Anda di halaman 1dari 77

MANAJEMEN PRODUKSI MINYAK KELAPA SAWIT PADA

PT. UNGGUL WIDYA TEKNOLOGI LESTARI DI DESA


MOTU KECAMATAN BARAS KAB. MAMUJU UTARA
PROVINSI SULAWESI BARAT

SKRIPSI

KADEK RANTAWAN PUTRA


45 14 033 002

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BOSOWA
MAKASSAR
2018
HALAMAN JUDUL

MANAJEMEN PRODUKSI MINYAK KELAPA SAWIT PADA

PT. UNGGUL WIDYA TEKNOLOGI LESTARI DI DESA


MOTU KECAMATAN BARAS KAB. MAMUJU UTARA
PROVINSI SULAWESI BARAT

OLEH
KADEK RANTAWAN PUTRA
45 14 033 002

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Di


Fakultas Pertanian Pada Unuversitas Bosowa Makassar

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BOSOWA
MAKASSAR
2018
ABSTRAK

Kadek Rantawan Putra, 45 14 033 002, Manajemen Produksi Minyak


Kelapa Sawit Pada PT. Unggul Widya Teknologi Lestari Di Desa Motu
Kecamatan Baras Kab. Mamuju Utara Provinsi Sulawesi Barat dibawah
bimbingan Muh. Jamil Gunawi dan Baharuddin.
Faktor yang mempengaruhi produksi CPO khususnya di PT. Unggul
Widya Teknologi Lestari adalah meningkatnya konsumsi CPO dunia dan
mengingat belum ada perkembangan yang signifikan dari negara pesaing lainnya
maka dengan diterapkannya manajemen proses produksi minyak kelapa sawit ini
dapat memenuhi permintaan dalam negeri maupun ekspor.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Mengetahui penerapan manajemen
proses produksi minyak kelapa sawit pada PT. Unggul Widya Teknologi Lestari.
Penelitian ini telah dilaksanakan di PT. UNGGUL WIDYA TEKNOLOGI
LESTARI yang berlangsung pada bulan Mei sampai bulan Juni 2018. teknik
pengambilan data secara purposive sampling dengan dianalisis secara deskriptif.
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa, penerapan manajemen
produksi yang terdapat di PT. Unggul Widya Teknologi Lestari meliputi fungsi
perencanaan yang mengatur persediaan bahan baku dan perencanaan produk.
Pengorganisasian meliputi penyusunan uraian kerja, pembagian tugas dan
wewenang dalam kegiatan produksi. Pengarahan diawali dari proses
penimbangan, sortasi, pengolahan dan penyimpanan. Pengawasan dilakukan
mulai dari penimbangan , sortasi, pengolahan, pengujian laboratorium hingga
penyimpanan. Evaluasi dilakukan dengan menilai produk yang dihasilkan apakah
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat kasih dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Jurusan Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Bosowa.
Penyusunan tugas akhir ini penulis mengambil judul Manajemen Produksi
Minyak Kelapa Sawit Pada PT. Unggul Widya Teknologi Lestari Di Desa Motu
Kecamatan Baras Kab. Mamuju Utara Provinsi Sulawesi Barat. Selama dalam
proses penyusunan tugas akhir ini, banyak pihak yang telah memberikan
dukungan dan motivasi untuk itu dengan ketulusan hati penulis menghaturkan
rasa terima kasih yang tak terkira kepada:
1. Sembah sujud kepada bapak Putu Mara, ibu Luh Dadi dan seluruh keluarga
yang telah memberikan doa dan dorongan moril maupun materi sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi.
2. Bapak Ir. Muh. Jamil Gunawi. MSi selaku pembimbing I dan Dr.Ir.
Baharuddin, MSi selaku pembimbing II, yang dengan senantiasa
meluangkan waktunya demi memberikan arahan serta saran dengan penuh
kesabaran dalam membimbing saya.
3. Ketua Jurusan Agribisnis, serta staf Dosen pengajar pada Jurusan Agribisnis
Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Bosowa.
4. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Bosowa.
5. Seluruh karyawan PT. Unggul Widya Teknologi Lestari yang telah
membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Rekan-rekan mahasiswa khususnya pada Jurusan Agribisnis serta rekan
mahasiswa jurusan lain yang telah membantu penulis selama ini yang tidak
tidak dapat disebutkan namanya satu-persatu.
Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis telah berusaha semaksimal

mungkin, namun karena adanya keterbatasan waktu dan tenaga maka tentunya

masih terdapat berbagai kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Untuk itu penulis

ii
sangat mengharapkan masukan dan saran yang sifatnya membangun dari berbagai

pihak demi penyempurnaan dimasa depan.

Makassar, 20 Juli 2018

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................. iv

DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 5

1.3 Tujuan ............................................................................................... 5

1.4 Kegunaan Penelitian ........................................................................ 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Manajemen Dan Manajemen Produksi............................................. 6


2.1.1 Definisi Manajemen ............................................................ 6
2.1.2 Fungsi-Fungsi Manajemen .................................................. 7
2.1.3 Pengertian Manajemen Produksi ......................................... 8

2.2 Proses Produksi ................................................................................ 9


2.2.1 Proses Produksi Terus Menerus .......................................... 9

2.3 Tujuan Manajemen Produksi ........................................................... 10

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian ........................................................... 12

iv
3.2 Teknik Penentuan Responden ......................................................... 12

3.3 Jenis Dan Sumber Data..................................................................... 12

3.4 Analisis Data..................................................................................... 13

3.5 Definisi Operasional ........................................................................ 13

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI

4.1 Sejarah Pabrik .................................................................................. 15

4.2 Struktur Organisasi Perusahaan ....................................................... 17

4.3 Letak Geografis dan Administratif .................................................. 25


4.3.1 Keadaan Iklim ..................................................................... 25

4.4 Visi dan Misi ................................................................................... 25

4.5 Sumber Daya Yang Dimiliki Perusahaan ........................................ 26

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Fungsi-Fungsi Manajemen Dalam Produksi ................................... 37


5.1.1 Fungsi Perencanaan ............................................................ 37
5.1.2 Fungsi Organisasi Produksi ............................................... 43
5.1.3 Fungsi Pengarahan ............................................................. 44
5.1.4 Fungsi Pengendalian/ Pengawasan ..................................... 45
5.1.5 Evaluasi/Penilaian .............................................................. 46

5.2 Penerapan Manajemen Pada Proses Produksi MKS......................... 46


5.2.1 Penerimaan Tandan Buah Segar (TBS) ............................. 47
5.2.2 Stasiun Sortasi Tandan Buah Segar (TBS) ........................ 48
5.2.3 Penimbunan Sementara (Loading Ramp) .......................... 49
5.2.4 Stasiun Perebusan (Sterilizer) ............................................ 49
5.2.5 Stasiun Pressing .................................................................. 50
5.2.6 Stasiun Klarifikasi/Pemurnian Minyak .............................. 51
5.2.7 Storage tank ........................................................................ 52

v
5.2.8 Kernel Recovery ................................................................. 52
5.2.9 Penyimpanan Kernel .......................................................... 53
5.2.10 Boiler ................................................................................. 53

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ...................................................................................... 54

6.2 Saran ................................................................................................ 54

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

vi
DAFTAR TABEL

Halaman

1. Luas Areal Perkebunan dan Bangunan Yang Dimiliki


PT. Unggul Widya Teknologi Lestari ........................................................ 27

2. Jenis dan Jumlah Peralatan Yang Dimiliki Oleh


PT. Unggul Widya Teknologi Lestari ......................................................... 28

3. Rata-rata Umur Karyawan di


PT. Unggul Widya Teknologi Lestari ........................................................ 31

4. Rata-Rata Tingkat Pendidikan Karyawan di


PT. Unggul Widya Teknologi Lestari ........................................................ 32

5. Kriteria Matang Panen ................................................................................ 39

6. Rencana Bahan Baku Yang Diperoleh Untuk Diolah Oleh


PT. Unggul Widya Teknologi Lestari tahun 2013-2017. ............................. 42

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan jangka panjang di indonesia sejak Repelita utama sampai

sekarang dititip beratkan pada pembangunan ekonomi dengan sektor pertanian

sebagai prioritas utama. Pembangunan ekonomi disektor pertanian harus mampu

meningkatkan hasil pertanian dalam menunjang kegiatan ekonomi khususnya di

daerah pedesaan (Wulandari, 2015).

Pembangunan pertanian merupakan bagian yang tak terpisahkan dari

pembangunan nasional yang terus-menerus dilakukan berorientasi sesuai dengan

reformasi. Seperti diketahui sektor pertanian di Indonesia sangat penting. Hal ini

terlihat dari peranan sektor pertanian terhadap penyediaan lapangan kerja,

penyediaan pangan dan penyumbang devisa negara melalui ekspor

(Soekartawi,1996).

Indonesia memiliki sumber daya lahan yang sangat luas untuk

pengembangan berbagai komoditas pertanian. Luas daratan Indonesia mencapai

188,20 juta ha, yang terdiri atas 148 juta ha lahan kering dan 40,20 juta ha lahan

basah, dengan jenis tanah, iklim, fisiografi, bahan induk (volkan yang subur), dan

elevasi yang beragam. Kondisi ini memungkinkan untuk mengusahakan berbagai

jenis tanaman, termasuk komoditas penghasil bioenergi. Pengembangan

komoditas penghasil bioenergi sangat penting untuk mengantisipasi kelangkaan

Bahan Bakar Minyak (BBM) dimasa yang akan datang. Beberapa tanaman yang

potensial sebagai penghasil bioenergi adalah kelapa sawit, kelapa, jarak pagar,

1
kapas, kanola, dan rapeseed untuk biodiesel, serta ubi kayu, ubi jalar, tebu,

sorgum, sagu, aren, nipah, dan lontar untuk bioetanol. Selain potensial sebagai

penghasil bioenergi, beberapa komoditas tersebut, seperti kelapa sawit, kelapa,

kapas, ubi kayu, tebu, dan sagu, juga merupakan komoditas sumber bahan pangan

dan pakan (Mulyani, 2013).

Salah satu sub sektor pertanian yang saat ini sedang dipacu pertumbuhannya

adalah subsektor perkebunan. Sektor perkebunan sudah sejak lama merupakan

tulang punggung perekonomian yang memberikan andil yang cukup besar sebagai

sumber devisa, kebutuhan bahan konsumsi, sumber bahan baku industri serta

penyedia kesempatan kerja dan meningkatkan penghasilan. Diantara komoditi

perkebunan yang telah dikembangkan dan mendapat perhatian dari pemerintah di

Mamuju Utara adalah kelapa sawit.

Pengembangan kelapa sawit merupakan salah satu hal yang sangat cocok

dikembangkan sebagai kegiatan pembangunan subsektor perkebunan dalam

rangka revitalisasi sektor pertanian. Perkembangan pada berbagai subsistem yang

sangat pesat pada agribisnis kelapa sawit sejak menjelang akhir tahun 1970-an

menjadi bukti pesatnya perkembangan kelapa sawit di tanah air, bahkan pada saat

krisis dan pemulihan ekonomi (1998-2003), kelapa sawit masih menunjukkan

perkembangan yang pesat (Susila, 2013).

Kelapa sawit didatangkan ke Indonesia oleh pemerintah Hindia Belanda

pada tahun 1848. Beberapa bijinya ditanam di Kebun Raya Bogor, sementara sisa

benihnya ditanam ditepi-tepi jalan sebagai tanaman hias di Deli, Sumatera Utara

pada tahun 1870-an. Pada saat yang bersamaan meningkatlah permintaan minyak

2
nabati akibat Revolusi Industri pertengahan abad ke-19. Dari sini kemudian

muncul ide membuat perkebunan kelapa sawit berdasarkan tumbuhan seleksi dari

Bogor dan Deli, maka dikenallah jenis sawit "Deli Dura" (Parmadean, 2014).

Peluang kelapa sawit sangat bagus. Karena itu, perkebunan kelapa sawit

diperluas secara besar-besaran , melalui pola perkebunan besar, pola kebun inti

plasma dan pola kemitraan bagi hasil. Masyarakat yang memiliki lahan terbatas

bisa bermitra dengan perusahaan perkebunan. Para pakar berkeyakinan bahwa

dengan keuntungan yang tinggi (benefit cost diatas tiga), usaha kelapa sawit

berkembang dengan pesat (Sunarko, 2012).

Menurut standar mutu CPO (SNI 01-2901-2012), standar mutu yang

dipersyaratkan adalah untuk Asam Lemak Bebas (ALB) memiliki nilai ambang

batas maksimum 5 %, kadar kotoran maksimum 0,5 % dan kadar air maksimum

0,5 %. Berdasarkan persyaratan tersebut, umumnya CPO indonesia telah

memenuhi kriteria untuk dapat di ekspor (Badan Standarisasi Nasional 2012).

Produksi CPO dunia pada tahun 2013 mencapai 55,7 juta ton. Dari 55,7 juta

ton CPO tersebut, Indonesia berkostribusi sebesar 26,70 juta ton (dihasilkan dari

enam juta hektar lahan perkebunan) dan diikuti oleh Malaysia sebesar 21,7 juta

ton (dihasilkan dari lima juta hektare lahan perkebunan), sehingga Indonesia dan

Malaysia secara bersama menguasai sekitar 86% produksi CPO dunia. Pada akhir

tahun 2015, produksi CPO Indonesia meningkat menjadi 32,5 juta ton dan

Malaysia menurun menjadi 17,7 juta ton (Prasetyo, 2017).

Konsumsi minyak sawit (CPO) dunia dari tahun ke tahun terus

menunjukkan tren meningkat. Pertumbuhan akan permintaan CPO dunia dalam 5

3
(lima) tahun terakhir, rata-rata tumbuh sebesar 9,92%. China dengan Indonesia

merupakan negara yang paling banyak menyerap CPO dunia. Selain itu negara

Uni Eropa juga termasuk konsumen besar pengkomsumsi CPO di dunia.

Seiring dengan meningkatnya konsumsi dunia, ekspor CPO dalam 5 (lima)

tahun terakhir juga menunjukkan tren meningkat, rata-rata peningkatannya adalah

sebesar 11%. Eksportir terbesar di dunia didominasi oleh Malaysia dan Indonesia,

kedua negara tersebut menguasai 91% pangsa pasar ekspor dunia. Papua Nugini

berada diurutan ke 3 dengan perbedaan share yang cukup jauh yaitu hanya

berkisar 1,3%.

Diprediksikan peningkatan konsumsi dan ekspor ini akan terus berlanjut

bahkan dalam persentase yang lebih besar mengingat faktor yang mendukung hal

tersebut cukup banyak, seperti: pertumbuhan penduduk, pertumbuhan industri

hilir, perkembangan energi alternatif. Malaysia dan Indonesia diprediksikan akan

terus menjadi pemain utama dalam ekspor CPO ini, mengingat belum ada

perkembangan yang signifikan dari negara pesaing lainnya. Bahkan Indonesia

diprediksikan akan menyalip Malaysia baik dalam produksi maupun ekspor CPO,

karena didukung oleh luas lahan yang tersedia dimana Malaysia sudah mulai

terbatas.

Pada prinsipnya proses pengolahan kelapa sawit adalah proses ekstraksi

CPO secara mekanis dari Tandan Buah Segar (TBS) yang diikuti dengan proses

pemurnian. Secara keseluruhan proses tersebut terdiri dari beberapa tahap proses

yang berjalan secara kontinyu dan terikat satu sama lain (Goenadi, 2013).

4
Faktor yang mempengaruhi produksi CPO khususnya di PT. Unggul Widya

Teknologi Lestari adalah meningkatnya konsumsi CPO dunia dan mengingat

belum ada perkembangan yang signifikan dari negara pesaing lainnya maka

dengan diterapkannya manajemen proses produksi minyak kelapa sawit ini dapat

memenuhi permintaan dalam negeri maupun ekspor.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah pada penelitian

ini adalah:

Bagaimana penerapan manajemen pada proses produksi minyak kelapa

sawit di PT. Unggul Widya Teknologi Lestari di desa Motu, kecamatan Baras,

kabupaten Mamuju Utara, provinsi Sulawesi Barat.

1.3 Tujuan

Mengetahui penerapan manajemen proses produksi minyak kelapa sawit

pada PT. Unggul Widya Teknologi Lestari di desa Motu, kecamatan Baras,

kabupaten Mamuju Utara, provinsi Sulawesi Barat.

1.4 Kegunaan Penelitian

Sedangkan kegunaan dari penelitian ini adalah

a. Sebagai bahan pertimbangan bagi pihak perusahaan dalam mengambil

kebijakan-kebijakan khususnya dibidang produksi CPO dan Kernel

b. Sebagai bahan bagi pengembangan ilmu pengetahuan untuk penelitian

selanjutnya.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Manajemen dan Manajemen Produksi

2.1.1 Definisi Manajemen

Manajemen berasal dari kata To Manage yang artinya mengatur. Pengaturan

dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi

manajemen itu. Jadi, manajemen itu merupakan suatu proses untuk mewujudkan

tujuan yang diinginkan (Hasibuan, 2014).

John D. Millett membatasi manajemen is the process of directing and

facilitating the work of people organized in formal groups to achieve a desired

goal (adalah sauatu proses pengarahan dan pemberian fasilitas kerja kepada orang

yang diorganisasikan dalam kelompok formal untuk mencapai tujuan).

Paul hersey dan kenneth H. Blanchard, mamberikan batasan manajemen as

working with and throught individuals and groups to accomplish organizational

goals (sebagai suatu usaha yang dilakukan dengan dan bersama individu atau

kelompok untuk mencapai tujuan organisasi).

Manajemen adalah seni dan ilmu dalam perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan, pemotivasian dan pengendalian terhadap orang dan mekanisme kerja

untuk mencapai tujuan (Siswanto, 2016)

George R. Terry mendefinisikan manajemen sebagai suatu proses khas yang

terdiri atas tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengerakan dan

pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang

6
telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya

lainnya (Badrudin, 2013:3)

2.1.2 Fungsi-Fungsi Manajemen

Fungsi manajemen adalah elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat

didalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam

melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen saat ini

diringkas menjadi empat menggunakan prinsip POAC yang dikemukakan oleh

George R. Terry dalam Hasibuan(2014) yaitu:

1. Planning (Perencanaan)

Perencanaan berarti memikirkan apa yang dikerjakan dengan

sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan

dan pedoman perusahaan secara keseluruhan dengan memilih alternatif-

alternatif terbaik.

2. Organizing (Pengorganisasian)

Pengorganisasian adalah suatu proses penentuan, pengelompokan

dan pengaturan bermacam-macam aktivitas yang diperlukan untuk

mencapai tujuan, menempatkan orang-orang pada setiap aktivitas ini,

menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang

secara relatif didelegasikan kepada setiap individu yang akan

melakukan aktivitas-aktivitas tersebut.

3. Actuating (Pengerakan)

Untuk menggerakan organisasi agar berjalan sesuai dengan

pembagian kerja masing-masing serta mengerakan seluruh sumber daya

7
yang ada dalam organisasi agar pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan

bisa berjalan sesuai rencana dan bisa mencapai tujuan.

4. Controlling (Pengendalian)

Pengendalian adalah proses pengaturan berbagai faktor dalam

suatu perusahaan, agar sesuai dengan ketetapan-ketetapan dalam

perencanaan yang telah dibuat untuk mencapai tujuan-tujuan agar dapat

terselenggara.

2.1.3 Pengertian Manajemen Produksi

Produksi dapat dinyatakan sebagai seperangkat prosedur dan kegiatan yang

terjadi dalam menciptakan produk atau jasa. Jika demikian manajemen produksi,

yaitu sebagai rangkaian keputusan yang rumit guna mendukung proses produksi

(David, 1987).

Manajemen produksi adalah kegiatan untuk mengatur dan

mengkoordinasikan pengunaan sumber daya organisasi secara efektif dan efisien

dalam rangka menciptakan serta menambah kegunaan suatu barang dan jasa.

Kegiatan dalam pengaturan faktor-faktor produksi tersebut tidak terlepas dari

pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen yang meliputi perencanaan,

pengorganisasian, pengerakan dan pengawasan (Badrudin, 2013).

Manajemen operasi berasal dari konsep manajemen produksi yang

menyangkut masalah produksi produk real. Dengan demikian, operasi merupakan

proses transformasi dari input manjadi output yang mempunyai nilai lebih tinggi

dibandingkan dengan inputnya (Idris dalam Rusdiana, 2014).

8
Dahulu menajemen operasi itu dinamakan manajeman produksi. Pergantian

istilah ini karena kadang-kadang produksi diartikan sebagai kegiatan untuk

menghasilkan barang. Bahkan, banyak yang mengangga bahwa produksi itu

hanya kegiatan menghasilkan barang untuk mencari laba. Ini pengertian yang

sempit sebab produksi seharusnya juga menghasilkan jasa dan juga dapat

dilakukan oleh lembaga yang tidak mencari laba. Oleh karena itu, sekarang

digunakan istilah operasi yang pengertiannya lebih luas. Kadang-kadang ada juga

yang menggunakan istilah manajemen produksi/operasi. Tekanan dalam operasi

adalah pada kegiatan perubahan bentuk, bukan pada hasilnya (Subagyo. 2000).

2.2 Proses Produksi

Produksi atau proses operasi adalah proses perubahan masukan menjadi

keluaran. Macam barang atau jasa yang dikerjakan banyak sekali sehingga macam

proses yang ada juga banyak. Agribisnis yang mengolah satu jenis bahan untuk

semua produknya mungkin lebih tepat jika menempatkan fasilitasnya didekat

sumber bahan ketimbang didekat pasar. Faktor-faktor yang dipertimbangkan

dalam keputusan semacam itu tidak hanya menyangkut biaya tetapi juga cepat

rusaknya bahan dan besarnya bahan pertumpukan.

2.2.1 Proses Produksi Terus Menerus

Yang disebut dengan proses produksi terus-menerus atau continous adalah

proses produksi yang tidak pernah berganti macam barang yang dikerjakan. Mulai

pabrik berdiri selalu mengerjakan barang yang sama sehingga prosesnya tidak

pernah terputus dengan mengerjakan barang lain. Proses produksi kontinyu

9
biasanya juga disebut sebagai proses produksi yang berfokuskan pada produk atau

product fokus. Karena biasanya setiap produk disediakan fasilitas produksi sendiri

yang meletakkannya disesuaikan dengan urutan proses pembuatan produk itu.

Proses produksi yang termasuk product focus biasanya digunakan untuk

membuat barang yang macamnya relatif sama dan jumlah yang dihasilkan banyak

sekali. Hasil produksi dapat distandarisasikan dan dalam jangka panjang tidak

pernah berubah macamnya (Subagyo, 2000).

2.3 Tujuan Manajemen Produksi

Tujuan manajemen produksi adalah untuk mengatur produksi barang atau

jasa dalam jumlah, kualitas, harga, waktu dan tempat tertentu sesuai dengan

kebutuhan konsumen. Tujuan lain dari manajemen produksi adalah agar

konsumen maupun produsen/perusahaan merasa puas atau memperoleh

keuntungan. Menurut Badrudin (2013) beberapa aspek yang perlu diperhatikan

dalam manajemen produksi yaitu:

a. Pemilihan atau seleksi dan desain produk yang berhubungan dengan

upaya pengembangan produk melalui penelitian terus-menerus.

Pemilihan berkaitan dengan keputusan yang menyangkut pemilihan

proses produksi dari berbagai barang yang akan diproduksi dan jasa

yang dihasilkan.

b. Manajemen persediaan berhubungan dengan penetapan jumlah produk

agar setiap permintaan konsumen dapat dilayani. Aspek ini juga sering

dikatakan sebagai perancangan keputusan yang menyangkut

10
penggunaan metode-metode pelaksanaan suatu proses produksi atau

cara kerja untuk memproduksi barang.

c. Pengendalian mutu, berhubungan dengan penetapan kualitas produk

untuk memuaskan konsumen. Pengendalian sering disebut sebagai

pengawasan yaitu prosedur-prosedur yang menyangkut pengambilan

tindakan korektif dalam kegiatan produksi barang atau penyediaan jasa.

d. Pembaharuan adalah kegiatan memperbaiki yang diperlukan dalam

sistem produksi berdasarkan perubahan permintaan, tujuan organisasi,

teknologi dan manajemen.

11
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di PT. UNGGUL WIDYA TEKNOLOGI

LESTARI Desa Motu, Kecamatan Baras, Kabupaten Mamuju Utara, Provinsi

Sulawesi Barat. Penelitian ini berlangsung pada bulan Mei sampai bulan Juni

2018.

3.2 Teknik Penentuan Responden

Penentuan responden dilakukan secara purposive sampling (sengaja dipilih)

pada beberapa bagian perusahaan dengan pertimbangan bahwa responden yang

dipilih tersebut dapat memberikan informasi yang akurat khususnya yang

menyangkut tentang penerapan fungsi-fungsi manajemen produksi CPO pada PT.

Unggul Widya Teknologi Lestari. Jumlah responden yang dipilih adalah sebanyak

15 orang yakni Askep 1 orang, Asisten bagian produksi 1 orang, Asisten

laboratorium 1 orang, Kasie 1 orang, Mandor 6 orang dan Karyawan 5 orang yang

berkaitan dengan proses produksi minyak kelapa sawit yang berada di perusahaan.

3.3 Jenis Dan Sumber Data

Data yang diperlukan dalam penelitian yang diakukan adalah data primer

dan data sekunder.

Data primer adalah data yang dikumpulkan secara langsung dengan

responden, sedangkan Data sekunder adalah data yang diperoleh dari perusahaan

berupa laporan dan dokumen-dokumen. Data ini meliputi sejarah singkat

12
perusahaan, struktur organisasi dan sumberdaya-sumberdaya yang dimiliki

perusahaan.

3.4 Analisis Data

Data yang diperoleh selama penelitian baik primer maupun sekunder

dianalisis secara deskriptif yaitu menjelaskan secara mendetail mengenai

penerapan fungsi-fungsi manajemen dalam proses produksi.

3.5 Definisi Operasional

Untuk memudahkan dan membantu pelaksanaan penelitian ini, perlu

dikemukakan definisi sebagai berikut:

1. Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan

dan pengawasan serta penggunaan semua sumber daya yang ada pada

organisasi PT. Unggul Windya Teknologi Lestari untuk mencapai tujuan

organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.

2. Manajemen produksi adalah manajemen yang diterapkan dalam bidang

produksi pada PT. Unggul Widya Teknologi Lestari yang meliputi

penyediaan bahan baku dan proses produksi.

3. TDS yaitu tandan buah segar yang akan di olah menjadi minyak sawit yang

di produksi oleh perusahaan maupun petani.

4. PKS adalah pabrik kelapa sawit yang berfungsi untuk mengolah kelapa

sawit menjadi minyak sawit (CPO) dan kernel.

13
5. Proses produksi adalah kegiatan yang dilakukan oleh PT. Unggul Widya

Teknologi Lestari untuk menghasilkan produksi berupa minyak kelapa sawit

dan kernel.

6. CPO (Crude Palm Oil) adalah minyak kelapa sawit yang diperoleh dengan

cara meng-ekstrak daging buah kelapa sawit.

7. Minyak sawit adalah minyak nabati yang dapat dikonsumsi, yang dihasilkan

dari bagian mesoscarp (serabut buah yang mengandung banyak minyak)

pada buah kelapa sawit.

8. Kernel atau inti sawit yang diperoleh dari memecah cangkang kelapa sawit.

14
BAB IV

KEADAAN UMUM LOKASI

PT. UNGGUL WIDYA TEKNOLOGI LESTARI

4.1 Sejarah Pabrik

PT. Unggul Widya Teknologi Lestari merupakan salah satu perusahaan

swasta yang bergerak di bidang perkebunan dan pengolahan kelapa sawit yang

berkantor pusat di kawasan Harmoni, Jakarta Pusat. Perusahaan ini didirikan oleh

bapak Tjiungwanara Njoman yang merupakan salah satu investor swasta nasional.

Pada awal berdirinya, perusahaan ini bergerak dibidang kontraktor pembangunan

pabrik minyak kelapa sawit. Seiring dengan perkembangan usahannya, PT.

Unggul Widya Teknologi Lestari mulai menjejaki usaha dibidang perkebunan

kelapa sawit dengan pola PIR-Trans (Perkebunan Inti Rakyat Transmigrasi) dan

membangun pabrik pengolahan kelapa sawit pada tahun 1985.

Berdasarkan surat keputusan Menteri Pertanian RI No.

135/TPTS/ICB.510/6/1987 Tanggal 15 Juli 1987. PT. Unggul Widya Teknologi

Lestari mendapat izin untuk pengelolaan lahan didaerah Mamuju Sulawesi

Selatan (sekarang menjadi Mamuju Utara Sulawesi Barat). Dengan pencadangan

area seluas 17.000 Hektar, dengan rancangan penanaman kelapa sawit 10.000

hektar. Masyarakat plasma merupakan peserta transmigrasi dari daerah Jawa

Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Sampai

saat ini telah berdiri 10 Satuan Pemukiman (SP) dimana setiap SP berpenduduk

sekitar 300 kepala keluarga.

15
Perintisan perkebunan PT. Unggul Widya Teknologi Lestari ditandai

dengan penanaman kelapa sawit yang pertama pada tanggal 9 Juli 1989 oleh

Menteri Perkebunan dan Tanaman Keras Ir. Hasrul Harahap yang didampingi

oleh Wakil Gubernur Sulawesi Selatan H. Zainal Basri Palaguna, bapak

Tjiungwanara Njoman dan H. Aziz Ihsam, menjadi sebuah tonggak awal

keseriusan PT Unggul Widya Teknologi Lestari untuk mengembangkan usaha di

bidang perkebunan kelapa sawit. Pembangunan Pabrik Minyak Kelapa Sawit

(PMKS) pertama ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Gubernur Sulawesi

Selatan pada tanggal 27 November 1990 dengan kapasita PMKS sebesar 60

Ton/Jam. PMKS tersebut beroperasi pertama kali pada tanggal 12 Juni 1992.

Pada bulan Juli 1990, dibangun pelabuhan khusus untuk pengapalan CPO

dan Kernel dengan nama dari pelabuhan itu adalah Bone Manjing yang terletak

Didesa Doda Kec. Sarudu Kab. Mamuju Utara Prov. Sulawesi Barat. Sehingga

dengan pembanguna pelabuhan tersebut dapat mempermudah proses

pendistribusian hasil produksi CPO dan Kernel untuk pertama kalinya oleh PT.

Unggul Widya Teknologi Lestari di pelabuhan Bone Manjing.

Gambar 1. Peta lokasi PT. Unggul Widya Teknologi Lestari

16
Keterangan gambar:

Lokasi 01 adalah Bone Manjing sebagai dermaga untuk tempat kapal minyak
bersandar,

Lokasi 02 adalah wilayah perusahaan 1 yang terletak di Bulili

Lokasi 03 adalah wilayah perusahaan 2 yang terletak di Agri Baras

Lokasi 04 adalah wilayah perkebunan yang terletak di Agri Selatan

4.2 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi menggambarkan penyusunan tugas, wewenang dan

tanggung jawab berbentuk garis lurus dari tingkat yang paling tinggi sampai

tingkat yang paling rendah, di PT. Unggul Widya Teknologi Lestari PMKS Baras

dipimpin oleh mill manager, dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab mill

manajer dibantu oleh beberapa asisten.

Mengatur dan menjalankan sebuah perusahaan dengan baik dibutuhkan

sistem manajemen pengorganisasian yang baik pula, agar kiranya segala siklus

kegiatan yang ada di perusahaan tersebut berjalan sesuai bidang dan jabatan yang

telah diberikan oleh perusahaan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar struktur

organsasi berikut.

17
Gambar 2.

STRUKTUR ORGANISASI PMKS BARAS

PT. Unggul Widya Teknologi Lestari

MILL MANAJER
M. SADIQ S

KOORD LISTRIK ASISTEN KEPALA


RAMLAN RUDI HARTONO

KASIE
ROSALINA NINCE SALU

ASISTEN PROSES SHIFT I ASISTEN PROSES SHIFT II ASISTEN BENGKEL ASISTEN LAB
FAUD SURYA H TUBAGUS EKA WAHAB BAGUS SANTOSO MARGARETH

Adapun tugas dan wewenang serta tanggung jawab masing-masing anggota

PT. Unggul Widya Teknologi Lestari:

A. MILL MANAJER PABRIK


Wewenang :
1. Mengatur pembagian dan penempatan tenaga kerja sesuai situasi,
kemampuan, dan tanggung jawabnya.
2. Menentukan program pelatihan bawahan berdasarkan kebutuhan.
3. Menerbitkan surat peringatan secara tertulis atas pelanggaran yang
dilakukan bawahan.
Tugas :
1. Menyusun budget berdasarkan kondisi di lapangan dan realisasi budget
tahun sebelumnya yang akan digunakan sebagai dasar pembuatan rencana
kerja.

18
2. Membuat perencanaan kerja harian, bulanan, maupun tahunan kepada
bawahan untuk menentukan efektivitas kerja serta keseragaman
pelaksanaannya.
3. Mengatur pembagian dan penempatan tenaga kerja sesuai situasi,
kemampuan, dan tanggung jawabnya.
4. Menyusun proses target berdasarakan kondisi pabrik dan kuantitas TBS
yang diolah di pabrik.
5. Membuat perencanaan pemakaian capital dan memastikan pelaksanaannya
di lapangan sesuai yang sudah direncanakan.
6. Memonitor dan memastikan proses dijalankan secara efisien dan sesuai
standar yang ditetapkan.
7. Mengontrol kuantitas air boiler dan water treatment melalui hasil
pemeriksaan di Lab agar sesuai standar yang ditetapkan dalam processing.
8. Mengontrol prosedur pengambilan contoh mutu CPO dan Kernel.
9. Mengontrol pengendalian biaya pemakaian bahan kimia.
10. Mengontrol prosedur grading dilakukan dengan benar.
11. Memastikan CPO dan Kernel yang dihasilkan sesuai dengan standar.
12. Mengontrol dan memastikan bahwa prosedur administrasi telah berjalan
sesuai dengan yang telah ditetapkan.
13. Memastikan bahwa pabrik memiliki izin yang diperlukan dalam
pengoprasian pabrik.
14. Mengkaji dan bertanggung jawab dalam keakuratan laporan.
15. Memastikan pelaksanaan K3 dijalankan oleh setiap karyawan pabrik.
16. Memastikan kesesuain posisi stok produksi dengan fisiknya.
17. Memonitor secara rutin hasil kerja bawahan dan memberikan pembinaan
kepada bawahan.
18. Melakukan evaluasi hasil kerja bawahan dan melakukan rekomendasi atas
promosi dan mutasi.
19. Menentukan program pelatihan bawahan berdasarkan kebutuhan.
20. Menerbitkan surat peringatan secara tertulis atas pelanggaran yang
dilakukan bawahan.

19
21. Bekerja sama dengan KASIE dalam melakukan perekrutan karyawan baru.
Tanggung Jawab:
1. Mengontrol dan bertanggung jawab atas pemakaian biaya maintenance agar
tidak melebihi dari budget yang telah dibuat dan mengambil tindakan
perbaikan bila diperlukan.
2. Memonitor dan bertanggung jawab terhadap penerimaan TBS dan
memastikan kelangsungan proses yang terus menerus pada kapasitas
terpasang untuk menghindari restan TBS yang tinggi.

B. ASISTEN KEPALA PABRIK


Wewenang :
1. Mengidentifikasikan dan mengusulkan kebutuhan pelatihan yang sesuai
dengan tingkat keterampilan dan rencana pengembangan karir yang
bersangkutan.
2. Mengusulkan jejang karir bawahan berdasarkan hasil penilaian kinerja
masing-masing bawahan.
Tugas :
1. Bersama dengan asisten lainnya menyusun budget berdasarakan data
kondisi dilapangan dan realisasi budget tahun sebelumnya.
2. Bersama dengan asisten lainnya membuat rencana kerja bulanan
berdasarkan budget dan kondisi rill pabrik.
3. Membuat perencanaan waktu memulai proses pengolahan berdasarkan TBS
yang telah diterima dari kebun.
4. Melakukan pemerikasaan langsung dan memberikan solusi atas hasil
produksi yang tidak sesuai standar.
5. Memeriksa rencana kerja perawatan berdasarkan jam kerja mesin.
6. Memonitoring posisi stok spare part dan menginstruksikan kepada asisten
maintenance untuk melakukan pemesanan jika posisi stok minimum.
7. Memberikan laporan grading TBS dan menginformasikan kepada Manajer
pabrik.

20
8. Memeriksa jumlah pemakaian bahan kimia yang digunakan di boiler, water
treament berdasarkan laporan yang dibuat oleh asisten laboratorium.
9. Memonitoring posisi stok bahan kimia dan menginstruksikan kepada asisten
laboratorium untuk melakukan pemesanan bila stok minimun.
10. Membagi keterampilan dan pengetahuan kepada bawahannya.
11. Melaksanakan pemantauan dan memberikan masukan secara rutin terhadap
hasil kerja bawahan.
12. Melakukan evaluasi penilaian prestasi kerja bawahan.
Tanggung Jawab :
1. Memonitoring dan bertanggung jawab atas kebersihan pabrik.
2. Memeriksa dan bertanggung jawab atas rencana kerja pengelolaan yang
dibuat oleh asisten proses.

C. KASIE
Wewenang :
1. Merekomendasikan atas promosi atau mutasi bawahanya.
Tugas:
1. Membagi pengetahuan dan keterampilan kepada bawahan dan rekan kerja.
2. Mengidentifikasi dan mengusulkan kebutuhan pelatihan yang sesuai dengan
tingkat keterampilan dan rencana pengembangan karir yang bersangkutan.
3. Melaksanakan pemantauan dan memberikan masukan secara rutin terhadap
hasil kerja bawahan.
4. Memonitor penerimaan dan penimbangan TBS berdasarkan laporan dari
kerani timbangan serta memberitahukan hasil timbangan ke kebun.
5. Memonitor pengiriman hasil produksi berdasarkan laporan dari kerani
timbangan .
6. Bersama-sama dengan asisten proses dan asisten laboratorium melakukan
souding pada storage tank untuk mengetahui hasil produksi.
7. Memeriksa data absensi dan lembur karyawan untuk perhitungan gaji dan
tunjangan.

21
8. Melakukan fungsi administrasi personalia yang meliputi kelengkapan data
personalia dan pemutusan hubungan kerja.
9. Membuat laporan penambahan dan pengurangan untuk keperluan pelaporan
karyawan ke DEPNAKER, PT. JAMSOSTEK, HRD Departemen (kantor
pusat).
10. Mengkordinir sistem keamanan lingkungan di lokasi pabrik.
11. Memeriksa dan membuat rekapitulasi permintaan pembelian dari masing-
masing unit untuk memastikan kesesuaian dengan budget yang telah
disetujui.
12. Melakukan negosiasi harga dengan suplier atas barang-barang consumable
yang dibutuhkan oleh pabrik.
13. Membuat laporan outstanding permintaan pembelian di bagian purchasing
untuk ditindak lanjuti.
14. Memeriksa barang-barang dengan spesifikasi dan jenis barang yang dipesan.
15. Memonitor administrasi penerimaan dan pengeluaran barang di gudang
berdasarkan bon permintaan barang dan pencatatan administrasi gudang.
16. Berkoordinasi dengan unit-unit terkait yang membutuhkan barang untuk
menghindari penimbunan barang di gudang (dead stok).
17. Memeriksa dan membuat permintaan kebutuhan dana operasional
berdasarkan kebutuhan dari masing-masing unit serta membuat laporan
pertanggung jawaban ke kantor pusat.
18. Memeriksa penerimaan dan pengeluaran uang untuk memastikan kewajaran
pengeluaran/penerimaan serta dilakukan sesuai dengan sistem dan prosedur
yang berlaku.
19. Melakukan stok opname petty cash untuk memastikan kesesuaian antara
saldo dalam buku dengan jumlah fisik uang.
20. Memeriksa debet/kredit nota atas transaksi keuangan.
21. Memeriksa jurnal transaksi keuangan untuk keperluan posting kedalam
general ledger agar tidak terjadi adanya saldo abnormal dan memeriksa
administrasi gudang.

22
22. Bersama-sama dengan manajer pabrik menyusun budget berdasarkan data
yang diperoleh dari asisten kepala.
23. Bersama-sama dengan manajer pabrik merencanakan kebutuhan tenaga
kerja sesuai dengan standar kapasitas pabrik.
Tanggung Jawab :
1. Bertanggung jawab atas semua proses administrasi pabrik.

D. ASISTEN PROSES
Wewenang :
1. Memberikan instruksi kerja kepada bawahannya.
Tugas :
1. Memonitor jam kerja mesin dan operasionalnya untuk meminimalkan
kerusakan mesin.
2. Memeriksa loses CPO dan Kernel secara langsung untuk di cross check
dengan hasil analisa laboratorium.
3. Menyusun budget tahunan untuk proses produksi berdasarkan rencana TBS
yang akan diolah.
4. Membuat laporan proses pengolahan dan kerusakan mesin pabrik.
5. Memeriksa absensi dan lembur karyawan proses.
6. Mengajukan Bon Pemintaan Barang untuk pengolahan.
7. Membagi pengetahuan dan keterampilan kepada bawahan.
8. Melakukan evaluasi prestasi kerja bawahan.
9. Memonitor pengisian TBS ke dalam lori dan memastikan pengisian sesuai
dengan kapasitas lori.
10. Memonitoring sterilisasi perebusan TBS melalui panel control.
11. Mengawasi temperatur dan volume digester untuk menghindari terjadinya
losses yang besar.
12. Memonitoring angka-angka kerja di station klarifikasi dan memeriksa mutu
serta losses CPO sesuai standar.

23
Tanggung Jawab :
1. Bertanggung jawab atas kebersihan mesin-mesin pabrik dan lokasi
pengolahan.
2. Bertanggung jawab dan mengatur tersedianya tenaga kerja, mengawasi dan
mengatur pelaksanaan over time untuk kelancaran proses produksi.

E. ASISTEN LABORATORIUM
Wewenang :
1. Merekomendasikan atas promosi atau mutasi bawahanya.
Tugas :
1. Memeriksa pengambilan sampel CPO dan Kernel yang dilakukan petugas
sampel untuk memastikan sampel yang dianalisa sesuai jumlah, kebutuhan
dan tempat pengambilan yang telah ditentukan.
2. Memonitor sampel secara acak agar sampel yang dianalisa dapat terwakili.
3. Memeriksa perlakuan analisa untuk memastikan bahwa langkah-langkah
analisa dilakukan sesuai dengan norma-norma analisa baku.
4. Memonitor pemberitahuan hasil analisa kehilangan (Losses) dan mutu hasil
produksi ke setiap station.
5. Memonitor dan memerika grading untuk mengetahui perbadingan antara
TBS normal dan TBS abnormal serta memastikan grading dilakukan dengan
benar.
6. Melakukan analisa TBS.
7. Membuat perencanaan pemakaian bahan dan alat laboratorium sesuai
dengan rencana produksi.
8. Membuat laporan rekapitulasi losses, mutu, FFA, rendemen dan hasil
grading sebagai bahan dalam penyusunan Manager Report.
9. Memeriksa absensi dan jumlah lembur karyawan Lab.
Tanggung Jawab :
1. Bertanggung jawab atas keakuratan hasil analisa mutu CPO yang
dihasilkan.

24
4.3 Letak Geografis dan Administratif

Secara Geografis perkebunan Kelapa Sawit PT. Unggul Widya Teknologi

Lestari terletak pada koordinat antara 118046’15,9” BT – 11906’9,06” BT serta

02051’30,71” LS – 03034’15,69” LS sedangkan secara Administratif, terletak di

desa Motu Kec. Baras Kab. Mamuju Utara, Prov. Sulawesi Barat. Yang berjarak ±

700 KM dari kota Makassar (Sulawesi Selatan) dan berjarak 200 KM dari kota

Palu (Sulawesi Tengah).

Perkebunan Kelapa Sawit ini berada pada ketinggian 0-60 M dari

permukaan laut. Adapun batas-batas areal perkebunan ini yaitu sebagai berikut :

Utara : berbatasan dengan Sungai Lariang

Barat : berbatasan dengan poros Palu-Mamuju

Timur : berbatas dengan Hutan Lindung

Selatan : berbatas dengan Kecamatan Sarudu

4.3.1 Keadaan Iklim

Lokasi PT. Unggul Widya Teknologi Lestari memiliki rata-rata curah hujan

tahunan adalah 3.476 mm dengan 130 hari hujan, suhu rata-rata harian berkisar

antara 29-300C, dengan kelembapan relatif udara 80-90%. Peyebaran curah hujan

bulanan dikebun Baras umumnya merata dengan di jumpai bulan kering (<100

mm) yaitu pada bulan Agustus dan September.

4.4 Visi Dan Misi

PT. Unggul Widya Teknologi Lestari Perusahaan Swasta Nasional yang


bergerak pada bidang perkebunan kelapa sawit yang menjunjung nilai luhur
bangsa dengan VISI dan MISI.

25
VISI = Menjadi perkebunan kelapa sawit yang unggul dan lestari.
MISI = Mengedepankan tata kelola perusahaan yang bersih dan
profesional.
Senantiasa memperbaharui kualitas dan keterampilan sumber
daya manusia.
Menghasilkan produk dengan kualitas yang unggul.
Senantiasa peduli kepada kelestarian lingkungan dan
kesejahteraan masyarakat sekitar.

4.5 Sumber Daya Yang Dimiliki Perusahaan


Sumber daya adalah kemampuan dari suatu nilai potensi yang dimiliki oleh
suatu materi atau unsur tertentu dalam kehidupan. Adapun beberapa sumber daya
yang dimiliki perusahaan antara lain : sumber daya lahan dan bangunan, sumber
daya peralatan, sumber daya manusia, sumber daya finansial dan motivasi,
penjelasannya dapat dilihat sebagai berikut.

a. Sumber Daya Lahan dan Bangunan


Sumber daya lahan dan bangunan merupakan jenis sumber daya yang

mutlak diperlukan untuk pengelolaan suatu jenis usaha. Sumber daya lahan adalah

suatu bidang tanah yang digunakan sebagai wadah dan ruang bagi tiap kegiatan

manusia secara individu atau kelompok masyarakat menurut kepentingannya

masing-masing. Sumber daya lahan ini digunakan untuk melakukan berbagai

macam aktivitas mulai dari bercocok tanam hingga digunakan sebagai tempat

untuk mendirikan suatu bangunan, baik itu bangunan perumahan maupun

bangunan yang berskala perusahaan tergantung dari individu maupun kelompok

itu sendiri.

26
Luas keseluruhan area yang dimiliki PT. Unggul Widya Teknologii Lestari

saat ini telah mengembangakan perkebunan kelapa sawit seluas 31.400 hektar,

pembagian dari area tersebut dapat dilihat pada tabel 1 berikut:

Tabel 1. Luas Areal Perkebunan Dan Bangunan Yang Dimiliki PT. Unggul

Widya Teknologi Lestari.

No Jenis Pemanfaatan Luas Areal (ha)


1 Perkebunan Inti 7.000
2 Perkebunan Plasma 6.340
3 Perkebunan Mitra 18.000
4 Bangunan Perusahaan 15
5 Pelabuhan 4
6 Perumahan 41
Jumlah 31.400
Sumber: bagian Kasie PKS PT. Unggul Widya Teknologi Lestari

b. Sumber daya Peralatan

Peralatan yang akan di gunakan dalam melakukan suatu proses produksi

adalah bersifat mutlak dibutuhkan. Jenis dan jumlah peralatan yang digunakan

untuk melakukan proses produksi dapat mempengaruhi tingkat hasil dari produksi

yang akan dicapai.

Adapun jenis dan jumlah peralatan yang dimiliki oleh PT. Unggul Widya

Teknologi Lestari dalam melakukan kegiatannya sehari-hari dapat dilihat pada

tabel 2.

27
Tabel 2. Jenis Dan Jumlah Peralatan Yang Dimiliki Oleh PT. Unggul Widya

Teknologi Lestari 2018.

Jumlah
No Mesin/Peralatan Fungsi
(Unit)
1 Untuk menimbang berat TBS yang
Jembatan
diangkut oleh truk sebelum sampai ke
Timbang loading ramp dan menimbang truk 1
yang telah menurukan TBS di loading
ramp
Sebagai tempat untuk melakukan
sortasi buah yang tidak masuk dalam
kriteria buah yang diterima oleh
perusahan dan sebagai wadah untuk
penimbunan buah sementara sebelum
2 Loading Ramp dimasukkan ke dalam lori, 1
penimbunan buah yang sampai
bermalam diloading ramp dapat
menurunkan mutu minyak sawit
bahkan lebih cepat dari penurunan
mutu akibat penimbunan dilapangan
3 Lori Sebagai tempat untuk merebus TBS
40
kapasitas 2,5 ton
4 Genset Menghasilkan sumber arus
3
listrik/energi bagi proses produksi
5 Turbin Uap 2
Pembangkit listrik

Memompa air manuju ke ruang kapur


6 Water Pump agar dapat digunakan untuk 2
melakukan perebusan
Memanaskan air dengan sumber panas
7 Ruang Kapur yang berasal dari pembakaran serat 1
fiber
Untuk merebus TBS agar mudah
8 Sterelizer dipisah antara minyak dengan 2
tandannya

28
9 Hoisting Crane Mengangkat tbs yang telah selesai dari
2
proses sterelizer menuju thresher
Mengatur masuknya buah yang sudah
10 Auto Feeder 3
direbus ke thresher secara kontinyu
dan merata
11 Thresher Drum Memisahkan antara tandan dengan
2
brondolan
12 Digester Pengadukan pasca brondolan 7

13 Screw Press Memisahkan antara minyak dengan


7
fiber dan nut

Tempat untuk menyaring minyak dari


14 Vibrating Screen serabut-serabut (fiber) yang dapat 3
menggaggu proses pemisahan minyak

Cake Brake Mencacah gumpalan ampas yang


15
berasal dari screw press yang terdiri 2
Conveyor (CBC)
dari serabut dan nut

Crude Oil Tank Mengendapkan partikel-partikel yang


16 tidak larut dan masih lolos dari 1
(COT)
vibrating screen
Clarifier Setting Memisahkan sludge, air dengan
17 3
Tank (CST) minyak

18 Vacum Dryer Mengurangi kadar air pada minyak


2
sebelum disimpan pada oil tank

19 Oil Tank Penyimpanan minyak sebelum sampai


2
pada strage tank

20 Centrifuge Menyaring sisa minyak yang masih


5
tersisa pada sludge

Penampungan sludge yang masih


21 Sludge Tank memiliki kadar minyak sebelum 1
disaring oleh centrifuge

29
Penampungan akhir untuk sludge yang
22 Kolam Limbah akan digunakan sebagai pupuk cair 8
untuk perkebunan kelapa sawit

Membersihkan fiber, batu-baru, kayu


23 Polishing Drum dan tangkai jangjangan yang masih 2
melekat pada nut

24 Nut Silo Penampungan nut yang keluar dari


2
polishing drum
Memecahkan nut dimana cangkang
25 Ripple Mill akan pecah dan didapatkan hasil 2
produksi berupa kernel
Kernel Tray Untuk mengurangi kadar air yang
26
4
Dryer terdapat pada nut
Untuk menyimpanan sementara
27 Storage Tank minyak CPO yang dihasilkan sebelum 2
dikirim.

Sumber : Bagian produksi PKS PT. Unggul Widya Teknologi Lestari

c. Sumber daya Manusia

Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting karena

manusia memiliki ide dan mampu menjalankan peralatan untuk menghasilkan

suatu produksi, sumber daya manusia merupakan motor penggerak dari suatu

perusahaan. Hidup dan berkembangnya suatu perusahaan tidak terlepas dari faktor

manusiannya, sumber daya manusia yang dimaksud adalah para karyawan yang

bekerja pada suatu perusahaan.

Karyawan yang berkerja pada PT. Unggul Widya Teknologi Lestari

keseluruhan adalah sebanyak 149 orang karyawan tetap yaitu untuk menangani

masalah persediaan bahan baku sebanyak 15 orang dan 3 orang yang menjadi

30
asisten dalam menangani proses produksi di bantu oleh 6 orang mandor yang

membantu mengawasi kegiatan produksi yang di kerjakan oleh 110 orang

karyawan yang menangani proses pengolahan bahan baku hingga yang menjaga

agar tetap beroperasinya pabrik minyak kelapa sawit.

Umur akan sangat mempengaruhi dalam kegiatan yaang dilakukan di dalam

perusahaan, hal tersebut berhubungan dengan kemampuan kerja dan cara berfikir

karyawan dalam menerima inovasi baru. Pada umumnya karyawan yang berumur

masih muda mempunyai kemampuan fisik lebih kuat dan responsif terhadap

penerapan inovasi baru dibandingkan dengan karyawan yang berumur tua.

Adapun tingkat umur karyawan dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Rata-rata Umur Karyawan di PT. Unggul Widya Teknologi Lestari

No Kisaran Umur (Tahun) Jumlah (Orang)


1 20-30 44
2 31-40 48
3 41-50 35
4 51-60 22
Jumlah 149
Sumber: bagian Kasie PKS PT. Unggul Widya Teknologi Lestari.

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Prihatiningtyas dalam Hardianti, 2017).

Pendidikan akan membuka wawasan para karyawan untuk menerima

informasi dan teknologi dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi yang

31
diharapkan dapat berdampak baik bagi peningkatan produksi. Adapun tingkat

pendidikan karyawan di Pt. Unggul Widya Teknologi Lestari dapat dilihat pada

tabel 4.

Tabel 4. Rata-Rata Tingkat Pendidikan Karyawan di PT. Unggul Widya

Teknologi Lestari

No Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang)


1 SMA/SMK 89
2 D3 50
3 S1 10
Jumlah 149
Sumber: bagian Kasie PKS PT. Unggul Widya Teknologi Lestari.

Dalam perusahaan terdapat karyawan sebanyak 149 orang, dari keseluruhan

karyawan yang ada responden yang di ambil hanya sebanyak 15 orang dimana

orang-orang ini adalah yang berkaitan langsung dengan penelitian ini.

Dengan sumber daya manusia yang baik, didukung sistem dan lingkungan

yang berstandarisasi nasional serta didukung dengan mesin yang berteknologi

tinggi, maka PT. Unggul Widya Teknologi Lestari siap menghadapi tantangan

kemajuan zaman serta didasari semangat dan idealisme yang tinggi untuk meraih

visi menjadi perkebunan kelapa sawit yang unggul dan lestari dengan misi

mengedepankan tata kelola perusahaan yang bersih dan profesional,

memperbaharui kualitas dan keterampilan sumberdaya manusia, menghasilkan

produk yang berkualitas unggul serta peduli terhadap kelestarian lingkungan dan

kesejahteraan masyarakat sekitar.

32
d. Sumber daya Finansial

Sumber daya finansial merupakan salah satu sumber daya yang sangat

penting dalam mempertahankan kehidupan suatu perusahaan, sumber daya ini

sangat berpengaruh pada proses pengadaan bahan baku, peralatan dan bahan

penolong di dalam proses produksi. Sumber daya finansial adalah semua harta

yang dimiliki oleh perusahaan baik yang bersifat uang maupun benda berharga

lainnya yang sewaktu-waktu dapat diuangkan.

e. Motivasi

Motivasi menyangkut perilaku manusia dan merupakan sebuah unsur yang

penting dalam manajemen. Hal ini dapat membuat karyawan menyelesaikan

pekerjaannya dengan semangat karena ada hal yang mendorong karyawan itu

untuk bekerja.

Untuk meningkatkan semangat kinerja pada karyawan PT. Unggul Widya

Teknologi Lestari memberikan suatu motivasi yang dapat berguna untuk keluarga

karyawan tersebut, beberapa hal yang dilakukan untuk meningkatkan motivasi

para pekerja antara lain:

1) Fasilitas

Fasilitas yang diberikan kepada karyawan yaitu: air, listrik, tempat ibadah,

sekolah, sarana olahraga, rumah sakit dan rumah yang diberikan memiliki

beberapa type atau penempatan bangunan antara lain:

 Type A adalah bagian pabrik dan markas Brimob,

 Type B adalah perumahan untuk para manajer dan pemilik perusahaan,

 Type C adalah perumahan untuk para asisten perusahaan,

33
 Type D adalah perumahan untuk asisten kantor masing-masing afdeling dan

mandor,

 Type E adalah perumahan untuk para karyawan perusahaan.

2) Uang Lembur

Uang lembur diberikan kepada karyawan yang bekerja melebihi jam kerja

dari shift yang seharusnya, pada PT. Unggul Widya Teknologi Lestari saat ini

telah diberlakukan sistem kerja tiga shift dikarenakan mesin berproduksi selama

24 penuh hal ini diterapkan agar karyawan tidak terlalu kelelahan dalam bekerja.

Jadi apabila ada karyawan yang bekerja melebihi dari jam kerjanya maka uang

lembur akan diberikan, agar dapat menghitung berapa banyak uang lembur yang

diperoleh maka dapat digunakan formulasi :

∑ Gaji/Bln
∑ Uang Lembur/Bln =
∑ Jam Lembur/Bln

3) Premi

Premi diberikan apabila para pekerja dapat melebihi target yang telah di

tetapkan oleh perusahaan.

4) Cuti

Cuti diberikan perusahaan kepada karyawan apabila mereka merayakan hari

raya keagamaan dan apabila karyawan terkena musibah atau adanya kepentingan

yang dimiliki oleh karyawan sehingga tidak dapat masuk kerja.

34
5) Tunjangan Hari Raya

Tunjangan hari raya diberikan setiap tahunnya yaitu pada hari raya masing-

masing pemeluk agama.

6) Layanan Kesehatan

Layanan kesehatan berupa bpjs ketenaga kerjaan di berikan kepada masing-

masing karyawan dan biaya di tanggung oleh perusahaan itu sendiri.

7) Keamanan

peralatan keamanan wajib digunakan para karyawan saat memasuki area

pabrik apalagi memasuki area produksi, peralatan keamanan juga diberikan pada

setiap karyawan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, peralatan tersebut

berupa:

a) Helm

Helm berfungsi sebagai pelindung kepada pada saat bekerja ada beberapa

warna yang digunakan oleh PT. Unggul Widya Teknologi Lestari, tiap warna

digunakan oleh orang yang memiliki tugas tertentu:

- Warna putih di gunakan oleh para asisten perusahaan

- Warna merah digunakan oleh para mandor perusahaan

- Warna kuning digunakan oleh para operator dan karyawan biasa

- Warna biru digunakan oleh para pekerja bengkel

b) Earphone

Earphone wajib digunakan untuk menjaga kesehatan gendang telinga hal ini

dikarenakan kerasnya suara yang dihasilkan oleh mesin-mesin yang sedang

bekerja.

35
c) Sarung Tangan

Sarung tangan berfungsi sebagai pelindung tangan dari mesin maupun

bahan-bahan kimia yang ada, hal ini bertujuan untuk menghindari hal yang dapat

merusak tangan maupun kesehatan pada saat kita sedang bekerja.

d) Masker

Masker berfungsi untuk menghindari wajah dan saluran pernafasan dari

debu maupun unsur lain yang dapat membahayakan.

e) Sepatu

Sepatu berfungsi sebagai pelindung kaki dari benda tajam, serpihan dari

cangkang kernel, licinya minyak dilantai dan panasnya mesin yang dapat

membahayakan kaki. Apabila ingin masuk ke area produksi tidak di perbolehkan

mengunakan sandal karena mengingat banyaknya hal yang dapat mengakibatkan

kerusakan pada kaki.

36
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Fungsi-Fungsi Manajemen Dalam Produksi

5.1.1 Fungsi Perencanaan

Tugas pertama sebelum melakukan produksi suatu barang adalah

mengadakan perencanaan mengenai apa yang akan dikerjakan dalam rangka

merealisasikan tujuan yang ditetapkan.

Kegiatan yang meliputi perencanaan pada PT. Unggul Widya Teknologi

Lestari meliputi perencanaan bahan baku dan perencanaan produk yang akan

dihasilkan.

1. Perencanaan Bahan Baku

Bahan baku yang akan diolah oleh PT. Unggul Widya Teknologi Lestari

adalah tandan buah segar (TBS) kelapa sawit yang diperoleh dari kebun inti milik

PT. Unggul Widya Teknologi Lestari, plasma dan mitra yang berada dekat dengan

wilayah Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang memiliki varietas tertentu serta

memenuhi keriteria buah kelapa sawit siap olah.

Untuk volume bahan baku yang akan diolah perharinya adalah 30 ton

perharinya dari yang sebelumya kapasitas olah 60 ton perhari, yang menyebabkan

berkurangnya kapasitas olah bukanlah dari ketersediaan bahan baku melainkan

dari sebagian alat-alat yang ada saat ini sedang di tambah jumlah olahnya yang

sebelumya satu lori berkapasitas 2,5 ton menjadi 10 ton per lorinya.

Untuk pemenuhan akan kebutuhan bahan baku setiap harinya perusaahaan

membagi jadwal panen tiap kelompok tani dan jadwal panen kebun inti milik

37
perusahaan, hal ini dilakukan agar setiap harinya perusahaan dapat mengolah

bahan baku sesuai kebutuhan yaitu 30 ton perharinya, jadwal yang telah

ditetapkan dapat berubah apabila pada saat waktu pemanenan bertepatan dengan

hari raya. Jadwal panen itu mulai hari minggu sampai dengan hari jum’at,

mengapa ada satu hari tidak ada jadwal pemanenan hal ini disebabkan oleh

perusahaan tidak melakukan produksi pada hari minggu.

Pengangkutan akan dilakukan setelah keseluruhan anggota kelompok selesai

melakukan pemanenan dan keseluruhan jumlah tandan yang dipanen telah dicatat

oleh pengurus kelompok tani yang ada, setelah itu barulah tandan buah segar di

angkut menuju ke perusahaan. Untuk perusahaan minyak yang berada di daerah

baras berjumlah dua perusahaan dan tiap satu perusahaan menerima tandan buah

segar dari 5 satuan pemukiman (SP) baik buah plasma, mitra dan wilayah kebun

inti perusahaan.

Tandan buah segar yang telah matang memiliki ciri tertentu seperti mulai

berubahnya warna dari buah tersebut dan telah memiliki biji buah yang terlepas

dari tandannya.

38
Adapun kriteria matang panen yang ditetapkan oleh perusahaan dapat dilihat

pada tabel 5.

Tabel 5. Kriteria Matang Panen Buah Kelapa Sawit

Jumlah Berondolan
Fraksi Panen Derajat Kematangan
Dipiringan
00 Sangat Mentah 0 Butir
0 Mentah 0 Butir
1 Matang I 1-10 Butir
2 Matang II 10-25 Butir
3 Lewat Matang > 25 Butir
4 Terlalu Matang Janjang Kosong
Sumber : Bagian sortasi PT. Unggul Widya Teknologi Lestari

Berdasarkan tabel 2 menyatakan bahwa derajat kematangan sangat mentah

ciri buah masih berwarna hitam, daging buah masih berwarna putih yang berarti

belum memiliki kadar minyak didalam daging buahnya, apabila pada derajat ini

telah dilakukan pemanenan maka dapat merusak kadar minyak hal ini disebabkan

karena kadar air yang terdapat pada buah masih terlalu tinggi tanpa ada minyak

sedikitpun.

Derajat kematangan mentah ciri buah sudah mulai berubah warna menjadi

warna sedikit memerah dan daging buah sudah mulai berwarna kuning pucat

dengan kadar minyak yang sangat sedikit dan kadar air masih lebih banyak dari

yang dibutuhkan untuk membuat minyak sehingga pada tingkat ini tidak akan

diterima apabila di bawa menuju perusahaan.

Derajat matang I ciri buah sudah berwarna merah mengkilat dan daging

buah sudah berwarna orange dengan ditandai mulai adanya brondolan yang telah

39
terlepas dari tandan buah, pada tingkat ini tandan sangat baik untuk dipanen hal

itu dikarenakan kadar minyak pada daging buah sudah lebih tinggi dibandingkan

kadar airnya. Sehingga pemanenan paling baik dilakukan pada derajat

kematangan ini.

Derajat matang II ciri buah berwarna merah dan daging buah berwarna

orange pekat dengan ditandai banyaknya jumlah berondolan yang terlepas dari

tandan berkisar antara 10-25 butir, pada tingkat ini kadar minyak semakin baik hal

itu dikarenakan kadar air yang terdapat pada daging semakin sedikit dan kadar

minyak semakin banyak, pada derajat ini sangat baik untuk dilakukan pemanenan.

Derajat lewat matang ditandai mulai banyaknya jumlah berondolan yang

terlepas dari tandan dan pada derajat ini kadar minyak mulai berkurang dan kadar

kotoran mulai meningkat, mengapa dikatakan kadar kotoran meningkat hal

tersebut disebabkan karena sudah mulai busuknya sebagian daging buah sehingga

kadar minyaknya mulai berkurang, pada tingkat ini tidak di anjurkan untuk

dibawa ke perusahaan akan tetapi pada derajat ini tandan harus dipanen. Mengapa

pada tahap ini harus dipanen itu dikarenakan apabila tandan tetap berada dipohon

maka secara tidak langsung akan merusak batang pohon dan tetap mengambil

makanan yang seharusnya untuk tandan lain.

Derajat terlalu matang ditandai dengan sedikitnya sisa berondolan pada

tandan atau tandan telah kosong dan berondolan telah habis terlepas dari tandan

pada derajat ini sudah tidak terdapat kadar minyak lagi melainkan kadar kotoran

yang terlalu tinggi hal ini disebabkan oleh telah membusuknya keseluruhan

daging buah, pada derajat ini tandan harus segera dipanen hal ini dilakukan karena

40
selain dapat merusak batang dan mengambil makanan dari tanaman dapat juga

mengakibatkan berkembangnya hama yang dapat merusak buah yang belum

matang.

Penjelasan umum tabel 2 diatas kecenderungan standar matang panen yang

paling baik adalah matang I dan matang II, karena pada derajat kematangan ini

terdapat rendemen minyak paling tinggi dengan memiliki kualitas minyak yang

baik serta kandungan asam lemak bebas dan kadar air yang rendah, apabila

memanen buah terlalu mentah atau lewat matang dapat mempengaruhi rendemen

minyak sehingga kadar air, lumpur dan asam lemak bebas akan meningkat yang

dapat menyebabkan akan terjadinya penurunan kualitas dari minyak dan dapat

menyebabkan kerugian pada perusahaan.

Apabila ada tandan buah yang tidak memenuhi persyaratan maka pihak

perusahaan akan mengembalikan kepada para kelompok tani, dengan

dikembalikan kepada kelompok tani maka diharapkan hal tersebut tidak terulang

kembali karena yang dirugikan bukanlah hanya pihak perusahaan melainkan juga

dari pihak petani. Apabila ada tandan yang dikembalikan maka tandan yang lewat

matang akan di cintang untuk di ambil bijinya (brondolan) untuk di jual kembali

dan tandannya yang sudah tidak terdapat bijinya lagi akan diletakkan di bawah

pohon kelapa sawit, hal ini dikarenakan selain menjadi pupuk dapat juga sebagai

media tumbuh jamur dan dapat mengurangi pertumbuhan gulma.

Sedangkan jumlah bahan baku yang direncanakan untuk di olah dapat

dilihat pada tabel 6 sebagai berikut:

41
Tabel 6. Rencana Bahan Baku Yang Diperoleh Untuk Diolah Oleh PT.

Unggul Widya Teknologi Lestari tahun 2015-2017.

No Periode (Tahun) Rencana (Ton) Realisasinya (Ton)


1 2015 40.380.563 37.582.090
2 2016 44.369.620 45.766.530
3 2017 49.486. 359 52.906.260
Sumber analisis pribadi

Tahun 2015 rencana bahan baku sebanyak 44.380.563 ton yang terealisasi

masih menurun sebanyak 37.582.090 ton ini disebabkan oleh peremajaan pada

kelapa sawit yang sudah tua di kebun plasma. Tahun 2016 rencana bahan baku

44.369.620 ton yang terealisasi sudah mulai meningkat sebanyak 45.766.530 ton

disebabkan karena kebun inti telah mulai berproduksi dan kebun mitra bertambah.

Tahun 2017 rencana bahan baku 49.486. 359 ton dan yang terealisasi meningkat

sebanyak 52.906.260 ton hal ini disebabkan oleh kebun plasma telah berproduksi

dengan pemeliharaan yang baik dengan cuaca dan iklim type A mendukung

peningkatan jumlah produksi bahan baku.

2. Perencanaan Produk

Perencanaan produk yang dilakukan oleh PT. Unggul Widya Teknologi

Lestari meliputi perencanaan kualitas produk . Perencanaan kualitas produk yaitu

menghasilkan CPO (Crude Palm Oil) dan kernel, PT. Unggul Widya Teknologi

Lestari memproduksi minyak kelapa sawit dengan standar mutu yang telah

ditetapkan. Standar mutu dari minyak kelapa sawit berhubungan dengan aspek

kadar asam lemak bebas, kotoran dan kelembapan, dalam hal ini syarat mutu

diukur berdasarkan spesifikasi standar mutu internasional yang meliputi kadar

42
Asam Lemak Bebas (ALB), kadar air, kotoran, logam besi, logam tembaga,

peroksin dan ukuran pemucatan.

Mutu minyak produksi/oil qualiti :

- Asam Lemak Bebas (ALB) / Free Fatty Acid (FFA) : < 3,50%

- Kadar air / % moisture : < 0, 15%

- Kadar kotoran / impurities / %dirt : < 0,020%

- Deterioration of bleachability indekx / DOBI : > 2,50

Rendahnya mutu minyak kelapa sawit sangat ditentukan oleh banyak faktor.

Faktor tersebut dapat berasal dari sifat indukannya, pemanenannya, penanganan

pasca panen atau kesalahan selama pengangkutan hingga tahap pemprosesan.

Adapun untuk analisa angka mutu dan kerugian pada minyak kelapa sawit

dilakukan mulai dari beberapa titik sampel saat produksi mulai dari loading ramp,

sterelizer, stasiun pressing, stasiun klarifikasi, kernel recovery dan Storage Tank.

5.1.2 Fungsi Organisasi Produksi

Organisasi produksi adalah upaya menyusun uraian kerja dengan pembagian

tugas dan wewenang masing-masing untuk merealisasikan rencana kerja dalam

kegiatan produksi, dengan adanya organisasi produksi maka setiap karyawan

dapat mengetahui tugas atau pekerjaan yang harus dilaksanakan.

Tenaga kerja yang terlibat dalam proses produksi padaPT. Unggul Widya

Teknologi Lestari sebanyak 149 orang karyawan, setiap karyawan telah memiliki

pembagian tugas yang jelas untuk masing-masing kegiatan produksi mulai dari

kepala bagian produksi, bagian bahan baku, pengawasan pengolahan serta

43
karyawan yang akan melaksanakan pekerjaan seperti bagian timbangan, sortasi

sampai pada bagian pengolahan.

Asisten bagian produksi bertugas mengawasi kegiatan karyawan mulai

dari persediaan bahan baku, penimbangan, sortasi dan pengolahan. Tujuan dari

pengorganiasasian ini adalah agar karyawan bisa mengerjakan pekerjaan sesuai

dengan jenis pekerjaan yang telah dibebankan kepadanya. Kepala bagian produksi

ini membuat laporan yang akan di pertanggung jawabkan kepada manajer.

5.1.3 Fungsi Pengarahan

Pengarahan adalah memberikan bimbingan, saran dan perintah kepada

bawahan dalam menjalankan tugasnya masing-masing agar dapat berjalan dengan

baik sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.

Pada organisasi produksi yang ada di PT. Unggul Widya Teknologi Lestari

sudah jelas pembagian tugas masing-masing karyawan maka selanjutnya

dilakukan pengarahan yang baik. Pengarahan yang dilakukan kepada seluruh

karyawan yang dilakukan 2 kali seminggu yaitu pada hari senin dan hari sabtu.

Pengarahan ini bertujuan untuk memberikan bimbingan kepada para karyawan

agar mereka dapat melaksanakan tangung jawab terhadap pekerjaannya masing-

masing sehingga apa yang di realisasikan dapat tercapai.

Pengarahan terkadang dapat dilakukan secara mendadak yang dilakukan

oleh para asisten bagian produksi pada saat sebelum melakukan pengolahan serta

penyortiran agar karyawan lebih teliti dalam memilih bahan baku yang akan

diolah sehingga dapat menghasilkan produksi yang berkualitas.

44
5.1.4 Fungsi Pengendalian/ Pengawasan

Setelah dilakukan pengarahan, maka selanjutnya dilakukan pengawasan

terhadap seluruh kegiatan yang sedang dikerjakan oleh karyawan. Pengawasan

dilakukan untuk mengawasi karyawan dalam melaksanakan tugas yang telah

dibebankan kepadanya sehingga apabila ada masalah yang sedang dihadapi dapat

dengan segera dilakukan penanggulangannya agar tidak terjadi masalah yang

berlarut-larut. Selain agar tidak terjadi masalah dengan di adakannya pengawasan,

para karyawan juga akan bekerja dengan lebih teliti dan terarah yang akan

berpengaruh pada hasil yang akan di peroleh.

Pengawasan yang dilakukan pada PT. Unggul Widya Teknologi Lestari

meliputi pengawasan paada saat pengolahan, sortir, penyimpanan dan

pemeliharaan peralatan.

Pengawasan dilakukan pada saat penyortiran agar produk hasil sortiran

sesuai dengan perencanaan yaitu menghasilkan CPO (Crude Palm Oil) yang

berkualitas.

Pengawasan pada penimbangan dilakukan supaya karyawan yang

menimbang teliti dalam mencocokkan timbangan antara berat tandan buah segar

dan CPO (Crude Palm Oil), baik pada saat menimbang bahan baku maupun

setelah diolah.

Pengawasan peralatan dilakukan pada saat sebelum dan sesudah proses

produksi. Sebelum proses produksi dimulai semua peralatan yang digunakan

harus tersedia dan masih berfungsi dengan baik. Setelah kegiatan selesai peralatan

harus dibersihkan dari sisa-sisa kotoran.

45
5.1.5 Evaluasi/Penilaian

Evaluasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui hasil

pelaksanaan kegiatan produksi, apakah sesuai atau tidak sesuai dengan yang telah

direncakan. Cara penilaian yang dilakukan adalah dengan membandingkan antara

hasil yang dicapai dengan standar yang ditetapkan pada saat perencanaan.

Penilaian atau evaluasi yang dilakukan pada PT. Unggul Widya Teknologi

Lestari yaitu nilai produksi yang dihasilkan sesuai standar yaitu menghasilkan

CPO (Crude Palm Oil) yang berkualitas. Penilaian ini dilakukan oleh Mill

Manager. Ternyata bahwa pihak perusahaan mampu menghasilkan CPO (Crude

Palm Oil) yang berkualitas yaitu CPO standar mutu internasional.

5.2 Penerapan Manajemen Pada Proses Produksi Minyak Kelapa Sawit

Penerapan manajemen pada proses produksi minyak kelapa sawit

merupakan pengaturan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan tahapan-

tahapan untuk mengolah bahan baku tandan buah segar (TBS) agar menjadi

minyak kelapa sawit (CPO). Adapun tahapan-tahapan yang dimaksud adalah

diawali dengan penerimaan tandan buah segar (TBS) dan penimbangan, stasiun

sortasi, loading ramp, stasiun perebusan (sterilizer), stasiun pressing, stasiun

klarifikasi, storage tank, kernel recovery, penyimpanan kernel dan boiler. Adapun

tahapan-tahapan tersebut dapat dilihat uraiannya pada bagan sebagai berikut.

46
Bagan Proses Produksi

Penerimaan TBS dan Penimbangan

Stasiun Sortasi

Loading Ramp

Stasiun Perebusan (Sterilizer)

Stasiun Pressing

Stasiun Klarifikasi Kernel Recovery

Storage Tank
Penyimpanan Kernel Boiler

5.2.1 Penerimaan Tandan Buah Segar (TBS)

Proses penerimaan buah dimulai dari penimbangan tandan buah segar yang

berasal dari kebun. Penimbangan tandan buah segar dilakukan dijembatan

timbang yang berfungsi untuk menimbang atau mengetahui jumlah Tandan buah

segar yang masuk ke PKS untuk diolah dari setiap produksi sehingga

memudahkan untuk mengetahui rendemen minyak dan inti serta berat tandan rata-

47
rata. Berat Tandan buah segar dapat diketahui dari selisih berat bruto (berat kotor

truck) dengan berat saat truck bermuatan TBS. Penimbangan dilakukan pada

waktu truck bermuatan dan pada saat truck kosong.

Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum menimbang, agar diperoleh

penimbangan yang tepat dan akurat yaitu petugas mencatat nomor plat mobil, saat

mobil masuk timbangan harus dipastikan menunjuk angka 00 sebelum mulai

masuk untuk menimbang setelah itu memeriksa kelayakan penimbangan untuk

mencegah kecurangan penimbangan maka supir, kernet dan barang-barang berat

harus diturunkan untuk menghindari kerukasakan pada timbangan sebaiknya truk

masuk dan keluar timbangan diusahakan selalu bersih agar timbangan berfungsi

dengan baik.

5.2.2 Stasiun Sortasi Tandan Buah Segar (TBS)

Pada stasiun ini dilakukan pemisahan atau pengelompokkan tandan buah

segar sesuai dengan fraksi yang digunakan sebagai salah satu syarat untuk mutu

CPO (crude palm oil) yang akan dihasilkan dari segi kualitas TBS. Sortasi atau

grading bertujuan untuk mengetahui mutu dari TBS yang masuk ke Pabrik kelapa

sawit (PKS), agar dapat meningkatkan kualitas dari mutu CPO (Crude Palm Oil)

yang diproduksi. Dengan meningkatkan kualitas mutu rendemen minyak dan inti

sawit yang diolah akan meningkatkan hasil produksi yang dapat menguntungkan.

Tandan buah segar yang dibawa oleh truk pengangkut menuju ke grading untuk

selanjutnya akan dilakukan penyortiran tandan, tandan yang akan diterima adalah

tandan yang memenuhi syarat dari perusahaan. Apabila tandan buah segar tidak

48
memenuhi syarat maka tandan akan dikembalikan ke kolompok tani yang

bersangkutan hal ini dilakukan agar memperoleh kualitas minyak yang baik.

5.2.3 Penimbunan Sementara (Loading Ramp)

Tandan buah yang telah melewati proses grading ini kemudian akan

dimasukkan kedalam lori, lori yang dimaksudkan adalah tempat untuk membawa

tandan buah segar menuju ke stasiun sterilizer yang masing-masing lori

berkapasitas 2,5 ton. Untuk memasukkan tandan buah segar kedalam lori adalah

dengan cara membuka pintu yang terdapat pada loading ramp yang menggunakan

sistem hidrolik dan menggunakan prinsip FIFO (First In, First Out), bangunan

loading ramp memiliki kemiringan pada lantainya hal ini bertujuan agar buah

yang telah melakukan grading berkumpul pada pintu loading ramp yang memiliki

kemiringan mencapai 30 derajat.

Tandan buah segar akan dituangkan pada sekat yang tiap sekatnya akan

mengisi satu lori dan diatur pengisiannya dari pintu satu ke pintu lainnya hal ini

bertujuan agar memudahkan pengisian pada lori, untuk pengisian lori yang baik

hendaknya tidaklah terlalu penuh. Pengisian lori yang terlalu penuh bahkan dapat

mengakibatkan buah terjatuh pada saat dijalankan dan dapat terjatuh dalam

stasiun perebusan, apabila hal ini terjadi maka dapat mengakibatkan terhambatnya

aktifitas yang sedang berlangsung dan dapat menimbulkan kerugian produksi.

5.2.4 Stasiun Perebusan (Sterilizer)

Perebusan merupakan salah satu tahap utama dalam proses pengolahan

Tandan buah segar. Baik buruknya mutu dan hasil olahan Pabrik kelapa sawit

49
yang paling utama ditentukan oleh keberhasilan rebusan. Merebus buah harus

sesuai dengan ketentuan yang ada dan merupakan proses pengolahan yang mutlak

dilakukan.

Perebusan atau Sterilizer buah dilakukan dalam sterilizer yang merupakan

bejana uap bertekanan. Sterilizer yang digunakan dapat memuat 10 lori yang

tekanan uap 3 kg/cm2. Lori tempat buah dibuat berlubang dengan diameter 0,5

inch, yang berfungsi untuk penetesan air kondesat yang terdapat diantara buah.

5.2.5 Stasiun Pressing

Pada stasiun ini terdapat beberapa alat yang berfungsi untuk mengolah

kelapa sawit yang telah direbus agar dapat di peroleh minyak serta kernelnya.

Mesin Penebahan atau perontok buah adalah mesin yang berfungsi untuk

pemisahan brondolan dari tandan kelapa sawit. Buah yang telah direbus di

sterilizer diangkat dengan hoisting crane dan di tuang ke dalam thresher melalui

hooper yang berfungsi untuk menapung buah yang telah direbus. Pemipilan

dilakukan dengan membanting buah dalam drum putar dengan kecepatan putaran

23-25 rpm. Buah yang terpipil akan jatuh melalui kisi-kisi dan ditampung oleh

fruit elevator dan dibawa dengan distributing conveyor didistribusikan ke tiap

unit-unit digester.

Didalam digester buah diaduk dan dimuat untuk memudahkan daging buah

terpisah dari biji. Digester terdiri dari tabung silinder yang berdiri tegak yang

didalamnya dipasang pisau-pisau pengaduk sebanyak 6 tingkat yang diikatkan

pada poros dan digerakkan oleh motor listrik. Untuk memudahkan proses

pelumatan diperlukan panas 90-95 0C yang diberikan dengan cara menginjeksikan

50
uap 3 kg/cm2. Proses pengadukan atau pelumatan berlangsung selama 30 menit.

Setelah massa buah dari proses pengadukan selesai kemudian dimasukkan

kedalam alat pengepresan (screw press).

Pengepresan berfungsi untuk memisahkan minyak kasar (crude palm oil)

dari nut dan daging buah (pericarp). Massa yang dikeluarkan dari digester

diproses dalam screw press pada tekanan 50-60 bar dengan menggunakan air

pembilas screw press bersuhu 90-95 derajat oC. Dari pengepresan tersebut akan

diproleh minyak kasar dan ampas serta biji. Biji yang bercampur dengan serat

masuk ke alat case breaker conveyor untuk mencacah gumpalan biji dan seratnya,

sedangkan minyak kasar ditampung pada vibrating screw dengan dicampurkan

dengan air agar lumpurnya dapat terpisah dengan minyaknya dan selanjutnya

dialirkan menuju stasiun klarifikasi (pemurnian).

5.2.6 Stasiun Klarifikasi/Pemurnian Minyak

Minyak kasar hasil dari stasiun pengempaan dikirim ke stasiun ini untuk

diproses lebih lanjut sehingga diproleh minyak mentah dari hasil produksi. Proses

pemisahan minyak, air dan kotoran dilakukan dengan system pengendapan dan

penguapan. Untuk mengendapkan partikel-partikel yang tidak larut atau yang

masih dapat lolos dari vibrating screw maka digunakan mesin clude oil tank

selanjutnya akan di pisahkan antara air, sludge, dan minyak mengunakan clarifier

setting tank, setelah dipisahkan maka selanjutnya akan dikurangi kadar air dari

minyak dengan menggunakan vacum drayer yang selanjutnya disimpan sementara

di oil tank. Sludge yang masih mengandung kadar minyak akan menuju sludge

tank yang kemudian diolah kembali dengan mesin canterfiruge untuk diambil

51
minyaknya yang kemudian dialirkan kembali menuju vacum drayer untuk

dikurangi kadar airnya sebelum disimpan pada oil tank, sludge yang sudah tidak

mengandung minyak akan dialirkan menuju kolam limbah sebelum selanjutnya

akan digunakan untuk pupuk cair pada kebun perusahaan.

5.2.7 Storage tank

Setelah minyak disimpan di oil tank maka selanjutnya minyak akan

dialirkan menuju tangki timbun yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan

sementara agar kualitas dari CPO itu tetap terjaga dan terhindar dari kontaminasi

air serta kotoran. Kapasitas tangki timbun sebesar 2.000 ton/tangki produksi

minyak mencapai 15 ton/hari, lama penyimpanan CPO di dalam tangki timbun

sangat dipengaruhi oleh datangnya kapal pengangkut yang akan mengambil

minyak kelapa sawit apabila kapal mengalami keterlambatan maka produksi akan

di kurangi sampai kapal sampai di dermaga untuk kemudian mengangkut minyak

kelapa sawit menuju kantor pusat.

5.2.8 Kernel Recovery

Pada stasiun kernel recovery akan dilakukan pemisahan antara nut, fiber dan

sisa-sisa dari pressing yang bersifat padat, untuk memisahkannya terdapat

beberapa mesin yang bekerja. Sisa dari pressing akan menuju polising drum yang

berfungsi untuk memisahkan antara tangkai janjangan, fiber, kerikil dan nut.

Untuk memperoleh kernel maka hal ini harus dilakukan pada saat nut sudah bersih

dari fiber maka nut akan ditampung pada nut silo yang kemudian dipecah dengan

menggunakan mesin ripple mill sehingga akan menghasilkan kernel. Sebelum

52
kernel disimpan maka kadar airnya harus dikurangi sesuai dengan standar mutu

yang dikehendaki menggunakan kernel tray drayer.

Selanjutnya fiber yang telah terpisah dari nut akan digunakan oleh bagian

boiler sebagai bahan bakar untuk mengoporasikan semua mesin yang ada, fiber di

sini berupa serat-serat yang halus dan mudah terbakar serat ini berasal dari sisa

daging buah yang tidak mengandung minyak lagi.

5.2.9 Penyimpanan Kernel

Fungsi penyimpanan kernel adalah sebagai tempat untuk menyimpan inti

produksi sebelum dilakukan pengiriman kepasar diluar pabrik, penyimpanan

kernel akan dijaga oleh beberapa orang yang berfungsi untuk menadah jatuhnya

kernel dari mesin kernel tray dryer dengan menggunakan karung, tiap karungnya

akan menampung kernel sebanyak ± 50 kg dengan kapasitas penyimpanan

mencapai 1.500 ton.

5.2.10 Boiler

Pada bagian ini terdapat mesin pompa air yang berfungsi untuk mengalirkan

air menuju sterilizer yang akan digunakan untuk melakukan perebusan, yang

menggunakan fiber sebagai bahan bakar utamannya. Pada bagian ini terdapat pula

genset, turbin, ruang kapur yang berfungsi sebagai penggerak seluruh mesin

dalam melakukan produksi.

53
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil dan pembahasan diatas maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa proses pengadaan bahan baku dilakukan dengan pemanenan

pada kebun inti dan pembelian dari petani plasma dan petani mitra yang berada di

wilayah PT. Unggul Widya Teknologi Lestari.

Penerapan manajemen produksi yang terdapat di PT. Unggul Widya

Teknologi Lestari meliputi fungsi :

- Perencanaan yang mengatur persediaan bahan baku dan perencanaan

produk.

- Pengorganisasian meliputi penyusunan uraian kerja, pembagian tugas dan

wewenang dalam kegiatan produksi.

- Pengarahan diawali dari proses penimbangan, sortasi, pengolahan dan

penyimpanan.

- Pengawasan dilakukan mulai dari penimbangan , sortasi, pengolahan,

pengujian laboratorium hingga penyimpanan.

- Evaluasi dilakukan dengan menilai produk yang dihasilkan apakah sesuai

dengan standar yang telah ditetapkan.

6.2 Saran

1. Diharapkan untuk perusahaan PT. Unggul Widya Teknologi Lestari agar

lebih meningkatkan produksi CPO dengan cara mempercepat proses

54
perbaikan pada mesin produksi yang semula kapasitas per-lori 2,5 ton

menjadi 10 ton sehingga dapat memberikan lebih banyak peluang kerja.

2. Diharapkan perusahaan tetap meningkatkan kualitas sumberdaya manusia

dan kualitas produk guna meningkatkan daya saing perusahaan dalam

menghadapi persaingan pasar yang semakin besar.

3. Diharapkan untuk para petani plasma dan mitra agar selalu memperhatikan

tingkat kematangan panen agar tidak terjadi pengembalian tandan dari

perusahaan.

4. Diharapkan untuk pengembangan ilmu pengetahuan selanjutnya dapat lebih

memperdalam ilmunya dalam hal manajemen produksi.

55
DAFTAR PUSTAKA

Badrudin, 2013. Dasar-Dasar Manajemen. Alfabeta. Bandung

Badan Standarisasi Nasional, 2012

David Downey. W. 1987. Manajemen Agribisnis. Erlangga. Jakarta

Goenadi Didiek, 2013. Prospek Dan Arah Pengembangan Agribisnis Kelapa


Sawit Di Indonesia .Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian
Departemen Pertanian.

Hardianti Sitti, 2017. Analisis Resiko Usahatani Kelapa Sawit. Skripsi.


Universitas Hasanuddin.

Hasibuan, Malayu S.P., 2014. Manajemen: Dasar, Pengertian Dan Masalah.


Bumi Aksara. Jakarta.

Mulyani Anny, 2013. Potensi Sumber Daya Lahan Dan Optimalisasi


Pengembangan Komoditas Penghasil Bioenergi Di Indonesia. Jurnal
Litbang Pertanian. Bogor.

Pardamean Maruli, 2014. Panduan Lengkap Pengelolaan Kebun Dan Pabrik


Kelapa Sawit, Pt.Agromedia Pustaka,Jakarta Selatan.

Prasetyo Agung, 2017. Keunggulan Komparatif Dan Kinerja Ekspor Minyak


Sawit Mentah Indonesia Di Pasar Internasional. Jurnal Agro Ekonomi,
Vol.35

Rusdiana, 2014. Manajemen Operasi, Pustaka Setia

Siswanto H.B. 2016. Pengantar Manajemen. Bumi Aksara. Jakarta

Subagyo Pangestu, 2000. Manajemen Operasi, Edisi Pertama. BPFE-Yogyakarta.

Sunarko, 2012. Kiat Mengatasi Permasalahan Praktis Petunjuk Praktis Budidaya


Dan Pengolahan Kelapa Sawit. Pt. Agromedia Pustaka. Jakarta Selatan.
Susila. W. R. 2013. Peluang Pengembangan Kelapa Sawit Di Indonesia.
Lembaga Riset Perkebunan Indonesia. Bogor

Soekartawi, 1996. Pembangunan Pertanian. Penerbit PT Raja Grafindo Persada,


Jakarta.

Wulandari Devi Yunita, 2015. Manajemen Produksi Minyak Kelapa Sawit.


Skripsi Tidak Diterbitkan. Universitas Bosowa Makassar.
LAMPIRAN

Gambar 1. Peta lokasi PT. Unggul Widya Teknologi Lestari


Gambar 2. Jembatan timbang
Gambar 3. Loading ramp
Gambar 4. Sterilizer
Gambar 5. Stasiun pressing
Gambar 6. Stasiun klarifikasi
Gambar 7. Kernel recovery
Gambar 8. Tangki timbun

Gambar 9. Penyimpanan kernel


Gambar 10. Boiler
RIWAYAT HIDUP

KADEK RANTAWAN PUTRA, dilahirkan di Baras pada

tanggal 10 Desember 1996. Penulis adalah anak kedua dari tiga

bersaudara dari pasangan suami istri Putu Mara dan Luh Dadi.

Pendidikan yang telah ditempuh yaitu SDN 006 Inpres Motu,

masuk tahun 2002 dan tamat tahun 2008. Melanjutkan pendidikan tingkat Sekolah

Menengah Pertama di SMPN 5 Pasangkayu masuk tahun 2008 dan lulus tahun

2011. Penulis melanjutkan Sekolah Menengah Atas di SMAN 3 Pasangkayu

tahun 2011 dan lulus pada tahun 2014. Pada tahun 2014 penulis diterima di

Universitas Bosowa sebagai mahasiswa program Strata 1 (S1) pada Fakultas

Pertanian, Jurusan Agribisnis.

Anda mungkin juga menyukai