap mulut pancaran (mr/s)


kr :0'42- 0'47
C': 0'96 - 0'98
Dld:9 - 24, dan mempunyai rumus sebagai berikut:
2d :- qsq"Jen
aofl,
(66)

Dimensi diameter luar turbin Pelton vertikal dinyatakan dalam Gbr. 47. Nilai-nilai
dalam Gambar ini merupakan kelipatan dari Dr, Do dan D.

5.11.4 Berat Turbin Air

Berat kasar turbin air diberikan dalam Gbr. 50.

5.12 Referensi
Dalam Bab ini digunakan referensi terhadap karya-karya berikut ini:
1) Japan Electrotechnical Committee, Water Turbines, JEC-l5l (1968), Denki Shoin,
hal.24.
2) Ibid.,hal.25.
Bab 5. Turbin Air
3) Recommendatdon, No. 21.1.1965, Electrical Cooperative Research Association of
Japan.
4) W. P. Creager, J. D. Justin, Hydroelectric Handbook,2nd edition, John Wiley and
Sons, New York, 1955, hal. 825.
5) Water Turbines, op. cit., hal. 15.
6) Allievi, "Theory of Water Hammer" (translated by E. E. Halmos), Transactions
ASME,1929,
7) Publications 41, International Electrotectrnical Commission, Geneve, 1963.
8) Handbook of Electrical Engineering,Instituteof Electrical Engineers of Japan, 1967,
hal. 998.
9) D. Thoma, "Die Experimental forschung in Wasserkraftfach", Z.d.Y.D.I, 14 Maru
1925.
l0) L. F. Moody, The Propeller Type Turbine, Proceedings ASME,1925.
1l) Handbook of Electrical Engineering, op. cit., hal. 999.
BAB 6. PERALATAN DAN
FASILITAS.FASILITAS
LISTRIK

6.1 Generator

6.1.1 Kelasifikasi Generator

Berdasarkan arah porosnya, generator turbin air dibagi dalam golongan poros
datar (horizontal) dan golongan poros tegak (verticat). Golongan poros datar sesuai
untuk mesin-mesin berdaya kecil atau mesin-mesin berputaran tinggi, sedang golongan
poros tegak sesuai untuk mesin-mesin berdaya besar atau mesin-mesin berputaran
rendah. Penggunaan golongan poros tegak sangat baik bagi generator-turbin air,
antara lain, karena golongan poros tegak memerlukan luas ruangan yang kecil diban-
dingkan dengan golongan poros datar. Ditinjau dari letak bantalannya (bearing),
golongan poros tegak ini dibagi pula dalam empat bentuk berikut:
(l) bentuk biasa (conventional), yang dilengkapi dengan bantalan poros-dorong
(thrust bearing) di atas rotor (periksa Gbr. 5l (a));

t.-
[,--_l
1'
I

L]
1I t
I

(a) Jenis Biese (b)


I+ +I
Jenis Peyug (c) Jenis Setengeh-Pryung
T
+
(il) Jenis Penuiug Bswsh

Gbr. 51 Kelasifikasi Generator menurut Posisi Bantalannya.

(2) bentuk payung (umbrella), yang dilengkapi dengan bantalan poros-dorong


di bawah rotor (periksa Gbr. 5l (b));
(3) bentuk setengah-payung (semi-umbrella), yang dilengkapi dengan bantalan
poros-dorong dan bantalan antar (guide bearing) bawah di bawah rotor, dan bantalan
antar atas di atas rotor (periksa Gbr. 5l (c));
(4) bentuk penunjang bawah (support type), yang dilengkapi dengan bantalan
poros-dorong di atas tudung turbin air (periksa Gbr. 5l (d)).
Menurut sistim pendinginannya dikenal dua bentuk, yakni saluran terbuka (open)
dan saluran tertutup (closed). Dalam hal pendinginan udara saluran terbuka, udara
dihisap langsung dari suatu bangunan ke dalam tudung generator, lalu dibuang ke
78 Bab 6. Peralatan dan Fasilitas-Fasilitas Listrik

luar bangunan itu melalui saluran udara itu. Dalam hal pendinginan udara saluran
tertutup, udara dihisap ke dalam dan dikeluarkan lagi dari suatu bangunan melalui
saluran-saluran tersendiri. Mesin-mesin berdaya besar biasanya dilengkapi dengan
tudung dengan sistim peredaran udara tertutup, di mana udara di dalam mesin die-
darkan melalui suatu pendingin udara. Meskipun sistim pendinginan dengan zat air
(hydrogen)juga dikenal, tetapi sistim ini tidak diterapkan pada generator yang diputar
oleh turbin air karena dianggap tidak ekonomis.l)

6,1.2 Satuan Dasar

Ada satuan-satuan dasar generator yang besarnya perlu ditetapkan. Tegangan


yang lebih tinggi akan mengakibatkan bertambah tebalnya isolasi, sehingga faktor
ruangan untuk penghantar menjadi lebih kecil dan harga generator menjadi mahal.
Oleh karena itu, maka pilihan terhadap tegangan yang agak rendah memberikan
keuntungan dalam perencanaan (design). Akan tetapi tegangan yang terlalu rendah
dibandingkan dengan kapasitasnya akan menyebabkan berkurangnya jumlah lilitan
pada gulungan stator, sehingga membatasi keleluasaan perencanaan, dan tidak eko-
nomis. Bila kawat-kawat hubung dan peralatan penghubung (switch gear) antara
generator dan transformator diperhitungkan, maka dinaikkannya tegangan menyebab-
kan berkurangnya biaya. Berhubung dengan hal-hal di atas, maka dapatlah diberikan
secara kasar, standar tegangan 3,3 kV untuk 3 MVA atau kurang; 6,6 kV untuk
5-10MVA; ll kV untuk 10-50MVA; 13,2 untuk 50-100MVA; l5,4kV atau 16,5
kV untuk kapasitas di atas 100 MVA.
Pada umumryafaktor daya dipilih antara 0,85-0,90. Akan tetapi pada keadaan
faktor daya beban yang baik, dapat dipilih faktor daya lebih dari 0,95 untuk sentral-
sentral yang dihubungkan pada saluran transmisi jarak jauh dengan tegangan sangat
tinggi (EHV). Sekalipun pada umumnya perbandingan hubung-singkat (short-circuit
ratio) ditetapkan kira-kira 1,0 (kecuali bila terdapat perincian lain), dapat juga diambil
nilai kurang dari 1,0 bila dipandang perlu dari sudut ekonomi. Bagi generator turbin
air yang sedikit jumlah kutubnya, peninggian faktor daya secara ekonomis lebih baik
daripada pengurangan perbandingan hubung-singkat.
Kecepatan putar yang lebih tinggi sebaiknya dipilih dari angka-angka seperti yang
terqantum dalam daftar-daftar standar,2) seperti Tabel 15, dengan catatan bahwa
kecepatan yang dipilih harus tetap ada dalam batas-batas kecepatan jenis turbin.
Apabila kecepatan yang dipilih tidak terdapat dalam tabel tetapi ternyata lebih me-
nguntungkan, maka sebaiknya diminta penjelasan lebih lanjut dari pabriknya.

Tabel 15. Kecepatan Putar Sinkron dari Generator (rpm)

Jumlah Kutub 50 (Hz) 60 (Hz) Jumlah Kutub 50 (Hz) 60 (Hz)

6 1.000 1.2N 32 188 225


8 750 900 36 167 200
10 600 720 40 150 180
t2 500 600 48 t25 150
t4 429 514 56 107 129
t6 375 450 & 94 113
18 333 zt00 72 83 100
20 300 360 80 75 90
24 250 300 88 68 82
28 214 257
6. I Generator 79

rlo
rlr

I Pengatur Generator t4 Laba-Laba Rotor 27 Baut Angker Penyokong


2 Penguat (Exciter) 15 Jalur Magnit Rotor Sebelah Bawah
3 Komutator 16 Kipas Pendingin Atas 28 Dasar Penyokong Sebelah
4 Cincin Selip t7 Gulungan Medan Bawah
5 Kunci Cincin 18 Pelat Ujung Kutub 29 Penyokong Sebelah Bawah
6 Thrust Collar 19 Inti Kutub 30 Tutup Sebelah Bawah
7 Bantalan Antar Atas 20 Gulungan Angker 31 Gulungan Peredam
8 Metal Jalan Poros-Dorong 2t Penguat (Brace) Gulungan 32 Kipas Angin Bawah
(Thrust Runner) Angker
a) Pelat Ujung Inti Angker
33 Cincin Pengerem
9 Bantalan Poros Dorong 34 Rem
IO Pipa Pendingin 23 Inti Angker 35 Rotor Bantalan Antar Bawah
l1 Penyokong Sebelah Atas 24 Kerangka Stator 36 Bantalan Antar Bawah
12 Antaran Kipas Atas 25 Dasar Stator 37 Pendingin Udara
13 Poros 26 Baut Angker Stator 38 Tudung (Hood)

Gbr. 52 Generator-Turbin Air Jenis Poros Tegak.

6.1.3 Konstruksi

Kerangka dari stator (periksa Gbr. 52)


biasanya dibagi dalam berbagai bagian
untuk memudahkan pengangkutan. Inti
stator terdiri atas segmen-segmen pelat baja-
silikon yang tebalnya 0;35-0,5 mm yang t
diikat- ?
dirapatkan, disusun berlapisJapis dan
kan dengan pelat-pelat ujung oleh baut. $
Setiap 50-60 mm lapisan (Iamination) diberi E
saluran udara selebar +10 mm. Gulungan
stator dibuat dari penghantar tembaga yang
diisolasikan dengan bentuk pelat dengan
t -.
penampang persegi panjang. Gulungan de-
ngan bentuk ini dibalut dengan pita mika 20 40 60 80 100 120 140 t6o
Kapasitas (MVA)
sebagai isolasinya dan diresapi dengan damar
(resin) atau persenyawaan sintetis. Akhirnya Gbr.53 Contoh Karakteristik Generator
dengan Belitan Tunggal.
gulungan itu dipanaskan dan ditekan. Gulu-
ngan belitan tunggal kadang-kadang digunakan untuk menghindari gagalnya isolasi
antara lilitan penghantar. Gbr. 53 memperlihatkan suatu contoh generator yang dibuat
Bab 6. Peralatan dan Fasilitas-Fasilitas Listrik

dengan belitan tunggal.


Untuk rotor dikenal dua macam jalur magnit (yoke):
(l)bentuk cincin, yang dibuat dengan cara menyusun berlapis pelat-pelat baja
berbentuk cincin, atau dengan memasang baja tempa yang berbentuk cincin tebal
langsung pada laba-laba (spider) atau pada poros menurut arah aksialnya;
(2) bentuk segmen, yakni yang dapat dilepas untuk memudahkan pengangkutan
Cari mesin berdaya besar dan berputaran rendah. Segmen-segmen pelat baja yang
tebalnya 3,2-6 mm disusun berlapis sekeliling bagian luar dari laba-laba dengan jalan
mengatur setiap sambungan (segment) dari lapisan satu per-satu, sehingga merupakan
sebuah lingkaran, yang lalu diikat dengan baut-baut pengikat.
Laba-laba dibuat dari konstruksi pelat baja las, dengan baja tuang atau besi tuang.
Kutub dibuat dengan cara menyusun berlapis pelat-pelat baja (stamped) setebal 1,6-3,2
mm dengan pelat-pelat ujung. Setelah gulungan medan magnit dipasang pada kutub,
maka kutub-kutub diikat dengan pelat-pelat ujung dan baut-baut atau paku keling, dan
ditentpatkan di daiam alur (slot) yang terdapat pada bagian luar jalur magnit. Gulungan
medan magnit terdiri atas kepingan tembaga dengan ujung-ujung belitan mengarah
keluar. Untuk isolasi lapisan gulungan digunakan asbes. Gulungan medan magnit
dimasukkan ke dalam inti kutub magnit dengan leher isolasi pada ujung atas dan
barvahnya. Permukaan kutub magnit biasanya dilengkapi dengan gulungan peredam
dari batang tembaga. Gulungan peredam ini gunanya untuk meredam frekwensi
harmonis yang lebih tinggi dari tegangan lebih yang timbul pada waktu hubung-singkat
yang tidak seimbang, untuk memperbaiki stabilitas sistim tenaga dan mengurangi
gangguan dengan mencegah sistim berputar semakin cepat (hunting).
Bantalan poros-dorong terdiri atas metaljalan poros-dorong (rotating thrust runner)
yang berputar, metal duduk (stationary) yang dibagi dalam beberapa segmen, dan
penunjang metal duduk. Bantalan ini ditempatkan di dalam suatu wadah minyak.
Pendingin minyak dipasang di dalam atau di luar wadah ini.
Ada dua jenis bantalan poros dorong:
(l) Jenis engsel (pivot), dengan metal duduk yang ditunjang pada suatu titik di
punggung metal. Bila mesin berputar maka suatu lapisan minyak yang tipis sekali dan
pecah-pecah akan terbentuk di antara metal duduk dan metal jalan. Untuk penunjang
titik tunggal tadi dipergunakan baut, pegas mangkok (cup) dan pegas piring (plate).
(2) Jenis pegas (spring), di mana setiap metal duduk ditunjang oleh beberapa
pegas. Pengaturan otomatis yang mudah dapat diadakan dengan membebaskan
beberapa pegas pada ruang masuk minyak. Bentuk segmen dan bentuk silinder tersedia
untuk bantalan antar (guide bearing). Salah satu dari bantalan antarnya biasanya
dipasang di dalam wadah minyak untuk bantalan poros-dorong.
Untuk pengereman digunakan rem ongin atat rem hidrolik. Kain asbes atau bubuk
asbes yang diserapi dengan suatu campuran atau damar dipergunakan sebagai sepatu
remnya.

6.1.4 Efek Roda Gila

Generator perlu direncanakan sesuai dengan efek roda gila (flywheel effect) GD2
untuk tubin air. Nilai GDz dari generator yang direncanakan secara ekonomis disebut
CD2 normal dari generator. Sekalipun GD2 normal, tergantung kepada perhitungan
perencana, bahan dan metoda perencanaan, agak berbeda, ada kecenderungan untuk
menggunakan rumus berikut:3)

GD2 normal : 132 t (kYAltrs


(tm') (67)
n2,1s
6.2 Penguatan dan Pengatur Tegangan Otomatis 8t

di mana r: kecepatan putar (rpm)

Bila nilai GD'zdipilih lebih besar dari pada GD2 normal yang dibutuhkan oleh turbin
air, maka berat generator bertambah. Contoh keadaan ini dapat dilihat dalam Gbr. 54.

6.1.5 Berat Generator Turbin Air

Berat dari generator-turbin air berbeda-beda, tergantung pada perhitungan peren-


cana, bahan, GD', kecepatan lari turbin air, perbandingan hubung-singkat dan faktor
daya. Namun, rumus berikut ini dapat memberikan harga kasar dari berat generator
sebagai fungsi dari kecepatan putar dan daya ke luar:3)

w: to, (tY4)"io (68)

6.1.6 Batas-Batas Pembuatan Generator

Batas-batas pembuatan generator ditentukan oleh kekuatan mekanis dari rotor


pada kecepatan lari, ketentuan mengenai pengangkutan dari jalur magnit dan batas
tebal dari inti berlapis. Contoh dari batas-batas pembuatan ini diperlihatkan dalam
Gbr.55.

Batas Pembuatan Rotor Jenis Bingkai Segmen

o 1,o

a 1,4 z
sc l)
c X
d
i 1,0 d
0r 1,0 I,5 2,0 2,5 a
G D2 I G D2 normal

Gbr.54 Hubungan antart GD2


dan Berat Generator.

s0 100 200 500 1.000 2.000


Kecepatan (rpm)

Gbr.55 Batas Pembuatan Generator.

6.2 Penguatan dan Pengatur Tegangan Otomatis


6.2.1 Sistim Penguatan

Generator arus bolak-balik dijalankan dengan cara membangkitkan medan


magnitnya dengan arus searah. Sistim penguatan digolongkan menurut cara penyediaan
tenaganya. Dalam sistim penguatan mesin searah, dipergunakan sebuah generator
searah untuk membangkitkan sumber tenaganya. Untuk ini dlpakai penguat (exciter)
,shunt tunggal atau kombinasi dari penguat utama dan pandu (pilot), seperti terlihat
dalam Gbr. 56. Generator arus searah tadi dihubungkan langsung pada poros generator
Bab 6. Peralatan dan Fasilitas-Fasilitas Listrik

utama atau diputar oleh mesin lain yang terpisah, bergantung pada besarnya putaran
generator utama, kemampuan penguatan dan bekerjanya sistim kontrol.
Pada sistim eksitasi dengan arus bolak-balik, arusnya disearahkan untuk pengua-
tan. Sistim ini dimungkinkan penerapannya karena adanya perkembangan teknologi
penyearah (rectifier) semi-konduktor akhir-akhir ini. Penguatan dengan mesin arus
searah,sbcara konvensionil mempunyai kelemahan dalam hal pemeliharaan sikatnya
(brush) dan reaksi cepat dari penguat. Ada tiga jenis penguatan dengan arus bolak-
balik:
(l) dengan generator arus bolak-balik dengan eksitasi sendiri, di mana sebagian
dari daya arus bolak-balik yang dibangkitkan dipergunakan untuk eksitasi; rangkaian
yang dipergunakan terlihat pada Gbr. 57;
(2) dengan generator arus bolak-balik tanpa sikat, di mana arus bolak-balik dari
generator yang dipergunakan sebagai eksitasi disearahkan dengan penyearahan (atau
rectifier) pada rotor generator utama, langsung dialirkan pada lilitan penguat magnit
tanpa menggunakan cincin selip; rangkaian sistim terlihat pada Gbr. 58;
(3) dengan generator arus bolak-balik majemuk (compound) dengan eksitasi
sendiri (periksa 6.3).

*ffie= Iffifro
Gbr.57
Generator
..{)___)
ffiffi Bolak-Balik
dengan Eksitasi

",ffi* ffiE**
Sendiri.

L'^ '^L
lavn I, UIEI
Gbr.58

mffi*
Generator

@j
ffim**
ffir
Bolak-Balik
Tanpa-Sikat.

(e) Jcnis Shut Tunggrl (b) Jenis Kombimsi ACG : Generetor Bolak-Balik
E, : Peagu.t (Exciter) Utru
SL : Peniuet (Exciter) Prndu (Pilot, Sub-)
Gbr. 56 Penguatan (Excitation) AYR :
:
Autometic Yottage Reguletor
dengan Penguat Searah. MA Penguat (Amplifi*) Megnetis
RA -Pengurt(Anplifier)Putx

6.2.2 Kenempuan dan Tegangan Penguat

Batas kemampuan sebuah penguat harus lebih tinggi sedikit dari pada kebutuhan
untuk menjalankan generator utama pada daya dan faktor daya rlominalnya (Tabel 16).
Di Jepanga) standar tegangan untuk penguat adalah ll0 atau 220Yolt, dan kadang-
kadang juga 440 Yolt untuk generator berdaya besar.

6.2,3 Pengatur Tegangan Otomatis

Pengatur tegangan otomatis (automatic voltage regulator, AVR) dibagi menurut


cara bekerjanya, yaitu jenis kontinu (continuous dutl dan jenis terputus (intermittent
duty). Jenis pertama digunakan untuk mengatur tegangan dalam batas variasi yang
6.2 Penguatan dan Pengatur Tegangan Otomatis 83

Tabel 16. Kelebihan Kapasitas Penguat

Penguat Penguat
Besaran Catatan: Kapasitas yang sesuai
Utama Pandu
diperlukan untuk operasi pada
Daya tro% t2o% tegangan dan daya dasar dengan
Tegangan t0s% 110% fluktuasi frekwensi-5 l. 100% berarti
daya keluar pada kondisi dasar.
Arus tus% tt0%

kecil tetapi tidak untuk harga tertentu, sedangkanjenis kedua untuk mengatur tegangan
pada harga tertentu dalam batas toleransi tertentu pula. AVR yang bekerja secara
kontinu diterapkan pada generator buatan tahun-tahun terakhir. Selain jenis-jenis
di atas, ada pula jenis tanpa kontak, jenis yang menggunakan tahanan secara langsung
atau tidak langsung, danjenis vibrasi. Jenis tanpa kontak dapat bekerja kontinu tanpa
menggunakan kontak (mekanis), atau operasi mekanisnya dilakukan dengan meng-
gunakan penguat magnetis (magnetic amplifier), penguat berputar (rotating amplifier),
tabung elektronis atau semikonduktor. Jenis yang menggunakan tahanan secara lang-
sung disebut juga jenis berkontak banyak (multicontact type); di sini tahanan yang
dipasang dalam rangkaian medan dari penguat (medan) diatur langsung oleh isyarat
kontrol. Padajenis yang tidak menggunakan tahanan langsung, tahanan yang dipasang
pada rangkaian medan diatur dengan perantaraan motor pengatur atau suatu meka-
nisma hidrolik. Jenis vibrasi menggunakan kontaktor untuk mengatur tegangan pada
harga rata-rata yang konstan dengan menghubungkan atau memutuskan (on-off
operation) sebagian atau seluruh tahanan yang terhubung pada rangkaian medan.

6.2.4 Respon Penguat Nominal

Pada keadaan di mana rangkaian sistim eksitasi harus disesuatkan dengan kondisi
kerja dan penguat bekerja dengan tegangan. E, pada cincin selip pada keadaan tanpa
beban, maka akan terjadi perubahan tegangan pada penguat, bila AVR dikenai variasi
tegangan yang ekivalen dengan perubahan tegangan tiba-tiba pada terminal generator
serempak (synchronous). Di sini E, adalah tegangan pada cincin selip yang diperlukan
oleh generator serempak untuk mencapai kondisi beban kontinu pada suhu lilitan
medan yang nominal. Besarnya kenaikan atau penurunan tegangan ekivalen pada
penguat per satuan waktu (V/s) selama t detik sesudah variasi tegangan diterapkan
pada AVR, dibagi dengan d, dinamakan respon penguat nominal (exciter response);
(^ periksa Gbr. 59.
c Dalam definisi ini ditentukan
4I (kecuali bila dispesifikasikan lain)
fi
I
t
E
bahwa t :0,5 detik dan variasi tega-
c
t ngan ekivalen diterapkan untuk menu-
Lues rbc : Luas edc
u
6
I
Respon Penguat Nomind :74
1cd runkan tegangan terminal generator
E
A sampai 20% di bawah tegangan
E
d
u nominalnya. Selama pengujian semua
q
{
6 mesin yang berputar yang dihubungkan
tr Wektu (s)
pada rangkaian sistim eksitasi akan
Gbr. 59 Respon Penguat Nominal. berputar pada kecepatan dasarnya.

6.2.5 Hubungan antara Sistim Tenaga dan Respon Penguat

Maksud penggunaan AVR pada generator serempak yang tersambung pada sistim
84 Bab 6. Peralatan dan Fasilitas-Fasilitas Listrik

tenaga. ialah (a) mengatur agar tegangan pada keadaan kerja normal konstan, (b)
mengatur besarnya daya reaktif, (c) mempertinggi kapasitas pemuat (charging capacity)
saluran transmisi tanpa-beban dengan mengontrol eksitasi sendiri, (d) menekan kenai-
kan tegangan pada pembuangan beban (load rejection), dan (e) menaikkan batas daya
stabilitas peralihan. Jatuh tegangan pada sumber tegangan akibat gangguan satu atau
dua fasa terhubung-singkat ke tanah besarnya antara 20-40%.Jatuh tegangan ini
terlalu besar dan AVR akan bekerja dengan efektif sekali. Namun, bila respon penguat
lebih besar dari 1,5, maka batas daya stabilitas peralihan tidak dapat dinaikkan karena
adanya gejala kejenuhan. Karena waktu variasi tegangan cukup iama AVR hampir
tidak mempenga.ruhi stabilitas keadaan tetap. Namun, stabilitas tetap naik bila respon
penguat naik.

6,2.6 Pemuatan Saluran

Pada pemuatan saluran transmisi tanpa-beban harus dipenuhi syarat mengenai


hubungan antara kapasitas pemuatan dan kapasitas generator, sehingga keadaannya
tetap stabil dan tidak menimbulkan eksitasi sendiri karena arus mendahului (leading)
yang mengalir pada transmisi. Hubungan ini dinyatakan oleh:5)

=o(+)'*, atau Q' =o(#)' , (#;)


o' (6e)

di mana O' : (l)'<uvlrl


: kapasitas pemuatan saluran transmisi pada tegangan Z

Q: daya dasar (rated) yang dihasilkan oleh generator (kVA)


V' : tegangan pemuatan (kV)
V: tegangan dasar generator (kV)
X" : reaktansi kapasitif luar dilihat dari terminal generator (Q)
Xa, : rcaktansi serempak poros-langsung (direct axis) dari generator pada
keadaan belum jenuh (pu)
/: perbandingan hubung-singkat
o : koefisien kejenuhan pada karakteristik tidak berbeban pada tegangan
nominal.

Persamaan (69) dapat dirubah menjadi:

lX"l>X6,:Q*o)Xo (70)
di mana lX,l: X" (pu)
Xa: reaktansi serempak pada keadaan jenuh (pu)

Persamaan (70) memberikan persyaratan untuk melindungi generator terhadap eksitasi


sendiri akibat pengaturan tegangan secara manual atau dengan menggunakan AVR
jenis kontak. Jika digunakan AVR jenis kontinu yang bekerja cepat, batas daerah stabil
dapat diperluas menjadi lx"l> X.. Arus eksitasi akan menjadi nol jika lX"l: Xo,,
dan akan menjadi negatip jika Xo < lx"l 1 Xo,.

6.2.7 Keadaan Operasi Mendahului


6.2 Penguatan dan Pengatur Tegangan Otomatis 85

Jika dipasang kapasitor kompensasi dan penggunaan kabel tanah untuk transmisi
diperluas, maka faktor daya generator pada pangkal pengiriman sering naik, terutama
jika beban rendah, sehingga sistim perlu bekerja dalam keadaan mendahului (leading).
Dalam keadaan ini, bila arus eksitasi kecil, maka daya sinkronisasi akan turun dengan
akibat stabilitas menjadi rendah. Batas stabilitas keadaan tetap untuk generator kutub-
menonjol (salient) ditentukan oleh persamaan:6)

(#)',* (+ '&t,
, _ X"\' (-&"-')(' + x"
X. )' (#)'
2X, X"/X"
Et
I
T,\7, . #,) ('*e#)' * (#)'
: (' * #,)'#? (71)

di mana P: dayanyatayang dihasilkan generator (pu)


Q: daya reaktif yang dihasilkan generator (pu)
e, : tegangan pada terminal generator (pu)
Xa: rcaktansi serempak porosJangsung dari generator (pu)
Xo: reaktansi serempak poros-lintang (guadrature) dari generator (pu)
X" : reaktansi luar dilihat dari terminal generator (pu)

Dalam persamaan (71), jika terminal generator diatur sehingga tegangannya e, konstan,
maka batas stabilitas tetap dinyatakan oleh lengkung-lengkung Gbr. 60. Stabilitas ini
dapat dinaikkan dengan mempergunakan pengatur tegangan otomatis jenis kontinu
yang bekerja cepat.
Batas operasi keadaan mendahului ditentukan oleh:
(a) kapasitas dasar generator (batas kenaikan temperatur pada lilitan angker);
(b) kapasitas penguat (exciter);
(c) daya mesin penggerak mula (prime mover);
(d) stabilitas tetap dan dinamis;

Batas Napasitas Penguat

Operasi pada
Baktor Dava Dasar
Fasa Membelakangi Daya Dasar
Geoetator

x x
o &

Kapasilas Dasar
Generator

xdlxq :1,5
:1,3
Gbr.61 Batas Daya Keluar Generator.
XdlXq
-
Gbr. 60 Batas Stabilitas Keadaan Tetap
(Tanpa Respon Cepat AVR).
Bab 6. Peralatan dan Fasilitas-Fasilitas Listrik

(e) batas bawah dari arus medan;


(f) jatuh tegangan dari sumber tenaga di sentral;
(g) kenaikan temperatur inti angker.
Meskipun generator bekerja dalam batas-batas yang diperbolehkan menurut ketentuan
di atas, tetapi kemungkinan keluar dari batas stabilitas masih ada, yaitu jika tiba-tiba
kondisi sistim berubah atau ada gangguan peralatan. Karena itu batas kerja keadaan
mendahului harus ditentukan dengan mempertimbangkan terjadinya gangguan demi-
kian pada sistim beban (lihat Gbr. 6l).

6.3 Generator Bolak-Balik Majemuk dengan Eksitasi Sendiri

6.3.1 Prinsip Generator dengan Eksitasi Sendiri

Dengan kemajuan teknologi dalam pembuatan penyearah semikonduktor, penguat


magnetis dan reaktor jenuh, maka terbuka kemungkinan membuat generator bolak-
balik majemuk dengan eksitasi sendiri yang mempunyai karakteristik yang berrespon
tinggi dan yang mudah diperiksa secara periodik. Jika kejenuhan magnetis dan tahanan
dari generator diabaikan, maka hubungan antara tegangan nominal yang diinduksikan
(4) dan arus beban (/r) dinyatakan oleh persamaan berikut:
E,: E, * jx,i, (72)
di mana E,: tegan1an pada terminal generator
X, : impedansi serempak

iX"iL
d
!
a
E
u
a

()

(a) Diagram Yektor (b) Rangkaiao

Gbr.62 Generator Bolak-


Balik Majemuk de-
ngan Eksitasi Sendiri.

Pada Gbr. 62, Ir" adalah arus medan yang diperlukan untuk menghasilkan tegangan
induksi sebesar 4; arus ini mengalir dari terminal generator melalui reaktor. Tegangan
terminal generator dipertahankan (konstan), artinya tidak dipengaruhi oleh besarnya
arus beban. Dengan menggunakan transformator arus, didapat u.ur i1, yang kemudian
disuperposisikan dengan ir, gana mengkompensasikan penurunan tegangan jX,i,
akibat arus beban. Dari cara ini akan dihasilkan karakteristik generator majemuk;
generator berprinsip demikian disebut generator majemuk eksitasi sendiri. Dalam
kenyataannya, kompensasi arus medan diperlukan juga karena kejenuhan magnetis
dan tahanan tidak dapat diabaikan. Juga karena ada perbedaan antara reaktansi poros-
6.3 Generator Bolak-Balik Majemuk dengan Eksitasi Sendiri 87

langsung dan reaktansi porosJintang pada generator berkutub menonjol. Karena itu
dalam cara ini pengaturan arus !r, dilakukan, sesuai dengan penyimpangan dari tega-
ngan terminal d, dengan menggunakan AVR dengan reaktorjenuh untuk menjaEaagar
tegangan terminal generator sama dengan tegangan perencanaannya. Berbagai jenis
rangkaian sistim ini terlihat pada Gbr. 63.

Sistim Reaktor Seri Sistim Reaktor Paralel Sistim CT Jenuh Sistim Transformator Kombinasi

X : Reaktor PT : Tralo Tegangan (Potential Transformer)


Ref : Rectifier PCT : Power-Cerrrent Transformer

AG : Geoerator Bolak-Balik SR : Reaktor Jenuh


AVR : Automatic Voltage Regulator STr : Transformator Jenuh

CT : Trafo Arus (Curretrt Transformer) SCT : CT Jenuh

Gbr. 63 Berbagai Sistim Generator Bolak-Balik Majemuk dengan Eksitasi Sendiri.

6,3.2 Karakteristik Generator Majemuk dengan Eksitasi Sendiri

Bila pada generator yang mempunyai penguat terpisah untuk eksitasinya ada dua
rangkaian medan magnit (untuk generator dan penguat) yang konstanta waktunya
cukup besar, pada generator dengan eksitasi sendiri hanya ada satu lilitan medan yang
konstanta waktunya lebih kecil, sehingga dihasilkan respon yang lebih cepat. Karena
itu perubahan tegangan terminal generator akibat perubahan beban yang mendadak
menjadi kecil dan keadaan dapat dikembalikan.pada harga semula dengan cepat. Ini
dinamakan pengaturan tegangan seketika (instantaneous).
Bila terjadi hubung-singkar tiga-fasa pada terminal generator, maka arus medan
melalui reaktor menjadi nol karena tegangan pada terminal menjadi nol. Tetapi arus
medan yang terjadi karena transformasi oleh transformator arus menjadi besar sekali,
sehingga arus hubung-singkat bertambah besar pula. Untuk proteksi terhadap hal
demikian dipergunakan transformator arus yang direncanakan agar medan magnitnya
akan menjadi jenuh pada arus tertentu. Umumnya kejenuhan ini direncanakan sehingga
arus hubung-singkat dibatasi antara 4 sampai 6 kali arus nominal.
Pengaruh respon yang cepat pada sistim eksitasi generator akan menaikkan stabili-
tas peralihan. Meskipun sukar mendefinisikan hubungan antara stabilitas dan respon
eksitasi secara kwantitatif, tetapi contoh percobaan simulasi transmisi seperti diper-
lihatkan dalam Gbr. 64 dapat digunakan.
Pada mesin-rnesin berkapasitas kecil kenaikan tegangan secara berangsur-angsur
dapat terjadi hanya dengan adanya remanensi magnit pada saat mesin mulai berjalan.
Tetapi untuk generator ukuran menengah atau yang berkapasitas besar perlu diperguna-
kan sumber arus searah pembantu untuk eksitasi awal supaya perkembangan kenaikan
tegangan itu dapat terjadi lebih cepat. Besar arus eksitasi awal ini kira-kira l0\ dari
arus eksitasi pada beban nol.
88 Bab 6. Peralatan dan Fasilitas-Fasilitas Listrik

220l1s00Y F- 250km ----l 1500i220V

NGR : 800r)

2LS 2LG 3LG


2 LS : Hubung-Singkat
2-Fasa
NGR I 2 LG : Hubung-Singkat
() 800 () 2-Fasa ke Tanah
-800r, 800
3 LG : Hubung-Singket
3-Fasa ke Tanah
kw kw kw NGR : Tahanan Netral
M t< (tw%) 16,5 (tN%) r2,s (too%)
2
terhadap Tanah
A t7,s (toe%) 17,5 (t06y) 15 (tzg%)
s 19 (tt9%) tg,s (ttg%) t9,s (ts6r:\
Batas Daya Stabilitas Peralihan

M : Dengan Tangan (I\Ianual)


_ 2LS A : Respon Cepat AVR
S : Eksitasi Sendiri(Self-)
x----r 2 LG
e.< 3 LG

1. Kapasitas Pirubah 250 kW:


620 MVA (22,5 kVA)
s00 Mlv (r8 kw)
2. Konstanta Geuerator:
Xa' : 0,883 Xl : 0,564
Xr' : 0,218 Xa" : 0,1t2
7a. : 0,92 sec. M :7,5
3. Lama Gangguan:9Hz
\Yaktu Tanpa Tegangen : 23 Hz

Gbr. 64 Contoh Percobaan Simulasi Transinisi.

Pemeliharaan generator jenis ini lebih mudah dibandingkan dengan mesin berputar
(rotary machine) pada umumnya karena sistim eksitasinya yang statis dan fasilitasnya
yang sederhana.
Selain karakteristik seperti diuraikan di atas, gcnerato,r majemuk dengan eksitasi
sendiri mempunyai kelemahan-kelemahan tertentu. Ruang lantai yang ada diperlukan
untuk pemasangan transformator, reaktor dan penyearah. Selain itu karena eksitasi
terbalik tidak ada maka diperlukan sumber tenaga tersendiri untuk pemuatan tanpa-
beban dari saluran transmisi jarak jauh.

6.4 Transformator
6.4.7 Jenis dan Konstruksi Transformator

Untuk PLTA banyak digunakan transformator tiga-fasa, jenis pasangan luar,


yang terendam dalam minyak. Transformator dengan pendinginan sendiri (self-cooling)
dipakai untuk kapasitas kecil; bila kapasitasnya besar, digunakan cara pendinginan
udara paksa (forced), pendinginan minyak paksa dengan memakai alat pendingin udara
paksa (forced-air cooler), dan pendinginan minyak paksa dengan memakai alat pendi-
ngin air paksa (forced-water cooler). Pemasangan di bengkel dan pengangkutan transfor-
mator yang telah dipasang di bengkel ke tempat pekerjaan sudah lazim dilakukan untuk
sebanyak mungkin menghemat pemasangan di tempat pekerjaan. Namun, karena
adanya batas berat dan ukuran dalam angkutan bagi jalan, jembatan dan terowongan
yang menuju ke tempat pekerjaan sesuai dengan tempat dan keadaan geografis tempat
6.5 Sistim Huk.ngan Rangkaian Utama t9
pckerjaan, maka akhir-akhir ini banyak dipakai transformator tiga-fasa khusus. Trans-
fomator ini terdiri dari tiga unit yang terpasang di bengkcl, yang masing-masing
mempunyai rangkaian magnit tersendiri (seperti konstruksi transformator satu fasa),
yang kemudian digabung di tempat pckedaan membentuk hubungan dan konstruksi
yang sama seperti transformator tiga-fasa. Bila transformator jenis kepala gajah (cle-
phant head type) dipakai untuk pemasangan bawah-tanah (underground) atau dalam
ruangan (indoor), maka lantai ruangan yang dibutuhkan dapat diperkecil karenadi sini
tidak ada jarak isolasi seperti pada bangunan dan pcralatan lainnya.

6.4.2 Pengenal Transformator

Kapasitas dasar transformator dipilih sama dengan daya dasar (ratcd output)
generator (kVA). Tegangan primer biasanya dipilih 5% di bawah tegangan dasar
generator. Namun, dalam beberapa hal, khususnya untuk transformator yang dihu-
bungkan dengan kawat transmisi tegangan tinggi sekali (extra-high voltage) maka,
karena faktor daya mungkin sama dengan 1,0 atau bahkan mendahului (lcading),
tegangan primer dipilih sama dengan tegangan generator. Pemakaian sistim pengaturan
tegangan dengan cara mengatur tegangan generator, sebagai pengganti dari perubahan
pcnyadap tanpa-beban (no-load tap-changer) pada sisi sekunder, lebih menguntungkan
karena mengurangi biaya akibat penyederhanaan konstruksi dan peningkatan kean-
dalannya.

6.4.3 Transformator Pemakaian Sendiri

Transformator dengan minyak isolasi sintetis yang tak dapat tcrbakar atau trans-
formator jenis kering dipakai sebagai transformator untuk pemakaian sendiri (station
service), terutama guna menghindarkan kebakaran. Pada pusat listrik yang bcrkapasitas
besar yang dihubungkan dengan sistim tenaga listrik yang besar, kadang-kadang
dibutuhkan kapasitas yang luar biasa besarnya dibandingkan dengan arus kerja normal,
karena kapasitas interupsi Ircmutus beban dan arus jangka pendek kabel mclebihi
batas tekniknya, oleh membesarnya arus hubung-singkat dalam rangkaian tcgangan
tinggi dan rendah. Dalam hal semacam ini impedansi dari transformator dapat dipilih
lebih besar dari nilai normalnya.

6.5 Sisfim Hubungan Rangkaian Utsma


6.5.1 Pemilihm Sistim Hubungan

Sistim unit dan sistim ril dipakai untuk menghubungkan generator dan transfor-
mator pusat listrik tenaga air @LTA). Dalam sistim unit generltor dihubungkan dengan
transformator dan merupakan satu unit. Dalam sistim ril (bus) diadakan sebuah ril
untuk menghubungkan bebcrapa generator dengan satu sisi transformator. Pemilihan
sistim hubungan harus dilakukan dengan mempertimbangkan pentingnya pusat listrik
(power plant) yang bcrsangkutan dan sistim pembangkitannya, jumlah rangkaian
saluran transmisi yang ke luar dari pusat listrik, sistim saluran transmisi kc luar pusat
listrik, kcmungkinan pemuatan saluran tanpa beban, sistim sinkronisasi, sistim pelaya-
naa scndiri (station servicc) dan sistim distribusi langsung.

6S.2 Contoh S|stlm Hubmgro

Bcberapa contoh sistim hubungan rangkaian uuma dapat itilihat padt Gbr. 65,
90 Bab 6. Peralatan dan Fasilitas-Fasilitas Listrik

Untuk perencanaan pusat listrik dapat digunakan gabungan dari sistim-sistim sebagai-
mana tertera dalam contoh di atas.

6.6 Rangkaian untuk Pemakaian Sendiri

Tenaga listrik untuk pemakaian sendiri (station service) disediakan dari rangkaian
generator. Penyediaan tenaga cadangan diterima dari interkoneksi saluran distribusi
pusat-pusat listrik yang berdekatan atau dari generator mesin diesel yang dipergunakan
untuk keperluan pada bendungan yang terletak berdekatan dengan pusat listriknya.
Pada pusat listrik yang penting dan berkapasitas besar dipasang generator khusus untuk
pemakaian sendiri. Tegangan tinggi rangkaian pemakaian sendiri di Jepang adalah 6,6

N : Alat Pengetauahrn Titik Nehal G : Generstor

Gbr. 65 Contoh Sistim Hubungan Rangkaian Utama.


6.7 Sistim Kontrol 9l

kY dan 3,3 kV sedang tegangan rendahnya


Generator Generator
No. 2 No. I acialah 440Y,220Y dan I 10V.7) Maka dari
itu, tegangan terminal mesin-mesin pem-
bantu umumnya adalah 200V. Tetapi, pada
pusat listrik berkapasitas besar dengan
36
r3.200 v/3.300 v mesin-mesin pembantu yang besar tega-
13.200 V /3.300 V
ngan terminalnya adalah 3 kV dan/atau
400 V.7' Sebuah contoh rangkaian penye-
diaan tenaga untuk pemakaian sendiri
dapat dilihat pada Gbr. 66.

ke Bendungan
6.7 Sistim Kontrol

Penggolongan sistim kontrol yang


dikenal adalah sebagai berikut:
(a) sistim kontrol yang otomatis
sepenuhnya (fully automatic) ;
(b) sistim kontrol yang dijalankan
oleh satu orang (one man control system);
(c) sistim kontrol pengawasan jarak
jauh (remote supervisory control system);
Lemari Penyearah
(d) sistim kontrol dengan tangan
Gbr.66 Contoh Rangkaian (manual control system);
Pemakaian Sendiri.
(e) sistim kontrol setengah otomatis
(semi automatic control system).

6.7.1 Sistim Kontrol yang Otomatis Sepenuhnya

Ini adalah sistim operasi otomatis yang mengontrol jalannya turbin air secara
otomatis, meliputi operasi dengan keadaan awal yang telah ditentukan, pembebanan
otomatis dan operasi kontinu, serta operasi penghentiannya secara otomatis bila
keadaan menghendaki atau bila terjadi gangguan, tanpa bantuan operator. Sistim ini
tepat untuk pusat listrik berkapasitas kecil yang terletak berdekatan dengan pusat
listrik pengontrolnya. Jadi sistim ini dipakai untuk mesin-mesin berkapasitas kecii dan,
pada umumnya, dengan operasi paralel dengan paksa (forced parallel-in), tanpa alat
sinkronisasi otomatis untuk menyederhanakan instalasi itu sendiri.
Operasi mulai jalan secara otomatis dilakukan oleh rele mulai (starting relay) yang
mendapat tenaga listrik dari penyediaan untuk pemakaian sendiri; caranya-adalah
dengan memberi tegangan pada-saluran transmisi yang terinterkonersikan dengan pusat
listrik pengontrol. Selanjutnya dilakukan pembebanan dengan cara menyesuaikan
pengatul muka air dengan air yang masuk. Operasi penghentian secara otomatis dila-
kukan dengan menjalankan rele arus lemah (low current relay), dengan membuka
saluran transmisi yang terinterkoneksikan dengan pusat listrik pengontrll. Bila terjadi
gangguan, maka penghentian otomatis dilakukan dengan urutan yang sama dengan
menjalankan rele pengaman.

6.7.2 Sistim Kontrol yang Dijalankan oleh Satu Orang

Pada sistim ini seorang operator dapat melakukan operasi mulai, operasi jalan
92 Rab 6. Peralatan dan Fasilitas-Fasilitas Listrik

dan operasi berhenti dari turbin air dan generator serta berbagai pengontrolan lain dan
pengawasan terhadap panel hubung (switch-board). Sistim inijuga diperlengkapi dengan
alat-alat penghentian otomatis atau pemberitahuan tanda bahaya bila ada gangguan.
Sistim ini paling lazim dipakai pada suatu pusat listrik tenaga air. Berikut ini adalah
suatu contoh mengenai sistim ini.
Sebagai ilustrasi diambil sebuah saklar kontrol utama (main control switch),
dengan 6 tingkat hubungan, yaitu untuk operasi berhenti, katup pintu masuk, jalan,
eksitasi, paralel dan pembebanan. Dengan memasang saklar pada salah satu dari 6
tingkat ini, operasinya berlangsung sesuai dengan tingkat yang bersangkutan.
Pada o,rerasi mulai peralatan pembantu dijalankan terlebih dulu sebelum unit
utama mulai dijalankan untuk mempersiapkan tekanan minyak dan untuk mengalirkan
air pendingin dan minyak pelumas. Bila keadaan mulai cukup baik, misalnya, tekanan
minyak cukup, sudu antar dalam keadaan tertutup, pengaliran air pendingin baik, rele
pengaman tidak dalam keadaan kerja, dan lain sebagainya, maka operasi yang lain
dilaksanakan sesuai dengan tingkatan saklar kontrol utama.
Pertama-tama katup simpang (by-pass valve) dibuka; bila rumah turbin (casing)
sudah terisi air, katup pintu masuk dibuka (membuka). Sesudah kunci sudu-sudu antar
dibuka, operasi mulai dilakukan sedikit demi sedikit sampai generator dan turbin
mencapai kecepatan putar dasarnya. Bila kecepatan putarnya mencapai 80\ dari
kecepatan dasar, pemutus beban medan ditutup dan tegangan generator mulai naik.
Bila tegangan sudah mencapai 80\tegangan dasar, pengaturan tegangan dan kecepatan
putar mulai dilakukan dengan memakai penyeimbang tegangan otomatis (automatic
voltage balancer) dan sebuah penyesuai kecepatan otomatis (automatic speed matcher).
Kemudian alat sinkronisasi otomatis melaksanakan operasi paralel sehingga unit yang
bersangkutan mulai bekerja tanpa-beban. Jika dipakai alat pengatur muka air, pembe-
banan otomatis dijalankan sesuai dengan muka air dalam waduk. Bila dipakai pengatur
dengan tangan, pembebanan dilakukan dengan memakai saklar pengatur beban atau
saklar pembatas beban.
Operasi penghentian (stop) digolongkan dalam penghentian normal, cepat dan
darurat. Penghentian normal dilakukan dengan memasang saklar pada kedudukan
berhenti. Generator-turbin air akan berhenti secara otomatis menurut urutan tertentu,
yaitu mulai dari penurunan beban sedikit demi sedikit sampai pada keadaan tanpa-
beban. Pemutus beban paralel membuka. Pemutus beban medan membuka. Sudu antar
menttup sempurna dan mengunci, dan pada saat yang sama katup pintu masuk mulai
menutup. Bila kecepatan menurun sampai 3040% dari kecepatan dasar. rem akan
bekerja secara otomatis atau dijalankan dengan tangan.
Operasi berhenti mendadak dilakukan dengan menjalankan saklar berhenti cepat
yang terdapat pada panel kontrol utama atau dengan menjalankan rele pengaman
berhenti cepat. Generator-turbin air akan berhenti menurut urutan tertentu; mula-mula
sudu antar akan menutup dan bersamaan dengan itu katup pintu masuk mulai menutup.
Bila sudu antar sudah menutup dengan sempurna dan terkunci, pemutus beban paralel
akan membuka. Kemudian, pemutus beban medan membuka. Operasi pengereman
akan berlangsung dengan cara yang sama seperti di atas.
Pada operasi berhenti darurat generator-turbin air berhenti menurut urutan ter-
tentu, dengan mengerjakan rele pengaman berhenti darurat. Pemutus beban paralel dan
pemutus beban medan membuka, dan pada saat bersamaan sudu antar dan katup pintu
masuk mulai menutup. Sudu antar menutup dengan sempurna dan mengunci. Pengere-
man berlangsung dengan cara yang sama seperti pada operasi berhenti normal.
Rele pengamanan (protective relaying) yang dipakai untuk berhenti darurat adalah
rele diferensial generator, rele pengetanahan diferensial generator, rele hubung-singkat
6.8 Panel Hubung, L€mari Hubung dan Ril dalan Kotak Logam 93

lapisan generator dan rele pengetanahan lapisan generator. Untuk operasi berhenti
mendadak dipakai rele kecepatan lebih (over-speed), rele tegangan lebih (over-voltage)
dalam penguat (exciter), rele tekanan minyak rendah, rele kenaikan suhu pada bantalan,
dan rele kesalahan pada alat pengatur (governor). Untuk keadaan kerja tanpa-beban
dan tanpa-eksitasi dipakai rele-rele tegangan-lebih generator, arus-lebih generator,
kerugian eksitasi, rele diferensial transformator dan rele Buchholtz.
Tanda bahaya berbunyi bila tekanan minyak rendah (tahap ke-l), atau dalam hal
berhentinya aliran atau kekurangan air pendingin, berhentinya aliran atau kekurangan
minyak pelumas, kenaikan suhu pada bantalan (tahap ke-1), kenaikan suhu pada tempat
keluar udara pendingin, kenaikan suhu pada tempat ke luar air pendingin, tegangan
searah (DC) rendah dan hubungan-tanah dari rangkaian searah.

6.7.3 Sistim Kontrol Pengawasan Jarak Jauh

Pada sistim ini, sebuah pusat listrik dikontrol oleh pusat listrik yang Iain yang
terletak jauh dari pusat listrik yang dikontrol. Dalam beberapa hal banyak pusat-pusat
listrik yang dikontrol dengan sistim yang terintegrasikan dan terpusat dari pusat listrik
pengontrol. Ini berarti bahwa panel hubung yang harus dipasang di pusat listrik yang
dikontrol dipindahkan ke pusat listrik yang mengontrol. Sistim transmisi isyarat yang
digunakan disesuaikan dengan jarak altara pusat listrik yang dikontrol dan pengontrol,
jumlah bagian yang harus dikontrol, jumlah bagian yang harus ditunjukkan dan jumlah
bagian yang harus diukur datanya dan diawasi; untuk ini dikenal sistim hubungan
langsung, sistim gabungan, sistim frekwensi, sistim sandi (code) dan sistim sinkron.

6.7.4 Sistim Kontrol dengan Tangan

Di sini operasi mulai jalan (start), putar dan berhenti dari turbin air-generator dan
berbagai operasi pengontrolan lainnya dilakukan dengan tangan dengan perkiraan
operator sendiri. Di luar negeri sistim ini dewasa ini jarang dipakai.

6.7.5 Sistim Kontrol Setengah-Otomatis

Di sini operasi mulai jalan, putar dan berhenti normal dari generator-turbin air
dikerjakan dengan tangan; penghentian secara otomatis hanya dilakukan bila ada
gangguan. Di luar negeri sistim ini sekarang jarang dipakai lagi.

6.7,6 Nomor Alat untuk Peralatan Kontrol Otomatis

Di Jepang nomor alat untuk peralatan kontrol otomatis ditentukan oleh Japan
Electric Machine Industry Association (disingkat JEM) seperti tertera pada Tabel 17.8)
Sistim pemberian nomor dengan abjad sedang diselidiki.

6.8 Panel Hubung, Lemari Hubung dan Ril dalam Kotak Logam

6.8.1 Panel Hubung

Jenis dan pengaturan suatu panel hubung (switch board) ditentukan dengan
memperhatikan jumlah unit dan peralatan, jumlah rangkaian saluran transmisi, sistim
kontrol, jumlah petugas kerja (operating personnel) serta skala dan pentingnya pusat
94 Bab 6. Peralatan dan Fasilitas-Fasilitas Listrik

Tabel 17. Daftar Nomor Alat

I Unsur Induk
2 Rele Mulai Waktu-Tertunda atau Rele Penutupan
J Saklar Kerja
4 Kontaktor Induk
5 Alat Penghenti
6 Pemutus Beban atau Kontaktor Mulai
7 Sakiar Pengatur
B Alat Pemisah Daya Kontrol
9 Alat Pembalik Medan
10 Saklar Urutan Unit
ll Saklar Penguji
12 Alat Kecepatan Lebih
13 Alat Kecepatan Sinkron
14 Alat Kecepatan Kurang
15 Alat Penyesuai Kecepatan (Speed-Matching)
16 Rele Monitor Pilot-Kawat
17 Rele Pilot-Kawat
18 Alat Percepatan atau Pengurang Percepatan (Decelerating)
19 Kontaktor Transisi Mulai-Jalan (Starting-to-Run)
20 Katup untuk Mesin Pembantu
2t Katup untuk Unit Utama
22 (Cadangan)
23 Alat Pengatur Suhu
24 Alat Pengubah Sadap
25 Alat Pengecek Sinkronisasi
26 Rele Termis Peralatan Statis
27 Rele Tegangan Kurang Bolak-Balik
28 Pemberi Tanda Bahaya
29 Alat Pemadam Kebakaran
30 Penunjuk Gangguan (Hubung-Singkat)
3t Alat Eksitasi Terpisah
32 Rele Arus Searah Terbalik
JJ Saklar atau Penunjuk Posisi
34 Alat Urutan Induk
35 Alat Penghubung Singkat dengan Sikat atau Cincin Selip
36 Rele Polaritas
JI Rele Arus Kurang
38 Rele Termis Bantalan
39 (Cadangan)
40 Rele Medan
4t Pemutus Beban atau Kontaktor Medan
42 Pemutus Beban atau Kontaktor Jalan
43 Pemindah atau Selektor Rangkaian Kontrol
44 Rele Jarak
45 Rele Tegangan Lebih Searah
46 Rele Arus Fasa-Terbalik atau Fasa-Seimbang
47 Rele Tegangan Fasa-Tak-Lengkap (Incomplete) atau Urutan Terbalik (Reverse
Sequence)
4q Rele Deteksi Gangguan Mulai
l+g Rele Termis Mesin Berputar
6.8 Panel Hubung, kmari Hubung dan Ril dalan Kotak Logam 95

Tabel 17 (Itniutan)

No. Nama Alat

50 Rele Hubung-Singkat atau Selektip ke-Tanah


51 Rele Arus Lebih Bolak-Balik atau ke-Tanah
5? Pemutus Beban atau Kontaktor Bolak-Balik
53 Rele Eksitasi
54 Pemutus Beban Cepat (High-Speed) Searah
55 Alat Pengatur Faktor Daya atau Rele Faktor Daya
56 Rele Deteksi Selip atau Rele Tak-Serempak (Step-Out)
57 Pengatur Arus Otomatis atau Rele Arus
58 (Cadangan)
59 Rele Tegangan Lebih Bolak-Balik
60 Penyeimbang Tegangan Otomatis atau Rele Keseimbangan Tegangan
6l Penyeimbang Arus Otomatis atau Rele Keseimbangan Arus
62 Rele Penghenti Waktu-Tertunda atau Pembuka
63 Rele Tekanan
& Rele Tegangan-Lebih Tanah
65 Pengatur Kecepatan
66 Rele "Jogging" atau "Notching"
67 Rele Arah Daya Bolak-Balik atau Rele Arah Tanah
68 Alat Deteksi Kepalsuan (Adulterant)
69 Rele Aliran
70 Tahanan (Rheostat)
7t Detektor Gangguan Elemen Penyearah
72 Pemutus Beban atau Kontaktor Arus Searah
73 Pemutus Beban atau Kontaktor Penghubung Singkat
74 Pintu (Wicket Gate)
75 Rem
76 Rele Arus Lebih Searah
77 Pembatas Beban
78 Rele Pembanding Sudut Fasa Pembawa (Carrier)
79 Rele Penutup Kembali Arus Bolak-Balik
80 Rele Tegangan Kurang Searah
8l Pengatur Kecepatan Generator
82 Rele Penutup Kembali Arus Searah
83 Kontrol Selektip atau Saklar Pemindah atau Rele
84 Rele Tegangan
85 Rele Penyalur atau Penerima Isyarat
86 Rele Pengunci
87 Rele Pengaman Diferensial
88 Kontaktor atau Saklar untuk Mesin Pembantu
89 Pemisah atau Saklar
90 Pengatur Tegangan Otomatis atau Rele Pengatur Tegangan Otomatis
91 Pengatur Daya Otomatis atau Rele Daya
92 Pintu
93 (Cadangan)
94 Kontaktor atau Rele Bebas-Jatuh (Trip)
95 Pengatur Frekwensi Otomatis atau Rele Frekwensi
96 Rele Buchholtz atatJ Alat Deteksi Gangguan-Dalam pada Transformator
97 Rotor
98 Kopling
99 Pencatat Otomatis
96 Bab 6. Peralatan dan Fasilitas-Fasilitas Listik

listrik yang bersangkutan. Panel hubung suatu pusat listrik dapat dikelasifikasikan
sebagai tertera pada Tabel 18.

Tabel lE. Jenis-Jenis Panel Huhmg utuk PLTA

Nama Uraian

Turbin Air, Generator, Pengu.at @xciter), Transformator (Unit


Panel Generator
System)

Panel Saluran Transmisi Saluran Transmisi

Panel Distribusi Tegangan Transformator Distribusi, Saluran Distribusi 3 kV (6 kV, Ril)


Tingei
Pensinkronisasian, Penyeimbangan Tegangan, Penyesuaian
Panel Sinkronisasi
Kecepatan

Panel Distribusi Daya Rangkaian Tegangan Rendah, Rangkaian Batere

Panel hubung terdiri darijenis tegak yang berdiri sendiri, jenis bangku dan gabu-
ngan antarajenis bangku dan jenis tegak berdiri sendiri. Saklar-saklar diatur di atas panel
untuk mempermudah dalam pelayanannya. Instrumen diatur sehingga pembacaannya
dapat dipermudah, sesuai dengan kepentingannya. Yang lazim dipakai adalah instrumen
jenis terpasang (built-in type) dengan sudut lebar (wide angle). Pencatat (recorder),
pencatat gangguan (fault recorder) dan osilograp otomatis banyak dipakai untuk
mencari sebab-sebab gangguan. Penunjuk gangguan (fault indicator) dan penunjuk
operasi juga dipasang untuk mempermudah pengawasan.

6,8,2 Lemari Hubung

Akhir-akhir ini kecenderungannya adalah bahwa peralatan yang dihubungkan


pada ril generator dan rangkaian tegangan tinggi pemakaian sendiri dimasukkan dalam
lemari'hubung (cubicle), sebagai pengganti sistim ruangan tertutup yang konvensionil
atau pengganti sistim pemasangan di atas kerangka (frame-mounted system). Pemasa-
ngan dalam lemari ini mempunyai banyak keuntungan, antaralain, keandalan peralatan
yang lebih tinggi, keamanan yang lebih terjamin bagi para pekerja, luas lantai yang
berkurang, jangka waktu pemesanan (delivery time) yang lebih singkat dan bentuknya
lebih baik.

6.E.3 Ril dalam Kotak Logam


Meskipun penghantar telanjang (bare conductor) yang
terlindung dalam ruangan tertutup dan kawat serta kabel
ffi- B.tlr! lil
yang diisolasikan biasa dipakai sebagai rangkaian penghu-
bung utama antara generator dan transformator, sebagai
rangkaian cabang yang bersangkutan, dan sebagai rang-
kaian tegangan tinggi pemakaian sendiri, namun karena
pemakaian lemari hubung dan generator berkapasitas
cukup besar, maka digunakan pula ril yang tertutup dalam
kotak logam. Seperti yang tampak pada Gbr. 67, ril yang
ffi Pcrbrter

Brtrry Ril

B.t !a Xit
Srrrrs
Ia3ea
tertutup dalam kotak logam dapat digolongkan sesuai
dengan konstruksinya menjadi ril dengan fasa yang terpisah, Gbr. 67 RII tlrlam Kotrk
dan ril dengan fasa terisolasikan. l'gln'
6.9 AIat Pelindung 97

6.9 Alat Pelindung


6.9.1 Perlindungan Generator terhadap Petir

Distribusi tegangan yang disebabkan oleh surja (surge) tegangan antara lapisan
dalam lilitan generator menunjukkan nilai yang tertinggi dekat ujung ke luar atau pada
ujung titik netral lilitan. Untuk meratakan muka gelombang tegangan dan menyeragam-
kan distribusi tegangan pada gulungan generator dipasang sebuah kapasitor pelindung
sebesar 0,1-0,5 pF antara setiap terminal dan tanah.
Untuk generator yang dihubungkan langsung dengan saluran transmisi, bila
tegangan yang masuk adalah

Es : s-o' _ e-b, (73) Saluran Transmisi (Z)

maka tegangan terminal generator (periksa


Generator (,R)
Gbr. 68) menjadi:e)

p:fie-.,-t frb-f'
- d,.-tt Gbr. 68 Hubungan Kapasitor Pelin-
dung.

-fr.ffip,,,-,,(74)
,:Z - R
" CRZ (7s)

"-Z*R
P- CRZ
(76)

Arester petir bersama dengan kapasitor pelindung dibutuhkan untuk melindungi


generator terhadap petir yang dekat menyambarnya atau terhadap gelombang berjalan
yang mempunyai jangka waktu lama.
Untuk generator yang dihubungkan dengan saluran transmisi melalui transfor-
mator, surja tegangan yang dialihkan dari sisi tegangan tinggi ke sisi tegangan rendah
dari transformator mengandung komponen alih (transfer) elektro-magnetis dan kompo-
nen alih elektrostatis. Karena tegangan elektrostatis yang dialihkan mungkin menjadi
sangat besar bila transformator tidak dihubungkan dengan generator sehingga mungkin
mengakibatkan kekuatan isolasi dari rangkaian tegangan rendah akan dilebihi, maka
perlu dipasang sebuah kapasitor pelindung dalam rangkaian generator. Tetapi bila
rangkaian tegangan rendah dihubungkan dengan ril fasa yang terisolasikan atau
dengan kabel, maka kapasitor ini dapat ditiadakan karena tegangan alih elektrostatis
tetap kecil. Karena tegangan alih elektrostatis menurun dengan dihubungkannya
transformator dengan generator, maka kapasitor pelindung kadang-kadang tidak dibu-
tuhkan bagi generator dengan gulungan dengan kumparan tunggal (single turn coil).
Karena nilai tegangan seperti tercantum pada Tabel l9 dapat dipakait0)sebagai
tegangan pengujian impuls untuk generator, maka tingkat perlindungan dari arester
petir harus dikoordinasikan dengan kira-kira 801 dari nilai tegangan pengujian terse-
but. Karakteristik arester petir untuk generator dapat dilihat contohnya pada Tabel 20.
Arus pelepasan (discharge) cukup 2.500 A karena tegangan di rangkaian generator
juga tidak tinggi. Meskipun arester petir dan kapasitor pelindung dipasang, dianjurkan
agar digunakan juga transformator pengisolasi (insulating) bila generator dihubungkan
langsung dengan saluran transmisi yang melalui daerah di mana diperkirakan banyak
terjadi petir.
98 Bab 6. Peralatan dan Fasilitas-Fasilitas Listrik

Tabel 19. Contoh Pengujian Impuls pada Generator

Tegangan Dasar Tegangan Uji (2E+lkY)xr/Z x1,25


(kv) (kv) (kv)
3 25 t4 (E :3,3
kV)
6 35 25 (E :6,6
kV)
l0 55 41 (E: 11kV)
t2 65 48,5 (E : 13,2 kV)
15 80 60 (E :16,5 kV)

D:__!.^^^_
r(rngKasan
Bentuk Gelombang: E ekivalen dengan
-r1r x 4,0) Ps 1,1 x Tegangan Dasar

Tabel 20. Contoh Karakteristik Arester untuk Generator

Tegangan Tegangan Tegangan Percikan


Tegangan Tegangan Tegangan
Rangkaian Dasar Batas (kV) Surja Hubung
Percikan Percikan
(kv) (kv) (kv)
Arester (kV) Impuls (kV)
5kA 1,5 kA (10-1.000 ps)
J 412 6,3 13 12 15 t4
4 8,4 12,6 25 23 30 27
10 14,0 2t 43 Q 45 4t
l5 21,0 31,5 & 60 67 60

6,9.2 Pengetanahan Titik Netral

Titik netral generator dihubungkan ke tanah untuk perlindungannya. Yang lazim


digunakan adalah sistim pengetanahan dengan tahanan, dengan memakai tahanan
yang membatasi arus pengetanahan sampai 100 A. Karena sudah jelas bahwa tak akan
ada pengaruh arus sirkulasi harmonis ketiga meskipun dua generator atau lebih yang
berkarakteristik sama dihubungkan pada ril yang sama pula, maka sistim hubungan
unit tahanan pengetanahan dapat dipakai.
Cara lain adalah pengetanahan melalui transformator tiang. Sistim ini tepat bagi
mesin berkapasitas besar. Pengetanahan dilakukan melalui gulungan tegangan tinggi
pada transformator tiang dengan menyisipkan tahanan pada sisi tegangan rendah untuk
membatasi arus pengetanahan sampai 5-15 A; nilai tahanan R didapat dari persamaan
berikut :r t)

R: G#n@) (77)

di mana C : kapasitansi tiap fasa dari rangkaian urutan nol dari generator (generator
zerosequence circuit) (pF)
: ,f frekwensi (Hz)
y: perbandingan lilitan (turn ratio) dari transformator

Bila cara ini dipakai untuk dua generator atau lebih pada ril yang sama, perlu diberikan
perhatian khusus terhadap hal-hal tertentu, antzra lain, behwa pengamanan selektip
terhadap gangguan tidak dimungkinkan, dan bahwa rele pengetanahan mungkin akan
salah-kerja karena satu komponen tegangan urutan nol, yang diterapkan pada sisi
6. l0 Referensi 99

tegangan tinggi karena hubung-singkat satu-fasa-ke-tanah, dialihkan ke sisi terminal


generator melalui kapasitansi gulungan.
Pengetanahan titik netral transformator diuraikan dalam Jilid III Bab 2 (seksi 2.6).

6.9.3 Rele Pengaman

Rele pengaman yang diuraikan dalam 6.7.2 di atas dipakai untuk pengamanan
turbin air dan generator. Untuk pengamanan peralatan lainnya lihat Bab 5 dan Bab 7.

6.10 Referensi
Dalam Bab ini digunakan referensi terhadap karya-karya tulis berikut ini ;
l) L. Baptidanov, V.. Tarasov, Power Stations and Substations, Peace Publishers,
Moscow, hal. 211.
2) Japanese Electrotechnical Committee, Water Turbines, JEC-151 (1968), Denki
Shoin, hal. 36.
3) Handbook of Electrical Engineering,Institute of Electrical Engineers of Japan, 196'/ ,
hal. 1005.
4) Japanese Electrotechnical Committee, D. C. Machines, JEC-54 (1965), Denki Shoin.
5) Handbook of Electrical Engineering, op. cit., hal. 1006.
6) Researches on the Stability of Electric Power Systems, Central Research Institute
of the Electric Power Industry, Japan, 1965.
7) Japanese Electrotechnical Committee, Standard Voltage, JEC-I58, Denki Shoin,
1970; Publications 38, International Electrotechnical Commission, Fourth
Edition, 1967.
8) JEM-1090 (1964) and Letter Symbols for Switchgears and Controlgears, JEM-11l5
(1971), Japan Electric Machine Industry Association.
9) Recommendations on Insulation Coordination at Power Ststions and Substations,
Central Research Institute of the Electric Power Industry (1969).
l0) Application of Surge Protection Equipment for Rotating Machines, Report No.
60025, Central Research Institute of the Electric Power Industry (Japan),
1960, hal. I 1.
ll) Report No. 19-2, Electrical Cooperative Research Association of Japan, 1963.
BAB 7. GEDUNG.GEDUNG DAN
FASILITAS PERLENGKAPANNYA

7.1 Macam dan Jenis Bangunan Atas-Tanah

7.1.1 Macam Bangunan Atas-Tanah

Bangunan atas-tanah (superstructure) dari PLTA biasanya digolongkan menjadi


bangunan induk dan bangunan perlengkapannya. Bangunan induk pada umumnya
terdiri dari:
(a) ruang turbin, ruang generator, ruang pemasangan (erection bay) dan ruang
peralatan pelengkap;
(b) ruang lemari (cubicle), ruang ril dan ruang transformator;
(c) ruang panil hubung (switchboard), ruang rele, ruang peralatan komunikasi,
ruang kabel, dan ruang batere;
(d) kantor, gudang dan lainJain;
sedang yang termasuk bangunan perlengkapan adalah:
(e) bangunan untuk pekarangan hubung;
(f) bengkel mesin, gudang penyimpanan, garasi dan gedung untuk penjaga;
(g) bangunan pengontrol bendungan dan pintu pengambilan;
(h) perumahan, fasilitas kesejahteraan dan lainlain.
7.1.2 Jenis Bangunan Atas-Tanah

Bangunan atas-tanah pada umumnya digolongkan sesuai dengan struktur bagian


atasnya dan letak ruangan generator di dalam bangunan induk, jenis kran yang
dipakai, dan lainJain, sebagai berikut:
(a) Gedung sentral pasangan-dalam (indoor): di sini (lihat Gbr. 69) pemasangan
generator, ruangan pemasangan (penyetelan) dan kran-berjalan ditempatkan di dalam
bangunan sentral. Tingginya ruang generator ditentukan oleh tingginya kran dan
tinggi-angkat dari generator. Ada dua jenis pasangan-dalam, yaitu dengan satu lantai
dan dengan dua lantai. Perbedaan di antara keduanya adalah apakah generator
didukung oleh suatu konstruksi di mana di bawahnya dipasang turbin atau oleh lantai
lainnya.
(b) Gedung sentral pasangan setengah-luar (semi-outdoor): di sini (lihat Gbr.
70) generator dan ruang penyetelan diatur di dalam bangunan sentral, sedangkan
kran untuk menghimpun (assembling), biasanya jenis portal (gantry), dipasang di luar'
Pembongkaran dan pemasangan peralatan dilaksanakan dengan perantaraan sebuah
lubang di bagian atas ruang generator dan ruangan penyetelan. Dalam beberapa hal,
pekerjaan pembongkaran dan pemasangan dilakukan di dalam sebuah bangunap
sementara yang ada di luar gedung, agar tidak perlu mengadakan ruang pemasangan
di dalam. Hal ini lebih menguntungkan apabila biaya pembuatan bangunan di sebelah
atas lebih mahal dari pada penggunaan dengan kran jenis portal ataupun kran
jenis
yang biasa. Jenis pasangan setengah-luar lebih menguntungkan karena jangka waktu
t02 Bab 7. Gedung-Gedung dan Fasilitas Perlengkapannya

a.rso ro.oso
J-

Ruang Lemari

RuaDg Geoerator

Ruang Lemari Pemakaian


Sendiri

Sistim Minyak Tekan

r 3E8.500

Mesin Pembantu

Gbr. 59 Gedung Sentral Pasangan Dalam.

90 t _ Kran

fransformator Utama
EL.238

15t
Tabir
EL.192,0 Kabel Tenaga dan Ril Terbungkus

Plntu Ambil Air


EL.154,0

E'L.129,0

EL.100,0
Ruang Mesin Pembantu

Gbr. 70 Gedung Sentral Pasangan Setengah-Luar.

pembangunannya yang lebih pendek. Tetapi sebaliknya jenis ini merugikan karena
pekerjaan tidak akan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana, terutama di daerah-
daerah yang banyak hujan dan salju.
(c) Gedung sentral pasangan-luar (outdoor): jenis ini tidak mempunyai ba-
ngunan lainnya di sebelah atas lantai generator; bangunan bagian atas ditutup dengan
pelat baja atau beton. Pada jenis ini, keuntungan dan kerugian dari jenis pasangan
setengah-luar dapat lebih jelas dibedakan.
(d) Gedung sentral bawah-tanah (under ground): di sini (lihat Gbr. 7l) bangunan
induk dari gedung sentral dibuat di bawah tanah. Jenis ini dipakai apabila pelaksanaan
pembuatan bangunan utama sangat sukar atau tidak ekonomis karena keadaan topo-
1.2 Ruang-Ruang di Dalan Gedung Sentral 103

Bentaugan
EL 5t6.500

EL 574.000
Ruang
Generator

EL 566.500
r-
1.800 EL 566.500

Tangki Minyak Tekan 4.150 3.200


EL 562.000 I

EL 568.000

EL 553.500 EL 553.151 LWL (O - 0 m3is)

EL 551.500
EL 549.500

EL 545.200

Gbr. 7I Gedung Sentral Bawah-Tanah.

grafis (sangat curam) atau karena tanah untuk pondasi sangat lunak; apabila secara
teknis dan ekonomis lebih-menguntungkan karena dapat memperpendek pipa pesat
atau untuk menggunakan tinggijatuh yang besar dengan saluran keluar yang panjang;
apabila diperlukan untuk kepentingan keindahan pemandangan atau untuk menyem-
bunyikan PLTA dari serangan perang; atau apabila diperlukan tinggi hisap (suction
head) yang cukup pada PLTA dipompa.

7,2 Ruang-Ruang di Dalaru Gedung Sentral


t
7.2,1 Ruang Turbin, Ruang Generator, Ruang Pemasangan dan Ruang Peralatan
Pelengkap Turbin

Yang dimaksudkan dengan ruang generator adalah lantai dekat turbin yang
diperlukan untuk pemasqlgan, pemeliharaan dan, operasi generator dan ruangan di
atasnya di mana dipasang kran-berjalan. Untuk gedung sentral dengan dua lantai,
ruang bawah yang dekat dengan turbin disebut ruangan turbin. Oleh karena ruang
turbin dan ruang generator mengambil tempat yang terbesar dalam gedung sentral,
maka harus diusahakan agar dimensinya dibuat sekecil mungkin sehingga dapat
mengurangi luas dan besarnya gedung tersebut, tanpa mengabaikan jarak antara
mesin-mesin utama dan metoda pemasangannya. Pada jenis pasangan-dalam ruang
pemasangan pada umumnya dibuat sama tinggi dengan jalan masuk sedang pada
jenis setengah-bawah-tanah atau jenis bawah-tanah dibuat sama tinggi dengan ruang
generator. Ruang pemasangan selalu ditempatkan berdekatan dengan ruang generator.
Harus diperhatikan pula tersedianya ruangan yang cukup luas untuk pemindahan
104 Bab 7. Gedung-Gedung dan Fasilitas Perlengkapannya

bagian-bagian mesin yang berat pada waktu pemasangan dan pembongkaran, dengan
memperhatikan daerah kerja dari gerakan kran. Ruangan untuk mesin pelengkap
perlu mendapat perhatian pula mengingat akan adanya kadar kelembaban yang tinggi,
misalnya dengan membuat konstruksi dinding rangkap, ventilasi, dan parit-parit
dengan kemiringan yang cukup.

7.2,2 Ruang Transformator dan Ruang Ril

Dalam keadaan yang tak dapat dihindarkan karena gangguan suara dan keadaan
geografis, kadang-kadang transformator utama ditempatkan di dalam gedung sentral.
Dalam hal ini, perlu diadakan dinding pemisah dengan transformator tersebut untuk
mencegah menjalarnya gangguan yang terjadi, atau pemadam api dengan sistim sem-
buran air. Sakelar, pemutus beban, PT, CT, dan lain-lain, diatur di dalam lemari yang
dipasang dalam suatu ruangan tersendiri atau dalam sebagian ruang generator bersama-
sama dengan ril untuk generator.

7.2.3 Ruang Meja Hubung, Ruang Rele, Ruangsn Peralatan Komunikasi dan Ruang
Kabel

Ruang meja hubung dan ruang rele diatur berdekatan dengan turbin dan ge-
nerator. Jika penjaga selalu menetap, maka perlu diperhatikan adanya penerangan,
peredaran udara, penahanan suara dan cahaya yang cukup.
Untuk ruang rele dan ruang peralatan komunikasi perlu diperhatikan temperatur
ruangan dalam keadaan operasi; jika perlu harus dipasang pesawat pendingin. Ruang
kabel diletakkan di bawah ruang meja hubung; tinggi ruangan ini harus lebih besar
dari 1,8 m.

7.3 Kran

Untuk membongkar dan memasang turbin air, generator dan transformator,


dipasang kran gerak (travelling crane) di sebelah atas pada jenis PLTA pasangan-
dalam atau bawah-tanah; padajenis pasangan setengah luar atau pasangan-luar dipa-
sang kran portal (gantry crane). Dalam beberapa hal perlu ditambah pula kran kecil
yang terpisah untuk mengangkat onderdil. Kapasitas dari kran ditentukan oleh berat
bagian mesin yang harus diangkat pada waktu pemasangan dan pembongkaran;
biasanya muatan maksimum ditentukan oleh rotor dari generator. Batas tinggi pengang-
katan ditentukan demikian rupa sehingga kran dapat mengangkat dan memindah
rotor dari generator dengan tidak ada kesukaran. Batas pengangkatan yang terrendah
ditentukan oleh tinggi yang diperlukan pada waktu pembongkaran mesin turbin.
Kecepatan mengangkat dan memindah dari kran pada umumnya lebih lambat dari
pada yang biasa dipakai di pabrik. Tabel 21 menunjukkan standar kran di Jepang
dengan kecepatan rendah.l) Untuk mempertinggi efisiensi kerja, biasanya kran dileng-
kapi pula dengan alat pengangkat kecepatan tinggi (3-5 ton). Dalam hal beban maksi-
mum yang diangkat melebihi 300 ton, efisiensi kt:rja dapat dipertinggi dengan mema-
sang dua unit kran. Hal ini tergantung pada rencana kerjanya dan jumlah mesin
utama. Dua kran tersebut dapat digabungkan menjadi satu untuk mengangkat perala-'
tan yang berat. Untuk keperluan ini biasanya disediakan balok-balok angkat. Karena
kran portal sangat dipengaruhi oleh tekanan angin, maka kran ini harus diikat kuat-
kuat pada waktu tidak dijalankan.
105
7.3 Kran

k
a L
i.) ln
! x>
: ,rz n,at'rjorrhoooQo o.l(?r€Ivn
E
o
zv
a q
tr
c!
(da
JI d.=
d
L
ru
B!. ooooooooooQQ
c.t N N c.t N N (\l N N (\1 6t c'.r
8E
V-
hr
c.t Gl c.t c.r ci h r, ririg: R
o sa
tr c
(n
J(
(l se
L oooooooooooa
Ec! () FE
o
BE
&
o
v-
6
6l
a
6) \arr)r rl
o a virjrjr-'OOOr raOeO
ta tr 6la.)
o
6l D
Ea --a.l

C)
x6 sa
(g rrl \o \o
I
6J
v Bts vf,ro.o \o t t + cn ci oioico

I
6! v-
tsE

,j(

o0 E* F-r-OTaTaOOOOOQO
GlNCqmcqrcra
6! zv
a
o d
h
tr
E
6t se
qt v FE CO$rr1 €tr.}C.lr)rO\O\oo
'
a 8E
v- "jjj

N
o
!
ct
ti tr
d
o o o.t c..l c.l N ...1 ol tf t r+ $
HEa a.l c.l N a.l c.! c{ o,l C{ N N N N
Ev" JJJJJJJJJJJJ
(gkE
--dd
o
G)

$" aa
BSa cd (dhnOOOOOOOQ
H
cl !Rl
c.l c.l dr c.r s

fif" oo

dd
)rI a raohooooooooo
A 3{' -NN("ltrA\O@ONv.)O H-i6l
106 Bab 7. Gedung-Gedung dan Fasilitas Perlengkapannya

7.4 Sistim Penyediaan Air dan Drainasi


7.4,1 Sistim Penyediaan Air
Penyediaan air di dalam gedung sentral terdiri dari pada penyediaan air untuk
pendingin, untuk air minum, dan untuk berbagai keperluan lain. Air minum diambil
dari saluran air minum, atau dari bak saringan yang mendapatkan airnya dari pipa
pesat, atau dari selokan keluar yang dipompa. Air untuk berbagai keperluan lain
diambilkan dari air sistim pendingin, sedangkan air untuk pemadam api terutama
diambil dari pipa pesat.

7.4.2 Sistim Drainasi


Kebocoran air dari dinding bawah tanah di dalam gedung sentral, dari turbin,
dari pipa air pendingin dan sebagian dari peralatan pendingin, dialirkan ke dalam
suatu bak kecil di bagian paling bawah gedung sentral melalui parit sisi atau pipa
drainasi (drainage). Kemudian air tersebut dipompa ke atas sampai suatu ketinggian
tertentu yang lebih tinggi dari pada tinggi permukaan air banjir. Kapasitas debit pompa
dipilih 24kali aliran air maksimum yang diharapkan masuk ke dalam bak penampung
tersebut di atas. Bak ini harus mempunyai kapasitas yang cukup sehingga pompa dapat
dijalankan secara teratur setiap 30 menit sekali, dan sehingga air tidak akan meluap
ke ruangan atas, walaupun ada gangguan sumber tenaga selama satu jam. Biasanya
untuk keperluan ini dipergunakan 2 unit pompa, satu untuk keperluan sehari-hari
dan satu lagi untuk cadangan. Pompa ini dijalankan secara otomatis dengan peran-
taraan suatu pelampung untuk mengetahui tinggi permukaan air, Sebagai cadangan
bila terjadi gangguan pada sumber tenaga, dipasang pula pompa jet' Dalam hal tinggi
efektif kurang dari 40 m, sebaiknya pompa jet tidak dipergunakan, sehingga perlu
dipergunakan jenis pompa yang lain.

7.5 Pemadam Kebakaran


Api yang biasa, api karena minyak, dan api karena listrik adalah jenis-jenis api
yang umumnya timbul di dalam gedung sentral. Untuk mengatasi kejadian ini, perlu
dipasang fasilitas dan peralatan pemadam kebakaran yang sesuai, yaitu yang mudah
digunakan dan efektif. Hal terakhir mengingat akan adanya isolasi dan korosi
dari peralatan listrik, pengaruh kejutan listrik pada manusia, pemeliharaan alat
pemadam kebakaran, dan lain-lain. Contoh fasilitas pemadam kebakaran diperlihat-
kan pada Tabel 22. Untuk generator, pada umumnya dipakai pemadam kebakaran
dengan COr. Kadang-kadang dipasang pemadam kebakaran dengan semburan air
untuk transformator pasangan-dalam'

7.6 Penerangan

Di Jepang, syarat minimum untuk penerangan (illumination) di dalam gedung


sentral dispesifikasikan dalam standar.2) Pada umumnya, intensitas penerangan seperti
yang diperlihatkan dalam Tabel 23 dapat diterima. Lampu fluoresen diutamakan
pemakaiannya pada penerangan di dalam ruangan, terutama untuk penerangan
langsung. Tetapi untuk ruang meja hubung, untuk mencegah pantulan sinar dari
instrumen pada mata operator, penerangan tetap (fixture) paling tepat. Penerangan
tidak-langsung atau setengah tidak-langsung dapat pula dipakai. Untuk ruangan
7.6 Penerangan t07

Tabel 22. Contoh Peralatan Pemadam Kebakaran untuk PLTA

Jenis Kebakaran Obyek Peralatan Pemadam Kebakaran

1. Pipa Air (Hydrant)


Kelas A 2. Semburan Bubuk
(biasa)
Kantor (Powder Spray)
3. Alkali-Asam

Minyak Isolasi, 1. Pasir


Kelas B Minyak Turbin, Minyak 2. Semburan Bubuk
(karena minyak) Ringan, Minyak Berat, 3. Semburan Gelembung
Bensin (Bubble Spray)

Kelas C
Peralatan Listrik, 1. Semburan Bubuk
Ruang Panel Hubung 2. Klorida Arang (Carbon)

Tabel 23. Contoh Rekomendasi Intensitas Penerangan

Dalam/Luar Penerangan (Lx)


Tempat yang Diberi Penerangan
Gedung

Mendatar pada Meja 30G-700

Ruang Panel Hubung Tegak pada Panel 200-500

Lampu Darurat 20-30

Ruang Rele dan Mendatar r00-300


Ruang Peralatan
Ko.nunikasi Tegak 150

Kantor 200-500

Di Lantai 100-200
Dalam
Ruang Generator Permukaan Atas Tudung
Gedung 150-200
Generator

Ruang Turbin Air, Ruang Mesin Pembantu, 100


Ruang Kecil, Ruang Ril

Ruang Batere, Ruang Penyediaan Listrik


50
Pembantu, Ruang Transformator, WC

Tangga, Lorong-Lorong l0-20


57, darijumlah flux
Lampu Darurat Umum cahaya pada kerja
normal

Tempat sekitar Peralatan 20

Luar Lampu Sorot pada Transformator dan Peralatan


30-50
Gedung Hubung

Penerangan Halaman 2-5


108 Bab 7. Gedung-Gedung dan Fasilins Perlengkapannya

generator, karena langitJangitnya tinggi dipakai lampu fluoresen air raksa, yang
kadang-kadang dilengkapi pula dengan lampu fluoresen pada dinding untuk memper-
besar efek warna. Dalam hal ini perlu diperhatikan pemeliharaan dari lampuJampu
tersebut. Untuk penerangan luar dipakai lampu fluoresen atau lampu pijar; lampu
fluoresen air raksa dipakai untuk daerah yang luas. Dalam sistim penerangan ini pene-
rangan untuk peralatan tertentu dipakai bersama-sama dengan penerangan menyeluruh.
Untuk pekerjaan pada waktu malam perlu pula ada lampu-lampu inspeksi di tempat-
tempat tertentu.
Rangkaian listrik untuk lampu-lampu darurat dipisahkan dari rangkaian untuk
penerangan biasa. Lampu-lampu ini menyala secara otomatis (oleh sumber tenaga
arus searah) pada saat pelayanan dari sentral terganggu; untuk ini dipakai lampu
fluoresen arus searah atau lampu pijar. Kapasitas minimumnya harus cukup, sehingga
dapat dihindarkan kesulitan pada waktu operasi darurat dan guna laluJintas operator
di dalam ruang mej6 hubung, ruang mesin, Bang dan tangga.

7.7 Ventilasi dan Pendinginan


Pada gedung sentral pasangan-dalam atau pasangan setengah-luar, panas yang
dipancarkan oleh peralatan listrik sebagian besar dikeluarkan melalui jendela, serta
pipa-pipa ventilasi alamiah dan ventilasi paksaan. Karena ruang turbin dan ruangan
mesin pembantu biasanya ada di bawah tanah, kelembabannya tinggi sehingga pera-
latan cepat rusak oleh noda dan karat, atau karena semakin rusaknya isolasi. Karena
itu cara ventilasi yang tepat sangat perlu ditentukan.
Pada PLTA bawah tanah, untuk mencegah adanya kenaikan temperatur di dalam
ruangan oleh pancaran panas dari peralatan, untuk menghilangkan embun dan unluk
mengeluarkan asap rokok, diadakan ventilasi paksaan dengan tekanan atau pen-
dinginan udara. Untuk ruang peralatan komunikasi, dalam banyak hal pendinginan
(air conditioning) bertujuan agar peralatan tetap dapat berfungsi dengan baik.

7.8 Sistim Penyediaan Tenaga untuk Peralatan Pembantu


Oleh karena banyak macam peralatan pembantu di dalam gedung sentral, perlu
diperhatikan betul-betul bahwa penyediaan tenaga untuk peralatan pembantu juga
tersedia dalam keadaan darurat. Untuk maksud ini, maka:
(1) jika dapat diperoleh penyediaan tenaga dari sistim lain, perlu diadakan sam-
bungan jaringan distribusinya pada sistim ini ;
(2) dipasang generator mesin diesel atau generator dari mesin turbin air kecil
untuk keperluan tersebut di atas;
(3) generator mesin diesel untuk bendungan PLTA dipakai juga untuk keperluan
di atas;
(4) jaringan distribusi disambung dengan sentral lain.
Di antara beberapa cara ini dapat dipilih carayang paling menguntungkan sesudah
diselidiki biayanya dan mudahnya pemeliharaan.

7.9 Referensi

Dalam Bab 7 ini digunakan referensi terhadap karya-karya tulis berikut ini:
1) Low-Speed Overhead Travelling Cranes, JIS-8801, Japanese Standards Association.
2) Recommended Intensity of lllumination,J[S-Z-9110, Japanese Standards Association.
BAB 8. PEMBANGUNAN DAN
PEMASANGAN MESIN

8.1 Persiapan Pembangunan

Pembangunan pusat listrik tenaga air biasanya dilaksanakan dengan urutan sebagai
berikut:
(1) Menyelesaikan formalitas yang dipersyaratkan oleh pemerintah negara yang
bersangkutan.
(2) Penyelidikan dan perundingan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan
pembangunan dan ganti rugi.
(3) Pembangunan prasarana yang diperlukan untuk pekerjaan pembangunan.
(4) Penyusunan kontrak dan pelaksanaan pekerjaan sipil.
(5) Pembelian mesin-mesin utama dan peralatan Iainnya.
(6) Memulai pekerjaan teknik sipil dan pelaksanaan pembangunannya.
(7) Pemasangan mesin-mesin dan peralatan lainnya.
(8) Percobaan operasi (dengan air).
(9) Mulai operasi komersiil.
Agar pelaksanaan pembangunan dapat diselesaikan dengan lancar dalam waktu
yang telah ditentukan, studi yang cukup dan pengertian yang sempurna dari setiap
tahap tersebut di atas sangat diperlukan. Keadaannya tidak sama untuk setiap negara.
Di Jepang, misalnya, formalitas utama yang diminta adalah izin pelaksanaan hak mema-
kai air berdasarkan Undang-Undang Sungail) dan Undang-Undang Perusahaan
Listrik,2) serta izin pelaksanaan rencana konstruksi. Oleh karena dalam tahun-tahun
terakhir ini perundingan mengenai ganti-rugi tanah cenderung untuk menjadi semakin
sulit, penyelidikan pendahuluan sangat diperlukan. Di Jepang biaya ganti-rugi tanah
ini dapat mencapai jumlah 15l dari seluruh jumlah biaya pembangunan. Prasarana
yang diperlukan, misalnya, adalah jalan, fasilitas penyediaan tenaga dan bangunan
sementara lainnya. Semua ini harus dapat diselesaikan pada saat pekerjaan pemba-
ngunan PLTA akan dimulai. Pembelian dan pemasangan mesin-mesin utama dan
peralatan lainnya akan diterangkan secara terperinci dalam bagian berikut ini.

8.1.1 Beberapa Cara Pemasangan Mesin dan Peralatan Lainnya

Ada empat cara pemasangan mesin-mesin utama dan peralatan lainnya:


(l) Perusahaan listrik sendiri yang melaksanakannya dengan bantuan teknisi dari
pabrik.
(2) Dilaksanakan oleh suatu perusahaan yang mengkhususkan diri dalam pema-
sangan mesin dan peralatan lainnya.
(3) Pabrik yang membuat mesin-mesin dan peralatan yang melaksanakan pekerjaan
pemasangan tersebut.
(4) Pemborong pekerjaan sipil yang akan melaksanakan pekerjaan pembangunan
PLTA yang bertanggung jawab atas pekerjaan pemasangan ini.
Dalam hal (3) dan (4) pemborong utama atau pabrik seringkali mempunyai
110 Bab 8. Pembanguan dan Pemasangan Mesin

hubungan tersendiri dengan perusahaan yang khusus melayani pemasangan mesin dan
peralatan, dan perusahaan ini yang melaksanakan pekerjaan pemasangan yang
sebenarnya. Namun, sistim manapun yang dipilih dari keempat cara tersebut di atas,
pengiriman teknisi dari pabrik tetap diperlukan.
Jika perusahaan listrik sendiri mempunyai tenaga ahli dan pekerja dalam jumlah
yang cukup banyak serta peralatan yang memadai untuk pekerjaan pemasangan, maka
cara (l) adalah yang paling menguntungkan. Keuntungan memasang sendiri adalah
bahwa perusahaan dapat melatih teknisi-teknisinya. Meskipun demikian, biasanya
sulit untuk memanfaatkan personil dan peralatannya secara efektif, sehingga pada
waktu ini cara tersebut tidak umum dilaksanakan. Dewasa ini cara (2) dan (3) paling
lazim dipakai. Cara (3) menjadi semakin luas diterapkan; kontrak seperti ini disebut
kontrak gunting-pita (turn-key contract).
Pemasangan mesin-mesin pembantu dan bermacam-macam pekerjaan konstruksi
yang kecil dapat dikerjakan dengan cara (l) sampai (4), tergantung pada keadaan alam
dan waktu penyelesaian dari masing-masing pekerjaan. Pengetanahan dikerjakan dengan
cara (4), sedang pekerjaan hamparan kabel dikerjakan dengan cara (1), (2) atau (3).

8.1.2 Pembelian Mesin dan Peralatan Lainnya

Untuk pembelian mesin, peralatan dan material, perusahaan listrik yang bersangku-
tan pertama-tama menyiapkan terlebih dahulu spesifikasi pembelian, dan mengumpul-
kan nama-nama pabrik yang sekiranya dapat memenuhi spesifikasi tersebut. Spesifikasi
pembelian harus menyebutkan dengan jelas faktor-faktor perencanaan, syarat-syarat
konstruksi, syarat-syarat garansi, macam dan jumlah onderdil yang diperlukan, jadwal
kerja, dan sebagainya. Untuk mesin-mesin dan peralatan perlu dibuat diagram rang-
kaian tunggal, tata-ruang mesin, dan sebagainya.
Jika pabrik telah ditentukan, pembeli harus membicarakan sekali lagi dengan
pabrik yang bersangkutan perincian lengkap dari spesifikasi yang telah diberikan.
Pabrik harus mendapat persetujuan dari pembeli mengenai semua gambar yang
diperlukan sebelum barang mulai dibuatnya. Gambar-gambar yang telah disetujui
dinyatakan demikian (approved drawings).
Biasanya pembuatan turbin air dan turbin yang dapat dibalik menjadi pompa
dimulai sesudah didapat penegasan bahwa apa yang dibuat sesuai dengan apa yang
disebutkan dalam spesifikasi; penegasan ini baru dapat dilakukan sesudah pabrik
melaksanakan pengujian model dengan hasil sangat memuaskan. Untuk pipa lepas,
pipa-pipa pembuangan (drain) dan lainJain yang ditanam di dalam pondasi beton,
gambar-gambarnya harus diserahkan kepada pembeli untuk mendapatkan pengesahan.
Pabrik harus membicarakan tentang cara-cara pemasangan, waktu yang diperlukan
dan proses pekerjaan dengan pemborong pekerjaan sipil, karena alat-alat tersebut
sangat erat hubungannya dengan konstruksi bangunan sipil.

8.2 Jadwal Pembangunan

Waktu yang diperlukan untuk pembangunan PLTA biasanya ditentukan baik


oleh waktu yang diperlukan untuk pembangunan pekerjaan sipil, maupun oleh waktu
yang diperlukan untuk membuat, mengangkut dan memasang mesin-mesinnya. Namun,
dalam banyak hal faktor yang pertama lebih banyak menentukan dari pada yang kedua.
Waktu yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaah sipil mungkin akan berbeda-
beda berhubung dengan keadaan meteorologinya, keadaan sungainya, jenis dan
besarnya bendungan serta panjangnya saluran-saluran air. Untuk ini diperlukan waktu
8. 3 Prasarana Pembangunan 1l I

tiga sampai empat tahun. Dari semua mesin, turbin dan generator memerlukan waktu
pembuatan yang paling lama, biasanya antaru 12-15 bulan. Sebagai contoh dapat
disebutkan bahwa pembuatan turbin dengan kapasitas lebih dari 100 MW, atau turbin
yang dapat dibalik menjadi pompa (reversible pump-turbine), memerlukan waktu l8
bulan. Waktu yang diperlukan untuk membuat mesin pada umumnya tergantung
sebagian besar oleh kecepatan kerja pabrik.
Waktu yang diperlukan untuk
t1 pemasangan turbin dan generator
13
dapat berubah-ubah tergantung pada
macam turbin, kapasitasnya, jumlah
t2
? unit, cara pemisahan dan pengang-
a lt
le
kutannya, serta cara pemasangannya
a10 di tempat. Contoh jadwal diperlihat-
@
1c
d
kan dalam Gbr. 72. Jumlah hari
Ea tersebut dalam gambar adalah jangka
A
d waktu yang diperlukan mulai dari
a'
6 permulaan pemasangan rumah turbin
e6
il sampai penyelesaiannya, disusul
dengan percobaan operasi dan
sampai dimulainya operasi penjualan
tenaga. Gbr. 73 menunjukkan contoh
jadwal pemasangan mesin-mesin,
1.000 2.000 5.000 10.000 2o.0oo 50.000 seperti turbin, generator, transfor-
kwiy'?7 untuk I Uoit mator dan meja hubung.
Gbr.72 Lamanya Pemasangan Fasilitas PLTA. Beton sekitar pipa lepas dari
sebuah turbin merupakan bagian
dari pekerjaan pondasi untuk gedung PLTA; karena itu pipa lepas biasanya dipasang
beberapa bulan sebelum turbin itu sendiri dipasang.
Jangka waktu pemasangan transformator utama berbeda-beda, tergantung dari
cara pemisahan bagian-bagiannya dan cara pengangkutannya. Karena itu sangat perlu
ditentukan lebih dahulu apakah transformator akan diangkut sebagai mesin yang sudah
dipasang atau yang terpisah-pisah, sesudah dipelajari keadaan jalan, kemampuan
jembatan, ukuran terowongan, dan lain-lain. Pada umumnya dapatlah dikatakan
bahwa jangka waktu pemasangan transformator utama kadang-kadang sangat besar
pengaruhnya terhadap jangka waktu pemasangan PLTA secara keseluruhan, walaupun
bagian-bagiannya dipasang di tempat.
Pemasangan peralatan gardu induk pasangan-luar, meja hubung, lemari hubung,
dan peralatan pembantu lainnya harus direncanakan terlebih dahulu dengan mengi-
ngat proses berlangsungnya pekerjaan sipil, sehingga dengan demikian jadwal para
pekerja pemasang dapat dibuat seimbang.
Jika ada dua unit atau lebih yang akan dipasang, maka pemasangarl bagian-bagian
mesin yang langsung berhubungan dengan pekerjaan beton (misalnya, pipa lepas,
rumah turbin dan lain-lain) dapat dilaksanakan secara berturut-turut atau bersama-
sama. Dengan demikian, maka pemasangan, penyetelan dan operasi percobaan dari
mesin-mesin berikutnya akan tertunda 1-2 bulan.

8.3 PrasaranaPembangunan

Pelaksanaan pembangunan PLTA memerlukan beberapa macam bangunan atau


n2 Bab 8. Pembanguan dan Pemasangan Mesin

I l--]-
PeDBrt.o (CeDterirg)
SiltiD Minyrk
Hidrolik

llF*

(Shinsiog).

|f, x.b.l
Pekerieel

E
ll
Peoyetelu

E Bstse
Penguiian Stetir dal Peyetela!

I
Peuguiirn

Gbr. 73 Contoh Jadwal Pemasangan Peralatan PLTA.

fasilitas sementara, seperti tenaga listrik, alat pengangkut (conveyor), komunikasi,


bengkel mesin, gudang, kantor dan asrama. Bangunan-bangunan yang nantinya akan
tetap dipakai sesudah pembangunan selesai, sebaiknya dibangun lebih dahulu. Jenis dan
besarnya fasilitas sementara bermacam-macam, tergantung pada letak dan besarnya
PLTA.

8.3.1 Prasarana Tenaga Listrik

Prasarana tenaga listrik untuk pelaksanaan pembangunan dapat ditentukan sesudah


diketahui motor-motor yang digunakan selama pelaksanaan pekerjaan, waktu pelayanan
dan jangka waktunya. Kapasitas tenaga yang diperlukan, jumlah unit dan penjadwalan
kapasitas dapat ditentukan sesuai dengan kemajuan pelaksanaan pekerjaan. Jumlah
kapasitas tenaga yang diperlukan untuk beberapa PLTA diperkirakan sebesar 40'60%
dari jumlah tenaga dari motor-motor yang dipasang. Tenaga listrik yang diperlukan
kurang lebih 50 kWh untuk tiap m3 beton bendungan dan 100 kwh untuk tiap m3
galian terowongan.
Jika tenaga maksimum yang dibutuhkan untuk tiap bagian pekerjaan sudah diperkira-
kan, kemudian dapat ditentukan gardu induk, serta jaringan transmisi dan distri-
businya. Kapasitas jaringan transmisi dan distribusinya lebih baik direncanakan sedikit
lebih besar dari pada yang dibutuhkan, sehingga apabila rencana semula berubah
menjadi lebih besar, maka jaringan ini masih dapat memenuhi kebutuhan. Juga lebih
baik bila gardu induk direncanakan cukup luas sehingga dapat dipasang transformator
tambahan apabila kelak beban bertambah. Oleh karena fasiiitas tenaga listrik ini hanya
dimaksudkan untuk dipakai selama 2-3 tahun, maka rencananya harus dibuat seseder-
hana mungkin sehingga biaya dapat ditekan. Namun, fasilitas ini tetap harus dilengkapi
dengan alat-alat pengaman yang sempurna, karena adanya gangguan pelayanan akan
8. 4 Alat-Alat Berat dan Prasarana Pengangkutan I r3

mengakibatkan kesulitan dan tertundanya pekerjaan. Adanya cadangan sumber tenaga


dalam bentuk generator diesel perlujuga, karena alat ini dapat bertindak sebagai sumber
tenaga darurat untuk melayani pompa-pompa pengeringan, ventilasi, terowongan dan
lampu.

8.3.2 Prasarana Komunikasi

Untuk memperlancar proses pengelolaan dan guna keamanan pelaksanaan


pekerjaan sangat diperlukan fasilitas komunikasi antara kantor pusat dengan tempat
pekerjaan, serta antara kantor, gudang, pusat pengangkutan, dan lain-lain, di tempat
pekerjaan. Fasilitas komunikasi dengan gelombang mikro, gelombang pendek, telpon
atau pembawa saluran (PLC; periksa Jilid II) dapat dipakai, baik selama pekerjaan
pembangunan berlangsung, maupun kelak sesudah semua pekerjaan selesai. Untuk
fasilitas komunikasi di lapangan pada umumnya digunakan telpon pembawa saluran
(PLC) dengan memanfaatkan saluran distribusi yang ada. Di daerah-daerah di mana
terdapat angin taufan yang dapat menimbulkan gangguan komunikasi, seringkali
dipasang pula telpon yang dilengkapi dengan sumber tenaga darurat.

8.3.3 Bengkel Mesin

Karena pada waktu pekerjaan sudah selesai diperlukan alat-alat kerja untuk
perbaikan dan pemeliharaan mesin-mesin, maka perlu pula dibangun suatu bengkel
mesin selama berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan. Bengkel mesin ini lebih baik
direncanakan pula untuk dipakai guna keperluan pemasangan mesin-mesin di tempat
pekerjaan. Peralatan dan mesin kerja yang perlu ada di bengkel mesin adalah mesin
bubut, mesin bor, mesin gerinda yang dijalankan dengan motor, mesin gergaji, las
listrik dan gas, serta satu set komplit alat-alat tukang besi. Akhir-akhir ini ada kecende-
rungan untuk tidak membangun bengkel mesin, karena pada umumnya perusahaan
yang mengerjakan pemasangan mesin membawa sendiri alat-alat kerja yang diperlukan
di atas ke tempat pekerjaan.

8.3.4 Lain-Lain

Dari beberapa macam bahan, mesin dan peralatan yang dibawa ke tempat pelaksa-
naan pekerjaaan, mesin-mesin listrik biasanya sangat peka terhadap kelembaban
udara. Karena itu perlu dibangun gudang penyimpanan tersendiri untuk menjaga agar
barang-barang tersebut tidak basah. Kantor dan tempat tinggal dibangun sedikit demi
sedikit sesuai dengan kemajuan pekerjaan serta kebutuhan akan tenaga kerja.

8.4 Alat-Alat Berat dan Prasarana Pengangkutan


Pada waktu penempatan pesanan mesin-mesin dan peralatan untuk PLTA, pembeli
harus menjelaskan kepada pabrik kapasitas pengangkutan secara terperinci, antara lain,
kapasitas berat dan voluma angkut kereta api, jalan raya, jembatan dan terowongan
pada lintasan perjalanan; ini selanjutnya harus diperiksa dengan sangat saksama.
Untuk dapat memperpendek jangka waktu pemasangan, mengurangi biaya pemba-
ngunan dan mempertinggi keandalan mesin-mesin, maka pemasangan mesin sebaiknya
sebanyak mungkin dilakukan di pabrik. Mesin ini kemudian dibawa ke tempat pe-
kerjaan dalam keadaan terpasang lengkap. Kadang-kadang eara ini masih lebih murah,
ll4 Bab 8. Pembanguan dan Pemasangan Mesin

sekalipun untuk keperluan itu diperlukan perbaikan jalan, terowongan, jembatan, dan
lain-lain. Di banyak negara pembatasan-pembatasan dijalankan secara ketat, sehingga
perlu direncanakan pemisahan bagian-bagian mesin yang paling sesuai dengan keadaan
pembuatannya. Namun, ada pembatasan voluma dan berat yang disebabkan karena
terbatasnya kapasitas pelabuhan dalam hal besarnya dan kemampuan bongkar-
pasangnya. Oleh karena itu perlu dilakukan penyelidikan pendahuan dalam hal ini.
Sesudah dibongkar dari kapal, mesin-mesin dan peralatan biasanya diangkut ke
tempat pekerjaan dengan kereta-hela (trailer), atau truk; atau dengan roller jika
jaraknya dekat. Jika kapasitas jembatan tidak begitu besar, jembatan ini perlu diperkuat
terlebih dahulu, atau dibuat jalan sementara melalui sungai. Dalam banyak hal mungkin
pula dipergnakan kapal. Jika setasiun kereta api sangat dekat dengan letak pelaksanaan
pekerjaan, dan topografinya menguntungkan, mesin-mesin dapat diangkut dengan
jalan membuat jalan kereta api baru sampai ke tempat pekerjaan. Pengangkutan dari
alat-alat berat membutuhkan keahlian dan teknik yang tinggi; kadang-kadang pe-
ngangkutan berbahaya, sehingga karenanya diperlukan pengawasan yang cukup teliti
dalam pelaksanaannya. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan selama pengangkutan
lebih baik dipakai jaminan asuransi.

8.5 Pemasangan Turbin dan Generator

8.5.1 UrutanPemasangan

Urutan dan cara pemasangan turbin dan generator mungkin banyak sedikit berbeda,
tergantung pada keadaan gedung sentral, jenis turbin, poros (tegak atau mendatar),
sistim pemasangan, kapasitas mesin, pemisahan bagian-bagian mesin pada waktu
pengangkutan, dan lain-lain. Karena tidak ada perbedaan yang besar dalam hal-hal
pokoknya, di sini akan diberikan contoh pemasangan turbin Francis dengan rumah
(casing) dari pelat baja berbentuk silinder, yang berporos tegak, sebagai berikut:
(l) Pemasangan antar-antar pipa lepas dan hubungan pengetanahan (grounding):
pertama-tama dibuat galian untuk pondasi turbin; lalu, sebelum lantai beton dicor,
pt"t-ptut dan kawat pengetanahan dipasang terlebih dahulu untuk kemudian ditanam
di dalam beton. Tetapi kabel-kabel pengetanahan itu harus tersembul ke atas permukaan
lantai beton agar dapat dihubungkan dengan mesin. Pada umumnya sukar untuk
mendapatkan hubungan pengetanahan yang baik pada suatu PLTA. Karena itu
bendungan, saluran elak (diversion channel) dan gardu induk dipakai pula untuk
pengetanahan disamping dasar pipa lepas sendiri. Sesudah lantai beton dicor, beton
untuk antar-antar (liner) pipa lepas dicor sedikit demi sedikit sampai 3-4 kali, sementara
kait untuk mengangkat mur-sambung tegang (turn buckle) guna memasang pipa lepas
dan pasangan (htting) yang dipakai guna meluruskan pipa yang akan ditanam dicor
bersama-sama dengan beton tersebut'
Karena kran berjalan atas (overhead) biasanya sangat sulit dipakai untuk pema-
sangan antar-antat pengarah pipa lepas, maka dipakai kran kabel atau kran kerek
lderrict< crane) yang sederhana untuk maksud
ini. Sesudah tinggi titik pusat, tinggi
permukaan dan jarak dengan mesin-mesin lainnya ditentukan dengan tepat, kemudian
antar-antar pengarah pipa lepas dipasang kuat-kuat dengan dongkrak dan mur-sambung
tegang sehingga tidak dapat bergerak lagi jika beton dicor. Juga sebuah penguat
ditemlatkan di sebelah dalam antar-antar pengarah pipa lepas agar pasangannya kuat
sekali. Beton untuk mengisi ruangan antara pondasi dan antar-antarnya dituangkan
sedikit demi sedikit (kurang lebih 3 kali), setiap kali dengan pemeriksaan titik
pusat dan
tinggi. Bagian di bawah attar-antar pengarah pipa lepas yang sukar diisi dengan beton,
8. 5 Pemasangan Turbin dan Generator I 15

diisi kemudian dengan adukan encer (grout). Jika pengecoran beton untuk pipa lepas
sudah selesai, kemudian dapat dicor pondasi beton untuk rumah turbin dan dinding
bangunan sekelilingnya. Sesudah itu dapat dilaksanakan pembuatan tiang-tiang untuk
gedung, tiang-tiang penyangga ril untuk kran dan atap gedung sentral. Kait-kait yang
dipakai untuk pemasangan rumah turbin, untuk mengangkat tiang kran dan untuk
pemasangan mesin-mesin pembantu; pasangan untuk meluruskan letak pipa lepas;
ialuran air dan pipa drainasi; pipa untuk kabel penerangbn; pipa-pipa penyangga dan
baut-baut angker untuk pemasangan peralatan pada dinding; semuanya harus terpasang
lebih dahulu sebelum pengecoran beton dilakukan.
(2\ Pemasangan rumah turbin: jika gedung sentral telah diselesaikan dan kran telah
ditempatkan, pemasangan turbin dan generator dapat dimulai. Pertama-tama dipasang
bagian atas dari pipa lepas yang berbentuk kerucut yang mempunyai flens (flange)
lepas pada bagian bawahnya. Flens ini kelak akan dilas dengan bagian atas pipa lepas,
setelah rumah turbin dipasang. Flens pipa lepas dan flens pipa penyambungnya harus
dipasang dengan tepat. Kesalahan kecil pada pengecoran antar-antar pengarah pipa
lepas dapat dihapuskan oleh adanya sambungan antara kedua flens tersebut. Cincin
kecepatan (speed ring) dan rumah turbin dipasang di atas pondasi dasar beton. Karena
flens rumah turbin disambung menjadi satu dengan cincin, maka keduanya dipasang
pada saat yang bersamaan. Bila rumah turbin dipasang dengan las, maka perlu diadakan
pengamatan terus-menerus terhadap pengaruh regangan (strain) yang diakibatkan oleh
panas pengelasan tersebut; sementara pemasangan dan pengelasan dikerjakan' p,enga-
matan dan pengawasan terhadap perubahan ukuranpun harus selalu dikerjakan.
Sesudah pekerjaan las selesai biasanya diadakan pemeriksaan radiografis dan pengujian
hidrolik. Jika rumah turbin telah dipasang selengkapnya, maka selanjutnya dapat
dilakukan pemasangan tutup bawah rumah turbin, baling-baling antar, tutup atas
rumah turbin dan penumpu (pedestal) bantalan. Penetapan letak rumah turbin dilaku-
kan dengan baji-baji dan plat-plat baja yang diletakkan antara rumah turbin dan
pondasi beton. Sesudah itu dipasang pipa-pipa yang akan ditanam di dalam beton dan
disambung kawat-kawat tanah. Langkah berikutnya ialah mematikan letak rumah
turbin dengan dongkrak dan mur-sambung tegang untuk mencegah perubahan letak
disebabkan olehadanyagayaapung(buoyancy), tekanan luar dan gaya karena menge-
rasnya beton, serta memasang suatu penopang di dalam rumah t0rbin untuk mencegah
adanya perubahan bentuk. Jika semuanya telah selesai, beton dicor sedikit demi
sedikit kurang lebih tiga kali, setiap kali diperiksa apakah terdapat penyimpangan letak
pada rumah turbin. Rongga di bawah rumah dan cincin kecepatan yang sulit dicor,
dicor kemudian dengan adukan encer.
Sesudah beton selubung rumah turbin dicor sampai ke titik pusatnya, kemudian
dipasang motor servo untuk baling-baling antar, dan dicor sisa ruangan antzta rumah
turbin dan selubung beton dari rumah turbin, sambil dilakukan perletakan pipa-pipa
yang akan ditanam di dalam beton tersebut.
(3) Pemasangan generator.'rotor dan stator sebuah generator yang diangkut dalam
keadaan terpisah, dihimpun kembali di sentral menurut cara tertentu. Dalam keadaan
tertentu bagian-bagian stator juga diangkut dalam keadaan terpisah-pisah; jika kon-
struksi stator cukup sederhana atau kecil, hanya lilitannya saja yang dilepas dan
diangkut terpisah. Di ruang pemasangan lilitannya dihubung-hubungkan menjadi
kumparan. Dalam pengangkutan bagian rotor dilepasJepaskan sehingga bobot setiap
bagian menjadi ringan, bergantung pada konstruksinya dan kemampuan pengangkutan.
Pasangan susut (shrinkage fitting) dari poros utama dan'rangka penahan poros, pasa-
ngan susut antara rangka utama dan rangka samping serta plat sekat dipasang semuanya.
Kemudian, kutub medan, hubungan dengan lilitan medan dan hubungan dengan
tt6 Bab 8. Pembanguan dan Pemasangan Mesin

gulungan peredam diselesaikan sebagaimana mestinya. Juga cincin pengerem dan kipas
angin dipasang. Pada mesin-mesin model baru porosnya tidaf merupakan satu kesatuan,
tetapi terdiri dari beberapa bagian yang disambung dengan flens dan baut di bagian
dekat rangka samping.
Setelah beton tempat mesin menjadi keras dan diratakan dasarnya, lalu dudukan
stator bagian bawah, statornya sendiri dan dudukan atasnya ditempatkan menurut
posisi tertentu; titik pusatnya ditentukan sesuai dengan kedudukan turbin yang telah
dipasang lebih dulu. Permukaan bagian atas dari penumpu bantalan turbin merupakan
referensi tinggi terhadap dudukan atas dan bawah; ketinggian ini diukur dengan
batang pengukur dari pabrik. Kemudian diletakkan alat sipat datar (level) pada
permukaan dari dudukan bawah dan atas untuk mengetahui apakah permukaannya
benar datar dan rata. Jika titik pusat, tinggi dan permukaan sudah betul, dasarnya
dicor dengan beton dan dipasang baut angker. Jika beton telah mengeras, titik pusat
generator dan turbin diperiksa kembali. Jika posisinya telah benar baut dipasang agar
posisi ini tidak bergeser lagi.
(4) Pemasangan rotor turbin, rotor generator dan pemeriksaan arah poros: mula-
mula penyokong (bracket) atas dan bawah dari generator, penahan bantalan turbin
dan penutup atas dibuka. Kemudian rotor turbin dan poros utama yang telah dipasang
menjadi satu dimasukkan, dilanjutkan dengan memasang penutup atas, dan bantalan
antar (guide bearing) dan penumpu bantalan turbin. Setelah saluran air keluar
diperiksa, kemudian dipasang bantalan turbin dan sekat kedap air (water seal packing).
Untuk turbin Kaplan, penutup atas rotor yang telah dipasang jadi satu dengan rotor
dan poros utama diangkat dengan kran dan ditahan oleh penutup atas. Setelah penyo-
kong bawah dipasang, maka rotor generator diangkht dengan kran dan ditahan pada
penyokong bawah dengan dongkrak; penyokong atas dan bantalan poros-dorong
dipasang sehingga bobot rotor pindah pada bantalan ini. Cara pemasangan generator
jenis payung urutannya berlawanan dengan cara ini. Selanjutnya dipasang bantalan
antar atas atau bantalan sementara, sehingga arah poros dapat diperiksa dan ketidak-
seimbangan ar,tara tinggi bidang bantalan poros-dorong dan rotor dorong (thrust
runner) dari bantalan utama dapat diatur dengan sempurna. Tinggi bidang bantalan
poros-dorong ditentukan oleh berat bagian-bagian yang berputar (rotor turbin, rotor
generator dan poros utama), pengaruh pada poros oleh tekanan air, pelegkungan penyo-
kong atas (penyokong bawah pada generatorjenis payung) dan pengembangan poros
utama karena kenaikan temperatur, sehingga rotor turbin tetap pada posisi yang
normal ketika bekerja. Pada turbin Kaplan harus diperhatikan agar cincin pelepasan
air (discharge ring) tidak bersentuhan dengan baling-baling rotor turbin. Selanjutnya
poros generator dan poros turbin disambung (pengatur baling-baling juga dipasang
pada turbin Kaplan) dan diperiksa arah dan kelurusannya. Akhirnya setiap bantalan
dipasang dan diberi minyak pelumas.
(5) Pemasangan lain-lain: selanjutnya dipasang penguat (exciter), pesawat pen-
dingin, saluran udara, platform dan alat-alat pelengkap lainnya. Kemudian dilaksanakan
pula pemasangan pipa-pipa dan penyambungan kawat-kawat. Bersamaan dengan
kegiatan tadi dilaksanakan pula pemasangan pengatur aliran air masuk (inlet valve),
pengatur kecepatan (governor), instalasi pompa minyak pelumas, serta saluran dan
sistim drainasi.
(6) Penyambungan turbin dengan pipa pesat: turbin dihubungkan dengan pipa
pesat (melalui pipa ujungnya) sesudah pasangan beton selesai. Hubungan ini dilakukan
dengan memasang pipa penyetel (adjustment pipe) pada ujung pipa pesat, sehingga
panjang saluran dan titik pusatnya dapat diatur. Turbin dihubungkan dengan pipa
ujung (end pipe) oleh flens pembongkar (dismantling flange). Karena itu turbin dan
8. 5 Pemasangan Turbin dan Generator ll7
pipa ujung tidak terkena oleh gaya-gaya lebih yang disebabkan oleh pemanjangan,
pengerutan dan pemindahan, karena keduanya tidak berhubungan secara langsung.
Kerapatan terhadap air dijamin oleh sekatan (packing) yang elastis.
(7) Sistim tekanan minyak dan pembersihan: setelah dipasang pipa-pipa minyak
dibersihkan. Minyak pembersih (flushing oil) atau semacam minyak turbin diisikan ke
dalam tangki, dan dialirkan ke dalam saluran pipa yang dibagi ke dalam beberapa seksi
dengan pompa minyak, sambil dipanaskan dengan alat pemanas listrik. Anyaman
kawat dengan ukuran kira-kira 100-mesh dipasang di dekat ujung saluran pipa guna
mengumpulkan kotoran. Sekali-sekali saluran pipa dipukul dengan palu selama
pekerjaan pembersihan berlangsung untuk mempercepat keluarnya kotoran. Suhu
minyak harus dijaga tetap pada kira-kira 50'C. Kotoran yang terkumpul pada anyaman
kawat diperiksa untuk menilai proses pembersihan dan guna menentukan bila pember-
sihan ini harus dihentikan. Gbr. 74 menunjukkan susunan instalasi yang diuraikan di
atas.

8.5.2 Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pekerjaan Pemasangan

Turbin dan generator sudah dipasang lengkap di pabrik, dan di sana diadakan
pemeriksaan dan percobaan. Setelah pasak-pasak (knock pins) dipasang dan tanda-
tanda antara bagian yang berpasangan (mate marks) digores, kemudian dibongkar
kembali dan dibawa ke tempat pemasangan. Pemasangan bantalan turbin dan generator
harus dikerjakan dengan teliti. Bila ukuran ketelitian sebesar l/100 mm tidak terjamin,
maka ini akan menimbulkan kebakaran dan kesulitan-kesulitan lain. Yang terpenting
dalam pelaksanaan pemasangan adalah pemeriksaan dengan teliti titik pusat dan sipat
datar (level) dari tiap mesin.
Hal-hal berikut ini membutuhkan perhatian yang khusus:
(a) Pengecoran beton pondasi dilaksanakan sedapat mungkin menyipat datar.
Dalam hal mesin berporos mendatar, beton pondasi yang akan menahan beban turbin
dan generator tidak boleh dicor berulang kali secara terpisah; bila demikian, permuka-
annya tidak akan tetap sipat datar sesudah bekerja bertahun-tahun karena beban yang
bekerja berlainan dari tempat ke tempat.
(b) Mesin-mesin dihubung-hubungkan dengan pertolongan tanda-tanda pasangan
(mate marks) yang harus tetap tidak terhapus untuk mempermudah pembongkaran dan
pemasangan kembali kelak.
(c) Harus dijaga agar tidak memasang pipa tanpa melepaskan plat penutup ujung
dan material pemeriksa lainnya. Perlu diperhatikan agar bubur beton (concrete milk)
tidak masuk ke dalam tabung-tabung dan pipa-pipa yang terbenam.
(d) Pipa-pipa minyak, tangki-tangki, katup-katup dan alat-alat sistim tekanan
minyak lainnya serta sistim pelumasan harus cukup bersih bagian dalamnya, sehingga
karat, pasir dan kotoran lain tidak tertinggal di dalamnya.
(e) Sementara pelaksanaan pemasangan berjalan, mesin-mesin dan perlengkapan
diperiksa untuk melihat apakah antar-antar tidak bekerja abnormal, apakah perputaran
cukup tercegah, apakah tidak ada bagian yang patah atau rusak, berlubang akibat
pukulan, retak atau berkarat, dan yang terpenting adalah apakah ada hal-hal yang
abnormal karena pengangkutan setelah diperiksa di pabrik.
(f) Barang-barang yang berat memerlukan pelayanan yang khusus. Barang-barang
tersebut harus diangkat dengan tali kawat yang tepat dan dengan menggunakan
pinggiran pelindung yang baik. Harus diperhatikan pula titik berat barang pada waktu
mengangkatnya.
(g) Pengukuran sipat datar, titik pusat dan titik-titik lain yang penting dilaksana-
118 Bab 8. Pembanguan dan Pemasangan Mesin

Pengecoran Beton
Sekitar Pipa Lepas

Pemasangan Penyokong
Bawah, Pemusatan

Pemasangan Stator dan


Penyokong Atas, Pemusatan

Pembongkaran Penyokong
dan Tutup Sebelah Dalam

Pemasangan Tutup Penghimpunan Penyokong


Sebelah Dalam Sebelah Bawah

Penghimpunan Penghimpunan
Penyokong Bantalan
Sebelah Atas Poros-Dorong

dan Poros-Turbin

Gbr.74 Urutan Pekerjaan Pemasangan pada PLTA'

kan oleh lebih dari dua orang secara terpisah untuk menghindarkan kesalahan oleh
satu orang.
(h) Biasanya sipat datar dengan ketelitian sekitar 0,02 mm dipakai sebagai patokan
derajat sipat datar. Bagi suatu mesin besar sukar diperiksa derajat sipat datarnya secara
keseluruhan dengan hanya mengukurnya secara lokal; karena itu dipakailah garis tepi
yang lurus sebagai ukuran. Bila sipat datar air yang dipakai, perlu diperhatikan gerak
perpindahan muka air, perbedaan suhu, dan gelembung-gelembung udara dalam tabung
berhubungan.
8. 6 Pemasangan Kembali dan Pengeringan Transformator 119

(i) Untuk mengukur ketegak-lurusannya, cara dengan menggunakan kawat piano


seperti tertera dalam Gbr. 75. seringkali dipakai. Kawat piano yang dipakai berdiameter
+0,3-0,5 mm dan harus lurus sekali. Unting-unting (plummet) dengan berat l5-20 kg
cocok untuk kawat piano dengan diameter 0,3 mm, sedang unting-unting seberat
25-30 kg sesuai untuk kawat piano dengan diameter 0,5 mm. Minyak yang diisikan
dalam cawan untuk menahan unting-unting harus tepat kekentalannya. Kawat piano
harus terpisah dengan sempurna dari
badan mesin, dan unting-untingnya
B tidak boleh :nenyentuh cawan. Sambil
A, C, D : Permukaen Bantelan Yang
mengukur ketegak-lurusannya, perlu
SemPuroe
B : Batere
sekali diperhatikan arah angin, yang
R : Penerima sangat mempengaruhi hasil penguku-
F : Mikrometer
G : Cawan Miayek dengan ran. Titik tengah poros mendatar
Unting-Unting
O-E : Kawat Piano mesin diukur dengan cara yang sama
dengan pengukuran ketegak-lurusan.
Pemasangan harus dilaksanakan de-
ngan memperhatikan lenturan (ben-
ding) kawat piano, turbin air dan
Gbr. 75 Cara Pemusatan. poros generator. Lenturan ini harus
dikoreksi.
(j) Pemeriksaan arah poros dikerjakan, baik oleh orang maupun oleh alat
pemeriksa elektromagnetis. Pada kedua hal tersebut, permukaan bantalan poros-
dorong dan arah poros utama harus diperiksa dan distel dengan memutar poros utama
perlahan-lahan. Piringan ukur-jarum (dial gauge) dipasang di tempat yang mudah dibaca
dan yang cukup luas untuk bekerja. Tempat kedudukan pengukuran nomornya harus
seragam, dan poros utama harus terpasang dengan kuat pada bantalan antar atas atau
bantalan darurat untuk menghindarkan goyangan, sehingga pengukuran dapat dilak-
sanakan bebas dari getaran.
(k) Celah diukur dengan cara memasukkan alat celah (gap gauge) ke dalam tempat
yang diukur. Harus dijaga jangan sampai alat ukur celah itu patah atau merusak tempat
yang diukur, dengan memasukkan alat ukur ini secara paksa.

8.6 Pemasangan Kembali dan Pengeringan Transformator

&6.1 PemasanganKembali

Di tempat pemasangan, transformator diperiksa kalau-kalau ada yang rusak waktu


diangkut atau ada bagian-bagian yang lepas atau hilang. Sesudah batang atau bahan
penguatan yang digunakan dalam pengangkutan dilepas, maka isiuya yaitu transfor-
mator dikeluarkan dan dipasang kembali.
Dalam pemasangan kembali transformator, harus diperhatikan hal-hal berikut ini:
(a) Kumparan harus ditangani secara hati-hati dan bahan isolasi tidak boleh
diganggu-gugat dalam keadaan bagaimanapun juga.
(b) Baut-baut penahan harus diperiksa apakah sudah terpasang dengan kokoh
atau belum. Harus diusahakan bahwa bagian dalamnya terkunci dengan baik.
(c) Inti diperiksa, apakah sudah ditanahkan dengan sempurna dan apakah plat
pengetanahan terpasang dengan baik atau belum.
(d) Mesin harus diangkat dengan baik dan tali direntangkan dengan sudut kurang
dari 60'.
Bila tidak ada ruang pemasangan, maka pemasangan kawat penghubung dan
120 Bab 8. Pembanguan dan Pemasangan Mesin

telminal terisolasi (bushing) perlu dilakukan bila cuaca baik.


Untuk flens pemasang terminal terisolasi atau untuk tangki yang diangkut sebagai
bagian yang terpisah, permukaan pembungkusnya harus rata dan halus; sebagai pengi-
kat dipakai pita perekat yang baik; ikatannya harus keras. Tekanan 35-40\ sult:
cukup untuk penyumbat mika. Bila ikatannya melebihi angka ini, maka tekar::.-
pengikat akan naik dan elastisitasnya menurun.

8.6.2 Pengeringan

Bila transformator diangkut dalam bagian-bagian yang terlepas, maka tran:::--


mator tersebut harus dikeringkan kembali dengan cara-cara berikut ini :
(a) Cara pengeringan dengan menyemprot udara panas.' Cara ini mengeringi.:-
transformator dengan meniupkan udara yang dipanaskan oleh uap atau alat pema::.:
listrik, dengan bantuan kipas angin. Meskipun pengerjaannya aman dan mudah. --:,:
diperlukan waktu lama dan menyebabkan debu melekat pada mesin. Badan nls. -
dimasukkan dalam tangki transformator atau dalam peti kayu yang diberi lapisan r.
di bagian dalamnya. Penutup dengan lubang udara sebesar 20/. dari luas penamF::r
dipasang di atasnya. Pergeserannya diatur dengan suatu alat yang sesuai. Disarar-.i .:.-
untuk memasang saringan udara dan membuat tekukan-tekukan pada saluran uc:.-r
untuk mencegah kebakaran akibat tiupan arus panas langsung. Alat pemanas l:i:-.
20kW dan alat peniup berkapasitas 12m3/menit cukup baik untuk transforn:::-
berkapasitas sampai beberapa MVA, dan pemanas 30 kw dan peniup berkapa, ;,
30 In3/menit untuk transformator berkapasitas 15 MVA. Setelah kipas angin dijalar:L;:.
maka alat pemanas dipasang. Udara dipanaskan sehingga udara dalam saluran men.:::a
suhu 80-90'C dan udara di ujung keluar mencapai 70'c, dengan mengatur lu:a_r_g
udara' Pelaksanaan pengeringan ini berjalan siang malam. Sementara itu talu::.ur
isolasi antara kumparan dan inti besi, serta antara kumparan tegangan tingg :r"r
kumparan tegangan rendah diukur setiap jam tertentu dengan megger. Mula-: *;
nilainya akan turun, kemudian naik dan menjadi hampir konstan; ini merupakao li-,i
bahwa proses pengeringan dapat diakhiri. Kadang-kadang nilainya tidak akan :,-t ,
melebihi 300 Mo, yaitu bila transformator sudah pernah dicelup dalam minyak. :::*r
hal ini tidak menjadi soal.
(b) Cara pengeringan dengan listrik: Di sini sebuah kumparan dihubung-singk::t a,r
dan tegangan rendah diterapkan pada kumparan yang lain, untuk memanfag--r r;
hilang-daya yang ada untuk pengeringan. cara ini membutuhkan ketrampilan. Ba:.ar
mesin ditaruh dalam peti yang sama seperti dalam hal pengeringan dengan udara p".-.r
Mula-mula arus listrik sebesar kira-kira l/10 arus dasar (rated) dialirkan dan kernr:;r:
dikontrol sedemikian rupa sehingga suhu kumparan dan inti besi menjadi 60--: :
Arus listrik sebesar kira-kira 20-30% arus dasar biasanya sudah cukup. Bila:e:,ar:
tangki dipergunakan maka bahannya harus merupakan bahan isolasi panas. Drzia
kekeringan yang diinginkan diputuskan dengan cara yang seperti pada (a) rersnti
di atas.
(c) Cara pengeringan dengan minyak panas: Ini adalah variasi lain dan:rn:i
pengeringan dengan listrik; pengeringan dikerjakan dengan tangki berisi m::",rrr
Karena perbedaan suhu antara bagian dalam dan bagian luar kumparan kecil. r:,a,*,r
cara ini lebih aman dari pada cara (b). Kelembaban dalam minyak dihilangkan dcrrrur
saringan atau pompa hampa udara.
(d) Cara pengeringan hampa udara: Cara ini adalah yang terbaik untuk rrrrgr
ringkan transformator berkapasitas besar, karena tidak diperlukan waktu berhan-:*r.
dan mesin dapat dikeringkan dengan sempurna. Cara ini sangat efektif bila mesin :--r,ria-
120 Bab 8. Pembanguan dan Pemasangan Mesin

terminal terisolasi (bushing) perlu dilakukan bila cuaca baik.


Untuk flens pemasang terminal terisolasi atau untuk tangki yang diangkut sebagai
bagian yang terpisah, permukaan pembungkusnya harus rata dan halus; sebagai pengi-
kat dipakai pita perekat yang baik; ikatannya harus keras. Tekanan 35-40f sudah
cukup untuk penyumbat mika. Bila ikatannya melebihi angka ini, maka tekanan
pengikat akan naik dan elastisitasnya menurun.

8.6.2 Pengeringan

Bila transformator diangkut dalam bagian-bagian yang terlepas, maka transfor-


mator tersebut harus dikeringkan kembali dengan cara-cara berikut ini :
(a) Cara pengeringan dengan menyemprot udara panas.' Cara ini mengeringkan
transformator dengan meniupkan udara yang dipanaskan oleh uap atau alat pemanas
listrik, dengan bantuan kipas angin. Meskipun pengerjaannya aman dan mudah, tapi
diperlukan waktu lama dan menyebabkan debu melekat pada mesin. Badan mesin
dimasukkan dalam tangki transformator atau dalam peti kayu yang diberi lapisan besi
di bagian dalamnya. Penutup dengan lubang udara sebesar 20/, dari luas penampang
dipasang di atasnya. Pergeserannya diatur dengan suatu alat yang sesuai. Disarankan
untuk memasang saringan udara dan membuat tekukan-tekukan pada saluran udara
untuk mencegah kebakaran akibat tiupan arus panas langsung. Alat pemanas listrik
20 kW dan alat peniup berkapasitas 12 m3 lmenit cukup baik untuk transformator
berkapasitas sampai beberapa MVA, dan pemanas 30 kW dan peniup berkapasitas
30 rn3/menit untuk transformator berkapasitas 15 MVA. Setelah kipas angin dijalankan,
maka alat pemanas dipasang. Udara dipanaskan sehingga udara dalam saluran mencapai
suhu 80-90'C dan udara di ujung keluar mencapai 70'C, dengan mengatur lubang
udara. Pelaksanaan pengeringan ini berjalan siang malam. Sementara itu tahanan
isolasi antara kumparan dan inti besi, serta antara kumparan tegangan tinggi dan
kumparan tegangan rendah diukur setiap jam tertentu dengan megger. Mula-mula
nilainya akan turun, kemudian naik dan meniadi hampir konstan; ini merupakan tanda
bahwa proses pengeringan dapat diakhiri. Kadang-kadang nilainya tidak akan naik
melebihi 300 MO, yaitu bila transformator sudah pernah dicelup dalam minyak, tetapi
hal i.ni tidak menjadi soal.
(b) Cara pengeringan dengan listrik: Di sini sebuah kumparan dihubung-singkatkan
dan tegangan rendah diterapkan pada kumparan yang lain, untuk memanfaatkan
hilang-daya yang ada untuk pengeringan, Cara ini membutuhkan ketrampilan. Badan
mesin ditaruh dalam peti yang sama seperti dalam hal pengeringan dengan udara panas,
Mula-mula arus listrik sebesar kira-kira l/10 arus dasar (rated) dialirkan dan kemudian
dikontrol sedemikian rupa sehingga suhu kumparan dan inti besi menjadi 60-70'C.
Arus listrik sebesar kira-kira 20-30% arus dasar biasanya sudah cukup. Bila sebuah
tangki dipergunakan maka bahannya harus merupakan bahan isolasi panas. Derajat
kekeringan yang diinginkan diputuskan dengan cara yang seperti pada (a) tersebut
di atas.
(c) Cara pengeringan dengan minyak panas: Ini adalah variasi lain dari cara
pengeringan dengan listrik; pengeringan dikerjakan dengan tangki berisi minyak.
Karena perbedaan suhu antara bagian dalam dan bagian luar kumparan kecil, maka
cara ini lebih aman dari pada cara (b). Kelembaban dalam minyak dihilangkan dengan
saringan atau pompa hampa udara.
(d) Cara pengeringan hampa udara: Cara ini adalah yang terbaik untuk menge-
ringkan transformator berkapasitas besar, karena tidak diperlukan waktu berhari-hari,
dan mesin dapat dikeringkan dengan sempurna. Cara ini sangat efektif bila mesin mula-
8.7 Referensi 121

mula dikeringkan dengan cara penyemprotan dengan udara panas sampai derajat
tertentu dan kemudian dikeringkan dengan cara hampa udara. Gbr. 76 memperlihatkan
peralatan yang dipakai dalam cara ini. Bagian luar tangki transformator dibungkus
dengan bahan isolasi panas dan uap dialirkan ke tabung pemanas dari alat pemasak
air melalui pipa pemanas yang dipasang di bagian dalam tangki. Sebaliknya, tangki
dibuat hampa udara di bawah l0 mm Hg dengan menggunakan pompa hampa udara
untuk mempercepat penguapan. Suhu di dalam tangki dipertahankan sekitar 80-90"C
dan voluma kelembaban yang dibuat kondensor diukur. Nilai yang diukur ini, bersama
dengan perubahan tahanan isolasi, merupakan petunjuk sampai berapa jauh penge-
ringan telah berjalan. Kondensasi uap selesai dan tahanan isolasi menjadi konstan
dalam 1-3 minggu, bila pengeringan ini selesai, dan minyak bersih dimasukkan dalam
mesin sementara keadaan hampa udara dipertahankan.

Perangkap Dingin

Pipa Pemanas

Peniup Angin
Lemari Es
Pompa Hampa
Ketel Uap (Boiler)
Perangkap Uap Tangki Pemanasan

: i1111;:H::.ilffi::-#
Gbr. 76 Cara Pengeringan Hampa Udara dengan Sistim Sirkulasi.

8.7 Referensi

Dalam Bab ini digunakan referensi terhadap karya-karya berikut ini :


1) The River Law of Japan, Law No. 167, 1964, Ministry of International Trade and
Industry, Tokyo, Japan.
2) The Electric utility Industy Law of Japan, Law No. 170 (July ll,1964), as amended
by Law No. 36 (1967) and Law No. 134 (1970), Ministry of lnternational Trade
and Industry, Tokyo, Japan.
BAB 9. PENGUJIAN PADA PUSAT
LISTRIK TENAGA AIR

9.1 Pokok-Pokok Pengujian


Pada waktu suatu pusat listrik selesai dibangun, harus dilakukan operasi perco-
baan dengan air dan berbagai percobaan yang diperlukan. Pengujian ini dilakukan
sesudah percobaan pendahuluan terhadap mesin-mesin utama dan pembantu, tanpa
memasukkan air ke dalam turbin. Karena percobaan ini penting artinya, maka pe-
ngujiannya harus dilakukan dengan hati-hati dan tepat. Hasil-hasil percobaan harus
dicatat, dipelajari dan disusun sebaik-baiknya. Yang perlu diperhatikan adalah pokok-
pokok berikut:
(a) Setiap bagian mesin dan peralatan harus diperiksa apakah memenuhi syarat
dan spesifikasi yang ada, serta betul-betul memuaskan dari segi operasi dan hasilnya
(performance), atau tidak.
(b) Hasil kerja (performance) dan keadaan tiap bagian yang dicoba setelah sentral
selesai dibangun, dipakai sebagai pegangan operasi dan pemeliharaan kemudian.
(c) Hasil pengujian digunakan sebagai referensi dalam perencanaan (design) dan
konstruksi sentral-sentral listrik yang akan datang.

9.2 Pengujian Pendahuluan

Sebelum pelaksanaan pengujian dengan air, pengukuran dan percobaan-percobaan


berikut ini harus dikerjakan lebih dahulu terhadap mesin-mesin utama dan pembantu:
(a) Pengukuran hubungan antara langkah-langkah motor servo dan pembukaan
baling-baling antar turbin.
(b)' Pengukuran celah-celah samping bagian atas dan bawah dari tiap baling-baling
(sudu) antar dan celah ujung, bila sudu-sudu dalam keadaan menutup.
(c) Pengukuran waktu membuka dan menutup dari sudu antar dan katup pintu
masuk serta sifat-sifat operasi pengatur tekanan.
(d) Percobaan jalannya mesin yang menyangkut sistim-sistim minyak tekan,
udara tekan, minyak pelumas, penyediaan air dan sistim pengeringan (drainage), serta
percobaan bekerjanya katup-katup yang dijalankan dari jauh.
(e) Pengukuran tahanan isolasi rangkaian listrik.
(f) Pengujian bekerjanya pemutus beban dan pemisah'
(g) Pengujian karakteristik rele pengaman serta pemeriksaan fasa, polaritas dan
hubungan PT dan CT.
(h) Pengujian kerja (performance test) terhadap rangkaian operasi, rangkaian
penunjuk dan rangkaian pengaman.
(i) Pengukuran tahanan sistim pengetanahan.
9.3 Pemeriksaan Sesudah Air Dimasukkan ke Dalam Pipa Pesat

Sesudah pintu ambil air (intake gate) dibuka, air dimasukkan sedikit demi sedikit
124 Bab 9. Pengujian Pada Pusat Listrik Tenaga Air

ke dalam terowongan saluran atas (head race), tangki lepas tekanan-mendadak (surge
tank) dan pipa pesat. Ini didiamkan selama kira-kira satu hari untuk meneliti kebocoran
dan kelainan-kelainan yang terjadi.

9.4 Pemutaran Percobaan

Sesudah katup masuk (inlet valve) dibuka dan air mulai mengisi rumah siput maka,
untuk menentukan bahwa tak ada kelainan-kelainan, sedikit demi sedikit sudu-sudu
antar dibuka; segera sesudah turbin mulai bergerak, sudu ditutup lagi. Meskipun sudu-
sudu antar sudah ditutup tapat, turbin akan terus berputar dengan kecepatan yang
rendah karena momen kelambanannya. Karena itu sementara turbin berputar, bunyi-
bunyi yang terdengar, sentuhan-sentuhan, arah poros utama dan kelainan lainnya
diteliti. Kemudian sudu-sudu antar dibuka lagi dan kecepatan putar sedikit demi sedikit
diperbesar secara bertahap sampai mencapai kecepatan dasar, bila selama itu tak ada
kesulitan, sambil memperhatikan juga suhu dan getaran bantalan. Sesudah itu turbin
tetap dijalankan dengan kecepatan dasar (rated speed) hingga suhu bantalan mencapai
harga jenuhnya.
Untuk PLTA dipompa (pumped storage), cara tersebut di atas harus diikuti bila
ada turbin air atau motor langsir (pony motor) yang dapat dipakai untuk gerak mula
(start); tetapi bila gerak mula dilakukan dengan gulungan peredam, maka suhu gulu-
ngan harus diawasi.

9.5 Pemutaran Pengeringan

Bila percobaan di atas selesai, harus dilakukan pemutaran pengeringan (dry-out


run), sesudah pengatur kecepatan diatur dan sesudah dapat dipastikan bahwa mesin
dan peralatan akan bekerja dalam keadaan stabil. Pemutaran ini tidak hanya mening-
gikan tahanan isolasi tetapi juga membantu memeriksa hubungan antara kumparan
stator dan kumparan medan. Maka dari itu, meskipun tahanan isolasi sebelum pe-
ngeringan (drying) sudah tinggi lebih baik bila pemutaran dilakukan juga.
Pekerjaan ini harus dilakukan dengan cara berikut ini:
(a) Hubung-singkat 3-fasa diadakan antara pemutus beban generator dan terminal
generator. Bila ini dilakukan di luar pemutus beban, ada bahaya terjadinya tegangan
tinggi (lebih) bila pemutus beban membuka karena kekeliruan.
(b) Generator diputar dengan kecepatan normal, arus hubung-singkat diperbesar
sedikit demi sedikit dan diatur sedemikian rupa hingga suhu kumparan stator bertahan
pada 80-85'C, dengan memasang alat pencatat suhu. Juga agar suhu akibat arus
hubung-singkat dapat bertahan pada nilai hampir sama dengan nilai dasarnya, maka
air pendingin pada pendingin udara dan peredam (damper) saluran udara harus diatur
(pada tahap permulaan).
(c) Selama pemutaran berjalan, suhu kumparan, suhu saluran udara di tempat
masuk dan ke luar, suhu ruangan dan tahanan isolasi harus diukur tiap lG-I5 menit
pada jam pertama, dan sesudah itu setiap l-2 jam.
(d) Segera setelah pemutaran pengeringan dimulai, tahanan isolasi menurun dan
kemudian naik lagi sedikit demi sedikit sampai menjadi jenuh. Bila tahanan isolasi
jenuh, pemutaran harus dihentikan.
Perlu diperhatikan bahwa akhir-akhir ini digunakan kumparan dengan isolasi
damar sintetik, karena kumparan ini tidak menunjukkan gejala kenaikan tahanan
isolasi yang nyata.
(e) Waktu yang dibutuhkan untuk penjenuhan semacam itu adalah l-2 hari siang
9.6 Pengukuran Tahanan Isolasi 125

dan malam bagi kumparan stator yang diisolasikan dengan bahan isolasi damar yang
dipadatkan, dan 3-4 hari siang dan malam untuk kumparan stator yang diberi isolasi
spatu bahan majemuk (compound-impregnated).

9.6 'Pengukuran Tahanan Isolasi


9.6.1 Nilai Minimum Tahanan Isolasi

Sampai kini belum ada kesimpulan yang tegas mengenai nilai minimum yang dapat
ditoleransikan untuk tahanan isolasi (pada 75'C) kumparan stator suatu generator,
meskipun persamaan berikut dapat dipakai sebagai pedoman (harga perkiraan):')

n.: E 1uo; (78)


1fu + tooo

Persamaan di atas ada kelemahannya, karena nilainya menjadi terlalu kecil untuk
generator berkapasitas besar. Persamaan lain yang memberikan nilai batas minimum
tahanan isolasi dengan memperhatikan tahanan jenis voluma adalah:2)

a- : r@1-lp_X:a 1uo) (7e)

di mana R- : nilai (batas) minimum tahanan isolasi yang dapat ditoleransikan


E : tegangan dasar (rated) (V)
P : daya dasar (kVA)
n : kecepatan dasar (rpm)
Untuk P > 1000 kYA: k : 0,005 (isolasi klas A)
k :0,1 (isolasi klas B)
Untuk P < 1000 kVA: k : 0,008 (isolasi klas A)
k : 0,015 (isolasi klas B)
Nilai tahanan isolasi kebanyakan berubah-ubah mengikuti suhu kumparan.
Nilainya pada suhu tertentu digambar pada kertas dengan ordinat yang terbagi sama
untuk suhu dan dengan absis yang logaritmis untuk tahanan isolasi. Di sini suhu digam'
barkan sebagai sebuah garis lurus seperti tertera pada Gbr. 77. Garis bagian atas
menyatakan keadaan sesudah proses pengeringan selesai, sedang bagian bawahnya
menyatakan keadaan selama berlangsungnya proses tersebut. Bila nilai tahanan isolasi
pada suhu kumparan /, dan t, adalah berturut-turut R, dan Rr, maka harga.l/ dalam
persamaan berikut menyatakan koefisien suhu tahanan isolasi:

rv:47ffjffi
Ar
-
tz - tr
(80)

Nilai N menurun bila gulungan menyerap udara lembab dan menaik bila kumparan
sudah mulai memburuk keadaannya dan menjadi kering.

9,6.2 Penentuan Mutu Isohsi dengan Pengujian Arus Searah

Menurut pengalaman, sebuah kumparan disebut kering normal bila indeks polari-
126 Bab 9. Pengujian Pada Pusat Listrik Tenaga Air
Permulaan Pengeringu

200

100

50
A40
ito
azo
s
9to
e
I
EJ
,1 4
3
2

0ta20301os0607080
Suhu ("C) Tegangan Pesguiian (kV)

Gbr.77 Hubungan antara Tahanan Isolasi Gbr. 78 tan 6 sebagai Fungsi dari
dan Suhu Gulungan. Tegangan Pengujian.

sasinya (ar) lebih dari 1,5 dan sebuah kumparan dianggap basah bila a, lebih rendah
dari 1,5. Indeks polarisasi cenderung untuk naik bila tegangan pengujian dan suhu
kumparan tinggi. Nilai 1,5 diukur pada suhu 20 -! l5"C dan tegangan pengujian pada
1000 V. Indeks polarisasi didefinisikan sebagai:3)

Arus sesudah tegangan searah diterapkan selama 1 menit


&p '=
Arus sesudah tegangan searah drterapkan selama l0 menit
Tahanan isolasi sesudah tegangan searah diterapkan selama 10 menit
TtEenan isolasi sesudah tegangan searah diterapkan selama iI menlt
menit
(8 l)

9.6.3 Peuentuan Mutu Isolasi dari Sudut Hilang Dielektrik

Dalam hal sebuah kumparan mempunyai isolasi yang baik, maka sutlut hilang
dielektriknya (tan d), seperti tertera pada Gbr. 78 (a), hampir konstan di s,;l-itar harga
tegangan dasar, dan kemudian naik sedikit demi sedikit disebabkan oleh griaia korona
(rneskipun pertambahannya kecil). Naiknya lengkung tan d hampir sarri: rierigan
turLlnnya, sesuai dengan naik dan turunnya tegangan pengujian yang diterapkan parla
gulungan; lengkung simpul jarang terjadi. Nilai tan d di bawah tegangan permulaan
korona adalah sekitar 2-8\ pada suhu udara ruangan.
Karena gulungan kebanyakan berisolasikan mika, pengisolasiannya biasanya
dianggap baik bila A tan d, yaitu perbedaan tan d pada tegangan dasar dan pada saat
korona belum timbul bila tegangan diturunkan pada suhu udara ruangan, menunjukkan
harga-harga di bawah ini:3'
Untuk gulungan dengan tegangan dasar ll kV: di bawah6,5\
Untuk gulungan dengan tegangan dasar 6,6 kV (isolasi klas B): di bawah 6,5\
Untuk gulungan dengan tegangan dasar 6,6 kV (isolasi klas A): di bawah 3,5 i{.
Bila bahan isolasinya mengandung kantong hampa (voids), maka tan d kelihatan
konstan bila tegangan yang diterapkan di bawah tegangan mula korona; seperti terlihat
dalam Gbr. 78 (b) ini kira-kira sama dengan tan d dari suatu kumparan yang baik.
Tetapi lengkungnya akan cepat naik pada tegarrgan yang lebih tinggi daripada tegangan
9. 8 Pengujian Rele Pengaman Secara Menyeluruh 127

dasar di atas, dengan hasil terjadinya lengkung simpul (loop) bila tegangan pengujian
d;naikkan dan diturunkan.
Pada kumparan yang sudah memburuk keadaannya, tan d di baweh tegangan mula
korona adalah relatip kecil seperti tertera pada Gbr.78 (c) dan pada tegangsn:dailq
lebih tinggi akan mempunyai gejala yang serupa dengan yang terlihat pada Gbr. 78 (b)"
Adapun untuk kumparan yang basah, tan d pada tegangan yang rendah adalah
besar, dan memperlihatkan gejala seperti terlihat pada Gbr. 78 (d).

g.l Pengujian Kuat Dielektrik

Mesin-mesin listrik dan peralatan utama diuji di pabrik penghasilnya, sebelum


diserahkan untuk diuji kekuatan dielektriknya menurut tegangan yang telah ditentukan.
Disamping itu, setelah alat-alat ini dipasang (di tempat pembangunan), tiap bagian
alat-alat ini diuji lagi kekuatan dielektriknya pada tegangan tertentu.
Di Jepang tegangan pengujian (d) untuk generator diterapkan antara gulungan
dan tanah selama l0 menit, sebagai berikut:a)
Untuk generator dengan tegangan pelayanan maksimum di bawah 7 kV:

E,: tegangan pelayanan maksimum x 1,5 (82)

Untuk generator dengan tegangan pelayanan maksimum di atas 7 kV:

E,: tegangan pelayanan maksimum x 1,25 (83)

Terminal kumparan tegangan tinggi pada transformator biasanya diuji dengan


memberikan eksitasi lebih pada generator dan menginduksikan tegangan uji pada
kumparan tegangan tinggi. Bila arus eksitasi transformator naik, maka biasanya pengu-
jian dilakukan pada frekwensi yang sama dengan I l0/" frekwensi dasar dengan mem-
perbesar kecepatan perputaran generator.

9.8 Pengujian Rele Pengaman Secara Menyeluruh

Rele diferensial harus diuji bukan hanya hasil-kerjanya sendiri (lifat Jilid III Bab
5.2), tetapi juga kebenaran p€ngawatannya. Jalannya rele pengaman diperiksa dengan
arus sebenarnya pada sisi primer transformator arus (CT) yang bersangkutan dengan
hubungan rangkaian yang sebenarnya pula, sebagai berikut:
(a) Rele diferensial perbandingan (87 T untuk transformator): Rele dipasang pada
setelan (tap) yang terbawah, lalu diadakan hubung-singkat 3-fasa di luar daerah kerja
rele pada sisi tegangan tinggi transformator. Arus listrik dialirkan sampai mencapai
arus dasar dengan menggunakan generator; harus diyakini benar bahwa rele tidak
bekerja dalam keadaan ini. Kemudian diadakan hubung-singkat 3-fasa di dalam daerah
kerja rele pada sisi tegangan rendah, dan dialirkan arus listrik; sekarang harus diyakini
benar bahwa rele bekerja dalam keadaan ini. Arus listrik pada gulungan penghambat
(restraining) dan gulungan kerja (operating) rele pada tiap fasa diukur; lalu dipastikan
benar bahwa rele tidak salah bekerja karena arus hubung-singkat di luar daerah kerja
rele pengaman.
(b) Rele diferensial perbandingan (87-1 untuk generator): Pengujiannya dilaksana-
kan sama seperti pada (a).
(c) Rele arus pengetanahan (87 G untuk generator): Sebuah titik pengetanahan
diadakan di dalam daerah pcngamanan rele, dengan menghubung-singkatkan tahanan
titik netral generator dan menaikkan tegangan generator sedikit demi sedikit; arus kerja
t28 Bab 9. Pengujian Pada Pusat Listrik Tenaga Air

minimum rele diukur. Sekarang titik pengetanahan dialihkan ke luar daerah kerja dan
tegangan sedikit demi sedikit dinaikkan; kini rele tidak boleh bekerja.

9.9 Pengujian Pembuangan Beban

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui bahwa mesin-mesin dan peralatan


lainnya dapat bekerja dengan aman dengan cara memeriksa keadaan mesin, saluran
air, perubahan tekanan hidrolik, perubahan kecepatan perputaran dan perubahan
tegangan generator, bila beban generator dengan tiba-tiba dibuang (load rejection).
Beban yang dibuang biasanya adalah sebesar l14, 214, 314 dan 414 d,ari daya (output)
maksimum dari masing-masing unit turbin-generator. Pengujian dilakukan berurutan
tahap demi tahap, sambil mempelajari gejala-gejala kenaikan tekanan hidrolik, kenai-
kan kecepatan, pengaturan tegangan dan waktu untuk menutup sudu antar dengan
menggambarkan lengkungnya.
Bila sistim saluran air, seperti terowongan saluran atas, tangki pendatar (surge tank)
dan pipa pesat, dipakai untuk lebih dari dua buah turbin, maka percobaan pembuangan
beban perlu diadakan untuk semua unit yang bersangkutan pada waktu yang sama,
sesudah diadakan percobaan untuk masing-masing unit secara tersendiri. Perubahan
tekanan hidrolik dalam beberapa hal lebih besar pada pembuangan beban sebagian
(partial) dibandingkan dengan pada pembuangan beban maksimum. Bila saluran atas
panjang dan hilang tinggi terjun besar, maka perubahan tekanan hidrolik dalam
beberapa hal lebih besar, jika satu turbin yang bekerja daripada jika dua turbin yang
bekerja.
Sudah menjadi kebiasaan bahwa generator dihubungkan dengan sistim transmisi;
bila daya (output) generator cukup besar, maka perubahan tegangan sistim karena
pembuangan beban sering kali dapat dikontrol dengan memperbesar daya PLTA-PLTA
lainnyd secara serempak. Bila tidak ada beban sistim atau bila ada kekuatiran bahwa
sistim akan terganggu, maka tahanan air dipakai sebagai beban generator. Pada pusat-
pusat listrik dengan tinggi terjun yang berubah-ubah pengujian harus dilakukan dengan
syarat bahwa perubahan tekanan hidrolik dan pengaturan kecepatan harus maksimum.
Tabel 24 memperlihatkan perincian pengukuran untuk turbin Francis. Bukaan
mulut pancaranlah (nozzle) (sebagai ganti bukaan sudu antar) |ang diukur pada turbin
Pelton, sedang pada turbin propeler atau turbin Deriaz mulut sudu antar dan pisau rotor
yang diukur. Pengukuran ini dilakukan dengan berbagai alat ukur, tetapi hal-hal khusus
seperti tekanan hidrolik, kecepatan putaran, tegangan generator, langkah motor servo,
dan lain sebagainya, diukur dengan osilograf, untuk memungkinkan pemeriksaan
keadaan peralihan (transient) secara teliti. Contoh pengukuran dengan osilograf dapat
dilihat pada Gbr. 79.
Pada PLTA dipompa, pembuangan daya (input) motor sama caranya seperti
pembuangan beban.

arus getrerator 4,97 sec beban yang dibuang 95.040 kW

Iangkah servomotor
8o 15,76'.%
l64,6rpm o, 31,6
tegangan AYR 5Y
39,6 rpm
tegangan penguat (exciter) 2E0 Y
keceDalan Dular
- 125 rPm
tekaDan pipa pesat 50,9 m
tegilgan geDera -
r3,4 kv

Gbr.79 Osilogram Pengujian Pembuangan Beban.


9.9 Pengujian Pembuangan Beban 129

Tabel24. Lembar Catatan Percobaan Pembuangan Beban

Beban yang Dibuang (kw)


Dalam Keadaan Beban (kv)
Maksimum (kv)
Sesudah Keadaan Distabilisasikan (kv)
Regulasi (%)

Dalam Keadaan Beban (V) (A)


E Pengatur Tegangan
Maksimum (V) (A)
) Otomatis (AVR)
Sesuriah Keadaan Distabilisasikan (V) (A)
a3
()
Rele Tegangan Lebih
o
Arus Beban (A)
D"r" R""kr,p (kV".) P.F. (%)
Dalam Keadaan Beban (A)
Arus Medan Maksimun.r (A)

Sesudah Keadaan Distabilisasikan (A)

Dalam Keadaan Beban (Hz)


Frekwensi Maksimum (Hz)
Sesudah Keadaan Distabilisasikan (Hz)
Dalanl Keadaan Beban (v)
D
Tegangan Maksimum (Min.) (v)
bo
() Sesudah Keadaan Distabilisasikan (v)
Dalam Keadaan Beban (A)
Arus Maksimum (Min.) (A)
,..udun f.ud*n Do*bilir^iku, (A)

Dalam Keadaan Beban (v)


Tegangan Maksimum (Min.) (v)
Sesudah Keadaan Distabilisasikan (v)
od Dalam Keadaan Beban (A)
O
0i
(d Arus Maksimum (Min.) (A)
60
o Sesudah Keadaan Distabilisasikan (A)
0.
Dalam Keadaan Beban (mm)
Sudu Antar
Sesudah Keadaan Distabilisasikan (mm)
130 Bab 9. Pengujian Pada Pusat Listrik Tenaga Air

Dalam Keadaan Beban (rpm)

(rpm)
Kecepatan
Buka Sesudah Keadaan Distabilisasikan (rpm)
Putaran
Variasi Sementara

Variasi Tetap

Tekanan Statis pada Keadaan Diam

Nilai Variasi Sementara (m)

-o Tinggi Jatuh Statis pada Keadaan Diam (m)


o
Variasi Sementara

bo I Maksimum
o
pi
(! 'o
k
Tekanan Statis pada Keadaan Diam
j4 F Nilai Variasi Sementara (m)
0)
F,
Tinggi Jatuh Statis pada (m)

Variasi Sementara (%)

Dalam Keadaan Beban (m)


Tekanan
Rotor Sebelah Maksimum (m)
Belakang
Sesudah Keadaan Distabilisasikan (m)

Dalam Keadaan Beban (m)


Tekanan
Sisi Maksimum (m)
Rotor
Sesudah Keadaan Distabilisasikan (m)
r
Dalam Keadaan Beban (m)
t)
J4 Maksimum (m)
F fro
Sesudah Keadaan Distabilisasikan (m)

Pembukaan Katup Udara (%)

waktu Mati
Sudu (s)
Waktu Menutup
Antar
Waktu Pasang Kembali (s)

Pembukaan Pintu (mm)

Tangki Waktu Mati (s)


Minyak
Tekan Waktu Membuka
Waktu Menutup
9.9 Pengujian Pembuangan Beban l3t

Tekanan Dalam Keadaan Beban (kg/cm2)

Taneki Minyak Minimum (kg/cm'z)


Minyak
Tekan Permukaan Dalam K€adaan Beban (mm)
Minyak Minimum (mm)

Kolam Pengatur (m)

Dalam Keadaan Beban (m)


Tangki Atas
Tanpa Beban (m)

Dalam Keadaan Beban (m)

Tinggi Maksimum (m)


Kamar
k Tinggi Minimum (m)
E
(d Sesudah Keadaan Distabilisasikan (m)
(!
JI
Tangki Dalam Keadaan Beban (m)
L
Pendatar
q Tinggi Maksimum
C)
(m)
Pembangkit
Tinggi Minimum (m)

Sesudah KeadaanDistabilisasikan (m)

Saluran Dalam Keadaan Beban (m)


Bawah
Tanpa Beban (m)

Temperatur Udara ('c)


Temperatur Minyak ('c)

9.9.1 Pengukuran Variasi Tekanan Hidrolik

Alat ukur regangan (strain gauge) jenis kawat tahanan dipakai untuk mencatat
keadaan peralihan dari tekanan hidrolik dalam osilograf. Perlu diperhatikan bahwa
pengukur tekanan hidrolik mudah membuat kesalahan karena denyutan-denyutan
hidrolik. Kedua alat ukur ini harus dikoreksi tekanannya dengan menggunakan alat
ukur standar, paling sedikit sekali sebelum dan sekali sesudah percobaan.
Variasi tekanan hidrolik (d") dapat dicari dari persamaan berikut:

0":'ff
"
P^- n
x t}o% (84)

di mana P. : tekanan hidrolik maksimum (m kolom air) di pusat turbin yang


disebabkan oleh pembuangan beban
P,, : tekanan hidrolik statis (m kolom air) di pusat turbin bila turbin
berhenti
H,,: tinggi terjun statis (m kolom air) bila turbin berhenti.

Bila digunakan lebih dari dua turbin untuk sebuah saluran atas, p,, adalah tekanan
statis bila semua turbin berhenti. Bila sukar mengukur tekanan hidrolik statis dan
tinggi terjun statis dalam keadaan turbin berhenti, nilainya dapat dihitung melalui
132 Bab 9. Pengujian Pada Pusat Listrik Tenaga Air

pengukuran muka air yang sudah distabilkan di kolam pengatur atau di tangki pendatar
sesudah pembuangan beban.

9.9.2 Pengukuran Pengaturan Kecepatan

Kecepatan perputaran didapat dengan mengukur tegangan generator takometer


atau generator magnit permanen untuk pengatur kecepatan elektro hidrolis.
Pengaturan kecepatan (d,) dapat dihitung dari persamaan berikut:

n- - ttr
6^,, _
nn
x rcO% (85)

di mana n^: kecepatan maksimum peralihan (transient) sesudah pembuangan beban


(rpm)
121: kecepatan perputaran sebelum pembuangan beban (rpm)
n" : kecepatan dasar (rpm)

9.9.3 Pengukuran Pengaturan Tegangan

Pengaturan tegangan (d,) dapat dihitung dari persamaan berikut:

A
vo_ -v^-v,
v"
v roo"/ (86)

di mana v_ : tegangan maksimum peralihan sesudah pembuangan beban (V)


Yl : tegangan sebelum pembuangan beban (V)
V, : tegangan dasar (V)

0 Pengujian Daya

Pengujian daya dilakukan untuk menyelidiki sifat-sifat turbin dengan mengukur


hubungan antara bukaan sudu-sudu antar atau katup-katup jarum dan daya turbin,
serta kemudian memperbandingkannya dengan hasil-hasil pengujian model. Pengujian
ini penting juga sebagai petunjuk untuk mengetahui kapan harus mengganti atau
memperbaiki rotor, sudu antar, katup jarum, dan lain sebagainya, dalam rangka operasi
dan pemeliharaannya kelak.
Pengujian dilakukan dengan memasang pengatur kecepatan (speed governor) pada
operasi dengan tangan (inanual). Sudu antar atau katup jarum dibuka sedikit demi
r.Oitit mulai dari bukaan tanpa-beban sampai terbuka penuh dengan memakai alat
pembatas beban; kemudian ditutup sedikit demi sedikit mulai dari bukaan penuh hingga
bukaan tanpa-beban, sambil diukur langkah motor servo, daya generator, tegangan,
arus eksitasi, getaran, berisik dan tinggi muka air. Meskipun bukaan sudu atau katup
akan berbeda dari bukaan yang telah direncanakan pembukaannya tidak boleh dibalik
kembali. Perbedaan daya dengan bukaan yang sama pada satu arah dan pada arah
kebalikannya disebabkan oleh gerakan (play) antara servomotor dan sudu-sudu antar
atau katup-katup jarum. Pengukurannya harus dilakukan sampai kira-kira ll0/, dai
daya dasar generator. dengan memberikan waktu yang cukup pada setiap tahap untuk
menjamin stabilitasnya. Faktor daya generator dibuat konstan selama diadakan pe-
ngukuran. Sebagai alat ukur dipakai Wattmeter yang ketelitiannya tinggi:. Bilamana
pipa lepas (draft tube) diperlengkapi dengan katup hisap udara (air suction valve),
*uku p"t"obaan harus dilakukan paling sedikit pada ketiga keadaan, yaitu pada
9. 13 Penujian Beban 133

waktu bukaan penuh, pada waktu bukaan setengah-penuh dan bila dijalankan dalam
keadaan terhubung dehgan sudu-sudu antar. Katup hisap udara harus dikontrol
sedemikian rupa sehingga turbin dapat bekerja pada daya-guna yang tinggi dengan
memperhatikan getaran dan hal-hal lain yang didasarkan atas hasil-hasil pengujian.

9.11 Pengujian Penghentian Cepat


Kondisi kerja dari tiap bagian mesin dan peralatan diperiksa dengan menjalankan
rele penghentian cepat (quick stop). Dengan menjalankan turbin-generator dengan
beban penuh, dan menurunkan tekanan minyak dalam tangki minyak tekan, maka
sistim pengamanan dengan penghentian cepat akan bekerja dengan dijalankannya rele
tekan. Pengujian ini dilakukan untuk memastikan bahwa generator akan berhenti
dengan aman dengan sudu-sudu antar yang membuka penuh. Percobaan ini dilakukan
sesudah pengujian kapasitas tangki minyak tekan dan pengujian pembuangan beban.
Waktu pengujian dan setiap perubahan yang terjadi selama pengujian semuanya
diukur; data yang diukur adalah, misalnya, tekanan minyak, tinggi permukaan mi-
nyak, tekanan pipa pesat, bekerjanya rele penghenti, sudu-sudu antar yang tertutup
penuh, pembukaan pemutus beban, jalannya rem dan penghentian turbin. Selanjutnya,
sebagaimana halnya pada pengujian pembuangan beban, kecepatan perputaran, tega-
ngan, tekanan hidrolik dan langkah (stroke) motor servo, biasanya dicatat pada osilograf
dan keadaan peralihannya diperiksa.

9.12 Pengujian Penghentian Darurat sefta Pengujian Tanpa-Beban


dan Tanpa Eksitasi

Pada pengujian ini kondisi kerja dari setiap bagian mesin dan peralatan diperiksa
dengan membuat kontak pada rele pengaman yang bersangkutan. Pengukurannya
dilakukan dengan cara yang sama seperti pada pengujian penghentian mendadak.

9.13 Pengujian Beban


Pada pengujian ini turbin dan generator dijalankan pada kecepatan dasar, tegangan
dasar, faktor daya dasar, dan dengan beban penuh selama lebih dari satu jam, sesudah
kenaikan suhu mencapai harga konstan, dan selama tidak kurang dari empat jam.
Selama waktu tersebut beberapa data diukur berselang-selang (interval) 30 menit atau
satu jam. Sementara percobaan ini dilakukan perlu diperhatikan suhu pemisah, kabel,
ril (bus bar) dan mesin-mesin pembantu.
Untuk menaikkan suhu generator dan transformator utama secara cepat, voluma
air pendingin pada pendingin generator dikurangi atau peredam udara pada tudung
generator ditutup, dan bagian alat pendingin untuk transformator utama dibuat agar
tidak bekerja. Bagian-bagian berikut ini yang harus diukur dan dicatat:
(a) Generator utama: beban, tegangan, arus, faktor daya, frekwensi, tegangan
medan, dan arus medan,
(b) Suhu: kumparan stator pada generator, besi inti stator, tempat masuk dan ke
luar udara pendingin, bantalan turbin dan generator, tempat masuk dan ke luar air
pendingin untuk bantalan, minyak tekan, minyak pelumas, dan minyak isolasi trans-
formator utama.
(c) Penguat (exciter) utama: tegangan dan arus.
(d) Suhu keliling dan suhu ruangan.
(e) T'urbin: bukaan sudu-sudu antar, tekanan hidrolik pipa pesat, kehampaan
ty Bab 9. Pcngujian Pada hrsat Listrik Tenaga Air

udara dalam pipa lepas dan tekanan belakang dan samping pada rotor.
(f) Muka air: kolam pengatur atau waduk, tangki pendatar, dan saluran bawah.
9.14 Pengujia4 Daya-Guna Turbin

9.14.1 Pengukuran Tinggi Tertun Efektif

Alat ukur-tekanan (pressure gauge) dan manometer dipakai untuk mengukur


tekanan hidrolik. TWSi terjun efektd suatu turbin reaksi dapat dihitung dari rumus
berikut ini (lihat Gbr. 80):')

H:+*a*ry+H,-f* (87)

di mana !- : l.jnilgi terjun tekanan (m kolom air) pada tempat masuk turbin

p: tekanan hidrolik (kg/cm') di tempat masuk turbin


7: bobot air per satuan isi (kg/cm3) : 1000

a: beda tinggi antara tempat pengukuran tekanan hidrolik dan titik pusat
(centre) turbin (m); harganya negatip bila titik pusat turbin letaknya
lebih tinggi daripada tempat pengukuran tekanan hidrolik, dan positip
bila yang disebut terdahulu terletak lebih rendah daripada yang
disebut terakhir
{rr : kecepatan aliran rata-rata (m/s) di tempat masuk turbin
lu2: kec'epatan aliran rata+:zta (m/s) di tempat keluar pipa lepas
g : percepatan gravitasi (m/sz) : 9,3

I{,: beda tinggi muka air dari saluran bawah (tail race) ke titik pusat turbin
(m); harganya positip bila titik pusat turbin terletak lebih titggi dari
muka air saluran bawah
:
,f koefisien rugi (coefficient of loss) pada katup masuk

f: tld untuk katup kupu-kupu (butterfly)

fu 1l2c

Gbr. E0 Tlngel Terlun Efektif


crntu Tnrbln Reelgi. El Ttngei Terjun Efektif
Gbr.
srntu Turbin Impuls.
9.14 Pengujian Daya-Guna Turbin 135

.f untuk katup pintu air geser-tegak (sluice), katup putar (rotary) dan
=Okatup roto
r: tebal piringan katup (m)
d: diameter katup (m)

Tinggi terjun efektip turbin impuls didapat dari rumus berikut ini (Gbr. 8l):5)

H:L*at**z-
y t - ,24,- r!
"h
(88)

di mana Z : tinggi mulai dari pusat turbin sampai titik potong antara lingkaran
pangkal rotor dan garis-tengah pancaran (jet center line) atau tinggi
rata-ratz bila dipakai dua pancaran (m)

Tanda-tanda lainnya sama dengan yang tersebut dalam rumus terdahulu.


Tinggi terjun pompa untuk PLTA dipompa didapat dari rumus berikut:t)

H:L+a+ryan',+ffi (8e)

di mana : tinggi terjun tekanan (m) di sisi hantaran (delivery) pompa


f
p: tekanan hidrolik (kg/cm'1) pada sisi hantaran pompa
or : kecepatan aliran rata-rata (m/s) pada sisi hantaran pompa
oz : kecepatan aliran rata-rata (m/s) di sisi masuk pipa penghisap pompa

Tanda-tanda lainnya sama dengan yang tersebut dalam rumus terdahulu.

9.14.2 Pengukuren Debit

Di antara data yang harus diukur untuk menghitung daya-guna (efficiency) turbin,
debitlah yang paling sukar diukur dengan teliti. Di beberapa negara telah dipakai
berbagai cara pengukuran debit, tetapi tidak satupun dari cara-cara ini yang hasilnya
memuaskan. Cara dengan alat ukur arus (currentmeter method), cara tabung Pitot
(Pitot tube method), cara Gibson (Gibson method) atau cara waktu-tekanan (pressure
time method) dan cara kecepatan aliran garam (salt velocity method) sudah umum
dipakai. Namun, cara yang paling baik dan memenuhi persyaratan saluran air untuk
setiap pusat listrik masih harus dipilih.

9.14.3 Pengukuran Daya


Daya generator diukur dengan alat ukur Watt (Wattmeter) dengan ketelitian yang
tinggi atau alat ukur Watt-jam (Watt-hour meter) untuk suatu waktu tertentu. Selama
pengukuran daya pembangkitan ini, generator sebaiknya bekerja dengan faktor-daya
rc0%.Daya yang diukur harus dikoreksi dengan memporhatikan kesalahan pada alat
ukur Watt dan transformator ukur (instrument transformers). Daya turbin dihitung
dengan menambahkan pada daya hasil pengukuran yang telah dikoreksi, hilang daya
(power loss) yang terjadi pada generator, hilang-daya penguat (exciter) yang terhubung
langsung (direct-coupled exciter) atau penguat sendiri (self-excitation circuit) dan tenaga
mesin yang digerakkan langsung oleh poros turbin. Kesalahan transformator ukur
didapat dari rumus-rumus :5)
136 Bab 9. Pengujian Pada Pusat Listrik Tenaga Air

es: €^ * €1 (90)

di mana ro : jumlah kesalahan (/")


6- : kesalahan pada Wattmeter ( [)
6, : kesalahan akhir pada transformator ukur f)(

,,:1fr+*{(, * ,**)(, +;ffi)cos (p * 30'* d,. - d.")


+ (r + ffiX, * rrtu) cos (p - 30' t d", - r..)) - r] x roo
(el)
di mana p: sudut faktor-daya beban (derajat); harganya positip bila arusnya
membelakangi tegangan (lagging current)
€pn, €pr: kesalahan perbandingan (f) transformator tegangan antara fasa R - S
dan S - 7', dinyatakan oleh

I(N,: N)I x
l'arl roo

di mana N, : perbandingan transformasi (transformation ratio) nominal


.1y' : perbandingan transformasi yang diukur; harganya positip bila tega-
ngan sekunder lebih besar dari tegangan dasar
€cn,€cr: kesalahan perbandingan (f) transformator arus pada fasa R dan T;
kesalahannya seperti pada transformator tegangan
6rr,6r^: sudut fasa (min) transformator tegangan antara fasa potensial R -.S
dan S - T; harganya positip bila tegangan sekunder mendahului
(leading) tegangan primer
6r*,6"r: sudut fasa (min.) transformator arus pada fasa R dan 7; nilainya
positip bila arus sekunder mendahului arus primer

9.14.4 Perhitungan Daya-Guna Turbin

Daya-guna turbin didapat dari rumus berikut:

'tn - ::-
P (%)
g,gQH x 100 (92)

di mana 4 : daya-guna turbin (/")


P - daya turbin (kW)

0: debit air (m3/s)


H: tinggi terjun efektip (m)

Bila kondisi pengujian berlainan dengan kondisi yang telah ditetapkan, maka
hasil-hasil pengujian harus disesuaikan dengan kondisi tersebut terakhir. Dalam pengu-
bahan ini ada batasan-batasan berikut ini:
(a) Perbedaan antara satuan kecepatan perputaran waktu pengujian dan satuan
kecepatan perputaran yang telah ditetapkan tidak boleh melebihi *1,5% dan penyim-
pangan dari tinggi terjun efektip yang sudah ditetapkan tidak boleh melebihi 3%,
artinya:s)
9.14 Pengujian Daya-Guna Turbin 137

Qh)-Qa) < 0,015


nn
(e3)

m
(e4)
W<0,03
(b) Bila satuan kecepatan perputaran waktu pengujian sama dengan satuan kecepa-
tan perputaran yang telah ditetapkan, maka penyimpangan dari tinggi terjun efektip
yang telah ditetapkan boleh berkisar di sekitar 10\, artinya:s)

bila -!L: -!r- (es)


JH, JH,
maka
lffl< o,ro (e6)

di mana rn : satuan kecepatan perputaran yang telah ditetapkan (rpm)


11, : tinggi terjun efektip yang telah ditetapkan (m)
,?r: Sirtuan kecep4tan perputaran waktu pengujian (rpm)
Hr : tinggi terjun efektip waktu pengujian (m)

Pengubahan ke dalam kondisi yang telah ditetapkan dapat dilakukan dengan


rumus-rumus:
l.

o: a,(#,)"' (e7)

,: ,r(#), (e8)

4:4r:Sn"'oo (ee)

di mana P - daya turbin pada kondisi yang telah ditetapkan (kW)


11: tinggi terjun efektip pada kondisi yang telah ditetapkan (m)
O: debit air pada kondisi yang telah ditetapkan (m'/9
4: daya-guna turbin pada kondisi yang telah ditetapkan (/,)
Pr: daya-turbin pada waktu pengujian (kW)
Hr: tinggi terjun efektip pada waktu pengujian (m)
Qr : debit air pada waktu pengujian (m3/s)
4r: daya-guna turbin pada waktu pengujian (f)
9.14.5 Cara Termodinamika

Cara ini dipakai untuk mendapatkan daya-guna turbin secara langsung, yaitu
dengan mengukur perubahan suhu air yang disebabkan karena hilang tenaga hidrolik
dalam turbin. Air di tempat masuk turbin disadap dengan tabung Pitot dan kemudian
disalurkan ke dalam alat reduksi (reducing device) melalui tabung karet guna menjamin
pencegahan pertukaran panas. Jadi, air dalam pipa pesat dapat dimasukkan ke dalam
alat reduksi tanpa merubah tenaganya. Suhu air diukur dengan detektor suhu dari kawat
138 Bab 9. Pengujian Pada Pusat Listrik Tenaga Air

tahanan platina yang dipasang pada alat reduksi.


Tenaga air dalam pipa pesat di tempat masuk turbin dapat dinyatakan dengar
persamaan berikut:7)

(Jr:Hr+*+ Z,* f(0,) (100)


zc
di mana llr : tekanan hidrolik
qt?
: tinggi kecepatan
fi
Zr: tinggi dari garis persamaan tertentu
f (0 r) : tenaga dalam (internal) air pada suhu 0, diukur dengan detektor suhu
berkawat tahanan platina.

Sebaliknya, tenaga air di tempat keluar pipa lepas diukur dengan cara di atas
dinyatakan dengan rumus berikut ini:

(Jz: Hz ** * Z, * f(0,) (l0l)

Jadi, tenaga air yang dipakai dengan efektip oleh turbin adalah selisih antara
persamaan (100) dan (l0l); bila tinggi terjun efektip adalah H", maka daya-guna turbin
dapat dinyatakan dengan rumus berikut:

(H, - Hr) * )+e, - Z,) * f(0,) - f(0,)


4- (102)

Dengan menjalankan katup pengatur tekanan yang halus, perubahan suhu dapal:
diperoleh sesuai dengan perubahan tekanan. Dalam hal ini, kawat tahanan platina
pengukur suhu air yang dipasang di tempat masuk dan tempat keluar harus dihubung-
kan dengan rangkaian jembatan (bridge circuit); jembatan dibuat seimbang dengan
mengatur tekanan pada ruangan reduksi (reducing chamber) sehingga kedua suhu air
menjadi sama dengan hasil

f (0,) - f(0,) : 0 (103)

(ai - uDl2.S cukup kecil sehingga dapat diabaikan bila dibandingkan dengan .I{,.,
Karena H, adalah tekanan atmosfir, maka

Hz:0 (r04)

Tinggi terjun efektip H" dapat diperoleh dengan mengukur tekanan hidrolik Hl dalam
ruang reduksi, dengan menutup rapat katup tahan (stop valve) di tempat keluar ala!
reduksi, dan menambahkan selisih antara permukaan tempat terpasangnya detektor
suhu berkawat tahanan platina dan permukaan air saluran bawah (tailrace), yaitu
(2, - Zr). Karena itu maka

t-- H,+(2,-2.\ (l0s)


't-H'*(Zr-Zr)
Dalam keadaan sebenarnya perlu diadakan koreksi terhadap perubahan voluma
9. t6 Perencanaan Tahanan Air 139

jenis (specific volume) air dan pada tenaga dalam yang disebabkan oleh suhu dan
tekanan air pada saat itu. Karena itu maka daya guna turbin dapat dihitung dari rumus
berikut:

4: Hr(l
- d)- * (Zr Z,\
Hit-p)+(2,-2,) (106)

Bila harga-harga hasil perhitungan d dan p dibuat diagramnya, makd daya-guna


dapat dihitung dengan mengukur H, dan H| dengan tepat. Pengukuran daya-guna
dengan cara termodinamika mempunyai keuntungan bahwa pengukurannya mudah,
perhitungannya cepat dan tidak membutuhkan banyak tenaga pelaksana. Mudaratnya
adalah bahwa kesalahannya besar dan bahwa cara ini tak dapat diterapkan untuk tinggi
terjun yang rendah, untuk turbin yang berlubang karena kavitasi, atau untuk turbin
yang membawa udara ke dalam pipa lepas (draft tube), serta bahwa penyebaran suhu
di tempat keluar pipa lepas tidak jelas.

9.ls Pengujian Daya Pusat Lishik


Pengujian daya maksimum dari seluruh pusat listrik termasuk saluran air, mesin
dan peralatan lainnya juga dikerjakan, disamping pengujian daya untuk masing-masing
bagian mesin dan peralatan, seperti diuraikan di atas.

9.16 Perencanaan Tahanan Air


Untuk pengujian pembuangan beban dan pengujian beban, biasanya dipakai taha-
nan air berkutub tiga seperti terlihat pada Gbr. 82 di dalam aliran air pada saluran
bawah atau sungai, bila tidak ada beban sistim yang dapat digunakan untuk percobaan.
Untuk elektroda datar paralel berkutub dua (two-pole parallel plane electrode),
bila penyebaran arus antar-kutub tidak terlalu banyak terganggu oleh dinding tempat
penyimpanan, maka tahanannya adalah

R: L (r07)
Pa
di mana p : tahanar spesifik air (O-cm)
7: jarak antara kutub (cm)
I : luas permukaan elektroda yang masuk dalam air (cm2)

Untuk elektroda silinder berkutub tiga (Gbr.82) maka tahanan antara fasa adalah

R:1,1 *t"lrt,r(+) (108)

Gbr. 82 Tahanan Air.


140 Bab 9. Pengujian Pada Pusat Listrik Tenaga Air

Tetapi dalam cara ini, elektroda harus direncanakan sedemikian rupa sehingga me-
menuhi persyaratan

2D-^ (loe)
;.4a
Untuk elektroda datar paralel berkutub tiga (Gbr. 82 b) persamaan (107) dapat
dipakai untuk semua fasa.
Tahanan jenis air bersih pada 20'C biasanya berkisar antata 2.000-5.000 Q cm;
perubahan tahanan jenis karena kenaikan suhu adalah

n,: Szp- (n0)

di mana ;: : ?:J,ln pada r'(o)


Rzo : tahanan Pada 20" (Q)

Hubungan antara kadar garam dan tahanan jenis dapat dilihat pada Tabel 25.
Bila kepadatan arus pada permukaan elektroda adalah kira-kira 0,6 A/cm2 atau
lebih, maka akan terjadi busur api (arcs) untuk air yang bersih sekali. Demi keamanan
kepadatan arus perlu dikurangi di bawah harga 0,15 Alcmz untuk air yang biasa
didapat. Tetapi bila kecepatan air cukup besar, batasan ini dapat dinaikkan tiga kali
(lebih tinggi).

Tabet 25. Hubungan antara Kadar Garam dan Tahanan Jenis

Tahanan Jenis Koefisien Suhu


Kadar Garam
"*l;;**"' pada l8"C d dari Tahanan* * Catatan:
\,/ot (e cm) (18.C) R,:u +d(t- 18)lR18.c

5 14,9 -0,o22
10 8,25 -o,o2l
15 6,09 -0,021
20 5, l0 -0,022
25 4,68 -0,o23

9.17 Referensi
Karya-karya tulis yang digunakan sebagai referensi dalam Bab 9 ini adalah sebagai
berikut:
l) Archer E. Knowlton (ed.), Standard Handbook for Electrical Engineers,8th edition,
McGraw-Hill Book Company, New York, 1949,hat.682.
2) Wiesman, AIEE Transactions,'New York, vol' 53, 1934, hal' 1010. Rumus (79)
dapat dibandingkan dengan apa yang tertera pada halaman 683, Referensi (l).
3) S. Hoki, Judgement of Insulation of Electric Apparatus, Ohm Company, Ltd., 1953.
4) Act 61, Ministry of International Trade and Industry, Tokyo, Japan, 1965, Clause 15.
5) Water Turbines: Definition and Tests, IEC-|IT,Institute of Electrical Engineers of
Japan.
6) Archer E. Knowlton, op. cit.,hal.612.
7) Water Power Report, No. 63003, Central Research Institute of the Electric Power
Industry (Japan).
BAB 10. OPERASI DAN PEMELIHARAAN

1Q.1 Operasi

10.I.1 Jenis Pekerjaan Operasi

Pekerjaan operasi suatu PLTA, meliputi operasi sistim dan mesin-mesin, pengatu-
ran daya (output) dan tenaga reaktip, pengawasan kondisi mesin, pencatatan, pelaporan
dan penghubungan berbagai bagian PLTA, operasi darurat pada saat ada gangguan,
pengamatan meteorologis, dan lain sebagainya. Dari semua ini, operasi sistim dan
mesin-mesin utama serta pengaturan daya (output) dilaksanakan oleh pusat pembagian
beban.

10.1.2 Peraturan Umum Operasi

Hal-hal pokok mengenai penyediaan tenaga iistrik, seperti perubahan sistim


transmisi dan operasi menjalankan atau menghentikan mesin-mesin utama, pada prin-
sipnya harus ditentukan oleh pusat pembagian beban. Operator harus selalu *sspada
terhadap kondisi sistim transmisi, baik di dalam maupun di luar lingkungan sentral
listrik, dan keadaan beban, sehingga dapat diambil tindakan-tindakan yang cepat dan
tepat terhadap kemungkinan-kemungkinan yang tak terduga.
Hal-hal mengenai operasi harus ditangani berdasarkan instruksi oleh kepala regu.
Kepala regu ini harus menegaskan dilaksanakannya tugas operasi dari tiap bagian
mesin. Sebelum dan sesudah tiap operasi operator harus memeriksa semua alat-alat
ukur yang ada hubungannya dengan operasi, lampu-lampu pandu (pilot) dan indikator
lainnya.
Perhatian khusus harus diberikan dalam pengontrolan pemisah, bahwa:
(a) Pemutus beban seri harus selalu terbuka.
(b) Arus eksitasi transformator atau arus pemuat pada saluran transmisi tidak
diputus, kecuali bila ada petunjuk lain.
(c) Arus harus diputus pertama kali mulai dari yang terjauh dan kemudian ber-
urutan ke yang terdekat dari sumber arus.

10.1.3 Pemeriksaan sebelum Mulai

Bila akan mulai menjalankan generator turbin air yang sudah lama tidak bekerja
atau berhenti selama lebih dari seminggu karena ada pemeriksaan atau perbaikan,
operator harus selalu mengadakan pemeriksaan secara sepintas lalu, seperti pemeriksaan
dari Iuar untuk memeriksa absorpsi kelembaban generator dan kemungkinan masuknya
kotoran waktu generator dalam keadaan berhenti, kesalahan menyambung waktu
pemasangan, kesalahan menempatkan alat-alat, dan lain sebagainya.
Operator diharuskan (a) mengukur tahanan isolasi setiap rangkaian, (b) memeriksa
kondisi sikat, (c) memeriksa tinggi permukaan minyak pada bantalan dan kemungkinan
adanya minyak yang bocor, (d) memeriksa alat ventilasi dan sistim air pendingin, (e)
menentukan kedudukan normal pengatur medan (field), dan (f) melihat keadaan pe-
142 Bab 10. Operasi dan Pemeliharaan

ngukur tekanan minyak dan pengatur kecepatan.

10.1.4 Petunjuk-Petuniuk Operasi

Sementara menjalankan mesin-mesin, operator harus berpatroli di seluruh gedung


sentral, disamping memeriksa bermacam-macam alat pengukur. Pekerjaan yang harus
dikerjakan oleh operator meliputi:
(a) Selalu memperhatikan getaran dan bunyi mesin-mesin.
(b) Mengawasi suhu setiap bagian mesin.
(c) Memeriksa keadaan dan kedudukan sikat cincin penampung (collector ring)
dan komutator.
(d) Memperhatikan jalannya kompresor udara, pompa minyak dan meter-meter
pada panel hubung.
(e) Melihat apakah arus sirkulasi reaktip tidak mengalir seiama operasi paralel.
(f) Mengusahakan agar operasi berjalan dengan efisiensi yang tinggi.
10.1.5 Petunjuk-Fetuniuk dalam Penghentian Operasi
Untuk PLTA dengan sistim yang dikontrol oleh satu orang, mesin-mesin dapat
dijalankan seluruhnya dengan pengontrol utama secara otomatis, mulai dari permulaan
sampai pada penghentian mesin-mesin tersebut. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada
waktu menghentikan mesin-mesin adalah sebagai berikut:
(a) Pemutusan hubungan harus dikerjakan pada waktu arus mendekati nol.
(b) Untuk membuat mesin berhenti, rem harus dipakai pada keadaan kurang dari
30 /, kecepatan Putar rata'tata.
(c) Mesin-mesin tidak boleh dijalankan terlalu lama pada kecepatan putar rendah.
(d) Pendingin air harus dihentikan dan kran-kran saluran udara generator harus
tetap tertutup.

10.2 Operasi Khusus


10.2.1 Pengontrolan Daya Keluar dan Frekwensi

Pengontrolan kecepatan adalah cara yang paling umum dipakai untuk mengontrol
daya keluar (output) dan frekwensi. Bilamana frekwensi sistim berubah karena beru-
bahnya beban, maka pengatur kecepatan (governor) mulai bekerja, sehingga dengan
segera terjadi pengurangan atau penambahan daya keluar dalam usaha membuat fre-
kwensi konstan. Karena pengatur kecepatan mempunyai sifat tidak dapat mengem-
balikan frekwensi pada nilai asalnya, maka akan timbul perbedaan frekwensi yang
sebanding dengan berubahnya beban. Sistim pengontrolan frekwensi otomatis (AFC :
automatic frequency control system) mampu mengetahui perubahan ini. PLTA yang
diatur dengan AFC (akan diuraikan dalam paragrap berikut) daya keluarnya dapat
diatur dan frekwensinya dijaga agar tetap konstan.
Operasi AFC, yang dipasang di dalam gedung sentral atau di stasiun pusat pe-
ngontrol, dilakukan dengan mengontrol daya secara otomatis, karena kemampuannya
mengontrol oleh adanya perubahan frekwensi; perubahan frekwensi ini menjadi isyarat
kontrol pada motor pengatur kecepatan dari suatu alat pengatur kecepatan.
Program operasi adalah salah satu cara menyesuaikan beban generator secara
otomatis dengan sesuatu pola di mana daya harian tiap satuan jam telah ditetapkan
lebih dahulu.
Operasi mengatur permukaan alr dilakukan dengan mengatur daya sesuai dengan
10.2 Operasi Khusus 143

debit sungai yang masuk untuk menjaga agar perrnukaan air di tangki atas tetap
konstan.
Operasi efisiensi tegangan tinggi dimaksudkan untuk memberikan efisiensi tertinggi
yang dimungkinkan pada beberapa generator dan distribusi bebannya. Jika generator-
generator yang ada mempunyai efisiensi yang sama, dan mereka diberi beban yang
sama, maka akan didapat efisiensi yang lebih tinggi. Untuk turbin Pelton dengan pan-
caran (jet) banyak, maka jumlah pancaran harus ditentukan sesuai dengan bebannya.

10.2.2 Pengaturan Tegangan dan Daya Reaktif

Cara bekerja dengan tegangan konstan merupakan metoda yang umum diperguna-
kan untuk memperoleh tegangan hampir konstan pada terminal generator; dalam cara
ini digunakan pengatur tegangan otomatis (AVR). Jika beban atau komposisi sistim be-
rubah secara menyolok, maka untuk menjaga agar tegangan konstan, eksitasi generator
akan besar berubahnya; ini dapat menimbulkan eksitasi lebih atau eksitasi kurang.
Dalam keadaan demikian operator diperingatkan oleh tanda bahaya (alarm). Dapat
juga dipakai pembatas arus yang telah distel pada batas tertentu atau pengatur faktor-
daya otomatis (APR : automatic power-factor regulator).
Untuk operasi denganfaktor-daya konstan arvs medan diatur sehingga perbandingan
antara daya reaktif (kVAR) dan daya nyata (kW) menetap pada suatu harga tertentu
tanpa terpengaruh oleh besarnya beban dan tegangan; untuk ini dipergunakan pengatur
faktor-daya otomatis (APR). Metoda ini dipergunakan di sentral-sentral kontrol jarak
jauh (remote-control) atau sentral kecil yang bebas dari kemungkinan arus lebih, eksitasi
lebih dan eksitasi kurang meskipun beban atau komposisi sistim berubah. Cara pe-
nguatan (amplifier) dan pengaturan sama seperti pada AVR, tetapi alat deteksi yang
digunakan untuk mengukur deviasi antara faktor daya sebenarnya dan faktor daya
yang ditentukan berbeda.
Untuk operasi dengan pengatur daya reaktif
otomatis (automatic reactive power regulator: AQR)
arus medan diatur secara otomatis, sehingga dapat
diperoleh daya reaktif (Q) yang merupakan suatu
fungsi dari daya nyata (P) yang dibangkitkan, misalnya,
Q: q + bP + cP2. Tujuan bekerja dengan cara ini
adalah untuk mengurangi hilang-daya transmisi atau
untuk menghasilkan daya reaktif yang sewajarnya.
Bekerjanya adalah dengan cara menerapkan deviasi
antara faktor daya yang nyata dan faktor daya yang
ditetapkan pada rangkaian deteksi tegangan dari AVR,
yang kemudian mengatur tegangan terminal generator
sehingga daya reaktif berubah. Rangkaiannya terlihat
Gbr. 83 Pengatur Daya Reaktif pada Gbr. 83. Jika terjadi penjatuhan beban atau
Otomatis (AQR). gangguan hubung-singkat alat ini akan bekerja sebagai
AVR. Jika eksitasi terlalu besar atau terlalu kecil alat ini akan bekerja hampir seperti
AVR.
Dalam operasi sebagai kondensator berputar generator dikerjakan sebagai sebuah
kondensator yang berputar, dengan kapasitas membelakangi (lagging capacity) kira-
kira (0,8-0,9) x (perbandingan hubung-singkat) x (kVA dasar), dan kapasitas men-
dahului (leading capacity) antara 5U60%. Makin kecil perbandingan hubung-singkat
makin besar kapasitas mendahuluinya. Penjelasan terperinci dapat dilihat dalam Bab 6
(bagian 6.2.7).
144 Bab 10. Operasi dan Pemeliharaan

10.3 Pemeliharaan
10.3.1 Pekerjaan Pemeliharaan

Pekerjaan pemeliharaan PLTA antara lain terdiri dari inspeksi, perbaikan penyem-
purnaan, penyetelan, pengujian, dan lain-lain. Dalam pekerjaan inspeksi termaSuk
inspeksi harian, inspeksi berkala dan inspeksi darurat. Dalam pekerjaan perbaikan dan
penyempurnaan termasuk yang dilakukan waktu inspeksi dan waktu mengatasi gang-
guan yang timbul. Sesudah inspeksi dan perbaikan, kemudian dilakukan penyetelan
dan pengujian, sehingga mesin kembali siap dipakai.
Inspeksi harian dilakukan selama mesin-mesin berjalan. Semuanya diperiksa dari
luar untuk mengetahui apakah ada sesuatu yang kurang beres, dan jika ternyata ada
kemudian diperbaiki. Hasil inspeksi tersebut dicatat dalam suatu laporan tertentu
sesuai dengan aturan yang telah dibuat sebelumnya; di dalamnya dimuat waktu, lintasan
ronda, serta bagian-bagian yang diperiksa dan diperbaiki. Frekwensi yang diperlukan
untuk inspeksi harian adalah satu kali sehari untuk PLTA yang dijaga orang dan satu
atau dua kali seminggu untuk PLTA kontrol jarak-jauh.
Inspeksi, pengukuran dan pengujian berkala perlu dilakukan untuk mencegah tim-
bulnya gangguan dan untuk mengetahui sebelumnya keadaan yang diharapkan akan
menimbulkan kerugian. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan firasat operator,
atau dengan alat-alatukur, alat-alat penguji, dan lain-lainnya. Jika diketemukan hal-hal
yang memerlukan perbaikan sebagai hasil inspeksi, maka ini harus dilakukan dengan
segera tanpa menunda-nundanya lagi. Frekwensi inspeksi berkala tidak mudah diten-
tukan karena hal ini sebagian besar tergantung pada macam mesin dan berapa umurnya'
Tabel26 memperlihatkan contoh frekwensi inspeksi berkala untuk turbin dan generator.
Inspeksi berkala perlu pula dihadiri oleh petugas dinas gangguan, agar gangguan pada
jalannya operasi penyediaan tenaga listrik dapat dibuat sekecil mungkin.
Inspeksi dqrurat dilakukan, apabila diketemukan sesuatu yang tidak normal pada
pemeriksaan dari luar, apabila pihak pimpinan memerintahkannya, apabila mesin telah
dipakai dalam keadaan berat (severe), atau bila terjadi gangguan pada mesin lain dengan
jenis yang sama.

10,3.2 Beberapa Petunjuk untuk Inspeksi Peralatan PLTA

Pada inspeksi turbin perlu diperhatikan antara lain getaran dan bunyi, kebocoran,
rumah turbin, dan tekanan minyak. Karena getaran dan bunyi tak dapat dihindarkan
selama turbin berjalan, maka perlu untuk diketahui dengan tepat keadaan pada waktu
jalannya normal. Apabila ada kelainan maka akan terjadi getaran dan bunyi pada poros
utama dan penutup. Karena itu harus dilakukan pengukuran pada bagian-bagian
tersebut. Perlu pula dilakukan pengamatan terhadap kemungkinan kebocoran pada
kedap air poros utama; kehilangan air diganti dengan air bersih dan diperiksa apakah
ada kebocoran lainnya. Sering kali perlu diadakan penggantian kedap deugan yang
baru. Kavitasi yang terjadi selama operasi harus diperiksa dengan mendengarkan
bunyi-bunyi yang ada. Juga sebelah dalam rumah turbin perlu diperiksa sekali setahun
untuk mengetahui keausan rotor dan baling-baling antar serta kebocoran pada kran
pemasukan air. Sistim tekanan minyak harus diperiksa bila ada kelainan. Minyak
yang sudah terpakai kadang-kadang berubah warnanya menjadi hitam. Hal ini mungkin
disebabkan karena adanya proses kompresi adiabatis dari minyak, yang sampai saat
ini tidak ada cara pencegahannya yang pasti. Ada beberapa cara untuk mencegah hal
itu, misalnya dengan pemakaian alat tertentu (dengan bubbler), merendahkan tekanan
10.3 Pemeliharaan 145

Tabel 2,6. Contoh Frekwensi Inspeksi dan Perbaikan Turbin Air dan Generator pada PLTA

Jenis Pekerjaan Frekwensi Catatan

Turbin Air
Pemeriksaan bagian dalam turbin Setiap tahun Pengecekan rotor dan
Francis sudu antar dan pengu-
kuran celah-celah.
Pemeriksaan bagian dalam turbin Setiap tahun
Pelton
Pemeriksaan bagian dalam turbin Setiap tahun Pengecekan sesudah plpa
Kaplan lepas dikeringkan.
Pembongkaran dan pemeriksaan Setiap 4 tahun
pengatur kecepatan dan pengatur
muka air
Pembongkaran pengatur tekan Setiap 4 tahun
dan pemeriksaannya
Pembongkaran bantalan dan Setiap 5 tahun
pemeriksaannya
Pembongkaran katup masuk dan Setiap 5 tahun Setiap 4 tahun untuk
pemeriksaannya jenis yang pengaturannya
hidrolik.
Pembongkaran peralatan kontrol Setiap 3 tahun
dan operasi serta pemeriksaannya
Pembongkaran peralatan minyak Setiap 3 tahun Juga untuk generator.
tekan dan pemeriksaannya
Minyak mesin
Pemeriksaan kwalitas Setiap tahun Pengujian oksidasi
minyak
Penyaringan minyak tekan atau Setiap tahun
penggantiannya
Penyaringan minyak pelumas atau Setiap tahun
penggantiannya
Pembongkaran bermacam-masam Setiap tahun Mutlak diperlukan
saringan, pemeriksaan dan sesudah banjir
pembersihannya
Pemeriksaan ban dan gigi-gigi Setiap bulan Setiap kali sesudah ada
gangguan
Pemeriksaan katup-katup Setiap tahun
Pemeriksaan pompa pengeringan Setiap 6 bulan Percobaan jalan setiap
kali sesudah banjir
Penggantian (change-over) dan Setiap bulan
pemeriksaan bagian pengganti turbin
penguat
Penggantian (change-over) dan Setiap bulan
pemeriksaan turbin pembantu
Pembongkaran kompresor udara Setiap 3 bulan
dan pemeriksaannya.
Generator, Pengrrat dan Rotor
Pemeriksaan presisi dan perbaikannya.
Rotor dikeluarkan dan dibersihkan. Setiap 5 tahun
Pemeriksaan cincin selip dan Setiap bulan
sikat komutator.
Pemeriksaan gulungan angker. Setiap tahun
Pemeriksaan lilitan medan. Setiap tahun
t46 Bab 10. Operasi dan Pemeliharaan

Jenis Pekerjaan Frekwensi Catatan

Pemeriksaan baut dan Setiap tahun


pengencangannya.
Pengukuran tahanan isolasi. Setiap tahun
Pemeriksaan bantalan.
Pemeriksaan bantalan dan Setiap 5 tahun Dikerjakan dengan mem-
pengukuran celah-celahnya. pertimbangkan adanya
panas lebih atau getaran.
Pemeriksaan pipa pendingin Setiap 5 tahun Dikerjakan dengan mem-
bantalan dan pembersihannya. pertimbangkan adanya
panas lebih atau getaran.
Pembongkaran bantalan poros- Setiap 5 tahun Dikerjakan dengan mem-
dorong dan pemeriksaannya. pertimbangkan adanya
panas lebih atau getaran.
Pengujian kwalitas minyak Setiap tahun
bantalan.
Penyaringan atau penggantian Setiap tahun
minyak bantalan.
Pemeriksaan alat peredam. Setiap tahun
Pemeriksaan pendingin-pengering Setiap 6 bulan
udara.
Pemeriksaan pemadam kebakaran Setiap tahun
Coz.
Pembongkaran dan pembersihan Setiap tahun Perlu perhatian khusus
macam-macam tahanan. pada bagian-bagian
yang berkontak.
Pemeriksaan saklar medan. Setiap tahun

minyak, dan merubah cara mengalirkan udara ke tangki minyak.


Inspeksi generator miliputi pemeriksaan keadaan komutasi dari sikat karbon,
kontrol terhadap isolasi gulungan, serta p€meriksaan stator dan rotor, rem, bantalan,
dan sebagainya. Walaupun mungkin sikat karbon mengeluarkan busur api karena
tekanan dari sikat tersebut, kepadatan arus dan keadaan permukaan komutator, tetapi
pemilihan sikat karbon dari bahan yang baik tetap merupakan syarat penting. Hal yang
paling penting dalam pemeliharaan generator adalah mengontrol lilitannya. Ada bebe-
rapa cara untuk mengontrol material dari isolasi generator, misalnya, dengan mengukur
tahanannya dengan megger, dengan mengukur tan d-nya, dengan mengukur penyerapan
arus searah, dengan mengukur Volt-Amperenya, dan dengan mengukur denyut koro-
nanya. Namun, tidak ada satupun dari cara-cara itu yaflg dapat menentukan dengan
pasti kapan waktunya untuk melilit kembali gulungan generator. Dalam keadaan yang
sebenarnya, hal ini hanya dapat ditentukan dari data-data yang diperoleh dari pengala-
man selama beberapa tahun. Pada pemeriksaan stator dan rotor harus selalu diper-
hatikan lepasnya sambungan penghantar dan baut, adanya noda pada gulungan dan
saluran udara, keretakan, dan sebagainya. Pemeriksaan keausan sepatu rem, garis-garis
dan retak-retak pada permukaan rem, kebocoran udara dan sistim pelumasan, dan
macam bahan sepatu adalah hal-hal yang perlu diperhatikan pada inspeksi rem.
Mengenai bantalan, perlu diusahakan agar temperaturnya setetap mungkin, yaitu
dengan jalan mengatur voluma air pendingin sesuai dengan musim dan selalu meme-
riksa perbedaan temperatur air pendingin antara pemasukan dan pengeluarannya.
Sebab-sebab yang dapat menimbulkan panas lebih adalah penyimpangan poros, keku-
rangan bahan pelumas, kekurangan air pendingin atau tidak cukupnya pemasukan
minyak (dalam hal sistim sirkulasi), masuknya ketidakmurnian, atau pelumasan yang
10.5 Biaya Pemeliharaan 147

tidak sesuai. Karena itu, perlu dilakukan pengujian mutu dan penyaringan minyak
pelumas, disamping pemeriksaan kebocoran minyak dan air. Tindakan cepat harus
diambil terhadap kebocoran minyak karena ini mengotori gulungan dalam bentuk
kabut dan dapat menyebabkan pemanasan lebih dan pemburukan isolasi. Dalam hal
pendinginan dengan udara harus dicegah pengumpulan endapan dan karat pada mulut
pipa air pendingin, karena ini menyebabkan pengurangan voluma air yang mengalir
dan yang akhirnya menaikkan temperatur. Tergantung dari kwalitas air, bagian dalam
pipa air akan mengalami korosi dan akhirnya retak, sehingga menimbulkan gangguan.
Karena itu bagian dalam ini harus dibersihkan dan diperiksa setiap kali mesin dibongkar
(overhaul). Bila perlu, bahan pipa harus diganti bila mutu air kurang baik'

10.4 Peraturan Kerja (Umum)

10.4.1 Cara Melaksanakan Pekerjaan dalam Keadaan Gangguan

Sebelum melaksanakan sesuatu pekerjaan, Kepala Bagian Pemeliharaan yang


sedang bertugas harus mengeluarkan "kartu tanda bahaya" yang memuat penjelasan
yang perlu tentang pemutus beban dan pemisah yang harus dibuka dan lain-lain. Ope-
rator yang akan memperbaiki gangguan menerima kartu tadi, lalu mempersiapkannya
dengan pusat pembagi beban. Kartu tanda bahaya ini harus disertai dengan diagram
utama, diagram posisi pengetanahan dan instruksi tentang cara-cata operasi,.guna
mengetahui luasnya gangguan yang terjadi.

10.4.2 Petunjuk-Petunjuk selama Pekerjaan Berlangsung

Setiap kali pemeriksaan dan perbaikan selesai, hal-hal yang penting harus dicatat
dalam buku catatan pemeliharaan. Kepala PLTA dan Kepala Bagian Pemeliharaan
yang bertugas harus memperhatikan betul-betul agar karyawan yang bertugas dalam
keadaan sehat dan dalam kondisi psikologis yang baik. Karyawan-karyawan harus
memakai pakaian kerja yang memenuhi persyaratan keamanan dan efisiensi.
Semua karyawan harus melaksanakan pekerjaan dengan penuh tanggung jawab
dan selalu ada di bawah pengawasan Kepala Bagian Pemeliharaan yang sedang bertugas.
Sebelum mulai bekerja Kepala Bagian Pemeliharaan harus dapat menguasai semua
karyawan dan menjelaskan tentang tujuan, ruang lingkup, urutan pekerjaan dan pem-
bagian tugas bagi masing-masing karyawan. Terutama dalam hal ada saluran bertega-
ngan pada bagian yang berdekatan atau apabila pekerjaan dapat membahayakan, harus
ditempatkan seorang pengawas.
Sesudah semua pekerjaan sblesai, karyawan yang bertanggung ja.wab atas pekerjaan
tersebut harus memeriksa apakah semua pekerjaan telah dikerjakan dengan baik, serta
memeriksa peralatan dan material yang dipergunakan. Semua tanda dan kawat pe-
ngetanahan darurat harus diambil. Kemudian ia harus melakukan pengujian tahanan
peralatan antara tiap fasa dan tanah serta antara fasa-fasa, dengan megger, guna
memastikan bahwa tidak ada hal-hal yang terlupakan dan hal-hal yang tidak normal
yang masih perlu dikoreksi. Perlu pula diadakan absensi dari semua karyawan yang
melakukan pekerjaan tersebut sesudah seluruh pekerjaan selesai.

10.5 Biaya Pemeliharaan

Gbr. 84 menunjukkan data terakhir biaya perbaikan mesin dan peralatan di Jepang.
Contoh ini dapat dipakai guna perbandingan di Indonesia.
148 Bab 10. Operasi dan Pemeliharaan

E
E
1) Biava perbaikan u6s6 : iumlah biaya perbaikan kecil untuk
pekenaan pemeliharaan
t_ 2) Biaya oerbaiken umum dengan iumlah 2 (dua) juta Yen dihitug
E 100%.
3)
A6 ngil::-. r menuoiukkau lamanya operasi di bawah
r.-.:...'..;........r... 1
5 tahun
A ramanva operasi antara
d
W77777VV77 Bitiillf"'
mcnmiukkan lamanva ooerasi lebih dari
€ N|

30 40 50 60 70 80 90 100

Kapasitas PLTA

Gbr. 84 Biaya Perbaikan Umum untuk Peralatan PLTA'

10.6 Onderdil Serep


Untuk bagian-bagian peralatan dan mesin yang diperkirakan sering rusak atau aus
karena dipakai, diperlukan onderdil serep (spare parts) dalam gudang. Tabel 27 menun-
jukkan contoh onderdil standar yang diperlukan.
Tabel 27. Onderdil Serep untuk PLTA

Nama Peralatan Uraian Jumlah Catatan

TURBIN
Tubuh Turbin Bantalan Utama Untuk 1 perangkat Termasuk bantalan
Pasak Titik Lemah Untuk l/2 perangka poros dorong dalam hal
Sudu Antar poros mendatar
Sekat Kedap Air Untuk I perangkat
Rotor Untuk I perangkat
Sudu Antar Untuk I perangkat Dipasang pada waktu
Ujung Mulut Untuk I perangkat perbaikan
Pancaran
Ujung Jarum Untuk I perangkat
Pengatur Kecepatan Motor Pengontrol I unit Hanya 1 motor pengontrol
yang perlu dikontrol jarak-
jauh dari panel pengatur
kecepatan dan beban
Bermacam-macam Masing-masing un- Pegas pelat sudah termasuk
Pegas tuk 1 perangkat
Ban Penggerak Untuk I perangkat
Kumparan Gerak Ibuah
Penyearah Semi- Masing-masing 1

Konduktor
Tabung Hampa Masing-masing I
Tahanan Geser Masing-masing I Hanya dipasang untuk
yang frekwensi gesernYa
tinggi (tidak termasuk jenis
takik) dan lekas rusak
(misalnya sebagai tahanan
pengontrol, tahanan Penga'
tur kecepatan dan tahanan
pengatur beban).
10.6 Onderdil Serep 149

Nama Peralatan Uraian Jumlah Catatan

Pelumas Minyak Pegas Unloader Masing-masing l


Tekan Pegas Katup I buah
Pengaman
Pompa Minyak Masing-masing I Dipasang bila tak ada
Tekan dan Pelumas perangkat serepnya
Ban Penggerak Untuk I perangkat
Pompa Minyak
Tekan dan Pelumas
Berbagai Solenoid Masing-masing l.
Perlengkapan
Pengontrol
Operasi

GENERATOR Bantalan Poros- Untuk I perangkat


Dorong (berikut
Pelat Putar)
Kumparan Stator 5 buah Bila setengah kumparan,
6 buah
Bantalan Antar Untuk I perangkat Untuk penguat (exciter)
sudah termasuk
Sikat Untuk I perangkat
Penyangga Sikat Untuk 1/2 perangkat
Sikat Penguat Untuk I perangkat
(exciter)
Penyangga Sikat Untuk 1/2 perangkat
Penguat

TRANSFOR- Bushing Masing-masing I Tidak diperlukan bila


MATOR ada onderdil serep yang
dapat dipakai (bersama
dengan PLTA atau gardu
induk lain)
Pelat Pelepas 1 lembar
Tekanan

PERALATAN
HUBUNG
Pemutus Beban Bushing (Pemutus Untuk I fasa Tidak diperlukan bila
Beban Minyak) ada onderdil serep yang
dapat dipakai (bersama
dengan PLTA atau gardu
induk lain)
Kontaktor Gerak Untuk I fasa
atau Stasioner
Kumparan Buka- Masing-masing I
Tutup
Pemisah Kumparan Buka- Masing-masing I Untuk pengendalian
Tutup dari jauh
Peralatan Udara Katup Pelepas Masing-masing I Hanya dipasang bila
Tekan onderdil serep tidak ada
yang cocok. Tidak
diperlukan bila ada onderdil
serep yang dapat dipakai
(bersama dengan sentral
atau gardu induk lain)
150 Bab 10. Operasi dan Pemeliharaan

Nama Peralatan Uraian Jumlah Catatan

PANEL HUBUNG
Rangkaian Utama Transformator Arus Masing-masing Tidak diperlukan bila ada
Generator (untuk Tiap Jenis) onderdil serep yang dapat
dipakai (bersama dengan
sentral atau gardu induk
lain)
Transformator Masing-masing I
Tegangan (untuk
Tiap Jenis)
Penyearah Tabung Penyearah I buah
Air Raksa
Penyearah Semi- I buah
Konduktor

10.7 Personil Operasi dan Pemeliharaan


Jumlah personil untuk keperluan operasi dan pemeliharaan suatu PLTA ditentukan
atas dasar jumlah pekerjaan yang perlu dilaksanakan. Jumlah pekerjaan ini berubah-
ubah dan sebagian besar tergantung pada besarnya peralatan, tingkatan otomatisasinya,
keadaan geografis, dan berbagai hal lain, di samping kemampuan dan keahlian karya-
wan yang ada dalam menunaikan tugasnya. Oleh karenanya agak sukar untuk menen-
tukan dengan tepat jumlah tenaga yang diperlukan untuk suatu PLTA. Hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam menentukan jumlah pekerja untuk operasi dan pemeliharaan
adalah kapasitas PLTA, jumlah unit dari mesin utama, sistim pengontrol dan pengawa-
sannya, sistim operasinya, sistim tegangan transmisi, jumlah rangkaian transmisi, ada
atau tidak adanya peralatan distribusi dan stasiun pengontrol. Akhir-akhir ini, untuk
pLTA yang berkapasitas besar dan menengah dengan sistim kontrol oleh seorang karya-
wan, diperlukan satu atau dua orang untuk satu giliran (shift). Ada tiga giliran dalam
satu hari ditambah dengan I giliran untuk pelayanan pada hari-hari libur, sehingga
seluruhnya diperlukan 4 regu bergilir. Untuk PLTA jenis aliran sungai langsung (run-of-
river) yang berkapasitas kecil, diperlukan satu atau dua orang hanya pada waktu siang
hari untuk pengawasan yang kadang-kadang diperlukan. Gbr. 85 adalah contoh di
Jepang tentang jumlah personil yang diperlukan untuk operasi listrik dan pemeliharaan
sebagai fungsi dari kapasitas PLTA. Ini menunjukkan keadaan ideal yang untuk
sementara belum dapat diterapkan di Indonesia.

22
20
E
t8
! I6
14
X 12
t0
I
E 6
4
2
0
0 20406080100 150 200 250 300 350 400

Kapasitas (MW)

Gbr. 85 fiubungan antara Kapasitas


PLTA dan Jumlah KarYa'
wan yang Diperlukan.
DAFTAR ISTILAH

Dalam rangka pembinaan bahasa nasional dalam buku ini diusahakan sebanyak
mungkin penggunaan istilah-istilah dalam Bahasa Indonesia, baik yang sudah lazim
dipakai, maupun yang di sana-sini baru kadang-kadang saja digunakan oleh para
teknisi. Oleh sebab itu, apa yang tertera di bawah ini baru merupakan usul atau
sumbangan pikiran bagi perbendaharaan istilah teknik untuk digunakan bila benar,
atau diganti kalau dianggap salah. Apabila pembakuan (standardization) istilah teknik
iistrik sudah menjadi kenyataan kelak, maka penulis akan mematuhinya secara
konsekwen.
Dalam Daftar Istilah Jilid I ini dicantumkan juga istilah-istilah yang terdapat
dalam Jilid-Jilid II dan III, karena Jilid I ini terbit paling akhir. Kamus-kamus yang
digunakan sebagai referensi dalam penyusunan Daftar ini adalah:
1. Panitia P.U.T.-U.G .M., Buku Istilah Teknik, Teknik-Sipil, Inggris-Indonesia,
Badan Penerbit Pekerjaan lJmum, Kebayoran Bagu, 1972.
2. Prof. Drs. S. Wojowasito, et. al., Kamus (Jmum Inggris Indonesia, Penerbit
Tiara, Jakarta, 1970.
3. John N,I. Echols, Hassan Shadily, An Indonesian-English Dictionary, Bhratara,
Jakarta, 1970.

INDONESIA TNGGRIS

(A)
admitansi admittance
adukan mortar
adukan encer grout
air bawah tailwater
air raksa mercury
air sulingan distilled water
alat device, tool, instrument
alat kerja tool
alat pelindung protective device
alat penderu buzzer
alat saring filter
alat sipat datar level
alat ukur gauge, meter
alat ukur apung float, surface float
alat ukur arus current meter
alat ukur celah gap gauge
alat ukur hujan rain gauge
alat ukur regangan strain gauge
alat ukur tekanan pressure gauge
aliran sungai langsung run-of-river
aliran udara draft
152 Daftar Istilah

alur slot
alur pintu gate guide
ambil air intake
analisa tegangan stress analysis
andongan sag
antar-antar liner
areal aliran catchment area
arus current
arus bolak-balik, arus tukar alternating current (A.C.)
arus dinamik dynamic current
arus pelepasan discharge current
arus pembangkit, arus penguat excitation current
arus pemuat charging current
arus pemutusan dasar rated interrupting current
arus searah direct current (D.C.)
arus serbu inrush current
arus susulan follow current
arus yang diperbolehkan allowable current
asimetris asymmetrical
atenuasi attenuation
awan petir thunder cloud

(B)
badan katup valve body
bagan pembantu auxiliary
bagian pengganti lihat "onderdil"
bagian penguat bracing member
baja las welded steel
baja tempa forged steel
baja tuang cast steel
baji wedge
baling-baling propeller
baling-baling antar guide vane
balok beam
balok angkat lifting beam
balok tahan flash board, stop log
ban belt
bangunan structure, building
bangunan atas-tanah superstructure
bangunan masuk inlet
bangunan salur air aqueduct
bangunan sentral power house
bantalan bearing
bantalan antar guide bearing
bantalan jenis engsel pivot-type bearing
bantalan jenis pegas spring-type bearing
bantalan poros-dorong thrust bearing
barang besi hardware
batang rod
batang kecepatan speeder rod
Daftar Istilah 153

batang pelindung armor rod


batang penangkal petir lightning rod
batas elastis elasticity limit
baut bolt
bawah-tanah underground
beban load
beban kurang off-peak load
beban lawan counterweight
beban mati dead weight
beban puncak peak load
bebas-jatuh trip free
belandar lihat "balok"
belandar melengkung camber
bendungan dam
bendungan ambil air intake dam
bendungan busur arch dam
bendungan elak coffer darh
bendungan gravitas gravity dam
bendungan kayu timber dam
bendungan kerangka-baja steel-frame dam
bendungan majemuk compound dam
bendungan rongga hollow dam
bendungan tanah earth dam
bendungan urugan batu rock-fill dam
bentangan (air) span
berat jenis specific gravity, density
berisik noise
berisik korona corona noise
berisik radio radio noise
berisik terdengar audible noise (AN)
berisik TV TV noise
berselang-selang at intervals of
besi cor lihat "besi tuang"
besi tempaan malleable iron
besi tuang cast iron
beton pelindung mulching concrete
biaya pembangkitan generation cost
biaya pembangunan construction cost
bilah blade
blok block
blok angker anchor block
bubur beton concrete milk

(c)
cadangan back-up
cepat jenis specific speed
cincin kukuh stay ring
cincin pelepasan air discharge ring
cincin pengaku stiffener ring
cincin selip slip ring
154 Daftar Istilah

curah hujan precipitation

(D)
daya power
daya angkat lifting main
daya guna efficiency
debit discharge
deflektor deflector
denyut korona corona pulse
deteksi detection
dinamika strukturil structural dynamics
dinding arah guide wall
dinding halang rembasan core wall, cut-off wall
ditalakan in tune
dudukan katup valve seat

(E)
efek kulit skin effect
efek roda gila fly-wheel effect
efisiensi lihat "daya guna"
efisiensi keseluruhan overall efficiency
ekor gelombang wave tail
eksitasi lihat "penguatan"
elemen katup valve element
elemen sela gap element
elevator elevator
ember bucket

(r)
faktor beban load factor
faktor daya power factor
faktor hilang tahunan annual loss factor
faktor kavitasi cavitation factor
faktor kavitasi instalasi plant cavitation factor
faktor kavitasi kritis critical cavitation factor
faktor keamanan safety factor
faktor kedap run-off coefficient
faktor ketersediaan availability factor
faktor pusat listrik plant factor
faktor tegangan lebih overvoltage factor
flens flange
flens pembongkar dismantling flange
frekwensi frequency

(c)
gangguan radio radio interference (RI)
gardu induk substation
gardu induk penaik tegangan stepup substation
gardu induk penurun tegangan step-down substation
gardu jenis peti box-type substation
Daftar Istilah 155

gardu satuan unit substation


garis pusat center line
garis-tengah diameter
gawang span
gaya apung buoyancy
gaya berat gravity
gaya gesekan friction force
gaya putar torsional force
gejala menghilang fading
gelang ring
gelombang berdiri standing waYe
gelombang berjalan travelling wave
gelombang lenturan diffracted wave
gelombang mikro micro wave
gelombang pantulan reflected wave
gelombang penuh full wave
gelombang terpotong chopped wave
generator majemuk compound generator
generator serempak (-sinkron) synchronous generator
genta bahaya alarm bell
gerakan membujur travelling
gerakan menyisi traversing
giliran shift
gradien gradient, batter
gulungan coil, winding
gulungan kerja (operasi) operating coil
gulungan pelindung shielding coil
gulungan penghambat restraining coil
gulungan peredam damper winding

(H)
hari guruh thunderstorm day
hembusan magnetis magnetic blow-out
hilang daya transmisi Iihat "rugi daya transmisi"
hilang kebocoran leakage loss
hilang korona corona loss
hilang tenaga energy loss
hubung singkat short-circuit
hubungan tunggal solid connection

(r)
impedansi impedance
impedansi surja surge impedance
induktansi inductance
inspeksi inspection
isolator gantung suspension insulator
isolator jenis batang-panjang long-rod insulator
isolator jenis pasak pin-type insulator
isolator jenis pos-saluran line-post insulator
156 Daftar Istilah

(J)
jalanan air water way
jalur magnit (-maknit, -magnet) yoke
jam ekivalen tahunan annual equivalent hour
jangkauan range
jarak aman yang diPerbolehkan allowable access distance
jarak bebas clearance
jarak bocor leakage distance
jari-jari girasi radius of gyration
jari-jari hidrolik hydraulic mean dePth
jatuh trip out
jatuh tegangan voltage drop
jebakan saluran line trap
jenis terpasang built-in type
jenjang tap
jumlah air pasti firm water quantitY

(K)
kabel kontrol control cable
kait hook
kaitan coupling
kampuh seam
kantong hamPa void
kapasitansi capacitance
kapasitansi sasar (tersebar) stray capacitance
kapasitas pembawa arus current-carrying caPacitY
kapasitas pemutusan interrupting caPacitY
kapasitor capacitor
kapasitor pelindung protective caPacitor
katup valve
katup atur control valve
katup buangan air drain valve
katup hisap udara air suction valve
katup jarum needle valve
katup kuPu butterfly valve
katup (pintu) masuk inlet valve
katup pandu pilot valve
katup pemadam throttle valve
katup putar rotary valve
katup simpang by-pass valve
katup tahan stop valve
kawat conductor, wire
kawat berkas bundled conductor
kawat berlilit stranded conductor
kawat camPuran alloy conductor
kawat komPonen component wire
kawat padat solid conductor
kawat paduan composite conductor
kawat pelindung shield wire
kawat penahan guy wire, staY wire
Daftar Istilah 157

kawat penolong messenger wlre


kawat rongga hollow conductor
kawat tanah ground wire
kawat telanjang bare conductor
keadaan peralihan transient state
keadaan tetap steady state
keamanan safety
keandalan reliability
kearahan directivity
kebolehjadian probability
kecepatan dasar rated speed
kecepatan jenis lihat "cepat jenis"
kecepatan keliling peripheral speed
kecepatan lari runaway speed
kecepatan putar revolving speed
kecuraman gelombang wave steepness
kedap seal, impervious
kedap katup valve seal
kekasapan roughness
kelem jie
kelongsong reparasi repair sleeves
kemiringan gradient
kepekaan sensitivity
keporian porosity
kereta hela trailer
kertas kontrol control slip
kerucut cone
kili-kili datar winch
kipas angin ventilator
kisi grid
kisi-kisi lattice
koefisien elastisitas elasticity coefficient
koefisien kejenuhan saturation coefficient
koefisien pemuaian linier coefficient of linear expansion
koefisien rugi coefficient of loss
koefisien suhu temperature coefficient
kolam kompensasi compensating pond
kolam pengatur regulating pond
kolam pengendap air sand-settling basin
kolom column
kombinasi silang cross combination
komponen alih transfer component
komponen simetris symmetrical component
kompresor compressor
kondensator sinkron synchronous condensor
konduktansi conductance
konduktivitas conductivity
konsol cantilever
konstanta saluran line constants
konstruksi lihat "bangunan"
158 Daftar Istilah

kontak geser sliding contact


kontaktor contactor
kontaminasi contamination
kontrol control
kontrol jdrak-jauh remote control
kontrol pengawasan supervisory control
kopling coupling
kran crane
kran berjalan travelling crane
kran gerak lihat "kran berjalan"
kran kerek derrick crane
kran portal gantry crane
kuat pancang cantilever strength
kuat patah breaking strength
kuat pikul bearing strength
kuat pikul-angkatan uplift bearing strength
kuat pikul-tekanan compression bearing strength
kuat tarik tensile stress, tensile strength
kuat tarik maksimum ultimate tensile strength
kuat tekan compressive strength
kuat tindas crushing strength
kumparan lihat "gulungan"
kumparan kontrol control coil
kumparan pelepasan discharge coil
kumparan pembuka tripping coil
kupingan (isolator) shed
kutub menonjol salient-pole

(L)
laba-laba (rotor) spider
laluan balok kayu log chute
lampu pandu lihat "lampu pilot"
lampu pilot pilot lamp
lampu sorot spot-light
lantai dasar invert
lapis (-an) lining
lapisan lamination
lebar kaki menara stance of tower
lemari cubicle
lemari hubung cubicle
lembar catatan log sheet
lembar kontrol control slip
lembar studi perencanaan design study sheet
lengkung aliran flow-duration curve
lengkung beban load curve
lengkung debit duration curve
lengkung lama beban load-duration curve
lengkung massa mass curve
lenturan bending
lepas sinkron loss of synchronism
Daftar Istilah 159

lilitan lihat "gulungan"


lilitan angker armature winding
lintasan route
Iintasan ikan fishway
lombong kerja, lubang kerja manhole
lompatan (api) flashover
lumer melt

(M)
majemuk compound
meja penghubung (-hubung) lihat ,.panel hubung"
menangani to handle
menara tower
menara penegang tension tower
menara singgung tangent tower
menara sudut angle tower
menara ujung dead-end tower
menyimpangi to by-pass
mesin pengangkat winch
mesin serempak (, -sinkron) synchronous machine
metal duduk stationary metal
metal jalan poros-dorong rotating thrust runner
mistar ukur staff gauge
momen tekukan bending moment
motor langsir pony motor
muatan charge
muatan terjkat bound charges
muka gelombang wave front
mulai start
mulut pancaran nozzle
mur-sambung tegang turn buckle

(N)
nilai sesaat instantaneous value

(o)
onderdil spare parts
oto-transformator auto-transformer

(P)
palang cross-arm
pampat compact
panas jenis specific heat
panas spesifik lihat ..panas jenis"
pancang pile
pancaran propagation, jet
pancaran rongga hollow jet
pandu pilot
panel hubung switchboard
panel jenis pasangan plug-in type panel
t60 Daftar Istilah

panel kontrol control board


panel mosaik mosaic board
panel satuan unit panel
pangkal pengiriman sending end
pantulan reflection
papan penahan butting board
papan sekat weir board
pasak plug, pin
pasak pengunci lock pin
pasang-surut tide
pasangan fitting
pasangan bawah-tanah underground
pasangan dalam indoor
pasangan luar outdoor
pasangan setengahJuar semi-outdoor
pasangan susut shrinkage fitting
pedoman operasi operating manual
pegas spring
peka sensitive
pekarangan hubung switchyard
pekeda saluran lineman
pelana saddle
pelat, plat plate
pelenturan deflection
pelepasan discharge
pelindung jaringan network protector
pemanjangan elongation
pembagian beban load dispatching
pembangkit riser
pembatas beban load limiter
pembawa saluran tenaga power line carrier (PLC)
pembuangan beban load rejection
pembumian grounding
pemeliharaan maintenance
pemeriksaan lihat "inspeksi"
pemilih tap tap selector
pemisah disconnect switch
pemisah bagian sectionalizing switch
pemusatan centering
pemutaran percobaan trial run
pemutus beban circuit breaker
pemutus beban-cepat high-speed circuit breaker
pemutus hampa vacuum breaker
pemutus tenaga lihat "pemutus beban"
pemutusan interruption
penahan dashpot
penahanan blocking
penala tuner
penanganan handling
pencatat recorder
Daftar Istilah 161

pencatat gangguan otomatis automatic fault recorder


pencatatan recording
pendinginan paksaan forced cooling
pendinginan sendiri self cooling
penegang kawat tensioner
penemu gangguan fault locator
p€nerangan illumination, information
pengait coupling
pengaman lumer Iihat "sekring"
pengapit clamp
pengasut starting, agitating device
pengatur governor, regulator
pengatur daya-reaktif otomatis automatic reactive power regulator
(AQR)
pengatur faktor-daya otomatis automatic power-factor regulator (APR)
pengatur kecepatan speed governor
pengatur tegangan induksi induction voltage regulator
pengatur tegangan otomatis automatic voltage regulator (AVR)
pengatur tekanan pressure regulator
pengawasan supervision
pengawatan wiring
pengenal rating
pengereman braking
pengetanahan lihat "pembumian"
penggerak mula prime mover
penghitung counter
pengikisan abrasion
pengisi charger
pengisian charging
penguat excitor, amplifier
penguat berputar rotating amplifier
penguat magnetis magnetic amplifier
penguat penerima receiving amplifier
penguat penyama matching amplifier
penguatan excitation
penguatan sendiri self excitation
pengubah fasa phase modifier
pengubah penyadap, pengubah tap tap-changer
penguji relejinjingan portable relay tester
pengujian test
pengujian kerja performance test
pengujian keseluruhan overall test
pengujian semu appearance test
pengujian sendiri-sendiri individual test
pengukuran jauh telemetering
penjalan actuator
penjepit kawat snatch block
penuas lever
penuas apung floating lever
penundaan waktu time delay
162 Daftar Istilah

penunjuk indicator
penunjuk gangguan fault indicator
penunjukan indication
penuntun gelombang wave guide
penurunan kecepatan speed droop
penutup cepat high-speed recloser
penyaring lihat "alat saring"
penyearah rectifier
penyeimbang balancer
penyesuai matcher
penyetelan adjustment
penyokong bracket
lperalatan hubung (-penghubung) switch gear
peralatan pengait line coupling equipment
peralatan pengubah AC ke DC conYerter
peralatan pengubah DC ke AC inverter
peralatan perisaian shielding device
peralihan transient
perancangan planning
perbandingan hubung-singkat short-circuit ratio
perbandingan kerampingan slenderness ratio
perbandingan lilitan turn ratio
perbandingan mati dead band
perbandingan pengaturan tahunan yearly regulating ratio
perbandingan tingkat pelepasan discharge level ratio
percabangan branching
percikan sparkover
peredam damper
peredaman Iihat "atenuasi", damping
peredaman selama layanan service damping
perencanaan design
perentang spacer
perisaian shielding
perlindungan protection
perlindungan cadangan back-up protection
permitivitas permittivity
perolehan daya power gain
pesawat pendingin air conditioner
pintu air gerigi caterpillar gate
pintu air geser-tegak sluice, sluice gate
pintu air guling rolling gate
pintu air limpah-silindrik roller gate
pintu air tromol drum gate
pintu ambil air intake gate
pipa air hydrant
pipa bersimpai banded pipe
pipa buangan air drain pipe
pipa keliling by-pass pipe
pipa lepas draft tube
pipa kuras scouring sluice
Daftar Istilah 163

pipa penyetel adjustment pipe


pipa pesat penstock
pipa ujung end pipe
piring geser sliding disc
piring katup valve disc
piringan disc
piringan ukur jarurn dial gauge
PLTA dipompa pumped storage hydro Power Plant
pondasi foundation
poros (men) datar horizontal shaft
poros miring inclined shaft
poros rotor runner hub
poros tegak vertical shaft
pra-tegangan prestress
primer primary
pukulan air water hammer
puncak peak, apex
punggung ridge
pusat beban load centre
pusat daya power centre
pusat listrik power station
Pusat Listrik Tenaga Air (PITA) hydro power station
Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) diesel power station
Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG) gas-fired power station
pusat listrik tenaga pasang-surut tidal power plant
Pusat Listrik Tenaga Termis (PLTT) thermal power station
Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) steam power station
pusat pembagian beban load dispatch centre

(R)
rambatan propagation
rangkaian circuit
rangkaian ganda double circuit
rangkaian kisi grid circuit
rangkaian monitor penghambat delay monitor circuit
rangkaian peredam damping circuit
rangkaian penghubung link circuit
rangkaian tunggal single circuit
reaktansi reactance
reaktansi poros-langsung direct-axis reactance
reaktansi porosJintang quadrature-axis reactance
regangan strain
regu bergilir shift
regulasi tegangan voltage regulation
rele aliran flow relay
rele arah directional relay
rele arus kurang undercurrent relay
rele arus lebih overcurrent relay
rele daya power relay
rele detekii detecting relay
tu Daftar Istilah

rele diferensial differential relay


rele eksitasi excitation relay
rele frekwensi frequency relay
rele gelombang mikro microwave relay
rele impedansi impedance relay
rele jarak distance relay
rele keseimbangan balance relay
rele konduktansi conductance relay
rele medan field relay
rele Mho Mho relay
rele monitor monitoring relay
rele mulai starting relay
rele offset-Mho offset-Mho relay
rele pembawa saluran powerJine carrier (PLC) relay
rele penemu gangguan fault-locating relay
rele penerima receiver relay
rele pengunci lock-out relay
rele penutup kembali reclosing relay
rele penutupan closing relay
rele penyalur transmitter relay
rele pilot kawat wire-pilot relay
rele polaritas polarity relay
rele reaktansi reactance relay
rele suseptansi susceptance relay
rele tahanan resistance relay
rele tegangan kurang undervoltage relay
rele tegangan lebih overvoltage relay
rele tekanan pressure relay
rele waktu time relay
rem brake
rencana design
resistivitas resistivity
respon penguat exciter response
ril, rel bus
ril ganda multiple bus
ril gelang ring bus
ril inspeksi inspection bus
ril kaku rigid bus
ril pembantu auxiliary bus
ril penyimpang by-pass bus
ril pindah transfer bus
ril tegang strain bus
ril tiruan mimic bus
ril tunggal single bus
roda gila flywheel
rotor runner, rotor
ruang bebas ril bus spacing
ruang pemasangan erection bay
ruang pengumpul air sump room
ruang penyetelan lihat "ruang pemasangan"
r- I
I

Daftar Istilah t65

rugi daya transmisi transmission loss


rugi pancaran propagation loss
rugi tahanan resistance loss
rumah siput scroll case

(s)
sadap tap
saklar switch
saklar beban load switch
saklar kerja operating switch
saklar pengalih diverter switch
saklar pengatur regulating switch
saling-mengunci interlock
saluran angin air vent
saluran bawah tail race
saluran bawah-tanah underground line
saluran bertegangan hot line
saluran curam banjir flood chute
saluran elak diversion channel
saluran ganda double-circuit transmission line
saluran komunikasi communication channel
saluran panas lihat "saluran bertegangan"
saluran penghubung feeder line, link line
saluran tertutup loop transmission line
saluran transmisi transmission line
saluran udara overhead line
sambungan cor construction joint
sambungan muai contraction joint
sandi code
saringan strainer
sarung (kabel) (cable) sheath
sekat weir
sekat kedap air water seal packing
sekatan packing
sekring fuse
sekunder secondary
sel cell
sela batang rod gap
sela pelindung protective gap
selang hose
semburan spray, blast
semburan bubuk pow.der spray
semburan gelembung bubble spray
semburan udara air-blast
semu appearance
sendi hinge
sentral listrik lihat "pusat listrik"
serba-guna multi-purpose
setengah timbul half-flush
sifon syphon
166 Daftar Istilah

sikat brush
siku elbow, angle
siku pelindung mulching angle
simpangan by-pass
sipat datar level
sirkit lihat "rangkaian"
sisi induk parent side
sisi pembantu subsidiary side
sistim banyak-terminal multi-terminal system
sistim berturutan tandem system
sistim jaringan spot-network system
sistim rangkaian tertutup loop system
stabilitas peralihan transient stability
stabilitas tetap steady-state stability
stasiun induk master station
stasiun jinjingan portable station
stasiun mobil portable station
stasiun pangkalan base station
stasiun tetap fixed station
struktur pasak pin structure
sudu antar lihat "baling-baling antar"
sudu kukuh stay vane
sudu rotor runner blade
sudut ayun swing angle
sumbat katup valve plug
sumbat silinder cylinder plug
sumbu bendungan axis ofdam
surja surge
surja hubung switching surge
surut muka air draw down
survey garis pusat centre-line survey
survey lokasi menara tower-site survey
survey profil profilc survey
survey tampak atas plan survey
suseptansi susceptance
susunan kapasitor capacitor bank

cr)
tahan kecemaran contamination proof
tahan suara noise proof
tahanan resistance
tahanan jenis lihat "resistivitas"
takik notch
tala, menala to tune
talam kabel cable tray
tanda pasangan mate mark
tanda jatuh drop target
tanduk (busur) api arcing horn
tangkai operasi operating shaft
tangki atas head tank
Daftar Istilah
167
tangki lepas tekanan-mendadak
tangki pendatar surge tank
tapal kuda lihat,.tangki lepas tekanan-mendadak,,
tata horse shoe
tata ruang Iay out, arrangement
tegangan lay-out
tegangan dasar voltage, stress
tegangan harian rated voltage
tegangan kejut everyday stress (EDS)
pulse voltage
tegangan keluk
tegangan kembali buckling stress
tegangan kehhanan recovery voltage
tegangan kontak withstand voltage
tegangan langkah contact voltage
tegangan lebih step voltage
tegangan Iebih-dalam overvoltage
tegangan lentur
internal overvoltage
tegangan lompatan balik bending stress
tegangan lumer back-flashover voltage
tegangan patah
yielding stress
tegangan perencanaan breaking strength
tegangan pikul design stress
tegangan pindah bearing stress
tegangan potong transfer voltage
tegangan pukul shearing stress
tegangan serat restriking voltage
tegangan tarik fibre stress
tegangan tekan tensile stress
tekanan desakan ke atas compression stress
tenaga uplift pressure
tenaga pembangkitan tabunan energy
tercemar annual generated energy
terdahulu contaminated
terbelakang leading
terowongan lagging
terowongan datar tunnel
terowongan elak adit
terputus-putus diversion tunnel
tersier
intermittent
terusan air tertiary
tinggi enersi water way
tinggi hisap Iihat ,.tinggi jatuh,,
tinggi isap suction head
tinggi jatuh draft head
tinggijatuh bersih head
tinggi terjun net head
titik lebur lihat ..tinggi jatuh,,
titik simpul melting point
tiupan magnetis nodal point
tonggak magnetic blow
pike
168 Daftar Istilah

tonggok stub
tongkat ukur apung rod float
torak atur control piston
trafo lihat "transformator"
transformator transformer
transformator ukur (instrumen) instrument transformer
travers lihat "palang"
tumpuan abutment
turbin aliran diagonal diagonal-flow turbine
turbin baling-baling propeller turbine
turbin impuls impulse turbine
turbin reaksi reaction turbine
turbin tabung tubular turbine

(u)
udara tekan compressed air
ujung penerimaan receiving end
unting-unting plummet
urutan sequence
urutan negatip negative sequence
urutan nol zero sequence
urutan positip positive sequence

(v)
ventilasi ventilation
ventilasi paksaan forced ventilation
voluma jenis specific volume

(tY)
waduk reservoir
waduk awal forebay
waktu mati dead time
waktu pasang kembali resetting time
waktu membuka opening time
waktu menutup making time

(z)
zat air hydrogen

Anda mungkin juga menyukai