Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MEREKONSTRUKSI NILAI-NILAI ETIKA DAN MORAL DI


KALANGAN KAUM MILENIAL

DISUSUN OLEH :
MUHAMMAD SYAIFULLAH
NIM : 511418001

MATA KULIAH : ETIKA PROFESI

DOSEN PENGAJAR : Dr. BEBY S. D BANTENG, ST.,MSP

PROGRAM STUDI S1 - TEKNIK SIPIL

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2021
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih dan lagi MahaPenyayang,
saya panjatkan puja dan puji syukur atas Kehadirat-Nya, yang telahmelimpahkan rahmat,
hidayah, dan Innayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “
MEREKONSTRUKSI NILAI-NILAI ETIKA DAN MORAL DI KALANGAN KAUM
MILENIAL”. Makalah ini telah disusun dengan maksimal untuk memenuhi tugas dari mata
kuliah “Etika Profesi” Program Studi S1- Teknik Sipil Universitas Negeri Gorontalo dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu saya mengucapkanbanyak terimakasih pada semua pihak yang telah membantu
dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu saya menyadari masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka saya menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapatmemperbaiki makalah ini.

Akhir kata saya berharap semoga makalah tentang “MEREKONSTRUKSI NILAI-


NILAI ETIKA DAN MORAL DIKALANGAN KAUM MILENIAL” ini dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi kepada para pembaca.

Gorontalo, 7 November 2021

Muhammad Syaifullah

i
Daftar Isi

Kata Pengantar........................................................................................................ i

Daftar Isi.............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................... 3

A. Pengertian Etika............................................................................................... 3

B. Pengertian Moral..................................................................................................4

C. Perbedaan antara Etika dan Moral.......................................................................5

D. Pengertian Akhlak................................................................................................6

BAB IV KESIMPULAN........................................................................................ 10

Daftar Pustaka..........................................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia etika berarti ilmu pengetahuan tentang asas-
asas akhlak (moral). Sedangkan etika menurut filsafat dapat disebut sebagai ilmu yang
menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan
manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran. Pada dasarnya,etika membahasa
tentang tingkah laku manusia.

Tujuan etika dalam pandangan filsafat ialah mendapatkan ide yang sama bagi seluruh
manusia disetiap waktu dan tempat tentang ukuran tingkah laku yang baik dan buruk sejauh
yang dapat diketahui oleh akal pikiran manusia.

Moral (Bahasa Latin Moralitas) adalah istilah manusia menyebut ke manusia atau
orang lainnya dalam tindakan yang mempunyai nilai positif. Manusia yang tidak memiliki
moral disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata
manusia lainnya. Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia.

Sekarang ini zaman globalisasi, remaja harus diselamatkan dari globalisasi. Karena
globalisasi ini ibaratnya kebebasan dari segala aspek. Sehingga banyak kebudayaan-
kebudayaan yang asing yang masuk, sementara tidak cocok dengan kebudayaan kita. Sebagai
contoh kebudayaan free sex itu tidak cocok dengan kebudayaan kita. Pada saat ini, kebebasan
bergaul sudah sampai pada tingkat yang mengkuatirkan. Para remaja dengan bebas dapat
bergaul antar jenis. Tidak jarang dijumpai pemandangan di tempat-tempat umum, para
remaja saling berangkulan mesra tanpa memperdulikan masyarakat sekitarnya. Mereka sudah
mengenal istilah pacaran sejak awal masa remaja. Pacar, bagi mereka merupakan salah satu
bentuk gengsi yang membanggakan. Akibatnya, di kalangan remaja kemudian terjadi
persaingan untuk mendapatkan pacar.

Generasi muda adalah tulang punggung bangsa, yang diharapkan di masa depan
mampu meneruskan tongkat estafet kepemimpinan bangsa ini agar lebih baik. Dalam
mempersiapkan generasi muda juga sangat tergantung kepada kesiapan masyarakat yakni
dengan keberadaan budayanya. Termasuk didalamnya tentang pentingnya memberikan filter
tentang perilaku-perilaku yang negatif, yang antara lain; minuman keras, mengkonsumsi obat
terlarang, sex bebas, dan lain-lain, yang dapat menyebabkan terjangkitnya suatu penyakit,
misalnya HIV/AIDS.

1
B. Rumusan masalah
1. Apakah etika dan moral bisa memberikan perilaku yang baik?
2. Bagaimana cara mengatasi pergaulan bebas dalam kehidupan kaum milenial?
3. Apa itu pergaulan bebas?
4. Apa penyebab dampak dari pergaulan bebas?

C. Tujuan
1. Mengetahui apakah etika dan moral mampu memberi dampak positif bagi perilaku.
2. Mengetahui cara mengatasi pergaulan bebas dalam kehidupan remaja (kaum milenial).
3. Mengetahui pengertian dari pergaulan bebas.
4. Mengetahui dampak dari pergaulan bebas.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Etika
Dari segi etimologi (ilmu asal usul kata), etika berasal dari bahasa yunani, ethos yang
berarti watak kesusilaan atau adat. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia etika berarti ilmu
pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral). Sedangkan etika menurut filsafat dapat disebut
sebagai ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan
amal perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran. Pada dasarnya,etika
membahasa tentang tingkah laku manusia.
Tujuan etika dalam pandangan filsafat ialah mendapatkan ide yang sama bagi seluruh
manusia disetiap waktu dan tempat tentang ukuran tingkah laku yang baik dan buruk sejauh
yang dapat diketahui oleh akal pikiran manusia. Akan tetapi dalam usaha mencapai tujuan
itu, etika mengalami kesulitan, karena pandangan masing-masing golongan dunia ini tentang
baik dan buruk mempunyai ukuran (kriteria) yang berlainan.
Secara metodologi, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan sebagai etika.
Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan refleksi. Karena
itulah etika merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku
manusia. Akan tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang meneliti juga tingkah laku
manusia, etika memiliki sudut pandang normatif, yaitu melihat perbuatan manusia dari sudut
baik dan buruk .
Etika terbagi menjadi tiga bagian utama: meta-etika (studi konsep etika), etika normatif
(studi penentuan nilai etika), dan etika terapan (studi penggunaan nilai-nilai etika).
Adapun Jenis-jenis Etika adalah sebagai berikut:
1. Etika Filosofis
Etika filosofis secara harfiah dapat dikatakan sebagai etika yang berasal dari kegiatan
berfilsafat atau berpikir, yang dilakukan oleh manusia. Karena itu, etika sebenarnya adalah
bagian dari filsafat; etika lahir dari filsafat.
2. Etika Teologis
Terdapat dua hal-hal yang berkait dengan etika teologis. Pertama, etika teologis bukan
hanya milik agama tertentu, melainkan setiap agama dapat memiliki etika teologisnya
masing-masing. Kedua, etika teologis merupakan bagian dari etika secara umum, karena itu
banyak unsur-unsur di dalamnya yang terdapat dalam etika secara umum, dan dapat
dimengerti setelah memahami etika secara umum.
Secara umum, etika teologis dapat didefinisikan sebagai etika yang bertitik tolak dari
presuposisi-presuposisi teologis. Definisi tersebut menjadi kriteria pembeda antara etika
filosofis dan etika teologis.

3
B. Pengertian Moral
Moral berasal dari bahasa latin yakni mores kata jamak dari mos yang berarti adat
kebiasaan. Sedangkan dalam bahasa Indonesia, moral diartikan sebagai susila. Moral adalah
hal-hal yang sesuai dengan ide-ide yang umum diterima tentang tindakan manusia, mana
yang baik dan mana yang wajar.
Moral (Bahasa Latin Moralitas) adalah istilah manusia menyebut ke manusia atau orang
lainnya dalam tindakan yang mempunyai nilai positif. Manusia yang tidak memiliki moral
disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia
lainnya. Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia. Moral secara
ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi individu tanpa moral
manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi. Moral adalah nilai ke-absolutan dalam
kehidupan bermasyarakat secara utuh. Penilaian terhadap moral diukur dari kebudayaan
masyarakat setempat.Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam ber
interaksi dengan manusia. apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang
berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan
masyarakatnya, maka orang itu dinilai mempunyai moral yang baik, begitu juga
sebaliknya.Moral adalah produk dari budaya dan Agama.
1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai, Moral Dan Sikap
a. Lingkungan keluarga.
Keluarga sebagai lingkungan pertama yang mempengaruhi perkembangan nilai, moral dan
sikap seseorang. Biasanya tingkah laku seseorang berasal dari bawaan ajaran orang tuanya.
Orang-orang yang tidak memiliki hubungan yang harmonis dengan orang tuanya di masa
kecil, kemungkinan besar mereka tidak mampu mengembangkan superegonya sehingga
mereka bisa menjadi orang yang sering melakukan pelanggaran norma.
b. Lingkungan Sekolah.
Disekolah, anak-anak mempelajari nilai-nilai norma yang berlaku dimasyarakat sehingga
mereka juga dapat menentukan mana tindakan yang baik dan boleh dilakukan. Tentunya
dengan bimbingan guru. Anak-anak cenderung menjadikan guru sebagai model dalam
bertingkah laku, oleh karena itu seorang guru harus memiliki moral yang baik.
c. Lingkungan Pergaulan.
Dalam pengembangan kepribadian, faktor lingkungan pergaulan juga turut mempengaruhi
nilai, moral dan sikap seseorang. Pada masa remaja, biasanya seseorang selalu ingin mencoba
suatu hal yang baru. Dan selalu ada rasa tidak enak apabila menolak ajakan teman. Bahkan
terkadang seorang teman juga bisa dijadikan panutan baginya.
d. Lingkungan Masyarakat.
Masyarakat sendiri juga memiliki pengaruh yang penting terhadap pembentukan moral.
Tingkah lakuyang terkendali disebabkan oleh adanya control dari masyarakat itu sendiri yang
mempunyai sanksi-sanksi tersendiri untuk pelanggar-pelanggarnya.

4
2. Upaya Pengembangan Nilai, Moral Dan Sikap Remaja
Perwujudan nilai, moral dan sikap tidak terjadi dengan sendirinya. Dan tidak semua individu
tidak mencapai tingkat perkembangan moral s eperti apayangdiharapkan. Adapun upaya-
upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkannilai, moral dan sikap, antara lain:
a. Penciptaan Komunikasi
Dalam komunikasi didahului dengan pemberian informasi tentang nilai-nilai dan moral. Anak
tidak hanya harus mendengarkan tetapi juga harus dirangsang agar lebih aktif. Misalnya
mengikutsertakan ia dalam pengambilan keputusan dikeluarga dan pemberian tanggung
jawab dalam kelompok sebayanya. Karena nilai-nilai kehidupan yang dipelajari barulah
betul-betul berkembang apabila telah dikaitkan dalam konteks kehidupan besama.Selain itu,
pengembangan juga bisa dilakukan melalui proses pendidikan, pengasuhan, perintah,
larangan, pemberian hadiah, pemberian hukuman dan interfensi edukatif dengan dibantu oleh
para guru dan para orang tua untuk menanamkan nilai-nilai luhur, moral dan sikapyang baik
bagi anak-anaknya agar dapat berkembang menjadi generasi penerus yang diharapkan.
b. Penciptaan Iklim Lingkungan Yang Serasi
Seseorang yang sikapnya berhasil seperti apa yang diharapkan, umumnya adalah seseorang
yang hidup dalam lingkungan yang positif, jujur dan konsekuen senantiasa mendukung
bentuk tingkah laku yang merupakan pencerminan dari nilai-nilai hidup. Ini berarti bahwa
pengembangan tidak hanya dilakukan melalui pendekatan intelektual tetapi juga
mengutamakan adanya lingkungan yang kondusif, dimana faktor-faktor lingkungan itusendiri
merupakan penjelmaan yang konkret dari nilai-nilai hidup.Para remaja sering kali menentang
nilai-nilai dan dasar-dasar hidup orangtua dan orang dewasa lainnya. Ini tidak berarti
mengurangi kebutuhan mereka akansuatusystem nilaiyang tetap. Mereka tetap
menginginkansuatusystemnilaiyang akan menjadi pegangan dan petunjukbagi perilaku
mereka. Karena itu,orang tua,guru dan orang dewasa lainnya patut memberikan contoh
perilaku yang merupakan perwujudan nilai-nilai yang diperjuangkan.

C. Perbedaan Antara Etika dan Moral


Etika dan moral sama artinya tetapi dalam pemakaian sehari-hari ada sedikit perbedaan.
Moral atau moralitas dipakai untuk perbuatan yang sedang dinilai, sedangkan etika dipakai
untuk pengkajian system nilai yang ada.
Kesadaran moral serta pula hubungannya dengan hati nurani yang dalam bahasa asing disebut
conscience, conscientia, gewissen, geweten, dan bahasa arab disebut dengan qalb, fu'a d.
Dalam kesadaran moral mencakup tiga hal, yaitu:
1. Perasaan wajib atau keharusan untuk melakukan tindakan yang bermoral.
2. Kesadaran moral dapat juga berwujud rasional dan objektif, yaitu suatu perbuatan yang
secara umumk dapat diterima oleh masyarakat, sebagai hal yang objektif dan dapat
diberlakukan secara universal, artinya dapat disetujui berlaku pada setiap waktu dan tempat
bagi setiap orang yang berada dalam situasi yang sejenis.

5
3. Kesadaran moral dapat pula muncul dalam bentuk kebebasan.
Berdasarkan pada uraian diatas, dapat sampai pada suatu kesimpulan, bahwa moral lebih
mengacu kepada suatu nilai atau system hidup yang dilaksanakan atau diberlakukan oleh
masyarakat. Nilai atau sitem hidup tersebut diyakini oleh masyarakat sebagai yang akan
memberikan harapan munculnya kebahagiaan dan ketentraman. Nilai-nilai tersebut ada yang
berkaitan dengan perasaan wajib, rasional, berlaku umum dan kebebasan. Jika nilai-nilai
tersebut telah mendarah daging dalam diri seseorang, maka akan membentuk kesadaran
moralnya sendiri. Orang yang demikian akan dengan mudah dapat melakukan suatu
perbuatan tanpa harus ada dorongan atau paksaan dari luar
D.    Pengertian Akhlak
Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk mendefinisikan akhlak, yaitu pendekatan
linguistic (kebahasaan), dan pendekatan terminologik (peristilahan).
Dari sudut kebahasaan, akhlak berasal dari bahasa arab, yaitu isim mashdar (bentuk
infinitive) dari kata al-akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan, sesuai timbangan (wazan) tsulasi majid
af'ala, yuf'ilu if'alan yang berarti al-sajiyah (perangai), at-thobi'ah (kelakuan, tabiat, watak
dasar), al-adat (kebiasaan, kelaziman), al-maru'ah (peradaban yang baik) dan al-
din (agama).
Namun akar kata akhlak dari akhlaqa sebagai mana tersebut diatas tampaknya kurang pas,
sebab isim masdar dari kata akhlaqa bukan akhlak, tetapi ikhlak. Berkenaan dengan ini, maka
timbul pendapat yang mengatakan bahwa secara linguistic, akhlak merupakan isim jamid atau
isim ghair mustaq, yaitu isim yang tidak memiliki akar kata, melainkan kata tersebut memang
sudah demikian adanya.
Untuk menjelaskan pengertian akhlak dari segi istilah, kita dapat merujuk kepada berbagai
pendapat para pakar di bidang ini. Ibnu Miskawaih (w. 421 H/1030 M) yang selanjutnya
dikenal sebagai pakar bidang akhlak terkemuka dan terdahulu misalnya secara singkat
mengatakan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk
melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
Sementara itu, Imam Al-Ghazali (1015-1111 M) yang selanjutnya dikenal sebagai hujjatul
Islam (pembela Islam), karena kepiawaiannya dalam membela Islam dari berbagai paham
yang dianggap menyesatkan, dengan agak lebih luas dari Ibn Miskawaih, mengatakan akhlak
adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan
gambling dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
Ciri-Ciri Perbuatan Akhlak:
1)      Tertanam kuat dalam jiwa seseorang sehingga telah menjadi kepribadiannya.
2)      Dilakukan dengan mudah tanpa pemikiran.
3)      Timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya tanpa ada paksaan atau tekanan
dari luar.

6
4)      Dilakukan dengan sungguh-sungguh.
5)      Dilakukan dengan ikhlas.
Macam-Macam Akhlak
1. Akhlak kepada Allah
a. Beribadah kepada Allah, yaitu melaksanakan perintah Allah untuk menyembahNya
sesuai dengan perintah-Nya. Seorang muslim beribadah membuktikanketundukkan terhadap
perintah Allah.
b. Berzikir kepada Allah, yaitu mengingat Allah dalam berbagai situasi dan kondisi,baik
diucapkan dengan mulut maupun dalam hati. Berzikir kepada Allah melahirkan ketenangan
dan ketentraman hati.
c. Berdo’a kepada Allah, yaitu memohon apa saja kepada Allah. Do’a merupakan inti
ibadah, karena ia merupakan pengakuan akan keterbatasan dan ketidakmampuan manusia,
sekaligus pengakuan akan kemahakuasaan Allah terhadap segala sesuatu
d. Tawakal kepada Allah, yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Allah dan menunggu hasil
pekerjaan atau menanti akibat dari suatu keadaan.
e. Tawaduk kepada Allah, yaitu rendah hati di hadapan Allah. Mengakui bahwa dirinya
rendah dan hina di hadapan Allah Yang Maha Kuasa, oleh karena itu tidak layak kalau hidup
dengan angkuh dan sombong, tidak mau memaafkan orang lain, dan pamrih dalam
melaksanakan ibadah kepada Allah.
2. Akhlak kepada diri sendiri
a. Sabar, yaitu prilaku seseorang terhadap dirinya sendiri sebagai hasil daripengendalian
nafsu dan penerimaan terhadap apa yang menimpanya.Sabar diungkapkan ketika
melaksanakan perintah, menjauhi larangan dan ketika ditimpa musibah.
b. Syukur, yaitu sikap berterima kasih atas pemberian nikmat Allah yang tidak bisa
terhitung banyaknya. Syukur diungkapkan dalam bentuk ucapan dan perbuatan. Syukur
dengan ucapan adalah memuji Allah dengan bacaan alhamdulillah, sedangkan syukur dengan
perbuatan dilakukan dengan menggunakan dan memanfaatkan nikmat Allah sesuai dengan
aturan-Nya.
c. Tawaduk, yaitu rendah hati, selalu menghargai siapa saja yang dihadapinya, orang tua,
muda, kaya atau miskin. Sikap tawaduk melahirkan ketenangan jiwa, menjauhkan dari sifat
iri dan dengki yang menyiksa diri sendiri dan tidak menyenangkan orang lain.
3. Akhlak kepada keluarga
Akhlak terhadap keluarga adalah mengembangkann kasih sayang di antara anggota keluarga
yang diungkapkan dalam bentuk komunikasi. Akhlak kepada ibu bapak adalah berbuat baik
kepada keduanya dengan ucapan dan perbuatan. Berbuat baik kepada ibu bapak dibuktikan
dalam bentuk-bentuk perbuatan antara lain :
7
a) Menyayangi dan mencintai ibu bapak sebagai bentuk terima kasih dengan cara bertutur
kata sopan dan lemah lembut
b) Mentaati perintah
c) Meringankan beban, serta
d) Menyantuni mereka jika sudah tua dan tidak mampu lagi berusaha.
4. Akhlak kepada sesama manusia
a. Akhlak terpuji (Mahmudah)
1) Husnuzan
Berasal dari lafal husnun (baik) dan Adhamu (Prasangka). Husnuzan berarti prasangka,
perkiraan, dugaan baik. Lawan kata husnuzan adalah suuzan yakni berprasangka buruk
terhadap seseorang . Hukum kepada Allah dan rasul nya wajib, wujud husnuzan kepada Allah
dan Rasul-Nya antara lain:
· Meyakini dengan sepenuh hati bahwa semua perintah Allah dan Rasul Nya Adalah untuk
kebaikan manusia.
· Meyakini dengan sepenuh hati bahwa semua larangan agama pasti berakibat buruk.
· Hukum husnuzan kepada manusia mubah atau jaiz (boleh dilakukan). Husnuzan kepada
sesama manusia berarti menaruh kepercayaan bahwa dia telah berbuat suatu kebaikan.
Husnuzan berdampak positif berdampak positif baik bagi pelakunya sendiri maupun orang
lain.
2) Tawaduk
Tawaduk berarti rendah hati. Orang yang tawaduk berarti orang yang merendahkan diri
dalam pergaulan. Lawan kata tawaduk adalah takabur.
3) Tasamuh
Artinya sikap tenggang rasa, saling menghormati dan saling menghargai sesama manusia.
4) Ta’awun
Ta’awun berarti tolong menolong, gotong royong, bantu membantu dengan sesama manusia.

8
b. Akhlak tercela (Mazmumah)
1. Hasad
Artinya iri hati, dengki. Iri berarti merasa kurang senang atau cemburu melihat orang lain
beruntung..
2. Dendam
Dendam yaitu keinginan keras yang terkandung dalam hati untuk membalas kejahatan.
3. Gibah dan Fitnah
Membicarakan kejelekan orang lain dengan tujuan untuk menjatuhkan nama baiknya.
Apabila kejelekan yang dibicarakan tersebut memang dilakukan orangnya dinamakan gibah.
Sedangkan apabila kejelekan yang dibicarakan itu tidak benar, berarti pembicaraan itu
disebut fitnah.
4. Namimah
Adu domba atau namimah, yakni menceritakan sikap atau perbuatan seseorang yang belum
tentu benar kepada orang lain dengan maksud terjadi perselisihan antara keduanya.

9
BAB III
PENUTUP
A. kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Perbedaaan antara moral, dan etika adalah terletak pada sumber yang dijadikan patokan
untuk menentukan baik dan buruk.
2. Pada etika, penilaian baik buruk berdasarkan pendapat akal pikiran, dan pada moral
berdasarkan kebiasaan yang berlaku umum di masyarakat, maka pada akhlak ukuran yang
digunakan untuk menentukan baik buruk.
3. Islam telah menetapkan dan mengatur batas-batas dalam pergaulan bebas diantaranya
dengan menjaga dengan pandangan mata dan memelihara kehormatan (tarji).
4. Budaya pacaran adalah merupakan satu konsep yang sama dengan pergaulan bebas dan
dampak negatif (bahayanya) tidak jauh berbeda.
5. Pergaulan bebas dapat dikurangi apabila orang tua dan anggota masyarakat ikut berperan
aktif dalam memberikan motivasi dan dorongan kepada para remaja dan memberikan sarana
dan prasarana yang dibutuhkan remaja dalam proses keremajaannya. Sehingga segala sesuatu
yang dilakukannya dapat bermanfaat dalam kehidupan.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://wizanies.blogspot.com/2007/08/akhlak-etika-moral.html
http://grms.multiply.com/journal/item/26.
http://dewon.wordpress.com/2007/11/03/kategori-19/
http://marlinara.blogspot.com/2013/04/pergaulan-bebas-di-kalangan remaja.html
Bertens K, Etika, Tilburg, Nederland,PT Gramedia Pustaka Utama (cetakan XI, Oktober
2011)
Bertens K, Tilburg, Nederland, Pengembangan Diri, Inspirasional, Etika, Moral, Filsafat, PT
Gramedia Pustaka Utama (cetakan XI, Oktober 2011)
Yaqub, Hamzah. Etika Islam. Bandung : CV Diponegoro, 1988.
http://grms.multiply.com/journal/item/262
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2262832-pengertian-era-
globalisasi/#ixzz3q3ad4J00

11

Anda mungkin juga menyukai