Anda di halaman 1dari 67

1

TUGAS AKHIR

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS PADA PT. INDOCEMENT TUNGGAL


PRAKARSA Tbk PERIODE 2015 – 2017

OLEH :

RIZKA AMINI RHAE


152101008

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan


Pendidikan pada Program Studi Diploma III

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


i

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya

yang telah memberikan pengetahuan, pengalaman, kekuatan dan kesempatan

kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini yang berjudul

“Analisis Rasio Likuiditas pada PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk

Periode 2015 -2017”. Tugas Akhir ini merupakan syarat wajib bagi setiap

mahasiswa agar dapat menyelesaikan Program Studi Diploma III Keuangan,

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, peneliti banyak mendapat bimbingan

dan arahan dari berbagai pihak sehingga pada kesempatan ini peneliti ingin

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ramli SE, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Raja Bongsu Hutagalung, M.Si selaku Ketua Program Studi

D III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Yasmin Chairunisa Muchtar, SP, MBA selaku Sekretaris Program

Studi D III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera

Utara sekaligus Dosen Pembimbing yang selalu memberikan saran-saran

serta petunjuk dan bimbingan kepada peneliti.

4. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si selaku dosen penguji yang telah

memberikan saran dan masukan untuk Tugas Akhir ini.

5. Seluruh Dosen Pengajar dan Pegawai di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ii

6. Teristimewa kepada kedua orang tua peneliti, yaitu Ayahanda tercinta

Arief Effendi dan Ibunda tercinta Rahmah Hayani Munthe serta yang telah

memberikan segalanya kepada peneliti, dari kasih sayang, perhatian,

pengorbanan serta dorongan semangat sehingga peneliti dapat

menyelesaikan pendidikan pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara dan doa yang tiada hentinya kepada peneliti dengan tulus

dan ikhlas.

Atas bantuan dan dorongan tersebut, peneliti hanya bisa berdoa semoga

amal baik yang telah diberikan kiranya dibalas oleh Allah SWT, dan peneliti

berharap semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, 27 Agustus 2018


Peneliti

Rizka Amini Rhae


NIM. 152101008

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


iii

DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR
KATA PENGANTAR ................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................. 3
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................. 4
1.5 Jadwal Penelitian.................................................................... 4
1.6 Sistematika Penelitian ............................................................ 5

BAB II PROFIL PERUSAHAAN


2.1 Sejarah Singkat Perusahaan .................................................... 7
2.2 Visi dan Misi Perusahaan ....................................................... 10
2.2.1 Visi ............................................................................... 11
2.2.2 Misi ............................................................................... 11
2.3 Struktur Organisasi Perusahaan .............................................. 11
2.4 Jaringan Usaha/Kegiatan ........................................................ 22
2.5 Kinerja Usaha Terkini ............................................................ 26
2.6 Rencana Kegiatan .................................................................. 27

BAB III PEMBAHASAN


3.1 Laporan Keuangan ................................................................. 29
3.1.1 Tujuan Laporan Keuangan ............................................ 30
3.1.2 Sifat Laporan Keuangan ................................................ 30
3.1.3 Keterbatasan Laporan Keuangan ................................... 31
3.1.4 Pihak-Pihak yang Memerlukan Laporan Keuangan ....... 31
3.1.5 Jenis Laporan Keuangan ............................................... 34
3.2 Analisis Laporan Keuangan .................................................... 36
3.2.1 Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan .......... 37
3.3 Analisis Rasio Keuangan ........................................................ 38
3.3.1 Jenis-Jenis Rasio Keuangan ......................................... 38
3.3.2 Analisis Rasio Likuiditas.............................................. 40
3.3.2.1 Pengertian Rasio Likuiditas .............................. 40
3.3.2.2 Tujuan dan Manfaat Rasio Likuiditas ................ 40
3.3.2.3 Jenis Rasio Likuiditas ........................................ 42
3.4 Analisis Rasio Likuiditas Perusahaan ..................................... 44
3.5 Perbandingan dengan Perusahaan Sejenis ............................... 51

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


iv

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN


4.1 Kesimpulan ............................................................................ 57
4.2 Saran ...................................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 59

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


v

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Jadwal Observasi dan Penyusunan Tugas Akhir ........................... 5


3.1 Indikator Rasio Likuiditas ............................................................ 44
3.2 Laporan Posisi Keuangan PT. Indocement Tunggal Prakarsa
Tbk Periode 2015 hingga 2017 ..................................................... 45
3.3 Rasio Likuiditas PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk tahun
2015 hingga 2017 ......................................................................... 51
3.4 Laporan Posisi Keuangan PT. Holcim Indonesia Tbk Periode
2015 hingga 2017 ......................................................................... 52
3.5 Rasio Likuiditas PT. Holcim Indonesia Tbk tahun 2015 Hingga
2017 ............................................................................................. 54

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


vi

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Logo PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk ................................ 10


2.2 Struktur Organisasi PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk .......... 12

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


vii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berkembangnya dunia usaha yang sejalan dengan pertumbuhan ekonomi

baik yang bergerak dalam bidang perdagangan, jasa, maupun industri. Setiap

perusahaan yang didirikan masing-masing mempunyai maksud dan tujuan

tertentu. Pada umumnya tujuan utama sebuah perusahaan adalah untuk

mendapatkan laba atau keuntungan agar dapat mengembangkan dan

mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan sampai masa yang akan datang.

Tujuan tersebut akan tercapai tentunya apabila setiap tingkat operasional

perusahaan dilakukan secara teliti dan akurat.

Perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, selalu berkaitan

erat dengan masalah keuangan. Untuk mengukur berhasil tidaknya usaha yang

dijalankan perusahaan, efek dana yang diinvestasikan bagi perkembangan

perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan.

Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan

perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Setelah laporan

keuangan disusun berdasarkan data yang relevan, serta dilakukan dengan

perosedur akuntansi dan penilaian yang benar, akan terlihat kondisi keuangan

perusahaan yang sesungguhnya. Agar laporan keuangan menjadi lebih berarti

sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh berbagai pihak, perlu dilakukan

analisis laporan keuangan. Cara yang dapat dilakukan untuk menganalisa laporan

keuangan adalah dengan analisis rasio keuangan, yaitu kegiatan membandingkan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2

angka-angka yang ada dalam laporan keuangan, dan salah satu analisa yang

popular dikalangan akademisi dan praktisi adalah analisa rasio likuiditas, yakni

rasio yang digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan untuk membayar

utang atau kewajibannya.

Rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara

tepat waktu (Syahyunan, 2015 : 96). Hal ini berarti apabila perusahaan ditagih,

perusahaan akan mampu untuk memenuhi utang tersebut terutama utang yang

sudah jatuh tempo. Dapat dikatakan bahwa kegunaan rasio ini adalah untuk

mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayai dan memenuhi kewajiban

(utang) pada saat ditagih.

Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti merasa tertarik untuk

membuat penelitian mengenai rasio likuiditas dari laporan keuangan salah satu

perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), peneliti memutuskan

untuk meneliti PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) adalah perusahaan yang

bergerak dibidang industri semen yag merupakan salah satu Industri Manufaktur

terbesar di Indonesia, PT. Indocement Tunggal Prakarsa memiliki delapan belas

anak perusahaan yang bergerak dalam beberapa bidang usaha yang meliputi

pabrikasi dan penjualan semen (sebagai usaha inti) dan beton siap-pakai, serta

sektor-sektor pendukung kegiatan usaha Perseroan.

Adapun laporan keuangan dari perusahaan tersebut adalah berbentuk

konsolidasi karena PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk memiliki banyak anak

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3

perusahaan. Perlu dijelaskan laporan keuangan konsolidasi adalah laporan yang

menyajikan posisi keuangan dan hasil dari sebuah grup perusahaan, terdiri dari

induk perusahaan dan satu atau lebih anak perusahaan yang bergabung sebagai

satu perusahaan.

PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk adalah salah satu perusahaan yang

ingin menghitung laporan kinerja keuangannya dan ingin mempertahankan tingkat

kemajuan kinerja keuangan perusahaannya yang nantinya diharapkan akan dapat

digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan agar

mendorong kinerja keuangan perusahaan lebih baik kedepannya.

Dari uraian ini, maka peneliti tertarik untuk memilih judul “Analisis

Rasio Likuiditas Pada PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Periode 2015–

2017”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka yang

menjadi rumusan masalah penelitian adalah “Bagaimana tingkat rasio likuiditas

PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk periode 2015 – 2017?”

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

dan menganalisis tingkat rasio likuiditas pada PT. Indocement Tunggal Prakarsa

Tbk periode 2015 – 2017.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4

1.4 Manfaat penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian diharapkan tidak hanya bagi

peneliti, namun juga bagi perusahaan dan pihak lainnya. Adapun manfaat yang

ingin diperoleh adalah :

1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi untuk

dipergunakan sebagai bahan masukan khususnya dalam bidang keuangan

untuk melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu ke

waktu dengan membandingkannya selama beberapa periode.

2. Bagi Peneliti

Agar dapat mengembangkan ilmu yang diperoleh selama mengikuti

perkuliahan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

ke praktek yang sesungguhnya.

3. Bagi Pihak Lain

Sebagai referensi bagi peneliti berikutnya yang memiliki pembahasan

yang serupa dan untuk menambah pengetahuan mengenai topik yang di

bahas.

1.5 Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui website Bursa Efek Indonesia

(www.idx.co.id) dan website resmi PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk

(www.indocement.co.id). Jadwal kegiatan disajikan pada tabel berikut ini.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5

Tabel 1.1
Jadwal Observasi dan Penyusunan Tugas Akhir
Juni 2018 Juli 2018
NO Kegiatan
I II III IV I II III IV

1 Pengajuan Judul

2 Pengumpulan Data

3 Penyusunan Tugas Akhir

4 Bimbingan Tugas Akhir

5 Penyelesaian Tugas Akhir

1.6 Sistematika Penelitian

Pada penelitian ini sistematika pembahasan terdiri dari :

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis membahas latar belakang masalah

yang menjadi dasar dalam penulisan, rumusan masalah,

tujuan dan manfaat penelitian, rencana penulisan yang

meliputi jadwal kegiatan dan sistematika penelitian.

BAB II : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Dalam bab ini data yang dikemukakan penulis adalah

seputar perusahaan yang menjadi objek penelitian, dimulai

dari sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi

perusahaan, jaringan usaha atau kegiatan perusahaan,

kinerja usaha terkini perusahaan, serta yang terakhir

adalah mengenai rencana-rencana kegiatan perusahaan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


6

BAB III : ANALISA DAN EVALUASI

Dalam bab ini peneliti membahas pokok persoalan terkait

judul Tugas Akhir dan menganalisis data-data yang

didapatkan dari hasil pengujian.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bab terakhir dari hasil penelitian yang

telah dianalisa. Pada bab ini akan ditarik kesimpulan dari

apa yang telah diuraikan dalam Tugas Akhir ini dan

peneliti akan mencoba memberikan saran yang sekiranya

bermanfaat bagi perusahaan di masa yang akan datang.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


7

BAB II

PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk

2.1 Sejarah Singkat Perusahaan

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (IDX: INTP) diawali pada 1975

dengan rampungnya pendirian pabrik Indocement yang pertama di Citeureup,

Bogor, Jawa Barat. Pada Agustus 1975, pabrik yang didirikan PT Distinct

Indonesia Cement Enterprise (DICE) dan memiliki kapasitas produksi terpasang

tahunan 500.000 ton ini mulai beroperasi.

Dalam kurun waktu sepuluh tahun setelah beroperasinya pabrik pertama,

Perseroan membangun tujuh pabrik tambahan sehingga kapasitas produksi

terpasangnya meningkat menjadi sebesar 7,7 juta ton per tahun. Peningkatan

tersebut turut membantu penyediaan pasokan semen bagi pembangunan di

Indonesia yang semula merupakan negara importir semen, berubah menjadi

Negara yang mampu mengekspor semen.

Kedelapan pabrik tersebut dikelola dan dioperasikan oleh enam

perusahaan berbeda, yaitu:

1. PT Distinct Indonesia Cement Enterprise (DICE);

2. PT Perkasa Indonesia Cement Enterprise (PICE);

3. PT Perkasa Indah Indonesia Cement Putih Enterprise (PIICPE);

4. PT Perkasa Agung Utama Indonesia Cement Enterprise (PAUICE);

5. PT Perkasa Inti Abadi Indonesia Cement Enterprise (PIAICE);

6. PT Perkasa Abadi Mulia Indonesia Cement Enterprise.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


8

Perkembangan Perseroan berlanjut dengan didirikannya PT Indocement

Tunggal Prakarsa pada tanggal 16 Januari 1985 berdasarkan akta pendirian No.

227 dibuat di hadapan Notaris Ridwan Suselo, S.H., Notaris Publik di Jakarta,

yang disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat

Keputusan No. C2-2876HT.01.01.Th.85 tanggal 17 Mei 1985 dan diumumkan

dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 57, Tambahan No. 946 tanggal 16

Juli 1985.

PT Indocement Tunggal Prakarsa didirikan untuk melebur keenam

perusahaan tersebut dan mengelola serta mengoperasikan kedelapan pabriknya

dalam satu manajemen yang terpadu. Akta pendirian Indocement kemudian

mengalami perubahan dengan akta notaris No. 81 dibuat di hadapan Benny

Kristianto, S.H., Notaris Publik di Jakarta yang disahkan oleh Menteri Kehakiman

Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-3641HT.01.04.Th.85 tanggal

15 Juni 1985 dan menetapkan bahwa semua saham ekuitas yang dimiliki keenam

perusahaan berbeda tersebut telah diakuisisi oleh Indocement melalui penerbitan

sahamnya sendiri.

Pada 1989, PT Indocement Tunggal Prakarsa melakukan Penawaran

Umum Saham Perdana dan menjadi perusahaan publik serta menyesuaikan

namanya menjadi PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Perseroan pertama kali

mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode “INTP” pada

5 Desember 1989. Kantor pusat Perseroan berlokasi di Wisma Indocement, lantai

13, Jl. Jenderal Sudirman, Kav. 70-71, Jakarta Selatan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


9

Guna mengantisipasi pertumbuhan pasar yang semakin kuat, Indocement

terus berupaya menambah jumlah pabriknya untuk meningkatkan kapasitas

produksi.

Perseroan mengakuisisi Plant 9 pada 1991 dan menyelesaikan

pembangunan Plant 10 di Palimanan, Cirebon, Jawa Barat pada 1996. Selanjutnya

pada 1997, Plant 11 selesai dibangun di Citeureup, Bogor, Jawa Barat.

Pada 29 Desember 2000, dari hasil merger antara Perseroan dengan PT

Indo Kodeco Cement (IKC), maka Perseroan menjadi pemilik pabrik semen di

Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Selatan. Pabrik tersebut menjadi pabrik Perseroan

kedua belas Plant 12.

Pada Oktober 2016, Perseroan mulai mengoperasikan pabrik ketiga belas

yang disebut “Plant 14” di Kompleks Pabrik Citeureup, yang merupakan pabrik

semen terintegrasi terbesar milik Indocement dengan kapasitas desain terpasang

mencapai 4,4 juta ton semen per tahun dan juga merupakan pabrik semen terbesar

yang pernah dibangun oleh Indocement dan HeildelbergCement Group.

Dengan rampungnya Plant 14, saat ini Perseroan telah mempunyai 13

pabrik dengan total kapasitas produksi tahunan sebesar 24,9 juta ton semen.

Sepuluh pabrik berlokasi di Kompleks Pabrik Citeureup, Bogor, Jawa Barat; dua

pabrik di Kompleks Pabrik Palimanan, Cirebon, Jawa Barat; dan satu pabrik di

Kompleks Pabrik Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Selatan.

Struktur korporasi Indocement telah semakin berkembang dengan

pendirian perusahaan baru dan akuisisi saham perusahaan-perusahaan yang dapat

menunjang kegiatan usahanya. Saat ini Perseroan memiliki lima entitas anak

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


10

pemilikan langsung dan menambah jumlah entitas anak pemilikan tidak langsung

dari sembilan pada 2015 menjadi dua belas pada 2016. Perseroan dan kedua belas

entitas anaknya ini bergerak dalam beberapa bidang usaha yang meliputi pabrikasi

dan penjualan semen (sebagai usaha inti) dan beton siap-pakai, tambang agregat

dan trass, serta sektor-sektor pendukung kegiatan usaha Perseroan seperti

pelayaran, investasi, penyediaan tenaga kerja dan pengelola aset non-produktif.

Disamping itu, Perseroan juga mempunyai dua entitas asosiasi yang masing-

masing bergerak dalam pengelolaan Kawasan Industri di Kompleks Pabrik

Citeureup dan penambangan tanah liat dan batu kapur.

Logo Perusahaan

Sumber : PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, 2018

Gambar 2.1
Logo PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk

2.2 Visi dan Misi Perusahaan

Visi dan Misi merupakan salah satu unsur kelengkapan yang harus ada

dan dimiliki oleh sebuah perusahaan. Sebab, kedua komponen ini menjadi arah

dan dijadikan pedoman atas semua proses pengambilan keputusan yang hendak

dilakukan perusahaan tersebut. Berikut adalah visi dan misi PT. Indocement

Tunggal Prakarsa Tbk :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


11

2.2.1 Visi

Menjadi produsen semen terkemuka di Indonesia, pemain pasar beton

siap-pakai di Pulau Jawa dan Sumatera Selatan, serta pemain nomor satu

dipasar agregat di Jabodetabek.

2.2.2 Misi

Kami berkecimpung dalam bisnis penyediaan semen dan bahan

bangunan berkualitas dengan harga kompetitif dan tetap memerhatikan

pembangunan berkelanjutan.

2.3 Struktur Organisasi Perusahaan

Stuktur organisasi PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dirancang

berdasarkan bentuk organisasi lini dan staf. Kekuasaan tertinggi dipegang oleh

Dewan Komisaris, sedangkan eksekutif diserahkan kepada Dewan Direksi.

Dewan Direksi dipilih dan atau diberhentikan oleh Dewan Komisaris yang

diputuskan dalam rapat umum pemegang (RUPS). Dalam menjalankan tugas

dan fungsinya, Dewan Direksi dibantu oleh beberapa manajer yang ditunjuk

untuk memimpin beberapa divisi yang memiliki sistem operasional berbeda

yang masing-masing bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya.

Untuk lebih jelasnya bagan struktur organisasi dapat dilihat pada

lembaran berikutnya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


12

Sumber : PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, 2018

Gambar 2.2
Data Struktur Organisasi PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk

Uraian tugas dan tanggung jawab dari tiap-tiap bagian diuraikan sebagai

berikut :

1. Dewan Komisaris

a. Melakukan pengawasan atas operasi perusahaan, pengurusan

perusahaan dan kegiatan usaha Perseroan serta melakukan

pengawasan dan memberikan nasihat dan rekomendasi kepada

Direksi untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan

tujuan Perseroan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


13

b. Bertanggung jawab atas kerugian Perseroan yang disebabkan oleh

kelalaian atau kesengajaan dalam pelaksanaan tugas mereka.

c. Wajib menyelenggarakan RUPS Tahunan dan RUPS lainnya sesuai

dengan kewenangannya sebagaimana diatur dalam peraturan

perundang- undangan dan anggaran dasar.

d. Melakukan evaluasi tahunan atas kinerja Komite Audit dan Komite

Nominasi dan Remunerasi.

2. Komite Audit

a. Mengkaji dan mendiskusikan dengan manajemen dan auditor

independen tentang draft laporan keuangan tahunan yang telah

diaudit dan laporan keuangan triwulanan dan informasi keuangan

lainnya yang akan diterbitkan.

b. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai

penunjukan auditor independen untuk memeriksa dan mengawasi

rekening serta laporan keuangan Perseroan dengan

mempertimbangkan lingkup independensi audit dan biaya. Ketua

Komite terlebih dahulu harus menyetujui jasa non-audit tertentu

yang diberikan oleh auditor independen kepada Perseroan sesuai

dengan peraturan OJK.

c. Mendiskusikan dengan manajemen dan auditor independen setiap

masalah audit dan tanggapan manajemen, termasuk memberikan

pendapat yang independen dalam hal ada terjadi perbedaan pendapat

antara manajemen dan auditor independen.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


14

d. Mendiskusikan dengan manajemen dan auditor independen praktik-

praktik penilaian dan manajemen risiko serta hasil penilaian auditor

independen atas transaksi yang mengandung benturan kepentingan

dan transaksi dengan pihak terkait, serta memberikan rekomendasi

kepada Dewan Komisaris mengenai potensi terjadinya transaksi

benturan kepentingan berdasarkan informasi yang disampaikan oleh

Direktur Keuangan, Internal Audit, atau Auditor Independen.

e. Mengawasi sistem pengendalian internal Perseroan dengan

meninjau ruang lingkup Internal Audit dan hasil kajian auditor

independen atas pengendalian internal, temuan dan rekomendasi

yang signifikan bersama dengan tanggapan manajemen.

f. Mengawasi kegiatan pelaporan keuangan Perseroan, termasuk

laporan tahunan, prinsip-prinsip akuntansi serta perubahan

akuntansi yang signifikan dan keputusan akuntansi utama yang

mempengaruhi laporan keuangan Perseroan. Menelaah fungsi

Internal Audit, yang meliputi:

1. Tujuan, kewenangan dan alur pelaporan di dalam organisasi.

2. Rencana audit tahunan, dan susunan kepegawaian.

3. Temuan audit, tanggapan dan tindaklanjut manajemen.

g. Memperoleh informasi dan mengkaji independensi perusahaan audit

dan masalah material yang diangkat oleh auditor independen,

sedikitnya setahun sekali.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


15

h. Meninjau hal-hal yang berkaitan dengan proses dan program

kepatuhan dan secara umum bersama penasihat umum dan

kepatuhan Perseroan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

i. Bekerja sama dengan Sekretaris Perseroan dan mengawasi

penanganan keluhan atas proses pelaporan akuntansi dan keuangan,

seperti di bawah ini:

1. Keluhan yang berkaitan dengan akuntansi Perseroan dan hal-hal

berkenaan akuntansi atau pembukuan yang dipertanyakan harus

dilaporkan kepada komite.

2. Komite akan mengawasi prosedur untuk penerimaan,

penyimpanan dan penanganan pengaduan tentang hal-hal yang

berkenaan dengan akuntansi, kontrol akuntansi internal, atau

masalah audit.

j. Menjaga kerahasiaan dokumen, data dan informasi Perusahaan.

3. Komite Nominasi & Remunerasi

Berkaitan dengan fungsi nominasi:

a. Menyusun dan memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris

mengenai:

1. Komposisi jabatan anggota Direksi dan/atau anggota Dewan

Komisaris

2. Kebijakan dan kriteria yang dibutuhkan dalam proses nominasi

3. Kebijakan evaluasi kinerja bagi anggota Direksi dan/atau anggota

Dewan Komisaris.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


16

b. Membantu Dewan Komisaris melakukan penilaian kinerja anggota

Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris berdasarkan tolak ukur

yang telah disusun sebagai bahan evaluasi.

c. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai

program pengembangan kemampuan anggota Direksi dan/atau Dewan

Komisaris.

d. Memberikan usulan calon yang memenuhi syarat sebagai anggota

Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris kepada Dewan Komisaris

untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham.

Berkaitan dengan fungsi remunerasi:

1. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai:

a. Struktur remunerasi.

b. Kebijakan atas remunerasi.

c. Besaran atas remunerasi.

2. Membantu Dewan Komisaris melakukan penilaian kinerja dengan

kesesuaian remunerasi yang diterima masing-masing anggota

Direksi dan/atau Dewan Komisaris.

4. Direksi

a. Melakukan pengurusan perusahaan sesuai dengan maksud dan tujuan

Perseroan sebagaimana diatur dalam anggaran dasar Perseroan.

b. Menyusun rencana pengembangan Perseroan dan rencana kerja

tahunan sebelum dimulainya tahun anggaran berikutnya, yang juga

meliputi anggaran tahunan Perseroan untuk tahun anggaran

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


17

berikutnya. Rencana kerja tahunan wajib disampaikan kepada Dewan

Komisaris untuk disetujui. Dalam hal Direksi tidak menyampaikan

rencana kerja tahunan, rencana kerja tahunan sebelumnya harus

dijalankan.

c. Mempersiapkan sistem akuntansi Perseroan berdasarkan prinsip-

prinsip pengendalian internal, khususnya pemisahan fungsi

manajemen, fungsi pencatatan, fungsi penyimpanan serta fungsi

pengawasan.

d. Mengadakan RUPS tahunan dan RUPS lainnya sebagaimana diatur

dalam peraturan yang berlaku dan anggaran dasar.

e. Menyiapkan daftar pemegang saham, daftar khusus, risalah RUPS dan

risalah rapat Direksi.

f. Menyiapkan laporan tahunan dan laporan keuangan Perseroan.

g. Menjaga semua daftar, risalah rapat, dan dokumen keuangan

Perseroan.

h. Menyampaikan laporan kepada Perseroan mengenai saham yang

dimiliki oleh masing-masing anggota Direksi, dan/ atau kerabat

mereka di Perseroan di dalam daftar khusus.

5. Komite Keselamatan

a. Menyiapkan arah dan merumuskan strategi yang efektif dan rencana

aksi yang bisa diterapkan di antara manajemen lini.

b. Menyiapkan sistem harmonisasi keselamatan, serta tujuan dan target

yang selaras, untuk mengawasi organisasi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


18

c. Membantu membangun semangat dan budaya yang seragam dalam

meningkatkan kinerja keselamatan, sejalan dengan tujuan keselamatan

kelompok.

d. Memberikan dukungan yang diperlukan untuk manajemen lini untuk

memastikan terlaksananya program peningkatan keselamatan

perseroan secara meluas.

e. Melakukan pengawasan dalam rangka kinerja keselamatan secara

menyeluruh dan menentukan tingkat pentingnya bagi perbaikan.

6. Sekretaris Perusahaan

a. Mengikuti perkembangan Pasar Modal khususnya peraturan

perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal.

b. Memberikan masukan kepada Direksi dan Dewan Komisaris

Perseroan untuk mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan

di bidang Pasar Modal.

c. Membantu Direksi dan Dewan Komisaris dalam pelaksanaan tata

kelola perusahaan yang meliputi:

1. Keterbukaan informasi kepada masyarakat, termasuk ketersediaan

informasi pada situs web Perseroan.

2. Penyampaian laporan kepada OJK tepat waktu.

3. Penyelenggaraan dan dokumentasi Rapat Umum Pemegang

Saham.

4. Penyelenggaraan dan dokumentasi rapat Direksi dan/atau Dewan

Komisaris.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


19

5. Pelaksanaan program orientasi terhadap perusahaan bagi Direksi

dan/atau Dewan Komisaris.

d. Sebagai penghubung antara Perseroan dengan pemegang saham

Perseroan, Otoritas Jasa Keuangan, dan pemangku kepentingan

lainnya.

7. Internal Audit Division

a. Untuk membantu semua anggota manajemen dalam pelaksanaan

tanggung jawab secara efektif dengan cara:

1. Memberikan analisa dan penilaian yang obyektif mengenai

kegiatan yang dikaji ulang.

2. Mengidentifikasi berbagai operasi dan praktik yang baik sebagai

sharing.

3. Mengidentifikasi kelemahan/ kekurangan desain sistem.

4. Mengkaji ulang efektivitas prakarsa mitigasi risiko.

5. Mengkaji ulang efektivitas implementasi tata kelola perusahaan.

b. Menilai desain, efektivitas dan penerapan pengendalian administrasi,

keuangan, operasi dan keamanan serta keandalan dan integritas data

terkait yang dikembangkan dan dilaporkan oleh Perseroan.

c. Mengevaluasi kecukupan dari kepatuhan terhadap rencana, kebijakan

dan prosedur dan kepatuhan Perseroan terhadap peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

d. Memastikan kecukupan kontrol untuk menjaga aset Perseroan dan, jika

dipandang tepat, memverifikasi keberadaan aset.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


20

e. Melakukan audit khusus yang ditugaskan langsung oleh Manajemen

Perseroan, Direksi atau Komite Audit.

f. Melakukan penilaian terhadap penggunaan yang ekonomis dan efisien

atas sumber daya Perseroan dan membuat rekomendasi yang tepat

untuk manajemen.

g. Memberikan jaminan, serta konsultansi yang bersifat independen dan

objektif, untuk menghasilkan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan

operasional.

h. Menyokong maksud dan tujuan Perseroan melalui pendekatan yang

sistematis, teratur, dan terstruktur dalam mengevaluasi dan

meningkatkan efektivitas manajemen resiko, pengendalian internal, dan

proses tata kelola.

8. Divisi Pembelian

a. Membuat laporan pembelian dan pengembalian barang.

b. Melakukan pengelolaan pengadaan barang melalui perencanaan

sistematis dan terkontrol.

c. Memastikan kesediaan barang / material melalui mekanisme audit /

control stock.

9. Divisi Keuangan

a. Mengelola fungsi akuntansi dalam memproses data dan informasi

keuangan untuk menghasilkan laporan keuangan yang dibutuhkan

Perseroan secara akurat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


21

b. Merencanakan dan mengkoordinasikan pengembangan sistem serta

prosedur keuangan dan akuntansi.

10. Shared Service Center

a. Mengawasi tugas-tugas operasional tertentu, seperti akuntansi, sumber

daya manusia, penggajian, Teknologi Informasi, hukum, kepatuhan,

pembelian, keamanan.

b. Membantu meningkatkan kualitas dan profesionalisme proses bisnis di

Perseroan.

11. Divisi Sistem Informasi Manajemen

a. memelihara perangkat keras, perangkat lunak, penyimpanan data, serta

jejaring yang mencakup keseluruhan infrastruktur perusahaan.

b. Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan,

pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan.

c. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.

12. Divisi Penjualan dan Pemasaran

a. Merencanakan dan merumuskan kebijakan strategis yang menyangkut

pemasaran.

b. Memonitoring dan mengarahkan proses-proses diseluruh divisi

direktorat pemasaran.

c. Mengkoordinir penjualan agar memenuhi target.

d. Menyusun rencana penjualan.

e. Mengikuti dan menganalisa perkembangan pasar.

f. Menganalisa laporan penjualan dan mengadakan evaluasi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


22

g. Memberikan masukan pada direksi dalam memutuskan hal-hal yang

berkaitan dengan penjualan dan pemasaran.

13. Divisi Logistik

a. Mengelola persediaan produk dan mendistribusikan produk.

b. Melakukan pengiriman dan pengambilan produk.

c. Melakukan update informasi produk.

14. Divisi Sumber Daya Manusia

a. Mengkoordinasikan perumusan perencanaan dan

pemberdayaan pegawai Persero.

b. Menyelenggarakan Sistem Informasi SDM dalam suatu database

kepegawaian.

c. Menyelenggarakan administrasi, penempatan, penyimpanan dan

penggunaan peralatan, inventaris, fasilitas Persero.

2.4 Jaringan Usaha/Kegiatan

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk adalah salah satu produsen

semen di Indonesia. Didirikan paada tanggal 16 Januari 1985 berdasarkan akta

pendirian No. 227 dibuat di hadapan Notaris Ridwan Suselo, S.H., Notaris Publik

di Jakarta, yang disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam

Surat Keputusan No. C2-2876HT.01.01.Th.85 tanggal 17 Mei 1985 dan

diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 57, Tambahan No. 946

tanggal 16 Juli 1985.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


23

Indocement merupakan produsen terbesar kedua di Indonesia. Selain

memproduksi semen, Indocement juga memproduksi beton siap-pakai, serta

mengelola tambang agregat dan tras.

PT. Indocement Tuggal Prakarsa saat ini memiliki tiga kompleks pabrik

yang terletak di Pulau Jawa dan Pulau Kalimantan, kompleks pabrik tersebut

adalah:

1. Kompleks Pabrik Citeureup

Kompleks Pabrik Citeureup terletak di Citeureup, Kabupaten Bogor,

Jawa Barat. Kompleks ini merupakan komplek terbesar milik PT

Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dikompleks ini terdapat sepuluh

pabrik yang masih beropersi penuh.

2. Kompleks Pabrik Palimanan

Kompleks ini terletak di Palimanan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.

Kompleks ini memiliki dua buah pabrik.

3. Kompleks Pabrik Tarjun

Kompleks Pabrik Tarjun terletak di kabupaten Kota baru, Kalimantan

Selatan. Tedapat satu buah pabrik yang beroperasi disini.

Secara keseluruhan, total kapasitas terpasang pabrik Indocement

adalah 24,9 juta ton semen per tahun :

1. Kompleks Pabrik Citereup : 18,1 juta ton

2. Kompleks Pabrik Palimanan : 4,0 juta ton

3. Kompleks Pabrik Tarjun : 2,8 juta ton

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


24

Pada tahun 2017, Perseroan tidak melakukan penambahan kapasitas

produksi. Dalam kenyataannya, dengan tingkat utilitasi kapasitas produksi

Perseroan hanya mencapai sebesar 68,9%, dibandingkan dengan tahun

sebelumnya sebesar 65,7%. Peningkatan tersebut sebagai peningkatan permintaan

pasar yang turut dirasakan oleh Perseroan di tengah kondisi industri semen

nasional yang sedang mengalami kelebihan kapasitas.

Untuk menjamin rantai pasokan semen merek “Tiga Roda”, Indocement

memiliki beberapa terminal serta metode pengangkutan semen yang terintegrasi

dengan baik. Indocement memiliki beberapa terminal semen guna menjamin

kelancaran distribusi semen ke pelanggannya, berikut Sembilan terminal PT.

Indocement Tunggal Prakarsa :

1. Terminal Tanjung Priok, Jakarta.

2. Terminal Nambo, Bogor.

3. Terminal Tanjung Perak, Surabaya.

4. Terminal Pontianak, Pontianal.

5. Terminal Denpasar, Bali.

6. Terminal Lembar, Lombok.

7. Terminal Samarinda, Samarinda.

8. Terminal Cigading, Cilegon.

9. Terminal Sepanjang, Sidoarjo.

Selain terminal, Indocement juga menggunakan moda transportasi darat

dan laut dalam mendistribusikan semennya. Moda transportasi laut terutama

digunakan untuk mendistribusikan semen dari Pabrik Tarjun, Kalimantan Selatan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


25

Indocement juga menggunakan moda transportasi darat,

yaitu truk dan kereta api. Indocement memiliki enam relasi perjalanan kereta api

untuk pengangkutan semen. Tiga rangkaian kereta api berangkat dari Stasiun

Nambo, Desa Bantarjati, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor. Dua

rangkaian berangkat menuju stasiun Kalimas, Kota Surabaya, Jawa

Timur sedangkan satu rangkaian lain menuju stasiun Banyuwangi

Baru, Banyuwangi, Jawa Timur. Total kapasitas angkut dari rangkaian ini adalah

2.400 ton per hari.

Tiga rangkaian kereta api yang lain berangkat dari Stasiun

Arjawinangun, Cirebon dengan tujuan Purwokerto, Jawa Tengah dan menuju

Wangon, Banyumas melalui Purwokerto. Total kapasitas angkut dari rangkaian

kereta ini mencapai 1.900 ton semen per hari.

Per 31 Desember 2017, Indocement mempunyai lima entitas anak

melalui pemilikan langsung, yaitu sebagai berikut :

1. PT. Dian Abadi Perkasa.

2. PT. Indomix perkasa.

3. PT. Sari Bhakti Sejati.

4. PT. Makmur Abadi Perkasa Mandiri.

5. PT. Lentera Abadi Sejahtera.

Dan tiga belas entitas anak melalui pemilikan tidak langsung :


1. PT. Pionirbeton Industri.

2. PT. Mandiri Sejahtera Sentra.

3. PT. Bahana Indonor.

4. PT. Tarabatuh Manunggal.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


26

5. PT. Terang Prakarsa Cipta.

6. PT. Sahabat Muliasakti.

7. PT. Mineral Industri Sukabumi.

8. PT. Lintas Bahana Abadi.

9. PT. Bhakti Sari Perkasa Abadi.

10. PT. Multi Bangun Galaxy.

11. PT. Tiro Abadi Perkasa.

12. PT. Jaya Berdikari Cipta.

13. PT. Tigaroda Rumah Sejahtera.

2.5 Kinerja Usaha Terkini

Secara umum pencapaian kinerja Perseroan tahun 2017 dapat

digambarkan sebagai berikut :

1. Aset

Total aset Perseroan tahun 2017 turun sebesar 4,3% dibandingkan tahun

sebelumnya, yaitu dari Rp. 30.151 miliar pada tahun 2016 menjadi Rp.

28.864 miliar tahun 2017.

2. Kas dan Setara Kas

Pada akhir tahun 2017, jumlah kas dan setara kas tercatat sebesar Rp.

8.295 miliar menurun 14,3% disbanding posisi pada akhir tahun 2016

sebesar Rp. 9.674 miliar. Penurunan tersebut terutama disebabkan

Perseroan membagikan dividen tahun buku 2016 sebesar Rp. 3.420

miliar.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


27

3. Hasil Produksi

Ditahun 2017, total produksi semen Perseroan mencapai 17,1 Juta ton,

meningkat 4,9% dibandingkan produksi tahun sebelumnya sebesar 16,4

juta ton. Peningkatan produksi tersebut seiring dengan peningkatan

permintaan produk semen Perseroan di pasar.

4. Perhitungan Laba/Rugi

Perseroan membukukan laba usaha sebesar Rp. 1.875 miliar pada 2017,

mengalami penurunan sebesar 48,6% dibandingkan Rp. 3.645 miliar

pada tahun 2016. Penurunan tersebut terutama disebabkan turunnya laba

dari lini usaha semen yang mengalami tekanan harga jual sebagai akibat

dari kondisi kelebihan pasokan semen di Indonesia.

2.6 Rencana Kegiatan

1. PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk menargetkan pertumbuhan

penjualan sebesar 6% pada tahun 2018.

2. PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk akan memperkuat jalur

distribusi semen di Sumatera dengan mengoperasikan terminal baru.

3. Pada kuartal III-2018, PT. Indocement Tunggal Prakarsa akan

mengoperasikan terminal semen di Lampung.

4. Meluncurkan proyek komersial dengan telah mengantongi beberapa

kontrak baru. Beberapa kontrak yang didapat adalah :

a. Pembangunan pembangkit listrik di Batang, Tanjung Jati dan

Cirebon.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


28

b. Suplai semen ke proyek Light Rail Transit (LRT), tol Jakarta-

Cikampek, serta tol Ciawi-Sukabumi.

5. Pengembangan lini bisnis baru berupa produk perumahan terjangkau

prefabrikasi. Bisnis ini dikembangkan lewat anak perusahaan baru.

Selain itu, dikembangkan pula Beton siap-pakai dan agregat serta

bisnis pasir kapur.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


29

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah produk manajemen dalam rangka

mempertanggung-jawabkan (stewardship) penggunaan sumber daya dan sumber

dana yang dipercayakan kepadanya (Syahyunan, 2015:28). Menurut Kasmir

(2010:7) laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan

perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Dari definisi di atas

dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah laporan yang menggambarkan

kondisi keuangan perusahaan pada saat tertentu atau periode tertentu yang

digunakan sebagai alat komunikasi antar data keuangan perusahaan dengan pihak-

pihak yang memiliki kepentingan.

Biasanya laporan keuangan dibuat per-periode, misalnya tiga bulan, atau

enam bulan untuk kepentingan intern perusahaan. Adapun untuk laporan lebih

luas dilakukan satu tahun sekali. Di samping itu dengan adanya laporan

keuangan, kita akan mengetahui posisi perusahaan terkini setelah menganalisis

laporan keuangan tersebut tentunya. Laporan keuangan yang disajikan

perusahaan berisi informasi sangat penting bagi manajemen dan pemilik

perusahaan atau pemegang saham.

Banyak pihak yang memerlukan dan berkepentingan terhadap laporan

keuangan yang dibuat perusahaan, seperti masyarakat, pemerintah, pemasok,

kreditur, investor, pelanggan dan karyawan yang diperlukan secara tetap untuk

mengukur kondisi dan efisiensi operasi perusahaan. Dalam praktiknya laporan

29
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
30

keuangan perusahaan tidak dibuat secara serampangan, tetapi harus dibuat dan

disusun sesuai dengan aturan atau standar yang berlaku.

3.1.1 Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Kasmir (2010 : 11) terdapat 8 tujuan pembuatan atau

penyusunan laporan keuangan, yaitu:

1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang

dimiliki perusahaan pada saat ini.

2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal

yang dimiliki perusahaan pada saat ini.

3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang

diperoleh pada suatu periode tertentu.

4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang

dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu.

5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi

terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan.

6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam

suatu periode.

7. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan.

8. Informasi keuangan lainnya.

3.1.2 Sifat Laporan Keuangan

Menurut Kasmir ( 2010 : 12 ) laporan keuangan memiliki dua sifat yang

berbeda yaitu :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


31

1. Bersifat historis, artinya bahwa laporan keuangan dibuat dan disusun

dari data masa lalu atau masa yang sudah lewat dari masa sekarang.

2. Bersifat menyeluruh, artinya laporan keuangan dibuat selengkap

mungkin. Maksudnya, laporan keuangan disusun sesuai dengan standar

yang telah ditetapkan.

3.1.3 Keterbatasan Laporan Keuangan

Menurut Kasmir (2010 : 16) ada 5 keterbatasan laporan keuangan yang

dimiliki perusahaan antara lain:

1. Pembuatan laporan keuangan disusun berdasarkan sejarah (historis), di

mana data yang diambil dari data masa lalu.

2. Laporan keuangan dibuat umum, artinya untuk semua orang, bukan

hanya untuk pihak tertentu saja.

3. Proses penyusunan tidak terlepas dari taksiran-taksiran dan

pertimbangan-pertimbangan tertentu.

4. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi situasi

ketidak pastian.

5. Laporan keuangan selalu berpegang teguh kepada sudut pandang

ekonomi dalam memandang peristiwa-peristiwa yang terjadi bukan

kepada sifat formalnya.

3.1.4 Pihak-Pihak yang Memerlukan Laporan Keuangan

Menurut Kasmir (2010 : 19) ada 5 pihak yang berkepentingan terhadap

laporan keuangan yang meliputi pemilik, manajemen, kreditor, pemerintah, dan

investor.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


32

1. Pemilik

Kepentingan bagi pemilik perusahaan terhadap hasil laporan keuangan

yang telah dibuat adalah :

a. Untuk melihat kondisi dan posisi keuangan pada saat ini.

b. Untuk melihat pekembangan dan kemajuan perusahaan dalam suatu

periode.

c. Untuk menilai kinerja manajemen atas target yang telah ditetapkan.

2. Manajemen

Bagi pihak manajemen laporan keuangan yang dibuat merupakan

cermin kinerja mereka dalam suatu periode tertentu. Berikut ini nilai

penting laporan keuangan bagi manajemen, yaitu:

a. Manajemen dapat menilai dan mengevaluasi kinerja mereka dalam

suatu periode, apakah telah mencapai target-target atau tujuan yang

telah ditetapkan atau tidak.

b. Manajemen juga akan melihat kemampuan mereka mengoptimalkan

sumber daya yang dimiliki perusahaan yang ada selama ini.

c. Laporan keuangan dapat digunakan untuk melihat kekuatan dan

kelemahan yang dimiliki perusahaan saat ini sehingga dapat menjadi

dasar pengambilan keputusan di masa yang akan datang.

d. Laporan keuangan dapat digunakan untuk mengambil keputusan

keuangan ke depan berdasarkan kekuatan dan kelemahan yang

dimiliki perusahaan, baik dalam hal perencananan, pengawasan, dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


33

pengendalian ke depan sehingga target-target yang diinginkan dapat

tercapai.

3. Kreditor

Kepentingan pihak kreditor terhadap laporan keuangan perusahaan

adalah dalam hal memberi pinjaman atau pinjaman yang telah berjalan

sebelumnya. Bagi pihak kreditor, prinsip kehati-hatian dalam

menyalurkan dana (pinjaman) kepada berbagai perusahaan sangat

diperlukan. Terdapat 3 kepentingan kreditor atas laporan keuangan.

a. Pihak kreditor tidak ingin usaha yang dibiayainya mengalami

kegagalan dalam hal pembayaran kembali pinjaman tersebut

(macet), oleh karena itu sebelum mengucurkan kreditnya, terlebih

dulu melihat kemampuan perusahaan untuk membayarnya. Ukuran

kemampuan perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan yang

telah dibuat.

b. Pihak kreditor juga perlu pemantau terhadap kredit yang sudah

berjalan untuk melihat kepatuhan perusahaan membayar

kewajibannya, oleh karena itu kelayakan usaha yang akan dibiayai

dan besarnya jumlah pinjaman yang disetujui akan tergambar dari

laporan keuangan yang dibuat.

c. Pihak kreditor juga tak ingin kredit atau pinjaman yang diberikan

justru menjadi beban nasabah dalam pengembaliannya apabila

ternyata kemampuan perusahaan di luar dari yang diperkirakan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


34

4. Pemerintah

Pemerintah juga memiliki nilai penting atas laporan keuangan yang

dibuat perusahaan. Arti penting laporan keuangan bagi pihak

pemerintah adalah :

a. Untuk menilai kejujuran perusahaan dalam melaporkan seluruh

keuangan perusahaan yang sesungguhnya.

b. Untuk mengetahui kewajiban perusahaan terhadap Negara dari hasil

laporan keuangan yang dilaporkan. Dari laporan ini akan terlihat

jumlah pajak yang harus dibayar kepada Negara secara jujur dan

adil.

5. Investor

Investor adalah pihak yang hendak menanamkan dana di suatu

perusahaan. Dalam hal ini investor akan melihat prospek usaha ini

sekarang dan masa yang akan datang. Prospek yang dimaksud adalah

keuntungan yang akan diperolehnya (dividen) serta perkembangan nilai

saham ke depan, setelah itu barulah investor dapat mengambil

keputusan untuk membeli saham suatu perusahaan atau tidak.

3.1.5 Jenis Laporan Keuangan

Menurut Kasmir (2010 : 28) dalam praktiknya, secara umum ada 5

macam jenis laporan keuangan yang biasa disusun, yaitu neraca, laporan laba

rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas, dan laporan catatan atas

laporan keuangan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


35

1. Neraca

Neraca (balance sheet) merupakan laporan yang menunjukkan posisi

keuangan perusahaan pada tanggal tertentu. Arti dari posisi keuangan

dimaksudkan adalah posisi jumlah dan jenis aktiva (harta) dan pasiva.

2. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi (income statement) merupakan laporan keuangan

yang menggambarkan hasil usaha perusahaan dalam suatu periode

tertentu. Dalam laporan laba rugi ini tergambar jumlah pendapatan dan

sumber-sumber pendapatan yang diperoleh. Tergambar juga jumlah

biaya dan jenis-jenis biaya yang dikeluarkan selama periode tertentu.

Dari jumlah pendapatan dan jumlah biaya ini terdapat selisih yang

disebut laba atau rugi. Jumlah pendapatan lebih besar dari jumlah biaya,

perusahaan dikatakan laba. Sebaliknya jika jumlah pendapatan lebih

kecil dari jumlah biaya, perusahaan dikatakan rugi.

3. Laporan Perubahan Modal

Laporan perubahan modal merupakan laporan yang berisi jumlah dan

jenis modal yang dimiliki pada saat ini. Laporan ini juga menjelaskan

perubahan modal dan sebab-sebab terjadinya perubahan modal di

perusahaan. Laporan perubahan modal jarang dibuat bila tidak terjadi

perubahan modal. Hal ini berarti laporan ini baru dibuat bila memang

ada perubahan modal.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


36

4. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan semua aspek

yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan, baik yang berpengaruh

langsung atau tidak langsung terhadap kas. Laporan arus kas disusun

berdasarkan konsep kas selama periode laporan. Laporan kas terdiri

dari arus kas masuk (cash in) dan arus kas keluar (cash out) selama

periode tertentu.

5. Laporan Catatan atas Laporan Keuangan

Laporan catatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang

memberikan informasi apabila ada laporan keuangan yang memerlukan

penjelasan tertentu. Hal ini perlu dilakukan agar pihak-pihak yang

berkepentingan tidak salah dalam menafsirkannya.

3.2 Analisis Laporan Keuangan

Laporan keuangan menjadi lebih berarti sehingga dapat dipahami dan

dimengerti oleh berbagai pihak, perlu dilakukan analisis laporan keuangan. Bagi

pihak pemilik dan manajemen, tujuan utama analisis laporan keuangan adalah

agar dapat mengetahui posisi keuangan saat ini. Dengan mengetahui posisi

keuangan, setelah dilakukan analisis laporan keuangan secara mendalam, akan

terlihat apakah perusahaan dapat mencapai target yang telah direncanakan

sebelumnya atau tidak. Hasil analisis laporan keuangan juga akan memberikan

informasi tentang kelemahan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan.

Dengan mengetahui kelemahan ini, manajemen akan dapat memperbaiki

atau menutupi kelemahan tersebut. Kekuatan yang dimiliki perusahaan harus

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


37

dipertahankan atau bahkan ditingkatkan. Kekuatan ini dapat dijadikan modal

selanjutnya ke depan. Dengan adanya kelemahan dan kekuatan yang dimiliki,

akan tergambar kinerja manajemen selama ini.

Pada akhirnya bagi pihak pemilik dan manajemen, dengan mengetahui

posisi keuangan dapat merencanakan dan mengambil keputusan yang tepat

tentang apa yang harus dilakukan ke depan. Perencanaan ke depan dengan cara

menutupi kelemahan yang ada, mempertahankan posisi yang sudah sesuai dengan

yang diinginkan dan berupaya untuk meningkatkan lagi kekuatan yang sudah

diperolehnya selama ini. Analisis laporan keuangan perlu dilakukan dengan

cermat, dengan menggunakan metode dan teknik analisis yang tepat sehingga

hasil diharapkan benar-benar tepat pula. Kesalahan dalam memasukkan angka

atau rumus akan berakibat pada tidak akuratnya hasil yang hendak dicapai,

kemudian hasil perhitungan tersebut dianalisis dan diinterpretasikan sehingga

diketahui posisi keuangan yang sesungguhnya. Kesemuanya ini harus dilakukan

secara teliti, mendalam, dan jujur.

3.2.1 Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan

Menurut Kasmir (2010 : 68) ada 6 tujuan dan manfaat bagi berbagai

pihak dengan adanya analisis laporan keuangan, yaitu:

1 Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode

tertentu, baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah

dicapai untuk beberapa periode.

2 Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi

kekurangan perusahaan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


38

3 Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki.

4 Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu

dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan

saat ini.

5 Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu

penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal.

6 Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis

tentang hasil yang mereka capai.

3.3 Analisis Rasio Keuangan

Syahyunan (2015 : 95), menyatakan bahwa “Rasio keuangan merupakan

analisis yang paling popular untuk mengidentifikasi kondisi keuangan dan kinerja

keuangan perusahaan. Pada dasarnya untuk melakukan perhitungan rasio

keuangan suatu perusahaan diperlukan angka-angka yang ada dalam neraca saja,

dalam laporan laba rugi saja atau kombinasi diantara keduanya”.

Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang

ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka

lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen

dalam satu laporan keuangan, kemudian angka yang diperbandingkan dapat

berupa angka-angka dalam satu periode maupun beberapa periode.

3.3.1 Jenis-Jenis Rasio Keuangan

Menurut Kasmir (2010 : 110) terdapat enam rasio keuangan yang sering

digunakan dalam analisis laporan keuangan yaitu meliputi rasio likuiditas, rasio

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


39

leverage, rasio aktivitas, rasio profitabilitas, rasio pertumbuhan, dan rasio

penilaian.

a. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Rasio likuiditas

yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar utang-

utang (kewajiban) jangka pendeknya yang jatuh tempo.

b. Rasio Leverage (Leverage Ratio)

Rasio leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh

mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Hal ini berarti besarnya

jumlah utang yang digunakan perusahaan untuk membiayai kegiatan

usahanya jika dibandingkan dengan menggunakan modal sendiri.

c. Rasio Aktivitas (Activity Ratio)

Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat

efisiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan (penjualan, sediaan

penagihan piutang, dan lainnya) atau rasio untuk menilai aktivitas sehari-

hari.

d. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)

Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan

perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode

tertentu. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas

manajemen suatu perusahaan yang ditunjukkan dari laba yang dihasilkan

dari penjualan atau dari pendapatan investasi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


40

e. Rasio Pertumbuhan (Growth Ratio)

Rasio pertumbuhan merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan

perusahaan dalam mempertahankan posisi ekonominya di tengah

pertumbuhan perekonomian dan sektor usahanya. Dalam rasio

pertumbuhan yang dianalisis adalah pertumbuhan penjualan, laba bersih,

pendapatan per saham dan dividen per saham.

f. Rasio Penilaian (Valuation Ratio)

Rasio penilaian merupakan rasio yang memberikan ukuran kemampuan

manajemen menciptakan nilai pasar usahanya di atas biaya investasi

seperti:

a. Rasio harga saham terhadap pendapatan.

b. Rasio nilai pasar saham terhadap nilai buku.

3.3.2 Analisis Rasio Likuiditas

3.3.2.1 Pengertian Rasio Likuiditas

Rasio Likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara

tepat waktu, Syahyunan ( 2015 : 96 ).

3.3.2.2 Tujuan dan Manfaat Rasio Likuiditas

Menurut Kasmir ( 2010 : 132 ) ada 9 tujuan dan manfaat yang dapat

dipetik dari hasil rasio likuiditas.

1. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban atau

utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih. Hal ini berarti,

kemampuan untuk membayar kewajiban yang sudah waktunya

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


41

dibayar sesuai jadwal batas waktu yang telah ditetapkan (tanggal dan

bulan tertentu).

2. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban

jangka pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan. Hal ini

berarti, jumah kewajiban yang berumur di bawah satu tahun atau sama

dengan satu tahun, dibandingkan dengan total aktiva lancar.

3. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban

jangka pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan sediaan

atau piutang. Dalam hal ini aktiva lancar dikurangi sediaan dan utang

yang dianggap likuiditasnya lebih rendah.

4. Untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah sediaan yang

ada dengan modal kerja perusahaan.

5. Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk

membayar utang.

6. Sebagai alat perencanaan ke depan, terutama yang berkaitan dengan

perencanaan kas dan hutang.

7. Untuk melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu ke

waktu dengan membandingkannya untuk beberapa periode.

8. Untuk melihat kelemahan yang dimiliki perusahaan, dari masing-

masing komponen yang ada di aktiva lancar dan hutang lancar.

9. Menjadi alat pemicu bagi pihak manajemen untuk memperbaiki

kinerjanya, dengan melihat rasio likuiditas yang ada pada saat ini.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


42

Bagi pihak luar perusahaan, seperti pihak penyandang dana (kreditor),

investor, distributor, dan masyarakat luas, rasio likuiditas bermanfaat untuk

menilai kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban kepada pihak

ketiga.

3.3.2.3 Jenis Rasio Likuiditas

Jenis-jenis rasio likuiditas yang dapat digunakan perusahaan untuk

mengukur kemampuan ada tiga, yaitu rasio lancar (current ratio), rasio cepat

(quick ratio), dan rasio kas (cash ratio).

1. Rasio Lancar (Current Ratio)

Menurut Syahyunan (2015 : 97) Rasio lancar adalah rasio yang

digunakan untuk menghitung kemampuan perusahaan dalam

membayar kewajiban jangka pendek dengan aset lancar yang tersedia.

Dari hasil pengukuran rasio, apabila rasio lancar rendah dapat

dikatakan bahwa perusahaan kurang modal untuk membayar utang.

Namun, apabila hasil pengukuran rasio tinggi, belum tentu kondisi

perusahaan sedang baik. Hal ini dapat terjadi karena aktiva lancar

tidak digunakan sebaik mungkin.

Untuk mengatakan suatu kondisi perusahaan baik atau

tidaknya, ada suatu standar rasio yang digunakan, misalnya, rata-rata

industri untuk usaha sejenis atau dapat pula digunakan target yang

telah ditetapkan perusahaan sebelumnya.

Dalam praktiknya sering kali dipakai bahwa rasio lancar

dengan standar 200% yang sering dianggap sebagai ukuran yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


43

cukup baik atau memuaskan bagi suatu perusahaan. Artinya, dengan

hasil rasio itu perusahaan sudah merasa dititik aman dalam jangka

pendek.

Rumus dari rasio lancar :

Current Asset
Current Ratio =
Current Liabilities
Sumber : Syahyunan, 2015

2. Rasio Cepat (Quick Ratio)

Rasio cepat merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan

perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau utang

lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa

memperhitungkan nilai sediaan (inventory). Hal ini berarti nilai sediaan

diabaikan, dengan cara dikurangi dari nilai total aktiva lancar. Hal ini

dilakukan karena sediaan dianggap memerlukan waktu relatif lebih

lama untuk diuangkan, apabila perusahaan membutuhkan dana cepat

untuk membayar kewajibannya dibandingkan dengan aktiva lancar

lainnya. Tidak ada indikator minimal untuk rasio cepat. Maka, semakin

besar rasio ini semakin baik untuk perusahaan.

Rumus dari Rasio Cepat :

Current Asset – Inventory


Quick Ratio =
Current Liabilities
Sumber : Syahyunan, 2015

3. Rasio Kas (Cash Ratio)

Rasio kas merupakan alat untuk menghitung kemampuan perusahaan

dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan kas yang tersedia.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


44

Rumus dari Rasio Kas :

Cash
Cash Ratio =
Current Liabilities
Sumber : Syahyunan, 2015

Berikut ini merupakan indikator penilaian Rasio Likuiditas suatu

perusahaan.

Tabel 3.1
Indikator Rasio Likuiditas
Komponen Standar Kriteria

>200% Sangat Baik

150%-199% Baik

Rasio Lancar 100%-149% Cukup Baik

50%-99% Kurang Baik

<50% Buruk

>200% Sangat Baik

150%-199% Baik

Rasio Kas 100%-149% Cukup Baik

50%-99% Kurang Baik

<50% Buruk

Sumber : academia.edu, 2018

3.4 Analisis Rasio Likuiditas Perusahaan

Untuk keperluan analisis rasio likuiditas yang dilakukan pada PT.

Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, maka berikut ini akan disajikan

laporan posisi keuangan konsolidasi perusahaan untuk periode tiga tahun

terakhir, yaitu tahun 2015 sampai dengan tahun 2017, yang akan disajikan

pada halaman selanjutnya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


45

Tabel 3.2
PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dan Entitas Anaknya
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian
Per 31 Desember 2015, 2016 dan 2017 (dalam jutaan rupiah)
TAHUN
KETERANGAN
2017 2016 2015
ASET LANCAR
Kas dan setara kas 8.294.891 9.674.030 8.655.562
Piutang usaha
Pihak berelasi 17.719 69.081 26.531
Pihak ketiga –neto 2.467.081 2.536.242 2.508.159
Piutang pihak berelasi non
18.890 11.656 -
usaha
Aset keuangan lancar lainnya 51.381 71.656 72.744
Persediaan Neto 1.768.603 1.780.410 1.608.670
Uang muka dan jaminan 208.984 221.750 213.741
Pajak dibayar dimuka 1.595 1.532 -
Biaya dibayar dimuka 53.840 58.798 33.661
Total aset lancar 12.883.074 14.424.622 13.133.854
ASET TIDAK LANCAR
Aset pajak tangguhan-neto 239.201 322.237 39.042
Penyertaan saham dan uang
muka kepada entitas anak yg 93.700 95.292 102.650
tidak lancer
Aset tetap-neto 14.979.453 14.643.695 13.813.892
Property investasi-neto 16.404 16.981 3.700
Aset tak berwujud-neto 107.357 111.953 71.073
Aset keuangan tidak lancar
88.240 81.901 75.884
lainnya
Aset tidak lancar lainnya 456.247 453.899 398.265
TOTAL ASET TIDAK
15.980.602 15.725.958 14.504.506
LANCAR
Total ASET 28.863.676 30.150.580 27.638.360
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Utang usaha pihak ketiga 1.548.844 1.518.841 1.103.303
Utang lain-lain :
Pihak-pihak berelasi 77.418 59.393 40.474
Pihak Ketiga 580.524 510.478 478.152
Uang jaminan pelanggan 69.510 37.044 19.477
Beban actual 869.653 773.419 677.522
Utang Pajak 103.668 112.348 194.925
Likuiditas imbalan kerja 141.454 106.181 113.768
jangka pendek
Uang sewa pembeli yang 87.953 70.038 60.122
jatuh tempo dalam satu tahun

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


46

TOTAL LIABILITAS
3.479.024 3.187.742 2.687.743
JANGKA PENDEK
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Uang sewa pembiayaan
setelah dikurangi bagian yang 20.036 37.146 61.113
jatuh tempo dalam 1 tahun
Liabilitas pajak tangguhan-
neto Liabitas imbalan kerja - - 323.471
jangka panjang
Provisi jangka panjang 75.620 64.891 59.150
TOTAL LIABILITAS
828.145 824.135 1.084.667
JANGKA PANJANG
TOTAL LIABILITAS 4.307.169 4.011.877 3.772.410
EKUITAS
Modal saham 1.840.616 1.840.616 1.840.616
Tambahan modal disetor 2.698.863 2.698.863 2.698.863
Rugi komprehensif lain (306.385) (284.235) (214.380)
Saldo laba :
Telah ditentukan
400.000 400.000 375.000
penggunaannya
Belum ditentukan
19.923.413 21.483.459 19.165.851
penggunaanya
TOTAL EKUITAS 24.556.507 26.138.703 23.865.950
TOTAL LIABILITAS DAN
28.863.676 30.150.580 27.638.360
EKUITAS
Sumber : PT. Indocement Tunggal Prakarsa, 2018

Berdasarkan data yang diperoleh dari PT. Indocement Tungga Prakarsa

Tbk, maka perhitungan rasio likuiditas pada tahun 2015, 2016, dan 2017 adalah

sebagai berikut :

1. Rasio Lancar (Current Ratio)

Current Asset
Current Ratio =
Current Liabilities

13.133.854.000
2015 =
2.687.743.000

= 4,8866

= 488,66%

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


47

14.424.622.000
2016 =
3.187.742.000

= 4,5250

= 452,5%

12.883.074.000
2017 =
3.479.024.000

= 3,7031

= 370,31%

Berdasarkan perhitungan rasio lancar pada tahun 2015,

perusahaan mampu menjamin setiap hutang lancar dengan 488,66% aktiva

lancar, artinya perusahaan mampu membayar setiap Rp. 100 hutang lancar

dengan Rp. 488,66 aktiva lancar. Kemudian pada tahun 2016, perusahaan

mampu menjamin setiap hutang lancar dengan 452,5% aktiva lancar,

artinya perusahaan mampu membayar setiap Rp. 100 hutang lancar dengan

Rp. 488,66 aktiva lancar. Penurunan ini disebabkan adanya kenaikan

aktiva lancar tetapi juga kewajiban yang ditanggung perusahaan juga

mengalami kenaikan sehingga rasio lancar pada tahun 2016 mengalami

penurunan. Sedangkan pada tahun 2017, perusahaan hanya mampu

menjamin setiap hutang lancar dengan 370,31% aktiva lancar, artinya

perusahaan mampu membayar setiap Rp. 100 hutang lancar dengan Rp.

370,31 aktiva lancar. Penyebab rasio lancar kembali mengalami penurunan

pada tahun 2017 dikarenakan naiknya kewajiban lancar perusahaan tetapi

aktiva lancar perusahaan mengalami penurunan sehingga rasio menjadi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


48

menurun. Dari tahun 2015 sampai tahun 2016 rasio perusahaan mengalami

penurunan sebesar -36% dan kembali mengalami penurunan pada tahun

2017 sebesar -82%. Walaupun rasio lancar mengalami penurunan yang

cukup signifikan tetapi perusahaan tetap mampu menjamin setiap hutang

lancarnya.

Berdasarkan perhitungan diatas, Rasio Lancar PT. Indocement

Tunggal Parakarsa Tbk dari tahun 2015 – 2017, ketiganya menunjukkan

angka diatas 200% yang jika dilihat dari indikator Rasio sebelumnya maka

PT. Indocement Tunggal Parakarsa Tbk tergolong kriteria sangat baik

walaupun terus mengalami penurunan rasio, tetapi perusahaan masih

mampu menjamin kewajiban lancarnya dengan aset lancar yang dimiliki

dengan sangat baik.

2. Rasio Cepat (Quick Ratio)

Current Asset – Inventory


Quick Ratio =
Current Liabilities

13.133.854.000 – 1.608.670.000
2015 =
2.687.743.000

= 4,288

= 428,8%

14.424.622.000 – 1.780.410.000
2016 =
3.187.742.000

= 3,9665

= 396,65%

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


49

12.883.074.000 – 1.768.603.000
2017 =
3.479.024.000

= 3,1947

= 319,47%

Berdasarkan perhitungan rasio cepat pada tahun 2015, perusahaan

mampu menjamin setiap hutang lancar dengan 428,8% aktiva lancar tanpa

persediaan, artinya perusahaan mampu membayar Rp. 100 hutang lancar

dengan Rp. 428,8 aset lancar tanpa persediaan, dan selanjutnya pada tahun

2016, rasio cepat mengalami penurunan yakni menjadi 396,65% walaupun

demikian perusahaan tetap mampu menjamin setiap Rp. 100 hutang

lancarnya dengan Rp. 396,65 aktiva lancarnya tanpa persediaan, kemudian

pada tahun 2017 kembali mengalami penurunan yakni sebesar 319,47%

yang artinya perusahaan masih mampu menjamin setiap Rp. 100 hutang

lancar dengan Rp. 319,47 aktiva lancar tanpa melibatkan persediaannya.

Selama tiga tahun tersebut perusahaan terus mengalami penurunan rasio

dari tahun 2015 sebesar -32% pada tahun 2016 dan kembali mengalami

penurunan yang cukup besar pada tahun 2017 yakni sebesar -77%,

walaupun begitu perusahaan masih mampu untuk menutupi hutang

lancarnya dengan aktiva lancarnya tanpa menggunakan persediaan.

3. Rasio Kas (Cash Ratio)

Cash
Cash Ratio =
Current Liabilities

8.655.562.000
2015 = 2.687.743.000

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


50

= 3,2204

= 322,04%

9.674.030.000
2016 =
3.187.742.000

= 3,035

= 303,5%

8.294.891.000
2017 =
3.479.024.000

= 2,3843

= 238,43%

Berdasarkan rasio kas pada tahun 2015, perusahaan mampu

menjamin setiap hutang lancar sebesar 322,04%, artinya perusahaan

mampu membayar Rp. 100 hutang lancar dengan Rp. 322,04 kas. Dan

pada tahun 2016 perusahaan hanya mampu menajamin hutang lancar

sebesar 303,5%, yang artinya perusahaan hanya mampu membayar Rp.

100 hutang lancar dengan Rp. 303,5 kas. Pada tahun 2017 rasio kembali

mengalami penurunan menjadi 238,43%, yang artinya perusahaan hanya

mampu membayar Rp. 100 hutang lancar dengan Rp. 238,43 kas.

Berdasarkan perhitungan diatas, Rasio Kas PT. Indocement

Tunggal Prakarsa Tbk dari tahun 2015 – 2017, ketiganya menunjukkan

angka diatas 200% yang jika dilihat dari indikator Rasio sebelumnya maka

PT. Indocement Tunggal Parakarsa Tbk tergolong kriteria sangat baik

walaupun terus mengalami penurunan rasio, tetapi perusahaan masih

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


51

mampu menjamin kewajiban lancarnya dengan kas yang dimiliki dengan

sangat baik.

Dengan menurunya rasio likuiditas setiap tahunnya, hal ini berarti

perusahaan mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajiban jangka

pendeknya dari tahun 2015 sampai dengan 2017.Penurunan persentase

rasio likuiditas perusahaan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 3.3
Rasio Likuiditas PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
Akhir tahun 2015 hingga 2017

Perbandi- Perbandi-
Rasio-Rasio
No 2015 2016 2017 ngan 2015 ngan 2016
Likuiditas
dan 2016 dan 2017

1 Rasio Lancar 488,66% 452,5% 370,31% 36% (-) 82% (-)

2 Rasio Cepat 485,95% 450,27% 368,83% 32% (-) 77% (-)

3 Rasio kas 322,04% 303,5% 238,43% 19% (-) 65% (-)

Sumber: Hasil Penelitian, data diolah, 2018

Dari tabel diatas , maka dapat diketahui bahwa kondisi perusahaan

dalam keadaan likuid atau baik walaupun setiap tahunnya terus mengalami

penurunan, akan tetapi semua rasio likuiditas diatas 200% yang artinya

perusahaan dalam keadaan sangat baik.

3.5 Perbandingan dengan Perusahaan Sejenis

Perbandingan dengan perusahaan sejenis perlu dilakukan untuk

mengetahui apakah perusahaan yang diteliti sudah melampaui rata-rata

industri yang sama atau belum. Juga perbandingan ini dapat bermanfaat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


52

untuk menentukan target perusahaan kedepannya agar lebih mengungguli

aspek pasar.

Maka peneliti memutuskan memilih PT. Holcim Indonesia Tbk

sebagai bahan perbandingan dengan PT. Indocement Tunggal Prakarsa

Tbk, dimana PT. Holcim Indonesia Tbk juga merupakan sebuah

perusahaan yang bergerak dibidang industri manufaktur.

PT. Holcim Indonesia Tbk didirikan pada tahun 1971 (sebelumnya

bernama PT. Semen Cibinong Tbk) adalah sebuah perusahaan produsen

semen di Indonesia. Presiden direktunya saat ini adalah Gerhard Wolfgang

Schutz. PT. Holcim Indonesia Tbk memiliki tiga pabrik semen masing-

masing di Narogong, Jawa Barat, Cilacap, Jawa Tengah, dan Tuban Jawa

Timur dengan total kapasitas maksimum 12,5 juta ton semen per tahun.

Pergantian nama dari PT. Semen Cibinong Tbk menajadi PT. Holcim

Indonesia Tbk dilakukan pada tanggal 1 Januari 2006.

Untuk keperluan perbandingan rasio likuiditas yang dilakukan pada

PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dengan PT. Holcim Indonesia

Tbk, maka berikut ini akan disajikan laporan posisi keuangan konsolidasi

PT. Holcim Indonesia Tbk untuk periode 2015 sampai dengan tahun 2017.

Tabel 3.4
PT. Holcim Indonesia Tbk dan Entitas Anaknya
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian
Per 31 Desember 2015, 2016 dan 2017 (dalam jutaan rupiah)
TAHUN
KETERANGAN
2017 2016 2015
ASET LANCAR
Kas dan setara kas 554.511 323.829 638.335
Piutang usaha

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


53

Pihak berelasi 34.678 17.349 12.462


Pihak ketiga 1.173.613 1.023.238 1.101.186
Piutang lain-lain 172.612 216.728 145.271
Persediaan 880.760 556.291 553.364
Pajak dibayar dimuka 38.920 36.156 9.439
Biaya dibayar dimuka 24.343 34.887 52.796
Aset derivative - 49.879 -
Aset lancar lainnya 47.574 181.607 118.231
Total aset lancar 2.927.011 2.439.964 2.631.084
ASET TIDAK LANCAR
Aset pajak tangguhan-neto 50.081 73.224 56.421
Aset tetap 15.999.771 16.608.121 14.427.080
Goodwill 401.808 401.809 23.366
Tagihan pengembalian pajak 108.738 79.061 132.507
Aset tidak lancar lainnya 138.994 160.954 100.417
TOTAL ASET TIDAK
16.699.392 17.323.169 14.739.791
LANCAR
Total ASET 19.626.403 19.763.133 17.370.875
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Utang usaha
Pihak-pihak berelasi 24.926 14.528 35.573
Pihak Ketiga 1.335.467 1.106.476 1.046.549
Utang lain-lain 514.474 280.648 273.996
Utang pajak 44.384 62.590 59.195
Biaya masih harus dibayar - 664.410 478.938
Liabilitas imbalan kerja 111.721 141.051 156.014
jangka pendek
Pinjaman bank jangka pendek -
1.161.890 223.362
Pihak Ketiga
Utang Sewa - - 6.582
Pinjaman jangka panjang -
Pihak berelasi 201.540 -
Pihak Ketiga - 1.678.225 1.726.542
TOTAL LIABILITAS 5.384.803 5.311.358 4.006.751
JANGKA PENDEK
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Liabilitas pajak tangguhan- 656.803
660.507 239.523
neto
Pinjaman jangka panjang 1.720.776
Pihak berelasi - 1.416.155 -
Pihak ketiga 5.767.152 3.791.979 4.205.164
Liabilitas imbalan kerja
602.613
jangka panjang 474.452 425.639
Provisi untuk restorasi 18.081 48.087 43.887
TOTAL LIABILITAS 7.044.649 6.391.180 4.914.267

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


54

JANGKA PANJANG
TOTAL LIABILITAS 12.429.452 11.702.538 8.921.018
EKUITAS
Modal saham
Modal Saham 3.831.450 3.831.450 3.831.450
Tambahan modal disetor 2.587.309 2.587.309 2.587.309
Saldo Laba ditentukan
766.290 766.290 766.290
penggunaannya
Saldo Laba tidak ditentukan
304.996 1.063.041 1.462.569
penggunaannya
Rugi aktuaria - (187.314) (197.806)
Selisih kurs dari penjabaran
(102) (181) 45
laporan keuangan
Cadangan pengukuran
(292.992) - -
kembali program imbalan
TOTAL EKUITAS 7.196.951 8.060.595 8.449.857
TOTAL LIABILITAS DAN
19.626.403 19.763.133 17.370.875
EKUITAS
Sumber : PT. Holcim Indonesia, 2018

Berikut merupakan hasil perhitungan rasio likuiditas pada PT.

Holcim Indonesia Tbk pada tahun 2015 – 2017.

Tabel 3.5
Rasio Likuiditas PT. Holcim Indonesia Tbk
Akhir tahun 2015 hingga 2017

Rasio-Rasio
No 2015 2016 2017
Likuiditas

1 Rasio Lancar 65,66% 45,94% 54,35%

2 Rasio Cepat 51,86% 35,46% 40,18%

3 Rasio kas 15,93% 6,09% 10,29%

Sumber :Hasil Penelitian, data diolah, 2018

Berdasarkan dari perhitungan yang diperoleh, rasio lancar PT.

Holcim Indonesia dari tahun 2015 – 2017 fluktuatif, hal tersebut

disebabkan pada tahun 2016 aktiva lancar perusahaan mengalami

penurunan sehingga perusahaan mengalami kesulitan menjamin kewajiban

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


55

lancarnya yang semakin bertambah dibanding tahun sebelumnya. Akan

tetapi, pada tahun 2017 aktiva lancar perusahan terjadi peningkatan

sehingga kewajiban lancar lebih dapat dijamin dibanding tahun

sebelumnya. Yang otomatis pada tahun 2017 kondisi perusahaan lebih

likuid dibanding tahun 2016. Naik turunnya angka rasio lancar pada tahun

2015 sampai 2017 juga disebabkan oleh peningkatan kewajiban lancar

yang tidak seimbang dengan aktiva lancar.

Kemudian untuk rasio cepat pada PT. Holcim Indonesia Tbk juga

fluktuatif. Pada tahun 2015 rasio cepat sebesar 51,86% dan mengalami

penurunan menjadi sebesar 35,46% pada tahun 2016. Akan tetapi, pada

tahun 2017 rasio cepat terjadi peningkatan menjadi 40,18%. Hal yang

menyebabkan naik turunnya rasio cepat perusahaan adalah karena

peningkatan persediaan yang lebih besar dari aktiva lancar.

Selanjutnya rasio kas pada tahun 2016 adalah sebesar 15,93% dan

mengalami penurunan pada tahun 2016 menjadi 6,09% tetapi mengalami

kenaikan menjadi 10,29% pada tahun 2017. Dapat dilihat bahwa rasio kas

PT. Holcim Indonesia sangatlah kecil, yang artinya kas perusahaan kurang

bisa untuk menjamin kewajiban lancarnya, dan hal tersebut dapat dilihat

dengan kas yang dimiliki perusahaan relative kecil.

Jika dibandingkan dengan PT. Indocement Tunggal Prakarsa,

rasio likuiditas PT. Holcim Indonesia sangat jauh berada dibawah rasio

likuiditas yang dimiliki oleh PT. Indocement Tunggal Prakarsa, hal ini

berarti PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk lebih likuid dibandingkan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


56

dengan PT. Holcim Indonesia Tbk. Kemudian, jika dibandingkan dengan

indikator rasio likuiditas yang ada, PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk

memiliki rata-rata rasio lancar sebesar 54% yang berarti bahwa PT.

Holcim Indonesia Tbk termasuk kriteria perusahaan yang tingkat

likuiditasnya buruk. Dan juga Rasio Kas sangat jauh dibawah indikator

yaitu hanya sekitar 10% yang artinya likuiditas PT. Holcim Indonesia

sangatlah buruk. Dapat dilihat bahwa PT. Indocement Tunggal Prakarsa

masih lebih likuid keuangannya dibandingkan dengan PT. Holcim

Indonesia.

Maka berdasarkan perbandingan antara kedua perusahaan diatas

dapat diambil kesimpulan bahwa kinerja manajemen PT. Indocement

Tunggal Prakarsa jauh lebih baik dibandingkan dengan PT . Holcim

Indonesia Tbk.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


57

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Penelitian dilakukan untuk menilai kinerja keuangan PT. Indocement

Tunggal Praakrsa Tbk Periode 2015 - 2017, dan menggunakan informasi

laporan keuangan yang dianalisis dengan rasio likuiditas. Dari hasil

penelitian yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Dilihat dari rasio lancar PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk pada

tahun 2015 ke tahun 2016, PT. Indocement mengalami penurunan

yaitu sebesar 36%, dan kembali mengalami penurunan pada tahun

2017 yaitu sebesar 82%. Ini menunjukkan menurunnya kemampuan

perusahaan dalam membayar hutang jangka pendeknya dengan

menggunakan aktiva lancar yang tersedia.

2. Berdasarkan rasio cepat PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dari

tahun 2015 ke tahun 2016 mengalami persentase penurunan sebesar

32% dan juga mengalami penurunan pada tahun 2017 yaitu sebesar

77%. Penurunan rasio ini menunjukkan menurunnya kemampuan

perusahaan dalam membayar hutang jangka pendeknya dengan

menggunakan aktiva lancar yang tersedia tanpa menggunakan

persediaan.

3. Dilihat dari rasio kas PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk kembali

mengalami penurunan sebesar 19% dari tahun 2015 ke tahun 2016,

dan mengalami penurunan lagi pada tahun 2017 sebesar 65%.

57

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


58

Penurunan rasio ini menunjukkan menurunnya kemampuan

perusahaan dalam membayar hutang jangka pendeknya dengan

menggunakan kas perusahaan.

4. Walaupun rasio likuiditas perusahaan terus mengalami penurunan

dari tahun 2015 – 2017 akan tetapi kondisi perusahaan masih

dikatakan baik dikarenakan rata-rata rasio yang masih diatas 200%.

5. Dibandingkan dengan perusahaan sejenis PT. Indocement Tunggal

Prakarsa Tbk jauh lebih likuid disbanding PT. Holcim Indonesia.

4.2 Saran

1. Untuk rasio lancar dan rasio cepat, sebaiknya PT. Indocement

Tunggal Prakarsa Tbk menstabilkan total aset lancar yang ada.

2. Untuk rasio kas, sebaiknya PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk

lebih menjaga jumalah kas yang tersedia serta memerlukan kehati-

hatian dalam melakukan aktivitas dan kegiatan perusahaan agar

perusahaan dapat memperhatikan nilai aktiva yang dimiliki sebagai

pertimbangan atas kemampuan perushaan dalam membayar hutang

jangka pendeknya yang telah jatuh tempo.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


59

DAFTAR PUSTAKA

D. Utari, Ari P., dan Darsono P. 2014. Manajemen Keuangan: Kajian Praktik dan
Teori dalam Mengelola Keuangan Organisasi Perusahaan, Edisi
Pertama, Jakarta: Mitra Wacana Media.
Halim, Abdul. 2015. Manajemen Keuangan Bisnis: Konsep dan Aplikasinya,
Jakarta: Penerbit Wacana Media.
Harmono. 2017. Manajemen Keuangan: berbasis balanced scorecard, Edisi
Pertama, Jakarta: Bumi Aksara.
Herman, Edi. 2013. Akuntansi Manajerial: Suatu Orientasi Praktis, Edisi
Pertama, Jakarta: Mitra Wacana Media.
Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan, Jakarta: Rajawali Pers.
Kasmir, 2008. Analisis Laporan Keuangan, Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Kasmir, 2010. Analisis Lapoan Keuangan, Edisi Ketiga, Jakarta: Rajawali Pers.

Samryn, L.M. 2013. Akuntansi Manajemen: Informasi Biaya Untuk


Mengendalikan Aktivitas Operasi dan Informasi, Jakarta: Fajar
Interpratama Mandiri.
Sjahrial, Dermawan. 2009. Manajemen Keuangan, Edisi Ketiga, Jakarta: Mitra
Wacana Media.
Syahyunan. 2015. Manajemen Keuangan 1 (Perencanaan, Analisis dan
Pengendalian Keuangan), Edisi Ketiga, Medan: USU Press.
Syahyunan. 2015. Manajemen Keuangan 2 (Perencanaan, Analisis dan
Pengendalian Keuangan), Edisi Kedua, Medan: USU Press.
Syamsyuddin, Lukman. 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan: Konsep
Aplikasi dalam Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan
Keputusan, Edisi Kesembilan, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
(www.indocement.co.id / 23 Mei 2018/ 23.42)
(www.repository.usu.ac.id/13 Juli 2018/ 11.00)
(www.idx.co.id/ 22 Mei 2018/ 21.00)
(www.wikipedia.org/ 01 Agustus 2018/ 11.31)
(www.holcim.co.id/ 01 Agustus 2018/ 22.49)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai