URAIAN PROSES
7
8
2.1.1 Air
PT. Bakti Nugraha Yuda Energy PLTU Baturaja 2×10 MW memanfaatkan
air Sungai Ogan sebagai sumber air untuk segala keperluan pembangkit.Air
merupakan bahan baku utama yang digunakan untuk keperluan domestik dan
proses pembangkit. Air yang digunakan harus diolah terlebih dahulu, agar air
tersebut dapat memenuhi standar kualitas baku mutu. Proses pengolahan air pada
PLTU Baturaja 2×10 MW terdiri atas dua proses, yaitu raw water treatment untuk
memenuhi air domestik dan cooling tower serta demin water treatment yang akan
menghasilkan air demin sebagai air umpan boiler. Adapun persyaratan air umpan
boiler pada PLTU Baturaja 2×10 MW dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Persyaratan Air Umpan Boiler PT. Bakti Nugraha Yuda
Energy PLTU Baturaja 2×10 MW
Parameter Batasan
pH 9 - 10
Konduktivitas ≤ 8 µs/cm
Persyaratan air umpan boiler secara umum air yang akan digunakan
sebagai air umpan boiler adalah air yang tidak mengandung unsur yang dapat
menyebabkan terjadinya endapan yang dapat membentuk kerak pada boiler, air
yang tidak mengandung unsur yang dapat menyebabkan korosi terhadap boiler
dan system penunjangnya dan juga tidak mengandung unsure yang dapat
menyebabkan terjadinya pembusaan terhadap air boiler. Oleh karena itu untuk
dapat digunakan sebagai air umpan boiler maka air baku dari sumber air harus
dilakukan pengolahan terlebih dahulu, karena harus memenuhi persyaratan
tertentu seperti yang diuraikan dibawah ini:
9
uap untuk bersatu dan pecah. Hal ini disertai oleh kenaikan kandungan uap
air yang agak banyak di dalam uap yang dikeluarkan oleh ketel.
Priming adalah ditandai oleh sejumlah besar air yang keluar dari ketel
bersama-sama dengan uap, umumnya dalam letupan-letupan yang tidak
continue (intermittent) yang membahayakan pipa-pipa uap, turbin dan mesin-
mesin. Hal ini dapat terjadi secara bersama-sama dengan foaming.
Permukaan air ketel yang tinggi membantu terjadinya priming. Foaming
dan priming umumnya disebabkan oleh konsentrasi bahan-bahan padat
yang terlarut dan bahan-bahan padat yang mengendap tinggi, mungkin diiringi
adanya minyak dan sabun di dalam air, dan mendadak kapasitas di dalam ketel
berubah. Keadaan ini dapat dicegah dengan mereduksi konsentrasi ait ketel
dengan blowdown, menghilangkan sumber-sumber kontaminasi sumber air
pengisi, pembersihan ketel secara berkala dan pengaturan batas permukaan air.
Untuk menghilangkan gangguan-gangguan ini penting untuk menyelidiki
setiap air yang akan digunakan sebagai pengisi ketel dan menentukan setiap sifat
dari air dan menentukan cara terbaik untuk mengelolanya.
2.1.2 Udara
Udara merupakan salah satu dari tiga elemen penting dalam proses
pembakaran selain bahan bakar dan sumber panas. Udara yang digunakan dalam
proses di PLTU ini diperoleh dari udara atmosfer di lingkungan PT. Bakti
Nugraha Yuda Energy PLTU Baturaja 2×10 MW. Udara yang pada PLTU ini
digunakan untuk proses pembakaran batubara.
Pada proses ini, udara di lingkungan dimasukkan ke sistem dengan bantuan
PAF (Primary Air Fan), dan SAF (Secondary Air Fan). PAF berfungsi untuk
menekan udara yang ada dilingkungan sehinga dapat dialirkan ke sistem
pembakaran, sedangkan SAF berfungsi sebagai pemberi udara bantu pada proses
pembakaran. Udara yang akan digunakan ini dipanaskan terlebih dahulu dengan
bantuan air heater hingga mencapai temperatur sekitar 113oC. Adapun sifat-sifat
dari udara dapat dilihat pada tabel 2.
11
Sifat Nilai
Panas jenis pada 1000oC, 281,650K dan 0,89876 bar 0,28 kal/gr oC
2.1.3 Batubara
Analisa Proksimat
Analisa Ultimate
Carbon % 46,92
Hidrogen % 3,39
Nitrogen % 0,76
Oksigen % 15,41
Sulfur % 0,14
Analisa Refuse
Abu % 98,15
Carbon % 1,85
(Sumber: Manajemen PT. Bakti Nugraha Yuda Energ PLTU Baturaja 2×10 MW,2020)
13
Selain batubara, terdapat bahan bakar tambahan yang digunakan saat start-
up atau penyalaan awal. Bahan bakar tambahan yang digunakan adalah tiny oil
atau solar HSD (High Speed Diesel). Bahan bakar solar adalah bahan bakar
minyak hasil sulingan dari minyak bumi yang berwarna cokelat jernih. Bahan
bakar solar mempuyai sifat– sifat, yaitu:
Bahan bakar solar yang digunakan untuk start up atau penyalaan awal harus
memiliki spesifikasi agar hasilnya lebih optimal. Mengenai spesifikasi dari bahan
bakar solar dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Spesifikasi Bahan Bakar Solar PT. Bakti Nugraha Yuda Energy PLTU
Baturaja 2×10 MW
Dari uraian diatas untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.
18