SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk menyelesaikan
Pendidikan Diploma Empat (D4) Program Studi Teknik Listrik
Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Ujung Pandang
i
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
Skripsi ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan pada kantor Dinas
Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan. Dalam penulisan skripsi ini tidak sedikit
hambatan yang penulis alami, namun berkat bimbingan, pertolongan, nasihat serta
saran dari berbagai pihak terutama pembimbing dan para staf di kantor Dinas
mungkin. Karena itu penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima
kasih yang setinggi-tinginya kepada semua pihak yang secara moril maupun materil
Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
2. Ahmad Rizal Sultan, S.T., M.T., Ph.D. selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro
3. Sofyan, S.T., M.T. selaku Ketua Program Studi D-4 Teknik Listrik
iv
Ph.D. sebagai Pembimbing II yang telah mencurahkan waktu dan
5. Segenap Dosen dan staf pada Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri
Ujung Pandang;
6. Seluruh staf di kantor Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan yang telah
7. Orang Tua tercinta yang telah memberi doa dan dukungan kepada penulis
Negeri Ujung Pandang angkatan 2019 yang telah membantu dan memberi
dukungan;
9. Seluruh pihak-pihak yang tidak bisa penulis sebukan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk
perbaikan dimasa mendatang. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR ISI
v
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
RINGKASAN .......................................................................................................xv
vi
2.6.1 Lampu Listrik ...........................................................................17
2.6.2 Metode Lumen ..........................................................................23
2.7 Beban Air Conditioner ..........................................................................26
2.7.1 Jenis Jenis Ac ............................................................................27
2.7.2 Formula Kapasitas Tata Udara .................................................29
2.8 Konsumsi Energi ..................................................................................31
2.9 Peluang Hemat Energi (PHE) ...............................................................33
2.10 Manajemen Energi ................................................................................34
2.11 Webserver .............................................................................................36
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................39
vii
4.5.1 Analisis Peluang Hemat Energi Sistem Pencahayaan ..............72
4.5.2 Analisis Peluang Hemat Energi Sistem Pengkondisiaa Udara .76
4.5.3 Analisis Peluang Hemat Energi Sistem Perangkat Listrik ........79
4.5.4 Menghitung IKE Setelah Peluang Hemat Energi .....................81
4.6 Rekomendasi Hemat Energi .................................................................82
4.7 Pengujian Website Monitoring Tingkat Penggunaan Energi ...............84
BAB V PENUTUP ................................................................................................92
5.1 Kesimpulan ...........................................................................................92
5.2 Saran .....................................................................................................93
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................95
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan ...6
Gambar 2.2 Segitiga Daya .................................................................................14
Gambar 2.3 Illuminansi .....................................................................................16
Gambar 2.4 Alur Plan – Do – Check – Act .......................................................35
Gambar 3.1 Diagram Alir Prosedur Kegiatan ...................................................42
Gambar 4.1 Kantor Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan ......................43
Gambar 4.2 Lokasi Kantor Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan ..........44
Gambar 4.3 Denah Bangunan Utama Lantai 1 ..................................................45
Gambar 4.4 Denah Bangunan Utama Lantai 2 ..................................................45
Gambar 4.5 Denah Bangunan MTKI dan Perpustakaan ...................................45
Gambar 4.6 Denah P2P Lantai 1 .......................................................................46
Gambar 4.7 Denah P2P Lantai 1 .......................................................................46
Gambar 4.8 Denah Aula ....................................................................................46
Gambar 4.9 Denah Gedung Darmawanita ........................................................46
Gambar 4.10 Grafik Pemakaian Listrik Gedung Sektor 1 ..................................49
Gambar 4.11 Grafik Pemakaian Listrik Gedung Sektor 2 ..................................51
Gambar 4.12 Pie Chart penggunaan energi listrik ..............................................66
Gambar 4.13 Tampilan Awal Website ................................................................85
Gambar 4.14 Tampilan Login .............................................................................85
Gambar 4.15 Tampilan Setelah Login .................................................................86
Gambar 4.16 Tampilan Form Menu Input ..........................................................86
Gambar 4.17 Tampilan Input Data ......................................................................87
Gambar 4.18 Form Data Tersimpan ....................................................................87
Gambar 4.19 Tampilan Data Laporan .................................................................88
Gambar 4.20 Tampilan pada Menu Grafik .........................................................88
Gambar 4.21 Tampilan Logout ...........................................................................89
Gambar 4.22 Kotak Dialog Logout .....................................................................89
Gambar 4.23 Grafik Biaya Penggunaan Energi Sektor 1 .....................................91
Gambar 4.24 Grafik Biaya Penggunaan Energi Sektor 2 ....................................91
x
DAFTAR SINGKATAN
SINGKATAN KEPANJANGAN
AC Air Conditioner
AHU Air Handler Unit
APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
APBN Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
ASCII American Standard Code for Information Interchange
BTU British Thermal Unit
CFL Compact Fluorescent Lamp
CSS Cascading Style Sheet
DBMS Database Management System
DINKES Dinas Kesehatan
ESDM Energi dan Sumber Daya Mineral
EUI Energy Use Intensity
HP Horsepower
HTML Hyper Text Markup Language
HTTP Hypertext Transfer Protocol
HTTPS Hypertext Transfer Protocol Secure
ID Idem; Identitas Diri
IKE Intensitas Konsumsi Energi
IP Internet Protocol
ISO International Standard Organization
KEPMENKES Keputusan Menteri Kesehatan
kVA Kilo Volt Ampere
kW Kilo Watt
kWh Kilo Watt Hour
LED Light Emitting Diode
MTKI Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia
MySQL My Structure Query Language
P2P Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
PDCA Plan, Do, Check, Act
PHE Peluang Hemat Energi
PHP Hypertext Preprocessor
PK Paard Kracht
xi
PLN Perusahaan Listrik Negara
PP Peraturan Pemerintah
SEU Significant Energy Use
SI Satuan Internasional
SNI Standar Nasional Indonesia
SUL – SEL Sulawesi Selatan
SQL Structure Query Language
TL Tube Luminescent
VA Volt Ampere
VAR Volt Ampere Reactive
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Selatan .........................................................................................105
xiii
SURAT PERNYATAAN
NIM : 42119071
Audit Energi dan Monitoring Berbasis Website pada Kantor Dinas Kesehatan
Provinsi Sulawesi Selatan” adalah benar disusun / dibuat oleh saya sendiri dengan
arahan komisi pembimbing, dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun pada
Semua data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan
dapat diperiksa kebenarannya. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari
karya yang diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam naskah dan
Jika pernyataan saya tersebut tidak benar, saya siap menanggung resiko yang
xiv
ANALISIS AUDIT ENERGI DAN MONITORING BERBASIS WEBSITE
PADA KANTOR DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI
SELATAN
RINGKASAN
xv
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia, sektor ini bertanggung jawab terhadap 50% dari total pengeluaran
energi, dan lebih dari 70% konsumsi listrik secara keseluruhan (EECCHI, 2012)
(dikutip: USAID – ICED, 2014). Salah satu sektor bangunan yang di fokuskan
gedung pemerintah adalah bangunan untuk keperluan dinas yang menjadi barang
milik Negara/Daerah dan diadakan dengan sumber pembiayaan yang berasal dari
sumber dana APBN dan/atau APBD atau perolehan lainnya yang sah.
melaksanakan program penghematan energi listrik pada sistem tata udara, sistem
tata cahaya, dan peralatan pendukung lainnya. Untuk itu perlu dilakukan
manajemen energi agar penggunaan energi terutama energi listrik menjadi lebih
efisien. Salah satu langkah manajemen energi ialah dengan melakukan audit energi.
bangunan gedung pemerintah maka dilakukan audit energi di salah satu gedung
Selatan. Pada Kantor Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan belum pernah
1
dilakukan audit energi, sehingga penggunaan energi di Kantor Dinas Kesehatan
Provinsi Sulawesi Selatan belum dapat dikatakan efisien. Untuk itu, dilakukan
kegiatan audit energi untuk mengetahui tingkat penggunaan energi dan peluang –
mengambil topik mengenai audit energi yang sudah dilakukan dan digunakan
sebagai bahan referensi penulis. Perbedaan dari penelitian yang dilakukan pada
yang telah dilakukan sebelumnya adalah lokasi pengambilan data dan format serta
media monitoring yang berbeda untuk persentase konsumsi dan biaya energi listrik.
Dari dasar pemikiran di atas, maka penulis menyusun laporan skripsi ini
2
1.2 Rumusan Masalah
ini adalah:
Sulawesi Selatan.
3
1.4 Tujuan Penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
2.1 Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan
Berkarakter”.
Misi :
1. Bidang Sekretariat
2. Bidang Kesehatan Masyarakat
3. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
4. Bidang Pelayanan Kesehatan
5. Bidang Sumber Daya Kesehatan
5
6. UPTD Dinas Kesehatan
Bagan struktur organisasi ditunjukkan pada gambar 2.1.
KEPALA DINAS
SEKRETARIS
KORDINATOR KELOMPOK
PEJABAT FUNGSIONAL
KEPALA SUB
KEPALA SUB KEPALA SUB
BAGIAN UMUM
BAGIAN BAGIAN
KEPGAWAIAN &
PROGRAM KEUANGAN
HUKUM
KEPALA BIDANG
KEPALA BIDANG KEPALA BIDANG KEPALA BIDANG
PENCEGAHAN DAN
KESEHATAN PELAYANAN SUMBER DAYA
PENGENDALIAN
MASYARAKAT KESEHATAN KESEHATAN
PENYAKIT
KEPALA SEKSI
KEPALA SEKSI KEPALA SEKSI
KESEHATAN KEPALA SEKSI SUMBER
PENCEGAHAN DAN PELAYANAN
LINGKUNGAN, DAYA MANUSIA
PENGENDALIAN PTM KESEHATAN
KESEHATAN KERJA, KESEHATAN
DAN KESEHATAN JIWA TRADISIONAL
OLAHRAGA
KEPALA SUB KEPALA SUB KEPALA SUB KEPALA SUB KEPALA SUB KEPALA SUB KEPALA SUB
BAGIAN TATA BAGIAN TATA BAGIAN TATA BAGIAN TATA BAGIAN TATA BAGIAN TATA BAGIAN TATA
USAHA USAHA USAHA USAHA USAHA USAHA USAHA
KEPALA SEKSI
KEPALA SEKSI KEPALA SEKSI KEPALA SEKSI KEPALA SEKSI KEPALA SEKSI KEPALA SEKSI
PELAYANAN
BIDANG PELAYANAN PELAYANAN PELAYANAN PELAYANAN PELAYANAN
DONOR DAN
AKADEMIK KESEHATAN KESEHATAN KESEHATAN KESEHATAN KESEHATAN
PASIEN
2.2 Energi
daya atau kekuatan yang diperlukan untuk melakukan berbagai proses kegiatan.
6
Energi merupakan bagian dari suatu benda tetapi tidak terikat pada benda tersebut.
(usaha). Energi merupakan besaran yang kekal, artinya energi tidak dapat
diciptakan dan dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari bentuk satu ke bentuk yang
lain:
analisis teknik.
Satuan energi menurut Satuan Internasional (SI) adalah joule (J). Selain joule
satuan energi yang biasa digunakan Erg, kWh dan kalori. Konversi satuan energi
bisa dilakukan melalui ketetapan bahwa 1 kalori = 4.2 Joule (J) dan 1 joule (J) = 1
watt second.
Energi adalah sebuah kebutuhan manusia yang sangat penting. Salah satu
energi yang sering dibutuhkan baik itu untuk menggerakkan motor, lampu
7
suatu peralatan mekanik guna menghasilkan bentuk energi yang lain adalah energi
listrik.
listrik (kemampuan yang diperlukan untuk memindahkan muatan dari satu titik ke
titik yang lain). Satuan daya sama dengan joule/detik yang sering disebut sebagai
watt. Satuan energi juga dapat dinyatakan dalam watt, yaitu watt-jam atau Wh.
Republik Indonesia (PP) Nomor 70 Tahun 2009, audit energi didefinisikan sebagai
sumber energi dalam rangka konservasi energi. Dengan melakukan audit energi
maka dapat diketahui pola distribusi energi suatu bangunan gedung, dimana dapat
Dari hasil audit energi juga dapat diketahui besarnya peluang potensi penghematan
Audit Energi terbagi ke dalam 3 jenis atau tingkatan, yaitu Audit Energi
Singkat (Walk Through – Energy Audit), Audit Energi Awal (Preliminary Energy
Audit), dan Audit Energi Rinci (Detail Energy Audit) (Iskandar, 2015:13).
8
1. Audi Energi Singkat (Walk Through – Energy) merupakan kegiatan audit
3. Audit Energi Rinci (Detail Energy Audit) merupakan kegiatan audit energi
yang dilakukan bila nilai intensitas konsumsi energi (IKE) lebih besar dari
Audit energi yang akan dilakukan adalah audit energi awal, dan diakhiri
dengan audit energi rinci. Untuk melanjutkan audit energi dari satu tahap ke tahap
berikutnya sangat bergantung dari hasil yang diperoleh pada tahap sebelumnya.
Misalnya saja hasil dari audit energi singkat mengindikasikan terdapat pemborosan
signifikan. Untuk itu perlu dilakukan tahapan audit energi berikutnya, yaitu audit
9
energi awal atau audit energi rinci dengan tujuan merincikan sekaligus mewujudkan
potensi tersebut. Sebaliknya, apabila hasil audit energi singkat menyatakan bahwa
pemanfaatan energi sudah tergolong efisien maka dapat diputuskan bahwa audit
energi tidak perlu dilanjutkan ke tahap berikutnya. Tetapi, tetap disarankan untuk
Salah satu parameter untuk penentuan tingkat efisiensi energi pada suatu
bangunan adalah Intensitas Konsumsi Energi (IKE) atau Energy Use Intensity
energi dengan satuan luas bangunan gedung dalam periode ternentu (kWh/m² per
bulan atau kWh/m² per tahun) (SNI 6196, 2011). Besaran target Intensitas
1. Rincian luas bangunan gedung dan luas total bangunan gedung (m²).
10
2. Konsumsi energi bangunan gedung per tahun (kWh/tahun)
(kWh/m²/tahun).
standar yang telah ditetapkan. Acuan nilai Intensitas Konsumsi Energi (IKE) untuk
Daya memiliki arti sebagi energi per satuan waktu. Daya merupakan jumlah
energi listrik yang digunakan untuk melakukan usaha di dalam sistem tenaga listrik.
11
Daya listrik dinyatakan dalam P dan satuan untuk daya listrik adalah joule/secon
atau Watt (W) atau Horsepower (HP). Horsepower merupakan satuan daya listrik
dimana 1 HP setara 746 Watt atau lbft/second. Sedangkan Watt merupakan unit
daya listrik dimana 1 Watt memiliki daya setara dengan daya yang dihasilkan oleh
perkalian arus 1 Ampere dan tegangan 1 Volt.Persamaan rumus daya listrik dapat
𝑊 𝑉 ×𝐼 ×𝑡
𝑃= = ∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙ (2)
𝑡 𝑡
𝑃 = 𝑉 × 𝐼 ∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙ (3)
Daya pada suatu sistem tegangan bolak-bali (AC) dikenal dengan tiga macam
yaitu:
Daya aktif adalah daya yang sesungguhnya dibutuhkan oleh beban. Satuan
daya aktif adalah Watt (W). Contoh dari daya aktif adalah energi panas, energi
V = Tegangan ( Volt)
12
I = Arus (Ampere)
Daya reaktif adalah daya yang dibutuhkan untuk pembentukan medan magnet
atau daya yang ditimbulkan oleh beban yang bersifat induktif. Satuan daya reaktif
adalah Volt Ampere Reactive (VAR). Contoh daya yang menimbulkan daya reaktif
adalah trasnformator, motor, lampu pijar dan lain – lain. Berikut ini persamaan daya
reaktif:
V = Tegangan ( Volt)
I = Arus (Ampere)
Daya Semu adalah daya yang dihasilkan oleh perkalian antara tegangan dan
arus dalam suatu jaringan atau daya yang merupakan hasil penjumlahan
13
trigonometri daya aktif dan daya reaktif. Daya semu ialah daya yang dikeluarkan
sumber alternation current (AC) atau di serap oleh beban. Satuan daya semu yaitu
𝑆 = 𝑉. 𝐼 ∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙ (8)
V = Tegangan ( Volt)
I = Arus (Ampere)
Hubungan dari ketiga daya diatas disebut sistem segtiga daya. Segitiga daya
daya yang berbeda (Apparent Power, Active Power dan Reactive Power)
gambar 2.2.
Reactive Power Q
Real Power P
14
Dalam penerangan dikenal beberapa besaran – besaran penerangan yaitu
1. Fluks Cahaya; besaran fluks cahaya dinotasikan dengan simbol (ɸ) merupakan
kelompok berkas cahaya yang dipancarkan suatu sumber cahaya setiap satu
suatu sumber cahaya per satuan sudut ruang, dalam arah tertentu.
dalam satuan candela per meter persegi (cd/m²). luminasi didefinisikan sebagai
perbandingan antara intensitas cahaya (I) dari suatu obyek yang memancarkan
pencahayaan lumen dihasilkan dari satu sumber cahaya. Lumen sering kali
berhubungan dengan lux. Lux adalah satuan metrik ukuran cahaya pada suatu
permukaan. Cahaya rata-rata yang dicapai adalah rata-rata tingkat lux pada berbagai
titik pada area yang sudah ditentukan. Besaran pencahayaan lux dihasilkan dari
cahaya yang ada dalam suatu ruanagan atau area yang mendapatkan pencahayaan
dari suatu sumber cahaya. Satu lux setara dengan satu lumen per meter persegi.
15
Tingkat pencahayaan atau yang disebut iluminasi merupakan fluks luminus
yang datang pada permukaan atau hasil bagi antara fluks cahaya dengan luas
permukaan yang di sinari dan dinyatakan dalam lux (SNI 6197, 2011). Tingkat
ɸ
𝐸= ∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙ (12)
𝐴
Keterangan :
kegiatan yang dilakukan sehingga dapat berjalan dengan efisien dan aman. Tingkat
dengan baik dan jelas dengan tujuan untuk menciptakan lingkungan kerja yang
nyaman sesuai pada jenis kegiatan yang dilakukan. Standar tingkat pencahayaan,
16
Tabel 3. Standar Tingkat Pencahayaan Gedung Perkantoran
Tingkat Pencahayaan
Fungsi Ruangan
(Lux)
Ruang recepcionist 300
Ruang direktur 350
Ruang kerja 350
Ruang komputer 350
Ruang rapat 300
Ruang gambar 750
Gudang arsip 150
Ruang arsip aktif 300
Ruang tangga darurat 150
Ruang parker 100
Sumber : SNI 6197 : 2011
Lampu Listrik adalah suatu perangkat yang dapat menghasilkan cahaya saat
dialiri arus listrik. Arus listrik yang dimaksud ini dapat berasal tenaga listrik yang
seperti PLN dan genset ataupun tenaga listrik yang dihasilkan oleh baterai dan aki.
Pada dasarnya, lampu listrik dapat dikategorikan dalam tiga jenis yaitu
Incandescent Lamp (Lampu Pijar), Gas-discharge Lamp (Lampu Lucutan Gas) dan
Lampu pijar atau disebut juga Incandescent Lamp adalah jenis lampu listrik
17
a. Lampu Bohlam Bening
Lampu ini memiliki struktur tabung gelas bening dan tidak berlapis,
bohlam lainnya.
Lampu ini tabung gelasnya dibuat buram untuk menahan cahaya, sehingga
tidak silau.
Lampu jenis ini biasanya digunakan untuk lampu hiasan atau lampu
d. Lampu Argenta
Tabung gelas bagian dalam dari lampu ini dilapisi serbuk lembut cahaya,
e. Lampu Superlux
Lampu ini merupakan perpaduan antara lampu bohlam bening dan lampu
argenta. Tiga perempat dari tabung gelas dilapisi serbuk tembus cahaya.
f. Lampu Luster
g. Lampu Halogen
18
Lampu halogen mengoperasikan filamennya pada suhu yang lebih tinggi
dari lampu pijar. Cahaya lampu halogen dapat memunculkan warna asli
Gas-discharge Lamp atau Lampu Lucutan Gas adalah Lampu Listrik yang
dapat menghasilkan cahaya dengan mengirimkan lucutan Elektris melalui gas yang
terionisasi. Gas-gas yang digunakan adalah gas mulia seperti argon, neon,
kripton dan xenon. Gas-discharge Lamp ini juga memakai bahan-bahan tambahan
seperti Merkuri, Natrium dan logam Halida. Jenis lampu lucutan gas antara lain:
1. Lampu Fluorescent/ TL
Konstruksi lampu ini terdiri dari tabung gelas berwarna putih susu,
lampu ini mengandung gas yang menguap bila dipanasi. Warna cahaya
yang dihasilkan oleh lampu ini tergantung dari gas yang digunakan.
Lampu ini memiliki komponen yang terdiri dari ballast, starter dan
3. Lampu Reklame
dan diinjeksikan suatu jenis gas untuk menghasilkan efek warna cahaya.
19
b. Lampu Merkuri
elektron di dalam tabung. Lampu merkuri terdiri dari lampu merkuri tekanan
rendah dan lampu merkuri tekanan tinggi. Jenis lampu merkuri antara lain:
1. Fluorescent
berisi merkuri dan gas argon, sedangkan dibagian dalam dilapisi serbuk
2. Reflector
bawahnya.
3. Blended
komersil dengan efikasi dan rentan usia pemakaian yang lebih tinggi.
4. Halide
20
transformator. Lampu ini biasa digunakan untuk penerangan komersil,
c. Lampu Sodium
Lampu sodium atau biasa juga disebut dengan lampu natrium merupakan
tekanan kerja pada tabung, lampu sodium dibedakan menjadi dua macam, yaitu
lampu sodium tekanan rendah (SOX) dan lampu sodium tekanan tinggi (SON).
Lampu jenis ini memiliki tabug busur api berbentuk huruf U yang
terbuat dari gelas yang tahan terhadap bahan kimia sodium. Dalam suhu
Oleh karena itu ditambahkan gas neon untuk pengasutan. Lampu ini
warna yang kurang baik. Lampu ini cocok digunakan untuk penerangan
tinggi berisi sodium dan sebagian kecil gas argon atau xenon untuk
21
kawasan pabrik, lampu penerangan di area parkir, dermaga, mercusuar
Light Emitting Diode atau sering disingkat dengan LED merupakan sirkuit
dengan filamen yang harus dipijarkan (dibakar) atau lampu TL yang merupakan
pijaran partikel. Lampu LED memancarkan cahaya lewat aliran listrik yang relatif
tidak menghasilkan banyak panas. Karena itu lampu LED terasa dingin dipakai
karena tidak menambah panas ruangan seperti lampu pijar. Lampu LED juga
memiliki warna sinar yang beragam, yaitu putih, kuning, dan warna-warna lainnya.
Satu varian bentuk lampu LED, dimana bentuk lampu LED yang menggantikan
bohlam bisa bermacam-macam. Lampu LED ini merupakan lampu berisi kumpulan
istilah efikasi. Efikasi adalah rentang harga perbandingan antara fluks cahaya
(lumen) dengan daya listrik suatu sumber cahaya (watt), dalam satuan lumen/watt.
Setiap jenis lampu memiliki efikasi yang berbeda – beda. Secara umum efikasi dari
22
Fluorescent tabung 50 – 100 10.000 – 15.000
Fluorescent tabung “T8” 90 12.000
Fluorescent tabung “T5” 105 17.000
Sodium Tekanan Tinggi 60 – 110 24.000
Sodium Tekanan Rendah 70 – 180 18.000
LED (Light Emitting Diode) 70 50.000
Sumber : SNI 6197 : 2011
bidang kerja. Besarnya intensitas peneranga (E) bergantung dari jumlah fluks
cahaya dari luas bidang kerja yang dinyatakan dalam lux. Seperti yang ditunjukkan
pada persamaan 12. Namun, tidak semua cahaya mengenai bidang kerja karena ada
yang di pantulkan (factor refleksi = r) dan ada yang diserap (factor absorbs = a)
oleh dinding, plafon dan lantai. Faktor refleksi bidang kerja (rm) ditentukan oleh
refleksi lantai dan refleksi dinding antara bidang kerja dan lantai. Secara umum
penerangan lampu (Kp) yang terdapat pada tabel efisiensi armatur. Indeks ruangan
𝑝𝑥𝑙
𝐾= ∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙ (13)
𝑡𝑏 (𝑝 + 𝑙)
23
Keterangan :
K = Indeks ruang
intensitas penerangan karena pengaruh umur lampu, kotoran/ debu, dinding yang
sudah lama, dan adanya pengaruh akibat susut tegangan. Faktor depresiasi
Karena adanya pengaruh efisiensi lampu (Kp) dan pengaruh faktor depresiasi
(Kd), maka besarnya fluks cahaya yang sampai pada bidang kerja dituliskan dalam
persamaan:
𝐹 ′ = 𝐹 . 𝐾𝑝 . 𝐾𝑑 ∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙ (15)
𝐹 . 𝐾𝑝 . 𝐾𝑑
𝐾𝑑 = ∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙ (16)
𝐴
Besarnya fluks (F) total merupakan perkalian antara jumlah armature atau
Keterangan :
24
FL = Fluks cahaya tiap lampu
na = Jumlah armature
nL = Jumlah lampu
Dengan demikian untuk menentukan jumlah armature atau jumlah lampu dari
suatu ruangan yang akan diberi penerangan buatan dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan :
𝐸. 𝑝. 𝑙 𝐸. 𝑝. 𝑙
𝑛𝑎 = atau 𝑛𝑙 = ∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙ (18)
𝐹𝑎 . 𝐾𝑝 . 𝐾𝑑 𝐹𝑙 . 𝐾𝑝 . 𝐾𝑑
Keterangan :
Kp = Efisiensi penerangan
Kd = Faktor depresiasi
na = Jumlah armature
nL = Jumlah lampu
Dalam suatu bangunan terdapat suatu sistem tata udara yang merupakan
besaran termal seperti temperatur dan kelembapan yang relatif, serta kesegaran dan
25
Salah satu yang digunakan untuk mengkondisikan udara di dalam gedung adalah
Air Conditioner (AC) adalah mesin atau peralatan yang dibuat untuk
mengatur suhu dan kelembapan udara di suatu ruangan. Alat ini digunakan untuk
ruangan.
penyegar yang telah dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menghisap atau
menyerap suhu panas udara di dalam suatu ruangan dan memindahkan suhu panas
udara tersebut keluar ruangan, sehingga tercapailah suatu penyegar udara yang
ideal. Penyegar udara yang baik harus mempunyai syarat-syarat sebagai berikut :
4. Dapat mengedarkan kembali udara yang telah ada di dalam ruang yang sudah
ruangan yang dimuat dalam standar. Persyaratan termal yang ditetapkan pada
26
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang Persyaratan Kesehatan
Secara umum, jenis – jenis Air Conditioner (AC) yang banyak digunakan
antara lain:
ruangan kecil. AC Window memiliki evaporator dan kondensor yang terletak pada
1 buah mesin (berbentuk kotak). Unit AC ini memiliki ukuran yang kecil karena
Dalam mendinginkan ruangan, kipas – kipas angin yang ada di dalam unit AC
pipa dingin).
apartemen dimana kita bisa melihat pemandangan banyaknya unit kondensor di atas
atap-atap bangunan atau tertutup dalam suatu area yang khusus untuk alat-alat
27
evaporatornya terletak di dalam ruangan, sedangkan kondensornya terletak di luar
ruangan.
AC split memisahkan sisi panas dan sisi dingin sistem. Sisi yang dingin terdiri
atas katup ekspansi dan kumparan evaporator yang pada umumnya ditempatkan
dalam suatu Air Handler Unit (AHU). AHU menghembuskan udara melalui
kumparan evaporator yang menghasilkn udara dingin. Udara dingin ini kemudian
disalurkan ke ruangan dalam gedung. Sedangkan sisi panas yang biasa disebut
dengan unit kondensasi atau kondenser biasanya diletakkan di luar bangunan. Pada
kondensor terdapat kipas angin yang menyemburkan udara untuk melepaskan kalor
sehingga suhu udara yang keluar dari unit ini lebih panas dari suhu lingkungan
sekitar.
Air Conditioner Central ini biasa digunakan di hotel, mall atau gedung-gedung
dengan ruangan yang banyak. AC central mempunyai dua unit terpisah, yaitu
Window dan AC Split, tetapi untuk mendistribusikan ke FCU dan AHU digunakan
air dingin (chilled water) dengan suhu sekitar 5°C yang dihasilkan oleh chiller
(mesin penghasil air dingin yang juga menggunakan refrigerant sebagai zat
pendingin). Panas dari udara yang berasal dari ruangan akan diserap oleh
evaporator. Di dalam evaporator ini terdapat air dingin yang dihasilkan oleh chiller.
Air yang keluar dari evaporator akan memiliki suhu yang tinggi dan akan disalurkan
28
ke outdoor unit yang terletak di luar ruangan. Di outdoor unit ini air akan
mengalami beberapa proses sehingga air yang keluar dari kondensor ini akan
kembali memiliki suhu yang rendah. Air ini kemudian dialirkan ke evaporator
untuk mengalami proses yang sama dari awal. Udara dingin yang keluar dari
Dalam menata sistem tata udara suatu bangunan, perlu direncanakan sebaik
yang efisien sesuai kebutuhan ruangan. Ada 3 faktor yang perlu diperhatikan pada
daya pendingin AC atau BTU/hr (British Thermal Unit per hour), dan daya listrik
PK merupakan singkatan dari Paard Kracht atau biasa juga disebut sebagai
Horse Power (HP). Secara umum kapasitas AC biasa dinilai dari berapa PK AC
itu. Sebenarnya PK adalah satuan daya pada compressor AC bukan daya pendingin
AC. Selain istilah PK ada juga istilah BTU/hr yang merupakan singkatan dari
British Thermal Unit per hour. BTU menunjukkan satuan sebagai kesejukan udara
yang dihasilkan dari suatu AC sedangkan BTU/h berarti kesejukan yang dihasilkan
AC dalam satu jam. Hasil BTU per jam dapat dilihat dari ukuran PK. Konversi PK
pendingin AC:
29
1 m²: 550 BTU/hr
Tabel 5. Kapasitas AC
PK BTU/hr
½ PK ± 5000
¾ PK ± 7000
1 PK ± 9000
1,5 PK ± 12000
2 PK ± 18000
3 PK ± 35000
5 PK ± 45000
Sumber : Materi Kuliah Teknik Pendinginan dan Tata Udara,
AC Window dan AC Split, UNY
Keterangan :
30
18, jika dinding menghadap selatan
gedung dalam periode waktu tertentu dan merupakan perkalian antara daya dan
waktu operasi (kWh/bulan atau kWh/tahun) (SNI 6196, 2011). Secara sederhana
persamaan berikut :
Dimana :
Dimana :
NAC = Jumlah AC
31
PAC = Daya AC (Watt)
Dimana :
𝑃𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 (𝑊𝑎𝑡𝑡)
𝑃𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 (𝑘𝑊) = ∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙ (27)
1000
energi dilakukan dengan usaha antara lain: menekan penggunaan energi hingga
32
Dalam penghematan energi terdapat target penghematan energi yang
didasarkan pada nilai Intensitas Konsumsi Energi (IKE) yang telah ditetapkan pada
bangunan gedung. Apabila besarnya IKE hasil penghitungan ternyata sama atau
kurang dari IKE target, maka kegiatan audit energi dapat dihentikan atau diteruskan
untuk memperoleh IKE yang Iebih rendah lagi, sedangkan apabila hasilnya lebih
dari IKE target, berarti ada peluang untuk melanjutkan proses audit energi rinci
dilakukan tindak lanjut dengan menganalisis peluang hemat energi, yaitu dengan
cara membandingkan potensi perolehan hemat energi dengan biaya yang harus
ada;
energi.
energi agar tercapai pemanfaatan energi yang efektif dan efisien untuk
33
menghasilkan keluaran yang maksimal melalui tindakan teknis secara terstruktur
Dengan kata lain, manajemen energi adalah sarana untuk mengontrol dan
secara aktif usaha penghematan pengunaan energi dan penurunan biaya energi.
menurut ISO 50001 dapat dijalankan dengan baik melalui strategi secara manajerial
maupun teknis yang dikenal dengan empat proses PDCA yaitu; plan, do, check, dan
Kebutuhan dan
Masalah Internal dan Alur Organisasi harapan pihak yang
Ekternal berkepentingan
P
Perencanaan
Dukungan
A Perbaikan Leadership & Operasi
kerja D
Evaluasi Kerja
C
Hasil yang
diinginkan dari
sistem manajemen
energi
34
mengatasi risiko dan peluang, melakukan tinjauan energi,
energy baseline (EnBs), tujuan dan target energi, dan tindakan yang
pengadaan
Seiring dengan harga energi yang terus meningkat maka manajemen energi
ini semakin di perlukan. Karena dengan melakukan manajemen energi maka biaya
yang dikeluarkan untuk penggunaan energi dapat ditekan. Salah satu bagian yang
mendasari manajemen energi audit energi. Dari hasil audit dapat diperoleh
2.11 Webserver
35
Web Server merupakan sebuah perangkat lunak dalam server yang berfungsi
menerima permintaan (request) berupa halaman web melalui HTTP atau HTTPS
dari klien yang dikenal dengan browser web dan mengirimkan kembali (response)
HTML.
HTML singkatan dari Hyper Text Markup Language adalah file teks atau file
instruksi/script kepada web browser untuk menampilkan suatu tampilan grafis dari
sebuah halaman web. HTML merupakan salah satu bahan dasar yang harus dikuasai
oleh seorang pengembang web (web developer). HTML berisi sekumpulan perintah
yang mengatur keberadaan berbagai obyek di dalam halaman web, seperti tabel,
CSS singkatan dari Cascading Style Sheet adalah suatu teknik penulisan kode
efek-efek khusus pada isi halaman web secara lebih spesifik. Memungkinkan kita
atau diterjemahkan di server. PHP menyatu dengan HTML sehingga kita dapat
36
membuat halaman web yang dinamis. Karena PHP merupakan server side scripting
mengontrol, dan mengakses database secara praktis dan efisien. Dengan DBMS,
user akan lebih mudah mengontrol dan memanipulasi data yang ada. Salah satu
software atau perangkat lunak DBMS yang sering digunakan dalam aplikasi
sistem manajemen berbasis data SQL (database management system) atau DBMS
MySQL merupakan Basis Data yang sangat kuat dan cukup stabil untuk digunakan
37
BAB III
METODE PENELITIAN
yang berlangsung pada semester genap tahun ajaran 2019/2020, mulai bulan Januari
Penelitian berlangsung selama bulan Januari 2020 sampai dengan Mei 2020
mendapat izin dari pihak Kantor Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan. Pada
penelitian dilakukan tahap audit energi dan tahap perancangan perangkat lunak.
(1) Audit Energi Awal, pengumpulan data berupa dokumentasi bangunan dan
terakhir. Sehingga dari data tersebut dapat dihitung rincian luas bangunan dan
luas total bangunan (m²), Intesitas Konsumsi Energi bangunan, serta daya
(2) Audit Energi Rinci, kegiatan meliputi survei dan pengukuran yang berkaitan
38
(3) Mengenali kemungkinan peluang hemat energi, kegiatan ini dilakukan dengan
(4) Analisis Peluang Hemat Energi (PHE), peluang hemat energi yang telah
potensi perolehan hemat energi dengan biaya yang harus dibayar untuk
Setelah semua tahapan audit energi dan tahapan perancangan perangkat lunak
1. Observasi
langsung di Kantor Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan. Data – data yang
diperoleh antara lain: kondisi gedung perkantoran atau kondisi luas dan jenis
39
2. Dokumentasi
Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengambil data – data yang
Sulawesi Selatan.
3. Wawancara
jawab) dengan narasumber yaitu pegawai bagian teknisi listrik, pegawai pada
bagian keuangan dan staff umum yang dapat memberikan data terkait topik
penelitian.
Data penelitian yang diperoleh dihitung dan dianalisis besar nilai Intensitas
Hemat Energi (PHE), analisa Peluang Hemat Energi (PHE) dengan cara
membandingkan potensi perolehan hemat energi dengan biaya yang harus dibayar.
Langkah dan metode pada penelitian digambarkan pada diagram alir seperti
40
Mulai
Tidak
IKE > Target?
Ya
Penyusunan Skripsi
Selesai
41
BAB IV
Kantor Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan pada lokasi yang tetap
awalnya berdiri dengan alamat Jl. Perintis Kemerdekaan No. 128 yang menghadap
tepat ke arah Jl. Perintis Kemerdekaan namun sekarang alamatnya berubah menjadi
Jl. Gubernur No. 1 dengan gerbang utama menghadap tepat kearah jalan jalur
lingkar barat.
42
Gambar 4.2 Lokasi Kantor Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan
4.2 Audit Energi Listrik di Kantor Dinas Kesehatan Provinsi Sul – Sel
memungkinkan untuk dilakukan audit karena kondisi yang tidak efisien dan hal-hal
Alur proses audit energi yang terlebih dahulu dilakukan ialah tahap audit
gedung diantaranya yaitu gedung utama yang terdiri dari 2 lantai, gedung
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) yang terdiri dari 2 lantai, gedung
43
Gambar 4.3 Denah Bangunan Utama Lantai 1
44
Gambar 4.6 Denah P2P Lantai 1 Gambar 4.7 Denah P2P Lantai 2
45
Kantor Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan berdiri diatas lahan seluas
Sulawesi Selatan ialah energi listrik. Sumber energi listrik bangunan disuplai oleh
PT. PLN (Persero). Kantor Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan sendiri
berada pada golongan tarif P1 dengan daya 131.000 VA untuk bangunan sektor 1.
Sedangkan untuk bangunan pada sektor 2 berada pada golongan tarif P1 dengan
daya 23.000 VA .
46
Pembayaran rekening listrik dilakukan setiap bulan berdasarkan besarnya
jumlah pemakaian energi (kWh) yang tercatat pada kWh meter yang terpasang.
Jumlah kWh yang harus dibayarkan merupakan selisih pemakaian bulan berjalan
dengan pemakaian pada periode sebelumnya. Data konsumsi energi pada Kantor
Desember 2019 ditunjukkan pada tabel 7 untuk sektor 1 serta pada tabel 8 untuk
sektor 2.
47
GRAFIK PEMAKAIAN ENERGI
Rp60.000.000,00
Rp30.000.000,00
Rp20.000.000,00
Rp10.000.000,00
Rp-
kantor Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan untuk gedung pada sektor 1.
Rata – rata penggunaan energi selama periode 2019 adalah 30.833,75 kWh dimana
penggunaan energi terbesar terjadi pada bulan November yaitu sebesar 33.700 kWh
dan penggunaan energi terendah terjadi pada bulan Juli yaitu sebesar 26.650 kWh.
Dilihat dari rata – rata penggunaan energi perbulan selama periode 2019 yaitu
Jadi, rata – rata penggunaan daya aktifnya bila dihitung berdasarkan data historis
rekening listrik adalah sebesar 42,8 kW. Dengan asumsi nilai faktor daya sebesar
S = P / faktor daya
48
= 42,8 kW / 0,9
= 47,6 kVA
Bila dibandingkan dengan kontrak dayanya sebesar 131.000 VA, maka penggunaan
49
GRAFIK PEMAKAIAN ENERGI
Rp3.000.000,00
1914
1726
Rp2.500.000,00
1485 1426 1447 1453
1247 1290 1264 1373 1335
Rp2.000.000,00 1267
Rp1.500.000,00
Rp1.000.000,00
Rp500.000,00
Rp-
kantor Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan untuk gedung pada sektor 2.
Rata – rata penggunaan energi selama periode 2019 adalah 1.435,58 kWh dimana
penggunaan energi terbesar terjadi pada bulan Juli yaitu sebesar 1.914 kWh dan
penggunaan energi terendah terjadi pada bulan Januari yaitu sebesar 1.247 kWh.
Dilihat dari rata – rata penggunaan energi perbulan selama periode 2019 yaitu
P = 1.435,58 / 720 = 2 kW
Jadi, rata – rata penggunaan daya aktifnya bila dihitung berdasarkan data historis
rekening listrik adalah sebesar 2 kW. Dengan asumsi nilai faktor daya sebesar 0,9,
S = P / faktor daya
50
= 2 / 0,9
= 2,2 kVA
Bila dibandingkan dengan kontrak dayanya sebesar 23.000 VA, maka penggunaan
Perhitungan audit awal Intensitas Konsumsi Energi Listrik pada kantor Dinas
sekunder konsumsi energi dari rekening pembayaran listrik kantor Dinas Kesehatan
Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2019 yang dikaitkan dengan data luas
bangunan kantor Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan yaitu sebesar 2.424
370.005
𝐼𝐾𝐸 =
2424
17.227
𝐼𝐾𝐸 =
585
51
Dari data hasil perhitungan Intensitas Konsumsi Energi listrik persatuan luas
konsumsi energi dari rekening pembayaran listrik pada tahun 2019 yaitu sebesar
152,6 kWh/m²/tahun untuk gedung yang berada pada sektor 1 dan sebesar 29,44
Pada gedung sektor 1 yang mencakup gedung bangunan utama dan gedung
P2P menunjukkan bahwa nilai IKE berada pada rentang nilai 145 – 175
nilai IKE yang diperoleh pada gedung sektor 2 yang mencakup gedung aula, gedung
berada pada nilai yang rendah jauh dari kategori boros, sehingga gedung tersebut
Berdasarkan nilai IKE yang telah diperoleh, maka perlu dilakukan audit
energi rinci untuk gedung dengan kriteria agak boros. Hal ini bertujuan untuk
Setelah melakukan dan menganalisis data pada tahap audit awal, dimana nilai
IKE pada gedung sektor 1 yang mencakup gedung utama dan gedung P2P dengan
nilai IKE sebesar 152,6 kWh/m² yang berada pada rentang kriteria agak boros. Oleh
karena itu selanjutnya akan dilakukan audit energi rinci dengan menghitung berapa
besar perkiraan konsumsi energi listrik per hari beban kelistrikan apabila semua alat
52
Data yang diperoleh merupakan data dari hasil observasi dan wawancara.
Selain itu, dilakukan juga pengukuran tingkat cahaya, kondisi kelembapan udara,
dan temperatur. Pengukuran yang dilakukan ini diharapkan dapat mendekati proses
yang sebenarnya (sistem) dan menghitung besar IKE hasil pengukuran yang
Sulawesi Selatan berada pada nilai yang mendekati rentang kriteria efisien, maka
selanjutnya akan dilakukan usaha – usaha untuk penghematan energi listrik yang
diperlukan suatu sistem pengkondisian udara. Salah satunya berupa Air Conditioner
atau yang lebih sering kita sebut dengan AC. Dengan penggunaan AC maka suhu
dalam ruangan dapat diatur sesuai dengan temperatur yang ditentukan oleh
pendingin sesuai dengan kebutuhan ruangan. Hal ini dilakukan guna menghindari
terjadinya pemborosan. Untuk besar tingkat konsumsi energi listrik pada sistem
pengkondisian udara dipengaruhi oleh total daya AC, jumlah dan lama waktu
53
Spesifikasi AC yang digunakan terlampir. Untuk menghitung total konsumsi
54
Ruang
Penerimaan 18.400 1,92 10 19,2 1 19,2
Tamu
17.100 1,524 10 15,24 1 15,24
Ruang Kadis
18.000 1,54 10 15,4 1 15,4
Ruang Rapat
9.000 0,79 10 7,9 2 15,8
Staff
Ruang Rapat
9.000 0,79 10 7,9 2 15,8
Kecil
Ruang
18.000 1,69 10 16,9 1 16,9
Sekretaris
Staff Kadis 18.400 1,92 10 19,2 1 19,2
Ka.subag 18.000 1,94 10 19,4 2 38,8
Program 9.000 0,9 10 9 1 9
9.000 0,79 10 7,9 3 23,7
Staff Subag
9.000 0,9 10 9 1 9
Program
9.500 0,88 10 8,8 1 8,8
18.400 1,92 10 19,2 2 38,4
18.000 1,517 10 15,17 1 15,17
Subag
18.000 1,94 10 19,4 2 38,8
Keuangan
9.000 0,9 10 9 1 9
9.000 0,71 10 7,1 1 7,1
Bidang SDK 18.000 1,69 10 16,9 2 33,8
Ruang Kadis
17.100 1,524 10 15,24 1 15,24
Baru
Ruang Rapat 42.500 4,25 5 21,25 1 21,25
9.500 0,88 10 8,8 3 26,4
Gedung P2P 9.000 0,9 10 9 3 27
Lantai 1 9.000 0,79 10 7,9 2 15,8
9.000 0,69 10 6,9 1 6,9
9.000 0,9 10 9 3 27
GedungP2p
18.000 1,69 10 16,9 2 33,8
Lantai 2
9.000 0,79 10 7,9 2 15,8
Total 765,4
listrik perhari pada pengkondisian udara adalah 765,4 kWh, sehingga konsumsi
energi listrik pengkondisian udara dalam satu bulan adalah 22.962 kWh/bulan dan
jika dihitung dalam satu tahun maka konsumsinya sebesar 275.544 kWh/tahun.
55
Untuk melihat tingkat kondisi udara dilakukan pengukuran kelembapan dan
KEPMENKES
KEPMENKES
KEPMENKES
Standarisasi
Standarisasi
Hasil Ukur
Hasil Ukur
Komparasi
Komparasi
dengan
dengan
Nama Ruangan
56
4.3.2 Sistem Pencahayaan
Selain kondisi udara yang baik, kenyamanan bekerja dalam ruangan dapat
Pencahayaan pada ruang dapat diperoleh dari cahaya alami matahari dan cahaya
buatan berupa lampu. Besar tingkat konsumsi energi listrik pada sistem
pencahayaan dipengaruhi oleh total daya lampu yang beroperasi dan waktu nyala
dari tiap lampu. Jenis lampu yang digunakan didominasi oleh lampu CFL (Compact
Fluorescent Lamp). Data lampu yang digunakan terlampir. Untuk menghitung total
berikut.
𝐾𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖/ℎ𝑎𝑟𝑖 = 13 𝑥 10
57
Tabel 11. Konsumsi Daya Sistem Pencahayaan
Daya Jumlah Total
Tipe Jam Konsumsi
Nama Ruangan Lampu Lampu Konsumsi
Lampu Nyala (kWh)
(Watt) (unit) (kWh)
Ka.Subag Umum dan
CFL 13 10 0,13 5 0,65
Kepegawaian
Staff Subag Umum dan TL 36 10 0,36 6 2,16
Kepegawaian CFL 18 10 0,18 12 2,16
Toilet CFL 13 10 0,13 2 0,26
Kesling CFL 18 10 0,18 8 1,44
Poli Gigi CFL 23 10 0,23 6 1,38
Ka.bid Yankes CFL 20 10 0,20 4 0,8
Staff Yankes CFL 18 10 0,18 16 2,88
Ka.bid Kesmas CFL 20 10 0,20 4 0,8
Staff Kesmas CFL 18 10 0,18 14 2,52
Ruang Penerimaan Tamu CFL 23 10 0,23 8 1,84
Toilet CFL 23 10 0,23 1 0,23
Toilet CFL 23 10 0,23 1 0,23
CFL 20 10 0,20 7 1,4
Ruang Kadis
TL 36 10 0,36 4 1,44
Ruang Rapat Staff CFL 20 10 0,20 12 2,4
Ruang Rapat Kecil CFL 20 10 0,20 8 1,6
Ruang Sekretaris CFL 18 10 0,18 6 1,08
TL 36 10 0,36 6 2,16
Staff Kadis
CFL 18 10 0,18 10 1,8
Ka.subag Program CFL 20 10 0,20 4 0,8
Staff Subag Program CFL 18 10 0,18 16 2,88
Subag Keuangan CFL 18 10 0,18 14 2,52
TL 36 10 0,36 6 2,16
Bidang SDK
CFL 18 10 0,18 8 1,44
TL 36 10 0,36 6 2,16
Ruang Kadis Baru
CFL 20 10 0,20 8 1,6
TL 36 5 0,18 9 1,62
Ruang Rapat
CFL 20 5 0,10 10 1
Koridor Lt 1 CFL 18 24 0,432 16 6,912
Koridor Lt 2 CFL 18 24 0,432 10 4,32
Tangga CFL 13 24 0,312 6 1,872
Pos satpam CFL 18 12 0,216 1 0,216
13 24 0,312 10 3,12
Gedung P2P Lt.1 CFL 18 10 0,18 4 0,72
20 10 0,2 35 7
13 24 0,312 10 3,12
24 0,432 6 2,592
Gedung P2P Lt.2 CFL 18
10 0,18 14 2,52
20 10 0,2 16 3,2
Total 81,002
58
Berdasarkan perhitungan pada tabel 11, dapat dilihat bahwa konsumsi energi
listrik pada sistem pencahayaan perhari adalah 81,002 kWh/hari. Dengan demikian,
konsumsi energi listrik pada sistem pencahayaan selama satu bulan adalah 2.430,06
kWh/bulan, dan jika dihitung dalam satu tahun maka konsumsinya sebesar
29.160,72 kWh/tahun.
59
Ruang Kadis Baru 387 350 Melebihi SNI
Ruang Rapat 480 300 Melebihi SNI
Koridor Lt 1 154 100 Melebihi SNI
Koridor Lt 2 82 100 Dibawah SNI
Tangga 163 150 Melebihi SNI
Selatan tidak hanya mencakup pengkondisian udara dan sistem pencahayaan tetapi
juga pada sistem perangkat yang memanfaatkan energi listrik seperti komputer,
sebut dengan perangkat listrik. Konsumsi energi listrik pada perangkat listrik
Data perangkat listrik yang digunakan pada kantor Dinas Kesehatan Provinsi
Sulawesi Selatan terlampir. Untuk menghitung total konsumsi energi perhari pada
60
Tabel 13. Konsumsi Daya Perangkat Listrik Lainnya
Jam Daya Konsumsi Jumlah Total Konsumsi
No Nama Perangkat
Nyala (Watt) (kWh) (Unit) (kWh)
150 1,5 38 57
1 Komputer 10 100 1 12 12
90 0,9 1 0,9
300 7,2 3 21,6
2 Dispenser 24
350 8,4 4 33,6
90 2,16 3 6,48
100 2,4 2 4,8
3 Kulkas 24 70 1,68 1 1,68
95 2,28 3 6,84
75 1,8 1 1,8
11 0,11 21 2,31
13 0,13 6 0,78
7 0,07 7 0,49
4 Printer 10
9 0,09 4 0,36
360 3,6 2 7,2
390 3,9 1 3,9
60 0,6 2 1,2
117 1,17 3 3,51
75 0,75 1 0,75
5 TV 10
80 0,8 1 0,8
150 1,5 3 4,5
78 0,78 2 1,56
90 0,9 5 4,5
6 Laptop 10
33 0,33 1 0,33
900 9 2 18
7 Mesin Fotocopy 10
1300 13 1 13
8 Mesin Fax 24 30 0,72 2 1,44
Total 211,33
Berdasarkan perhitungan pada tabel 13, dapat dilihat bahwa konsumsi energi
listrik perhari pada perangkat listrik adalah 211,33 kWh, sehingga konsumsi energi
listrik pada perangkat listrik dalam satu bulan adalah 6.339,9 kWh/bulan dan jika
61
Dari kegiatan observasi dan interview terkait konsumsi energi listrik pada
Konsumsi Energi listrik per satuan luas yang dikondisikan dari hasil audit energi
= 1.057,732 x 30
= 31.731,96 kWh/bulan
maka biaya pemakaian yang harus dibayar dalam satu bulan yaitu:
= Rp. 46.559.670,27
Jika dihitung dalam satu tahun, maka total kwh adalah 380.783,52 kWh/tahun
62
RM = 40 (Jam Nyala) x Daya Tersambung (kVA) x Biaya Pemakaian
= Rp. 7.688.547,20
Nilai Intensitas Konsumsi Energi listrik per satuan luas berdasarkan jumlah
pemakaian energi listrik selama satu tahun dapat dihitung sebagai berikut.
𝑘𝑊ℎ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
𝐼𝐾𝐸 =
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑏𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛𝑎𝑛 (𝑚2 )
380.783,52
𝐼𝐾𝐸 =
2424
Tabel 15. Nilai IKE hasil pengukuran di Dinas Kesehatan Prov. Sul – Sel
63
Area dikondisikan 2424 157,08
hasil pengukuran (audit energi rinci) per satuan luas yang dikondisikan yaitu
sebesar 157,08 kWh/m2/tahun. Nilai IKE yang diperoleh pada audit energi rinci
memiliki nilai yang berbeda dengan IKE yang diperoleh yaitu 152,6 kWh/m2 pada
audit energi awal, hal ini kemungkinkan disebabkan karena angka konsumsi energi
listrik (kWh) yang diperoleh merupakan hasil pendekatan. Meskipun memiliki nilai
IKE yang berbeda, data yang diperoleh sama – sama menunjukkan rentang kriteria
dapat menurunkan nilai IKE listrik pada kantor Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi
Selatan.
Hasil analisis penggunaan energi listrik yang diperoleh pada gedung kantor
sebesar 765,4 kWh/hari, sistem pencahayaan sebesar 81,002 kWh/hari dan untuk
sistem perangkat listrik sebesar 211,33 kWh/hari dapat digambarkan dalam bentuk
64
20%
AC
8%
72% LAMPU
PERALATAN LISTRIK
Dari pie chart yang ditunjukkan pada gambar 4.12 dapat dilihat bahwa
penggunaan energi pada sistem pengkondisian udara menyerap 72% energi listrik.
yang paling banyak menggunakan energi listrik jika dibandingkan dengan sistem
pencahayaan yang hanya menyerap 8% energi listrik dan pada sistem perangkat
listrik yang menyerap 20% energi listrik. Untuk memperoleh usaha – usaha yang
Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan maka dapat dikenali Peluang Hemat Energi
b. Usaha penghematan listrik bagian tata udara dengan melakukan audit pada
65
c. Usaha penghematan listrik untuk perangkat listrik dengan melakukan
Selatan untuk sistem pencahayaan salah satunya yaitu dengan cara penggantian
jenis lampu ke dalam tipe lampu hemat energi. Dalam peluang hemat energi ini
akan dihitung seberapa besar pengaruh apabila lampu penerangan diganti menjadi
Lampu Hemat Energi jenis LED. Adapun perbedaan lampu LED dengan lampu
hemat energi lainnya apabila dilihat dari watt dan lumen yang dihasilkan dapat
Tabel 16. Perbandingan Tingkat Cahaya dan Watt Lampu Hemat Energi
LED CFL Pijar
Lumen
Watt
450 4–5 9 – 13 40
800 6–8 13 – 15 60
1100 9 – 13 18 – 25 75
1600 16 – 20 23 – 30 100
2600 25 – 28 30 – 55 150
Sumber : https://www.usailighting.com
ruangan mencapai lux berdasarkan standar SNI 6197:2011, maka akan dilakukan
spesifikasi lampu bohlam LED digunakan merek Philips. Berikut perhitungan yang
dapat dilakukan:
66
• Ruangan Staff Subag Umum dan Kepegawaian
350 . 106,2
𝑛𝑙 = = 16,3
3000 . 0,95 . 0,8
Jadi, pada ruangan staff subag umum dan kepegawaian jumlah lampu yang
dibutuhkan adalah 17 buah lampu LED Philips 23 W dengan 2000 Lumen. Berikut
67
Bidang SDK 78 12 23 350 SNI
Ruang Kadis Baru 72 12 23 350 SNI
Ruang Rapat 50 10 18 300 SNI
Koridor Lt 1 192,96 13 18 100 SNI
Koridor Lt 2 155,03 11 18 100 SNI
Tangga 29,4 5 13 150 SNI
Pos satpam 2,25 1 13 100 SNI
55 13 18 350 SNI
22,5 6 18 350 SNI
22,5 6 18 350 SNI
22,5 6 18 350 SNI
Gedung P2P Lt.1
15,75 4 18 350 SNI
18 5 18 350 SNI
18 5 18 350 SNI
100,75 10 13 100 SNI
22,5 6 18 350 SNI
22,5 6 18 350 SNI
18 5 18 350 SNI
Gedung P2P Lt.2 74,5 8 13 100 SNI
55 6 13 100 SNI
11,25 2 23 350 SNI
60,25 10 23 350 SNI
Peluang hemat energi pada kantor Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan
untuk sistem pengkondisian udara dapat dilakukan dengan cara melakukan audit
yang dilakukan.
Tinggi : 3 m = 9,84
68
19,68 × 13,12 × 9,84 × 10 × 20
𝐵𝑇𝑈⁄ℎ𝑟 = = 8469,012 𝐵𝑇𝑈/ℎ𝑟
60
meter dengan tinggi 3 meter. Setelah dilakukan perhitungan BTU/hr, pada ruangan
69
¾ 2 12
2 1 19,2
Bidang SDK 10 49.543,72 1 2 16,8
¾ 2 12
2 1 19,2
Ruang Kadis Baru 10 38.872,76 1,5 1 11,7
1 1 8,4
1,5 1 5,85
Ruang Rapat 5 25.407,03 1 1 4,2
½ 1 2
10 17.467,33 1 2 16,8
10 7.939,69 1 1 8,4
10 7.145,72 1 1 8,4
Gedung P2P Lt.1 10 7.145,72 1 1 8,4
10 4.446,23 ½ 1 4
10 5.716,58 ¾ 1 6
10 5.716,58 ¾ 1 6
10 14.291,45 ¾ 2 12
10 14.291,45 ¾ 2 12
10 9.146,53 1,5 1 11,7
Gedung P2P Lt.2
10 5.716,58 ¾ 1 6
10 2 1 19,2
40.873,57
10 1,5 2 23,4
Perangkat listrik yang ada pada kantor Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi
Selatan tidak semuanya bisa dilakukan penghematan, hal ini disebabkan kebutuhan
akan penggunaan perangkat listrik tersebut tidak bisa ditebak atau dengan kata lain
energi adalah TV. Penghematan energi pada TV dapat dilakukan dengan cara
70
dikurangi menjadi 5 jam perhari. Hal ini dikarenakan pada jam sibuk TV tetap
Dari hasil menentukan Peluang Hemat Energi pada setiap sistem, maka dapat
akan dibandingkan dengan data sebelum diperoleh hasil Peluang Hemat Energi.
penghematan yang diperoleh dari penggantian jenis lampu. Jenis lampu sebelum
PHE adalah Lampu Hemat Energi CFL dan lampu TL yang diganti menjadi Lampu
Hemat Energi LED. Perbandingan data sebelum dan sesudah diperoleh hasil
Tabel 19. Analisis PHE sistem pencahayaan dengan Lampu Hemat Energi
Lampu Terpasang Perencanaan Penggantian Lampu
Nama Ruangan Daya Jumlah Total Daya Jumlah Total
Tipe Jam Tipe Jam
Lampu Lampu Konsumsi Lampu Lampu Konsumsi
Lampu Nyala Lampu Nyala
(Watt) (Buah) (kWh) (Watt) (Buah) (kWh)
Ka.Subag Umum dan
CFL 13 10 5 0,65 LED 23 10 4 0,92
Kepegawaian
Staff Subag Umum dan TL 36 10 6 2,16
LED 23 10 17 3,91
Kepegawaian CFL 18 10 12 2,16
Toilet CFL 13 10 2 0,26 LED 13 10 2 0,26
Kesling CFL 18 10 8 1,44 LED 23 10 7 1,61
Poli Gigi CFL 23 10 6 1,38 LED 18 10 5 0,9
Ka.bid Yankes CFL 20 10 4 0,8 LED 13 10 6 0,78
Staff Yankes CFL 18 10 16 2,88 LED 23 10 16 3,68
Ka.bid Kesmas CFL 20 10 4 0,8 LED 23 10 4 0,92
Staff Kesmas CFL 18 10 14 2,52 LED 23 10 16 3,68
Ruang Penerimaan
CFL 23 10 8 1,84 LED 13 10 6 0,78
Tamu
Toilet CFL 23 10 1 0,23 LED 18 10 1 0,18
Toilet CFL 23 10 1 0,23 LED 23 10 1 0,23
Ruang Kadis CFL 20 10 7 1,4 LED 23 10 15 3,45
71
TL 36 10 4 1,44
Ruang Rapat Staff CFL 20 10 12 2,4 LED 23 10 10 2,3
Ruang Rapat Kecil CFL 20 10 8 1,6 LED 23 10 7 1,61
Ruang Sekretaris CFL 18 10 6 1,08 LED 23 10 5 1,15
TL 36 10 6 2,16
Staff Kadis LED 18 10 12 2,16
CFL 18 10 10 1,8
Ka.subag Program CFL 20 10 4 0,8 LED 23 10 4 0,92
Staff Subag Program CFL 18 10 16 2,88 LED 18 10 14 2,52
Subag Keuangan CFL 18 10 14 2,52 LED 23 10 15 3,45
TL 36 10 6 2,16
Bidang SDK LED 23 10 12 2,76
CFL 18 10 8 1,44
TL 36 10 6 2,16
Ruang Kadis Baru LED 23 10 12 2,76
CFL 20 10 8 1,6
TL 36 5 9 1,62
Ruang Rapat LED 18 5 10 0,9
CFL 20 5 10 1
Koridor Lt 1 CFL 18 24 16 6,912 LED 18 24 13 5,616
Koridor Lt 2 CFL 18 24 10 4,32 LED 18 24 11 4,752
Tangga CFL 13 24 6 1,872 LED 13 24 5 1,56
Pos satpam CFL 18 12 1 0,216 LED 13 12 1 0,156
13 24 10 3,12
13 24 10 3,12
Gedung P2P Lt.1 CFL 18 10 4 0,72 LED
18 10 45 8,1
20 10 35 7
13 24 10 3,12 13 24 14
4,368
24 6 2,592
Gedung P2P Lt.2 CFL 18 LED 23 10 12 2,76
10 14 2,52
18 10 17 3,06
20 10 16 3,2
Total 349 81,002 Total 329 75,322
konsumsi perhari sebelum penggantian jenis lampu adalah 81,002 kWh, namun
setelah penggantian diperoleh total konsumsi energi listrik perhari menjadi 75,322
kWh. Untuk penggantian lampu itu sendiri membutuhkan anggaran biaya, berikut
72
Lampu LED philips 13 W = Rp. 42.000,-
Hemat Energi jenis LED yaitu sebesar Rp. 27.165.000,-. Sedangkan estimasi biaya
= Rp. 28.794.500,-
Jadi, biaya keseluruhan untuk pengadaan Lampu, Fitting dan kabel adalah Rp.
konsumsi kWh perhari menjadi lebih sedikit. Berikut selisih dari penggunaan kWh
perhari:
73
Selisih = kWh sebelum penggantian – kWh setelah penggantian
= 5,68 kWh/hari
Sehingga,
= Rp. 8.334,15,-
Kabel dapat diperoleh setelah periode menggunakan Lampu LED. Berikut waktu
𝑅𝑝. 28.794.500
𝑃𝑎𝑦𝑏𝑎𝑐𝑘 𝑃𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 =
𝑅𝑝. 8.334,15
74
Perbandingan data sebelum dan sesudah diperoleh hasil penentuan Peluang Hemat
75
18.000 2 2 38,8 9.000 1 2 16,8
9.000 1 1 9
7.000 3/4 2 12
9.000 1 1 7,1
18.000 2 1 19,2
Bidang SDK 18.000 2 10 2 33,8 9.000 1 10 2 16,8
7.000 3/4 2 12
18.000 2 1 19,2
Ruang Kadis Baru 17.100 2 10 1 15,24 12.000 1,5 10 1 11,7
9.000 1 1 8,4
12.000 1,5 1 5,85
Ruang Rapat 42.500 5 5 1 21,25 9.000 1 5 1 4,2
5.000 1/2 1 2
9.500 1 3 26,4
9.000 1 5 42
9.000 1 3 27
Gedung P2P Lantai 1 10 7.000 3/4 10 2 12
9.000 1 2 15,8
5.000 1/2 1 4
9.000 1 1 6,9
9.000 1 3 27 18.000 2 1 19,2
GedungP2p Lantai 2 18.000 2 10 2 33,8 12.000 1,5 10 3 35
9.000 1 2 15,8 7.000 3/4 5 30
Total 765,4 Total 668,25
penggantian diperoleh total konsumsi energi listrik perhari menjadi 668,25 kWh.
AC:
• Harga AC
76
• Total biaya pengadaan AC
AC yaitu konsumsi kWh perhari menjadi lebih sedikit. Berikut selisih dari
= 97,15 kWh/hari
Sehingga,
= Rp. 142.546,252
𝑅𝑝. 127.162.000
𝑃𝑎𝑦𝑏𝑎𝑐𝑘 𝑃𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 =
𝑅𝑝. 142.546,252
77
Berdasarkan perhitungan diatas, pengembalian anggaran dari Pengadaan AC
sebelum dan sesudah diperoleh hasil penentuan Peluang Hemat Energi ditujukkan
78
900 2 9 18 9 18
Mesin Fotocopy 10 10
1300 1 13 13 13 13
Mesin Fax 30 2 24 0,72 1,44 24 0,72 1,44
Total 211,33 205,17
namun setelah pengaturan waktu operasi diperoleh total konsumsi energi listrik
perhari menjadi 205,17 kWh. Keuntungan yang diperoleh dari pengaturan waktu
operasi TV yaitu konsumsi kWh perhari menjadi lebih sedikit. Berikut selisih dari
= 6,16 kWh/hari
Sehingga,
= Rp. 9.038,45
pengkondisian udara dan perangkat listrik maka diperoleh data – data yang
79
pemakaian energi listrik setelah dilakukan audit terdapat adanya penurunan sesuai
yang diharapkan. Perbandingan pemakaian energi listrik pada kondisi sebelum dan
Tabel 22. Perbandingan Jenis PHE kondisi sebelum dan sesudah PHE
pada sistem tata udara yaitu sebesar 34.974 kWh/tahun. Sedangkan untuk
Berdasarkan analisa Peluang Hemat Energi (PHE) yang telah diperoleh, maka
dapat dihitung besarnya Intensitas Konsumsi Energi (IKE) kantor Dinas Kesehatan
Provinsi Sulawesi Selatan mengacu pada data konsumsi energi pada analisa PHE
dan data luas bangunan kantor Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan.
80
341.547,12
𝐼𝐾𝐸 =
2424
Setelah menghitung besarnya IKE maka diperoleh nilai IKE listrik per satuan
sebelumnya sebesar 157,08 kWh/m2/tahun. Nilai IKE yang diperoleh setelah PHE
menunjukkan nilai yang berada pada rentang kriteria cukup efisien – efisien.
Efisiensi Penerangan
berikut :
81
2. Merawat lampu dan armature lampu dengan cara membersihkan permukaan
lampu dan armature agar sinar dari lampu dapat terpancar secara maksimal.
menghemat energi.
penerangan.
operasional, yaitu hidupkan AC pada pagi hari dan dimatikan 1 jam sebelum
3. Memilih AC dengan daya (PK) yang sesuai dengan luas ruangan, karena
82
4. Melakukan perawatan dan penempatan AC (outdoor). Dengan merawat dan
kerja AC.
5. Menutup pintu, jendela dan ventilasi ruangan agar udara panas dari luar
tidak masuk.
Pengujian dilakukan pada website dengan basis local host. Website ini
listrik dari data rekning listrik kantor Dinas Kesehatan provinsi Sulawesi Selatan.
83
Gambar 4.13. Tampilan Awal Website
website terdapat fitur login yang dapat diakses oleh user yang telah terdaftar pada
sistem database.
84
Gambar 4.15. Tampilan Setelah Login
Pada tampilan halaman ini terdapat user information pada topbar serta
terdapat menu pada sidebar yang berisi input, laporan, dan grafik.
Menu input berfungsi sebagai form untuk menginput data – data pemakaian
energi berdasarkan rekening pembayaran listrik per bulan. Berikut tampilan dari
menu input.
Untuk menginput data dapat dilakukan dengan menekan button input file
, maka akan muncul tampilan input data. Isi semua data yang dibutuhkan
85
Gambar 4.17. Tampilan Input Data
Data yang telah diinput akan tersimpan pada form data di menu input. Data
yang telah terinput pada form data dapat di hapus apabila salah memasukkan data
Menu pada sidebar berikutnya adalah menu laporan. Pada menu laporan
energi per bulan. Jadi, dapat diketahui berapa persentase kenaikan ataupun
86
Gambar 4.19. Tampilan Data Laporan
dari penggunaan energi berdasarkan data rekening listrik tiap bulannya. Periode
grafik yang ingin ditampilkan dapat dipilih berdasarkan tahun, kemudian menekan
tombol filter. Maka akan muncul grafik sesuai periode tahun yang dipilih.
Untuk keluar dari halaman website, dapat dilakukan logout. Klik foto user
87
Gambar 4.21 Tampilan Logout
penggunaan energi dari setiap bulan. Adapun datanya ditunjukkan pada tabel 24.
88
13 Sektor 1 Juni 2019 30,832 45,239,176.96 -3.35 % ↓
14 Sektor 2 Juni 2019 1,485 2,178,910.80 -13.96 % ↓
15 Sektor 1 Mei 2019 31,900 46,806,232.00 4.16 % ↑
16 Sektor 2 Mei 2019 1,726 2,532,525.28 36.23 % ↑
17 Sektor 1 April 2019 30,625 44,935,450.00 6.59 % ↑
18 Sektor 2 April 2019 1,267 1,859,043.76 0.24 % ↑
19 Sektor 1 Maret 2019 28,732 42,157,888.96 -3.31 % ↓
20 Sektor 2 Maret 2019 1,264 1,854,641.92 -2.02 % ↓
21 Sektor 1 Februari 2019 29,715 43,600,225.20 4.90 % ↑
22 Sektor 2 Februari 2019 1,290 1,892,791.20 3.45 % ↑
23 Sektor 1 Januari 2019 28,328 41,565,107.84 Inf %
24 Sektor 2 Januari 2019 1,247 1,829,698.16 Inf %
energi per bulan dengan mengacu pada total energi bulan sebelumnya. Pada sektor
dari penggunaan energi bulan November 2019. Sedangkan pada sektor 2 bulan
pada website juga dapa menampilkan biaya penggunaan energi melalui tampilan
grafik. Tampilan biaya penggunaan energi tahun 2019 dalam bentuk grafik
ditunjukkan pada gambar 4.23 untuk sektor 1 dan gambar 4.24 untuk sektor 2.
89
Gambar 4.23 Grafik Biaya Penggunaan Energi Sektor 1
90
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik
kesimpulan dari hasil audit energi pada kantor Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi
pembayaran listrik selama satu tahun yang dikaitkan dengan data luas
Energi. Nilai IKE yang diperoleh dari data sekunder konsumsi energi dari
nilai IKE ini termasuk agak boros. Sedangkan untuk nilai IKE berdasarkan
konsumsi energi listrik per satuan luas dengan area yang dikondisikan
91
adalah sebesar 157,08 kWh/m²/tahun. Nilai IKE yang diperoleh masih
ruang. Berdasarkan hal tersebut maka diperoleh nilai IKE setelah PHE
sebesar 140,9 kWh/m²/tahun. Nilai IKE yang diperoleh setelah PHE sudah
tiap bulan dan dapat dilihat dalam bentuk grafik sesuai periode tahun. Data
bit.ly/skripsi_icha.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan untuk penelitian audit energi ini adalah
sebagai berikut:
1. Hasil penelitian yang telah dilakukan masih jauh dari sempurna. Untuk itu,
92
pergantian jenis lampu LED dengan daya 13 – 23 watt mengikuti kebutuhan
ruangan, sehingga nilai IKE listrik dapat lebih kecil dan efisien.
penempatan dan luas ruangan kerja. Karena apabila tidak sesuai yang akan
terjadi adalah beban listrik sudah bekerja maksimal tetapi kenyamanan tidak
tercipta.
93
DAFTAR PUSTAKA
Belly, A. 2010. Daya Aktif, Reaktif & Nyata. Makalah. (Online), (staff.ui.ac.id),
diakses 12 Januari 2020.
Handani. Rancang Bangun Perangkat Lunak Audit Energi Listrik Gedung. Malang:
Universitas Brawijaya.
Hartoyo. Materi Kuliah Teknik Pendingin dan Tata Udara, AC Window dan AC
Split. (Online), (http://staff.uny.ac.id), diakses 12 Januari 2020.
Irfan, MA. 2019. Evaluasi Tingkat Efisiensi Penggunaan Energi Kajian Ex Post
Facto Penerapan Standar Green Building Gedung A ITSB. Bandung: Institut
Teknologi Sains Bandung. (Online), (http://journal.itsb.ac.id), diakses 08
Januari 2020.
Iskandar, NR. 2015. Prosedur Standar dan Teknik Audit Energi di Industri.
Tangerang Selatan: Balai Besar Teknologi Energi, BPPT.
Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 13
Tahun 2012 tentang Penghematan Pemakaian Tenaga Listrik.
94
Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 14
Tahun 2012 tentang Manajemen Energi.
SNI 03 – 6196 – 2000 Prosedur Audit Energi pada Bangunan Gedung. 2000.
Jakarta: Badan Standarisasi Nasional, BSN.
SNI 6196:2011 Prosedur Audit Energi pada Bangunan Gedung. 2011. Jakarta:
Badan Standarisasi Nasional, BSN.
SNI 6197:2011 Konservasi Energi pada Sistem Pencahayaan. 2011. Jakarta: Badan
Standarisasi Nasional, BSN.
Solichin, A. 2010. MySQL 5 dari Pemula hingga Mahir. Jakarta: Universitas Budi
Luhur. (Online), (http://achmatim.net), diakses 09 Desember 2019.
Sumardjati, P. dkk. 2008. Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik. Ed. Miftahu Soleh.
Jilid 1. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan,
Direktorat Jenderal Manajen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen
Pendidikan Nasional.
95
Lampiran 1 – Site Plan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan
96
Lampiran 2 – Panel Listrik pada Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan
Panel Utama
97
Panel Lantai 1 Panel Lantai 2
Panel Lantai 2
98
Lampiran 3 – Ruangan pada Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan
Koridor Lantai 1
Koridor Lantai 2
99
Rauang Subag Umum dan Kepegawaian
Ruang Kesling
Ruang Kesmas
100
Ruang Keuangan
101
Ruang Bidang SDK
102
Lampiran 4 – Daftar pembayaran listrik Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi
103
Lampiran 5 SPESIFIKASI AC
DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN
Juml CC
Nama Ruangan Model PK Daya Merk
ah BTU/h
Ka.Subag Umpeg 1 CS-PC18PKP 2 18.400 1.920 Panasonic
1 PAC09VXM 1 9.500 880 polytron
Staff Subag Umum dan 1 PAC18VXM 2 18.000 1.690 polytron
Kepegawaian 1 T19EV4 2 18.000 1.540 LG
2 CS-LN9UKJ 1 9000 790 Panasonic
Kesling 1 CS-PC18PKP 2 18.400 1.920 Panasonic
Poli Gigi 1 AH-A18NCY 2 18.000 1.940 Sharp
Ka.bid Pelayanan Kesehatan 1 TAC-09CSA/BY 1 9.000 840 TCL
1 S09LPBX 1 9.000 670 LG
1 TAC-09CSA/BY 1 9.000 840 TCL
Staff Pelayanan Kesehatan
1 CS-PN9RKJ 1 9.000 820 Panasonic
1 TAC-09CSA/BY 1 9.000 840 TCL
Ka.bid Kesehatan Masyarakat 1 PAC-09VXM 1 9.500 880 Polytron
1 CS-LN9UKJ 1 9.000 790 Panasonic
1 AH-A9PEY 1 9.000 900 Sharp
2 GWC-M003 1 9.000 755 Gree
Staff Kesehatan Masyarakat
1 S09LPBX 1 9.000 670 LG
1 PAC-09VXM 1 9.500 880 Polytron
1 ASW-018A4/SUE 2 18.000 1600 AUX
Ruang Penerimaan Tamu 1 CS-PC18PKP 2 18.400 1.920 Panasonic
1 FTC50NV14 2 17.100 1.524 Daikin
Ruang Kepala Dinas
1 T19EV4 2 18.000 1.540 LG
Ruang Rapat Staff 2 CS-LN9UKJ 1 9.000 790 Panasonic
Ruang Rapat Kecil 2 CS-LN9UKJ 1 9.000 790 Panasonic
Ruang Sekretaris 1 PAC18VXM 2 18.000 1.690 polytron
Staff Kadis 1 CS-PC18PKP 2 18.400 1.920 Panasonic
1 AH-A18NCY 2 18.000 1.940 Sharp
Ka.subag Program 1 AH-A18NCY 2 18.000 1.940 Sharp
1 National 1 9.000 900 Nasional
3 CS-LN9UKJ 1 9.000 790 Panasonic
Staff Subag Program 1 AH-A9PEY 1 9.000 900 Sharp
1 PAC-09VXM 1 9.500 880 Polytron
2 CS-PC18PKP 2 18.400 1.920 Panasonic
1 AC-91800GLWi 2 18.000 1517 Akari
Subag Keuangan 2 AH-A18NCY 2 18.000 1.940 Sharp
1 AH-A9PEY 1 9.000 900 Sharp
1 0909GLWI 1 9.000 710 Akari
Ka.bid Sumber Daya Kesehatan 2 PAC18VXM 2 18.000 1.690 Polytron
Ruang Kadis Baru 1 FTC50NV14 2 17.100 1.524 Daikin
Ruang Rapat 1 PSF-5003 5 42.500 4.250 Polytron
3 PAC-09VXM 1 9.500 880 Polytron
3 AH-A9PEY 1 9.000 900 Sharp
Gedung P2P Lantai 1
2 CS-LN9UKJ 1 9.000 790 Panasonic
1 DDS 199G 1 9.000 690 Denpoo
3 AH-A9PEY 1 9.000 900 Sharp
GedungP2p Lantai 2 2 PAC18VXM 2 18.000 1.690 Polytron
2 CS-LN9UKJ 1 9.000 790 Panasonic
104
Lampiran 6 SPESIFIKASI LAMPU
DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN
Daya Jumlah
Nama Ruangan Tipe Lampu Lampu Lampu Merk
(Watt) (unit)
Ka.Subag Umpeg CFL (Compact Fluorescent Lamp) 13 5 Philips
TL (Tubular Lamp) 36 6 Philips
Staff Subag Umpeg
CFL (Compact Fluorescent Lamp) 18 12 Philips
Toilet CFL (Compact Fluorescent Lamp) 13 2 Philips
Kesling CFL (Compact Fluorescent Lamp) 18 8 Philips
Poli Gigi CFL (Compact Fluorescent Lamp) 23 6 Philips
Ka.bid Yankes CFL (Compact Fluorescent Lamp) 20 4 Philips
Staff Yankes CFL (Compact Fluorescent Lamp) 18 16 Philips
Ka.bid Kesmas CFL (Compact Fluorescent Lamp) 20 4 Philips
Staff Kesmas CFL (Compact Fluorescent Lamp) 18 14 Philips
R. Penerimaan Tamu CFL (Compact Fluorescent Lamp) 23 8 Philips
Toilet CFL (Compact Fluorescent Lamp) 23 1 Philips
Toilet CFL (Compact Fluorescent Lamp) 23 1 Philips
CFL (Compact Fluorescent Lamp) 20 7 Philips
Ruang Kadis
TL (Tubular Lamp) 36 4 Philips
Ruang Rapat Staff CFL (Compact Fluorescent Lamp) 20 12 Philips
Ruang Rapat Kecil CFL (Compact Fluorescent Lamp) 20 8 Philips
Ruang Sekretaris CFL (Compact Fluorescent Lamp) 18 6 Philips
TL (Tubular Lamp) 36 6 Philips
Staff Kadis
CFL (Compact Fluorescent Lamp) 18 10 Philips
Ka.subag Program CFL (Compact Fluorescent Lamp) 20 4 Philips
Staff Subag Program CFL (Compact Fluorescent Lamp) 18 16 Philips
Subag Keuangan CFL (Compact Fluorescent Lamp) 18 14 Philips
TL (Tubular Lamp) 36 6 Philips
Bidang SDK
CFL (Compact Fluorescent Lamp) 18 8 Philips
TL (Tubular Lamp) 36 6 Philips
Ruang Kadis Baru
CFL (Compact Fluorescent Lamp) 20 8 Philips
TL (Tubular Lamp) 36 9 Philips
Ruang Rapat
CFL (Compact Fluorescent Lamp) 20 10 Philips
Koridor CFL (Compact Fluorescent Lamp) 18 26 Philips
Tangga CFL (Compact Fluorescent Lamp) 13 6 Philips
Pos satpam CFL (Compact Fluorescent Lamp) 18 1 Philips
13 10 Philips
Gedung P2P Lt.1 CFL (Compact Fluorescent Lamp) 18 4 Philips
20 35 Philips
13 10 Philips
Gedung P2P Lt.2 CFL (Compact Fluorescent Lamp) 18 20 Philips
20 16 Philips
105
Lampiran 7
SPESIFIKASI PERANGKAT LISTRIK
DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN
Jumlah Daya
No Nama Perangkat Merek
(Unit) (Watt)
38 150 Lenovo
1 Komputer 12 100 Acer
1 90 HP
3 300 Royal
2 Dispenser
4 350 Miyako
3 90 Sharp
2 100 Sharp
3 Kulkas 1 70 Sanken
3 95 LG
1 75 Glacio
16 11 Canon MP 287
6 13 Epson
5 11 Canon IP 2770
7 7 Canon Pixma 497
Canon Pixma E
4 Printer 4 9
400
Laser Jet P1102
2 360
HP
Fuji Xerox M.115
1 390
Z
2 60 Sony 24 inch
3 117 Sony 42 inch
1 75 Sony 29 inch
5 TV
1 80 Polytron
3 150 LG 42 inch
2 78 Sharp 42 inch
5 90 Lenovo
6 Laptop
1 33 Asus
2 900 Canon
7 Mesin Fotocopy Fuji Xerox Centre
1 1300
S 2320
8 Mesin Fax 2 30 Panasonic
106
Lampiran 8
107
Lampiran 9
108
Lampiran 10 Lembar Revisi
109