Tesis
untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat Sarjana S-2
Diajukan Oleh
Mario Sardadi
15/391958/PEK/21404
Kepada
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2019
i
KATA P ENGANTAR
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur terpanjat ke hadirat Allah Swt atas karunia dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis dengan judul Analisa
terhingga kepada:
1. Istri tercinta yang terus memberikan bantuan dan dorongan motivasi untuk
waktunya;
2. Dr. Ir. Adi Djoko Guritno, M.SIE selaku Dosen Pembimbing yang penuh
sabar dan perhatian dalam memberikan arahan serta nasehat kepada penulis
3. Para Dosen MMUGM atas ilmu yang diberikan selama penulis menempuh
iii
6. Rekan-rekan Mahasiswa Program MMUGM Jakarta Kelas Eksekutif B
pedidikan ini;
9. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu demi satu yang telah membantu
Penulis berharap semoga tesis yang dikerjakan dengan segenap pikiran, hati
dan tenaga, serta panjatan doa dari orang-orang terdekat ini dapat memberikan
manfaat bagi siapa saja yang membacanya. Tidak ada yang sempurna di dunia,
untuk itu penulis mohon maaf atas ketidaksempurnaan penulisan tesis ini serta
Mario Sardadi
iv
DAFTAR I SI
DAFTAR ISI
PERNYATAAN .................................................................................................. ii
ABSTRAK .........................................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................4
1.3 Pertanyaan Penelitian .........................................................................5
1.4 Tujuan Penelitian................................................................................5
v
2.1.3 Service Blueprint......................................................................... 11
2.1.4 Kualitas Layanan ........................................................................ 14
2.1.5 Failure Metode Effect Analisis (FMEA) ..................................... 18
2.2. Kerangka Penelitian .........................................................................20
2.2.1 Pengolahan Data dan Metode Analisis ....................................... 20
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................21
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ..........................................................21
3.2 Gambaran Umum Perusahaan ..........................................................22
3.2.1 Misi ............................................................................................. 23
3.2.2 Visi ............................................................................................. 23
3.2.3 Logo Perusahaan ......................................................................... 25
3.2.4 Struktur Organisasi ..................................................................... 27
3.2.5 Proses Bisnis Pelabuhan ............................................................. 28
3.3 Sumber Data .....................................................................................29
3.4 Pengolahan Data dan Metode Analisis .............................................29
vi
1.1 Simpulan........................................................................................... 74
1.2 Implikasi ........................................................................................... 75
1.4 Saran .................................................................................................76
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.4 Alur Bisnis Proses PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang
Merak …………………………………..…………………….. 28
Cabang Merak….…………………………………………….. 34
Gambar 4.2 Data produksi angkutan Terminal Reguler periode Februari – Mei
2019 ……………………………………………………………35
2019 .…………………….…………………………………….. 43
viii
Gambar 4.7 Flow kendaraan dan penumpang masuk Terminal Reguler
ix
AFTAR TABEL
DAFTAR TABEL
Merak………………………………………………………….. 38
Merak………………………………………………………….. 39
Tabel 4.3 Market share Terminal Reguler dan Terminal Eksekutif periode
Merak………………………………………………………….. 45
Merak………………………………………………………….. 46
Tabel 4.6 Harga Tiket Terminal Reguler dan Terminal Eksekutif Pelabuhan
x
Tabel 4.8 Analisa waktu pelayanan Terminal Reguler Pelabuhan
Merak…………………………………………………………. 58
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
ABSTRACT
ABSTRACT
Analysis of Passenger and Vehicle Services at the Merak Crossing Port with the
Mario Sardadi
15/391958/PEK/21404
necessary to identify and design service plans in each service activity. A service
several analyzes are carried out, namely time analysis to measure how much
time is needed. Flow analysis to analyze how effective the path is going
the service process that can disrupt service processes. From the results of the
analysis conducted obtained the 3 biggest activities that can disrupt the
service process which is measured by time and service flow. The FMEA
measurement results are then mapped in the blueprint service design to improve
the service process and detect the risk of failure in the service process.
Service Blueprint
xiii
NTISAR I
ABSTRAK
Mario Sardadi
15/391958/PEK/21404
teknik analisis proses yang menitikberatkan pada pelanggan dan hubungan yang
dilakukan beberapa analisa yakni analisa waktu untuk mengukur seberapa besar
waktu yang diperlukan. Analisa flow untuk menganalisa seberapa efektif jalur
yang lewati. Failure Metode & Effect Analysis (FMEA) untuk mengkategorikan
terganggu. Dari hasil analisis yang dilakukan diperoleh 3 aktivitas terbesar yang
bisa mengganggu proses pelayanan yang diukur berdasarkan waktu maupun flow
Kata Kunci: Kapal Feri, Pelabuhan Penyeberangan, Failure Metode & Effect
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
antar pulau menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi Indonesia yang terdiri dari
17 ribu pulau yang tersebar. Melihat tantangan dan potensi itu, Presiden Joko
pulau-pulau yang terluar dengan kapal - kapal yang ditugaskan khusus untuk
Kapal menjadi salah satu moda transportasi yang bisa diandalkan di daerah
yang sebagian besar perairan seperti di Indonesia. Salah satu jenis kapal yang
menjadi tulang punggung logistik nasional adalah kapal feri jenis roll on roll off
atau roro. Dibandingkan dengan kapal cargo, kapal feri memiliki keunggulan
kemudahan dan kecepatan dalam proses masuk dan keluar barang yang diangkut.
kepastian dalam pengiriman barang. Dengan kapal feri mereka dapat memastikan
atau ke tempat tujuan dengan truk mereka sendiri. Berbeda dengan sistem cargo
atau peti kemas, dalam proses pengiriman barang, posisi barang membutuhkan
proses peralihan beberapa kali. Hal tersebut dikarenakan desain kapal feri
1
memungkinkan untuk membawa kendaraan secara langsung tanpa harus
Saat ini, lintasan kapal feri atau penyeberangan yang paling menjadi
dalam kondisi normal rata-rata kendaraan yang menyeberang sebanyak 4500 unit
menggunakan gang way. Terminal Eksekutif merupakan layanan baru yang mulai
berbeda yakni dengan gedung terminal berdesain modern, area komersil, akses
2
Pelabuhan Penyeberangan Merak memiliki kapasitas terpasang 3000
kendaraan campuran, dengan jumlah tersebut dalam satu waktu total kendaraan
yang masuk ke dalam pelabuhan sebanyak 3000 kendaraan. Namun dalam kondisi
masuk dalam kapal melebihi waktu biasanya. Pada puncak arus mudik, panjang
maksimal.
tiket masih dilakukan secara langsung (go show). Pembelian tiket penumpang
tanpa kendaraan dan penumpang dengan kendaraan membeli tiket datang lagsung
ke pelabuhan dan menuju loket dan tollgate. Sistem pembelian tiket secara online
3
sudah diterapkan oleh PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) sebagai operator
kapal dan dermaga yang dituju belum terinfomasikan dengan baik. Proses
Dalam lembaran tiket yang dibeli oleh pengguna jasa tidak menginformasikan
jadwal, nama kapal dan dermaga yang dituju. Sementara di Terminal Eksekutif,
proses pelayanan lebih baik dengan informasi dan jadwal yang dapat dengan
tersebut, maka saya ingin mengangkat topik penelitian tentang analisa pelayanan
layanan di Terminal Reguler dan Terminal Eksekutif secara garis besar dilakukan
secara manual. Tidak efektifnya proses pelayanan ini akan berdampak pada
4
1.3 Pertanyaan Penelitian
adalah:
Merak?
Penyeberangan Merak?
Merak
1. Bahan evaluasi bagi perusahaan terhadap proses yang dilakukan saat ini
5
2. Meningkatkan kinerja perusahaan untuk dapat memenuhi SLA (Service
Merak.
ASDP Indonesia Ferry (Persero) pada periode kegiatan bulan Februari 2019 – Mei
2019.
1. Bab I Pendahuluan
sistematika penulisan.
Bab ini berisi dasar teori yang dipergunakan dalam penelitian serta rujukan
penelitian sebelumnya.
Bab ini berisi alur penelitian, model dan metode analisis yang digunakan,
penelitian.
6
4. Bab IV Analisis dan Pembahasan
Bab ini berisi tentang data penelitian, analisis atas data dan pembahasan
5. Bab V Simpulan
Bab ini berisi kesimpulan dari hasil pembahasan penelitian dan saran yang
7
BAB II
LANDASAN TEORI
sehingga kapal bisa berlabuh dengan aman untuk bongkar muat barang, menarik
Pelabuhan di dunia terdiri dari beberapa jenis salah satunya yakni Pelabuhan
Penyeberangan.
a. Terminal penumpang
8
d. Perkantoran untuk kegiatan pemerintahan dan pelayanan jasa
kepelabuhanan.
9
e. Fasilitas umum lainnya (peribadatan, taman, jalur hijau dan
kesehatan).
Kapal feri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) versi daring
sungai, atau terusan. Kapal feri juga bisa disebut kapal penyeberangan khusus (di
selat, sungai, terusan) yang bagian buritan dan lambungnya dapat dibuka untuk
Kapal feri memiliki beberapa jenis diantaranya kapal feri roll on roll off
(roro). Kapal roro adalah adalah kapal yang bisa memuat kendaraan yang berjalan
masuk dan keluar dengan mudah melalui sebuah pintu didepan dan belakang
kapal. Oleh karena itu, kapal ini dilengkapi dengan pintu rampa khusus yang
berhubungan dengan dermaga apung atau dengan moveble bridge saat bersandar.
10
Kapal roro selain digunakan untuk angkutan truk juga digunakan untuk
Angkutan ini pilihan yang paling digemari masyarakat saat melakukan perjalanan
teknik analisis proses yang menitikberatkan pada pelanggan dan hubungan yang
terjadi dengan pelanggan (Heizer dan Render, 2015). Kualitas layanan merupakan
suatu prioritas yang penting untuk perusahaan yang ingin mengetahui perbedaan
yang ketat.
layanan dan maka dari itu para ahli bidang pelayanan mulai menciptakan sebuah
flowchart yang disebut sebagai service blueprint. Menurut Chase (2004). Service
Blueprint diperlukan dalam suatu proses layanan karena layanan pada dasarnya
output layanannya.
tentang permasalahan yang ada dan meredesain sistem blueprint alur pelayanan
sistem lama dengan bentuk blueprint baru yang lebih efisien dan efektif agar target
11
waktu pelayanan pengelolaan pasien pulang yang diharapkan dapat tercapai. Dari
hasil penelitian tersebut, diketahui bahwa blueprint layanan dapat dijadikan acuan
menggambarkan sistem jasa yang sedemikian rupa sehingga setiap orang yang
dengan objektif, terlepas dari apapun peranan maupun sudut pandang individual
tersebut (Zeithaml & Bitner, 2003). Pada saat merancang suatu service blueprint,
pendukung (zeithaml & Bitner, 2003). Adapun dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Physical Evidence
12
2. Contact Person (Visible)
masak di restoran.
4. Support Process
Secara prinsip, cetak biru layanan merupakan gambar dua dimensi dalam
konsumen dan tindakan yang dilakukan oleh penyedia jasa. Sementara bagian
pelayanan.
13
Bukti Fisik
Tindakan
Pelanggan
Onstage Contact
Employee Actions
Backstage Contact
Employee Actions
Proses Pendukung
Menurut Garvin (1988) yang dikutip Fandy Tjipto Ph.D. dalam service
berkaitan yakni :
sebuah produk.
14
3. Realibitas (reability), yakni kemampuan sebuah produk untuk tetepa
tertentu.
15
Persepsi konsumen dan harapan konsumen seharusnya sama, tetapi dalam
kenyataannya ada gap atau celah yang besar. Ini merupakan tugas manager operasi
Saat ini, kita mengenal lima jenis kesenjangan (gap) yang harus
pelayanan.
komunikasi eksternal.
16
1. Memberikan kesempatan kepada para konsumen untuk menyampaikan
(intermediaries).
serta penetapan tujuan yang ingin dicapai secara efektif atas dasar
lebih besar kepada SDM yang lebih 'dekat' dengan para konsumen,
operasional. Selain itu juga dapat memberikan perhatian yang lebih besar
17
2. Perusahaan mengetahui peningkatan kinerja yang diperlukan guna
keputusan oleh manager operasional terkait biaya dan prioritas yang dibutuhkan
semua perusahaan. Ini merupakan akibat dari perkembangan bisnis yang terus
kebutuhan konsumen. Jika hal ini dapat dilakukan, perusahaan akan mampu
bersaing dan bahkan menjadi pemimpin bisnis. Namun, jika sebaliknya, maka
perusahaan lambat laun tidak akan mampu bertahan dalam bisnis tersebut.
McDermott dkk, (2009) yang dikutip dalam tulisan Tri Widianti yang
tertuang dalam lipi.go.id, Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) adalah
produk maupun proses sebelum masalah tersebut timbul”. Dalam tulisan yang
sama, FMEA dapat dipilih sebagai sebuah metode untuk peningkatan kualitas
menggunakan tiga parameter yakni Risk Priority Number (RPN) yang merupakan
18
detection (D). Severity merupakan nilai yang menunjukan tingkat keparahan efek
dan detection menunjukkan nilai rating kemampuan deteksi dengan nilai rating 1-
10 (Teoh & Case, 2004). RPN paling tinggi pada hasil analisis FMEA menunjukan
tingkat risiko paling tinggi dan merupakan prioritas untuk dilakukan tindakan
Penelitian ini menerapkan Service Blueprint untuk melakukan perincian ulang dan
dalam merancang layanan agar terhindar dari kegagalan sistem. Hasilnya tidak
kualitas sistem layanan, juga dapat memberikan yang lain industri jasa pendekatan
untuk tiba desain layanan yang ideal dengan menggabungkan Service Blueprint
dan FMEA.
19
2.2 Kerangka Penelitian
2.2.1 Pengolahan Data dan Metode Analisis
Adapun tahapan penelitian ini dapat digambarkan dalam diagram alur dibawah
ini.
IDENTIFIKASI MASALAH
PENYUSUNAN MODEL
Selesai
20
BAB III
METODE PENELITIAN
sebagai berikut:
Cilegon Provinsi Banten. Penelitian dilakukan dalam waktu 4 (empat) bulan yakni
21
3.2 Gambaran Umum Perusahaan
dengan nama Proyek ASDP Feri yang pada sat itu berada dibawah kendali
perusahaan ASDP Feri berubah menjadi Perum ASDP. Pada tahun 1986,
selanjutnya Perum ini berubah kembali menjadi PT ASDP (Persero) pada tahun
1993.
tantangan bagi ASDP untuk berubah dan berkembang. Perusahaan milik negara
ini diharapkan dapat bersaing dengan badan usaha negara lainnya atau dengan
terjauh.
penandatanganan Pakta Integritas oleh para direksi dan disaksikan oleh Deputi
Bidang Usaha Logistik dan Pariwisata Kementerian Negara BUMN dan Wakil
22
pula penulisan visi dan misi, penegasan usaha pokok, penciptaan usaha penunjang,
transformasi ASDP bisnis yang akan menjadikan ASDP sebagai salah satu
3.2.1 Misi
bagi stakeholders”
3.2.2 Visi
keuntungan
pembangunan.
perusahaan, yaitu:
23
1. Memahami dan tanggap terhadap kebutuhan stakeholder dan lingkungan,
prioritas utama.
konsitensi antara prinsip dan perilaku. Dengan motto “We Bridge The
1. Korporasi Negara
2. Infrastruktur Negara
geografis.
24
3. Peran Pendukung
1. Modal bolak balik dari satu titik ke titik lainnya menyiratkan sifat dan
25
2. Bentuk logogram (lengkung) merupakan abstraksi dari gelombang
dan profesional
Tulisan ‘asdp’ diambil dari jenis huruf Frutiger Lowercase yang memiliki sifat
modern, teknologis, dan mantap. Tulisan ‘asdp’ ini juga merupakan akronim dari
menuju era yang baru. Tulisan “Indonesia Ferry” juga merupakan tanda
26
3.2.4
Struktur Organisasi
27
(Persero) (sumber, ASDP 2019)
3.2.5
Proses Bisnis Pelabuhan
Gambar 3.4 Alur Bisnis Proses PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero)
28
Cabang Merak (Sumber: ASDP, 2019)
3.3 Sumber Data
Pada tahap ini, data yang diperlukan terbagi atas data primer dan data
sekunder.
Bakauheni
1. Identifikasi Masalah
terjadi di penumpang.
Data tersebut yakni data jumlah penumpang yang berangkat setiap hari,
29
data jumlah loket pelayanan, data sistem yang digunakan, data jumlah
Data yang diperlukan untuk penelitian pada langkah ini adalah foto
5. Analisa Kegiatan
perjalanan penumpang yang saat ini dilakukan. Dengan tahap ini, bisa
30
6. Penyusunan Model
dimana pola kegiatan penumpang menjadi titik utama dalam model ini.
backstage dan terakhir yakni sistem yang bekerja dalam satu kesatuan dan
setiap fase yang dilewati oleh penumpang. Dalam tahap ini akan dilakukan
kemudian setelah analisa dan akan membuat model baru desain Service
penyeberangan yang sudah dilakukan test model. Model yang lebih efektif
dalam pola operasi dibandingkan dengan model lama. Model baru bisa
penumpang dan sistem antrian dan penyelesain dalam kondisi bootle neck
di titik tertentu.
31
BAB IV
Februari 2019 sampai dengan 15 April 2019 pada kegiatan pembelian tiket untuk
kondisi aktual sebagai pondasi awal dalam penelitian yang akan dilakukan
kegiatan ini merupakan faktor yang tidak dapat dipisahkan dalam rangkaian
Pelabuhan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Merak, secara garis besar
Eksekutif.
32
(sembilan) golongan yakni golongan I, II, III, IV (A&B), V (A&B), VI (A&B),
dikedua terminal.
kendaraan.
33
dan kendaraan. Akses masuk penumpang bisa melalui pintu masuk
layanan tiket online sejak November 2017 sebagai bagian dari proses
penjualan tiket.
Namun dari hasil data yang diperoleh penjualan tiket online selama
34
pengguna jasa lebih memilih melakukan pembelian langsung di loket
maupun tollgate.
penelitian bulan Februari – Mei 2019 dapat disampaikan melalui tabel 4.1
140,000
120,000
100,000
jumlah
80,000
60,000
40,000
20,000
-
roda 2 dan
Penumpang roda 4 bus truk
3
Februari 92,256 20,490 62,761 5,483 67,600
Maret 99,087 22,108 66,974 6,151 72,488
April 109,799 24,498 69,442 6,401 68,467
Mei 116,710 55,699 88,089 8,351 73,027
2019 total jumlah penumpang tanpa kendaraan yang datang yakni sebesar
35
417.852 orang. Jika dirata-ratakan dalam satu hari, jumlah penumpang
kendaraan yang masuk sebanyak 718.029 unit kendaraan. Dalam satu hari
122.795 unit kendaraan. Sehingga dalam satu hari jumlah kendaraan roda
periode bulan atau sebanyak 219 unit bus dalam satu hari menyeberang
Bakauheni. Dengan jumlah ini artinya sebanyak 2.346 unit truk rata-rata
36
setiap hari menyeberang melalui Pelabuhan Merak menuju Pelabuhan
Bakauheni.
berikut :
- Masuk ke kapal
37
4.3.1.2 Aktivitas Petugas Terminal Reguler Saat ini
Terminal Reguler dalam pembagian tugas dan fungsi dibagi dalam dua
NO AKTIVITAS PETUGAS
PENUMPANG
1 Menuju Tempat Pembelian Security
drop penumpang)
Pengarah penumpang
- Security
38
5 Menuju gang way - Petugas Operasional
Pengarah penumpang
- Security
bridge
- Security
NO AKTIVITAS PETUGAS
PENUMPANG
1 Menuju Tempat Pembelian Security
39
4 Masuk menuju kapal - Petugas Operasional ASDP
- Petugas Sideramp
Ferry (Persero) yang baru diluncurkan akhir Desember 2018. Layanan ini
sangat berbeda dengan Terminal Reguler dari segi lokasi, waktu tempuh
dan harga tiket. Lokasi Terminal Eksekutif masih dalam satu kawasan
Eksekutif berada 500 meter sebelum pintu masuk reguler. Sama halnya
penumpang yang turun dari terminal bus hanya 50 meter dan sudah masuk
40
Gambar 4.3 Lokasi Terminal Eksekutif (area kuning)
PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Merak
Selain dari lokasi, harga tiket untuk penumpang tanpa kendaraan dan
dengan gedung modern dengan area komersil dan tenant yang menarik
Untuk pelayanan lainnya yakni waktu tempuh perjalanan hanya 1 jam dari
41
keberangkatan dan kedatangan tepat waktu sesuai dengan yang telah
ditetapkan.
Reguler. Dari data produksi yang didapat selama periode penelitian dapat
42
Data Produksi Terminal Eksekutif
Februari - Mei 2019
20,000
18,000
16,000
14,000
Jumlah
12,000
10,000
8,000
6,000
4,000
2,000
-
roda 2 dan
Penumpang roda 4 bus truk
3
Februari 7,648 589 4,470 775 11,191
Maret 8,526 762 5,123 745 9,924
April 10,598 1,011 6,730 869 8,931
Mei 17,678 1,121 16,761 280 4,607
jumlah tersebut, penumpang paling banyak tercatat pada bulan Mei yakni
Terminal Reguler dan Terminal Eksekutif dpata dilihat dalam tabel 4.9
dibawah ini.
43
Tabel 4.3 Market share Terminal Reguler dan Terminal Eksekutif
periode Februari – Mei 2019
Reguler Eksekutif
Golongan Market Market
Produksi Produksi
Share Share
Penumpang 417,852 90% 44,450 10%
roda 2 dan 3 122,795 97% 3,483 3%
roda 4 287,266 90% 33,084 10%
Bus 26,386 91% 2,669 9%
Truk 281,582 89% 34,653 11%
- Menuju Garbarata
- Masuk ke kapal
44
- Menuju parkir siap muat dermaga
Tabel 4.4
Tabel penempatan petugas pelayanan di area penumpang tanpa
kendaraan Terminal Eksekutif Pelabuhan Penyeberangan Merak
NO AKTIVITAS PETUGAS
PENUMPANG
1 Menuju Terminal Eksekutif Security
Pengarah penumpang
- Security
45
5 Menuju barrier gate - Petugas
Operasional Pengarah
penumpang
- Security
ASDP
- Petugas Opersional
garbarata
- Security
Tabel 4.5
Tabel penempatan petugas pelayanan Penumpang dengan
kendaraan di Terminal Eksekutif Pelabuhan Penyeberangan
Merak
NO AKTIVITAS PETUGAS
PENUMPANG
1 Menuju tollgate Security
ASDP
- Petugas MB
- Petugas Sideramp
46
4.4 Analisa Pelayanan
dan grand design pelayanan ASDP telah dibuat berdasarkan pada gambar
Prosedur yang dibuat masih dalam pandangan satu sisi yakni perusahaan.
47
Sementara pandangan dari pengguna jasa sendiri belum secara detail
dilakukan.
pengguna jasa dengan detail pelayanan yang diberikan dalam pre journey,
on Journey dan post journey. Namun hal itu bersifat luas, dan penerapan
Hal tersebut dapat dilihat dari data audit pelayanan yang telah
membeli kembali. Penerapan ini juga membuat waktu tunggu dan proses
48
Indonesia Ferry (Persero) membuat loket khusus untuk penjualan
beberapa kendala yang didapat selama dalam obsevasi. Hal yang pertama
yang berlaku 4 Mei 2018, untuk uang elektronik non register hanya
terbatas maksimal Rp. 1.000.000 (satu juta rupiah) sesuai Peraturan Bank
batasan satu uang elektronik non register sudah dapat digunakan sebesar
(truk) dengan harga Rp. 1.406.000, golongan VIII (truk) dengan harga
49
Tabel 4.6
Harga Tiket Terminal Reguler dan Terminal Eksekutif
Pelabuhan Penyeberangan Merak
Jenis Moda Harga Harga
Terminal Terminal
Executive Reguler
50
harga Rp. 1.479.000, golongan VIII (truk) dengan harga 2.181.000,
manifest yang akan terbentuk dalam laporan di tiket yang secara otomatis
berisi lebih dari 2 orang. Petugas akan kesulitan memasukan nama satu
persatu penumpang, jikapun bisa maka waktu yang dibutuhkan akan lama
keberangkatan kapal.
51
pelayanan malam hari lebih besar dibandingkan beban kerja pada siang
hari.
malam hari. Jika dilihat dari data, perbandingan memang paling terlihat
untuk lalu lintas kendaraan truk dan roda 4 bergerak lebih banyak pada
malam hari.
Tabel 4.7
Perbandingan produksi siang/malam Terminal Reguler dan
Terminal Eksekutif Pelabuhan Penyeberangan Merak
Golongan
Waktu
Penumpang Roda 2 Roda 4 Bus Truk
Reguler
Siang 56.6% 49.8% 43.8% 52.0% 42.0%
Malam 43.4% 50.2% 56.2% 48.0% 58.0%
Eksekutif
membedakan hanya luas dan jarak tempuh yang dilakukan setiap segmen
52
Terminal Reguler memiliki luas 17 hektar dengan 7 dermaga yang
53
4.4.3 Analisa Waktu
Untuk antrian, hal ini menjadi batasan peneliti untuk tidak masuk
dalam keadaan siap untuk membeli tiket. Sesuai aturan yang berlaku yang
54
yakni nama, tanggal lahir, tempat asal, tempat tujuan. Jika penumpang
ini siap dengan hak tersebut maka dicatat sebagai waktu pelayanan murni.
nama supir dan jumlah penumpang saja. Hal tersebut bisa saja merugikan
operator kapal karena jika terjadi hal yang tidak diinginkan maka daftar
Misalnya dengan tidak memiliki sama sekali uang elektronik, ada juga
dilakukan dalam satu area yang sama dan jarak yang tidak jauh. Namun
uang elektronik, lokasi pintu masuk yang kurang terbuka, flow kendaraan
55
Tabel 4.9
Analisa waktu pelayanan Terminal Eksekutif
Pelabuhan Penyeberangan Merak
No Uraian Rata-Rata Waktu Tunggu Total Waktu
(di loket/tollgate) Pelayanan
(s.d Naik Kapal)
1 Penumpang Orang 37,9 detik 753,2 detik
2 Kend. Roda 2 atau 3 33,4 detik 90,4 detik
3 Kend. Roda 4 85.9 detik 120,5 detik
4 Bus 190.1 detik 324,8 detik
5 Truk 140.2 detik 370,4 detik
dalam suatu proses produksi baik perusahaan barang maupun jasa. Dalam
Eksekutif.
56
Merak yakni sebelum kegiatan pelayanan (pre service), saat kegiatan
Dalam hal ini, peneliti menguji tentang fasilitas yang berhubungan dengan
proses pelayanan.
57
terjadi. Sebaliknya untuk nilai 5 (lima) diberikan kepada pelayanan yang
58
Konsumen tidak 2.91 2.67 2.73 21.16
In Service
membawa Identitas
Konsumen salah masuk 2.67 2.48 2.70 17.87
In Service
dermaga/kapal
Pengembalian/panukaran 2.55 2.33 2.82 16.74
Post Service
tiket
MB, Sideramp, 2.58 2.30 2.48 14.74
Fasilitas Garbarata, akses bridge
tidak berfungsi
efeknya diatas, nilai tertinggi yang terjadi dalam proses in service untuk
aktivitas konsumen tidak memiliki uang elektronik atau saldo dalam uang
elektronik tidak cukup. Dalam proses ini, observasi yang telah dilakukan
melihat beberapa dampak yang terjadi jika aktivitas atau kegiatan ini
Kegagalan dalam proses aktivitas ini terjadi lebih besar pada kegiatan di
informatif dan jelas. Dampak dari kegiatan ini adalah konsumen terlambat
naik kapal, kapal tidak sesuai yang diinginkan konsumen dan menurunnya
kepercayaan konsumen.
59
keberangkatan konsumen. Kemudian akan berdampak pada kapasitas
informatif.
diataranya yakni titik dimana potensi kegagalan suatu proses bisa diditeksi
pelayanan.
utama yakni pembelian tiket, scan tiket, menuju dermaga tujuan, naik ke
maupun saldo yang kurang. Hal ini yang juga terjadi di penumpang dengan
60
Kemudian proses yang paling terdampak untuk penumpang dalam
secara seksama. Hal ini juga terjadi pada proses di pelayanan penumpang
dengan kendaraan.
61
Gambar 4.9 Desain Service blueprint kendaraan
Terminal Reguler Pelabuhan Penyeberangan Merak
62
Gambar 4.10 Desain Service blueprint penumpang
Terminal Reguler Pelabuhan Penyeberangan Merak
63
Dari proses aktivitas pelayanan untuk Terminal Eksekutif, proses
Eksekutif berada lebih dekat dan dalam satu area dengan terminal bus.
namun saldo yang kurang. Namun hal yang cukup baik diterapkan yakni
proses informasi dan jadwal yang cukup jelas untuk penumpang masuk ke
64
Gambar 4.11 Desain Service blueprint penumpang
Terminal EksekutifPelabuhan Penyeberangan Merak
65
Gambar 4.12 Desain Service blueprint Kendaraan
Terminal Eksekutif Pelabuhan Penyeberangan Merak
66
4.5 Improvement
dilakukan dan telah membentuk desain Service Blueprint sesuai dengan kondisi
yang ada. Setelah dianalisa terdapat beberapa titik yang berpotensi terhadap
gangguan pelayanan.
maka waktu pelayanan dalam tahap normal. Namun jika gangguan pelayanan
melakukan antrian dan sampai loket atau tollgate ternyata ada gangguan saat
menjadi gangguan yakni pada saat penumpang melakukan pembelian tiket. Baik
elektronik berpotensi menambah waktu tunggu. Pengguna jasa masih banyak yang
belum memiliki uang elektronik atau saldo dalam uang elektronik. Khusus untuk
kendaraan aktivitas pembayaran dengan uang elektronik ini juga masih menjadi
menggunakan uang elektornik karena batas transaksi hanya Rp. 2.000.000,- (dua
juta rupiah).
antrian yang panjang karena dalam loket penjualan tidak bisa melakukan
67
pembelian uang elektronik dan penambahan saldo. Hal ini menjadikan
penumpang kendaraan harus turun dan menuju loket khusus penjualan dan isi
hal ini tidak dioperasikan secara maksimal karena penumpang cenderung tidak
langsung tiket masih tersedia, dan nilai harga sama dengan pembelian online.
Alternatif pembelain tiket secara online bukan hanya utnuk meringankan isu
belum baik. Akses pembelian online tiket penyebernagn juga masih terbatas
dalam loket proses tersebut bisa dipindahkan lebih awal dan dilakukan oleh
kapasitas penumpang dan kendaraan yang akan datang saat tertentu juga bisa
Kemudian Terminal Eksekutif dengan konsep mall dalam hal ini masih
belum bisa eksplore lebih jauh oleh operator pelabuhan. Mengubah prilaku
68
penumpang masih sulit untuk berlama lama di terminal eksekutif dikarenakan
aturan. Setiap penumpang dalam transaksi mendapatkan sebuah tiket untuk masuk
pelayanan ternyata jauh lebih cepat dan potensi kegagalan lebih kecil
69
Tabel 4.12 Analisa waktu pelayanan Terminal Eksekutif Pelabuhan
Penyeberangan Merak
No Uraian Rata-Rata Total Rata-Rata Total %
Waktu Waktu Waktu Waktu
Tunggu Pelayanan Tunggu Pelayanan
(di (s.d Naik (di (s.d Naik
loket/tollgate) Kapal) loket/tollgate) Kapal)
before after
1 Penumpang 37.9 753.2 24.1 739.4 64%
Orang
2 Kend. Roda 33.4 90.4 25.3 82.3 76%
2 atau 3
3 Kend. Roda 85.9 120.5 55.1 89.7 64%
4
4 Bus 190.1 324.8 150.5 285.2 79%
5 Truk 140.2 370.4 103.6 333.8 74%
Dalam hasil analisa FMEA, titik yang paling berpotensi menjadi gangguan
Sementara aktivitas penyampaian informasi dan jadwal yang kurang bisa diakses
rekomendasi tersebut.
70
Tabel 4.13 Rekomendasi Aksi Terhadap Aktivitas Prioritas Analisa FMEA
71
Gambar 4.14 Desain alternative Service Blueprint kendaraan Pelabuhan Penyeberangan Merak
72
Gambar 4.15 Desain alternative Service Blueprint Penumpang Pelabuhan Penyeberangan Merak
73
BAB V
SIMPULAN
5.1 Simpulan
terdiri dari pembelian tiket, scan tiket, menuju dermaga pelayanan kapal,
pelayanan. Hal ini merujuk pada proses yang berbeda-beda dengan 4 bagian
Terminal Eksekutif.
gangguan proses scan uang elektronik atau mati listrik. Sementara untuk
74
tidak memiliki uang elektronik, tidak memiliki identitas, atau tiket hilang
tentang ketepatan dan sistem penjualan tiket karena potensi besar dalam
3. Penyusunan Service Blueprint secara garis besar dibagi dalam dua yakni
5.2 Implikasi
akan dilakukan oleh penumpang dan akan mengurangi proses pelayanan yang
75
5.3 Keterbatasan
seberapa besar waktu antrian yang terjadi pada saat-saat tertentu. Kemudian
simulasi dengan pembelian tiket secara online oleh penumpang secara langsung
waktu antrian dan penggunaan online maka akan diperoleh simulasi antrian
5.4 Saran
ini perspektif masih bergantung pada proses bisnis yang merupakan cerminan
dilayani.
SLA yang diterapkan kepada petugas juga sudah jelas dengan gambaran
76
DAFTAR PUSTAKA
Adarini, L., S. dan Syah., T., Y., R. (2010). Service Blueprint Manajemen Pasien
Pulang (Discharge) Pada Pelayanan Rawat Inap. Jurnal Online Internasional
& Nasional. Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta. 3(2). H 60-73.
Ali Herdiansyah, Iyan, 2017, Mendesain Cetak Biru Layanan, retrivied from
https://salesmaster.co.id/mendesain-cetak-biru-layanan/
Chase, R., B., Jacobs, F. dan R., Aquiland, N., J. (2004). Operations Management
for Competitive Advantage. Tenth Edition, New York, The McGraw-Hill
Companies, Inc.
Chuang, P. (2007). Combining Service Blueprint and FMEA for Service Design.
Asia-Pacific Industrial and Business Management Journal, 1-16.
Finn Jørgensen a, Gisle Solvoll a, 2017, Designing capacity and service level at
feri crossings, secience direct, aBusiness School, Nord University, Norway
Kamus Besar Bahasa Indonesia. (1994). hlm. 800. Jakarta: Balai Pustaka.
Lunda Ira Innyah, 2017, Analisa Desain Antrian Penumpang di Bandara Adi
Sutjipto Yogyakarta, Tesis, Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada.
77
Wang, H. dan Ho, L. (2012). Application of Service Blueprint And FMEA in
Security Management. International Journal of Innovative Computing,
Information and Control, 8(10), 7467-7485.
Yunita, Ines, 2016, Konsep Gap Analysis dalam Memenuhi Kepuasan Pelanggan,
retrivied from https://studikita.wordpress.com/2016/08/15/konsep-gap-
analysis-dalam-memenuhi-kepuasan-pelanggan/
78