Anda di halaman 1dari 79

TUGAS AKHIR

ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA


PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK

OLEH :

WULAN TRI AULIA


NIM. 192101007

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan


Pendidikan Pada Program Studi Diploma III

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa memberikan

rahmat dan kasih karunia-Nya, sehingga peneliti diberi kesempatan untuk

menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Analisis Sumber dan Penggunaan

Modal kerja pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk”. Tugas Akhir

ini diselesaikan sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan Program

Studi Diploma III Keuangan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera

Utara.

Pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terimakasih kepada pihak yang

telah membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini baik secara langsung maupun

tidak langsung. Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Fadli, SE, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Yasmin Chairunisa Muchtar, SP, MBA selaku Ketua Program Studi

Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera

Utara.

3. Ibu Beby Kendida Hasibuan, SE, M.Si selaku Sekretaris Program Studi

Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera

Utara.

4. Bapak Dr. Syahyunan, M.Si selaku dosen pembimbing yang selalu

memberikan saran-saran serta petunjuk dan bimbingan kepada.

i
5. Ibu Dr. Dra. Nisrul Irawati, MBA selaku dosen penguji yang telah

meluangkan waktunya untuk menguji hasil Tugas Akhir peneliti dan

memberikan kritik dan saran dalam penyempurnaan tugas akhir ini.

5. Seluruh Dosen Pengajar dan Pegawai di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara.

6. Teristimewa kepada kedua orang tua tercinta, Bapak Dahirun dan Ibu

Sumiati serta saudara saya Nurul Amalia Suhada, Dwi Rizkia Putri dan

Ahda Fiqih Nugraha yang selalu memberikan doa, dukungan, dan motivasi

dalam penyelesaian tugas akhir ini.

7. Kepada sahabat seperjuangan D-III Keuangan Lilis, Santa, Ainun, Eferani,

Kristiani yang selalu memberikan dukungannya, serta seluruh teman-teman

mahasiswa D-III Keuangan stambuk 2019 lainnya.

8. Kepada sahabat saya Mahen, Haikal dan Rika yang selalu memberikan

dukungan dan semangat dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

Akhir kata, peneliti mengucapkan terima kasih atas semua dukungan dan

bimbingan yang telah diberikan, semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi

para pembaca dan peneliti mengharapkan kritik serta saran yang bersifat

membangun demi kesempurnaan penulisan ini.

Medan, 2022
Peneliti

Wulan Tri Aulia


NIM.192101007

ii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang .................................................................. 1
1. 2 Rumusan Masalah ............................................................. 4
1. 3 Tujuan Penelitian ............................................................... 4
1. 4 Manfaat Penelitian ............................................................. 5
1. 5 Jadwal Penelitian ............................................................... 6
1. 6 Sistematika Penulisan ........................................................ 6

BAB II PROFIL PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK


2.1 Sejarah Singkat .................................................................. 8
2.2 Visi, Misi dan Nilai-Nilai ................................................... 10
2.3 Struktur Organisasi ............................................................ 12
2.4 Job Description.................................................................. 14
2.5 Jaringan Usaha Kegiatan .................................................... 16
2.6 Kinerja Usaha Terkini ........................................................ 17
2.7 Rencana Kegiatan .............................................................. 20

BAB III PEMBAHASAN


3.1 Laporan Keuangan ............................................................. 23
3.2 Analisis Laporan Keuangan ............................................... 30
3.3 Pengertian Modal kerja ...................................................... 32
3.4 Laporan Sumber dan penggunaan Modal kerja ................... 39
3.5 Modal Kerja (Rasio Kecukupan Modal Kerja).................... 40
3.6 Penyajian Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja .. 41
3.7 Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja .................. 52
3.8 Evaluasi Rasio Kecukupan Modal Kerja ............................ 55

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ....................................................................... 59
4.2 Saran ................................................................................ 60

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 62


LAMPIRAN ................................................................................................ 63

iii
DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman


1.1 Jadwal Penelitian ........................................................................ 6
3.1 Laporan Posisi Keuangan............................................................ 26
3.2 Sumber dan Penggunaan Modal Kerja Periode 2019-2020 .......... 42
3.3 Sumber dan Penggunaan Modal Kerja Periode 2020-2021 .......... 47
3.4 Sumber Modal Kerja .................................................................. 52
3.5 Penggunaan Modal Kerja ............................................................ 53
3.6 Perubahan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja ....................... 54
3.7 Modal Kerja Bersih PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk ... 55
3.8 Tingkat Likuiditas PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk ..... 57

iv
DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman


2.1 Logo PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk ......................... 10
2.2 Struktur Organisasi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.... 13

v
DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman


1. Laporan Posisi Keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk Untuk Tahun Berakhir 31 Desember
2019..................................................................................... 63
2. Laporan Posisi Keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk Untuk Tahun Berakhir 31 Desember
2020 dan 2021 ..................................................................... 67

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam suatu

perusahaan. Untuk dapat melihat kinerja suatu perusahaan dapat dilihat dari

informasi keuangannya yaitu berupa laporan keuangan. Laporan keuangan yang

biasa dibuat perusahaan biasanya terdiri atas laporan posisi keuangan, laporan

laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas, dan catatan atas laporan

keuangan. Namun ada pula perusahaan yang menyusun selain kelima laporan

tersebut. Seperti laporan sumber dan penggunaan modal kerja yang berguna bagi

investor, analisis sekuritas, dan manajemen karena memberikan informasi yang

berguna mengenai aktivitas investasi dan pembelanjaan yang dilakukan oleh

perusahaan.

Penilaian kinerja dapat dilakukan dengan cara melakukan analisis laporan

keuangan. Teknis analisis keuangan salah satunya adalah analisis sumber dan

penggunaan modal kerja yang merupakan suatu bentuk analisis modal kerja yang

dimiliki perusahaan dalam periode tertentu. Sedangkan modal kinerja itu sendiri

merupakan elemen yang penting bagi perusahaan karena berfungsi untuk

membiayai kegiatan operasional sehari-hari. Modal kerja adalah investasi sebuah

perusahaan pada aktiva jangka pendek, kas, sekuritas, persediaan dan piutang

(Fahmi, 2016:100). Modal kerja adalah modal yang digunakan untuk membiayai

operasional sehari-hari, terutama yang memilki jangka waktu pendek (Kasmir,

1
2

2018:10). Berdasarkan pengertian tersebut, modal kerja yaitu aktiva lancar yang

dimiliki oleh perusahaan dan digunakan untuk operasi perusahaan.

Modal kerja juga dibutuhkan oleh setiap bank untuk membelanjai

operasinya sehari-hari misalnya dalam membayar gaji pegawai, membayar bunga

pihak ketiga, dan lain-lain. Dimana uang atau dana yang dikeluarkan tersebut

diharapkan dapat kembali lagi masuk dalam bank dalam waktu singkat melalui

operasinya. Oleh karena itu, bank dituntut untuk selalu meningkatkan efisiensi

kerjanya sehinga dicapai tujuan yang diharapkan oleh bank yaitu mencapai laba

yang optimal.

Perusahaan perbankan tidak akan terlepas dari masalah permodalan yaitu

pemenuhan modal kerja maupun investasi. Analisis sumber dan penggunaan

modal kerja merupakan alat analisis keuangan yang sangat penting bagi

perusahaan. Dengan analisis sumber dan penggunaan modal, akan dapat diketahui

bagaimana perusahaan mengelola atau menggunakan modal kerja yang

dimilikinya sehingga perusahaan dapat menjalankan operasi dengan sebaik-

baiknya. Modal kerja yang terlalu besar memungkinkan terjadinya idlefund (dana

yang menganggur). Hal ini akan mengakibatkan terjadinya inefisien, demikian

sebaliknya modal kerja yang terlalu kecil akan mengakibatkan terganggunya

operasi perusahaan sehari-hari. Dengan demikian besarnya modal kerja

hendaknya sesuai dengan kebutuhan dan karenanya harus efisien dalam

menggunakan modal kerja dan elemen modal kerja.

Modal kerja memiliki sifat yang fleksibel, besar kecilnya modal kerja dapat

ditambah atau dikurang sesuai kebutuhan dari bank itu sendiri. Penetapan modal
3

kerja yang terdiri dari kas, surat berharga yang dimiliki, kredit yang disalurkan

harus dapat dimanfaatkan seefisien mungkin. Kebutuhan dana suatu bank dapat

dipenuhi dari sumber internal bank itu sendiri, yaitu dengan mengusahakan

penarikan modal melalui penjualan saham kepada masyarakat atau laba yang

ditahan yang tidak dapat dibagi dan digunakan kembali sebagai modal.

Pemenuhan kebutuhan dana suatu bank dapat juga dipenuhi dari sumber eksternal

yaitu dengan meminjam dana kepada pihak lain seperti BI atau bank lain, lembaga

keuangan bukan bank, atau dapat pula perusahaan menerbitkan obligasi untuk

ditawarkan kepada masyarakat.

Demikian dengan halnya pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk,

dalam menjalankan kegiatannya PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk,

sebagai salah satu bank umum milik pemerintah terbesar di Indonesia yang

dijadikan sebagai objek penelitian bagi penulis. Bank ini bergerak dalam bidang

jasa keuangan seperti menerima simpanan dari masyarakat (tabungan, deposito,

dan giro), menyalurkan kredit kepada masyarakat, dan sebagainya. PT. Bank

Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mencatat hasil kegiatan mereka kedalam laporan

keuangan yang memungkinkan peneliti untuk menganalisis dari sisi sumber dan

penggunaan modal kerjanya dalam pandangan pengelolaan yang efektif dan

efisien.

Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk menjadikan

penelitian ini sebagai tugas akhir dengan judul “Analisis Sumber dan

Penggunaan Modal Kerja pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.”
4

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Bagaimana keadaan sumber dan penggunaan modal kerja pada PT. Bank

Rakyat Indonesia (Persero) Tbk periode 2019-2021?

b. Apakah faktor utama yang menyebabkan perubahan sumber dan

penggunaan modal kerja pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

periode 2019-2021?

c. Bagaimana pengelolaan menggunakan Rasio Kecukupan Modal Kerja pada

PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Indonesia (Persero) Tbk?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai peneliti dari penelitian yang dilakukan ini

adalah sebagi berikut.

1. Untuk mengetahui keadaan sumber dan penggunaan modal kerja pada PT.

Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk periode 2019-2021.

2. Untuk mengetahui faktor utama yang menyebabkan perubahan sumber dan

penggunaan modal kerja pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

periode 2019-2021.

3. Untuk mengetahui Rasio Kecukupan Modal Kerja pada PT. Bank Rakyat

Indonesia (Persero) Tbk.


5

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini dapat memperoleh informasi

bermanfaat yang akurat dan relevan serta dapat digunakan bagi beberapa pihak,

antara lain :

1. Bagi Peneliti

Bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam bidang

keuangan serta sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu yang telah

diperoleh mengenai analisis sumber dan penggunaan modal kerja untuk

menilai kinerja keuangan.

2. Bagi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

Bagi pihak perusahaan, penelitian ini dapat memberikan gambaran dan

penjelasan mengenai modal kerja yang digunakan oleh perusahaan sehingga

dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam menentukan kebijakan yang

berkaitan dengan modal kerja.

3. Bagi Universitas Sumatera Utara

Peneliti berharap bahwa hasil penelitian ini dapat dijadikan tambahan

bacaan ilmiah ke perpustakaan dalam rangka meningkatkan wawasan dan

ilmu pengetahuan serta bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.

4. Bagi Pihak Lain

Peneliti berharap bahwa hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bagi

peneliti selanjutnya dalam bidang keuangan khususnya mengenai analisis

sumber dan penggunaan modal kerja.


6

1.5 Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan oleh penulis pada perusahaan PT. Bank Rakyat

Indonesia (Persero) Tbk berdasarkan data sekunder yang ada di IDX.CO.ID.

Tabel 1.1
Jadwal Penelitian

Mei-22 Juni-22 Juli-22 Agustus-22


No Kegiatan
III IV I II III IV I II III IV I

1. Pengajuan
Judul
2. Pengajuan
Dosen
Pembimbing
dan Dosen
Penguji
3. Pengumpulan
Data
4. Penyusunan
Tugas Akhir
5. Bimbingan
Tugas Akhir
6. Penyelesaian
Tugas Akhir

1.6 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penelitian dari Tugas Akhir ini mencakup dari 4 bab,

yaitu :

BAB 1 PENDAHULUAN

Dalam bab ini peneliti mendeskripsikan tentang latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,


7

jadwal penelitian dan sistematika penulisan peneliti yang sudah

dilaksanakan.

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

Dalam bab ini peneliti mendeskripsikan tentang sejarah ringkas

perusahaan, logo perusahaan, struktur organisasi, job description,

jaringan usaha kegiatan, kinerja usaha terkini, serta rencana

kegiatan pada perusahaan.

BAB III PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan mengenai teori dan pembahasan penelitian

sesuai topik yang diangkat.

BAB IV PENUTUP

Dalam bab ini peneliti menyampaikan kesimpulan dari penelitian

yang dilakukan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dan

saran yang dapat dievaluasi agar meningkatkan kualitas perusahaan

di masa yang akan datang.


BAB II

PROFIL PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK

2.1 Sejarah Singkat PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank milik pemerintah yang

terbesar di Indonesia. Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di

Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama “De

Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden”atau “Bank

Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto”, suatu lembaga

keuangan yang melayani orang-orang berkebangsaan Indonesia (pribumi).

Lembaga tersebut berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan

sebagai hari kelahiran BRI.

Pada periode setelah kemerdekaan RI, berdasarkan Peraturan Pemerintah

No. 1 tahun 1946 Pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah sebagai Bank Pemerintah

pertama di Republik Indonesia. Dalam masa perang mempertahankan

kemerdekaan pada tahun 1948, kegiatan BRI sempat terhenti untuk sementara

waktu dan baru mulai aktif kembali setelah perjanjian Renville pada tahun 1949

dengan berubah nama menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat. Pada waktu itu

melalui PERPU No. 41 tahun 1960 dibentuklah Bank Koperasi Tani dan Nelayan

(BKTN) yang merupakan peleburan dari BRI, Bank Tani Nelayan dan

Nederlandsche Maatschappij (NHM). Kemudian berdasarkan Penetapan Presiden

(Penpres) No. 9 tahun 1965, BKTN diintegrasikan ke dalam Bank Indonesia

dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan. Setelah

berjalan selama satu bulan, keluar Penpres No. 17 tahun 1965 tentang

8
9

pembentukan bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia. Dalam

ketentuan baru itu, Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan (eks

BKTN) diintegrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia unit II bidang Rural,

sedangkan NHM menjadi Bank Negara Indonesia unit II bidang Ekspor Impor

(Exim).

Berdasarkan Undang-Undang No. 14 tahun 1967 tentang Undang-undang

Pokok Perbankan dan Undang-undang No. 13 tahun 1968 tentang Undang-

undang Bank Sentral, yang intinya mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai

Bank Sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rular dan Ekspor Impor

dipisahkan masing-masing menjadi dua Bank yaitu Bank Rakyat Indonesia dan

Bank Ekspor Impor Indonesia. Selanjutnya berdasarkan Undang-undang No. 21

tahun 1968 menetapkan kembali tugas-tugas pokok BRI sebagai bank umum.

Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang Perbankan No. 7 tahun

1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi

perseroan terbatas. Kepemilikan BRI saat itu masih 100% di tangan Pemerintah

Republik Indonesia. Pada tahun 2003, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk

menjual 30% saham bank ini, sehingga menjadi perusahaan publik dengan nama

resmi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, yang masih digunakan sampai

dengan saat ini.


10

2.2 Visi, Misi dan Nilai-Nilai

Sumber : www.bri.co.id, 2022

Gambar 2.1
Logo PT Bank Rakyat Indonesia

Logo BRI didominasi warna biru dengan latar belakang putih. Huruf B, R,

dan I dikreasikan dari lekukan-lekukan dan garis lurus, dinaungi oleh persegi

empat dengan lengkung di sudut-sudutnya. Dari segi warna, biru laut menandakan

kepercayaan dan ketenangan. Sehingga warna biru pada logo BRI menandakan

kestabilan, bisa dipercaya dan diharapkan dapat memberikan ketenangan pada

nasabahnya. Sementara warna putih dalam logo perusahaan dapat memberikan

kesan santun dan integritas tinggi. Persegi empat tertutup yang menaungi tulisan

BRI, menandakan bahwa BRI merupakan perusahaan yang aman dan terlindungi.

Sehingga nasabah tidak perlu khawatir saat memberikan kepercayaan kepada

BRI.Sementara kombinasi garis lurus dan lekuk yang digunakan dalam membuat

logo, menandakan bahwa BRI sebagai sebuah bank yang telah melalui berbagai

kejadian sejarah, senantiasa fleksibel (lengkung) dan mampu menyesuaikan diri.

Namun demikian, tetap berpegang teguh pada hal-hal yang prinsipil (garis lurus).

2.2.1 Visi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

Visi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk adalah menjadi bank

komersial terkemuka yang mengutamakan kepuasan nasabah.


11

2.2.2 Misi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

1. Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan

pelayanan pada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang

peningkatan perekonomian masyarakat.

2. Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang

tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang profesional

dengan melaksanakan praktek Good Corporate Governance.

3. Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-pihak

yang berkepentingan.

2.2.3 Nilai-nilai

Nilai-nilai dasar dari pelayanan Bank BRI untuk menjadi bank pilihan

nasabah adalah sebagai berikut:

1. Integrity ; senantiasa berpikir, berkata, dan berperilaku terpuji, menjaga

kehormatan, serta taat aturan

2. Profesionalism ; senantiasa berkomitmen bekerja tuntas dan akurat dengan

kemampuan terbaik dan penuh tanggungjawab.

3. Trust ; senantiasa membangun keyakinan & saling percaya di antara para

pemangku kepentingan demi kemajuan Perseroan.

4. Innovation ; senantiasa mendayagunakan kemampuan dan keahlian untuk

menemukan solusi dan gagasan baru untuk menghasilkan produk/ kebijakan

dalam menjawab tantangan permasalahan Perseroan.

5. Customer Centric ; senantiasa menjadikan pelanggan sebagai mitra utama

yang saling menguntungkan untuk tumbuh secara berkesinambungan.


12

2.3 Struktur Organisasi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian

serta posisi yang ada pada organisasi atau perusahaan dalam menjalankan

kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Untuk mengetahui tugas dan

tanggungjawab masing-masing bagian yang ada dalam suatu perusahaan, maka

dirumuskan suatu struktur organisasi. Struktur organisasi dibentuk sesuai dengan

kebutuhan perusahaan, agar kegiatan perusahaan menjadi efisien dan efektif.

Sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa, maka PT Bank

Rakyat Indonesia (Persero) juga mempunyai struktur organisasi yang jelas dan

menggambarkan tugas, kedudukan dan tanggungjawab masing-masing pegawai

yang terlibat dalam kegiatan perusahaan. Adapun struktur organisasi di PT. Bank

Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dapat dilihat sebagai berikut.


13

Sumber : www.bri.co.id, 2022

Gambar 2.2
Struktur Organisasi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
14

2.4 Job Description

1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) adalah pimpinan tertinggi yang

membawahi Dewan Komisaris, Direktur serta setingkat dibawahnya. Tugas Rapat

Umum Pemegang Saham (RUPS) adalah sebagai berikut :

a. Mengangkat dan memberhentikan Dewan Komisaris.

b. Bertanggung jawab atas pelaksanaan dan penggunaan modal atau aset

perubahan dalam mencapai tujuan perusahaan.

c. Mengawasi Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugas yang telah

dibebankan kepadanya oleh pemegang saham.

2. Dewan Komisaris

Tugas Dewan Komisaris adalah sebagai berikut :

a. Memantau dan memastikan bahwa Good Corporate Governance (GCG)

telah diterapkan secara efektif dan berkelanjutan.

b. Membuat pembagian tugas Dewan Komisaris yang diatur oleh Dewan

Komisaris.

c. Menyusun rencana kerja dan anggaran tahunan Dewan Komisaris yang

merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Rencana Kerja dan Anggaran

Perusahaan.

3. Direktur Utama

Tugas Direktur Utama adalah sebagai berikut :


15

a. Mengarahkan, mengevaluasi, dan mengkoordinasikan pelaksanaan

operasional perusahaan sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar,

Keputusan RUPS Perseroan dan peraturan perundangan.

b. Mendukung peran direktur regional dalam menjalankan fungsi koordinasi

dan aliansi dalam operasional perusahaan.

4. Wakil Direktur Utama

Wakil Direktur Utama membantu program kerja direktur utama dalam

perumusan dan penetapan suatu kebijakan dan program umum perusahaan.

Adapun struktur organisasi dibawah Direktur Utama Dan Wakil Direktur

Utama yang membawahi 10 bidang regional dengan masing-masing Direktur

operasional sebagai berikut :

a. Direktur Bisnis Mikro, bertugas melakukan kegiatan pemasaran kredit, dana

dan jasa, berperan secara aktif pengembangan bisnis dan pelayanan

Bukopin, membuat laporan untuk kepentingan intern dan ekstern sesuai

dengan ketentuan unit, serta melakukan kerjasama dengan pihak ketiga yang

terkait.

b. Direktur Bisnis, Ritel & menengah, bertugas memantau perkembangan

kualitas dan resiko kredit menengah, memantau ketaatan pelaksanaan

sistem, kebijakan dan prosedur perkreditan, dan memproses alokasi

anggaran untuk unit operasional.

c. Direktur Kelembagaan & BUMN, bertugas untuk hubungan lembaga,

transaction banking, bisnis BUMN 1 dan bisnis BUMN 2.


16

d. Direktur Konsumer, bertugas untuk menginformasikan produk dan layanan

serta membangun kesadaran merek, mengembangkan, melindungi, dan

mengelola harta milik perseorangan.

e. Direktur Jaringan Layanan, bertugas sebagai pengawas dan regulator

perekonomian perbankan. Secara spesifik, mereka mengawasi dan

memantau perkembangan perekenomian, sera bertanggung jawab dalam

menyediakan fasilitas layanan.

f. Direktur Teknologi Informasi & Operasi, bertugas mengarahkan,

mengevaluasi dan memperbarui alat teknologi mutakhir sebagai penunjang

operasional.

g. Direktur Risiko, bertugas mengevaluasi, menilai dan melaksanakan strategi

manajemen risiko dalam operasional perbankan.

h. Direktur Sumber Daya Manusia, bertugas mengusulkan rekrutmen, promosi,

mutasi/rotasi, pembinaan dan pelatihan.

i. Direktur Keuangan, bertugas mengarahkan, mengevaluasi, serta

mensosialisasikan kebijakan dan strategi di bidang keuangan.

j. Direktur Hukum dan Kepatuhan, bertugas mengawasi jalannya kepatuhan

operasional sesuai standar dan peraturan perundangan yang berlaku.

2.5 Jaringan Usaha Kegiatan

Sebagai bank komersial tertua, BRI konsisten memberikan pelayanan

kepada segmen Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dan hingga saat ini

BRI tetap mampu menjaga komitmen tersebut di tengah kompetisi industri

perbankan Indonesia. Dengan dukungan pengalaman dan kemampuan yang


17

matang dalam memberikan layanan perbankan, terutama pada segmen UMKM,

BRI mampu mencatat prestasi selama 10 tahun berturut-turut sebagai bank dengan

laba terbesar. Keberhasilan ini adalah hasil kerja keras segenap insan BRI, yang

secara terus menerus menambah kompetensi, berinovasi dan mengembangkan

produk dan jasa perbankan bagi semua segmen bisnis.

Konsisten fokus pada Segmen Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

melalui lebih dari 10.000 unit kerja yang terintegrasi secara online di seluruh

Indonesia menjadikan BRI sebagai salah satu Bank dengan layanan Micro

Banking terbesar di Indonesia dan dunia. BRI juga terus mengembangkan

berbagai produk consumer banking dan layanan institusional bagi masyarakat

perkotaan. Untuk mendukung upaya tersebut, BRI terus mengembangkan jaringan

kerja sehingga kini tercatat sebagai bank terbesar dalam hal jumlah unit kerja di

Indonesia, yaitu berjumlah 10.396 unit kerja termasuk 3 kantor cabang yang

berada di luar negeri, yang seluruhnya terhubung secara real time online.

2.6 Kinerja Usaha Terkini

PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk berhasil mencatatkan kinerja

keuangan triwulan I tahun 2022 dengan sangat gemilang. Laba, asset, penyaluran

kredit, penghimpunan dana masyarakat atau dana pihak ketiga (DPK) hingga

CASA mengalami pertumbuhan. Dalam tiga bulan pertama tahun 2022, secara

konsolidasioan atau BRI Group berhasil mencatatkan laba sebesar Rp12,22 triliun

atau tumbuh 78,13% secara year on year. Sementara untuk aset, hingga akhir

Maret 2022 tercatat asset BRI Group tumbuh sebesar 8,99 persen yoy menjadi

Rp1.650,28 triliun.
18

Pencapaian laba BRI tak lepas dari pulihnya perekonomian nasional serta

menggeliatnya aktivitas pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

yang merupakan core business BRI. Perolehan laba dan aset yang tumbuh positif

ini tak lepas dari BRI yang fokus pada sustainability dengan penyaluran kredit

yang tumbuh di atas rata-rata industri perbankan. Selain itu, perseroan juga

berhasil mengelola dengan baik kualitas kredit yang disalurkan serta semakin

efisien dalam menjalankan kegiatan operasional perbankan termasuk dalam

penghimpunan dana murah.

Hingga akhir Maret 2022, BRI menyalurkan kredit secara group sebesar

Rp1.075,93 triliun atau tumbuh 7,43 persen year on year. Angka ini lebih tinggi

dibandingkan penyaluran kredit industri perbankan nasional yang hanya sebesar

6,65 Persen. Penyaluran kredit pada segmen UMKM tumbuh positif dengan

penopang utama yakni di segmen mikro. Tercatat, kredit segmen Mikro BRI

tumbuh 13,55 persen, kemudian kredit pada segmen Konsumer tumbuh 4,56

persen, segmen Kecil dan Menengah tumbuh 3,96 persen. Secara umum

portofolio kredit UMKM BRI tumbuh 9,24 persen year on year dari sebelumnya

Rp826,85 triliun di akhir Maret 2021 menjadi Rp903,29 triliun di akhir Maret

2022. Hal ini menjadikan proporsi kredit UMKM dibandingkan dengan total

kredit BRI terus naik menjadi 83,95 persen. Kredit UMKM yang tumbuh sampai

double digit merupakan sinyal kuat bahwa saat ini pelaku UMKM sudah mulai

bangkit dan beraktivitas secara normal. Dan terkait dengan hal itu, BRI menilai

kebijakan Bank Indonesia untuk menahan suku bunga BI di 3,5 persen sangat
19

tepat sebagai upaya untuk melanjutkan momentum pertumbuhan ekonomi serta

menjaga inflasi dan stabilitas nilai tukar rupiah.

Hingga akhir Maret 2022, BRI berhasil menyalurkan kredit di atas rata-rata

industri perbankan nasional. Hal tersebut tercermin dari rasio Non Performing

Loan (NPL) BRI sebesar 3,09 persen. Angka ini tercatat menurun apabila

dibandingkan dengan NPL tahun 2021 yang sebesar 3,30 persen. Selain itu,

kualitas kredit yang membaik tersebut juga disebabkan oleh restrukturisasi kredit

terdampak Covid yang saat ini terus menurun secara gradual. Hingga akhir kuartal

I 2022 tercatat restrukturisasi kredit terdampak Covid sebesar Rp144,27 triliun,

atau telah turun sebesar Rp103,75 triliun apabila dibandingkan dengan total

akumulasi restrukturisasi yang mencapai Rp248,02 triliun. BRI juga menyediakan

pencadangan yang cukup untuk mengantisipasi risiko yang mungkin terjadi di

masa depan dengan NPL Coverage sebesar 276,0 persen. Angka ini meningkat

dibandingkan NPL Coverage pada akhir Maret 2021 dengan cadangan sebesar

231,17 persen.

Dalam hal penghimpunan dana masyarakat atau dana pihak ketiga (DPK),

BRI juga berhasil mencatatkan kinerja positif. Hingga akhir kuartal I 2022, DPK

yang berhasil dikumpulkan BRI Group tercatat tumbuh 7,39 persen menjadi

Rp1.126,50 triliun, yang didominasi oleh dana murah atau CASA. Tabungan

sebesar Rp489,26 triliun, Giro sebesar Rp227,55 triliun dan Deposito sebesar

Rp409,69 triliun. Secara year on year, CASA BRI meningkat sebesar 15,99

persen. Jika dirincikan Giro tumbuh 30,86 persen, Tabungan tumbuh 10,17

persen. CASA BRI saat ini mencapai 63,63 persen, meningkat dibandingkan
20

CASA Tahun 2021 lalu yang mencapai 58,91 persen. Kemampuan BRI untuk

meningkatkan proporsi dana murah tersebut berdampak positif bagi bisnis

perseroan yang semakin efisien. Sebagai bagian dari Transformasi Struktur

Liabilitas. BRI akan terus mendorong peningkatan proporsi CASA untuk

mendukung bisnis yang berkelanjutan, diantaranya melalui transaction based

product and services di segmen wholesale serta penguatan fitur dan transaksi

keuangan melalui BRImo.

Kemampuan BRI dalam menyalurkan kredit dan pembiayaan juga didukung

dengan likuiditas memadai dan permodalan yang kuat. Hal ini terlihat dari LDR

bank secara konsolidasian yang tercatat sebesar 86,96%, dengan CAR 24,61%.

BRI juga mampu mencatatkan rasio efisiensi yang terus membaik, dimana BOPO

BRI pada akhir Maret 2022 tercatat sebesar 69,34 persen atau lebih rendah

dibandingkan dengan BOPO periode yang sama tahun lalu sebesar 78,41 persen.

Dengan kinerja BRI yang positif dan fundamental perseroan yang semakin

sehat, serta strategic response yang tepat diiringi dengan manajemen risiko yang

baik dalam menghadapi ketidakpastian kondisi perekonomian global, BRI

optimistis kinerja di tahun ini akan dapat melampaui kinerja sebelum masa

pandemi, serta dapat menjaga sustainability kinerja ke depan.

2.7 Rencana Kegiatan

Untuk memastikan pertumbuhan berkelanjutan dan mencapai visi The Most

Valuable Banking Group in Southeast Asia and Champion of Financial Inclusion

pada tahun 2025, BRI akan melanjutkan transformasi perusahaan yang telah

ditetapkan dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) Tahun 2021– 2025
21

atau Transformasi “BRIVolution 2.0”. Tahun 2022 akan menjadi bagian dari fase

awal perjalanan di mana dalam periode ini perusahaan fokus pada penguatan

internal sebagai bekal untuk melakukan scale up dan scope up cakupan bisnis di

tahun berikutnya (Strengtening The Core, to Scale Up and Scope Up), demi

terjaganya kepemimpinan dan penguasaan pasar BRI di kawasan Asia Tenggara.

Dengan demikian, pencapaian visi dan strategi jangka panjang Perseroan di atas,

pada tahun 2022 akan dilakukan eksekusi strategi yang berfokus pada lima aspek,

yaitu:

1. Asset Quality, menjaga kualitas aset produktif dengan fokus pada kualitas

kredit (LAR), peningkatan success rate restrukturisasi kredit, serta

pengendalian biaya CKPN;

2. Selective Growth, ekspansi bisnis secara selektif dengan memanfaatkan

stimulus pemerintah, serta melakukan eksplorasi new growth engine

termasuk optimalisasi ultra micro business dan salary based loan yang

lebih kompetitif;

3. Excellence Enabler, memperkuat kompetensi aspek-aspek penunjang bisnis

terutama pada bidang teknologi digital, human capital, culture, distribution

channel, dan tata kelola risiko;

4. BRI Group Sinergy, penguatan sinergi bisnis dan non bisnis antara BRI

induk dan Anak Perusahaan maupun antar sesama Perusahaan Anak untuk

meningkatkan cross selling produk BRI Group, sharing resources, dan

eksplorasi new investment opportunities.


22

5. CASA, meningkatkan perolehan dana murah dengan mengendalikan biaya

dana sekaligus mendorong aktivitas transaksi nasabah untuk menjaga

stabilitas pengendapannya;

Disamping itu, untuk terus tumbuh berkelanjutan strategi pertumbuhan BRI

Group kedepan adalah dengan mengoptimalkan sinergi Holding UMi, antara lain

dengan mendorong nasabah eksisting naik kelas dan memperbesar customer base

melalui digitalisasi bisnis proses dengan meng-create sumber pertumbuhan baru

(new source of growth). Dalam jangka panjang, BRI akan melanjutkan fase

berikutnya yaitu fase Scale Up and Scope Up (2023 – 2024) dan Sustain (2025

dan seterusnya). Pencapaian aspirasi perusahaan tersebut juga akan didorong

melalui inisiatif bersifat breakthrough dan berskala moonshot yaitu

Pengembangan Hyperlocal Ecosystem, BRImo SuperApps, B2B Ecosystem

Platform, dan Build Market Leading Tailored Propositions for Ecosystem.

Dengan strategi jangka panjang yang telah disiapkan secara menyeluruh,

Perseroan meyakini mampu menghadapi berbagai tantangan dan peluang kedepan

untuk menciptakan pertumbuhan yang berkelanjutan dan men-deliver economic

maupun social value bagi seluruh pemangku kepentingan.


BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Laporan Keuangan

Menurut Rodoni dan Herni (2014:13) laporan keuangan merupakan output

dari seluruh transaksi yang terjadi selama periode tertentu yang berisikan seluruh

informasi keuangan perusahaan dalam periode tertentu.

Menurut Prihadi (2019:8) laporan keuangan adalah hasil dari kegiatan

pencatatan seluruh transaksi keuangan di perusahaan. Transaksi keuangan adalah

segala macam kegiatan yang dapat mempengaruhi kondisi keuangan perusahaan.

Menurut Sundjaja dan Barlian (2015:84) laporan keuangan adalah laporan

yang menggambarkan hasil proses akuntasi yang digunakan sebagai alat

komunikasi antara data keuangan atau aktivitas perusahaan dan pihak yang

berkepentingan dengan data-data tersebut.

Berdasarkan dari definisi-definisi tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa laporan keuangan merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan

pada suatu periode tertentu yang dapat dipergunakan sebagai pengambilan

keputusan atau kebijakan bagi pihak yang berkepentingan.

3.1.1 Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan penyusunan laporan keuangan menurut Kasmir (2018:11) yaitu:

1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki

perusahaan pada saat ini.

2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban modal yang

dimiliki perusahaan pada saat ini.

23
24

3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh

pada suatu periode tertentu.

4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang

dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu.

5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap

aktiva, pasiva, dan modal perusahaan.

6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu

periode.

7. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan.

8. Informasi keuangan lainnya.

3.1.2 Jenis Laporan Keuangan

Menurut Kasmir (2018:28-30), ada lima jenis laporan keuangan yang biasa

disusun, yaitu laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, laporan perubahan

modal, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.

1. Laporan Posisi Keuangan/Neraca

Laporan posisi keuangan ini dulu dikenal dengan nama neraca (balance

sheet). Perubahan istilah ini bertujuan untuk lebih mencerminkan fungsi dari

laporan tersebut sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi (PSAK) no.1 tahun

2009. Arti dari posisi keuangan yang dimaksudkan adalah posisi jumlah dan jenis

aktiva (harta) dan pasiva (kewajiban dan ekuitas) suatu perusahaan pada tanggal

tertentu.
25

2. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi (income statement) merupakan laporan keuangan yang

menggambarkan hasil usaha perusahaan dalam suatu periode tertentu. Dalam

laporan laba rugi ini tergambar jumlah pendapatan dan sumber-sumber

pendapatan yang diperoleh. Kemudian, juga tergambar jumlah biaya dan jenis

yang dikeluarkan selama periode tertentu. Dari jumlah pendapatan dan jumlah

biaya ini terdapat selisih yang disebut laba atau rugi.

3. laporan Perubahan Modal

Laporan perubahan modal merupakan laporan yang berisi jumlah dan jenis

modal yang dimiliki pada saat ini. Kemudian, laporan ini juga menjelaskan

perubahan modal dan sebab-sebab terjadinya perubahan modal di perusahaan.

4. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan semua aspek yang

berkaitan dengan kegiatan perusahaan, baik yang berpengaruh langsung atau tidak

langsung terhadap kas. Laporan kas terdiri dari arus kas (cash in) dan arus kas

keluar (cash out) selama periode tertentu. Kas masuk terdiri dari uang yang masuk

ke perusahaan, seperti hasil penjualan dan penerimaan lainnya, sedangkan kas

keluar merupakan sejumlah pengeluaran dan jenis-jenis pengeluarannya seperti

pembayaran biaya operasional perusahaan.

5. Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang memberikan

informasi apabila ada laporan keuangan yang memerlukan penjelasan tertentu.

Artinya terkadang ada komponen atau nilai dalam keuangan yang perlu diberi
26

penjelasan terlebih dahulu sehingga jelas. Hal ini perlu dilakukan agar pihak-

pihak yang berkepentingan tidak salah dalam menafsirkannya.

3.1.3 Laporan Keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

Tabel 3.1
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Neraca 31 Desember 2019, 2020, 2021

31 Desember
Pos-Pos
2019 2020 2021
Aktiva
Kas 30.219.214 32.274.988 26.299.973
Giro pada Bank 71.416.449 51.530.969 56.426.573
Indonesia
Giro pada Bank lain 10.237.736 12.172.423 14.036.019
Penempatan pada Bank
116.854.727 67.833.336 58.976.665
Indonesia dan Bank lain
Efek-efek 195.840.931 327.305.619 372.048.648
Cadangan kerugian (758) (348.941) (311.120)
penurunan nilai
Tagihan Wesel Ekspor dan
Wesel Tagih 34.185.258 26.246.814 28.521.876
Obligasi Rekapitalisasi 1.130.306 - -
Pemerintah
Efek-efek yang Dibeli
dengan Janji Dijual Kembali 22.582.244 46.818.568 54.915.498
Tagihan Derivatif 210.396 1.576.659 730.083
Kredit yang
Diberikan 877.431.193 943.787.634 994.416.523
Cadangan kerugian (38.363.840) (66.810.179) (84.833.734)
penurunan nilai
Piutang dan 25.766.197 49.065.478 9.159.501
Pembiayaan Syariah
Cadangan kerugian (745.029) (2.582.167) (1.410.907)
penurunan nilai

Piutang Sewa 4.191.596 27.339.856 39.291.429


Pembiayaan
27

Lanjutan Tabel 3.1

31 Desember
Pos-Pos
2019 2020 2021
Cadangan kerugian (87.500) (1.002.307) (1.584.776)
penurunan nilai
Tagihan Akseptasi 9.346.063 6.271.176 9.066.005
Penyertaan Saham 745.354 1.519.699 6.086.062
Cadangan kerugian (50) (19.370) (14.335)
penurunan nilai
Aset Tetap

Biaya perolehan 44.075.680 60.884.854 65.038.484

Akumulasi penyusutan (12.643.051) (17.178.222) (17.068.297)


Aset Pajak Tangguhan - neto 4.541.298 9.885.990 16.284.898

Aset Lain-lain - neto 19.824.426 33.492.467 32.022.666

TOTAL ASET 1.416.758.840 1.610.065.344 1.678.097.734


Passiva
Liabilitas
Liabilitas Segera 7.549.312 15.473.574 18.735.387
Simpanan Nasabah
Giro 168.826.135 184.848.351 220.590.197

Giro Wadiah 2.020.866 6.258.078 -

Giro Mudharabah 4.080.803 1.623.563 -

Tabungan 405.355.483 460.671.367 497.676.739

Tabungan Wadiah 6.951.688 9.247.604 -


Tabungan 2.025.354 6.147.015 -
Mudharabah
Deposito Berjangka 413.223.653 426.399.550 420.476.279
Deposito Berjangka 18.712.677 25.726.398
Mudharabah
Simpanan dari Bank lain dan
17.969.829 23.785.997 13.329.434
Lembaga Keuangan lainnya
28

Lanjutan Tabel 3.1

31 Desember
Pos-Pos
2019 2020 2021
Efek-efek yang Dijual 49.902.938 40.478.672 29.408.508
dengan Janji Dibeli Kembali
Liabilitas Derivatif 184.605 407.774 199.695
Liabilitas Akseptasi 9.346.063 6.817.436 9.554.238

Utang Pajak 185.443 1.949.356 4.214.318


Surat Berharga yang
38.620.837 57.757.028 55.306.697
Diterbitkan
Pinjaman yang Diterima 30.921.771 72.164.236 68.458.547

Estimasi Kerugian
609.493 3.681.709 7.002.268
Komitmen dan Kontinjensi

Liabilitas Imbalan Kerja 10.662.581 13.435.842 18.105.921


Liabilitas Lain-lain 19.359.607 22.259.520 22.753.327

Pinjaman dan Surat


Berharga Subordinasi 1.465.366 1.465.392 501.375

Total Liabilitas 1.207.974.504 1.380.598.462 1.386.310.930


Ekuitas
Saham Biasa 6.167.291 6.167.291 7.577.950
Tambahan modal
2.900.994 3.411.813 76.242.898
Disetor saham
Surplus revaluasi aset 17.099.207 17.099.207 17.006.230
tetap - bersih

Selisih kurs karena


penjabaran laporan
(14.970) (54.749) (115.975)
keuangan dalam mata uang
asing
Kerugian yang belum
direalisasi atas efek-efek dan
Obligasi Rekapitalisasi
715.770 - -
Pemerintah yang tersedia
untuk dijual –bersih
29

Lanjutan Tabel 3.1

31 Desember
Pos-Pos
2019 2020 2021
Keuntungan (kerugian)
yang belum direalisasi atas
- 4.623.064 1.949.387
efek-efek diklasifikasikan
sebagai nilai penghasilan
Cadangan penurunan nilai
atas efek-efek yang
diklasifikasikan sebagai
- 975.877 547.026
nilai wajar melalui
penghasilan komprehensif
lain
Keuntungan (kerugian)
pengukuran kembali
189.519 (1.469.726) (1.423.685)
program imbalan pasti-
bersih
Modal saham diperoleh (2.106.014) (1.649.076) (45.997)
kembali (saham treasuri)
Opsi saham 22.409 72.894 19.255
Cadangan Kompensasi atas 21.796 1.228.805 210.266
Saham Bonus
Dampak transaksi - - 1.758.580
pengendalian non pengendali
Modal pro forma atas
transaksi akuisisi dengan - 29.538.484 -
entitas sepengendali
Laba 181.327.431 166.972.167 185.009.048
Total ekuitas yang dapat
diatribusikan kepada 206.323.433 226.916.051 288.734.983
entitas induk
Kepentingan non-pengendali 2.460.903 2.550.831 3.051.821
Total Ekuitas 208.784.336 229.466.882 291.786.804

Total Liabilitas dan


1.416.758.840 1.610.065.344 1.678.097.734
Ekuitas
Sumber : www.idx.co.id, 2022 (Data yang diolah oleh Peneliti)
30

3.2 Analisis Laporan Keuangan

Menurut Syahrial, Purba dan Gunawan (2017:14-15) laporan keuangan

adalah proses pembelajari kecenderungan posisi keuangan untuk menentukan

pertimbangan perkembangan perubahan di masa datang.

Menurut Hermanto dan Agung (2015:99) analisis laporan keuangan adalah

penguraian laporan keuangan dalam unsur-unsurnya, mengkaji unsur-unsur itu,

mengkaji hubungan antara unsur-unsur itu untuk menarik kesimpulan atau

membuat tafsiran-tafsiran yang akan diambil, karena kepentingan masing-masing

pihak yang berbeda-beda, maka alat analisa maupun ukuran yang digunakan dapat

pula berbeda.

Menurut Sujarweni (2017:6) analisis laporan keuangan adalah suatu proses

dalam rangka menganalisis atau mengevaluasi keadaan keuangan perusahaan,

hasil-hasil operasi perusahaan masa lalu dan masa depan, adapun tujuan analisis

laporan keuangan adalah untuk menilai kinerja yang dicapai perusahaan selama

ini dan mengestimasi kinerja perusahaan pada masa yang akan datang.

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa analisis laporan

keuangan merupakan proses untuk mengolah data-data keuangan dengan prosedur

akuntansi dan penilaian yang benar sehingga dapat dipergunakan sebagai

pengambilan keputusan atau kebijakan bagi pihak yang berkepentingan.

3.2.1 Tujuan Analisis Laporan Keuangan

Menurut Harahap (2018:195) tujuan analisis laporan keuangan adalah

sebagai berikut:
31

1. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam dari pada yang

terdapat dari laporan keuangan biasa.

2. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata dari suatu

laporan keuangan atau yang berada di balik laporan keuangan.

3. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.

4. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubunganya

dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern

laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari

luar perusahaan.

5. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-

model dan teori-teori yang terdapat dilapangan seperti untuk prediksi,

peningkatan (rating).

6. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil

keputusan.

7. Dapat menentukan peringkat (rating) perusahaan menurut kriteria tertentu

yang sudah dikenal dalam dunia bisnis.

8. Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan

periode sebelumnya atau dengan standar industri normal atau standar ideal.

9. Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan,

baik posisi keuangan, hasil usaha, struktur keuangan, dan sebagainya.

10. Dapat memprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan di masa

yang akan datang.


32

3.3 Pengertian Modal kerja

Menurut Kasmir (2018:250) modal kerja adalah modal yang digunakan

untuk melakukan kegiatan operasi perusahaan. Modal kerja juga dapat diartikan

sebagai investasi yang ditanamkan dalam aktiva lancar atau aktiva jangka pendek,

seperti kas, surat-surat berharga, piutang, persediaan dan aktiva lancar lainnya.

Menurut Harahap (2016:288) modal kerja adalah aktiva lancar dikurangi

utang lancar. Modal kerja ini merupakan ukuran tentang keamanan dari

kepentingan kreditur jangka pendek.

Adanya modal kerja yang cukup sangat penting bagi suatu perusahaan

karena dengan modal kerja yang cukup itu memungkinkan bagi perusahaan untuk

beroperasi dengan seekonomis mungkin dan perusahaan tidak mengalami

kesulitan atau menghadapi bahaya-bahaya yang mungkin timbul karena adanya

krisis atau kekacauan keuangan.

Akan tetapi adanya modal kerja yang berlebihan menunjukkan adanya dana

yang tidak produktif, dan hal ini akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan

karena adanya kesempatan untuk memperoleh keuntungan telah disia-siakan.

Sebaliknya adanya ketidakcukupan maupun miss management dalam modal kerja

merupakan sebab utama kegagalan suatu perusahaan.

Ada tiga macam konsep modal kerja yang dikemukakan oleh Kasmir

(2018:252) dalam bukunya Analisis Laporan Keuangan, yaitu:

1. Konsep kuantitatif, menyebutkan bahwa modal kerja adalah seluruh aktiva

lancar. Dalam konsep ini adalah bagaimana mencukupi kebutuhan dana


33

untuk membiayai operasi perusahaan jangka pendek. Konsep ini sering

disebut dengan modal kerja kotor (gross working capital).

2. Konsep Kualitatif, merupakan konsep yang menitikberatkan kepada kualitas

modal kerja. Konsep ini melihat selisih antara jumlah aktiva lancar dengan

kewajiban lancar. Konsep ini disebut modal kerja bersih (net working

capital).

3. Konsep Fungsional, menekankan kepada fungsi dana yang dimiliki

perusahaan dalam memperoleh laba. Artinya sejumlah dana yang dimiliki

dan digunakan perusahaan untuk meningkatkan perolehan laba.

3.3.1 Arti Penting Modal Kerja

Modal kerja memiliki arti yang sangat penting bagi operasional perusahaan.

Oleh karena itu, setiap perusahaan berusaha memenuhi kebutuhan modal

kerjanya, agar dapat meningkatkan likuiditasnya.

Secara umum arti penting modal kerja bagi perusahaan terutama bagi

kesehatan keuangan perusahaan menurut Kasmir (2019:254) yaitu sebagai

berikut:

1. Kegiatan seorang manajer keuangan lebih banyak dihabiskan di dalam

kegiatan operasional perusahaan dari waktu ke waktu.

2. Investasi dalam aktiva lancar cepat dan sering kali mengalami perubahan

serta cenderung labil. Sedangkan aktiva lancar adalah modal kerja

perusahaan, artinya perubahan tersebut akan berpengaruh terhadap modal

kerja.
34

3. Dalam praktiknya sering kali bahwa separuh dari total aktiva merupakan

bagian dari aktiva lancar, yang merupakan modal kerja perusahaan. Dengan

kata lain, jumlah aktiva lancar sama atau lebih dari 50% dari total aktiva.

4. Bagi perusahaan yang relatif kecil, fungsi modal kerja amat penting.

Perusahaan kecil, relatif terbatas untuk memasuki pasar dengan modal besar

dan jangka panjang. Pendanaan perusahaan lebih mengandalkan pada utang

jangka pendek, seperti utang dagang, utang bank satu tahun yang tentunya

dapat memengaruhi modal kerja.

5. Terdapat hubungan yang sangat erat antara pertumbuhan penjualan dengan

kebutuhan modal kerja. Kenaikan penjualan berkaitan dengan tambahan,

piutang, sediaan dan juga saldo kas. Demikian pula sebaliknya apabila

terjadi penurunan penjualan, akan berpengaruh terhadap komponen dalam

aktiva lancar.

3.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Modal Kerja

Menurut Kasmir (2019:256-258) pihak manajemen dalam menjalankan

kegiatan operasi perusahaan terutama dalam pemenuhan modal kerja harus selalu

memerhatikan faktor-faktor sebagai berikut:

1. Jenis perusahaan, dalam praktiknya meliputi dua macam, yaitu perusahaan

yang bergerak dalam bidang jasa dan bon jasa (industri). Kebutuhan modal

dalam perusahaan industri lebih besar dibandingkan dalam perusahaan jasa.

Diperusahaan industri, investasi dalam bidang kas, piutang, dan sediaan

relatif lebih besar jika dibandingkan dengan perusahaan jasa. Oleh karena
35

itu, jenis kegiatan perusahaan sangat menentukan kebutuhan akan modal

kerjanya.

2. Syarat kredit atau penjualaan yang pembayarannya dilakukan dengan cara

mencicil (angsuran) juga sangat memengaruhi modal kerja. Untuk

meningkatkan penjualan bisa dilakukan dengan berbagai cara dan salah

satunya adalah melalui penjualan secara kredit.

3. Waktu produksi, artinya jangka waktu atau lamanya memproduksi suatu

barang. Makin lama waktu yang digunakan untuk memproduksi suatu

barang, maka akan semakin besar modal kerja yang dibutuhkan, demikian

pula sebaliknya.

4. Tingkat perputaran sediaan, artinya makin kecil atau rendah tingkat

perputaran, maka kebutuhan modal kerja makin tinggi, demikian pula

sebaliknya.

3.3.3 Sumber Modal Kerja

Pada umumnya sumber modal kerja suatu perusahaan dapat berasal dari:

1. Hasil operasi perusahaan, adalah jumlah net income yang nampak dalam

laporan perhitungan rugi laba ditambah dengan depresiasi dan amortisasi,

jumlah ini menunjukkan jumlah modal kerja yang berasal dari hasil operasi

perusahaan. Jadi jumlah modal kerja yang berasal dari hasil operasi

perusahaan dapat dihitung dengan menganalisa laporan perhitungan rugi

laba perusahaan tersebut. Dengan adanya keuntungan atau laba dari usaha

perusahaan, dan apabila laba tersebut tidak diambil oleh pemilik perusahaan

maka laba tersebut akan menambah modal perusahaan yang bersangkutan.


36

Biaya-biaya operasi perusahaan pada dasarnya terdiri dari biaya yang

memerlukan pengeluaran uang atau menimbulkan hutang yang pada

akhirnya juga akan menyebabkan penggunaan modal kerja, biaya yang

memerlukan pengeluaran uang ini dinamakan biaya tunai, seperti upah, gaji,

premi asuransi.

2. Keuntungan dari penjualan surat-surat berharga (investasi jangka pendek)

Surat berharga yang dimiliki perusahaan untuk jangka pendek adalah salah

satu elemen aktiva lancar yang segera dapat dijual dan akan menimbulkan

keuntungan bagi perusahaan. Dengan adanya penjualan surat berharga ini

menyebabkan terjadinya perubahan dalam unsur modal kerja berubah

menjadi uang kas. Keuntungan yang diperoleh dari penjualan surat berharga

ini merupakan suatu sumber untuk bertambahnya modal kerja. Di dalam

menganalisa sumber-sumber modal kerja maka sumber yang berasal dari

keuntungan penjualan surat-surat berharga harus dipisahkan dengan modal

kerja yang berasal dari hasil usaha pokok perusahaan.

3. Penjualan aktiva tidak lancar

Sumber lain yang dapat menambah modal kerja adalah hasil penjualan

aktiva tetap, investasi jangka panjang dan aktiva tidak lancar lainnya yang

tidak diperlukan lagi oleh perusahaan. Perubahan dari aktiva ini menjadi kas

atau piutang akan menyebabkan bertambahnya modal kerja sebesar hasil

penjualan tersebut.

4. Penjualan saham atau obligasi


37

Untuk menambah dana tau modal kerja yang dibutuhkan, perusahaan dapat

pula mengadakan emisi saham baru atau meminta kepada para pemilik

perusahaan untuk menambah modalnya, disamping itu perusahaan dapat

juga mengeluarkan obligasi atau bentuk hutang angka panjang lainnya guna

memenuhi kebutuhan modal kerjanya. Penjualan obligasi ini mempunyai

konsekuensi bahwa perusahaan harus membayar bunga tetap, oleh karena

itu dalam mengeluarkan hutang dalam bentuk obligasi ini harus disesuaikan

dengan kebutuhan perusahaan. Penjualan obligasi yang tidak sesuai dengan

kebutuhan (terlalu besar) di samping menimbulkan beban bunga yang besar,

juga akan mengakibatkan keadaan aktiva lancar yang besar sehingga

melebihi jumlah modal kerja yang dibutuhkan. (Munawir 2017:120-123)

3.3.4 Penggunaan Modal Kerja

Menurut Munawir (2017:124-128) penggunaan-penggunaan aktiva lancar

yang mengakibatkan turunnya modal kerja adalah sebagai berikut:

1. Pembayaran biaya atau ongkos-ongkos operasi perusahaan, meliputi

pembayaran upah, gaji, pembelian bahan atau barang dagangan, supplies

kantor dan pembayaran biaya-biaya lainnya. Penggunaan aktiva lancar

untuk pembayaran biaya operasi ini merupakan penggunaan modal kerja

kalau jumlah biaya suatu periode lebih besar daripada jumlah

penghasilannya (timbul kerugian).

2. Kerugian-kerugian yang diderita oleh perusahaan karena adanya penjualan

surat berharga atau effek, maupun kerugian lainnya.


38

3. Adanya pembentukan dana atau pemisahan aktiva lancar untuk tujuan-

tujuan tertentu dalam jangka panjang, misalnya dana pelunasan obligasi, dan

pensiun pegawai, ataupun dana-dana lainnya.

4. Adanya penambahan atau pembelian aktiva tetap, investasi jangka panjang

atau aktiva tidak lancar lainnya yang mengakibatkan berkurangnya modal

kerja.

5. Pembayaran hutang-hutang jangka panjang yang meliputi hutang hipotik,

hutang obligasi maupun bentuk hutang jangka panjang lainnya, serta

penarikan atau pembelian kembali saham perusahaan yang beredar; atau

adanya penurunan hutang jangka panjang diimbangi berkurangnya aktiva

lancar.

6. Adanya penurunan sektor modal yang diimbangi dengan berkurangnya

aktiva lancar atau bertambahnya hutang lancar dalam jumlah yang sama.

Menurut Munawir (2017:136) secara singkat dapat dikatakan bahwa sumber

modal kerja adalah karena:

1. Berkurangnya aktiva tetap

2. Bertambahnya hutang jangka panjang

3. Bertambahnya modal

4. Laba operasi

Sedangkan penggunaan modal kerja adalah karena:

1. Bertambahnya aktiva tetap

2. Berkurangnya hutang jangka panjang

3. Berkurangnya modal
39

4. Rugi operasi

3.4 Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja

Laporan sumber dan penggunaan modal kerja disusun berdasarkan data

laporan posisi keuangan yang diperbandingkan dan informasi yang berkenaan

dengan perubahan semua rekening tidak lancar dan pos-pos modal sendiri.

Informasi ini dianalisis dengan tujuan untuk dapat menjelaskan bagaimana

perputaran modal kerja selama periode tertentu. Laporan ini menunjukkan kinerja

manajemen dalam mengelola modal kerja yang dimiliki perusahaan.

Menurut Munawir (2017:135) langkah-langkah atau prosedur penyusunan

work sheet untuk penyusunan laporan sumber dan penggunaan modal kerja adalah

sebagai berikut:

1. Menyusun pos-pos neraca awal periode dan akhir periode-periode atau

neraca periode sekarang dengan neraca periode sebelumnya, dipisahkan

antara pos-pos neraca bersaldo debit dengan yang bersaldo kredit.

2. Menganalisa perubahan-perubahan yang terjadi pada rekening atau pos- pos

untuk menentukan alasan atau sebab perubahan tersebut dan menentukan

tersebut terhadap modal kerja, apakah merupakan sumber, penggunaan atau

tidak berpengaruh sama sekali.

3. Melakukan penyesuaian terhadap perubahan-perubahan yang tidak sesuai

dengan transaksi yang sebenarnya.

4. Setelah diadakan penyesuaian maka langkah berikutnya adalah

memindahkan perubahan-perubahan netonya. Perubahan-perubahan aktiva

lancar dan hutang lancar dipindahkan ke kolom “kenaikan atau penurunan


40

modal kerja.” Jika pos tersebut mempunyai perubahan debit maka

dipindahkan ke kolom kenaikan modal kerja, sebaliknya kalau pos tersebut

mempunyai perubahan kredit maka dipindahkan ke kolom penurunan modal

kerja. Perubahan pos-pos aktiva tidak lancar, hutang jangka panjang dan

modal dipindahkan ke kolom sumber dan penggunaan modal kerja.

3.5 Modal Kerja (Rasio Kecukupan Modal Kerja)

Modal kerja yang harus tersedia dalam perusahaan harus cukup jumlahnya

dalam arti harus dapat membiayai pengeluaran-pengeluaran atau operasi

perusahaan sehari-hari. Menurut Kasmir (2018:255) tujuan manajemen modal

kerja bagi perusahaan adalah:

1. Guna memenuhi kebutuhan likuiditas perusahaan;

2. Dengan modal kerja yang cukup perusahaan memiliki kemampuan untuk

memenuhi kewajiban pada waktunya;

3. Memungkinkan perusahaan untuk memiliki sediaan yang cukup dalam

rangka memenuhi kebutuhan pelanggannya;

4. Memungkinkan perusahaan untuk memperoleh tambahan dana dari kreditor,

apabila rasio keuangannya memenuhi syarat;

5. Memungkinkan perusahaan memberikan syarat kredit yang menarik minat

pelanggan, dengan kemampuan yang dimilikinya;

6. Guna memaksimalkan penggunaan aktiva lancar untuk meningkatkan

penjualan dan laba;

7. Melindungi diri apabila terjadi krisis modal kerja akibat turunnya nilai

aktiva lancar.
41

Mengingat besarnya manfaat yang diberikan dari kecukupan modal kerja,

maka dapat disimpulkan bahwa modal kerja yang baik adalah modal kerja yang

cukup. Modal kerja bersih , selisih antara aktiva lancar dan kewajiban lancar

adalah ukuran likuiditas perusahaan.

Rasio kecukupan modal kerja dapat dievaluasi dengan menggunakan rasio

sebagai berikut (Manopo, et al, 2016)

1. Rasio Total Aktiva Terhadap Modal Kerja Bersih (Total Assets to Net

Working Capital)

Total Assets
Total Assets to Net Working Capital =
Net Working Capital

2. Rasio Kewajiban Lancar Terhadap Modal Kerja Bersih (Current

Liabilities to Net Working Capital Ratio)

Current Liabilities
Current Liabilities to Net Working Capital =
Net Working Capital

3. Rasio Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover)

Revenues
Working Capital Turnover =
Net Working Capital

3.6 Penyajian Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja

Berdasarkan laporan keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

yang terdapat di www.idx.co.id, maka sumber dari penggunaan modal kerja PT.

Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk per tahun 2019-2021 dapat dihitung

sebagai berikut:
42

Tabel 3.2
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Sumber dan Penggunaan Modal Kerja
Periode 2019-2020
(dalam jutaan rupiah)

Sumber dan Penggunaan


31 Desember Modal Kerja Modal Kerja
Pos-Pos
2019 2020 Sumber Penggunaan Naik Turun
AKTIVA
Kas 30.219.214 32.274.988 2.055.774
Giro pada Bank Indonesia 71.416.449 51.530.969 19.885.480
Giro pada Bank lain 10.237.736 12.172.423 1.934.687
Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank lain 116.854.727 67.833.336 49.021.391
Efek-efek 195.840.931 327.615.655 131.774.724
Cadangan kerugian penurunan nilai (758) (348.941) ( 348.183)

Tagihan Wesel Ekspor dan Wesel Tagih 34.185.258 26.246.814 7.938.444


Obligasi Rekapitulasi Pemerintah 1.130.306 - 1.130.306
Efek-efek yang Dibeli dengan Janji Dijual Kembali 22.582.244 46.818.568 24.236.324
Tagihan Derivatif 210.396 1.576.659 1.366.263
Kredit yang Diberikan 877.431.193 943.787.634 66.425.443
Cadangan kerugian penurunan nilai (38.363.840) (66.810.179) (28.446.339)
Piutang dan Pembiayaan Syariah 25.766.197 49.065.478 23.299.281

Cadangan kerugian penurunan nilai (745.029) (2.582.167) (1.837.138)

Piutang Sewa Pembiayaan 4.191.596 27.339.856 23.148.260


43

Lanjutan Tabel 3.2

Sumber dan
31 Desember Penggunaan Modal Kerja Modal Kerja
Pos-Pos
2019 2020 Sumber Penggunaan Naik Turun
Cadangan kerugian penurunan nilai (87.500) (1.002.307) (914.807)
Tagihan Akseptasi 9.346.063 6.271.176 3.074.887
Penyertaan Saham 745.354 1.519.699 774.345
Cadangan kerugian penurunan nilai (50) (19.370) (19.320)
Aset Tetap

Biaya perolehan 44.075.680 60.884.854 16.809.174

Akumulasi Penyusutan (12.643.051) (17.178.222) (4.535.171)


Aset Pajak Tangguhan-neto 4.541.298 9.885.990 5.344.692
Aset Lain-lain-neto 19.824.426 33.492.467 13.668.041
TOTAL ASET 1.416.758.840 1.610.065.344
Passiva
Liabilitas
Liabilitas Segera 7.549.312 15.473.574 7.924.262
Simpanan Nasabah
Giro 168.826.135 184.848.351 16.022.216
Giro Wadiah 2.020.866 6.258.078 4.237.212
Giro Mudharabah 4.080.803 1.623.563 2.457.240

Tabungan 405.355.483 460.671.367 55.315.884

Tabungan Wadiah 6.951.688 9.247.604 2.295.916


44

Lanjutan Tabel 3.2

Sumber dan Penggunaan


31 Desember Modal Kerja
Pos-Pos Modal Kerja
2019 2020 Sumber Penggunaan Naik Turun
Tabungan Mudharabah 2.025.354 6.147.015 4.121.661
Deposito Berjangka 413.223.653 426.399.550 13.175.897
Deposito Berjangka Mudharabah 18.712.677 25.726.398 7.013.721
Simpanan dari Bank lain dan Lembaga Keuangan 17.969.829 23.785.997 5.816.168
Lainnya
Efek-efek yang Dijual dengan Janji Dibeli Kembali 49.902.938 40.478.672 9.424.266
Liabilitas Derivatif 184.605 407.774 223.169
Liabilitas Akseptasi 9.346.063 6.817.436 2.528.627
Utang Pajak 185.443 1.949.356 1.763.913
Surat Berharga yang Diterbitkan 38.620.837 57.757.028 19.136.191
Pinjaman yang Diterima 30.921.771 72.164.236 41.242.465
Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontinjensi 609.493 3.681.709 3.072.216
Liabilitas Imbalan Kerja 10.662.581 13.435.842 2.773.261
Liabilitas Lain-lain 19.359.607 22.259.520 2.899.913
Pinjaman dan Surat Berharga Subordinasi
1.465.366 1.465.392 26
Total Liabilitas 1.207.974.504 1.380.598.462
Ekuitas
Saham Biasa 6.167.291 6.167.291 0 0
Tambahan modal Disetor saham 2.900.994 3.411.813 510.819
Surplus revaluasi aset tetap - bersih 17.099.207 17.099.207 0 0
Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan
(14.970) (54.749) (39.779)
dalam mata uang asing
45

Lanjutan Tabel 3.2

31 Desember Sumber dan Penggunaan Modal Kerja


Pos-Pos Modal Kerja
2019 2020 Sumber Penggunaan Naik Turun
Keuntungan (Kerugian) yang belum direalisasi
atas efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi
715.770 - 715.770
Pemerintah yang tersedia untuk dijual –bersih

Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi


atas efek-efek yang diklasifikasikan sebagai nilai
wajar melalui penghasilan komprehensif lain- - 4.623.064 4.623.064
bersih

Cadangan penurunan nilai atas efek-efek yang


diklasifikasikan sebagai nilai wajar melalui
- 975.877 975.877
penghasilan komprehensif lain

Keuntungan (kerugian) pengukuran kembali


program imbalan pasti-bersih 189.519 (1.469.726) (1.280.207)

Modal saham diperoleh kembali (saham


treasuri) (2.106.014) (1.649.076) (456.938)
Opsi saham 22.409 72.894 50.485
Cadangan Kompensasi atas Saham Bonus 21.796 1.228.805 1.207.009
Dampak transaksi pengendalian non pengendali - - - -
Modal pro forma atas transaksi akuisisi dengan - 29.538.484 29.538.484
entitas sepengendali
Laba 181.327.431 166.972.167 14.355.264
46

Lanjutan Tabel 3.2

Total ekuitas yang dapat diatribusikan 206.323.433 226.916.051


kepada entitas induk
Kepentingan non-pengendali 2.460.903 2.550.831 89.928
Total Ekuitas 208.784.336 229.466.882
Total Liabilitas dan Ekuitas 1.416.758.840 1.610.065.344
Total 104.799.752 45.900.832 257.859.447 198.960.527
Kenaikan Modal Kerja 58.898.920 58.898.920
104.799.752 104.799.752 257.859.447 257.859.447
Sumber : www.idx.co.id, 2022 (Data yang diolah oleh Peneliti)
47

Tabel 3.3
PT. Bank Rakyat Indonesia
Sumber dan Penggunaan Modal Kerja
Periode 2020-2021
(dalam jutaan rupiah)

Sumber dan Penggunaan


31 Desember Modal Kerja Modal Kerja
Pos-Pos
2020 2021 Sumber Penggunaan Naik Turun
AKTIVA
Kas 32.274.988 26.299.973 5.975.015
Giro pada Bank Indonesia 51.530.969 56.426.573 4.895.604
Giro pada Bank lain 12.172.423 14.036.019 1.863.596
Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank lain 67.833.336 58.976.665 8.856.671
Efek-efek 327.305.619 372.048.648 44.743.029
Cadangan kerugian penurunan nilai (348.941) (311.120) (37.821)

Tagihan Wesel Ekspor dan Wesel Tagih 26.246.814 28.521.876 2.275.062


Obligasi Rekapitulasi Pemerintah - - - -
Efek-efek yang Dibeli dengan Janji Dijual Kembali 46.818.568 54.915.498 8.096.930
Tagihan Derivatif 1.576.659 730.083 846.576
Kredit yang Diberikan 943.787.634 994.416.523 50.628.889
Cadangan kerugian penurunan nilai (66.810.179) (84.833.734) (18.023.555)
Piutang dan Pembiayaan Syariah 49.065.478 9.159.501 39.905.977
Cadangan kerugian penurunan nilai (2.582.167) (1.410.907) (1.171.260)
48

Lanjutan Tabel 3.3

Sumber dan
31 Desember Penggunaan Modal Kerja Modal Kerja
Pos-Pos
2020 2021 Sumber Penggunaan Naik Turun
Piutang Sewa Pembiayaan 27.339.856 39.291.429 11.951.573
Cadangan kerugian penurunan nilai (1.002.307) (1.584.776) (582.469)
Tagihan Akseptasi 6.271.176 9.066.005 2.794.829
Penyertaan Saham 1.519.699 6.086.062 4.566.363
Cadangan kerugian penurunan nilai (19.370) (14.335) (5.035)
Aset Tetap

Biaya perolehan 60.884.854 65.038.484 4.153.630

Akumulasi Penyusutan (17.178.222) (17.068.297) (109.925)


Aset Pajak Tangguhan-neto 9.885.990 16.284.898 6.398.908
Aset Lain-lain-neto 33.492.467 32.022.666 1.469.801
TOTAL ASET 1.610.065.344 1.678.097.734
Passiva
Liabilitas
Liabilitas Segera 15.473.574 18.735.387 3.261.813
Simpanan Nasabah
Giro 184.848.351 220.590.197 35.741.846
Giro Wadiah 6.258.078 - 6.258.078
Giro Mudharabah 1.623.563 - 1.623.563

Tabungan 460.671.367 497.676.739 37.005.372


49

Lanjutan Tabel 3.3

Sumber dan Penggunaan


31 Desember Modal Kerja
Pos-Pos Modal Kerja
2020 2021 Sumber Penggunaan Naik Turun
Tabungan Wadiah 9.247.604 - 9.247.604
Tabungan Mudharabah 6.147.015 - 6.147.015
Deposito Berjangka 426.399.550 420.476.279 5.923.271
Deposito Berjangka Mudharabah 25.726.398 - 25.726.398
Simpanan dari Bank lain dan LKL 23.785.997 13.329.434 10.456.563
Efek-efek yang Dijual dengan Janji Dibeli Kembali 40.478.672 29.408.508 11.070.164
Liabilitas Derivatif 407.774 199.695 208.079
Liabilitas Akseptasi 6.817.436 9.554.238 2.736.802
Utang Pajak 1.949.356 4.214.318 2.264.962
Surat Berharga yang Diterbitkan 57.757.028 55.306.697 2.450.331
Pinjaman yang Diterima 72.164.236 68.458.547 3.705.689
Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontinjensi 3.681.709 7.002.268 3.320.559
Liabilitas Imbalan Kerja 13.435.842 18.105.921 4.670.079
Liabilitas Lain-lain 22.259.520 22.753.327 493.807
Pinjaman dan Surat Berharga Subordinasi
1.465.392 501.375 964.017
Total Liabilitas 1.380.598.462 1.386.310.930
Ekuitas
Saham Biasa 6.167.291 7.577.950 1.410.659
Tambahan modal Disetor saham 3.411.813 76.242.898 72.831.089

Surplus revaluasi aset tetap – bersih 17.099.207 17.006.230 92.977


50

Lanjutan Tabel 3.3

31 Desember Sumber dan Penggunaan Modal Kerja


Pos-Pos Modal Kerja
2020 2021 Sumber Penggunaan Naik Turun
Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan
dalam mata uang asing (54.749) (115.975) (61.226)

Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi


atas efek-efek yang diklasifikasikan sebagai nilai
wajar melalui penghasilan komprehensif lain- 4.623.064 1.949.387 2.673.677
bersih

Cadangan penurunan nilai atas efek-efek yang


diklasifikasikan sebagai nilai wajar melalui
975.877 547.026 428.851
penghasilan komprehensif lain

Keuntungan (kerugian) pengukuran kembali


program imbalan pasti-bersih (1.469.726) (1.423.685) (46.041)

Modal saham diperoleh kembali (saham


treasuri) (1.649.076) (45.997) (1.603.079)
Opsi saham 72.894 19.255 53.639
Cadangan Kompensasi atas Saham Bonus 1.228.805 210.266 1.018.539
Dampak transaksi pengendalian non pengendali - 1.758.580 1.758.580
Modal pro forma atas transaksi akuisisi dengan
entitas sepengendali 29.538.484 - 29.538.484

Laba 166.972.167 185.009.048 18.036.881


51

Lanjutan Tabel 3.3

Total ekuitas yang dapat diatribusikan


226.916.051 288.734.983
kepada entitas induk
Kepentingan non-pengendali 2.550.831 3.051.821 500.990
Total Ekuitas 229.466.882 291.786.804
Total Liabilitas dan Ekuitas 1.610.065.344 1.678.097.734
Total 104.321.294 49.829.622 189.872.590 135.380.918
Kenaikan Modal Kerja 54.491.672 54.491.672
Total 104.321.294 104.321.294 189.872.590 189.872.590
Sumber : www.idx.co.id, 2022 (Data yang diolah oleh peneliti)
52

3.7 Analisis Sumber dan penggunaan modal kerja

3.7.1 Sumber Modal Kerja

Tabel 3.4
Sumber Modal Kerja PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Tahun 2019-2021
(dalam jutaan rupiah)

Sumber
Tahun
Modal Kerja
2019-2020 104.799.752
2020-2021 104.321.294
Sumber: Data yang diolah oleh peneliti, 2022

Dari Tabel 3.4 dapat diketahui bahwa sumber modal kerja pada PT. Bank

Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mengalami penurunan dari tahun 2019-2021.

Periode 2019-2020 sumber modal kerja yang dimiliki PT. Bank Rakyat

Indonesia (Persero) Tbk sebesar Rp.104.799.752.000.000,00. Faktor terbesar yang

mempengaruhi penerimaan modal ini adalah pinjaman yang diterima. Dari data

laporan keuangan periode 2019-2020 menunjukkan bahwa jumlah pinjaman yang

diterima mengalami kenaikan sebesar Rp. 41.242.465.000.000,00.

Periode 2020-2021 sumber modal kerja yang dimiliki PT. Bank Rakyat

Indonesia (Persero) Tbk sebesar Rp.104.321.294.000.000,00. Faktor terbesar yang

mempengaruhi penerimaan modal ini adalah tambahan modal disetor saham. Dari

data laporan keuangan periode 2020-2021 menunjukkan bahwa jumlah tambahan

modal disetor saham mengalami kenaikan sebesar Rp.72.831.089.000.000,00.


53

3.7.2 Penggunaan Modal Kerja

Tabel 3.5
Penggunaan Modal Kerja PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Tahun 2019-2021
(dalam jutaan rupiah)

Penggunaan
Tahun
Modal Kerja
2019-2020 45.900.832
2020-2021 49.829.622
Sumber: Data yang diolah oleh Peneliti, 2022

Dari Tabel 3.5 dapat diketahui bahwa penggunaan modal kerja pada PT.

Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mengalami kenaikan dari tahun 2019-2021.

Periode 2019-2020 penggunaan modal kerja yang dimiliki PT. Bank Rakyat

Indonesia (Persero) Tbk sebesar Rp.45.900.832.000.000,00. Faktor terbesar yang

mempengaruhi penggunaan modal ini adalah biaya perolehan . Dari data laporan

keuangan periode 2019-2020 menunjukkan bahwa biaya perolehan mengalami

kenaikan sebesar Rp. 16.809.174.000.000,00.

Periode 2020-2021 penggunaan modal kerja yang dimiliki PT. Bank Rakyat

Indonesia (Persero) Tbk sebesar Rp.49.829.622.000.000,00. Faktor terbesar yang

mempengaruhi penggunaan modal ini adalah modal pro forma atas transaksi

akuisisi dengan entitas sepengendali . Dari data laporan keuangan periode 2020-

2021 menunjukkan bahwa jumlah modal pro forma atas transaksi akuisisi dengan

entitas sepengendali sebesar Rp. 29.538.484.000.000,00.


54

3.7.3 Faktor-faktor Penyebab Perubahan Sumber dan Penggunaan Modal

Kerja

Adapun faktor-faktor yang menyebabkan perubahan sumber dan

penggunaan modal kerja dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 3.6
Perubahan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Tahun 2019-2021
(dalam jutaan rupiah)

Perubahan Sumber
Tahun dan Penggunaan
Modal Kerja
2019-2020 58.898.920
2020-2021 54.491.672
Sumber : Data yang diolah oleh Peneliti,2022

Dari Tabel 3.6 dapat diketahui faktor utama yang menyebabkan perubahan

modal kerja PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk pada periode 2019-2021.

1) Periode 2019-2020

Perubahan modal kerja yang terjadi sebesar Rp 58.898.920.000.000,00.

Faktor terbesar sumber modal kerja berasal dari pinjaman yang diterima sebesar

Rp 41.242.465.000.000,00, sedangkan faktor terbesar penggunaan modal kerja

adalah biaya perolehan. Dari data laporan keuangan periode 2019-2020

menunjukkan bahwa biaya perolehan mengalami kenaikan sebesar Rp.

16.809.174.000.000,00.

2) Periode 2020-2021

Perubahan modal kerja yang terjadi sebesar Rp 54.491.672.000.000,00.

Faktor terbesar sumber modal kerja berasal dari tambahan modal disetor saham.

Dari data laporan keuangan periode 2020-2021 menunjukkan bahwa jumlah


55

tambahan modal disetor saham mengalami kenaikan sebesar Rp.

72.831.089.000.000,00, sedangkan faktor terbesar penggunaan modal kerja adalah

modal pro forma atas transaksi akuisisi dengan entitas sepengendali . Dari data

laporan keuangan periode 2020-2021 menunjukkan bahwa jumlah modal pro

forma atas transaksi akuisisi dengan entitas sepengendali sebesar Rp.

29.538.484.000.000,00.

3.8 Evaluasi Rasio Kecukupan Modal Kerja

Tabel 3.7
Modal Kerja Bersih PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Tahun 2019-2021
(dalam jutaan rupiah)

Modal Kerja
Tahun Aktiva Lancar Hutang Lancar
Bersih
2019 1.360.960.487 1.106.334.849 254.625.638
2020 1.522.980.255 1.209.834.735 313.145.520
2021 1.581.819.983 1.214.184.795 367.635.188
Sumber: Data yang diolah oleh Peneliti, 2022

1. Total Assets to Net Working Capital

Total Assets
Total Assets to Net Working Capital =
Net Working Capital

1.416.758.840.000.000,00
a. Tahun 2019 = = 5.56%
254.625.638.000.000,00

1.610.065.344.000.000,00
b. Tahun 2020 = = 5.14%
313.145.520.000.000,00

1.678.097.734.000.000,00
c. Tahun 2021 = = 4.56%
367.635.188.000.000,00
56

2. Current Liabilities to Net Working Capital

Current Liabilities
Current Liabilities to Net Working Capital =
Net Working Capital

1.106.334.849.000.000,00
a. Tahun 2019 = = 4.34%
254.625.638.000.000,00

1.209.834.735.000.000,00
b. Tahun 2020 = = 3.86%
313.145.520.000.000,00

1.214.184.795.000.000,00
c. Tahun 2021 = = 3.30%
367.635.188.000.000,00

3. Working Capital Turnover

Revenues
Working Capital Turnover =
Net Working Capital

208.784.336.000.000,00
a. Tahun 2019 = = 0.81%
254.625.638.000.000,00

229.466.882.000.000,00
b. Tahun 2020 = = 0,73%
313.145.520.000.000,00

291.786.804.000.000,00
c. Tahun 2021 = = 0,79%
367.635.188.000.000,00

4. Hasil pengukuran

Dari perhitungan diatas, maka evaluasi dengan menggunakan rasio

kecukupan modal kerja dapat dilihat dalam tabel tingkat likuiditas pada PT. Bank

Rakyat Indonesia (Persero) Tbk tahun 2019-2021 sebagai berikut:


57

Tabel 3.8
Tingkat Likuiditas pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Tahun 2019-2020

Total Current
Assets to Liabilities Working
Tingkat Tingkat Tingkat
Tahun Net to Net Capital
Perubahan Perubahan Perubahan
Working Working Turnover
Capital Capital
2019 5.56% 4.34% 0.8 Kali
0.42% 0.48% 0.08 Kali
2020 5.14% 3.86% 0.73 Kali
2020 5.14% 3.86% 0.73 Kali
0.58% 0.56% 0.06 Kali
2021 4.56% 3.30% 0.79 Kali
Sumber: Data yang diolah oleh Peneliti, 2022

Dilihat dari Tabel 3.8 di atas bahwa tingkat likuiditas pada PT. Bank Rakyat

Indonesia (Persero) Tbk mengalami kenaikan dan penurunan dari tahun 2019-

2021.

1. Total Assets to Net Working Capital

Berdasarkan hasil analisisis, dapat disimpulkan bahwa total assets to net

working capital pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk pada tahun 2019

sebesar 5.56%. Pada tahun 2020 nilai total assets to net working capital sebesar

5.14% dan perubahan nilai persentase menurun sebesar 0,42%. Perubahan

persentase yang mengalami penurunan di tahun ini karena jumlah modal kerja

bersih mengalami peningkatan. Pada tahun 2021 nilai total assets to net working

capital sebesar 4.56 dan perubahan nilai persentase menurun sebesar 0,58%.

Perubahan persentase yang mengalami penurunan di tahun ini karena jumlah

modal kerja bersih mengalami peningkatan. Sehingga melalui analisis total assets

to net working capital dapat diketahui bahwa modal kerja sudah mencukupi untuk

membiayai aktiva tetap perusahaan.


58

2. Current Liabilities to Net Working Capital

Berdasarkan hasil analisisis, dapat disimpulkan bahwa current liabilities to

net working capital pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk pada tahun

2019 sebesar 4.34%. Pada tahun 2020 nilai current liabilities to net working

capital sebesar 3.86% dan perubahan nilai persentase menurun sebesar 0,48%.

Perubahan persentase yang mengalami penurunan di tahun ini karena jumlah

kewajiban lancar dan modal kerja bersih mengalami peningkatan. Pada tahun

2021 nilai current liabilities to net working capital sebesar 3.30 dan perubahan

nilai persentase menurun sebesar 0,56%. Perubahan persentase yang mengalami

penurunan di tahun ini karena jumlah kewajiban lancar dan modal kerja bersih

mengalami peningkatan. Sehingga melalui analisis current liabilities to net

working capital dapat diketahui bahwa modal kerja sudah mencukupi untuk

membiayai hutang lancar perusahaan.

3. Working Capital Turnover

Berdasarkan hasil analisisis, dapat disimpulkan bahwa working capital

turnover pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk pada tahun 2019 sebesar

0.81 kali. Pada tahun 2020 working capital turnover sebesar 0.73 kali dan

perubahan nilai persentase menurun sebesar 0,08 kali. Perubahan persentase yang

mengalami penurunan di tahun ini karena jumlah revenue dan modal kerja bersih

mengalami peningkatan. Pada tahun 2021 nilai working capital turnover sebesar

0.79 kali dan perubahan nilai persentase meningkat sebesar 0,06 kali. Sehingga

melalui analisis working capital turnover diketahui bahwa modal kerja mampu

membiayai kegiatan operasional perusahaan.


BAB IV

KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan

Setelah peneliti melakukan analisis sumber dan penggunaan modal kerja

pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk tahun 2019-2021, maka peneliti

dapat menyimpulkan:

1. Sumber modal kerja pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

mengalami penurunan dari tahun 2019-2021. Pada periode 2019-2020

jumlah sumber modal kerja sebesar Rp.104.799.752.000.000,00. Pada

periode 2020-2021 sebesar Rp.104.321.294.000.000,00 mengalami

penurunan dari periode sebelumnya. Sumber modal kerja dipengaruhi oleh

pinjaman yang diterima dan tambahan modal disetor saham.

Penggunaan modal kerja pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

mengalami kenaikan dari tahun 2019-2021. Pada periode 2019-2020 jumlah

penggunaan modal kerja sebesar Rp. 45.900.832.000.000,00. Pada periode

2020-2021 sebesar Rp.49.829.622.000.000,00 mengalami kenaikan dari

periode sebelumnya. Penggunaan modal kerja dipengaruhi oleh biaya

perolehan dan jumlah modal pro forma atas transaksi akuisisi dengan

entititas sepengendali.

2. Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan sumber dan penggunaan modal

kerja pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk adalah pinjaman yang

diterima, tambahan modal disetor, biaya perolehan dan jumlah modal pro

forma atas transaksi akuisisi dengan entititas sepengendali.

59
60

3. Dari analisis rasio kecukupan modal melalui Total Assets to Net Working

Capital diketahui bahwa modal kerja sudah mencukupi untuk membiayai

aktiva tetap perusahaan, sedangkan melalui analisis Current Liabilities to

Net Working Capital diketahui bahwa modal kerja sudah mencukupi untuk

membiayai hutang lancar perusahaan, dan analisis Working Capital

Turnover diketahui bahwa modal kerja mampu membiayai kegiatan

operasional perusahaan. Secara keseluruhan dari evaluasi rasio kecukupan

modal kerja, tingkat efektifitas dan efesiensi modal kerja PT. Bank Rakyat

Indonesia (Persero) Tbk terjaga sehingga dalam pengelolaan modal kerja

tidak terjadi dana yang menganggur.

4.2 Saran

Adapun saran-saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:

1. Sumber modal kerja yang lebih besar daripada penggunaannya perlu dijaga

agar tidak terjadi kekurangan modal kerja yang akan mengganggu kinerja

perusahaan itu sendiri. Jika perusahaan ingin melakukan ekspansi tentu akan

memerlukan dana yang besar, maka untuk tetap menjaga kestabilan modal

kerja, melakukan pinjaman jangka panjang merupakan alternatif yang baik

daripada menggunakan menggunakan modal kerja untuk membeli aktiva

tetap yang memerlukan dana cukup besar dan mengakibatkan kurangnya

modal kerja yang ada di dalam perusahaan.

2. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk lebih memperhatikan laporan

sumber dan penggunaan modal kerjanya karena laporan ini sangat berguna

bagi manajemen untuk mengadakan pengawasan terhadap modal kerja dan


61

agar sumber-sumber modal kerja dapat digunakan secara efektif dimasa

yang akan datang.

3. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk memiliki pengelolaan modal

kerja yang tinggi, hal ini sebenarnya sangat menguntungkan bagi

perusahaan maka sebaiknya modal kerja ini dapat digunakan seoptimal

mungkin dalam mendukung kegiatan operasional perusahaan, karena

apabila pengelolaan modal kerja kurang baik akan mengakibatkan modal

kerja yang tinggi tersebut mubazir, dalam artian tidak memberikan manfaat

yang optimal pula bagi perusahaan.


62

DAFTAR PUSTAKA

Fahmi, I. 2016. Pengantar Manajemen Keuangan. Bandung: CV. Alfabeta.

Harahap, S. S. 2016. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali


Pers.
. 2018. Teori Akuntansi, Cetakan ke-14. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Hermanto, B., dan Agung, M. 2015. Analisa Laporan Keuangan. Jakarta: Lentera
Ilmu Cendikia.

Kasmir. 2018. Analisis Laporan Keuangan.Jakarta: Rajawali Pers.


. 2019. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Revisi. Depok: PT. Raja
Grafindo Persada.
Manopo, C.F., Montolalu, J., dan Manoppo, S.W. 2016. Analisis Rasio
Kecukupan Modal Kerja pada PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk. Jurnal
Administrasi Bisnis. Vol. 04, No. 2, Pp. 1-13.

Munawir, S. 2017. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.


Prihadi, T. 2014. Analisis Laporan Keuangan: Konsep dan Aplikasi. Jakarta:
Gramedia.
Rodoni, A., dan Herni. 2014. Manajemen Keuangan Modern. Jakarta: Mitra
Wacana Media.
Syahrial, D., Purba, D., dan Gunawan. 2017. Akuntansi Manajemen, Edisi ke-2.
Jakarta: Mitra Wacana Media.

Sujarweni, V.W. 2017. Analisis Laporan Keuangan Teori, Aplikasi, dan Hasil
Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Sundjaja, R. S., dan Inge B. 2015. Manajemen Keuangan. Jakarta: Literata Lintas
Media.
https://www.bri.co.id / 10 Juli 2022 / 15.00 WIB

https://www.idx.co.id / 20 Juni 2022 / 10.00 WIB


63

LAMPIRAN

Lampiran 1
Laporan Posisi Keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Untuk Tahun Berakhir 31 Desember 2019
64
65
66
67

Lampiran 2
Laporan Posisi Keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Untuk Tahun Berakhir 31 Desember 2020 dan 2021
68
69
70

Anda mungkin juga menyukai