TEKNIK
TENAGA
LISTRIK
JILID II
DR. A. ARISMUNANDAR
DR. S. KUWAHARA
t * I ,..' 1
rtal
-ffi -. O '-..,
::ii
- i;
iiil:l
ffiffi
..:r.r..
.3 SALUFII\N
TRA,NSMISI
BUKU PEGAI.{GA[{
TEKNIK TENAGA TISTRIK
JILID II: SALURAN TRANSMISI
OLEH
Cetakan Ketujuh
PT PRADNEA BRA}TITA
JAKA R TA
Perpustakaan Nasional : katalog dalam terbitan (KDT)
Arismunandar, Artono
Buku pegangan teknik tenaga listrik / Artono Aris-
munandar, Susumu Kuwahara, - Cet. 7.- Jakarta: Pradnya
Paramita,2004
3 jil. : 26 cm.
Isi : Jil. I. Pembangkitan dengan tenaga air :
Penulisan buku ini didorong oleh keinginan penulis untuk ikut mengisi kelangkaan
kepustakaan teknik, ltrususnya teknik tenaga listrik, dalam bahasa Indonesia. Kelangkaan
(scarcity) ini disebabkan karena berbagai hal, antara lain, karena mereka yang mendalami
persoalannya biasanya terlalu sibuk untuk dapat menyisihkan sebagian waktunya guna
menulis buku, atau karena mereka menganggapnya kurang menguntungkan dilihat dari
segi keuangan. Sebab yang lain adalah terbatasnya pasaran, yang dipengaruhi oleh jumlah
tenaga ahli dan tenaga kejuruan (yang merupakan lingkungan pembaca buku-buku teknik)
yang relatif kecil, serta iklim masyarakat yang memang belum gandrung-buku (book-minded).
Daya beli masyarakat yang masih terbatas juga merupakan faktor yang menentukan.
Berhubung dengan hal-hal di atas, maka penulis bersedia mempertimbangkan tawaran
Tuan Koichi Fukui, Sekretaris Jenderal Badan Promosi Teknik Internasional (AITEP Jepang),
untuk bersama seorang pengarang Jepang menulis sebuah buku pegangan dalam bidang
teknik tenaga listrik. Badan ini merupakan organisasi tanpaJaba (non-profit) yang pembentu-
kannya disahkan oleh Menteri Luar Negeri Jepang pada tanggal 6 Desember 1967. Tujuannya
adalah ikut membantu perkembangan ekonomi wilayah Asia Tenggara dengan cara menerbit-
kan buku-buku pegangan dalam bidang teknik yang ditulis bersama (co-authorship) oleh
pengarang-pengarang Jepang dan penulis-penulis wilayah dalam bahasa tersebut terakhir.
Oleh karena tujuannya yang baik itu serta mengingat akan kekosongan akan kepustakaan
teknik tenaga listrik yang kian hari kian terasa, maka tawaran Tuan Fukui sungguh menarik
bagi penulis ini waktu itu. Namun, bila penulis teringat akan kenyataan bahwa tidak mungkin
merubah jumlah jam dalam sehari serta kesibukan-kesibukan penulis sebagai scorang admi-
nistrator, maka uluran tangan persahabatan itu berat rasanya untuk dircrima. Pcnulis ini
memerlukan waktu berpikir beberapa malam untuk menimbang-nimbang manfaat buku ini
bagi masyarakat luas pada umumnya, dunia teknik tenaga listrik pada khususnya, dibanding-
kan dengan kelipat-gandaan usaha yang harus diberikan oleh penulis untuk menyisihkan
scbagian kecil dari waktunya bagi buku ini. Setelah merundingkan masalahnya dengan atasan-
nya, Ir. Abdul Kadir, Direktur Utama Perusahaan Umum Listrik Negara, serta bcrkat pc-
ngertian, dorongan dan izin beliau, penulis berketetapan untuk membantu usaha badan pro-
mosi tersebut terdahulu. Demikianlah, maka naskah perjanjian kerjasama ditandatangani
pada tgl 27 September l97l,dua bulan sesudah Tuan Fukui menyodorkannya kepada penulis.
Buku ini didasarkan atas naskah dalam Bahasa Inggeris berjudul ELECTRIC POWER
ENGINEERING HANDBOOK yang ditulis olch Dr. Susumu Kuwahara, salah seorang
Direktur dari Electric Power Development Company, Ltd. (EPDC), satu-satunya perusahaan
listrik yang dimiliki negara di Jepang. Oleh karena itu, mudah dimengerti mcngapa dasar
penulisannya adalah keadaan di Jepang sendiri. Dalam BUKU PEGANGAN TEKNIK
TENAGA LISTRIK ini dicoba menyesuaikan penulisannya dengan keadaan di Indoncsia-
tentu saja dalam batas-batas kemungkinan yang ada-serta melcngkapinya dengan keadaan
di negara-negara lain di luar Jepang, baik yang didapat dari kepustakaan, maupun dari pe-
ngalaman kcrja penulis ini sendiri di Kanada dan Amerika Serikat. Penyesuaian dengan keada-
an Indonesia tidak mudah karena ketentuan-ketentuan, peraturan-peraturan dan standar-
(4) Pralata
standar kurang sekali, tidak ada atau belum ada. Lagi pula, konsultasi penulis dengan ling-
kungan teknik yang lebih luas mengenai pengalaman-pengalaman praktis dalam bidang
tenaga listrik di Indonesia dewasa ini belum dimungkinkan. Kekurangan ini diharapkan
dapat diatasi pada edisi berikutnya.
Buku pegangan (handbook) yang lengkap mengenai teknik tenaga listrik seharusnya
memuat segala aspek pembangkitan (generation), transformasi, penyaluran (transmission)
dan distribusi tenaga listrik. Namun, karena berbagai hal, pada tahap pertama ini hanya
akan diterbitkan tiga jilid, yakni:
I. Pembangkitot dengan Tenaga Air.
U. Saluran Transmisi.
IIII. Gardu Induk.
Jilid I memuat hal-hal yang berhubungan dengan berbagai aspek pembangkitan tenaga listrik
dari tenaga air, mulai dari prinsipprinsipnya, hubungannya dengan aliran sungai, perencana-
an pusat listrik tenaga air (PLTA), bangunan sipilnya, turbin air, pembangkit, pembangunan
dan pengujiannya bila selesai, sampai kepada operasi serta pemeliharaannya. Jilid II berisi
berbagai aspek penyaluran tenaga listrik, antara lain tentang penghantar, isolator, bangunan
penopang, karakteristik listrik, gangguan-gangguan dan pengamanannya, perencanaan dan
konstruksinya, serta penyaluran bawah-tanah. Jilid III menyangkut alat-peralatan serta hal-
ikhwal dalam gardu induk, misalnya tentang peralatan listrik yang ada, rangkaiannya, isolasi,
dan sebagainya. Karena sifat penerbitannya sebagai satu buku, tetapi yang terbagi menjadi
tiga jilid agar dapat dicapai oleh daya-beli masyarakat, maka apa yang sudah diuraikan dalam
jilid yang satu tidak akan dibahas lagi dalam jilid yang lain. Contohnya, koordinasi isolasi
yang dibahas dalam Jilid III tidak akan diungkapkan lagi dalam jilid-jilid yang lain, meskipun
ceritanya berlaku pula di sana.
Buku ini ditujukan kepada masyarakat luas yang ingin mengetahui sedikit-banyak tentang
teknik tenaga listrik. Namun, pemanfaatannya secara optimal baru akan terasa bila pembaca
memiliki pengetahuan sekurang-kurangnya sederajat dengan sarjana muda teknik tenaga
listrik. Dalam rangka partisipasi penulis dalam pembinaan bahasa nasional, maka dalam
buku ini diusahakan sebanyak mungkin penggunaan istilah-istilah Bahasa Indonesia, baik
yang sudah lazim dipakai, maupun yang di sana-sini baru kadang-kadang saja digunakan oleh
para teknisi Indonesia. Apabila dalam hal terakhir ini penulis dianggap terlalu berani, maka
penulis bersedia menerima kecaman yang membangun dari para pembaca. Yang penting
adalah bahwa dari kecaman-kecaman ini akan lahir istilah-istilah yang definitip, sehingga
lambat-laun Bahasa Indonesia dapat berkembang menjadi bahasa teknik dan ilmu pengetahu-
an, setaraf dengan bahasa-bahasa lain di dunia. Seperti telah disinggung di atas, buku ini
masih jauh dari sempurna. Scbabnya adalah waktu persiapannya yang terlalu singkat, sehingga
kurang kesempatan untuk melihat sampai di mana kondisi-kondisi yang berlaku di luar
negeri (terutama Jepang dan Amerika Serikat) dapat diterapkan di Indonesia. Tetapi penulis
bcserta rekan-rekannya bersedia mencantumkan nama mereka pada buku ini karena mereka
yakin bahwa adanya sesuatu pegangan, standar atau ketentuan, lebih baik dari pada ketiadaan
pegangan sama sekali. Yang jelas, di dalam buku ini ada satu pegangan yang menurut penda-
pat penulis penting artinya bagi kaum teknisi lndonesia, yaitu adanya uraian tentang pemeli-
haraan (maintenance) dalam tiap-tiap jilid. Mudah-mudahan dari satu segi ini saja buku ini
sudahboleh dikatakan ada gunanya.
Sebagai buku pegangan, presentasi dalam buku ini ditekankan pada pokok-pokok yang
diperlukan dalam praktek teknik tenaga listrik sehari-hari. Oleh sebab itu di sini akan lebih
Prakata 6)
banyak terlihat tabcl-tabel dan gambar-gambar dari pada rumus-rumus yang rumit; apabila
persamaan-persamaan diperlukan juga, maka penurunannya tidak diberikan oleh karena hal
ini sudah ada dalam karya yang direferensikan. Dalam penentuan bahan referensi, yang
dipertimbangkan adalah kebenaran isi dan kepentingannya. Meskipun penutis sudah berusaha
untuk memasukkan semua karya asli yang penting sebagai referensi dalam buku ini, masih
ada kemungkinan bahwa beberapa diantaranya belum tersebut. Bila yang terakhir ini terjadi,
penulis mohon dimaafkan.
Di atas disinggung bahwa pada tahap pertama ini hanya akan diterbitkan sebagian saja
dari bahan'bahan yang seharusnya ada dalam suatu buku pegangan tentang teknik tenaga
listrik. Bagian'bagian yang lain, misalnya yang menyangkut pembangkitan tenaga Iistrik dari
tenaga termis (uap, diesel, gas, nuklir, panas bumi) serta distribusi tenaga listrik akan diterbit-
kan pada waktunya, bila keadaan telah memungkinkan. Karena berbagai hal, antara lain,
berlakunya Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan, bagian-bagian yang sudah dapat
diterbitkanpun tidak keluar menurut urutan nomor jilidnya. Sangat besar kemungkinannya
bahwa Jilid Il akan terbit paling awal.
Buku ini merupakan hasil karya sebuah kelompok Jepang-lndonesia yang terdiri dari Dr.
S. Kuwahara tersebut terdahulu, dibantu oleh Tuan-Tuan Toshiyasu Tako, Hiroshi Horie
dan Bunichi Nishimura, serta pejabat-pejabat Lembaga Masalah Ketenagaan, yakni Ir. Ibnu
Subroto, Ir, Supartomo, Ir. Komari dan penulis sendiri. Tanpa kerjasama yang baik, buku
ini tidak mungkin dapat muncul dalam bentuknya yang sekarang ini. Dalam hal terakhir,
kepercayaan penerbit kepada penulis juga merupakan faktor pendorong yang tak ternilai
artinya. Para penulis sangat berterima-kasih kepada Ir. Abdul Kadir, Direktur Utama Peru-
sahaan Umum Listrik Negara, atas pengertian yang baik, pemberian izin pencrbitan serta sam-
butan beliau untuk buku ini; dan kepada Tuan Haruki Watanabe, Penasehat Ahli (Pemerintah
Jepang) pada Lembaga Masalah Ketenagaan, atas bantuan serta jasa-jasanya dalam berbagai
bentuk. Penulis Prakata ini berhutang budi kepada kedua orang tuanya yang telah banyak
memberikan dorongan kepada anak-anak mereka untuk maju dan berguna bagi masyarakat.
Akhirulkalam, penulis ini ingin menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada isteri dan anak-anaknya yang telah banyak mengorbankanjam-jam rekreasi,
hari-hari Minggu dan hari-hari libur untuk kepentingan penulisan buku ini oleh suami dan
ayah mereka; dan khusus kepada isterinya atas pengertiannya yang mendalam serta bantuan-
nya yang tak terhingga dalam pengerjaan gambar-gambar, tabel-tabel dan daftar-daftar.
Jokarta, Agustus 1972.
/4/;,n, "a.J-
IID
A. Ansxuxaxom
SAMBUTAN
Buku-buku dalam bidang teknik yang ditulis dalam Bahasa [ndonesia sedikit sekali
jumlahnya. Buku-buku dalam bidang teknik tenaga listrik (electric power engineering) pada
umumnya, yang mencakup hal-hal yang perlu diketahui oleh seorang sarjana muda ke atas
pada khususnya, boleh dikatakan tidak ada. Padahal, kebutuhan akan buku-buku tadi makin
hari makin terasa. Betapa tidak. Permintaan masyarakat akan tenaga listrik melonjak dengan
pesat, meskipun kemampuan Negara memenuhinya masih terbatas. Sesudah mengalami rpasa
suram sebelum tahun 1966, sekarang sudah mulai terlihat titik-titik terang, meskipun belum
sepenuhnya memenuhi harapan masyarakat. Dari Anggaran Pembangunan Lima Ta'hun
(PELITA) Pertama didapatkan dana untuk menambah kapasitas terpasang schingga jumlah-
nya pada tahun 1974 akan mencapai kurang lebih I juta kilowatt. Jumlah anggaran yang
disediakan dalam PELITA Kedua diharapkan akan bertambah besar, berhubung dengan
meningkatnya peranan sektor tenaga listrik karena aksentuasi PELITA Kedua, Ketiga, dan
seterusnya, pada industrialisasi secara bertahap. Dengan perkembangan ekonomi sebesar 7 /.
setahun dalam PELITA Kedua, diharapkan akan dicapai laju pertumbuhan sektor tenaga
listrik sebesar 12,51setahun, sehingga jumlah daya terpasang pada akhir masa PELITA
tersebut akan meniapai 1,75 juta kilowatt.
Oleh karena itu, kami menyambut dengan gembira terbitnya buku ini di tengah-tengah
kita. BUKU PEGANGAN TEKNIK TENAGA LISTRIK ini berguna sekali bagi mereka
yang ingin mcngetahui sedikit-banyak mengenai teknik tenaga listrik, serta bagi para sarjana
dan sarjana muda teknik tenaga listrik yang ingin mempelajari kembali hal-hal yang telah
mereka perdapat di bangku kuliah guna kepentingan kerja praktek mereka sehari-hari.
Meskipun dalam buku ini masih banyak digunakan ketentuan-ketentuan serta norma-norma
Iuar negeri, tetapi hal ini tidak mengurangi nilainya sebagai buku, karena prinsipprinsip yang
digunakan tetap berlaku. Penggunaan ketentuan serta norma tadi semata-mata adalah karena
belum adanya ketentuan dan norma Indonesia sendiri. Bila pengaturan di Indonesia kelak
diadakan, maka prinsip yang universil ilu tentu saja akan diterapkan pada ketentuan dan
norma Indonesia.
Sekian sambutan kami. Kami ucapkan "selamat'atas terbitnya buku ini. Semoga buku-
buku lain menyusul.
Jakarta, September 1972 hnusrxmx Unuu Lrsrnrr Nnclu
Direksi
Direktur Utama.
DAFTAR ISI
PRAKATA (3)
SAMBUTAN ....(7)
DAFTAR TABEL ...... (ls)
DAFTAR GAMBAR (17)
l.l Umum I
1.2 Sistim Tenaga Listrik I
1.3 Tegangan Transmisi 2
1.4 Jatuh Tegangan .. 2
1.5 Hilang-Daya dan Daya-Guna Transmisi 3
1.6 Referensi 5
7.1 Umum 79
7.1 .l
Pertimbangan mengenai Kemampuan Pengamanan 19
7.1.2 Pertimbangan mengenai Kondisi Sistim Tenaga 80
7.1 .3
Contoh Penerapan Sistim Pengamanan 80
7.2 Pengamanan menurut Jenis Rangkaian Saluran Transrnisi. 87
7.2.1 Saluran Radial 87
'7.2.2 Saluran Tertutup E8
7,2.3 Saluran Ganda Sejajar dengan Dua Terminal . . . . 8E
7.2.4 Saluran Banyak-Terminal 88
7.2.5 Saluran Kabel. E9
(12) f,hftar Isi
L,-r
DAFTAR GAMBAR
I Pengaruh Ketakmurnian terhadap Konduktivitas Listrik untuk Tembaga .. l4
2 Pengaruh Ketakmurnian terhadap Konduktivitas Listrik untuk Aluminum. . t4
3 Karakteristik Mekanis dan Listrik dari Kawat Tembaga Hard-Drawn l5
4 Hubungan antara Diameter dan Karakteristik Mekanis serta Listrik untuk Kawat
Tembaga Hard-Drawn 15
Hubungan antara Jumlah Jam Pendinginan dengan Konduktivitas Kawat
Tembaga Hard-Drawn 16
Hubungan antara Suhu Pendinginan dan Karakteristik Mekanis Kawat Tembaga
Hard-Drawn 16
7 (a) Tiang Penunjang sama Tingginya .. 18
(b) Tiang Penunjang tidak sama Tingginya 19
8. Sambungan Kompressi untuk A.C.S.R. ... 20
9 Perentang Per Jenis Ball & Socket untukKawat-Berkas 20
l0 Batang Pelindung 2l
ll Peredanr Stockbridge 2l
t2 Isolator Gantung 250 mm 23
l3 Isolator Jenis Pasak 23
t4 Isolator Batang Panjang. 23
l5 Isolator Pos Saluran 23
l6 Distribusi Tegangan pada Gandengan lsolator (Tanpa Tanduk Busur Api) 24
t7 Distribusi Tegangan Pada Gandengan Isolator (Dengan Tanduk Busur Api) 24
l8 Diagram Distribusi Kekuatan Mekanis pada Isolator Gantung 250 mm 25
l9 Karakteristik Lompatan Api Isolator Gantung 250 mm 2E
20 Gandengan Isolator Gantung Tunggal 29
2t Gandengan Isolator Tarik Tunggal .. .. 30
22 Gandengan Isolator Tarik Ganda 30
23 Karakteristik yang Direkomendasikan untuk Perencanaan Tegangan Ketahanan
Isolator Gantung 250 mm 3l
24 Karakteristik yang Direkomendasikan untuk (Perencanaan) Tegangan Ketahanan
Isolator Batang-Panjang (Long-Rod) .. 3l
25 Jenis-Jenis Menara Baja 34
26 Jenis-Jenis Tiang-Baja 34
27 Kelasifikasi Tiang Baja Bertulang dan Tiang Kayu menurut.Cara
Menghimpunnya . 34
28 Koeffisien Tahanan untuk Menara Persegi 39
29 40
30 40
3l Pondasi Menara Baja 45
32 Pondasi Tiang Baja 47
33 Penampang Tiang Beton Bertulang ,t8
34 Susunan Kawat untuk Saluran Ganda 54
(18) Dafatr Gambar
(a) Peralatan Radio 60/150 MH Band VHF untuk Stasion Tetap dan Stasion
Pangkalan ...... 132
(b) Peralatan Radio 150 MH Band VHF untuk Stasion Mobil ....., 132
(c) Peralatan Radio 150 MH Band VHF untuk Stasion Jinjingan. ... 132
(d) Peralatan Radio 7000 MH Band All Solid State Microwave Repeater ., 132
F4 Contoh Antena .. .. 133
85 Contoh Sistim Komunikasi Radio Mobil untuk Pemeliharaan Saluran i34
86 Lintasan Gelombang Mikro yang Dipantulkan oleh Reflektor Pasif 136
8'7 Reflektor Pasif (A) dan Antena Parabolis (B) Gelombang Mikro ... . 136
88 Contoh Konfigurasi Sistim Bawah-Tanah . . .. .. 138
Daftar Isi (t 3)
1.1 Umum
Pusat-pusat listrik, biasa juga disebut sentral-sentral listrik (electric power stations),
terutama yang menggunakan tenaga air, biasanya jauh letaknya dari tempat-tempat
dimana tenaga listrik itu digunakan. Karena itu, tenaga listrik yang dibangkitkan
harus disalurkan melalui kawat-kawat (saluran-saluran) transmisi. Saluran-saluran ini
membawa tenaga listrik dari Pusat-Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA) atau Pusat-Pusat
Listrik Tenaga Termis (PLTT) ke pusat-pusat beban (load centers), baik langsung
maupun melalui saluran-saluran penghubung, gardu-gardu induk (substations) dan
gardu-gardu rele (relay substations)
Saluran transmisi biasanya dibedakan dari saluran distribusi karena tegangannya.
Di Jepang, saluran transmisi mempunyai tegangan 7 kV ke atas, sedang saluran distri-
busi 7 kV ke bawah. Di Amerika Serikat, dikenal tiga jenis saluran, yakni, saluran dis-
tribusi dengan tegangan primer 4 sampai 23 kV, saluran subtransmisi dengan tegangan
13 sampai l38kV, dan saluran transmisi dengan tegangan 34,5kV ke atas.r) Saluran
transmisi yang hrtegangan 230 kV sampai 765 kV dinamakan saluran Extra High Volt-
age (EHV),2' yang bertegangan di atas 765 kV dinamakan saluran Ultra High Voltage
(uHv;.,,
Ada dua kategori saluran transmisi:'saluran udara (overhead line) dan saluran
bawah-tanah (underground). Yang pertama menyalurkan tenaga listrik melalui kawat-
kawat yang digantung pada tiang-tiang transmisi dengan perantaraan isolator-isolator,
sedang saluran kategori kedua menyalurkan listrik melalui kabel-kabel bawah-tanah.
Kedua cara penyaluran mempunyai untung-ruginya sendiri-sendiri. Dibandingkan
dengan saluran udara, saluran bawah-tanah tidak terpengaruh oleh cuaca buruk,
taufan, hujan angin, bahaya petir, dan sebagainya. Lagi pula, saluran bawah-tanah
lebih estetis (indah), karena tidak tampak. Karena alasan terakhir ini, saluran-saluran
bawah-tanah lebih disukai di Indonesia, terutama untuk kota-kota besar. Namun;
biaya pembangunannya jauh lebih mahal daripada saluran udara, dan perbaikannya
lebih sukar bila terjadi gangguan hubung-singkat dan kesukaran-kesukaran.
Menurut jenis arusnya dikenal sistim arus bolak-balik (A.C. atau alternating cur-
rent) dan sistim arus searah (D.C. atau direct current). Di dalam sistim A.C, penaikan
dan penurunan tegangan mudah dilakukan yaitu dengan menggunakan transformator.
Itulah sebabnya maka dewasa ini saluran transmisi di dunia sebagian besar adalah
saluran A.C. Di dalam sistim A.C. ada sistim satu-fasa dan sistim tiga-fasa. Sistim tiga-
fasa mempunyai kelebihan dibandingkan dengan sistim satu-fasa karena (a) daya yang
Eab l. Karaktcristik Umum Saluran Transmisi
disalurkan lebih bcsar, (b) nilai sesaatnya (instantaneous value) konstan, dan (c)
medan magnit putarnya mudah diadakan. Berhubung dengan keuntungan-keuntu-
ngannya hampir scluruh pcnyaluran tenaga listrik di dunia dewasa ini dilakukan dengan
arus bolak-balik. Namun, sejak bebcrapa tahun terakhir ini penyaluran arus searah
mulai dikembangkan di beberapa bagian dunia ini. Penyaluran D.C. mempunyai
keuntungan karcna, misalnya, isolasinya yang lebih sederhana, daya-guna (efficiency)
yang tinggi (karena faktor dayanya l) serta tidak adanya masalah stabilitas, sehingga
dimungkinkan pcnyaluran jarak jauh. Namun persoalan ekonominya masih haruq
dipcrhitungkan. Penyaluran tenaga listrik dengan sistim D.C. baru dianggap ekonomis
bilajarak saluran udara lebihjauh dari 640 km atau saluran bawah-tanah lebih panjang
dari 50 km.2r Ini disebabkan karena biaya peralatan pengubah dari A.C. ke D.C.
dan sebaliknya (converter dan inverter equipment) mahal.
listrik. Pada saluran bolak-balik besarnya tergantung dari impedansi dan admitansi
saluran serta pada beban dan faktor daya. Jatuh tegangan relatip dinamakan regulasi
tegangan (voltage regulation), dan dinyatakan oleh rumus:
,* x $o% (t)
Untuk jarak dekat regulasi tegangan tidak berarti (hanya beberapa /o saja), tetapi
untuk jarak sedang dan jauh dapat mencapai 5-15|l.
Bila beban pada saluran EHV tidak berat, sistim tenaga dioperasikan pada regulasi
yang konstan, karena pengaruh arus pemuat (charging current) besar. Untuk memung-
kinkan regulasi yang kecil, saluran transmisi dioperasikan pada tegangan yang konstan
pada ujung penerimaan dan pangkal pengiriman tanpa dipengaruhi oleh beban. Bila
tegangan pada titik penerimaan turun karena naiknya beban, maka dipakai pcngatur
tegangan dengan beban (onJoad voltage-regulator), guna memungkinkan tegangan
sekunder yang konstan, meskipun tegangan primernya berubah.
perbandingan antara hilang tenaga tahunan rata-rata dan hilang-daya pada beban
maksimum, atau
Dalam hubungannya dengan faktor beban (load factor), sering digunakan persamaan
pendekatan (approximate)7)
Faktor beban dapat didefinisikan secara umum sebagai perbandingan antara beban
rata-rata selama suatu perioda tertentu dan beban puncak yang terjadi dalam perioda
tersebut.t)
Faktor hilang-tahunan terutama dipakai untuk memungkinkan studi mengenai
evaluasi hilang tenaga; namun, ia dapat juga digunakan untuk menetapkan jam
ekivalen, yaitu jumlah jam rata-rata dalam sehari dimana beban puncak harus
dipertahankan sehingga dihasilkan jumlah hilang-tenaga yang sama dengan beban
yang berubah (variable load).e) Dengan demikian maka jam ekivalen tahunan adalah
,._@
,, _ hilang-tenaga
r7
tahunan (kWh)
-,'. -:-j:16*'?::"-:' (7)
q:*xfio/":ffxtoo% (8)
-wG
: U,r
Referensi
ganys dibuat oleh kawat lilit yang ditunjang oleh sebuah batang "I" ([-beam), dan (b)
yang rongganya dibuat oleh kawat-kawat komponen yang membentuk segmen-segmen
scbuah silinder.
I(awat berkas terdiri dari dua kawat atau lebih pada satu fasa, yang masing-
masing terpisah dengan jarak tertentu. Kawat berkas mempunyai kelebihan dibanding-
kan dengan kawat padat karena mengurangi gejala korona, mempunyai kapasitansi
yang lebih besar dan reaktansi yang lebih kecil. Pada umumnya kawat berkas digunakan
pada tegangan EHV dan UHV atau pada tegangan transmisi yang lebih rendah bila
dibutuhkan kapasitas saluran yang lebih tinggi.
Kawat logan biasa dibuat dari logam-logam biasa seperti tembaga, aluminum,
besi, dsb.
Kawat logam campuran (alloy) adalah penghantar dari tembaga atau aluminum
yang dibcri campuran dalam jumlah tertentu dari logam jenis lain guna menaikkan
kekuatan mekanisnya. Yang sering digunakan adalah "copper alloy", tetapi "aluminum
alloy" juga lazim dipakai.
lesi3tivitrs prds
20'c
Kcffi-
Sifrt iicn Tc8a-
Kon-
Fisik Suhu
Berat rgan-Tarik Batas Kocffisicn Tirik Kocffisicn Pa nar
dukri. (Tcnsilc
Resisti- fahanar Jcnir Elastis El.stisitas Lcbur Pcmuaian Spc-
vitrr ("c)
Icnir (%)
Yil,as padr ,lrEm- Strcss) k8/mm!) (kB/mm.) Linicr sifik
Krvrtt ,itas l3i Massa
20'c
(1.3/mmt) (/dcr)
AO cm) (O mr)
Intcmstioill
Strndard lm 1,724t 0, I 5!2t 0,(n393 t,69
Anacalcd Coppcr
Annalcd Coppcr l0l-97 I,7070 0,15176 0,m397 E,19 25-29,5 1,2-tt,2 5.mG12.000 r.083 0,00@17 0,094
t,7774 0, l 5802 0,003Et 8,89
Hard-Drrvn
Coppcr 9t-96 1,7593 0, I 56,1 I 0.m3E5 8,E9 34-/18 7,5-3 I,5 9.000-12.r@
r,7958 o, I 5967 0,00377
Cedmium Coppcr 85 2.,OzE,. 0,18033 0,m334 8,t9 50-65 2812 0.000-l 3.000 0,00001 7
Sili.on Eronzc 50 3,4t2 0,10656 0,00197 t,89 50-70 28{5 0.000-r 1.000 0,0@017
't5
l,t3l3 0,1'l(Xz 0,@177
Herd-Drawn
Coppcr Silvcr Altoy 96 t,795t 0, I 5967 0,@l8r t,E9 3+-50 7,5-3t ,5 9.m0-12.500 0,00001 7
Coppcr Niclrel 45 I,rl l l 0,34062 0,m177 E,E' 70-90 ,t0-56 1.000- I 3.000 0,000017
Silicon Alloy ll() 4,3 103 0,tEl20 0,oolr7
Aluminum 5t 2,t265 o,7ffi2 0,0040 2,70 l5-17 k.l.9,t k.l.6.300 658,7 0,000021 o,2t2
Hard-Drrwn
Aluminum Alloy 52 3,3 r 15 0,t95 l9 0,0035 2,70 ll.5 min. k.1.20 k.t.7.0q) 0,000021
Thcrmtl Rcristrnt
Aluminum Alloy ,t 2,9726 0.toat 5 0.0039 2,10 rr-tt k.t.9,8 k.1.6.5m 0,000021
Coppcr Chd Stccl tlo {,197 I 0,1$55 0,m3t t,20 80-t l0 k.l.16.900 o,oml]
t0 ,.t523 0,'17?7t t,l5 too-l 30
Alumioum Clrd
Stcl m t,a93r 0.r5970 0.q)r6 6,59 t00-r,o k.l. 15.t00 0,0qnt3
3- e. q q 3. ? A q A { t A q i i
E
8- to' t-oi.dt- trs 8-d t-$ 8.ri qri 8.j E+ t Rd e- Eai tci 8.ci 8. 8--: e E 8- t 3- R- s. q
TC .i -i i -: dd d d d dd i d d d d d d dd d d d d
-E "i -'
Q Q a O - d a I t n F 6 g - N 6 !t n F o a Q tli | :t n g h q Q N !! ! n 9EO
Err E5
= 9Q
=
2It
r8 diodooidao-lGadFd6 a oo-oF6?
h l+litaa6oa
iE
EB
i!$r -i-6o9ha6-oo6-FF66
aff dd---- j J J-
-CtoCtOOOO O OdOdOOOOOO
!.{
3E
ar q o- qqqqqqq o- c- o- o- o- o- o- q o- o- o. o- q o- q q q q o- oj of o. qqqqqqqqq q q
E hhhhcooooooodociooyih6 h h6600eaeQQeoohh6na6 h 6
tE Ess
E
!i
e oocrcrcrooFF-F-ahh-oid -N a Fado--6-i
6-F
E6 daFh6-aFh
ED c
is$t i!FoN6lF-FA;h6iOl-6F
?o?
Odd-r--
1q nq -6 Ehloa{d - ; - -
6ddEF--
'rI
tA EJ "s3B
v
] R3l3*3;;
Is* EEAEEsE:;:rFRi::3Bii
!l
tr
cE
IE
C
ooooooooooooo6600000
FFFFFFFFFFF FFFNFF69
0 000000000c
66464OO600
i99999!O9\9
F
at
iR r; ss
o66600q6606666666660 6
I '3e
x)
D
I
)c o-q qq qqqqq o. q q q qo. q o. q q q o- o-o-o-o-o-q qq'l.lFlFlo.o.q qqqq o. q
ri$s sttttttttStStSsttttS I 88t88ttte8eetrttr3t t t
Ee
I c
o
v
N
dat96FF-O
F60-6660!FO-66tsts6
xa !
6
hNFh96dao--l-6-Filvr-F
- d d a I h I F 6 - { d 9. q d- 9-
dddo'ddddd ji.i.i.idiiviF.cdO- j : N Fif S --S ip ; ! $
q 9. @- 6- d- q 9- ^
rr} Yl !. o: sl
a FaNF6A6!_
li J
A
i i$s
r-
E9 3, i6OO-S496
d6-6O66hF{dd!O66F?6
.o-
?d
Et!
E.{}
h-F!l-OdFOF6!-il@FFO
-dd6!hgF6OaF-9d-!FhN
OOOOOOOOOq!-Ndath9-
+
N n99;8eBRN-6arr!666
i"j j j iei..iFjoiod dvi.d j;
Nl;a66FoOa@-6aNh6F{
rE,dNalh.-=:
d j ja e
h o
!
j
a6doo---- a S
-?
!.i N I 6 - O a N ? F h I F d C\ 6 I o I
66d6{6a6- - s33F83!s:!3:ESSREFE
O 6 e i ! 6 Y) -iq!--. @. qvI r.nq.l---
t1 g
o-
3i bohENn--!--o
COQI!Oh-Fl-Fhi6NN--
C6hi6NddE:E
j@F6FidFFi o hraNNd---OOOOOOOOO
-
O O
-.i
Ic 3
-dh6qen-a -
E.*a !N6a6N6-^ - xsF33FF38ESt8B3f,35B 3 F
ii ooooooooooooooooooo
,E!
,EC -.qc.5.s.=.\F-3.aqG.r.8.a:.:.{5.3.
6@oo6@r!ohdaoo9hl6dai-
r.G"qaqqR.e.3.q8.Et8.t3.B.8.5. E q.
o o
-ts6666dd---
'ib 66066 6 0
c o^
OEE 8ttt8tttt88383383388
oooooooooooooooooooo
3 388S88855655E5tt8t8 to to
o ooooooooooooooooooo
EEc +t +#+++ +l ++++# +r +++++ +1 + + + + + +r +i + + + tl # + + + + + + + + + + +1
*!o
6EE
t q ?.
q g.
a? i i -q i
=q
R.
4 8,
i ? 8. 8. e. e 8. t ? i. q ^8.
Ii 1 !. i I i i I I :. : :. i :
l0 Eab 2. Pcnghantar untuk Saluran Transmisi Udara
Kawat logam paduan (composite) adalah penghantar yang terbuat dari dua jenis
logam atau lebih yang dipadukan dengan cara kompressi, peleburan (smelting) atau
pengelasan (welding). Dengan cara demikian maka dikenal kawat baja berlapis tem-
baga atau aluminum.
Kawat lilit cantpuraz adalah kawat yang lilitannya terdiri dari dua jenis logam
atau lebih. Yang paling terkenal adalah kawat ACSR (aluminum cable steel reinforced)
dan "aluminum alloy cable steel reinforced".
Beberapa sifat fisik dari kawat tanpa isolasi (bare) untuk berbagai macam bahan
tertera pada Tabel l.
1,5 +qO4 t6,1 7 16,E7 u,0 r5,90 12,93 257 26t t,7t 5t,0
1,2 r0,(X t6,17 16,87 I,O t3,85 31,$ 224 211 2,(x 6t,0
/a,O t0,O4 t6,17 .6,t7 t,9 t2,57 33,9r1 203 2t2 2.2t 6t,0
3,t +0,o{ 16,17 6,87 1,9 I l,3a 30,62 183 t9t 2,19 5r,0
3,7 *0,O{ 16,52 7,23 I,E 10,75 29,03 178 r85 2,63 6t,0
3,5 to,(x t6,52 7,58 t,7 9,621 25,98 t59 t69 2,91 61,0
3,2 +0,0.1 t6,52 7,5t t,7 E,O{2 21,71 133 l,l I 3,51 6t,0
2,9 to'03 r5,87 7,93 1,6 6,6(15 t7,t3 ilt llt 1,2t 6t,0
2,6 *0,03 17,2' 8,28 t,5 5,3(B t{,33 9t,5 91,0 5,32 5t,0
2,3 +o'03 t?,93 8,98 1,5 tt,xz 7a,5 7t,9 6,m 6t,0
2,o +o'03 18,63 19,59 t,l '1,155
t,112 t./tt3 5t,5 6t.9 9,ql 61.0
l2 Bab 2. Penghantar untuk Shluran Transmisi Udara
Konttruksi Ku.t-
Ukur.n (Jutnlrh/Dirmct.r Luas Pcnampang Dirmetcr Lurr Bcrat
Tahanan
Tsrik (nm) Lisrrik
Nominrl drlrtn mm) Tcrhitung (mmt) Minimum (kg/km)
(o/km)
(mmt) (kg)
Aluminum Brj. Aluminum Baja Aluminum Baja
680 5111,0 t9t2,1 678,8 t5,95 20.3 l 0 36,0 lz,o 2.556 0,0428
5{/3,t 71t,8 612,1 79.3t 18.r50 11,2 l !,4 2.320 0,0474
5r0
14,3 24.250 35,0 l5,o 2.688 0,0493
s90 30/5,0 l9/3,0 589,0 I
673s t5.6m 3 t,5 10,5 t.969 0,0559
520 t4lt,5 7l!,5 519,5
108,t 20. I 60 3l ,5 t 3,5 2.1'16 0,0609
4m 30/{,5 t912,7 177,O
a3,r,3 56,29 I 3.080 2t,8 9,6 1.6.15 0,0669
.130 5113,2 711,2
120 {14,2 t912,5 al r,5 91,27 I 7.390 79,3 12,5 r.88] 0,0699
.ll l 3.t90 28,5 10,5 r.673 0,0702
/tl0 2611,5 711,5 3,/a 67,15
113,t .to7,6 52,t4 12.2& 27,9 9,3 t.544 0,0721
4t0 ,4/3, r
30//1,0 t912,1 377, r t5,96 15.930 28,0 12,0 t.720 0,0?70
380
3@ 5112,9 712,9 356,7 16,21 I l 010 26,t 8,7 l,15 I 0,08 r 4
52,81 10.930 25,1 9,3 I .320 0,0888
330 2611,0 7lx,t 126,8
330 5112,8 712,8 332,5 43,1 l 10.290 25,2 8,4 L260 0,0871
320 30/3,7 713,7 ,22,5 75,25 13,530 25,9 u,r l./184 0,09@
30/3,5 7lt,s 28t,6 67,35 12.170 21,5 10,5 r.328 0, l0l
290
5112,6 712,6 286,7 37, l6 E.964 21,1 7.8 t.086 0, l0l
290
250 2613,5 712,72 250, r lo,6t 8.670 22,16 t,l6 I .013 0,1 l6
210 30/3,2 711,2 241,1 56,29 t0.210 22,1 9,6 l.l t0 0,1 20
210 2613,2 712,19 209, l 34,09 7.zfi 20,27 7,47 847,0 0,1 39
t-
13
2.2 Karakteristik Pengbantar
Kawat Pad.t
Konstruksi Luas Pcnanje-
Ukuran (Jumlah/Dia. Penampang Diamcter Bcrat Kuat. Diamctcr Tolcransi Kuat- a8a! Mini. Tegangar
Nominal meter dalam Terhitung Luar (ke/km) Tarik (mm) Dirmctcr Tarik Tarik
(mmz) mm) (mm2) (mm) (kc) (+ mm) 250 mm
(ks) (v) (k8/mmr
r35 715,O t37,4 15,0 1,092 l5..l0O 5,0 0,l3 2.450 ,1,0
u0 714,s I il,3 I 3,5 884,4 12.5@ 4,5 0,10 1,990 4,O
90 714,o 87,99 12,0 698,? 9.8m 4,0 0,10 1.570 4,0
70 713,5 67,1s 10,5 535,0 7.5& 3,5 0,10 1.2m 4,0
55 713,2 56,30 9,6 447,3 6.300 3,2 0,08 1.000 {,0 t25
45 712,9 46,24 8,7 367,1 5.200 2,9 0,0E 826 3,0
38 712,6 37, r6 7,8 295,3 4.1E0 2,6 0,(x & 3,0
30 112,! 29,O9 6,9 23 t,0 3.270 2,3 0,06 519 3,0
22 712,o 21,99 6,0 t74,7 2.170 2,O 0,06 393 3,0
R:+ (ls)
: l/58 x
f{o/m.mm,) (16)
l4 B8b 2. Pc,nghantar untuk Saluran Transmisi Udara
Konduktivitas biasanya besar bila kemurnian bahan tinggi dan berkurang bila jumlah
campuran bertambah; periksa Gbr. I dan Gbr. 2.
Tahanan berubah dengan suhu sesuai dengan persamaan:
R,: R,.[l * c(t - lo)] (17)
dimana R, : tahanan pada suhu roC
R. : tahanan pada suhu IooC
o : koefisien suhu massa konstan
Apabila diperlukan perhitungan yang lebih teliti, digunakan persamaan yang menun-
jukkan ketergantungan a dari suhu:
d,:TirrF7_rll I (1 8)
lto
\ -cd
l_ -l
Eto
.:
t
Elo
c
x
\\t l AI
\rp -;--T.-
\l\ +
Ar
dimana :
af garis-tengah kawat-komponen (mm)
a: luas penampang kawat-komponen (mm)
1g: jumlah kawat-komponen dalam kawat lilit
Pemanjangan (elongation) menunjukkan elastisitas bahan. Pemanjangan minimum
dari kawat tembaga dinyatakan oleh:
S :0,24d + 0,24 (%) (21)
Pemanjangan untuk kawat aluminum "hard-drawn" dan kawat baja yang digalvani-
sasikan tertera dalam Tabel 10. Beberapa data mengenai karakteristik mekanis dan
listrik untuk kawat tembaga "hard-drawn" dapat dilihat pada Gbr. 3, 4, 5, dan 6.
Tabel 10. Tegangan-Tarik dan Pemanjangan untuk Kawat Aluminum Hard-Drawn dan Kawat
Baja Galvanisasi
rrLl
7
ta 3
rl02
konduktivitrs- lz
1l0O = R
oi o'E
x9
?A
E \ l'r]..,*.n * 'ik o
d
it .r4 3oG;
\i :- I
s
l:,
l _c
,c
EJO
F +/\ - diameter 2.6 mm- 2oEg
aE t
I
E
F
L -\
l
pemanlangao
''1-+ -f'-i-,
)oda
!;
F
0 I 2 J 4 5 6 7 8 9 10 il t2
l; 0r
22 U Az
0 t0 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Diemeter
Berkurangnye penampang ( l)
Gbr.4 Hubungan antara Diameter dan
Gbr. 3 Karakteristik Mekanis dan Lis- Karakteristik Mekanis serta
trik dari kawat Tembaga Hard- Listrik untuk Kawat Tembaga
Drawn. Hard-Drawn.
50
350'
10
-f--.
^99
lt,' 00'
1n V,' 30E
a
.:
Ees
,
?-- 7
E
u
ia !.-
t
I
c
6
'i
it 208
!
t L- lim. ter I m F
20
i-t ," Brn8rn T utf,
I
x E
I t
U
97 Zto
I
l0
o
tN"
0 o
0 200 100 5N 600 ],oo0
o o,s. t,o 1,5 2,0 2,5 3,0 3,s 4,0 1'5 5'0
Gbr. 5 Hubungan antara Jumlah Jam Gbr.6 Hubungan antara Suhu Pendi-
Pendinginan dengan Kondukti- nginan dan Karakteristik Meka-
vitas Kawat Tembaga Hard- nis Kawat Tembaga Hard-
Drawn. Drawn.
Tabel 11. Kapasitas Penyaluran Arus untuk Berbagai Penghantar Saluran Udara
Untuk kawat telanjang (bare) arus yang diperbolehkan dinyatakan oleh rumus:2)
h.: --J'm.572 lV
dimana
p"*ffi:4a (w/"c'cm2) (23)
t273+r+A\1 /273+T\.
ft. : 0,000576
\m--/-\=m-l (W/'C.cmz; (24)
fl-*' = : iL,!i"
!*
tr ,tl:.' ' -'
. t .-'l.
..i;,8
t
'. r"!
I
lt . ?ill
18 Bab 2. Penghantar untuk Saluran Transmisi Udara
2.3 Andongan (Sag) Penghantar
Karena beratnya maka penghantar yang direntangkan antara dua tiang transmisi
mempunyai bentuk lengkung tertentu (catenary curve) yang dapat dinyatakan oleh
persamaan-persamaan tertentu.
Bila penghantar ditunjang oleh tiang-tiang yang sama tingginya, maka prsarlasr.
nya adalah (periksa Gbr. 7(a)):
.I:ccosh*t.l
'e
(28)
l:csinh*frl
c
(.2e)
: ! -c : c (coshl!- - l) (m)
d (30)
c: TllY (m) (3 l)
dimana I: tegangan mendatar dari penghantar (kg)
l4' : brurat penghantar per satuan panjang (kg/m)
/ : panjang penghantar sebenarnya dari titik terrendah sampai titik dengan
koordinat (x, y) (m)
d: andongan (sag) pada titik (x, y) (m)
Pada umumnya bentuk lengkungan penghantar dianggap parabolis, sehingga bila
gawang adalah S (m), maka andongan (sag) D dan panjang penghantar sebenarnya Lo
dinyatakan oleh
o:${^) (32)
tro:s+W:s+St-l (33)
o:ff{^) (34)
yakni jarak D antara garis AB (periksa Gbr. 7(b)) dan garis singgung pada lengkungan
kawat yang sejajar dengan garis AB tersebut.
Hubungan antara andongan miring dan andongan pada titik-titik penunjang dinya-
takan oleh
Do+H:r(,*#) (36)
2.4,4. Peredam(Dampers)
2.5 Referensi
I6
-.1 F
\s
)-
I 5,,'', \
1E6'\-) <)__r
.2slo
2546
(LP-6,0)
(LC{0r0)
Gbr. 13 Isolator Jenis pasek.
l4
Gbr. Isolator Gbr. 15 Isolator
Batang Panjang. Pos Saluran.
24 Bab 3. Isolator Porselin
porselinnya dengan semen berkwalitas baik. Ukuran yang dikenal adalah dengan
piringan bergaris-tengah 250mm (di Jepang ukuran standar), l80mm,280mm. dan
320 mm, masing-masing dengan gaya mekanis 12000 kg dan 16500 kg (standar), 6000 kg,
21000 kg dan 30000 kg. Isolator gantung digandeng-gandengkan menurut kebutuhan
isolasi karena tegangannya.
Jenis pasak dan line-pos, terbuat dari porselin, yang bagian bawahnya diberi
tutup (thimble, cap) besi cor yang disemenkan pada porselin serta pasak baja yang
disekrupkan padanya. Karena jenis-jenis ini dipakai sendiri (tidak dalam gandengan)
serta kekuatan mekanisnya rendah, maka mereka tidak dibuat dalam ukuran-ukuran
yang besar.
Jenis batang-panjang mempunyai sedikit bagian logam sehingga tidak mudah
menjadi rusak. Oleh karena rusuknya yang sederhana maka ia mudah tercuci oleh
hujan, sehingga jenis ini sesuai sekali untuk penggunaan pada tempat-tempat yang
banyak dikotori garam dan debu.
;to
t-
sl
d=
a
l-6
Id
Ei,
Ez
1t
c2
&> o
12 3 1 5 6 7 I 9 l0 ll 12 13tl 15 t6
lo
& a t 2 3 1 5 6 7 E 9 l0ll'12 13lll5l6l7lE 19
Uiung
Tenrh
Nomor Unit Uiung
Selurrn
Uiuor Turt Nomor Unit Uiung Selurm Gbr. 17 Distribusi legangan pada
Gbr. 16 Distribrsi Tepngan pada Gan- Gandengan Isolator (Dengan
dengan Isolator (TanPa Tanduk Tanduk Busur Api).
hsur APD.
3.2 Karakteristik Isolator 25
dasar dari karakteristik isolator. Tegangan lompatan api basah adalah tegangan
lompatan api yang terjadi bila tegangan diterapkan di antara kedua elektroda isolator
yang basah karena hujan, atau dibasahi untuk menirukan keadaan hujan. Di Jepang,
tahanan jenis (specific resistance, resistivity) air yang dipakai adalah 10000 Ocm dan
jumlah penyiramannya 3 mm/menit. t )
Tegangan lompatan api impuls adalah tegangan lompatan api yang terjadi bila
tegangan impuls dengan gelombang standar diterapkan. Di Jepang gelombang ini
adalah 1,5 x 40 ps;2) menurut International Electrotechnical Commission gelom-
bangnya adalah 1,2 x 50 ps.3) Karakteristik impuls terbagi atas polaritas positip dan
negatip. Biasanya, tegangan dengan polaritas positip (yang memberikan nilai lompatan
api yang lebih rendah) yang dipakai. Untuk polaritas positip tegangan lompatan api
basah dan kering sama.
Tegangan tembus (puncture) frekwensi rendah menunjukkan kekuatan dielektrik
dari isolator, dan terjadi bila tegangan frekwensi rendah diterapkan antara kedua elek-
troda isolator yang dicelup dalam minyak sampai isolator tembus. Untuk isolator dalam
keadaan baik tegangan tembus ini lebih tinggi dari tegangan lompatan api frekwensi
rendah, dan nilainya kira-kira 140 kV untuk isolator gantung 250 mm.
KurGParah tron)
!a
Dalam pembelian isolator, Perlu Ia 75(r
dilakukan pengujian jenis dan pengu'
jian penerimaan (acceptance) sesuai
t
I
%
/
dengan cara-cara yang berlaku.
Pasangan isolator terbuat dari besi atau baja tempaan (malleable) yang ukurannya
disesuaikan dengan tegangan, jenis dan ukuran penghantar, kekuatan mekanisnya,
serta konstruksi penopangnya (supporting structure). Dengan demikian maka dikenal
baut-U, klevis (clevis), link, mata (eye), ball and socket (bola-dan-lekuk), dsb., yang
mudah dihubung-hubungkan, dan mudah dipertukarkan; periksa Gbr. 20. Permukaan
pasangan logam ini biasanya digalvanisasikan'
Bila terjadi lompatan api (flashover) pada gandengan isolator, maka isolatornya
akan rusak karena busur apinya. Untuk menghindarkan kerusakan ini, maka pada
gandengan isolator gantung dan isolator long-rod dipasang tanduk-tanduk api (arcing
horns). Tanduk api dipasang pada ujung kawat dan ujung tanah dari isolator, serta
dibentuk sedemikian sehingga busur api tidak akan mengenai isolator waktu lompatan
api terjadi. Jarak antara tanduk atas dan bawah biasanya 7185% dari panjang gan'
dengan (periksa Gbr. 20). Tegangan lompatan api untuk gandengan isolator dengan
tanduk api ditentukan oleh jarak tanduk ini; periksa Bab 8. Tanduk api biasanya
dipakai untuk saluran transmisi dengan tegangan di atas ll0kV,ataudiatas66kV
di daerah-daerah dengan tingkat isokeronik yang tinggi.
Cincin perisai (shield ring) dipasang pada ujung kawat dari isolator untuk men-
cegah tcrjadinya korona pada ujung tcrscbut. Effck pencegah koronajuga dimiliki oleh
tanduk api.
3.4 Pcngotoranlsolator 29
htr-U
U-Cl'th
--Pc64rTroddt
Trrdrk Api
Grdengrl
lr
tt
!l
Pclugu Tudrk
nlrpit G6h![
333. Jcpltrn
Untuk penghantar dipakai pengapit gantungan (suspension clamps) dan pengapit
tarikan (tension elamps) sedang untuk kawat tanah dipakai pengapit sederhana. Ada
dua jenis,pengapit gantung, yang satu dengan, dan yang lain tanpa batang pelindung
(armor rods). Pengapit-pengapit dipilih dengan memperhatikan macam dan ukuran
kawat, kuat tarik maksimumnya, serta dibentuk sedemikian rupa sehingga tidak
menimbulkan kerusakan dan kelelahan karena getaran (vibration) dan sudut andongan
dari kawat.
Gandengan isolator gantung tunggal terlihat pada Gbr. 20, gandengan isolator
tarik tunggal pada Gbr. 21, dan gandengan isolator tarik ganda pada Gbr. 22, masing-
masing lengkap dengan pasangan isolatornya.
3.4 Pcngotorenlsolator
Tahanan isolasi dari permukaan isolator yang bersih besar sekali. Nilainya menjadi
sangat berkurang menjadi beberapa mega ohm saja, bila permukaannya menjadi kotor
(polluted) karena isolator tersebut terpasang di daerah-daerah industri atau di tepi laut.
Bila tegangan tinggi diterapkan pada isolator ini, lapisan permukaannya yang lembab
menguap dan menimbulkan busur api setempat, yang kemudian bertambah besar
schingga menimbulkan lompatan api. Mekanisme dari gejala ini sukar diterangkan.
Karakteristik lompatan api yang digunakan sebagai standar perencanaan (design)
didapat dari pengalaman operasi dan pemeliharaan pada saluran transmisi, serta dari
30 Bab 3. Isolator Porsclin
data-data pengujian lompatan api pada isolator yang sengaja (artificially) dikotori atau
yang dikotori secara alamiah.
dimana
":ffi
Y: lq$anEan lompatan api minimum untuk gandengan isolator gantung
(3e)
Grdarrn
Irclrtq
Tuirt ADi
l--**", *,,,
I
Tr.Lt ADi
Ocvir Lld.
Patrpit Jcoit
fosri
Gtr.21 GenAcogrn Ishtor Tarlk Tuggd. Ghr. /2 Gendeogrn Isolator Tsrik Gerd8.
3,4 Ecngotoran Isolator 31
A
7to
It
Ee
E
3.6 Referensi
Rcfcrensi yang digunakan dalam Bab 3 adalah sebagai berikut:
l) Testing Methods of Innlators, Japanese Standards Association, JIS-C-3801, 1966.
2) Impulse Yoltage Testing, Japanese Electrotechnical Committee, JEC-!06, 1944..
3) Rccommcndation on High-Yolta9e Test Techniques, International Elcctrotcchnical
Commission, Publication 60, 1938 (Rcviscd l%2).
4\ 250 mm Clevis-Type Suspension Insulators, Japanese Standards Association, JIS-G
3810, 1966.
5) 250 mm Ball-and-Socket-Type Suspension Insulators, Japanese Standards Associa-
tion, JIS-C-3817, 1971.
6) Iang-Rod Insilators, Japanese Standards Association, JIS-C-3816, 1962.
7) Lin*Post Insulatorn, Japanesc Standards Association, JIS-C-3E12, 1968.
E) Spccial Study Committee, 'Coun&erplan for Salt Pollution of Transmission Linc-,
Results of lYorkshop on Transmission lfues, Electrical Coopcrativc Re*arch
Associatron of Japan, vol. 20, No. 2, April 1964, hal. l0l.
BAB 4. KONSTRUKSI PENOPANG
SALURAN TRANSMISI
tr.
gBHffi T A o o
tl ,r--r tr
Fcryi Fcrt{iDraiuf l(orrt
GmtrY Persegi
Gbr, 25
Scgitiga Pipo Baja Panzer
Jcrds-Jcds Ttrry-EolL
ffififfi
O
Rotari
t]
M. C.
Bcrtali (GuYcd) Tuacgal
C,V.n
Jcnis H Jcois A Jenis Gcrbang'
hal yang biasa di Amerika Serikat; karena itu penggunaan tiang baja hanya dibenarkan
bila salurannya berat sekali. Bentuk A atau H dipakai bila dikehendaki kekuatan melin'
tang yang lebih besar (1-5 kali) dibandingkan dengan tiang tunggal. Kira-kira 40 tahun
yang lalu di Inggris telah dikembangkan tiang ganda (double-pole structures) yang lebih
efrsien, misalnya tiang Rutter," yang memiliki ketahanan yang tinggi terhadap kerun-
tuhan karena kekuatannya enam kali lebih besar dari tiang tunggal.
Ada tiga jenis kayu yang dipakai sebagai konstruksi pnopang di Amerika Scrikat,
yaitu Douglas Fir (pohon den), Southern Yellow Pine (sejenis cemara) dan Westcrn
Rcd C.edar (pohon aras), yang semuanya diawetkan. Penggunaan kayu yang tidak
diawetkan dianggap tidak ekonomis lagi, sesudah persediaan kayu keras (Chestnut dan
Northern Cedar) habis. Pengawetan (preservative treatment) diperlukan karena kayu
mcnjadi rusak oleh sejenis cendawan (fungus). Cendawan memerlukan udara, kelem-
babaa dan makanan untuk hidupnya; makanan ini diambilnya dari kayu. Bahan pc-
ngawct mengandung racun yang mematikan cendawan tadi.
Ada dua kelas pengawet, yaitu yang larut air (water borne) dan yang larut minyak
(oil borne). Pengawet larut air, misalnya CCA (Copper-Chrome-Arsenate), lebih bersih
daripada pengawet larut minyak, seperti Creosote dan Pentachlorophenol (PCP).
Kecuali itu, CCA mempunyai daya lekat yang kuat sehingga praktis tidak berkurang
konsentrasinya setelah 20 tahun dan tidak memerlukan pemeliharaan. Namun, karena
pengalaman lain yang memberikan hasil positip di Amerika Serikat ada kecenderungan
untuk menggunakan pengawet larut minyak, terutama PCP.
Di Indonesia terdapat berjuta-juta hektar hutan kayu dengan k.l. 90 jenis kayu
bangunan dan k.l. l0 jenis kayu yang dapat digunakan sebagai tiang transmisi. Menurut
survey yang dilakukan oleh Lembaga Masalah Ketenagaan dalam tahun 1961, jenis
kayu yang banyak dipakai oleh Perusahaan Listrik Negara terutama untuk distribusi
adalah kayu Ulin (Eusidiroxylon Zwageri), Jati (Tectona Grandis), Rasamala (Altang-
hia Exelsa Noronha, sejak tahun 1938), Nani (Metrosideros Petiolata/Vera), Giam
Tsbel 17. Perbanding$ Sifat dgn Kekuaten Tiang Kayu Amerlka dan Indonesie
DAMAR (Agathis
c I-aronthyfolia, r5,1 0,45 281 54.000 295
0
6
.E,
RASAMALA
g (Altinehia Exelsa
Noronha) 14,1 0.80 575 92.000 598
xal
v ULIN (Eusidi-
roxylon Zwagcri). I 5,5 1,04 l1t3 184.000 73,4
(Cotylebolium mula Utxylon Pcrc) dan Bakau (Shorea Elliptica). Kecuali kayu Ulin
yang keras, kayu-kayu lainnya diawetkan dengan berbagai cara.
Perbandingan sifat antara kayu Indoncsia dan Amerika tertera pada Tabcl 17.
Dari Tabcl ini dapat dilihat bahwe kayu Rasamala mempunyai sifat-sifat yang me-
nyerupai Douglas Fir dan Southern Ycllow Pine. Menurut pengalaman PLN umur tiang
kayu Rasamala yang diawctkan berkisar antzra lt-20 tahun. Karena kckcrasan dan
kckuatannya, kayu Ulin dapat digunakan tanpa diawetkan. Kayu Ulin yang tidak dia-
wetkan rclah dipasang di kota Jepara (Iawa Tengah) lebih dari 30 tahun yang lalu dan
masih dalam keadaan baik.
Menurut pengalaman di Swedia, Amerika Serikat, Australia, dll. penggunaan
tiang kayu ternyata menghasilkan penghematan biaya investasi yang tidak kecil. Di
Amerika Serikat, penghematan tiang kayu terhadap tiang baja mencapai l0/. dari
biaya konstruksi (k.1. bcberapa ribu dollar per km).2) Dalam pcnghematan ini rcrmasuk
pula penghematan dalam biaya pembebasan tanah untuk jalur transmisi. Penghematau
juga terjadi karena pemeliharaan hampir dapat diabaikan. Sebaliknya, menara-menara
baja memerlukan pemeliharaan yang tidak kecil. Sesudah 20-125 tahun menara-menara
baja harus dicat kembali seluruhnya. Pengecatan itu perlu diulangi tiap-tiap 7-8 tahun
sesudah itu. Menurut pengalaman,2) biaya pengecatan setahun untuk menara 69 kV
sepanjang 350 mil bcrjumlah $70.000. Berdasarkan atas kenyataan di luar negeri ini,
dan pengalaman dengan tiang distribusi di dalam negeri, maka dewasa ini usaha
memperluas penggunaan tiang kayu terus dikembangkan.
Tckanan
Kelasifikasi Angin Kocffisicn
(ks/m2) Tahanan Crtatan
E o',
\r I
80 390 220
40 Bab 4. Konstrutsi Penopang Saluran Transmisi
4.L2. Kuat-TerilPenghenter
Kuat-tarik kerja maksimum untuk kawat yang direntang diandaikan sbb:
(l)
kUrang dad 2 kali kuat-tarik maksimumnya (ultimate tensile strength),
{,
untuk penghantar tembaga "hard-drawn"'
(2)r,rangoua},5kalikuat-tarikmaksimumnya'untukpenghantarlilit. goya
terdapal komponen
Bila ada ,udr, .ina"tar pada saluran transmisi, maka
ini dinyatakan oleh rumus (periksa Gbr'
mendatar karena tarikan kawat. Komponen
29\:
(43)
dalam hal biasa: H. : 2P sin 01, (44)
dalam hal khusus: H,: Pr sin01 * P, sin0,
dimana II. : komponen gaya mendatar (kg)
P : tarikan kawat yang diandaikan (kg)
Q' 0 P 0z: sudut-sudut mendatar
Bebantegakterhadaptitiktopangadalahjumlahberatkawatdangandenganisola.
penghantar' Beban tegak pada
tor ditambah dengan to,,pon"n regat Oari iarikan
titik B (Gbr. 30) dinyatakan oleh persamaan:
(4'
t
w,: )1$,t w,XS, * sr) * P(tao * tan d') t w'
'r
dimana 7, :iumlahbcbantcgak(kg)
rl, : bcrat $atuan Penghantar (kg/m)
pada penghantar' misalnya es dan
,,: u"'li *t*"'u"'a"-u"oo"J"ii
salju (kg/m)
: o untuk Indonesia
(kg)
wr : berat gandengan isolator
P: tegangBn kawat mcndatar
(kg) h
rdr
Gbr.29
Gh.30
t.2 Bcber pada Konctnrtli Falopang 4l
:
Sr, Sz lebar gawang scbclah menyebclah (m)
6p 6r: sudut tegak terhadap tiang-tiang scbelah menyebclah
Kecuali beban-beban di atas, beban-beban lain scperti beban eksentrik tegak drn
beban-beban tak-seimbang perlu diperhitungkan bila ada.
bila A ( .1.:
d
vk.
I nzE
(52)
a a 't2
LsL Ak
asatA :"Jffi
dimana : tegangan lumer (yielding stress) dari bahan (kg/cm,)
or
oa: tegangan-tarik rnaksimum dari bahan (kgicm,)
Ir : perbandingan kerampingan efektip : -L. (53)
Ekscntrisitas x Ko Kt Kz
(t) Kccil sckali, misalnya peda pipr bqp,
0r6 1,0 0 0,352
pcnampanS pctscgi, dsb.
KoEbhrli B.D.a
Arah Angi!
Bcbro Bcb.a Mcod.t r Dcbra ltlcodrler
fair Mann Kondiri Tcrhadap
Vcrtitsl Mclirtrn8 Ldsiuliorl
Kawat
Wt w, Ht Ec Ht e Hi Pr Pt q'
Tqst lurut o o o o o
Noml
Mcoan SiagCung Scjrjrr o o o o
atau
Mcorrr Sudut Tcsat luur o o o o o o o o
Kawat Putug
Scjsjar o o o o o o o
Tegak Iuru U o o o
Norml
Scjsj.r a) o o
Mcaare ujuaS
Tcgal lurur o o o o o o
Krwrt Putu!
Scjejer o o o o o
TcSAk lurut o o o o
Normal
Scjejar o o
Mcnara Pencgaag
T4ak lurut o o U o o o
Kswat Putus
Scjsjrr o o o o o o
Catatan: Beban yang ditandai dengan o diperhitungkan secara Simultqn.
W,: Bcrat Menara, W" :
Berat Saluran Udara dan Isolator'
Hi : Tekanan Angin pada Menara karena Angin Tegaklurus pda Saluran (atau Sejqlar)
H" : Tekanan Angin pada Saluraa dan Isolator karena Angin Tegaklurus pada Saluran
Ho: Komponen Mendatar Melintang dari Tegangon Moksimum Saluran kareru Sudut
. Mendatar dari Saluran. (atau Sejajar)
4,e' : Gaya Putar (Torsional) karena Putusnya Kawat
P1 : TeganganTak-Seimbang Normal
P2 : Tegangan Tak-Seimbang karena putusnya l(awat
Ada dua jenis bebu yang diandaikan (assumed), yang peitama beban yang nonnal
dimana kawat tidak putus, yang kedua beban tidak normal dimana kawat putus. Dalam
Tabel 23 ditunjukkan contoh berbagai jenis beban yang diterapkan pada beberapa
jenis menara. Gaya-gaya yang tidak seimbang berubah menurut jenis menara, jumlah
rangkaian, dsb. Oleh karena itu hal ini ditetapkan dalam standar-standar.
sesuai dengan kombinasi berbagai beban yang diandaikan maka gaya yang
bckerja setiap bagian menara dihitung. Harga maksimum dari perhitungan ini ditetap-
kan sebagai tegangan perencanaon normal dan luar-biasa. Dalam hal palangnya (arms),
nilai yang tertinggi dari tegangan perencanaan normal dan tegangan perencanaan luar-
biasa ditetapkan scbagai tegangan lrcrencanaan (design stress).
4 Bab 4. Konstruksi Pcnopang Saluran Transmisi
,-(v-,-!)-!-9.> r (ss)
t-
dimana r' : berat tanah per satuan isi ekivalen (t/m3)
Y" : isi piramid terbalik pada pondasi dihitung dengan sudut
effektip dari tanah terhadap gaya angkatnya
: D'(Bz + zBD' tan0 * ! p'r 1un,0) untuk piramid (56)
Konbinri Bcbrn
)- .ltrt:i
46 Bab 4. Konstruksi Penopang Saluran Transmisi
(tangent pole) dan tiang sudut (angle pole) serta { -{ dari tinggi tiang untuk tiang sudut-
besar dan tiang ujung.
Beban yang diandaikan pada tiang baja serupa dengan beban pada menara baja,
sedang kombinasi bebannya diterapkan pada kondisi bahwa berbagai beban seperti
tertera dalam Tabel 25 dijumlahkan secara simultan'
Kuat-tarik dalam keadaan tidak seimbang karena putusnya penghantar tidak
dipertimbangkan untuk tiang singgung dan tiang sudut; tetapi untuk tiang ujung (dead
end poles) kuat-tarik tidak seimbang ini dipertimbangkan. Untuk tiang penegang (ten-
sion) beban yang tidak seimbang sebesar ] dari gaya kerja maksimum diterapkan.
Bila digunakan tali penahan (stay wires) direncanakan penahanan j dari tekanan
angin terhadap penghantar dan tiang oleh tiangnya sendiri.
Seperti juga pada menara baja perhitungan tegangan (stress) pada tiang baja dila-
kukan dengan cara diagramatik dan cara komputasi. Karena konstruksinya yang lebih
sederhana, cara komputasi digunakan:
(l) Tegangan pada bagian-bagian utama:
p, :z#sec d+
f,{w, * zw,) (s8)
.ii
4.5 Tiang Beton Bertulang 47
Ada duajenis pondasi untuk tiang baja: (a) pondasi beton dan (b) pondasi kerangka
baja. Untuk pondasi kerangka baja dasarnya diberi kerikil atau beton untuk menguatkan
kuat-pikulnya. Di sisi pondasi dipasang anker (guy anchor), periksa Gbr. 32.
Bagian Utama
Beton
Pelindung Permukaan Tanah
O:A
-/V (60)
(61)
(62\
x:r(I-cosg) (64)
fi>rcxry (67)
4.6 Tiang Kayu 49
Di dalam empat persamaan di atas ruas kanan menyatakan beban yang harus di-
pikul, sedang ruas kiri menunjukkan persyaratan yang harus dipenuhi oleh tiang kayu
untuk memikul beban tadi. Untuk keperluan terakhir ini tiang kayu harus diuji. Di
Amerika Serikat, misalnya, kemampuan tiang kayu dapat diketahui dari hasil pe-
ngujian (dengan Cantilever Method), yaitu dengan menghitung tegangan serat maksimum
(maximum fibre stress) pada permukaan tanah:t)
or: 32n2Pa
__F_ (71)
karcna gaya luar ini, maka tiang melentur, sehingga tegangan serat maksimum sama
dengan tcgangan lcntur maksimum (ultimate bending strength) atau tegangan lentur
patah, atau, scperti di atas, tegangan patah (breaking strength).
' Faktor keamanan (safety factor) ^F dalam persamaan-persamaan di atas digunakan
sebagai jaminan keandalan dan keamanan, karena kekuatan kayu serta konstruksi
tiangnya dipcngaruhi oleh berbagai faktor, dan karena diperlukan toleransi dalam
ketelitian perhitungan, kesalahan pada pengujian, dsb. Karena dalam perencanaan
tiang saluran transmisi selalu diperhitungkan dua keadaan, yaitu keadaan normal
(tanpa kawat putus) dan keadaan abnormal (dengan kawat putus), maka faktor keama-
nannyapun berbeda. Untuk beberapa jenis kayu Indonesia direkomendasikan faktor-
faktor keamanan 3,U,2 untuk keadaan normal dan2,4-2,8 untuk keadaan tidak nor-
mal.
Di bcberapa negara yang sudah lama menggunakan tiang kayu, spesifikasi dan
ukuran tiang ditetapkan dalam standar. Di Amerika, tiang kayu dibagi menjadi l0
kelas; pembagiannya diatur sehingga kekuatannya (nominal ultimate strength) sama
untuk semua ukuran panjang dan semua jenis untuk kelas yang sama.e) Dalam standar
ini juga ditetapkan ukuran keliling tiang 183 cm (: 6 feet) dari pangkalnya, untuk
setiap kelas dan jenis kayu dengan kekuatan tertentu. Kekuatan nominal ini didapat
dari pcrhitungan rata-rata yang konservatip dari tegangan serat maksimum dari sejum-
lah tiang kayu yang diuji. Ukuran puncak tiang juga ditetapkan, tetapi hanya dia-
meter minimumnya saja dan besarnya sama untuk semua jenis kayu.
Kedalaman ini kelihatannya kurang masuk akal oleh karena kekuatan tiang atau
kondisi tanah (seperti pada standar Jepang di atas) tidak diperhatikan. Namun, apa
yang ditetapkan tadi dapat diterima, bila diingat bahwa tujuan penanaman dengan
kedalaman tertentu adalah untuk mencegah terangkatnya tiang (kicking out of) dari
tanah timbunannya, dan bukan untuk mendapatkan pondasi yang kuat (rigid). Sejalan
dengan jalan pikiran ini maka, seperti di Jepang, di Amerika Serikat juga digunakan
4,7 Referensi 5l
kawat-kawat penahan (guy wires) untuk memperkuat pasangan tiang serta guna mena-
han lenturan karena beban yang berat.
Berdasarkan pengalaman di Swedia dibedakan antara dua jenis tanah, yakni
tanah friksi dan tanah kohesi. Untuk kedua jenis tanah ini digunakan pondasi normal
dan pondasi khusus. Dalam kelompok pondasi normal termasuk pondasi dari batu
dan penimbunan kembali dengan tanah. Pondasi khusus digunakan bila kondisi tanah
kurang baik.
4.7 Referensi
5.1.1. Tehenen
5.1.2, Induktansi
x r. : f
0,004657 tos*ffi(Q/mile) (74)
dimana /: frekwensi
: $ geometric mean distance : tffi*4 (75)
Harga-harga / untuk kawat lilit tertera dalam Tabel 26. Induktansi urutan negatip sama
dcngan induktansi urutan positip.
I rT
a d
{
/l
\t
Das
D"o
I
\\
o\'
/
wln"
-+
rl
D*l \ o,,
Hl
ln"
\
c
V
f I"l
Gbr.34 Susunan Kawat untuk Gbr.35 Rangkaian dengan Saluran
Saluran Ganda. Kembali lewat Tanah.
Oleh karena arus melalui tanah, maka induktansi saluran transmisi yang
memakai tanah sebagai penghantar kembali (return circuit) lebih besar dari
yang diperkirakan bila tanah mempunyai konduktansi tak terhingga. Oleh
sebab itu pula induktansi berubah dengan jalan yang dilalui dan frekwensinya.
Untuk saluran transmisi satu-kawat dengan saluran kembali seperti Gbr.
35, nilai induktansi urulan nol dengan arus yang mengalir secara konsentris
pada kedalaman H dinyatakan oleh2)
!
T
$
5.1 Konstanta Saluran 55
2t:tDffi, (82)
Dtt
5.1.3. Kapasitansi
/- _ 0,02413
"'- r*-9 (83) Gbr. 36 Susuoan peaglrentrr.
/- _ o,o24l3
"- rogroT
(pFlkm) (8s)
-fr
Harga kira-kira dari 3C dan 6C yaitu kapasitansi gabungan terhadap tanah dari
3 dan 6 kawat dinyatakan oleh
dimana
p':1lffiSox^ymxffm,;E;)l, (8e)
Kapasitansi positip dan negatip jarang dipengaruhi oleh kawat tanah, sehingga
dalam perhitungan dapat diabaikan. Tetapi, kapasitansi urutan nol naik k;ra-kira 8l
untuk rangkaian tunggal dan kira-kira, l7/, untuk rangkaian ganda bila ada kawat
tanah.
56 Bab 5. Kar*tcrirlik Li6trik Dari Saluran Transmisi
s,:#6,,,(r +
W),be,o*#" (kv) (e3)
Bila dimasukkan faktor permukaan kawat rno (periksa Tabel 27) dan keadaan
udara pada umumnya maka tegangan kritis dinyatakan oleh
Faktor udara rz, adalah 1,0 untuk udara baik dan 0,8 untuk hujan.
Untuk kawat berkas dupleks gradien maksimum pada permukaan satu kawat
dinyatakan oleh')
D _Er(l *2rlS)
Lg2
(es)
- D
2rln
W
5.2 Gejala Korona 57
, , 01301
p : r' 6{.f
+ 2rJD-r,(ros,,2)'tr s - m6E's,)t0-z (kw/km-l kawat)
(e7)
sedang menurut SatoT)
Dalam keadaan hujan nilai kuat-medan pada umumnya bertambah besar dengan
kira-kira l0-20d8; dalam keadaan cuaca yang paling buruk kenaikannya malahan
dapat mencapai 25 dB.
58 B8b 5. Karaktcristik Listrik Dari Saluran Transmisi
tt
-'\Y-Ud.n lril
I Z
0o ,*^,*-J^-lrpt{.
t-,
*
2
./ Hfir l--
Es Ea
I
xI
T_,
a
/ qf!
I
u-tl f2
II Uiung Pocrimru
E
/ -/:J
'--a' Purkel Pcogirimr
Oleh karena pengaruh kapasitansi dan konduktansi bocor dapat diabaikan pada
saluran transmisi pendek (kurang dari 20 - 30 km), maka saluran tersebut dapat diang-
gap sebagai rangkaian impedansi yang terdiri dari tahanan dan induktansi (periksa
Gbr. 38). Dengan demikian maka impedansi Z dan admitansinya Y dinyatakan oleh
2:il:(r*jx):R+jX (100)
t:yl:(g+jb):G*jB (l0l)
dimana r : tahanan kawat (O/km)
x: reaktansi ltawat : 2nfL (O/km)
g: konduktansi kawat (U/km)
D: suseptansi kawat :2nfC (U/km)
Bila kondisi pada ujung penerimaan diketahui, maka hubungan antara tegangan dan
arus dinyatakan oleh
E,: E, * /R cos g, * IX sin g, (102)
dengan regulasi tegangan
E,
A E,: E,
* (n cos g, * X sin p,) (103)
E,
5.3 Karakteristik Penyaluran Daya 59
dimana :
E, tegangan pada pangkal pengiriman
E,: te+anBan Pada ujung Penerimaan
P: jumlah tahanan saluran ((l)
X: jumlah reaktansi saluran (fl)
cos g, : faktor daya pada ujung penerimaan
sin g, : faktor-daya buta pada ujung penerimaan
Sebaliknya bila kondisi pada titik pengiriman diketahui maka
E, : E, - (/R cos g, * IX sin g,) (104)
z12 zlz
k .\t? !!: ft cos {,
E,:E,(r*T)+i,Z(r*T (l0s)
hml($ubEor.r
A B c D
lngo.tlEissi !-*_+!!- z o
z
PEdcl v I
ImDcd&.i
o
-l:E-
TruEfrm.q e,i 4
r'+'l
fir, L. ,+ Et . 1*+ 2,$+ff) YI
.t*. z,Y,
2
Elrb.odirrl[
Tnnsfmi
ilh I
1
o o
ar{fi
Gh/ZV {V7T a*fzv fi77s*JVT
Km&h
Didiilrihlitr Er =o+zl =2o+ ff =vr.+T =o*{
. z.Y,
+-Z-+ _2, i '
' 120 _..., +. z,Y" . i,v,
+--rtr-+ .
m+
.
t ) 1
---1---4E9--l-
E.-Et A B c D
!iI
t AI Bt i,+ a,t, D,+ B'Ys
cE
I c,+ A,Ys
D+hys
'i Q:J [:i'r B,
vB ^+hY, + b,*,+ b,t,!,
! A,A,+c,i, &AI+D,B' a,c,+ctD, B,C,+ D,DI
!l
t,A,+c,a, s,A,+ b,a, /|c.+c,Dt BIC'+ D'D'
+ i,A,z + b,A,2 + b,A,2 + b,b,t
T@
E.
l--{',".4
[:J
F-
E.
+
i,A,+i,b,
A,b,i
b,A,+ b,b,
+b,b,;r ^c,+aD.
+A,b,v
BrCr+ DrDt
+ b,b,ir
I
EW A,tA,t,+c,b,l
+b,tA,i,+b,bs
A,tb,A,+
+ b,tb,i,+
b,is
b, bs
c,tA,A,+ C,b,l
+ b,(4,i,+ i,bs
c.lBtA.+ D,B)
+ it ti,i.+ b,bs
,. f;.b,--f,ih ,. b,i.
b,+b,
Cr*CrA
tA,-h6,-b,t
& Dt*
8,+t,
DBt
Y!!,c'!:l
- B,+ b,
5.3 Karakterisitk Penyaluran Daya 61
A: b: cosh +{# +% +
rit: t ++ . (r r5)
ib-BC:t (r r8)
Konstanta A, B,C,D disebut Konstanta Kutub-Empat; berbagai konstanta untuk
bermacam-macam impedansi tertera dalam Tabel 28.
mendahului li,
f: sudut ordinat garis
(.ss,, ltR,)
A
(126) -(n - jn)Ezn :
E:^-jn P EsEnlb
b
i: ^' - jn' (127)
M'
M
{Bb: }. -,, (128)
cos {, : 6.95
Gbr. 40 ini dinamakan diagram
Iingkaran daya, yang dapat digu- sn(^' - in')t"
nakan sebagai alat untuk menghi-
tung besarnlz P,, Q,, P, dan Q,
untuk beban tertentu. Dari rumus
di atas dapat dilihat bahwa daya
maksimum yang dapat diterima
terjadibila0:fi. Gbr.40 Diagram Lingkaran DaYa-
62 Bab 5. Karakteristik Listrik Dari Saluran Transmisi
,. t-
Es- I l, it c, bt J-^e"
di
a
E
U
+
aao2
Gbr.42 Rangkaian Konstanta
s
t Kutub-'Empqt.
o
Ft
I
Ft
t,,
o
Psz
Psr
Prt
Pr2
Ez
Et
E1 0 r0z
Gbr.43 Diagram Lingkaran Daya un- Gbr. 44 Lengkung Daya Sebagai Fung-
tuk Tegangan Pengiriman den si Perbedaan Sudut Fasa'
Penerimaan Konstan.
P,: P, : E'rE'
sino : P-sin0 ( r3s)
Pada Gbr. 43 bila saluran transmisi beroperasi antara titik Eo dan f'o pada dia-
gram lingkaran daya tersebut, maka keadaan-tetap dapat dipertahankan meskipun
titik-titik operasinya berpindah ke E, dan F, sesuai dengan kenaikan fasa menjadi
0+L0.
5. Karaktcristik Listrik Dari Saluran Transmisi
& B8b
berpindah ke E, dan
Bila sudut fasa dinaikkan terus sehingga titik operasinya
Fz(RF.sejajardengansumbuP),makadapatatautidaknyakeadaan-tetapdapat
mesin-rnesin serempak pada titik-
dipertabankan tergantung kepada momen inersia
keadaan-tetap dapat
titik pengiriman dan peneri-a"n. Sudut fasa 0. dimana operasi
oleh persamaan:
dipertahankan disebut sudut fasa batas, dan dinyatakan
tano.:ffi$nP, (136)
(r37)
dimana lil : Iotz
.I : Itlofitr inersia (kg-m')
or: kecePatan sudut (radls)
Bila diandaikan bahwa
ws : c,o atau Wo ) W^, maka 0^ : fl,
w^ : ao atau Wn)) LYo, maka 0^: r - f t
5.4.2. StabilitasPerelihan
beban t'ertentLi dapat terjadi peru-
Pada waktu saluran transmisi beroperasi ,pada
bahandayasertasudutfasaSecaratiba.tiba,misalnyakarenaperubahanbebansecara
tiba-tiba,pemutusanrangkaianparalel,hubung-singkatpadasaluran'pemutusandan
penyambungankembalirangkaiansesudahhubung.singkatsertaputusnyakawat.
mempertahankan stabilitasnya
Dalam keadaan demikian, rnaka ,alu.an tidak dapat
dansinkronisasihilangbilaperbedaanfasamelebihiSuatubatastertentu.
Adabeberapu"u,_"untukmenganalisakeadaanperalihan;disinidigunakancara
sama.luas(equalareamethod).Bilaterjadihubung-singkatpadasalurantransmisi ini
yang sedang beroperasi pada daya P. sin
g, maka terjaCi perbedaan antara daya
dengandayamaksimurndalamkeadaanhubung-singkalP^,sin0;dengandemikian
terjadi percepatan oleh daYa
(t38)
Po: Po - P.rsin0
Par sin 0
0o 0t 02 0o 0r 0' Az
Dengan demikian maka adanya sudut 0, sehingga persamaan berikut dipenuhi menen-
tukan kondisi stabilitas :
Po(O,
- 0) + P^r1cos 0, - cos 0o) : g (r3e)
Dalam Gbr. 45 daya Po yang dipilih sedemikian rupa sehingga luas daerah 0-l-2 sama
dengan daerah 2-3-4 menentukan titik batas stabilitas.
Bila sebuah rangkaian diputus sesudah terjadi hubung-singkat, maka perbedaan
fasa maksimum 0' untuk memungkinkan sistim memiliki kembali stabilitasnya dinya-
takan oleh persamaan (periksa Gbr, 46):
Po(?r- 0) + P^/cos0'- cos0o) + f,o1cos0r- cos0'): Q (140)
dengan pengandaian bahwa Po, P^t (waktu hubung-singkat), P.o (sesudah hubung-
singkat ditiadakan) dan 0o diketahui.
oi z.t
5.5.1. Cara Pembebanan Impedansi Surja 'a 2,2
I
Beban saluran transmisi P, dinyatakan E 2'o
oleh persamaan 5
A
r,a
I t.c
aa'
P.:
X (Mw) (141) tI
& t,z
t,t
,r *---7
,-"o-al
i^
fasa, kurang dari 1,3 kali tegangannya dalam keadaan normal (tanpa hubung-singkat).
Kondisi pembumian effektip didapat bila
xo s x, (143)
xo < 3xt 0u)
dimana Xo : tahanan urutan nol dari rangkaian
Xo : reaktansi urutan nol dari rangkaian
Xr : reaktansi urutan positip dari rangkaian
Pada umumnya sistim pembumian langsung memenuhi kondisi di atas.
5.7 Referensi
I .-i
: ! ii E! ta 'i
A
q E.F.E E
li ir Ei E E Er
6
tE
d
E 3!!c
? EX: >EZ 9E EEi; is O
-ri
'I
)
,!
!:f -=
!,
Ec
:I
oo
i:i i e
0
E
a
.E
,;
i:: o{ EisgEi li
i6iiii cF-
iE!
!>!
E
rEr
:.!
t I \
il
EE
I 'i E3! E
tt
! .E
d;-
E'
iE
Er
E:
';'ag3
.!
!
!
a
.; !
,c
E
!
i
I
E
2
! E
a
;i!
=_ t
Ilr
i
rf
Ed iEi 5
E
!
E
9E
o
o
r
D
I
a
!
6
Ets
cEE
tq
.! ! t'i I ts
q)
& E'
5
xc?- J
)
ET
aE
a
c iE
!i
,t 3
,E !r:-,.E a
!a E
E
6
.9
TA
E E=
.:E!
F
e ,
E iP
J!
!
3 ji .!
3, x
E
d !l
D
6 s: r a
t
E
o i o? c $
a
6 tc E{ tE a E
00
6l
fo
tr
*^
6,
c
'a
_a
E
4.
ii i!5T uE i - A
a tle
o
c
t
c i*
i! a! c !: I, IFi {
cl
EE
d{
.-_ 6 I
a a
!
u
'-
>'a
,i,
.-o
A'
a!
ii
gE E
,v
,a --a
E5E
Ei pi
r -!
JI:
-
a!
?7
5!
u
(s
00 HC
a6 ! 3i ..9 t l! 5 t-
.EJ E ?! :!
E!
!: 5 r=
!D -:5; Ei"Fi !t
.E .I
E !, a
E:;
ct
.9
a
A 8:
L! 3 DJ.
JT e st E -!
3 iE"i
qq
9r
E
u
o 9';
, .:a a
e
lc
c) .!? <.
lrtE E5 ! b
-45
! oi :l
E
p E.! A =D
l!
='
69
E!
IE :!
xt a! a r.a g.E
5.8 5
a tl
11 IA tt
E
, !l
o\
t\ I
c ! ,
D
c
r .ttt
a
t E- E
I I c
!g c tE. a
c E
6' q EI E & & cr
F JC .A p
t
i:
! !
.^E
iE
gE
1.a
E.
a, E! !
ar.! E o
t
o ?! :g i-r q E.
!; E,,
I
! oi
cc
.=6
.2A
I
a
E
{
'8:
ril
.!
:i
ae
E'- .g5
i![ 2
v,
t
E
.E
!r
E
ac Jti .9" ( . z2 i 6
rt. tq
an= i
a E
a
c
'c ;E 'i4 iE t ,2E 5
\
6q
c
A E iiE t *3 !-s ,& o o EEi 2t Ef
4C
!
a .3
ET
ei E
c
IE I
E '-t
ac .tI
r!
Er
=o
lc
?
oIa ca
t
D
t
a
2 Ir
t: E
E
d 3r 1i E
? rI EE A
3! -x
aB
!aE
rr3
9A 3; !
a
E-a
E:
,,2
EJ
c
x
!
!
a :t
{o
:l
l.=
it
to a
*:
v
o ab
Er
E!
t .Eo
E' .
a
5r i! 7
EI ,E
E
sI
a
c
F! 1C
l-!
Et 5I
E:
EE
E! t
E -: .a FE
E! .2
.E
d
o
Cq
ta
a,4 ol
:- 1! t.i E
t
B
II E.q a E
p r;.5 ei e
a ,!
! d!
t;l I .!l :9 I
!oI
J ii a E
a
t-
ilE
IE
az
o,
E!
ED EE
uo
}I
a,
!l
x'i
i.
,J
:r
d.=
6r
t5
a
x! ii
a d g 0 F o a
BAB 6. GANGGUAN PADA SALURAN
TRANSMISI DAN INTERF'ERENSI
PADA SALURAN KOMUNIKASI
KARENA INDUKSI MAGNETIS
Oleh karena Ietaknya yang tersebar di berbagai daerah, maka saluran transmisi
mengalami gangguan-gangguan baik yang disebabkan oleh alam; maupun oleh sebab-
sebab lain. Dalam Gbr 49 ditunjukkan secara statistis gangguan-gangguan yang terjadi
pada saluran transmisi di Jepang selama l0 tahun antara tahun 1955 dan tahun 1964.
Gambar ini menunjukkan bahwa pada saluran transmisi di atas l87kV jumlah gang-
guannya adalah l,l per 100 km per tahun; pada llo 154 kv adalah 2,4, pada 44
- -.7j
kv adalah 5,8, sedang pada saluran 33kv ke bawah gangguannya adalah 1,0 per
100 km per tahun. Data gangguan di Indonesia dewasa ini sedang dalam tarafpengum-
pulan.
Hampir semua gangguan pada saluran 187 kV ke atas disebabkan oleh petir, dan
lebih dari 70/" dari semua gangguan pada saluran ll0- l54kV disebabkan karena
gejala-gejala alamiah (petir, salju, es, angin, banjir, gempa, dsb.) Gejala-gejala alamiah
lain yang terjadi pada saluran 60 kv adalah gangguan oleh binatang (burung, dsb.). Ka-
rena letaknya di daerah tropis, gangguan karena es dan salju tidak diharapkan terjadi
di Indonesia (kecuali di pegunungan-pegunungan tinggi di lrian Barat).
Gbr. 50 menunjukkan jenis-jenis gangguan yang terjadi, sedang Gbr. 5l menun-
jukkan macam kerusakan yang terjadi sebagai akibat gangguan tadi. Dari jenis-jenis
gangguan yang terjadi, yang paling besar jumlahnya adalah hubung-singkat satu fasa
dengan tanah. Alat yang paling banyak menderita kerusakan adalah isolator.
P.d.ot .. (7J
fr10
Huiu, Arrin, dra GcmprBuui
Es rhn Seliu
Pctir
Pcmburuhen lPhtor
Keselahen Lein
Persentase ( %)
Persent.se ( 7o)
HubunB Singkat
Satu Kawat ke Konstruksi Penopang tr--
Tanah
l.olatn,
L_--
l]?:,
Hubung Singkai
Antara Fasa F
Hubung-Singkar
klrene Pembumian
L__
I
,
Penshantar =.-
S g drbawah 77 kV
Isoletor dan Peoghanlar .-j I l0-ts4 kv
Kawat Putus c:= dibeweh 77 kV --l dirrrr l8l l(V
t' r-- ll0-l54kV
Fr Laio-lein
Lain-lain -: diatas lt7 kV
z(%):'ffixloo (147)
Z(pu)-w (148)
Z(Q): ya
(l4e)
z@\ : (r s0)
Apabila MVA dasar atau tegangan dasar dirubah, maka impedansinya disesuaikan
pula:
Impedansi (MVA dasar baru)
: Impedansi (MvA dasar lama) , ffi*Hi@r,",r" (r 5r)
Ketiga komponen ini merupakan bagian dari dua sistim tiga-fasa yang perputaran
fasanya berlainan serta sebuah sistim satu fasa.
Komponen-komponen urutan positip (positive-sequence) dinyatakan dengan
subskrip ,1, komponen urutan negatip (negative-sequence) dengan subskrip 2 dan
komponen nol (zero-sequence) dengan subskrip 0. Hubungan antara komponen'
komponen ini dengan komponen-komponen tiga-fasa yang asli (dinyatakan dengan
subskrip-subskrip a, b dan c) dinyatakan oleh persamaan-Persamaan berikut;r)
3-t
.t
Eo: t. E,+ Eb+ E,) |
a_:_T_Zl l3 (156)
Bila terjadi hubung-singkat atau kawat putus pada saluran transmisi, maka tega'
ngan dan arus pada waktu gangguan terjadi dihitung dengan rangkaian impedans
komponen simetris sebelum terjadi gangguan tersebut' Bila impedansi komponen'
komponen adalah Zr, Z, dan Zo, arus gangguan adalah Irt, Irr dan Is1, tegangan gang'
guan adalah E11, Ezrdan Es1, serta tegangan fasa sebelum gangguan adalah Eor,makt
tegangan dan arus komponen simetris dinyatakan oleh rumus-rumus seperti terteru
dalam Tabel 30.2)
6.3 Cara Menghitung Hubung-Singkat 73
t ZrZ, + Z2Zo
ZtZz
dengan mengabaikan tahanan. Beberapa harga reaktansi mesin serempak dan trafo
tertera dalam Tabel 3l dan Tabel 32.
Arus komponen simetris do untuk hubung-singkat 3-fasa dinyatakan oleh per-
samaan (periksa Tabel 30):
r,o:#T:ffixr, (lse)
Reaktansi (%)
ll
,,1
4,5
5,0
33 5,5
65 7,5
77 7,5
ll0 10
t54 ll
187 12
220 l3
275 t4
Apabila dalam keadaan peralihan (transient) komponen searah dan atenuasi arus
dimasukkan (periksa Gbr 52), maka nilai efektif { dari arus hubung-singkat 3-fasa
3)
dinyatakan oleh persamaan :
Untuk atcnuasi arus hubung-singkat dalam waktu sctengah pcrioda (cyclc) berlaku
hubungan:.'
JWF:t,S
f,.*Iir:l,t
schingga didapat K. : I dan
(r:OrE
6.3.5. Crre Meqhtturg AnB Tsrsh
Guna menghitung interferensi
karena induksi clektromagrretis
perlu dihitung arus hubung-singkat Gbr.52 LeCklrltg Anr H+
satu-fasa (periksa Tabcl 30): hnglttgtnt Tlfe-
I,:#z (162)
Fese.
Untuk atcnuasi arus hubung-singkat dalam waktu sctengah perioda (cyclc) berlaku
hubungan:.,
Jffi| F: t,s
f. + .K.: l,t
schingga didapat r(, : I dan
Kr: 0,E
lKwFr4F,Tij < *
sedang persamaan (165) dipakai bila/KD/besar. Dalam persamaan-persamaan tadi
Y: Kfrozl tv (r68)
dimana tr1: (2,5 - 4)'t0-' untuk daerah datar (flat)
: (5 - 8).tg-r untuk daerah pegunungan
Chusus untuk contoh Gbr. 54 berlaku hubunganr)
tfu (l6e)
''+-#r1;p*
6.4 Referensi 77
6.4 Referensi
Di dalam Bab ini digunakan referensi terhadap karya-karya berikut ini:
l) C. F. Wagner, R. D. Evans, Symmetrical Components, McGraw-Hill Book Com-
pany, New York, 1933, hal. lGl7.
2) J. E. Hobson, D. L. Whitehead, "Symmetrical Components", Electrical Trans-
mission and Distribution Reference Book, Westinghouse Electric Corp., East
Pittsburgh, USA, 1950, hal. 25.
3) Special Study Committee, 'Method of Calculation of Short-Circuit Currents in
Transmission Systems", Journal, Institute of Electrical Engineers of Japan, No. 67,
1947, hal. 215.
4) "How to Calculate Short-Circuit Currents in Transmission Systems", Journal,
Electrical Cooperative Research Association (Japan), vol. 20, No. 6, 1964, hal. 10.
5) J. R. Carson, "Wave Propagation in Overhead Wires with Ground Return", Bell
System Technical Journal, vol. 5, Oct. 1926, hal. 539-555.
6) F. Pollaczek,- "ueber das Feld einer Unendlich langen durchflossenen Einfach-
leitung", Elektrische Nachrichten-Technik, vbl.3,-Scpf. 1926, hal. 339.- "
7) 'Transmission", Handbook of Electrical Engineering,Institute of Electrical Engi-
neers of Japan, 1967, hal. ll7l.
BAB 7. PENERAPAN RELE
PENGAMAN
7.1 Unn
Relc pcagaman untuk caluran transmisi mclindu"g oduran dan pcrabtan tcrhadsp
kcnrcatan dcngan cara mcnghilangkan gangguan yang tcrjadi 8oc.ra ccpat dan tcpat.
IGcuali itu ia berugaha membatasi dscrah yang tcrkcna gaogguan scminimum munglin
rchingge mutu dan kcaadalan pcnyaluran tcrjamin.
Banyak sckali macam sistim pcngaman yang diketahui; banyak juga &rajat
[gmampuan pcnpmanannys. Untuk esluran transmisi yqng penting scring dipatai
jcnir 'pilot rrlsy', mcskipua sistim selc arus lcbih (ovcrcurrcnt) juga dapat dipakd.
Oleh karcna itu pcmilihan jcnic rclc pcrlu dilakukan dengan saksama, dengan mcnper-
hatikxn frckwcnsi gangguan, pcntingnya saluran yang hcndak dilindungi, faktor-faktor
tckno-ckonomisnya, kckurangan dan kelcbihanjcnis yang satu tcrhadap yang lain, drb.
(e)Pengarnanancadangan(back-up);dalarlrhalreleutamatidakbekerja,harus
gangguan tetap
(back-up relay system) sehingga
ada pengamun"n
"ioungan
dapatdihilangkan.Sistimpengamananrelecadanganinibertugasmenga.
mankandaerahnyasendiri'danmengamankandaerah'daerahyangberte-
jaerah-daerah tetangga tersebut tidak
tangga dengannya, bila rele dalam
bekeda.
Sistim Tenaga
7.1.L Pertimbrngen mengenri Kondisi
Beberapakondisipadasistimtenagaperludiperhatikandalampenerapanrele:
berubah' dengan berubahnya
(a) Daya terbalik; tegangan dan arus garlgguan perubahan arah
power). oleh t"r.nl iti1a" atau tidaknya
arah daya (back
dayaperludiperhatikanbilasistim..pilotrelay''dipakaipadaterminalbeban
atau terminal yang berubah dayanya' penga-
bercabang di tengah; sistim
(b) Rangkaian ;;;;"r""' sejajal dan yang tidak sesuai untuk saluran ganda vang
manan ,.iri;;;1;"toi..-piot"ction) tersebut' Pada
ditrubungkan pada saluran
scjajar atau bilf sesuatu cabang
saluran.banyak(multi.circuit)yangsejajarperubahanimpedansiurutan.nol
rangkaian tetangga' dan adanya arus
harus dicatat dalam hal pembumian
urutan.nolharusdicatatdalamhalberbagaisaluranterpasangpadamenara
dihubungkan dengan cabang saluran
yang sama' Bila suatu sumber tenaga
(distance relay) untuk mengukur
di tengah, maka kemampuan rele larak itu arus gangguan dalam daerah
jarak ke ,"nrgut" berubah pula; disamping
yang oilinauTgi mengalir ke tuar
dari daerah tersebut, sehingga rele arah
akan terpengaruh'
idirectional relay) dengan
arus dan tegangan berubah
(e) Sistim p""l-*i"" dan titik pembumian;
bcrubahnyasistimpembumian(effektipatautidak),sehinggahaliniberpe-
ngaruhpulapadasistimpenga*"n"nnyu.Untuksistimyangditanahkan
effektipsistimrele.jarakseringdipakaidalampengamananterhadaphubung-
sistim relenya
singkat' U;;;k yang tidak dibumikan secara effektip
'i'ti'n
dipilih'"at'nifi"ttrupasehinggareletidakbekerjaterhadaparuspemuat
hubung-singkatnya
itp"a"tti urutan-nol'yang semu' karena"arus
",", "'u"' juga penting dalam pemilihan sistim pengamanan
kecif. Titif pcmbumiannya
tersebut.
Tabcl33mcnunjukkancontohpenerapanrelepengamandanTabel34memberikan
akan diuraikan lebih
sistim
berbagai jenis rclc;;*;"r"rup"i U"rU"gai Pcngamanan
t
" "'",',', s isti m rele arus'lebih.; sc perti it n :o-i:.::'^T., :::'" :i":*-,ffi il::;';
bila waktu bckerjanya rele-arus-lebih dipasang
dngk{t d;; oleh rcle-arah;
-berdekatan
lebihlamamakindckattcmpatnyadsrisumbertcnaga,makahanyarele Dengan
arur-teuiivang a"ng"r, ritik ganggul,r"ng bekerja'
dcmikiarrhanyarangkaianyangrcrkenagangguansajayangdibuka(selected
Eipprng)n"fi"--ftUnbefcrjrpaO"*"ttud"o"*lcbihtertentu'Gbr'55 ujung; untuk
yang sumber tcnsganya ada di dua
monuniukkar lebuah shtim
tcnsganya hrnya ada di satu
ujung saja'
eistim radial, yritu yang rum*I
7.1 Unun 8l
c
EI
a ! a ! a a Il EI
It D 5o -c) D D D .o
ta
a)
s s 3 s s ,3 J,,
d
!!
J
d
tlq
Ja J a!t
a
Ic c
$ tt 3 g
ET E
E
6
$
EI
E
EE
ga
f
CI
tr I a t al 3a at e.A
c u, $ $ $ B $ $
E,
d I di ai
t F F I.q) $ F t
.BE
F'l
a
o I
U o o o o o
Iaa od
a) o, a)
.9 a) .9 .g a)
cd t) o
il ila) c o o o o o o o o o o 56
CI
6,
il & 4 & c H
0)
il c d * 4 d ilt
E
s d
to6
e Iral
E o o -o
xcl JI xai t:
&dl
,3
a)
Fl
J'd
6
(A
o0
t 6
d ql
Jql
d
d
? c
d
k
a , J'
c
c,
al E
c
tc J
d
L
d
c
& o o
E o a) t) a) tu a) a, t a) e) a) a) a)
o o
c ilo o o
a, o o o o o o o o
D
, & d & c c d c & il I *a)
c il
q
E
o
E
ql o0
c 00
q P
al c, d^ d
lr -otr
qo 5A
EO D
a
xt)
E
c
xsqt oa 0c
tr
,ig
co
38
eE
Ji
! c \
E
q, qt EE Jcl E& I Iql o
CI
rl
cd 3d
a E
E
(h a) o Eu {o 6!
E & il & HO c d E
pi
qt G,
AE
d
d
c D
q
a o o ()
o
$! o
o
a)
o o
al
T
E
0
.9
A
a d
tr
A E ^a rQ
c TT * I =
I gr d
a,
a0 d
A
a)
A {
d
tr { I
E o d H a
9r 6^
0 d .oE
co 3E 5c
a E 8.9 E.9
(A
vca .. {tr aE TE ;iE
(.)
(r) c E trO co
6 ,l- EO
V) 6 d
d
tr*,1. xc xd J a) ET &d
3c !o d {o c d 9lo
c
a
a)
4
0
d Ec b (, q,
CI r:r
, c
lr D
o $E g o EH o t) B!
a o .c o
ig
a) a)
(,
E8 Io o
co
a) l) t)
A A ^08 & & & & /, tr
tr
't 6
oD
tr
-
J' t
c a d f
E.E
'au ir 7
() ctl F
C'
Ea
,38 trq E
a CI
fra)
d
tr
ql
td
aE
BU
ta,
Iqt !c
aa
$s t< AE i: t
tc
E$ cc
E.q ti
,a
. E; LC
!'
e3 aa
82 bb?. hr$oRdohnoe!
Td3a. I&&I*Jflet
Ofrd MIIO
T - XrY'
* KtWcg(O - c\ + XtIr x
I
(R
T-XrY'*KJ'
X1
l:
tnnoOU
(f,r : 0) D*
/R
T - XtY'
MHO
* &YIeot(0 - a)
x
Kooduktrod
T * KrYr * Kfl
(c :0r
csO
A"
T-XrYt+XIYIsile
L"
Sucetrri
(c - 9f)
7.t tm 83
Wrfnu qpcrlsi
Anb Opcrrd
$/ettu Opcnri
opcnsi
lw.r*
t
Namun biayanya lebih mahal. Hal yang perlu dicatat dalam penggunaan
rele-jarak adalah persoalan yang mungkin timbul karena kesalahan dalam
pengukuran jarak, misalnya, dalam hal saluran transmisi dengan banyak
terminal, karena bercabang di tengah atau bila salah satu terminalnya mem-
punyai sumber daya.
(3) Sistim pengaman seimbang; sistim ini dipakai untuk mengetahui dengan cepat
rangkaian mana yang terganggu dalarn sebuah rangkaian ganda yang sejajar.
Penjatuhan rangkaian yang terganggu dilakukan oleh rele arah atau rele
arus-lebih yang bekerja bila terdapat perbedaan arah atau arus lebih tertentu
dalam kedua rangkaian (terbaca dari trafo arus). Sistim ini tidak dapat bekerja
dengan kecepatan tinggi untuk seluruh daerah yang dilindungi. Kadang-
kadang ia bekerja secara beruntun (series tripping), artinya ujung yang dekat
pada tempat gangguan yang dijatuhkan lebih dahulu, baru ujung yang lain,
meskipun kecepatan menjatuhkannya cukup tinggi. Kelemahan yang lain
adalah bahwa sistim ini tidak dapat dipakai bila hanya satu rangkaian yang
beroperasi dan bahwa kesalahan penjatuhan satu terminal menyebabkan
kesalahan penjatuhan terminal lainnya. Oleh karena itu sistim ini dipakai
pada sistim-sistim saluran transmisi tegangan rendah.
(4) Sistim rele pilot; sistim ini digunakan bila gangguan harus dihilangkan dalam
waktu yang singkat, yaitu dengan mengirimkan isyarat tertentu kepada kedua
ujung saluran. Dilihat dari segi pengiriman isyaratnya dikenal sistim rele
pilot-kawat, sistim rele power-line-carrier (PLC), sistim rele communication-
line-carrier dan sistim rele gelombang-mikro. Berdasarkan prinsip fungsinya
sistim pilot-kawat dibagi menjadi sistim perbandingan arah dan sistim per-
bandingan arus. Sistim carrier dibagi menjadi sistim perbandingan arah,
sistim perbandingan fasa, "transfer tripping" dan kombinasi berbagai sistim
tadi. Berhubung dengan kemampuannya, yaitu dapat menghilangkan gang-
guan dalam waktu yang singkat di daerah yang dilindunginya, maka sistim
rele pilot digunakan pada saluran-saluran transmisi yang penting. Sistim
pilot-kawat dipakai untuk pengamanan saluran transmisi lewat udara yang
pendek atau melalui kabel, sedang sistim "power-line-carrier" untuk saluran
transmisi udara. Akhir-akhir ini, sistim terakhir tadi juga digunakan untuk
saluran transmisi melalui kabel.
7.1 Umum 85
gclombang mitro. Sistim ini mcmdrai tiga cara: sistim perbaadingan arah, sistim
perbandingrn frsa dan sistim 'transfcr tripping'.
Pada cara pcrtrrndingen srah (Frikss Gbr. 58) pilotnya mengisyaratkan kepada
pcralrtan pada satu ujung saluran bagaimana relc-arah mcnanggapi sesuatu hubunl-
singlat pada ujung yang lain. Dalam keadaan nor:oal, tidak ada isyarat pilot yang
dikirimkan dari scsuatu ujung (tcrminal). Bila terjadi hubung-singkat pada saluran
tctangga (Gbr. 58 atas), sebuah isyarat pilot dikirimkan dari terminal dimana arus
hubung-singkat keluar dari saluran yang dilindungi, yakni arah tidak-jatuh (non-
Uippiag). Dengan pengiriman isyarat pilot ini maka penjatuhan (tripping) diccgah pada
ujuag yang lain. Bila hubung-singkat terjadi pada saluran yang dilindungi (Gbr. 58
bawah) tidak ada isyarat pilot yang dikirimkan sehingga penjatuhan pemutus bcban
tcrjadi pada kedua ujung dimana arus hubung-singkat mengalir. Rele yang dipakai
untuk mclihat arah arus hubung-singkat adalah rele-arah atau rele Mho.
Prinsip dari sistim perbandingan-fasa terlihat pada Gbr. 59. Disini pilotnya dipakai
untuk membandingkan hubungan fasa antara arus yang memasuki satu terminal saluran
dan yang meninggalkan terminal lainnya.r) Besarnya arus tidak dibandingkan. Untuk
hubung-singkat di luar saluran yang dilindungi (Gbr. 59 atas) selalu ada isyarat yang
dikirimkan dari gardu A dan B, karena ada perbedaan fasa antara kedua ujung scbesar
1804. Dengan demikian maka penjatuhan pemutus beban dicegah (blocking, locking).
Sebaliknya untuk hubung-singkat di dalam saluran yang dilindungi arah arus pada
gardu B berubah sehingga gelombang isyarat dari A dan B berimpit. Dengan demikian
maka selama sctengah gelombang dikirim isyarat pencegah (lock) dan selama setengah
gelombang berikutnya dikirim isyarat penjatuhan (trip) dari satu gardu. Bila selama
setengah gelombang terakhir ini tidak diterima isyarat dari ujung saluran yang lain
terjadilah penjatuhan pemutus beban.
Sepcrti terlihat pada Gbr. 60 (a) dan (b) sistim
*transferred tripping" menjatuhkan
pemutus beban pada ujung sendiri bila melihat hubung-singkat pada saluran yang
dilindungi, serta menjatuhkan pemutus bcban pada ujung lainnya dengan mengirimkan
isyarat pembukaan-pindah.
Dari ketiga sistim di atas cara perbandingan arah paling banyak diterapkan. Sis-
tim perbandingan-fasa mempunyai keuntungannya sendiri, tetapi memerlukan "signal
band" yang lebar oleh karena untuk sistim ini diperlukan transmisi isyarat dengan
keccpatan tinggi. Sistim "transferred tripping" (atau remote tripping) digunakan bila
hubung-singkat di daerah yang dilindungi dapat dilihat dari kedua ujung saluran.
Kecuali dalam penggunaan arus urutan-nol untuk menjalankan rele, sistim
7.2 ncagamanan tnerrurut Jcais Rangtaian Saluran Transmisi 87
Isyarat
Untuk pengamanan saluran ini dipakai sistim rele seimbang atau sistim rele pilot.
Sistim seimbang dengan arus (current-balance) tidak dapat dipakai pada gardu beban
karena tugasnya hanya mencari rangkaian yang terkena hubung-singkat dengan mem-
bandingkan arus pada kedua rangkaian tersebut. Dalam hal terakhir ini sistim yang
libih baik lagi adalah sistim yang melihat arus differensial antara kedua rangkaian
sejajar tadi.l) Caranya adalah dengan menyilangkan hubungan trafo arus dari kedua
saluran dan memasang gulungan arus sebuah rele arah secara differensial diantara
hubungan-hubungan trafo arus tadi. Bila arus dalam kedua saluran sama vektorial
tidak ada arus dalam rele arah, karena arusnya hanya berputar melalui trafo arus saja.
Bila karena scsuatu gangguan arus pada satu saluran menjadi besar, maka arus akan
mcngalir pada satu jurusan dalam rele arah tadi, yang kemudian membuka pmutus
beban pada saluran yang arusnya lebih besar. Sistim rele seimbang ini mempunyai
kelemahan bahwa ia sukar mengetahui keadaan tak seimbang untuk hubung-singkat
yang jauh letaknya dari letak gangguan tadi. Dalam hal demikian sistim rele pilot harus
digunakan.
Untuk saluran transmisi dengan kapasitor seri bila pengamanan dengan rele-jarak
dipilih, maka perubahan impedansi karena pelepasan (discharge) sela pelindrlng perlu
diperhitungkan. Penggunaan rele jarak harus diperlengkapi dengan rele arah untuk
melihat arah arus dalam daerah yang dilindungi.
(l) SebaLscbab terjadinya arus urutan-nol yang semu (apparent): Sebab yang
pcrtama adalah bahwa dalam rangkaian urutan-nol dari trafo-arus, ada arus
bcban yang mengalir karena tidak seragamnya karakteristik trafo arus setiap
fasa atau karena beban sekunder setiap fasa tidak seimbang. Sebab yang
kedua terjadi karena transposisi rangkaian sejajar tidak cukup schingga arus
yang mengalir dalam tiap fasa tidak scimbang. Ini menyebabkan terjadinya
90 Bab 7. Fcncrapan Rclc Fcngnman
arus urutan-nol scmu. Hal ini juga terjadi bila salurannya pendek, karena
impcdansi saluran tiap fasa (termasuk pemutus bcban, isolator dan trafo
arus) berbcda. Sebab yang lain adalah bahwa karena kejenuhan inti besi nada
trafo atau generator dan kapasitansi saluran yang tidak seimbang, maka ada
arus dengan komponen frekwensi dasar, komponen harmonik ketiga dan
keempat yang mengalir melalui tdhanan pcmbumian. Oleh karena arus urutan-
nol yang semu karena sebab-sebab pertama dan kedua tadi scbanding dengan
arus yang mengalir dalam saluran transmisi, maka rele dapat bekerja karena
hub:rng-singkat di luar daerah yang dilindungi. Hal ini perlu diperhatikan
dalam lrcnerapan sistim pengamanan yang sesuai.
(2) Sistim rele pengaman:z) Untuk menaikkan kepekaan rele dan mengurangi
beban trafo arus, maka rele yang terbaik adalah rele-arah hubung-singkat-
tanah. Apabila ada gardu yang tidak mempunyai tahanan pembumian datam
sistim transmisinya, perlu diadakan sistim penghilang hubung'singkat dengan
deteksi tegangan urutan-nol karena tidak ada arus hubung-singkat-tanah.
Bila diinginkan penjatuhan cepat dan serentak sistim rele pilot untuk hubung-
singkat-tanah harus digunakan.
Sistim ini baik sekali guna menanggulangi hubung-singkat satu fasa ketanah yang
scmentara sifatnya karena dapat mematikan busur api yang disebabkan oleh hubung-
singkat itu. Tetapi untuk hubung-singkat yang tetap (permanent) sukar sekali melihat
adanya hubung-singkat itu dari arus urutan-nol yang mengalir karena arusnya kecil
sekali.3) Hubung-singkat itu tidak dapat dibiarkan begitu saja karena hubung-singkat
itu dapat mengganggu bagian-bagian sistim lainnya. Oleh karena itu hubung-singkat
tetap itu harus dicari dengan menggunakan rele hubung-singkat-tanah. Ada dua cara
penerapan, yaitu cara penutupan terusan (continuously closing) dan cara hubung-
singkat..) Pada cara pertama rangkaian tahanan yang dipasang paralel dengan gulungan
Peterscn ditutup terus untuk memungkinkan bekerjanya rele tanah; rangkaian tahanan
itu dibuka untuk hubung-singkat satu fasa, tetapi ditutup lagi bila hubung-singkat-tanah
tidak hilang dalam waktu 3 - l0 detik. Cara hubung-singkat menutup rangkaian taha-
nan paralel, bila hubung-singkat itu tidak dimatikan secara otomatis oleh gulungan
Petcrscn. Untuk sistim-pertama perlu dijaga agar rele tidak bekerja untuk hubung-
singkat hubung-singkat yang bukan satu fasa ke tanah. Oleh karena itu rele ini tidak
boteh bekerja beberapa saat sesudah terlihat tegangan urutan-nol tertentu, karena
saluran transmisi tidak boleh dibuka sebelum hubung-singkatnya dihilangkan dengan
mematikan busur api.
Bila dikehendaki penggunaan relc-tanah-arah (directional ground fault relay),
maka karakteristik fasa dari elemen arah itu tidak boleh dipengaruhi oleh komponen
reaktip dari arus hubung-singkat-tanah. Oleh scbab itu rele jenis konduktansi lebih
baik.
elektromagnetis. Untuk hubung-singkat satu fasa ke tanah arus ini dibatasi besarnya
oleh impedansi saluran transmisi, peralatan dan tanah; harganya paling besar di antara
arus sejenis dalam berbagai sistim pembumian seperti diuraikan di atas.
Dalam penerapan rele pengaman terhadap hubung-singkat-tanah untuk sistim
pembumian effektip perlu diperhatikan hal-hal berikut:3)
(l) Untuk rangkaian ganda sejajar perlu ditambahkan rangkaian kompensasi
untuk menghindarkan kesalahan pengukuran jarak karena impedansi bersama
(mutual inductance) urutan nol. Bila kedua ujung ditanahkan karena satu
saluran tidak bekerja, penyetelan rele jarak mungkin perlu dirubah jika impe-
dansi urutan-nolnya berubah.
(2) Dalam hal hubung-singkat dua-fasa, rele-jarak yang terpasang pada fasa
' yang mendahului (leading) harus mempunyai kondisi operasi dari rele jarak
dari fasa yang lain untuk perlindungan tahap pertama yang daerah kprjanya
ada dalam daerah yang dilindungi.
(3) Bila penutupan kembali satu fasa (single-phase reclosing) hanya dilakukan
pada fasa yang terkena hubung-singkat untuk hubung-singkat satu-fasa-ke
tanah, maka pembukaan pemutus beban oleh rele-jarak karena ada hubung-
singkat itu harus dicegah; oleh karena itu perlu ditambahkan rangkaian
prioritas terhadap hubung-singkat-tanah. Untuk itu dapat digunakan rele
tegangan kurang (undervoltage) dan/atau rele arus-lebih hubung-singkat-
tanah dikombinasikan dengan operasi penghilangan hubung-singkat.
(4) Rele arus-lebih hubung-singkat-tanah yang dipakai tidak boleh bekerja
terhadap arus urutan-nol yang ditimbulkan oleh arus-serbu magnetis dari
trafo (magnetic inrush current). Oleh sebab itu rele harus bekerja terhadap
arus frekwensi dasar saja.
(5) Pembukaan pemutus-beban karena bekerjanya rele-jarak hubung-singkat-
tanah harus dicegah; oleh sebab itu ia harus digunakan bersama rele arus-lebih
hubung-singkat-tanah.
Berhubung dengan hal-hal di atas maka, untuk memungkinkan peng-
hilangan hubung-singkat dengan cepat, maka rele jarak hubung-singkat-
tanah, sistim perbandingan-fasa, sistim perbandingan-arah atau kombinasi-
kombinasinya perlu digunakan.
Bila gangguan pada saluran transmisi dapat ditiadakan dalam waktu singkat maka
kerusakan pada saluran dan isolator dapat dikurangi; seringkali saluran dapat dipakai
kembali tanpa menimbulkan bahaya apapun. Oleh karena itu, bila pemutus beban
yang dibuka waktu terjadi gangguan dapat ditutup kembali secara otomatis sesudah
sesuatu waktu tertcntu, maka stabilitas dan keandalan sistim dapat dipertahankan.
Proses ini dinamakan penutupan kembali (reclosing) pemutus beban.
Wd.tu P6utrD.!
KcnbdiTmiodA
I
Terminel A
a1)
lzs
-{
Geng3un na.
Terminel B lErs
_rg
Wrktu PoutD.o
-E t0
t-- Kcmbdi Tsminel B I
af
I Tcrnlrn
l-*.*r'il^*J '- 0
otNm3oo
wektu PJutupea T.ar4u R.rgkriu (ky)
Kembrli Pcnutr Ecbrn
Di sini sistim pengamannya bekerja bila terjadi perubahan frekwensi (naik atau
turun) yang tidak normal. Cara deteksinya adalah dengan rele frekwensi dan rele waktu;
pemasangannya dilakukan di tempat dimana tegangan fasa tidak berubah dengan peru-
bahan beban, oleh karena hal ini dapat menyebabkan kesalahan bekerja rele-rele ter-
sebut.
7.6 Referensi
Dari segi keandalan (reliability), makin banyak jumlah rangkaian makin tinggi
keandalannya, oleh karena rangkaian-rangkaian yang tidak terganggu pada suatu
saluran dengan banyak rangkaian (multi-circuit) akan dapat menggantikan tugas satu
rangkaian yang terganggu. Sebaliknya, saluran yang hanya terdiri dari satu rangkaian
saja tidak mungkin menyalurkan tenaga listrik bila rangkaian itu terganggu.
Keandalan saluran ganda (double-circuit) yang kedua rangkaiannya terpasang
pada satu menara kurang daripada keandalan saluran ganda yang terdiri dari dua
rangkaian tunggal.
Tegangan transmisi dan jumlah rangkaian ditetapkan secara ekonomis dengan
memperhatikan faktor-faktor peningkatan daya transmisi, besarnya hilang daya,
biaya konstruksi, rencana pengembangan sistim dan keandalan sistim transmisi. Pada
umumnya biaya konstruksi saluran untuk tegangan dan ukuran kawat yang sama ada-
lah sbb:
Biaya menara l-rangkaian dengan pasangan I rangkaian: lN%
Biaya menara 2-rangkaian dengan pasangan I rangkaian :120%
Biaya menara 2-rangkaian derigan pasangan 2 rangkaian :140%
Biar'a menara 2-rangkaian dengan pasangan tambahan I rangkaian : 40%
Faktor Tegangan Lebih z 4,0 4,0 4,0 3.3 3.3 -1, J 2,8 2,8 2,8
3.20 (2,35) 1,57 (r.51) |,29 l,!8 (1,16) |,22) l,l9) I,l 2
Selisih Isolasi dari (B) I ,51 r.22 1,07 I ,12 l,l I l,06
Melalui Tahanan
Sistim Pembumian Tidak Ditanahkan Effektif
atau Reaktor
Tabel 36. Junhh Isoletor Yery Diperluken den l-ebor Seh Trdulr Gum.Pengrnenen tettedrp
Surie Hubungtt
Jarak Isolasi Minimum 0.t0 0,15 0,25 0,40 0,45 0,70 l,@ 1,05 t,25 l,@
Jarak isolasi minimum adalah jarak ketahanan terhadap surja hubung. Di Jepang,
jarak isolasi standar dan jarak minimum tertera pada Tabel 37.
Jarak isolasi darurat adalah jarak yang tidak memungkinkan pcrcikan atau lom-
patan (flashover) antara menaradan kawat pada tegangan maksimum dan tekanan angin
maksimum (a0 m/9.
98 Bab 8. Perencanaan dan Konstruksi Saluran Udara
Bcntuk lengan dari menara atau tiang harus direncanakan sesuai dengan persya-
ratan jarak seperti diuraikan di atas; periksa contoh diagram jarak-bebas (clearance
diagram) Gbr. 52. Untuk menara baja jenis penggantung (Gbr. 62 (a)) jarak isolasi
standar ditentukan oleh sudut-ayun karena angin sebesar 0 - 20o, dan jarak isolasi
minimum oleh sudut-ayun (swing angle) sebesar 50'. Untuk jarak isolasi darurat sudut-
ayunnya antara 70 - 80".
Jarak isolasi standar untuk menara baja jenis penegang (strain type: periksa Gbr.
62 (b) adalah 120/" daijarak untuk menara jenis penggantung, karena berbagai per-.
timbangan instalasinya. Jarak ini diperhitungkan untuk sudut-ayun l5', sedangkan
untuk jarak isolasi minimum sudutnya tidak boleh melebihi 40".
Dalam perencanaan saluran transmisi perlu diperhatikan bahwa tidak boleh
terjadi lompatan antara kawat penghantar, meskipun kawat-kawat itu mendekati satu
sama lain karena tiupan angin (es dan salju). Jarak antara kowat ditetapkan dengan
mengingat jarak isolasi antara menara dap kawat, jarak yang optimum dilihat dari segi
perawatannya, tegangan transmiSi, lebar gawang, macam dan ukuran kawat, keadaan
cuaca, geografi setempat dll.
Dalam hubungan di atas dikenal (a) jarak mendatar, (b) jarak tegak, (c) jarak
miring (offset) dan (d) jarak bila gawangnya lebar (long span).
Jarak ke Tanah
dari Kawat
Penyambung
Untuk rangkaian ganda yang tersusun tegak dan rangkaian tunggal se-gitiga, jarak
mendatar adalah jarak antara kawat dan menara. Jarak mendatar ini dapat {irumuskan
dengan persamaan-persamaan, salah satu diantaranya adalah sbb:6)
c^:aJ7+i+ov (170)
dimana C^ : jarak mendatar antara kawat (m)
a: konstanta 0,5 - 1,0
,f : andongan kawat (m)
;: panjang gandengan isolator (m)
: D konstanta 0,012 - 0,0007
V : tegangan kawat (kV)
Jarak tegak antara kawat biasanya 60 - l@% dari jarak mendatar. Bila ada es
dan salju jarak tegak menyempit karena ketidak-seimbangan muatan es dan salju pada
kawat. Oleh karena itu biasanya kawat yang satu tidak dipasang tegak lurus terhadap
yang lain tetapi agak miring (offset).
Untuk saluran-saluran yang lebar gawangnya besar, jarak antara kawat perlu
diperbesar karena andongannya lebih besar dan kemungkinan terjadinya persing-
gungan lebih besar pula. Untuk saluran dengan gawang yang menaranya tidak sama
tingginya jarak antara kawatnya juga harus diperbesar.
Andongan kawat (sag) berubah dengan suhu; periksa 2.3. Oleh karena itu perlu
ada jarak-beDas (clearance) yang cukup agar kawat tidak menimbulkan gangguan lalu
lintas, kereta api, saluran tilpon dll. yang ada di bawah saluran transmisi terutama bila
suhunya mencapai angka maksimum. Di Jepang jarak bebas ini diatur dalam standarT)
seperti tertera dalam Tabel 38. Standar ini agak lunak dibandingkan dengan standar
Amerika.t) Karena ada kemungkinan kejutan listrik oleh induksi di bawah saluran
tegangan tinggi sekali (EHV) maka jarak bebas itu perlu diperbesar, apalagi bila saluran
melewati jalan darat yang ramai.
Tegangan Iarak-Bebas
Isolator akan terkena pengotoran (pencemaran, pollution) garam dan debu bila
saluran terpasang di dekat laut, di daerah industri atau di daerah yang berdebu. Untuk
mencegah memburuknya karakteristik isolasi karena pengotoran tadi isolator dicuci
atau (r\apisi campuran si\ikon. Bila ha\ itu tidah dilakukan, 6aya iso\asinya ditambah
dengan menggunakan isolator anti-kabut atau dengan nenambah jumlah isolator
dalam suatu gandengan. Penambahan isolator ini discsuaikan dengan banyaknya
pengotoran garam pada isolator seperti tertera dalam contoh Tabel 39 untuk Jepang,
yang banyak berpengalaman dalaq hal ini.e,
100 Bab 8. Perencanaan dan Konstruksi Saluran Udara
Tebel 39. Jumlah Isolator Gantung Standar dalam suatu Gandengan untuk Keadaan Udara Cemar
Derajat Pengotoran A B c D E
,,,
tr ll 2r 2t 2r 2 2
:
d
'l', ) 2 2 2 J 3
'd
rn
33 3+ 3 3 3 4 4
i5
J(, 6 4 5 6 6 7 8
cql !
't: 77 5 6 6 7 8 l0
00
c
d
o0 .E ll0 7 8 9 l0 ll t4
o .9
o t54 9 ll t2 t4 l6 l9
x
(! 187 ll l3 l5 l7 t9 23
*= ))
.:Ei
c ):- 220 l3 l6
l9
t7 20 27
#EE 275 l6 22 25 28 34
Catatan: * Jumlah ini ditentukan bukan oleh pengotoran tapi oleh kebutuhan perencanaan isolasi
ilo
GW-I *_p__1GW
_tr
IE
HDrHt Dt
Eso
a
E.
870
tE&
f.l
m40 80t@N,t0@EOtN
50
0r0m.30 1050&70urN a- r' I D s.t --+- D J il (
n --a
HJ rr (/,)
Gbr.65 Perlsalrn 1(X)% &rl Karnt
G\f,- KrntTrmh Tanah Gande
C : Krrrt (Srlm)
Bila tahanan dari menara atau tiang tidak cukup rendah, maka penambahan atau
perluasan "counterpoise" dan penambahan batang-batang penghantar dapat membantu
menurunkannya (sampai kira-kira 20 - 30 ohm). Oleh karena bentuk gelombang arus
petir yang curam mukanya, penurunan tahanan itu tidak berlaku terhadap arus bolak-
balik saja, tetapi juga penurunan impedansi terhadap arus impuls.
8.2.2. Penghantar
Penghantar harus cukup aman dalam menyalurkan tenaga listrik dilihat dari segi
beban-beban mekanis yang diharapkan. Untuk itu daya kerja maksimum pada kawat
harus ditambahdenganfaktor keamanan 2,2 untuk kawat tembaga tarikan-keras (hard-
drawn) dar. 2,5 untuk kawat ACSR serta kawat-kawat lainnya. Bila tarikan sehari-hari
pada kawat besar, maka penghantar mudah menjadi letih karena getaran; hal ini perlu
diperhatikan dalam mempertimbangkan besarnya kekuatan kerja maksimum.
Apabila tegangan kerja maksimum telah ditetapkan, rnaka andongan dan tegangan
tarik kawat dalam berbagai kondisi dapat dihitung. Untuk kawat yang membentuk
lengkung parabolis andongan dan tarikannya adalahrt)
D: 6qrs' (174)
8.f ,
Tabel 41. Tekanan Angin untuk Perencanaan (Kecepatan Angin ,l() m/s)
Bulat 80 kg
bt)
Ld
Kawat Berkas (Setiap Dua Kawat Berkas dipasang
!str
-=
cltr
Mendatar dengan Jarak kurang dari Duaputuh
kali Diarneter Kawat)
90 kg
>d
6.9
vo Lain-lain I00 kg
Pasangan Isolator (untuk Tegangan Tinggi) 140 kg
Palang pada Tiang Kayu dan Tiang Baja (jenis bular) dan 160 kg; satu palang
Tiang Beton Bertulang (untuk Tegangan Tinggi) 220 kg; palang bertopang
K:fr- (176)
, - 62qlszE
24
(177)
6 : W"lA (178)
W": berat kawat (kg/m)
.,{: luas penampang kawat (mm2)
gz : koeffisien beban yang bersangkutan dengan andongan tertentu
S: lebar gawang (m)
a: koeffisien suhu linier (l/"C)
I: perbedaan suhu keadaan terburuk dan suhu pada andongan tertentu
("c)
E: koeffisien elastisitas kawat (kg/mmr)
.fi: TIA
104 Bab t. Fercncanaan dan Konstruksi Saluran Udara
Kocffisien beban dihitung dari perbandingan antara beban akhir (resultant load)
dari kawat terhadap beban kawat:
Q: Wlll' (l 7e)
W:JW (l 80)
Bila angin meniup secara konstan dan tegaklurus pada kawat, maka kawat tersebut
akan bcrgetar naik turun karena ada perputaran udara di belakang kawat tersebut.
Bila getaran ini sama frekwensinya dcngan frekwensi osilasi alamiah (natural) dari
kawat, maka terjadilah gelomoang-gelombang berdiri (standing wave) antara titik-titik
topang, yang dapat menyebabkan putusnya kawat karena letih. Gejala ini dapat terjadi
bila kawatnya ringan dan regangan t2nknya besar.
Frekwensi osilasi alamieh dari kawat dinyatakan oleh rumus
r- I ln
t"-anlw (r8 l)
D
'-I- 7{u\lw
14 (r84)
nya dipasang batang pelindung (armor rods). Pada umumnya, pemutusan kawat karena
getaran tidak akan terjadi bila tegangan harian (everyday stress, disingkat EDS) tidak
melebihi harga-harga tersebut dalam Tabel 42. Karena tekanan angin yang relatip
tendah, maka pemutusan kawat karena getaran diperkirakan tidak akan terjadi di Indo-
nesia.
Tabe! 42. Betes Harge Tegangan Harian (EDS) sehingga Tidak Terjadi pemutu$n
Keml kerene Letih
Tembaga 26
ACSR l8 22 24 24
Aluminium t7
Aldrey t8 26
Baja
nya, ia hanya dapat dipakai pada saluran-saluran yang mudah dicapai dengan kenda-
raan.
Kcunggulan tiang kayu adalah karena mudahnya membuat dan harganya murah
sekali dibandingkan dengan konstruksi-konstruksi lainnya. Oleh karena itu penerapan-
nya di Indonesia sedang diselidiki dan dikembangkan seluasJuasnya.
Pemilihan lintasan yang akan dilalui saluran transmisi merupakan persoalan pokok
bagi pembangunan saluran tersebut. Untuk ini perlu diadakan studi dan survey yang
mendalam guna memungkinkan pembangunan saluran secara ekonomis dan dapat
diandalkan, baik dilihat dari pcmbangunannya sendiri, maupun dari perawatannya
nanti. Faktor-faktor yang terpenting adalah:
(t) Kcadaan cuaca (angin, hujan, salju, petir, dsb.)
(2) Keadaan tanah (kemungkinan longsoran, banjir, rawa, dsb.)
(3) Kondisi pengangkutan (pengangkutan barang dan bahan bagi pembangunan
dan pcrawatan).
(4) I*tak terhadap bangunan-bangunan lain (saluran telekomunikasi, simpangan
jalan raya, jalrn kereta aPi, dsb.).
(5) Bangunan perumahan (dijauhkan dari perumahan manusia).
Dari hasil survey ditentukan tinggi konstruksi, jenis menara dan cara menggan'
tungkan kawat-kawat penghantarnya. Pada pokoknya kegiatan survey itu meliputi
hal-hal berikut:
(a) Survey garis pusat: di sini garis pusat (centerline) saluran ditetapkan; demikian
pula kcdudukan konstruksi penopangnya terhadap garis pusat tersbut.
(b) Survcy profil:di sini pcrbedaan tinSgi permukaan tanah dan lebar gawang
t.4 Fcmbangtnan Saluran Udrn W
(penampang tegak) ditetapkan sepanjang garis pusat tadi.
(c) Survey tampak atas (plan survey): keadaan 50-l0Om dikirikanangaris
pusat diperiksa.
(d) Survey lokasi menara (tower site study): di sini jumtah tanah galian, cara
pembuatan pondasi, dsb. diselesaikan.
(e) Survcy khusus: yang dilakukan adalah penyelidikan khusus dalam penye-
berangan sungai, pertcmuan dengan saluran lain, perhitungan induksi elek-
tromagnetik terhadap saluran komunikasi, dsb.
3e[
(, Balok Beton
c
t
co
E
5
!
)
tn
Siku
Pembumian
tN 2@ 3@ 100
Bila pondasinya selesai, bagian atas konstruksi didirikan. Ada dua cara pendirian'
nya:
(a)Cara menyusun ke atas (assemble).
(b)Cara menarik ke atas (pulling up).
Dalam cara pertama menara disusun ke atas bagian demi bagian. Setiap bagian
digantung dengan pengangkat (lifting rod) untuk kemudian disekerup, bagian yang
satu diatas yang lain.
Cara lain adalah dengan lebih dahulu menyekerup bagian'bagiannya satu sama
lain di tanah, untuk kemudian seluruh menaranya didirikan dengan keran atau mesin
pengangkat lain (winch). Cara ini tepat guna pemakaian dimana alat-alat pengangkat
berat semacam itu mudah diadakan serta mudah dibawa ke tempat-tempat pendirian
menara. Di daerah pegunungan yang sukar dicapai bagian-bagian menara diangkut
dengan helikopter lalu disusun di tem,pat dimana menara akan didirikan.
t.4 Pcrnbangunan Saluran Udara 109
Tacklc
.\
Kawat Pcnahan
Tiaog yrnS dcen
Didirit n
(b)
GDr. 70 Dur Crn Mcuildfrn nrry hgro MrTtrutne[yr"
Sambungan
Kawat Penjepit
Penolong
Yoke Sementara
Kawat
Drum
Beban I-awan Kawat
Mesin Rern
3500
Tempal
gang (tension isulator string), sedang ujung lainnya ditarik oleh sebuah mesin penarik
(winch) sampai suatu andongan tertentu. Ujung ini kemudian dihubungkan dengan
gandengan isolator penegang yang lain. Sesudah kawatnya cukuptegang. ia dipindahkan
pada gandengan isolator gantung dari penjepit kawat pada menara gantung. Sesudah
itu peredam dan batang perisai dipasang.
Kawat No. I
Mcnara PeneSang Pcnjcpit Kawat
Menara Gantung / Kawat No- 2
Mcnara Pcncgang
Jumpcr Wirc Sambungan
Pcngamat
Andongan
Bagian yug
Pcnahan
Sclcsai
Bagian yang Scdang Scmcntari
Ditegangkan
Dircgangkao
Scksi Pcmcliharaan I
Tcrdiri dari G20 Pckcria Saluran
Mcmba*ahi Sub Scksi'scksi dao
rrcqiadi Pus8t Kcristan Pstroli,
Inspcksi daa Perbaikan-pcrbaikan
SubScksi A
Tcrdiri dari 2 Fckcria Saluran Sub seksi D
yang Mclaksanaken Tuggs
Patroli dan tnspcksi
Lain-lain l-2tahunsekgli
lr6 Bab9. htihr.taea Srlurutraoisi
(2) InsDG&si isolator pcrlu dihh*sn hrlot piringan irolator bcrkurang kekua-
t8nnys olch panag perubahan euhu dan gptaran mckanis. Satu cara memerik-
sanya adalah dcngnn dclihst tcgangan pemuatnya dcngan scla cetus atau
tabung ncon. Cara laia adalah dengan mcngukur tahanan isolasinya. Cara
pertsna dilakutan pada saluran yang bertogaogan (hotJine) dan banyak
dilakuksn di luar ncgeri.
Bila isolator roemburuk keadaannya, maka ia harus diganti, baik waktu saluran
bertegangan maupun waktu saluran tanpa tegangan. Tegangan lompatan (flashover)
isolator menurut bila ia kotor (polluted) dan basah, sehingga kemungkinan terhubung-
singkat meningkat. Katena itu isolator yang kotor harus dicuci. Contoh alat pencuci
isolator waktu saluran bertegangan terlihat pada Gbr. 75.
Bila kawat penghantar rusak karena busur api, karena getaran mekanis atau karena
karat, maka ia harus diperbaiki dengan kelongsong reparasi (repair sleeves) atau diganti
(tergaatung dari besarnya kerusakan).
9.4 leiunhlibstlaa t17
Dahulu penggantian isolator, perbaikan pada kawat pOnggantian tiang kayu, dsb.
dilakukan sesudah saluran dimatikan tegangannya. Cara ini dianggap mcrugikan,
sehingga sejak dua puluh tahun terakhir ini pekerjaan pcmcliharaan di luar ncgcri dila-
kukan dengan keadaan saluran bertegangan. Di Jepang pekcrjaan scmacam ini dilaku-
kan sejak tahun 1953, waktu teknik operasi saluran-panas dipraktekkan dan pcralatan-
nya digunakan oleh sejumlah perusahaan listrik. Sekarang prakteknya sudah ditcrapkan
pada saluran 275 kV.
Tujuan utama dari pekerjaan pemeliharaan dengan saluran bertegangan adalah
untuk memungkinkan penyaluran dengan mutu yang baik, artinya tanpa interupsi,
atau mengurangi interupsi seminimal mungkin. Ini berarti juga pemberian pclayanan
(service) yang sebaik-baiknya kcpada langganan, pengurangan ketidak-nikmatannya
(inconvenience) bita tidak ada aliran listrik, dsb. Bagi langganan niaga (oommercial)
dan industri pekcrjaan saluran-panas mempunyai manfaat bahwa mereka tidak diku-
rangi effisiensi-kerjanya karena aliran listrik diputus. Hal ini jelas bagi industri-industri
yang banyak'makan-listrik" scpcrti pabrik baja, pabrik kimia, dan bengkel, maupun
yang karena keamanan tcrgantung pada listrik, sepcrti lampu lalu-lintas.
Bagi perusahaan listrik scndiri, manfaat bekerja dengan saluran bertcgangan adalah
tidak adanya rugi-rupiah karcna listrik mati, mengurangi kecelakaan karcna tidak ada
lagi keragu-raguan apakah salurannya mati atau bertegangan, dan meningkatkan
keamanan karena para pekerja tidak perlu terburu-buru menyelcsaikan pekcrjaannya
sebab "waktu-mati" sudah habis.
f)i Jepang, pckcrjaan dengan saluran panas meliputi penggantian piringan isolator
pada gaodcngan isolator; pcnggantian isolator jenis pasak (pin); pemasangan, Ircng-
gantian dan pengecatan pcrcdem (dampen); pcnggantian jepitaa (clamps); penggantian
tiang kayu; dan pcrbaikan pads,k8wat pcngbantar.
118 B8b 9. Pcm3lihdeso Salunn Transmisi
(l) Biaya personil, yaitu gaji, upah, tunjangan, dll. dari semua pegawai dan
pekerja di Kantor Dinas, Kantor Seksi, dsb., maupun yang dibayarkan
kepada pihak luar.
(2) Biaya untuk minyak dari berbagai jenis dan keperluan (switchgear, machine)
pemeliharaan.
(3) Biaya barang konsumtip, misalnya kertas, pakaian kerja, bahan bakar, dsb.
(4) Biaya perbaikan, yaitu semua biaya untuk perbaikan, termasuk biaya bahan,
barang, pemasangan, pembuatan, pengangkutan, upah pekerja, biaya perjala-
nan pekerja, dsb.
(5) Biaya sewa, yaitu untuk tanah, gedung, gudang, dsb.
(6) Biaya lain-lain, misalnya untuk asuransi, tilpon, dll.
(1) Pajak-pajak.
Sebagai perbandingan dapat disebutkan di sini bahwa di Jepang bi aya pemeliharaan
menara baja adalah 1,2 - l,8l dari biaya pembangunannya. llntuk tiang kayu ang-
kanya adalah 2-3%. Bila biaya konstruksi saluran rangkap (double-circuit) 275 kV
di Jepang adalah k.l. Rp. 20.000.000 per km, maka biaya pemeliharaannya adalah k.l.
Rp. 300.000 per km setiap tahunnya. Dari jumlah ini kira-kira 80 - 90 /o adalah untuk
personil, biaya perbaikan dan pajak. Contoh biaya di Jepang ditunjukkan dalarn Tabel
44.
Biaya
Pos Catatan
o/
(1000 Rp.)
Eila gangguan pada saluran transmisi dapat diperkirakan, maka waktu pattol.
dapat dikurangi dan perbaikan dapat segera dilakukan. Kebanyakan gangguan dise'
babkan karena hubung-singkat. Bila salurannya dibuka oleh pemutus beban, maka
9.6 Fcnemu Gaoggrran 119
isolasi saluran kcmbali seperti semula, schingga tempat gangguan tidak mudah dite-
mukan. Olch sebab itu, penemu gangguan (fault locator) perlu memiliki sifat-sifat
berikut:
Pcagaruh
Jcnis Sistim Uraian tcntory Sirtim
Cerr Crrr Saluran
Mcnghitu"g Stlrt
C.bcD8
Cerricr rcngirim yaag mulai Fooghituog Suris T* Bcr-
atau bckerja karena urja pcD8aruh
Gclombeng San33urn dipasaog pidg
Ultri ujunf reluran. ,tn8ta
B Rodck w8lilu rntar8 tcrjedinfa
rurja frafguan dan
pcodrlman isyarat diu-
kur pada ujuag
ralunn yaoS lain
Pengiriman Pcodriman kdut DC Oaitogrtp Rclc nngaruh
Kcjut etsu AC drri titik ukur rtau Dihilsngksn
den meryukur dcngan Bcnjhitung krrena
c oeilograp (aiau ncnguturan
penghitung) waktu Difiercnsial
kcmbalinya kejut dari
pantulan titik
88488uan
(l) Selama gangguan ada (tidak hilang), penemu harus dapat mencari tempat
' gangguan itu terjadi.
(2) Penemu tidak boleh dipengaruhi oleh berisik (noises) yang berasal dari
gangguan tadi.
(3) Penemu harus dapat mencari gangguan dalam jarak 100 - 200 km dengan
kesalahan kurang dari 0,5 km.
(4)Perawatan dan inspeksinya harus scderhana dan keandalannya tinggi.
Bebcrapajenis penemu yang dipakai di Jepang akan diuraikan lebih lanjut; periksa
Tabel 45.t)
Gulungan Pencegah
(Blocking Coil)
A=J
Penerima
Penerima
Penerima Gelombang
Penerima
fGelombang Surja Pembawa
Surja lPembawa
Gulungan Choke
Kapasitor Kopling
Pengirim
Kejut
Penguat Penyama
Rclc
Pencatat Penguat Penerima
Gangguan
OsilograP Braun
Pada cara ini, bila terjadi gangguan pada saluran transmisi, misalnya pada titik F,
Gbr. 77, maka sebuah rele pencatat gangguan (fault locating relay) menggerakkan dua
alat yang menyebabkan (a) dikirimkannya tegangan kejut (pulse) dengan puncak l0 kV
melalui sebuah kapasitor kopling (coupling capacitor), dan (b) dimulainya sebuah
osilograph Braun. Jarak sampai ke titik F dihitung dari waktu dikirimkannya tegangan
kejut sampai diterimanya kembali pantulannya; waktu ini dibaca pada osilograph,
,To
lr: (186)
T Kapasitor
dimaaa I: waktu yang terbaca pada osi- Rclc Pcncatat
lograph Gaogguan
u: kccepatan rambatan tega-
ngan kejut
9.7 Referensi
10.1 Kelasifikasi
Yang termasuk dalam telekomunikasi untuk industri tenaga listrik adalah scmua
fasilitas telekomunikasi yang dipedukan dalam pengelolaan perusahaan tenaga listrik'
diantaranya yang menyangkut penyedigan dan kebutuhan, opcrasi, pengamanan dan
pemeliharaan. Jaringan tclekomunikasi ini mcrupakan sistim syaraf dalam pengelolaan
perusahaan. Makin maju perusahaannya makin penting adanya fasilitas yang dapat
diandalkan dan komunikasi yaug ospat. Sistim telekomunikasi ini dapat dibagi menjadi
komunikasi untuk pembagian beban (load-dirpatching), untuk pemcliharaan dan
untuk keperluan-keperluan administratip.
66
ca
AE
oo
E
E}E}
E$o E$a
E E
fE sE
Eq IE sE
E9 sH 9
-q E +^ F
A EE A EE
d r.!r llo i uiN'
E^*E
----r--- liE
s,5E
rrl ---T--- ;=sc
---T--
,jt I rl :=' I
rI a;ot^ Etr II ^
c E
I
: a'E,E 6e I
l
E &E.
6 d.-- d d I d
0 l!
5 Esx r E
<da
E EE
6! E oF ! ES & =
I
I
o0 OJ
5EE;;BIFiiIi
6l I trd (n
F
G)
^oo ll l(
J(d
,>r
6 d
E
,
c
glH g: =s
g Ei:E E Eq
co tr F
e
e vtr |
g
=;i tq
o
E EE.5 Eg E PS SE fl ZF o
o
6l
llrttrll
lltt + F
il
lllt
ltlt
I
xo!) rlle
tlts
I
I
I
l^*t
H t
I
II aS *E
I
c) .N
F ^
I
I
i B.E d^
6 .r2
ES >a
:E i .I?EE
al
(!
3 eX
6 N
6l
9E d-
Tr
0 Ig s E=- E? j ;1
9a
trcl
()
a
= D
E
=
rl
E3 a3
8r =S
8
t
J?
o.-
o9
.c
\o
llr
!t
t l"l
d
t- SI
tr in_
2V t
iEB
Eb.o
2EF
Ttr
a
tr
5;.9 63h^ 5^
tri t3=q n
PE PEEd Pi
-lcl
et
at
aB
l::
c-o
,H
65v
r 6,-
i6rt .2
a'9
F J ',:i
10.3 Komunikasi dengan Pembawa Saluran Tenaga 125
Hal Karakteristik
Hal Standar
,I ;,-;:-rl
L--,J -
I
rI ilI L*"-f--lii
I
I l---- I
I L_____
r
l
(r) Iffahr Ptrrhn paji (c) Dhatr nrff.hr lVld+B[l Tyx Lhc Tnr
c{lroo,rro I
I KG Frnhtrn LFC
Kanns:
C. .. Krp.dtor hnrti((CouplinS Crfritor)
i!-nlnt jrccocrl lLr
iPcnirit pclindmi
lneacr
CF. .. Pm}|fina Pafrit (Couplila Fllt r)
LT . . . Jcb.tm Srluntr (Ljrr Tnp)
i i
l5 ... Pcmiuh
cct 6(Do:75o i
128 Bab 10. Telekomunikasi untuk I idustri Tcnagt Listrit
PLC dengan saluran dilakukan melalui
penyaring pengait dan kapasitor pengait.
Sistim kedua ini sekarang banyak dipakai;
periksa Gbr. 79.
Kapasitor pengait memisahkan salu-
ran transmisi dari peralatan PLC dan ber-
sama penyaring pengait merupakan jari-
ngan empat-kutub yang meneruskan
frekwensi tinggi. Yang dipakai biasanya
adalah kapasitor kertas terisi minyak
seperti terlihat pada Gbr. 80, dengan kapa-
sitansi elektrostatis 0,001 - 0,002 pF.
Sebagai penyaring dipakai "band-pass
filter" Rangkaiannya dari jenis trafo
seperti terlihat pada Gbr. 79 (b). Ruginya
dalam daerah frekwensi yang diteruskan
(passing band) I - 1,5 dB ke bawah.
Jebakan saluran terdiri dari kumparan &
w
utama yang meneruskan frekwensi niaga,
alat penala yang memberikan impedansi
frekwensi tinggi yang dikehendaki serta
arester yang melindungi peralatan. Contoh Gbr. 80 Peralatan Pengait (Coupline
rangkaiannya dapat dilihat pada Gbr. 79 Equipment) dalam Gardu. A:
dan Gbr. 80. Induktansi kumparan utama- Jebakan Saluran (Line Trap)
B: Kapasitor Pengait (Coupl-
nya kira-kira 0,1 - I mH, sedang impe- ing Capocitor) C: Penyarlng
dansi frekwensi tingginya mempunyai Pengait (Coupling Filter)
tahanan effektif kira-kira 400 - 600 O.
LT
cc cc
LT .r--ffi",
Jlrn-
"'H **cc c
TR TR
tr--,T*
U rR LJrn
Ir-1T'
L-.1 rn
r;[ cc
"TR
0,02
tl
o e E N t!
o
c o N o (n
d e Ja
E
ah
>| EP
(JF
J( o U ,c
9 xo t\ cf d ,a E d ao
tr s-.; + ! la q,
dl Eg
v)i
I E () o
6l
v)a 3E \o
o N 6l t o '
ts
o
(A
E a
6 lJr
o
t E
l) N JI o
(,
(h
c
6t u. U JI o- Q E
U Q o o
r(
t)
(rl I
d
E r\ n trtr E
tr
q!
(l fi, ao
U
d ra*
th
.Aa I E E U B
o )
an
(nn=. cl $ A 6 E
* d
ah
c.f al
oo
(n
c ct q.
iB
Eo
tr N a E
o
!l o
=. q,
() 7
cc E lq Et
E
a
l) N & E ,!,
o a
c
d x o
t o
N
rt
o
a
Itr
cl)
x
o N
J'
t
N
o
+
.d
a
! d oE JI I 6
E
tr
ta
E
s,
(J
B
s,
E
E
a
cl ad t d 6l !
F
a o
N
o
v)
v? !t
ea) a N
IL
A
c
t
E N g
a) o s
A c E
o cax
c6l N .la o
D
c a x o o uS
& o o l 2 =O
od
7 o-
xq) N E o ql
GI E
N + trl d
o t B=
0 G
ot
J(
nt EB I
st
cd
\o U o
a
cl
u)
a6 N N
Gl o
$EE
o (h
l& FN
o
U
tO
tto6
tr !
tr
tr
ol I .d
Fq
x
tr
o
=.d
.l q 0a cn
ctl
3
o
o
a. F
o {.u ,it
a qt
d
o
o
i- C.
t
:*
,3!
cl
Ji
o
q tr EA
G, IL ql a JI d
E E ('
lr
.E
I
cn
d
6fl J
>
o
a a k r.l
o e 6l
l '6
.E cd
z
(6
io
CI
o
to
7
cl
,E
cqt
i
d
to
6l
60
d
E
{)
F c
ll
t_
td
c
d
o6' !
tlr 6l
F
co
F c
.d
E
!
e
t-
Ili
l.E
.E
E E
, d
l.
.E
G,
J( 3 &d
c! e!
(,
a
tE o0
o0 GI
=r! d E
U'
o
t) ,o act A
tr
a
.E
t- v1
o
I U
d
10.4 Komrmikasi Radio r3l
E A a)
EI
EI
d 6l t o a)
3Ei
GI
E o N o (A
!t >l
N F. 8 E'
o o !
o (,
o
5(l
o
N a
o
B
o
o t1)
I a
ql
xo C) d ql
E
F
3E
g
trl
E
o\
q
a I .!o
' ts
a
d
I
o
ql
tr
o
A IL CA o at
E
5b
EB,
.)r
o7 f '6
6
qi
>
ao ^E
-=o o
tr a,EB ,. \o
i;A al El
u4,
E
6l a<o $
lL
EE Bg
tt l)v,E
I
Xe
!(,
tr
N A
!-E .c c)
d lq o
E
o
sigg i! Gt
(.) la (a
It
l<
o
o
!t
N
de
eE o E
o
as
tr
E
cl
x
o
oi
t
ot
d
o
a
(,
d
rh
(,
o
4ql a d
6 B'I ' U E
n ao
6l
rt 9il
CI
tr x
o
'4tr -9
!t (d:= .s, 5 tq o U ,cl IEc
;< ex 5 oS Bi
g)
th.= E
L N
.E
cl) IL 6 dt
0
d
.it
(E 66
x
o'= o -9
EEEe 8=
! a
ot
tr
(, 3S a O ql
6
E
A;A ?{ dE.IB ;B tsF
E qt 'ql
E N v)
Eo N
E (n
o
(J o
st
-tr
tsc
,n) o
,ta tr
E H
(l
o\
!
b0
tr
(| tr< (\l
o
U)
E Fr () 3 E
JT tr o sl o
o s, IA
cl t4
a o9 B (n
d
li ot
d Ei g la a , E8 d
E
t, a
i58{ E,
a
d
tlr da I o
u2
trd a x
9tr o
o
5'aE o o
6l a) (,
.d odE o
tN k
o
nl{ o\
I
U E
>r
U
(h
t
d \o o
o o o o
:o dt
E.d
qtr tr
E
d
xo .ct
s,
d
4
d
o
\o u1
-E aE
t)dE
6
E
A d
d
h U
d a
c
e,!( \o
I
a tli a6 I
n o
U)
! A(
o 'E
d
ttl 2
o 2.e
!.n 6
c,
;I
d o <() E
dl ql d
o0
a) E
at a d
o
o d
a E
o
o
co
sl E
o
F. {2 n' tr F
E cl I{ A cqt
o
'r,
a
o .dO
=(l
E *cl
6t
3
E
r!
a)
6 o a E6 o d
c 0 C') a t< U
tT2 Bab lO. Telckomunikasi untuk Industri Tenaga Listrik
akan mcmegang peranan penting, terutama karena keunggulannya dalam keadaan ben-
cana alam (angin topan, banjir) dibandingkan dengan komunikasi melalui kawat. Speci'
fikasinya bcrubah dengan frokwensi kerja yang digunakan, yaitu frekwensi tinggi sekali
OHn kc ates. Contoh spesifikasi peralatan komunikasi radio tertera pada Tabel 49.
Kin{dtt Kin-kin
I
l1
-_l... 1t
I
f--
7l'
ll I
Parabolic Reflctor
,rt RrdLtor
Rcdetor
(b) Brown Antenna
(c) Triple Skirt Antenna (fl Dipole Antenna dengan
Corner Reflector
Gbr. t4 ContohAnteone"
Telekomunikasi radio mobil YHF sangat penting artinya bagi perusahaan listrik
terutama dalam pemeliharaan saluran transmisi dan distribusi. Untuk pekerjaan tadi
ada tiga jeais stasion. Yang perfama adalah stasion jinjingan (portable station) yang
lY Bab 10. Telckmunikasi untuk Industri Tenaga Listrik
dapat dibawa oleh seorang pekerja, yang kedua yang dipasang dalam kendaraan
lmbbite station) dan yang ketiga adalah stasion pangkalan (base) yang dipakai di kantor
(gardu) seksi pemeliharaan guna komunikasi dengan stasion jinjingan dan stasion mobil
tadi. Sistim komunikasinya biasanya simplek (simplex, atau press-to-talk), dimana
pembicaraan dilakukan bergantian.
Kadang-kadang stasion pangkalan dipasang di tempat yang paling tinggi (tidak
di kantor seksi) untuk memungkinkan komunikasi dengan jarak pancaran yang lebih
jauh. Station pangkalan di tempat yang tertinggi ini biasanya tidak berawak. Contoh
komunikasi raclio untuk pemeliharaan tertera pada Gbr. 85.
Streioo Mobil
Snrio Prn:Lrlrn
-l-\
f,lJ,
x
lrl /
\
Gudu ReleYangTidek Diiag
T,.,PemencarRadioVHF
\. . . Pererima Rrdio VHF
PLC. . . Pereletan Telpon PLC
Control Box
.dcagsa mctode komuoikasi yang lain. Kcuntuagan yang lain adalah bahwa bcrisiknya
scdikit, mutu auaranya baik dan keandalaanya tiaggi.
Dib.ldingkan dcngan komunikasi PLC, komunikasi gelombang mikro lebih
6!nh, karcna harga kapasitor pcngait dan jcbakan saluran pada komunikasi PLC
E brl. Kecusli itu, untuk PLC dibutuhkan peralatan yang penguatannya besar karena
bcsarnya tctarryan berisik korona terutama pada tcgangan tinggi sekali. Oleh karena
itrt, bila saluran bicaranya enam atau lcbih, komunikasi gelombang mikro lebih ekono-
mis dan lebih stabil.
Gclombang mikro dipancarkan menurut garis lurus (seperti cahaya). Oleh karena
itu pancaran gelombang mikro tcrbatas pada pancaran gelombang langsung dalam
batas jarak yang dapat dilihat (kecuali pancaran gelombang tcrpencar di troposfir).
Ini berati, bahwa rugi pancaran (propagation loss) antara titik pancaran dan titik
pcncrima berubah-ubah tcrgantung dari refraksi di udara (yang merupakan fungsi
dari suhu di tanah, tctaaan udara, telcmbaban, kcdudukan geografis) serta pengaruh
gelombang pantulan Geflcctcd). Fluktuasi iui dinamakan gejala menchilang (fading).
Makin jauh jarak pancaran gclombang radio dan makin tinggi frekwensinya, makin
bcsar gcjala menghilanpya.
Di angkasa bcbas (frcc space) dimana pengaruh apapun terhadap pancaran gelom-
bang tidak ada, nilai rata-rata dari rugi pancaran radio antara dua titik dinyatakan oleh
tumus:.)
Sebagai saluran penghubung (feeder line) biasanya dipakai kabel koaksial untuk
frekwensi sekitar 2000 MHz, sgdang penuntun-gelombang (wave guide) persegi, eliptis
136 Erb 10. Tolc&munil$i untut"Indurtri TcoagB Lirtrik
ateu buht diprlri untul fretrcnsi sckitar 7000 MHz. Scperti tolihat pada Gbr. 86
uotuk memundrinltan pemantulea gelombang Denurut arah tcrtcntu digunakan reflck-
tor logan deter yang dinanatan rtf,ektor pasip. Reflcktor ini biasanya bcrukuran
3m x 4a, 4m x 6m atau 6m x tm. Contoh pcnasangan tcrlihat pada Gbr. 87.
hralataa tdclomunikaci gptombang nitro tcrdiri dari pesawat pemancar dan
pcnedma radio, pcsawst pGngulang (repeatcr) dan alat frckwensi-pcmbawa. Dewasa
ini scmue penlatan iai sudah ditramirtortan. Contoh pesawat pcngulang keadaan
padat (solid statc) tcrlihat pada Gbr. t3. Pesawat pengulang biasanya manggunakan
eistim rle detcttip (iletcctive rtlay systcn) y'qg mcncrima gclombang mikro, men-
denodulacitannya, mcngambil bagan videonya, lalu mcmaacarkannya kembali
scsudah memodulasikannya lagi. Ada juga sigtim hetcrodio, ym8 menguatkan gelom-
bang mikro yang ditcrima sesudah mcngubah frekwensinya menjadi VHF, lalu meman-
crrkannya kembali scsudah merubah frekwensinya mcnjadi gelombang mikro. Sistim
tcrathr ini jarang dipakei oleh perusahran-pcnrsehaan listrik.
lfl: _lflr_fe
t
r- 3:+'.--+.
' \.
(r) (b, -)L
& ...?/
l&
T...ArrlrLL
t,..frrDrrb
Gf,r.ff Ibr Gr|r!ry Mllro
n DhrtLrr olA Xrdolt-
E Prrfi,
Glr. t7 lfflrPrd(A)drnAtrt ol
Mlb (B) Cdmtrq ltF
ho (nrd rcodstha Lh,
10.5 Referensi hr GeNoDog).
Di ddem Bab ini digunakan rpferensi tcrhadap karya-karya berikut ini:
l) Standards Committee, Standard for Yinyl-Sheathed Cable Insulated with Poly-
Ethylene used for Communication in Electric Power Systems, and Standard for
Coatcial Cable for High-Frequency Canier Communication in Electric Power
Systems, Combined Committee of Electric Power Companies (Japan), 1965.
2) Institute of Elcctrical Engineers of Japan, Standard Yalues for the Design of Carrier
Cdmmunicalion in Electric Power Systems andfor the Estimation of Power Line
Characteristics, Denki Joho Ltd., 1968.
3) Archer E. Knowlton, Standard Handbook for Electrical Engineers, 8th Edition,
McGraw-Hill Book Co., New York, 194E, Table 24-1, hal.2146.
4) "Propagation and Antenna", Handbook of Electronics Communication Engineering,
Institute of Elcctronics Communication of Japan, 1967, hal. 753.
5) Ibid., hal. 794.
BAB 11. SALURAN TRANSMISI
BAWAH TANAH
saja. Bila ada gangguan saluran ini saja yang diputuskan, sedangkan saluran yang lain
masih mendapat tenaga dari sumber lain dalsm rangkaian yang tidak tcrganggu.
,Srrrrrr jaringan (spot network)t) menyerupai sistim banyak.tcrminal. Bedanya
adalah bahwa di sini apabila terjadi gangguau pada sesuatu saluran atau trafo, maka
pelindung jaringan (network protcctor) sckundcr akan bekerja dan memutuskan aliran
pada saluran yang terganggu. Tctapi karena semua bagian sekunder tcrhubung paralel,
maka penyediaan tenaga listrik tidak akan terganggu. Sistim ini tepat untuk penyediaan
tenaga listrik pada gedung-gedung.
Pada siqrha radial *btah gardu primer menyalurkan tenaga listrik secara radial
melalui gardu-gardu sckunder kepada konsumen, semuanya secara tcrpisah satu sama
lain. Sistim ini scring dikombinasikan dengan sistim berturutan atau sistim banyak-
terminal.
O) Sistin Baoyak-Tcminal
!ls
PS : Gardu Primer
ss SS: GarduSckundcr
(c) Sistim Rangkaiaa TcrtutuP :
S Gardu
CB : Pcmutus Bcban
C: Konsumcn
NP : Pclindung Jarincan
Untuk penyaluran tenaga listrik di bawah tanah digunakan kabel tenaga (power
cable). Jenis kabel tenaga banyak sekali; namun demikian dapat dikelasifikasikan
rnenurut kelompok-kelompok berikut (periksa Tabel 50):
(l) Kelompok menurut kulit pelindungnya (armor), misalnya, kabel bersarung
timah hitam (lead sheathed), kabel bcrkulit pita baja (steel-tape annored),
11.3 Sistim Menaruh Kabel 139
Tegangan yang
Kelasifkasi Catatan
Diterapkan
belt di bawah l0 kV
minyak harus diganti
H bila kabel dipasang
miriog (slope)
SL
dalam tanah. Kadang-kadang, seperti di Jepang, kabel ini lebih dahulu ditaruh
dalam pipa tanah genting atau pipa beton, dan kemudian baru ditanam dalam
tanah. Kabel itu ditanam kira-kira 1,2 meter bila dikhawatirkan adanya
tekanan-tekanan mekanis, dan kira-kira 0,6 meter di tempat lain dimana
kemungkinan itu tidak ada. Di Jepang sistim ini digunakan bila jumlah
kabel yang ditanam kurang dari lima. Penanaman kabel langsung tanpa pipa
banyak dipraktekkan di Eropa.
(2) Sistim pipa (duct line), yang menggunakan pipa-pipa beton bertulang atau
asbes-semen atau baja atau PVC keras, yang ditanam dan dihubungkan de-
ngan lubang-lubang kerja (manholes) berjarak 100-200 meter. Kabel ditarik
dalam pipa-pipa ini dan dihubungkan melalui lubangJubang kerja tadi. Cara
ini dipakai dalam penaruhan kurang dari 16 kabel. Bila ditarik satu kabel
satu-kawat (single-cored) ke dalam pipa, maka yang dipakai adalah pipa non-
magnetik untuk mengurangi rugi daya dan mencegah bcrkurangnya kapasitas
penyaluran.
(3) Sistim terusan tertutup, yaitu dimana kabel ditaruh dalam terowongan yang
melalui lubang-lubang kerja, seperti pada sistim pipa. Cara ini dipakai bila
jumlah kabelnya melebihi 20 buah. Penaruhan kabel dalam lombong (pit)
dengan tutup di gardu termasuk sistim ini juga. Kadang-kadang kabel-kabel
tenaga ditaruh bersama dengan kabel telpon, pipa air, saluran pembuang,
dan pipa gas di dalam satu terowongan. Dalam terowongan dipasang berba-
gai instalasi, yaitu untuk pembuangan air, penerangan listrik, ventilasi, dll.
Pompa pembuangannya berkapasitas 0,5 - 2 HP dan kolam pembuangnya
cukup untuk menampung kira-kira 2m3; pompanya harus dapat bekerja
secara otomatis menurut tinggi rendahnya air dalam terowongan. Lampu-
lampu fluoresen 20 W dipasang pada jarak 20 - 30 meter untuk memudahkan
patroli dan inspeksi harian (iluminasi pada lantai kira-kira 5 - l0 lux). Ven-
tilasinya diperlukan untuk menukar udara yang panas dan lembab, yang
merusak kabel serta mengganggu kesehatan para pekerja. Ventilasi alamiah
dimungkinkan bila terowongan panjangnya tidak lebih dari 200 meter. Untuk
terowongan yang lebih panjang dipakai peniup (blower) yang kapasitasnya
0,5 - 20 HP yang mampu meniup angin dengan kecepatan 10 - 60 meter per
menit.
ll.4 Kapasitas Transmisi l4l
Sistim menaruh kabel dipilih berdasarkan pertimbangan ekonomi, termasuk
kemungkinan perluasan di kemudian hari, serta aspek pemeliharaannya. Dalam hal
terakhir termasuk pula waktu mengatasi gangguan, gangguan terhadap daerah atau
lalu-lintas, dsb. Untuk jalan-jalan yang tidak keras (jalan kerikil, jalan aspal biasa,
jalan orang), jalan yang sempit dan pemasangan sementara, atau bila ada banyak belo-
kan dimana kabel hendak ditaruh, maka cara menaruh langsungpalingtepat. Sebaliknya
bila tidak ada lintasan (route) lain, atau bila diperkirakan bahwa perlu ditaruh lebih
dari 20 kabel dalam waktu tidak lama (10 tahun), maka sistim terowonganlah yang
digunakan.
Kapasitas penyaluran lewat kabel ditentukan oleh besarnya arus yang diper-
bolehkan. Arus yang diperbolehkan adalah arus yang menyebabkan kenaikan suhu
penghantar sehingga suhunya lebih rendah dari suhu pcnghantar yang diperbolehkan.
Kenaikan suhu itu disebabkan oleh berbagai rugi-daya, a.l. rugi kawat, rugi dielektrik,.
rugi kulit, rugi bahan pipa, dsb. Arus yang diperbolehkan terbagi menjadi tiga macam
menurut lamanya arus mengalir: kontinu, singkat, dan hubung-singkat. Tabel 52
menunjukkan berbagai arus yang diperbolehkan untuk bermacam-macam kabel.t-')
Oleh karena kenaikan suhu itu analog dengan jatuh tcgangan dalam rangkaian
listrik, maka arus kontinu yang diperbolehkan dapat ditulis sebagait)
,:Jffi (le0)
P:*l#h+4,,*ol (rel)
Hubung-
Kelasifikasi Kabel Kontinu ("C) Singkat ('C)
Singkat ("C)
6 kV atau kurang 80 95
di bawah 20 kV 75 90
Padat 200
20 kv 70 85
30 kv CI 80
BuUl Rubbcr, 2n
80 95
Crosslinked Polyethylene
OF 80 90 150
1-9kV 85 105
l0-17kv 80 100
18-29kV 75 95
Satu-Inti
dan Dengan 30-39kY 70 90
Perisai
Padat 40- 49 kV 65 85
50- 59 kV 60 75
60-69kV 55 70
Multi-Core
lkv 85 105
Belr Type
2-9kV 80 100
t0-15kv 75 95
l00jam 300jan
15-l7kv E5 r05 100
OF 18-39kV EO lm 95
zl0 - 162 kV 75 95 90
163 - 230 kV 70 90 85
ll.5 Pcmcliharaan 143
11.5 Pemeliharaan
11.5.1. Prtrolt du Inspehsi
Dalam rangka pemeliharaan dikenal dua jenis patroli (periksa juga Bab 9): pertam&,
yang bcrsifat mencegah (prevention) terjadinya gangguan, misalnya dengan melihat
hal-hal yang abnormal pada lintasan kabel, pada tempat terminal, pada indikator
minyak (tinggi dan tekanan); dan kedua, dengan melihat hal-hal yang abnormal,
apabila diketahui ada gangguan terjadi.
Pekerjaan inspeksi meliputi pemeriksaan hal-hal yang tidak dapat dikctahui dari
pekerjaan patroli, misalnya pemeriksaan adanya gas dalam lombong kerja (manhole),
pemeriksaan instalasi kabel secara teliti, pemeriksaan dan pengujian pesawat alarm,
pcmeriksaan isolasi, pcnyelidikan volume minyak pada terminal sambungan kabcl.
pemeriksaan suhu, dsb. Frckwensi inspeksi dapat dilihat dalam Tabel 53.
11.6 Referensi
Di dalam Bab ini digunakan referensi terhadap karya-karya sebagai berikut:
l) D. N. Reps, "secondary Network Systems", Distribution Systems. Westinghouse
Electric Corp., East Pittsburgh, 1959, hal. 182-183'
2) "Transmission", Handbook of Electrical Engineering, Institute of Electrical Engi-
neers of Japan, 1967, hal. 1223.
3) Allowuble Current for Power Cobles. JCS 168-A, Association of Electric Wire
Industries of Japan, 1967.
4) Specifications AEIC-1961, Association of Edison Illuminating Companies (U.S.A.)
5) "Transmissiofr", op. cit., hal. 1224.
6) Ibid.,hal.1226.
DAFTAR ISTILAH
Dalam rangka pembinaan bahasa nasional dalam buku ini diusahakan sebanyak
mungkin penggunaan istilah-istilah dalam Bahasa Indonesia, baik yang sudah lazim
dipakai, maupun yang di sana-sini baru kadang-kadang saja digunakan olch para
teknisi. Oleh sebab itu, apa yang tertera di bawah ini baru merupakan usul atau sum-
bangan pikiran bagi perbendaharaan istilah teknik untuk digunakan bila benar, atau
diganti kalau dianggap salah. Apabila pembakuan (standardization) istilah teknik
listrik sudah menjadi kenyataan kelak, maka penulis akan memakainya sccara konsck-
wen.
INDONESIA INGGRIS
(A)
admitansi admittance
andongan sag
arus current
arus yang diperbolehkan allowable currcnt
arus pemuat charging current
arus bolak-balik alternating current
arus searah direct current
arus tukar lihat "arus bolak-balik"
atenuasi attenuation
(B)
bagian penguat bracing inember
barang besi hardware
batang pelindung armor rod
batas elastis elasticity limit
beban load
beban lawan countenreight
berat jenis specific gravity, density
berisik korona corona noise
berisik noise
besi tempaan malleable iron
beton pelindung mulching concretc
(D)
daya power
daya-guna efficiency
denyut korona corona putdes
146 Daftar Istilah
G)
faktor beban load factor
faktor daya power factor
faktor hilang tahanan annual loss factor
faktor keamanan safety factor
faktor tegangan lebih overvoltage factor
frekwensi frequency
(c)
gardu induk substation
gaya putar torsional force
gangguan radio radio intcrference
garis pusat center linc
garis-tengah diameter
gawang span
gejala menghilang fading
gelombang berdiri standing wave
gelombang lenturan diffracted wave
gelombang mikro micro wave
gelombang pantulan reflected wave
gulungan coil, winding
gulungan keda (operasi) operatingcoil
gulungan pengbambat restraining coil
gulungan pelindung shielding coil
gulungan peredam damper winding
(H)
hilang daya transmisi transmission loss
hilang kebocoran leikage loss
hilang korona corona loss
hilang tenaga energy loss
hubung singkat short-circuit
(r)
impedansi impedance
impedansi surja surge impedance
induktansi inductance
isolator gantung suspension insulator
isolator jenis batang-panjang long-rod insulator
isolatorjenis pasak pin-type insulator
isolator jenis pos saluran line-post insulator
(o
jam ekivalen tahunan annual equivalent hour
(K)
kapasitansi capacitance
kapasitor capacitor
Daftar Istilah 147
(r)
lebar kaki menara stance of tower
lintasan routc
lombong kcrja manholc
lompatan api flashover
lubang tcrja manholc
148 Daftar Istilah
(M)
menara tower
menara penegang tension tower
menara singgung tangent tower
menara sudut angle tower
menara ujung dcad-cnd tower
momen tekukan bending moment
mesin pengangkat winch
mesin serempak synchronous machinc
muatan charge
(N)
nilai sesaat instantaneous value
(P)
palang cross-ann
papar penahan butting board
panas jenis specific heat
panas spcsifrk spccific heat
pangkal pengiriman scnding end
pasak pengunci lock pin
pasangan fitting
pancang pile
pekerja saluran lineman
pcneBu ganSguan fault locator
pcnala tune, tuning
pcnyaring filter
pancaran propagation
pantulan reflection
pengait coupling
pcngapit clamp
penjepit kawat snatch block
penegang kawat tensioner
penghitung counter
penguat penerima receiving amplifrer
penguat penyama matching amplifier
pelindung jaringan network protector
pengubah fasa phase modifier
pembagian beban load dispatching
pembumian grounding
pentanahan grounding
pemutus beban circuit breaker
pemutus beban cepat high.speed circuit brcakcr
penutup cepat high-speed recloser
pemanjangan elongation
pemisah disconnect switch
pembawa saluran tenaga power line carrier (PLC)
Daftar Istilah t49
(R)
rambatan propagation
rangkaian monitor penghambat delay monitor circuit
rangkaian ganda double circuit
rangkaian tunggal single circuit
reaktansi reactance
regulasi tegangan voltage regulation
rele arah directional relay
rele jarak distance relay
rele arus lebih overcurrent relay
rele tegangan lebih overvoltage relay
rele reaktansi reactance relay
rele tahanan resistance reiay
rele offset-Mho Offset-Mho relay
rele Mho Mho relay
rele impedansi impedance relay
rele konduktansi conductance relay
rele srrseptansi susceptance relay
rele pilot-kawat wire-pilot relay
rele gelombang mikro microwave relay
rele pembawa saluran power line carrier relay
rele daya power relay
rele tegangan kurang undervoltage relay
rele frekwensi frequency relay
rele waktu time relay
rele pencatat gangguan fault locating relay
resistivitas resistivity
rugi daya transmisi transmission losc
rugi pancaran propagation loss.
150 Deftsr Ictilah
(s)
saluran bawah tanah underground line
saluran ganda double+ircuit transmission line
saluran komunikasi communication channel
saluran panas hot-line
saluran bertegangan hotJine
saluran pcnghubung feeder line
saluran tertutup loop transmission line
saluran udara overhead line
saluran transmisi traasmission line
sarung (kabel) (cable) sheath
scmu appearance
scntral listrik lilwt Pusat Listrik
siku pelindung mulching angle
sistim banyak-tcrminal multi-terminal system
sistim berturutan tandem system
sistim jaringan spot-network system
sistim rangkaian teftutup loop system
stabilitas peralihan transicnt stability
stabilitas tetap steady state stability
stasion jinjingan portable station
stasion mobil mobile statioh
stasion Pangk6lga base station
stasion tetap fixed station
sudut ayun swing angle
surja hubung switching surge
surja surge
survey garis pusat center linc survey
suwey lokasi menara tower site study
survey profil profiIe suryey
sunyey tampak atas plan survey
suseptansi susceptance
G)
tahanan resistance
tahanan jenis resistivity
tanduk (busur) api arcing horn
tangkai operasi operating shaft
tegangan voltage
tegangan harian everyday stress (EDS)
tegangan kejut pulse voltage
tegangan keluk buckling stress
tegangan lebih overoltage
trgangan lebih dalam internal ovenoltage
tegangan lumer yielding stress
Daftar Istilah l5l
(u)
ujung penerimaan receiving end
urutan negatip negative sequenc.e
urutan positip positive sequence
urutan nol zero sequence
rt
fl. 1;..: i ti
:1
tl.
H
i
!"