TUGAS AKHIR
Disusun oleh
Ikhsan Fahri Hanafi
12221772
Teknik Tenaga Listrik
STUDI PRAKIRAAN KEBUTUHAN BEBAN LISTRIK
AREA II JAWA BARAT TAHUN 2014 – 2018
TUGAS AKHIR
Disusun oleh
Ikhsan Fahri Hanafi
12221772
Teknik Tenaga Listrik
ABSTRAK
dipikirkan secara serius dari sekarang agar sistem dapat berjalan normal. Untuk
kebutuhan beban listrik yaitu pengamatan beban puncak dari tahun 2009-2013.
Setelah mendapatkan kebutuhan beban puncak dari periode 5 tahun terakhir ini
sehingga dapat diperkirakan kebutuhan beban puncak yang akan terjadi dari
tahun 2014-2018.
dimana dalam pembahasan ini menggunakan metode garis lurus kuadrat terkecil
(garis kuadrat terkecil) dan metode pertumbuhan beban rata-rata. Dari kedua
metode ini dapat diprediksi dan dibandingkan perkiraan beban puncak dengan
melihat ketersediaan pasokan daya di area II, Jawa Barat yaitu 6.418,25 MW.
Bila dalam perkiraan kebutuhan beban puncak melebihi dari pasokan daya maka
Kata Kunci : beban puncak, least square, pertumbuhan beban, pasokan daya
iii
PRAKATA
Puji syukur tak henti-hentinya penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT
yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir dengan judul, “Studi Prakiraan Kebutuhan Beban
Listrik Area II Jawa Barat tahun 2014 - 2018” yang merupakan penerapan
ilmu yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan. Penyusunan Tugas Akhir ini
ditujukan untuk menyelesaikan Studi Teknik Elektro ISTN Jakarta.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan Tugas Akhir ini yaitu:
1. Ir. H. Adib Chumaidy, MT. sebagai pembimbing yang senantiasa
memberikan dukungan dan berbagi ilmu kepada penulis.
2. Ir. Irmayani, MT. sebagai kepala Program Studi Teknik Elektro.
3. Ir. Mufti Gafar, MT. yang turut membantu dan memberikan masukan dan
pengarahan yang baik.
4. Saidiyan Rahayu sebagai karyawan PLN P3B di APB Jawa Barat yang sudah
memberikan data-data dan pengarahan yang sangat baik.
5. Teman saya Rofiul sebagai karyawan PLN P3B dan mahasiswa ISTN yang
banyak sekali membantu dalam pencarian data-data.
6. Kedua orang tua penulis yaitu Bapak dan Ibu tercinta yang tak hentinya
memberikan dukungan baik doa, moril maupun materil.
7. Teman-teman karyawan di kantor yang turut membantu dan memberi
semangat.
8. Teman-teman satu angkatan S-1 Jurusan Teknik Elektro yang selalu
membantu dalam memberikan informasi.
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
PRAKATA ............................................................................................................ iv
v
2.6 Klasifikasi dan Karakteristik Beban ...............................................................19
LAMPIRAN
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.2 Sebuah Sistem Tenaga Listrik dengan memasang sebuah PLTU,
Gambar 2.3 Grafik Langgam Beban April 2014 di Area Jawa Barat ................. 19
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Data Beban Puncak Area Jawa Barat Tahun 2009-2013 .......................50
Tabel 4.2 Data Beban Area II Jawa Barat Tahun 2009-2013 ................................51
Tabel 4.3 Faktor Beban (Fb) Area II Jawa Barat Tahun 2009-2013 .....................52
Tabel 4.7 Perbandingan Prakiraan Beban Puncak Area II Jawa Barat ..................59
viii
BAB I
PENDAHULUAN
kelistrikan, energi listrik yang memadai baik dari segi kualitas maupun
angka pertumbuhan penduduk, pendapatan per kapita per tahun, dan teknik
perencanaan.
Sistem tenaga listrik area II Jawa Barat mendapat suplai dari pembangkit
PLTU, PLTG, PLTGU, PLTP dan PLTA yang meliputi PLTA Saguling, PLTP
Jatiluhur, PLTP Wayang Windu, PLTGU Bekasi Power, PLTU IPP Cirebon.
transmisi tegangan ekstra tinggi 500 kV, jaringan tegangan tinggi 150 kV, dan
dipikirkan secara serius dari sekarang agar sistem dapat berjalan normal dengan
mutu dan keandalan yang seharusnya. Perkiraan beban merupakan kegiatan awal
dari proses perencanaan, sehingga dapat direncanakan pada tahun berapa harus
1
dibangun suatu pembangkit dengan unit terpasang tertentu pada suatu daerah,
mengumpulkan data analitik dan data historis; mengadakan analisa atas data
tahun 2014-2018?
metode least square line (garis lurus kuadrat terkecil) dan metode
1. Studi pustaka
referensi, buku manual, data yang ada di perpustakaan PT. PLN P3B
Gandul, Cinere.
2
2. Studi Lapangan
Yaitu dengan mengambil data-data pada unit pembebanan PT. PLN P3B
Gandul, Cinere.
3. Metode Diskusi
Yaitu mendiskusikan hal-hal yang berkaitan dengan laporan tugas akhir ini
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini dibahas tentang latar belakang, pokok permasalahan, batasan
Bab ini terdiri dari : Sistem Tenaga Listrik, Perkembangan Sistem Tenaga
Bab ini terdiri dari : Peranan Suatu Prakiraan, Pembuatan Prakiraan Beban,
BAB V KESIMPULAN
Bab ini berisi tentang kesimpulan yang didapat dari bahasan pada bab IV.
DAFTAR PUSTAKA
Berisi semua buku acuan yang digunakan untuk membantu penulisan laporan
3
BAB II
Listrik yang jauh dari perkotaan dimana para pelanggan umumnya berada.
Secara umum dapat dikatakan bahwa sistem supply tenaga listrik terdiri dari
a) Pusat Pembangkit
b) Transmisi
c) Distribusi
4
Dalam sistem tenaga listrik ini dapat dilihat bahwa listrik dibangkitkan
dari Pusat-pusat Listrik dan Gardu Induk lalu dihubungkan oleh saluran
transmisi seperti yang ada di gambar di atas agar tenaga listrik dapat mengalir
Apabila jumlah pelanggan yang harus dilayani adalah jutaan maka daya
yang harus dibangkitkan jumlahnya juga mencapai ribuan megawatt dan untuk
ini diperlukan beberapa Pusat Listrik dan juga beberapa GI untuk melayani
seperti yang digambarkan oleh Gambar 2.2 agar tenaga listrik dapat mengalir
sesuai dengan kebutuhan dan terbentuklah suatu Sistem Tenaga Listrik. Gambar
2.2 menggambarkan sebuah Sistem Tenaga Listrik yang terdiri dari sebuah
Gambar 2.2. Sebuah Sistem Tenaga Listrik dengan memasang sebuah PLTU,
PLTG, PLTD, PLTA dan tujuh buah Pusat Beban (GI). [2]
5
Setiap GI sesungguhnya merupakan Pusat Beban untuk suatu daerah
diuraikan diatas.
sepanjang waktu. Apabila daya nyata yang dibangkitkan oleh pusat-pusat Listrik
lebih kecil daripada daya yang dibutuhkan oleh para pelanggan, maka frekuensi
akan turun, sebaliknya apabila lebih besar, frekuensi akan naik. PLN
harus mengikuti kebutuhan tenaga listrik para pelanggan ini dalam arti
6
Masalah Penyediaan tenaga listrik dengan biaya yang serendah mungkin
tenaga listrik bagi para pelanggan seperti diuraikan diatas tidak dapat
listrik dalam pusat-pusat listrik termis memerlukan biaya bahan bakar yang tidak
sedikit. Biaya bahan bakar serta rugi-rugi dalam jaringan merupakan faktor-
faktor yang harus ditekan agar menjadi sekecil mungkin dengan tetap
instalasi tenaga listrik dan juga erat kaitannya dengan masaiah pengembangan
Sistem Tenaga Listrik mengingat bahwa konsumsi tenaga listrik oleh para
Operasi Sistem Tenaga Listrik perlu dianalisa dan dievaluasi untuk menjadi
sehari-hari, khususnya bagi keperluan industri, maka mutu tenaga listrik juga
menjadi tuntutan yang makin besar dari pihak pemakai tenaga listrik.
7
b. Nilai tegangan; apakah selalu berada dalam batas-batas yang diijinkan.
d. Kedip tegangan; apakah besarnya dan lamanya masih dapat diterima oleh
biaya pengadaan tenaga listrik yang serendah mungkin, maka kompromi antara
kedua hal ini merupakan masalah optimisasi yang harus dicermati agar tenaga
peralatan listrik. Berbagai peralatan listrik bagi para peralatan listrik. Berbagai
peralatan listrik ini dihubungkan satu sama lain mempunyai inter relasi dan
Gardu Induk (Pusat Beban) yang satu sama lain dihubungkan oleh jaringan
tenaga listrik pada umumnya merupakan bagian biaya yang terbesar dari biaya
operasi dari suatu sistem tenaga listrik yang terdiri dari: [2]
b. Biaya pegawai
8
d. Biaya Lain-lain.
Dari keempat biaya tersebut diatas, biaya bahan bakar pada umumnya
adalah biaya yang terbesar. Untuk PLN biaya bahan bakar adalah 60 persen
dari biaya operasi keseluruhan maka operasi sistem tenaga listrik perlu dikelola
atas dasar pemikiran manajemen operasi yang baik terutama karena melibatkan
Karena daya listrik yang dibangkitkan harus selalu sama dengan daya
Makin besar suatu sistem tenaga listrik makin banyak unsur yang harus
9
2.2. Perkembangan Sistem Tenaga Listrik
dengan membangun sistem kecil yang terisolir, misalnya dengan sebuah PLTD
Hal semacam ini masih banyak terdapat pada masa kini yaitu perlistrikan
desa dengan menggunakan PLTD atau PLTA mikro. Selanjutnya apabila beban
bertambah maka jumlah unit pembangkit dalam PLTD ditambah tetapi pada
PLTA hal ini sering tidak bisa dilakukan karena potensi hidronya terbatas.
Begitu pula pada PLTD penambahan unit pembangkit ada batasnya walaupun
umumnya lebih leluasa dibandingkan dengan PLTA. Apabila Pusat Listrik yang
ada sudah tidak mungkin diperluas lagi maka perlu dibangun Pusat Listrik lain
akan terbentuk sistem tenaga listrik dengan beberapa Pusat Listrik yang mengisi
suatu jaringan tertentu. Sistem Tenaga Listrik yang terakhir ini menjadi sub
sistem apabila diinterkoneksikan dengan sub sistem lain yang serupa, sehingga
terbentuk suatu sistem interkoneksi. Dalam sistem yang terisolir yang terdiri dari
sebuah Pusat Listrik saja pembagian antar beban antar unit pembangkit dapat
dilakukan dalam rangka mengikuti kebutuhan beban dari para pemakai listrik
Tetapi sejak sistem tenaga listrik harus dilayani oleh dua buah Pusat
Listrik atau lebih maka harus ada seorang operator sistem yang disebut
10
dispatcher sistem atau petugas piket operasi sistem harus mengatur pembagian
Untuk sistem interkoneksi yang besar, yang terdiri dari banyak Pusat
Listrik dan banyak Pusat Beban (Gardu Induk), sarana pengendalian operasi
tetapi harus ditambah dengan peralatan metering dan alat-alat pengolah data
Hal ini adalah memadai terutama jika diingat bahwa sistem yang besar
juga melibatkan biaya operasi yang besar sehingga pengendalian yang cermat
sangat diperlukan.
Hal ini antara lain disebabkan karena pemakaian tenaga listrik setalu berubah
dan waktu ke waktu, biaya bahan bakar yang relatif tinggi serta kondisi alam dan
a. Pengaturan Frekuensi.
listrik dari para konsumen dari waktu ke waktu. Untuk ini daya yang
dibangkitkan dalam sistem tenaga listriik harus selalu sama dengan beban
sistem, hal ini diamati melalui frekuensi sistem. Kalau daya yang dibangkitkan
11
dalam sistem lebih kecil daripada beban sistem maka frekuensi turun dan
sebaliknya apabila daya yang dibangkitkan lebih besar daripada beban maka
frekuensi naik.
b. Pemeliharaan Peralatan.
secara periodik dan juga perlu segera diperbaiki apabila megalami kerusakan.
c. Biaya Operasi.
Biaya operasi khususnya biaya bahan bakar adalah biaya yang terbesar
d. Perkembangan Sistem.
dirumuskan secara eksak, sehingga perlu diamati secara terus menerus agar
dapat diketahui langkah pengembangan sistem yang harus dilakukan agar sistem
Gangguan dalam sistem tenaga listrik adalah sesuatu yang tidak dapat
sepenuhnya dihindarkan. Penyebab gangguan yang paling besar adalah petir, hal
12
2.4. Manajemen Operasi Sistem Tenaga Listrik
Dari pengertiannya bahwa kata manajemen ini berasal dari bahasa inggris
“manage” dalam bahasa inggris itupun berasal pula dari bahasa Italia
“maneggio” yang berarti pelaksanaan atau pengurusan sesuatu atau lebih tepat
lagi “penanganan” sesuatu, sebab kata maneggio itu terjadi dari kata “manus”
Arti manajemen dalam hubungan operasi sistem tenaga listrik juga tidak
jauh dari arti kata tersebut diatas. Manajemen adalah kegiatan-kegiatan terutama
aspek luas, khususnya karena menyangkut biaya yang tidak sedikit serta
hajat hidup orang banyak. Oleh karenanya operasi sistem tenaga listrik
memerlukan manajemen yang baik, maka ada hal-hal yang perlu diperhatikan
a. Perencanaan Operasi
13
b. Pelaksanaan dan Pengendalian Operasi
c. Analisa Operasi
Yaitu analisa atas hasil-hasil operasi untuk memberikan umpan balik bagi
para pelanggan listrik. Oleh karenanya besar kecilnya beban listrik beserta
Tidak ada perhitungan eksak mengenai berapa besarnya beban sistem pada suatu
Beban sistem harus sama dengan daya yang yang dibangkitkan sehingga
mungkin dengan memperhatikan beban sistem tenaga listrik yang sudah terjadi
14
1. Perkiraan Beban Jangka Panjang.
Beban. Faktor makro tersebut diatas misalnya pendapatan per kapita Penduduk
yang sesungguhnya merupakan ukuran pula bagi kenaikan beban. Dalam hal ini
kapita. Kenaikan beban serta produksi tenaga Listrik untuk jangka panjang di
Perkiraan beban jangka menengah adalah jangka waktu dari tiga sampai
15
pembangkit listrik yang baru serta juga kemampuan teknis menyelesaikan
menonjol, karena dalam jangka menengah tidak banyak lagi yang dapat
besarnya beban minimum juga diperlukan karena beban yang rendah dapat
dengan nilai antara 1 sampai dengan 3% dari beban puncak sistem perlu
diperhitungkan dalam Perkiraan Beban Jangka menengah karena hal ini selain
mempengaruhi beban yang akan terjadi dalam sistem terutama perlu dianalisa
dari segi aliran daya. Untuk langganan baru dengan daya tersambung diatas 3%
dari beban puncak sistem perlu diperhitungkan dalam perkiraan beban jangka
panjang karena selain masalah segi aliran daya yang bakal terjadi dalam sistem
terdapat batas atas untuk beban maksimum dan batas bawah untuk beban
16
waktu lalu dengan memperhatikan berbagai informasi yang dapat mempengaruhi
besarnya beban sistem seperti acara televisi, cuaca dan suhu udara. Mengenai
beban harian sistem pada Gambar 2.3 dibawah ini maka dapat diambil beberapa
1. Beban puncak selalu terjadi di sekitar jam 19.00 yaitu pada malam hari. Ini
industry-industri.
2. Pada pagi hari sekitar jam 05.00 pagi selalu ada kenaikan beban sebentar
yang kemudian diikuti dengan penurunan beban pada sekitar jam 06.00
pagi. Hal ini disebabkan karena sekitar jam 05.00 pagi para pernakai tenaga
3. Beban terendah terjadi untuk setiap hari antara jam 06.30 dan jam 07.30
karena pada saat ini lampu-lampu sudah dimatikan tetapi belum ada
4. Untuk hari minggu dan hari libur saat terjadinya beban terendah ini lebih
5. Beban hari Sabtu setiap jam yang sama adalah lebih rendah daripada untuk
hari kerja lainnya yaitu dilihat dari beban puncak periodik bulan april 2014.
17
Hal ini disebabkan karena adanya perusahaan-perusahaan yang tidak bekerja
6. Beban hari Minggu untuk setiap jam yang sama adalah lebih rendah
daripada beban hari kerja (termasuk hari Sabtu), hal ini disebabkan karena
7. Beban hari libur khusus pada bulan April 2014 yaitu libur paskah pada
tanggal 18 April 2014 untuk jam yang sama adalah lebih tinggi daripada
beban di hari Minggu namun agak turun pada jam siang harinya dan dari
sore hingga malam hari mempunyai beban relatif sama dengan hari Minggu.
Hal ini disebabkan karena adanya kegiatan pemakaian tenaga listrik pada
a. Beban sistem banyak dipengaruhi oleh acara televisi yang menarik perhatian
masyarakat
b. Beban sistem banyak dipengaruhi oleh suhu udara, makin tinggi suhu udara
makin tinggi beban sistem sebagai akibat dari makin banyaknya pemakaian
penyejuk udara.
18
Langgam Beban April
5000
4837.53
4500
4000
3500
3000
2500
2000
BP April BP Sabtu BP Minggu BP 2013 Paskah
1500
Gambar 2.3. Grafik Langgam Beban April 2014 di Area Jawa Barat
(Sumber Pustaka dari “Evaluasi Operasi Bulanan Area Jawa Barat Pada April 2014)
a. Rumah Tangga
kipas angin alat rumah tangga, seperti pemanas air, lemari es, penyejuk udara,
b. Komersial
reklame kipas angin, penyejuk-udara dan alat-alat listrik lainnya yang diperlukan
c. Industri
Beban industri pada umumnya ada yang untuk skala kecil dan skala besar
yang terdiri dari motor tiga phasa, trafo, mesin-mesin produksi, dan alat-listrik
lain untuk keperluan sesuai dari yang diproduksi oleh industri tersebut.
19
Karakteristik beban diperlukan agar sistem tegangan dan pengaruh
efektif, maka harus dipahami pengertian dan pemakaian dari karakteristik beban
a. Daya
besaran tegangan dan arus. Satuan daya adalah watt. Daya dalam watt yang
diserap oleh suatu beban pada setiap saat adalah hasil kali jatuh tegangan sesaat
b. Kebutuhan (demand)
ampere. Yang dimaksud dengan kebutuhan sistem ialah beban rata-rata yang
dibutuhkan selama selang waktu yang singkat, jadi bukan harga sesaatnya.
Selang waktu itu ditentukan oleh jenis peralatan apa yang ditinjau/dibahas dan
ditentukan oleh konstante thermis dan peralatan yang ditinjau atau lamanya
(duration) dari beban tersebut. Beban tersebut mungkin hanya sebentar, seperti
waktu thermis yang lama, dalam 15 menit, 30 menit, satu jam bahkan lebih
20
c. Kebutuhan Maksimum
selama periode tertentu. Periode tertentu itu dapat dalam sehari, sebulan,
maupun dalam setahun. Beban puncak diartikan beban rata-rata selama selang
Jumlah daya yang tersambung adalah jumlah dari daya tersambung dari
beban puncaknya dalam periode tertentu. Beban rata-rata dan beban puncak
satuan dari keduanya harus sama. Faktor beban dihitung untuk periode tertentu
21
Beban puncak adalah beban maksimum yang terjadi dalam periode
Sistem tenaga listrik area II Jawa Barat mendapat suplai dari pembangkit
PLTU, PLTG, PLTGU, PLTP dan PLTA yang meliputi PLTA Saguling, PLTP
Jatiluhur, PLTP Wayang Windu, PLTGU Bekasi Power, PLTU IPP Cirebon.
transmisi tegangan ekstra tinggi 500 kV, jaringan tegangan tinggi 150 kV, dan
jaringan menengah 20 kV serta jaringan tegangan rendah 400 volt yang dapat
dilihat pada Gambar 2.4. menunjukkan peta dari jaringan area II Jawa Barat.
22
Gambar 2.4 Peta Jaringan Area II Jawa Barat
Dari Gambar 2.4 di atas maka terlihat penyuplaian listrik untuk di area II
pemakaian beban rumah tangga, industri, komersial dan publik. Suplai daya
pada area II diperoleh dari beberapa pembangkit listrik yang dapat dilihat pada
Tabel 2.1 dibawah ini menunjukkan jumlah dari kapasitas pembangkit untuk di
23
Tabel 2.1. Sumber Pasokan Daya Area II Jawa Barat
1 x 27,4 ; 2 x 52,3 ;
2 PLTP Kamojang Garut
1 x 60,85
1 x 52,0 ; 1 x 90,24 ;
3 PLTP Darajat Garut
1 x 105,8
3 x 137,0 ; 1 x 204,0 ;
6 PLTGU Muara Tawar Bekasi 2 x 145,0 ; 1 x 143,0 ;
1 x 71,0
1 x 36,3 ; 1 x 35,5 ;
12 PLTGU Bekasi Power Bekasi
1 x 47,0
Total 6.418,25
24
BAB III
nilai suatu variable. Hasil pencatatan ini menghasilkan data mentah yang
kegunaannya masih terbatas. Oleh karena itu agar data mentah lebih berguna
dengan informasi. Data adalah keterangan atau fakta mengenai suatu kelompok
atau individu, sedangkan informasi adalah berita. Informasi bisa berasal dari
data tetapi tidak sebaliknya. Sejalan dengan itu definisi data adalah suatu bahan
mentah yang jika diolah dengan baik melalui berbagai analisis dapat melahirkan
menunjukkan hipotesis tentnag efektivitas atau metode. Data yang baik sangat
jika tidak ditunjang oleh data yang baik, maka hasilnya kurang dapat
dipertanggung jawabkan.
25
Data yang dikumpulkan dapat bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data
kelompok aparat hukum atas polisi, jaksa dan hakim. Data kuantitatif diperoleh
dengan cara melakukan pengukuran, misalnya skor statistik, berat dan tinggi
badan, data pengoperasian beban listrik untuk area Jawa Barat, dan lain-lain.
dengan tujuannya. Ada berbagai metode yang dikenal antara lain wawancara,
dipilih untuk setiap variable tergantung pada berbagai faktor terutama jenis data
Data dapat dikumpulkan melalui tes dan non-tes. Pada umumnya tes
terdiri dari uraian dan tipe objektif. Tipe objektif sendiri terdiri dari bentuk
dokumentasi (documentation). Namun jika data tersebut sudah ada, tentu tidak
pembebanan untuk kebutuhan beban puncak listrik, dapat diperoleh dari PLN
26
3.1.2. Pengolahan dan Analisis Data
“dibersihkan” dulu dari kesalahan entry. Untuk mengecek data apakah dientry
dengan baik maka analisis pertama yang dilakukan adalah dengan melihat tabel
frekuensi dari data tersebut. Dari tabel frekuensi maka akan dapat diketahui
apakah jumlahnya sudah benar dan rumus-rumus yang dimasukkan untuk setiap
keperluan laporan dan analisis perlu diatur, disusun, disajikan dalam bentuk
operasi sistem tenaga listrik, perlu ada laporan mengenai operasi sistem tenaga
listrik. Laporan operasi sistem sebaiknya meliputi hal-hal sebagai berikut: [2]
panjang dan luas penampang jaringan serta data perlatan lainnya yang dianggap
27
Dalam laporan perlu digambarkan penambahan dan penghapusan yang
Dari laporan ini bisa pula dilihat apakah pekerjaan pemeliharaan instalasi
terjadi dalam sistem. Perlu dilaporkan pula beban yang tinggi misalnya diatas
80% dan beban yang rendah misalnya dibawah 20% yang terjadi pada bagian-
pembebanan lebih pada salah satu bagian instalasi, yaitu dengan mengadakan
28
d. Laporan Produksi
merupakan tugas utama. Penyediaan tenaga listrik bisa didapat dari produksi
pusat-pusat listrik dan dari pembelian tenaga listrik yang berasal dari Perusahaan
tenaga listrik negara tetangga maka bisa terjadi export dan import tenaga listrik.
biasanya berbentuk Neraca Energi. Neraca Energi merupakan salah satu laporan
penting yang menggambarkan hasil utama dari sistem operasi sistem tenaga
dapat dipakai untuk mengevaluasi berhasil tidaknya operasi sistem tenaga listrik.
29
f. Laporan mengenai Bahan Bakar
sistem tenaga listrik maka situasi yang menyangkut masalah bahan bakar perlu
berikut:
Hal ini perlu dilaporkan karena persediaan bahan bakar merupakan faktor
Jumlah pemakai bahan bakar perlu dilaporkan karena hal ini menyangkut
biaya yang tidak kecil. Sedangkan pemakaian spesifik dalam liter per KWH
bagi bahan bakar minyak dan dalam Kg per KWH bagi bahan bakar batu
unit pembangkit.
g. Statistik Operasi
dalam butir a sampai butir f, sebaiknya juga dilaporkan dalam bentuk Statistik
karena perubahannya dalam satu bulan cukup besar, tetapi daya terpasang
30
Dengan memperhatikan Statistik dapat cepat didteteksi apakah ada
kekeliruan atau tidak mengenai angka laporan. Misalnya terjadi perbedaan yang
menyolok dengan angka laporan periode sebelumnya, maka hal ini dapat segera
laporan tersebut.
suatu kebesaran operasi dalam sistem. Misalnya Statistik Beban Sistem dapat
dipakai untuk melihat kecenderungan kenaikan beban dalam sistem dan Statistik
diperlukan.
dalam sistem.
31
Laporan Aliran Daya sebaiknya dibuat untuk saat beban puncak siang
dan beban puncak malam sehingga bisa didapat gambaran global mengenai
bagian-bagian mana saja dalam sistem yang tegangannya rendah dan juga
yang tepat karena menyangkut biaya operasi yang cukup besar. Dalam kegiatan
prakiraan beban ini, dapatlah diperkirakan pada tahun sekian perlu dibangun
suatu Pembangkit dengan unit terpasang yang tertentu pada suatu daerah tertentu
atau penambahan kapasitas dari pusat-pusat pembangkit yang ada. Akibat ini,
diperlukan, penyediaan tenaga listrik, dimana diperlukan waktu dan dana, maka
jelaslah perkiraan beban tersebut perlu dibuat untuk beberapa waktu kedepan.
Dari uraian yang dibahas maka jelaslah bahwa prakiraan kebutuhan energi listrik
32
seperti penggunaan komputer dengan menggunakan perangkat lunak atau
kebutuhan listrik untuk periode 5 tahun mendatang perlu dipikirkan secara serius
dari sekarang agar sistem dapat berjalan normal dengan mutu dan keandalan
suatu pembangkit dengan unit terpasang tertentu pada suatu daerah, atau
kebutuhan daya listrik sebagai akibat dari adanya kebutuhan energi tersebut,
perencanaan distribusi.
mengumpulkan data analitik dan data historis; mengadakan analisa atas data
faktor-faktor ekstrapolasi yang dipakai pada periode waktu yang dipilih. Hal ini
33
perlu dilakukan karena tidak adanya rumus eksak dalam memperkirakan beban,
Statistik beban dari masa lalu beserta analisanya sangat diperlukan untuk
dengan cara mengekstrapolisasi grafik beban dimasa lampau ke masa yang akan
penyejuk udara; kegiatan ekonomi dalam masyarakat dan kegiatan sosial dalam
masyarakat.
Beban Puncak = d12 + d22 + d32 + d42 +.....+ dn2 ........................... (3.1) [2]
Keterangan :
Metode ini dapat dipakai untuk memperkirakan beban puncak yang akan
terjadi di Sistem Tenaga Listrik untuk beberapa tahun yang akan datang dan ini
34
Gambar 3.1. Metode Least Square [2]
Agar hasil extrapolasi untuk masa yang akan datang dapat memberikan
hasil yang lebih teliti, perkembangan beban yang terjadi di masa lampau perlu
b. Metode Exponensial
Metode ini dapat dipakai kalau Sistem Tenaga Listrik yang dibahas
masih jauh dari kejenuhan dan ada suatu target kenaikan beban yang digariskan
seperti pada Gambar 3.2. Hal ini terjadi di tempat-tempat yang baru mengalami
elektrifikasi.
35
Gambar 3.2. Metode Exponensial [2]
Dari grafik ini untuk menetukan beban puncak dapat dihitung dengan
rumus :
t
Beban Puncak = (B0 + P) ............................................... (3.2) [2]
Keterangan :
Metode ini dapat dipakai apabila sudah terlihat adanya kejenuhan pada
Sistem Tenaga Listrik yang dibahas. Kejenuhan bisa terjadi misalnya karena
semua orang telah memakai tenaga listrik dan tidak ada pengembangan industri
36
Gambar 3.3. Metode Curve Fit [2]
Dari grafik ini untuk menetukan beban puncak dapat dihitung dengan
rumus :
-at
Beban Puncak = B0 + ∑ .............................................. (3.3) [2]
Keterangan :
terjadi kalau ada pemakai listrik yang menambah peralatan listriknya, misalnya
Metode ini dipakai untuk memperkirakan beban harian dari suatu Sistem
Tenaga Listrik. Beban untuk setiap jam diberi koefisien yang menggambarkan
puncak, misalnya k4 = 0,6 berarti bahwa pada jam 04.00 adalah 0,6 kali beban
37
puncak yang terjadi pada jam 19.00 (k19 = 1) dan ini dapat dilihat pada Gambar
3.4 yang menunjukkan grafik beban pada setiap jamnya dalam periodik harian.
Koefisien-koefisien ini berbeda untuk hari Senin s/d Minggu dan juga
untuk hari Libur bukan Minggu. Beban puncak dapat diperkirakan dengan
harian untuk suatu minggu yang akan datang. Koefisien-koefisien ini perlu
dikoreksi secara terus menerus berdasarkan hasil pengamatan atas beban yang
sesungguhnya terjadi.
Metode ini hanya dapat dipakai untuk perkiraan beban beberapa puluh
menit kedepan dan biasanya konstan a juga tergantung kepada ramalan cuaca.
Metode ini biasa untuk memperkirakan beban puncak beberapa puluh menit
38
Gambar 3.5. Metode Pendekatan Linier [2]
Dari grafik ini untuk menetukan beban puncak dapat dihitung dengan
Keterangan :
dicari rata-ratanya setelah didapat dikalikan dengan beban puncak saat ini .
g. Metode Markov
39
3.5. Penggunaan Sistem Matrix
teknik maupun di dalam ilmu lainnya, sering harus dipecahkan suatu persoalan
yang terdiri dari lebih dua persamaan. Bahkan di suatu negara yang telah maju,
memungkinkan selain untuk hubungan yang kait mengait antara sektor yang satu
dengan sektor lainnya (output sektor yang satu merupakan input sektor lainnya)
permintaan akhir (final demand) bagi setiap sektor sudah diketahui. Biro Pusat
40
Statistik sudah membuat Tabel Input-Output untuk tahun 1971, 1975, 1983,
1985, 1995. Tahun 1971 & 1975 masing-masing terdiri dari 175 & 179 sektor.
(sering disebut elemen-elemen) yang disusun menurut baris dan kolom sehingga
Apabila suatu matrix A terdiri dari m baris dan n kolom, maka matrix A
=( ), i = 1, 2, ..., m
j = 1, 2, ..., n
( )
merupakan elemen matrix A dari baris i dan kolom j, i dan j dinamakan indeks
41
Keuntungan penyajian data dalam bentuk matrix ialah: [6]
1. Menghemat tempat.
2. Bisa membuat analisis simultan untuk dua hal yang berlainan dan dalam hal
ini adanya perbedaan harga akibat perbedaan waktu dan perbedaan tempat.
simbol untuk matrix dipergunakan huruf besar Latin dan untuk elemen-
1. ( ) 2. ( ) 3. ( )
kolom dari suatu matrix. Ini berarti bahwa matrix yang baru ini baris-barisnya
Dari uraian yang diatas maka definisi dari Transpose suatu matrix
A=( ) ialah suatu matrix baru yang mana elemen-elemennya diperoleh dari
matrix menjadi kolom-kolom dan baris-baris dari matrix yang baru ini, dengan
perkataan lain baris ke-i dari matrix A menjadi kolom ke-i dari matrix baru.
Biasanya transpose matrix A diberi simbol AT (baca A transpose) dan ditulis: [6]
42
AT = (ɑTi j = ɑTi j).
( ) = ( )
Pengertian dari perkalian suatu matrix yaitu apabila AmXn = (aij) yaitu
matrix dengan m baris dan n kolom, BnXp = (bij) yaitu matrix dengan n baris dan
kali), ini dimaksudkan suatu matrix CmXp ; (AB = C), yaitu matrix dengan m
baris dan p kolom, dimana elemen C dari baris ke-i dan kolom ke-j diperoleh
rumus:
Dengan : i = 1, 2, ..., m
j = 1, 2, ..., p
Dalam Square Matrix (matrix kuadrat) mempunyai dua baris dan dua
kolom (m = n = 2). Untuk lebih jelas bagaimana determinan yaitu dengan contoh
di bawah ini.
43
Misalkan matrix ( ) , maka determinant A = det (A)
= ............... (3.8) [6]
diagonal dari kiri atas ke kanan bawah dikurangi dengan hasil kali elemen-
dengan kofaktor dari semua elemen matrix A sebagai elemennya, maka: [6]
( )
maka adjoint matrix A yaitu Adj(A) = KT = (KTij = Kji). Jadi jelasnya Adj(A)
44
Adj(A) = KT =
( )
Dari hasil ini maka dapat disimpulkan A invers untuk matrix (2x2) yaitu:
[6]
A-1 ( ) .................................................................... (3.11)
kuadrat terkecil, yang berpangkal pada kenyataan bahwa jumlah pangkat dua
dari jarak antara titik-titik regresi yang sedang dicari harus sekecil mungkin.
dalam bentuk persamaan matematik dan garis. Persamaan matematik dan garis
yang didapat disebut persamaan regresi yang dapat berbentuk garis lurus (linear)
atau tidak lurus (non-linear). Hubungan fungsional terdiri dari dua jenis variabel
45
yaitu variabel bebas atau variabel prediktor (dependent) umumnya dinyatakan
(X) dengan variabel terikat (Y) dapat dilakukan melalui persamaan regresi. [7]
Metode garis lurus kuadrat terkecil (Least Square Line) adalah dengan
mencocokkan garis lurus y = a + bx dengan sekumpulan titik (x 1, y1), (x2, y2), ...
(xn, yn) sedemikian rupa sehingga jumlah dari kuadrat jarak titik-titik tersebut ke
garis ini bernilai minimum. Jarak dari titik ke garis ini diukur sepanjang ordinat
dalam arah y.
antara DF dan EF, yaitu yi - a - bxi , sehingga : DE2 = (yi - a - bxi)2. Jadi jumlah
persamaan :
46
Hal pertama yang harus dilakukan adalah menentukan nilai a dan b
sedemikian rupa agar S minimum. Ruas kanan memuat dua besaran yang tidak
diketahui, a dan b. Karena itu agar jumlah kuadrat tersebut minimum, haruslah :
dan dengan :
, sehingga ∑ ,
, sehingga ∑
∑ ∑ , sehingga :
∑ ∑ ∑ , sehingga :
indeksnya, dan bahwa nilai x dan y disini adalah nilai data yang dicatat. Lalu
waktu beban puncak yang diketahui. Dari persamaan normal ini, nilai a dan b
47
∑ ∑
( )( ) ( ) .... .................................................... (3.17) [6]
∑ ∑ ∑
∑ ∑
( ) ( ) ( ) ............................................... (3.18) [6]
∑ ∑ ∑
∑ ∑ ∑
( ) ( ) ( ) ......................................... (3.19) [6]
∑ ∑
Dimana D adalah hasil determinan dari kali silang kiri dikurang dengan
Selain masalah prakiraan beban dari suatu sistem tenaga listrik yang
prakiraan beban dari sub sistem, misalnya prakiraan beban dari setiap Gardu
Induk. Hal ini diperlukan untuk membuat analisa aliran daya dalam sistem
proses perhitungan secara manual jika hanya terdiri dari beberapa jaringan.
Untuk perhitungan yang terdiri dari banyak jaringan (sistem) maka harus
interkoneksi Jawa-Bali.
48
BAB IV
Metode Least Square serta data yang digunakan dalam menghitung prakiraan
Berdasarkan data lima tahun dari tahun 2009 – 2013 yaitu pemakaian
beban listrik dengan beban puncak pada pemakaian siang hari dan malam hari
dari rentang bulan Januari sampai bulan Desember yang sudah lewat dapat
terlihat perubahan beban listrik dalam data statistik PT. PLN P3B Gandul,
Dengan melihat perubahan beban yang didapat dari tahun 2009 – 2013
maka dapat dilihat ada peningkatan beban setiap tahunnya. Data beban puncak
yang diperoleh ini akan diolah dan dihitung kenaikan beban setiap tahunnya
untuk diperkirakan beban puncak di area II Jawa Barat pada periode 5 tahun
yang akan datang yaitu dari tahun 2014 – 2018. Hasil perkiraan yang diperoleh
pada kenaikan beban puncak dari tahun 2014 – 2018 akan dianalisa untuk dilihat
beban puncak dengan kapasitas pembangkit yang ada di area II Jawa Barat.
49
Tabel 4.1 Data Beban Puncak Area II Jawa Barat Tahun 2009 – 2013
Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013
Bulan /
BP. BP. BP. BP. BP. BP. BP. BP. BP. BP.
Tahun
Siang Malam Siang Malam Siang Malam Siang Malam Siang Malam
Januari 2.817,89 3.175,89 3.034,40 3.438,32 3.283,70 3.724,45 3.580,30 4.028,25 3.883,17 4.317,05
Februari 2.761,10 3.166,65 3.070,60 3.492,96 3.328,25 3.797,65 3.645,20 4.108,24 3.914,00 4.347,00
Maret 2.876,10 3.312,20 3.079,60 3.525,60 3.364,25 3.770,85 3.686,58 4.095,56 3.978,81 4.382,25
April 2.972,30 3.366,70 3.175,70 3.640,90 3.378,30 3.812,75 3.705,91 4.214,60 4.044,66 4.426,91
Mei 2.939,50 3.438,90 3.207,40 3.679,30 3.490,50 3.886,30 3.751,55 4.222,03 4.117,87 4.512,77
Juni 3.010,30 3.451,80 3.180,80 3.614,80 3.429,15 3.857,05 3.770,25 4.265,85 4.121,77 4.542,52
Juli 3.065,70 3.462,70 3.152,70 3.696,00 3.429,05 3.949,80 3.719,30 4.250,70 4.077,59 4.469,68
Agustus 3.056,40 3.476,50 3.224,50 3.666,20 3.428,90 3.891,60 3.678,36 4.136,47 4.220,59 4.560,19
September 2.985,10 3.423,70 3.146,10 3.655,90 3.493,88 3.987,57 3.893,35 4.309,55 4.244,13 4.648,69
Oktober 3.035,90 3.542,70 3.224,80 3.765,20 3.604,90 4.079,50 3.916,90 4.359,20 4.287,51 4.683,51
November 3.085,80 3.543,90 3.223,25 3.703,30 3.587,70 4.056,36 4.080,73 4.323,96 4.253,52 4.644,93
Desember 3.109,90 3.460,90 3.215,25 3.719,40 3.595,10 4.010,61 3.869,62 4.318,26 4.278,57 4.634,97
Minimum 2.761,10 3.166,65 3.034,40 3.438,32 3.283,70 3.724,45 3.580,30 4.028,25 3.883,17 4.317,05
Maksimum 3.109,90 3.543,90 3.224,80 3.765,20 3.604,90 4.079,50 4.080,73 4.359,20 4.287,51 4.683,51
Rata-rata 2.976,33 3.401,88 3.161,26 3.633,16 3.451,14 3.902,04 3.774,84 4.219,39 4.118,52 4.514,21
Dari Tabel 4.1 maka dapat diketahui beban minimum, beban maksimum
(puncak), dan beban rata-rata dari setiap tahunnya dari tahun 2009 – 2013 di
area II Jawa Barat dimana beban pada malam hari lebih besar dari beban pada
siang hari maka angka yang diambil untuk perhitungan beban dipakai pemakaian
beban pada malam hari yang dijabarkan lebih sederhana dalam Tabel 4.2
dibawah ini.
50
Tabel 4.2 Data Beban Area II Jawa Barat Tahun 2009 – 2013
Dari perhitungan dari faktor beban (fb) untuk beban puncak di area II
Jawa Barat dapat dilihat ada kestabilan faktor beban dari tahun 2009 – 2013
perhitungan faktor beban (fb) dapat dilihat pada Tabel 4.3 di bawah ini :
51
Tabel 4.3 Faktor Beban (Fb) Area II Jawa Barat Tahun 2009 – 2013
Faktor Beban
Tahun
(Fb)
2009 0,96
2010 0,96
2011 0,96
2012 0,97
2013 0,96
Lalu dari data-data di Tabel 4.2 mengenai data beban area II tersebut
dengan data yang diperoleh. Untuk ini, diagram beban puncak setiap tahunnya
perlu dibuat dan dapat dilihat pada letak titik-titik (data beban puncak 5 tahun
4400
4.359,20
4200
4.079,50
4000
3800
3.765,20
3600
3.543,90
3400
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Tahun
52
Dengan melihat perubahan beban puncak selama 5 tahun sebelumnya
maka untuk mendapatkan beban puncak selama 5 tahun yang akan datang dapat
dicari dengan persamaan regresi linier . Persamaan regresi linier tujuannya untuk
mendapatkan angka beban puncak dari hasil persamaan garis lurus kuadrat
terkecil (Least Square Line). Persamaan garis lurus kuadrat dapat dinyatakan
dengan y = a + bx, dimana a dan b harus pertama kali dicari untuk mendapatkan
beban.
2009-2013) dan dengan melihat persamaan pada (3.15) dan (3.16) maka
dibutuhkan jumlah untuk nilai-nilai x, y, x2 dan xy. Lebih baik hal ini dilakukan
x y x2 xy
1 3.543,90 1 3.543,90
2 3.765,20 4 7.530,40
3 4.079,50 9 12.238,50
4 4.359,20 16 17.436,80
5 4.683,51 25 23.417,55
∑ ∑ ∑ ∑
53
Dengan memasukkan nilai ∑ ∑ ∑ ∑ kedalam persamaan di
5a + 15b = 20.431,31
( )( ) ( )
( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
y = 3.224,296 + 287,322 x
54
Persamaan regresi tersebut dapat digunakan untuk melakukan prediksi
(ramalan) besarnya beban puncak untuk 5 tahun yang akan datang, yaitu dengan
y = 3.224,296 + 1.723,932
y = 4.948,228 4.948,23 MW
y = 3.224,296 + 2.011,254
y = 5.235,550 5.236,55 MW
y = 3.224,296 + 2.298,576
y = 5.522,872 5.523,87 MW
y = 3.224,296 + 2.585,898
y = 5.810,194 5.810,19 MW
y = 3.224,296 + 2.873,220
y = 6.097,516 6.098,52 MW
55
Dari perhitungan dari persamaan garis lurus kuadrat terkecil (Least
Square Line) untuk beban puncak di area II Jawa Barat periode 2014-2018 dapat
2014 4.948,23
2015 5.235,55
2016 5.522,87
2017 5.810,19
2018 6.097,52
Line), prakiraan beban dapat juga dilakukan dengan metode pertumbuhan beban
(dalam %), kemudian dicari rata-ratanya setelah didapat dikalikan dengan beban
puncak saat ini. Untuk lebih jelasnya diberikan cara perhitungan dibawah ini.
56
1. Tahun 2010 = 3.765,20 – 3.543,90 x 100 %
3.765,20
= 221,30 x 100 %
3765,20
= 5,88 %
= 6,73 %
57
Dengan melihat pertumbuhan beban rata-rata sebesar 6,73 % sehingga
= 4.683,51 MW + 315,20 MW
= 4.998,71 MW
= 4.998,71 MW + 336,41 MW
= 5.335,12 MW
= 5.335,12 MW + 359,05 MW
= 5.694,18 MW
= 5.694,18 MW + 383,22 MW
= 6.077,40 MW
= 6.007,40 MW + 409,01 MW
= 6.486,40 MW
untuk beban puncak di area II Jawa Barat periode 2014-2018 dapat dilihat pada
58
Tabel 4.6 Prakiraan Beban Puncak Area II Jawa Barat
(Metode Pertumbuhan Beban)
2014 4.998,71
2015 5.335,12
2016 5.694,18
2017 6.077,40
2018 6.486,40
pemakaian beban listrik di Area II Jawa Barat melalui metode least square line
(garis lurus kuadrat terkecil) dan metode pertumbuhan beban rata-rata. Dari
kedua metode pengolahan data maka dapat diperoleh hasilnya pada Tabel 4.7
dan melihat Gambar 4.2 untuk perbandingan dari kedua metode tersebut.
59
Prakiraan Beban Puncak 2014 - 2018
Metode Pertumbuhan Beban Rata-Rata Metode Least Square
6600
6486,4
Beban Puncak (MW)
6200 6077,4
6097,52
5335,12 5522,87
5400
5235,55
4998,71
5000
4948,23
4600
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Tahun
Dari hasil prakiraan dapat dilihat bahwa metode pertumbuhan beban rata-
rata lebih besar dari metode least square line dan dari kedua metode ini maka
dapat dianalisa lebih jauh dengan mencari faktor kebutuhan beban listrik pada
Dari penjelasan rumus pada (2.1) untuk mencari faktor kebutuhan yaitu
didapat dari metode least square line (lihat Tabel 4.7) dengan jumlah
60
1. Tahun 2014 = 4.948,23 ; 2. Tahun 2015 = 5.235,55
6.418,25 6.418,25
= 0,77 = 0,82
Dari penjelasan rumus pada (2.1) untuk mencari faktor kebutuhan yaitu
dengan jumlah daya yang terpasang yaitu 6.418, 25 (lihat Tabel 2.1).
61
Perhitungan Prakiraan dari metode least square dan metode pertumbuhan
beban rata-rata yang dijelaskan diatas dapat dilihat dalam Tabel 4.8 dibawah ini.
Metode Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Least
0,77 0,82 0,86 0,91 0,95
Square Line
Pertumbuhan
0,78 0,83 0,89 0,95 1,01
Beban
Dari kedua metode perkiraan ini maka dapat dilihat ada pertumbuhan
setiap tahunnya dari faktor kebutuhan pemakaian tenaga listrik. Hasil dari kedua
metode ini ada perbedaan namun tidak jauh berbeda hasilnya. Dengan melihat
hasil faktor kebutuhan pada tahun 2016 ada perbedaan sekitar 0.03 yaitu 3% lalu
pada tahun 2017 ada perbedaan 4% dan tahun 2018 ada perbedaan 6% dari hasil
yang diperoleh dalam perkiraan beban metode least square line dengan metode
pertumbuhan beban. Hal ini karena pertumbuhan beban ini menghitung dengan
dari kenaikan beban puncak dan diambil garis lurus yang menjadi titik tolak
ukur untuk kenaikan beban puncak di tahun berikutnya. Oleh sebab itu, nilai dari
pertumbuhan beban agak sedikit lebih tinggi dari metode least square line.
62
BAB V
KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan pada analisa prakiraan beban listrik di Area II Jawa
barat pada tahun 2014-2018 maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
puncak dari tahun 2009-2013 maka dipilih metode garis lurus kuadrat
2. Dari sumber pasokan daya pada area II Jawa Barat saat ini sebesar 6.418,25
MW, maka dengan melihat kebutuhan beban puncak dari metode least
square line masih terpenuhi karena kebutuhan beban puncak dibawah dari
3. Namun bila melihat hasil dari metode kebutuhan rata-rata, maka pasokan
daya yang tersedia sebesar 6.418,25 MW harus ditambah pada tahun 2017
baru untuk menambah pasokan daya, karena perhitungan beban pada tahun
63
DAFTAR PUSTAKA
1. Basri, Hasan, Sistem Distribusi Daya Listrik, Balai Penerbit Humas ISTN,
Jakarta, 1997.
Jakarta, 2006.
2011.
64