ANALISA PENGUJIAN
PERFORMANSI MINI FORKLIFT KAPASITAS
MAKSIMUM 5 KG
OLEH :
INAL SYAHPUTRA
045202017
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan.
Dalam kegiatan penulis untuk menyelesaikan Karya Akhir ini, penulis telah
banyak mendapat bantuan berupa bimbingan, arahan dan saran dari berbagai pihak.
Untuk itu maka dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
2. Bapak Ir. Mulfi Hazwi, Msc, selaku Ketua Program Studi Teknologi Mekanik
3. Keluarga saya yang telah banyak memberikan perhatian, nasihat, doa, dan
4. Teman – teman kost yang selalu memberikan dukungan semangat dan selalu
mendoakan saya.
6. Pegawai Departemen Teknik Mesin kak Is, bang Syawal, bang Izhar Fauzi.
7. Rekan satu tim dalam pengerjaan karya akhir ini Muhammad Zulfan‘04 dan
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih belum sempurna adanya, karena masih
banyak kekurangan baik dari segi ilmu maupun susunan bahasanya. Oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran demi menyempurnakan laporan ini.
Akhir kata bantuan dan budi baik yang telah penulis dapatkan, menghaturkan
terima kasih dan hanya Tuhan Yang Maha Esa yang dapat memberikan limpahan
berkat yang setimpal. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan bagi
Penulis
INAL SYAHPUTRA
NIM : 045202017
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Halaman
Halaman
1.3. Manfaat
Laporan karya akhir ini diharapkan bermanfaat bagi :
1. Untuk mendukung pengembangan teknologi tepat guna bagi Pabrik dan
kampus.
2. Bagi para mahasiswa yang ingin dan tertarik untuk mengembangkan dari alat
ini.
3. Penulis sendiri untuk menambah wawasan tentang proses pembuatan mesin
mini forklift dan mengaplikasikan ilmu yang didapat selama perkuliahan yang
digunakan untuk merancang alat mesin mini forklift.
II. Tinjauan Pustaka. Pada bab ini akan dibahas mengenai mesin mini
forklift, namun lebih bertitik berat pada analisa perhitungan daya motor DC, Dasar-
III. Penetapan Spesifikasi. Bab ini terdiri dari rancangan spesifikasi alat yang
meliputi material yang diangkat, kapasitas angkat, sistem transmisi dan cara kerja alat.
tentang perhitungan Daya motor, analisa pengujian motor pada mini forklift.
Daftar Pustaka. Referensi yang mendukung karya akhir ini akan secara
lengkap disajikan untuk kemudahan dalam mencari data maupun bahan kajian
berikutnya.
lampiran yang digunakan dalam penulisan Karya Akhir ini dilampirkan guna
(www.wikipedia.com)
Keterangan Gambar :
1. Overhead guard (Rak penahan)
2. Pulley (Puli)
3. Mast (Tuas kendali)
4. Lifting chain (Rantai lift)
5. Mast operating lever (Tuas pengendali operasi)
6. Hydraulic system (Sistem hidrolik)
7. Fork (Garpu pengangkat)
8. Carriage (Penghubung)
9. Engine compartment (Mesin)
10. Frame (Rangka)
Adalah bagian utama dari sebuah forklift yang berfungsi sebagai penopang untuk
membawa dan mengangkat barang. Fork berbentuk dua buah besi lurus dengan
panjang rata-rata 2.5 m. Posisi peletakan barang di atas pallet masuk ke dalam fork
juga menentukan beban maksimal yang dapat diangkat oleh sebuah forklift
Carriage merupakan bagian dari forklift yang berfungsi sebagai penghubung antara
mast dan fork. Ditempat inilah fork melekat. Carriage juga berfungsi sebagai
sandaran dan pengaman bagi barang-barang dalam pallet untuk transportasi atau
pengangkatan.
Mast adalah bagian utama terkait dengan fungsi kerja sebuah fork dalam forklift. Mast
adalah satu bagian yang berupa dua buah besi tebal yang terkait dengan hydrolic
system dari sebuah forklift. Mast ini berfungsi untuk lifting dan tilting.
a. Forklift diesel
(www.wikipedia.com)
b. Forklift electric
(www.wikipedia.com)
Forklif ini menggunakan tenaga batery sebagai sumber energinya. Batery ini
mempunyai lifetime sehingga diperlukan sebuah alat untuk mer-recharge sehingga
batery dapat berfungsi kembali. Fungsi perawatan ini sangat penting untuk
kelangsungan hidup dari sebuah batery.terlihat pada gambar 2.4
Beberapa forklift manufacture yang cukup terkenal di dunia antara lain:
1. Toyota
2. Jungheinrich
3. Komatsu
4. Mitsubishi
2.3.1 Motor DC
Motor DC (direct current) adalah peralatan elektronika dasar yang berfungsi
untuk mengubah tenaga listrik menjadi tenaga mekaniik menjadi yang disain awalnya
diperkenalkan oleh Michael Faraday lebih dari seabad yang lalu. Adapun jenis-jenis
motor DC (direct current) antara lain :
Dengan Kb adalah konstanta yang diukur dengan tegangan yang dihasilkan oleh motor
ketika berputar setiap satuan kecepatan (Volt.det/rad). Magnitude dan polaritas Kb
adalah fungsi dari kecepatan angular, ω dan arah putar poros motor. Persamaan (2.1)
dikenal dengan persamaan DC motor secara umum. Dalam domain waktu dapat
dituliskan,
dI a (t )
Va (t ) = L + RI a + Vb (t ) dengan Vb = K b (t ) (2.2)
dt
Va ( s) − sK b ( s)
Ia = (2.3)
R + sL
Va ( s) − sK b ( s)
( s) = K m .I a ( s) = K m (2.4)
R + sL
Jeff = Jm + JL, Jm adalah momen inersia poros (rotor) motor, JL adalah momen inersia
beban pada poros motor, dan f eff = fm + fL, fL adalah koefisien friksi viscous pad poros
motor, maka fungsi transfer tegangan armature Va terhadap pergerakan sudut poros
motor θ dapat ditulis,
( s) Km
=
Va ( s )
s s J eff L + (Lf eff + RJ ef f + K m K b )
2
(2.6)
( s) Km K
= =
Va ( s ) 2
s s J eff L + (Lf eff + RJ ef f + K m K b ) s(Tm s + 1)
(2.7)
Km
Dengan K = , konstanta penguatan motor (gain),
Rf eff + Km Kb
RJ eff
Dan Tm = ,konstanta waktu motor.
Rf eff + K m K b
P = T. (2.9)
Dimana :
P = daya [watt]
Jika motor DC dianggap linear, yaitu torsi berbanding lurus dengan arus yang
dikenakan pad motor, seperti motor torsi ideal, maka model matematik dapat
disederhanakan dengan memperhatikan konstanta proporsional motor (Km) saja.
Dengan asumsi bahwa motor DC adalah dari jenis torsi motor dan inputnya
dipertimbangkan sebagai arus maka fungsi transfer open loop dapat digambarkan
sebagai berikut.
Kebutuhan ini berbeda – beda dengan untuk setiap motor DC stepper. Semakin
singkat waktu pemberian tegangan/arus yang dibutuhkan, maka tinggi kecepatan
maksimum motor DC stepper tersebut dapatdi operasikan.
Pada gambar 2.8 diberikan sebuah contoh rangkaian dapat digunakan untuk
mengemudikan motor DC Stepper dengan tegangan +5V/+12V dan arus 1A untuk tiap
lilitan. Rangkaian ini memiliki 4 buah penguat transistor tipe Darlington yang
dioperasikan sebagai rangkaian switching. 4 buah input pada rangkaian ini masing-
masing telah diperkuat dengan buffer CMOS gate IC 74HC04 yang dirangkai seri
untuk menurunkan impedansi output. Dengan demikian rangkaian ini memerlukan
arus yang relative sangat kecil (2-10)uA agar transistor dapat bekerja pada kondsi
switch “on”. Resistor yang dipasang pada basis dapat disesuaikan dengan kebutuhan
penguatan DC dari transistor yang berkenaan, namun nilai 1K2 adalah batas yang
cukup aman untuk membuat transistor tidak terlalu saturasi ketika “on” untuk
menghindari panas yang berlebihan. Impedansi input rangkaian cukup kompatibel
dengan output port. Dengan demikian dapat dihubungkan langsung ke output port
standar pada level TTL, misalnya PPI 8255. Pada tiap lilitan motor DC Stepper perlu
dipasang diode secara paralel dengan maksud membuang arus balik emf yang
dihasilkan oleh lilitan pada saat perubahan kondisi dari “on” ke “off”. Bila tidak diberi
diode kompensasi dapat mengakibatkan kerusakan pada transistor, karena mendapat
catu tegangan pulsa yang lebih tinggi dari catu tegangan yang normal dan dengan
3. Motor DC Brushless
Perbedaan motor DC brushless dengan motor DC magnet permanen adalah
terletak pada pembangkitan medan magnet untuk menghasilkan gaya gerak. Jika pada
motor DC magnet permanen medan magnet yang dikontrol berada dirotor dan medan
magnet tetap berada distator, maka sebaliknya, motor DC brushless menggunakan
pembangkitan medan magnet stator untuk mengkontrol geraknya sedang medan
magnet tetap berada dirotor.
Keterangan :
• Rangkaian pewaktu : terdiri dari rangkaian logika sekuensial yang berfungsi
memberikan sinyal aktif yang berurutan dengan konfigurasi tertentu kepada
input rangkaian switching (basis transistor).
• Rangkaian switching : terdiri dari 6 buah transistor bipolar atau komponen
solid – state switching yang lain.
• Kontruksi motor : terdiri dari tiga buah lilitan stator dalam konfigurasi U, V
dan W (membentuk sudut 120◦ satu sama lain).
• Sensor dan piringan pengaktif : jika rotor berputar, piringan akan menutupi
cahaya yang menuju ke phototransistor tertentu.
Dalam tata rangkaian, skema dalam gambar 2.11 dapat dinyatakan sebagai,
Terlihat pada gambar 2.13 bahwa bagian rotor berlubang yang dimaksudkan
agar poros beban dapat langsung dihubungkan ke rotor.
6. Motor linear
Tidak seperti motor DC umumnya yang memiliki poros atau rotor yang
berputar,motor linier ada;ah motor DC yang rotornya bergerak secara translasi. Jadi
tidak ada bagian yang berputar pada motor linier ini. Motor ini khusus dirancang
untuk keperluan permesinan atau manufakturing yang memiliki kepresisian sangt
tinggi. Misalnya mesin CNC (computer numerical control), EDM (electric discharge
Gambar 2.14 adalah sebuah contoh motor linear. Memiliki struktur yang unik
dan tidak ada lagi bagian yang menunjukan bahwa perangkat ini adalah “motor”
seperti pada pandangan awam. Yaitu terdiri dari stator (bagian statis) dan rotor
(bagian berputar secara rotasi). Bagian yang bergerak pada motor linear ini juga sering
2.2.1 Poros
Poros merupakan salah satu bagian terpenting dari setiap mesin. Hampir
semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran. Jika diketahui bahwa
poros yang akan direncanakan tidak mendapat beban lain kecuali torsi, maka
T .C
=
Ip
d
T.
= 2
.d 4
32
T 16T
= =
d 3
.d 3
16
16 .T
Maka , =
.d s3
16 .T
a
.d s3
1
16 .T 3
ds ( Sularso, Element Mesin;Hal 8 )
. a
1
5,1.T 3
ds
a
T = Torsi (kg.mm)
C = konstanta, d/2
I p = Momen Inersia
Jika P adalah daya nominal output dari motor penggerak (kW), maka berbagai
faktor keamanan bisa diambil, sehingga koreksi pertama bisa diambil kecil. Jika faktor
Pd = fc.P
Untuk menghitung Torsi T (kg.mm) dapat dihitung dari daya perencana (kW)
sebagai berikut :
T = I .
P
T=
P = Daya ( kW )
T = Torsi ( kg.mm )
Pd
T= ( Sularso, Elemen Mesin; Hal 7 )
Pd 102 60 1000
T=
2n
Pd
T = 9,74 10 5
n
B
a = ( Sularso, Elemen Mesin; Hal 8 )
sf1 sf 2
Sf = 5,6
S-C = 6,0
Dalam perencanaan diameter poros, ada faktor-faktor lain seperti faktor koreksi akibat
momen puntir (Kt) dan faktor akibat beban lentur (Cb), maka persamaan menjadi :
1
5,1.T 3
ds Kt Cb.T (Sularso ;Elemen mesin;hal:8)
. a
2.2.2 Baut
Baut disini berfungsi sebagai pengikat untuk dudukan pada motor, Lift dan
fork penggerak tetapi selain itu berfungsi juga untuk pengikat poros terhadap puli.
Jika momen rencana dari poros adalah T(Kg.mm) dan diameter poros adalah ds (mm),
maka gaya tangensial F (Kg) Pada permukaan poros diperlihatkan pada gambar 2.16
T = F.R
= F. ds
2
F
k=
/ 4 d 2
b
ka =
S fk1 S fk 2
tumbukan berat)
Dari tegangan geser izin, panjang pasak yang diperlukan dapat diperoleh dengan :
F
ka
/ 4 d2
Gaya keliling F (kg) yang sama seperti diatas dikenakan pada luas permukaan
F
P=
d t1
dihitung dengan :
F
Pa =
d t1
Dimana dasar pemilihan beban untuk pembuatan garpu aadalah sebagai berikut :
1. Kekuatan dan dynamis dari beban
2. Bentuk profil yang sesuai dengan penggunaannya
3. Proses pembuatan
4. Biaya pembuatan
Garpu suatu alat / sarana dari forklift yang bekerja menyekrap beban dengan
beban maksimum yang telah di tentukan. Fork sesuai dengan sifat beban tersebut pada
umumnya terdiri dari beban terpadu ( unit load ) misalnya :
1. Peti kemas
2. Pipa besar
3. Besi profil
4. Gulungan besi
5. Plat
10 mm
L
200 mm
Pd = ( 1 + % ) Q
Dimana : Pd = beban rencana ( kg )
1 = constanta
% = keseimbangan
Q = kapasitas angkat ( kg )
Maka : Pm = ½ x Pd ......................................................... kg
Dimana : Pm = beban mekanis
Pd = beban rencana
Dimana beban fork ini dipilih dari table Element of streght of materials,
denagn bahan arclyic dimana terlihat pada tabel 2.3.
\Tabel 2.3 Tegangan pada bahan arcylic polimer
1. Tension Ultimate strenght 13,3 kg/mm2
2. thear Ultimate 8,4 kg/mm2
2
3. Module Elastis 45 x 10
(surdia; Pengetahuan Bahan Teknik: Hal 184)
10 mm
L/2
L/2
200 mm
P Mx
Nx
L
Vx
M x = M = P.L
Vx = P
M x .C
t = ( Kamarwan, Mekanika Bahan; Hal 33 )
Ix
Luas penampang fork : A = b x h
Dimana : M x = Momen yang terjadi
I x = Momen perlawanan
C = Kontanta, ( h )
2
b = Lebar, 150 mm
h = Tinggi, 5 mm
Dengan I x = 1 xbxh3
12
M x.h
t = 2
1 b.h 3
12
Mx
=
1 b.h 2
6
a = tu
sf
Dimana : tu = tegangan ultimate strenght ( kg mm 2 )
sf = safety factor ( 1 s/d 5 )
.
bb
Gambar. 2.20 Grafik proses tegangan
P P
B A
B A
L L dmaks
dmaks
Gambar 2.21.di ujung beban Gambar 2.22 di tengah beban dan ujung
P Mx
A
x B
Vx
l
P.x P.l
2/3 l L=½P
Pl 1 l
= 2 , ( Kamarwan, Mekanika Bahan; Hal 73 )
EI
Pl 2
Maka di dapat =
2 EI
Mx
K P
B b C a A
Vx
Pa
Bid.M akibat P
Kl
Bid.M akibat K
dcp C A
dbp
dbo
cp
A
dbk
dck cp
bk
Pa 2 Kl 3
jadi, db = (3l − a) + ( Kamarwan, Mekanika Bahan; Hal 86 )
6 EI 3EI
Ka 2
dck = (3l − a)
6 EI
Pa 3 Ka 2
dc = + (3l − a) ( Kamarwan, Mekanika Bahan; Hal 86 )
3EI 6EI
2.4.4 Bantalan
Suatu beban yang besarnya sedemikian rupa hingga memberikan umur yang sama
dengan umur yang diberikan oleh beban dan kondisi putaran sebenarnya disebut
beban ekivalen dinamis. Misalkan sebuah bantalan membawa beban radial Fr (kg) dan
33,3
1/ 3
untuk bantalan Bola, f n =
n
3 / 10 (Sularso;Elemen Mesin; Hal 135)
33,3
untuk bantalan rol, f n =
n
Faktor umur :
C
Untuk kedua bantalan,fh = f n (Sularso;Elemen Mesin; Hal 135)
P
PENETAPAN SPESIFIKASI
3.1 Pendahuluan
2. Motor
Motor sebagai alat penggerak yang merubah arus listrik menjadi gaya gerak
mekanis dimana motor yang di gunakan pada mini forklift berfungsi untuk
menggerakaan forklift dan roda pernggerak. Pada mini forklift terdapat 3 motor untuk
sebagai penggerak utama forklift adalah :
4. Fork ( Garpu )
Berfungsi sebagai alat pengangkut barang dari tempat awal ke tempat yang di
inginkan dengan sistem naik turun. Adapun beban maksimum angkatan mini forklift
adalah 5 Kg dan di lengkapi dengan 4 roller sebagai pengerak terhubung pada rell.
5. Lift
Sebagai perantara antara tali baja ke fork ( garpu ) dimana lift berfungsi untuk
menaikan dan menurunkan garpu ( fork ).
b. roda belakang
menggunakan sistem transmisi poros dan puli dan disesuaikan dengan kebutuhannya.
Dalam perencanaan mini forklift ini direncanakan putaran maksimum putaran Motor
Kapasitas : maksimum 5 kg
Material yang diangkut oleh forklift ini adalah material yang termasuk diam
klasifikasi satuan (unit load), merupakan beban satuan yang biasanya dapat diangkat
satu persatu atau berkelompok, termasuk beban curah yang sudah dikemas menjadi
satu kesatuan, misalnya semen dalam sak, biji-bijian dalam goni, atau minyak dalam
kaleng.
Sifat spesifik dari material yang diangkut adalah temperature dan kelambaban
yang sama dengan lingkungannya, non abrasive, tidak mudah meledak atau terbakar,
tidak mengandung bahan kimia yang berbahaya dan diasumsikan mudah sobek atau
pecah.
berhubungan langsung dengan ukuran forklift. Material yang diangkut adalah material
(unit), dari hasil survey studi yang dilakukan dilapangan diperoleh bahwa untuk
kemudahan memindahkan material. Jadi salah satu ukuran material yang akan
Berat material yang diangkut oleh mini Forklift sangat penting untuk
diketahui, karena karakteristik ini sangat berpengaruh pada kekuatan dan kemampuan
mini Forklift tersebut dalam pengoperasiannya. Dari hasil perhitungan dari daya
75.Pm
G max = (4.1)
Vg
Dimana:
Pm = Daya Motor
Vg = Kecepatan Beban
Diketahui:
Tegangan = 12 V DC
Dari hasil pengujian langsung pada mini Forklift didapat data,Kecepatan angkat/turun
75.0,0089 Hp
G max = = 6,675 kg
0,1 m
s
Dengan demikian berat muatan (G) adalah 5 kg, dan berat tersebut ditetapkan
Forklift. Beban diletakan diatas rak yang miliki ukuran 12 cm x 6cm x 0,5 cm, yang
meliki empat kaki dengan tinggi 2 cm. kemudiam lengan fork (garpu) masuk kedalam
sela rak, akibatnya ketika fork (garpu) ditarik keatas lengan fork (garpu) akan
1 = constanta
% = keseimbangan diambil 20%
Q = kapasitas angkat ( kg )
W d = ( 1 + 20% ) 5
= 6 kg
Maka : Wm = ½ x W d ......................................................... kg
W d = beban rencana
Wm = ½ x 6
= 3 kg
Mt = W . L
2
Mt = 5 . 200
2
= 500 kg.mm
M x .C
t =
Ix
Mx
t =
1 b.h 2
6
b
a =
sf
13,3
a =
5
a = 2,2 kg mm 2
b
a =
sf
Untuk beban di a t
L/2 2,26 0,8
L 2,26 1,6
P Mx
A
x B
Vx
l
P.x P.l
2/3 l L=½P
M l1 l
= 2 ,
EI
Pl 2
Maka di dapat =
2 EI
Mx
K P
B b C a A
Vx
Pa
Bid.M akibat P
Kl
Bid.M akibat K
dcp
dbp C A
dbo
cp
bk
Pa 2 Kl 3
db = (3l − a ) +
6 EI 3EI
1000 . 100 2 500 . 200 3
= (3 .200 − 100 ) +
6 . 45 x10 2. 1 .150 . 5 3 3 . 45 x10 2. 1 .150 . 5 3
12 12
= 41,8 mm
Pa 3 Ka 2
dc = + (3l − a)
3EI 6 EI
Analisa yang dilakukan pada daya motor berdasarkan dari variasi beban yang
G.Vg
Pm = (4.2)
75
Dimana:
Pm = Daya motor
G = Beban
Vg = Kecepatan Beban
1. Pada Beban 1 kg
1kg 0,1 m
Pm = s = 0,0013 Hp
75
1,5kg 0,1 m
Pm = s = 0,002 Hp
75
2kg 0,1 m
Pm = s = 0,0026 Hp
75
2.5kg 0,1 m
Pm = s = 0,0033 Hp
75
5. Pada Beban 3 Kg
3kg 0,1 m
Pm = s = 0,004 Hp
75
3.5kg 0,1 m
Pm = s = 0,0046 Hp
75
7. Pada Beban 4 Kg
4kg 0,1 m
Pm = s = 0,0053 Hp
75
4,5kg 0,1 m
Pm = s = 0,006 Hp
75
9. Pada beban 5 kg
5kg 0,1 m
Pm = s = 0,0066 Hp
75
(Vg) (m/s)
Grafik diatas menunjuk kan bahwa semakin besar beban yang di angkat, maka
semakin besar daya motor yang di butuhkan.hal ini terjadi karena daya tersebut
menyesuaikan dengan kecepatan beban.
Apabila daya yang di berikan terhadap motor pada saat pembebanan sama
dengan daya pada saat tanpa pembebanan,maka kecepatan motor akan berkurang
sesuai dengan kondisi pembebanan.
5.1 Kesimpulan
1. Spisifikasi Perencanaan
dan plat
b. Kapasitas mesin : 5 kg
2. Konstruksi alat
3. Sistem transmisi
b. Ukuran puli : 50 mm
5.2 Saran
1. Alat ini dapat juga digunakan untuk mengangkat bahan lain Unit load peti, pipa,
mesin ini, pastikan motor terbebas dari arus listrik, dan perawatan Baterai sebagai
1. Sularso dan Kiyokatsu Suga, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin.
1983.
cincin luar
Baris tunggal Baris ganda Baris tunggal Baris ganda
Jenis bantalan e
= 0,28 1
1,99 0,22
= 0,42
1,71 0,26
= 0,56 1,5
5 0,
1,55 0,28
1 1,2 0,56 1 0 0,56 1,4 0,6 0,5 0,6
1,45 0,30 5
5
1,31 0,34
1,3
1,15 0,38
1
1,04 0,42
1,1
1,00 0,44
5
1,0
4
1,0
0
α = 20º 0,
= 25º
84
= 30º
1,6 0,4
= 35º 0,
3 2
Bantalan bola sudut
= 40º
1,4 0,3 76
0,43 1,00 1,09 0,70 0,57
1 8
0,41 0,87 0,92 0,67 0,68 0,
1,2 0,3
1 1,2 0,39 0,76 0 0,78 0,63 0,80 0,5 1
4 3 66
0,37 0,66 0,66 0,60 0,95
1,0 0,2
0,35 0,55 0,55 0,57 1,14 0,
7 9
0,9 0,2 58
3 6
0,
52
Mesin Gerinda
Mesin Penghalus
Mesin Potong