Anda di halaman 1dari 163

BUKU PEGANGAN

TEKNIK
TENAGA
LISTRIK
JILID II

DR. A. ARISMUNANDAR
DR. S. KUWAHARA

t * I ,..' 1
rtal
-ffi -. O '-..,
::ii
- i;
iiil:l

ffiffi
..:r.r..

USTAKAAN iiii:.l iil.'.,':,:l


e l==rT
r,'rl
--
--
--
r-Irt
-- ffiffi
RSIPAN .'.i::ifi :iri.l::s IX-t r;lt
TWATIMUR i.vt
v\t!t r-1t
t\-/l lt-d
I

.3 SALUFII\N
TRA,NSMISI
BUKU PEGAI.{GA[{
TEKNIK TENAGA TISTRIK
JILID II: SALURAN TRANSMISI

OLEH

Dn. AnroNo ARTsUUNANDAR, M.A.Sc.

Dn. Susuuu Kuwanen.l


Executive Director, Electric Power Development Co., Ltd. (EPDC)
Tokyo, Japan

Cetakan Ketujuh

PT PRADNEA BRA}TITA
JAKA R TA
Perpustakaan Nasional : katalog dalam terbitan (KDT)

Arismunandar, Artono
Buku pegangan teknik tenaga listrik / Artono Aris-
munandar, Susumu Kuwahara, - Cet. 7.- Jakarta: Pradnya
Paramita,2004
3 jil. : 26 cm.
Isi : Jil. I. Pembangkitan dengan tenaga air :

Jil. II Saluran Transmisi; Jil. III Gardu Induk.


rsBN 979-408-176-0 (iil. 1).
rsBN e79-408-t77-9 (iil. 2).
rsBN 979-408-t78-7 (iil. 3).
1. Listrik, Tenaga. I. Judul. II. Kuwahara, Susumu.
621.31

v4L.W( lBrc (PPo Lb

BUKU PEGANGAN TEKNIK TENAGA LISTRIK II


Oleh : DR. Artono Arismunandar M.A. Sc.
DR. Susumu Kuwahara

@ Association for International Technical Promotion


@ Hak Cipta dilindungi undang-undang
Diterbitkan oleh : PT Pradnya Paramita
JalanBungaS-8A
Jakartal3I4O
Anggota IKAPI

Cetakan Ketujuh : 2004

Dicetak oleh : PT Percetakan Penebar Swadaya


PRAKATA

Penulisan buku ini didorong oleh keinginan penulis untuk ikut mengisi kelangkaan
kepustakaan teknik, ltrususnya teknik tenaga listrik, dalam bahasa Indonesia. Kelangkaan
(scarcity) ini disebabkan karena berbagai hal, antara lain, karena mereka yang mendalami
persoalannya biasanya terlalu sibuk untuk dapat menyisihkan sebagian waktunya guna
menulis buku, atau karena mereka menganggapnya kurang menguntungkan dilihat dari
segi keuangan. Sebab yang lain adalah terbatasnya pasaran, yang dipengaruhi oleh jumlah
tenaga ahli dan tenaga kejuruan (yang merupakan lingkungan pembaca buku-buku teknik)
yang relatif kecil, serta iklim masyarakat yang memang belum gandrung-buku (book-minded).
Daya beli masyarakat yang masih terbatas juga merupakan faktor yang menentukan.
Berhubung dengan hal-hal di atas, maka penulis bersedia mempertimbangkan tawaran
Tuan Koichi Fukui, Sekretaris Jenderal Badan Promosi Teknik Internasional (AITEP Jepang),
untuk bersama seorang pengarang Jepang menulis sebuah buku pegangan dalam bidang
teknik tenaga listrik. Badan ini merupakan organisasi tanpaJaba (non-profit) yang pembentu-
kannya disahkan oleh Menteri Luar Negeri Jepang pada tanggal 6 Desember 1967. Tujuannya
adalah ikut membantu perkembangan ekonomi wilayah Asia Tenggara dengan cara menerbit-
kan buku-buku pegangan dalam bidang teknik yang ditulis bersama (co-authorship) oleh
pengarang-pengarang Jepang dan penulis-penulis wilayah dalam bahasa tersebut terakhir.
Oleh karena tujuannya yang baik itu serta mengingat akan kekosongan akan kepustakaan
teknik tenaga listrik yang kian hari kian terasa, maka tawaran Tuan Fukui sungguh menarik
bagi penulis ini waktu itu. Namun, bila penulis teringat akan kenyataan bahwa tidak mungkin
merubah jumlah jam dalam sehari serta kesibukan-kesibukan penulis sebagai scorang admi-
nistrator, maka uluran tangan persahabatan itu berat rasanya untuk dircrima. Pcnulis ini
memerlukan waktu berpikir beberapa malam untuk menimbang-nimbang manfaat buku ini
bagi masyarakat luas pada umumnya, dunia teknik tenaga listrik pada khususnya, dibanding-
kan dengan kelipat-gandaan usaha yang harus diberikan oleh penulis untuk menyisihkan
scbagian kecil dari waktunya bagi buku ini. Setelah merundingkan masalahnya dengan atasan-
nya, Ir. Abdul Kadir, Direktur Utama Perusahaan Umum Listrik Negara, serta bcrkat pc-
ngertian, dorongan dan izin beliau, penulis berketetapan untuk membantu usaha badan pro-
mosi tersebut terdahulu. Demikianlah, maka naskah perjanjian kerjasama ditandatangani
pada tgl 27 September l97l,dua bulan sesudah Tuan Fukui menyodorkannya kepada penulis.
Buku ini didasarkan atas naskah dalam Bahasa Inggeris berjudul ELECTRIC POWER
ENGINEERING HANDBOOK yang ditulis olch Dr. Susumu Kuwahara, salah seorang
Direktur dari Electric Power Development Company, Ltd. (EPDC), satu-satunya perusahaan
listrik yang dimiliki negara di Jepang. Oleh karena itu, mudah dimengerti mcngapa dasar
penulisannya adalah keadaan di Jepang sendiri. Dalam BUKU PEGANGAN TEKNIK
TENAGA LISTRIK ini dicoba menyesuaikan penulisannya dengan keadaan di Indoncsia-
tentu saja dalam batas-batas kemungkinan yang ada-serta melcngkapinya dengan keadaan
di negara-negara lain di luar Jepang, baik yang didapat dari kepustakaan, maupun dari pe-
ngalaman kcrja penulis ini sendiri di Kanada dan Amerika Serikat. Penyesuaian dengan keada-
an Indonesia tidak mudah karena ketentuan-ketentuan, peraturan-peraturan dan standar-
(4) Pralata

standar kurang sekali, tidak ada atau belum ada. Lagi pula, konsultasi penulis dengan ling-
kungan teknik yang lebih luas mengenai pengalaman-pengalaman praktis dalam bidang
tenaga listrik di Indonesia dewasa ini belum dimungkinkan. Kekurangan ini diharapkan
dapat diatasi pada edisi berikutnya.
Buku pegangan (handbook) yang lengkap mengenai teknik tenaga listrik seharusnya
memuat segala aspek pembangkitan (generation), transformasi, penyaluran (transmission)
dan distribusi tenaga listrik. Namun, karena berbagai hal, pada tahap pertama ini hanya
akan diterbitkan tiga jilid, yakni:
I. Pembangkitot dengan Tenaga Air.
U. Saluran Transmisi.
IIII. Gardu Induk.
Jilid I memuat hal-hal yang berhubungan dengan berbagai aspek pembangkitan tenaga listrik
dari tenaga air, mulai dari prinsipprinsipnya, hubungannya dengan aliran sungai, perencana-
an pusat listrik tenaga air (PLTA), bangunan sipilnya, turbin air, pembangkit, pembangunan
dan pengujiannya bila selesai, sampai kepada operasi serta pemeliharaannya. Jilid II berisi
berbagai aspek penyaluran tenaga listrik, antara lain tentang penghantar, isolator, bangunan
penopang, karakteristik listrik, gangguan-gangguan dan pengamanannya, perencanaan dan
konstruksinya, serta penyaluran bawah-tanah. Jilid III menyangkut alat-peralatan serta hal-
ikhwal dalam gardu induk, misalnya tentang peralatan listrik yang ada, rangkaiannya, isolasi,
dan sebagainya. Karena sifat penerbitannya sebagai satu buku, tetapi yang terbagi menjadi
tiga jilid agar dapat dicapai oleh daya-beli masyarakat, maka apa yang sudah diuraikan dalam
jilid yang satu tidak akan dibahas lagi dalam jilid yang lain. Contohnya, koordinasi isolasi
yang dibahas dalam Jilid III tidak akan diungkapkan lagi dalam jilid-jilid yang lain, meskipun
ceritanya berlaku pula di sana.
Buku ini ditujukan kepada masyarakat luas yang ingin mengetahui sedikit-banyak tentang
teknik tenaga listrik. Namun, pemanfaatannya secara optimal baru akan terasa bila pembaca
memiliki pengetahuan sekurang-kurangnya sederajat dengan sarjana muda teknik tenaga
listrik. Dalam rangka partisipasi penulis dalam pembinaan bahasa nasional, maka dalam
buku ini diusahakan sebanyak mungkin penggunaan istilah-istilah Bahasa Indonesia, baik
yang sudah lazim dipakai, maupun yang di sana-sini baru kadang-kadang saja digunakan oleh
para teknisi Indonesia. Apabila dalam hal terakhir ini penulis dianggap terlalu berani, maka
penulis bersedia menerima kecaman yang membangun dari para pembaca. Yang penting
adalah bahwa dari kecaman-kecaman ini akan lahir istilah-istilah yang definitip, sehingga
lambat-laun Bahasa Indonesia dapat berkembang menjadi bahasa teknik dan ilmu pengetahu-
an, setaraf dengan bahasa-bahasa lain di dunia. Seperti telah disinggung di atas, buku ini
masih jauh dari sempurna. Scbabnya adalah waktu persiapannya yang terlalu singkat, sehingga
kurang kesempatan untuk melihat sampai di mana kondisi-kondisi yang berlaku di luar
negeri (terutama Jepang dan Amerika Serikat) dapat diterapkan di Indonesia. Tetapi penulis
bcserta rekan-rekannya bersedia mencantumkan nama mereka pada buku ini karena mereka
yakin bahwa adanya sesuatu pegangan, standar atau ketentuan, lebih baik dari pada ketiadaan
pegangan sama sekali. Yang jelas, di dalam buku ini ada satu pegangan yang menurut penda-
pat penulis penting artinya bagi kaum teknisi lndonesia, yaitu adanya uraian tentang pemeli-
haraan (maintenance) dalam tiap-tiap jilid. Mudah-mudahan dari satu segi ini saja buku ini
sudahboleh dikatakan ada gunanya.
Sebagai buku pegangan, presentasi dalam buku ini ditekankan pada pokok-pokok yang
diperlukan dalam praktek teknik tenaga listrik sehari-hari. Oleh sebab itu di sini akan lebih
Prakata 6)
banyak terlihat tabcl-tabel dan gambar-gambar dari pada rumus-rumus yang rumit; apabila
persamaan-persamaan diperlukan juga, maka penurunannya tidak diberikan oleh karena hal
ini sudah ada dalam karya yang direferensikan. Dalam penentuan bahan referensi, yang
dipertimbangkan adalah kebenaran isi dan kepentingannya. Meskipun penutis sudah berusaha
untuk memasukkan semua karya asli yang penting sebagai referensi dalam buku ini, masih
ada kemungkinan bahwa beberapa diantaranya belum tersebut. Bila yang terakhir ini terjadi,
penulis mohon dimaafkan.
Di atas disinggung bahwa pada tahap pertama ini hanya akan diterbitkan sebagian saja
dari bahan'bahan yang seharusnya ada dalam suatu buku pegangan tentang teknik tenaga
listrik. Bagian'bagian yang lain, misalnya yang menyangkut pembangkitan tenaga Iistrik dari
tenaga termis (uap, diesel, gas, nuklir, panas bumi) serta distribusi tenaga listrik akan diterbit-
kan pada waktunya, bila keadaan telah memungkinkan. Karena berbagai hal, antara lain,
berlakunya Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan, bagian-bagian yang sudah dapat
diterbitkanpun tidak keluar menurut urutan nomor jilidnya. Sangat besar kemungkinannya
bahwa Jilid Il akan terbit paling awal.
Buku ini merupakan hasil karya sebuah kelompok Jepang-lndonesia yang terdiri dari Dr.
S. Kuwahara tersebut terdahulu, dibantu oleh Tuan-Tuan Toshiyasu Tako, Hiroshi Horie
dan Bunichi Nishimura, serta pejabat-pejabat Lembaga Masalah Ketenagaan, yakni Ir. Ibnu
Subroto, Ir, Supartomo, Ir. Komari dan penulis sendiri. Tanpa kerjasama yang baik, buku
ini tidak mungkin dapat muncul dalam bentuknya yang sekarang ini. Dalam hal terakhir,
kepercayaan penerbit kepada penulis juga merupakan faktor pendorong yang tak ternilai
artinya. Para penulis sangat berterima-kasih kepada Ir. Abdul Kadir, Direktur Utama Peru-
sahaan Umum Listrik Negara, atas pengertian yang baik, pemberian izin pencrbitan serta sam-
butan beliau untuk buku ini; dan kepada Tuan Haruki Watanabe, Penasehat Ahli (Pemerintah
Jepang) pada Lembaga Masalah Ketenagaan, atas bantuan serta jasa-jasanya dalam berbagai
bentuk. Penulis Prakata ini berhutang budi kepada kedua orang tuanya yang telah banyak
memberikan dorongan kepada anak-anak mereka untuk maju dan berguna bagi masyarakat.
Akhirulkalam, penulis ini ingin menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada isteri dan anak-anaknya yang telah banyak mengorbankanjam-jam rekreasi,
hari-hari Minggu dan hari-hari libur untuk kepentingan penulisan buku ini oleh suami dan
ayah mereka; dan khusus kepada isterinya atas pengertiannya yang mendalam serta bantuan-
nya yang tak terhingga dalam pengerjaan gambar-gambar, tabel-tabel dan daftar-daftar.
Jokarta, Agustus 1972.

/4/;,n, "a.J-
IID

A. Ansxuxaxom
SAMBUTAN

Buku-buku dalam bidang teknik yang ditulis dalam Bahasa [ndonesia sedikit sekali
jumlahnya. Buku-buku dalam bidang teknik tenaga listrik (electric power engineering) pada
umumnya, yang mencakup hal-hal yang perlu diketahui oleh seorang sarjana muda ke atas
pada khususnya, boleh dikatakan tidak ada. Padahal, kebutuhan akan buku-buku tadi makin
hari makin terasa. Betapa tidak. Permintaan masyarakat akan tenaga listrik melonjak dengan
pesat, meskipun kemampuan Negara memenuhinya masih terbatas. Sesudah mengalami rpasa
suram sebelum tahun 1966, sekarang sudah mulai terlihat titik-titik terang, meskipun belum
sepenuhnya memenuhi harapan masyarakat. Dari Anggaran Pembangunan Lima Ta'hun
(PELITA) Pertama didapatkan dana untuk menambah kapasitas terpasang schingga jumlah-
nya pada tahun 1974 akan mencapai kurang lebih I juta kilowatt. Jumlah anggaran yang
disediakan dalam PELITA Kedua diharapkan akan bertambah besar, berhubung dengan
meningkatnya peranan sektor tenaga listrik karena aksentuasi PELITA Kedua, Ketiga, dan
seterusnya, pada industrialisasi secara bertahap. Dengan perkembangan ekonomi sebesar 7 /.
setahun dalam PELITA Kedua, diharapkan akan dicapai laju pertumbuhan sektor tenaga
listrik sebesar 12,51setahun, sehingga jumlah daya terpasang pada akhir masa PELITA
tersebut akan meniapai 1,75 juta kilowatt.
Oleh karena itu, kami menyambut dengan gembira terbitnya buku ini di tengah-tengah
kita. BUKU PEGANGAN TEKNIK TENAGA LISTRIK ini berguna sekali bagi mereka
yang ingin mcngetahui sedikit-banyak mengenai teknik tenaga listrik, serta bagi para sarjana
dan sarjana muda teknik tenaga listrik yang ingin mempelajari kembali hal-hal yang telah
mereka perdapat di bangku kuliah guna kepentingan kerja praktek mereka sehari-hari.
Meskipun dalam buku ini masih banyak digunakan ketentuan-ketentuan serta norma-norma
Iuar negeri, tetapi hal ini tidak mengurangi nilainya sebagai buku, karena prinsipprinsip yang
digunakan tetap berlaku. Penggunaan ketentuan serta norma tadi semata-mata adalah karena
belum adanya ketentuan dan norma Indonesia sendiri. Bila pengaturan di Indonesia kelak
diadakan, maka prinsip yang universil ilu tentu saja akan diterapkan pada ketentuan dan
norma Indonesia.
Sekian sambutan kami. Kami ucapkan "selamat'atas terbitnya buku ini. Semoga buku-
buku lain menyusul.
Jakarta, September 1972 hnusrxmx Unuu Lrsrnrr Nnclu
Direksi

Direktur Utama.
DAFTAR ISI

PRAKATA (3)
SAMBUTAN ....(7)
DAFTAR TABEL ...... (ls)
DAFTAR GAMBAR (17)

BAB 1. KARAKTERISTIK I.'MI.'M SALURAN TRANSI\{ISI

l.l Umum I
1.2 Sistim Tenaga Listrik I
1.3 Tegangan Transmisi 2
1.4 Jatuh Tegangan .. 2
1.5 Hilang-Daya dan Daya-Guna Transmisi 3

1.5.1 Hilang-Daya Tahanan 3

1.5.2 Hilang Korona 4


1.5.3 Hilang Kebocoran pada Isolator.. ... 4
1.5.4 Hilang-Hilang I-ain 4
1.5.5 Daya-Guna Transmisi .. ... 5

1.6 Referensi 5

BAB 2. PENGHANTAR I'NTUK SALURAN TRANSMISI UDARA

2.r Kelasifikasi Kawat Penghantar 7


2.1.1 Ktasifikasi Kawat menurut Konstruksinya .. . 7
2.1.2 Klasifikasi Kawat menurut Bahannya E

2.1.3 Sifat-Sifat Kawat Logam l0


Karakteristik Penghantar l3
2.2.1 Karakteristik Listrik l3
2.2.2 Karakteristik Mekanis t4
2.2.3 Kapasitas Penyaluran Arus dari Penghantar. 15

2.3 Andongan (Sag) Penghantar l8


2.3.1 Penghantar Ditunjang oleh Tiang yang sama Tingginya' l8
2.3.2 Penghantar Ditunjang oleh Tiang yang tidak sama Tingginya ' ' l9
PerlengkapanPenghantar ... 20
2.4.1 Sambungan Penghantar (Joints) 20
2.4.2 Perentang(Spacer) 2l
2.4.3 Batang-Batang Pelindung (Armor Rods) .... . 2t
2.4.4 Peredam(Danpers) 2t
Referensi 2L

BAB 3. ISOLTTOR PORSELIN


3.1 Jenis Isolator Porselin 23
3.2 Karaktcristik Isolator u
3.2.1 Karakteristik Listrik 24
(10) Daftar Isi

3.2.2 Karakteristik Mekanis 25


3.2.3 Pengujian Isolator 28
3.3 Pasangan Isolator 28
3.3.1 Pasangan Isolator 28
3.3.2 Tanduk Api dan Cincin Perisai 28
3.3.3 Jepitan 29
3.4 Pengotoran Isolator 29
3.4.1 Karakteristik Lompatan Api dari Isolator Kotor 30
3.4.2 Kelasiflkasi Daerah-Daerah Pengotoran 3l
3.4.3 Cara-Cara Penanggulangan Pengotoran Garam dan Debu 3l
3.5 Pemburukan Isolator 32
3.6 Referensi 32

BAB 4. KONSTRUKSI PENOPANG SALURAN TRANSIUISI

4.1 Jenis Penopang 33


4.1.1 Menara Baja dan Tiang Baja 33
4.1.2 Tiang Beton Bertulang 34
4.1.3 Tiang Kayu 35
4.2 Beban pada Konstruksi Penopang .. . 37
4.2.1 Tekanan Angin 37
4.2.2 Kuat-Tarik Penghantar 40
4.2.3 Tegangan pada Bagian-Bagian Baja 4t
4.3 Menara Baja Transmisi 42
4.3.1 Rencana Menara Baja Transmisi 42
4.3.2 Pondasi Menara 44
4.4 Tiang Transmisi Baja 45
4.4.1 Perencanaan Tiang 45
4.4.2 Pondasi Tiang. 47
4.5 Tiang Beton Bertulang 47
4.5.1 Perencanaan Tiang 47
4.6 Tiang Kayu 48
4.6.1 Perhitungan Tegangan 48
4.6.2 Pondasi dan Kawat Penguat 50
4.7 Referensi 5l

BAB 5. KARAI(TERISTIK LISTRIK DARI SALURAN TRANSMISI

5.1 Konstanta Saluran 53


Tahanan
5.1.1 53
lnduktansi
5.1.2 53
5.1 .3 Kapasitansi 55
5.2 Gejala Korona 56
5.2.1 Tegangan Kritis untuk Gejala Korona 56
5.2.2 Hilang-Korona .. . .. ... . . 57
5.2.3 Berisik Korona .. r .,. 57
Daftar Isi (ll)
5.3 Karakteristik Penyaluran Daya . 58
5.3.1 Saluran Transmisi Jarak-Pendek 58
5.3.2 Saluran Transmisi Jarak-Menengah 59
5.3.3 Saluran Transmisi Jarak-Jauh 59
5.3.4 Diagram Lingkaran Daya 6t
5.3.5 Hilang-Daya (Rugi) Transmisi 62
5.4 Stabilitas Sistim Transmisi 62
5.4.1 Stabilitas Keadaan-Tetap .. . 63
5.4.2 Stabilitas Peralihan 64
5.5 Kapasitas Saluran Transmisi 65
5.5.i '"Cara Pembebanan Impedansi Surja 6s
5.5.2 Cara Koeffisien Kapasitas . . .. 66
5.6 Pembumian (Pentanahan) Titik Netral 66
5.6.1 Macam Sistim Pembumian 66
5.6.2 Perbandingan Sistim Pentanahan Titik Netral 67
5.7 Referensi 67

BAB 6. GANGGUAN PADA SALURAN TRANSIVIISI DAN INTERFERENSI


PADA SALURAN KOMUNIKASI KARENA INDUKSI MAGNETIS
6.1 Transmisi
Sebab-Sebab Gangguan pada Saluran 69
6.2 Jenis Gangguan .. 69
6.3 Cara Menghitung Hubung-Singkat 7l
6.3.1 Satuan Perhitungan 7l
6.3.2 Perhitungan Hubung-Singkat Tak-Seimbang dengan Cara Komponen
Simetris 7l
6.3.3 Cara Menghitung Tegangan dan Arus pada Titik Gangguan 72
6.3.4 Cara Menghitung Arus Hubung-Singkat 3-Fasa 73
6.3.5 Cara Menghitung Arus Tanah 75
6.4 Interferensi Elektro-Magnetis terhadap Saluran Komunikasi 76
6.4.1 Tegangan Induksi Elektro-Magnetis karena Arus Urutan Nol .. 76
6.4.2 Cara Melindungi terhadap Induksi Elektro-Magnetis.. 77
6.4 Referensi 77

BAB 7. PENERAPAN RELE PENGAMAN

7.1 Umum 79
7.1 .l
Pertimbangan mengenai Kemampuan Pengamanan 19
7.1.2 Pertimbangan mengenai Kondisi Sistim Tenaga 80
7.1 .3
Contoh Penerapan Sistim Pengamanan 80
7.2 Pengamanan menurut Jenis Rangkaian Saluran Transrnisi. 87
7.2.1 Saluran Radial 87
'7.2.2 Saluran Tertutup E8
7,2.3 Saluran Ganda Sejajar dengan Dua Terminal . . . . 8E
7.2.4 Saluran Banyak-Terminal 88
7.2.5 Saluran Kabel. E9
(12) f,hftar Isi

7.2.6 Saluran dengan Kapasitor Seri 89


7.3 Pengamanan menurut Sistim Pembumian 89

1,i:L :llll:ffii"'ffi'ff ";;;;;;;; ::::::::::::::::::::


7.3.3 Sistim Pembumian dengan Gulungan Petersen
::::: : ::
89
89
90
7.3.4 Sistim Pembumian Langsung (Effektip) 90
7.4 Penutupan Kembali 9l
7.4.1 BeberapaDefinisi ......:..,....... 91
7.4.2 Jenis Sistim Penutupan Kembali 92
7.5 Rele Pelepas Sistim 93
7.5.1 Sistim Pelepas Hubung-Singkat Tetap 94
7.5.2 Sistim Pelepas Keadaan Tak-Serempak . . . . 94
7.5.3 Sistim Pelepas Frekwensi Tak-Normal 94
7.6 Referensi 94

BAB 8. PERENCANAAN DAN KONSTRUKSI SALURAN UDARA

E.l Perencanaan Listrik 95


8.1.1 Tegangan Transmisi dan Jumlah Saluran 95
8.1.2 Perencanaan Isolasi Saluran Transmisi 95
8.1.3 Perencanaan Tahan Petir . 100
8.2 Perencanaan Mekanis t02
8.2.1 Tekanan Angin 102
8.2.2 Penghantar 102
8.3 Pemilihan Konstruksi Penopang 105
8.3.1 Jenis Konstruksi.... r05
8.3.2 Macam Beban Konstruksi r06
8.4 Pembangunan Saluran Udara r06
8.4.1 Survey ...... 106
8.4.2 Pondasi Menara dan Tiang Baja .. .. .. 107
8.4.3 Pendirian Tiang dan Menara Baja .. .. .. 108
8.4.4 Pendirian Tiang Kayu dan Tiang Beton . . .. .. 109
8.4.5 Pemasangan Kawat .. .. .. 109
8.5 Referensi .... lll

BAB 9. PEMELIHAR.AAN SALI.JRAN TRANSNflSI

9.1 Tujuan Pemeliharaan..... l13


l13
9.3 Pekerjaan Patroli dan Inspeksi .... lt4
9.3.1 Pekerjaan Patroli l14
9.3.2 Pekerjaan Inspeksi ll5
9.4 PekerjaanPemeliharaan .. 116
9.4-1 TujuandanJenisPeket'aan ...... 116
9.4.2 PekerjaanpadaKonstruksiPenopang .... .... 116
9.4.3 Pekerjaanpadalsolator .... .... 116

L,-r
DAFTAR GAMBAR
I Pengaruh Ketakmurnian terhadap Konduktivitas Listrik untuk Tembaga .. l4
2 Pengaruh Ketakmurnian terhadap Konduktivitas Listrik untuk Aluminum. . t4
3 Karakteristik Mekanis dan Listrik dari Kawat Tembaga Hard-Drawn l5
4 Hubungan antara Diameter dan Karakteristik Mekanis serta Listrik untuk Kawat
Tembaga Hard-Drawn 15
Hubungan antara Jumlah Jam Pendinginan dengan Konduktivitas Kawat
Tembaga Hard-Drawn 16
Hubungan antara Suhu Pendinginan dan Karakteristik Mekanis Kawat Tembaga
Hard-Drawn 16
7 (a) Tiang Penunjang sama Tingginya .. 18
(b) Tiang Penunjang tidak sama Tingginya 19
8. Sambungan Kompressi untuk A.C.S.R. ... 20
9 Perentang Per Jenis Ball & Socket untukKawat-Berkas 20
l0 Batang Pelindung 2l
ll Peredanr Stockbridge 2l
t2 Isolator Gantung 250 mm 23
l3 Isolator Jenis Pasak 23
t4 Isolator Batang Panjang. 23
l5 Isolator Pos Saluran 23
l6 Distribusi Tegangan pada Gandengan lsolator (Tanpa Tanduk Busur Api) 24
t7 Distribusi Tegangan Pada Gandengan Isolator (Dengan Tanduk Busur Api) 24
l8 Diagram Distribusi Kekuatan Mekanis pada Isolator Gantung 250 mm 25
l9 Karakteristik Lompatan Api Isolator Gantung 250 mm 2E
20 Gandengan Isolator Gantung Tunggal 29
2t Gandengan Isolator Tarik Tunggal .. .. 30
22 Gandengan Isolator Tarik Ganda 30
23 Karakteristik yang Direkomendasikan untuk Perencanaan Tegangan Ketahanan
Isolator Gantung 250 mm 3l
24 Karakteristik yang Direkomendasikan untuk (Perencanaan) Tegangan Ketahanan
Isolator Batang-Panjang (Long-Rod) .. 3l
25 Jenis-Jenis Menara Baja 34
26 Jenis-Jenis Tiang-Baja 34
27 Kelasifikasi Tiang Baja Bertulang dan Tiang Kayu menurut.Cara
Menghimpunnya . 34
28 Koeffisien Tahanan untuk Menara Persegi 39
29 40
30 40
3l Pondasi Menara Baja 45
32 Pondasi Tiang Baja 47
33 Penampang Tiang Beton Bertulang ,t8
34 Susunan Kawat untuk Saluran Ganda 54
(18) Dafatr Gambar

35 Rangkaian dengan Saluran Kembali lewat Tanah 54


36 Susunan Penghantar 55
37 Faktor Koreksi Berisik Korona 58
38 Rangkaian Ekivalen untuk Saluran Transmisi Jarak-Pendek .. . . 58
39 Rangkaian Ekivalen untuk Saluran Transmisi Jarak-Menengah. . . 59
N Diagram Lingkaran Daya . ....... 6l
4l Diagram Lingkaran Hilang-Daya 62
42 RangkaianKonstantaKutub'Empat... ....... 62
43 Diagram Lingkaran Daya untuk Tegangan Pengiriman dan Penerimaan Konstan. . 63
U I-engkung Daya Sebagai Fungsi Perbedaan Sudut Fasa 63
45 Hubungan antara Daya dan Sudut Fasa dalam Cara Sama-Lu?s .. 64
K Hubungan antara Daya dan Sudut Fasa bila Terjadi Hubung-Singkat yang
Kemudian Ditiadakan 64
47 Koeffisien Pembebanan Impedansi Surja 65
48 Sistim Pembumian 66
49 Data Gangguan di Jepang menurutSebabnya(1955- 1964) . ....... 70
50 Data Gangguan di Jepang menurut Jenisnya (1955 - 1964) 70
5l Data Cangguan di Jepang menurut Akibat (Kerusakannya) terhadap Peralatan
(ress - r964) 70
52 Lengkung Arus Hubung Singkat Tiga-Fasa 75
53 Nilai K. 75
v Posisi Saluran Transmisi Tenaga terhadap Saluran Komunikasi 77
55 Pengamanan Saluran dengan Rele Arus Lcbih . 83
56 Pengamanan Saluran dengan Rele Jarak 83
57 (a) Sistim Rele Pilot-Kawat dengan Prinsip Tegangan Berlawanan 85
(b) Sistim Rele Pilot-Kawat dengan Prinsip Arus Bersirkulasi . 85
58 Prinsip Perbandingan Arah pada Sistim Rele Carrier 85
59 Prinsip Perbandingan Fasa pada Sistim Rele Carrier 86
60 (a) Prinsip Transferred Tripping pada Sistim Rele Carrier untuk Pengamanan
Saluran 87
(b) Prinsip Transferred Tripping pada Sistim Rele Carrier dalam hal Hubung-
Singkat pada Transformator 87
6l (a) Diagram Urutan Waktu Penutupan Kembali Pemutus Beban 92
(b) Contoh Waktu Tanpa-Tegangan Minimum... 92
62 Contoh Diagram Jarak-Bebas 98
63 Besarnya Arus Petir yang Diukur pada Menara Baja . . l0l
64 Effisiensi Perisaian Sebuah Karvat Tanah .. .. .. l0l
65 Perisaian 100/. dari Kawat Tanah Ganda . . . . .. l0l
66 Diagram Toleransi Menara .. . . .. 107
67 Pondasi Beton dengan Penggalian Biasa ...... 107
68 Penggalian Tabung Pondasi ...... 108
69 CaraMendirikanTiangdenganMenegakkannya.. .... 109
70 Dua Cara Mcndirikan Tiang dengan Menggantungkannya .. 109
7l CaraPemasanganKawat.... .... ll0
72 Pasangan Drum dan Penegang Kawat '. ll0
73 CaraMenegangkanKawat .... .. 110
Ehftar Gambar (1e)

74 Contoh Bagan Organisasi Dinas Pemeliharaan .. ll4


7 5 Alat Pencuci Isolator untuk Saluran Bertegangan (Hot Linc) ..... . I 17
76 Prinsip Kerja Penemu Gangguan Jenis B .. . . . . 120
77 Prinsip Kerja Penemu Gangguan Jenis C .. . . .. 120
78 Prinsip Kerja Penemu Gangguan Jenis F .. .. .. l2l
79 Peralatan Pengait untuk Komunikasi Pembawa (PLC) .. .... 127
80 Peralatan Pengait (Coupling Equipment) dalam Gardu .. .. .. 128 l

8l Sistim Rangkaian Transmisi dengan Pembawa (PLC) .. 129


82 Contoh Konstanta Attenuasi Saluran Transmisi ...... l2g
83 Contoh Peralatan Radio .. 132 I

(a) Peralatan Radio 60/150 MH Band VHF untuk Stasion Tetap dan Stasion
Pangkalan ...... 132
(b) Peralatan Radio 150 MH Band VHF untuk Stasion Mobil ....., 132
(c) Peralatan Radio 150 MH Band VHF untuk Stasion Jinjingan. ... 132
(d) Peralatan Radio 7000 MH Band All Solid State Microwave Repeater ., 132
F4 Contoh Antena .. .. 133
85 Contoh Sistim Komunikasi Radio Mobil untuk Pemeliharaan Saluran i34
86 Lintasan Gelombang Mikro yang Dipantulkan oleh Reflektor Pasif 136
8'7 Reflektor Pasif (A) dan Antena Parabolis (B) Gelombang Mikro ... . 136
88 Contoh Konfigurasi Sistim Bawah-Tanah . . .. .. 138
Daftar Isi (t 3)

9.4.4 Pekerjaan pada Kawat Penghantar Il6


9.4.5 Pekerjaan pada Saluran Bertegangan tt7
9.5 Biaya Pekerjaan Pemeliharaan ll8
9.6 Penemu Gangguan ll8
9.6.1 Tujuan dan Sifat .. ll8
9.6.2 PenemuGangguanJenisB ...... ll9
9.6.3 Penemu Gangguan Jenis C . ! .. . t ...... l2l
9.6.4 Penemu Gangguan Jenis F .. .... l2l
9.7 Referensi ....121

BAB 10. TELEKOMI.JNIKASI UNTUK INDUSTRI TENAGA LISTRIK


I0.l Kelasifikasi .. ...... 123
10.1.1 Komunikasi untuk Pembagian Beban .. 123
10.1.2 Komunikasi untuk Pemeliharaan .. . . .. 123
10.1.3 Komunikasi untuk Keperluan Administratip .. 123
10.1.4 Jenis Fasilitas ...... 123
10,2 Komunikasi dengan Kawat . . .. . . 125
10.2.1 Saluran Telekomunikasi .. 125
10.2.2 Sistim Transmisi ..,. l1s
Tenaga
10.3 Komunikasi dengan Pembawa Saluran .. .... 125
10.3.1 Peralatan Pengait .. l2S
10.3.2 Rangkaian Transmisi . . .. 128
10.3.3 Peralatan PLC .... 129
10.4 Komunikasi Radio. ....... 129
10.4.1 Komunikasi VHF .. 133
Mikro
10.4.2 Komunikasi Gelombang .. 134
10.5 Referensi . ... . . .. .. 136

BAB 1I. SALURAN TRANSMISI BAWAH-TANAH


I l.l
Sistim Transmisi 137
Il.l.l Sistim Listrik 137
I 1.1.2 Konfigurasi Sistim 137
ll.2 Kelasifikasi Kabel'fenaga r38
ll.3 Sistim Menaruh Kabel . r39
I 1.4 Kapasitas Transmisi l4l
ll.5 Pemeliharaan . t43
I 1.5.1 Patroli dan Inspeksi .... t43
11.5.2 Pengukuran Isolasi .... 143
11.5.3 Pengukuran Lokasi Gangguan r44
I 1.6 Referensi t44
DAFTAR ISTILAH .. ". I45
DAFTAR TABEL
I Sifat-Sifat Fisik Kawat Tanpa Isolasi (Bare) 8
2 Kawat Tembaga Tanpa Isolasi (Bare) 9
3 Kabel Tembaga Berlilit Tanpa Isolasi (Bare, Stranded) . l0
4 Kabel Tembaga Berlilit Hard-Drawn untuk Saluran Udara ll
5 Kawat Aluminum Hard-Drawn ll
6 Kabel ACSR (Aluminum Cable Steel Reinforced) 12
7 Kawat Aluminum Campuran Hard-Drawn 12
8 Kabel Aluminum Campuran Berlilit Hard-Drawn 13
9 Kabel Baja Galvanisasi Berlilit untuk Saluran Udara 13
l0 Telangan-Tarik dan Pemanjangan untuk Kawat Aluminum Hard-Drawn dan
Kawat Baja Galvanisasi l5
I I Kapasitas Penyaluran Arus untuk Berbagai Penghantar Saluran Udara 16
12 Karakteristik Lompatan Api Isolator Gantung 250 mm 26
13 Karakteristik Isolator Jenis Pasak (Pin Type) 27
14 Karakteristik Isolator Jenis Batang-Panjang (Long Rod) 27
15 Karakteristik Isolator Jenis Pos Saluran (Line Post) 27
16 Kelasifi.kasi Daerah Pengotoran 3l
17 Perbandingan Sifat dan Kekuatan Tiang Kayu Amerika dan Indonesia 36
l8 Tekanan Angin dan Koeffisien Tahanan (pada 40 m/s) 38
19 Tekanan Angin Ekivalen pada Menara Bqja 39
20 Nilai-Nilai K, Ko, Kp K2 .... .. . ....... 42
2l Gawang Standar 42
22 Lebar Kaki (Stance) Menara Baja 43
23 Kombinasi Beban pada Menara Baja 43
24 Kondisi-Kondisi untuk Perhitungan Pondasi 4
25 Kombinasi Beban pada Tiang Baja .. 45
26 Nilai I pada Kawat Lilit.. 54
27 Faktor Permukaan Kawat 56
28 Konstanta Kutub-Empat untuk Berbagai Rangkaian 60
29 Perbandingan Berbagai Sistim Pembumian (Pentanahan) .... 68
30 Rumus-Rumus untuk Perhitungan Tegangan dan Arus Hubung-Singkat 73
3l Reaktansi Mesin Serempak(%) 74
32 Reaktansi Transformator (%) 74
33 Sistim Pengamanan Saluran Transmisi 8l
34 Kelasifikasi Rele Jarak 82
35 Jumlah Isolator Saluran Yang Diperlukan Guna Pengamanan terhadap Surja
Hubung (Tanpa Tanduk Api) . 96
36 Jumlah Isolator Yang Diperlukan dan Lebar Sela Tanduk Guna Pengamanan
terhadap Surja Hubung ..... 97
37 Jarak Isolasi Standar dan Jarak Isolasi Minimum 97
38 Jarak-Bcbas Tegak terhadap Tanah 99
(16) Dafrsr Teble

39 Jrrrnllh Isolator Gantung Standar dalam suatu Gandcngan untuk Kcadaan


Udara C,cmar ...... t00
0 Nilai Tahanan Spcsifik bsrbagai Jqnis Tanah .... 102
4l Tekanan Angin untuk Perencanaan (Keccpatan Angin 40 m/s) ...... 103
42 Batas Harga Tegangan Harian (EDS) schingga Tidak Terjadi Pemutusan Kawat
karena Lctih ...... 105
43 ContohMasalnspcksi .... ll5
U Biaya Pemeliharaan(I-angsung) Saluran Transmisi di Jepang ...... ll8
45 Penemu Gangguan .. ll9
6 Jenis Fasilitas Telekomunikasi untuk Industri Tenaga Listrik ...... 124
47 Karakteristik dan Struktur Kabel Tclekomunikasi .... 126
48 Contoh Spesifikasi Peralatan Pembawa Saluran Tenaga (LPC) .. .... 130
49 Contoh Spesifikasi Pcralatan .... l3l
50 Kelasifikasi Kabel dan Tegangannya .. .. .. .. .. 139
5l Ciri Bebcrapa Sistim Menaruh (Lay) Kabel .. .. 140
52 Contoh Arus yang Diperbolehkan untuk Kabel ...... 142
53 Contoh Frekwensi Inspcksi Saluran Bawah Tanah .... 144
KARAKTERISTIK UMUM
SALURAN TRANSMISI

1.1 Umum

Pusat-pusat listrik, biasa juga disebut sentral-sentral listrik (electric power stations),
terutama yang menggunakan tenaga air, biasanya jauh letaknya dari tempat-tempat
dimana tenaga listrik itu digunakan. Karena itu, tenaga listrik yang dibangkitkan
harus disalurkan melalui kawat-kawat (saluran-saluran) transmisi. Saluran-saluran ini
membawa tenaga listrik dari Pusat-Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA) atau Pusat-Pusat
Listrik Tenaga Termis (PLTT) ke pusat-pusat beban (load centers), baik langsung
maupun melalui saluran-saluran penghubung, gardu-gardu induk (substations) dan
gardu-gardu rele (relay substations)
Saluran transmisi biasanya dibedakan dari saluran distribusi karena tegangannya.
Di Jepang, saluran transmisi mempunyai tegangan 7 kV ke atas, sedang saluran distri-
busi 7 kV ke bawah. Di Amerika Serikat, dikenal tiga jenis saluran, yakni, saluran dis-
tribusi dengan tegangan primer 4 sampai 23 kV, saluran subtransmisi dengan tegangan
13 sampai l38kV, dan saluran transmisi dengan tegangan 34,5kV ke atas.r) Saluran
transmisi yang hrtegangan 230 kV sampai 765 kV dinamakan saluran Extra High Volt-
age (EHV),2' yang bertegangan di atas 765 kV dinamakan saluran Ultra High Voltage
(uHv;.,,
Ada dua kategori saluran transmisi:'saluran udara (overhead line) dan saluran
bawah-tanah (underground). Yang pertama menyalurkan tenaga listrik melalui kawat-
kawat yang digantung pada tiang-tiang transmisi dengan perantaraan isolator-isolator,
sedang saluran kategori kedua menyalurkan listrik melalui kabel-kabel bawah-tanah.
Kedua cara penyaluran mempunyai untung-ruginya sendiri-sendiri. Dibandingkan
dengan saluran udara, saluran bawah-tanah tidak terpengaruh oleh cuaca buruk,
taufan, hujan angin, bahaya petir, dan sebagainya. Lagi pula, saluran bawah-tanah
lebih estetis (indah), karena tidak tampak. Karena alasan terakhir ini, saluran-saluran
bawah-tanah lebih disukai di Indonesia, terutama untuk kota-kota besar. Namun;
biaya pembangunannya jauh lebih mahal daripada saluran udara, dan perbaikannya
lebih sukar bila terjadi gangguan hubung-singkat dan kesukaran-kesukaran.

1.2 Sistim Tenaga Listrik

Menurut jenis arusnya dikenal sistim arus bolak-balik (A.C. atau alternating cur-
rent) dan sistim arus searah (D.C. atau direct current). Di dalam sistim A.C, penaikan
dan penurunan tegangan mudah dilakukan yaitu dengan menggunakan transformator.
Itulah sebabnya maka dewasa ini saluran transmisi di dunia sebagian besar adalah
saluran A.C. Di dalam sistim A.C. ada sistim satu-fasa dan sistim tiga-fasa. Sistim tiga-
fasa mempunyai kelebihan dibandingkan dengan sistim satu-fasa karena (a) daya yang
Eab l. Karaktcristik Umum Saluran Transmisi

disalurkan lebih bcsar, (b) nilai sesaatnya (instantaneous value) konstan, dan (c)
medan magnit putarnya mudah diadakan. Berhubung dengan keuntungan-keuntu-
ngannya hampir scluruh pcnyaluran tenaga listrik di dunia dewasa ini dilakukan dengan
arus bolak-balik. Namun, sejak bebcrapa tahun terakhir ini penyaluran arus searah
mulai dikembangkan di beberapa bagian dunia ini. Penyaluran D.C. mempunyai
keuntungan karcna, misalnya, isolasinya yang lebih sederhana, daya-guna (efficiency)
yang tinggi (karena faktor dayanya l) serta tidak adanya masalah stabilitas, sehingga
dimungkinkan pcnyaluran jarak jauh. Namun persoalan ekonominya masih haruq
dipcrhitungkan. Penyaluran tenaga listrik dengan sistim D.C. baru dianggap ekonomis
bilajarak saluran udara lebihjauh dari 640 km atau saluran bawah-tanah lebih panjang
dari 50 km.2r Ini disebabkan karena biaya peralatan pengubah dari A.C. ke D.C.
dan sebaliknya (converter dan inverter equipment) mahal.

1.3 Tegangan Transmisi


Untuk daya yang sama, maka daya-guna penyaluran naik oleh karena hilang-daya
ransmisi turun, apabila tegangan transmisi ditinggikan. Namun, peninggian tegangan
transmisi berarti juga penaikan isolasi dan biaya peralatan dan gardu induk. Oleh ka-
rena itu, pemilihan tegangan transmisi dilakukan dengan memperhitungkan daya yang
disalurkan, jumlah rangkaian, jarak penyaluran, keandalan (reliability), biaya peralatan
untuk tegangan tertentu, serta tegangan-tegangan yang sekarang ada dan yang diren-
canakan. Kecuali itu, penentuan tegangan harus juga dilihat dari segi standarisasi
peralatan yang ada. Penentuan tegangan merupakan bagian dari perancangan sistim
secara keseluruhan.
Di Jepang, tegangan kawat antara dua fasa (line-to-line) pada saluran transmisi
distandarisasikan sebagai berikut :')
Tegangan Nominal (kV): ll
-22 - 33 - (66, 7'7) - | l0 - (154, 187) -
(22A, 275) - 500
Tegangan Kerja Maksimum (kV): ll,5 - 23 - 34,5-69- 80,5 - l15 - 161- 195,5-
230 -287,5 - 525
Di sesuatu daerah tertentu, hanya dipakai salah satu dari dua tegangan dalam tanda
kurung.
Di negara-negara lain juga dipakai tegangan-tegangan nominal 132 kV, 330 kV,
380 kV, 440 kV dan 700 kV.
Meskipun tidak jelas menyebutkan keperluannya sebagai tegangan transmisi, di
Indonesia, Pemerintah telah menyeragamkan deretan tegangan tinggi sebagai berikut:5'
Tegangan Nominal Sistim (kV): (30) - 66 - l r0 - (r50) - 220 - 380- s00
Tegangan Tertinggi untuk Perlengkapan : (36) - 72,5 - 123 - ( I 70) - 245 - 420 - 525
Tegangan nominal 30 kV hanya diperkenankan untuk daerah asuhan dimana tegangan
distribusi primer 20 kV tidak dipergunakan. Tegangan nominal I50 kY tidak dianjurkan
dan hanya diperkenankan berdasarkan hasil studi khusus. Penentuan deretan tegangan
di atas disesuaikan dengan rekomendasi International Electrotechnical Commission.6)

1.4 Jatuh Tegangan


Jatuh tegangan pada saluran transmisi adalah selisih antara tegangan pada pangkal
pengiriman (scnding end) dan tegangan pada ujung penerimaan (recciving end) tenaga
1.5 Hilang-Daya dan Gaya-Guna Transmisi

listrik. Pada saluran bolak-balik besarnya tergantung dari impedansi dan admitansi
saluran serta pada beban dan faktor daya. Jatuh tegangan relatip dinamakan regulasi
tegangan (voltage regulation), dan dinyatakan oleh rumus:

,* x $o% (t)

dimana V,: legangan pada pangkal pengiriman


Y,: tegangan pada ujung penerimaan

Untuk jarak dekat regulasi tegangan tidak berarti (hanya beberapa /o saja), tetapi
untuk jarak sedang dan jauh dapat mencapai 5-15|l.
Bila beban pada saluran EHV tidak berat, sistim tenaga dioperasikan pada regulasi
yang konstan, karena pengaruh arus pemuat (charging current) besar. Untuk memung-
kinkan regulasi yang kecil, saluran transmisi dioperasikan pada tegangan yang konstan
pada ujung penerimaan dan pangkal pengiriman tanpa dipengaruhi oleh beban. Bila
tegangan pada titik penerimaan turun karena naiknya beban, maka dipakai pcngatur
tegangan dengan beban (onJoad voltage-regulator), guna memungkinkan tegangan
sekunder yang konstan, meskipun tegangan primernya berubah.

1.5 Hilang-Daya dan Daya-Guna Transmisi


Hilang-daya (rugi-daya) utama pada saluran transmisi adalah hilang-daya tahanan
pada penghantar. Disamping itu ada hilang-daya korona dan hilang-daya karena kebo-
coran isolator, terutama pada saluran tegangan tinggi. Pada saluran bawah-tanah ada
hilang-daya dielektrik dan hilang-daya pada sarung kabel (sheath).

1.5.1. Hilang-Daya Tahenan


Hilang-daya tahanan untuk saluran tiga-fasa tiga-kawat untuk saluran transmisi
yang pendek dinyatakan oleh persamaan:

Pt: 3I2Rl (2)

sedang untuk saluran panjang dimana arus pemuat diperhitungkan

Pt : 3Rt(Iz - I.I"sin 9, + (3)


{r31
dimana Pr : hilang-daya tahanan (W)
R: tahanan kawat per fasa (O/kn)
/: panjang saluran (km)
cos 9r : faktor-daYa beban
.f : orus bcban (A)
/" : arus pemuat pada titik pengiriman (A)

Dalath persamaan di atas jatuh-tegangan diabaikan, sehingga distribusi arus pemuat


adalah linier. Untuk menghitung hilang-daya pada saluran jarak jauh sccara tepat
harus digunakan rumus-rumus tersebut dalam 5.3.5.
Hilang-daya sepcrti dinyatakan di atas dihitung atas dasar I (arus) pada waktu
tertcntu. Dari segi ekonomis, hilang-tenaga tahunan atau hilang-tenaga tahunan rata-
rata pcrlu dipertimbangkan juga.-Faktor hilang-tahunan (annual loss factor) adalah
Bab l. Karaktcristik Umum Saluran Transmisi

perbandingan antara hilang tenaga tahunan rata-rata dan hilang-daya pada beban
maksimum, atau

faktor hilang-tahunan : (4)

Dalam hubungannya dengan faktor beban (load factor), sering digunakan persamaan
pendekatan (approximate)7)

far:0,3fn * 0,7Uo), (s)


dimana ,frr : faktor hilang-tahunan
fn : faklor beban-tahunan
UT
(6)
P"- x 8760
dimana Ur : tenaga (yang diterima oleh beban) setahun, kwh
P". : daya maksimum pada beban (kW)
8760 : jumlah jam dalam setahun

Faktor beban dapat didefinisikan secara umum sebagai perbandingan antara beban
rata-rata selama suatu perioda tertentu dan beban puncak yang terjadi dalam perioda
tersebut.t)
Faktor hilang-tahunan terutama dipakai untuk memungkinkan studi mengenai
evaluasi hilang tenaga; namun, ia dapat juga digunakan untuk menetapkan jam
ekivalen, yaitu jumlah jam rata-rata dalam sehari dimana beban puncak harus
dipertahankan sehingga dihasilkan jumlah hilang-tenaga yang sama dengan beban
yang berubah (variable load).e) Dengan demikian maka jam ekivalen tahunan adalah

,._@
,, _ hilang-tenaga
r7
tahunan (kWh)
-,'. -:-j:16*'?::"-:' (7)

1.5.2. Hileng Korona


Bila garis-tengah (diameter) kawat kecil dibandingkan dengan tegangan transmisi,
maka terjadilah gejala tegangan tinggi yang disebut korona. Korona menyebabkan
hilang-korona yang akan dibahas lebih lanjut dalam 5.2.2. Biasanya gejala korona
baru terjadi bilategangannyamencapaiTTkY atau lebih. Di luar negeri hilang-korona
baru dipertimbangkan pada ketinggian tertentu dari muka laut dan bila tegangannya
melebihi EHY (periksa Jilid III, Buku ini).

1.5.3. Hilang Kebocoren pede Isolrtor

Isolator mempunyai hilang-daya dielektrik dan hilang-daya karena kebocoran


(leakage) pada permukaannya. Yang terakhir ini kecil, kecuali bila udaranya kotor
(polluted).

1.5.4. Hilang-Hihng Lein


Kecuali hilang-hilang daya pada saluran transmisi yang telah disebutkan, terdapat
hilang-hilang daya pada peralatan-peralatan dalam gardu dan pusat-pusat listrik
(misalnya transforurator, periksa Jilid III, Buku ini).
1.6 Referrnsi

1S.5. Drye-Grnr Trensulcl


Daya-guna (efEciency) saluran transmisi adalah perbandingan antara daya yang
diterima dan daya yang disalurkan

q:*xfio/":ffxtoo% (8)

dimana P, : daya yang dircrima (kW)


P,: daya yang dikirimkan (kW)
P, : hilang-daya (kW)
Daya-guna transmisi rata-rata tahunan dinyatakan oleh

,,:*x ftol (e)

-wG
: U,r

dimana U,r: tenaga tahunan yang diterima (kwh)


U,r: tenaga tahunan yang dikirimkan (kWh)
Uxt : hilang-tenaga tahunan (kwh)

Referensi

Di dalam Bab I ini digunakan referensi terhadap sumber-sumber yang berasal


dari luar, yang ditandai oleh angka-angka yang dinaikkan (superscript), sebagai berikut:
l) D.N. Reps, "Subtransmission and Distribution Substations", Distribution Systems,
Westinghouse, East Pittsburgh, Pa., USA 1959, Tabel 13, hal. 87.
2) L. O. Barthold, E. M. Hunter, "The Electrical Design of Future EHV Systems:
An Over-All View", Proceedings, American Power Conference, vol. XXIV,
t962.
3) J. G. Anderson, et al, "Ultrahigh-Voltage Power Transmission", Proceedings,
IEEE, vol. 59, No. ll, November 1971, hal. 1548-1556.
4) Japanese Electrotechnical Committee, Standard Voltage, JEC-158, Denki Shoin,
t970.
5) Keputusan Direktur Jendral Tenaga dan Listrik No. 39iK/1971, 16 Mei 1970,
tentang Tegangan Tinggi.
6) Publications 38,International Electrotechnical Commission, Fourth Edition, 1967,
hal.5, ll, 13.
7) F. H. Buller, C. A. Woodrow, "Load Factor: Equivalent Hour Values Com-
pared", Electrical World, vol. 92, No. 2, July 14 1928, hal. 59-60.
8) American Standard Definitions of Electical Terms, Group 35, Generation, Trans-
mission and Distribution, ASA C.42-35-1957.
9) L. W. Manning, *Load Characteristics", Distribution Systems. Westinghouse, East
Pittsburgh, Pa., USA" 1959, hal. 28.
BAB 2. PENGHANTAR UNTUK SALURAN
TRANSMISI UDARA

2,1 Klasifikasi Kawat Penghantar


Penghantar untuk saluran transmisi lewat udara (atas tanah) adalah kawat-kawat
tanpa isolasi (bare, telanjang) yang padat (solid), berlilit (stranded) atau berrongga
(hollow) dan terbuat dari logam biasa, logam campuran (alloy) atau togam paduan
(composite). Untuk tiap-tiap fasa penghantarnya dapat berbentuk tunggal maupun
sebagai kawat berkas (bundled conductors). Menurut jumlahnya ada berkas yang
terdiri daridua, tiga atau empat kawat. Kawat berkas dianggap ekonomis untuk tega-
ngan EHV dan UHV.I)

2.1.1. Klasifikasi Kawat menurut Konstruksinya


Yang dinamakan kawat padat (solid, wire) adalah kawat tunggal yang padat (tidak
berrongga) dan berpenampang bulat; jenis ini hanya dipakai untuk penampang-
penampang yang kecil, karena penghantar-penghantar yang berpenampang besar
sukar ditangani (handle) serta kurang luwes (flexible).
Apabila diperlukan penampang yang besar, maka digunakan 7 sampai 6l kawat
padat yang dililit menjadi satu, biasanya secara berlapis dan konsentris. Tiaptiap
kawat padat merupakan kawat komponen dari kawat berlilit tadi. Apabila kawat-
kawat komponen (component wire) itu sama garis-tengahnya maka persamaan-per-
samaan berikut berlaku:
N:3n(l*n)*l (10)
D: d(l * 2n\ (t l)
A: an (12)
W: wN(t * k,) (13)
.R: (l I kr)r[N (t4)
dimana Y: jumlah kawat komponen
7 : jumlah lapisan kawat komponen
2 : garis-tengah luar dari kawat berlilit
al: garis-tengah kawat komponen
,{ : luas penampang kawat berlilit
ll/ : berut kawat berlilit
rv : trerat kawat komponen per satuan panjang
&r : perbandingan berat terhadap lapisan
R : tahanan kawat berlilit
r : tahanan kawat komponen per satuan panjang
k, : perbandingan tahanan terhadap lapisan
Kawat rongga (hollow Conductor) adalah kawat berrongga yang dibuat untuk
mendapatkan garis-tengah luaryang besar. Ada duajenis kawat rongga: (a) yang rong-
B8b 2. Fcnghantar untuk Saluran Transmisi Udara

ganys dibuat oleh kawat lilit yang ditunjang oleh sebuah batang "I" ([-beam), dan (b)
yang rongganya dibuat oleh kawat-kawat komponen yang membentuk segmen-segmen
scbuah silinder.
I(awat berkas terdiri dari dua kawat atau lebih pada satu fasa, yang masing-
masing terpisah dengan jarak tertentu. Kawat berkas mempunyai kelebihan dibanding-
kan dengan kawat padat karena mengurangi gejala korona, mempunyai kapasitansi
yang lebih besar dan reaktansi yang lebih kecil. Pada umumnya kawat berkas digunakan
pada tegangan EHV dan UHV atau pada tegangan transmisi yang lebih rendah bila
dibutuhkan kapasitas saluran yang lebih tinggi.

2.1.2. Khsifikrsi Keret menurut Brbennye

Kawat logan biasa dibuat dari logam-logam biasa seperti tembaga, aluminum,
besi, dsb.
Kawat logam campuran (alloy) adalah penghantar dari tembaga atau aluminum
yang dibcri campuran dalam jumlah tertentu dari logam jenis lain guna menaikkan
kekuatan mekanisnya. Yang sering digunakan adalah "copper alloy", tetapi "aluminum
alloy" juga lazim dipakai.

Tebel l. Sifet-Sifet Fisik Kewet Tenpa Isolasi (Bare)

lesi3tivitrs prds
20'c
Kcffi-
Sifrt iicn Tc8a-
Kon-
Fisik Suhu
Berat rgan-Tarik Batas Kocffisicn Tirik Kocffisicn Pa nar
dukri. (Tcnsilc
Resisti- fahanar Jcnir Elastis El.stisitas Lcbur Pcmuaian Spc-
vitrr ("c)
Icnir (%)
Yil,as padr ,lrEm- Strcss) k8/mm!) (kB/mm.) Linicr sifik
Krvrtt ,itas l3i Massa
20'c
(1.3/mmt) (/dcr)
AO cm) (O mr)

Intcmstioill
Strndard lm 1,724t 0, I 5!2t 0,(n393 t,69
Anacalcd Coppcr
Annalcd Coppcr l0l-97 I,7070 0,15176 0,m397 E,19 25-29,5 1,2-tt,2 5.mG12.000 r.083 0,00@17 0,094
t,7774 0, l 5802 0,003Et 8,89
Hard-Drrvn
Coppcr 9t-96 1,7593 0, I 56,1 I 0.m3E5 8,E9 34-/18 7,5-3 I,5 9.000-12.r@
r,7958 o, I 5967 0,00377
Cedmium Coppcr 85 2.,OzE,. 0,18033 0,m334 8,t9 50-65 2812 0.000-l 3.000 0,00001 7
Sili.on Eronzc 50 3,4t2 0,10656 0,00197 t,89 50-70 28{5 0.000-r 1.000 0,0@017

't5
l,t3l3 0,1'l(Xz 0,@177
Herd-Drawn
Coppcr Silvcr Altoy 96 t,795t 0, I 5967 0,@l8r t,E9 3+-50 7,5-3t ,5 9.m0-12.500 0,00001 7
Coppcr Niclrel 45 I,rl l l 0,34062 0,m177 E,E' 70-90 ,t0-56 1.000- I 3.000 0,000017
Silicon Alloy ll() 4,3 103 0,tEl20 0,oolr7

Aluminum 5t 2,t265 o,7ffi2 0,0040 2,70 l5-17 k.l.9,t k.l.6.300 658,7 0,000021 o,2t2
Hard-Drrwn
Aluminum Alloy 52 3,3 r 15 0,t95 l9 0,0035 2,70 ll.5 min. k.1.20 k.t.7.0q) 0,000021
Thcrmtl Rcristrnt
Aluminum Alloy ,t 2,9726 0.toat 5 0.0039 2,10 rr-tt k.t.9,8 k.1.6.5m 0,000021

Bcai (lrotr) l6 I0,3-r 0,006t 35-.a5 t 5.5q 0,0000 I z 0,u3


Galvenizcd Iron ll min 13,262 t0,3.157 0,005 7,80 l5-.a5 t7,5-r9,5 t 7.r@-20.50(
*,
I.400 0,00001 2
Grlvenizcd Stccl I 2-t 0,005 7,t0 55-100 17,5-45,0
G.lvrniz.d StcGl
for A.C.S.R. 7,m I 25- r a{l 7(F95 k.l. 2l 100 r.3@ o,m@u5

Coppcr Chd Stccl tlo {,197 I 0,1$55 0,m3t t,20 80-t l0 k.l.16.900 o,oml]
t0 ,.t523 0,'17?7t t,l5 too-l 30
Alumioum Clrd
Stcl m t,a93r 0.r5970 0.q)r6 6,59 t00-r,o k.l. 15.t00 0,0qnt3

. Istilah sengaja tidak diterjenuhkan karena salinaruya belum serogam


2.1 Klasifikasi Kawat Fcnghantar 9

3- e. q q 3. ? A q A { t A q i i
E
8- to' t-oi.dt- trs 8-d t-$ 8.ri qri 8.j E+ t Rd e- Eai tci 8.ci 8. 8--: e E 8- t 3- R- s. q
TC .i -i i -: dd d d d dd i d d d d d d dd d d d d
-E "i -'

Q Q a O - d a I t n F 6 g - N 6 !t n F o a Q tli | :t n g h q Q N !! ! n 9EO
Err E5
= 9Q
=
2It
r8 diodooidao-lGadFd6 a oo-oF6?
h l+litaa6oa
iE
EB
i!$r -i-6o9ha6-oo6-FF66
aff dd---- j J J-
-CtoCtOOOO O OdOdOOOOOO

!.{
3E
ar q o- qqqqqqq o- c- o- o- o- o- o- q o- o- o. o- q o- q q q q o- oj of o. qqqqqqqqq q q
E hhhhcooooooodociooyih6 h h6600eaeQQeoohh6na6 h 6
tE Ess
E

iE e i &e a-N6lo6-dFd9aN96-69 O o-dOlah99F


ni d t{ cd d d d J -'.I.i di ?i ii j j i vi vi d vi .d d d 6 d d d 6 d 6
6o666il!!!!!!lailiii ! lal!?!!!!!
dE
FE t E.:'t
c,
iE !
q q
.E
-o .=
F.E
* Lg qqqqqqq
h66h9696O6tsFFFFF
o- o_ o- q o- o- o- o- o- o- o- q o- q o- o- o-
- OrO@OOE
qqq
NNNNNNdddNdNNdddNddN
al : E,qt N NdddddNN

!i
e oocrcrcrooFF-F-ahh-oid -N a Fado--6-i
6-F

E6 daFh6-aFh

ED c
is$t i!FoN6lF-FA;h6iOl-6F
?o?
Odd-r--
1q nq -6 Ehloa{d - ; - -
6ddEF--

'rI
tA EJ "s3B
v
] R3l3*3;;
Is* EEAEEsE:;:rFRi::3Bii
!l
tr
cE
IE
C
ooooooooooooo6600000
FFFFFFFFFFF FFFNFF69
0 000000000c
66464OO600
i99999!O9\9
F
at
iR r; ss
o66600q6606666666660 6
I '3e
x)
D
I
)c o-q qq qqqqq o. q q q qo. q o. q q q o- o-o-o-o-o-q qq'l.lFlFlo.o.q qqqq o. q
ri$s sttttttttStStSsttttS I 88t88ttte8eetrttr3t t t
Ee
I c
o
v
N
dat96FF-O
F60-6660!FO-66tsts6
xa !
6
hNFh96dao--l-6-Filvr-F
- d d a I h I F 6 - { d 9. q d- 9-
dddo'ddddd ji.i.i.idiiviF.cdO- j : N Fif S --S ip ; ! $
q 9. @- 6- d- q 9- ^
rr} Yl !. o: sl
a FaNF6A6!_

li J
A
i i$s
r-
E9 3, i6OO-S496
d6-6O66hF{dd!O66F?6

.o-
?d
Et!
E.{}
h-F!l-OdFOF6!-il@FFO
-dd6!hgF6OaF-9d-!FhN
OOOOOOOOOq!-Ndath9-
+
N n99;8eBRN-6arr!666
i"j j j iei..iFjoiod dvi.d j;
Nl;a66FoOa@-6aNh6F{
rE,dNalh.-=:
d j ja e
h o
!
j

a6doo---- a S
-?
!.i N I 6 - O a N ? F h I F d C\ 6 I o I
66d6{6a6- - s33F83!s:!3:ESSREFE
O 6 e i ! 6 Y) -iq!--. @. qvI r.nq.l---
t1 g
o-
3i bohENn--!--o
COQI!Oh-Fl-Fhi6NN--
C6hi6NddE:E
j@F6FidFFi o hraNNd---OOOOOOOOO
-
O O

-.i

Ic 3
-dh6qen-a -
E.*a !N6a6N6-^ - xsF33FF38ESt8B3f,35B 3 F
ii ooooooooooooooooooo
,E!
,EC -.qc.5.s.=.\F-3.aqG.r.8.a:.:.{5.3.
6@oo6@r!ohdaoo9hl6dai-
r.G"qaqqR.e.3.q8.Et8.t3.B.8.5. E q.
o o
-ts6666dd---

'ib 66066 6 0
c o^
OEE 8ttt8tttt88383383388
oooooooooooooooooooo
3 388S88855655E5tt8t8 to to
o ooooooooooooooooooo
EEc +t +#+++ +l ++++# +r +++++ +1 + + + + + +r +i + + + tl # + + + + + + + + + + +1

*!o
6EE
t q ?.
q g.
a? i i -q i
=q
R.
4 8,
i ? 8. 8. e. e 8. t ? i. q ^8.
Ii 1 !. i I i i I I :. : :. i :
l0 Eab 2. Pcnghantar untuk Saluran Transmisi Udara

Kawat logam paduan (composite) adalah penghantar yang terbuat dari dua jenis
logam atau lebih yang dipadukan dengan cara kompressi, peleburan (smelting) atau
pengelasan (welding). Dengan cara demikian maka dikenal kawat baja berlapis tem-
baga atau aluminum.
Kawat lilit cantpuraz adalah kawat yang lilitannya terdiri dari dua jenis logam
atau lebih. Yang paling terkenal adalah kawat ACSR (aluminum cable steel reinforced)
dan "aluminum alloy cable steel reinforced".
Beberapa sifat fisik dari kawat tanpa isolasi (bare) untuk berbagai macam bahan
tertera pada Tabel l.

2,1.1. Sifet-sifet Kawat Logam


Kawat tembaga tarikan (hard-drawn) banyak dipakai pada saluran transmisi
karena konduktivitasnya tinggi, meskipun kuat-tariknya (tensile strength) tidak cukup
tinggi untuk instalasi tertentu (periksa Tabel 2, 3 dan 4).
Dibandingkan dengan kawat tembaga tarikan (hard-drawn), konduktivitas kabel
Aluminum Cable Steel Reinforced (ACSR) lebih rendah, meskipun kekuatan meka-
nisnya lebih tinggi dan lebih ringan, sehingga banyak dipakai sebagai saluran transmisi.
Karena garis-tengah luarnya lebih besar dibandingkan dengan kawat tembaga-tarikan
untuk tahanan yang sama, ACSR sangat cocok untuk penggunaan pada tegangan tinggi
dilihat dari segi korona. Data-data untuk kabel ACSR dan aluminun dapat dilihat
pada Tabel 5 dan 6.
Kawat tembaga campuran (alloy) konduktivitasnya lebih rendah dari kawat tem-
baga tarikan, tetapi kuat-tariknya lebih tinggi, sehingga cocok untuk penggunaan pada
gawang (span) yang lebih besar.

Tebel 3. Kabel Tembaga Berlilit Tanpa Isolasi (Bare, Stranded)

Tahanan Listrik pada


20'C (O/km)
Jumhh dan Luas Kuat-Trrik Mini-
Ukurrn Diemetcr Pcnempang Berat Diamctcr mum (Hard-Drewr
Anncalcd Hard-Drawn
Nominrl Kemt Terhitun3 (kr/km) Luer Coppcr Coppcr Coppcr Strrndcd
(mmr) Gnm) (mmt) (nm) qbk) (kr)
Strrndcd Strlnded
Crblc Crble

l.0q) t27lx,2 t.02t 9.315 11,6 0,0173 0,0179 40.1@


850 12712,9 83t,t 7,651 31,7 0,02r I 0,o2t7 33.m0
725' 9t13,2 731,8 6.655 35,2 0,02.1t 0,02/t8 28.7@
600 9t12.,9 60t,l 5.16 31,9 0,0293 0,0303 23.7@
500 6t l!,2 490,6 1,11E 28,t 0,0159 0,0370 t9.!m
4m 5l12,9 102,9 3.654 26,1 0,0436 0.oa50 t5.9S
37s 6117,6 323,t 2,937 23,1 0,05/13 0,0560 t2.900
250 6t12,3 253,5 2,298 20,7 0,0694 0,0715 10.2@
7& 3712,6 196,,1 L776 18,2 0.0893 0,0920 7.t30
tr0 3712,3 157,7 t.390 r6, t 0,1 t4 0,r tt 6.100
t25 t9lt,g tzs,5 t.129 t4,5 0,! 39 0, l/t3 4.960
t00 t9l2,o rm,9 907,5 t 3,0 0,171 0,1?8 {.020
to t912,3 7t,95 7I O,J I t,5 o,22t 0,22t !. r60
60 t9l2,o 59,70 537,0 t0,0 0,292 0,301 2.11O
3t 712,6 !7,t6 3}t,{ 7,t 0,'t70 0,{8tt t.ato
30 712,1 29,09 261,7 6,9 0,@0 0,61t t.t70
xl 112,O 21,99 r97,9 6,0 0,793 0,ilr 8tt
l.l 71t,6 l,l,0t t26,7 4.t 1,21 t,z9 574
I 71r,2 7,917 71,19 3,6 2,20 2,30 t26
,,5 7lt,o ,,a91 a9,16 3,0 3,t7 ,,31 xt1
3,5 1lo,t 3,5 l9 3r,55 2,1 1,96 5,17 Irflt
2,0 710,6 1,979 17,80 1,8 t,E2 9,t8 82
1,1 710,5 r,375 12,37 t,5 12,7 tt,2 s7
0.9 710,1 0,87E' 7,9t l t,2 20,0 m,7 l6
2.1 Klasifikasi Kawat Penghantar lt
Kawat aluminum carnpuran (alloy) ini mempunyai kekuatan mekanis yang lebih
tinggi dari kawat aluminum murni, sehingga sebagai "aluminum alloy cable steel rein-
forced" ia dipakai untuk gawang (span) yang lebih besar dan untuk kawat tanah
(overhead ground wire). Bila diperlukan kapasitas penyaluran arus yang lebih besar
dapat dipakai kawat "heat-proof aluminum alloy" yang mempunyai daya tahan yang
lebih besar terhadap panas. Datadata mengenai kawat aluminum campuran dapat
dilihat pada Tabel 7 dan 8.
Karena kawat baja mempunyai kuat-tarik yang lebih tinggi, maka ia banyak dipa-
kai untuk gawang yang besar atau untuk kawat tanah, meskipun konduktivitasnya
rendah. Untuk menghindarkan dari karat, kawat baja biasanya digalvanisasikan (perilsa
Tabel 9).
Kawat baja berlapis tembaga (copper clad steel, Tabel l) mempunyai kekuatan
mekanis yang besar, dan biasanya dipakai untuk gawang yang besar atau sebagai
kawat tanah.
Kawat baia berlapis aluminum (aluminum clad steel, Tabel l) mempunyai kekuatan
mekanis yang besar, tetapi konduktivitasnya lebih kecil dibandingkan dengan yang
berlapis tembaga meskipun ia lebih ringan. Kawat campuran aluminum ini dipakai
untuk gawan9yang besar, untuk kawat-tanah dan sebagai inti kawat "greased alumi-
num cable steel reinforced".
Tabel 4. Kabet Temhga Berlilit Hard-Drawn untuk Sduran Udan

Jumlah dar Luas Penam- Tahanan


Ukuran Kuat Diamcter Bcrat Panjeng
Diameter pang Ter- Listrik
Nominal Tarik Luar (ke/km) Standar
(mm2) Kawat hitung pada 20'C
(kg) (mm) (m)
(mm) (mmz; (o/km)
240 1914,O 238,8 0,07531 9.1E0 20,0 2.148 600
200 1913,1 20/,3 0,08804 7.9t0 18,5 1.838 700
180 1913,5 182,E 0,09838 7.120 I 7,5 1.645 800
150 1913,2 r52,8 o,ll77 5.990 16,0 t.375 1.000
125 t9l2,e 125,5 0,1433 4.9@ 14,5 t.tD l.m0
100 114,t 0l,6 0,t170 3.880 12,9 '600
t 914,5
75 713,7 75,25 0,2390 2.910 l l,l 677,0 700
55 713,2 56,29 0,3195 2.21O 9,6 506,4 t.m0
45 712,9 46,24 0,3E90 1.830 E,7 416,0 1.000
38 112,6 37,16 0,4840 t.480 7,8 334,4 1.000
30 712,3 29,@ 0,6185 l.170 6,9 261,7 1.200
22 712,0 2t,99 0,8178 890 6,0 197,9 t.2N

Tabel 5. Karat Aluminum flatd-Drewa


)irmctcr Tcgan3an Tarik Pemrnja- Kuat-Tr.ik Konduk.
Tolcransi Luas Bcrat Trhrnrn
(mm) Diameter
(kg/mmt) lgan Mini. (kc) tivitr3
Penamprni (kg/km) LLtrik
mum
(mm)
Minimum Rata-rata (%,
(mmt) (o/tn)
Minimum R.t -rati <%)

1,5 +qO4 t6,1 7 16,E7 u,0 r5,90 12,93 257 26t t,7t 5t,0
1,2 r0,(X t6,17 16,87 I,O t3,85 31,$ 224 211 2,(x 6t,0
/a,O t0,O4 t6,17 .6,t7 t,9 t2,57 33,9r1 203 2t2 2.2t 6t,0
3,t +0,o{ 16,17 6,87 1,9 I l,3a 30,62 183 t9t 2,19 5r,0
3,7 *0,O{ 16,52 7,23 I,E 10,75 29,03 178 r85 2,63 6t,0
3,5 to,(x t6,52 7,58 t,7 9,621 25,98 t59 t69 2,91 61,0
3,2 +0,0.1 t6,52 7,5t t,7 E,O{2 21,71 133 l,l I 3,51 6t,0
2,9 to'03 r5,87 7,93 1,6 6,6(15 t7,t3 ilt llt 1,2t 6t,0
2,6 *0,03 17,2' 8,28 t,5 5,3(B t{,33 9t,5 91,0 5,32 5t,0
2,3 +o'03 t?,93 8,98 1,5 tt,xz 7a,5 7t,9 6,m 6t,0
2,o +o'03 18,63 19,59 t,l '1,155
t,112 t./tt3 5t,5 6t.9 9,ql 61.0
l2 Bab 2. Penghantar untuk Shluran Transmisi Udara

Tebcl 5. Krbel ACSR (Alunlnun Crblc Steel Relnforced)

Konttruksi Ku.t-
Ukur.n (Jutnlrh/Dirmct.r Luas Pcnampang Dirmetcr Lurr Bcrat
Tahanan
Tsrik (nm) Lisrrik
Nominrl drlrtn mm) Tcrhitung (mmt) Minimum (kg/km)
(o/km)
(mmt) (kg)
Aluminum Brj. Aluminum Baja Aluminum Baja

680 5111,0 t9t2,1 678,8 t5,95 20.3 l 0 36,0 lz,o 2.556 0,0428
5{/3,t 71t,8 612,1 79.3t 18.r50 11,2 l !,4 2.320 0,0474
5r0
14,3 24.250 35,0 l5,o 2.688 0,0493
s90 30/5,0 l9/3,0 589,0 I
673s t5.6m 3 t,5 10,5 t.969 0,0559
520 t4lt,5 7l!,5 519,5
108,t 20. I 60 3l ,5 t 3,5 2.1'16 0,0609
4m 30/{,5 t912,7 177,O
a3,r,3 56,29 I 3.080 2t,8 9,6 1.6.15 0,0669
.130 5113,2 711,2
120 {14,2 t912,5 al r,5 91,27 I 7.390 79,3 12,5 r.88] 0,0699
.ll l 3.t90 28,5 10,5 r.673 0,0702
/tl0 2611,5 711,5 3,/a 67,15
113,t .to7,6 52,t4 12.2& 27,9 9,3 t.544 0,0721
4t0 ,4/3, r
30//1,0 t912,1 377, r t5,96 15.930 28,0 12,0 t.720 0,0?70
380
3@ 5112,9 712,9 356,7 16,21 I l 010 26,t 8,7 l,15 I 0,08 r 4
52,81 10.930 25,1 9,3 I .320 0,0888
330 2611,0 7lx,t 126,8
330 5112,8 712,8 332,5 43,1 l 10.290 25,2 8,4 L260 0,0871

320 30/3,7 713,7 ,22,5 75,25 13,530 25,9 u,r l./184 0,09@
30/3,5 7lt,s 28t,6 67,35 12.170 21,5 10,5 r.328 0, l0l
290
5112,6 712,6 286,7 37, l6 E.964 21,1 7.8 t.086 0, l0l
290
250 2613,5 712,72 250, r lo,6t 8.670 22,16 t,l6 I .013 0,1 l6
210 30/3,2 711,2 241,1 56,29 t0.210 22,1 9,6 l.l t0 0,1 20

210 2613,2 712,19 209, l 34,09 7.zfi 20,27 7,47 847,0 0,1 39

712,9 19t,2 16,24 8.620 20,3 8,7 9l t,? 0,r47


200 30/2,9
t7 t,1 2t,08 6.0r0 I 8,38 6,?8 696,2 0,1 69
170 2612,9 712,26
t60 3012,6 712,6 I 59,3 37,t6 6.990 I t,2 7,8 732,8 0,1 E2

l 38,0 22,14 ,1.860 16,/t6 6,06 5J8, I 0,210


140 2612,6 712,02
t20 3012,3 112,t 124,7 29,@ 5.550 t6,l 6,0 511,7 0,233
9.590 t7,5 10,5 848,1 0,251
r20 tzll,5 71r,5 I 15,5 67,35
t4,57 5,37 43?,0 o,269
ll0 2612,3 71t,79 108,0 t7,61 3.960
t6,0 9,6 708,9 0,301
97 t213,2 713,2 96,50 56,29 8.050
95,40 I5,90 3.t80 I 3,5 4,5 385,2 0,304
95 611,5 r11,5
87,t2 14,52 2.9t0 t2,9 4,3 35t,8 0,329
90 611,3 I J1,1
t3,t0 I 3,85 8.770 12,6 1,2 335,5 0,345
80 6t4,2 | 14,2
79,26 46,24 6.8?0 r4,5 8,7 582, t 0,366
79 t212,9 712,e
75,42 12,51 2.510 12,0 4,0 304,6 0,380
75 6/4,0 l /4,0
1,t
u t212,6 712,6 63,71
57,1!
37,16
9,621
5.510
1.980
!',,0
10,5 3,5
46t,O
233, I
0,456
0,497
58 6/3.5 | 11,5
/19,86 29,O9 /1.340 I 1,5 6,9 366,3 0,589
50 t212,3 712,1
1.650 9,6 3,2 I 94,8 0,594
48 613,2 rl!,2 48,25 8,042
| 12,9 39,63 6,605 r.400 E,1 2,9 l@,0 0,723
10 612,9
12 6i2,6 | 12,6 3t,t5 5,309 l t40 7,8 2,6 t28,6 0,900
| 12,3 24,91 4,155 901 6,9 2,3 100,7 I,l 5
25 612,3
3,112 69t 6,0 2,O 76,12 1,52
t9 612,O tl2,o I 8,t5

Tebel 7. Krwet Aluninum Cerpuran Herd'Drawn

TcSangsn Pemaniangan Trhanan


Luas Kual
Tolcransi Tarik Minimum da- Bcrst Listrik pada
Minimum
Diemcter Pcnampang Tarik
Diamctcr Minimum lam 250 mm (kt/km) 20"c (%)
(mm) Tcrhirung (ks)
(mm) (mmr) (k8/mmt) (%) (o/km)

t9,64 619 l1 ( 4 53,03 1,69 52,0


5.0 +0,04 2,@ 52,0
15,90 501 3l ,5 1 42,9!
1,5 +0.o4 2,64 52,0
t2,57 396 3l ,5 4 33,94
*0,04
't,0
+0,0/t 10,75 339 3l ( 1 29,03 3,08 52,0
3,7
3,5 t0,o{ 9,62r 303 ll ,5 1 2s,98 3,45 52,0
25t 3: ,5 1 2t,71 4,t2 52,0
1,2 r0,O{ t,042
2,9 +0,03 6,605 208 l ,5 3 17,t3 5,02 52,0
3 t4,33 6,25 52,0
2,6 +0,03 5,309 t61 ,5
t1,22 7,98 52,0
2,1 +0,03 't,l 55
l3l ,5 3
52,0
99 .5 3 6.483 t0,6
2,O +0,03 t,112

t-
13
2.2 Karakteristik Pengbantar

Tebel E. Kabet Alumhum Csmprra Bcrllltt Hsrd'Drawr

500 6t13,2 190,6 r3.8q) 28,t 1.351 0,0689


400 6t12,9 4p.2,9 I 1.,120 25,t l 109 0,0839
400 3713,7 397,8 I t.290 25,9 t,v92 0,0847
360 3713,s 356,0 t0.090 24,5 977,6 0,0948
lm r713,2 297,6 8.420 22,1 8r5,9 0,1 13
240 l9/4,0 238,6 6,770 m.0 652,5 0,141
200 3712,6 196,4 5.560 18,2 s39,2 o,112
200 t911,7 20!.,1 5.8qt r8,5 558"2 0,164
180 t913,5 182,t 5.1 80 17,5 199,5 0,t84
t50 t913,2 1s2,8 4.330 15,0 4t7,1 0,2t9
t25 t9l?,e 125,s 3.560 14,5 112,8 0,267
100 t912,6 r00,9 2.860 13,0 275,5 0,333
90 7l4,O 87,99 2.490 12,0 240,1 0,382
70 711,s 67,35 1.910 10,5 It4,0 0,499
55 't 13,2 56,29 1.590 9,6 153,8 0,595
45 712,9 46,24 t.3r0 8,? t26,3 o,726
38 112,6 17,16 1.050 7,8 101,5 0,9(x
30 112,3 29,09 825 6,9 79,48 I,l5
aa 112,0 2t,99 624 6,0 60,09 1,53
l6 312,6 t 5,93 451 5,6 ,13,51 2,tt
t2 312,3 12,47 354 5,0 3.1,06 2,69
IO 312.O 9,426 267 4,3 25,75 3,58

Tabel 9. Kabel Baja Galvanisasi Berlilit untuk Saluran Udara

Kawat Pad.t
Konstruksi Luas Pcnanje-
Ukuran (Jumlah/Dia. Penampang Diamcter Bcrat Kuat. Diamctcr Tolcransi Kuat- a8a! Mini. Tegangar
Nominal meter dalam Terhitung Luar (ke/km) Tarik (mm) Dirmctcr Tarik Tarik
(mmz) mm) (mm2) (mm) (kc) (+ mm) 250 mm
(ks) (v) (k8/mmr

r35 715,O t37,4 15,0 1,092 l5..l0O 5,0 0,l3 2.450 ,1,0
u0 714,s I il,3 I 3,5 884,4 12.5@ 4,5 0,10 1,990 4,O
90 714,o 87,99 12,0 698,? 9.8m 4,0 0,10 1.570 4,0
70 713,5 67,1s 10,5 535,0 7.5& 3,5 0,10 1.2m 4,0
55 713,2 56,30 9,6 447,3 6.300 3,2 0,08 1.000 {,0 t25
45 712,9 46,24 8,7 367,1 5.200 2,9 0,0E 826 3,0
38 712,6 37, r6 7,8 295,3 4.1E0 2,6 0,(x & 3,0
30 112,! 29,O9 6,9 23 t,0 3.270 2,3 0,06 519 3,0
22 712,o 21,99 6,0 t74,7 2.170 2,O 0,06 393 3,0

2.2 Karakteristik Penghantar


2.2,1. Kerekteristik Listrik
Tahanan R dari sebuah penghantar sebanding dengan panjangnya ldan berbanding
terbalik dengan luas penampangnya A:

R:+ (ls)

dimana p adalah resistivitasnya.


Konduktivitas (C%) berbanding teroalik dengan resistivitas:

: l/58 x
f{o/m.mm,) (16)
l4 B8b 2. Pc,nghantar untuk Saluran Transmisi Udara

Konduktivitas biasanya besar bila kemurnian bahan tinggi dan berkurang bila jumlah
campuran bertambah; periksa Gbr. I dan Gbr. 2.
Tahanan berubah dengan suhu sesuai dengan persamaan:
R,: R,.[l * c(t - lo)] (17)
dimana R, : tahanan pada suhu roC
R. : tahanan pada suhu IooC
o : koefisien suhu massa konstan
Apabila diperlukan perhitungan yang lebih teliti, digunakan persamaan yang menun-
jukkan ketergantungan a dari suhu:

d,:TirrF7_rll I (1 8)

dimana a : koefisien suhu pada suhu standar 20"C (Jepang)


d, : koefisien suhu Pada /oC

lto

\ -cd
l_ -l

Eto
.:
t
Elo
c
x

\\t l AI
\rp -;--T.-
\l\ +
Ar

0 t 2 3 I 5 6 7 E 9 1011t2 131115 0 0,t 0,2 0,3 0,1 0,5


Ketrknmiu (%)
xlr.r.-nmi-r[(%)

Gbr. 1 Pengaruh Ketakmurnian terha- Gbr. 2 Pengaruh Ketakmurnian terha-


dap Konduktivitas Listrik untuk dap Konduktivitas Listrik untuk
Tembaga. Aluminum.

2.2.2. Karekteristik Mekanis


Kuat-tarik (tensile strength) sebuah penghantar naik dengan bertambahnya jumlah
campuran dan meningkatnya derajat pengerjaannya (processing). Untuk tembaga
"hard-drawn" berlaku rumus-rumus kuat-tarik sebagai berikut:
Untuk kawat komponen f: 47,1 - l,ld (kg/mm'z) (le)
Untuk kawat lilit (stra0ded) f: 0,9aNf (kg) (20)
2.2 Karakteristik Penghantar 15

dimana :
af garis-tengah kawat-komponen (mm)
a: luas penampang kawat-komponen (mm)
1g: jumlah kawat-komponen dalam kawat lilit
Pemanjangan (elongation) menunjukkan elastisitas bahan. Pemanjangan minimum
dari kawat tembaga dinyatakan oleh:
S :0,24d + 0,24 (%) (21)
Pemanjangan untuk kawat aluminum "hard-drawn" dan kawat baja yang digalvani-
sasikan tertera dalam Tabel 10. Beberapa data mengenai karakteristik mekanis dan
listrik untuk kawat tembaga "hard-drawn" dapat dilihat pada Gbr. 3, 4, 5, dan 6.

Tabel 10. Tegangan-Tarik dan Pemanjangan untuk Kawat Aluminum Hard-Drawn dan Kawat
Baja Galvanisasi

Kawat Aluminum Hard-Drawn Kawat Baja Galvanisisi


Tegangan Tarik Pemanjangan' Tegangan Tarik Pemanjangan
; Diameter Minimum Minimum Diameter Minimum Minimum
I (.*) (kg/mmz) (%) (mm) (ke/mmz) (%)
5,0-3,8 16,11 2,{J-.1,9 5,H,0 t25 5r0
3,8-3,0 16,52 I,8-l,7 4,0-3,0 r30 4,5
3,0-2,8 1 6,87 1,6 3,0-2,0 135 4,0
2,8-2,s 11,23 1,5
', <_, 1 17,93 1,5

rrLl
7
ta 3
rl02
konduktivitrs- lz
1l0O = R

oi o'E
x9
?A
E \ l'r]..,*.n * 'ik o
d
it .r4 3oG;
\i :- I
s
l:,
l _c
,c
EJO
F +/\ - diameter 2.6 mm- 2oEg
aE t
I
E

F
L -\
l

pemanlangao
''1-+ -f'-i-,
)oda
!;
F
0 I 2 J 4 5 6 7 8 9 10 il t2
l; 0r

22 U Az
0 t0 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Diemeter

Berkurangnye penampang ( l)
Gbr.4 Hubungan antara Diameter dan
Gbr. 3 Karakteristik Mekanis dan Lis- Karakteristik Mekanis serta
trik dari kawat Tembaga Hard- Listrik untuk Kawat Tembaga
Drawn. Hard-Drawn.

2.2.3, Kapasitas Penyaluran Arus dori Penghantar


Arus yang diperbolehkan (allowable current) untuk saluran transmisi udara dibatasi
oleh kenaikan suhu yang disebabkan oleh mengalirnya arus dalam saluran tersebut.
Suhu maksimum yang dapat ditoleransikan dalam waktu singkat tertentu untuk kawat
tembaga hard-drawn, kawat aluminum dan kawat aluminum campuran (alloy) dite-
tapkan pada 100"C (Jepang); periksa Tabel ll.2) Tetapi, karena karakteristik mekanis
dari kawat dan sambungannya fioints) memburuk oleh pemanasan, maka 90"c dianggap
sebagai suhu kerja kontinu maksimum untuk penghantar.
16 Bab 2. Penghantar untuk Saluran Transmisi Udara

50

350'
10

-f--.
^99
lt,' 00'
1n V,' 30E
a
.:
Ees
,
?-- 7
E
u
ia !.-
t
I
c
6
'i
it 208
!
t L- lim. ter I m F
20
i-t ," Brn8rn T utf,
I
x E
I t
U
97 Zto
I
l0
o
tN"
0 o
0 200 100 5N 600 ],oo0
o o,s. t,o 1,5 2,0 2,5 3,0 3,s 4,0 1'5 5'0

Jumhh Jrm Pendinginrn Suhu Pendinginen ("C)

Gbr. 5 Hubungan antara Jumlah Jam Gbr.6 Hubungan antara Suhu Pendi-
Pendinginan dengan Kondukti- nginan dan Karakteristik Meka-
vitas Kawat Tembaga Hard- nis Kawat Tembaga Hard-
Drawn. Drawn.

Tabel 11. Kapasitas Penyaluran Arus untuk Berbagai Penghantar Saluran Udara

Kapasitas Penyaluran Arus pada Suhu Keliling 40"C (A)


Ukuran
Macam Penghantar Nominal Suhu Maksimum untuk Pem- Sdhu Yang Ditoleransikan
(mm2) Maksimum 100"C
bebanan Kontinu 90'C

200 660 740


150 540 610
Hard-Drawn Copper 100 420 470
Stranded Cable 75 350 395
55 290 320
38 225 245
22 160 175

610 1.070 L210


s20 960 1.090
Aluminum Cable 410 840 940
330 720 810
Steel Reinforced
240 600 670
160 460 510
120 390 440

300 620 695


240 535 600
Hard-Drawn Aluminum 150 395 450
310 345
Alloy Stranded Cable 100
55 2t5 235
38 165 185

150 420 475


330 365
Hard-Drawn Aluminum 100
70 265 285
Stranded Cable
55 230 250
2.2 Karakteristik Penghantar 11

Untuk kawat telanjang (bare) arus yang diperbolehkan dinyatakan oleh rumus:2)

;:, _h" - (h, -ft), *u


tr*- rAr (22)

h.: --J'm.572 lV
dimana
p"*ffi:4a (w/"c'cm2) (23)

t273+r+A\1 /273+T\.
ft. : 0,000576
\m--/-\=m-l (W/'C.cmz; (24)

dimana 7 : jumlah sinar matahari (W/cmr)


0: kenaikan suhu ("C)
4: perbandingan dengan koefisien radiasi sebuah badan hitam (black
body)
/: garis-tengah penghantar (cm)
7: panjang penghantar (cm)
BR: tahanan bolak-balik (AC) penghantar dengan panjang I pada suhu
akhir (e)
f: tahanan bolak-balik dibagi tahanan searah
I: suhu keliling ("C)
Z: kecepatan angin (m/s)
f: arus (A)

Apabila terjadi hubung-singkat pada saluran transmisi, maka suhu penghantar


naik karena arus sesaat dari hubung-singkat tadi. Dalam hal demikian, maka kenaikan
suhu untuk kuat-tarik yang sama dianggap 200"C untuk kawat tembaga hard-drawn
dan 180"C untuk kawat aluminum.3) Nilai arus yang ekivalen dengan batas suhu ini
dinamakan kapasitas penyaluran sesaat. Bila dimisalkan bahwa radiasi panas tidak
terjadi dalam waktu kurang dari 2-3 detik, dan suhu penghantar permulaan adalah
40'C, maka kapasitas itu dinyatakan oleh persamaan-persamaan sebagai berikut:3)
(l) Untuk kawat tembaga hard-drawn dengan 0 : 160"C
I: l52,tSl,:fl (2s)
(2) Untuk kawat aluminum hard-drawn dengan 0 : 140'C
I :93,2651,r,T (26\
(3) Untuk kawat aluminum campuran (alloy) dengan 0: ll0"C
I :79,2551Jlr (27)
dimana f:arus(A)
0: kenaikan suhu ("C)
s: penampang penghantar (mm2)
,: waktu pembebanan arus (s)

fl-*' = : iL,!i"
!*
tr ,tl:.' ' -'
. t .-'l.
..i;,8
t
'. r"!
I
lt . ?ill
18 Bab 2. Penghantar untuk Saluran Transmisi Udara
2.3 Andongan (Sag) Penghantar

Karena beratnya maka penghantar yang direntangkan antara dua tiang transmisi
mempunyai bentuk lengkung tertentu (catenary curve) yang dapat dinyatakan oleh
persamaan-persamaan tertentu.

2.3.1. Penghrnter Ditunigng oleh Tiang yeng Sama Tingginya

Bila penghantar ditunjang oleh tiang-tiang yang sama tingginya, maka prsarlasr.
nya adalah (periksa Gbr. 7(a)):

.I:ccosh*t.l
'e
(28)

l:csinh*frl
c
(.2e)

: ! -c : c (coshl!- - l) (m)
d (30)

c: TllY (m) (3 l)
dimana I: tegangan mendatar dari penghantar (kg)
l4' : brurat penghantar per satuan panjang (kg/m)
/ : panjang penghantar sebenarnya dari titik terrendah sampai titik dengan
koordinat (x, y) (m)
d: andongan (sag) pada titik (x, y) (m)
Pada umumnya bentuk lengkungan penghantar dianggap parabolis, sehingga bila
gawang adalah S (m), maka andongan (sag) D dan panjang penghantar sebenarnya Lo
dinyatakan oleh

o:${^) (32)

tro:s+W:s+St-l (33)

Gbr. (e) Tiang Pcuniud SsDr Tlrgginya.


2.3 Andongan (Sag) Penghantar 19

2.3,2. Penghantar Ditunjrng oleh fieng yang Tidrk Sama Tingginya


Apabila tiang-tiang penunjang tidak sama tingginya maka yang dihitung adalah
andongan yang miring (obligue), yang dinyatakan oleh rumus

o:ff{^) (34)

yakni jarak D antara garis AB (periksa Gbr. 7(b)) dan garis singgung pada lengkungan
kawat yang sejajar dengan garis AB tersebut.
Hubungan antara andongan miring dan andongan pada titik-titik penunjang dinya-
takan oleh

oo: o(r - #| (3s)

Do+H:r(,*#) (36)

Tegangan tarik pada titik-titik penunjang A dan I dinyatakan oleh


Tt:T+WD (37)
Ta:T+W(Do+H) (38)

Gbr. 7(b) Tiang Penunjang Tidak Sama Tingginya.


20 Bab 2. Penghantar untuk Saluran Transmisi Udara

2.4 Perlengkapan Penghantar

2.4.1. Sambungan Penghantrr (Joints)

Sambungan (oints) penghantar harus mempunyai konduktivitas listrik yang


baik serta kekuatan mekanis dan ketahanan (durability) yang tangguh. Sambungan-
sambungan yang biasanya dipakai adalah:
(l) Sambungan kompressi: Di sini kelongsong (sleeves) sambungan yang terbuat
dari bahan yang sama dengan penghantar dipasang pada sambungan peng'
hantar dengan tekanan minyak; periksa Gbr. 8. Cara ini dapat diandalkan
dan banyak dipakai untuk penghantar-penghantar berukuran besar.

Poros Kawat Baja

KelongsongAluminum KelongsongBaia A.C.S.R.

Gbr. 8 Sambungan Kompressi untuk A.C.S.R.

(2) Sambungan belit: Dalam hal ini penghantar-penghantar yang hendak


disambung dimasukkan dalam kelongsong berbentuk bulat telor yang kemu-
dian dibelit beberapa kali dengan kunci belit (twisting wrench). Karena pe-
ngerjaannya sederhana dan mudoh, cara ini banyak dipakai untuk kawat lilit
dengan penampang kurang dari 125 mm2.
(3) Sambungan untuk penghantar yang berlainan: apabila permukaan kontak
antara dua penghantar yang berlainanjenis basah, maka salah satu penghantar
akan berkarat. Oleh karena itu digunakan kelongsong khusus dengan logam
tertentu untuk memungkinkan disambungnya dua penghantar tadi.

d :25,6 mm untuk A.C.S.R. 330 mm

d :22,7 mm untuk A.C.S.R. 240 mm

Gbr.9 Perentang Per ienis Ball & socket


untuk Kawat-Berkas.
2.5 Referensi 2t

2.4.2. Perentang (Spacer)

Untuk sistim kawat-berkas, dipasang perentang (spacer) untuk menghindarkan


agar kawat-kawat penghantar dalam satu fasa tidak mendekat atau bertumbukan
karena gay^-gaya elektromekanis atau angin, periksa Gbr. 9. Perentang ini dipasang
pada jarak I 5-40 m satu sama lain di dekat tiang-tiang penunjang dan 60-80 m di tengah
rentangan (midspan).

2,4.3. Batang-batang Pelindung (Armor Rods)

Guna menghindarkan kelelahan penghantar karena getaran (vibrat-ion fatigue)


maka dipasang batang-batang pelindung (arrnor rods) sebagai penguatan di tempat
penghantar digantungkan. Bentuk batang-batang ini terlihat pada Gbr. 10.

2.4,4. Peredam(Dampers)

Peredam (dampers) dipasang dekat pengapit (clamps) untuk menghindarkan


kelelahan kawat-kawat komponen karena getaran (vibration). Banyak jenis peredam
yang dikenal, antara lain, Stockbridge (Gbr. ll), torsional, dsb.

Pelinduog Kawat Baja

Gbr. l0 Batang Pelindung. Gbr. 11 Peredam Stockbridge.

2.5 Referensi

Di dalam Bab 2 digunakan referensi terhadap sumber-sumber dari luar sebagai


berikut:
l) J. G. Anderson et al, "Ultrahigh-Voltage Power Transmission", Proceedings IEEE,
vol. 59, No. ll, November 1971,hal.1548-1556.
2) Study Committee, Research Report concerning Improvement of Power Transmission
Function, vol. I (Overhead Transmission Lines), Central Research Institute
of Electric Power Industry (Japan), 1965, hal. 15.
3) Handbook of Electrical Engineering, Institute of Electrical Engineers of Japan,
1967, hal. 357.
BAB 3. ISOLATOR PORSELIN

3.1 Jenis Isolator Porselin


Isolator untuk saluran transmisi diklasifikasikan menurut penggunaan dan
konstruksinya menjadi isolator gantang (suspension), jenis pasak (pin-type), jenis batang
panjang (long-rod) dan jenis pos-saluran (line post).
Gandengan isolator gantung pada umumnya dipakai pada saluran transmisi
tegangan tinggi, sedang isolator batang-panjang dipakai di tempat-tempat dimana
pengotoran udara karena garam dan debu banyak terjadi. Keduajenis yang lain dipakai
pada saluran transmisi yang relatip rendah (kurang dari 22-33 kv).
Pada isolator gantung dikenal dua jenis, yakni clevis type dan ball-and-socket type,
yang masing-masing terbuat dari porselin dengan tutup (cap) dari besi tempaan (mal-
leable iron) di satu pihak dan pasak baja di lain pihak, yang keduanya diikatkan pada

I6
-.1 F

\s
)-
I 5,,'', \
1E6'\-) <)__r
.2slo
2546

(e) Jenir Clevia (b) Jcnic B.ll & Sockcr

Gbr. 12 Isolator Gantung 250 mm.

(LP-6,0)
(LC{0r0)
Gbr. 13 Isolator Jenis pasek.
l4
Gbr. Isolator Gbr. 15 Isolator
Batang Panjang. Pos Saluran.
24 Bab 3. Isolator Porselin

porselinnya dengan semen berkwalitas baik. Ukuran yang dikenal adalah dengan
piringan bergaris-tengah 250mm (di Jepang ukuran standar), l80mm,280mm. dan
320 mm, masing-masing dengan gaya mekanis 12000 kg dan 16500 kg (standar), 6000 kg,
21000 kg dan 30000 kg. Isolator gantung digandeng-gandengkan menurut kebutuhan
isolasi karena tegangannya.
Jenis pasak dan line-pos, terbuat dari porselin, yang bagian bawahnya diberi
tutup (thimble, cap) besi cor yang disemenkan pada porselin serta pasak baja yang
disekrupkan padanya. Karena jenis-jenis ini dipakai sendiri (tidak dalam gandengan)
serta kekuatan mekanisnya rendah, maka mereka tidak dibuat dalam ukuran-ukuran
yang besar.
Jenis batang-panjang mempunyai sedikit bagian logam sehingga tidak mudah
menjadi rusak. Oleh karena rusuknya yang sederhana maka ia mudah tercuci oleh
hujan, sehingga jenis ini sesuai sekali untuk penggunaan pada tempat-tempat yang
banyak dikotori garam dan debu.

3.2 Karakteristik Isolator


3.2.1, Karekteristik Listrik
Isolator terdiri dari badan porselin yang diapit oleh elektroda-elektroda. Dengan
demikian maka isolator terdiri dari sejumlah kapasitansi. Kapasitansi ini diperbesar oleh
terjadinya lapisan yang menghantarkan listrik karena kelembaban udara, debu dan
bahan-bahan lainnya pada permukaan isolator tersebut. Karena kapasitansi ini, maka
distribusi tegangan pada sebuah gandengan isolator tidak seragam. Potensial pada
bagian yang terkena tegangan (ujung saluran) adalah paling besar; periksa Gbr. 16.
Dengan memasang tanduk busur api (arcing horn), maka distribusi tegangan diper-
baiki; periksa Gbr. 17.
Tegangan lompatan api (flashover voltage) pada isolator terdiri atas tegangan-te-
gangan lompatan api frekwensi rendah (bolak-balik), impuls dan tembus dalam minyak
(bolak-balik frekwensi rendah). Tegangan lompatan api frekwensi rendah kering adalah
tegangan lompatan api yang terjadi bila tegangan diterapkan di antara kedua elektroda
isolator yang bersih dan kering permukaannya; nilainya konstan serta merupakan nilai
G
a30
{2a
a26 11
221
O .t l2
I
E
v- 2a
E10
ra
lt6
ltl
e ,,
"#l^w $a
${,
F:
6

;to
t-
sl
d=
a

l-6
Id
Ei,
Ez
1t
c2
&> o
12 3 1 5 6 7 I 9 l0 ll 12 13tl 15 t6
lo
& a t 2 3 1 5 6 7 E 9 l0ll'12 13lll5l6l7lE 19
Uiung
Tenrh
Nomor Unit Uiung
Selurrn
Uiuor Turt Nomor Unit Uiung Selurm Gbr. 17 Distribusi legangan pada
Gbr. 16 Distribrsi Tepngan pada Gan- Gandengan Isolator (Dengan
dengan Isolator (TanPa Tanduk Tanduk Busur Api).
hsur APD.
3.2 Karakteristik Isolator 25

dasar dari karakteristik isolator. Tegangan lompatan api basah adalah tegangan
lompatan api yang terjadi bila tegangan diterapkan di antara kedua elektroda isolator
yang basah karena hujan, atau dibasahi untuk menirukan keadaan hujan. Di Jepang,
tahanan jenis (specific resistance, resistivity) air yang dipakai adalah 10000 Ocm dan
jumlah penyiramannya 3 mm/menit. t )

Tegangan lompatan api impuls adalah tegangan lompatan api yang terjadi bila
tegangan impuls dengan gelombang standar diterapkan. Di Jepang gelombang ini
adalah 1,5 x 40 ps;2) menurut International Electrotechnical Commission gelom-
bangnya adalah 1,2 x 50 ps.3) Karakteristik impuls terbagi atas polaritas positip dan
negatip. Biasanya, tegangan dengan polaritas positip (yang memberikan nilai lompatan
api yang lebih rendah) yang dipakai. Untuk polaritas positip tegangan lompatan api
basah dan kering sama.
Tegangan tembus (puncture) frekwensi rendah menunjukkan kekuatan dielektrik
dari isolator, dan terjadi bila tegangan frekwensi rendah diterapkan antara kedua elek-
troda isolator yang dicelup dalam minyak sampai isolator tembus. Untuk isolator dalam
keadaan baik tegangan tembus ini lebih tinggi dari tegangan lompatan api frekwensi
rendah, dan nilainya kira-kira 140 kV untuk isolator gantung 250 mm.

3.2.2. Karakteristik Mekanis


Kecuali harus memenuhi persyaratan listrik tersebut di atas, isolator harus memiliki
kekuatan mekanis guna memikul beban mekanis penghantar yang diisolasikannya.
Porselin, sebagai bagian utama sebuah isolator, mempunyai sifat sebagai besi cor,
dengan kuat-tekan (compressive strength) yang besar dan kuat-tarik (tensile strength)
yang lebih kecil. Kuat-tariknya biasanya 40G-900 kgfcm2, sedang kuat-tekannya l0
kali lebih besar.r)
Porselin harus bebas dari lubang-lubang (blowholes), goresan-goresan, keretakan-
keretakan, dsb., serta mempunyai ketahanan terhadap perubahan suhu yang mendadak
dan tumbukan-tumbukan dari luar.
Gaya-tarik terhadap isolator yang telah dipasang relatip besar, sehingga kekuatan
porselin dan bagian-bagian yang disemenkan padanya harus dibuat lebih besar dari
kekuatan bagian-bagian logamnya, periksa Gbr. 18.

KurGParah tron)

bnjtung Brsirn i Contoh

Pek B.sa I lslator Clcvis{yts 25omm


B Tutup Bcsi TcmPrnl H.ny. Turupnya
c Poerin I lrolator U.ii d.n8.n P.gl Khus6 dan Tutup ysng Kurt

Gbr. 18 Diagram Disnibusi Kekuatan Mekanis


pada Isolatoi Gantung 250 mm.
26 Bab 3. Isolator Porselin

Kekuatan mekanis dari isolator gantung dan isolator batang-panjang (long-rod)


harus diuji untuk mengetahui kemampuan mekanis dan keseragamannya. Kekuatan
jenis pin-type dan line-post ditentukan oleh kekuatan pasaknya (pin) terhadap momen
tekukan (bending mcment) oleh penghantar. Pengujian kekuatannya karena itu
dilakukan dengan memberikan beban kawat secara lateral terhadap pasak.
Karakteristik listrik dan mekanis dari isolator gantung, isolator jenis pin, jenis
long-rod dan jenis line-post menurut standar Jepang tertera dalam Tabel 12, 13, 14,
dan l5.a-7)
Dalam perencanaan isolasi saluran transmisi udara, tegangan lebih merupakan
faktor penting. Di tempat-tempat dimana pengotoran udara tidak mengkhawatirkan,
surja-hubung (switching-surge) merupakan faktor penting dalam penentuan jumlah
isolator dan jarak isolasi. Karakteristik lompatan-api dari surja-hubung lain dari
karakteristik frekwensi rendah dan impuls. Contoh karakteristik lompatan-api untuk
isolator gantung 250 mm terlihat pada Gbr. 19.

Trbet 12. Karakteristik fompatan Api Isolator Gantung 450 mm5' 6)

Tegangan Lompatan Api Tegangan Lompatan Api


Frekwensi Rendah (kV) Impuls 50% (kV)
Jumlah Piringan
Kering Basah Positip Negatip
, 155 90 255 255
3 215 130 355 345
4 270 170 40 415
5 325 2t5 525 495
6 3E0 255 610 585
435 295 69s 670
8 485 335 780 760
9 540 375 860 845
10 590 415 945 930
ll 640 455 r025 l0l 5

t2 690 490 r 105 I 105


l3 735 525 I 185 I 190
t4 785 565 1265 1275
l5 830 600 I 345 I 360

l6 E75 635 1425 1440


t1 920 670 I 505 1530
l8 965 705 l 585 t 6l5
t9 l0l0 140 r665 1700
20 1055 775 1745 I 785

2r I 100 810 l 825 1870


22 I r45 845 1905 1955
23 I 190 880 l 985 2040
24 l23s 915 2065 zt2s
25 1280 950 2145 xilo
Catatan: Clevis Type (JIS C 3810): Kekuatan Elektro-Mekanis: 12.000 kS; Bail & Socket Type
(JIS C SEID: 16.5N ke
3.2 Karakteristik Isolator 27

Tabel 13. Karakteristik Isolator Jenis PasakT) (Pin Tne)

Tcgangan Lompatan Tegan3rn


Tcgangan Jumlah Diamctcr
Kurt-Psn.
Bcilt dG-
Tinggi A,pi Frekwcnsi Rendah Lompatan
llodcl Nominal Kupingan vlaksimum njan Be-
Api Impuls crng (Crn-
(kv) (Sbcd) (mm) Minimum Maksimufi Kcring Basah r.n8 BG3i
50% tilcvcr)
Porslin (mm) (mm) (kY) (ks)
(kB)

t0 il 2 200 r20 2t0 85 55 120 700 3,4


20 22 3 240 245 255 lr0 75 t60 7m 6,1
30 300 310 330 t35 95 200 7(x) I t,5
40 : 3
3 350 375 400 160 lt5 2$ 850 I 7,0
50 4 400 4t5 65 185 135 2t0 850 2r,o
60 6 4 4t0 490 515 2r0 155 3m l.(m 38,5

Tabel 14. Kerakteristik Isolator Jenis Batarry-Penjang (Iong-Rod)?'

TcSirrurn LompataE Tcgangan


Tegangan Jumlah Di.mctcr Diametcf Api Frekwemi Rcndgh Lompetsn Ku.t-
Model Nominal PanjanS Kupingan Kupingan Badrn Impuls Prt h Bcrat
(kv) (mm) (Shed) (mm) (mm) Kcring B$rh 50% Flarh. (tr) (L3)
(kv) (kv) over (kU

LC-5505 22 385 5 l/45 65 il5 55 170 7,sm 7


LC-6507 33 485 7 l.t5 55 t50 95 230 ,,500 9
LC{510 66 5E5 l0 145 65 t85 125 2Xt 7,vx) t0
LC-8005 1) 385 5 160 80 ll5 65 170 t\mo t0
LC-8007 33 /tE5 7 t60 80 r50 95 230 12,m0 t2
LC-8010 66 585 l0 160 EO t85 t25 2q) t2,000 l{
LC-801 3 77 725 l3 160 t0 235 t60 380 t2,m0 t8
ic-80t7 77 875 t7 160 80 285 200 170 12,(m x2
LC-8021 ll0 I,025 2t l@ 80 335 2$ 560 t\mo 26
LC-E02,1 u0 t,t 75 24 160 EO 3E5 280 650 t2,mo t,
Catatan: Isotator di atas mempunyai clevis(cantolan)pada keduo ujungnya. Ada jenis yang lain(LE)
dengan clevis pada satu ujung dan mata pada uiung yarrg lain.

Trbcl 15. Ihrektcrlsdk Isoletor Jents Pos Sduran (Lhc fcgt'


Tcgangrn Lomprtrn
TcirnSrn Kurt.
Icglnai.!. ,urLh Diunaar Di.mtcr Api Frckwcnri Xhnd$ Lomortrn Pracrnf D.fri
Modcl Nominrl f,upmSJl Kupirurn Brdrn Tinssi tnpul3 (t!)
(Lv) (s,hd) (DE) (em) (mm) Kcrins Belah
(LV) (kY) n%$9 (ts)

LP.IO It 1 ta5 6t 2$ to !t(, lm 7tD 5,7


LP.2O z2 6 tt0 ?0 ,25 t0t 7t t6lt tu 7,7
LP.30 3l t t60 x) lm t3t tm xn ?m t t.5
LP{O t0 t6lt t5 ilt 170 125 ns nn t5.l
I,l{o 6 t2 190 lot 70 240 tf,, 3t5 ?u 27,6
LP.M n t4 t90 r0t 6t0 2N 2r0 4 TN 3t.t
28 Bab 3. Isolator Porsclin

3.2.3. Penguiirn Isolrtor


A-Tc FiarLatuI+h
Pengujian (rcsting) pada isolator E-Tq nl.rr Loortrr ScF
terdiri dari: Hfur(Nrrrb. lrreD
C - Tturulo+iuFt-
(l) Pengujian konstruksi. rolR-drf G.t h)
(2) Pengujian semu (appearance).
(3) Pengujian listrik. tg A
(4) Pcngujian mekanis.
(5) Pengujian elektromekanis. $o t2so

(6) Pengujian termis.


a
a
?tm
Y
(7) Pengujian keporian (porosity). o
(8) Pengujian galvanisasi. s
E

!a
Dalam pembelian isolator, Perlu Ia 75(r
dilakukan pengujian jenis dan pengu'
jian penerimaan (acceptance) sesuai
t
I
%
/
dengan cara-cara yang berlaku.

3.3 Pasangan Isolator


/
,2
Dalam kategori pasangan isolator
(fittings) termasuk pasangan-pasangan 05t01520
logam dan perlengkapan'perlengkapan Jumhh Pirinjm
lainnya guna menghubungkan peng- Gbr. 19 Karakteristik Lompeten Api
hantar, isolator dan tiang transmisi. Isolator Gantung 250 rnm.

33.1. Prsengen Isolator

Pasangan isolator terbuat dari besi atau baja tempaan (malleable) yang ukurannya
disesuaikan dengan tegangan, jenis dan ukuran penghantar, kekuatan mekanisnya,
serta konstruksi penopangnya (supporting structure). Dengan demikian maka dikenal
baut-U, klevis (clevis), link, mata (eye), ball and socket (bola-dan-lekuk), dsb., yang
mudah dihubung-hubungkan, dan mudah dipertukarkan; periksa Gbr. 20. Permukaan
pasangan logam ini biasanya digalvanisasikan'

3.3.2. Tanduk Api dan Cincin Perisri

Bila terjadi lompatan api (flashover) pada gandengan isolator, maka isolatornya
akan rusak karena busur apinya. Untuk menghindarkan kerusakan ini, maka pada
gandengan isolator gantung dan isolator long-rod dipasang tanduk-tanduk api (arcing
horns). Tanduk api dipasang pada ujung kawat dan ujung tanah dari isolator, serta
dibentuk sedemikian sehingga busur api tidak akan mengenai isolator waktu lompatan
api terjadi. Jarak antara tanduk atas dan bawah biasanya 7185% dari panjang gan'
dengan (periksa Gbr. 20). Tegangan lompatan api untuk gandengan isolator dengan
tanduk api ditentukan oleh jarak tanduk ini; periksa Bab 8. Tanduk api biasanya
dipakai untuk saluran transmisi dengan tegangan di atas ll0kV,ataudiatas66kV
di daerah-daerah dengan tingkat isokeronik yang tinggi.
Cincin perisai (shield ring) dipasang pada ujung kawat dari isolator untuk men-
cegah tcrjadinya korona pada ujung tcrscbut. Effck pencegah koronajuga dimiliki oleh
tanduk api.
3.4 Pcngotoranlsolator 29

htr-U
U-Cl'th

--Pc64rTroddt

Trrdrk Api

Grdengrl

lr
tt
!l

Pclugu Tudrk
nlrpit G6h![

Gbr. 20 Gendengan Isoletm Gentrmg Turggel.

333. Jcpltrn
Untuk penghantar dipakai pengapit gantungan (suspension clamps) dan pengapit
tarikan (tension elamps) sedang untuk kawat tanah dipakai pengapit sederhana. Ada
dua jenis,pengapit gantung, yang satu dengan, dan yang lain tanpa batang pelindung
(armor rods). Pengapit-pengapit dipilih dengan memperhatikan macam dan ukuran
kawat, kuat tarik maksimumnya, serta dibentuk sedemikian rupa sehingga tidak
menimbulkan kerusakan dan kelelahan karena getaran (vibration) dan sudut andongan
dari kawat.
Gandengan isolator gantung tunggal terlihat pada Gbr. 20, gandengan isolator
tarik tunggal pada Gbr. 21, dan gandengan isolator tarik ganda pada Gbr. 22, masing-
masing lengkap dengan pasangan isolatornya.

3.4 Pcngotorenlsolator
Tahanan isolasi dari permukaan isolator yang bersih besar sekali. Nilainya menjadi
sangat berkurang menjadi beberapa mega ohm saja, bila permukaannya menjadi kotor
(polluted) karena isolator tersebut terpasang di daerah-daerah industri atau di tepi laut.
Bila tegangan tinggi diterapkan pada isolator ini, lapisan permukaannya yang lembab
menguap dan menimbulkan busur api setempat, yang kemudian bertambah besar
schingga menimbulkan lompatan api. Mekanisme dari gejala ini sukar diterangkan.
Karakteristik lompatan api yang digunakan sebagai standar perencanaan (design)
didapat dari pengalaman operasi dan pemeliharaan pada saluran transmisi, serta dari
30 Bab 3. Isolator Porsclin

data-data pengujian lompatan api pada isolator yang sengaja (artificially) dikotori atau
yang dikotori secara alamiah.

3.4.1. Krnlderistih Lomptm Apt drri Isoletor Kotor


Untuk isolator gantung 250 mm yang dikotori (polluted) berlaku mmus tegangan
lompatan api sbb:r)

dimana
":ffi
Y: lq$anEan lompatan api minimum untuk gandengan isolator gantung
(3e)

dengan rY piringan (kY)


W : kegadatan adhesi garam (mg/cm')
K: kepadatan adhesi serbuk poles (polished) (ngFr
ff: jrrml4fu piringan isolator

Pada umumnya garam merupakan pengotoran terhadap isolator. Namun, untuk


memperhitungkan pengaruh bahan-bahan yang tidak dapat dilarutkan, pengujiannya
dilakukan dengan garam dan serbuk poles (polishing powder). Kepadatan serbuk /(
dianggap bcrnilai 0,1 mg/cm2.

Grdarrn
Irclrtq
Tuirt ADi

l--**", *,,,
I

Tr.Lt ADi
Ocvir Lld.

Patrpit Jcoit
fosri

Gtr.21 GenAcogrn Ishtor Tarlk Tuggd. Ghr. /2 Gendeogrn Isolator Tsrik Gerd8.
3,4 Ecngotoran Isolator 31

Guna menampung perbedaan antara pcrcobaan dcngan keadaan scbenarnya,


dipakai faktor koreksi fr, yakni
L _ tegangan ketahanan untuk perencanaan (4o)
,.g
Pada umumnya dipakai harga k: 1,25, meskipun untuk saluran-saluran transmisi
penting atau tempat-tempat khusus, nilai /r diatur menurut kepcrluannya antara 1,0
dan 1,25.
Dalam Gbr. 23 diberikan contoh karakteristik tcgangan ketahanan (withstand
voltage) untuk isolator gantung 250 mm, sedang Gbr. 24 menunjukkan karakteristik
yang sama untuk isolator long-rod.
t9
IE
l7
?t6
a
.l 'rs
4
tt1
g
ali
a
4,,
i,,
a

A
7to
It
Ee
E

0,0t 0,02 o,03 4,050,t 0,2 0,3 0s


0,07

fcpr&r.r Adhai Gro (rr/c!) X.O.d.tu Adt6i Grm (rr/cr!)


Gbr. Zi Kerelteristikyeng"Dfuekomco" Gbr. 2| Ifunktcrlsdf yrrgDlrekom'
drsiten untuk Percncemen drsltrn untuk (Pcrmnren)
Tegangsn Ketehanen Isoletor Tegrryrn Kctrhanen Isolrtor
Gentung 230 mm. Betery-Pen[ng (Irog-R.od).
3.4.2. Klasifikesi Drerrhdrereh Pengotoran
Berdasarkan pengalaman mengenai kerusakan terhadap saluran transmisi, maka
daerah-daerah pengotoran (contamination) dikelasifikasikan menurut Tabcl 16.
Pembagian ini dipengaruhi oleh kondisi geografis, misalnya, daerah yang banyak
mengalami banyak taufan (typhoon), daerah pegunungan, daerah dataran, dsb.

3.4.3. Crn-crre Penrngguhngrn Pengotorrn Genm den l)cbu


Untuk menanggulangi pengotoran yang menyebabkan penurunan tcgangan keta-
Trbel 16. Kdesffittesl Dsr[ PcoSpaoru
Kelasifikasi A B c D E F
Kcpadatan di bawah di etg
Adhcsi Garam 0,01 0,014,03 0,0H,06 0,064,12 o,l?4,?s 0*,
(mg,/cm2)

Catatan: A, B. ..Pcngotoral Ritgaa C,D. ..Pcttgotorusa-rt


E,F . ..PengolorutBcrat
32 BEb 3. IcoLtor Ponclin
hanan pada Isolator, (periksa Gbr. 23 dan Gbr. 24) ditempuh cara.cara boikut:
(l) Menambah isolasi (misalnya dengan menambah jumlah piringan dalsm
gandengan).
(2) Mencuci isolator, yaitu dengan menyemprotnya dengan air, birsanya dalam
keadaan bertegangan (hot-line washing).
(3) Memberi lapisan campuran silikon pada isolator untuk mcnangkal air (walcr
rcpcllcnt).
(4) Menurunkan tegangan sistim atau memutuskan arus saluran transniri bila
dipcrkirakan akan terjadi gangguan.
Data-data tentanB pengotoran di Indonesia tidak ada, sehingga urgensi penerapan
cara-cara di atas belum diketahui.

3.5 Pemhuuken Isolator


Karena dipakai selama bertahun-tahun, isolator berkurang daya isolasinya,
misalnya, karena mengatarni keretakan pada porselinnya. Proses ini dinamakan pem-
burukan (deterioration) isolator. Sebab-sebab utama dari pemburukan isola.tor adalah
pcngembangan kimiawi dan pengembangan pembekuan dari semen, perbedaan dari
pcngembangan karena panas di berbagai bagian isolator, pengembangan panas karena
arus bocor dan berkaratnya pasangan-pasangan logam.
Untuk mencegah proses pemburukan dilakukan hal-hal sebagai berikut:
(l) Meninggikan kuat-mekanis dari bagian porselin.
(2) Membatasi pengembangan kimiawi dari bagian-bagian semen
(3) Mengecat (buffer paint) bagian-bagian semen
(4) Tidak menggunakan semen di dalam lapisan porsclin.
Isolatorjenis pasak (pin-type) paling banyak mengalami proses pemburukan sehing-
ga sering menyebabkan gang.guan pada saluran transmisi. Isolator gantung, isolator
long-rod dan isolator line-post jarang menyebabkan gangguan karena pemburukan.
Dengan kemajuan tcknologi, maka isolator yang dibuat akhir-akhir ini sedikit sekali
mengalami pemburukan.

3.6 Referensi
Rcfcrensi yang digunakan dalam Bab 3 adalah sebagai berikut:
l) Testing Methods of Innlators, Japanese Standards Association, JIS-C-3801, 1966.
2) Impulse Yoltage Testing, Japanese Electrotechnical Committee, JEC-!06, 1944..
3) Rccommcndation on High-Yolta9e Test Techniques, International Elcctrotcchnical
Commission, Publication 60, 1938 (Rcviscd l%2).
4\ 250 mm Clevis-Type Suspension Insulators, Japanese Standards Association, JIS-G
3810, 1966.
5) 250 mm Ball-and-Socket-Type Suspension Insulators, Japanese Standards Associa-
tion, JIS-C-3817, 1971.
6) Iang-Rod Insilators, Japanese Standards Association, JIS-C-3816, 1962.
7) Lin*Post Insulatorn, Japanesc Standards Association, JIS-C-3E12, 1968.
E) Spccial Study Committee, 'Coun&erplan for Salt Pollution of Transmission Linc-,
Results of lYorkshop on Transmission lfues, Electrical Coopcrativc Re*arch
Associatron of Japan, vol. 20, No. 2, April 1964, hal. l0l.
BAB 4. KONSTRUKSI PENOPANG
SALURAN TRANSMISI

4.1 Jenis Penopang

4.1.1. Menrn Beie den Tieng Brir


Jenis-jenis bangunan penopang saluran transmisi yang dikenal adalah menara-
menara baja, tiang-tiang baja, tiang-tiang bcton bertulang dan tiang-tiang kayu.
Menara baja adalah bangunan tinggi terbuat dari baja yang bagian-bagian kakinya
mempunyai pondasi sendiri-sendiri, sedang tiang baja mempunyai satu pondasi untuk
semua bagian kakinya.
Menara baja untuk saluran transmisi dibagi menurut bentuk dan sifat konstruk-
sinya menjadi menara persegi, menara persegi panjang, menara jenis korset, menara
gantry, menara rotasi, menara M.c. dan menara bertali (guyed tower), periksa Gbr. 25.
Tiang baja terbagi menjadi tiang persegi, tiang segitiga, tiang pipa baja dan tiang
Panzer, periksa Gbr. 26.
Menara-menara persegi dan tiang-tiang persegi sama bentuk dan kekuatannya
dan paling banyak disukai" Jenis-jenis ini banyak dipakai untuk saluran transmisi
ganda (double). Menara persegi panjang sama bagian atas dan bawahnya, serta banyak
dipakai untuk saluran tunggal dan saluran banyak (multicircuit). Menara jenis korset
sempit di bagian tengahnya, dan biasanya dipakai untuk saluran tegangan tinggi rang-
kaian tunggal (single circuit), serta untuk gawang (span) yang lebar. Menara gantry
digunakan bila saluran menyeberangi jalan kereta api, jalan raya srta kanal-kanal air.
Menara rotasi adalah menara yang bagian atasnya diputar45o di atas bagian bawahnya.
Menara M.C. terbuat dari pipa-pipa baja yang diisi beton. Menara bertali mempunyai
konstruksi berengsel yang menunjang beban mekanisnya dengan kawat-kawat penahan
(stay wires).
Tiang-tiang baja segitiga adalah konstruksi yang terdiri dari tiga kaki yang mem-
punyai bagian-bagian segitiga samasisi (equilateral) dan diagonal-diagonal seperti
pada tiang-tiang persegi. Tiang-tiang jenis ini dipakai pada kawat-kawat transrnisi
yang bebannya ringan. Tiang pipa baja dibuat dari pipa baja dengan penampang bulat.
Tiang Panzer terbuat dari plat-plat baja tipis yang dipasang di tempat dengan penopang
tiang.
Menara-menara transmisi terbagi menurut karakteristiknya menjadi menara baja
kaku (rigid), lentur (flexible) dan setengahJentur (semi-flexible). Menara kaku diren-
canakan untuk rhenahan beban yang diperkirakan oleh menara itu sendiri, sedang
menara lentur dan setengah-lentur direncanakan tanpa atau scdikit sckali bcban pada
arah kawat.
Menara transmisi baja dibagi menurut objek atau tujuan penggunaannya sebagai
bagan berikut:
34 Bab 4. Kmstnrlsi Pcoopang Saluran Transmisi

menara singgung (tangent tower; diterapkan bila


sudut mendatar kurang dari 3')

Menara-mcnara baja untuk gawang standar kadang-kadang disebut juga menara


standar.

4.1.2. fieng Beton Bertutug

.: Tiang beton bertulang (steel reinforced concrete poles) dapat dikelasifikasikan


menurut cara pembuatannya dan menurut cara menghimpunnya (assembling). Kelasi-

tr.
gBHffi T A o o
tl ,r--r tr
Fcryi Fcrt{iDraiuf l(orrt
GmtrY Persegi

Gbr, 25
Scgitiga Pipo Baja Panzer

Jcrds-Jcds Ttrry-EolL

ffififfi
O
Rotari
t]
M. C.
Bcrtali (GuYcd) Tuacgal

C,V.n
Jcnis H Jcois A Jenis Gcrbang'

KehslEkasl Ttsrg Bots Brtu-


lrng drn Thg IfuYu mcnunat
GDt Zt Jcol&Jcnls Mcnrn B$' Cera MeoghlnFnnys.
4.1 Jcnis Pcnopang 35

fikasi menurut objek sama dengan menara baja.


Tiang beton bertulang dikelasifikasikan menurut cara pembuatannya dalam pem-
buatan dipabrik atau pembuatan setempat (on-site).
Tiangbeton bertulang dikelasifikasikan menurutcaramenghimpunnya sebagai tiang
tunggal, jenis H, jenis A, atau jenis gerbang-kuil (shrine'gate), seperti terlihat pada
Gbr.2'1.

4.1..3. Tiang Kayu


Oleh karena penanganannya (handling) yang sederhana dan harganya yangjauh
lebih murah dibandingkan dengan tiang atau menara baja, maka penggunaannya
sangat direkomendasikan untuk Indonesia. Harga yang lebih murah ini disebabkan
karena perencanaan untuk penopang baja biasanya lebih konservatip dibandingkan
dengan perencanaan tiang kayu. Pada umumnya, konstruksi baja direncanakan untuk
dapat menampung secara aman putusnya satu atau dua kawat, sedang konstruksi kayu
tidak. Oleh karena itu, masuk akal bahwa alasan untuk memilih konstruksi baja yang
lebih mahal harus dikaitkan dengan kebutuhan akan perencanaan yang konservatip,
dan bahwa kondisi yang dapat membenarkan pemakaian konstruksi kayu yang lebih
ri-rurah dan berumur lebih pendek dikaitkan dengan bahaya gangguan yang sifatnya
lebih teoritis. Keuntungan yang lain adalah bahwa kayu merupakan isolasi yang baik
terhadap petir. Tiang kayu yang terhubung seri dengan isolator porselin memberikan
perlindungan terhadap petir yang sama dengan isolator keramik yang ditanahkan
apabila jumlah isolator dalam gandengan terakhir ini lebih banyak.
Rencana konstruksi penopang tergantung dari karakteristik penopang tersebut,
artinya apakah ia kaku (rigid) atau ada kelenturannya (flexible) menurut arah saluran.
Tiang kayu dan beberapa jenis konstruksi penopang baja (periksa 4.1.1) termasuk
dalam kategori terakhir, dan dalam perencanaannya biasanya hanya dihitung tekanan
angin melintang (transverse) terhadap saluran dan konstruksi penopangnya. Tarikan
longitudinal oleh kawat biasanya diseimbangkan pada kedua belah pihak konstruksi.
Tetapi bila satu atau dua kawat putus pada satu pihak, maka terjadilah beban yang
tidak seimbang yang mungkin jauh lebih besar dari tekanan angin melintang tadi.
Konstruksi penopang yang lentur (flexible) dapat menyerap dengan cepat ketidak-
seimbangan ini. Konstruksi pada kedua pihak gawang (span) melentur ke arah gawang-
gawang yang berdekatan, dan pergerakan dari puncak tiang memungkinkan pengen-
doran tegangan kawat pada gawang-gawang tadi karena andongannya (sag) bertambah.
Defleksi dari tiang yang kedua dan ketiga sesudah gawang yang lepas (putus) juga
keiihatan, meskipun defleksinya makin lama makin kecil lbiasanya tidak tampak lagi
pada tiang kelima). Makin besar kelenturan konstruksi penopang, makin kecil beban
tambahan yang harus dipikul oleh tiang manapun. Meskipun demikian, diadakan juga
sekedar kekakuan longitudinal dengan memasang menara-menara penahan (anchoring
towers) yang kaku denganjarak antara 2 km, dengan maksud untuk menahan putusnya
satu (di antara tiga) kawat pada satu pihak atau beban melintang.
Cara menghimpun tiang kayu sama seperti tiang beton, periksa Gbr. 27. Di Amerika
Serikatjenis H telah dipakai untuk saluran dengan kelas tegangan I l0 kV, 132 kV, 154
kV dan 230 kV sejak 42 tahun yang lalu. Berdasarkan atas pengalaman ini, maka jenis H
atau jenis gerbang-kuil telah dipakai untuk saluran dengan tegangan 345 kV sejak l0
tahun y4ng lalu. Penggunaan tiang kayu (biasanya tunggal) untuk saluran 66 kY adalah
36 Bab 4. Konstrutsi Pcnopang Saluran Transmisi

hal yang biasa di Amerika Serikat; karena itu penggunaan tiang baja hanya dibenarkan
bila salurannya berat sekali. Bentuk A atau H dipakai bila dikehendaki kekuatan melin'
tang yang lebih besar (1-5 kali) dibandingkan dengan tiang tunggal. Kira-kira 40 tahun
yang lalu di Inggris telah dikembangkan tiang ganda (double-pole structures) yang lebih
efrsien, misalnya tiang Rutter," yang memiliki ketahanan yang tinggi terhadap kerun-
tuhan karena kekuatannya enam kali lebih besar dari tiang tunggal.
Ada tiga jenis kayu yang dipakai sebagai konstruksi pnopang di Amerika Scrikat,
yaitu Douglas Fir (pohon den), Southern Yellow Pine (sejenis cemara) dan Westcrn
Rcd C.edar (pohon aras), yang semuanya diawetkan. Penggunaan kayu yang tidak
diawetkan dianggap tidak ekonomis lagi, sesudah persediaan kayu keras (Chestnut dan
Northern Cedar) habis. Pengawetan (preservative treatment) diperlukan karena kayu
mcnjadi rusak oleh sejenis cendawan (fungus). Cendawan memerlukan udara, kelem-
babaa dan makanan untuk hidupnya; makanan ini diambilnya dari kayu. Bahan pc-
ngawct mengandung racun yang mematikan cendawan tadi.
Ada dua kelas pengawet, yaitu yang larut air (water borne) dan yang larut minyak
(oil borne). Pengawet larut air, misalnya CCA (Copper-Chrome-Arsenate), lebih bersih
daripada pengawet larut minyak, seperti Creosote dan Pentachlorophenol (PCP).
Kecuali itu, CCA mempunyai daya lekat yang kuat sehingga praktis tidak berkurang
konsentrasinya setelah 20 tahun dan tidak memerlukan pemeliharaan. Namun, karena
pengalaman lain yang memberikan hasil positip di Amerika Serikat ada kecenderungan
untuk menggunakan pengawet larut minyak, terutama PCP.
Di Indonesia terdapat berjuta-juta hektar hutan kayu dengan k.l. 90 jenis kayu
bangunan dan k.l. l0 jenis kayu yang dapat digunakan sebagai tiang transmisi. Menurut
survey yang dilakukan oleh Lembaga Masalah Ketenagaan dalam tahun 1961, jenis
kayu yang banyak dipakai oleh Perusahaan Listrik Negara terutama untuk distribusi
adalah kayu Ulin (Eusidiroxylon Zwageri), Jati (Tectona Grandis), Rasamala (Altang-
hia Exelsa Noronha, sejak tahun 1938), Nani (Metrosideros Petiolata/Vera), Giam

Tsbel 17. Perbanding$ Sifat dgn Kekuaten Tiang Kayu Amerlka dan Indonesie

Berat Tegangan Moduius Kuat


Jcnis Kayu /o Jenis Serat Elastisitas Tindast )
Kelembaban Gm/cm3) (kg/cm2) (kg/cmz) (ks/cmz)

DOUGLAS FTR t2 0,41 548 137.000 522,


d
l.
a) SOUTHERN
E t2 548 127.m0 498
YELLOW PINE 0,51
a
T
e WESTERN RED
)1 CEDAR t2 0,33 422 79.(m 353

DAMAR (Agathis
c I-aronthyfolia, r5,1 0,45 281 54.000 295
0
6
.E,
RASAMALA
g (Altinehia Exelsa
Noronha) 14,1 0.80 575 92.000 598
xal
v ULIN (Eusidi-
roxylon Zwagcri). I 5,5 1,04 l1t3 184.000 73,4

rr Crushtng StrcBth; Tckanan Scialo dengan Scrat (Grain).


,tli r',@!.hr:-trl ..rl. . I

12 Eebro g.dt Konctrutsi Fcoopang 37

(Cotylebolium mula Utxylon Pcrc) dan Bakau (Shorea Elliptica). Kecuali kayu Ulin
yang keras, kayu-kayu lainnya diawetkan dengan berbagai cara.
Perbandingan sifat antara kayu Indoncsia dan Amerika tertera pada Tabcl 17.
Dari Tabcl ini dapat dilihat bahwe kayu Rasamala mempunyai sifat-sifat yang me-
nyerupai Douglas Fir dan Southern Ycllow Pine. Menurut pengalaman PLN umur tiang
kayu Rasamala yang diawctkan berkisar antzra lt-20 tahun. Karena kckcrasan dan
kckuatannya, kayu Ulin dapat digunakan tanpa diawetkan. Kayu Ulin yang tidak dia-
wetkan rclah dipasang di kota Jepara (Iawa Tengah) lebih dari 30 tahun yang lalu dan
masih dalam keadaan baik.
Menurut pengalaman di Swedia, Amerika Serikat, Australia, dll. penggunaan
tiang kayu ternyata menghasilkan penghematan biaya investasi yang tidak kecil. Di
Amerika Serikat, penghematan tiang kayu terhadap tiang baja mencapai l0/. dari
biaya konstruksi (k.1. bcberapa ribu dollar per km).2) Dalam pcnghematan ini rcrmasuk
pula penghematan dalam biaya pembebasan tanah untuk jalur transmisi. Penghematau
juga terjadi karena pemeliharaan hampir dapat diabaikan. Sebaliknya, menara-menara
baja memerlukan pemeliharaan yang tidak kecil. Sesudah 20-125 tahun menara-menara
baja harus dicat kembali seluruhnya. Pengecatan itu perlu diulangi tiap-tiap 7-8 tahun
sesudah itu. Menurut pengalaman,2) biaya pengecatan setahun untuk menara 69 kV
sepanjang 350 mil bcrjumlah $70.000. Berdasarkan atas kenyataan di luar negeri ini,
dan pengalaman dengan tiang distribusi di dalam negeri, maka dewasa ini usaha
memperluas penggunaan tiang kayu terus dikembangkan.

4,2 Beban pada Konstruksi Penopang


Dalam merencanakan konstruksi-konstruksi penopang (supporting structure)
diandaikan sesuatu beban tertentu. Beban ini biasanya ditetapkan dalam standar-
standar. Oleh karena standar di lndonesia tidak ada, atau kurang sesuai, dalam buku ini
akan digunakan standar Jepang.
4.2,1. Telonrn Angin
Kecepalan angin untuk perencaruors) di Jepang adalah 40 m/sekon untuk masa
April sampai Nopember, diukur pada ketinggian 15mdi atastanah. Nilai ini didapat
dari penyelidikan di seluruh negara dengan mengukur keccpatan angin maksimum
rata-rata selama l0 mcnit.
Untuk musim suhu-rendah Desember sampai Maret kecepatan perencanaan
adalah 27 m/sekon.
Apabila kecepatan maksimumnya besar, misalnya pada penyeberangan sungai
atau untuk ketinggian yang lebih besar, kecepatan perencanaannya disesuaikan dengan
hasil pengukuran.
Kecepatan naiknya kecepatan angin tergantung dari kondisi permukaan tanah dan
skala kecepatan angin. Naiknya kecepatan angin di udara dapat ditulis dengan pe6a-
maan yang dihasilkan dari data-data di beberapa negara sebagai berikut:
Yr: Yo(hlh)'i' (41)
dimana Vt: kecepatan angin perencanaan pada ketinggian i meter (m/s)
% - kecepatan angin perencanaan standar (m/s)
io : ketinggian standar (15 m)
i : tinggi dari permukaan tanah (m)
A4in dsn Koefrstcn Talrmn (pedll{l n/s)
(,
Tabet lE. Tekanan 6

Tckanan
Kelasifikasi Angin Kocffisicn
(ks/m2) Tahanan Crtatan

Tiang Kayu 80 0,8

Penampang Bulat 80 0,E

Penampang Segitiga atau Jajaran Genjang 190 1,9


E'
D
C
Penampang Persegi terdiri dari Pipa-pipa Baja t50 1,5
i
Tiang Baja
Bila Penguat (Bracing) dipasang pada Arah yang x
sama di kedua Muka, Depan dan Belakang, ke arah 220 2,2
Tiang Kisi-kisi Terdiri dan
o
Lain- E'
6
Tekanan Angin Baja Siku
lain 3
Jcnis 2& 2,4 F
b
LainJain
n
o
Penampang Bulat 80 0,8
Penopang t,
o
Tiang Beton Bertulang t,2 rc
LainJain 120 D
E'
GI
Terdiri Pipa-pipa Baja 170 t,7 (n
D
Menara Baja
290 2,9
c
I-ain-lain T
E
Fl
Palang (Travers) pada Palang Tunggal 160 1,5
c
Tiang Kayu, Tiang tr
a
Baja atau Tiang Beton 220 2,2 E.
[.ain-lain o
Bertulang
Penghantar Tunggal 100 1,0

Sctiap Dua Kawat Bcrkas


Jenis Kawat
Dipasang Mendatar
yang
Kawat Berkas 90 0,9 dcngan Jarak Kurang dari
Direntang
Dua puluh kali Diamcter
Pcnghantar

Hanya untuk Saluran


Gandengan Isolator 1,{() 1,4
Tegangan Tinggi Khusus

#i- ....-;.'- -;;.,-"


4.2 Beban pada Konstruksi Penopang 39

Beban yang disebabkan karena tekanan angin terhadap konstruksi penopang,


kawat-kawat dan gandengan isolator dinyatakan oleh persamaan:
P : Cl(l1z)pY'zls (42\
dimana P: beban karena tekanan angin (kg)
C: koeffisien tahanan yang berubah menurut bentuk barang
Z : kecepatan angin (m/s)
/ : kepadatan udara (kgs/ma)
5 : permukaan yang kena angin (m2)
Oleh karena harga C berubah dengan barang yang kena angin, maka pengujian-
pengujian di terowongan angin perlu diadakan untuk menentukan koeffisien tahanan
apabila menara baru dibangun. Koeffisien ini sukar ditentukan, apalagi untuk benda-
benda tiga dimensi seperti menara atau tiang baja, karena ia tergantung bukan saja
kepada bentuk seksional dari bagian-
bagiannya, tetapi juga kepada faktor 0'7

substansialitas, yaitu perbandingan


antara luas bagian-bagian pada suatu o,1 Ar

panel terhadap luas seluruh panel, dan Ar: Ilt


'_I--r--
\ Pmmprn3 yrn3
Torkm Angiu
faktor magnifikasi, yaitu perbandingan ) p A: Ianr ParmD.r3 SclF-
antara jarak bagian depan dan bela- E "t \ ruhnye(Dimmi I{r,
\ tor .lcn![ Ar)
kang terhadap lebar bagian. Contoh
dari ketergantungan koeffisien tahanan
E

E o',
\r I

dari substansialitas ini terlihat pada


Gbr. 28. Koeffisien tahanan untuk o,t
benda-benda yang penampangnya bulat
seperti tiang kayu, pipa-pipa baja dan
0
kawat-kawattergantungdarikecepatan I,5 2,0 2,5 3,O 3,5 1,0
angin (40 m/s) dan diameter luarnya.
Xefiria Trhrnrn C
Koeffisien tahanan untuk berbagai
jenis konstruksi tertera pada Tabel 18. Gbr.2t Koeffsien Tahanan untuk
Untuk kecepatan 2G-40 m/s koeffisien Menara Persegi.
tahanan dapat dianggap konstan.
Dalam perhitungan tekanan angin untuk menara dan tiang baja daerah proyeksi
dari satu permukaan konstruksi adalah daerah yang terkena angin, dengan menga-
Tabel 19. Tekanan Angin Ekivalen pada Menara Baja

Menara Sudut Menara Pipa


Tinggi Menara
(m) Biasa Untuk EHV Biasa Untuk EHV
(kg/m2) (ke/m2) (ke/m2) (ke/m2)

kurang dari 40 290 3t0 170 180

50 310 330 180 190

60 330 350 lm 200

'to 370 2t0

80 390 220
40 Bab 4. Konstrutsi Penopang Saluran Transmisi

baikan kemiringan (inclination) bagian-bagian komponennya. Daerah proyeksi (pro-


jected area) untuk tiang kayu, tiang beton bertulang dan gandengan isolator adalah
daerah konstruksi yang terkena angin.
Untuk perencanaan konstruksi penopang digunakan tekanan angin standar, yang
contohnya tertera dalam Tabel 18. Dalam praktek perencanaan menara-menara tega-
ngan tinggi EHY, menara-menara banyak-rangkaian dan menara-menara penyeberang
sungai atau lembah, tekanan angin untuk menara-menara baja dinaikkan untuk menam-
pung kenaikan kecepatan karena ketinggian tempat serta kenaikan koeffisien tahanan
karena substansialitas menurun. OIeh karena itu untuk menara-menara baja yang
tingginya lebih dari 40 meter digunakan harga-harga seperti pada Tabel 19.

4.L2. Kuat-TerilPenghenter
Kuat-tarik kerja maksimum untuk kawat yang direntang diandaikan sbb:
(l)
kUrang dad 2 kali kuat-tarik maksimumnya (ultimate tensile strength),
{,
untuk penghantar tembaga "hard-drawn"'
(2)r,rangoua},5kalikuat-tarikmaksimumnya'untukpenghantarlilit. goya
terdapal komponen
Bila ada ,udr, .ina"tar pada saluran transmisi, maka
ini dinyatakan oleh rumus (periksa Gbr'
mendatar karena tarikan kawat. Komponen
29\:
(43)
dalam hal biasa: H. : 2P sin 01, (44)
dalam hal khusus: H,: Pr sin01 * P, sin0,
dimana II. : komponen gaya mendatar (kg)
P : tarikan kawat yang diandaikan (kg)
Q' 0 P 0z: sudut-sudut mendatar

Bebantegakterhadaptitiktopangadalahjumlahberatkawatdangandenganisola.
penghantar' Beban tegak pada
tor ditambah dengan to,,pon"n regat Oari iarikan
titik B (Gbr. 30) dinyatakan oleh persamaan:
(4'
t
w,: )1$,t w,XS, * sr) * P(tao * tan d') t w'
'r
dimana 7, :iumlahbcbantcgak(kg)
rl, : bcrat $atuan Penghantar (kg/m)
pada penghantar' misalnya es dan
,,: u"'li *t*"'u"'a"-u"oo"J"ii
salju (kg/m)
: o untuk Indonesia
(kg)
wr : berat gandengan isolator
P: tegangBn kawat mcndatar
(kg) h
rdr

Gbr.29
Gh.30
t.2 Bcber pada Konctnrtli Falopang 4l
:
Sr, Sz lebar gawang scbclah menyebclah (m)
6p 6r: sudut tegak terhadap tiang-tiang scbelah menyebclah
Kecuali beban-beban di atas, beban-beban lain scperti beban eksentrik tegak drn
beban-beban tak-seimbang perlu diperhitungkan bila ada.

4.2.3. Tegrngen pade Begian.Bagian Brie

Tegangan (slress) yang diperbolehkan terhadap bagian-bagian mcnara transmisi


ditetapkan dalam standar-standar. Di Jepang, misalnya digunakan standar-standar
sebagai Ssriftul'r,rt
tegangan-tarik (tensile stress) yang diperbolehkan

(asal kurang *, q#) 6.


1,5
(46)

tegangan-tekan (compression stress) yang diperbolehkan _[5


-Oy (17)

tegangan-lentur (bending stress) yang diperbolehkan _


-Oy (48)
i;5
tegangan-geser (shearing stress) yang diperbolehkan
r
(asal kuran8 duri
O,1oa
t,sJT I
\ :# (4e)

tegangan-pikul (bearing stress) yang diperbolehkan : l,loy (50)


tegangan-lekuk (buckling stress) yang diperbolehkan
dinyatakan oleh persamaan-persamaan berikut:
bila0<l*<A:
o r, : *\K - K, (*7",) - x,(fu),l
o t (51)

bila A ( .1.:

d
vk.
I nzE
(52)
a a 't2
LsL Ak

asatA :"Jffi
dimana : tegangan lumer (yielding stress) dari bahan (kg/cm,)
or
oa: tegangan-tarik rnaksimum dari bahan (kgicm,)
Ir : perbandingan kerampingan efektip : -L. (53)

[ : panjang "buckling" dari bahan (cm)


7 : jari-jari girasi (gyration) dari daerah permukaan bahan (cm)
.E: modulus elastisitas : 2,1 x 106 (kg/cmr)
A : nilai batas dari l,*
K, Ko, Kr, Kr: koeffisien yang tergantung dari konstruksi dan bentuk bagian
bahan seperti tertera dalam Tabel 20.

Perbandingan kerampingan (lylr) dari bagian-bagian yang tertekan dibatasi oleh


hal-hal sebagai berikut:
(a) tidak lebih dari 200 untuk bagian-bagian utama (termasuk lengan/palang);
(b) tidak lebih dari 220 untuk bagian-bagian yang tertekan, kecuali bagian-
bagian utama;
42 Eab.l. Kmctrukci Fcoopang Saluran Transmisi

Trbd 20. Nlhl-Nlhl K, X6 K1, K2

Ekscntrisitas x Ko Kt Kz
(t) Kccil sckali, misalnya peda pipr bqp,
0r6 1,0 0 0,352
pcnampanS pctscgi, dsb.

(2) Rclatip kccil, misalnya poda bafien-


bagian utama yang terdiri dsri bqia siku 0,5 0,945 0,0123 0,315
sama-sisi @a satu lapisen.

(3) Bcsar, scpcrti bile bsgian-begian kccil


0'3 0,939 0,424 o
tcrhubungkan pede satu f,angp.

Calatan: Unt* (3\ digumkor persornun


o*.:#o,
(c)tidak lebih dari 250 untuk bagian-bagian pelengkap (auxiliary) yang mem-
perkuat bagian-bagian yang tertekan.
Dalam standar-standar ditetapkan ketebalan minimum dari bagian-bagian menara
dan tiang baja sebagai berikut:s)
(a) Untuk lempeng baja biasa: 4 mm untuk bagian-bagian utama dari tiang
(termasuk palang), 5 mm untuk bagian-bagian utama dari menara, srta
3 mm untuk bagian-bagian lainnya.
(b) Untuk pipa baja: 2 mm untuk bagian-bagian utama dari tiang baja, 2,4 mm
untuk bagian-bagian utama dari menara baja, serta 1,6 mm untuk bagian-
bagian lainnya.
Untuk melindungi bagian-bagian baja dari karat dipakai cara mengecat dan cara
galvanisasi. Cara tcrakhir lebih disukai di Jepang, yaitu dengan "hot-dipping".

4.3 Menara Baja Transmisi


4.3.1. Rencrnr Menere Brie Trrnsmisi
Penentuan gawang (span) standar merupakan kunci dalam perencanaan (design)
menara dan saluran transmisi secara keseluruhan. Oleh sebab itu hal ini harus dite-
tapkan mengingat pertimbangan-pertimbangan ekonomis dilihat dari segi tegangan,
jumlah rangkaian, konstruksi penghantar dan menara, keadaan udara serta peng-
gunaan tanah. Sebagai contoh, Tabel 2l menunjukkan gawang standar yang dipakai
di Jepang.6)
I*bukaki (stance) menua ditentukan s@ara ekonomis mengingat jenis menara,
beban, tinggi menara, jenis bagian-bagian menara, keadaan tanah dan penggunaan
tanah. Untuk menara standar (ienis pcrsegi) lebar kaki ini diberikan dalam Tabel22.
Trbel 21. Gawrqg Strillsr

Tegangan Nominal Gawang Standar (m)

kurang dari 77 kY 2@-250


r54 kY 250 - 300

275kv 300 - 350


4.3 Mcnara Bqia Transnisi 43

Trbel2e Lebor X.kl (Stuce) IVlcorrs B{.


Jenis Menara kbar IGki
Menara Singgung atau Menara Sudut-Kccil +-* d*i Tinggi Menara
Menara Sudut-Besar atau Menara Ujung *-* a"ri Tinggi Menara

Tabel 23. Komblnest Bcban pads Memre Bah

KoEbhrli B.D.a
Arah Angi!
Bcbro Bcb.a Mcod.t r Dcbra ltlcodrler
fair Mann Kondiri Tcrhadap
Vcrtitsl Mclirtrn8 Ldsiuliorl
Kawat
Wt w, Ht Ec Ht e Hi Pr Pt q'

Tqst lurut o o o o o
Noml
Mcoan SiagCung Scjrjrr o o o o
atau
Mcorrr Sudut Tcsat luur o o o o o o o o
Kawat Putug
Scjsjar o o o o o o o
Tegak Iuru U o o o
Norml
Scjsj.r a) o o
Mcaare ujuaS
Tcgal lurur o o o o o o
Krwrt Putu!
Scjejer o o o o o
TcSAk lurut o o o o
Normal
Scjejar o o
Mcnara Pencgaag
T4ak lurut o o U o o o
Kswat Putus
Scjsjrr o o o o o o
Catatan: Beban yang ditandai dengan o diperhitungkan secara Simultqn.
W,: Bcrat Menara, W" :
Berat Saluran Udara dan Isolator'
Hi : Tekanan Angin pada Menara karena Angin Tegaklurus pda Saluran (atau Sejqlar)
H" : Tekanan Angin pada Saluraa dan Isolator karena Angin Tegaklurus pada Saluran
Ho: Komponen Mendatar Melintang dari Tegangon Moksimum Saluran kareru Sudut
. Mendatar dari Saluran. (atau Sejajar)
4,e' : Gaya Putar (Torsional) karena Putusnya Kawat
P1 : TeganganTak-Seimbang Normal
P2 : Tegangan Tak-Seimbang karena putusnya l(awat

Ada dua jenis bebu yang diandaikan (assumed), yang peitama beban yang nonnal
dimana kawat tidak putus, yang kedua beban tidak normal dimana kawat putus. Dalam
Tabel 23 ditunjukkan contoh berbagai jenis beban yang diterapkan pada beberapa
jenis menara. Gaya-gaya yang tidak seimbang berubah menurut jenis menara, jumlah
rangkaian, dsb. Oleh karena itu hal ini ditetapkan dalam standar-standar.
sesuai dengan kombinasi berbagai beban yang diandaikan maka gaya yang
bckerja setiap bagian menara dihitung. Harga maksimum dari perhitungan ini ditetap-
kan sebagai tegangan perencanaon normal dan luar-biasa. Dalam hal palangnya (arms),
nilai yang tertinggi dari tegangan perencanaan normal dan tegangan perencanaan luar-
biasa ditetapkan scbagai tegangan lrcrencanaan (design stress).
4 Bab 4. Konstruksi Pcnopang Saluran Transmisi

Perhitungan gaya (tegangan-stress) untuk bagian-bagian menara dilakukan dengan


cara diagramatik dan cara komputasi; cara diagramatik lebih mudah dan lebih disukai.
Dewasa ini perhitungan-perhitungan banyak dilakukan dengan komputer.
Untuk tegangan perencanaan normal, gaya yang diperbolehkan untuk perencanaan
normal adalah sepefti diuraikan dalam 4.2.3, serta untuk gaya perencanaan luar biasa
gaya yang diperbolehkan sebesar I,5 kali gaya normal juga dipakai; yang terbesar
diantaranya dipakai untuk penampang bagian-bagian menara.

4.3,2, Pondesi Menara

Kuat-pikul tekanan (compression bearing strength) dari pondasi adalah kuat-pikul


tekanan pada tanah di dasar pondasi. Kuat-pikul angkatan (uplift bearing strength)
dari pondasi adalah jumlah berat pondasi, berat tanah pada dasar pondasi serta gaya
tahanan pada permukaan sorong (sliding surface).
Kuat-pikul mendatar dari pondasi (horizontal bearing strength) terdiri dari kuat-
pikul dari tanah di sisi pondasi serta gaya Bergeseran pada dasarnya.
Dengan memperhatikan faktor-faktor seperti tertera dalam Tabel 24 maka perhi-
'tungan perencqnaan pondasi dilakukan dengan cara berikut:
(l) Perhitungan kuat-pikul untuk pondasi dimana gaya tekan ditambahkan
dinyatakan oleh persamaan:
q:>C+ G_+w" (54)
F- A

dimana q' : kuat-pikul tekanan terhadap tanah (t/m'z)


F: faktor keamanan
C : gaya tekan (yang dihitung) oleh menara (t)
G : berat pondasi (t)
W,: berat tanah pada pondasi (t)
,{ : luas permukaan pada dasar pondasi (m2)
(2) Perhitungan kuat-pikul untuk pondasi dimana gaya angkat ditambahkan
dinyatakan oleh persamaan :

,-(v-,-!)-!-9.> r (ss)
t-
dimana r' : berat tanah per satuan isi ekivalen (t/m3)
Y" : isi piramid terbalik pada pondasi dihitung dengan sudut
effektip dari tanah terhadap gaya angkatnya
: D'(Bz + zBD' tan0 * ! p'r 1un,0) untuk piramid (56)

: f, o'g, + 2BD'tan 0 f ! o'z tanz 01

untuk teras bundar (circular core) (51)


V',: isi pondasi di bawah permukaan tanah (mr)
T : gaya angkat yang dihitung dari menara (t)
B, D' : jarak-jarak seperti pada Gbr. 3l
0: sudut effektip dari tanah yang menentang gaya angkat.
4.4 Tiang Transmisi Baja 45

Tebel 2|. Kondlsi-Kondlsl Ettt* FerhltumSnn Pondssl

Faktor Kasus-I Kasus-II Kasus-III Kasus.IV


Sudut Efrcktif dari Tekanan terhadap Pcngangkatan 30' 200 100 0'
Bcrat Tanah r'(t/m3) t.6 t,5 l14 l'3
Kuat-Pikul Tekanan e'(tlmz1 @ 40 20 t0

Catatan: Kasus-I: Tanah Keras (di Daerah Pegunungan, dsb)


Kasus-II: Tamh Lembek (di Sawah, dsb)
Kosus-III: Tanah Sangat Lembek (di Rawa, dsb)
Kasus-IY: Taruh Sangat Lembek dan Banyak Air Memancar Keluar

(3) Gaya mendatar tergantung dari kea-


daan waktu menimbun tanah kem-
t,
bali (backfilling) dan biasanya diper-
kirakan sebesar +-l kuat-tekan
dari tanah. Gaya ini tidak penting
untuk pondasi-pondasi beton, tetapi
perlu diperhatikan dalam hal pondasi
kerangka baja.
Gbr.31 Poodrsi Mcnere Blts.
4.4 Tiang Transmisi Baja
4.4.1. PerencenunTirrg
Dalam pemasangan tiang baja harus diperhatikan bagaimana caranya agar peker-
jaan-pekerjaan pada tiang (termasuk perawatannya) dapat dengan mudah dilakukan;
juga agar terjamin jarak-bebas (clearance) dengan penghantar dan kawat penahan
(guy wire).
I*bar kaki tiang persegi adalah t-* dari tinggi tiang untuk tiang singgung

TrDel25. Komblnrsl Beban pede Tlrng Brje

Konbinri Bcbrn

Bcb.! V.nikrl Bcbrn Mcndrtrr Mcliotru


Bcbrn Mcnd.t t
Londtudinrl
Anh Aqia
Jcnir terhrdrp Komponcn Komponca Tc3rnjen
TiuS Srluna Tcl(rDra Tckrnen Tckrnrlt
Bcnt BGr.t
V6tikrl Anain Anain
MclintroS
Atrain
Ujunt drn
krnm p.dr krrcnr prdr Tsrrqrn
firng Pmahantrr
Krwrt
prdr
Sudut Trl-Scim-
Tirn8 Kawat ThoS
b.o3
Pcnehrn Mcndrtrr
Tiena
Sifunl TGt k Lurut o o o o o
Tieni
Sudut
Sejrhr o o o

Ti.na Tqrt Iurur o o o o o o


Ujunt
Scjrhr o o o o
Tirnf Tqrh lurur o o o o o o
Pcocrrnr
Sehirr o o o J
o o
I "".-
r;_ ,',: . 1t

)- .ltrt:i
46 Bab 4. Konstruksi Penopang Saluran Transmisi

(tangent pole) dan tiang sudut (angle pole) serta { -{ dari tinggi tiang untuk tiang sudut-
besar dan tiang ujung.
Beban yang diandaikan pada tiang baja serupa dengan beban pada menara baja,
sedang kombinasi bebannya diterapkan pada kondisi bahwa berbagai beban seperti
tertera dalam Tabel 25 dijumlahkan secara simultan'
Kuat-tarik dalam keadaan tidak seimbang karena putusnya penghantar tidak
dipertimbangkan untuk tiang singgung dan tiang sudut; tetapi untuk tiang ujung (dead
end poles) kuat-tarik tidak seimbang ini dipertimbangkan. Untuk tiang penegang (ten-
sion) beban yang tidak seimbang sebesar ] dari gaya kerja maksimum diterapkan.
Bila digunakan tali penahan (stay wires) direncanakan penahanan j dari tekanan
angin terhadap penghantar dan tiang oleh tiangnya sendiri.
Seperti juga pada menara baja perhitungan tegangan (stress) pada tiang baja dila-
kukan dengan cara diagramatik dan cara komputasi. Karena konstruksinya yang lebih
sederhana, cara komputasi digunakan:
(l) Tegangan pada bagian-bagian utama:
p, :z#sec d+
f,{w, * zw,) (s8)

dinrana Pn: tegangan bagian utama (kg)


ZM: jumlah momen terhadap beban mendatar (kg.m)
3: jarak antara bagian-bagian utama (m)
W,: berat tiang baja (kg)
ZW": jumlah beban tegak dari kawat dan isolator (kg)
c: kemiringan bagian utama
nt, n : koeffisien yang tergantung dari jenis tiang:
m -- 2n : 4 untuk tiang persegi dan rn : I n : 3 untuk
tiang segitiga
* : * artinya tegangan-tekan dan-artinya tegangan-tarik
(2) Tegangan pada bagian-bagian penguat (bracing member)
po: sec B (se)
*zH
dimana Po: gaya terhadap bagian penguat (kg)
ZH : jumlah beban mendatar yang tergantung di atas titik tertentu
(ke)
/: sudut gradien terhadap garis mendatar dari bagian penguat
z: koeffisien yang tergantung dari jenis tiang, seperti pada
bagian utama
Tegangan yong diperbolehkan serta pemilihan bagian-bagiannya serupa dengan
ketentuan pada menara-menara baja, meskipun di sini tidak ada pemisahan antara
beban normal dan luar biasa. Semua perhitungannya dilakukan seperti dalam keadaan
normal pada menara baja.
Gaya tarik pada kawat penahan (stay-wire) adalah jumlah dari { kali tekanan
udara terhadap tiang dan kawat, beban sudut mendatar serta kuat-tarik tak-seimbang.
Perhitungan dilakukan dengan beban-beban tadi pada arah kawat penahan.
Beban tarik yang diperbolehkan kurang dari 112,5 dari kuat-tarik maksimum dari
kawat penahan dengan harga maksimum 440 kg. I
I
Hl

.ii
4.5 Tiang Beton Bertulang 47

4.4,2. Pondasi Tirng

Ada duajenis pondasi untuk tiang baja: (a) pondasi beton dan (b) pondasi kerangka
baja. Untuk pondasi kerangka baja dasarnya diberi kerikil atau beton untuk menguatkan
kuat-pikulnya. Di sisi pondasi dipasang anker (guy anchor), periksa Gbr. 32.

Bagian Utama

Beton
Pelindung Permukaan Tanah

Bagian Anker Siku ---1


Pelindung

Gbr.32 Pondasi Tiang Baia.

4.5 Tiang Beton Bertulang


4.5,1. PerencanaanTiang

Beban yang diandaikan serta kombinasi-kombinasinya serupa dengan tiang baja.


Oleh karena itu, hanya hal-hal lain yang dianggap perlu terutama dalam hal tiang beton
yang dibuat setempat yang akan diuraikan dibawah.
Tegangan yang diperbolehkanl) untuk tulang (reinforcement) baja adalah 1800
kglcmz untuk tegangan-tarik dan tegangan-tekan, bila baja SS-41 dipakai. Tegangan
tekan sesudah 4 minggu untuk betonnya adalah 2W-240 kg/cm2. Tegangan tekanan
standar yang diperbolehkan adalah I dari gaya tekanan sesudah 4 minggu. Tegangan
geser yang diperbolehkan adalah 4,Skglcmz bersama dengan tegangan adhesi yang
diperbolehkan sebesar 5,5 kg/cm2.
Kekuatan tiang beton bertulang jenis bulat dinyatakan oleh persamaan-persa-
maan:7)

O:A
-/V (60)

(61)

(62\

dimana s : jaruk eksentrik ekivalen dari poros tengah penampang (cm)


7' : jumlah momen-lentur karena beban yang diandaikan pada titik yang
ditentukan (kg/cm)
19: jumlah beban vertikal karena beban yang diandaikan pada titik yang
ditentukan (kg)
o,: tegangan-tekan maksimum dari beton (kg/cmr)
o,: tegangtn-tarik maksimum dari tulang baja (kg/cmr)
48 Brba. Konstrutri EcnopangSalunn Trrnsmfui

r : Loefisien yang untuk perbandingan baja dan beton


:15
p: garis tcngah tiang (cm); periksa Gbr. 33
o: dalamnya penulangan (cm); pcriksa Gbr. 33
5: jarak sntara ujung tekanan sampai poros netral yang dinyatakan olch
pc$amaan

Gbr. Xt Pcormpory Tierg Bcto Bertuleng'

* : ! - c *$ a.os"o pengandaian (periksa Gbr. 33) (63)

x:r(I-cosg) (64)

Gt: ltryO * cos2 9) - 9c!6 P - rzrcoe f) (65)

r,: ,"lo(|* .o''r) - sin e


"* n(|| + {.*'e)
+ nEPi1+(?)' * "*,r}] (66)

dimana 7 : jari-jari tiang (cm)


r, : jari-jari sampai titik berat dari tulang baja (cm)
P: perbandingan pcnulangan

4.6 fieng Kayu


4.6.1. Pertttungrn Tegrngrn
Kccuali untuk tiang-tiang kayu khusus, perhitungan tegangan drlakukan atas
dasar tekanan angin tcrhadap kawat dan tiang. Bila ada sudut mendatar dan tegangan
tidak-scimbang pada gawang yang lebar, tiang harus dilengkapi dengan kawat-kawat
pcnahan. Faktor keamanan untuk tiang kayu adalah 3,0 dan perhitungan gaya dila-
kukan scsuai dcngan Pc$amaan-persamaan scbagai berikut:"
(l) Untuk tiang tunggal tanpa kawat penguat:

fi>rcxry (67)
4.6 Tiang Kayu 49

(2) Untuk tiang tunggal dengan kawat penguat:


g; >_ tox2oDoH2 - t2aj-* o,Ss(Ztodh) (68)

(3) Untuk jenis 11 atau A tanpa kawat penguat:


or,,O*4ODoHz -
24Ht * O,SS(ElOdh)
F"-'-T (6e)

(4) Untukjenis II atau A dengan kawat penguat:

or, ,O*2ODoH'z - l2H!DroI0,255(2l0dh)


F - '-"
(70)

dimana S: gawang pembebanan (m)


af : garis tengah kawat yang direntang (mm)
lr : tinggi titik topang dari kawat (m)
Pada Permukaan tanah
"' : r'f ;:;ff1'fi"
2t : garis tengah tiang pada puncaknya (cm)
11: panjang tiang di atas permukaan tanah (m)
d,: tegangan-patah (breaking strength) dari tiang (kg/cmr)
F: faktor keamanan dari tiang
i(: koeffisien angin (1,0 atau 0,5)

Di dalam empat persamaan di atas ruas kanan menyatakan beban yang harus di-
pikul, sedang ruas kiri menunjukkan persyaratan yang harus dipenuhi oleh tiang kayu
untuk memikul beban tadi. Untuk keperluan terakhir ini tiang kayu harus diuji. Di
Amerika Serikat, misalnya, kemampuan tiang kayu dapat diketahui dari hasil pe-
ngujian (dengan Cantilever Method), yaitu dengan menghitung tegangan serat maksimum
(maximum fibre stress) pada permukaan tanah:t)

or: 32n2Pa
__F_ (71)

dimana ot: te9angan serat maksimum pada permukaan tanah (kg/cm'z)


P: beban pada saat patahnya tiang (kg)
a: jarak dari permukaan tanah ketitik pembebanan (cm)
C: keliling (circumference) tiang pada permukaan tanah (cm)
Bila tegangan serat maksimum di tempat patahnya tiang ingin diketahui, maka
rumus yang digunakan adalah:t)
32n2Pa'
or: -E- (72)

dimana or: tegangan serat maksimum (kg/cm2)


P: beban pada saat tiang patah (kg)
s' : jarak dari titik patah ke titik pembebanan (cm)
C, : keliling tiang pada titik patah (cm)
Tegangan serat menyatakan kekuatan tiang kayu, karena tegangan (stress) adalah gaya
dalam (internal force), yang melawan gaya luar, per satuan luas. Gaya luar ini bcrbcntuk
bcban yang disebabkan oleh beratnya kawat dan isolator, tekanan angin, dsb. Oleh
50 Bab 4. Konstnrtsi Faropang Saturan Transmisi

karcna gaya luar ini, maka tiang melentur, sehingga tegangan serat maksimum sama
dengan tcgangan lcntur maksimum (ultimate bending strength) atau tegangan lentur
patah, atau, scperti di atas, tegangan patah (breaking strength).
' Faktor keamanan (safety factor) ^F dalam persamaan-persamaan di atas digunakan
sebagai jaminan keandalan dan keamanan, karena kekuatan kayu serta konstruksi
tiangnya dipcngaruhi oleh berbagai faktor, dan karena diperlukan toleransi dalam
ketelitian perhitungan, kesalahan pada pengujian, dsb. Karena dalam perencanaan
tiang saluran transmisi selalu diperhitungkan dua keadaan, yaitu keadaan normal
(tanpa kawat putus) dan keadaan abnormal (dengan kawat putus), maka faktor keama-
nannyapun berbeda. Untuk beberapa jenis kayu Indonesia direkomendasikan faktor-
faktor keamanan 3,U,2 untuk keadaan normal dan2,4-2,8 untuk keadaan tidak nor-
mal.
Di bcberapa negara yang sudah lama menggunakan tiang kayu, spesifikasi dan
ukuran tiang ditetapkan dalam standar. Di Amerika, tiang kayu dibagi menjadi l0
kelas; pembagiannya diatur sehingga kekuatannya (nominal ultimate strength) sama
untuk semua ukuran panjang dan semua jenis untuk kelas yang sama.e) Dalam standar
ini juga ditetapkan ukuran keliling tiang 183 cm (: 6 feet) dari pangkalnya, untuk
setiap kelas dan jenis kayu dengan kekuatan tertentu. Kekuatan nominal ini didapat
dari pcrhitungan rata-rata yang konservatip dari tegangan serat maksimum dari sejum-
lah tiang kayu yang diuji. Ukuran puncak tiang juga ditetapkan, tetapi hanya dia-
meter minimumnya saja dan besarnya sama untuk semua jenis kayu.

4.6.2. Pondrsi dan Kewet Penguat

Kedalaman tiang kayu ditanam ditentukan dalam standar-standar. Di Jepang


ditentukan bahwa bila panjang tiang kurang dari 15 m, maka { dari tiang ditanam
dalam tanab. Bila panjang tiang lebih dari 15 m, maka tiang ditanam sedalam lebih
dari 2,5 m Dita kondisi tanah kurang baik, maka dipakai angker-angker penguat.
Kawat-kawat penahan (stay wire) dipasang sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
bcrlaku untuk tiang baja dan tiang beton bertulang.
Kekuatan pondasi tiang kayu sukar dinyatakan dalam angka-angka dan tidak
begitu penting dilihet dari segi keamanan konstruksi seperti pada menara baja. Kega-
galan pondasi tiang kayu, dalam artian seperti pada perencanaan menara baja (yaitu
pergerakan kaki menara dalam tanah), tidak besar akibatnya kecuali bahwa tiang
harus ditegakkan dan kawatnya harus direntang kembali. Atas dasar pemikiran ini
serta pengalaman beberapa puluh tahun, maka di Amerika Serikat kedalaman tiang
kayu ditetapkan sebagai berikut:
Panjang tiang (m): 9.15 10,65 12,20 13,7A 15,25 16,75 18,30 19,80
Kedalaman tanam (m) : I ,68 1,63 I ,83 I ,98 2,12 2,12 2,28 2,43

Kedalaman ini kelihatannya kurang masuk akal oleh karena kekuatan tiang atau
kondisi tanah (seperti pada standar Jepang di atas) tidak diperhatikan. Namun, apa
yang ditetapkan tadi dapat diterima, bila diingat bahwa tujuan penanaman dengan
kedalaman tertentu adalah untuk mencegah terangkatnya tiang (kicking out of) dari
tanah timbunannya, dan bukan untuk mendapatkan pondasi yang kuat (rigid). Sejalan
dengan jalan pikiran ini maka, seperti di Jepang, di Amerika Serikat juga digunakan
4,7 Referensi 5l

kawat-kawat penahan (guy wires) untuk memperkuat pasangan tiang serta guna mena-
han lenturan karena beban yang berat.
Berdasarkan pengalaman di Swedia dibedakan antara dua jenis tanah, yakni
tanah friksi dan tanah kohesi. Untuk kedua jenis tanah ini digunakan pondasi normal
dan pondasi khusus. Dalam kelompok pondasi normal termasuk pondasi dari batu
dan penimbunan kembali dengan tanah. Pondasi khusus digunakan bila kondisi tanah
kurang baik.

4.7 Referensi

Di dalam Bab 4 digunakan referensi terhadap karya-karya sebagai berikut:


l) W. B. Woodhouse, "Overhead Electric Lines", lournal LE.E.E., vol. 67, 1929,
hal. 2l'1.
2) T. W. Schroeder, J. E. O'Neil, "Investigations on Wood Pole 345-kV Test Line",
Proceedings, American Power Codereace, vol. XXII[, 1961, hal, 737-744.
3) Japanese Electrotechnical Committee, Design Standard for Steel Transmission
Towers, JEC-127, Denki Shoin. 1965.
4) Japanese Electrotechnical Committee, Design Standard for Steel Transmission
Poles, JEC-128, Denki Shoin, 1965.
5) Notice of Ministry of International Trade and Industry regarding the Detailed Tech-
nical Standards of Electrical Installations (Japan), June 1968.
6) Handbook of Electical Engineering, Institute of Electrical Engineers of Japan,
1967, hal. 1202.
" 7) Ibid,hal.1205.
8) Standard Methods of Static Tests of Wood Poles, ASTM Designation: D1036-58,
Adopted, 1938, American Society for Testing Materials, Philadelphia, USA.
9) Specifications and Dimensions for Wood Poles,05.l-1963, Approved March 5,
1963, American Standards Assocation.
BAB 5. KARAKTERISTIK LISTRIK DARI
SALURAN TRANSMISI

5.1 Konstanta Saluran


Tahanan, induktansi, kapasitansi dan konduktansi bocor dari saluran transmisi
dinamakan konstanta saluran (line constants). Konduktansi kebocoran pada umumnya
dapat diabaikan dalam perhitungan karakteristik saluran.

5.1.1. Tehenen

Tahanan dari penghantar-penghantar yang sering digunakan tertera dalam Tabel-


Tabel2 sampai dengan 9; nilaitahanan ini berubah dengan suhu menurut rumus
x, : R,. Il + a(t - ,o)] (73)
dimana R, : tahanan pada suhu ,oC
R,, : tahanan pada suhu looC
a: koeffisien suhu massa konstan
Penghantar-penghantar dengan garis tengah (diameter) yang besar mempunyai
harga tahanan bolak-balik effektip yang lebih besar karena effek kulit; meskipun
demikian pengaruh ini tidak besar dan dapat diabaikan.

5.1.2, Induktansi

Induktansi kawat tiga-fasa pada umumnya berlainan untuk masing-masing kawat.


Ndmun, karena perbedaannya kecil, nilai induktansi dari penghantar yang ditransposi-
sikan yang diambil, bita ketidak-seimbangannya tidak besar.
Untuk susunan kawat seperti tertera pada Gbr. 34 reaktansi induktip urutan positip
(positive sequence inductive reactance) dari saluran yang ditransposisikan dinyatakan
oleh W. A. Lewis sebagai:r)

x r. : f
0,004657 tos*ffi(Q/mile) (74)

dimana /: frekwensi
: $ geometric mean distance : tffi*4 (75)

GMR : geometric mean radius : (76)


i
r: jari-jari kawat
K: konstanta
Oleh karena itu maka induktansinya dapat dihitung:

L: l+ 0,4605tog,oi (mH/km) (77)

dimana / : induktansi karena fluks magnet dalam kawat


: 0,05 untuk kawat dengan penampang bulat (p : 1;
54 Bab 5. Karaktcristik Listrik Dari Saluran Transrnisi

Harga-harga / untuk kawat lilit tertera dalam Tabel 26. Induktansi urutan negatip sama
dcngan induktansi urutan positip.

Tebel 26. Nilal I rmtuk Krwet Lllit

Kawat Lilit Tak-Magnetik A.C.S.R.

Baja I Baja 7 Bajal


7 titit l9 lilir 37 lilit 61 lilir Aluminum 5 Aluminum 30 Aluminum 54

0,(541 0,0555 0,0529 0,0517 0,u40 o,ull q0435

I rT
a d

{
/l
\t
Das

D"o
I
\\
o\'
/
wln"

-+
rl
D*l \ o,,
Hl
ln"
\
c
V
f I"l
Gbr.34 Susunan Kawat untuk Gbr.35 Rangkaian dengan Saluran
Saluran Ganda. Kembali lewat Tanah.

Oleh karena arus melalui tanah, maka induktansi saluran transmisi yang
memakai tanah sebagai penghantar kembali (return circuit) lebih besar dari
yang diperkirakan bila tanah mempunyai konduktansi tak terhingga. Oleh
sebab itu pula induktansi berubah dengan jalan yang dilalui dan frekwensinya.
Untuk saluran transmisi satu-kawat dengan saluran kembali seperti Gbr.
35, nilai induktansi urulan nol dengan arus yang mengalir secara konsentris
pada kedalaman H dinyatakan oleh2)

: o,l * 0,4605 log,o h+H (mH/km)


Lor tzsl
dimana h+H:2H, (7e)
I/. : kedalaman relatip
: 300 m untuk lapisan (stratum) baru
: 600 m untuk daerah pegunungan
Untuk saluran transmisi 3-fasa satu rangkaian atau 3-fasa dua rangkaian,
induktansi urutan nolnya adalah:
:

!
T

$
5.1 Konstanta Saluran 55

Lot:0,2 + 0,4&5logn% (mH/km) (80)

Loe :0,35 + 0,4605 togroW (81)

2t:tDffi, (82)

Bila harga sebenarnya tidak dapat diukur, nilai-nilai berikut dapat


digunakan:
Lo':4'5 mH/km
Lo':7'5 mH/km

Dtt
5.1.3. Kapasitansi

Bila saluran seimbang (balanced)


maka harga pendekatan (approximate)
untuk kapasitansi (seperti pada induktansi)
dapat digunakan. Untuk penghantar
dengan jari-jari r seperti pada Gbr. 36,
maka kapasitansi urutan posilip atau
negalip dinyatakan oleh3)

/- _ 0,02413
"'- r*-9 (83) Gbr. 36 Susuoan peaglrentrr.

dimana D:^Wm,:^mil, (84)


Kapasitansi terhadap tanah untuk satu kawat dinyatakan oleh

/- _ o,o24l3
"- rogroT
(pFlkm) (8s)

-fr
Harga kira-kira dari 3C dan 6C yaitu kapasitansi gabungan terhadap tanah dari
3 dan 6 kawat dinyatakan oleh

"" _,_ _g7r


0.07239
(pFlkm) (86)
togto
Di
/^
o,L:_ 0.1448
6-4F-
to9roV6,rp_i
(PFlkm) (87)

dimana

n: [{n, I hz + h3) (88)

p':1lffiSox^ymxffm,;E;)l, (8e)

Kapasitansi positip dan negatip jarang dipengaruhi oleh kawat tanah, sehingga
dalam perhitungan dapat diabaikan. Tetapi, kapasitansi urutan nol naik k;ra-kira 8l
untuk rangkaian tunggal dan kira-kira, l7/, untuk rangkaian ganda bila ada kawat
tanah.
56 Bab 5. Kar*tcrirlik Li6trik Dari Saluran Transmisi

5,2 Gejala Korona


Untuk saluran transmisi di atas 100 kV, gejala korona menjadi penting. Gejala ini
menyebabkan hilang-korona (corona loss) dan gangguan radio (radio interference).

5.2.1. Tegrngen Kritis untuh Gcjrla Korona

Gradien tegangan yang menyebabkan gagalnya gaya dielektrik udara adalah


30 kV/cm pada keadaan standar (untuk Jepang 20"C dan 760 mmHg)". Tegangan
dimana korona mulai terjadi disebut tegangan kritis, Gradien tegangannya pada per-
mukaan kawat dinyatakan oleh

Eeo:#a,,r(t-,'#) (kV/cm nilai effektif) (e0)

dimana d : kepadatan udara relatip : 0,3866 (el)


ffii
D: tekanan udara (mmHg)
,: suhu udara ("C)
7: jari-jari kawat (cm)
Gradien tegangan pada permukaan kawat untuk saluran transmisi 3-fasa dinya-
takan oleh
. _ 0,4343E
"c__r log,o: (kv/cm) (e2)

dimana E: tegangan fasa (kV)


P: jarak ekivalen antara kawat (cm)
Oleh karena itu, tegangan kritis untuk korona dinyatakan oleh

s,:#6,,,(r +
W),be,o*#" (kv) (e3)

Bila dimasukkan faktor permukaan kawat rno (periksa Tabel 27) dan keadaan
udara pada umumnya maka tegangan kritis dinyatakan oleh

Tsbel27. Faktor Permukaan Kawrt

Kondisi Permukaan Kawat


Halus l,o
Kawat Padat Yang Kasar 0,93 - 0,98
Kawat Tembaga Rongga 0,90 - 0,94
Kawat Lilit 7 0,83 - 0,87
Kawat Lilir 19 - 6l 0,80 - 0,85

Eo : 4l,Bmon ,6, , (, * 5#) , bs,o L (kv) (e4)

Faktor udara rz, adalah 1,0 untuk udara baik dan 0,8 untuk hujan.
Untuk kawat berkas dupleks gradien maksimum pada permukaan satu kawat
dinyatakan oleh')
D _Er(l *2rlS)
Lg2
(es)
- D
2rln
W
5.2 Gejala Korona 57

sehingga tegangan kritisnya dapat dihitung

, , 01301

Eo, : 97,6mom r|z'trffi , bgro


(e6)
f,
5.2,2. Hilang Korona
Ada beberapa perhitungan-perhitungan teoritis dan empiris mengenai hilang-
korona, tetapi teorinya masih belum diketahui dengan pasti. Menurut Peek hilang-
korona dinyatakan oleh6']

p : r' 6{.f
+ 2rJD-r,(ros,,2)'tr s - m6E's,)t0-z (kw/km-l kawat)
(e7)
sedang menurut SatoT)

,: *t * 25)r2(Es - moE'oo)to-2 (kw/km-l kawat) (e8)

dimana Eio : 2l,l kV/cm


A : 0,448 untuk kawat padat (solid)
: 0,375 untuk kawat lilit
,f : frekwensi sumber tenaga (Hz)
m: momr
Rumus-rumus hilang korona yang lain adalah persamaan Peterson, persamaan
Holm dan persamaan diagramatik dari Caroll.t-e)

5.2.3. Berisik Korons


Berisik korona (corona noise) merupakan masalah yang serious bagi penerimaan
radio pada frekwensi medium. Karakteristik berisik ini dipengaruhi oleh gradien tega-
ngan pada permukaan kawat, kondisi permukaan kawat dan cuaca sekeliling. Berisik
ini dipancarkan dari permukaan kawat, dan merupakan gejala yang sulit menerang-
kannya. Teorinya belum diketahui secara pasti, serta masih diselidiki terus di beberapa
negara.
Penyelidikan yang dilakukan di Jepang menunjukkan bahwa kuat medan berisik
pada frekwensi I MHz dan jarak l5 m dari saluran transmisi dalam cuaca baik dan
berawan adalahro)
No : il, + 3,5(Eg - l, + nf, (dB) (99)
0dB: lpV
dimana i/, : kuat-medan berisik untuk kawat dengan garis-tengah d dan gradien
tegangan pada permukaan kawat E, kV/cm
N, : kuat-medan berisik untuk kawat dengan garis-tengah 30 mm dan
gradien tegangan kawat 15 kV/cm; biasanya
^{, dianggap sama de-
ngan43+2dB
Na : faktor koreksi sebagai fungsi garis-tengah, periksa Gbr. 37

Dalam keadaan hujan nilai kuat-medan pada umumnya bertambah besar dengan
kira-kira l0-20d8; dalam keadaan cuaca yang paling buruk kenaikannya malahan
dapat mencapai 25 dB.
58 B8b 5. Karaktcristik Listrik Dari Saluran Transmisi

Kuat-medan berisik berbanding terbalik dengan tingginya kawat di atas tanah


dan menurun dengan jarak tegak lurus dari saluran dipangkatkan dua.
Saluran distribusi yang berdekatan dengan saluran transmisi sangat dipengaruhi
oleh berisik radio karena induksi dan rambatan (propagation) berisik tersebut. Untuk
melindunginya digunakan kabel-kabel yang perisainya (shield) ditanahkan.

tt
-'\Y-Ud.n lril

I Z
0o ,*^,*-J^-lrpt{.
t-,
*
2
./ Hfir l--
Es Ea
I

xI
T_,
a
/ qf!
I

u-tl f2
II Uiung Pocrimru
E
/ -/:J
'--a' Purkel Pcogirimr

-t2 r Gbr. 38 Rangkaian Ekivalen


untuk Sduran Transmisi
-16 Jarak-Pendek.
n2226,o313E12
Gri*Tarrf, Krnt(nl)
Gbr. 37 FektorKorcksiBerlstkKoroor.

5.3 Karakteristik Penyaluran Daya


Dalam mempelajari karakteristik penyaluran daya (yakni tegangan, arus dan hilang-
daya) dalam keadaan normal,lazim diandaikan saluran transmisi dengan (a) rangkaian
yang konstantanya didistribusikan, atau (b) rangkaian yang konstantanya dikonsen-
trasikan (lumped atau concentrated), yaitu bila salurannya pendek.

5.3.1. Selunn Ttensmisi Jarah Pendek

Oleh karena pengaruh kapasitansi dan konduktansi bocor dapat diabaikan pada
saluran transmisi pendek (kurang dari 20 - 30 km), maka saluran tersebut dapat diang-
gap sebagai rangkaian impedansi yang terdiri dari tahanan dan induktansi (periksa
Gbr. 38). Dengan demikian maka impedansi Z dan admitansinya Y dinyatakan oleh
2:il:(r*jx):R+jX (100)
t:yl:(g+jb):G*jB (l0l)
dimana r : tahanan kawat (O/km)
x: reaktansi ltawat : 2nfL (O/km)
g: konduktansi kawat (U/km)
D: suseptansi kawat :2nfC (U/km)
Bila kondisi pada ujung penerimaan diketahui, maka hubungan antara tegangan dan
arus dinyatakan oleh
E,: E, * /R cos g, * IX sin g, (102)
dengan regulasi tegangan
E,
A E,: E,
* (n cos g, * X sin p,) (103)
E,
5.3 Karakteristik Penyaluran Daya 59

dimana :
E, tegangan pada pangkal pengiriman
E,: te+anBan Pada ujung Penerimaan
P: jumlah tahanan saluran ((l)
X: jumlah reaktansi saluran (fl)
cos g, : faktor daya pada ujung penerimaan
sin g, : faktor-daya buta pada ujung penerimaan
Sebaliknya bila kondisi pada titik pengiriman diketahui maka
E, : E, - (/R cos g, * IX sin g,) (104)

5.3.2. Saluran Transmisi Jarak Menengah

Saluran transmisi jarak-menengah dapat dianggap sebagai rangkaian I atau


rangkaian a, periksa Gbr. 39. Untuk rangkaian I persamaannya adalah

z12 zlz
k .\t? !!: ft cos {,

(a) Rangkalan T (b) Ranelrltr I

Gbr. 39 Rangkaien Ekivalen untuk Saluran


Transmisi Jarak-Menengah.

E,:E,(r*T)+i,Z(r*T (l0s)

i, : i,(, *'4) + E,y (106)

Untuk rangkaian z persamaannya adalah

E,: E,(t +ze + i,2 (r07)

i,: i,(r -+): d,v(, "+) (108)

5.3.3. Saluran Transmisi Jarak Jauh

Untuk saluran transmisi jarak jauh konstantanya didistribusikan, sehingga


persamaannya menjadi
E,: i,cosh ctl * i,Zosinh til (loe)

i,: i,cosh dI *'zo (l l0)


! sinh cil
dimana 2o : impedansi karakteristik : \tlv (r r l)

ci : konstanta rambatan : Jfr (fi2)


60 Bab 5. Karaktcristik Listrik Dari Saluran Transmisi

Tdel 2& Konstrntr Kutub'Enpet untuk Berbagai Rangkaian

hml($ubEor.r
A B c D

lngo.tlEissi !-*_+!!- z o
z

PEdcl v I
ImDcd&.i
o

-l:E-
TruEfrm.q e,i 4
r'+'l
fir, L. ,+ Et . 1*+ 2,$+ff) YI
.t*. z,Y,
2

Elrb.odirrl[
Tnnsfmi
ilh I

1
o o

ar{fi
Gh/ZV {V7T a*fzv fi77s*JVT
Km&h
Didiilrihlitr Er =o+zl =2o+ ff =vr.+T =o*{
. z.Y,
+-Z-+ _2, i '
' 120 _..., +. z,Y" . i,v,
+--rtr-+ .

m+
.
t ) 1

---1---4E9--l-
E.-Et A B c D

A Bt+ A,Zn ct ct+ D,zn

n. a,B,c,D, A,+C,ZB Bt+DZn DI


=+!F{

E# - i,+4,2o+ ct D,+ C,Zn


A,+C,ZB
7-,. -.i. Zn o,z^+i,z-i-
|aG,+A,2-+ CtTtTs
Et fttA,+c,2-t b,i-+e,2-2-t
Itb,+i,z-t
E
E

A,+it,i, BI CI+ D'YI b,

!iI
t AI Bt i,+ a,t, D,+ B'Ys
cE
I c,+ A,Ys
D+hys
'i Q:J [:i'r B,
vB ^+hY, + b,*,+ b,t,!,
! A,A,+c,i, &AI+D,B' a,c,+ctD, B,C,+ D,DI
!l
t,A,+c,a, s,A,+ b,a, /|c.+c,Dt BIC'+ D'D'
+ i,A,z + b,A,2 + b,A,2 + b,b,t
T@
E.
l--{',".4
[:J
F-
E.
+
i,A,+i,b,
A,b,i
b,A,+ b,b,
+b,b,;r ^c,+aD.
+A,b,v
BrCr+ DrDt
+ b,b,ir
I

EW A,tA,t,+c,b,l
+b,tA,i,+b,bs
A,tb,A,+
+ b,tb,i,+
b,is
b, bs
c,tA,A,+ C,b,l
+ b,(4,i,+ i,bs
c.lBtA.+ D,B)
+ it ti,i.+ b,bs

,. f;.b,--f,ih ,. b,i.
b,+b,
Cr*CrA
tA,-h6,-b,t
& Dt*
8,+t,
DBt
Y!!,c'!:l
- B,+ b,
5.3 Karakterisitk Penyaluran Daya 61

Persamaan di atas dapat ditulis sebagai


E': AE' + ii' (l l3)
i,:CE,+ Di, (u4)
dimana3)

A: b: cosh +{# +% +
rit: t ++ . (r r5)

i:Zosinhri/ - 2(, *+ +% *%) * (il6)

c: zolsinhd/: r(, ++ +%.+ ffi + ... (r l7)

ib-BC:t (r r8)
Konstanta A, B,C,D disebut Konstanta Kutub-Empat; berbagai konstanta untuk
bermacam-macam impedansi tertera dalam Tabel 28.

5.3.4. Diagram Lingkaran Daya


Daya lY, pada titik pengiriman dan daya W, pada titik penerimaan terbagi atas
komponen-komponen effektip P, dan P, serta komponen-komponen reaktip Q, dan
Q. menurut persamaan-persamaan
llr: P, * iQ, (r le)
Ll/,: p, * ie, (120)
dimana (periksa Gbr. 40):
p,: p sin (0 _ 90" + p) m,E! I (l2r)
e,: p cos (0 90" + p) + il,8?
- (122)
p,: p sin (0 *90. _ p) _ mE: (r23)
e, : _ pcos (0 + 90" _ f) + nftr (124)
dimana p:E,E,fb (125) o
:
0 sudut dimana d
(MVA

mendahului li,
f: sudut ordinat garis
(.ss,, ltR,)
A
(126) -(n - jn)Ezn :
E:^-jn P EsEnlb

b
i: ^' - jn' (127)
M'
M
{Bb: }. -,, (128)
cos {, : 6.95
Gbr. 40 ini dinamakan diagram
Iingkaran daya, yang dapat digu- sn(^' - in')t"
nakan sebagai alat untuk menghi-
tung besarnlz P,, Q,, P, dan Q,
untuk beban tertentu. Dari rumus
di atas dapat dilihat bahwa daya
maksimum yang dapat diterima
terjadibila0:fi. Gbr.40 Diagram Lingkaran DaYa-
62 Bab 5. Karakteristik Listrik Dari Saluran Transmisi

5,3.5. Hileng Deya (Rugi) Transmisi


Hilang-daya (rugi) transmisi terdiri dari rugi tahanan, hilang korona dan hilang
kebocoran (leakage loss). Untuk saluran pendek, hilang daya utama adalah rugi taha-
nan; periksa 1.5. Untuk saluran transmisi jarak jauh, rugi transmisi dinyatakan oleh
Pt: P, - P, (t2e)
: m'E? * mE! - 2psin (90" - p)cos9
Bila tegangan saluran konstan, maka hilang daya dapat dinyatakan hanya sebagai
fungsi dari sudut fasa 0, sehingga diagram lingkaran hilang-daya seperti Gbr. 4l
dapat dipakai.
Dengan cara di atas dapat dihitung angka-angka tahunan sebagai berikut:
Daya penerimaan tahunan : Daya penerimaan maksimum x 8760 x faktor
daya tahunan
Hilang-daya tahunan : Hilang-daya maksimum x konstanta hilang daya x 8760
Ada beberapa cara untuk menghitung konstanta hilang-daya, satu diantaranya adalah
menurut rumus (periksa 1.5.1.):

-fur :0,3.fn * O,1(fo)' (s)

dimana /r, adalah faktor beban-tahunan

,. t-
Es- I l, it c, bt J-^e"
di
a
E
U
+
aao2
Gbr.42 Rangkaian Konstanta
s
t Kutub-'Empqt.

Gbr.4l Dirgrun Lhgkaran Hilang-


Ilaya-

5.4 Stabilitas Sistim Transmisi


Kemampuan saluran transmisi untuk menyalurkan tenaga listrik secara kontinu
dalam keadaan beban yang konstan ataupun yang berubah sedikit demi sedikit (tidak
mendadak) dinamakan stabilitas keadaan-tetap (steady-state) dari saluran tersebut.
Kemampuan saluran transmisi untuk kembali seimbang bila tiba-tiba terganggu dalam
keadaan-tetap dinamakan stabilitas keadaan-peralihan (transient-state) saluran ter-
sebut. Daya transmisi dimana stabilitas dapat dipertahankan untuk kedua keadaan
di atas berturut-turut dinamakan batas daya statik dan batas-daya peralihan.
5.4 Stabilitas Sistim Transmisi 63

5.4.1. Stgbilites Keadean Tetap

Dimisalkan sebuah rangkaian konstanta kutub-empat seperti Gbr. 42, dengan


tegangan terminal mesin serempak pada titik pengiriman i, dan titik pengiriman d,.
Untuk saluran transmisi biasa tegangan terminal pada titik pengiriman dan penerimaan
dipertahankan (konstan) pada perubahan beban sedikit demisedikit. Dengan demikian
maka dapat digambarkan diagram lingkaran dengan anggapan bahwa 8, adalah impe-
dansi antara titik penerimaan dan pengiriman. Oleh sebab itu, maka persamaan dayanya
adalah
p, : p^ sin (0 90" + p,)
- * m'E? (130)
P,: P^ sin (0 + 90" - f ,) * mEl (r3r)
dimana
P^: E,E,f b (r32)
E": E,1' (133)
E,: E, (134)
Lengkung P. dan P. tertera dalam Gbr. 44.

o
Ft
I
Ft
t,,
o
Psz
Psr

Prt
Pr2

Ez
Et
E1 0 r0z

Gbr.43 Diagram Lingkaran Daya un- Gbr. 44 Lengkung Daya Sebagai Fung-
tuk Tegangan Pengiriman den si Perbedaan Sudut Fasa'
Penerimaan Konstan.

Apabila komponen tahanan dari impedansi rangkaian diabaikan, maka


m: m' :0
fr:90"
sehingga

P,: P, : E'rE'
sino : P-sin0 ( r3s)

Pada Gbr. 43 bila saluran transmisi beroperasi antara titik Eo dan f'o pada dia-
gram lingkaran daya tersebut, maka keadaan-tetap dapat dipertahankan meskipun
titik-titik operasinya berpindah ke E, dan F, sesuai dengan kenaikan fasa menjadi
0+L0.
5. Karaktcristik Listrik Dari Saluran Transmisi
& B8b

berpindah ke E, dan
Bila sudut fasa dinaikkan terus sehingga titik operasinya
Fz(RF.sejajardengansumbuP),makadapatatautidaknyakeadaan-tetapdapat
mesin-rnesin serempak pada titik-
dipertabankan tergantung kepada momen inersia
keadaan-tetap dapat
titik pengiriman dan peneri-a"n. Sudut fasa 0. dimana operasi
oleh persamaan:
dipertahankan disebut sudut fasa batas, dan dinyatakan

tano.:ffi$nP, (136)

(r37)
dimana lil : Iotz
.I : Itlofitr inersia (kg-m')
or: kecePatan sudut (radls)
Bila diandaikan bahwa
ws : c,o atau Wo ) W^, maka 0^ : fl,
w^ : ao atau Wn)) LYo, maka 0^: r - f t

wc : Wn, maka f ,: nlZ

5.4.2. StabilitasPerelihan
beban t'ertentLi dapat terjadi peru-
Pada waktu saluran transmisi beroperasi ,pada
bahandayasertasudutfasaSecaratiba.tiba,misalnyakarenaperubahanbebansecara
tiba-tiba,pemutusanrangkaianparalel,hubung-singkatpadasaluran'pemutusandan
penyambungankembalirangkaiansesudahhubung.singkatsertaputusnyakawat.
mempertahankan stabilitasnya
Dalam keadaan demikian, rnaka ,alu.an tidak dapat
dansinkronisasihilangbilaperbedaanfasamelebihiSuatubatastertentu.
Adabeberapu"u,_"untukmenganalisakeadaanperalihan;disinidigunakancara
sama.luas(equalareamethod).Bilaterjadihubung-singkatpadasalurantransmisi ini
yang sedang beroperasi pada daya P. sin
g, maka terjaCi perbedaan antara daya
dengandayamaksimurndalamkeadaanhubung-singkalP^,sin0;dengandemikian
terjadi percepatan oleh daYa
(t38)
Po: Po - P.rsin0

Par sin 0

0o 0t 02 0o 0r 0' Az

Sudui Fu Sudut Fur

GLr.45 Hubungan antara DaYe dan Gbr. 116 HubunganantaraDayadanSu-


Sudut Fasr dalam Cara Sama- dut Fasa bila Teriadi Hubung-
Lrns. Singkat yang kemudian
Ditiadakan.
5.5 Kapasitas Saluran Traasnisi 65

Dengan demikian maka adanya sudut 0, sehingga persamaan berikut dipenuhi menen-
tukan kondisi stabilitas :

Po(O,
- 0) + P^r1cos 0, - cos 0o) : g (r3e)
Dalam Gbr. 45 daya Po yang dipilih sedemikian rupa sehingga luas daerah 0-l-2 sama
dengan daerah 2-3-4 menentukan titik batas stabilitas.
Bila sebuah rangkaian diputus sesudah terjadi hubung-singkat, maka perbedaan
fasa maksimum 0' untuk memungkinkan sistim memiliki kembali stabilitasnya dinya-
takan oleh persamaan (periksa Gbr, 46):
Po(?r- 0) + P^/cos0'- cos0o) + f,o1cos0r- cos0'): Q (140)

dengan pengandaian bahwa Po, P^t (waktu hubung-singkat), P.o (sesudah hubung-
singkat ditiadakan) dan 0o diketahui.

5.5 Kapasitas Saluran Transmisi


Kapasitas saluran transmisi jarak dekat dibatasi oleh besarnya arus yang dapat
disalurkan dengan aman dan oleh jatuh tegangannya. Untuk saluran transmisi jarak
jauh kapasitasnya harus dihitung dengan menggunakan rumus-rumus daya pada titik-
titik pengiriman dan penerimaan atau dengan memakai diagram lingkaran seperti
diuraikan di atas. Untuk saluran jarak jauh pertimbangannya adalah stabilitas perali-
hannya dan besarnya kapasitas pengubah fasa (phase modifier), oleh karena membe-
sarnya perbedaan sudut fasa antara titik-titik pengiriman dan penerimaan. Untuk me-
nentukan hal ini perlu dipertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut:
(a) perbedaan fasa yang serasi antara titik pengiriman dan titik penerimaan
(misalnya, antara 30' - 40");
(b) kapasitas yang serasi dari pengubah fasa;
(c) effisiensi penyahrran yang sempurna.
Kriteria untuk menentukan kapasitas saluran dilakukan dengan dua cara:
(l) Pembebanan Impedansi Surja
(Surge Impedance Loading). 2,8
(2) KoeffisienKapasitas. 2,6

oi z.t
5.5.1. Cara Pembebanan Impedansi Surja 'a 2,2
I
Beban saluran transmisi P, dinyatakan E 2'o

oleh persamaan 5
A
r,a
I t.c
aa'
P.:
X (Mw) (141) tI
& t,z
t,t

dimana E, : tegangan kawat (line-to- .i ,,0


line) pada ujung peneri- E ','
i o,a
maan (kV)
Z, : impedansi surja dari 0,4

saluran (O) l@ 2N 3N 1@ 5OO 600

Oleh karena harga ini diperkirakan terlalu PmleugSduu (km)


rendah (underestrmated) maka dipakai Gbr. 47 Koefisien Pembebanan Impe-
faktor koreksi seperti tertera pada Gbr. 47. dansi Surja.
6 Bsb 5. Karalctcristik Listrik Dari Saluran Transrnisi

5.5r. Cara Kocfisien Ihpocltas


Kapasitas saluran transmisi P, dapat dinyatakan scbagai fungsr dari tegangan pada
ritik penerimaan E (kV) dan panjang I (km):
P : kT
F2
(Mw) (142\

dimana k : koeffisien kapasitas


: 600 untuk saluran 60 kV
: 800 untuk saluran 100 kV
: 1200 untuk saluran lt$0 kV ke atas
Hasil kedua cara di atas sama untuk panjang saluran kawat tunggal 480 km,
Z,: 4A0 dan /< : 1200.

5.6 Pembumian (Pentanahan) Titik Netral


Untuk saluran transmisi tegangan rendah jarak-dekat tidak diharapkan terjadinya
gangguan-gangguan meskipun titik netral tidak ditanahkan (ungrounded neutral).
Tctapi hal ini tidak berlaku untuk saluran transmisi tegangan tinggijarak-jauh. Gang-
guan-gangguan yang mungkin terjadi pada saluran-saluran tersebut terakhir ini ber-
sumber pada gangguan stabilitas pada hubung-singkat satu'fasa, gangguan (interfe-
rence) telpon karena induksi, kapasitas interupsi dari pemutus beban yang kurang mema-
dai, serta daya isolasi peralatan yang tidak sesuai.

5.6.1. Mecrm Sistim Pembqmien


Macam sistim pembumian digolongkan menurut jenis impedansi titik netral
terhadap tanah sebagai berikut (periksa Gbr. 48):

,r *---7
,-"o-al
i^

Gbr. 48 Sistim Pembumirn.

(l) sistim tidak ditanahkan (2,: co'S


(2) sistim ditanahkan langsung (2, : 0)
(3) sistim pentanahan dengan tahanan (2,: R)
(4) sistim pentanahan dengan reaktor (2,: ix)
(5) sistim pentanahan dengan gulungan Petersen
(2,: jx,Zo: a)
Pembumian discbut effektif bila impedansi pentanahannya ditekan, sehingga tega-
ngan pada fasa yang tidak terkena hubung-singkat, bila terjadi hubung-singkat catu
5,7 Referensi 67

fasa, kurang dari 1,3 kali tegangannya dalam keadaan normal (tanpa hubung-singkat).
Kondisi pembumian effektip didapat bila
xo s x, (143)
xo < 3xt 0u)
dimana Xo : tahanan urutan nol dari rangkaian
Xo : reaktansi urutan nol dari rangkaian
Xr : reaktansi urutan positip dari rangkaian
Pada umumnya sistim pembumian langsung memenuhi kondisi di atas.

5.6.2. Perbandingan Sistim Pentanahan Titik Netral


Bila impedansi titik netral besar, maka arus hubung-singkat untuk hubung-singkat
satu fasa kecil sehingga gangguannya berkurang kegawatannya. Sebaliknya, hal itu
merugikan dilihat dari segi isolasi peralatan karena tegangan pada fasa yang baik
menjadi lebih besar. Bila impedansi titik netral kecil, maka manfaat dan mudaratnya
kebalikan dari apa yang diuraikan tadi.
Itulah sebabnya, maka pemilihan impedansi titik netral harus didasarkan atas
hal-hal di atas, dengan memperhatikan tegangan transmisi, daya yang disalurkan, pan-
jang saluran, dsb. Dalam Tabel 29 ditunjukkan perbandingan antara berbagai sistim
pembumian.

5.7 Referensi

Di dalam Bab ini digunakan referensi terhadap karya-karya sebagai berikut:


l) C. F. Wagner, R. D. Evans, Symmetrical Components, McGraw-Hill Book
Company, New York, 1933, hal. l3Gl39.
2) J' R. Carson, "'Wave Propagation in Overhead Wires with Ground Return",
Bell System Technical Journal, Yol. 5, Oct. 1926, hal. 539-555.
3) C. F. Wagner, R. D. Evans, op. cit., hal. 182-196.
4) Japanese Electrotechnical Committee, Standard Atmospheric Condition Denki
Sho-in, 1968.
5) C. F. Wagner, diskusi untuk "Relative Surface Voltage Gradients of Grounded
Conductors", AIEE Transactions, vol. 67, Part II, 1948, hal. 1590.
6) F. W. Peek, Jr., Dielectric Phenomena in High-Voltage Engineering, McGraw-
Hill Book Company, New York, 1929.
1) Calcalation of Corona Loss in Transmission Lines, Technical Report, No. 40,
hal. 3, Institute of Electrical Engineers of Japan, 1960.
8) W. S. Petersen, diskusi untuk "Development of Corona Loss Formula", AIEE
Transactions, vol. 53, 1934, hal. 62-63.
9) J. S. Caroll, M. M. Rockwell, "Empirical Method of Calcuiating Corona Loss
from High-Voltage Transmission Lines" AIEE Transactions, vol. 56, 1937,
hal. 558.
l0) "Transmission", Handbook of Electrical Engineering, Institute of Electrical
Engineers of Japan, 1967, hal. 1162.
68

I .-i
: ! ii E! ta 'i
A

q E.F.E E
li ir Ei E E Er
6
tE
d
E 3!!c
? EX: >EZ 9E EEi; is O
-ri
'I
)
,!
!:f -=
!,
Ec
:I
oo
i:i i e
0
E
a
.E
,;
i:: o{ EisgEi li
i6iiii cF-
iE!
!>!
E

rEr
:.!

,s-Ed 3= E r.l Ei 9 c r.ii


Eo.
E iE; ac
LO E i ! c E.-
ii: I b
!
.2
a-
IEAE!
I - E .E
.!
ET t
I
I
'5,! r
J. E= lEii i5
- Ec
;E3 55E;
{E
ar
(r)
:E EE H
E E: !5
3 Ee
43 3!
E t
a 'I 'D il lq
3a
i! !:oroaa
EEE:E a :AaB
TE
gE:
iEr! rE
EC t'
cl
0a o.x
c e zt! ) a
A )r :,E c!
6 ! 4 AI A l! a EE E. E EI .l
(, Ic
o s
g, a .! a! .o
6l (,
u !i
it t I Egi !
b
e)
c
's ii: E
J
a
E

t I \
il
EE
I 'i E3! E
tt
! .E

d;-
E'
iE
Er
E:
';'ag3
.!
!
!
a
.; !
,c
E
!
i
I
E
2
! E
a
;i!
=_ t
Ilr
i
rf
Ed iEi 5
E
!
E
9E
o
o
r
D
I
a
!
6
Ets
cEE
tq
.! ! t'i I ts
q)
& E'
5
xc?- J
)
ET
aE
a
c iE
!i
,t 3
,E !r:-,.E a
!a E
E
6
.9
TA
E E=
.:E!
F
e ,
E iP
J!
!
3 ji .!
3, x
E
d !l
D
6 s: r a
t
E
o i o? c $
a
6 tc E{ tE a E
00
6l
fo
tr
*^
6,
c
'a
_a
E

4.
ii i!5T uE i - A

a tle
o
c
t
c i*
i! a! c !: I, IFi {
cl
EE
d{
.-_ 6 I
a a
!
u
'-
>'a
,i,
.-o
A'
a!
ii
gE E
,v
,a --a
E5E
Ei pi
r -!
JI:

-
a!
?7
5!
u
(s
00 HC
a6 ! 3i ..9 t l! 5 t-
.EJ E ?! :!
E!
!: 5 r=
!D -:5; Ei"Fi !t
.E .I
E !, a
E:;
ct
.9
a
A 8:
L! 3 DJ.
JT e st E -!
3 iE"i
qq
9r
E
u
o 9';
, .:a a
e
lc
c) .!? <.
lrtE E5 ! b
-45
! oi :l
E
p E.! A =D
l!
='
69
E!
IE :!
xt a! a r.a g.E
5.8 5
a tl
11 IA tt
E
, !l
o\
t\ I
c ! ,
D
c
r .ttt
a
t E- E
I I c
!g c tE. a
c E
6' q EI E & & cr
F JC .A p
t
i:
! !
.^E
iE
gE
1.a
E.
a, E! !
ar.! E o
t
o ?! :g i-r q E.
!; E,,
I
! oi
cc
.=6
.2A
I
a
E
{
'8:
ril
.!
:i
ae
E'- .g5
i![ 2
v,
t
E
.E

!r
E
ac Jti .9" ( . z2 i 6
rt. tq
an= i
a E
a
c
'c ;E 'i4 iE t ,2E 5
\
6q
c
A E iiE t *3 !-s ,& o o EEi 2t Ef
4C
!
a .3
ET
ei E
c
IE I
E '-t
ac .tI
r!
Er
=o
lc
?
oIa ca
t
D
t
a
2 Ir
t: E
E
d 3r 1i E
? rI EE A
3! -x
aB
!aE
rr3
9A 3; !
a
E-a
E:
,,2
EJ
c
x
!
!
a :t
{o
:l
l.=
it
to a
*:
v
o ab
Er
E!
t .Eo
E' .
a
5r i! 7
EI ,E
E
sI
a
c
F! 1C
l-!
Et 5I
E:
EE
E! t
E -: .a FE
E! .2
.E
d
o
Cq
ta
a,4 ol
:- 1! t.i E
t
B

II E.q a E
p r;.5 ei e
a ,!
! d!
t;l I .!l :9 I
!oI
J ii a E
a
t-
ilE
IE
az
o,
E!
ED EE
uo
}I
a,
!l
x'i
i.
,J
:r
d.=
6r
t5
a
x! ii
a d g 0 F o a
BAB 6. GANGGUAN PADA SALURAN
TRANSMISI DAN INTERF'ERENSI
PADA SALURAN KOMUNIKASI
KARENA INDUKSI MAGNETIS

6.1 Sebab.Sebab Gangguan pada Saluran Transmisi

Oleh karena Ietaknya yang tersebar di berbagai daerah, maka saluran transmisi
mengalami gangguan-gangguan baik yang disebabkan oleh alam; maupun oleh sebab-
sebab lain. Dalam Gbr 49 ditunjukkan secara statistis gangguan-gangguan yang terjadi
pada saluran transmisi di Jepang selama l0 tahun antara tahun 1955 dan tahun 1964.
Gambar ini menunjukkan bahwa pada saluran transmisi di atas l87kV jumlah gang-
guannya adalah l,l per 100 km per tahun; pada llo 154 kv adalah 2,4, pada 44
- -.7j
kv adalah 5,8, sedang pada saluran 33kv ke bawah gangguannya adalah 1,0 per
100 km per tahun. Data gangguan di Indonesia dewasa ini sedang dalam tarafpengum-
pulan.
Hampir semua gangguan pada saluran 187 kV ke atas disebabkan oleh petir, dan
lebih dari 70/" dari semua gangguan pada saluran ll0- l54kV disebabkan karena
gejala-gejala alamiah (petir, salju, es, angin, banjir, gempa, dsb.) Gejala-gejala alamiah
lain yang terjadi pada saluran 60 kv adalah gangguan oleh binatang (burung, dsb.). Ka-
rena letaknya di daerah tropis, gangguan karena es dan salju tidak diharapkan terjadi
di Indonesia (kecuali di pegunungan-pegunungan tinggi di lrian Barat).
Gbr. 50 menunjukkan jenis-jenis gangguan yang terjadi, sedang Gbr. 5l menun-
jukkan macam kerusakan yang terjadi sebagai akibat gangguan tadi. Dari jenis-jenis
gangguan yang terjadi, yang paling besar jumlahnya adalah hubung-singkat satu fasa
dengan tanah. Alat yang paling banyak menderita kerusakan adalah isolator.

6.2 Jenis Gangguan

Jenis gangguan dibagi menjadi dua kategori:


(a) Hubung-singkat.
(b) Putusnya kawat.
Dalam kategori pertama termasuk hubung-singkat satu atau dua fasa dengan tanah,
hubung-singkat antara dua fasa, dan hubung-sirtgkat tiga fasa satu sama tain, atau
hubung-singkat tiga-fasa dengan tanah. Seperti terlihat pada Gbr. 50 hubung-singkat
satu fasa dengan tanah paling sering terjadi. Dalam kategori kedua termasuk putusnya
satu atau dua kawat.
Kadang-kadang hubung-singkat dan putusnya kawat terjadi bersamaan. Kadang-
kala terjadi juga hubung-singkat di beberapa tempat sekaligus.
70 Bab 6. Gangguan pada Saluran Transmisi

P.d.ot .. (7J
fr10
Huiu, Arrin, dra GcmprBuui

Es rhn Seliu

Pctir

Gmm, Debu drn Ges

Pcmburuhen lPhtor

Xekuru3en-kekurengen peda Perrlelen

Discbrbkan oleh Pcrelaten lein

Eutug den Bineteng Lain


6 dibr*rh33kV
nvt 1+77kV
Kslahen Menosie r------r ll0-150 kV
a--"'-r dirtrs lt7 kV
Xeslehen Pekeria Seluren

Keselahen Lein

Gbr.49 Data Gangguan di Jepang menurut


Sebabnya (f955-1964).

Persentase ( %)
Persent.se ( 7o)

o301050 o lo 20 30 4t) 5{)

HubunB Singkat
Satu Kawat ke Konstruksi Penopang tr--
Tanah
l.olatn,
L_--
l]?:,
Hubung Singkai
Antara Fasa F
Hubung-Singkar
klrene Pembumian
L__
I

,
Penshantar =.-
S g drbawah 77 kV
Isoletor dan Peoghanlar .-j I l0-ts4 kv
Kawat Putus c:= dibeweh 77 kV --l dirrrr l8l l(V
t' r-- ll0-l54kV
Fr Laio-lein
Lain-lain -: diatas lt7 kV

Gbr. 5l Data Gangguan di


JePang menurut Aki-
Gbr. 50 Data Gangguan di bat (Kerusakannya)
JePang menurut Je- terhadap Peralatan
nisnya ( 1955-1964)
(1955-r964).
6.3 Cara Mcnghituag Hubung6int$t 7t

6.3 Cerr Menghitung Hubung-Singf,at


6.3.1. Srturn Pcrhitrmgrn
Oleh karena saluran dan sistim transmisi berbeda karakteristiknya pada berbagai
tempat, maka digunakan satuan m.k.s yang sama pada tempat-tempat terscbut. Oleh
karena kebesarannya yang ribuan kali satuan-satuan yang biasa dipakai, maka dalam
perhitungan hubung-singkat digunakan kebesaran yang sesuai, misalnya I.000.000
kVA. Kebesaran yang dihitung merupakan persentase dari kebesaran referensi itu
(caranya disebut cara persentase) atau merupakan kelipatan dari kebcsaran itu (caranya
disebut cara per-unit).
Nilai 100 f atau I per-unit (disingkat p.u.) dipilih untuk dua satuan listrik, misalnya
untuk daya dan tegangan antar-fasa (line voltage), kemudian dicari nilai persentase
atau per-unit dari satuan-satuan lainnya, misalnya arus kawat. Dengan demikian
didapat:
w Qoon: v Q00%) x I (tw%) x JT (l4s)
Y Qwn : I 0oo%) x z (tmfl) x JT (146)
Bila hubungan di atas sudah ditetapkan, maka impedansinya dalam persen atau per-
unit dapat dihitung dari persamaan-persamaan berikut:

z(%):'ffixloo (147)

Z(pu)-w (148)

Z(Q): ya
(l4e)

z@\ : (r s0)

Apabila MVA dasar atau tegangan dasar dirubah, maka impedansinya disesuaikan
pula:
Impedansi (MVA dasar baru)
: Impedansi (MvA dasar lama) , ffi*Hi@r,",r" (r 5r)

Impedansi (tegangan dasar baru)


: Impedansi (tegangan dasar lama) . l$ffifitffi]' (152)

6.3.2, Perhitungen Hubmg-Singket Trt-Selmbrng dengen Crre Komponen


Slmetris
Perhitungan tegangan dan arus pada titik-titik hubung-singkat dapat dilakukan
bila sistimnya sederhana dan seimbang. Namun untuk sistim tiga-fasa yang tidak seim-
bang penghitungannya menjadi rumit. Oleh karena itu sistim tegangan dan arus tiga
fasa yang tidak seimbang itu perlu dirubah lebih dahulu men;adi komponen-kom-
ponen simetris yang seimbang. Penghitungan kemudian dilakukan pada siscim-sistitl
yang seimbang tadi, lalu hasilnya digabungkan kembali untuk mendapatkan nilai
yang dicari pada sistim yang semula (yang tidak seimbang). Suatu kebesaran tiga-fasa
yang tidak seimbang dapat dinyatakan oleh jumlah tiga komponen yang seimbang.
72 Bab 6. GanSSuan pada Saluran Transmisi

Ketiga komponen ini merupakan bagian dari dua sistim tiga-fasa yang perputaran
fasanya berlainan serta sebuah sistim satu fasa.
Komponen-komponen urutan positip (positive-sequence) dinyatakan dengan
subskrip ,1, komponen urutan negatip (negative-sequence) dengan subskrip 2 dan
komponen nol (zero-sequence) dengan subskrip 0. Hubungan antara komponen'
komponen ini dengan komponen-komponen tiga-fasa yang asli (dinyatakan dengan
subskrip-subskrip a, b dan c) dinyatakan oleh persamaan-Persamaan berikut;r)

E,: Ir E. + dEb+ drE.)l


E,: {r E"+A2Eb+di")l (ls3)

3-t
.t
Eo: t. E,+ Eb+ E,) |

i,: *,,(i" +aib+,az


i,: Ir,(i, t;zi i -d;1 (154)

l-(i,*t- ir+ i"1:l


io: !{i,
l3
Olmana a: -Z: Z l (r5s)

a_:_T_Zl l3 (156)

Sebaliknya dari komponen-komponen simetris dapat pula dihitung tegangan dan


arus setiap fasa sebagai berikut:
E,: Er+ E, + E, I
Eo: Eo -r d,E, -r af rl (157)
E,: Eo -+- dE1 + d'Er)
i,:ioai,+i, ,l

io: io - a2i, -r 'dirf (l 58)

i": io t di, - d'ir)


Dengan menggunakan substitusi di atas, maka keadaan tak-seimbang pada titik
hubung-singkat untuk sebuah sistim transmisi yang rumit dapat direpresentasikan
oleh sebuah rangkaian ekivalen yang mensimulasikan keadaan hubung-singkat itu.
Hal ini mempermudah penyelesaian persoalan dengan rangkaian-rangkaian analop
seperti, misalnya, dengan penganalisa jaringan bolak-balik (A.C Network Analyzer),

6.3.3. Cara Menghitung Tegangan dan Arus pada Titik Gangguan

Bila terjadi hubung-singkat atau kawat putus pada saluran transmisi, maka tega'
ngan dan arus pada waktu gangguan terjadi dihitung dengan rangkaian impedans
komponen simetris sebelum terjadi gangguan tersebut' Bila impedansi komponen'
komponen adalah Zr, Z, dan Zo, arus gangguan adalah Irt, Irr dan Is1, tegangan gang'
guan adalah E11, Ezrdan Es1, serta tegangan fasa sebelum gangguan adalah Eor,makt
tegangan dan arus komponen simetris dinyatakan oleh rumus-rumus seperti terteru
dalam Tabel 30.2)
6.3 Cara Menghitung Hubung-Singkat 73

Tabel 30. Rumus-Rumus untuk Perhitungan Tegangan dan Arus Hubung-Singkat

Hubung-Singkat Tiga-Fasa 2r2oE,,


4
Err: - izrz2: Z;Z;+Z,Z;TZZ
;;L"r lF:Z
ttr:
Eor : - iorzo:
22208,,
Hubung-Singkat Satu-Fasa ke Tanah
n;+Z,Z;TTil
T (e) Kawat Fasa a purus
irr : izr: ior
-' : Zt*Zz*Zo E,r(Z, +- Zo)
: 2'2,lZ;Zo
i,, + Z;4
ir: ir, * i* I ior:3iop
- 20E.,
Err: Eo, - irr2r: E.r=z+*2:=-
Zt-lZz-fZo
.n--

t ZrZ, + Z2Zo
ZtZz

E.,:-i.,2,:- E"tZ' 2zEot


ior: ErZr* -2rZo
' Zt*Zz*Zo
-
* 2r2o
Er, - Err: Eot - irrZ,
Eor: -iorzo:
' -=1".--=
ZtrZr-+70 2r2oE,,
2rZz* 2rZo * 2r2o
Hubung-Singkat Dua-Fasa
Er,-Err:-irrZ,
i,,: -i"": Zt*Zz
-E"J- :mz;z;w 2r2oE,,
iF: J5 ilP Eo,-Eor:-ior2o
Er, : Eo, - irr7r:
Zt*Zz
='''2+, :27;27;z7o
zr2oE",

Hubung-Singkat Dua-Fasa ke Tanah (f) Kawat D dan c putus


; E,t
i : rzF : ror :-- Eor-
"
rrF:-
Zt'L Z2Zol(22 + Zo) ttF -i -i ZJZ;-* h
E"r(Z, 2'o)
--ZrZz - Ztzo- i- ZzZo ir: i"-3i0,
Er, - Err: Eo, - irr2,
i-2oi
tzF '- -
-f L6 t tP
4" G1 + 2-o)
2.2
=--l--E- - Zr+Zz*Zo
_ , ,i -?:!,,a: ZzZo
ZtZz + ZtZo
,_ Er,-Err:-irr2,
'2"' -=-j-=-ltp
lor:
. ZrF',
: - Zr*Zz-rZo
Zz -f Lo
+{
- Z.I1-.
Eo,-Eor:-iorZo
ZtZzlZtZo*ZzZo :-, ZriZz*Zo
zo,E., ,
Ert:E,r- irr2,
, 24,.L,
: ZrZz*ZtZo*ZzZo
6.3.4. Cere Menghitung Arus Hubung-Singkat 3-Fasa
Maksud menghitung arus hubung-singkat 3-fasa adalah untuk mengetahui kapa-
sitas pemutus-beban dan pengaturan rele pengaman.
Impedansi saluran transmisi dapat dilihat pada 5.1. Untuk impedansi mesin-mesin
serempak dipakai reaktansi subtransien Xo" dengan mengabaikan tahanannya. Untuk
mesin "salient-pole" tanpa gulungan peredam (damper winding) dipakai O,85Xd"
sebagai reaktansi subtransiennya. Untuk impedansi trafo digunakan reaktansinya
74 B8b 6. Gangguan pada Saluran Transmisi

dengan mengabaikan tahanan. Beberapa harga reaktansi mesin serempak dan trafo
tertera dalam Tabel 3l dan Tabel 32.
Arus komponen simetris do untuk hubung-singkat 3-fasa dinyatakan oleh per-
samaan (periksa Tabel 30):

r,o:#T:ffixr, (lse)

dimana V: teBangan sistim maksimum (kV)


/, : arus yang bersangkutan dengan jumlah seluruh sumber daya sistim
kapasitas sistim (kVA)
-*---T-v-
_
:
Xr rcaktansi urutan positip dari sistim dilihat dari titik gangguan (O)
%X, : reaktansi diatas dalam persen atas dasar Y dan I

Tabel 31. Reaktansi Mesin Serempak (%')

Jenis Mesin Xd, Xd,,

Generator Turbin 23 -35 l8 - 30


Generator Salient-Pole dan Motor dengan
Gulungan Peredam 20-s0 13 - 35
Generator Salient-Pole tanpa
Gulungan Peredam 20-45 (: xd')
Pengubah Fasa Serempak 30-60 l8-38

Tabet 32. Reaktansi Transformator (7")

Reaktansi (%)

ll
,,1
4,5
5,0
33 5,5
65 7,5
77 7,5
ll0 10
t54 ll
187 12
220 l3
275 t4

Apabila dalam keadaan peralihan (transient) komponen searah dan atenuasi arus
dimasukkan (periksa Gbr 52), maka nilai efektif { dari arus hubung-singkat 3-fasa
3)
dinyatakan oleh persamaan :

r,: AoJffi-(/fff x r,o (160)

dengan harga puncak (crest)


1,.: ^rfTAo(("
-r Kd) x I,o ( 161)
dimana lo : koeffisien yang menyatakan pengaruh beban pada arus hubung-
singkat, dianggap : 1,05
K, : koeffisien yang menyatakan atenuasi komponen bolak-balik, periksa
Gbr. 53
Ka : koeffisien yang menyatakan atenuasi komponen searah
6.3 Crn Mcnshitung HuburUiqtrt 75

Untuk atcnuasi arus hubung-singkat dalam waktu sctengah pcrioda (cyclc) berlaku
hubungan:.'

JWF:t,S
f,.*Iir:l,t
schingga didapat K. : I dan
(r:OrE
6.3.5. Crre Meqhtturg AnB Tsrsh
Guna menghitung interferensi
karena induksi clektromagrretis
perlu dihitung arus hubung-singkat Gbr.52 LeCklrltg Anr H+
satu-fasa (periksa Tabcl 30): hnglttgtnt Tlfe-
I,:#z (162)
Fese.

dimana E r : tegangan fasa maksimum (kV)


2r,2r,20 : impedansi komponen simetris (O)
Dalam pcrhitungan ini diandaikan hal-hal berikut:
(l) Tahanan pcmbumian di tcmpat hubung-singkat diabaikan.
(2) Tahanan penghantar dan tanah diabaikan (kecuali bile impedansi pembumian
titik netral dari transformator kecil).
(3) Reaktansi hilang-daya dan eksitasi dari transfonnator diabaikan; hanya
rcaktansi bocor yang dipcrhitungkan.
(4) Tahanan gefterator dan mesin serempak pcngubah fasa diabaikan; hanya
reaktansi X) yang diperhitungkan; tetapi untuk sistim yang ditanahkan
penuh .fan bila hubung-singkatnya dapat ditiadakan dalam waktu singkat
dengan pemutus-beban kecepatan tinggi, maka reaktansi yang dipakai
adalah Xj'. Reaktansi urutan negatip dianggap sama dengan X) atau X)' .
(5) Impcdansi beban dianggap tak terhingga besarnya. ,
Bila titik netral dari transformator ditanahkan di bebcrapa tempat, maka pcrhi-
tungan arus hubung-singkat dibuat di beberapa titik hubung-singkat yang dipilih secara
bebas, dan perhitungan arus hubung-singkat rnenuju titik hubung-singkat itu dipcla-
jari. Ternyata bahwa arus herbung-singkat ini bcrbanding tcrbalik dengan impedansi
urutan nol dari rangkaian pada ke dua bclah pihak dilihat dari titik hubung-singkat.
terscbut.
t,0
0,9 \
0,e It- GctTrtL-r ift- S.h.r.?oh
wtr M- S.llr..a.ir rrn G.ha..
0,7
IlI Grhrr Hr lrrrtr
l' o,o
l/2 gerL& I I
0,5
Iv qLrtcat TN ll
0,4 0rr ac.r lv ilt
0)
s 6.7 r0 tI 12
I'olL
Gb. s, Nrd r.
6.3 Crn Mqrshitung Hubunginjker 75

Untuk atcnuasi arus hubung-singkat dalam waktu sctengah perioda (cyclc) berlaku
hubungan:.,

Jffi| F: t,s
f. + .K.: l,t
schingga didapat r(, : I dan
Kr: 0,E

6.3.5. Care Meqhtturg Arus Tsrsh


Guna menghitung interferensi
karena induksi elektromagnetis
perlu dihitung arus hubung-singkat
Gbr.52 Lqfkrry Atu Ho-
satu-fasa (periksa Tabel 30): hry-Slng}ai Tlrr-
Fere"

dimana t, : tegangan fasa maksimum (kV)


2 r, 2r,20 : impedansi komponcn simetris (fl)
Dalam pcrhitungan ini diandaikan hal-hal berikut:
(l) Tahanan pembumian di tcmpat hubung-singkat diabaikan.
(2) Tahanan penghantar dan tanah diabaikan (kecuali bile impcdansi pembumian
titik netral dari transformator kccil).
(3) Reaktansi hilangdaya dan eksitasi dari transfonnator diabaikan; hanya
reaktansi bocor yang diperhitungkan.
(4) Tahanan generator dan mesin serempak pengubah fasa diabaikan; hanya
reaktansi X! yang dipcrhitungkan; tetapi untuk sistim yang ditanahkan
penuh dan bila hubung-singkatnya dapat ditiadakan dalam waktu singkat
dengan pemutus-beban kecepatan tinggi, maka reaktansi yang dipakai
adalah Xj'. Reaktansi urutan negatip dianggap sama dengan X) atxu X)'.
(5) Impcdansi bcban dianggap tak terhingga besarnya.
Bila titik netral dari transformator ditanahkan di beberapa tempat, maka perhi-
tungan arus hubung-singkat dibuat di beberapa titik hubung-singkat yang dipitih sccara
bebas, dan perhitungan arus hubung-singkat nrcnuju titik hubung-singkat itu dipela-
jari. Tcrnyata bahwa arus hubung-singkat ini berbanding tcrbalik dengan impedansi
urutan nol dari rangkaian pada ke dua belah pihak dilihat dari titik hubung-singkat.
terscbut.

G-rr?rlbrhr M.th S.Irf-iC.


Wrtn ll-S.k aa-!r trf Grhfr
Grhfr ?rn-r frnr-r
tn gerL- T t
qL&.r Itl rl
oJlr&ir IY tIt
5 6.7 e 9 ,0 il t2
I,olI.
Gtr.53 Nfel f.
76 Bab 5. Gangguan pada Saluran Transmisi

6.4 Interferensi Elektro-Magnetis terhadap Saluran Komunikasi


6.4.1, Tegengan Iuduksi Elektro-Magnetis kerena Arus Unrten Nol
Tegangan induksi elektromagnetis karena arus urutan nol dinyatakan oleh
: Y jaMlol (Y) (163)
dimana : ar frekwensi sudut
M: induktansi bersama (mutual) antara saluran tenaga dan saluran komuni-
kasi (H/km)
Io : sfus urutan nol (A)
I : panjang saluran yang sejajar
Induktansi bersama melalui rangkaian kembali ke tanah dinyatakan oleh persa-
maan Carson-Pollaczeks :
5'5)

u : l(zn ylKl"/b'l(hr-hr), ) *, - i(* nr(r'r-+ /,,))) ro-{


(H/km) (164)
atau

t4t} x ro-. (H/km)


":{#"ercHE
Persamaan (164) digunakan bila
(165)

lKwFr4F,Tij < *
sedang persamaan (165) dipakai bila/KD/besar. Dalam persamaan-persamaan tadi

17: 6tztt*@@ (cm-,) (166)


| : 1,781I (konstanta Bessel)
l, : tinggi saluran tenaga di atas tanah (cm)
hz: tinggi saluran komunikasi di atas tanah (cm)
6 : jarak mendatar antara kedua saluran (cm)
a : konduktivitas tanah (emu)
a berubah rnenurut keadaan tanah sepanjang saluran transmisi; di Jepang nilainya
kira-kira (0,25-200).tg-tr emu dan tahanan jenisnya 5-4000Om. Bila tidak ada
harga o yang diketahui dapat digunakan rumus?,
o :1,5 x l0-r,-/i/ (emu) (167)
dimana ,f : frekwensi sistim tenaga
Bila tidak ada harga o yangterukur, maka untuk tegangan induksi elektromagnetis
dapat dipakai rumus praktis:

Y: Kfrozl tv (r68)
dimana tr1: (2,5 - 4)'t0-' untuk daerah datar (flat)
: (5 - 8).tg-r untuk daerah pegunungan
Chusus untuk contoh Gbr. 54 berlaku hubunganr)

tfu (l6e)
''+-#r1;p*
6.4 Referensi 77

dimana suku pertama adalah


untuk jarak 100-5000m an-
tara kawat tenaga dan saluran
komunikasi, sedang suku kedua
adalah untukjarak kurang dari Sdunn Xonuikui
100 m. Pengaruhinduksi untuk Gbr.54 Pcisi Saluran Transmisl Te.
jarak lebih dari 5000 m diabai- nag! terhsdrp Sduran Komuni-
kan. k8sl.

6.4.L Cen Melindungi terherlap Irdulsi Eleh&omagnetis


Perlindungan terhadap induksi elektromagnetis dapat dilakukan pada saluran
tenaga maupun pada saluran komunikasi. Pada saluran tenaga perlindungannya dila-
kukan dengan:
(a) Membangun saluran tenaga sejauh mungkin dari saluran komunikasi, meski-
pun segi-scgi tekno-ekonomisnva pcrlu diperhatikan dalam pemilihan lintasan
(route) bagi saluran-saluran tersebut.
(b) Memasang kawar tanah pada saluran tenaga sehingga tegangan induksi
berkurang.
Perlindungan pada saluran komunikasi dilakukan dengan cara:
(a) Memasang arrester.
(b) Menggunakan transformator yang mengisolasikan (insulating transformers)
interferensi.
(c) Memasang kawat-kawat pelindung (shield wires) dan gulungan-gulungan
pelindung (shielding coils).
(d) Menggunakan kabel yang bertameng (shielded cables) sebagai pengganti
kawat-kawat telanjang.

6.4 Referensi
Di dalam Bab ini digunakan referensi terhadap karya-karya berikut ini:
l) C. F. Wagner, R. D. Evans, Symmetrical Components, McGraw-Hill Book Com-
pany, New York, 1933, hal. lGl7.
2) J. E. Hobson, D. L. Whitehead, "Symmetrical Components", Electrical Trans-
mission and Distribution Reference Book, Westinghouse Electric Corp., East
Pittsburgh, USA, 1950, hal. 25.
3) Special Study Committee, 'Method of Calculation of Short-Circuit Currents in
Transmission Systems", Journal, Institute of Electrical Engineers of Japan, No. 67,
1947, hal. 215.
4) "How to Calculate Short-Circuit Currents in Transmission Systems", Journal,
Electrical Cooperative Research Association (Japan), vol. 20, No. 6, 1964, hal. 10.
5) J. R. Carson, "Wave Propagation in Overhead Wires with Ground Return", Bell
System Technical Journal, vol. 5, Oct. 1926, hal. 539-555.
6) F. Pollaczek,- "ueber das Feld einer Unendlich langen durchflossenen Einfach-
leitung", Elektrische Nachrichten-Technik, vbl.3,-Scpf. 1926, hal. 339.- "
7) 'Transmission", Handbook of Electrical Engineering,Institute of Electrical Engi-
neers of Japan, 1967, hal. ll7l.
BAB 7. PENERAPAN RELE
PENGAMAN

7.1 Unn
Relc pcagaman untuk caluran transmisi mclindu"g oduran dan pcrabtan tcrhadsp
kcnrcatan dcngan cara mcnghilangkan gangguan yang tcrjadi 8oc.ra ccpat dan tcpat.
IGcuali itu ia berugaha membatasi dscrah yang tcrkcna gaogguan scminimum munglin
rchingge mutu dan kcaadalan pcnyaluran tcrjamin.
Banyak sckali macam sistim pcngaman yang diketahui; banyak juga &rajat
[gmampuan pcnpmanannys. Untuk esluran transmisi yqng penting scring dipatai
jcnir 'pilot rrlsy', mcskipua sistim selc arus lcbih (ovcrcurrcnt) juga dapat dipakd.
Oleh karcna itu pcmilihan jcnic rclc pcrlu dilakukan dengan saksama, dengan mcnper-
hatikxn frckwcnsi gangguan, pcntingnya saluran yang hcndak dilindungi, faktor-faktor
tckno-ckonomisnya, kckurangan dan kelcbihanjcnis yang satu tcrhadap yang lain, drb.

7.1.1. Pcrfublau nagcart f,cumporn Pcogurnrn


Ddam pcmilihan rclc dari scgi kcmampuannya urtuk menpmankan sduran
tranrmiri bcberapa pcrtimbangan perlu dipcrhatikan:
(a) Koordinasi antara kcmampuan kcmbali kc kcadaan normal dan Lcmampuan
mcngctahui adanya gangguan; pcnting sckali bagi sistim rclc pcngilnan
untuk mcngctahui adanya gangguan dan mcngamankannya dcngan mcmpcr-
hatikan kcmampuan untuk lcmbali kc kcadaan normal socara otomatis.
Misalnya, bila sistim Ecnutup kcmbali rangkaian l-fasa (singlc-phasc rcclo-
cing) dipakai, maka sistimnya harus dapat mengctrihui fasa mana yang tcr-
gsnggu.
(b) Kemampuan rlcktip; gsngguan harus dihilanglan dcngan intcmrpsi tcrbatag
pada dacrah scminidum mungkin, scsudah gangguan itu dikctahui dengan
tcpat. Bila digunakan sistim 'zone-stcp tripping" maka dapat dipakai sistim
rtle arus lcbih atau rple arus lcbih yang mengarah (dircctional). Untuk saluran
transmisi rangkaian ganda dapat digunakan sistim pengaman yang mcmakai
input sckundcr (scpcrti dengan trafo ukur), misalnya dengan sistim pcngaman
arus-rimbang (currcnt-balancc) kalau 'rries tripping" diizinkan. Bila dii-
nginkan pcnjatuhan (tripping) kcccpatan tinggi, dalam hal'scrics tripping"
tidak dipcrbolehkan, maka sistim'pilot rclay' harus digunakan.
(c) Kcpckaan operasi; rele harus bckerja dcngan kcpckaan (scnsitivity) yang
tinggi, artinya mclalui tegangan dan arus yang dicatat ia harus dapat mengc-
tahui gengguan yang sulit sckalipun dan dengan kcccpaten kerja tertcntu.
(d) Waktu bckcrja; dalam hal tcrtcntu rclc harus bckcrja dalam waktu singkat,
dalam hal yang lain ia harus bekcrja dengan waktu yEng tcrtunda (timc
dclay); scmuanya ini tcrgantung kcpada batas stabilitas dari sistim dan
kcccpaten bckerjanya,alat-alat pada sistim tsb.
Bab 7. PeneraPan Rcle Pengaman
80

(e)Pengarnanancadangan(back-up);dalarlrhalreleutamatidakbekerja,harus
gangguan tetap
(back-up relay system) sehingga
ada pengamun"n
"ioungan
dapatdihilangkan.Sistimpengamananrelecadanganinibertugasmenga.
mankandaerahnyasendiri'danmengamankandaerah'daerahyangberte-
jaerah-daerah tetangga tersebut tidak
tangga dengannya, bila rele dalam
bekeda.
Sistim Tenaga
7.1.L Pertimbrngen mengenri Kondisi
Beberapakondisipadasistimtenagaperludiperhatikandalampenerapanrele:
berubah' dengan berubahnya
(a) Daya terbalik; tegangan dan arus garlgguan perubahan arah
power). oleh t"r.nl iti1a" atau tidaknya
arah daya (back
dayaperludiperhatikanbilasistim..pilotrelay''dipakaipadaterminalbeban
atau terminal yang berubah dayanya' penga-
bercabang di tengah; sistim
(b) Rangkaian ;;;;"r""' sejajal dan yang tidak sesuai untuk saluran ganda vang
manan ,.iri;;;1;"toi..-piot"ction) tersebut' Pada
ditrubungkan pada saluran
scjajar atau bilf sesuatu cabang
saluran.banyak(multi.circuit)yangsejajarperubahanimpedansiurutan.nol
rangkaian tetangga' dan adanya arus
harus dicatat dalam hal pembumian
urutan.nolharusdicatatdalamhalberbagaisaluranterpasangpadamenara
dihubungkan dengan cabang saluran
yang sama' Bila suatu sumber tenaga
(distance relay) untuk mengukur
di tengah, maka kemampuan rele larak itu arus gangguan dalam daerah
jarak ke ,"nrgut" berubah pula; disamping
yang oilinauTgi mengalir ke tuar
dari daerah tersebut, sehingga rele arah
akan terpengaruh'
idirectional relay) dengan
arus dan tegangan berubah
(e) Sistim p""l-*i"" dan titik pembumian;
bcrubahnyasistimpembumian(effektipatautidak),sehinggahaliniberpe-
ngaruhpulapadasistimpenga*"n"nnyu.Untuksistimyangditanahkan
effektipsistimrele.jarakseringdipakaidalampengamananterhadaphubung-
sistim relenya
singkat' U;;;k yang tidak dibumikan secara effektip
'i'ti'n
dipilih'"at'nifi"ttrupasehinggareletidakbekerjaterhadaparuspemuat
hubung-singkatnya
itp"a"tti urutan-nol'yang semu' karena"arus
",", "'u"' juga penting dalam pemilihan sistim pengamanan
kecif. Titif pcmbumiannya
tersebut.

1.13. Contoh Penerrpn Sistim Pengemerrn

Tabcl33mcnunjukkancontohpenerapanrelepengamandanTabel34memberikan
akan diuraikan lebih
sistim
berbagai jenis rclc;;*;"r"rup"i U"rU"gai Pcngamanan

t
" "'",',', s isti m rele arus'lebih.; sc perti it n :o-i:.::'^T., :::'" :i":*-,ffi il::;';
bila waktu bckerjanya rele-arus-lebih dipasang
dngk{t d;; oleh rcle-arah;
-berdekatan
lebihlamamakindckattcmpatnyadsrisumbertcnaga,makahanyarele Dengan
arur-teuiivang a"ng"r, ritik ganggul,r"ng bekerja'
dcmikiarrhanyarangkaianyangrcrkenagangguansajayangdibuka(selected
Eipprng)n"fi"--ftUnbefcrjrpaO"*"ttud"o"*lcbihtertentu'Gbr'55 ujung; untuk
yang sumber tcnsganya ada di dua
monuniukkar lebuah shtim
tcnsganya hrnya ada di satu
ujung saja'
eistim radial, yritu yang rum*I
7.1 Unun 8l

c
EI
a ! a ! a a Il EI
It D 5o -c) D D D .o
ta
a)
s s 3 s s ,3 J,,
d
!!
J
d
tlq
Ja J a!t
a
Ic c
$ tt 3 g
ET E
E
6
$
EI
E
EE
ga
f
CI
tr I a t al 3a at e.A
c u, $ $ $ B $ $
E,
d I di ai
t F F I.q) $ F t
.BE
F'l
a
o I
U o o o o o
Iaa od
a) o, a)
.9 a) .9 .g a)
cd t) o
il ila) c o o o o o o o o o o 56
CI
6,
il & 4 & c H
0)
il c d * 4 d ilt
E
s d
to6
e Iral
E o o -o
xcl JI xai t:
&dl
,3
a)
Fl
J'd
6
(A
o0
t 6
d ql
Jql
d
d
? c
d
k
a , J'
c
c,
al E
c
tc J
d
L
d
c
& o o
E o a) t) a) tu a) a, t a) e) a) a) a)
o o
c ilo o o
a, o o o o o o o o
D
, & d & c c d c & il I *a)
c il
q
E
o
E
ql o0
c 00
q P
al c, d^ d
lr -otr
qo 5A
EO D
a
xt)
E
c
xsqt oa 0c
tr
,ig
co
38
eE
Ji
! c \
E
q, qt EE Jcl E& I Iql o
CI
rl
cd 3d
a E
E
(h a) o Eu {o 6!
E & il & HO c d E
pi
qt G,
AE
d
d
c D
q
a o o ()
o
$! o
o
a)
o o
al
T
E
0
.9
A
a d
tr
A E ^a rQ
c TT * I =
I gr d
a,

a0 d
A
a)
A {
d
tr { I
E o d H a
9r 6^
0 d .oE
co 3E 5c
a E 8.9 E.9
(A
vca .. {tr aE TE ;iE
(.)
(r) c E trO co
6 ,l- EO
V) 6 d
d
tr*,1. xc xd J a) ET &d
3c !o d {o c d 9lo
c
a
a)
4
0
d Ec b (, q,
CI r:r
, c
lr D
o $E g o EH o t) B!
a o .c o
ig
a) a)
(,
E8 Io o
co
a) l) t)
A A ^08 & & & & /, tr

tr
't 6
oD
tr
-
J' t
c a d f
E.E
'au ir 7
() ctl F
C'
Ea
,38 trq E
a CI

fra)
d
tr
ql
td
aE
BU
ta,
Iqt !c
aa
$s t< AE i: t

tc
E$ cc
E.q ti
,a
. E; LC
!'
e3 aa
82 bb?. hr$oRdohnoe!
Td3a. I&&I*Jflet

bR.b Rnuu D,i.inn

t- EtYIbe + rst 77777


rffd (C - 9f)
P

T.- lzWse + rtlz


tbM (c-r)

Ofrd MIIO
T - XrY'
* KtWcg(O - c\ + XtIr x
I

(R

T-XrY'*KJ'
X1
l:
tnnoOU
(f,r : 0) D*
/R

T - XtY'
MHO
* &YIeot(0 - a)

x
Kooduktrod
T * KrYr * Kfl
(c :0r
csO
A"
T-XrYt+XIYIsile

L"
Sucetrri
(c - 9f)
7.t tm 83

Wrfnu qpcrlsi

Anb Opcrrd

Rrtr W.ktu Opcr.li

Gtr. g, Pcqamm Salcaa dcogn RdG Aru kblL

hanya relc-anrs.lcbih ya[g dspat mcmcnuhi tugas pcngrmanan tsnpa rclc


arah.
Untuk mcmungtiokan'sclccted trippiag" dari giansgpsn dalam waktir
scsingkat 6ung&in, scbaiknya dipakai rele dcngan karaktcristik pcngrnduran
waktu yang terbalik (inversc tinc dclay), bila nilai arus hubungsingtat ditcn-
tukan tcrutama pada titik gangguan. Bila nilai terscbut ditcntukan dalam
kcadaan operasionil, maka scbaiknya dipatai rplc dengan karaktcristik
pcngunduran waktu tertentu (definitc timc dclay). Bila arus hubung-singtat
dan arus bcban tidak bcrHa, harus digunakan relc arus-lcbih dengan pcm-
batasan tc6angan (voltage restraint). Meskipun sistim rclc arus-lcbih ini
scdcrhana dan murah harganya, waktu bekerjanya sering lambat sckali,
schingga ia tidak scsuai untuk lrcngamanan sistim-sistim yang banyak bagian-
bagiannya yang harus dijatuhkan (tripd) dan saluran-saluran transmisi
yang penting. Ssitim rcle aruslebih biasanya dipakai scbagai pcngaman
cadangan pada saluran transmisi tcgangan rendah dan scbagai pcngiaman
sduran distribusi atau bila biaya untuk pcngamanan dcngan rele jarak tidak
dapat dipcrtanggung jawabkan.t)

$/ettu Opcnri

opcnsi
lw.r*
t

GL. 56 Pqrrrrn Sdurn dr!.r Rdc J.r.lt


(2) Sictim rclc-jarak; sistim ini dipakai untuk mcngamankan saluran transmisi
tcrhadap hubung-singkat antar-fasa dan antara fasa dcngan tanah (dalam hal
sistim dibumikan effoktip). Gbr. 56 mcnunjukkan contoh penerapan pada
84 Bab 7. Pencrapan Rclc Pengaman
sistim penjatuhan daerah secara bertingkat (zone tripping). Tingkat pertama
Al - Fl dipasang jarak 70 -90% dari daerah yang dilindungi, sehingga
pada
penjatuhan (tripping) dari daerah tersebut berlangsung dengan kecepatan
tinggi. Guna menjamin bekedanya pengamanan disekitar terminal daerah
tersebut, maka diadakan pengamanan tingkat kedua A2 - F2 yang dipasang
pada jarak l2O-150% dari daerah tersebut, dengan pengunduran waktu
tertentu. Tingkat ketiga A3 - F3 dipasang pada jarak yang lebih jauh lagi
serta penundaan waktu bekerja yang lebih lama dari tingkat kedua. Kelebihan
sistim ini dibandingkan dengan sistim arus-lebih terletak pada kemampu"ony"
untuk bekerja dengan kecepatan tinggi (karena rele hanya bekerja untuk
daerah yang dilindungi saja), sehingga ia sesuai sekali untuk melindungi
saluran-saluran transmisi. Kelebihannya terhadap sistim rele aruslebih
terletak pada ketidak-tergantungannya pada besarnya arus hubung-singkat. t)

Namun biayanya lebih mahal. Hal yang perlu dicatat dalam penggunaan
rele-jarak adalah persoalan yang mungkin timbul karena kesalahan dalam
pengukuran jarak, misalnya, dalam hal saluran transmisi dengan banyak
terminal, karena bercabang di tengah atau bila salah satu terminalnya mem-
punyai sumber daya.
(3) Sistim pengaman seimbang; sistim ini dipakai untuk mengetahui dengan cepat
rangkaian mana yang terganggu dalarn sebuah rangkaian ganda yang sejajar.
Penjatuhan rangkaian yang terganggu dilakukan oleh rele arah atau rele
arus-lebih yang bekerja bila terdapat perbedaan arah atau arus lebih tertentu
dalam kedua rangkaian (terbaca dari trafo arus). Sistim ini tidak dapat bekerja
dengan kecepatan tinggi untuk seluruh daerah yang dilindungi. Kadang-
kadang ia bekerja secara beruntun (series tripping), artinya ujung yang dekat
pada tempat gangguan yang dijatuhkan lebih dahulu, baru ujung yang lain,
meskipun kecepatan menjatuhkannya cukup tinggi. Kelemahan yang lain
adalah bahwa sistim ini tidak dapat dipakai bila hanya satu rangkaian yang
beroperasi dan bahwa kesalahan penjatuhan satu terminal menyebabkan
kesalahan penjatuhan terminal lainnya. Oleh karena itu sistim ini dipakai
pada sistim-sistim saluran transmisi tegangan rendah.
(4) Sistim rele pilot; sistim ini digunakan bila gangguan harus dihilangkan dalam
waktu yang singkat, yaitu dengan mengirimkan isyarat tertentu kepada kedua
ujung saluran. Dilihat dari segi pengiriman isyaratnya dikenal sistim rele
pilot-kawat, sistim rele power-line-carrier (PLC), sistim rele communication-
line-carrier dan sistim rele gelombang-mikro. Berdasarkan prinsip fungsinya
sistim pilot-kawat dibagi menjadi sistim perbandingan arah dan sistim per-
bandingan arus. Sistim carrier dibagi menjadi sistim perbandingan arah,
sistim perbandingan fasa, "transfer tripping" dan kombinasi berbagai sistim
tadi. Berhubung dengan kemampuannya, yaitu dapat menghilangkan gang-
guan dalam waktu yang singkat di daerah yang dilindunginya, maka sistim
rele pilot digunakan pada saluran-saluran transmisi yang penting. Sistim
pilot-kawat dipakai untuk pengamanan saluran transmisi lewat udara yang
pendek atau melalui kabel, sedang sistim "power-line-carrier" untuk saluran
transmisi udara. Akhir-akhir ini, sistim terakhir tadi juga digunakan untuk
saluran transmisi melalui kabel.
7.1 Umum 85

Op.C: Gduru Oeonri Io.C= Gdu:u Parbrbt

Gbr.57(e) Sistim Rele Pllot-Kawot Gbr.5(b) Sistin Rele Pilot-Kawat


dengan Prinsip Tegangen denSnn Prlnslp Arus Bcrsir-
Berlawanan. kutrsl.

Gbr. 57-a menunjukkan cara tegangan-berlawanan (opposed voltage) dan Gbr.


57-b cara arus-bersirkulasi (circulating current) dari sistim pilot-kawat;r) keduanya
termasuk sistim perbandingan arus. Pada cara pertama, dalam keadaan normal arus
tidak mengalir, sedang pada cara kedua arus mengalir melalui trafo arus dan kawat
pilot. Pada cara pertama, bila terjadi hubung-singkat, maka arus yang mengalir pada
kedua ujung saluran berbeda, sehingga terjadi perbedaan potensial antara ujung yang
satu dengan yang lain. Akibatnya arus mengalir dalam gulungan kerja (operating coil),
sehingga rele bekerja. Pada cara kedua, arus yang mengalir dalam keadaan normal
bekerja pada gulungan penghambat (restraining coil) sehingga rele tidak bekerja. Bila
ada hubung-singkat, terjadi perbedaan arus pada kedua ujung saluran yang menye-
babkan bekerjanya rele oleh gulungan-kerja. Untuk menghindarkan dari pengaruh
induksi, terutama dalam keadaan hubung-singkat, perlu dipasang trafo isolasi. Bila
kawat pilotnya tidak mempunyai isolasi yang cukup terhadap tegangan lebih, maka
mungkin pedu digunakan alat-alat tambahan, misalnya trafo-trafo pcnetral(neutralizing
transformers), untuk melindungi orang dan peralatan terhadap bahaya tersebut.
Pada cara-cara di atas dipakai saluran komunikasi untuk mengirimkan isyarat-
isyarat, sedang pada sistim "carrier relay" digunakan saluran tenaga (power line) atau

Hubung-Singkat Diluar Saluran

tidak mengirim isyarat 1fip-16r61 mengirim isyarat trip-lock

trip diperbolehkan trip tidak dipcrbolchkan

HubungSingkat Didalam Saturan

tidak mengirim isyarat -\. ,__-.-


\\r.
ridak mengirim isyarat trip-lock
triplock .s-
trip dipcrbolehkan trip diperbolehkan

Gbr. 58 Prinsip Perbandingg Arah pada Sistim Rele Crrrler.


Blb 7. ncocrapen Rolo Pcosrnro

gclombang mitro. Sistim ini mcmdrai tiga cara: sistim perbaadingan arah, sistim
perbandingrn frsa dan sistim 'transfcr tripping'.
Pada cara pcrtrrndingen srah (Frikss Gbr. 58) pilotnya mengisyaratkan kepada
pcralrtan pada satu ujung saluran bagaimana relc-arah mcnanggapi sesuatu hubunl-
singlat pada ujung yang lain. Dalam keadaan nor:oal, tidak ada isyarat pilot yang
dikirimkan dari scsuatu ujung (tcrminal). Bila terjadi hubung-singkat pada saluran
tctangga (Gbr. 58 atas), sebuah isyarat pilot dikirimkan dari terminal dimana arus
hubung-singkat keluar dari saluran yang dilindungi, yakni arah tidak-jatuh (non-
Uippiag). Dengan pengiriman isyarat pilot ini maka penjatuhan (tripping) diccgah pada
ujuag yang lain. Bila hubung-singkat terjadi pada saluran yang dilindungi (Gbr. 58
bawah) tidak ada isyarat pilot yang dikirimkan sehingga penjatuhan pemutus bcban
tcrjadi pada kedua ujung dimana arus hubung-singkat mengalir. Rele yang dipakai
untuk mclihat arah arus hubung-singkat adalah rele-arah atau rele Mho.

Huhmg$irykat II ltrar Saturan Hubung-singkat


Hubung-Singkat Di dalam Saluran
BrB

Priorites Isyarat Lock

GDr. 59 Prlrlp PerDondingan Fesr pade Sistim RdG Curlcr.

Prinsip dari sistim perbandingan-fasa terlihat pada Gbr. 59. Disini pilotnya dipakai
untuk membandingkan hubungan fasa antara arus yang memasuki satu terminal saluran
dan yang meninggalkan terminal lainnya.r) Besarnya arus tidak dibandingkan. Untuk
hubung-singkat di luar saluran yang dilindungi (Gbr. 59 atas) selalu ada isyarat yang
dikirimkan dari gardu A dan B, karena ada perbedaan fasa antara kedua ujung scbesar
1804. Dengan demikian maka penjatuhan pemutus beban dicegah (blocking, locking).
Sebaliknya untuk hubung-singkat di dalam saluran yang dilindungi arah arus pada
gardu B berubah sehingga gelombang isyarat dari A dan B berimpit. Dengan demikian
maka selama sctengah gelombang dikirim isyarat pencegah (lock) dan selama setengah
gelombang berikutnya dikirim isyarat penjatuhan (trip) dari satu gardu. Bila selama
setengah gelombang terakhir ini tidak diterima isyarat dari ujung saluran yang lain
terjadilah penjatuhan pemutus beban.
Sepcrti terlihat pada Gbr. 60 (a) dan (b) sistim
*transferred tripping" menjatuhkan
pemutus beban pada ujung sendiri bila melihat hubung-singkat pada saluran yang
dilindungi, serta menjatuhkan pemutus bcban pada ujung lainnya dengan mengirimkan
isyarat pembukaan-pindah.
Dari ketiga sistim di atas cara perbandingan arah paling banyak diterapkan. Sis-
tim perbandingan-fasa mempunyai keuntungannya sendiri, tetapi memerlukan "signal
band" yang lebar oleh karena untuk sistim ini diperlukan transmisi isyarat dengan
keccpatan tinggi. Sistim "transferred tripping" (atau remote tripping) digunakan bila
hubung-singkat di daerah yang dilindungi dapat dilihat dari kedua ujung saluran.
Kecuali dalam penggunaan arus urutan-nol untuk menjalankan rele, sistim
7.2 ncagamanan tnerrurut Jcais Rangtaian Saluran Transmisi 87

Isyarat

Rr: Rcle Difrcrensial pada Transformator


Gh.60(e) Prlnrlp ltrncfcrrod TrlDplry p.dr Gbr.60(b) Hnslp TrrnsfcrrGd TrlDDlE D.dl
Sbdr RclG Crrrlcr rntuk Pqrnrnu Sduren. Slstlm Rele Crrrier ddrm
hd Hubmg-slnglrt
pdr Trrrformrtor.

pengamanan terhadap hubung-singkat ke tanah sama saja dengan sistim pengamanan


hubung-sinEkat scpcrti diuraikan di atas. Llntuk hubung-singkat banyak-fasa dikcnal
dua macam sistim pengamanan:
(l) sistim pembukaan prioritas; di sini penutupan kembali (reclosing) pemutus-
beban adalah untuk tiga-fasa (sesudah pembukaan tiga-fasa). Sistim ini
digunakan untuk pcmbumian tidak effektip. Sistim rele guna melihat adanya
hubung-singkat adalah dari jenis fasa-maju (advance-phase priority), jenis
rangkaian (circuit priority) dan jenis hubung-singkat yang gawat (severe fault
priority).
(2) sistim pembukaan fasa yang terkena hubung-singkat; disini penutupan
kembali pemutus-beban dilakukan hanya sesudah membuka fasa-fasa yang
tcrkena hubung-singkat saja. Sistim ini dipakai pada pembumian langsung
untuk saluran-saluran ganda yang sejajar. Sistim relenya adalah dari jenis
perbandingan arah setiap fasa, jenis jarak banyak-fasa (polyphase distance)
dan jenis jarak untuk hubung-singkat ke tanah dengan kompensasi arus.

7.2 Pengamanatr menurut Jenis Rangkaian Saluran Transmisi


7.L1. Sdoru Rdid
Pengamanan untuk saluran radial dapat dilakukan dengan rele arus-lebih atau
relc jarak. Untuk rele arus-lebih karakteristik terbalik (inverse) dapat dimanfaatkan
kartna arus hubung-singkat berkurang bila jaraknya bertambah jauh dari sumber
tenaga. Rele arus-lebih dibuat terarah (directional) untuk menyederhanakan persoalan
mendapatkan selektivitas bila arus hubung-singkat kira-kira sama besarnya dari kedua
jurusan dilihat dari tempat rele tersebut.') Selektivitas itu tidak mungkin didapatkan
bila rele aruslebih akan membuka pemutus beban untuk hubung-singkat dari mana
saja arahnya. Pada umumnya karakteristik arah ini tidak diperlukan untuk saluran
radial dcngan satu sumber tenaga disatu ujung saja. Namun, pemasangan karakte-
ristik ini dirckomendasikan untuk menampung perubahan pada jaringan dikemudian
hari.
Bila ada sumber tenaga pada kedua ujung saluran maka yang dipakai haruslah rele
arah atau relc jarak-arah, karena arah arus hubung-singkat di gardu tengah berubah
dengan bcrubahnya letak hutnrng-singkat itu. Untuk saluran-saluran yang penting
88 Bab 7. Pcnerapan Rclc Pengaman
lebih baik dipakai rele pilot untuk memungkinkan pembukaan pemutus beban dengan
cepat dan agar letak hubung-singkat lebih mudah dilihat.

7.2.2. Sduren Tertutup


Bila sumber tenaga ada pada satu tempat dalam saluran tertutup (loop), penga-
manannya dapat dilakukan dengan rele arah yang bekerja bila ada arus hubung-singkat
yang arahnya keluar dari ril (bus) sumber tersebut. Bila sumber tenaganya lebih dari
dua, maka pengamanan itu perlu dilakukan oleh rele jarak-arah atau rele pilot.

7.2.3. Seluran Gande Sejejer dengan Dua Terminel

Untuk pengamanan saluran ini dipakai sistim rele seimbang atau sistim rele pilot.
Sistim seimbang dengan arus (current-balance) tidak dapat dipakai pada gardu beban
karena tugasnya hanya mencari rangkaian yang terkena hubung-singkat dengan mem-
bandingkan arus pada kedua rangkaian tersebut. Dalam hal terakhir ini sistim yang
libih baik lagi adalah sistim yang melihat arus differensial antara kedua rangkaian
sejajar tadi.l) Caranya adalah dengan menyilangkan hubungan trafo arus dari kedua
saluran dan memasang gulungan arus sebuah rele arah secara differensial diantara
hubungan-hubungan trafo arus tadi. Bila arus dalam kedua saluran sama vektorial
tidak ada arus dalam rele arah, karena arusnya hanya berputar melalui trafo arus saja.
Bila karena scsuatu gangguan arus pada satu saluran menjadi besar, maka arus akan
mcngalir pada satu jurusan dalam rele arah tadi, yang kemudian membuka pmutus
beban pada saluran yang arusnya lebih besar. Sistim rele seimbang ini mempunyai
kelemahan bahwa ia sukar mengetahui keadaan tak seimbang untuk hubung-singkat
yang jauh letaknya dari letak gangguan tadi. Dalam hal demikian sistim rele pilot harus
digunakan.

7.2.4. Sduren Brnyak Terminal


Kesukaran dalam pengamanan saluran yang terminalnya banyak adalah bahwa
pencatatan arus hubung-singkatnya menjadi sulit karena adanya cabang-cabang
(kesulitan timbul, misalnya, karena kesalahan pengukuran jarak oleh rele-jarak). Ada
beberapa cara untuk mengatasi kesulitan ini:2)
(l) Saluran diperlakukan seperti saluran sejajar; bila salurannya dapat dianggap
sejajar, maka sistim rele seimbang dapat dipakai, meskipun waktu untuk
menghilangkan gangguan bertambah lama, karena penjatuhannya beruntun
(series tripping) bila jumlah terminal bertambah. Dalam proses penjatuhan
beruntun itu cabang-cabang saluran menjadi tidak seimbang, sehingga untuk
mengatasinya perlu diusahakan penjatuhan bersamaan. Oleh karena itu
maka lebih baik digunakan sistim pilot pcrbandingan arah atau sistim pen-
jatuhan-pindah (remote tripping).
(2) Dihindarkan arus keluar dari rangkaian yang terhubung-singkat; di sini sistim
yang dipakai adalah yang dapat melihat hubung-singkat dan membuka rang-
kaian tertutup di luar daerah yang dilindungi dengan cpat; dengan demikian
maka mengalirnya arus keluar rangkaian waktu hubung-singkat terjadi dapat
dihindarkan. Kelemahannya adalah bahwa ada penundaan waktu penghila-
trgan gangguan. Oleh karena itu, bila diperlukan pembukaan cepat (high-
spccd tripping), sistim rcle pilot-kawat atau penjatuhan pindah lebih sesuai.
7.3 Pengiamanan menurut Sistim Pembumian 89

7.L5. Sduren Krbel


Saluran kabel lebih gawat dibandingkan dengan saluran udara karena komplikasi
yang terjadi dalam keadaan transien sesudah terjadi hubung-singkat. Oleh karena itu,
untuk memungkinkan peniadaan gangguan dengan cepat, sistim yang dipakai haruslah
sistim yang tidak menyebabkan kesalahan operasi karena berubahnya bentuk arus dan
tegangan hubung-singkat pada keadaan transien. Juga, karena arus pemuat dan arus
kompensasi reaktor berbeda pada kedua ujung saluran yang dilindungi, maka kemung-
kinan terjadinya operasi rele karena hubung-singkat di luar daerah yang dilindungi
harus diperhitungkan. Dalam hubungan ini, maka rele pilot-kawat sering dipakai.

7.2.6. Srlurer dengan Kepesitor Seri

Untuk saluran transmisi dengan kapasitor seri bila pengamanan dengan rele-jarak
dipilih, maka perubahan impedansi karena pelepasan (discharge) sela pelindrlng perlu
diperhitungkan. Penggunaan rele jarak harus diperlengkapi dengan rele arah untuk
melihat arah arus dalam daerah yang dilindungi.

7.3 Pengamanan menumt Sistim Pembumian


7.3.1, Sistim Tek-Ditrnehhn
Untuk sistim yang titik netralnya tidak ditanahkan, adanya hubung-singkat harus
dilihat dari arus pemuat urutan-nol. Dengan menggunakan trafo arus urutan-nol
digerakkan rele arah hubung singkat-tanah (directional ground fault relay), bila arus
pemuatnya cukup besar (beberapa Ampere). Bila trafo arus tadi tidak digunakan maka
rela arah hubung-singkat-tanah tidak dapat melihat adanya gangguan dengan sempurna,
kecuali bila arus pemuatnya beberapa puluh ampere besarnya. Bila arus pemuat tidak
cukup besar, dapat digunakan sistim rele deteksi denyut (pulse detection) yang melihat
fasa dari denyut yang dibangkitkan bila terjadi hubung-singkat. Pada umumnya, kare-
na sukar mengetahui hubung-singkat pada sistim yang tidak ditanahkan, maka dilihat
dari segi penerapan rele sistim dibumikan lebih baik.

7.1.2- Sistim Pembumien dengrn Tahrnrn


Rele deteksi hubung-singkat-tanah yang digunakan untuk sistim ini adalah rele
tegangan urutan-nol, rele arus-lebih tanah dan rele-arah-tanah (directional grounding
relay). Kedua rele terakhir ini harus mempunyai kepekaan yang tinggi dan harus dapat
bekerja dengan daya (arus) yang rendah, karena tahanan yang tinggi dan adanya taha-
nan titik hubung-singkat membatasi besarnya arus hubung-singkat. Bila arus hubUng-
singkat-tanah kecit, ketidak-seimbangan pada rangkaian sekunder dari trafo arus
menyebabkan kesalahan bekerja rele; sebab itu ketidak-seimbangan harus dihindar'
kan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:

(l) SebaLscbab terjadinya arus urutan-nol yang semu (apparent): Sebab yang
pcrtama adalah bahwa dalam rangkaian urutan-nol dari trafo-arus, ada arus
bcban yang mengalir karena tidak seragamnya karakteristik trafo arus setiap
fasa atau karena beban sekunder setiap fasa tidak seimbang. Sebab yang
kedua terjadi karena transposisi rangkaian sejajar tidak cukup schingga arus
yang mengalir dalam tiap fasa tidak scimbang. Ini menyebabkan terjadinya
90 Bab 7. Fcncrapan Rclc Fcngnman

arus urutan-nol scmu. Hal ini juga terjadi bila salurannya pendek, karena
impcdansi saluran tiap fasa (termasuk pemutus bcban, isolator dan trafo
arus) berbcda. Sebab yang lain adalah bahwa karena kejenuhan inti besi nada
trafo atau generator dan kapasitansi saluran yang tidak seimbang, maka ada
arus dengan komponen frekwensi dasar, komponen harmonik ketiga dan
keempat yang mengalir melalui tdhanan pcmbumian. Oleh karena arus urutan-
nol yang semu karena sebab-sebab pertama dan kedua tadi scbanding dengan
arus yang mengalir dalam saluran transmisi, maka rele dapat bekerja karena
hub:rng-singkat di luar daerah yang dilindungi. Hal ini perlu diperhatikan
dalam lrcnerapan sistim pengamanan yang sesuai.

(2) Sistim rele pengaman:z) Untuk menaikkan kepekaan rele dan mengurangi
beban trafo arus, maka rele yang terbaik adalah rele-arah hubung-singkat-
tanah. Apabila ada gardu yang tidak mempunyai tahanan pembumian datam
sistim transmisinya, perlu diadakan sistim penghilang hubung'singkat dengan
deteksi tegangan urutan-nol karena tidak ada arus hubung-singkat-tanah.
Bila diinginkan penjatuhan cepat dan serentak sistim rele pilot untuk hubung-
singkat-tanah harus digunakan.

7.3.3. Sistim psm[rrmiu dengen Gulungrn Petersen

Sistim ini baik sekali guna menanggulangi hubung-singkat satu fasa ketanah yang
scmentara sifatnya karena dapat mematikan busur api yang disebabkan oleh hubung-
singkat itu. Tetapi untuk hubung-singkat yang tetap (permanent) sukar sekali melihat
adanya hubung-singkat itu dari arus urutan-nol yang mengalir karena arusnya kecil
sekali.3) Hubung-singkat itu tidak dapat dibiarkan begitu saja karena hubung-singkat
itu dapat mengganggu bagian-bagian sistim lainnya. Oleh karena itu hubung-singkat
tetap itu harus dicari dengan menggunakan rele hubung-singkat-tanah. Ada dua cara
penerapan, yaitu cara penutupan terusan (continuously closing) dan cara hubung-
singkat..) Pada cara pertama rangkaian tahanan yang dipasang paralel dengan gulungan
Peterscn ditutup terus untuk memungkinkan bekerjanya rele tanah; rangkaian tahanan
itu dibuka untuk hubung-singkat satu fasa, tetapi ditutup lagi bila hubung-singkat-tanah
tidak hilang dalam waktu 3 - l0 detik. Cara hubung-singkat menutup rangkaian taha-
nan paralel, bila hubung-singkat itu tidak dimatikan secara otomatis oleh gulungan
Petcrscn. Untuk sistim-pertama perlu dijaga agar rele tidak bekerja untuk hubung-
singkat hubung-singkat yang bukan satu fasa ke tanah. Oleh karena itu rele ini tidak
boteh bekerja beberapa saat sesudah terlihat tegangan urutan-nol tertentu, karena
saluran transmisi tidak boleh dibuka sebelum hubung-singkatnya dihilangkan dengan
mematikan busur api.
Bila dikehendaki penggunaan relc-tanah-arah (directional ground fault relay),
maka karakteristik fasa dari elemen arah itu tidak boleh dipengaruhi oleh komponen
reaktip dari arus hubung-singkat-tanah. Oleh scbab itu rele jenis konduktansi lebih
baik.

7.3.* Slstim Pembumien Llngsung (Efrektip)


Oleh karena besarnya arus hubung-singkat dalam sistim ini, maka hubung-singkat
itu harus scgcra dihilangkan guna mcnccgah kerusakan pada pcralatan atau intcrfercnsi
7.4 Penutupan Kembali gl

elektromagnetis. Untuk hubung-singkat satu fasa ke tanah arus ini dibatasi besarnya
oleh impedansi saluran transmisi, peralatan dan tanah; harganya paling besar di antara
arus sejenis dalam berbagai sistim pembumian seperti diuraikan di atas.
Dalam penerapan rele pengaman terhadap hubung-singkat-tanah untuk sistim
pembumian effektip perlu diperhatikan hal-hal berikut:3)
(l) Untuk rangkaian ganda sejajar perlu ditambahkan rangkaian kompensasi
untuk menghindarkan kesalahan pengukuran jarak karena impedansi bersama
(mutual inductance) urutan nol. Bila kedua ujung ditanahkan karena satu
saluran tidak bekerja, penyetelan rele jarak mungkin perlu dirubah jika impe-
dansi urutan-nolnya berubah.
(2) Dalam hal hubung-singkat dua-fasa, rele-jarak yang terpasang pada fasa
' yang mendahului (leading) harus mempunyai kondisi operasi dari rele jarak
dari fasa yang lain untuk perlindungan tahap pertama yang daerah kprjanya
ada dalam daerah yang dilindungi.
(3) Bila penutupan kembali satu fasa (single-phase reclosing) hanya dilakukan
pada fasa yang terkena hubung-singkat untuk hubung-singkat satu-fasa-ke
tanah, maka pembukaan pemutus beban oleh rele-jarak karena ada hubung-
singkat itu harus dicegah; oleh karena itu perlu ditambahkan rangkaian
prioritas terhadap hubung-singkat-tanah. Untuk itu dapat digunakan rele
tegangan kurang (undervoltage) dan/atau rele arus-lebih hubung-singkat-
tanah dikombinasikan dengan operasi penghilangan hubung-singkat.
(4) Rele arus-lebih hubung-singkat-tanah yang dipakai tidak boleh bekerja
terhadap arus urutan-nol yang ditimbulkan oleh arus-serbu magnetis dari
trafo (magnetic inrush current). Oleh sebab itu rele harus bekerja terhadap
arus frekwensi dasar saja.
(5) Pembukaan pemutus-beban karena bekerjanya rele-jarak hubung-singkat-
tanah harus dicegah; oleh sebab itu ia harus digunakan bersama rele arus-lebih
hubung-singkat-tanah.
Berhubung dengan hal-hal di atas maka, untuk memungkinkan peng-
hilangan hubung-singkat dengan cepat, maka rele jarak hubung-singkat-
tanah, sistim perbandingan-fasa, sistim perbandingan-arah atau kombinasi-
kombinasinya perlu digunakan.

7.4 Penutupan Kembali

Bila gangguan pada saluran transmisi dapat ditiadakan dalam waktu singkat maka
kerusakan pada saluran dan isolator dapat dikurangi; seringkali saluran dapat dipakai
kembali tanpa menimbulkan bahaya apapun. Oleh karena itu, bila pemutus beban
yang dibuka waktu terjadi gangguan dapat ditutup kembali secara otomatis sesudah
sesuatu waktu tertcntu, maka stabilitas dan keandalan sistim dapat dipertahankan.
Proses ini dinamakan penutupan kembali (reclosing) pemutus beban.

7.4.1. Bebcnpl lhtulsl


Dalam hubungan di atas perlu diketahui beberapa definisi yang diterangkan dengan
Gbr. 6l (a) dan (b) scbagai bcrikut:
(a) Waktu penutupan kembali (recloslng timc) adalah waktu antara terjadinya
92 Bab 7. Penerapan Rele Pengama

Wd.tu P6utrD.!
KcnbdiTmiodA
I
Terminel A
a1)
lzs
-{
Geng3un na.
Terminel B lErs
_rg
Wrktu PoutD.o
-E t0
t-- Kcmbdi Tsminel B I
af
I Tcrnlrn
l-*.*r'il^*J '- 0
otNm3oo
wektu PJutupea T.ar4u R.rgkriu (ky)
Kembrli Pcnutr Ecbrn

Gbr.61(a) Diagram Urutan Wsktu GDr.61(b) Cootoh Wstilu TgtrPe-


Penutupan Kembali Pemutu Tegrryrn Minimum.
Beban.
gangguan (fault) sampai menutupnya kembali pemutus beban, termasuk
waktu tanpa-tegangan (no-voltage time) dan waktu tanpa-arus (no-currenl
time).
(b) Waktu tanpa-tegangan adalah waktu saluran yang dilindungi terpptus dari
semua sumber tenaga. Dalam hal penutupan'kembali-cepat (hiSr-speed)
perlu diketahui dengan tepat waktu yang dibutuhkan untuk membasmi
busur api pada saluran tersebut. Contoh waktu tanpa-tegangan minimum
terlihat pada Gbr. 6l (b).5'
(c) Waktu tanpa-arus adalah waktu antara pembukaan pemutus-beban pada satu
terminal saluran dan penutupan pemutus-beban pada semua saluran dalam
daerah yang dilindungi. Dalam hal terminal-banyak, waktu termaksud adalah
waktu sampai arus beban mengalir kembali bila gardu utama ditutqp kem'
bali.

7.4.2. Sistim Penutupan Kembali

Jenis-jenis penutupan kembali yang dikenal adalah penutupan satu-fasa (hanya


satu fasa yang terkena gangguan yang dibuka lalu ditutup kembali), penutupan tiga-fasa
(untuk tiga-fasa satu rangkaian) dan banyak-fasa (hanya untuk fasa-fasa yang ter-
ganggu dalam hal gangguan banyak fasa). Mengenai waktu penutupan, ada penutupan
cepat (guna mempertahankan stabilitas sesudah terjadi gangguan) dan penutupan
lambat (low-speed, guna memungkinkan sistim kembali ke keadaan semula secara
otomatis). Sistem yang dikenal adalah: r
(a) Sistim penutupan satu-fasa;r) dalam hal hubung-singkat satu-fasa-tafiah,
bila tenaga listrik dapat disalurkan oleh kedua fasa yang sehat dan sinkroni-
sasi dapat dipertahankan, maka penutupan kembali rangkaian dengan cepat
dimungkinkan bila gangguan dapat ditiadakan. Untuk itu penting sekali
diperhatikan bahwa penutupan itu dilakukan secepat mungkin sesudah iso-
lasinya kembali kepada keadaan semula, seperti keadaan sebelum ada gang-
guan. Waktu tanpa-tegangan untuk ini makin panjang, bila kembalinya kea-
daan isolasi ke keadaan semula lama, dibandingkan dengan penutupan
tiga-fasa, meskipun faktor-faktor tegangan rangkaian, panjang saluran dan
konstruksi saluran juga mempengaruhi. Waktu tanpa-tegangan ini berkisar
antara l5 - 30 gelombang (cycle), termasuk waktu operasi pemutus beban.
7.5 Rcle Pelepas Sistim 93

Dalam hal penutupan satu-fasa, operasi rele hubung-singkat-tanah harus


ditangani dengan hati-hati mengingat bahwa ada arus urutan-nol yang
mengalir dalam rangkaian sekunder dari trafo arus karena arus-beban
selama waktu tanpa-tegangan.
(b) Sistim penutupan tiga-fasa t )
disini penutupan dilakukan sesudah pembukaan
;

tiga-fasa, tanpa memperhatikan fasa mana yang terganggu. Waktu tanpa-


tegangannya dapat dibuat lebih singkat dari penutupan satu-fasa. Pada
penutupan tiga-fasa perlu diketahui apakah benar keadaan sinkron dapat
dipertahankan waktu rangkaiannya dibuka (tiga-fasa). Untuk rangkaian-
banyak yang sejajar penutupan tiga-fasa satu rangkaian biasanya dapat dila-
kukan bila keadaan sinkron dapat dipertahankan oleh rangkaian lainnya.
Caranya mengetahui adalah dengan mengukur arus pada rangkaian lainnyr
dengan rele daya atau rele arus. Untuk membedakan arus beban dari arus
pemuat pada saluran yang panjang sebaiknya dipakai rele daya. Untuk
rangkaian tertutup (ioop) bagian rangkaian yang akan ditutup dilihat apakah
sudah terhubung pada rangkaian tersebut. Caranya adalah dengan pengiriman
isyarat atau dengan deteksi perbedaan sudut fasa. Dalam cara pertama
isyarat dikirimkan untuk meyakini bahwa semua pemutus beban pada semua
gardu dengan sistim tertutup (loop) benar-benar tertutup. Isyaratnya dikirim
melalui pembawa saluran (power line carrier) atau pembawa gelombang
mikro. Cara pengukuran perbedaan fasa ada dua macam; yang satu dengan
membandingkan perbedaan fasa tegangan pada kedua terminal yang akan
ditutup, yang lain dengan meyakini keadaan sinkron pada terminal yang satu
bila terminal lainnya ditutup lebih dahulu.
(c) Sistim penutupan banyak-fasa'') di sini yang di tutup kembali adalah saluran-
saluran yang terganggu bila sekurang-kurangnya ada dua fasa normal dalam
rangkaian banyak yang sejajar. Oleh karena itu perlu diketahui dengan tepat
saluran dan fasa mana yang terganggu. Untuk itu perlu digunakan sistim
perbandingan fasa atau sistim rele pilot untuk hubung-singkat-banyak.
(d) Sistim penutupan bertahap dengan pembukaan menurut prioritas;') di sini
pembukaan dan penutupan kembali disederhanakan yaitu dengan membuka
dan menutup kembali saluran dengan hubung-singkat banyak-fasa, baru
kemudian yang lain, dalam hal hubung-singkat-banyak (multi-fault). Sistim
ini ada mudaratnya yaitu karena dibutuhkan waktu lama untuk meniadakan
semua gangguan; karenanya hanya dipakai untuk saluran yang kurang pen-
ting.
(e) Penutupan trga-fasa dipaksakan (forced)5); di sini generator dipaksa untuk
dihubungkan kembali pada suatu sistim tenaga tertentu, atau suatu sistim
dipaksakan untuk dihubungkan dengan sistim yang lain. Untuk memung-
kinkannya diperlukan pengetahuan yang mendalam tentang peralatan yang
ada dan karakteristik sistim tenaganya; oleh karenanya cara ini tidak dapat
diterapkan secara umum.

7.5 Rele Pelepas Sistim

Perluasan suatu sistim tenaga dengan cara menghubungkannya dengan sistim


94 Bab 7. Pe,nerapan Rele Peng;aman

tenaga yang lain memperbesar kemungkinan terjadinya gangguan. Guna menghindar-


kan hal ini perlu dicari titik keseimbangan antara permintaan dan penyediaan pada
sistim-sistim yang dihubungkan, serta dicari sistim rele pengaman yang memungkinkan
pemutusan hubungan pada titik keseimbangan tadi bila terjadi gangguan. Beberapa
di antara sistim pelepas hubungan tadi diuraikan di bawah ini.5)

7.5.1. Sistim Pelepes Hubung-Singkat Tetep


Di sini rele pengaman memutuskan suatu sistim tenaga bila gangguan yang menye-
babkan hilangnya sinkronisasi tidak dapat ditiadakan dalam batas waktu tertentu.
Sistim yang dipakai adalah kombinasi antara rele jarak (hubung-singkat), rele tegangan-
kurang serta rele waktu.

7.5.2. Sistim Pelepes Keadten Tak-Serempek

Cara ini membatasi keadaan tak-serempak dengan melepaskan hubungan bila


terjadi gangguan sistim. Sistim yang biasanya dipakai adalah kombinasi antara rele
jarak kecepatan tinggi dan rele daya (power relay) atau rele yang bekerja terhadap
perubahan tegangan. Bekerjanya adalah dengan melihat perubahan tempat kedudukan
impedansi secara lambat bila keadaan tidak serempak, sedangkan perubahannya cepat
bila terjadi hubung-singkat.
7.5.3. Sistim Pelepes Frekwensi Tek-Normal

Di sini sistim pengamannya bekerja bila terjadi perubahan frekwensi (naik atau
turun) yang tidak normal. Cara deteksinya adalah dengan rele frekwensi dan rele waktu;
pemasangannya dilakukan di tempat dimana tegangan fasa tidak berubah dengan peru-
bahan beban, oleh karena hal ini dapat menyebabkan kesalahan bekerja rele-rele ter-
sebut.

7.6 Referensi

Dalam Bab ini digunakan referensi-referensi berikut:


l) C. R. Mason, The Art and Science of Protective Relaying, John Wiley and Sons,
Inc., New York, 1956, hal.296,340,94-96, l0l, 310, 332.
2) "Transmission", Handbook of Electrical Engineering, Institute of Electrical Engi-
neers ofJapan, 1967, hal. 1186.
3) R. Willheim, M. Waters, Neutral Grounding in High-Voltage Transmissron, Elsevier
Publishing Co., New York, 1956, hal.482496'
4) "Transmissiort" , op. cir., hal. I 187.
5) Ibid., hal. 1188.
BAB 8. PERENCANAAN DAN
KONSTRUKSI SALURAN
UDARA

8.1 Perencanaan Listrik

8.1.1. Tegangan Transmisi dsn Junlah Saluran

Dari segi keandalan (reliability), makin banyak jumlah rangkaian makin tinggi
keandalannya, oleh karena rangkaian-rangkaian yang tidak terganggu pada suatu
saluran dengan banyak rangkaian (multi-circuit) akan dapat menggantikan tugas satu
rangkaian yang terganggu. Sebaliknya, saluran yang hanya terdiri dari satu rangkaian
saja tidak mungkin menyalurkan tenaga listrik bila rangkaian itu terganggu.
Keandalan saluran ganda (double-circuit) yang kedua rangkaiannya terpasang
pada satu menara kurang daripada keandalan saluran ganda yang terdiri dari dua
rangkaian tunggal.
Tegangan transmisi dan jumlah rangkaian ditetapkan secara ekonomis dengan
memperhatikan faktor-faktor peningkatan daya transmisi, besarnya hilang daya,
biaya konstruksi, rencana pengembangan sistim dan keandalan sistim transmisi. Pada
umumnya biaya konstruksi saluran untuk tegangan dan ukuran kawat yang sama ada-
lah sbb:
Biaya menara l-rangkaian dengan pasangan I rangkaian: lN%
Biaya menara 2-rangkaian dengan pasangan I rangkaian :120%
Biaya menara 2-rangkaian derigan pasangan 2 rangkaian :140%
Biar'a menara 2-rangkaian dengan pasangan tambahan I rangkaian : 40%

8.1.2. Perencanran Isolssi Saluron Transmisr

Tegangan-lebih dalam (internal overvoltage) disebabkan karena surja-hubung


(switching surge, yaitu karena pembukaan atau penutupan pemutus beban) dan karena
berubahnya beban dengan cepat atau karena gangguan pada saluran (hubung-singkat).
Pada sistim yang tidak dibumikan effektip surja-hubung dapat mencapai 3 - 4 kali
tegangan fasa, sedang pada sistim yang ditanahkan effektip kira-kira 3 kali tegangan
fasa.t,2) Besarnya surja hubung dapat dikurangi menjadi 1,8-2 kali tegangan fasa
dengan memasang tahanan paralel dengan pemutus beban waktu menutup pemutus
tersebut. Di Jepang kelipatan surja hubung terhadap tegangan fasa (disebut faktor
tegangan lebiht)) adalah 4 untuk sistim tidak ditanahkan; 3,3 untuk sistim dibumikan
melalui tahanan atau reaktor; 2,8 untuk sistim ditanahkan effektip; dan 2,0-2,2
untuk sistim dengan tahanan peredam pada pemutus beban.
Kenaikan tegangan pada fasa-fasa yang sehat tidak terganggu bila terjadi hubung-
singkat satu-fasa ke tanah adalah 0,8 kali tegangan kawat maksimum (tegangan an-
tarfasa) untuk sistim ditanahkan dan 1,0 kali untuk sistim tidak-ditanahkan.
96 Bab 8. Perencanaan dan Konstruksi Saluran Udara

Perencanaan isolasi saluran transmisi harus didasarkan atas pertimbangan bahwa


isolasi tersebut harus dapat diamankan dan tidak akan mengalami kegagalan karena
tegangan-lebih dalam. Kegagalan terhadap tegangan-lebih luar, terutama karena petir,
juga harus dibuat seminimum mungkin, karena adanya gangguan petir tidak dapat
dihindarkan.
Tabel 35 menunjukkan standar Jepang tentang jumlah isolator gantung 250 mm
yang diperlukan guna ketahanan terhadap surja-hubung tanpa pengotoran udara.r'
Pada umumnya untuk saluran di atas ll0kV dipasang tanduk busur api (arcinghorn)
pada gandengan isolator guna melindunginya terhadap kerusakan yang disebabkan
karena terjadinya lompatan-api. Panjang sela tanduk ZbiasanyaTS-80%daripanjang
gandengan isolator Zr. Tabel36 menunjukkan jumlah isolator dan jarak sela tanduk
bila pada gandengan dipasang tanduk.l)
Jarak isolasi antara kawat dan tiqng alav menara direncanakan menurut jarak
isolasi standar, jarak isolasi minimum dan jarak isolasi darurat, yaitu guna menampung
kemungkinan ayunan kawat karena angin. Jarak isolasi standar adalah jarak antara
kawat penghantar dan menara, yang ekivalen dengan tegangan lornpatan impuls 50)(
dari gandengan isolator.
Tabel 35. Jmlsh Isolator Saluran yang Diperlukan Guna Pengamanan terhadap Surja Hubung
(fanpa Tanduk Api)t)
Tegangan Nominal (kV) ll 22 33 66 110 t54 187 220 2't5

Tegangan Maksimum yang diper- 2M 240


t2 24 36 72 34 120 168 300
bolehkan I/i (kV)

Tegangan Fasa Maksimum


t3'l
v- xfig.vl 9,8 19,6 29,4 58.8 58,6 98 16'1 196 245

Faktor Tegangan Lebih z 4,0 4,0 4,0 3.3 3.3 -1, J 2,8 2,8 2,8

Tegangan Surja Hubung


39,2 78,4 t17,6 194 226 324 452 468 549 686
v^*f;xn(kV)
Daya Isolasi yang Diperluk.ner 1kV) 47,O 94,0 141,0 2'1L 389 543 562 660 824

Jumlah Isolator Yang DiPerlukan I (2) 2 (4) 4 6 (e) (10) (t 2) (l 5)


(A) I 3 8 9 ll l4
1,66 (r,5r) 1,01 0.95 105 r,06 (l,07 l.r2) I ll) I,06
Selisih Isolasi dari (A) 0,83 0,97

Jumlah Isolator yang DiPcrlukan ! I I I I I I I


untuk Pemeliharaan
.,
(3) (5) 5 'l (10) (t l) (l 3) ( l6)
Jumlah Isolator Yang Digunakan 3
(B): (A) + t 2 4 9 l0 t2 15

3.20 (2,35) 1,57 (r.51) |,29 l,!8 (1,16) |,22) l,l9) I,l 2
Selisih Isolasi dari (B) I ,51 r.22 1,07 I ,12 l,l I l,06
Melalui Tahanan
Sistim Pembumian Tidak Ditanahkan Effektif
atau Reaktor

Catatan: t) Nilai-nilai dalam tanda kurung adaloh yang sering dipakai


zt Nilainya didapat dori memperkalikah tegangan surja hubung dengan 1,2 yailu gunq
memperhitungkan pengaruh ketinggian lokasi, pengurangan lekanan udara, dsb-
8.1 Pcrcncanaan Listrik 97

Tabel 36. Junhh Isoletor Yery Diperluken den l-ebor Seh Trdulr Gum.Pengrnenen tettedrp
Surie Hubungtt

Tegangan Nominal (kV) 66 77 ll0 154 187 zfr 275

Tegangan Ketahanan terhadap


Surja Hubung (kV)
B3 271 389 543 562 6@ 824

Jumlah Isolator yrn3 Dipcr- (5) (6) (r) lo (l l) (l 3) (l 7)


ZlZo: lukan 4 5 1 t0 t2 l6
80% (or)
Lebar Scla Tanduk (0,7t) (0,94) l,l7 (1,29) (r,52) (1,e8)
(z :0,82d (r^l 0t7 0,59 0,t2 l,l7 1,40 r,87

Jumlah Isolator yang Dipcr- 0 (6) (r) l0 ll l3 t7


ZlZo : lukan t 1
75% (0,8t)
Lcbar Scla Tanduk 0,55 (0,66) l,(D l,2l 1,43 1,86
(z - 0,75zil (mt q5, O,77

Calatan: Seperti Catatan pada Tabel 35

Tebel 37. Jrre} Isolrsi Strndrr drn Jrnk Isolesl Mhlmum

Tegangan Nominal (kV) ll 22 33 6 77 rt0 154 187 220 275


) (3) 3 (5) s 7 (10; (l l) 03) (15,
J Jumlah Isolator a 4 9 t0 t2 l5
E'=
H< Tegangan Lompatan Api 5O% 224 (306) 306 (455) 455 510 (843) (e20) (1075) (13r2,
F2
d;
cL=
untuk Gandengan Isolator (kV) 221 380 7& 843 997 t232
trco
d
F 0,40 (0,55) 0,55 10,80) o,80 Ll0 1,50) 11,65) (1,e0) (2,30,
Jarak Isolasi Standar (rn)
0,40 0,70 I,35 1,50 l,'15 2,20

(5. (6: (tJ lo (1 l) (l 3) (17,


Jumlah Isolator
4 5 7 l0 t2 l6
o ZlZo
Sela Tanduk Api (m)
0,59) ,0,71) p,94) l,l7 t,29) (1,r2) (1,98;
80% 0,47 0,59 082 t,l7 1,40 1,87

la 10,70) 0,80) :1,10) 1,35 I,45) (r,75) {2,25"


Jarak Isolasi Standar (m)
! 0,55 0,70 0,9J I,35 l,@ 2,to
E
(,
Jumlah Isolator
5 (6) (E) l0 il l3 t7
F J 7
tr
(t
oo
tr ZlZo 0,55 p,06) p,tt) 1,09 l,2l 1,43 l,E6
o Scla Tanduk Api (m)
a 7s% 0,15 o,77

0,65 0,75) :1,00) 1,25 1,40 I,60 2,10


Jarak Isolasi Standar (m)
0,65 0,90

Jarak Isolasi Minimum 0.t0 0,15 0,25 0,40 0,45 0,70 l,@ 1,05 t,25 l,@

Catatan: Harga dalam tanda kurung adalah yang lazim digunakan

Jarak isolasi minimum adalah jarak ketahanan terhadap surja hubung. Di Jepang,
jarak isolasi standar dan jarak minimum tertera pada Tabel 37.
Jarak isolasi darurat adalah jarak yang tidak memungkinkan pcrcikan atau lom-
patan (flashover) antara menaradan kawat pada tegangan maksimum dan tekanan angin
maksimum (a0 m/9.
98 Bab 8. Perencanaan dan Konstruksi Saluran Udara

Bcntuk lengan dari menara atau tiang harus direncanakan sesuai dengan persya-
ratan jarak seperti diuraikan di atas; periksa contoh diagram jarak-bebas (clearance
diagram) Gbr. 52. Untuk menara baja jenis penggantung (Gbr. 62 (a)) jarak isolasi
standar ditentukan oleh sudut-ayun karena angin sebesar 0 - 20o, dan jarak isolasi
minimum oleh sudut-ayun (swing angle) sebesar 50'. Untuk jarak isolasi darurat sudut-
ayunnya antara 70 - 80".
Jarak isolasi standar untuk menara baja jenis penegang (strain type: periksa Gbr.
62 (b) adalah 120/" daijarak untuk menara jenis penggantung, karena berbagai per-.
timbangan instalasinya. Jarak ini diperhitungkan untuk sudut-ayun l5', sedangkan
untuk jarak isolasi minimum sudutnya tidak boleh melebihi 40".
Dalam perencanaan saluran transmisi perlu diperhatikan bahwa tidak boleh
terjadi lompatan antara kawat penghantar, meskipun kawat-kawat itu mendekati satu
sama lain karena tiupan angin (es dan salju). Jarak antara kowat ditetapkan dengan
mengingat jarak isolasi antara menara dap kawat, jarak yang optimum dilihat dari segi
perawatannya, tegangan transmiSi, lebar gawang, macam dan ukuran kawat, keadaan
cuaca, geografi setempat dll.
Dalam hubungan di atas dikenal (a) jarak mendatar, (b) jarak tegak, (c) jarak
miring (offset) dan (d) jarak bila gawangnya lebar (long span).

Jarak ke Tanah
dari Kawat
Penyambung

Mcnara Baja Jenis Pcnggantung Menara Baja Jenis penegang


(Suspension) 275 kY (Strain) 275 kV

Gbr.52 Contoh Diagrsm Jarak-Bebas.


8.1 Percncanaan Listrik 99

Untuk rangkaian ganda yang tersusun tegak dan rangkaian tunggal se-gitiga, jarak
mendatar adalah jarak antara kawat dan menara. Jarak mendatar ini dapat {irumuskan
dengan persamaan-persamaan, salah satu diantaranya adalah sbb:6)

c^:aJ7+i+ov (170)
dimana C^ : jarak mendatar antara kawat (m)
a: konstanta 0,5 - 1,0
,f : andongan kawat (m)
;: panjang gandengan isolator (m)
: D konstanta 0,012 - 0,0007
V : tegangan kawat (kV)
Jarak tegak antara kawat biasanya 60 - l@% dari jarak mendatar. Bila ada es
dan salju jarak tegak menyempit karena ketidak-seimbangan muatan es dan salju pada
kawat. Oleh karena itu biasanya kawat yang satu tidak dipasang tegak lurus terhadap
yang lain tetapi agak miring (offset).
Untuk saluran-saluran yang lebar gawangnya besar, jarak antara kawat perlu
diperbesar karena andongannya lebih besar dan kemungkinan terjadinya persing-
gungan lebih besar pula. Untuk saluran dengan gawang yang menaranya tidak sama
tingginya jarak antara kawatnya juga harus diperbesar.
Andongan kawat (sag) berubah dengan suhu; periksa 2.3. Oleh karena itu perlu
ada jarak-beDas (clearance) yang cukup agar kawat tidak menimbulkan gangguan lalu
lintas, kereta api, saluran tilpon dll. yang ada di bawah saluran transmisi terutama bila
suhunya mencapai angka maksimum. Di Jepang jarak bebas ini diatur dalam standarT)
seperti tertera dalam Tabel 38. Standar ini agak lunak dibandingkan dengan standar
Amerika.t) Karena ada kemungkinan kejutan listrik oleh induksi di bawah saluran
tegangan tinggi sekali (EHV) maka jarak bebas itu perlu diperbesar, apalagi bila saluran
melewati jalan darat yang ramai.

Tabel 3E. Jarak-Bbas Tegak tertedep Tanah

Tegangan Iarak-Bebas

5 m (5,5 m bila saluran menyeberangi jalan kereta api, dan


Di bawah 35 kV
6 m bila saluran menyeberangi jalan raya)

35-l@kv 5m (5 m bila saluran digantung di daerah-daerah pcgunu-


ngan yang jarang didatangi manusia)

6 m ditambah 12 m untuk setiap l0 kV (5,5 m bila saluran


Di atas 160 kV
digantung di daerah-daerah pegunungan)

Isolator akan terkena pengotoran (pencemaran, pollution) garam dan debu bila
saluran terpasang di dekat laut, di daerah industri atau di daerah yang berdebu. Untuk
mencegah memburuknya karakteristik isolasi karena pengotoran tadi isolator dicuci
atau (r\apisi campuran si\ikon. Bila ha\ itu tidah dilakukan, 6aya iso\asinya ditambah
dengan menggunakan isolator anti-kabut atau dengan nenambah jumlah isolator
dalam suatu gandengan. Penambahan isolator ini discsuaikan dengan banyaknya
pengotoran garam pada isolator seperti tertera dalam contoh Tabel 39 untuk Jepang,
yang banyak berpengalaman dalaq hal ini.e,
100 Bab 8. Perencanaan dan Konstruksi Saluran Udara

Tebel 39. Jumlah Isolator Gantung Standar dalam suatu Gandengan untuk Keadaan Udara Cemar

Derajat Pengotoran A B c D E

Untuk Saluran Di tepi


Jumlah Ekivalen Garam 50 100 200 400 Laut
dalam Perencanaan (0,0625) (0, I 25) (0,25) (0,5)
(mg/muka bawah) Jenis Jenis
Penegang Penggantung

,,,
tr ll 2r 2t 2r 2 2
:
d
'l', ) 2 2 2 J 3
'd
rn
33 3+ 3 3 3 4 4
i5
J(, 6 4 5 6 6 7 8
cql !
't: 77 5 6 6 7 8 l0
00
c
d
o0 .E ll0 7 8 9 l0 ll t4
o .9
o t54 9 ll t2 t4 l6 l9

x
(! 187 ll l3 l5 l7 t9 23
*= ))
.:Ei
c ):- 220 l3 l6
l9
t7 20 27

#EE 275 l6 22 25 28 34

Tegangan Perencanaan 5,0


10,3 8,9 7,8 6,8 6,0
(kv/disc)

Catatan: * Jumlah ini ditentukan bukan oleh pengotoran tapi oleh kebutuhan perencanaan isolasi

t.1.3. Perencanlan Tahan-Petir


Ada tiga jenis sambaran petir terhadap saluran transmisi:
(l) Sambaran langsung pada kawat saluran, sehingga lonnpatan pada titik-topang
atau tempat-tempat tertentu dalam gawang (span) tidak dapat dihindarkan.
(2) Sambaran pada menara atau kawat-tanah-atas (overhead ground-wire) yang
menyebabkan lompatan karena kenaikan potensial menara oleh sebab
tingginya tahanan kaki menara.
(3) Sambaran pada kawat-tanah-atas yang menyebabkan lompatan ke kawat
karena curamnya muka'gelombang petir.
Untuk mencegah hubung-singkat karena lompatan (flashover) sambaran
petir tadi perlu diadakan usaha-usaha pengamanan a.l. dengan selalu mema-
sang kawat tanah, menurunkan tahanan kaki menara, atau memperlebar
jarak antara kawat tanah dan kawat fasa. Beberapa hal yang berhubungan
dengan pengamanan ini akan diuraikan lebih lanjut.
Polaritas arus petir biasanya negatip. Di beberapa negara tercatat bahwa arus petir
maksimum adalah 160-220 kA.r0) Namun, untuk perencanaan biasanya digunakan
kebesaran antara 60 - 100 kA. Muka gelombang arus biasanya antara I - l0 ps, sedang
waktu sampai setengah-puncak biasanya antara l0 - 100 ps. Beberapa data tentang
t r-15)
besarnya arus petir pada menara baja tertera dalam Gbr' 63'
Satu kawat-tanah digunakan sebagai perisai terhadap kawat-kawat fasa bagi
saluran-saluran yang jarang terkena petir atau yang kurang penting, sedang dua
kawat-tanah digunakan pada saluran-saluran yang sering terkena petir atau yang
penting. Pengaruh perisaian dapat dihitung dengan berbagai teori;teori Mita'6)yang
t.l Porcncanaan Lktrik l0r

diterapkan di Jepang tertera dalam


Gbr. 64 dan Gbr. 65.
Untuk menghindarkan lompa-
tan pada titik-tengah dalam gawang, 70

andongan (sag) kawat-tanah dibuat &


8O/" dari panjang kawat (saluran). HlmtWetdod(r20t)
tt
Seperti diuraikan di atas, taha-
I
nan kaki menara perlu dibuat sekecil Ia
mungkin (di Amerika: kurang dari or

l0 ohm)untuk menghindarkan lom-


patan karena naiknya potensial me-
nara waktu terjadi sambaran petir. H.t! PmL Antr Pcdr ede Mun hh (LA)
Tahanan ini ditentukan oleh bentuk
fisik tahanan dan tahananjenis dari Gbr.53 Beearnye Arus Petir yuE
tanah, seperti terlihat dari rumus- Diukur pade Memn Boie.
rumus berikut:
(l) tahanan berbentuk elektrode batang ditanam tegak lurus ke dalam tanah:
R: *('"# - ,) H,M(n (l7r)

ilo
GW-I *_p__1GW
_tr
IE
HDrHt Dt
Eso
a

E.
870
tE&
f.l
m40 80t@N,t0@EOtN
50
0r0m.30 1050&70urN a- r' I D s.t --+- D J il (
n --a
HJ rr (/,)
Gbr.65 Perlsalrn 1(X)% &rl Karnt
G\f,- KrntTrmh Tanah Gande
C : Krrrt (Srlm)

Gbr.6l ffisiensl Perisaien Sebuah


Kawat Tsn$.

(2) tahanan berbentuk "counterpoisc" (iaringan kawat yang ditanam, menyebar


dari kaki menara):

R:*.n/,"#* r"?*r++) (r72)

dimana'untuk rumus-rumus di atas


g : tahananjenis dari tanah (periksa Tabel zl0)
7: jari-jari elektroda (cm)
;: panjang elektroda (cm)
,: dalam penanaman "counterpoise" (cm)
t02 Bab 8. Perencanaan dan Konstruksi Saluran Udara

Tebel {0. Nilei Trhanan Spesiftk berbagai Jenis Tanah

Jenis Tanah Resistivitas (kO-cm)

Sawah, Rawa (Tanah Liat) 0- 15


Tanah Garapan (Tanah Liat) | -24
Sawah, Tanah Garapan (Kerikil) l0 - 100
Pegunungan (Biasa) 20 -200
Pegunungan (Batu) 2m - 500
Pinggir Sungai (Berbatu) 100 - 500

Bila tahanan dari menara atau tiang tidak cukup rendah, maka penambahan atau
perluasan "counterpoise" dan penambahan batang-batang penghantar dapat membantu
menurunkannya (sampai kira-kira 20 - 30 ohm). Oleh karena bentuk gelombang arus
petir yang curam mukanya, penurunan tahanan itu tidak berlaku terhadap arus bolak-
balik saja, tetapi juga penurunan impedansi terhadap arus impuls.

8"2 Perencanaan Mekanis


8.2.1. Tekenan Angin
Dalam perencanaan perlu diperhatikan kekuatan kawat dan menara atau tiang
terhadap beban-beban mekanis yang ada, terutama tekanan angin:
p: ku2 (173)
dimana P : tekanan angin (kg/m'z)
r' : kecepatan angin (mls)
k : konstanta
Yang dipakai sebagai standarrT)di Jepang guna perencanaan saluran transmisi adalah
tekanan angin topan (typhoon) dengan kecepatan maksimum rata-rata 40 m/s selama
10 menit atau setengah harga di atas untuk kawat-kawat yang diberati dengan es dalam
musim dingin. Tekanan angin dengan kecepatan 40 m/s diambil dari Tabel4l. Harga-
harga yang lebih tinggi digunakan bila kecepatan angin lebih tinggi atau bila menaranya
(baja) lebih tinggi dari normal.

8.2.2. Penghantar

Penghantar harus cukup aman dalam menyalurkan tenaga listrik dilihat dari segi
beban-beban mekanis yang diharapkan. Untuk itu daya kerja maksimum pada kawat
harus ditambahdenganfaktor keamanan 2,2 untuk kawat tembaga tarikan-keras (hard-
drawn) dar. 2,5 untuk kawat ACSR serta kawat-kawat lainnya. Bila tarikan sehari-hari
pada kawat besar, maka penghantar mudah menjadi letih karena getaran; hal ini perlu
diperhatikan dalam mempertimbangkan besarnya kekuatan kerja maksimum.
Apabila tegangan kerja maksimum telah ditetapkan, rnaka andongan dan tegangan
tarik kawat dalam berbagai kondisi dapat dihitung. Untuk kawat yang membentuk
lengkung parabolis andongan dan tarikannya adalahrt)

D: 6qrs' (174)
8.f ,

fltL - (K - qrE)\: u (175)


8.2 Perencanaan Mekanis 103

Tabel 41. Tekanan Angin untuk Perencanaan (Kecepatan Angin ,l() m/s)

Kelasifikasi Obyek yang Terkena Tekanan Angin per m2 pada


Permukaan Proyeksi
Tiang Kayu 80 kg

Bulat 80 kg

Segitiga atau Belah Ketupat 190 kg


aa
d
a Tiang Baja Persegi, terdiri dari Pipa-pipa Baja 150 kg
o
o Bila Pgrtr., dipasang pada Dua Muka
Lain-lain (Depan dan Belakang) menghadap
lu
angin 240 kg; untuk yang lain

o Tiang Beton Bulat 80 kg


v Bertulang
Lain-lain 120 ke

Menara Terdiri dari Pipa-pipa Baja l70kg


Baja
Lain-lain 290 kg

bt)
Ld
Kawat Berkas (Setiap Dua Kawat Berkas dipasang
!str
-=
cltr
Mendatar dengan Jarak kurang dari Duaputuh
kali Diarneter Kawat)
90 kg
>d
6.9
vo Lain-lain I00 kg
Pasangan Isolator (untuk Tegangan Tinggi) 140 kg

Palang pada Tiang Kayu dan Tiang Baja (jenis bular) dan 160 kg; satu palang
Tiang Beton Bertulang (untuk Tegangan Tinggi) 220 kg; palang bertopang

K:fr- (176)

, - 62qlszE
24
(177)

dimana D : andongan (sag) (m)

f2 : tegangan tarik terhadap andongan D (kg/mmr)

6 : W"lA (178)
W": berat kawat (kg/m)
.,{: luas penampang kawat (mm2)
gz : koeffisien beban yang bersangkutan dengan andongan tertentu
S: lebar gawang (m)
a: koeffisien suhu linier (l/"C)
I: perbedaan suhu keadaan terburuk dan suhu pada andongan tertentu
("c)
E: koeffisien elastisitas kawat (kg/mmr)

.fi: TIA
104 Bab t. Fercncanaan dan Konstruksi Saluran Udara

I- tcgangan tarik kerja maksimum (kg)

{r - koeffisien beban pada keadaan terburuk

Kocffisien beban dihitung dari perbandingan antara beban akhir (resultant load)
dari kawat terhadap beban kawat:

Q: Wlll' (l 7e)

W:JW (l 80)

dimana {: kocffisien beban


lz: bcban akhir (kglm)
W, : br,ral kawar ttdm)
I/, : beban angin terhadap kauret (kg/m)
lat : beban tcgaklurus, misalnya karena es (kg/m)

Bila angin meniup secara konstan dan tegaklurus pada kawat, maka kawat tersebut
akan bcrgetar naik turun karena ada perputaran udara di belakang kawat tersebut.
Bila getaran ini sama frekwensinya dcngan frekwensi osilasi alamiah (natural) dari
kawat, maka terjadilah gelomoang-gelombang berdiri (standing wave) antara titik-titik
topang, yang dapat menyebabkan putusnya kawat karena letih. Gejala ini dapat terjadi
bila kawatnya ringan dan regangan t2nknya besar.
Frekwensi osilasi alamieh dari kawat dinyatakan oleh rumus

r- I ln
t"-anlw (r8 l)

sedang frekwensi karena angin oleh rumus


(r82)
[.: kalD
dimana /: panJang saluran tertutup (m)

T: tegangan kawat (kg)

o: gravitas (9,8 mis2)


l4t : berut kawat (kg/m)
o: kecepatan angin (mys)

k: konstanta (dranggap - lB5)

Resonansi terjadi bila


t (183)
Jc --t lt

sedang panjang rangkaian resonansi dihitung dari rumus

D
'-I- 7{u\lw
14 (r84)

Untuk menghilangkan getaran dipasang peredam (dampers) yang bertugas me-


nyerap tenaga getaran tadi. Kecuali itu untuk menguatkan kawat pada titik-titik topang-
8.3 Pcmilihan Konstruksi Pcnopang 105

nya dipasang batang pelindung (armor rods). Pada umumnya, pemutusan kawat karena
getaran tidak akan terjadi bila tegangan harian (everyday stress, disingkat EDS) tidak
melebihi harga-harga tersebut dalam Tabel 42. Karena tekanan angin yang relatip
tendah, maka pemutusan kawat karena getaran diperkirakan tidak akan terjadi di Indo-
nesia.

Tabe! 42. Betes Harge Tegangan Harian (EDS) sehingga Tidak Terjadi pemutu$n
Keml kerene Letih

Saluran Saluran dengar


Saluran Saluran
dengan Batang
Kawat Tanpa dengan
Batang Pelindung
Pengamanan Percdam
Pelindung dan Peredam

Tembaga 26

ACSR l8 22 24 24

Aluminium t7

Aldrey t8 26

Baja

(i) Pengapit Kaku ll


(ii) Pengapit Osilasi l3

8.3 Pemilihan Konstruksi Penopang


8.3.1. Jenis Konstruksi
Pemilihan dari segi jenis konstruksi (periksa Bab 4) harus.dilakukan secara eko-
nomis dengan memperhatikan faktor-faktor pentingnia saluran, lintasan penyaluran,
pengangkutan serta keadaan cuaca (terutama bila cuaca buruk sering terjadi).
Menara baja biasanya digunakan pada saluran-saluran terpenting di atas 66 kV.
Menara baja ini baik sekali terutama karena dapat diandalkan pada bcban-beban
yang gawat (penampang kawat besar, tarikan besar, angin kencang, gawang lebar)
serta memungkinkan penggunaan menara-menara yang lebih tinggi daripada normal
untuk keperluan-keperluan tertentu. Daya tahannya biasanya 45 tahun, srta pera-
watannya sederhana.
Tiang baja lebih rendah kekuatannya dibandingkan dengan mensra baja, sehingga
digunakan bila beban mekanis tidak besar. Di Jepang tiang baja digunakan untuk salu-
ran transmisi sampai 77 kV dengan gawang kurang dari 150 m. Akhir-akhir ini ada
kecenderungan menggantikan tiang baja dengan tiang beton atau tiang kayu, meskipun
tiang baja tetap dipakai bila diinginkan masa-tahan yang lebih lama atau bita situasi
pengangkutan sulit. Di Eropa dan Amerika Serikat tiang baja bertali (guyed) kadang-
kadang dipakai pada saluran tegangan tinggi bila tekanan angin tidak kencang, jalan
(route) saluran mudah dan lurus serta karena perawatannya mudah.
Keunggulan tiang beton bertulang dibandingkan dengan konstruksi lainnya adatah
karena daya tahannya yang boleh dikatakan permanen. Tetapi karena luar biasa berat-
106 Bab 8. Fcrcncanaan dan Konstn*si lhluran U&ra

nya, ia hanya dapat dipakai pada saluran-saluran yang mudah dicapai dengan kenda-
raan.
Kcunggulan tiang kayu adalah karena mudahnya membuat dan harganya murah
sekali dibandingkan dengan konstruksi-konstruksi lainnya. Oleh karena itu penerapan-
nya di Indonesia sedang diselidiki dan dikembangkan seluasJuasnya.

t.3.2. Mecem Bb.n Konstrulsl


perencanaan konstruksi didasarkan atas hban tertentu. Di Jepang ketentuan tentang
hal ini diatur dalam standar-standar. Untuk menara baja dikenal klasifikasi berikut:7'
(1) Menara singgung (Jenis A): dipasang menurut garis lurus, dengan bagian
yang bersudut mendatar kecil (biasanya 3' untuk gawang standar).
(2) Menara sudut (Jenis B dan C): dipasang dengan sudut mendatar tertentu;
jenis B sudutnya 20o dan jenis C sudutnya 30'.
(3) Menara ujung (Jenis D): dipasang pada ujung (dead end) semua kawat peng-
hantar dan kawat tanah, sehingga perlu memiliki ketahanan yang besar.
(4) Menara penegang (tension towers): digunakan sebagai penguat (reinforce-
ment) di beberapa tempat pada saluran, yaitu bila pada menara singgung
terjadi tarikan yang tidak seimbang karena perbedaan lebar gawang yang
bersampingan.
(5) Menara khusus: digunakan pada penyeberangan sungai atau lembah atau
bila dipandang Perlu.
Penerapan hal-hal di atas dapat dilihat pada diagram toleransi menara seperti
tertera pada Gbr. 66. Dari sini dapat disimpulkan bahwa untuk sesuatu jenis menara
makin lebar gawangnya makin kecil sudut mendatarnya.

8.4 Pembangrman Saluran Udara


t.4.1. Survey

Pemilihan lintasan yang akan dilalui saluran transmisi merupakan persoalan pokok
bagi pembangunan saluran tersebut. Untuk ini perlu diadakan studi dan survey yang
mendalam guna memungkinkan pembangunan saluran secara ekonomis dan dapat
diandalkan, baik dilihat dari pcmbangunannya sendiri, maupun dari perawatannya
nanti. Faktor-faktor yang terpenting adalah:
(t) Kcadaan cuaca (angin, hujan, salju, petir, dsb.)
(2) Keadaan tanah (kemungkinan longsoran, banjir, rawa, dsb.)
(3) Kondisi pengangkutan (pengangkutan barang dan bahan bagi pembangunan
dan pcrawatan).
(4) I*tak terhadap bangunan-bangunan lain (saluran telekomunikasi, simpangan
jalan raya, jalrn kereta aPi, dsb.).
(5) Bangunan perumahan (dijauhkan dari perumahan manusia).
Dari hasil survey ditentukan tinggi konstruksi, jenis menara dan cara menggan'
tungkan kawat-kawat penghantarnya. Pada pokoknya kegiatan survey itu meliputi
hal-hal berikut:
(a) Survey garis pusat: di sini garis pusat (centerline) saluran ditetapkan; demikian
pula kcdudukan konstruksi penopangnya terhadap garis pusat tersbut.
(b) Survcy profil:di sini pcrbedaan tinSgi permukaan tanah dan lebar gawang
t.4 Fcmbangtnan Saluran Udrn W
(penampang tegak) ditetapkan sepanjang garis pusat tadi.
(c) Survey tampak atas (plan survey): keadaan 50-l0Om dikirikanangaris
pusat diperiksa.
(d) Survey lokasi menara (tower site study): di sini jumtah tanah galian, cara
pembuatan pondasi, dsb. diselesaikan.
(e) Survcy khusus: yang dilakukan adalah penyelidikan khusus dalam penye-
berangan sungai, pertcmuan dengan saluran lain, perhitungan induksi elek-
tromagnetik terhadap saluran komunikasi, dsb.

3e[
(, Balok Beton
c
t
co
E
5
!
)
tn

Siku
Pembumian
tN 2@ 3@ 100

Lebar Gawang (m)


Gbr.67 Pondrsl Beton dangan Peng-
Gbr.65 Dirgrsm Toleransi Menan gdisn Bitsr"

8.4.2. Pondasi Menrre dm Tiang Beja


Pekerjaan-pekerjaan pondasi yang terpenting meliputi pemberian tanda-tanda,
penggalian, pemasangan tonggok (stub setting), pengecoran beton, pengurukan, dsb.
Pemberian tanda-tanda (staking) dilakukan menurut rencana pondasi dengan
mengingat tanda pusat (center peg) dari menara dan saluran.
Penggaliannya dilakukan dengan berbagai cara tergantung dari kondisi tanahnya.
Dalam-penggalian serta lebar dasar lobangnya harus sesuai dengan yang telah diren-
canakan. Ada lima cara penggalian:
(l) Penggalian biasa (plain excavation), yaitu penggalian biasa, tanpa persyaratan
tertentu; kemiringan tebingnya tertentu, periksa Gbr. 67.
(?l Penggalian dengan penguatan kayu (timbering excavation), yaitu dengan
menanamkan balok-balok kayu ke dalam tanah agar tidak terjadi kelongsoran
waktu penggalian; diterapkan bila tanahnya mudah longsor dan mengeluar-
kan air.
(3) Penggalian dengan tong kayu (pail excavation), dilakukan bila tanahnya
mudah longsor dan banyak sekali mengeluarkan air. Sebuah tong kayu tanpa
dasar dipasang dan penggeliannya dilakukan di dalam air, Akhirnya dicor
bcton pada dasar tong ini untuk mcnghentikan aliran air tcrscbut.
(4) Penggalian dengan tabung silindcr (case excavation), dilakukan untuk pcng-
galian di sungai, bila cara dcngan cmber tidak mungkin. Di sini scbuah tabung
108 Bab 8. Perencanaen dan Konstruksi Saluran Udara

silinder tanpa dasar yang dibuat


dari beton bertulang ditcmpatkan Penguat
dan penggaliannya dilakukan di
dalam tabuog itu. Tabung itu sen' Tonggok Utama Siku Penyambun8
diri dibenamkan ke dalam sungai -
--- Tinggi Air
Maksimum
dengan beban mekanis, Periksa
Beton Bertulang
Gbr. 68.
Dasar Sungai
(5) Penggalian sumber (well point ex-
cavation), dilakukan pada tanah
Tongg:ik Angker
pasir yang berair. Sejumlah PiPa
ditanam di dalam tanah di sekitar
tempat yang akan digali' Kemu-
dian air yang dikandung di dalam
tanah disedot dari pipa-PiPa tadi
oleh sebuah pompa. Bila tanahnYa
sudah kering maka penggaliannYa
dapat dilakukan dengan cara (l). Batang Baja
Tahap berikutnya adalah pemasangan Curveshoe Bertulang
tonggok (stub). Tonggok ini dipasang pada
balok beton yang ditempatkan pada dasar Beton Penyumbat Air
pondasi (periksa Gbr. 67). Bila tanahnya
tidak kokoh atau bila pondasinya berkisi Gbr.68 Penggalian Tabung Pondasi.
(grillage), maka ditambahkan pecahan batu
sebagai penguat. Bila kondisi tanah buruk, maka dipasang pancang-pancang (piles)
untuk menguatkan pondasinya.
Pekerjaan beton terdiri dari pengecoran campuran semen, pasir, kerikil (atau
pecahan batu) dan air dalam perbandingan tertentu dalam cetakan plat baja atau kayu.
Pengurukan kembali penting artinya bagi kekuatan pondasi. Karena itu dalam
pengurukan kembali tanahnya harus dientakkan (rammed) sebaik-baiknya dengan
tanah aslinya.

8.4.3. Pendirian Tiang dan Menara Baja

Bila pondasinya selesai, bagian atas konstruksi didirikan. Ada dua cara pendirian'
nya:
(a)Cara menyusun ke atas (assemble).
(b)Cara menarik ke atas (pulling up).
Dalam cara pertama menara disusun ke atas bagian demi bagian. Setiap bagian
digantung dengan pengangkat (lifting rod) untuk kemudian disekerup, bagian yang
satu diatas yang lain.
Cara lain adalah dengan lebih dahulu menyekerup bagian'bagiannya satu sama
lain di tanah, untuk kemudian seluruh menaranya didirikan dengan keran atau mesin
pengangkat lain (winch). Cara ini tepat guna pemakaian dimana alat-alat pengangkat
berat semacam itu mudah diadakan serta mudah dibawa ke tempat-tempat pendirian
menara. Di daerah pegunungan yang sukar dicapai bagian-bagian menara diangkut
dengan helikopter lalu disusun di tem,pat dimana menara akan didirikan.
t.4 Pcrnbangunan Saluran Udara 109

t.44. Pendlrien Tieng f,ryu rilrn fiug Bcton


Uatuk mendirikan tiang kayu atau
tiang beton penggaliannya dapat dilakukan Papan
Pcorhra
dengan cara-cara biasa. Bila kondisi tanah
cukup baik dan daerahnya dapat dicapai
dengan kendaraan, penggalian dapat dila-
kukan dengan mesin bor (auger machinc).
Tiang-tiang didirikan dengan menegakkan-
Gh. 69 Crn Mdhllcn Tlrry
dcnsae Mcnce*Larya"
nya (building-up; periksa Gbr. 69) atau
dengan cara menggantungkannya (hanging-in; periksa Gbr. 70). Bila kcndaraan dapat
masuk mobil katrol dapat dipakai. Palang-palang (cross-arm, travers) dan pasangan
(fittings) dapat dipasang sebelum tiang didirikan, terutana bila tidak tcrlalu ruwt.
Namun, biasanya karena bcrbagai kesulitan, pasangaa-pasangaonya dipasang scsudah
tiang didirikan.
Polc
Tbcklc

Tacklc
.\
Kawat Pcnahan
Tiaog yrnS dcen
Didirit n

(b)
GDr. 70 Dur Crn Mcuildfrn nrry hgro MrTtrutne[yr"

8.45. Pemrsugu f,rrrt


Kawat mula-mula dipasang pada tian& kcmudian ditariksampai suatu kctegangan
tertntu, Pemasangannya biasanya dilakukan untuk bagian saluran yang panjangnya
k.l. 3 km. Salah satu cara dalam pcnarikan kawat adalah mcnariknya dengan mcsin
melalui penjepit kawat (snatch block) yang tcrpsssng pada sctiap lcngan Eeoara;
periksa Gbr. 71. Kawat-kawat itu ditarik oleh mesin dengan bantuan kawat pcnolong
(messenger wire). Cara lain adalah dcngan mcreatangkan kawat di tanah, lalu me-
pgangkatnya ke atas tiang. Cara kcdua ini dapat mcnrsak kawat ACSR, dan karcnanya
jarang dipakai.
Agar supaya tidak tcrjadi kerusakan kawat karcna mcnggoru tanah digunakan
pcncgatrg kawat (tcnsioncr); pcritsa Gbr.72. Bila kawat mcayeberangi saluran-saluran
lain (transmisi, telpon) atau jalan (raya, kcreta api) perlu diadakan lrcngamanao scpcr-
lunya agar kawat penghantar Eaupun kawat pcnolong tidak mcngcnai saluran-saluran
tadi.
Pekcdaan pcnegangan dilakukan pada sctiap bagian saluran dimana gandeogan
isolator pcncgang tcrpassng pada Bcnara-mcnara sudut Eaupun mcnara-mcatta
ll0 Bab 8. Perencanaan dan Konstruksi Saluran Udara

Sambungan
Kawat Penjepit
Penolong
Yoke Sementara
Kawat
Drum
Beban I-awan Kawat
Mesin Rern

Penggulungan Kawat Tempat Drum

Gbr.7l Cara Pcmasengan Kawat.

3500

Tempal

Gbr.72 Pasangan Drum dan Penegang Kawat.

gang (tension isulator string), sedang ujung lainnya ditarik oleh sebuah mesin penarik
(winch) sampai suatu andongan tertentu. Ujung ini kemudian dihubungkan dengan
gandengan isolator penegang yang lain. Sesudah kawatnya cukuptegang. ia dipindahkan
pada gandengan isolator gantung dari penjepit kawat pada menara gantung. Sesudah
itu peredam dan batang perisai dipasang.

Kawat No. I
Mcnara PeneSang Pcnjcpit Kawat
Menara Gantung / Kawat No- 2
Mcnara Pcncgang
Jumpcr Wirc Sambungan

Pcngamat
Andongan

Bagian yug
Pcnahan
Sclcsai
Bagian yang Scdang Scmcntari
Ditegangkan
Dircgangkao

Kawat No. I dan No. 2 Sudah Ditcntukan


Andongamya, scdang Kawat No. 3 scdang
Dikcrjakan Andongamya

Gbr.73 Cara Menegangkan Kawat.


8.5 Referensi lll
8.5 Referensi
Dalam Bab ini digunakan referensi terhadap karya-karya sebagai berikut:
l) R. A. Arismunandar, A Method of Switching-Surge Simulation in Electrical h'et-
works,Illinois Institute of Technology, U.S.A,, June 1963, hal. 3.
2) AIEE Committee Report, "switching Surges: L Phase-to-Ground Voltage",
AIEE Transactions, New York, vol. 80, pt. III, June 1961, hal.240-256.
3) Workshop of Insulation Design, Insulation Design of Overhead Transmission Lines,
Technical Report, Institute of Electrical Engineers of Japan, No. 76, 1966,
hal. 10.
4) Ibid., hal. 11.
5) Ibid., hal. l3-15.
6) "Transmission", Handbook of Electrical Engineering, Institute of Electricai Engi-
neersof Japan, 1967, hal ll92.
7) Ministry of International Trade and Industry, Regulation on the Technical Stan-
dardsfor Electrical Installations, No. ll6, 1968, Denki Shoin.
8) National Electrical Safety code, No. 232A (Tabel t), No. 233A (Table 3), No.
23281 (3), No, 23282, Washington, D.C. U.S.A.
9) "Countermeasures against Salt Pollution in Transmission and Transformation
Installations", lournel, Electrical Cooperative Research Association (Japan),
vol. 20, No. 2, hal. 153.
l0) c. F. wagner, G. D. Mccann (rev. J. M, clayton), "Lighling phenomena",
Electrical Transmission and Distribution Reference Book, Westinghouse
Electric Corp., East Pittsburgh, U.S.A., 1950, hal. 56G567.
I l) W. W. Lewis, C. M. Foust, "Lightning Investigation on Transmission Lines-
VIIL", AIEE Transactions, vol, 64, 1945, hal. 107-115.
12) E. Hansson, S. K. Waldorf, "An Eight-Year Investigation of Lightning Currents
and Preventive Lightning Protection on a Transmission System", llEE
Transactions, vol. 63, 1944, hal. 251-258.
l3) vis. H. Rokkaku, "Lightning on Transmission Lines", Bulletin, crgre, No.32l,
Paris, 1939.
l4) Grunewald, "Recherches sur les Perturbations Provoquees par les Oranges et sur
la Protections des Lignes Aeriennes Contre les Oranges", Bulletin, Cigre,
No. 323, 1939.
l5) Edgar Bell, "Lightning Investigations on a 220kV System-IIL- AIEE Transac-
tions, vol.59, 1940, hal,.822.
l6) Mita, "The Effectiveness of Overhead Groundwires for the Protection against
Lightning Strokes", Technical Report, Japan Electrical Testing Laboratory,
vol. 12, 1948, hal. L
l7) Japanese Electrotechnical Committee, Design Standard for Steel Transmission
Towers, JEC-127, Denki Shoin, 1965.
l8) "Transmissiorr", op. cit., hal. 1194.
BAB 9. PEMELIHARAAN SALURAN
TRANSMISI

9.1 Tujuan Pemeliharaan


Pemeliharaan peralatan listrik pada umumnya bertujuan:
(a) memungkinkan penyediaan tenaga listrik kepada para langganan dengan
mutu yang baik serta keandalan (reliability) yang tinggi;
(b) mempertahankan keadaan peralatan selama mungkin guna kepentingan
perusahaan sendiri.
Untuk itu pekerja pemeliharaan (maintenance crew) bertugas menghindarkan
terjadinya gangguan (preventip) dan menghilangkan gangguan yang terjadi dalam
waktu sesingkat mungkin. Karena itu perlu diadakan perbaikan sebelum kerusakan
menjadi parah, agar dengan demikian umur peralatan diperpanjang. Pengalaman
pemeliharaan selama bertahun-tahun banyak memberikan petunjuk-petunjuk yang
berharga dalam perencanaan peralatan, pemasangan serta pemeliharaannya dikemudian
hari. Adanya penghitung (computer) banyak membantu dalam pengumpulan dan
analisa statistik dari pengalaman-pengalaman tadi. Dengan sistim pengelolaan dengan
bantuan komputer ini pekerjaan pemeliharaan yang paling tepat dapat diatur.

9.2 Organisasi Pekerjaan Pemeliharaan


Pemeliharaan saluran transmisi memerlukan pengaturan khusus dan organisasi
yang baik karena daerah jangkaunya jauh. Pekerjaannya meliputi tugas patroli, inspeksi,
perbaikan, serta tugas-tugas kantor yang menyangkut pendidikan pekerja, pengawasan
administratip atas peralatan kerja, dsb.
Dulu gardu untuk pekerjaan pemeliharaan ini ada untuk setiap jarak l0 km
sepanjang saluran transmisi; pekerjaan patroli dan inspeksi dilakukan oleh dua orang
yang berkantor di tempat itu. Sebuah kantor seksi mengawasi beberapa gardu; kantor
ini menjadi pusat dari semua kegiatan pemeliharaan, dengan beberapa tenaga teknik
(linemen) yang diperbantukan di situ. Dengan kemajuan teknologi (kendaraan bermo-
tor, telekomunikasi) gardu pemeliharaan hanya ada di tempat-tempat yang terpencil,
pegunungan, dsb. Pekerja-pekerja saluran dipusatkan di kantor-kantor dan melakukan
tugasnya dari kantor-kantor ini dengan bantuan kendaraan-kendaraan bermotor.
Tempat kedudukan dan jumlah pekerja saluran (linemen) ditentukan menurut kebutu-
han dengan mengingat panjang dan jenis saluran serta keadaan geografis setempat;
jumlahnya di setiap kantor seksi berkisar antara beberapa sampai 10 orang. Di negara-
negara maju kemampuan seorang pekerja saluran adalah sekitar 10- l5km. Contoh
organisasi pemeliharaan tertera oada Gbr. 74.
tt4 Bab 9. Perneliharaan Saluran Transmisi

Scksi Pcmcliharaan I
Tcrdiri dari G20 Pckcria Saluran
Mcmba*ahi Sub Scksi'scksi dao
rrcqiadi Pus8t Kcristan Pstroli,
Inspcksi daa Perbaikan-pcrbaikan

SubScksi A
Tcrdiri dari 2 Fckcria Saluran Sub seksi D
yang Mclaksanaken Tuggs
Patroli dan tnspcksi

GDr.74 Contoh Bagsn Orguisrsi D'ims Pemeliharaan.

9.3 Pekerjaan Patroli dan Inspeksi


9.3.1. Pekeriren Patroli
Pekedaan patroli dimaksudkan untuk mencegah terjadinya gangguan dan meme-
lihara keamanan umum, dengan cara menemukan hal-hal yang kurang atau tidak pada
tempatnya pada saluran transmisi. Bila hal-hal ini menyebabkan terjadinya gangguan,
maka dikirimkan regu patroli untuk menemukan gangguannya dalam waktu sesingkat
mungkin.
Berdasarkan tujuannya dikenal berbagai jenis patroli sebagai berikut :
(l) Patroli rutin bertujuan mencegah terjadinya gangguan dengan cara melihat
secara rutin situasi saluran transmisi sepanjang lintasannya (route). Ada tiga
jenis patroli rutin: patroli biasa, patroli tetap dan patroli pencegah. Patroli
biasa bertugas memeriksa semua konstruksi penopang sepanjang saluran, dan
dilakukan sekali dalam sebulan. Patroli tetap dilakukan terutama untuk
memeriksa situasi di tempat-tempat dimana saluran mendekati bangunan'
bangunan di dekat kota, rumah-rumah serta tempat-tempat penyeberangan
yang penting. Tergantung dari [eadaannya, patroli ini dilakukan kadang'
kadang tiga kali seminggu. Patroli pencegah dilakukan untuk musim atau
ma6a tertentu dan bilamana dianggap perlu guna mencegah terjadinya
gangguan, misalnya, musim layangJayang, hujan lebat, angin ribut, topan,
dsb.
(2) Patroli gangguan dikirim bila sudah diketahui terjadinya gangguan, dengan
tugas memeriksa atau mencari tempat terjadinya gangguan.
(3) Pdtroli khusus dilakukan oleh Kepala Dinas/Seksi sekali atau dua kali setahun
guna melihat situasi saluran secara keseluruhan, sehingga iadapat memberikan
petunjuk-petunjuk yang berharga bagi para pekerja saluran.
9.3 tttcrjuu Prtroli dro InsD&i 115

Pckcrjaan patroli dulu dilakukan olch pekcrja-pckcrja saluraa dengan bcrjalan


kaki. Dewasa ini, tcrutama di luar ncgeri, pekcrlran patroli biasa. patroli pcncegah
dan patroli ganggggsn dilakukan dcngan hclikoptcr,guna mcmuaglintan rasionalisasi
dan efrsicnsi pckcdaan pcmcliharaan pada umumaya. Yang dipakai biasanya adalah
helikoptcrjenis kccil yang dapat mcndckati saluran padajarak 20 m dcngaa keccpatan
40 - 50 km/jam. Dcngan bantuan videorecordcr situasi yang ditinjau dapat dipcriksa
kcmbali di kantor untuk dianalisa.

9.3.L Pekerlu Inspelsi

Peralatan saluran transmisi (mcnara, isolator, kawat) dapat dilihat keadaannya


sccara umum olch petugas.petugas patroli. Pckcrjaan inspcksi bertugas memeriksa
peralatan tcrscbut sccara teliti, guna memungkinkan pcrancangan dan pclaksanaan
perbaikannya dalam rangka penccgahan gangguan atau kerusakan yang lebih gawat.
Oleh karena peralatan-peralatan tadi mempunyai bentuk, macam bahan dan fungsi
yang berbcda-beda, maka macam dan cara inspeksinyapun bcrbcda. Oleh karcna umur
dan lingkungan (pengotoran, cuaca) dimana peralatan dipasang berbeda, maka masa
inspeksinya sukar ditetapkan.'Masa inspeksi scperti tertcra pada Tabcl 43 dipakai
scbagai pegangan di luar negeri. Untuk penerapannya di Indonesia perlu dipertimbang-
kan faktor daerah tropis (a.1. kelembaban) terhadap pcralatan.
Inspeksi peralatan yang dilakukan adalah scbagai bcrikut:
(l) Inspeksi konstruksi penopang terdiri dari pemeriksaan mcnara, tiang, pondasi,
dsb. Menara dan tiang baja serta pondasinya harus diperiksa sesudah hujan
lebat. Yang perlu dilihat adalah apakah pembuangan airnya cukup baik dan
apakah tanah urukan ikut hanyut, terutama untuk menara yang tertanam
pada lereng-lereng bukit. Juga perlu diperiksa apakah baut dan murnya hilang
atau longgar, mengingat bahwa alat-alat ini bcrtugas memikul beban mekanis
tertentu.
Tiang kayu perlu dipcriksa apakah masih baik'keadaannya atau tidak.
Demikian pula bagian-bagian kawat penahan (stay-*ire) yang di dekat tanah,
karena bagian-bagian ini mudah rusak (berkarat).

TrDd *l. Conro[ fdrsa Irupclgt

Obyck Inspcksi Bcnda yang Dipcriksr Masa Incpcksi

Mcoare dan Tiaaf Bfie 3-5trhunsctali


Konstruksi Penopang
Tiaog Kayu 2-3tehuosckrli
Isolator IsoLtor yang Ruset 2-3tahunscltali
Pasangan Saluran Pasangan Saluran dan Pcngapit 5-6tahunsckali
Kawat Pcnglnntar
Kcwat Tanah Atas
Kawat Peryhantar dan 5-6tahunsckhli
Batary hlindung
Pcralatan Pclcngkapnya
ftrcdam
Kelon3son3

Lain-lain l-2tahunsekgli
lr6 Bab9. htihr.taea Srlurutraoisi

(2) InsDG&si isolator pcrlu dihh*sn hrlot piringan irolator bcrkurang kekua-
t8nnys olch panag perubahan euhu dan gptaran mckanis. Satu cara memerik-
sanya adalah dcngnn dclihst tcgangan pemuatnya dcngan scla cetus atau
tabung ncon. Cara laia adalah dengan mcngukur tahanan isolasinya. Cara
pertsna dilakutan pada saluran yang bertogaogan (hotJine) dan banyak
dilakuksn di luar ncgeri.

9,4 Pekerlaan Pemeliharaan


9.41. Tulurn rilen Jenis Petertun
fujuan pemeliharaan saluran transmisi adalah agar dimungkinkan penyaluran
ta1gulistrik scara kontinu; tujuan ini dicapai dengan memperbaiki, memulihkan dan
mcnyempurnakan keadaaa pcralatan yang rusak atau terkena gangguan yang diketahui
dari pekerjaan patroli dan inspeksi. Pekerjaan pemeliharaan dapat dilakukan sendiri
oleh perusahaan listrih tctapi, seperti terjadi di luar negeri, dapatjuga diborongkan
kepada kontraktor.
Pekerjaan pemeliharaan terdiri dari pekerjaan pada konstruksi penopang, pada
isolator dan pada kawat saluran. Yang terakhir ini dibagi lagi menjadi pekerjaan waktu
saluran mati (tanpa tegangan, dead-line maintenance) dan waktu saluran bertegangan
(hot-line maintenance). Dalam hal saluran bertegangan perlu diperhatikan ketentuan-
ketentuan pengamanan agar pekerja saluran tidak terkena kejutan listrik.

9.4.2. Pekeriun padr Konstruksi Penoprng


Meskipun menara dan tiang baja digalvanisasikan, tetapi akan berkarat juga
sesudah dipakai bertahun-tahun, terutama bila lingkungan udaranya mengandung gas
asam belerang atau gas khlor. Oleh sebab itu konstruksi penopang dilapisi cat anti
karat.
Pada umumnya baut menjadi longgar sesudah dipasang kira-kira 4-6 tahun;
karenanya sesudah itu baut-baut tadi perlu dikuatkan kembali pasangannya.
Tiang kayu biasanya membusuk atau rusak pada bagian-bagian dekat tanah;
karena itu perlu diberi bahan pengawet kayu, geragai (braces) sebagai penguat, atau
diganti bila perlu.

9"43. Pekerfen pedr lsohtor

Bila isolator roemburuk keadaannya, maka ia harus diganti, baik waktu saluran
bertegangan maupun waktu saluran tanpa tegangan. Tegangan lompatan (flashover)
isolator menurut bila ia kotor (polluted) dan basah, sehingga kemungkinan terhubung-
singkat meningkat. Katena itu isolator yang kotor harus dicuci. Contoh alat pencuci
isolator waktu saluran bertegangan terlihat pada Gbr. 75.

9.4.4. Peleriran pode Krwet Penghenter

Bila kawat penghantar rusak karena busur api, karena getaran mekanis atau karena
karat, maka ia harus diperbaiki dengan kelongsong reparasi (repair sleeves) atau diganti
(tergaatung dari besarnya kerusakan).
9.4 leiunhlibstlaa t17

t. Prlrt Pco8uad rmtuk Betrog Oporui


2. ruskri Opcnsi
3. P.srk Fcmbcrncati OPonri
/t lfckrug Opctr.i
5. Univcrgl Scrgrv
6. Ratrt
7. Pcolsosar Sikrt
8. Roda hrtr
9. Rods BatrnE Pcocken
10. RodsDcbst
ll. Sikat Pcnqrci

Gbr. 75 Ahf Pocrd Inlrtor untuk Selunn Bcrtcgrngrn (Hot Lh.).

9.{.5. Pekerjeu prdr Sduru Bertegrugrn

Dahulu penggantian isolator, perbaikan pada kawat pOnggantian tiang kayu, dsb.
dilakukan sesudah saluran dimatikan tegangannya. Cara ini dianggap mcrugikan,
sehingga sejak dua puluh tahun terakhir ini pekerjaan pcmcliharaan di luar ncgcri dila-
kukan dengan keadaan saluran bertegangan. Di Jepang pekcrjaan scmacam ini dilaku-
kan sejak tahun 1953, waktu teknik operasi saluran-panas dipraktekkan dan pcralatan-
nya digunakan oleh sejumlah perusahaan listrik. Sekarang prakteknya sudah ditcrapkan
pada saluran 275 kV.
Tujuan utama dari pekerjaan pemeliharaan dengan saluran bertegangan adalah
untuk memungkinkan penyaluran dengan mutu yang baik, artinya tanpa interupsi,
atau mengurangi interupsi seminimal mungkin. Ini berarti juga pemberian pclayanan
(service) yang sebaik-baiknya kcpada langganan, pengurangan ketidak-nikmatannya
(inconvenience) bita tidak ada aliran listrik, dsb. Bagi langganan niaga (oommercial)
dan industri pekcrjaan saluran-panas mempunyai manfaat bahwa mereka tidak diku-
rangi effisiensi-kerjanya karena aliran listrik diputus. Hal ini jelas bagi industri-industri
yang banyak'makan-listrik" scpcrti pabrik baja, pabrik kimia, dan bengkel, maupun
yang karena keamanan tcrgantung pada listrik, sepcrti lampu lalu-lintas.
Bagi perusahaan listrik scndiri, manfaat bekerja dengan saluran bertcgangan adalah
tidak adanya rugi-rupiah karcna listrik mati, mengurangi kecelakaan karcna tidak ada
lagi keragu-raguan apakah salurannya mati atau bertegangan, dan meningkatkan
keamanan karena para pekerja tidak perlu terburu-buru menyelcsaikan pekcrjaannya
sebab "waktu-mati" sudah habis.
f)i Jepang, pckcrjaan dengan saluran panas meliputi penggantian piringan isolator
pada gaodcngan isolator; pcnggantian isolator jenis pasak (pin); pemasangan, Ircng-
gantian dan pengecatan pcrcdem (dampen); pcnggantian jepitaa (clamps); penggantian
tiang kayu; dan pcrbaikan pads,k8wat pcngbantar.
118 B8b 9. Pcm3lihdeso Salunn Transmisi

Tadinya peralatan yang digunakan untuk pekerjaan di atas dibuat di Amerika


Scrikat (pcrusahaan A. B. Chance) dan diimpor ke Jepang. Sekarang Jepang dan
negara-negara lain sudah banyak menghasilkannya sendiri.

9.5 Biaye Pekerjaan Pemeliharaan


Biaya pemeliharaan yang langsung (kecuali depresiasi) terdiri dari: ,

(l) Biaya personil, yaitu gaji, upah, tunjangan, dll. dari semua pegawai dan
pekerja di Kantor Dinas, Kantor Seksi, dsb., maupun yang dibayarkan
kepada pihak luar.
(2) Biaya untuk minyak dari berbagai jenis dan keperluan (switchgear, machine)
pemeliharaan.
(3) Biaya barang konsumtip, misalnya kertas, pakaian kerja, bahan bakar, dsb.
(4) Biaya perbaikan, yaitu semua biaya untuk perbaikan, termasuk biaya bahan,
barang, pemasangan, pembuatan, pengangkutan, upah pekerja, biaya perjala-
nan pekerja, dsb.
(5) Biaya sewa, yaitu untuk tanah, gedung, gudang, dsb.
(6) Biaya lain-lain, misalnya untuk asuransi, tilpon, dll.
(1) Pajak-pajak.
Sebagai perbandingan dapat disebutkan di sini bahwa di Jepang bi aya pemeliharaan
menara baja adalah 1,2 - l,8l dari biaya pembangunannya. llntuk tiang kayu ang-
kanya adalah 2-3%. Bila biaya konstruksi saluran rangkap (double-circuit) 275 kV
di Jepang adalah k.l. Rp. 20.000.000 per km, maka biaya pemeliharaannya adalah k.l.
Rp. 300.000 per km setiap tahunnya. Dari jumlah ini kira-kira 80 - 90 /o adalah untuk
personil, biaya perbaikan dan pajak. Contoh biaya di Jepang ditunjukkan dalarn Tabel
44.

Tabel 44. Biaya Pemeliharaan (Langsung) Saluran Transmisi di Jepangr)

Biaya
Pos Catatan
o/
(1000 Rp.)

Pegawai/Pekerja 5.900 23,5


Rupa-rupa 300 1,5
Bahan I(onsumtip 1.100 4,4 Keterangan tentang Saluran:
Perbaikan 6.400 25,5 Jarak : 80 km
Sewa 1.300 5,2 Tegangan :275kY
Iain-lain 900 3,6 Jumlah Saluran : 2
Pajak-pajak 9.200 36,6 Tanpa Gardu

Jumlah 25.100 100,0

t) Pada waklu perhitungan dibuat, nilai kira-kira I Yen : I Rupiah

9.6 Penemu Gangguan

9.6.1. Tujuan dan Slfat

Eila gangguan pada saluran transmisi dapat diperkirakan, maka waktu pattol.
dapat dikurangi dan perbaikan dapat segera dilakukan. Kebanyakan gangguan dise'
babkan karena hubung-singkat. Bila salurannya dibuka oleh pemutus beban, maka
9.6 Fcnemu Gaoggrran 119

isolasi saluran kcmbali seperti semula, schingga tempat gangguan tidak mudah dite-
mukan. Olch sebab itu, penemu gangguan (fault locator) perlu memiliki sifat-sifat
berikut:

Trbcl .|(l. Pcncnu Cuggurn

Pcagaruh
Jcnis Sistim Uraian tcntory Sirtim
Cerr Crrr Saluran
Mcnghitu"g Stlrt
C.bcD8
Cerricr rcngirim yaag mulai Fooghituog Suris T* Bcr-
atau bckerja karena urja pcD8aruh
Gclombeng San33urn dipasaog pidg
Ultri ujunf reluran. ,tn8ta
B Rodck w8lilu rntar8 tcrjedinfa
rurja frafguan dan
pcodrlman isyarat diu-
kur pada ujuag
ralunn yaoS lain
Pengiriman Pcodriman kdut DC Oaitogrtp Rclc nngaruh
Kcjut etsu AC drri titik ukur rtau Dihilsngksn
den meryukur dcngan Bcnjhitung krrena
c oeilograp (aiau ncnguturan
penghitung) waktu Difiercnsial
kcmbalinya kejut dari
pantulan titik
88488uan

Pcngiriman Scperti Jenis C tctopi Osilograp Rclc Dapat


F Kejut pcngiriman kcjut atau Dibcdakan
Bcrulang bcrulang-ulang Penghitung

(l) Selama gangguan ada (tidak hilang), penemu harus dapat mencari tempat
' gangguan itu terjadi.
(2) Penemu tidak boleh dipengaruhi oleh berisik (noises) yang berasal dari
gangguan tadi.
(3) Penemu harus dapat mencari gangguan dalam jarak 100 - 200 km dengan
kesalahan kurang dari 0,5 km.
(4)Perawatan dan inspeksinya harus scderhana dan keandalannya tinggi.
Bebcrapajenis penemu yang dipakai di Jepang akan diuraikan lebih lanjut; periksa
Tabel 45.t)

9.6.L Penemu Grrygurn Jenis B


Pencmu ini bekerja karena ada surja yang datang dari gangguan. Dalam Gbr. 76,
bila tcrjadi gangguan pada titik F, maka gelombangaya merambat melalui saluran
ke jurusan A dan B. Surja (surge) yang datang di A atan ditcrima oleh penerima surja,
yang menyebabkan rangkaian monitor penghambat (delay monitorcircuit) mcngirimkan
gelombang pcmbawa (carricr) melalui pcmancar gclombang tadi ke saluran transmisi.
Di titik B, bila surja gang'uan datang dao ditcrima oleh pcnerima surja, maka
penghitung (couater) akan mulai menghitung waktu; ia bcrhenti menghitung waktu
scsudah gclombang peEbawa (carrier) dari A datang. Dcngan demikian maka lokasi
120 Bab 9. Perneliharaan Saluran Transmisi

Gulungan Pencegah
(Blocking Coil)

A=J

Penerima
Penerima
Penerima Gelombang
Penerima
fGelombang Surja Pembawa
Surja lPembawa

Rangkaian Monitor Penghambat Penghrlung

Gbr.76 Prinsip Kerja Penemu Gangguan .lenis B.

gangguan dapat ditemukan, 1'aitu dengan menghitung


,TU
lo: ( l 85.)
7
dimana 7, : jarak dari tempat gangguan sampai tttik A
ln: waktu yang dicatat oleh penghitung
o : kecepatan rambatan gelombang gangguan
Cara ini tidak dipengaruhi oleh gangguan-gangguan yang disebabkan oleh pan-
tulan-pantulan dari cabang-cabang pada saluran transmisi, dan karenanya tepat sekali
untuk penerapan pada saluran yang banyak cabangnya. Dewasa ini gelombang mikro
digunakan sebagai ganti gelombang pembawa saluran tenaga (PLC wave).

Gulungan Choke

Kapasitor Kopling

Pengirim
Kejut
Penguat Penyama
Rclc
Pencatat Penguat Penerima
Gangguan

OsilograP Braun

GW.77 Prinsip Keria Penemu Ganggusn Jenls C.


9.7 Refcrensi rzl
9.5.3. Penemu Genggurn Jenis C

Pada cara ini, bila terjadi gangguan pada saluran transmisi, misalnya pada titik F,
Gbr. 77, maka sebuah rele pencatat gangguan (fault locating relay) menggerakkan dua
alat yang menyebabkan (a) dikirimkannya tegangan kejut (pulse) dengan puncak l0 kV
melalui sebuah kapasitor kopling (coupling capacitor), dan (b) dimulainya sebuah
osilograph Braun. Jarak sampai ke titik F dihitung dari waktu dikirimkannya tegangan
kejut sampai diterimanya kembali pantulannya; waktu ini dibaca pada osilograph,

,To
lr: (186)
T Kapasitor
dimaaa I: waktu yang terbaca pada osi- Rclc Pcncatat
lograph Gaogguan
u: kccepatan rambatan tega-
ngan kejut

Cara ini sulit diterapkan untuk gang-


Osilo8rap Braun Ferogu&t Pcocrima
guan-gaogguan yang ada di belakang
scsuatu titik pantulan. Gbr.7E Prlnstp Kerie Pmu CllSgrra
Jcofu F.
9.6.4 Peoenu Gugguru Jenis F
Prinsip penemu jenis F ini sama dengan jenis C. Bedanya adalah bahwa pada jenis
F tegangan kejutnya lebih kecil (l - 5 kU dan dikirimkan berulang-ulang; periksa Gbr.
78. Cara ini relatip tidak terpengaruh oleh berisik (noises), dan peralatannya lebih murah
dan sederhana.

9.7 Referensi

Di dalam Bab ini digunakan referensi terhadap karya-karya sebagai berikut:


l) *Transmission", Handbook of Electrical Engineering,Institute of Electrical Engi-
aeers of Japan, 1967, hal. 1215.
BAB 10. TETEKOMUI\IKASI UNTUK
INDUSTRI TENAGA LISTRIK

10.1 Kelasifikasi
Yang termasuk dalam telekomunikasi untuk industri tenaga listrik adalah scmua
fasilitas telekomunikasi yang dipedukan dalam pengelolaan perusahaan tenaga listrik'
diantaranya yang menyangkut penyedigan dan kebutuhan, opcrasi, pengamanan dan
pemeliharaan. Jaringan tclekomunikasi ini mcrupakan sistim syaraf dalam pengelolaan
perusahaan. Makin maju perusahaannya makin penting adanya fasilitas yang dapat
diandalkan dan komunikasi yaug ospat. Sistim telekomunikasi ini dapat dibagi menjadi
komunikasi untuk pembagian beban (load-dirpatching), untuk pemcliharaan dan
untuk keperluan-keperluan administratip.

10.1.1. Komunikasi untuk Pembrgian Beban


Komunikasi untuk pembagian beban digunakan untuk memungkinkan pembagian
beban secara cepat dan tidak terganggrr. Oleh karena pentinpya tclekomunikasi untuk
tugas ini, maka sistimnya tidak boleh digunakan bemama dcngan keperluan lain.
Malahan, perlu diadakan pula sistim cadangan. Dalam kcadaan gangguan pada sistim
tenaga, bencana alam etau bencana-bencana lainnya, sistim telekomunikasi harus
tetap dapat bekerja *engan sempurna.
Fasilitas telekomunikasi yang sesuai untuk pembagian beban adalah komunikasi
radio, telekomunikasi lewat pembawa PLC, dsb.

10.1.2. Komunikasi untuk Pemelihrnen


Komunikasi untuk pemeliharaan dimaksudkan guna komunikasi antara pusst
listrik (power station), gardu (substation), saluran transmisi, saluran distribusi' dll.
Untuk itu biasanya digunakan telekomunikasi dengan kawat bagi sistim tenaga yang
kecil scrta tclekomunikasi dengan radio atau dengan pembawa saluran tcnaga (PLC)
bagi sistim tenaga yang bcsar. Komunikasi radio mobil sangat berguna dalam peme-
liharaan saluran transmisi.

fO.rc. Kommllnsi untuh Keperlurn Adminisfrrtip


Komunikasi untuk keperluan administratip digrnakan dalam perhubungan antara
kantor pusat, kantor daerah dan kantor cabang. Sering kali saluran komunikasi untut
pemeliharaan digunakan juga untuk keperluan administratip. Kadang-kadang yang
dipakai untuk keperluan terakhir ini adalah saluran komunikasi cadangan 1lttna
tugas-tugas tcrsebut terdahulu.

10.1.4. Jenls Frsilitas


Jenis-jenis fasilitas tclckomunikasi untuk industri hnaga listrik dapat dilihat pada
Tabcl 46.
124 Bab 10. Tclckomunikasi untuk Industri Tenaga Listrik

66
ca

AE
oo

E
E}E}

E$o E$a
E E

fE sE
Eq IE sE
E9 sH 9
-q E +^ F

A EE A EE
d r.!r llo i uiN'
E^*E
----r--- liE
s,5E
rrl ---T--- ;=sc
---T--
,jt I rl :=' I
rI a;ot^ Etr II ^
c E
I

: a'E,E 6e I
l

E &E.
6 d.-- d d I d
0 l!

5 Esx r E
<da

E EE
6! E oF ! ES & =
I
I

o0 OJ

5EE;;BIFiiIi
6l I trd (n
F
G)
^oo ll l(
J(d
,>r
6 d
E
,
c
glH g: =s
g Ei:E E Eq
co tr F
e
e vtr |

g
=;i tq
o
E EE.5 Eg E PS SE fl ZF o

o
6l
llrttrll
lltt + F

il
lllt
ltlt
I

xo!) rlle
tlts
I
I
I

l^*t
H t
I

II aS *E
I
c) .N
F ^
I
I

i B.E d^
6 .r2
ES >a
:E i .I?EE
al
(!
3 eX
6 N
6l
9E d-
Tr
0 Ig s E=- E? j ;1
9a
trcl
()
a
= D
E
=
rl
E3 a3
8r =S
8
t
J?
o.-
o9
.c

\o
llr
!t
t l"l
d
t- SI
tr in_
2V t
iEB
Eb.o
2EF
Ttr
a
tr
5;.9 63h^ 5^
tri t3=q n
PE PEEd Pi
-lcl
et

at
aB
l::
c-o
,H
65v
r 6,-
i6rt .2
a'9
F J ',:i
10.3 Komunikasi dengan Pembawa Saluran Tenaga 125

10.2 Komunikasi dengan Kawat


10.2.1. Saluran Telekomunikasi
Komunikasi dengan menggunakan kawat tidak sesuai untuk pemakaian pada
rangkaian yang penting atau yang jaraknya jauh, karena pengaruh yang besar dari
angin ribut, taufan, banjir, interferensi dari saluran ter,aga, dsb. terhadap kawat komu-
nikasi ini. Meskipun demikian, komunikasi jenis ini masih dipakai pada jarak pendek
'karena pertimbangan
ekonomis. Komunikasi dengan kabel dipakai karena stabilitasnya
lebih terjamin dibandingkan dengan komunikasi lewat saluran udara. Kerugiannya
adalah bahwa komunikasi dengan kabel lebih ma.hal dan lebih menyulitkan apabila
terjadi kerusakan.
Saluran udara dapat dipasang pada tiang-tiang yang khusus diperuntukkan baginya
dan dapat pula dipasang pada tiang-tiang yang juga dipakai untuk keperluan lain,
misalnya tiang distribusi. Yang terakhir ini tentu saja lebih murah. Saluran telpon yang
dipasang pada tiang saluran tenaga biasanya kabel, karena karakteristik listriknya
lebih baik, lagi pula lebih kuat. Beberapa keterangan mengenai kabel telekomunikasi
tertera pada Tabel 47.1)

10.2.2. Sistim Transmisi


Komunikasi dengan kawat terdiri dari dua sistrm, yakni sistim transmisi suara
dan sistim transmisi pembawa. Yang pertama menyalurkan arus untuk komunikasi
sesuai dengan frekwensi suara, sedang yang kedua menyalurkannya sesudah merubah
irekwensi suara menjadi frekwensi gelombang-pembawa. Biasanya daerah frekwensi
untuk komunikasi pernbawa adalah 3 - 60 kHz dengan jumlah saluran bicara l-3.
Untuk komunikasi pembawa dapat dipakai saluran udara maupun kabel. Namun
dalam industri tenaga listrik komunikasi dengan pembawa PLC dan komunikasi radio
lebih digemari.

10.3 Komunikasi dengan Pembawa Saluran Tenaga


Telekomunikasi dengan pembawa saluran tenaga (power line carrier, disingkat
PLC) adalah komunikasi dimana arus pembawa (carrier current) ditumpukkan (super-
posed) pada saluran transmisi tenaga, sehingga saluran tenaga ini menjadi rangkaian
transmisi frekwensi tinggi. Jangkau frekwensinya berbeda untuk setiap negara, namun
kebesarannya kira-kira berkisar antara beberapa puluh sampai 500 kHz.
Untuk memungkinkan komunikasi dengan cara ini secara effisien, yaitu dimana
karakteristik penyaluran isyarat lewat pembawa digabungkan dengan karakteristik
penyaluran tenaga pada tegangan tinggi, diperlukan peralatan pengait (line coupling
equipment).

10.3.1. Peralatan Pengait


Sistim pengaitan (coupling system) diklasifikasikan menurut pengaitan induktip
dan pengaitan kapasitip. Karena jebakan saluran (line trap) merupakan impedansi
tinggi terhadap frekwensi pembawa, maka jebakan ini diserikan dengan saluran trans-
misi tenaga guna memperbaiki karakteristik penyaluran gelombang-gelombang pem-
bawa. Pengaitan induktip lewat udara menggunakan penghantar yang dipasang
126 Bab 10. Telekomunikasi untuk Industri Tenaga Listrik

ini dipakai untuk me-


sejajar dan dongan jarak tertentu dari saluran transmisi; sistim
ngaitkan peralatan PLC dengan saluran transmisi pada frekwensi tinggi. Sistim ini
sekarang jarang digunakan.
Ada dua jenis pengaitan dengan kapasitor. Yang pertama adalah sistim pengaitan
dengan kapasitor jenis penala (tuning type), dimana rangkaian penala (termasuk kapa-
sitor pengait) dikaitkan s@ara seri dengan saluran transmisi. Macam yang kedua adalah
sistim pengaitan dengan kapasitor jenis penyaring (filter), dimana pengaitan peralatan

TrDel 47. Ikrelrteristik dar Struktur Kabel Telekomunikssi

(a) Karakteristtk Listik

Hal Karakteristik

Tahanan Isolasi Di atas 10.000 MO/km

Tahanan Penghantar Di bawah 20,7 O/km (femperatur 20'C)


Antara Penghantar AC 3.000 V untuk I menit
Tegangan Dalam dan Luar
IGtahanan
(Withstand) Antara Penghantar AC 6.000 V untuk I menit
Luar dan Kulit Luar

Impedansi Karakteristik Antarazs+fO

Attenuasi Di bawah 3.7 dB/km

Tahanan Penghantar Di bawah 29.0 O/km

Tahanan Isolasi Di atas 10.000 MQ/km


Kapasitansi Elektrostatik Di bawah 50 mpF/km

Antara Penghantar AC 2.000 V untuk I menit

Antara Penghantar dan AC 4.000 V untuk I menit


Tanah (tanpa Perisaian)

Tegangan Antara Penghantar AC 2.000 V untuk I menit


Ketahanan dan Perisai
(Withstand)
Antara Perisai dan AC 4.000 Y untuk I menit
Tanah

Antara Kawat AC 1.000 V untuk I menit


Penolong dan Tamh

I KHz 450 (Standar)


Impedansi
Karakteristik l0 KHz 150 (Standar)
(o)
30KTIZ 130 (Standar)

lKtlz 0,75 (Standar)


Attenuasi
(dB/km)
r0KHz 1,7 (Standar)

30 KHz 2,2 (Standar)


10.3 Komunikasi dcngan Pembawa Saluran Tcnaga t27

(D) Struktur Kabel PYC

Diameter Luar Tebal Isolasi Tcbal Vioyl Diamter Bcrat


Jumlah
Pasanga.n
lari Penghantar Polyethylene sheath Luar Kira-kira
(mm) (mm) (mm) (mm) kg/km
5 0,9 0,5 2,O t4 2A
l0 0,9 0,5 2,0 l8 335
15 0,9 0,5 2,0 20 455
20 0,9 0,5 2rl 23 570
30 0,9 0,5 213 27 820
50 0,9 0,5 2,5 34 t.D0

(c) Struktur Kabel Koaksial Frekwewi Tinggi untuk pembawa (pLC)

Hal Standar

Materid Soft copper berlilit


Penghantar Dalam
Diameter Luar Kira-kira 1.2 mm (7/0,4 mm)

Material Polyethylene (fillcd type)

Isolasi Tebal Kira-kira 3 mm


Dianreter Luar Standar 7,3 mm
Penghantar Luar Material Soft copper wire braid

Tebal Standar 2,5 mm


Sarung Vinyl (sheath)
Diameter Luar Standar 13,2 mm
Maksimum 14mm
Berat Kira-kira 220 ks/km

,I ;,-;:-rl
L--,J -
I
rI ilI L*"-f--lii
I

I l---- I

I L_____
r

l
(r) Iffahr Ptrrhn paji (c) Dhatr nrff.hr lVld+B[l Tyx Lhc Tnr

c{lroo,rro I
I KG Frnhtrn LFC
Kanns:
C. .. Krp.dtor hnrti((CouplinS Crfritor)
i!-nlnt jrccocrl lLr
iPcnirit pclindmi
lneacr
CF. .. Pm}|fina Pafrit (Couplila Fllt r)
LT . . . Jcb.tm Srluntr (Ljrr Tnp)
i i
l5 ... Pcmiuh
cct 6(Do:75o i
128 Bab 10. Telekomunikasi untuk I idustri Tcnagt Listrit
PLC dengan saluran dilakukan melalui
penyaring pengait dan kapasitor pengait.
Sistim kedua ini sekarang banyak dipakai;
periksa Gbr. 79.
Kapasitor pengait memisahkan salu-
ran transmisi dari peralatan PLC dan ber-
sama penyaring pengait merupakan jari-
ngan empat-kutub yang meneruskan
frekwensi tinggi. Yang dipakai biasanya
adalah kapasitor kertas terisi minyak
seperti terlihat pada Gbr. 80, dengan kapa-
sitansi elektrostatis 0,001 - 0,002 pF.
Sebagai penyaring dipakai "band-pass
filter" Rangkaiannya dari jenis trafo
seperti terlihat pada Gbr. 79 (b). Ruginya
dalam daerah frekwensi yang diteruskan
(passing band) I - 1,5 dB ke bawah.
Jebakan saluran terdiri dari kumparan &
w
utama yang meneruskan frekwensi niaga,
alat penala yang memberikan impedansi
frekwensi tinggi yang dikehendaki serta
arester yang melindungi peralatan. Contoh Gbr. 80 Peralatan Pengait (Coupline
rangkaiannya dapat dilihat pada Gbr. 79 Equipment) dalam Gardu. A:
dan Gbr. 80. Induktansi kumparan utama- Jebakan Saluran (Line Trap)
B: Kapasitor Pengait (Coupl-
nya kira-kira 0,1 - I mH, sedang impe- ing Capocitor) C: Penyarlng
dansi frekwensi tingginya mempunyai Pengait (Coupling Filter)
tahanan effektif kira-kira 400 - 600 O.

10.3.2. Rengleien Transmisi


Ada 4 sistim rangkaian transmisi PLC, yaitu seperti tertera pada Gbr. 81. Untuk
ke-empat sistim ini karakteristik transmisinya berbeda. Impedansi frekwensi tinggi
dari saluran transmisi berubah menurut komposisi rangkaian dan konstruksi saluran-
nya. Namun harga-harga berikut ini dapat dipakai sebagai patokan:
Untuk pengaitan fasa-tanah Z:4A0d2
Untuk pengaitan antar-fasa Z:600(2
Attenuasi frekwensi tinggi dari saluran transmisi Io dinyatakan oleh rumus beri-
kut:2)
:
Lo doll + 2L" + Z" (dB) (187)

dimana do : konstanta attenuasi untuk pengaitan antar-fasa (dB/km); berubah menu-


rut konstruksi saluran transmisi; contoh untuk saluran yang umum
tertera pada Gbr. 82.
/,: panjang saluran transmisi (km)
Z": atenuasi peralatan pengait per gardu (dB); biasanya diambil 2,5dB
(termasuk rugi dijebakan saluran)
10.4 Komunikasi Radio t29

LT

cc cc
LT .r--ffi",
Jlrn-
"'H **cc c
TR TR
tr--,T*
U rR LJrn

(a) Pengaitan Fasa-ke-Tanah (c) Pcngaitan Antar-Fasa

Ir-1T'
L-.1 rn
r;[ cc
"TR

(b) Pengaitan Dua-Fasa-Ke-Tanah (d) Pengaitan Antar-Rangkaian


Keterangan:
LT . . . Jebakan Saluran (Line TraP)
CC. .. Kapasitor Pengait Coupling Capacitor)
TR. .. Pcralatan Pembawa @LC)

Gbr. tl Sistim Rangkeien Transmisi dengen Pembowa (PLC).

Z : ruSi tambahan dalam


hal pengaitan fasa-tanah
(dB); biasanya diambil 0,11
5 dB. ?
c1
E 0,t2
10.3.3. Perelaten PLC
!
,ffiB
0,10
Peralatan PLC yang dipakai bia- fl
sanya adalah jenis satu-saluran danjenis a
0,wt
t
tiga saluran (3rhannel). Contoh spesi- I

fikasinya dapat dilihat pada Tabel 48. !


I
0,u

0,02

10.{ Komunikasi Radio o r--J-


IN $o xn 2$ tn 350

Telckomunikasi dcngan pcsawat Br*rd(ll{r)


radio banyak juga dipakai dalam industri
tenaga listrik seperti tcrlihat pada Tabcl
Gtr. t2 Cffi Kdnir A$cooul
$lrrn TrrmH.
46. Pcnggunaannya kclihatantrya tctap
130 B8b lO. Tclclcomnnikasi uutuk Indurtri Tenaga Listrik

tl
o e E N t!
o
c o N o (n
d e Ja
E
ah
>| EP
(JF
J( o U ,c
9 xo t\ cf d ,a E d ao
tr s-.; + ! la q,
dl Eg
v)i
I E () o
6l

v)a 3E \o
o N 6l t o '
ts
o
(A
E a
6 lJr

o
t E
l) N JI o
(,
(h
c
6t u. U JI o- Q E
U Q o o
r(
t)
(rl I
d
E r\ n trtr E
tr
q!
(l fi, ao
U
d ra*
th
.Aa I E E U B
o )
an

(nn=. cl $ A 6 E
* d
ah
c.f al
oo
(n
c ct q.
iB
Eo
tr N a E
o
!l o
=. q,
() 7
cc E lq Et
E
a
l) N & E ,!,
o a
c
d x o
t o
N
rt
o
a
Itr
cl)
x
o N
J'
t
N
o
+
.d
a
! d oE JI I 6
E
tr
ta
E
s,
(J
B
s,

E
E
a
cl ad t d 6l !
F
a o
N
o
v)
v? !t
ea) a N
IL
A
c
t
E N g
a) o s
A c E
o cax
c6l N .la o
D
c a x o o uS
& o o l 2 =O
od
7 o-
xq) N E o ql
GI E
N + trl d
o t B=
0 G

ot
J(
nt EB I

st
cd
\o U o
a
cl
u)
a6 N N
Gl o
$EE
o (h
l& FN
o
U

tO
tto6
tr !
tr
tr

ol I .d
Fq
x
tr
o
=.d

.l q 0a cn
ctl
3
o
o
a. F
o {.u ,it
a qt
d
o
o
i- C.
t
:*
,3!
cl
Ji
o
q tr EA
G, IL ql a JI d
E E ('
lr
.E
I
cn
d
6fl J
>
o
a a k r.l
o e 6l

l '6
.E cd
z
(6
io
CI
o
to
7
cl
,E

cqt
i
d
to
6l
60
d
E
{)
F c
ll

t_
td
c
d
o6' !
tlr 6l
F
co
F c
.d
E
!
e
t-
Ili
l.E
.E
E E
, d
l.
.E
G,
J( 3 &d
c! e!
(,
a

tE o0
o0 GI
=r! d E
U'
o
t) ,o act A
tr
a
.E
t- v1
o
I U
d
10.4 Komrmikasi Radio r3l

E A a)
EI
EI
d 6l t o a)

3Ei
GI
E o N o (A
!t >l
N F. 8 E'
o o !
o (,
o
5(l
o
N a
o
B
o
o t1)
I a
ql
xo C) d ql
E
F
3E
g
trl
E
o\
q
a I .!o
' ts
a
d
I
o
ql
tr
o
A IL CA o at


E
5b
EB,
.)r
o7 f '6
6
qi
>
ao ^E
-=o o
tr a,EB ,. \o
i;A al El
u4,
E
6l a<o $
lL
EE Bg
tt l)v,E
I
Xe
!(,
tr
N A
!-E .c c)
d lq o
E
o
sigg i! Gt
(.) la (a
It
l<
o
o
!t
N
de
eE o E
o
as
tr
E
cl
x
o
oi
t
ot
d

o
a
(,
d
rh
(,
o
4ql a d
6 B'I ' U E

& El$ss \E}


I
A
qi
IL atA t.l
I

n ao
6l
rt 9il
CI
tr x
o
'4tr -9
!t (d:= .s, 5 tq o U ,cl IEc
;< ex 5 oS Bi
g)
th.= E
L N
.E
cl) IL 6 dt
0
d
.it
(E 66
x
o'= o -9
EEEe 8=
! a
ot
tr
(, 3S a O ql
6
E
A;A ?{ dE.IB ;B tsF
E qt 'ql
E N v)
Eo N

E (n
o
(J o
st
-tr
tsc
,n) o
,ta tr
E H
(l
o\
!
b0
tr
(| tr< (\l
o
U)

E Fr () 3 E
JT tr o sl o
o s, IA
cl t4
a o9 B (n
d
li ot
d Ei g la a , E8 d
E
t, a
i58{ E,
a
d
tlr da I o
u2

trd a x
9tr o
o
5'aE o o
6l a) (,
.d odE o
tN k
o
nl{ o\
I

U E
>r
U
(h
t
d \o o
o o o o
:o dt
E.d
qtr tr
E
d
xo .ct
s,
d
4
d
o
\o u1
-E aE
t)dE
6
E
A d
d
h U
d a
c
e,!( \o
I
a tli a6 I

n o
U)

! A(
o 'E
d
ttl 2
o 2.e
!.n 6
c,
;I
d o <() E
dl ql d
o0
a) E
at a d
o
o d
a E
o
o
co
sl E
o
F. {2 n' tr F
E cl I{ A cqt
o
'r,
a
o .dO
=(l
E *cl
6t
3
E
r!
a)
6 o a E6 o d
c 0 C') a t< U
tT2 Bab lO. Telckomunikasi untuk Industri Tenaga Listrik

akan mcmegang peranan penting, terutama karena keunggulannya dalam keadaan ben-
cana alam (angin topan, banjir) dibandingkan dengan komunikasi melalui kawat. Speci'
fikasinya bcrubah dengan frokwensi kerja yang digunakan, yaitu frekwensi tinggi sekali
OHn kc ates. Contoh spesifikasi peralatan komunikasi radio tertera pada Tabel 49.

(b) Peralatan Redio 150 MIlz Brnd


VHF untuk Stasion Mobil.

(r) P.rd,rr.! Rrdio 60/150 MHz Band

VHF untuk Sts3ion Tctsp dan


Strsion Pangkrlan. (d) Peralatan Radio 7000
MHz Band All Solid
State Microwave
RePeater.

(c) Pcralatan Radio t50 MI{z Band


VHF untuk Stasion Jinjingalr.

Gbr. t3 CmtohPereletan Radio.


10.4 Komunikasi Radio 133

10.4.1. f,omunlkasl VHf,'


Frekwensi yang paling sering dipakai adalah antara 40-70 MHz dan 150- 160
Hz. Pancaran gelombang radio VHF (30 - 300 MHz)r) merupakan pancaran dengan
gelombang langsung (direct wave), gelombang pantulan (reffected wave) dalam jarak
yang masih dapat dilihat (within line-of-sight distance), dan gelombang lenturan (dif-
fracted wave) di luar jarak yang dapat dilihat (beyond line-of-sight distance). Karena
jarang ada pancaran ionosfir untuk gelombang pendek, maka komunikasi ini tidak
dapat dipakai untuk jarak jauh. Namun, sering kekuatan medan gelombang lenturan
besar sekali, misalnya bila jalan pancaran itu dipotong oleh gunung yang terjal. Dalam
hal demikian, komunikasinya dimungkinkan untuk jarak jauh, yaitu kira-kira 100 km
di luarjarak yang dapat di lihat.
Komunikasi radio VHF dari stasion ke stasion digunakan untuk kepentingan
lokal dengan I - 6 saluran (CH). Contoh pemancar, penerima dan antena radio terlihat
pada Gbr. 83 dan Gbr. 84.

Kin{dtt Kin-kin
I
l1
-_l... 1t

(d) 3-Element Yagi Antcnna


(a) Whip Antenna

I
f--
7l'
ll I
Parabolic Reflctor

,rt RrdLtor

Rcdetor
(b) Brown Antenna
(c) Triple Skirt Antenna (fl Dipole Antenna dengan
Corner Reflector

Gbr. t4 ContohAnteone"

Telekomunikasi radio mobil YHF sangat penting artinya bagi perusahaan listrik
terutama dalam pemeliharaan saluran transmisi dan distribusi. Untuk pekerjaan tadi
ada tiga jeais stasion. Yang perfama adalah stasion jinjingan (portable station) yang
lY Bab 10. Telckmunikasi untuk Industri Tenaga Listrik

dapat dibawa oleh seorang pekerja, yang kedua yang dipasang dalam kendaraan
lmbbite station) dan yang ketiga adalah stasion pangkalan (base) yang dipakai di kantor
(gardu) seksi pemeliharaan guna komunikasi dengan stasion jinjingan dan stasion mobil
tadi. Sistim komunikasinya biasanya simplek (simplex, atau press-to-talk), dimana
pembicaraan dilakukan bergantian.
Kadang-kadang stasion pangkalan dipasang di tempat yang paling tinggi (tidak
di kantor seksi) untuk memungkinkan komunikasi dengan jarak pancaran yang lebih
jauh. Station pangkalan di tempat yang tertinggi ini biasanya tidak berawak. Contoh
komunikasi raclio untuk pemeliharaan tertera pada Gbr. 85.
Streioo Mobil

Snrio Prn:Lrlrn
-l-\
f,lJ,
x
lrl /
\
Gudu ReleYangTidek Diiag

Stesion Mobil Keterangan :

T,.,PemencarRadioVHF
\. . . Pererima Rrdio VHF
PLC. . . Pereletan Telpon PLC

f@' . .Peraleten Pengait (Coupting)


fr' fz,, , Frekwensi

Control Box

Xntor Dius Peme[harean Srluran Tmnsmiai

Gbr. E5 Contoh Sistim Komunikasi Radio Mobil untuk Pemeliharaan Saluran.

10.4,2. Komunikasi Gelombang Mikro


Jangkau frekwensi untuk komunikasi dengan gelombang mikro (microwave)
adalah 300 - 3000 MHz (dinamakan ultra-high frequency, disingkat UHF) dan 3000 -
30000 MHz (dinamakan super-high frequency, disingkat SHF;.e' Frekwensi UHF ke
atas dinamakan gelombang mikro, meskipun ada juga yang menggunakan batas 1000
MHz. Frekwensi yang biasanya digunakan oleh perusahaan listrik adalah frekwensi
sekitar (band) 400 MHz, 2000 MHz dan 7000 MHz.
Spesifikasi peralatan yang digunakan untuk komunikasi radio pada frekwensi
sekitar 400 MHz terlihat pada Tabel 49. Pancaran gelombangnya terbatas pada jarak
yang dapat dilihat, yaitu untuk komunikasi antara stasion dengan rangkaian komuni-
kasi multiplek di bawah 24 saluran (CH). Akhir-akhir ini, sistim ini banyak dipakai
guna komunikasi radio mobil untuk pemeliharaan saluran tenaga di sekitar kota
(suburb). Cara kerjanya sama dengan komunikasi VHF.
Telekomunikasi dengan gelombang mikro digunakan untuk saluran-saluran
komunikasi yang terpenting yang memerlukan saluran bicara banyak. Dalam hal demi-
kian, biaya pembangunan untuk setiap saluran bicara paling murah dibandingkan
10.4 Komuitasi Radio 135

.dcagsa mctode komuoikasi yang lain. Kcuntuagan yang lain adalah bahwa bcrisiknya
scdikit, mutu auaranya baik dan keandalaanya tiaggi.
Dib.ldingkan dcngan komunikasi PLC, komunikasi gelombang mikro lebih
6!nh, karcna harga kapasitor pcngait dan jcbakan saluran pada komunikasi PLC
E brl. Kecusli itu, untuk PLC dibutuhkan peralatan yang penguatannya besar karena
bcsarnya tctarryan berisik korona terutama pada tcgangan tinggi sekali. Oleh karena
itrt, bila saluran bicaranya enam atau lcbih, komunikasi gelombang mikro lebih ekono-
mis dan lebih stabil.
Gclombang mikro dipancarkan menurut garis lurus (seperti cahaya). Oleh karena
itu pancaran gelombang mikro tcrbatas pada pancaran gelombang langsung dalam
batas jarak yang dapat dilihat (kecuali pancaran gelombang tcrpencar di troposfir).
Ini berati, bahwa rugi pancaran (propagation loss) antara titik pancaran dan titik
pcncrima berubah-ubah tcrgantung dari refraksi di udara (yang merupakan fungsi
dari suhu di tanah, tctaaan udara, telcmbaban, kcdudukan geografis) serta pengaruh
gelombang pantulan Geflcctcd). Fluktuasi iui dinamakan gejala menchilang (fading).
Makin jauh jarak pancaran gclombang radio dan makin tinggi frekwensinya, makin
bcsar gcjala menghilanpya.
Di angkasa bcbas (frcc space) dimana pengaruh apapun terhadap pancaran gelom-
bang tidak ada, nilai rata-rata dari rugi pancaran radio antara dua titik dinyatakan oleh
tumus:.)

ll : l0logro(4ttdl7). (dB) (188)


dimana I : ru8r pancarso angkasa bebas (dB)
1: panjaog gelombang (m)
d: jarak antara titik pancaran dan titik penerima (m)
Dalam pembaagunan rangkaian gelombang mikro, stasion radionya harus diletakkan
di tempat dirnana gejala menghilang tidak akan banyak terjadi. Rangkaian itu juga
harus direncanakan dengan memperhitungkan terjadinya nrgi-pancaran karena gejala
menghilang tadi.
Sebagai antena gelombang mikro diguaakan lensa elektromapetik, antena reflektor
tanduk atau antena parabolis. Karena pertimbangan ekonomis antena yang terakhir
banyak dipakai oleh perusahaan-perusahaan listrik. Setiap antena ini dapat disesuaikan
(matched) dengan kearahan (directivity) yang teliti dan perolehan daya (power gain)
yang tinggi. Ciri telekomunikasi gelombang mikro dimungkinkan oleh mutu antena ini.
Seperti terlihat pada Gbr. 84 antena parabolis (parabolic antenna) terdiri dari reflektor
parabolis dan radiator primer yang meradiasikan gelombang-gelombang ke reflektor.
Gelombang-gelombang radio yang direfleksikan kemudian dipancarkan ke depan dengan
arah yang tepat. Perolehan di depan antena dinyatakan oleh persamaan:5)
: G l0 logro {@Dl 7),9,J (dB) (l8e)
dimana 6: perolehan (gain) mutlak (dB)
p: garis tengah permukaan (celah) artena (m); biasanya 2 - 3 m
I: panjang gelombang (m)
g, : koeffisien perolehan (biasanya 0,5 - 0,65)

Sebagai saluran penghubung (feeder line) biasanya dipakai kabel koaksial untuk
frekwensi sekitar 2000 MHz, sgdang penuntun-gelombang (wave guide) persegi, eliptis
136 Erb 10. Tolc&munil$i untut"Indurtri TcoagB Lirtrik

ateu buht diprlri untul fretrcnsi sckitar 7000 MHz. Scperti tolihat pada Gbr. 86
uotuk memundrinltan pemantulea gelombang Denurut arah tcrtcntu digunakan reflck-
tor logan deter yang dinanatan rtf,ektor pasip. Reflcktor ini biasanya bcrukuran
3m x 4a, 4m x 6m atau 6m x tm. Contoh pcnasangan tcrlihat pada Gbr. 87.
hralataa tdclomunikaci gptombang nitro tcrdiri dari pesawat pemancar dan
pcnedma radio, pcsawst pGngulang (repeatcr) dan alat frckwensi-pcmbawa. Dewasa
ini scmue penlatan iai sudah ditramirtortan. Contoh pesawat pcngulang keadaan
padat (solid statc) tcrlihat pada Gbr. t3. Pesawat pengulang biasanya manggunakan
eistim rle detcttip (iletcctive rtlay systcn) y'qg mcncrima gclombang mikro, men-
denodulacitannya, mcngambil bagan videonya, lalu mcmaacarkannya kembali
scsudah memodulasikannya lagi. Ada juga sigtim hetcrodio, ym8 menguatkan gelom-
bang mikro yang ditcrima sesudah mcngubah frekwensinya menjadi VHF, lalu meman-
crrkannya kembali scsudah merubah frekwensinya mcnjadi gelombang mikro. Sistim
tcrathr ini jarang dipakei oleh perusahran-pcnrsehaan listrik.

lfl: _lflr_fe
t
r- 3:+'.--+.
' \.
(r) (b, -)L
& ...?/
l&

T...ArrlrLL
t,..frrDrrb
Gf,r.ff Ibr Gr|r!ry Mllro
n DhrtLrr olA Xrdolt-
E Prrfi,
Glr. t7 lfflrPrd(A)drnAtrt ol
Mlb (B) Cdmtrq ltF
ho (nrd rcodstha Lh,
10.5 Referensi hr GeNoDog).
Di ddem Bab ini digunakan rpferensi tcrhadap karya-karya berikut ini:
l) Standards Committee, Standard for Yinyl-Sheathed Cable Insulated with Poly-
Ethylene used for Communication in Electric Power Systems, and Standard for
Coatcial Cable for High-Frequency Canier Communication in Electric Power
Systems, Combined Committee of Electric Power Companies (Japan), 1965.
2) Institute of Elcctrical Engineers of Japan, Standard Yalues for the Design of Carrier
Cdmmunicalion in Electric Power Systems andfor the Estimation of Power Line
Characteristics, Denki Joho Ltd., 1968.
3) Archer E. Knowlton, Standard Handbook for Electrical Engineers, 8th Edition,
McGraw-Hill Book Co., New York, 194E, Table 24-1, hal.2146.
4) "Propagation and Antenna", Handbook of Electronics Communication Engineering,
Institute of Elcctronics Communication of Japan, 1967, hal. 753.
5) Ibid., hal. 794.
BAB 11. SALURAN TRANSMISI
BAWAH TANAH

11.1 Sistim Transmisi


11.1.1. Sistim Listrik
Sistim listrik dari saluran transmisi bawah-tanah dengan kabel banyak ragamnya.
Dahulu, sistimnya di Jepang adalah sistim tiga-fasa tiga-kawat dengan netral yang
tidak ditanahkan. Sekarang, sistim pembumiannya adalah dengan tahanan tinggi atau
dengan reaktor kompensasi, untuk mengkompensasikan arus pemuat pada kabel guna
menjamin bekerjanya rele serta guna membatasi besarnya tegangan lebih. Di Eropa
sistim pembumian dengan reaktor banyak dipakai, sedang di Amerika sistim pembumian
langsung atau sistim pembumian dengan tahanan yang kecil banyak digunakan. Juga
di Jepang sekarang banyak terlihat sistim Amerika yang terakhir itu dipakai, terutama
untuk saluran kabel di atas 66 kV.
11.1.2. Konfigurasi Sistim
Dibandingkan dengan sistim transmisi atas-tanah (udara), sistim bawah-tanah
mempunyai kelemahan dilihat dari segi terbatasnya kemampuan penyaluran dan
perbaikan gangguar. Namun penerapannya terutama di kota-kota tidak dapat lagi
dihindarkan. Oleh karena itu untuk memungkinkan keandalan (reliability) yaDg tinggi
perlu diusahakan komposisi yang lain daripada penyaluran lewat udara, beberapa
diantaranya terlihat pada Gbr. 88.
Pada srstiz berturutan saluran yang keluar dari gardu primer menyarurkan tenaga
listrik kepada konsumen melalui gardu-gardu sekunder yang letaknya berturutan
(tandem); Ircmutus beban dipasang pada setiap ujung bagian saluran pada sctiap gardu.
Sistim ini menguntungkan dilihat dari segi ekonomis, karena jumlah lintasan (route)
dan jumlah kabel kecil. Tetapi bila sistimnya menjadi besar, maka arus yang diperboleh-
kan untuk setiap kabel menjadi kecil, karena jumlah kabel scjajar menjadi banyak.
Kccuali itu jumlah bagian saluran yang harus diputuskan bertambah, operasi relc
tidak dapat lagi diandalkan atau waktu berlangsunpya gangguao bertambah lama.
Ini bcrarti bahwa secara kescluruhan keandalan sistim mcnurun. Tambahan lagi,
karuna jumlah pemisah (switches) bertambah, maka instalasi gardu menjadi rumit dan
mahal.
Srrrim baryak-termirul Qrultitermrhcl) menlanrpai sistim berturutao di atas. Be-
danyaadalahbahwadi sini setiap saluran dihubungkan dcngan trafo, sedang pemutus
bcban hanya dipasang pada ujung gardu primcr. Pada sisfim bctturutan, scsuatu saluran
selalu mcrupakan pcnghubung antara dua gardu.
Pada sistirz rotgkaian tertutup (loop) gada-gadu di.hubungkan satu sama lain
sehingga scmuanya nembcntuk rangkaian yang tertutup. Sistim ini sccara ekonomis
menguntungkan dan rssionil, karena gang;guan tcrbatas pada saluran yang terganggu
138 Bab 11. Saluran Transmlsi Bawah-Tanah

saja. Bila ada gangguan saluran ini saja yang diputuskan, sedangkan saluran yang lain
masih mendapat tenaga dari sumber lain dalsm rangkaian yang tidak tcrganggu.
,Srrrrrr jaringan (spot network)t) menyerupai sistim banyak.tcrminal. Bedanya
adalah bahwa di sini apabila terjadi gangguau pada sesuatu saluran atau trafo, maka
pelindung jaringan (network protcctor) sckundcr akan bekerja dan memutuskan aliran
pada saluran yang terganggu. Tctapi karena semua bagian sekunder tcrhubung paralel,
maka penyediaan tenaga listrik tidak akan terganggu. Sistim ini tepat untuk penyediaan
tenaga listrik pada gedung-gedung.
Pada siqrha radial *btah gardu primer menyalurkan tenaga listrik secara radial
melalui gardu-gardu sckunder kepada konsumen, semuanya secara tcrpisah satu sama
lain. Sistim ini scring dikombinasikan dengan sistim berturutan atau sistim banyak-
terminal.

(a) Sistim Bcrturutaa

(c) Sistim Radial

O) Sistin Baoyak-Tcminal
!ls

PS : Gardu Primer
ss SS: GarduSckundcr
(c) Sistim Rangkaiaa TcrtutuP :
S Gardu
CB : Pcmutus Bcban
C: Konsumcn
NP : Pclindung Jarincan

(d) Sistim JaringnD

Gbr. tt Cmtoh Konffgurasl Sidn BtrrhTsmh.

11.2 Kelasiftkasi Kabet Tenaga

Untuk penyaluran tenaga listrik di bawah tanah digunakan kabel tenaga (power
cable). Jenis kabel tenaga banyak sekali; namun demikian dapat dikelasifikasikan
rnenurut kelompok-kelompok berikut (periksa Tabel 50):
(l) Kelompok menurut kulit pelindungnya (armor), misalnya, kabel bersarung
timah hitam (lead sheathed), kabel bcrkulit pita baja (steel-tape annored),
11.3 Sistim Menaruh Kabel 139

Tebel 50. Kelasiffkasi Krbel dar Tegangennya

Tegangan yang
Kelasifkasi Catatan
Diterapkan

belt di bawah l0 kV
minyak harus diganti
H bila kabel dipasang
miriog (slope)
SL

butyl rubbcr di bawah 35 kV


polycthylcne sesuaiuntuk pasang3n
miring (slope)
tekaoso 8ns rendah
jqds pips diisi gar @- l50kv
jeob pieo diisi grs lcbih murah dsri itois
60 - 200 kv
dqrotchnrtr yaag diisi minyak

jcnir pipr diid mioysk di atas 60 kV scsuai rmtuk tcgangan


di atas 20 kV tinggi sckali (EII9
OF

kabcl berkulit kawat baja (steel-wire armored), kabel berkulit kawat-tembiiga


(copper-wire armored), kabel berkulit baja tahan karat (stainless steel arnc-
rcd), kabel bcrkulit kawat aluminum (aluminum'wirc armored), kabel
bersarung guni (jute), dan kabel tahan karat.
@ Kelompok memtrut konstruksinya, misalnya, kabel plastik dan karet (jenis
BN, EV, CV), tabel padat (jenis belt, H, SL, SA), kabel jenis datar (flat-type),
kabcl minyak (oil-filled), kabel pipa (pipe-type;misalnya, berisi gas : gas
fillcd, gas tckan : gas compression, berisi minyak: oil filled), kabel berisi
$s tekanan rendah (low pressure gas filled), kabel tekan (self-contained
compression).
(3) Iklompok merurut penggtnun, misalnya, kabel saluran(duct draw-in), kabel
taruh (difct-laying), kabel laut (submarine), kabel corong utama (main shaft),
kabcl udara (overhead).
Kabcl (isolasi) kertas yang diresapi minyak (oil impregnated) biasanya digunakan
untuk saluraa transmisi bawah tanah, meskipun untuk tegangan di bawah 35 kV kabel
plastit atau karet butyl juga dipakai. Sebagai penghantar biasanya digunakan kawat
tcmbap bcrlilit (annealed stranded), meskipun kawat aluminum berlilit (karena ringan)
juga diparai untuk kabcl ud3ra. Sebagai pembungkus sering digunakan timah hitam,
mcskipun aluminum sckarang juga disukai, bukan saja untuk kabel udara, tetapi juga
utuk tabcl minyak. Scbagar kulit pelindung digunakan pita baja untuk kabel tiga-
karyat yaat ditaruh langsung dan kawat baja untuk kabel tiga-kawat yang ditaruh
di dasor laut. Krwat tcmbaga, kawat baja tahan karat dan kawat aluminum digunakan
bila kabcl satu-kawat dipasang dengan tarikan.

u3 Sfudn Mcnaruh Kabel


Ada berbcgai cara menaruh kabcl scbagai berikut (periksa Tabel Sl)zt;
(l) Caru mawuh langsung (direct laying), yaitu dimana kabel ditanam langsung
t40 Bab ll. Saluran Transmisi Bawah-Tanah

Tabcl5l. CIrf Beterana Slsdm l\ileuaruh (Lay) Kabd

Sistim Mcnanfi Sistim Tcrusan


Hd Sistim Pipa
Langsung Tcrtutup

Eiaya Pembangunan dan


kccil stsk bcsar bcsar
Waktu

Penggantian dan Pcrluasan sukar mudah mudah

Perbaikan Ganglguan sukar mudatr mudah

Kapasitas Arus besar kccil bcsar

Kcrusakan Luar scnng agak sering jarang

Elastisitas Kabel kecil kecil besar

dalam tanah. Kadang-kadang, seperti di Jepang, kabel ini lebih dahulu ditaruh
dalam pipa tanah genting atau pipa beton, dan kemudian baru ditanam dalam
tanah. Kabel itu ditanam kira-kira 1,2 meter bila dikhawatirkan adanya
tekanan-tekanan mekanis, dan kira-kira 0,6 meter di tempat lain dimana
kemungkinan itu tidak ada. Di Jepang sistim ini digunakan bila jumlah
kabel yang ditanam kurang dari lima. Penanaman kabel langsung tanpa pipa
banyak dipraktekkan di Eropa.
(2) Sistim pipa (duct line), yang menggunakan pipa-pipa beton bertulang atau
asbes-semen atau baja atau PVC keras, yang ditanam dan dihubungkan de-
ngan lubang-lubang kerja (manholes) berjarak 100-200 meter. Kabel ditarik
dalam pipa-pipa ini dan dihubungkan melalui lubangJubang kerja tadi. Cara
ini dipakai dalam penaruhan kurang dari 16 kabel. Bila ditarik satu kabel
satu-kawat (single-cored) ke dalam pipa, maka yang dipakai adalah pipa non-
magnetik untuk mengurangi rugi daya dan mencegah bcrkurangnya kapasitas
penyaluran.
(3) Sistim terusan tertutup, yaitu dimana kabel ditaruh dalam terowongan yang
melalui lubang-lubang kerja, seperti pada sistim pipa. Cara ini dipakai bila
jumlah kabelnya melebihi 20 buah. Penaruhan kabel dalam lombong (pit)
dengan tutup di gardu termasuk sistim ini juga. Kadang-kadang kabel-kabel
tenaga ditaruh bersama dengan kabel telpon, pipa air, saluran pembuang,
dan pipa gas di dalam satu terowongan. Dalam terowongan dipasang berba-
gai instalasi, yaitu untuk pembuangan air, penerangan listrik, ventilasi, dll.
Pompa pembuangannya berkapasitas 0,5 - 2 HP dan kolam pembuangnya
cukup untuk menampung kira-kira 2m3; pompanya harus dapat bekerja
secara otomatis menurut tinggi rendahnya air dalam terowongan. Lampu-
lampu fluoresen 20 W dipasang pada jarak 20 - 30 meter untuk memudahkan
patroli dan inspeksi harian (iluminasi pada lantai kira-kira 5 - l0 lux). Ven-
tilasinya diperlukan untuk menukar udara yang panas dan lembab, yang
merusak kabel serta mengganggu kesehatan para pekerja. Ventilasi alamiah
dimungkinkan bila terowongan panjangnya tidak lebih dari 200 meter. Untuk
terowongan yang lebih panjang dipakai peniup (blower) yang kapasitasnya
0,5 - 20 HP yang mampu meniup angin dengan kecepatan 10 - 60 meter per
menit.
ll.4 Kapasitas Transmisi l4l
Sistim menaruh kabel dipilih berdasarkan pertimbangan ekonomi, termasuk
kemungkinan perluasan di kemudian hari, serta aspek pemeliharaannya. Dalam hal
terakhir termasuk pula waktu mengatasi gangguan, gangguan terhadap daerah atau
lalu-lintas, dsb. Untuk jalan-jalan yang tidak keras (jalan kerikil, jalan aspal biasa,
jalan orang), jalan yang sempit dan pemasangan sementara, atau bila ada banyak belo-
kan dimana kabel hendak ditaruh, maka cara menaruh langsungpalingtepat. Sebaliknya
bila tidak ada lintasan (route) lain, atau bila diperkirakan bahwa perlu ditaruh lebih
dari 20 kabel dalam waktu tidak lama (10 tahun), maka sistim terowonganlah yang
digunakan.

11.4 Kapasitas Transmisi

Kapasitas penyaluran lewat kabel ditentukan oleh besarnya arus yang diper-
bolehkan. Arus yang diperbolehkan adalah arus yang menyebabkan kenaikan suhu
penghantar sehingga suhunya lebih rendah dari suhu pcnghantar yang diperbolehkan.
Kenaikan suhu itu disebabkan oleh berbagai rugi-daya, a.l. rugi kawat, rugi dielektrik,.
rugi kulit, rugi bahan pipa, dsb. Arus yang diperbolehkan terbagi menjadi tiga macam
menurut lamanya arus mengalir: kontinu, singkat, dan hubung-singkat. Tabel 52
menunjukkan berbagai arus yang diperbolehkan untuk bermacam-macam kabel.t-')
Oleh karena kenaikan suhu itu analog dengan jatuh tcgangan dalam rangkaian
listrik, maka arus kontinu yang diperbolehkan dapat ditulis sebagait)

,:Jffi (le0)

dimana 7i : suhu kontinu tertinggi yang diperbolehkan ('C)


Ic : suhu dasar tanah ("C) dimana kabel diletakkan; di Tokyo Tt : 12

: - 25'C untuk tanah atau 30-40'C untuk udara


jumlah inti (kawat) kabel
7
r : tahanan efrektif penghantar (O)
X,r : tahanan termis keseluruhan ("-cmfM)
Wt: ruEi dielektrik (flcm)
Arus singkat yang diperbolehkan (short-time allowable current) adalah arus beban
lebih (overload) yang diperbolehkan pada keadaan saluran normal untuk waktu yang
singkat. Kasus ini hanya terjadi beberapa kali saja setahun dan hanyA untuk waktu
yang. singkat. Oleh karena itu, meskipun penghantar menjadi panas, ia tidak mem-
bahayakan isolasi. Salah satu rumus arus singkat yang diperbolehkan adalah:6)

P:*l#h+4,,*ol (rel)

dimana 4 - jumlah inti (kawat) kabel


r.r : tahanan effektip pcnghantar pada suhu maksimum yang diperbolehkan
dalam waktu yang singkat (O)
I, : suhu penghantar maksimum yang diperbolehkan dalam wottu yang
singkat ("C)
Ir : suhu penghantar sebelum arus maksimuo yang diperbolehkan dalam
waktu singtat mcn8plir fQ
142 Bab ll. Saluran Transmisi Bawah-Tcnah

4r: tahanan termis dari kabel (andaikan ditaruh) di udara f<m/Sf)


f: kebalikan dari konstanta waktu kabel (kira-kira 0,6)
,: waktu berlakunya arus yang diperbolehkan (iam)
/o : irus sebelum arus yang diperbolehkan mengalir (A)
r..o: tahanan effektip penghantar sebelum arus yang diperbolehkan me-
ngalir (O)

Trbel 52. Contoh Ans yang Diperbolehkan untuk Kabel

(a) Standar Jepang

Hubung-
Kelasifikasi Kabel Kontinu ("C) Singkat ('C)
Singkat ("C)

6 kV atau kurang 80 95

di bawah 20 kV 75 90
Padat 200
20 kv 70 85

30 kv CI 80

BuUl Rubbcr, 2n
80 95
Crosslinked Polyethylene

Gas Tckanan Rendah 75 90 200

OF 80 90 150

Jcnis Pipa EO 90 200

(b) Standar Amerika

Kelasifikasi Kabel Kontinu ('C) Singkat ("C)

1-9kV 85 105

l0-17kv 80 100

18-29kV 75 95
Satu-Inti
dan Dengan 30-39kY 70 90
Perisai
Padat 40- 49 kV 65 85

50- 59 kV 60 75

60-69kV 55 70

Multi-Core
lkv 85 105

Belr Type
2-9kV 80 100
t0-15kv 75 95

l00jam 300jan
15-l7kv E5 r05 100

OF 18-39kV EO lm 95

zl0 - 162 kV 75 95 90

163 - 230 kV 70 90 85
ll.5 Pcmcliharaan 143

Rumus di atas mengabaikan kcnaikan suhu tanah; namun kesalahannya tidak


besar untuk waktu bebcrapa jam, karcna kapasitas termis tanah besar sekali (l/20
dari kabel).
Perhitungan arus hubung-singkat yang diperbolehkan (short-circuit allowablc
current) dipakai untuk memilih penghantar yang dapat menahan arus yang mengalir
pada waktu terjadi hubung-singkat. Oleh karena kemungkinan tedadinya kecil sekali
dan waktunyapun singkat, maka suhu penghantar yang diperbolehkan dapat dibuat
tinggi. Apabila panas yang ditimbulkan semuanya tersimpan dalam penghantar dan
dalam minyak isolasi di dalam penghantar karena waktunya singkat sekali, maka arus
hubung-singkat yang diperbolehkan dapat dinyatakan oleh6,

P :L\-* crsr,n'#*, (te2)

dimana Cr : kapasitas panas per satuan isi tembaga (3,4 lV-s/cmt/')


Cz : kapasitas panas per satuan isi minyak (1,9 %s/cmr/)
Sr : isi pcnghantar per satuan panjang (cmt/cm)
Sz : isi minyak dalam penghantar per satuan panjang (cmr/cm)
c: koeffisien suhu dari tahanan penghantar
,ro : tahanan penghantar pada 20'C (O/cm)
,: waktu berlangsung (dctik)
0r : suhu penghantar scbelum arus mengalir ("C)
0, : suhu penghantar yang diperbolehkan pada hubung-singkat ('C)
Rumus di atas tidak berlaku untuk kabel plastik, kabel karet dan kabel yang
sedikit berisi minyak, karena kabel yang padat semacam itu panasnya hanya tersimpaa
dalam penghantar.

11.5 Pemeliharaan
11.5.1. Prtrolt du Inspehsi
Dalam rangka pemeliharaan dikenal dua jenis patroli (periksa juga Bab 9): pertam&,
yang bcrsifat mencegah (prevention) terjadinya gangguan, misalnya dengan melihat
hal-hal yang abnormal pada lintasan kabel, pada tempat terminal, pada indikator
minyak (tinggi dan tekanan); dan kedua, dengan melihat hal-hal yang abnormal,
apabila diketahui ada gangguan terjadi.
Pekerjaan inspeksi meliputi pemeriksaan hal-hal yang tidak dapat dikctahui dari
pekerjaan patroli, misalnya pemeriksaan adanya gas dalam lombong kerja (manhole),
pemeriksaan instalasi kabel secara teliti, pemeriksaan dan pengujian pesawat alarm,
pcmeriksaan isolasi, pcnyelidikan volume minyak pada terminal sambungan kabcl.
pemeriksaan suhu, dsb. Frckwensi inspeksi dapat dilihat dalam Tabel 53.

11.5.2. Pengukuren Isolesi


Kabel-kabel yang terisi gas atau minyak, serta kabel pipa dan sebangsanya jarang
menurun kekuatan isolasinya; sekalipun itu terjadi, peringatan (alarm) akan terdengar
atau terlihat terlebih dahulu, yaitu karena ada kebocoran gas atau minyak. Keadaannya
tidak demikian pada kabel yang isolasinya padat, karena mereka menyerap air, sehingga
kckuetan isolasinya makin lama makin buruk. Oleh sebab itu isolasinya perlu diukur
t4 Eab ll. Salurao rlrosmisi Bawalr-Tanah

Teble 53. Contoh Frekwcnsl ltrspckd Ssluren Bowah Tanah

Jenis Pekerjaan Inspeksi Frekwensi Ihspeksi

Gas dalam Lubang Kerja 2 kali setahun

Bagian Dalam Lubang Kerja I kali dalam tiga tahun

Jembatan dengan Kabel I kali dalam tiga tahun

Terminal Sambungan I kali dalam dua tahun


Peralatan Kabel yang Khusus 4 kali setahun

secara berkala menurut cara-cara berikut:


(l) Cara Komponen Searah (d.c.): di sini tegangan bolak-balik diterapkan pada
kabel, lalu diukur besar, arah serta variasi setiap jam dari komponen searah
(d.c.) dari arus bocor dan arus pemuat yang mengalir.
@ Cara Korona: di sini tegangan bolak-balik (a.c.) atau searah (d.c,) diterapkan,
lalu diukur jumlah denyut korona (corona pulses) sebagai fungsi dari tega-
ngan, yang melebihi jumlah tertentu dalam satu jam.
(3) Cara Pengukuran Tahanan Isolasi: di sini tahanan isolasi dapat diukur dengan
Megger, meskipun karakteristiknya kurang jelas dibandingkan dengan cara
penerapan tegangan; dalam cara terakhir ini diterapkan tegangan searah
(10, 30 dan 50 kV untuk kabei 20 kV) Ialu diukur besar, variasi dan ketidak-
seimbangan tiga-fasa dari tahanan isolasi sebagai fungsi dari tegangan dan
waktu.
(4) Cara Pengukuran tan-6: di sini diukur tan-d dari isolasi kabel sebagai fungsi
dari tegangan dan suhu.

11.5.3. Pengukuran Lokasi Gangguan


Ada dua jenis gangguan: yang bersifat listrik dan yang bukan-listrik (kebocoran
minyak atau gas). Yang pertama ditentukan dengan mengukur konstanta saluran-
nya, sedang yang kedua ditentukan dengan mengukur jatuh-tekanannya. Sebab-sebab
gangguan banyak ragamnya, a.l. pekerjaan galian konstruksi oleh perusahaan-perusa-
haan lain, memburuknya isolasi, berkaratnya sarung pelindung (sheath), kurang sem-
purnanya pekerjaan sambungan atau di tikungan, kurang sempurnanya pembuatan
kabel, pengotoran (contamination) garam dan debu, getaran lapisan pelindung, dsb.

11.6 Referensi
Di dalam Bab ini digunakan referensi terhadap karya-karya sebagai berikut:
l) D. N. Reps, "secondary Network Systems", Distribution Systems. Westinghouse
Electric Corp., East Pittsburgh, 1959, hal. 182-183'
2) "Transmission", Handbook of Electrical Engineering, Institute of Electrical Engi-
neers of Japan, 1967, hal. 1223.
3) Allowuble Current for Power Cobles. JCS 168-A, Association of Electric Wire
Industries of Japan, 1967.
4) Specifications AEIC-1961, Association of Edison Illuminating Companies (U.S.A.)
5) "Transmissiofr", op. cit., hal. 1224.
6) Ibid.,hal.1226.
DAFTAR ISTILAH

Dalam rangka pembinaan bahasa nasional dalam buku ini diusahakan sebanyak
mungkin penggunaan istilah-istilah dalam Bahasa Indonesia, baik yang sudah lazim
dipakai, maupun yang di sana-sini baru kadang-kadang saja digunakan olch para
teknisi. Oleh sebab itu, apa yang tertera di bawah ini baru merupakan usul atau sum-
bangan pikiran bagi perbendaharaan istilah teknik untuk digunakan bila benar, atau
diganti kalau dianggap salah. Apabila pembakuan (standardization) istilah teknik
listrik sudah menjadi kenyataan kelak, maka penulis akan memakainya sccara konsck-
wen.

INDONESIA INGGRIS

(A)
admitansi admittance
andongan sag
arus current
arus yang diperbolehkan allowable currcnt
arus pemuat charging current
arus bolak-balik alternating current
arus searah direct current
arus tukar lihat "arus bolak-balik"
atenuasi attenuation

(B)
bagian penguat bracing inember
barang besi hardware
batang pelindung armor rod
batas elastis elasticity limit
beban load
beban lawan countenreight
berat jenis specific gravity, density
berisik korona corona noise
berisik noise
besi tempaan malleable iron
beton pelindung mulching concretc

(D)
daya power
daya-guna efficiency
denyut korona corona putdes
146 Daftar Istilah

G)
faktor beban load factor
faktor daya power factor
faktor hilang tahanan annual loss factor
faktor keamanan safety factor
faktor tegangan lebih overvoltage factor
frekwensi frequency

(c)
gardu induk substation
gaya putar torsional force
gangguan radio radio intcrference
garis pusat center linc
garis-tengah diameter
gawang span
gejala menghilang fading
gelombang berdiri standing wave
gelombang lenturan diffracted wave
gelombang mikro micro wave
gelombang pantulan reflected wave
gulungan coil, winding
gulungan keda (operasi) operatingcoil
gulungan pengbambat restraining coil
gulungan pelindung shielding coil
gulungan peredam damper winding

(H)
hilang daya transmisi transmission loss
hilang kebocoran leikage loss
hilang korona corona loss
hilang tenaga energy loss
hubung singkat short-circuit

(r)
impedansi impedance
impedansi surja surge impedance
induktansi inductance
isolator gantung suspension insulator
isolator jenis batang-panjang long-rod insulator
isolatorjenis pasak pin-type insulator
isolator jenis pos saluran line-post insulator

(o
jam ekivalen tahunan annual equivalent hour

(K)
kapasitansi capacitance
kapasitor capacitor
Daftar Istilah 147

kawat conductor, wire


kawat pelindung shield wiro
kawat penolong messenger wire
kawat tanah ground wire
kawat telanjang bare conductor
kawat berlilit stranded conductor
kawat berkas bundled conductor
kawat komponen component wire
kawat paduan composite conductor
kawat rongga hollow conductor
kawat campuran alloy conductor
kawat padat solid conductor
keandalan reliability
keadaan tetap steady state
keadaan peralihan transient state
kearahan directivity
kepekaan sensitivity
kelongsong reparasi repair sleeves
keporian porosity
konduktivitas conductivity
konduktansi conductance
koeffisien suhu temperature coeftcient
koeffisien elastisitas elasticity coefficient
koefffrsien pemuaian linier coefficient of linear expansion
konstanta saluran line constants
komponen simetris symmetrical component
kuat patah breaking strength
kuat pikul bearing strength
kuat pikui tekanan compression bearing strength
kuat pikul angkatan uplift bearing strength
kuat tindas crushing strength
kuat tarik tensile stress
tensile strength
kuat pancang cantilever strength
kuat patah breaking strength
kuat tarik maksimum ultimate tcnsilc strcngth
kuat tekan compressive strength
kupingan (isolator) shed
kisi-kisi lattice

(r)
lebar kaki menara stance of tower
lintasan routc
lombong kcrja manholc
lompatan api flashover
lubang tcrja manholc
148 Daftar Istilah

(M)
menara tower
menara penegang tension tower
menara singgung tangent tower
menara sudut angle tower
menara ujung dcad-cnd tower
momen tekukan bending moment
mesin pengangkat winch
mesin serempak synchronous machinc
muatan charge

(N)
nilai sesaat instantaneous value

(P)
palang cross-ann
papar penahan butting board
panas jenis specific heat
panas spcsifrk spccific heat
pangkal pengiriman scnding end
pasak pengunci lock pin
pasangan fitting
pancang pile
pekerja saluran lineman
pcneBu ganSguan fault locator
pcnala tune, tuning
pcnyaring filter
pancaran propagation
pantulan reflection
pengait coupling
pcngapit clamp
penjepit kawat snatch block
penegang kawat tensioner
penghitung counter
penguat penerima receiving amplifrer
penguat penyama matching amplifier
pelindung jaringan network protector
pengubah fasa phase modifier
pembagian beban load dispatching
pembumian grounding
pentanahan grounding
pemutus beban circuit breaker
pemutus beban cepat high.speed circuit brcakcr
penutup cepat high-speed recloser
pemanjangan elongation
pemisah disconnect switch
pembawa saluran tenaga power line carrier (PLC)
Daftar Istilah t49

penuntun gelombang wave guide


peredam damper
Ircrentang spacer
peralatan pengait line coupling equipmcnt
permitivitas permittivity
peralatan pengubah AC ke DC converter
peralatan pcngubah DC ke AC inverter
perolehan daya power gain
pusat beban load centre
pusat-pusat listrik power stations
Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA) hydro power stations
Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) steam power stations
Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) diesel power stations
Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG) gas-fired power station
Pusat Listrik Tenaga Termis (PLTCI thermal power station
perbandingan kerampingan slenderness ratio

(R)
rambatan propagation
rangkaian monitor penghambat delay monitor circuit
rangkaian ganda double circuit
rangkaian tunggal single circuit
reaktansi reactance
regulasi tegangan voltage regulation
rele arah directional relay
rele jarak distance relay
rele arus lebih overcurrent relay
rele tegangan lebih overvoltage relay
rele reaktansi reactance relay
rele tahanan resistance reiay
rele offset-Mho Offset-Mho relay
rele Mho Mho relay
rele impedansi impedance relay
rele konduktansi conductance relay
rele srrseptansi susceptance relay
rele pilot-kawat wire-pilot relay
rele gelombang mikro microwave relay
rele pembawa saluran power line carrier relay
rele daya power relay
rele tegangan kurang undervoltage relay
rele frekwensi frequency relay
rele waktu time relay
rele pencatat gangguan fault locating relay
resistivitas resistivity
rugi daya transmisi transmission losc
rugi pancaran propagation loss.
150 Deftsr Ictilah

rugi tahanan resistancc loss

(s)
saluran bawah tanah underground line
saluran ganda double+ircuit transmission line
saluran komunikasi communication channel
saluran panas hot-line
saluran bertegangan hotJine
saluran pcnghubung feeder line
saluran tertutup loop transmission line
saluran udara overhead line
saluran transmisi traasmission line
sarung (kabel) (cable) sheath
scmu appearance
scntral listrik lilwt Pusat Listrik
siku pelindung mulching angle
sistim banyak-tcrminal multi-terminal system
sistim berturutan tandem system
sistim jaringan spot-network system
sistim rangkaian teftutup loop system
stabilitas peralihan transicnt stability
stabilitas tetap steady state stability
stasion jinjingan portable station
stasion mobil mobile statioh
stasion Pangk6lga base station
stasion tetap fixed station
sudut ayun swing angle
surja hubung switching surge
surja surge
survey garis pusat center linc survey
suwey lokasi menara tower site study
survey profil profiIe suryey
sunyey tampak atas plan survey
suseptansi susceptance

G)
tahanan resistance
tahanan jenis resistivity
tanduk (busur) api arcing horn
tangkai operasi operating shaft
tegangan voltage
tegangan harian everyday stress (EDS)
tegangan kejut pulse voltage
tegangan keluk buckling stress
tegangan lebih overoltage
trgangan lebih dalam internal ovenoltage
tegangan lumer yielding stress
Daftar Istilah l5l

tegangan lentur bending stress


tegangan patah breaking strength
tegangan pikul bearing stress
tegangan ketahanan withstand voltage
tegangan perencanaan design stress
tegangan geser shearing stress
tegangan tarik tensile stress
tegangan tekan compression stress
tegangan serat frbre stress
titik Iebur melting point
tonggok stub
tonggak pile
tenaga energ]

(u)
ujung penerimaan receiving end
urutan negatip negative sequenc.e
urutan positip positive sequence
urutan nol zero sequence

rt
fl. 1;..: i ti
:1

tl.
H

iii.: ;rl . .' :::.-J !-4*

i
!"

Anda mungkin juga menyukai