Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu persyaratan akademik untuk
menyelesaikan program studi pada Jurusan Teknik Mesin Universitas Islam Riau.
Adapun judul tugas akhir ini adalah : “Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga
Surya Pada Perahu Nelayan”.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan tugas akhir ini masih
terdapat banyak kekurangan, sebagai manusia biasa penulis tidak luput dari
kesalahan dan kekurangan baik dari segi teknik penulisan, segi bahasa maupun
dari segi perhitungan. Oleh karena itu penulis menerima dengan ikhlas dan lapang
dada atas segala koreksi serta perbaikan guna menyempurnakan tugas akhir ini
agar kelak dapat bermanfaat bagi kita semua.
Tugas akhir ini dapat selesai atas dan berkat bantuan, arahan serta
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala ketulusan dan
kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada:
1. Kedua orang tua yang telah memberikan bantuan berupa moril maupun
materil kepada penulis serta doa yang selalu mengiringi penulis selama
peroses pembuatan tugas akhir ini.
2. Bapak Dr.Eng. Muslim, S.T., M.T selaku Dekan Fakultas Teknik,
Universitas Islam Riau.
3. Bapak Jhonni Rahman, B.Eng., M.Eng., Ph.D selaku Ketua Program Studi
Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Islam Riau.
4. Bapak Rafil Arizona, S.T., M.Eng selaku Sekretaris Prodi sekaligus Dosen
Penguji Tugas Akhir Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik,
Universitas Islam Riau
ii
5. Bapak Sehat Abdi Saragih, S.T., M.T selaku Kepala Labor Konversi
Energi sekaligus Dosen Pembimbing Tugas Akhir Program Studi Teknik
Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Islam Riau.
6. Bapak Eddy Elfiano, S.T., M.Eng selaku Dosen Pengajar sekaligus Dosen
Penguji Tugas Akhir Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik,
Universitas Islam Riau.
7. Bapak dan Ibu dosen serta staf pegawai pada Fakultas Teknik, Universitas
Islam Riau atas segala waktunya yang telah mendidik dan melayani
penulis selama mengikuti peroses belajar mengajar di Universitas Islam
Riau.
8. Saudara-saudaraku serta rekan-rekan mahasiswa Fakultas Teknik,
Universitas Islam Riau terkhusus angkatan 2018 yang keakraban dan
persaudaraan yang banyak membantu dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
Semoga semua pihak diatas mendapatkan pahala yang berlipat ganda di sisi
Allah SWT, dan tugas akhir yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis,
rekan-rekan, masyarakat serta bangsa dan negara, Aamiin.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vii
DAFTAR TABEL.................................................................................................ix
DAFTAR NOTASI...............................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN
iv
2.7.3 Thin Film Solar Cell (TFSC)....................................................14
v
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan.........................................................................................59
5.2 Saran...................................................................................................60
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................61
LAMPIRAN..........................................................................................................14
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4. 8 Inverter..............................................................................................56
vii
Gambar 4. 9 Solar Charger Controller..................................................................57
Gambar 4. 10 Baterai.............................................................................................58
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR NOTASI
Df faktor keamanan -
x
Vmp tegangan maximum panel surya (volt)
nb jumlah baterai -
xi
PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA
PADA PERAHU NELAYAN
TUGAS AKHIR
Disusun oleh :
12
BAB I
PENDAHULUAN
13
energi alternatif. Sedangkan untuk wilayah perairan seperti laut masih belum
dimanfaatkan secara maksimal. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang potensi energi surya yang bisa di manfaatkan khususnya di
daerah pesisir.
Pada umumnya pemanfatan panel surya di daerah pesisir hanya sebatas
penerangan jalan dermaga ataupun sebagai pembangkit listrik di perahu nelayan
dengan kapasitas yang relatif kecil. Dan bisanya listrik keluaran panel surya akan
digunakan sebagai sumber energi prangkat elektronik yang di bawa saat mencari
ikan di laut. Namun pembangkit listrik yang seperti itu kurang efektif karena tidak
spenuhnya bisa mengcover kebutuhan listrik dengan jangka waktu yang lama dan
hanya dengan perangkat elektronik yang terbatas.
Daya listrik menjadi hal yang sering menjadi masalah utama dalam proses
penangkapan ikan, karena daya listrik ini sangat dibutuhkan pada sebuah perahu
nelayan yang umumnya digunakan sebagai penerangan, light fishing, fish finder
dan perlengkapan listrik lainnya. Penyediaan listrik yang kontinu sangat
dibutuhkan untuk pengoperasian peralatan dan kapal secara aman, oleh karena itu
kapasitas daya yang dihasilkan harus memadai (dionisius dkk, 2014).
Dari uaraian diatas, masalah sumber daya listrik dapat diberikan solusi
dengan merencanakan pembangkit listrik tenaga surya yang sesuai, sebagai
sumber daya listrik pada perahu nelayan. Yang nantinya daya listrik bisa
digunakan untuk menggerakkan sisitem propulsi perahu nelayan dan sebagi
sumber energi listrik untuk perangkat elektronik di atas prahu nelayan. Oleh
karena itu, penulis mengambil tugas akhir dengan judul “Perencanaan Pembangkit
Listrik Tenaga Surya pada Perahu Nelayan” untuk menyelasikan masalah
tersebut.
14
3. Berapa lama lama pengembalian modal dalam investasi PLTS di Perahu
nelayan
BAB I : pendahuluan
Pada bab ini dibahas tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan
perencanaan, batasan masalah dan sistematika penulisan.
15
BAB II : Tinjauan Pustaka
Pada bab ini dibahasa tentang landasan teori yang diperoleh dari literature
untuk mendukung perencanaan pembangkit listriik tenaga surya pada perahu
nelayan.
16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
17
Segala peralatan yang ada pada suatu kapal dan menunjang kerja dari kapal
umumnya memerlukan daya kelistrikan untuk dapat bekerja sebagaimana
fungsinya. Daya listrik menjadi hal yang sering menjadi masalah utama dalam
proses penangkapakn ikan, karena daya listrik ini sangat dibutuhkan pada sebuah
kapal nelayan yang umumnya digunakan sebagai penerangan dan light fishing,
fish finder dan perlengkapan listrik lainnya. Penyediaan listrik yang kontinyu
sangat dibutuhkan untuk operasi peralatan dan kapal secara aman, oleh karena itu,
kapasitas daya yang dihasilkan harus memadai.
18
Berdasarkan hasil dari survei data di website Dinas Perikanan kota Dumai,
diperoleh data bahwa nelayan kota Dumai yang terdaftar di Dinas Perikanan kota
Dumai berjumlah 371 orang di tahun 2021. Dengan jumlah perahu nelayan yaitu
sebanyak 353 unit dengan berbagai ukuran dan jenisnya, yang tersebar di seluruh
perairan kota Dumai. Berikut adalah data perahu nelayan berdasarkan ukuran
yang terdaftar di Dinas Perikanan kota Dumai tahun 2021.
No Uraian Jumlah
2 Kapal Motor 5 – 10 GT 18
3 Motor Temple ≤ 5 GT 19
Jumlah 353
Adapun alat yang digunakan dalam mencari ikan beragam-ragam, dan dari
survei data di Kementrian Perikanan kota Dumai, maka dapat diketahui jenis alat
penangkap yang digunakan nelayan di kota Dumai antara lain :
No Uraian Jumlah
3 Pengerih 57
4 Pukat Dorong 7
5 Rawai Dasar 8
Jumlah 353
19
Dari data di atas dapat kita ketahui bahwa kapal yang paling banyak
digunakan di perairan kota Dumai ialah kapal dengan ukuran ≤ 5 GT dengan jenis
penangkap ikan yaitu jaring insang hanyut dan jaring gilinet oseanik. Berdasarkan
survei lapangan perahu yang paling banyak digunakan dengan ukuran ≤ 5 GT
adalah kapal dengan ukuran 2 GT (GrossTonage). Dimana kapal ini banyak
dijumpai di sekitar pelabuhan TPI Dumai.
20
palkan ikan masih menggunakan sistem pendingin konvesional dengan ukuran
200 liter sebanyak 2 buah yang masih menggunakan es batu dan garam untuk
menjaga kesegaran pada hasil tangkapan sebelum sampai di dermaga untuk
kemudian dijual.
1. Identifikasi Kebutuhan
Tahap ini melibatkan pemahaman terhadap tujuan proyek, kebutuhan
pengguna, dan persyaratan yang harus dipenuhi. Ini melibatkan identifikasi
masalah yang perlu dipecahkan dan pemahaman tentang keinginan dan
ekspektasi pihak terkait.
2. Perumusan Tujuan
Setelah kebutuhan teridentifikasi, langkah selanjutnya adalah merumuskan
tujuan yang spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan memiliki batasan
21
waktu yang jelas. Tujuan ini menjadi landasan bagi seluruh perencanaan dan
pelaksanaan proyek.
3. Penentuan Sumber Daya
Tahap ini melibatkan penentuan dan alokasi sumber daya yang diperlukan,
seperti tenaga kerja, peralatan, bahan, dan anggaran. Hal ini memastikan
bahwa semua kebutuhan proyek dapat terpenuhi secara efektif.
4. Penjadwalan Kegiatan
Dalam perencanaan teknik, penting untuk menyusun jadwal yang rinci
mengenai urutan dan durasi kegiatan yang harus dilakukan. Penjadwalan ini
membantu dalam mengidentifikasi waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan setiap langkah proyek dan membantu mengatur prioritas.
5. Analisis Risiko
Identifikasi dan analisis risiko merupakan langkah penting dalam
perencanaan teknik. Ini melibatkan identifikasi potensi masalah atau
hambatan yang dapat muncul selama proyek berlangsung, dan
mengembangkan strategi untuk mengelola atau mengurangi risiko tersebut.
6. Pengembangan Rencana Tindakan
Berdasarkan semua informasi yang dikumpulkan dan dipertimbangkan,
rencana tindakan secara rinci dikembangkan. Rencana ini mencakup langkah-
langkah yang harus diambil, tanggung jawab yang ditetapkan, jadwal
pelaksanaan, dan pengelolaan risiko.
Perencanaan teknik memainkan peran penting dalam mengarahkan jalannya
proyek teknik. Dengan melakukan perencanaan yang baik, tim proyek dapat
menghindari kesalahan yang mungkin terjadi, mengoptimalkan penggunaan
sumber daya, mengidentifikasi risiko, dan memastikan bahwa proyek sejalan
dengan tujuan yang telah ditetapkan.
22
Sedangkan pemusatan energi surya menggunakan sistem lensa atau cermin
dikombinasikan dengan sistem pelacak untuk memfokuskan energi matahari ke
satu titik untuk menggerakan mesin kalor. Sel surya atau sel Photovoltaic adalah
alat yang mengubah energi cahaya menjadi energi listrik menggunakan efek
fotoelektrik. Dibuat pertama kali pada tahun 1883 oleh Charles Fritts.
Solar panel terdiri dari 3 lapisan, lapisan panel P di bagian atas, lapisan
pembatas di tengah, dan lapisan panel N di bagian bawah. Efek fotoelektrik
adalah di mana sinar matahari menyebabkan elektron di lapisan panel P terlepas,
sehingga hal ini menyebabkan proton mengalir ke lapisan panel N di bagian
bawah dan perpindahan arus proton ini adalah arus listrik.
23
photovoltaic bekerja dengan prinsip efek photovoltaic. Efek photovoltaic pertama
kali ditemukan oleh Henri Becquerel pada tahun 1839. Efek photovoltaic adalah
fenomena dimana suatu sel photovoltaic dapat menyerap energi cahaya dan
merubahnya menjadi energi listrik. Efek photovoltaic didefinisikan sebagai suatu
fenomena munculnya tegangan listrik akibat kontak dua elektroda yang
dihubungkan dengan sistem padatan atau cairan saat diekpose di bawah energi
cahaya. (Goetzberger, A., Hoffmann, V.U. 2005).
Energi solar atau radiasi cahaya terdiri dari biasan foton-foton yang
memiliki tingkat energi yang berbeda-beda. Perbedaan tingkat energi dari foton
cahaya inilah yang akan menentukan panjang gelombang dari spektrum cahaya.
Ketika foton mengenai permukaan suatu sel PV, maka foton tersebut da pat
dibiaskan, diserap, ataupun diteruskan menembus sel PV. Foton yang terserap
oleh sel PV inilah yang akan memicu timbulnya energi listrik.
Sel PV adalah suatu perangkat yang mengkonversi energi radiasi matahari
menjadi energi listrik. Sistem sel PV pada dasarnya terdiri dari p-n junction atau
ikatan antara sisi positif dan negatif di dalam sebuah sistem semikonduktor. Sel
PV juga dikenal dengan nama solar cell atau sel surya.
24
gambar berikut.
25
Gambar 2. 6 Panel Surya Polycrystalline
Sumber : Aditya Gilang Mahesa, Yandri, Kho Hie Khwee 2021
Panel tipe ini memerlukan luas permukaan yang lebih besar dibandingkan
dengan jenis monokristal untuk menghasilkan daya listrik yang sama. Kinerja
panel surya jenis polycrystalline juga akan menurun lebih jauh dibanding dengan
monocrystalline apabila terpapar panas matahari yang ekstrim.
26
Amorphous Silicon ditumpuk membentuk sel surya, akan memberikan
efisiensi yang lebih baik antara 6% - 8%.
Cadmium Telluride (CdTe) Solar Cells.
Sel surya jenis ini mengandung bahan Cadmium Telluride yang memiliki
efisiensi lebih tinggi dari sel surya Amorphous Silicon, yaitu sekitar 9% -
11%.
Copper Indium Gallium Selenide (CIGS) Solar Cells.
Dibandingkan kedua jenis sel surya thin film di atas, CIGS sel surya
memiliki efisiensi paling tinggi yaitu sekitar 10% hingga 12%. Selalin itu
jenis ini tidak mengandung bahan berbahaya Cadmium seperti pada sel surya
CdTe.
EHP (2.1)
BHP =
SCR (
27
Dimana :
BHP = Breake Horse Power (kW)
EHP = Effective Horse Power (kW)
SCR = Service Continuous Rating
BHP (2.2)
Mn =
Pm (
Dimana:
Mn = jumlah mesin induk
BHP = Breake Horse Power (kW)
PM = daya mesin yang dipilih (kW)
S (2.3)
Ts = ( )
V s x 1,852 (
Diaman:
Ts = lama pengoprasian perahu nelayan (jam)
S = jarak tempuh perahu nelayan (km)
Vs = kecepatan perahu nelayan yang direncanakan (knot)
Dalam menentukan daya listrik dari setiap perangkat elektronik yang akan
digunakan di perahu nelayan maka dapat dilakukan perhitungan dengan
persamaan berikut.
Pn = Pbn x n
(2.4)
(
28
Dimana:
Pn = daya beban elektronik per-unit (Watt)
Pbn = daya beban elektronik (Watt)
n = jumlah prangkat elektronik
Pmax = ∑Pn
(2.5)
(
Dimana:
Pmax = beban daya maksimal (Watt)
∑Pn = daya beban elektronik (Watt)
Adapun untuk menghitung daya beban listrik harian per-unit maka dapat
menggunakan persamaan berikut.
Phn = Pn x t
(2.6)
(
Dimana:
Phn = daya beban elektronik per jam (Wh)
Pn = daya beban elektronik per-unit (Watt)
t = lama pengoprasian perahu nelayan (jam)
Ptot = ∑Phn
(2.7)
(
Dimana:
29
Ptot = daya beban total harian (Wh)
𝛴Phm = jumlah daya beban elektronik per jam (Wh)
1. Panel Surya
Panel Surya atau solar cells merupakan komponen utama dalam pembangkit
listrik tenaga surya. Solar cells berfungsi untuk merubah cahaya matahari menjadi
energi listrik, dengan fenomena fotoelektrik. Dalam menentukan panel surya yang
akan digunakan sebagai pembangkit listrik, maka perlu memperhatikan jenis
panel surya, kapasitas panel surya dan spesifikasi panel. Selain itu kondisi
lingkungan pemasangan panel surya juga mempengaruhi ketahanan dari panel
surya.
Sebelum menghitung spesifikasi panel surya perlu mengetahui beban daya
listrik yang akan di cover oleh panel surya. Hal ini perlu dipertimbangkan agar
sistem panel surya tidak kekurangan daya listrik saat dioperasikan. Selain itu
pemilihan jenis dan kapasitas panel surya yang sesuai juga meningkatkan efisiensi
dalam pemanfaatan ruang pengistalan panel surya yang terbatas pada perahu
nelayan.
Perhitungan daya total pembangkit listrik tenaga surya perlu dilakukan
untuk mengetahui seberapa besar daya output yang bisa dihasilkan oleh panel
yang dipasang. Pembangkit listrik tenaga surya sangat bergantung pada
penyinaran dari matahari. Tanpa sinar matahari maka panel surya tidak akan bisa
menghasilkan output berupa arus lisrik, oleh karena itu perlu memperhitungkan
juga berapa lama panel surya akan mendapat penyinaran dari matahari. Berikut
merupakan peta insolasi matahari yang menampilkan lama penyinaran oleh
matahari di suatu wilayah di Indonesia.
30
Gambar 2. 8 Peta Equivalent Sun Hours Indonesia
(Sumber : solargis.com)
Untuk wilayah Indonesi sinar matahari akan menyinari kurang lebih selama
8 jam sehari, mulai dari pukul 08:00 hingga pukul 16:00. Untuk menghitung total
daya yang bisa dihasilkan oleh sistem pembangkit listrik dalam satu hari maka
bisa dilakukan perhitungan dengan persamaan berikut.
Untuk menghitung total daya output panel surya maka dapat digunakan
persamaan berikut.
Pm = PmSTC x PSH
(2.8)
(
Dimana:
Pm = daya output panel surya (Wh)
PmSTC = kapasitas panel surya (watt)
PSH = Peak Sun Hour (jam)
Untuk menunjang fungsi panel surya dari keadaan cuaca yang mudah
berubah setiap saat maka penambahan factor kemanan perlu dilakukan. Adapun
faktor keamanan sebesar 0,8 perlu ditambahkan ke dalam perhitungan daya panel
surya. Adapun persamaan yang digunakan untuk menghitung daya panel surya
berdasarkan penambahan faktor keamanan yaitu sebagai berikut.
PDf = Df x Pm
(2.9)
(
Dimana:
PDf = daya output panel surya dengan faktor keamanan (Wh)
31
Df = faktor keamanan
Pm = daya output panel surya (Wh)
Ptot (2.10)
nm =
P Df (
Dimana:
nm = jumlah panel surya yang dibutuhkan
Ptot = daya beban total harian (Wh)
PDf = daya output panel surya dengan faktor keamanan (Wh)
CPLTS = PmSTC x nm
(2.11)
(
Dimana:
CPLTS = kapasitas pembangkit listrik tenaga surya (watt)
PmSTC = kapasitas panel surya (watt)
nm = jumlah panel surya yang dibutuhkan
32
persamaan berikut ini.
Vb (2.12)
nms =
V mp (
Dimana:
nms = jumlah panel rangkai seri
Vb = tegangan baterai (Volt)
Vmp = tegangan maximum panel surya (volt)
nm (2.13)
nmp =
nms
Dimana:
nmp = jumlah panel rangkai pararel
nm = jumlah panel surya yang dibutuhkan
nms = jumlah panel rangkai seri
Volp =pxlxt
(2.14)
Dimana:
Volp = volume panel surya (m3)
p = panjang panel surya (m)
l = lebar panel surya (m)
t = tinggi panel surya (m)
33
persamaan berikut.
Volp tot = Volp x nm
(2.15)
Dimana:
Volp tot = volume total panel surya (m3)
Volp = volume panel surya (m3)
nm = jumlah panel surya yang dibutuhkan
Sedangkan untuk menghitung luas area dari panel surya dapat dihitung
dengan persamaan berikut.
Ap = p x l
(2.16)
Dimana:
Ap = luas panel surya (m2)
p = panjang panel surya (m)
l = lebar panel surya (m)
Dan untuk menghitung luas area total panel surya yang dibutuhkan dapat
dihitung dengan persamaan berikut.
Ap tot = Ap x nm
(2.17)
Dimana:
Ap tot = luas total panel surya (m2)
Ap = luas panel surya (m2)
nm = jumlah panel surya yang dibutuhkan
34
disinari matahari.
Selain itu solar charge controller juga akan memutuskan aliran listrik dari
panel ke batrai apabila baterai sudah terisi penuh, dan sebaliknya jika baterai
mulai mengalami pengosongan maka solar charge controller akan mengalirkan
kembali arus dari panel ke baterai. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kelebihan
daya pada baterai ataupun kekosongan baterai sehingga komponen baterai tidak
mudah rusak akibat kekurangan maupun kelebihan daya.
Ada dua jenis solar charger controller yang sering digunakan dan harus
dipertimbangkan dalam pemakaiannya. Yang pertama ialah Pulse Width
Modulation (PWM), merupakan salah satu jenis solar charger controller yang
sederhana serta lebih murah harganya.
Pengontrol Pulse Width Modulation mengatur aliran energi listrik ke baterai
dengan mengurangi arus secara bertahap, hal ini disebut “modulasi lebar pulsa”
dimana pengontrol Pulse Width Modulation akan terus memasok sedikit daya
untuk menjaga baterai tetap penuh.
Pengontrol jenis ini paling baik digunakan untuk PLTS skala kecil
dikarenakan sistem pembangkit listrik tenaga surya dan baterai harus memiliki
voltase yang sesuai, dan disarankan tidak digunakan pada instalasi PLTS yang
besar.
Berbeda dengan solar charger jenis Pulse Width Modulation, Maximum
Power Point Tracking (MPPT) memiliki efisiensi yang lebih tinggi dalam
memanfaatkan secara penuh daya yang keluar dari panel. MPPT membatasi
output dari panel untuk memastikan baterai tidak diisi secara berlebihan. MPPT
35
akan memantau dan menyesuaikan energi listrik yang masuk untuk mengatur arus
sistem tenaga surya. Pengontrol MPPT juga bisa menurunkan voltase dan
meningkatkan arus, sehingga output keseluruhan akan meningkat, dan efisiensi
juga akan meningkat hingga 90% bahkan lebih.
Pengontrol MPPT lebih banyak digunakan saat ini, hal ini dikarenakan
pengontrol jenis ini bisa mengurangi jumlah arus yang diambil untuk
mempertahankan tegangan yang diinginkan pada output panel ketika cuaca
sedang mendung. Dan ketika cuaca kembali cerah, MPPT akan kembali menerima
lebih banyak arus dari panel surya. Untuk mengetahui besar arus output SCC yang
diperlukan, maka bisa menggunakan persamaan berikut.
Dimana:
Imp Array = Arus maksimal panel (A)
Isc = Arus hubungan singkat (A)
nmp = jumlah panel surya yang dibutuhkan
P max (2.19)
Max DCload amp =
Vb
36
Dimana:
Max DCload amp= Arus maksimal panel (A)
Pmax = beban daya maksimal (Watt)
Vb = tegangan baterai (Volt)
Dimana:
nscc = jumlah solar charger controller
Max DCload amp= Arus maksimal panel (A)
Imp Array = Arus maksimal panel (A)
3. Inverter.
Inverter adalah seperangkat alat yang merupakan rangkaian komponen
elektronika yang di gunakan untuk mengubah arus DC (Direct curent) menjadi
arus AC (alternating curent). Inverter ini dapat kita jumpai pada berbagai macam
jenis peralatan elektronika. Tanpa alat ini arus DC yang dihasilkan oleh panel
surya tidak akan dapat digunakan secara langsung oleh alat alat ekektronika yang
biasanya membutuhkan arus AC sebagai daya utamanya.
Gambar 2. 11 Inverter DC to AC
Sumber : Rendy Alfisyahrial, 2017
37
Dalam pemilihan kapasitas inverter, hal yang perlu diperhatikan ialah
besar rasio instalasi terhadap beban yang dicover. Sebagian besar instalasi akan
memiliki rasio antara 1,15 hingga 1,25. Secara sederhana jika kita memiliki
beban sebesar 3kW maka ukuran inverter yang ideal adalah 4kW hingga 5kW.
4. Baterai.
Baterai merupakan suatu alat yang digunakan untuk menyimpan energi
listrik sementara, yang nantinya listrik tersebut akan digunakan kembali ketika
dibutuhkan. Penggunaan baterai banyak kita jumpai pada perangkat elektronik di
sekitar kita yang tidak terhubung langsung ke jaringan PLN.
Pada sistem pembangkit listrik tenaga surya, biasanya juga dilengkapi
dengan sitem penyimpanan energi listrik sementara berupa baterai yang berfungsi
sebagai energi cadangan yang akan mengcover kebutuhan energi listrik apabila
output dari panel surya mengalami penurunan atau dalam keadaan tidak mendapat
sinar matahari. Penggunaan baterai juga bertujuan untuk memaksimalkan energi
listrik yang bisa dihasilkan oleh panel surya sehinnga energi listrik yang
dihasilkan akan tetap bisa dimafaatkan dan tidak terbuang.
Dalam memilih baterai yang tepat untuk panel surya, kita juga harus
memperhatikan jenis dan spesifikasi baterai antara lain berat, kapasitas batrai,
material bahan, ketahanan baterai serta faktor pengisi, hal ini dikarenakan setiap
baterai memiliki spesifikasi yang berbeda-beda. Pemilihan baterai yang tepat juga
akan membuat penyimpanan energi akan lebih maksimal. Dalam menentukan
kapasitas dan jumlah baterai yang akan digunakan untuk menyimpan energi listrik
dapat ditentukan dengan persamaan-persamaan berikut.
Hal yang pertama dilakukan yaitu menghitung besar kapasitas Amp-hour
38
penyimpanan baterai dengan persamaan:
Dimana:
Iah = kapasitas arus yang dibutuhkan (Ah)
Itot = beban arus total (Ah)
Autonomy day (hari tanpa matahari = 2 hari)
Depth of Discharge (80% = 0,8)
I Ah (2.22)
nbp =
Ib
Dimana:
nbp = jumlah baterai pararel
Iah = kapasitas arus yang dibutuhkan (Ah)
Ib = arus baterai (Ah)
Vs (2.23)
nbs =
Vb
Dimana:
nbs = jumlah baterai seri
39
Vs = tegangan sistem (volt)
Vb = tegangan baterai (volt)
nb = nbp x nbs
(2.24)
Dimana:
nb = jumlah baterai
nbp = jumlah baterai pararel
nbs = jumlah baterai seri
Volb =pxlxt
(2.25)
Dimana:
Volb = volume baterai (m3)
p = panjang baterai (m)
l = lebar baterai (m)
t = tinggi baterai (m)
40
Dimana:
Volb tot = volume total baterai (m3)
Volb = volume baterai (m3)
nb = jumlah baterai yang dibutuhkan
Sedangkan untuk menghitung luas area dari panel surya dapat dihitung
dengan persamaan berikut.
Ap = p x l
(2.27)
Dimana:
Ab = luas baterai (m2)
p = panjang baterai (m)
l = lebar baterai (m)
Dan untuk menghitung luas area total panel surya yang dibutuhkan dapat
dihitung dengan persamaan berikut.
Ap tot = Ap x nm
(2.28)
Dimana:
Ab tot = luas total baterai (m2)
Ab = luas baterai (m2)
nb = jumlah panel surya yang dibutuhkan
41
1. Biaya investasi awal
Tentukan biaya total untuk memasang panel surya pada perahu nelayan.
Ini mencakup biaya panel surya itu sendiri, sistem penyimpanan energi (jika
ada), dan biaya instalasi.
2. Penghematan energy
Hitung penghematan energi yang dihasilkan oleh panel surya selama masa
pakainya. Ini melibatkan memperkirakan jumlah energi yang akan dihasilkan
oleh panel surya dan menghitung nilai uang dari energi yang dihemat
berdasarkan tarif listrik atau harga bahan bakar yang digunakan pada perahu.
3. Biaya pemeliharaan
Pertimbangkan biaya pemeliharaan panel surya selama umur pakainya. Ini
termasuk biaya perawatan rutin, penggantian komponen jika diperlukan, dan
biaya perbaikan.
5. Perhitungan ROI
Hitung Return on Investment (ROI) atau tingkat pengembalian investasi.
ROI diperoleh dengan membandingkan biaya investasi awal dengan
penghematan yang dihasilkan dari penggunaan panel surya selama masa
pakainya. ROI dapat dinyatakan dalam persentase atau dalam jangka waktu
yang diperlukan untuk mendapatkan kembali biaya investasi awal. Berikut
merupakan persamaan yang digunakan untuk menentukan lama pengembalian
modal dalam investasi.
42
variabel yang berbeda, seperti lokasi, ukuran sistem surya, dan faktor eksternal
lainnya.
43
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3. 1 Diagram Alir
Perencanaan ini dilakukan untuk mendapatkan desain perahu nelayan tenaga
surya yang efisien dan sesuai dengan daerah perairan Pangkalan Sesai, Kecamatan
Dumai Barat, Kota Dumai, Riau. Berikut skematis dari metodologi perencanaan
yang akan dilakukan.
START
Studi Literarur
Studi Lapangan
Pengumpulan Data
Analisa Hasil
Desain
Ya
Perhitungan Perencanaan Komponen PLTS
SELESAI
Gambar 3. 1 Diagram Alir Perencanaan
45
3. 2 Metode Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data penulis menggunakan metode kualitatif, dimana
penulis turun langsung ke lapangan untuk memperoleh data yang dibutuhkan saat
perencanaan. Dalam hal ini penulis mengumpulkan data mengenai perahu nelayan
yang akan direncanakan dengan mendapatkan data perahu pembanding di daerah
pelabuhan TPI kota Dumai.
Hal ini dilakukan dengan melakukan wawancara kepada nelayan setempat.
Dan hasil dari wawancarea didapatkannya kapasitas perahu nelayan adalah 2
gross tonnage dan ukuran panjang 11m, lebar 2m, serta tinggi 1,3m dengan
ukuran rumah kapal yaitu panjang rumah 2m, tinggi 1,5m lebar 1,6m dengan
panjang atap 3,5m dan lebar atap 1,6m. Selain itu pengumpulan data ini
bersumber pada data yang diberikan beberapa tugas akhir, buku, artikel, jurnal,
internet serta analisa kondisi lapangan yang berada di daerah Pangkalan Sesai.
46
untuk mendapatkan kapasitas panel surya, jumlah panel surya, kapasitas baterai,
jumlah baterai, kapasitas inverter, jumlah inver ter, dan kapasitas serta jumlah
regulator (solar charger controller) yang akan digunakan.
3. 8 Menyusun Laporan
Dalam menyusun tugas akhir sebagai laporan dan dokumentasi secara
keseluruhan mulai dari tahap awal hingga akhir pembuatan tugas akhir.
Dokumentasi dibuatkan dengan harapan untuk memudahkan pengembangan
desain ini dikemudian hari.
47
Tabel 3. 1 Jadwal Kegiatan Perencanaan
Bulan (2022) Bulan (2023)
Jadwal Kegiatan
Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun
Studi literatur
Pembuatan proposal
Seminar proposal
Studi lapangan
Pengolahan data
Analisia dan
pembahasan
Kesimpulan
Penyusunan skripsi
Sidang akhir
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
48
4.1 Perencanaan Beban Propulsi Perahu Nelayan
Untuk menentukan beban propulsi perahu nelayan, maka perlu mendapakan
ukuran perahu nelayan yang akan direncanakan sebelum melakukan perhitungan .
Berikut merupakan data ukuran perahu nelayan ukuran 2 GT yang umum
digunakan oleh nelayan di kota Dumai.
LPP : 11 m
B : 2,5 m
H :1,2 m
T :0,7m
Vs :8,8 knot
Dari data ukuran utama perahu nelayan di atas, maka akan didapatkan hasil
permodelan desain lambung perahu nelayan dengan menggunakan software
Maxsurf Modeler sebelum dilakukan perhitungan hambatan perahu dengan
Maxsurf Resistance. Berikut merupakan hasil dari permodelan yang dapat dilihat
dari berbagai sisi.
49
Gambar 4. 3 Desain Tampak Samping Lambung Perahu Nelayan
Dari hasil permodelan lambung perahu nelayan di atas maka akan diperoleh
nilai tahanan perahu nelayan berdasarkan displacement pada lambung perahu.
Untuk menghitung tahanan pada lambung perahu nelayan maka akan digunakan
software Maxsurf Resistance dengan permodelan yang telah dibuat di Maxsurf
Modeler. Namun dalam peroses running hulspeedMaxsurf Resistance hanya dapat
menghitung sebatas EHP (Effective Horse Power). Berikut merupakan hasil
running dari permodelan perahu nelayan dengan Maxsurf Resistance.
50
berdasarkan permodelan yang telah dibuat pada maxsurf modeler.
51
29 7,7 0,438 1,074 1,2 5,016
30 7,975 0,453 1,112 1,3 5,764
31 8,25 0,469 1,151 1,5 6,185
32 8,525 0,484 1,189 1,6 7,854
33 8,8 0,5 1,227 1,7 8,242
34 9,075 0,516 1,255 1,9 9,965
35 9,35 0,531 1,303 2 10,884
36 9,625 0,547 1,342 2,1 11,352
37 9,9 0,563 1,38 2,2 13,624
38 10,175 0,578 1,419 2,3 14,704
39 10,45 0,594 1,457 2,4 15,138
40 10,725 0,61 1,495 2,5 17,521
41 11 0,625 1,534 2,6 18,850
Vs : 8,8 knot
Rt : 1,7 kN
EHP : 8,242 kW
Nilai EHP merupakan Service Continuous Rating 85% dari nilai BHP, oleh
sebab itu nilai BHP dapat diperoleh sebagai berikut.
EHP
BHP =
85 %
8,242
=
0,85
52
= 8,68 kW (dibulatkan 9 kW)
BHP
Mn =
PM
9 kW
=
3 kW
= 3 unit
S
Ts =( )
V s x 1,852
40 km
=( )
8,8 x 1,852
= 2,45 jam
53
No Jenis Beban Jumlah Daya Beban Jam Operasional
(Watt) (h/day)
1 Lampu LED 3 15 7
2 Kipas angin 1 30 3
3 Fish Finder 1 25 4
4 Lampu sorot 4 100 6
5 RadioVHF 1 25 8
6 Motor listrik penggerak 3 3.000 2,45
7 Light Fishing 1 30 5
8 Bilge Pump 110 gph 1 45 1,5
9 Cool Box 1 400 7
P2 = Pb2 x n
= 30 x 1
= 30 Watt
P3 = Pb3 x n
= 25 x 1
= 25 Watt
P4 = Pb4 x n
= 100 x 4
= 400 Watt
P5 = Pb5 x n
= 25 x 1
= 25 Watt
P6 = Pb6 x n
= 3.000 x 3
= 9.000 Watt
54
P7 = Pb7 x n
= 30 x 1
= 30 Watt
P8 = Pb8 x n
= 45 x 1
= 45 Watt
P9 = Pb9 x n
= 400 x 1
= 400 Watt
Jadi untuk daya beban maximum Pmax = ∑Pn
Pmax = ∑(P1 + P2 + P3 + P4 + P5 + P6 + P7 + P8 +P9)
= ∑(45+ 30 + 25+ 400+ 25+ 9.000+ 30+ 45+400)
= 10.000 Watt
Ph2 = Pb2 x n x t
= 30 x 1 x 3
= 90 Wh/d
Ph3 = Pb3 x n x t
= 25 x 1 x 4
= 100 Wh/d
Ph4 = Pb4 x n x t
= 100 x 4 x 6
= 2.400 Wh/d
Ph5 = Pb5 x n x t
= 25 x 1 x 8
55
= 200 Wh/d
Ph6 = Pb6 x n x t
= 3.000 x 3 x 2,45
= 22.050 Wh/d
Ph7 = Pb7 x n x t
= 30 x 1 x 5
= 600 Wh/d
Ph8 = Pb8 x n x t
= 45 x 1 x 1,5
= 67,5 Wh/d
Ph9 = Pb9 x n x t
= 400 x 1 x 7
= 2.800 Wh/d
Jadi untuk beban daya ttal harian Ptot = ∑Phn
Ptot = ∑(Ph1+ Ph2+ Ph3+ Ph4+ Ph5+ Ph6+ Ph7+ Ph8+Ph9)
= ∑(315+ 90 + 100+ 2.400+ 200 + 22.050+ 600+ 67,5+2.800)
= 28.622,5 Wh/day
Setelah mendapatkan nilai Ptot dengan satuan Wh/day, maka selanjutnya
yaitu mencari nilai kebutuhan Ah beban per-hari = Itot.
P tot
Itot =
Vs
28.622,5
=
48
= 596,3 Ah/day
56
Ib = 150 Ah
Vb = 48 V
DOD = 80% = 0,8
Vs = 48 V
Berdasarkan data dari Solarex wilayah perairan kota dumai dengan
koordinat 1023’N 101025’E/1.3830N 101.4170E/1.383; 101.417 memilikiautonomy
day selama 2 hari. Yang artinya perairan kota dumai tidak mendapatkan sinar
matahari saat kondisi cuaca buruk paling lama hingga 2 hari lamanya. Oleh sebab
itu perlu menambahkan nilai autonomy day di dalam perhitungan baterai agar
baterai dapat mengcover pasokan listrik selama 2 hari tanpa pengisian baterai oleh
panel surya.
Menentukan kapasitas penyimpanan Ah yang dibutuhkan = IAh
Vs
nbs =
Vb
48
=
48
=1
nb = nbp x nbs
= 10 x 1
= 10
ItotB = nbp x Ib
57
= 10 x 150
= 1.500 Ah
Jadi jumlah baterai yang digunakan di dalam sistem PLTS adalah sebanyak
10 unit baterai. Dan berdasarkan hasil perhitungan baterai, maka didapatkan
spesifikasi baterai yang akan digunakan dalam sistem pembangkit listrik tenaga
surya pada perahu nelayan adalah sebagai berikut.
58
= 0,271 m3
Ab = p x l x nb
= 0,521 x 0,238 x 10
=1,24 m2
Diketahui:
Vmp = 41,46 (dikalikan dengan fakor lost sistem sebesar 0,85) = 35,241 volt
PmSTC = 400 Wp
Df = 0,8
PSH = 8 hour
Pm = PmSTC x PSH
= 400 x 8
= 3.200 Wh
PDf = Df x Pm
= 0,8 x 3.200
= 2.560 Wh
Ptot
nm =
P Df
28.622,5
=
2.560
= 11,181 (dibulatkan 12 modul)
59
CPLTS = PmSTC x nm
= 400 x 12
= 4.800 Wp
Vb
nms =
V mp
48
=
35,241
= 1,36 unit (dibulatkan 2 unit)
nm
nmp =
nms
12
=
2
= 6 unit
Tipe panel surya yang akan digunakan dalam perencanaan sistem PLTS di
perahu nelayan adalah tipe monocrystalline, hal ini dikarenakan tipe ini lebih
efektif dalam proses fotoelectric dibanding dengan tipe polycristalline dalam
keadaan cuaca cerah maupun cuaca agak mendung. Hal ini disebabkan oleh
tingkat kemurnian unsusr kristal silicon tipe monocrystalline lebih tinggi sehingga
60
mampu memaksimalkan proses fotoelectric pada saat itensitas cahaya tinggi
maupun rendah. Adapun ukuran rata-rata panel surya dengan spesifikasi diatas
adalah sebagai berikut.
Panjang = 1,979 m
Lebar = 1,002 m
Tinggi = 0,035 m
Volp =pxlxt
= 1,979 x 1,002 x 0,035
= 0,07m3
Ap =pxl
= 1,979 x 1,002
= 1,983 m2
Untuk luas total area panel surya dapat dihitung sebagai berikut :
Ap tot = Ap x nm
= 1,983 x 12
=23,8 m2
61
4.5 Perhitungan Solar Charger Controler
Dalam menentukan kapasitas solar charger controler perlu memperhartikan
arus tegangan singkat array dan maksimum DC load amp. Hal ini perlu dilakukan
agar output array bisa disimpan maupun digunakan langsung secara maksimal
dan memperkecil kehilang daya pada jaringan kelistrikan.
Jadi untuk SCC yang digunakan harus memiliki kapasitas yang lebih besar
dari nilai ImpArray sehingga bisa digunakan SCC dengan arus 80 amp.
Menentukan arus tegangan maksimum
P max
Max DCload amp =
Vb
10.000
=
48
= 208,3 Amp
62
komponen-komponen pembangkit listrik tenaga surya untuk perahu nelayan
sesuai dengan hasil perhitungan yang telah dilakukan.
Perlu diketahu di dalam perhitungan juga harus memasukkan faktor
keamanan dan faktor koreksi agar mendapatkan spesifikasi yang baik dan sesuai
agar bisa berfungsi dengan baik dan tahan lama dalam pengoperasiannya.
Panel Surya
SCC Baterai
Beban DC
Inverter
Beban AC
63
1 Panel surya Type = Monocristalline
Power at STC (PmSTC)= 400 Wp
Max power voltage (Vmp) = 41,46 V
Short curcuit current (ISc) = 10,14 A 12 unit
Solar cell length = 1,979 m
Solar cell wide = 1,002 m
Solar cell hight = 0,035 m
Solar cell volume = 0,07m3
2 Baterai Type = Li ion
Ib (Battery current) = 150 Ah
Vb (Battery voltage) = 48 volt
Pb (Battery power) = 7.200 Wh
Battery length = 0,521 m 10 unit
Battery wide = 0,238 m
Battery hight = 0,218 m
Battery Volume = 0,07m3
Depth of Discharge = 80 %
3 Solar Charger ImpArray = 80 amp 3 unit
Controler
4 Inverter Kapasitas = 80 watt 1 unit
64
dijual dengan harga standar yaitu RP. 23.000 maka bisa dihitung pendapatan
nelayan per-minggu sebagai berikut.
65
Berdasarkan tabel di atas maka telah didapatkan daftar harga yang akan di
kalkulasikan sesuai dengan spesifikasi komponen. Berikut merupakan daftar harga
yang dipilih untuk perencanaan pembangkit listrik tenagasurya pada perahu
nelayan.
Tabel 4. 8 Perkiran Biaya Investasi Total
No. Investasi Yang Dibutuhkan Jumlah Harga (Rp)
1 Solar cell 12 3.253.000
2 Battery 10 2.450.000
3 Solar Charger Controler 3 300.000
4 Inverter 1 125.000
Total 64.561.000
66
biayatotal investasi sistem PLTS
Lama investasi III =
total pendap atan per−kemungkinan
64.561.000
=
2.760.000
= 23,4 minggu atau 5,85 bulan (dibulatkan 6 bulan)
67
68
Gambar 4. 7 Panel Surya
Gambar 4. 8 Inverter
69
Gambar 4. 9 Solar Charger Controller
70
Gambar 4. 10 Baterai
71
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan oleh penulis yaitu
perencanaan pembangkit listrik tenaga surya pada perahu nelayan di perairan kota
Dumai maka dapat ditarik bebrapa kesimpulan sesuai rumusan masalah dan tujuan
yang telah ditentukan sebelumnya yaitu sebagai berikut :
1. Didapatkan spesifikasi komponen pembangkit listrik tenaga surya yaitu solar
cell yang digunakan memiliki tipe monocrystalline, daya output STC = 400
Wp, max power voltage = 41,46 V, short circuit current (ISc) = 10,14 A,
dimensi = 1,979 m x 1,002 m x 0,035 m. Adapun spesifikasi baterai yang
direncanakan memiliki type LI ion, battery current = 150 Ah, baterry voltage
48 volt, baterry power = 1.200 Wh, dengan dimensi = 0,521 m x 0,238 m x
0,218 m, dengan depth of discharge 80 %, untuk solar charger controler
yang digunakan memiliki current = 80 A, max PV input 150 V, range voltage
12~48 V, dengan dimensi = 40 cm x 22 cm x 15 cm, dan komponen inverter
memiliki kapasitas daya maxsimum = 80 wat, DC Input = 12 V, Ac output =
220 V, dengan dimensi = 40 cm x 21 cm x 17 cm.
2. Dari hasil perhitungan maka akan diketahui jumlah masing-masing
komponen pembangkit listrik tenaga surya antara lain panel surya yang
digunakan memiliki jumlah sebanyak 12 unit dengan jumlah baterai 10 unit,
jumlah solar charger controler 3 unit dan jumlah inverter sebanyak 1 unit.
Dengan jumlah komponen dan ukuran masing-masing komponen, maka bisa
didapatkan gambar kerja untuk penginstalan sistem pembangkit listrik tenaga
surya pada perahu nelayan yang disajikan pada lampiran tugas akhir.
3. Berdasarkan analisa ekonomis untuk investasi pembangkit listrik tenaga surya
total dana yang dibutuhkan yaitu Rp. 64.561.000. Adapun dalam perencanaan
pengembalian modal pembangunan sistem PLTS pada perahu nelayan maka
telah didapatkan beberapa kemungkinan. Yaitu pada kemungkinan I
merupakan kemungkinan tangkapan kecil dengan pendapatan per-minggu
sebesar Rp. 1.150.000 dengan lama pengembalian modal selama 15 bulan,
72
pada kemungkinan II yaitu kemungkinan tangkapan sedang dengan
pendapatan per-minggu sebesar Rp. 2.185.000 dengan lama pengembalian
modal selama 8 bulan, pada kemungkinan III yaitu kemungkinan tangkapan
besar dengan pendapatan per-minggu Rp. 2.760.000 dengan lama
pengembalian modal 6 bulan.
5.2 Saran
Penulis menyadari dalam penulisan tugas akhir ini masih memiliki
keterbatasan dan kekurangan. Oleh sebab itu, penulis berharap tugas akhir ini
dapat dikembangkan lagi secara mendalam dengan kajian yang lebih lengkap dan
sesuai dengan tempat dimana tugas akhir ini ditujukan. Adapun saran penulis
untuk penelitian lebih lanjut antara lain :
1. Adanya analisa tahanan angin terhadap disgn sistem pembangkit Listrik
tenaga Surya pada perahu nelayan menggunakan software ansys.
2. Memperluas kajian tentang komponen pendukung panel surya seperti solar
tracker untuk mendapatkan sinar matahari yang lebih maksimal sesuai sudut
ketinggian dari matahari tersebut.
3. Adanya penelitian tentang perbandingan efisiensi perahu nelayan konvesional
dengan perahu nelayan yang menggunkan sistem pembangkit listrik tenaga
surya.
DAFTAR PUSTAKA
73
A, zulkifly Yusuf. 2011. “Perancangan Kapal Wisata dengan Tenaga Surya
Sebagai Energi Alternative Penggerak Propeller”. Skripsi Jurusan Teknik
Mesin Fakultas Teknik Muhammadiyah Surakarta.
Hakim, Aji Rizky. 2015. “Pembangkit Listrik Tenaga Surya Fotovoltaik”. Skripsi
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Brawijaya. Malang.
http://tenagamatahari.wordpress.com/beranda/konsep-kerja-sistem-plts/ diakses
pada tanggal 12 november 2022 pukul 162.4 WIB
74
Penangkap Ikan Menggunakan Homer di Selat Malaka. Skripsi Jurusan
Teknik elektro Fakultas Teknik Universitas Islam Negeri Sultan Syarif
Kasim Riau. Pekanbaru.
Sarwoko. Jamal dan Santoso, Budhi. 2017. “Perbandingan Efesiensi Daya mesin
Kapal Nelayan tradisional 3 GT”. Jurnal jurusan Teknik Mesin Politeknik
Negeri Semarang. Semarang.
75
Brawijaya. Malang.
Zamista, Adelia Alfama. 2017. “Perencanaan Solar Cell untuk Kebutuhan Energi
Listrik pada Kapal Nelayan”. Skripsi Jurusan Teknik Mesin Fakultas
Teknik Universitas Islam Negeri Imam Bonjol. Padang.
Banjarnahor, Dita. 2017. “Design of Hybrid Solar and Wind Energy HarVester
for Fishing Boat”. Skripsi Jurusan Teknik mesin Fakultas Teknik Institut
Teknologi Bandung. Jawa Barat.
76