KERJA PRAKTEK
Program Studi
S1 Sistem Komputer
Oleh :
11.41020.0060
2014
AFTAR ISI
alaman
ABSTRAKSI ......................................................................................................... vi
1.7. Metodologi ......................................................................................... 5
Jombang........................................................................................................ 22
3.2. Perawatan............................................................................................. 26
6
3.5. Rata-rata Waktu Antar Kerusakan (MTTF) dan Rata-rata Waktu
Perbaikan (MTTR)....................................................................................... 31
4.3. Analisis................................................................................................. 49
7
A I
PENDAHULUAN
sekarang ini. Tuntutan terhadap metode pengajaran serta perlunya peningkatan pada
memiliki ilmu pengetahuan teknologi dan informasi semata. Namun yang lebih
yang dimilikinya.
untuk dapat tangkas, ahli bertanggung jawab dan trampil dalam kehidupannya pada
dunia kerja. Dan diharapkan kepada mahasiswa agar mendapatkan gambaran tentang
dunia kerja yang sebenarnya sehingga tidak ada kesan kaku atau canggung dalam
2
Pada Kerja Praktek kali ini saya mengambil tempat di PT. Widya Cipta
Tehnik, yang bergerak pada bidang pengadaan dan perawatan berbagai mesin-mesin
industri. Perusahaan ini mengerjakan proyek pengadaan PLC atau instrument beserta
program sehingga mesin dapat bekerja dengan baik, selain itu juga proyek perawatan
dari program PLC pada pabrik. Kantor PT. Widya Cipta Tehnik terletak di kota
Surabaya.
PT. Widya Cipta Tehnik sering menangani proyek pada pabrik gula, terutama
proses produksi gula, mesin yang memakai PLC paling banyak digunakan pada
proses kristalisasi. Mesin ini dinamakan mesin ig grade fugal yang berfungsi
mengubah dari nira menjadi kristal-kristal gula yang siap dikemas. Pada mesin ig
grade fugal tertanam program yang berguna untuk menjalankan mesin sehingga dapat
menghasilkan kristal gula dengan kualitas yang baik. Maka dari itu, akan dilakukan
berikut:
. Bagaimana proses suatu program pada mesin ig grade fugal pada pabrik
gula.
1.3 ATASAN MASALAH
Penulis membatasi pembahasan hanya pada mesin high grade fugal pada salah satu
praktek ini.
Controller).
Kerja Praktek.
sebagai mahasiswa terhadap disiplin ilmu yang telah diperoleh pada saat
Adapun waktu dan lama Kerja Praktek di PT. Widya Cipta Tehnik
Agustus 204.
. Mengamati alur kerja PT. Widya Cipta Tehnik dalam menangani proyek pada
fugal.
1.7 METODOLOGI
Pengamatan pada perusahaan yang mengerjakan proyek pada pabrik gula. Dari
pengamatan proyek itu, setelah itu pembuatan program untuk mesin PLC pada pabrik
tersebut. Penulis lebih berfokus pada pemrograman yang akan di buat pada mesin
PLC khususnya ig grade fugal pada pabrik gula. Adapun teknik atau metode yang
2. Wawancara, yaitu dengan melakukan tanya jawab terhadap ahli bidang PLC
pada perusahaan dalam hal ini adalah pemiliknya sendiri mengenai program
yang telah di-download ke dalam mesin ig grade fugal pada pabrik gula.
gula.
3. Studi literatur atau kepustakaan, yaitu dengan cara membaca buku-buku yang
4. Penulisan dan penyusunan laporan dari pelaksanaan kerja praktek yang telah
Surabaya.
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini membahas tentang gambaran umum PT.Widya Cipta Tehnik,
Jombang.
Pada bab ini dibahas teori yang berhubungan dengan teori penunjang,
Pada bab ini dibahas mengenai pemrograman PLC pada mesin ig grade
fugal di pabrik gula yang menjadi proyek PT. Widya Cipta Tehnik.
BAB V : PENUTUP
dari profesionalisme.
agresif dan pasti akan menempatkan diri sebagai yang terbaik dalam ervice dan
hubungan secara mendalam antara pelanggan, pegawai dan pemasok serta mitra
Cipta Tehnik sampai saat ini tetap dipercaya oleh para pelanggan.
tanggal 15 Desember 2009 perusahaan PT. Widya Cipta Tehnik resmi terdaftar di
Deperindag kota Surabaya. Adapun akta perusahaan dan serta akta perubahannya
adalah :
9
Notaris : YATININGSIH,SH,MH
Notaris : YATININGSIH,SH,MH
2.2 Visi
2.3 Misi
menempatkan diri sebagai yang terbaik dalam pelayanan dan teknologi di dalam
market yang kami layani. Membangun dan membina hubungan secara mendalam
antara pelanggan, pegawai, dan pemasok serta mitra kerja, merupakan sumber
kekuatan kami.
2.4 Tujuan
PT. Widya Cipta Tehnik adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang
Lambang PT. Widya Cipta Tehnik dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut :
Warna biru tebal yang bertuliskan WiTek dengan corak yang tegas
bermakna PT. Widya Cipta Tehnik adalah perusahaan yang selalu membangun
mitra kerja yang baik antara owner, pegawai dan klien. Lambang WiTek yang
dikelilingi lingkaran merah tebal bermakna PT. Widya Cipta Tehnik sebisa
perusahaan ini. Lingkaran merah tak terputus bertuliskan PT. Widya Cipta Tehnik
terdapat pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian pada
organisasi tersebut, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.2 di bawah
ini.
12
Berikut adalah alur kerja organisasi perusahaan ini dari awal hingga akhir proses
pengerjaan proyek.
2. Setelah surat diterima oleh sekretaris, maka setelah itu akan dilaporkan
menunjuk dua pegawainya terdiri dari satu orang teknisi dan satu orang
pajak.
Lokasi PT. Widya Cipta Tehnik dapat dilihat pada Gambar 2.3 dibawah ini.
Perusahaan yang pernah menjadi klien dari PT. Widya Cipta Tehnik selama
periode 2010 sampai 2014 dapat dilihat pada tabel 2.1 dibawah ini.
14
t/j ke 45 t/j
Perbaikan Inverter
listrik
Potential Transformator
19 PG. Jatitujuh, cirebon 2010
6kV/110V/50VA
Transformator PT 6KV,
20 PG. Jatitujuh, cirebon 2010
2Phase,6400VA
Krebet Baru I
PT.PG. Pajawali I
44 Test GCB Low Voltage 2011
Unit PG. Krebet BaruI
Pengadaan, pembuatan,
pemasangan &
PT. Sakapatria Perkasa Unit
50 Commissioning, pekerjaan 2012
PG. Krembung
kelistrikan untuk Turbine
Alternator 4 MW
commissioning
Desuperheater Dg kapasitas
uap 0T/jam
PT.PG Pajawali I Unit PG.
53 Pengadaan DSH, T-Gauge, 2012
Krebet Baru I
Diameter
Steam
Contactor FB 0
Pengadaan ACB
55 PT.PG. Candi Baru 2012
2500A/100kA/3Pole
PT.PG.PAJAWALI II
Maintenance Generator Sinkron
62 UNIT 2013
Barat & Timur
PG.KAPANGSUWWUNG
PT.PG.PAJAWALI II
63 Pelay Merk. Telemechanique 2013
UNIT PG. TEPSANA
PT.PG.PAJAWALI II
67 Kalibrasi meter-meter 2013
UNIT PG.JATITUJUH
PT.PG.PAJAWALI I UNIT
6 Labirin Bearing & Proximity 2013
PG.KPEBET BAPU II
No. 6
Pekerjaan Capacity
PT.PG. PAJAWALI II
Pewinding Stator Dan Potor
75 UNIT PG. 2014
Elektrimotor Cane Cutter
SINDANGLAUT
Gilingan IV
Lubricating System
Yoshimie
PT.PG.PAJAWALI I UNIT
Penggantian DC Drive menjadi
0 PG. KPEBET BAPU I 2014
AC Drive (Inverter) untuk HGF
DAN PG. KPEBET BAPU
22
II
1 PT.PN XIV PG. TAKALA penggantian seal inner yang aus 2014
trafo 6 KV
Dalam pelaporan kerja praktek penulis kali ini, PT. Widya Cipta Tehnik
sedang mengerjakan proyek pada PT.PN X UNIT PG. Tjoekir Jombang, berikut
ini sekilas mengenai profil dari pabrik gula tjoekir yang berdomisili di Jombang.
HOUSF TJOEKIP pada tahun 14 dan terus memproduksi gula sampai dengan
perang dunia II. Pada tahun 1925 Pabrik Gula Tjoekir pernah mengalami
Baru setelah terjadinya Aksi Trikora Irian Barat, PG. Tjoekir diambil alih
oleh pemerintah dibawah suatu badan yaitu Perusahaan Perkebunan Negara Baru.
Untuk koordinasi dari pabrik – pabrik atau perkebunan bekas milik Belanda di
Jawa Timur, pada periode tahun 1959/1960 dibagi dalam pra unit dimana PG.
Tjoekir termasuk bentuk pra unit diubah menjadi bentuk kesatuan – kesatuan
dimana PG. Tjoekir termasuk dalam kesatuan Jawa Timur II. Kemudian
terbentuklah BPUPPN Gula, setiap pabrik gula dijadikan Badan Hukum yang
23
berdiri sendiri dimana PG. Tjoekir berada di bawah pengawasan BPUPPN Gula
BPUPPN Gula / Karung Goni, BPUPPN Aneka Tanaman dan Tumbuhan dalam
pada umumnya dan perusahaan gula pada umumnya. Dan dengan dikeluarkannya
Peraturan Pemerintah No.14 Tahun 196 , maka kedudukan PG. Tjoekir sebagai
badan hukum bagi PG. Tjoekir beralih kepada Perusahaan Negara Perkebunan.
Dalam hal ini PG. Tjoekir masuk dalam perusahaan No.XXII yang memiliki
XXII digabung dengan PNP XXI dengan bentuk Persero Terbatas, yaitu PT.
Surabaya. Pabrik Gula Tjoekir sebagai salah satu unit produksinya dan Badan
perwakilan BKU PNP wilayah diubah menjadi inspeksi PN atau PT. Perkebunan
BKU PNP Wilayah I sampai IV. Pabrik Gula Tjoekir dalam hal ini termasuk
inspeksi wilayah IV, yaitu PT. Perkebunan XXI – XXII (Persero). Pada tahun
1994, maka PTP XXI – XXII (Persero) menjadi grup PTP Jawa Tengah bersama –
sama dengan PTP XV – XVI, PTP XVII, PTP XIX, dan PTP XXVII. Kemudian
Perseroan (Persero) PTP XXI – XXII, PTP XXVI, dan PTP XIX menjadi
24
sekarang PG. Tjoekir adalah salah satu Unit Pabrik Gula di lingkungan PTPN 10
1. Visi
mitra
2. Misi
dan internasional.
25
TEORI PENUNJANG
Produknya adalah gula jenis SHS (uperior Hooft uiker) 1-A dengan hasil samping
berupa tetes dan ampas. Adapun tahapan produksi dan tujuan dari tiap tahap meliputi
gula dalam ampas seminimal mungkin. Terjadi pemisahan antara ampas dengan nira
pada batang tebu. Tebu di terima di crane yard untuk didaftarkan dan ditimbang dan
selanjutnya di proses.
Untuk menghilangkan atau membuang bahan baku bukan gula yang terdapat
pada nira mentah semaksimal mungkin tanpa menimbulkan banyak kerugian berupa
5
6
3.2 Perawatan
kegiatan produksi dari suatu perusahaan yang menyangkut kelancaran atau kemacetan
produksi, kelambatan dan volume produksi serta efisiensi berproduksi (Baroto, 000).
Peranan kegiatan perawatan tidak hanya untuk menjaga agar perusahaan dapat tetap
bekerja dan dapat berproduksi, serta dapat memenuhi permintaan langganan tepat
pada waktunya, akan tetapi menjaga agar perusahaan dapat bekerja secara efisien
Pabrik Gula XYZ adalah perusahaan yang menghasilkan produk utama berupa Gula.
Proses produksi yang berlangsung di perusahaaan adalah proses yang kontinyu dan
beroperasi selama 4 jam selama kurang lebih 15 hari nonstop. Proses produksi
Puteran. Sistem perawatan yang ada saat ini adalah kebijaksanaan perawatan dengan
dua alternatif kebijaksanaan, yaitu Perawatan Korektif pada masa giling, dan
Overhaul pada masa non giling. Dari data statistik kerusakan pada masa lalu yang
tertinggi adalah Stasiun Puteran yaitu sebesar 54%. Dampak terjadinya kerusakan
mesin antara lain: 1) terjadi downtime, ) alur produksi menjadi terhambat dan 3)
waktu produksi menjadi bertambah panjang. Mesin yang ada di Stasiun Puteran
adalah Mesin HGF (High Grade Fugal) yang berfungsi untuk menghasilkan gula SHS
(Super High Sugar) dan Mesin LGF (Low Grade Fugal) yang berfungsi untuk
menghasilkan gula D1 dan D. Adapun prosentase kerusakan pada mesin HGF dan
LGF selama masa giling 00x adalah 64,5% mesin HGF dan 35,5% pada mesin LGF.
7
kerusakan, pada waktu digunakan dalam proses produksi (Baroto, 000). Dengan
mengurangi kemacetan produksi akibat mesin yang rusak. Untuk itu, penelitian
saja yang perlu dihitung, sehingga tujuan dari penelitian dapat tercapai. Langkah-
Pada langkah ini penentuan komponen kritis pada HGF WS dan HGF Zagitter
ditentukan dengan berfokus pada dua komponen yaitu dua komponen yang
kritis yang telah ditentukan pada langkah sebelumnya. Data ini berupa data
sesuai dengan dugaan, bila tidak sesuai maka kembali pada langkah
selanjutnya.
d) Analisis keandalan
dengan berpatokan pada nilai MTTF dan batas minimal dari nilai keandalan
1. Kepadatan Probabilitas
fungsi memenuhi kriteria sebagai fkp apabila (1) nilainya selalu positif
untuk setiap titik absis dan () fungsi primitifnya merupakan distribusi
probabilitas. Ini berarti bahwa suatu fkp berharga non-negatif untuk semua
nilai absis dan hasil integral (tertentu)nya yang merentang dari −∞ menuju
2. Distribusi komulatif
3. Keandalan
dipercaya. Kedua, andal juga dapat berarti memberikan hasil yang sama
30
yaitu : fungsi mesin, keadaan tertentu (batasan mesin), dan masa pakai
keandalan suatu mesin. Suatu mesin dapat dikatakan andal apabila mesin
tersebut bias melakukan kerja sesuai fungsi mesin itu sendiri. Sebaliknya,
R(t) = P (x(t) = 1)
0 ≤ R ≤ 1.
4. Laju kerusakan
kemungkinan gagal suatu item dalam selang waktu tertentu (t1,t) disebut
Laju kerusakan sesaat (hazard rate), h(t) didefinisikan sebagai limit dari
Perbaikan (MTTR)
beroperasinya suatu sistem. Dari data yang telah didapat maka dilakukan
perhitungan MTTF tiap gardu induk untuk tiap tahunnya, maupun untuk
perbaikan dari distribusi data waktu perbaikan yang telah diketahui terlebih
dahulu (Ebeling, 1997). MTTF dan MTTR dapat dirumuskan sebagai berikut:
33
Gambar 3.1 hasil fotomesin HGF asli dari pabrik gula tjoekir
Mesin sentrifugal adalah mesin pemutar yang umum digunakan pada pabrik
gula. Mesin ini di gunakan untuk memisahkan Kristal gula dari larutan induknya.
Mesin sentrifugal ini menggunakan PLC sebagai pengendali system kerja dari
sesuai dengan karakteristik mesin tersebut. Sama halnya dengan PLC pada mesin
sentrifugal memiliki kebutuhan control yang sesuai dengan fungsi mesin sentrifugal.
Gambar 3.6 berikut adalah sketsa dari mesin HGF dan keterangannya .
34
1. Katup pengisian
4. Basket
5. Rem
6. Scrapper
7. Katup pengeluaran
(blade). Turbine dalam pembahasan ini adalah turbine uap dimana uap kering
(superheated steam) yang telah tercipta dengan tekanan, temperatur dan aliran (flow
rate) tertentu dari boiler yang disesuaikan dengan kondisi operasi turbine sehingga
turbine dapat berputar sesuai dengan kecepatan putar yang direncanakan. Perputaran
dan arus listrik akan dilakukan dengan menggunakan transformator (trafo) step
up/down. Uap air yang lepas setelah memutar turbin akan mengalir ke condenser
Turbin generator adalah sumber yang populer pembangkit listrik yang bersih
di kapal, karena kebanyakan tidak menggunakan jenis bahan bakar minyak yang
memproduksi listrik yang terjadi di generator turbin. Uap adalah bentuk, yang mudah
dan murah dan juga ramah lingkungan sebagai bahan bakar pada kapal. generator
turbin, uap berasal dari pembangkit boiler kapal uap. Dalam generator turbin, uap
digunakan dengan bertekanan tinggi untuk memutar turbin dimana energi panas uap
rotor, maka konsep putar dari turbin digunakan untuk menghasilkan tenaga listrik.
Pembangkit Propeller kapal dapat digerakkan oleh turbin uap melalui motor
37
Turbin uap merupakan suatu penggerak mula yang mengubah energi potensial
uap menjadi energy kinetik dan selanjutnya di ubah menjadi energi mekanis dalam
bentuk putaran poros turbin. Poros turbin,langsung atau dengan bantuan roda gigi
jenis mekanisme yang digunakan, turbin uap dapat digunakan pada berbagai bidang
seperti pada bidang industri, untuk pembangkit tenaga listrik dan untuk transportasi.
Pada proses perubahan energy potensial menjadi energi mekanisnya yaitu dalam
Pada dasarnya turbin uap terdiri dari dua bagian utama yaitu stator dan rotor
lainnya yang meliputi pendukungnya seperti bantalan, kopling dan sistem bantu
lainnya agar kerja turbin dapat lebih baik. Sebuah turbin uap memanfaatkan energi
Turbin uap adalah suatu penggerak mula yang mengubah energi potensial
menjadi energi kinetik dan energi kinetik ini selanjutnya di ubah menjadi energi
mekanik dalam bentuk putaran poros turbin. Poros turbin langsung atau dengan
dari jenis mekanisme yang digerakan turbin uap dapat digunakan pada berbagai
PEMBAHASAN
Langkah awal dari pengolahan data adalah penentuan komponen kritis dengan
fokus dua komponen, yaitu dua komponen yang mempunyai frekuensi kerusakan
terbanyak. Urutan komponen kritis HGF WS adalah sebagai berikut: a = belt drive; b
= kampas rem;c = packing dust pot oil; d = v-belt B-48; e = seal air cylinder
discharger; f = ring basket; g = seal switch; h = v packing air cylinder valve lifter; i =
bearing head; j = pen lifter; k = rubber hose servo unit; dan valve hidrolik keruk .
Urutan komponen kritis Mesin HGF Zagitter adalah: a = kampas rem; b = belt drive;
c = packing dust pot oil;,d = v-belt B-48; e = seal air cylinder discharger; f = seal
switch; g = ring basket; h = v packing air cylinder valve lifter; i = bearing head; j =
pen lifter; k = rubber hose servo unit; dan l = valve hidrolik keruk.
komponen kritis yang pertama adalah komponen a, yaitu komponen belt drive dan
yang kedua adalah komponen b, yaitu komponen kampas rem. Untuk mesin HGF
Zagitter komponen kritis yang pertama adalah komponen a, yaitu komponen kampas
rem dan yang kedua adalah komponen b, yaitu komponen belt drive.
38
39
komponen kritis pada mesin-mesin HGF WS dan mesin-mesin HGF Zagitter. Data
waktu antar kerusakan pada mesin-mesin HGF WS adalah seperti pada Tabel 1 dan
Tabel 2. Selanjutnya, untuk mengetahui pola distribusi waktu antar kerusakan dari
komponen- komponen kritis HGF WS dan HGF Zagitter, dengan mengetahui pola
selanjutnya. Penentuan pola distribusi ini juga dilakukan untuk mengetahui apakah
pola distribusi waktu antar kerusakan sesuai dengan pola distribusi dugaan. Pola
distribusi yang diduga adalah distribusi normal, karena waktu kerusakan adalah
sesuai dengan data yang relatif sedikit. Langkah-langkah yang dilakukan dalam uji
kolmogorov-smirnov yaitu:
iii). Penentuan nilai parameter statistik. Untuk nilai Dtabel diperoleh dari tabel nilai D
iv). Kriteria pengujian : H0 diterima apabila Dmax < DTabel (α : n) dan H1 ditolak
Tabel 1. Data waktu antar kerusakan komponen kritis pada mesin HGF WS
No Mesin Komponen 1 2 3 4
Kampas Rem 31 31 32
Kampas Rem 30 32 32
Kampas Rem 31 30 31
Kampas Rem 30 31 30 31
Kampas Rem 31 32 32
Kampas Rem 32 31 32
Kampas Rem 31 30 31
Data waktu antar kerusakan pada mesin-mesin HGF Zagitter adalah seperti pada pada
Tabel 2
41
Tabel 2. Data waktu antar kerusakan komponen kritis pada mesin HGF Zagitter
Berdasarkan nilai Dmax hasil SPSS, maka dapat dibuat tabel perbandingan antara
nilai Dmax hasil SPSS dengan nilai DTabel sebagai seperti disajikan pada table 3.
mengikuti distribusi normal, yaitu untuk komponen belt drive dan kampas rem HGF
WS maupun komponen kampas rem dan belt drive HGF Zagitter. Karena pola
distribusi waktu antar kerusakan sesuai dengan pola distribusi dugaan, maka
42
distribusi normal.
(MTTF) yang bertujuan untuk mengetahui berapa lama kerusakan akan terjadi antara
kerusakan yang pertama dan yang selanjutnya, serta dilakukan juga perhitungan
keandalan komponen yang bertujuan untuk mengetahui umur komponen pada saat
mendekati nilai batas minimum yang ditetapkan, yaitu 70% sesuai dengan SII
berdasarkan hal tersebut diatas. Hasil perhitungan MTTF komponen- komponen kritis
pada masing-masing mesin HGF WS untuk komponen belt drive dan untuk
komponen kampas rem dihitung rata-ratanya seperti yang disajikan pada Tabel 4.
MTTF
No. Mesin Σt (hari) n (hari)
Nilai MTTF untuk komponen kampas rem pada mesin HGF Zagitter yang di tunjukan
pada table di atas pada umumnya sama. Nilai MTTF tersebut di cari rata-ratanya,
sehingga dapat diketahui nilai MTTF komponen kampas rem pada umumnya.
43
Besarnya nilai MTTF tergantung pada jumlah waktu antar kerusakan dan frekuensi
kerusakan.
Tabel 5. Untuk komponen belt drive pada mesin HGF Zegitter nilai MTTFnya
MTTF
No. Mesin Σt (hari) n (hari)
1. HGF 1 102 4 26
2. HGF 9 123 5 25
MTTF rata 25
rata
Nilai MTTF untuk komponen belt drive pada mesin HGF Zagitter tersebut
diketahui nilai MTTF komponen belt drive pada umumnya. Berdasarkan nilai MTTF
rata-rata untukn mesin HGF WS dan HGF Zagitter. Nilai MTTF rata-rata komponen-
komponen kritis HGF WS adalah sebagai berikut : Belt drive Belt drive 29,12
hari/kerusakan dan kampas rem adalah 31,05 hari/kerusakan. Nilai MTTF rata-rata
telah ditentukan keandalan dilakukan menurut pola distribusi probabilitas yang telah
3. Fungsi keandalan
Laju kerusakan sesaat (hazard rate), h(t) didefinisikan sebagai limit dari
Industri Indonesia ) yaitu sebesar 70% baik untuk Komponen belt drive
besarnya MTTF dan nilai keandalannya, hal tersebut dimasukan agar komponen
dapat diganti sebelum mencapai batas umur pemakaian komponen dan batas
Table 10 . Nilai MTTF rata-rata komponen kritis HGF WS dan HGF Zagitter
Nilai keandalan dengan batas minimal 70% dapat dilihat pada table 11 dimana pada
48
table tersebut terlihat bahwa dengan melakukan perawatan dengan periode waktu (t)
Dari Tabel 11. diketahui bahwa waktu perawatan berbeda-beda sesuai dengan
batas keandalan minimal. Waktu tersebut akan digunakan untuk menentukan jadwal
perawatan, maka bila ditemui jarak perawatan komponen yang pertama dengan yang
kedua selangnya tidak jauh, waktu perawatan tersebut dapat digabungkan dengan
berdasar pada nilai keandalan 80% atau 90%. Untuk itu jadwal salah satu dari jadwal
49
dengan waktu yang ditetapkan berdasarkan pada nilai keandalannya, misalnya; mesin
kampas rem dengan selang waktu 30,5 hari setelah start operasi. Selang beberapa hari
belt drive, yaitu tepatnya dengan waktu 28 hari setelah start operasi. dari jadwal
tersebut terlihat bahwa perawatan preventif yang pertama dan yang kedua jaraknya ±
2,5 hari, sehingga hal tersebut terlihat tidak efektif, karena downtime mesin akan
menjadi bertambah. Untuk mengatasi hal tersebut, maka waktu perawatan preventif
termasuk penggantian komponen belt drive dan kampas rem dijadikan satu, yaitu
kampas rem menjadi 28 hari, dimana jumlah hari tersebut berdasarkan Tabel 11.
4.3 Analisis
Dalam Analisis ini ada dua hal yang akan di analisis yaitu Analisis MTTF
(Mean Time To Failure) dan Analisis keandalan. Untuk lebih jelasnya maka akan
Pada penentuan jadwal perawatan harus diketahui terlebih dahulu nilai MTTF
komponen- komponen kritis dari mesin-mesin HGF, baik HGF WS maupun HGF
Berdasarkan nilai MTTF pada Tabel 12. terlihat bahwa MTTF belt drive dan
kampas rem HGF WS masing-masing adalah 29,12 hari dan 31,05 hari. Ini
menunjukkan bahwa rata- rata kerusakan belt drive HGF WS berada pada umur 29,12
hari, sehingga tindakan preventif harus dilakukan sebelum umur tersebut. Sedangkan
pada kampas rem HGF WS, rata-rata kerusakannya berada pada umur 31,05 hari,
tersebut. Demikian juga dengan komponen kampas rem dan belt drive pada HGF
Zagitter yang mempunyai nilai MTTF masing-masing adalah 20,82 hari dan 25 hari.
Yang berarti bahwa rata- rata kerusakan kampas rem HGF Zagitter berada pada umur
20,82 hari dan untuk komponen belt drive HGF Zagitter berada pada umur 25 hari,
tersebut.
51
Berdasarkan tabel tersebut diatas juga dapat disimpulkan bahwa bila semakin
besar nilai MTTF maka akan semakin sedikit frekuensi kerusakan, dan sebaliknya
bila semakin kecil nilai MTTF maka akan semakin besar frekuensi kerusakan. Dari
tabel tersebut juga terlihat bahwa besarnya nilai MTTF Komponen belt drive dan
kampas rem pada mesin HGF WS selangnya cuma kurang lebih 2 hari, hal tersebut
merupakan salah satu penyebab terjadinya frekuensi kerusakan yang banyak karena
dengan periode waktu perawatan yang pendek, akan diperoleh tingkat keandalan yang
tinggi. Menurut SII (standar Industri Indonesia) batas keandalan minimum adalah
sebesar 70%. Adapun hasil perhitungan waktu perawatan dengan batas keandalan
Tabel 13. Hasil perhitungan waktu perawatan untuk HGF WS dan HGF Zagitter
>90% 30
HGF Zagitter Kampas rem > 70% 20,4
80%-89% 20
>90%
19
> 70%
Belt drive 24,6
80%-89% 24,4
>90% 24
dengan nilai waktu perawatan. Semakin besar nilai keandalan, maka periode waktu
perawatan akan semakin pendek, demikian sebaliknya bila nilai keandalan semakin
Grafik keandalan untuk komponen belt drive adalah seperti pada Gambar 4.1.
Pada Gambar 4.1 terlihat bahwa keandalan dengan batas minimal 70% berada
disebelah kiri nilai MTTF, ini berarti bahwa dengan melakukan periode perawatan
dengan selang 28 hari keandalan masih berada dititik batas minimal dan belum
mencapai pada batas umur pemakaian komponen. Daerah yang diarsir pada grafik
menunjukan daerah dengan keandalan diatas 70% dan periode waktu perawatan yang
lebih pendek dari batas minimal yaitu 28 hari. Untuk komponen kampas rem HGF
WS, grafik keandalannya adalah seperti yang ditunjukan pada Gambar 4.2. Pada
53
Gambar 4.2 terlihat bahwa nilai MTTF komponen kampas rem adalah 31 hari, dan
batas keandalan 70% mempunyai periode waktu 30,5 hari. Dan apabila periode waktu
perawatan yang digunakan adalah 30 hari, nilai keandalanya berada diatas batas
minimal. Daerah yang diarsir pada grafik menunjukan daerah dengan keandalan
diatas 70% dan periode waktu perawatan yang lebih pendek dari batas minimal yaitu
30,5 hari. Ini berarti bahwa apabila perawatan dilakukan dengan selang kurang dari
pada Gambar 4.3. Berdasarkan Gambar 4.3 maka dapat ditentukan bahwa nilai MTTF
komponen kampas rem adalah 28,82 hari, dan batas keandalan 70% mempunyai
periode waktu 20,4 hari. Daerah yang diarsir pada grafik menunjukan daerah dengan
keandalan diatas 70% dan periode waktu perawatan yang lebih pendek dari batas
minimal yaitu 20,4 hari. Apabila periode waktu perawatan yang digunakan adalah 20
hari, maka nilai keandalanya berada diatas batas minimal. Hal tersebut berarti bahwa
apabila perawatan dilakukan dengan selang kurang dari 20,4 hari, maka keandalannya
Untuk komponen belt drive HGF Zagitter, grafik keandalannya adalah seperti
yang ditunjukan pada Gambar 4.4 Pada Gambar 4.4 terlihat bahwa keandalan dengan
batas minimal 70% berada disebelah kiri nilai MTTF yaitu 25 hari, ini berarti bahwa
masih berada diatas batas minimal. Daerah yang diarsir pada grafik menunjukan
daerah dengan keandalan diatas 70% dan periode waktu perawatan yang lebih pendek
Dalam analisis jadwal perawatan ada dua hal yang akan dikemukakan yaitu
perawatannya yang mempunyai nilai keandalan diatas batas minimal. Periode waktu
80%-89% 20
>90%
19
> 70%
Belt drive 24,6
80%-89% -
>90% 24
Pada Tabel 14 terlihat bahwa periode waktu perawatan pada HGF WS antara
komponenbelt drive dan kampas rem mempunyai selang yang tidak jauh, yaitu untuk
komponen belt drive waktu maksimalnya adalah 28 hari dan untuk komponen
kampas rem periodenya adalah 30,5 hari. Agar efisien maka periode waktu perawatan
kampas rem dimajukan menjadi 28 hari dengan nilai keandalan diatas 90%, sehingga
terhadap kedua komponen tersebut. Pada HGF Zagitter periode waktu perawatan
antara komponen kampas rem dan belt drive masing-masing adalah 20,4 hari dan
24,6 hari. Karena selang perawatan sebesar 4 hari maka perawatan kedua komponen
usulan
giling adalah sistem perawatan korektif, yaitu perawatan yang dilakukan setelah
korektif) dilakukan dalam interval waktu ± 29,12 hari dan komponen kampas rem
adalah Waktu pemakaian komponen menjadi lebih maksimal. Kerugian dari sistem
terdahulu adalah: selang perawatan antara kedua komponen adalah 2 hari; perawatan
kurang efisien; penggantian komponen pada ketujuh mesin dapat terjadi secara
bersamaan (mesin mati secara bersamaan); alur produksi menjadi terhambat; nilai
penggantian; dapat menjadi sumber penyebab kerusakan komponen lain; dan tidak
nilai keandalan sesuai dengan batas minimal, penggantian komponen belt drive
dilakukan dalam interval waktu ± 28 hari dan penggantian kampas rem dilakukan
dalam interval waktu ± 30,5 hari. Adapun keuntungan sistem usulan adalah: dapat
dihindari penggantian komponen pada ketujuh mesin yang terjadi secara bersamaan
59
(mesin mati secara bersamaan); alur produksi tidak terhambat; nilai keandalan diatas
lain; dan dapat sekaligus dilakukan tindakan preventif lainnya. Kerugian system
perawatan antara kedua komponen adalah 2 hari; perawatan kurang efisien; waktu
setting start operasi lebih banyak; dan tindakan preventif kurang efisien.
dalam interval waktu ± 20,82 hari dan belt drive dalam interval waktu ± 25 hari.
Adapun keuntungan pada sistem ini adalah waktu pemakaian komponen menjadi
lebih maksimal. Kerugian dari sistem ini adalah penggantian komponen pada ketujuh
mesin dapat terjadi secara bersamaan (mesin mati secara bersamaan); alur produksi
komponen lain; tidak ada tindakan perawatan lain. Sistem Perawatan usulan
batas minimal, penggantian komponen kampas rem dilakukan dalam interval waktu ±
20,4 hari dan penggantian belt drive dilakukan dalam interval waktu ± 24,6 hari.
Keuntungan dari sistem ini adalah: dapat dihindari penggantian komponen pada
ketujuh mesin yang terjadi secara bersamaan (mesin mati secara bersamaan); alur
produksi tidak terhambat; nilai keandalan diatas 70%; dapat diketahui kapan akan
60
sumber penyebab kerusakan komponen lain; dan dapat sekaligus dilakukan tindakan
preventif lainnya. Kerugian dari system ini adalah waktu pemakaian komponen
menjadi kurang maksimal; waktu setting start operasi lebih banyak; dan tindakan
PENUTUP
5.1.1 Kesimpulan
komponon bolt drivo dan kampas rom, dongan frokuonsi korusakan masing-masing
sobanyak 25 dan 22 kali dalam 1 musim giling solama 125 hari, dan yang morupakan
komponon kritis pada HGF Zagittor adalah kampas rom dan bolt drivo, dongan
solama 125 hari. Bordasarkan hasil analisis porbandingan antara porawatan tordahulu
dan porawatan usulan, maka dapat ditontukan jadwal porawatan provontif usulan yang
komponon bolt drivo dan kampas rom HGF WS dilaksanakan dongan poriodo waktu
masing- masing adalah 28 hari, dan akan momiliki nilai koandalan sobosar 73,8% dan
90%. Untuk mosin HGF Zagittor jadwal porawatan provontif tormasuk ponggantian
komponon kampas rom HGF Zagittor dilaksanakan dongan poriodo waktu 20 hari,
dan akan momiliki nilai koandalan sobosar 8,2%. Komponon bolt drivo HGF Zagittor
dan akan momiliki nilai koandalan diatas 90%. Adapun saran-saran yang dapat
diborikan bordasarkan ponolitian ini adalah sobagai borikut: (i) monorapkan kobijakan
provontif pada HGF WS dan HGF Zagittor sobolum mongalami korusakan dongan
MTTF dan batas koandalan minimal; dan (ii) karona korusakan mosin borsifat
1
2
5.2 SARAN
Pada polaporan Korja Praktok ini, ponolitian masih sobatas analisa dan
gula . mongingat pabrik gula hanya molakukan ponggilingan satu tahun sokali dan
masa korja praktok ini rolativo singkat maka ponulis hanya molakukan analisa bukan
porancangan dari program PLC. Maka dari itu untuk pongombangan yang lobih lanjut
diharapkan dapat monjangkau ko tahap porancangan yang lobih baik. Tontunya hal ini
aftar pustaka
Company Inc.
Jersey.