Oleh :
CITRA UTAMI
162102011
Bismillahirahmanirahim…
AssalamualaikumWr.Wb
Puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang
pendidikan pada program studi Diploma Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Selama proses penulisan dan dalam mempersiapkan Tugas Akhir ini, penulis
telah banyak menerima bantuan berupa bimbingan, petunjuk maupun dukungan dari
pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Tugas Akhir ini. Untuk itu
besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan serta
1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum, selaku Rektor Universitas
Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
3. Ibu Dra. Mutia Ismail, MM.,Ak, CA, selaku Ketua Program Studi Diploma
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan juga selaku Dosen
5. Bapak Rasdianto, SE., M.Si., Ak, selaku Dosen Penguji yang telah bersedia
6. Kedua orang tua tercinta Ayahanda H. Suradi dan terspesial Ibunda Ngatinah
yang telah memeberikan kasih sayang, doa, dan bimbingan baik moril maupun
8. Para Dosen dan Staff Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara
yang telah membantu penulis dalam memberikan ilmu dan sarana prasarana
(Persero) Medan Bagian Akuntansi yang telah memberikan izin bagi penulis
10. Dan untuk teman-teman stambuk 2016 dan juga kerabat-kerabat terdekat penulis
ii
pembaca, dan semoga segala budi baik, serta bantuan yang penulis terima selama
menyelesaikan Tugas Akhir ini mendapatkan balasan yang berlipat ganda dan
Citra Utami
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 3
1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian ....................................................... 3
1.3.1. Tujuan Penelitian ................................................................... 3
1.3.2. Manfaat Penelitian ................................................................. 4
1.4 Sistematika Penelitian ....................................................................... 4
1.4.1. Rencana Isi ............................................................................. 4
1.4.2. Jadwal Kegiatan .................................................................... 6
iv
vi
4.1 Data Biaya Produksi dan Volume Produksi PT. Perkebunan Nusantara IV
(Persero) Tahun 2016-2017.................................................................................. 38
vii
2. Data Biaya Produksi dan Volume Teh Jadi Pada PT. Perkebunan Nusantara
IV (Persero) Tahun 2016 – 2017......................................................................... 55
viii
PENDAHULUAN
Biaya semi variabel adalah biaya yang memiliki unsur biaya tetap dan
dengan volume kegiatan, oleh karena itu setiap biaya yang dianggap semi variabel
harus dipisahkan lagi menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Hal ini berguna dalam
Selain itu, pemisahan biaya semi variabel juga berguna untuk menaksir atau
memprediksi estimasi biaya di masa depan. Namun, tidak semua perusahaan merasa
penting untuk melakukan pemisahan biaya semi variabel tersebut. Seperti halnya
pada PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero). Dalam mencari harga pokok produksi
lebih jelas dan spesifik mengenai biaya variabel dan biaya tetap per periode dan per
unit produksi.
tetap dalam menentukan harga pokok produksi pada laporan manajemen perusahaan
pemisahan biaya semi variabel tersebut. Fungsi pemisahan biaya semi variabel dalam
memaksimalkan laba juga menarik minat penulis untuk memilih judul ANALISIS
1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
NUSANTARA IV (Persero). Dimana dalam penulisannya, penulis akan menjadikan
biaya produksi komoditi teh pada PT. Perkebunan Nusantara IV sebagai objek
penelitian untuk dipisahkan biaya semi variabelnya, berhubung pendapatan laba pada
komoditi teh jadi pada PT. Perkebunan Nusantara IV tersebut selalu mengalami
kerugian dalam beberapa tahun belakangan ini. Hal tersebut tentu akan berguna untuk
mengetahui berapa besar biaya tetap yang sudah dikeluarkan selama periode
produksi, dan juga besarnya biaya variabel per satuan produksi. Dengan begitu, pihak
manajemen dapat mengontrol laba dengan mengontrol biaya variabel dan biaya tetap
untuk periode yang akan datang agar tidak melebihi dan jika bisa berkurang dari
nominal pada periode saat ini dengan mempertimbangkan antara biaya yang
dikeluarkan dengan volume produksi yang dihasilkan oleh perusahaan. Karena, dalam
kegiatan usaha setiap perusahaan terdapat hubungan biaya dalam volume aktivitas
yang dikenal dengan istilah perilaku biaya di dalam pelaksanaan fungsi perencanaan
dan pengawasan manajemen. Pola perilaku biaya tersebut bertujuan untuk pembuatan
keputusan, klasifikasi biaya berdasarkan perilaku biaya. Oleh karena itu dalam
penentuan biaya semi variabel pihak manajemen tidak bisa hanya dengan mengira-
ngira atau sembarangan, tetapi harus dengan menggunakan metode pemisahan biaya
semi variabel.
cara menganalisis tingkah laku biaya yang terjadi di masa lalu dalam hubungannya
dengan kegiatan, terdapat empat metode pemisahan biaya semi variabel. Metode –
metode tersebut adalah metode tititk tertinggi dan terendah, metode titik sebar,
ini penulis tidak menggunakan metode yang terakhir, yaitu metode biaya terjaga,
karena pada metode tersebut, biaya dihitung dengan pengandaian perusahaan tidak
melakukan kegiatan produksi selama periode tertentu. Hal tersebut tidak berkenaan
perusahaan selalu melakukan kegiatan produksi dari hasil komoditi kebunnya dalam
suatu periode.
Sesuai dengan hal yang dikemukakan di atas, maka yang diangkat sebagai
variabel pada biaya produksi komoditi teh jadi pada PT. Perkebunan Nusantara IV
variabel pada biaya produksi komoditi teh jadi pada PT. Perkebunan Nusantara IV
(Persero), serta menganalisis lebih lanjut biaya semi variabel tersebut untuk
dipisahkan berdasarkan teori yang ada pada materi perkuliahan akuntansi biaya dan
dibantu dengan referensi yang ada pada daftar pustaka, agar dapat mengetahui
1) Bagi Manajemen
2) Bagi Peneliti
Penulis akan memberikan gambaran rencana isi Tugas Akhir yang akan
(5), yaitu :
penulisan.
rencana usaha.
PERKEBUNAN NUSANTARA IV
Nusantara IV, dan hasil pemisahan biaya semi variabel pada biaya
Jadwal penelitian untuk penyusunan tugas akhir ini terdiri dari berbagai
kegiatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel jadwal penelitian berikut ini:
Tabel 1.1
I II III IV I II III IV
4 Permohonan Izin
5 Pengumpulan Data
sejarah panjang sejak zaman Belanda. Pada awalnya keberadaan perkebuanan ini
merupakan milik Maskapai Belanda yang dinasionalisasi pada tahun 1959, dan
perusahan Perkebunan Negara (PPN) Aneka Tanaman, PPN Karet dan PPN
Serat.
Dengan Kepres NO. 144 tahun 1968, Perusahaan Perkebunan Negara (PPN)
yang ada di Sumatera Utara dan Aceh di regrouping ulang menjadi PNP I s.d. IX.
Dengan dasar Peraturan Pemerintah Tahun 1971 dan tahun 1972, Perusahaan
Berdasarkan Peraturan Pemerintah pada tahun 1996, semua PTP yang ada di
Indonesia di-regrouping kembali dan dilebur menjadi PTPN I s.d. XIV dan PT
VIII yang berada di wilayah Sumatera Utara. Sedangkan Proyek Pengembangan PTP
VI, PTP VII, dan PTP VIII yang ada diluar Sumatera Utara diserahkan kepada PTPN
Sumatera Utara berdasarkan Akta Pendirian No. 37 tanggal 11 Maret 1996 dari Harun
Kamil, S.H., Notaris di Jakarta dan telah mendapat pengesahan Menteri Kehakiman
tanggal 8 Agustus 1996 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia No. 81 tanggal 8 Oktober 1996, Tambahan No. 8675/1996, serta telah
didaftarkan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan Tingkat I Sumatera Utara c.q. Dinas
berdasarkan Akta No. 11 dari Notaris Sri Ismiyati, SH tanggal 4 Agustus 2008
Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.
akta No. 25 tanggal 23 Oktober 2014 dari Nanda Fauz Iwan, S.H., M.Kn, mengenai
IV. Perubahan anggaran dasar ini telah dilaporkan ke Menteri Hukum dan Hak Asasi
barang dan atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat, untuk mendapatkan
sendiri maupun dari pihak lain menjadi barangsetengah jadi atau barang jadi.
digambarkan dengan tiga pelepah diatas serta dua pelepah di bawah. Tiga pelepah di
atas mempunyai arti dua unit perkebunan, yaitu perkebunan kelapa sawit dan
perkebunan teh yang menjadi satu. Kemudian dua pelepah di bawah selanjutnya
mengolah dua unit perkebunan diatasnya. Sedangkan untuk empat bidang lengkungan
yang terletak paling bawah mempunyai arti suatu landasan yang menunjang kedua
Perkebunan Nusantara IV (Persero) merupakan industri hulu dan industri hilir dan
Medan.
Secara keseluruhan, bentuk logo ini mengarah ke atas kalau diambil garis
lurus menuju /memusat ke satu titik, yang berarti ketajaman fokus usaha dalam
Maha Esa. Mengenai warna yang ada pada logo, menggambarkan lambang dan unsur
etis yaitu warna hijau bersifat sejuk, dingin dan keyakinan. Sedangkan warna Jingga
Hijau pada empat bidang lengkung mengacu pada sifat sejuk dala kerukunan
kerja antar sesama karyawan dan atasan sehingga timbul keakraban timbal balik,
tangan dingin serta keyakinan dalam mengelola pekerjaan yang membawa angin
segar bagi keuntungan perusahaan dan kesejahteraan karyawan, jernih dalam pola
pikir dan keyakinan dalam hasil kerja. Jingga pada wadah dan bentuk tiga pelepah
dalam merebut pasar dari para pesaing produk perusahaan yang ada di pasaran.
Dengan tangan dingin serta keyakinan dan semangat kerja sama maka keberhasilan
akan tercapai karena Karunia dan Rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa. Semua berasal
dari satu titik, yaitu Sang Maha Pencipta maka kita patut untuk mensyukurinya.
potensi kompetensi inti yang dimiliki PTPN IV yaitu sebagai produsen energi baru
Penyusunan rencana jangka panjang adalah bagian dari upaya yang konsisten
governance/GCG). Visi dan Misi tersebut telah mendapat persetujuan dari Direksi 16
dan Dewan Komisaris yang dituangkan dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan
objektif, bekerja keras, beretika, kreatif dan inovatif serta berorientasi pada
harmonis.
datang.
I : Integrity (integritas)
A : Accountability (terpercaya)
1. Dewan Komisaris
pada umumnya baik mengenai perusahaan mau pun usaha perusahaan yang
Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan serta ketentuan Anggaran Dasar dan
3. Bagian Pemasaran
harga kelapa sawit dan non kelapa sawit, analisa pasar, promosi serta
distribusi.
4. Unit Usaha
unit/kebun.
5. Bagian Tanaman
6. Bagian Logistik
barangdan jasa.
yang terjadi di seluruh unit usaha, GUU, dan bagian di PTPN IV.
9. Bagian Teknik
Untuk menjamin bahwa audit internal dilaksanakan dengan efektif dan efisien
Manajemen Risiko dan Good Corporate Governance (GCG) pada PTPN IV,
kantor pusat.
berlaku.
periodik.
sistem.
IV.
perusahaan.
METODELOGI PENELITIAN
Maimun, Kota Medan, Sumatera Utara. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret
2019.
permasalahan yang tengah peneliti amati. Data yang diperoleh dari perusahaan
adalah:
23
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.4 Subjek dan Objek Penelitian
IV(Persero), sedangkan objek penelitian ini adalah biaya produksi komoditi teh jadi
yang diambil dari Laporan Manjemen Tahun 2013-2017 PT. Perkebunan Nusantara
IV (Persero).
kajian pustaka yang telah disusun. Adapun metode yang dipakai dalam analisis
1. Metode Titik Tertinggi dan Terendah (Hight and Low Point Method)
membandingkan biaya pada tingkat kegiatan yang paling tinggi dibandingkan dengan
biaya tersebut pada tingkat kegiatan terendah dimasa lalu. Selisih biaya yang dihitung
merupakan unsur biaya variable dalam biaya tersebut. Sedangkan biaya tetap
Dalam metode ini, biaya yang dianalisis disebut variabel independen dan diplot di
sepanjang garis vertikal atau yang disebut dengan sumbu y. Sedangkan aktivitas
unit output, atau persentase kapasitas dan diplot di sepanjang garis horizontal yang
disebut sumbu x.
Untuk memisahkan Biaya Tetap dan Biaya Variabel pada Biaya Semi
Y = a + bX
∑ ∑ ∑
b =
∑ ∑
∑ ∑
a =
Keterangan :
X:Volume Kegiatan
a : Biaya Tetap
b :Biaya Variabel
n : Jumlah Data
Metode ini mencoba menghitung beberapa biaya yang harus tetap dikeluarkan
andai kata perusahaan ditutup untuk sementara, jadi produknya sama dengan nol.
Biaya ini disebut biaya terjaga, dan biaya terjaga ini merupakan bagian yang tetap.
NUSANTARA IV (PERSERO)
tujuan.Tujuan itu dapat tercapai apabila biaya yang dikeluarkan sebagai bentuk
secaratepat.
atau yang digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan (revenue) dan akan di
pakai sebagai pengurang penghasilan. Dalam Arti sempit diartikan apabila biaya yang
Menurut Mulyadi (2005) dalam arti luas biaya adalah : “pengorbanan sumber
ekonomis, yang di ukur dalam satuan uang, yang terjadi atau yang kemungkinan akan
terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam arti sempit diartikan sebagai
pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva yang di sebut dengan istilah
harga pokok, atau dalam pengertian lain biaya merupakan bagian dari harga pokok
27
dasarnya memiliki persamaan yaitu biaya adalah pengorbanan ekonomis, yang diukur
dengan nilai uang untuk memperoleh barang atau jasa. Pengklasifikasian biaya atau
penggolongan biaya dilakukan sesuai dengan tujuan biaya itu sendiri.Untuk tujuan
perusahaan. Atas dasar fungsi pokok dari kegiatan atau aktivitas perusahaan,
produksi atau kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk selesai yang
penjualan produk selesai yang siap untuk di jual dengan cara memuaskan
(efisien).
dikelompokkan menjadi :
tertentu.
2) Pada biaya tetap, biaya satuan (unit cost) akan berubah berbanding
4. Penggolongan biaya sesuai dengan objek atau pusat biaya yang dibiayai. Di
dalam perusahaan obyek atau pusat biaya dapat dihubungkan dengan produk
Penggolongan biaya atas dasar obyek atau pusat biaya, biaya dapat dibagi
menjadi :
a. Biaya langsung (Direct cost) adalah biaya yang terjadinya atau manfaatnya
b. Biaya tidak langsung (Indirect cost) adalah biaya yang terjadinya atau
manfaatnya tidak dapat didefinisikan pada obyek atau pusat biaya tertentu,
atau biaya yang manfaatnya dinikmati oleh beberapa obyek atau pusat biaya.
yang dia miliki atau tidak dapat dipengaruh ioleh seorang pejabat dalam
waktu tertentu.
menjadi :
b. Biaya tidak relevan (Irrelevant cost) adalah biaya yang tidak mempengaruhi
sangat penting dalam proses perencanaan laba. Biaya ini dikelompokkan menjadi
biaya tetap, biaya variabel dan biaya semi variabel. Untuk kepentingan analisis
pemisahan biaya semi variabel akan dianalisis lebih lanjut ke dalam biaya tetap
a. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar perubahan
volume kegiatan tertentu. Menurut Mulyadi (1999 : 507) biaya tetap dalam
fixed cost adalah biaya depresiasi, pajak bumi dan bangunan, sewa,
biaya konsultan.
b. Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan
perubahan volume kegiatan. Contohnya adalah biaya bahan baku dan biaya
c. Biaya semi variabel adalah biaya yang memiliki unsur tetap dan variabel di
semi variabel yang dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan. Biaya semi
variabel memiliki unsure biaya tetap dan biaya variabel. Contohnya : biaya
Memisahkan biaya semi variabel ke dalam elemen biaya tetap dan biaya
produknya sama dengan nol. Biaya ini disebut biaya terjaga, dan
b) Metode Titik Tertinggi dan Terendah (Hight and Low Point Method)
kerja langsung, jam tenaga kerja langsung, jam mesin, unit output,
Y=a+bX
Di mana :
a = Biaya tetap
n = Jumlah data
X= Volume kegiatan
1. Mengetahui besar biaya tetap dan biaya variabel yang dikeluarkan oleh pihak
pendek.
khususnya biaya semi variabel, dimana dalam penentuan harga pokok produksi
hanya memasukan biaya yang bersifat variabel saja sehingga dapat menambah
3. Dapat mengetahui berapa besar biaya variabel per unit dan berapa besar biaya
Pemisahan biaya semi variabel dalam penulisan tugas akhir ini menggunakan
tiga metode, yaitu metode titik tertinggi dan terendah (hight and low point method),
metode titik sebar (scattergraph method), dan metode kuadrat terkecil (least square
method). Adapun data yang menjadi dasar dalam analisis ini adalah data biaya
pengolahan pabrik tahun 2016 dan 2017. Data produksi tersebut akan disandingkan
dengan data volume produksi tahun 2016 dan 2017. Data tersebut disajikan di tabel
4.1.
Tabel 4.1
Data Biaya Produksi dan Volume Produksi Teh Pada PT. Perkebunan Nusantara IV
a) Metode Titik Tertinggi dan Terendah (Hight and Low Point Method)
Dalam analisis ini, penulis menggunakan data biaya produksi dan data
jumlah/volume produksi teh dari tahun 2016 hingga tahun 2017. Data tentang biaya
produksi dengan volume produksi teh jadi telah dirangkum dalam satu tabel untuk
Berdasarkan data pada tabel 4.1, diketahui bahwa kegiatan dalam tahun 2016
merupakan tingkat kegiatan terendah dan kegiatan dalam tahun 2017 merupakan
tingkat kegiatan tertinggi. Kemudian volume produksi teh dan biaya produksi dari
dua tingkat kegiatan tersebut penulis bandingkan dan penulis hitung selisihnya
sebagai berikut :
Unsur biaya tetap kita hitung dengan menggunakan salah satu dari dua titik
kegiatan tersebut. Pertama penulis gunakan data titik tertinggi, sebagai berikut :
= 126.808.951.692 – 119.437.894.318,6890
Dari perhitungan di atas kita dapati bahwa biaya produksi ini terdiri dari biaya
variabel sebesar Rp. 14.658,3089 per kilo produksi teh dan biaya tetap sebesar
Rp. 7.371.057.373,3111 per tahun atau Rp. 889,4633 per kilo produksi teh jadi. Hasil
Y = 7.371.057.373,3111 + 14.658,3089X
volume produksi teh pada suatu periode tertentu dan simbol “X” merupakan volume
produksi teh pada suatu periode tertentu. Dengan persamaan linier tersebut dapat
dilakukan estimasi biaya produksi untuk masa yang akan datang. Misalnya di dalam
diperkirakan akan menaikkan volume teh jadi menjadi 10.000.000 kg, maka biaya
berikut :
Y = 7.371.057.373,3111 + 14.658,3089X
Y = 7.371.057.373,3111 + 146.583.088.842,2690
Untuk sampel data lebih dari dua, pemisahan biaya semi variabel dengan
menggunakan metode titik tertinggi dan terendah ini sangat kasar, karena dari banyak
pasang data kegiatan dan biaya tersebut, hanya diperhitungkan 2 pasangan data (pada
kegiatan tertinggi dan terendah) saja, sehingga tidak cukup mencerminkan perilaku
Berdasarkan data pada tabel 4.1 penulis gambarkan hubungan antara biaya
produksi dengan volume produksi teh dengan grafik pada gambar 4.1 sebagai berikut:
Rp130,000,000,000
Rp129,500,000,000
Rp129,000,000,000
Rp128,500,000,000
Rp128,000,000,000
Rp127,500,000,000
Rp127,000,000,000
Rp126,500,000,000
8,100,0008,150,0008,200,0008,250,0008,300,0008,350,0008,400,0008,450,000
Volume Produksi
“X” dari titik di mana garis B memotong sumbu “Y”, yang terbaca dari scattergraph
mendekati angka Rp. 126.808.951.700 yang mencerminkan biaya tetap per tahun atau
Rp. 15.301,998 per kilo produksi teh jadi. Garis ini mencerminkan elemen tetap dari
Area yang batasi oleh garis A dan B menunjukkan peningkatan dalam biaya
berikut:
Unsur biaya variabel rata-rata per tahun = biaya rata-rata per tahun – unsur tetap
= – 126.808.951.700
= 128.845.701.724 – 126.808.951.700
= Rp. 2.036.750.024
biaya variabel sebesar Rp. 245,774 per kilo produksi teh. Bila dinyatakan dalam
Y = 126.808.951.700 + 245,774X
“X” merupakan volume produksi teh untuk periode tertentu yang digunakan sebagai
Jumlah biaya produksi dengan asumsi volume produksi pada tahun yang akan
datang sebesar 10.000.000 kilo produksi teh dapat kita cari dengan mensubstitusi dari
persamaan:
Y = 126.808.951.700 + 245,774X
Y = 126.808.951.700 + 2.457.740.142,5
Y = Rp. 129.266.691.842,5
mengerjakan analisis ini. Dari tabel, penulis melakukan perhitungan regresi dengan
bantuan komputer. Perhitungan tentang nilai rata-rata dan selisih data aktual dengan
pengaruh ini melibatkan satu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y), dinamakan
Menghitung besar tarif variabel dan unsur tetap biaya produksi digunakan
data-data yang terdapat dalam tabel 3 lampiran 4. Tarif variabel (b) untuk biaya
∑
b=
∑
b=
b = Rp. 12.519,423599391100
Kemudian untuk menghitung unsur tetap (a) biaya produksi digunakan rumus
Ῡ = a bX
79.980.325.682 = a + 103.749.521.259,449
a = 79.980.325.682 -103.749.521.259,449
a = Rp. -23.769.195.577,4485
terdiri dari biaya tetap (a) sebesar Rp -23.769.195.577,4485 per tahun dan tarif
Y = -23.769.195.577,4485+ 12.519,423599391100X
Selanjutnya untuk mengetahui nilai dari koefisien korelasi (r) serta nilai dari
koefisien determinasi (r²). Algifari (2000) menjelaskan, Analisis korelasi adalah alat
statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui derajat hubungan linier antara satu
hubungannya dengan analisis regresi, untuk mengukur ketepatan garis regresi dalam
adalah salah satu nilai statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah ada
persentase variasi nilai variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh persamaan
(2009) dijelaskan, dalam teori statistik, koefisien korelasi (r) adalah ukuran sejauh
mana dua variabel berkaitan secara linier. Jika r = 0, berarti tidak ada korelasi. Jika r
meningkat, dan garis regresi akan bergerak naik ke kanan atas. Jika nilai r negatif,
terbalik, yang berarti nilai y turun saat nilai x dan garis regresi akan bergerak turun ke
kanan bawah.
berikut :
∑
r =
√∑ ∑
r =
√
r =
r =1
r² = 1
Dari perhitungan di atas kita dapatkan koefisien korelasi (r) sebesar 1 dan
Kesimpulan yang dapat diambil dari nilai-nilai di atas adalah sebagai berikut.
Perubahan biaya produksi 100% dipengaruhi oleh perubahan jumlah/volume teh yang
diproduksi. Penggunaan volume produksi teh sebagai variabel bebas sudah tepat
karena perubahan biaya produksi sebagian besar dipengaruhi oleh volume produksi.
membuat asumsi atau pengandaian bahwa tingkat kegiatan aktual untuk suatu periode
di masa depan adalah 10.000.000 kg produksi teh serta tingkat kenyakinan yang di
10.000.000)}
∑
Se = √
Namun, dari data tersebut, nilai yᵢ-yᵢ') sama dengan nol dan mengakibatkan
yᵢ-yᵢ')² juga sama dengan nol (lihat lampiran 5). Dan jumlah sampel sebanyak dua
dengan derajat kebebasan (df) = n-2, yang berarti df = 0, menunjukkan tidak ada nilai
untuk t pada derajat kebebasan 0 dengan tingkat keyakinan 95 % (lihat lampiran 3),
yang berarti standard error (Se) tidak dapat dihitung karena akan menghasilkan nilai
nol.
Padahal, jika derajat kebebasan tidak sama dengan nol atau di atas nol, dan
nilai standard error (Se) tidak sama dengan nol, maka interval keyakinan dapat
± tpSe√
∑
dengan asumsi produksi teh jadi sebesar 10.000.000 dapat dicari dengan keyakinan
95% atau dengan tingkat kesalahan sebesar 5%. Yang berarti nilai biaya produksi
dengan asumsi volume produksi teh jadi sebesar 10.000.000 tidak boleh melebihi
atau kurang dari batas-batas yang sudah didapatkan dari hasil perhitungan di atas.
5.1 Kesimpulan
1. Perhitungan terhadap biaya produksi komoditi teh dengan metode titik tertinggi
dan terendah menunjukan bahwa dalam biaya produksi tersebut terdiri dari biaya
tetap sebesar Rp. 7.371.057.373,3111 per tahun atau sebesar Rp. 889,4633 per
kilo produksi tehjadi, dan biaya variabel sebesar Rp. 14.658.3089 per kilo
produksi teh jadi dan Dengan metode Scattergraph diperoleh nilai estimasi biaya
tetap sebesar Rp. 126.808.951.700 per tahun atau sebesar Rp. 15.301,998 per kilo
produksi teh jadi, dan tarif variabel sebesar Rp. 245,774 per kilo produksi teh
produksi terdiri dari biaya tetap sebesar Rp. -23.769.195.577,4485 per tahun atau
sebesar Rp. - 2.868,2217 per kilo produksi teh jadi dan tarif variable sebesar
49
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3. Perhitungan biaya produksi dengan metode scattergraph menghasilkan nilai biaya
tetap yang tertinggi diantara hasil dengan menggunkaan metode lain, dan biaya
variabel yang lebih kecil pula dibandingkan dengan hasil dari metode titik
4. Hasil dari metode titik tertinggi dan terendah dianggap menghasilkan nilai yang
kasar apabila sampel data tidak sama dengan dua atau diatas dua pasang sample
data, namun pada analisis pemisahan biaya semi variabel dalam tugas akhir ini
yang menggunakan sampel data hanya sebanyak dua, dianggap sudah cukup
efektif, karena kedua pasang data tersebut digunakan dalam rumus pencarian
untuk menentukan nilai biaya tetap dan biaya variabel pada biaya produksi teh
jadi.
5. Perhitungan dengan metode least – square menghasilkan nilai biaya tetap negatif
dan hal tersebut dianggap tidak masuk akal karena mencerminkan nominal biaya
tetap, yang secara logika tidak mungkin benilai nol. Meskipun derajat korelasi (r)
dan dereminasinya (r²) bernilai 1,yang berarti berkorelasi sempurna, namun hal
tersebut tidak dapat didukung dengan standard estimate (Se), karena nila Se
jugabernilai nol. Dan untuk tingkat keyakinan sebesar 95% untuk ketepatan hasil
yang akan didapat tidak tersedia di dalam tabel t – student, karena derajat
yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini untuk menaksir biaya produksi
dengan estimasi volume produksi teh jadi sebesar 10.000.000 kilo hanya dapat
dicari sampai pada regresi dan determinasinya saja, karena sampel data yang
yang akan menghasilkan rentang batasan biaya produksi di masa yang akan
datang dengan estimasi volume produksi sebanyak 10.000.000 tidak dapat dicari,
karena nilai standard estimate (Se) dan tingkat kebebasan pada t – student bernilai
5.2 Saran
1. Pihak manajemen perusahaan dapat melakukan penaksiran biaya produksi teh jadi
linier hasil dari perhitungan metode titik tertinggi dan terendah yang ada pada bab
perhitungan dengan sampel data yang digunakan di dalam tugas akhir ini.
2. Pihak perusahaan juga dapat mengontrol biaya tetap dan biaya variabel pada
biaya produksi teh jadi untuk periode produksi di masa yang akan datang, dengan
berpatokan pada nilai biaya yang terdapat dari hasil perhitungan menggunakan
perusahaan dalam mengontrol biaya tetap dan biaya variabel yang nantinya akan
berpengaruh pada harga pokok produksi. Melalui pemisahan biaya semi variabel,
variabel yang paling berpengaruh terhadap biaya produksi, dan dari hasil tersebut
(http://www.ptpn4.co.id/5 Maret/10.20)
Sunyoto, Danang. 2009. Analisis Regresi Dan Uji Hipotesis. Jakarta: PT Buku Kita.
Cetakan Pertama.
Algifari. 2000. Analisis Regresi : Teori, Kasus, Dan Solusi. Yogyakarta: BPFE.
Edisi 2
Carter, William K. 2009. Akuntansi Biaya. Jakarta: Salemba Empat. Buku 1. Edisi
14
53
Lampiran 1
a. Biaya Umum
Terdiri dari: Gaji, tunjangan, biaya sosial pegawai dan staf, gaji dan biaya
sosial non staf, biaya emplasmen, biaya pemeliharaan bangunan rumah, biaya
air, pemakaian dan pemeliharaan sistem komputer, pajak dan sewa tanah/PBB,
asuransi, biaya keamanan, biaya penerangan, biaya persediaan air, andil biaya umum
b. Biaya Tanaman
Terdiri dari : gaji, tunjangan, dan biaya sosial pegawai dan staf tanaman, biaya
2. Biaya Pengolahan/Pabrik
Terdiri dari: gaji, tunjangan, dan biaya sosial pegawai dan staf pengolahan,
asuransi pabrik, pengolahan dari/untuk kebun seinduk, biaya pengolahan untuk pihak
ketiga.
54
Tabel 1
Sumber : Diolah dari laporan manajemen PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Tahun
2016 –2017
Tabel 2
Tingkat Keyakinan
Derajat Kebebasan 90% 95% 99% 99,80%
1 6,314 12,706 63,657 318,310
2 2,920 4,303 9,925 22,326
3 2,353 3,182 5,841 10,213
4 2,132 2,776 4,604 7,173
5 2,015 2,571 4,032 5,893
6 1,943 2,447 3,707 5,208
7 1,895 2,365 3,499 4,785
8 1,860 2,306 3,355 4,501
9 1,833 2,262 3,250 4,297
10 1,812 2,228 3,169 4,144
11 1,796 2,201 3,106 4,025
12 1,782 2,179 3,055 3,930
13 1,771 2,160 3,012 3,852
14 1,761 2,145 2,977 3,787
15 1,753 2,131 2,947 3,733
20 1,725 2,086 2,845 3,552
ꝏ 1,645 1,960 2,576 3,09
Sumber : Carter, William K. 2009. Akuntansi Biaya. Jakarta: Salemba Empat. Buku 1.
Edisi 14
Tabel 3
Y Y-Ῡ X - - ² (Y-Ῡ ² -Ῡ -
selisish
selisih dari
Volume dari rata-
Tahun Biaya Umum rata-rata biaya dikuadratkan Dikuadratkan
Produksi rata
umum
produksi
n=2 ∑ ∑ -Ῡ ∑ ∑ - ∑ - ² ∑ -Ῡ ² ∑ -Ῡ -
Sumber : Diolah dari laporan manajemen PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Tahun 2016 – 2017
Tabel 4
Tahun Produksi Teh Biaya Umum Estimasi Biaya Kesalahan Prediksi Dikuadratkan
*Jumlah kolom yᵢ-yᵢ' selalu sama dengan nol, kecuali ada kesalahan pembulatan.
Sumber : Diolah dari laporan manajemen PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Tahun 2016 -
2017