SEMINAR AKUNTANSI
ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL
PIUTANG ANGGOTA PADA KOPERASI KREDIT
BINTANG TIMUR
OLEH:
AGUSTINA ISTANTI
NIM. 061200020
OLEH:
AGUSTINA ISTANTI
NIM. 061200020
ii
iii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena
atas segala berkat dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan Tugas Mata kuliah
Seminar Akunansi. Penyusunan laporan Seminar Akuntansi ini merupakan salah
satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Studi Akuntansi S-1 Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Nusa Nipa.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Tugas Mata kuliah Seminar Akunansi
ini tidak mampu penulis susun sendiri tanpa bantuan dari berbagai pihak, untuk
itu penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu terselesaikannya laporan Seminar Akuntansi. Untuk itu dengan
kerendahan hati penulis menyampaikan rasa terima kasih sebesar-besarnya
kepada:
1. Dr. Ir. Angelinus Vincentius, M.Si, selaku Rektor Universitas Nusa Nipa
2. Andreas Rengga, SE., MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Nusa Nipa
3. Henrikus Herdi, SE., M.S.A. selaku Ketua Program Studi Ekonomi dan
Bisnis Nusa Nipa
4. Maria Nona Dince., SE. M.S.A., Ak selaku Pengampuh Matakulia
Seminar Akuntansi yang telah meluangkan waktu untuk membantu dan
membimbing penulis dalam menyelesaikan proposal ini.
5. Sahabat tercinta kelas VII A Akuntansi yang selalu menemani dikala suka-
duka dan memberi dukungan penuh cinta bagi penulis.
6. Semua pihak yang telah membantu penulis dan telah memberi dukungan
secara moral maupun materi baik secara langsung maupun tidak langsung
dalam menyelesaikan Seminar Akuntansi Ini.
Dalam penulisan laporan Seminar Akuntansi ini penulis tidak luput dari
berbagai kesulitan, untuk itu penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan
penyajian Laporan Seminar Akuntansi ini masih jauh dari sempurna. Keadaan ini
semata–mata keterbatasan kemampuan yang ada pada diri penulis. Oleh karena itu
penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun. Penulis
berharap semoga Laporan Seminar Akuntansi ini dapat dapat diterima semua
iv
v
Agustina Istanti
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
LEMBAR PRASYARAT MATA KULIAH SEMINAR AKUNTANSI...... ii
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................... iii
KATA PENGANTAR................................................................................... iv
DAFTAR ISI.................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL.......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 5
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................... 5
vi
vii
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 41
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel.1.1 Data Piutang Anggota per 31 Desember........................................ 4
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu...................................................................... 28
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran................................................................... 32
Gambar 3.1 Model Analisis Milles dan Huberman....................................... 37
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
kerugian apabila debitur tidak dapat membayar hutang atau kewajibannya. Maka
dari itu sebuah koperasi simpan pinjam harus mempunyai sistem pengendalian
internal piutang yang baik dan efektif.
Sistem pengendalian internal merupakan salah satu yang digunakan dalam
mengantisipasi kecurangan dan mengantisipasi kemungkinan piutang tak tertagih.
Menurut Gary Hamel (2013: 275) untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi
piutang, koperasi dapat menggunakan metode sistem pengendalian internal
piutang agar koperasi dapat memelihara aset dan memberikan informasi yang
akurat pada pihak yang berkepentingan. Sistem pengendalian internal mempunyai
tujuan untuk menjaga aset organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan
akuntansi, mendorong efisiensi, serta untuk mendorong dipatuhinya kebijakan.
Menurut Mulyadi (2014:163 sistem pengendalian internal meliputi struktur
organisasi,metode dan ukuran-ukuran yang di kordinasikan untuk menjaga
kekayaan organisasi, mengecek ketelitian keandalan data akumtansi, mendorong
efisiensi dan mendorong di patuhinya kebijakan manajemen.
Dian Hartati 2009 melalikamn penelitian dengan judul ‘’Analisis
pegendalian internal piutang usaha pada PT SFI medan’’menunjukan hasil bahwa
secara keseluruhan pengendalian internal PT SFI medan dinilai cukup efektif,
perusahan memperlakukan komponen pengendalian internal dengan
disiplin,namun di sisi lain terdapat beberapa prosedur yang belum mencerminkan
konsep pengendalian internal. Informasi dan komunikasi mengenai piutang usaha
yang telah diterapkan cukup efektif, pengawasan terhadap piutang usaha juga
berjalan dengan baik dan efektif.
Hamel 2013 melakukan melakukan penelitian dengan judul “ Evaluasi
Sistem Pengendalian Intern Terhadap Piutang Pada PT. Nusantara Surya Sakti
menunjukan “ hasil bahwa sistem pengendalian intern yang ada di PT. Nusantara
Surya Sakti sudah efektif, kecuali pada unsur lingkungan pengendalian yang
kurang efektif diakibatkan kurangnya pemeriksaan yang dilakukan oleh audit
internal untuk mengatasi praktek laporan keuangan dan membantu struktur
keuangaj dan menyelesaikan fungsi pertanggung jawaban, sehingga dapat
membuka terjadinya kecurangan.
4
3. Bagi Koperasi
Diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran sebagai sumber
informasi bagi pihak koperasi untuk mengambil keputusan di masa yang
akan datang dan dapat mengolah permodalan dengan baik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Koperasi
2.1.1 Pengertian Koperasi
7
8
kembali dengan cara yang diatur lebih lanjut dalam anggaran dasar,
anggaran rumah tangga dan keputusan rapat anggota.
2. Modal Sumbangan
Modal Sumbangan adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat
dinilai dengan uang yang diterima dari pihak lain yang bersifat hibah dan
tidak mengikat. Modal sumbagan tidak dapat dibagikan kepada anggota
koperasi selama koperasi belum dibubarkan.
3. Modal Penyertaan
Modal Penyertaan adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat
dinilai dengan uang yang ditanamkan oleh pemodal untuk menambah dan
memperkuat struktur permodalan dalam meningkatkan usaha koperasi.
4. Cadangan
Cadangan adalah bagian dari sisa hasil usaha (SHU) yang disisihkan oleh
koperasi untuk suatu tujuan tertentu, sesuai dengan ketentuan anggaran
dasar atau ketetapan rapat anggota.
5. Sisa hasil usaha yang belum dibagi (SHU)
Sisa hasil usaha adalah selisih antara penghasilan yang diterima koperasi
selama periode tertentu dengan pengorbanan (beban) yang dikeluarkan
untuk memperoleh penghasilan itu. Jumlah SHU tahun berjalan akan
terlihat dalam laporan perhitungan hasil usaha. Jika pencatatan transaksi
dalam suatu koperasi berjalan dengan baik maka SHU tahun berjalan
biasanya tidak akan terlihat di neraca sebagai bagian dari ekuitas koperasi
pada akhir periode tertentu karena sudah harus langsung dialokasikan ke
dalam berbagai dana dan cadangan.
Koperasi ini sering kali juga disejajarkan dengan nama koperasi kredit,
koperasi ini menyelenggarakan layanan tabungan dan sekaligus memberikan
kredit bagi anggotanya. Layanan-layanan ini menempatkan koperasi sebagai
pelayan anggota memenuhi kebutuhan pelayanan keuangan bagi anggota menjadi
lebih baik dan lebih maju. Dalam koperasi anggotanya memiliki kedudukan
identitas ganda sebagai pemilik (owner) dan nasabah (customers). Dalam
kedudukan sebagai nasabah anggota melaksanakan kegiatan menabung dan
meminjam dalam bentuk kredit kepada koperasi. Pelayanan koperasi kepada
anggota yang menabung dalam bentuk simpanan wajib, simpanan sukarela, dan
deposito, merupakan sumber modal bagi koperasi
Penghimpunan dana dari anggota menjadi modal yang selanjutnya oleh
koperasi disalurkan dalam bentuk pinjaman atau kredit kepada anggota dan calon
anggota. Dengan cara pinjam (KSP) dan atau Unit Usaha Simpan Pinjam (USP)
Koperasi. Dengan cara itulah koperasi melaksanakan fungsi intermediasi dana
milik anggota untuk disalurkan dalam bentuk kredit kepada anggota yang
membutuhkan. Penyelenggaraan kegiatan simpan pinjam oleh koperasi
dilaksanakan dalam bentuk/wadah koperasi simpan pinjam.
Pengertian dari koperasi simpan pinjam menurut Kasmir (2007) dalam
bukunya ”Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya” menyatakan bahwa “Koperasi
adalah badan usaha yang dapat dikategorikan sebagai lembaga pembiayaan”.
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1995 tentang Pelaksanaan
Kegiatan Usaha Simpan Pinjam, kegiatan usaha simpan pinjam adalah kegiatan
yang dilakukan untuk menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut
melalui usaha simpan pinjam dari dan untuk anggota koperasi yang bersangkutan,
calon anggota koperasi yang bersangkutan, koperasi yang bersangkutan, koperasi
lain atau anggotanya. Landasan ideal koperasi Indonesia adalah Pancasila.
Pancasila akan menjadi pedoman yang mengarahkan semua tindakan koperasi dan
organisasi-organisasi lainnya dalam mengemban fungsinya masing-masing di
tengah-tengah masyarakat .
piutang usaha dan piutang bukan usaha. Piutang usaha adalah piutang
yang timbul dari transaksi penjualan produk koperasi. sementara piutang
bukan usaha adalah piutang yang timbul bukan dari aktivitas usaha
koperasi. termasuk dalam kedua kelompok ini adalah:
a. Persekot dalam kontrak pembelian
b. Klaim terhadap perusahaan angkutan atas barang yang rusak atau
Hilang
c. Klaim terhadap perusahaan asuransi atas kerugian yang
dipertanggungjawabkan.
d. Klaim terhadap karyawan koperasi
e. Klaim terhadap restitusi pajak
f. Piutang Dagang
3. Piutang Karyawan
Piutang karyawan adalah tagihan koperasi kepada karyawan koperasi.
Biasanya pembayaran piutang karyawan dilakukan melalui pemotongan
gaji pada bulan berikutnya.
hati dalam menagih piutang dari pelanggan. Apabila pelanggan tidak dapat
membayar piutang pada saat jatuh tempo maka sebaiknya perusahaan
memberi waktu sampai jangka waktu tertentu yang dianggap wajar
sebelum menerapkan prosedur-prosedur penagihan piutang yang telah
ditetapkan perusahaan
Dengan demikian Kebijakan pengumpulan piutang menurut
Mohammad Muslich (2006:116) mengemukakan didalam kebijaksanaan
ditentukan sistem penagihan yang harus dilakukan oleh konsekuensi biaya
penagihan yang cukup besar. Tetapi penagihan yang intesif menyebabkan
pula jumlah piutang yang tertagih lebih banyak, kerugian karena Bad debt
berkurang dan periode penagihan semakin cepat.
Sejumlah Tekinik penagihan piutang yang biasanya dilakukan oleh
perusahaan bila mana langganan atau pembeli belum membayar sampai
dengan waktu yang telah ditentukan adalah sebagai berikut :
a. Melalui Surat
Bila mana waktu pembayaran hutang dari langganan sudah lewat
beberapa hari tetapi juga belim dilakukan pembayaran, maka
perusahaan dapat mengirimkan surat dengan nada “ mengingat”
(menegur) langganan tesebut bahwa hutangnya suda jatuh tempo apa
bila hutang tersebut belum juga dibayar setelah beberapa hari surat
dikirimkan, maka dapat dikirimkan surat kedua dengan nada yang
lebih keras.
b. Melalui Telepon
Apabila setelah dikirimkan surat teguran ternyata hutang-hutang
tersebut belum juga dibayar, maka bagian kredit dapat menelepon
langganan secara pribadi memintanya untuk segera melakukan
pembayaran, kalua dari hasil pembicaraan tersebut ternyata misalnya
pelanggan mempunyai alas an yang dapat ditrima maka mungkin
perusahaan dapat memberikan perpanjangan sampai suatu jangka
waktu tertentu.
c. Tekinik Penagihan Piutang
16
2. Kebijakan Kredit
Kebijakan kredit suatu perusahaan merupakan suatu alat
persaingan dengan perusahaan-perusahaan lain. Perluasan pemberian
kredit ini hamper sama dengan kebijakan pengurangan harga perusahaan.
Antara kebijakan kredit suatu perusahaan dengan tingkat penjualanya
terdapat hubungan yang erat. Manajemen keuangan dari perusahaan itu
yang menetapkan kebijakan kredit.
a. Standar Kredit
Adalah kualitas minimal kelayakan kredit seorang pemohonan kredit
yang dapat diterima oleh perusahaan. Dengan adanya standar tersebut,
perusahaan dapat meningkatkan pinjaman melalui pemberi kredit
namun tidak menimbulkan resiko piutang tak tertagih yang berlebihan.
Perusahaan harus menetapkan standar kredit yang tepat, yang lebih
besar manfaatnya yang akan diperoleh perusahaan dari pada biaya
yang akan dikeluarkan perusahaan dengan adanya standar kredit
tersebut.
b. Syarat Kredit
Suatu syarat kredit menetapkan adanya periode diamana kredit yang
diberikan dan potongan tunai bila ada untuk pembayaran yang lebih
awal. Menurut Adisaputra (2003:72) faktor yang mempengaruhi syarat
kredit adalah :
1) Sifat ekonomi penduduk
2) Kondisi penjualan
3) Kondisi pembeli
17
4) Periode kredit
5) Potongan tunai
6) Tingkat bunga bebas resiko (tingkat bunga bank)
c. Kebijakan Kredit
Kebijakan kredit adalah sekumpulan keputusan yang meliputi :
1) Masa kredit
Merupakan jangka waktu yang diberikan kepada pembeli untuk
melunasi pembelinya.
2) Potongan harga yang diberikan untuk membayar lebih cepat
Termasuk presentase potongan harga dan seberapa cepat
pembayaran dilakukan untuk mendapatkan potongan.
3) Standar kredit
Yang memiliki arti kekuatan keuangan dan kelayakan kredit
yang di syaratkan atas pelanggan yang menerima fasilitas
kredit.
4) Kebijakan penagihan
Yang diukur oleh seberapa keras atau lunaknya perusahaan
dalam usaha menagih akun-akun yang lambat pembayaran.
Agar tujuan pengelolaan piutang dapat berjalan dengan baik dan
dapat menekan tingkat piutang tak tertagih semaksimal mungkin, maka
ada beberapa faktor atau prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan oleh
pihak pimpinan perusahaan yaitu (Adisaputra,2003:85)
a. Character (Karakter)
Menunjukan kemungkinan atau probalitas dari langganan untuk secara
untuk memenuhi kewajiban -kewajiban yaitu melihatkan dan
memperhatikan sifat pribadi, cara hidup, status sosial dan lain-lain. Hal
ini penting karena berkaitan dengan keinginan untuk membayar.
b. Capacity (Kemampuan)
Yaitu kemampuan langganan untuk membayar hutang tepat pada
waktunya sesuai dengan perjanjian sebelum kredit diberikan.
c. Capital (Kapital)
18
lingkungan dan hak sipil, sementara yang lainnya berkaitan erat dengan
akuntansi seperti peraturan pajak penghasilan dan kecurangan.
Tujuan pengendalian internal Menurut Gondodiyoto dan hendarti
(2006:144) tujuan dari pengendalian internal adalah untuk melindungi harta milik
perusahaan, memeriksa kecermatan dan kehandalan data akuntansi, meningkatkan
efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijakan manajemen.
Menurut COSO (Committee of Sponsoring Organizations) yang dikutip
Haryono (2010:253) manajemen menerapkan pengendalian internal yang
bermanfaat memberikan keyakinan yang memadai untuk mencapai tiga kategori
tujuan :
1. Keandalan Informasi Keuangan.
2. Keseuaian dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku
3. Efektifitas dan efisiensi operasi
Menurut Hall (2007:182) Strktur pengendalian internal terdiri atas tiga
tingkat pengendalian yaitu :
1. Pengendalian Pencegahan.
2. Pengendalian Pemeriksa
3. Pengendalian Perbaikan
Menurut Homgen dan Harrison ( 2007 : 390 ) menyatakan bahwa
pengendalian internal adalah rencana organisasional dan semua tindakan terkait
yang dirancang untuk :
1. Mengamankan Aktifa
2. Mendorong karyawan untuk mengikuti kebijakan perusahaan
3. Meningkatkan efisiensi operasi
4. Memastikan catatan akuntansi yang akurat.
c. Pengendalian fisik.
d. Pemisahan tugas.
4. Informasi dan Komunikasi
Sistem informasi yang relevan dengan tujuan pelaporan keuangan,
yang mencakup sistem akuntansi, terdiri dari metode dan catatan yang
dibangun untuk mencatat, mengolah, meringkas, dan melaporkan transaksi
entitas (termasuk peristiwa dan keadaan) dan untuk menyelenggarakan
akuntabilitas terhadap aktiva, utang, ekuitas yang bersangkutan. Sistem
informasi mencakup metode dan catatan yang digunakan untuk:
a. Mengidentifikasi dan mencatat semua transaksi yang sah.
b. Menjelaskan pada saat yang tepat transaksi secara cukup rinci
untuk memungkinkan penggolongan semestinya transaksi untuk
pelaporan keuangan.
c. Mengukur nilai transaksi dengan cara sedemikian rupa sehingga
memungkinkan pencatatan nilai moneter semestinya dalam laporan
keuangan.
d. Menentukan periode waktu terjadinya transaksi untuk
memungkinkan pencatatan transaksi dalam periode akuntansi
semestinya.
e. Menyajikan transaksi semestinya dan pengungkapan yang
berkaitan dalam laporan keuangan.
5. Pemantuan
Pemantauan adalah proses penetapan kualitas kinerja pengendalian
intern sepanjang waktu. Pemantauan mencakup penentuan desain dan
operasi pengendalian tepat waktu dan tindakan perbaikan yang dilakukan.
Dalam banyak entitas, auditor intern atau personel yang melaksanakan
fungsi semacam itu, membantu untuk melakukan pemantauan atas
aktivitas entitas melalui evaluasi secara terpisah.
Menurut COSO (2013) dalam Nurnaluri (2019:385-386) suatu Sistem
Pengendalian Intern yang efektif harus memenuhi lima komponen utama
yang saling berkaitan, lima komponen pengendalian intern tersebut adalah:
1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment).
27
NO NAMA
JUDUL METODE HASIL PENELITIAN
PENELITI
33
34
yang digunakan peneliti dalam penelitian ini yaitu jenis data kualitatif.
Penelitian diperlukan data yang diperoleh dari hasil wawancara pada
narasumber serta dokumentasi pendukung berupa gambaran umum dan
strukur organisasi Koperasi Bintang Timur, serta dokumen pendukung
lainya terkait dengan sistem pengendalian internal piutang anggota.
SUMBER Triangulasi
DATA Collecting
Dara Display Transkripsi dan
Observasi & Dokumentasi
Interpretasi (Inti Analisis )
(Pra-Analisis )
40
41